6. jurnal reading kelompok 1 & 4

25
Journal Reading pembimbing : dr. Imelda Indriyani, SpKJ Oleh : Tarikh - - Naufal – Fajri – NidaKhofia - Maulida - Meliansari - Latansa - Nurhalimah - Nurraisya KEPANITERAAN KLINIK RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN JAKARTA 2015

Upload: tarikh-azis-kamali

Post on 30-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

Page 1: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

Journal Readingpembimbing : dr. Imelda Indriyani, SpKJ

Oleh : Tarikh - - Naufal – Fajri – NidaKhofia - Maulida - Meliansari - Latansa - Nurhalimah - NurraisyaKEPANITERAAN KLINIK RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN

JAKARTA2015

Page 2: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

Pendahuluan

• Penyalahgunaan zat mempunyai risiko yang lebih besar untuk berkembang menjadi psikosis.

• Penyalahgunaan amfetamin dikaitkan dengan perkembangan psikosis dengan gejala yang mirip dengan skizofrenia dengan cara merangsang pelepasan dopamin

• Sebuah studi lintas nasional baru-baru ini menegaskan pengamatan prevalensi tinggi terjadi delusi (77,4%) dan halusinasi (72,6%) diantara orang-orang dengan metamfetamin psikosis dan juga menunjukkan gejala negatif

Page 3: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

Prevalensi ketergantungan zat di rawat jalan psikiatri di Arab Saudi adalah 22,6%.

Di antara pasien yang hadir ke layanan darurat psikiatri umumnya dengan gangguan penggunaan amfetamin .

20% pasien dirawat di rumah sakit swasta di Provinsi Arab Saudi Barat yang dilakukan detoksifikasi merupakan amphetamine abuse

Page 4: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

Amphetamine psikosis adalah reaksi beracun sangat mirip skizofrenia yang mungkin terjadi setelah, jangka kronis atau tunggal yang besar dosis penggunaan amfetamin.

Timbulnya gejala dengan penggunaan IV dapat terjadi dalam 30-75 menit. Dengan konsumsi oral, sindrom tersebut dapat dilihat sebagai awal 36 sampai 48 jam dengan sesedikit 55 sampai 75 mg dextroamphetamine

Page 5: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

Tujuan Studi

1. Mengidentifikasi prevalensi penyalahgunaan amfetamin antara pasien dengan episode pertama dari psikosis akut yang dirawat di layanan darurat psikiatri dari Rumah Sakit Kesehatan Mental Buraydah, Al-Qassim

2. Membedakan antara psikosis pada amfetamin dan psikosis lainnya berdasarkan gejala psikotik dan gejala klinis pasien.

3. Mendeteksi gangguan kepribadian atau dimensi yang mempengaruhi prognosis.

4. Klarifikasi pentingnya skrining obat pada urin dalam menangani pasien

Page 6: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

Subyek dan Metode

Page 7: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

Subjek

Semua pasien dengan episode pertama psikosis akut di layanan darurat psikiatri dari Rumah Sakit kesehatan mental Buraydah, Al-Qassim, Saudi Arabia (n = 106) selama durasi dua bulan,

Metode1. Skrining urin amfetamin

dengan standar immunoassay lateks aglutinasi

konsentrasi untuk hasil positif berdasarkan rekomendasi dari National Institute on Drug Abuse (≥1000 ng / ml)

Page 8: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

Metode

2. Evaluasi psikiatri1. Semi Wawancara Psikiatri

Terstruktur

2. Diagnosis berdasarkan ICD -10

3. Skala Gejala Positif dan Negatif (PANSS) untuk skizofrenia

4. The Eysenck Personality Questionnaire Revised(EPQ-R) untuk mendeteksi kepribadian

3. Analisis StatistikDengan progam SPSS dengan uji chi-square untuk variabel kategori dan t test untuk variabel kontinyu

Page 9: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

4. Prosedur penelitian

Setiap pasien dirawat di gawat darurat dengan episode pertama psikosis

sampel urin untuk skrining amphetamine

diagnosis menggunakan kriteria ICD-10

Setelah diagnosis klinis dibuat dan kriteria inklusi terpenuhi, semua 106 pasien dikonseling untuk

menjadi bagian dari penelitian

106 pasien yang diskrining untuk

amphetamine dalam urin, 34 pasien positif

Page 10: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

4. Prosedur penelitian

Setelah pasien menjadi stabil dan fitur psikotik akut dikontrol, pasien dinilai untuk menyelesaikan penilaian psikologis mengenai PANSS, EPQ-R dan gangguan kepribadian.

Page 11: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

HASIL34 dari 106 episode pertama pasien psikosis akut (32,1%) diidentifikasi sebagai psikosis amfetamin dengan tes urin positif.

Page 12: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

1. Karakteristik Demografi

Tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai usia, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan atau status sosial ekonomi antara tiga kelompok.

