reading course
DESCRIPTION
strategi marketing public relationTRANSCRIPT
EFFECTIVE PUBLIC RELATIONS
(SCOTT M. CUTLIP / ALLEN H. CENTER / GLEN M. BROOM)
A. Hubungan masyarakat masa kini
Hubungan masyarakat merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan mengelola
hubungan saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat, keberhasilan atau
kegagalannya hubungan itu, bergantung pada fungsi ini. Individu ataupun kelompok selalu
masuk dalam hubungan bersama dengan pihak lainnya, demi memenuhi saling
ketergantungan mereka akan keinginan dan kebutuhan. Tetapi dalam masyarakat yang
modern, saling ketergantungan yang semakin tinggi bahkan membutuhkan interaksi sosial,
politik, dan ekonomi yang rumit. Akibatnya pemantapan dan pemeliharaan hubungan pada
semua tingkat sistem sosial menjadi lahan yang penting bagi kajian pendidikan dan praktek
profesional.
Istilah “hubungan masyarakat” mengacu pada manajemen organisasi-masyarakat, yang
merupakan bidang kerja profesional yang pesat pertumbuhannya. Tetapi dalam keseharian
dan di media massa, orang menggunakan istilah hubungan masyarakat untuk mengacu pada
banyak hal, tanpa perlu menghiraukan definisi singkatnya. Banyak persepsi yang
menyamaratakan hubungan masyarakat dengan segala sesuatu yang menarik perhatian
media. Namun, adapula sebagian yang memandang bahwa hubungan masyarakat sebagai
upaya menyembunyikan kebenaran, atau memutar balik berita yang buruk menjadi positif,
bahkan ada juga yang berpendapat bahwa istilah hubungan masyarakat atau humas dengan
cepat dipahami secara luas sebagai dalih dan penipuan. Singkatnya orang yang berbeda-beda,
hubungan masyarakat memiliki makna yang berbeda pula dan kerap memiliki arti yang
negatif. Perubahan pandangan tentang hubungan masyarakat mencerminkan adanya evolusi
dari fungsi yang semakin matang didalam organisasi dan masyarakat. Pandangan ini juga
1
menjadi tanda adanya perjuangan dari munculnya suatu profesi yang tengah mencari
keunikan dari identitasnya sebagai fungsi manajemen dalam organisasi. Pokok-pokok penting
dari evolusi ini menjadi gambaran bagaimana konsep itu sampai pada pengertiannya saat ini.
Masih banyak pihak yang mencerminkan hubungan masyarakat sebagai suatu upaya
pembujukan, sebuah kamus mendefinisikan hubungan masyarakat sebagai pembujukan
masyarakat agar mempunyai pemahaman dan maksud baik yang dicerminkan dari tulisan
Edward L. Bernays yang merupakan salah satu pelopor kehumasan. Dewasa ini, banyak
praktisi yang memandang bahwa hubungan masyarakat hanya sebagai komunikasi satu arah
untuk membujuk pihak lain. Selama beberapa dekade setelah Perang Dunia II, definisi ini
berkembang mencakup gagasan tentang komunikasi dan hubungan dua arah. Definisi kata-
kata tercakup seperti timbal balik, saling, dan antara, menunjukkan adanya pandangan yang
semakin matang terkait fungsi humas. Konsep interaktif ini ada dalam definisi Webster’s
Third New International Dictionary, yaitu seni atau ilmu pengetahuan tentang pengembangan
pemahaman dan niat baik yang bersifat timbal balik. The British Institute of Public Relations
mendefinisikan fungsi ini sebagai upaya untuk membentuk dan memelihara “saling
pengertian antara organisasi dan masyarakatnya.
Harword L. Childs, memperkenalkan konsep baru yang lebih maju pada akhir era 1930-
an. Childs yang menentang pendapat yang konvensional menyimpulkan bahwa intisari
hubungan masyarakat bukanlah pada penyajian suatu sudut pandang, bukan pada seni
memperlembut sikap mental, bukan pula pada pengembangan hubungan yang sopan dan
menguntungkan, dimana fungsi dasarnya adalah berdamai atau melakukan penyesuaian
dengan kepentingan masyarakat manakala aspek-aspek perilaku pribadi dan perusahaan kita
memiliki kepentingan sosial. Singkatnya, Childs mengatakan bahwa fungsi hubungan
masyarakat adalah membantu organisasi menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sebuah
2
konsep hubungan masyarakat yang bertahun-tahun kemudian muncul kembali sebagai bagian
dari pemikiran masa kini.
B. Bagian-bagian dari fungsi humas/PR
Hubungan internal
Tentu saja, aspek yang sangat penting dari kesuksesan organisasi adalah karyawan,
sebelum ada hubungan dengan konsumen, pelanggan, lingkungan. Investor dan pihak
lain diluar organisasi, manajemen harus lebih dulu memperhatikan orang-orang yang
bekerja pada mereka, yakni para karyawan. Karena itu, CEO didalam organisasi
sering memandang karyawan mereka sebagai “publik nomor satu” “aset organisasi
paling penting”, dan mereka berusaha menciptakan kultur organisasi yang bisa
menarik dan mempertahankan karyawan atau para pekerja yang produktif, bagian dari
praktik PR ini disebut hubungan internal.
Publisitas
Sebagian besar berita dan informasi dimedia berasal dari sumber-sumber PR karena
sumber-sumber PR itu tidak membayar atas pemberitaan, maka mereka hanya sedikit
atau bahkan tidak punya kontrol apabila informasi tersebut digunakan, kapan
informasi tersebut dipakai, dan bagaimana informasi itu digunakan atau
disalahgunakan oleh media. Sumber-sumber PR menyediakan informasi yang mereka
anggap pantas untuk diberitakan, yang disebut publisitas. Media cetak biasanya
menerima press release, berita dengan foto, atau berita pers dengan informasi latar
belakang berita. Untuk menciptakan publisitas, sumber harus tau informasi apa yang
bisa menarik perhatian media, mengidentifikasi sudut pandang berita yang layak dan
menulis serta mengemas informasi agar sesuai dengan mediumnya.
3
Advertising
Para ahli periklanan (advertiser) mengontrol isi, penempatan, dan timing dengan
membayar media untuk mendapatkan waktu dan ruang penempatan iklannya.
Meskipun publisitas dan advertising adalah komunikasi melalui media, advertising
mempunyai kontrol atas isi dan penempatan. PR menggunakan advertising untuk
menjangkau audiens yang lebih luas, bukan untuk konsumen yang menjadi sasaran
marketting.
Press Agentry
Press agentry adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk
menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian publik. Agen pers
berusaha menarik perhatian publik lebih dari sekedar membangun pemahaman publik.
Publisitas adalah strategi utama mereka, berdasarkan pendekatannya pada teori
“penentuan agenda”, yang menyatakan bahwa banyaknya liputan media massa akan
menentukan persepsi publik terhadap arti penting relatif dari topik dan orang, mereka
menarik perhatian dari praktik press agentry.
Public Affairs
Angkatan bersenjata, agen pemerintah, dan beberapa perusahaan menggunakan istilah
“public affairs” sebagai pengganti “public relations”. Dalam militer dan
pemerintahan, istilah ini muncul dalam sebuah amandemen, dimana sekilas dikatakan
bahwa agen-agen federal tidak bisa mengeluarkan uang untuk publisitas kecuali telah
disahkan secara tegas oleh kongres. Amandemen itu sebenarnya tidak mengacu pada
PR, meskipun demikian banyak negara bagian dan pejabat pemerintah daerah
merancukan publisitas dengan konsep PR yang lebih luas, akibatnya agen pemerintah
4
biasanya menggunakan istilah lain untuk mendeskripsikan upaya penciptaan citra dan
pemeliharaan hubungan dengan konstituen mereka. Tapi ini tak lebih dari sekedar
pergantian label, karena ribuan spesialis PR yang bekerja di pemerintah lokal, federal,
dan negara lain dengan sebutan “public affairs”, “informasi publik”, “komunikasi”,
“hubungan konstituen”, dan “penghubung”.
Lobbying
Lobbying adalah bagian yang lebih spesifik, yaitu sebuah kegiatan yang berusaha
mempengaruhi keputusan. Beberapa kalangan memandang bahwa lobbying adalah
upaya untuk memanipulasi sesuatu untuk kepentingan diri sendiri. Lobbying adalah
bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan
dengan pemerintah terutama dengan tujuan mempengaruhi penyusunan undang-
undang regulasi. Para pelobi disemua level pemerintahan harus memahami proses
legislatif, tahu bagaimana pemerintah berfungsi, dan kenal dengan para pembuat
hukum, karena itu semua bukan dari pendidikan praktisi PR, para pelobi biasanya
punya latar belakang dan kenal dengan pengacara, pejabat pemerintah, anggota
pejabat terpilih, atau orang-orang dalam pemerintahan yang punya hubungan baik
dengan pembuat keputusan, hingga dalam kenyataannya, kritik terhadap “pintu putar
publik-privat” mengatakan bahwa para pelobi “membayar” untuk mendapat akses dan
kredibilitas sembari bekerja di pemerintah untuk kepentingan tertentu.
Manajemen Isu
Manajemen isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan merespons isu-isu kebijakan publik yang mempengaruhi hubungan
organisasi dengan publik mereka. Ada dua esensi manajemen isu, yaitu identifikasi
dini atas isu yang berpotensi mempengaruhi organisasi, dan respons strategis yang di
5
desain untuk mengurangi atau memperbesar konsekuensi dari isu tersebut. Misalnya
dalam opini publik, manajemen isu berusaha untuk menjelaskan tren dalam opini
publik sehingga organisasi itu bisa merespons sebelum tren itu berkembang menjadi
konflik serius. Manajemen isu juga bisa dikembangkan menjadi “suatu usaha
mengantisipasi, meriset dan memprioritaskan isu, menilai dampak isu terhadap
organisasi, merekomendasikan kebijakan dan srategi untuk meminimalkan resiko dan
meraih peluang, berpartisipasi dan mengimplementasikan strategi, mengevaluasi
dampak program”. Manajemen isu pertama kali dikembangkan oleh konsultan PR, W.
Howard Chase pada 1976, menurutnya manajemen isu mencakup identifikasi isu,
analisis isu, menentukan prioritas, memilih program strategi, mengimplementasikan
program aksi dan komunikasi, serta mengevaluasi efektivitasnya. Dia mengatakan
bahwa proses tersebut akan menyelaraskan prinsip, kebijakan, dan praktik korporat
dengan realitas ekonomi yang terpolitisasi. Belakangan, Chase mengidentifikasikan
manajemen isu sebagai proses menutup “kesenjangan antara tindakan korporat
dengan ekspektasi stakeholder”.
Hubungan Investor
Hubungan investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang
membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan
dengan shareholder dan pihak lain didalam komunitas keuangan dalam rangka
memaksimalkan nilai pasar. Hubungan investor atau “investor relations” bertugas
menambah nilai stok (saham) perusahaan. Biaya modal dikurangi dengan cara
menaikkan tingkat kepercayaan pemegang saham dengan membuat saham menjadi
menarik bagi investor perorangan, analisis finansial, dan investor institusional.
Spesialis hubungan investor selalu memberi informasi kepada pemegang saham dan
loyal kepada perusahaan dalam rangka mempertahankan nilai saham yang layak.
6
Pekerjaan mereka antara lain meneliti tren pasar, menyediakan informasi kepada
pihak publik finansial, memberi saran manajemen, dan merespons permintaan
informasi keuangan. Laporan tahunan dan laporan caturwulan, formulir SEC yang
membutuhkan 10-K, laporan pendapatan melalui email, dah link homepage ke
informasi finansial, adalah cara-cara yang dipakai untuk menyebarkan informasi
kepada analis, investor, dan pers finansial.
Pengembangan
Adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun
dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan
dana dan dukungan sukarela. Sebagaimana hubungan investor membantu keuangan
perusahaan, pencari dana dan anggota juga memberikan dukungan finansial yang
dibuthkan untuk organisasi nirlaba. Organisasi itu biasanya menggunakan istilah
“pengembangan” (development) atau “peningkatan” (advancement) untuk salah satu
dari aspek PR ini. Spesialis pengembangan biasanya bekerja untuk stasiun penyiaran
publik, yayasan riset penyakit, kelompok komunitas seni, museum, kebun binatang,
kelompok pemuda, universitas, kelompok kepentingan khusus, dan organisasi
keagamaan. Karena kelompok semacam ini tergantung pada sumbangan, iuran
anggota, atau kombinasi dari keduanya, mereka sangat mengandalkan kampanye
tahunan dan acara spesial agar kebutuhan mereka mendapat perhatian dan mendapat
dukungan dan kontribusi publik.