Semua pasien psikosis amfetamin adalah laki-laki

Pada kelompok psikosis lainnya, laki-laki > perempuan

Page 13: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

2. Eysenck Personality Domain

Tabel 2 menunjukkan dimensi kepribadian normal dari dua kelompok

Kelompok amfetamin psikosis memiliki skor yang lebih tinggi mengenai skala neurotisisme dan kebohongan dari kelompok psikosis lainnya

Page 14: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

3. Klaster gangguan kepribadian Psikosis amfetamin lebih

banyak terjadi pada kluster B terutama pada kepribadian antisosial dan ambang

Secara keseluruhan, gangguan kepribadian secara signifikan lebih tinggi di antara kelompok amfetamin psikosis (73,5%) dibandingkan kelompok psikosis lainnya (44,4%)

Page 15: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

4. Gambaran gejala Pada psikosis amfetamin memiliki prevalensi lebih tinggi mengenai : ide-ide referensi, Kecurigaan, depresi halusinasi paranoid, keinginan bunuh diri, delusi paranoid, tanda-tanda otonom seperti

pupil melebar, peningkatan denyut nadi atau tekanan darah,

halusinasi visual, halusinasi pendengaran,

emosi labil dan perilaku kekerasan

Page 16: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

5. Karakteristik klinis durasi penyakit (dalam

minggu) lebih pendek di antara kelompok amfetamin psikosis.

Onset tiba-tiba, remisi tiba-tiba, dukungan keluarga kurang dan riwayat penyalahgunaan zat pada orangtua berhubungan dengan kelompok amfetamin psikosis

Page 17: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

PEMBAHASAN

Page 18: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

PEMBAHASAN

insiden amfetamin psikosis tinggi (32,1%) di antara pasien dengan episode pertama psikosis akut. Kami merekomendasikan rawat inap pasien untuk tujuan mengklarifikasi diagnosis setidaknya dalam layanan darurat psikiatri

Semua pasien dengan amfetamin psikosis adalah laki-laki, hasilnya konsisten dengan semua studi sebelumnya yang dilakukan di Arab Saudi, dengan kecuali dari beberapa perempuan di rumah sakit swasta

Berdasarkan studi sebelumnya selama 2 dekade : Mayoritas usia 20 tahun-an (83%), tidak pernah menikah (60%), pendidikan rendah (81%) dan pengangguran

Page 19: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

PEMBAHASAN (2)

Mengenai dimensi kepribadian normal, kelompok amfetamin psikosis memiliki skor yang lebih tinggi mengenai skala neurotisisme dan kebohongan dibandingkan kelompok psikosis lainnya

Berdasarkan klaster gangguan kepribadian : klaster B dengan psikosis amfetamin (antisosial dan borderline) dan klaster A dimensi dengan kelompok psikosis lainnya (skizofrenia dan schizotypal)

Gejala positif lebih menonjol dalam psikosis amfetamin tetapi psikosis lain memiliki gejala kejiwaan yang lebih parah dapat dijelaskan oleh efek positif amfetamin pada mengurangi gejala negatif karena pelepasan dopamin

Page 20: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

PEMBAHASAN (3)

Sesuai dengan studi sebelumnya bahwa psikosis amfetamin ditandai dengan psikosis paranoid

Kami merekomendasikan bahwa dokter harus memeriksa pasien psikosis akut dengan ide-ide dari referensi, kecurigaan, depresi, paranoid psikosis halusinasi, keinginan bunuh diri, upaya bunuh diri, delusi paranoid, tanda-tanda otonom seperti pupil melebar, peningkatan denyut nadi atau tekanan darah, penglihatan halusinasi, halusinasi pendengaran, emosi labil dan perilaku kekerasan.

Karakteristik klinis untuk psikosis amphetamine yaitu onset tiba-tiba mengalami psikosis, durasi yang lebih pendek dari episode dan sejarah penyalahgunaan zat pada orangtua.

Page 21: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

PEMBAHASAN (4)

Kami menemukan bahwa 33% dari semua pasien dengan episode pertama psikosis akut memiliki orang tua dengan penyakit mental yang menunjukkan kerentanan yang berbeda pada individu dengan psikosis amfetamin untuk mengembangkan gangguan psikotik

Penyalahgunaan zat pada orangtua pada kedua kelompok diagnostik (18,9%) menunjukkan bahwa penyalahgunaan zat keluarga harus dipelajari lebih lanjut sehubungan dengan kedua jenis psikosis

Page 22: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

KESIMPULAN

Page 23: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

Kesimpulan

Terdapat angka yang tinggi terjadi psikosis amfetamin pada pasien dengan episode pertama skizofrenia. Kami merekomendasikan rawat inap pasien untuk tujuan mengklarifikasi diagnosis.

Tes urin untuk amfetamin harus rutin untuk setiap pasien dengan psikosis akut terutama di daerah di mana amfetamin sering disalahgunakan

Dokter harus dilatih tentang cara untuk membedakan antara psikosis amfetamin dan psikosis lainnya mengenai klinis, kepribadian dan profil demografis

Page 24: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

TERIMA KASIH

Reference : Amphetamine abuse among patients with first episode of acute psychosis. Current Psychiatry journal. 2010

Page 25: 6. Jurnal Reading Kelompok 1 & 4

Q & A

•Fuad: pasikosis lainnya apa saja? Perbedaan psikosis amfetamin dan psikosis lainnya?

•Azmi: latar belakang penelitian? Ilmu yang bisa didapatkan dan bisakah diterapkan dikehidupan kita?

•Maizan: apa itu skala neurotisisme? Cara penilaian bagaimana?