C. Etika dan Profesionalisme Kehumasan
PR pada dasarnya selalu memiliki tujuan yang baik, yakni untuk memfasilitasi dialog,
memningkatkan pemahaman dari membangun hubungan yang saling menguntungkan, ini
merupakan sebuah niat yang baik, akan tetapi untuk sampai pada tahap tersebut dibutuhkan
7
komitmen dan tanggung jawab soal “etika dan sosial”. Tokoh-tokoh PR awal seperti Ivy Lee
dan John W. Hill mengatakan bahwa PR harus bertindak sebagai kesadaran etis dari
organisasi karena PR bisa membantu organisasi sebaik-baiknya selama dalam “kesadaran
etis”.
Filsafat moral adalah studi tentang apa yang dikatakan benar dalam suatu tindakan, atau
secara moral dapat dipertahankan, atau tindakan apa yang dianggap keliru dan tidak pantas
secara moral. Para filsuf moral meneliti persoalan etika dengan melihat pada prinsip dasar
moral dan justifikasi mengapa prinsip itu dianggap etis. Prinsip moral dasar ini adalah
“maxim” yang memandu g. Ketika filsuf menemukan maxim moral umum atau diterima
secara universal, maka keputusan etis akan menjadi lebih mudah bagi semua orang. Misalnya
“Jangan Membunuh”, adalah prinsip moral yang diterima secara umum atas dasar nilai-nilai
kemanusiaan. Idealnya masyarakat atau asosiasi profesi menentukan kebijaka sendiri untuk
mengatasi penyelewengan, menegakkan moralitas kolektif, dan memastikan agar kalangan
profesional melakukan apa yang dinamakan “perilaku yang benar”. Jelas, tujuan utamanya
adalah untuk melindungi konsumen/pengguna yang mendapatkan pelayanan profesional
tersebut. Akan tetapi dalam saat yang sama, kebijakan dalam profesi juga melindungi praktik
profesional dan menjaga kepercayaan publik dan dukungan untuk privilese profesional.
Etika profesional merupakan perilaku yang etis yang menyiratkan bahwa tindakan
konsisten dengan norma moral dalam masyarakat. Dalam profesi, aplikasi nilai-nilai moral
dalam praktik disebut sebagai “etika terapan”. Pernyataan etika terapan ini menjadi pedoman
praktik profesional dan memberi dasar untuk penegakan dan sanksi. Misalnya seorang
pengacara yang menerima suap atau bersumpah palsu bisa dilarang berpraktik lagi. Jawaban
sederhananya adalah untuk melindungi orang yang memercayakan dirinya kepada kalangan
profesional
8
SERVICE, QUALITY, & SATISFACTION (edisi 2)
(GREGORIUS CHANDRA / FANDY TJIPTONO)
A. Prinsip manajemen pelayanan
Pada hakikatnya “service is everybody’s business” (Henkoff, 1994), implikasinya adalah
perspektif pemberian layanan jasa banyak diadopsi dan diimplementasikan berbagai
organisasi, karena perspektif daripada pemberian layanan jasa lebih menekankan pada
strategi pemasaran yang merupakan puncak dari seluruh manajemen. Schneider (2004)
menjelaskan bahwa manajemen pelayanan merupakan bidang multi-disiplin praktik dan riset
yang berkenaan dengan kualitas pelayanan jasanya, yang terdiri dari pemasaran, manajemen
operasi, dan manajemen sumber daya manusia. Schneider juga menekankan bahwa
pemasaran jasa berfokus pada pelanggan dan atribut jasa, manajemen operasi berfokus pada
proses penyampaian jasa, sedangkan manajemen sumber daya manusianya berfokus pada
karyawan penyampai jasa (human service deliverers).
Oleh karena itu, setiap marketting perusahaan memperkokoh relasinya dengan para
pelanggannya melalui penambahan elemen layanan/jasa dalam penawarannya. Cara yang
biasanya ditempuh adalah :
1. Mengembangkan jasa/layanan baru, seperti jasa konsultasi, informasi, reparasi dan
pemeliharaan. Pengadaan dan pembaharuan websites, pelatihan pemberian pelayanan
pada karyawannya, dan sebagainya. Cara ini bisa menjadi strategi yang efektif untuk
memberikan nilai tambah dan membedakan penawaran jasa pada tiap
perusahaan/organisasi. Namun yang menjadi fokus selanjutnya adalah masalah
pembiayaan untuk mengembangkannya.
9
2. Mengaktifkan elemen yang sudah ada namun bersifat kurang aktif dalam
pelayanannya, seperti penanganan komplain, pemberian konfirmasi informasi, hingga
pada resepsionis, karena pelanggan yang sudah membayar segala kewajibannya,
tentunya menyadari apa yang menjadi haknya, sehingga akan ada pemberian nilai
tambah bagi pelayanan yang diberikan. Penanganan komplain misalnya, bisa menjadi
peluang positif untuk memperkuat relasi dengan pelanggan dan menciptakan loyalitas
jangka panjang karena ada interaksi tidak langsung yang terjadi antara pelanggan
dengan pihak perusahaan/organisasi.
3. Menawarkan produk jasa secara fleksibel/menyesuaikan kebutuhan pelanggan secara
spesifik, sehingga memenuhi apa yang diinginkan pelanggan dari
perusahaan/organisasi.
Manajemen pelayanan pada hakikatnya berfokus pada pemahaman atas cara-cara
mengelola bisnis dalam konteks pelayanan yang merupakan kunci sukses memenangkan
pelanggan. Gronroos (2000) mendeskripsikan empat elemen manajemen pelayanan, :
1. Pemahaman atas nilai-nilai yang diinginkan dari pelanggan melalui penawaran
pelayanan dari organisasi dan pemahaman atas apa yang dikuntribusikan organisasi
terhadap pelanggannya, baik secara terpisah maupun secara terintegrasi, pemahaman
atas persepsi pelanggan terhadap kualitas total dalam relasi pelanggan yang
memfasilitasi nilai-nilai tersebut dan mengetahui dinamika persepsi pelanggan setiap
waktunya.
2. Pemahaman atas kemampuan organisasi/perusahaan, yang meliputi SDM,
teknologinya, SDF (fisik), sistem yang dibangun, dan costumer/pelanggannya, dalam
menghasilkan persepsi atas kualitas pemberian pelayanan.
3. Pemahaman atas cara mengembangkan dan mengelola suatu organisasi dalam rangka
mewujudkan nilai dan persepsi kualitas yang diharapkan.
10
4. Pengoperasian organisasi sedemikian rupa sehingga nilai dan persepsi atas kualitas
yang diharapkan bisa diwujudkan dan tujuan semua pihak (pelanggan, perusahaan dan
pihak-pihak lain) dapat tercapai.
Dengan demikian, manajemen pelayanan berfokus pada identifikasi nilai-nilai dan
persepsi atas kualitas yang diharapkan oleh pelanggan dalam kompetisinya dengan
perusahaan yang lain, pemahaman atas proses penciptaan dan penyampaian nilai dan kualitas
tersebut, serta pengelolaan sumber daya organisasi dalam rangka mewujudkan kriteria nilai
berbasis pelayanan.
A. Service orientation
Orientasi layanan lebih menekankan pada aspek praktik, kebijakan yang dibuat dan
prosedur layanan sebuah organisasi, hal ini erat kaitannya dengan orientasi pasar yang lebih
fokus pada penyelarasan antara kapabilitas organisasi dan kebutuhan pelanggan dalam rangka
mencapai tujuan kinerja bisnis. Narver & Slater (1990) mendefinisikan orientasi pasar
sebagai budaya bisnis yang mampu secara efektif menciptakan perilaku karyawan sedemikian
rupa hingga menunjang upaya penciptaan nilai dimata para pelanggan dan calon pelanggan.
Ada tiga komponen yang mengidentifikasikan orientasi pasar, yaitu orientasi pesaing,
orientasi pelanggan dan koordinasi antar fungsi internal dan eksternal.
B. Segmentasi, targetting, dan positioning dalam memberikan pelayanan
Proses perencanaan, penciptaan dan penyampaian jasa merupakan langkah yang
komprehensif dan integratif yang terdiri atas beberapa aspek, diantaranya penetapan tujuan
organisasi, analisis peluang pasar, analisis alokasi sumber daya organisasi, penentuan konsep
pelayanan strategik, penentuan konsep operasi layanan, perancangan positioning pasar,
penentuan konsep pemasaran jasa, dan proses penyampaian layanan. Salah satu aspek kursial
11
dalam penyusunan rancangan pelayanan adalah segmentasi, targetting, dan positioning. Pasar
tdisini dapat diartikan sebagai semua pelanggan aktual dan pelanggan yang dianggap
potensial yang memiliki keinginan dan kebutuhan spesifik atas penawaran produk/layanan
yang diberikan dari sebuah organisasi, memiliki daya saing serta bersedia melakukan
interaksi dan membangun relasi.
Segmentasi pemberian layanan merupakan proses pengelompokkan pasar secara
keseluruhan yang heterogen kedalam kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang
memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, preferensi, perilaku, dan atau respons
terhadap pemasaran spesifik.
Market marketting adalah proses mengevaluasi, menyeleksi, dan memilih satu atau
beberapa segmen pasar yang akan dijadikan sasaran, penetapan sasaran memudahkan sebuah
organisasi untuk menyelaraskan kompetensi, kapasitas dan sumber dayanya dengan tuntutan
kualitas dan nilai yang diharapkan pelanggan. Pemilihan segmen pasar sasaran didasarkan
pada tiga kriteria utama, yaitu ukuran dan potensi pertumbuhan segmen, karakteristik
struktural segmen (tingkat persaingan, tingkat kejenuhan segmen, protektabilitas, dan resiko
lingkungan), serta kesesuaian antara produk dan pasar.
C. Definisi dan perspektif kualitas.
Konsep kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran yang bersifat relatif
berdasarkan kemampuan atau kebaikan suatu produk/jasa, yang terdiri atas kualitas desain,
dan kualitas kesesuaian (comformance quality). Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi
produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah ukuran seberapa besar tingkat kesesuaian
antara sebuah produk/jasa dengan persyaratan atau spesifikasi kualitas ditetapkan
sebelumnya. Kualitas tentu juga membicarakan masalah aspek hasil, namun dalam TQM
(Total Quality Management), misalnya kualitas dipandang secara lebih komprehensif dimana
12
bukan hanya aspek hasil saja yang diharapkan, melainkan juga meliputi bagaimana proses
yang dijalankan, memandang lingkungan yang ada, hingga mencakup kualitas SDM yang
memenuhi atau melebihi harapan yang diinginkan (Goetsch & Davis 1994).
Dengan demikian, aspek penilaian terhadap kualitas sebuah layanan bisa mencakup
berbagai faktor yang saling terkait, diantaranya lokasi, biaya, status akreditasi, jumlah dan
kualifikasi staf, reputasi organisasi yang bersangkutan, desain arena, jam operasional, sikap
staf internal, merupakan elemen-elemen yang sangat utama dalam pembentukan sebuah
kualitas. Joseph (1998) membuat salah satu riset tentang determinan kualitas jasa yang ada
dalam sebuah universitas, seperti berikut:
Determinan dan item spesifik
a. Isu-isu program :
o Pilihan program yang tersedia
o Fleksibilitas untuk pindah
o Fleksibilitas struktur dan konten program studi
o Program spesialis yang tersedia
o Persyaratan masuk yang fleksibel
o Komponen praktik dalam program studi
b. Reputasi akademik
o Reputasi gelar yang dihasilkan
o Instruktur berkualitas
o Fasilitas akademik yang unggul
c. Aspek fisik/biaya
o Biaya akomodasi yang reasonable
13
o Fasilitas akomodasi yang unggul
o Fasilitas olahraga dan rekreasi yang unggul
o Biaya pendidikan yang reasonable
d. Peluang karir
o Lulusan dengan mudah mencari pekerjaan
o Informasi yang sangat bagus tentang peluang karir
e. Lokasi
o Lokasi ideal
o Layout dan penampilan kampus yang baik
D. Manfaat kualitas
Produktifitas biasanya selalu dikaitkan dengan kualitas dan profitabilitas. Kualitas
lebih menekankan pada aspek kepuasan pelanggan dan pendapatan, dengan fokus utama
adalah customer utility. Perspektif yang sudah jadul biasanya hanya sering berfokus pada
pencapaian produktivitas dan profitabilitas dengan mengabaikan aspek kualitas. Hal ini tentu
bisa mengancam survivabilitas jangka panjang sebuah organisasi. Dalam konteks kompetisi
global di era pasar, setiap perusahaan harus bersaing dengan pesaing lokal dan global.
Peningkatan intensitas kompetisi menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan
dinamika kebutuhan, keinginan dan preferensi pelanggan serta berusaha memenuhinya
dengan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaingnya. Perhatian
setiap perusahaan tidak lagi hanya terbatas pada produk (barang/jasa) saja, melainkan juga
pada aspek proses, sumber daya manusia, dan lingkungan, dengan demikian hanya
perusahaan yang benar-benar berkualitas yang dapat memenangkan persaingan dalam pasar
global. Kualitas berkaitan erat dengan kepuasan, sehingga kualitas mampu memberikan
14
dorongan loyalitas dari pelanggan untuk terus menjalin relasi saling menguntungkan dalam
jangka waktu yang dekat dan panjang.
SERVICE MANAGEMENT
FANDY DJIPTONO
A. Strategi memahami kepuasan pelanggan
Strategi kepuasan pelanggan bisa dibedakan secara garis besar menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok strategi ofensif dan strategi defensif. Strategi ofensif berfokus pada upaya meraih,
merebut atau mendapatkan pelanggan baru. Sedangkan strategi defensif adalah menekankan
usaha mempertahankan basis pelanggan saat ini agar tetap setia dan atau tidak beralih pada
produk, merek maupun perusahaan lain.
Strategi Ofensif
Orientasi utama strategi ofensif adalah menmbah jumlah pemakai baru, memperluas pasar
yang dilayani dan mencari aplikasi baru produk bersangkutan. Setidaknya ada 3 cara pokok
untuk mendapatkan pelanggan baru yaitu dengan cara menarik pelanggan non-pemakai
sebagai pelanggan baru, merebut pelanggan pesaing, dan menarik kembali mantan pelanggan.
Minat beli kelompok non-pemakai bisa distimulasi melalui alternatif strategi meningkatkan
kesediaan membeli, dan meningkatkan kemampuan konsumen untuk membeli. Kesediaan
membeli dapat dipengaruhi melalui 2 cara, yaitu mendemonstrasikan manfaat unik yang
ditawarkan bentuk produk/jasa perusahaan, juga mengembangkan produk baru dengan
manfaat-manfaat yang bakal lebih menarik dibanding dengan sekmen pasar tertentu. Merebut
pelanggan pesaing langsung merupakan salah satu wujud dari strategi ofensif. Pesaing
15
langsung perusahaan-perusahaan adalah perusahaan-perusahaan lain yang ikut berkompetisi
dalam served market yang sama.
Dari kacamata pelanggan, proses pemilihan merek biasanya didasarkan pada
pembandingan merek berdasarkan sejumlah atribut atau faktor penting seperti harga, design
bentuk atau ukuran, kecepatan, kapasitas, fitur spesifik, dan seterusnya. Dalam kompetisi
memperebutkan pelanggan, setiap perusahaan menawarkan atribut tertentu yang dijadikan
anadalan bersaing. Kendati demikian sukses tidaknya upaya tersebut sangat tergantung pada
persepsi konsumen terhadap penting tidaknya masing- masing atribut dan baik buruknya
kinerja setiap merek atau perusahaan pada atribut bersangkutan. Dengan kata lain
kemampuan merebut pelanggan pesaing ditentunkan oleh pilihan strategi positioning masing
– masing perusahaan.
Secara garis besar terdapat dua pilihan utama strategi positioning berkenaan dengan
upaya merebut pelanggan dari para pesaing, yakni head to head positioning dan differentiated
positioning masing – masing perusahaan. Dalam head to head positioning, perusahaan
menawarkan manfaat yang pada dasarnya sama seperti pesaingnya, tetapi berusaha untuk
memenangkan persaingan dengan dua alternative, pertama yaitu dengan melakukan usaha –
usaha pemasaran yang lebih unggul melalui penyempurnaan kualitas, penawaran
kelengkapan fitur produk, penigkatan ketersediaan produk, dan pengembangan nama merek
yang lebih superior yang tentunya membutuhkan dana yang sangat besar terutama untuk
keperluan komunikasi pemasaran dan pengembangan produk. Cara kedua adalah
mengembangkan posisi kepemimpinan dalam harga dan biaya yang menawakan produk
berkualitas setara dengan produk pesaing, namun dengan harga yang lebih murah. Walapun
perusahaan besar cenderung meiliki skala ekonomis yang bisa memberikan keunggulan
biaya, peluang sukses tetap terbuka bagi perusahaan – perusahaan kecil yang mampu
menerapkan kepemimpinan harga dengan efektif.
16
Situasi persaingan harga sangat umum dijumpai dalam industry yang tingkat
kompetisinya sangat intensif, seperti penerbangan, telepon genggam, perguruan tinggi,
warung internet dan operator seluler. Terutama dalam menurunkan harga yang dalam
bilangan rupiah dengan banyaknya angka nol dibelakang koma. Sementara itu, differentiated
positioning mencerminkan strategi perusahaan yang berusaha membedakan diri dengan cara
menawarkan atribut atau manfaat tertentu yang unik atau dengan jalan melayani segmen
konsumen tertentu. Ada dua cara yang dilakukan, pertama yakni strategi pemasaran yang
menonjolkan atribut unik, pengemasan produk secara unik dan manfaat yang unik. Kedua
strategi pemasaran yang berkonsentrasi melayani satu atau sejumlah kecil segmen pasar
khusus. Motif utamanya bisa bermacam – macam, seperti menghindari para pesaing besar,
memnafaatkan peluang bisnis pada segmen ceruk pasar yang bertumbuh dan diabaikan
pesaing besar, mengoptimalkan sumber daya organisasi yang relative terbatas, dan tak jarang
dijumpai adanya produk atau merek khusus yang ditujukan untuk melayani situasi pemakaian
tertentu atau karakteristik pembeli khusus.
Cara selanjutnya yang bisa dilakukan adalah menarik kembali mantan pelanggan dari
perusahaan pesaing. Mantan pelanggan, baik yang telah berhenti megonsumsi kategori
produk maupun yang telah beralih pemasok atau merek bisa dijadikan target strategi
offensife. Salah satu kunci utamanya adalah kemampuan memahami penyebab beralihnya
mereka ke pesaing atau berhentinya mereka mengonsumsi jasa bersangkutan. Sejauh
memungkinkan, riset seperti lost customer analysis perlu dilakukan dimana prisnsipnya untuk
menarik konsumen batu dan merebut pelanggan pesaing juga diberlakukan kembali kepada
mantan pelanggan, hanya saja harus dengan memperbaiki kekurangan pada aspek – aspek
sebelumnya yang memicu beralihnya pelanggan ke produk, merek, dan perusahaan lain.
Strategi Defensif
17
Strategi defensif terdiri atas tiga orientasi utama, yakni menaikkan tingkat pembelian
atau pemakaian, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mencari aplikasi baru produk
bersangkutan. Dalam rangka menaikkan tingkat peminat perusahaan perlu mengerahkan
strategi pemasarannya pada upaya peningkatan kesediaan konsumen untuk membeli produk
dalam jumlah yang banyak. Alternative spesisifik yang bisa dilakukan adalah menambah
situasi penggunaan prsuk, meningkatkan tingkat konsumsi produk, dan mendorong
pergantian produk lebih cepat. Tentunya konsumen berkemungkinan untuk bertambah
banyak atau mempengaruhi kosumen lainnya melakukan hal yang sama jika ragam
penggunaan produk atau situasi penggunaan produk tersebut diperluas. Contohnya melalui
iklan yang dirancang dengan jitu dan kemasan yang unik. Volume konsumen dan
frekuensinya bisa ditingkatkan melalui penawaran harga yang lebih murah atau modifikasi
kemasan. Selain itu tingkat konsumsi dapat diperbesar jika persepsi konsumen terhadap
barang atau jasa dianggap menjadi lebih baik.
Sudah banyak riset akademis dan praktis yang mengungkap bahwa mempertahankan
pelanggan, jauh lebih murah dibandingkan biaya merebut pelanggan baru. Implikasinya
adalah perusahaan berlomba – lomba dalam mencari terobosan baru guna memaksimalkan
potensi penjualan masa depan dari basis pelanggan saat ini. Cara yang bisa ditempuh
tentunya bisa bermacam – macam yakni dengan mempertahankan tingkat kepuasan
pelanggan yang tinggi, menerapkan customer relationship management melalui sejumlah
program dan aktifitas seperti frekuensi marketing program, club marketing program, brand
community program, call centre operation, web based services, blog marketing, dan
seterusnya, dan menawarkan produk komplementer baik dalam wujud bundling sales maupun
selling systems.
Strategi terakhir yang dilakukan adalah mencari aplikasi terbaru dari produk yang
bersangkutan. Dalam konteks strategi defensif, cara ini diwujudkan dengan
18
mendemonstrasikan atau mempromosikan manfaat baru sebuah produk yang sudah ada
kepada pasar ( konsumen ) saat ini, sasarannya bisa bermacam – macam dengan
mempertahankan loyalitas pelanggan pada produk atau merek perusahaan serta mendorong
konusmen saat ini agar lebih sering dan lebih banyak menggunakan produk karena aneka
ragaman keperluan. Sebagai contoh sebuah perusahaan yang memiliki produk yang sama
dengan merek yang berbeda tentunya untuk memperbanyak yang dinginkan oleh konsumen.
B. Strategi penanganan complain secara efektif
Umumnya jumlah pelanggan yang tidak puas pada sebuah jasa dan menyapaikan
keluhannya tidaklah sebanyak pada kasus ketidakpuasaan terhadap barang (Mudie & Cottam,
1999). Kalaupun ada keluhan biasanya hanya sedikit proporsinya yang terselesaikan secara
memuaskan dengan memakan waktu yang cukup lama. Pada kasus ketidakpuasaan terhadap
produk berupa barang fisik, mayoritas masalah bisa didemonstrasikan dan didiskusikan
secara terbuka. Sebaliknya pada kasus ketidakpuasaan terhadap jasa, kebanyakan masalah
yang muncul masih bisa diperdebatkan berdasarkan berbagai macam sudut pandang yang
ada. Ketika keluhan tersebut ternyata benar, penyedia jasa atau layanan masih bisa bersikap
difensif atau membela diri. Setiap konsumen yang merasa tidak puas terhadap suatu jasa akan
bereaksi dengan tindakan berbeda – beda, ada yang hanya sekedar berdiam diri dan ada pula
yang melakukan complain secara biasa maupun dengan emosi. Berkaitan dengan hal ini ada
tiga kategori complain terhadap ketidakpuasaan (Singh, 1998 ) yaitu ;
Voice responses (ditujukan pada objek – objek yang sifatnya eksternal bagi lingkaran
social konsumen – konsumen dan pihak – pihak yang secara langsung terlibat dalam
pertukaran yang tidak memuaskan.
Private responses ( memutuskan untuk tidak menggunakan jasa atau layanan yang sudah
mengecewakannya, dan memperingatkan kerabat, kolega , teman, atau keluarganya
19
mengenai pengalaman buruknya tentang perusahaan bersangkutan. Tentunya tindakan ini
adalah penyebab utama pembentukan citra negatif.
Third – Party responses ( complain yang ditujukkan pada objek – objek eksternal yang
tidak secara langsung dalam pengalaman yang tidak memuaskan. Contohnya surat kabar,
lembga konsumen, lembaga bantuan dan legalitas hokum, dan sebagainya. Respon yang
dilakukan biasanya adalah penuntutan ganti rugi secara hokum bahkan mengadu pada
media massa).
Sementara itu ada dua tujuan utama maksud pelanggan dalam menyampaikan
komlain, yakni untuk menutupi kerugian ekonomis dan tentunya untuk memperbaiki citra
diri. Apabila citra diri bpelanggan berkaitan erat dengan pembelian jasa tertentu maka
ketidakpuasaan terhadap barang atau jasa yang dibeli akan menurunkan citra diri pelanggan
bersangkutan. Keterlibatan manajemen puncak dalam menangani keluhan pelanggan juga
memberikan dampak positif karena kebanyakan pelanggan lebih suka berurusan dengan
orang – orang yang memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan dan tindakan
pemecahan masalah mereka secara langsung dan tentunya pelanggan akan merasa bahwa
perusahaan menaruh perhatian besar pada setiap masalah pelanggannya dan selalu aktif
memperbaiki kekurangan yang ada.
Ada enam aspek penanganan keluhan, yaitu ;
Empati terhadap pelanggan yang marah. Dalam menghadapi pelnggan yang marah
staf layanan pelanggan tentunya harus berkepala dingin dan menunjukkan sikap
empati, sehingga menurunkan tensi konsumen yang marah dan berusaha
menormalkan kembali situasi yang ada. Untuk itu perlu diluangkan waktu yang
banyak untuk medengarkan keluhan dan berusaha memahami situasi yang didasarkan
oleh pelanggan tersebut.
20
Kecepatan dalam penanganan keluhan. Apabila keluhan pelanggan tidak segera
ditanggapi maka ketidakpuasaan terhadap perusahaan semakin bertambah, menjadi
permanent dan tak dapat diubah lagi. Apabila pelanggan puas dengan cara
penanganan keluhannya maka ia akan kembali menjadi pelanggan pada perusahaan
yang bersangkutan.
Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan dan atau keluhan.
Perusahaan harus memprhatikan aspek kewajaran dalam hal biaya dan kinerja jangka
panjang.
Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi dan berinterkasi dengan perusahaan.
Akses konsumen terhadap perusahaan dalam rangka menyampaikan komentar, saran,
kritik, hingga pertanyaan dan keluhan merupakan faktor krusial yang harus
diperimbangkan secara cermat, tentunya dibutuhkan metode komunikasi yang mudah
dan relative tidak mahal dimana pelanggan dengan mudah menyampaikan
keluhannya, bahkan perlu disediakan saluran telepon bebas pulsa.
Memberikan penjelasan duduk permasalahan dan alternative penyelesaiannya.
Apabila terjadi salah pengertian maka berikan penjelasan, apanila timbul keragu –
raguan maka berikan bukti spesifik, apabila ada kekurangan berikanlah gambaran
keseluruhan, dan apabila nasabah masih mengeluh lakukanlah tindakan penawaran
produk lain yang lebih dapat memenuhi kebutuhannya.
21
Istilah dalam pemasaran
A. Definisi Pemasaran Dan manajemen pemasaranMenurut Philip kolter,pemasaran adalah proses social dan masyarakat yang
seorang atau kelompok lakukan untuk memperoleh yang mereka butuhkan dan imginkan melalui pencitaan dan pertukaran produk dan nilai adapun tentang the American marketing association mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi,penetapan harga.promosi dan distribusi ide,barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi dengan demikian manajemen pemasaran dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi konsepsi,penetapan harga,promosi,dan distribusi ide,barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisai.
B. KEBUTUHAN KEINGINAN DAN PERMINTAANTitik tolak pemasaran terletak pada kebutuhan dan keinginan.kebutuhan
manusia adalah suatu keadaan dirasakanya ketidakpuasan dasar tertentu.orang membutuhkan sadang,pangan,rumah,rasa aman,dicintai,harga diri,dan aktualisasi diri untuk hidup.
Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mandala.sedangkan permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesadaran untuk membelinya.keingginan menjadi permintaan jika didukung daya beli.banyak orang menginginkan mobil vulvo,tetapi hanya sedikit yang mampu dan bersedia membelinya.
C. PRODUK Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan
keinginannya lewat produk adalah penawaran atau pemecahan. Barang fisik,jasa dan gagasan. Perguruan tinggi computer menawarkan barang fisik (buku,jaket,kartu mahasiswa),jas (kuliah,konsultasi,pratikum) dan gagasan (menemukan diri,bekal masa depan, persaudaraan)
D. NILAI HARGA DAN MANFAATIntisari pemasaran adalah menciptakan nilai pelanggan lebih besar daripada
yang di ciptakan oleh pesaing. Nilai adalah perkiraan pelanggan atas seluruh kemampuam produk untuk memuaskan kebutuhannya. Nilai dapat dirumuskan sebagai berikut :
Nilai = manfaat (kepuasan) yang dirasakan
22
Harga (biaya)
Dari persamaan di atas,nilai untuk pelanggan dapat dinaikan dengan memperluas atau memperbaiki manfaat produk atau menurunkan harga (biaya yang dikeluarkan pelanggan) atau gabungan dari keduanya.perusahaan yang menggunakan harga sebagai senjata untuk bersaing harus menggunakan strategi kepemimpinan biaya dalam mempertahankan ke unggulan kompetitif yang dapat di pertahankan.
E. KEPUASAN PELANGGANKepuasan pelanggan merupakan perasaan senang atau kecewa dari pelanggan
yang berasal dari perbandingan antara kinerja produk dengan harapanya.jika kinerja produk sesuai dengan harapan maka pelanggan puas atau senang. Sebaliknya,jika kinerja produk tidak sesuai dengan harapan maka pelanggan kecewa.
F. PERTUKARAN DAN TRANSAKSI Pertukaran adalah tindakan memperoleh barang yang dikehendaki dari
seseorang dengan menawarkan sesuatusebagai imbalan. Pertukaran dapat terjadi jika terdapat pihak memiliki sesuatu yang mungkin berharga pada pihak lain, masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan melakukan penyerahan,masing-masing pihak yakin bahwa branding dengan pihak lain adalah layak dan bermanfaat. Jika masing-masing pihak sepakat maka dikatakan terjadi transaksi.
Transaksi adalah perdagangan nilai antara dua pihak atau lebih. Kita membeli computer di took computer dengan harga Rp. 5juta (transaksi moneter). PT. Nurtanio menjual pesawat CN-235 ke pemerintah Thailand,dengan barter beras dan jagung (transaksi barter). Untuk mencapai keberhasilan dalam pertukaran,pemasar harus menganalisis apa yang diharapkan untuk disampaikan dan dibagikan pada masing-masing pihak dari suatu transaksi.
G. JARINGAN PEMASARANPemasaran hubungan merupakan praktik membanggun hubungan jangka
panjang yang memuaskan pihak-pihak kunci,misalnya pelanggan,pemasok,penyalur,guna mempertahankan preferensi dan bisnis jangka panjang mereka.
H. PASAR
23
Pasar terdiri dari semua pontensial pelanggan yang memiliki kebutuhan dan keingginan tertentu yang sama,yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keingginan itu dahulu.pasar merupakan tempat pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang-barang mereka.
I. PEMASARAN DOMESTIK DAN GLOBALPemasaran dapat dikelompok menjadi :-pemasaran dosmestik adalah pemasaran yang secara nyata ditunjukan kepada pasar dalam negri.-pemasaran ekspor merupakan tahapan pertama untuk menanggapi kesempatan pasar luar negri-pemasaran internasional adalah pemasaran yang bertindak lebih jauh dari pemasaran ekspordan terlibat lebih jauh dalam lingkungan suatu Negara tempat perusahaan tadi melakukan bisnis.-pemasaran multinasional adalah pemasaran yang memfokuskan pada pemanfaatan pengalaman dan produk perusahaan serta sadar Akan perbedaan dan keunikan lingkungan dalam ……..-pemasaran global adalah pemasaran yang memfokuskan pada pemanfaat asset,pengalaman, dan produk perusahaan secara global serta melakukan penyesuaian pada apa yang benar-benar untuk dan berbeda dalam setiap Negara.
J. ORIENTASI PERUSAHAAN Perusahaan dapat memilih enam konsep untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran ya. Yaitu konsep produksi,konsep produk,konsep penjualan,konsep pemasaran,konsep pemasaran karena kemasyarakatan dan konsep strategi.
K. KONSEP PRODUKSI Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen menyukai produk yang
tersedia dibanyak tempat dan selaras dengan kemampuannya. Konsep produksi memusatkan perhatian pada usaha-usaha untuk mencapai efesiensi produksi yang tinggi dan distribusi yang luas. Perusahaan-perusahaan jepang seperti sony,Toyota,Honda dan Suzuki menggunakan strategi ini.
L. KONSEP PRODUKKonsep produk menyatakan konsumen menyukai produk yang berkualitas dan
prestasi paling baik. Konsep produk memusatkan perhatian pada usaha untuk menghasilkan produk ang unggul dan terus-menerus menyampaikanya. Perusahaan seperti IBM,TEL,GENERAL MOTOR menggunkan strategi ini.
24
M. KONSEP PENJUALANKonsep penjualan menyatakan bahwa konsumen menyukai produk jika
perusahaan melakukan promosi dan penjjualan yang ,,,, strategi yang di gunakan perusahaan yang bergerak dalam bidang ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
N. KONSEP PEMASARANKonsep pemasaran menyatakan bahwa kunci meraih tujuan perusahaan adalah
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
O. KONSEP PEMASARAN KEMASYARAKATANKonsep pemasaran kemasyarakatan menyatakan bahwa tugas organisasi
adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dan mempertahankan kebutuhan dan keinginan konsumen serta mempertinggi kesejahteraan masyarakat. Perusahaan yang menganut strategi ini di amerika serikat adalah the body shop ,amway and ben & jerry
P. KONSEP PEMASARAN STRATEGIS Konsep pemasaran strategis adlah konsep pemasaran yang mengubah focus
pemasaran pelanggan atau produk kepelanggan dalam konteks pelanggan dalam konteks lingkungan eksternal yang lebih luas.
1.2 empat pilar dalam pemasaran
KONSEP PENJUALAN PEMASARAN PEMASARAN STRATEGIS
PRODUK PASAR SASARAN VISI DAN MISIFOKUS PRODUK KEBUTUHAN
PELANGGANKEBUTUHAN SEMUANYA
SARANA PENJUALAN DAN PROMOSI
PEMASARAN YANG TERINTERGRASI
PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN
AKHIR KEUNTUNGAN MELALUI VOLUME PENJUALAN
KEUNTUNGAN MELALUI KEUNTUNGAN PELANGGAN
KEUNTUNGAN MELALUI KEPUASAN SEMUANYA
Q. LANGKAH-LANGKAH DALAM STRATEGIS PEMASARAN
25
Strategi pemasaran merupakan proses lima tahap, yang terdiri dari analisis situasi strategi. Perancangan strategi pemasaran. Pengembang program pemasaran serta implementasi dan pengelolaan strategi pemasaran.
Gambar 1.8 memperlihatkan tahap proses strategi pemasaran.
strategi meliputi menenangkan pasar melalui perencanaan strategis berorientasi pasar,mengumpulkan informasi dan mengukur permintaan pasar,mencari peluang di lingkungan pemasaran,menganalis pasar konsumen dan perilaku pembeli,menganalisis pasar komunitas internet,menganalisis pasar bisnis dan perilaku pembeliaan bisnis,menghadapi pesaing dan mengidentifikasi segmen pasar serta memilih pasar sasaran.
26
Perancangan Strategi Pemasaran
Pengembangan Program Pemasaran
Pengembangan Program pemasaran
Analisis Situasi Strategi
THINK IMC!Efektifitas Komunikasi Untuk Meningkatkan Loyalitas merek dan
laba perusahaan(B.Helpris Estaswara,2008)
Pemasaran di era yang lebih dikenal sebagai era “knowledge based society” ini, te;lah mengubah komunikasi menjadi jantung dari kegiatan pemasaran. Komunikasi merupakan aspek penting dalam pertumbuhan dan suksesnya perusahaan. Ditengah-tengah situasi yang cepat berubah,perusahaan dituntut harus mampu melihat dengan jeli perusahaan-perusahaan tersebut dan diharapkan mampu meresponya dengan cepat,hal inilah yang menyebabkan peranan komunikasi menjadi semakin vital. Untuk itu ,perusahaan juga di tuntut harus mampu secara dinamis dalam upaya mengelola tiga domain jaringan dalam komunikasi,yaitu jaringan komunikasi antara perusahaan dengan para pelangngganya.(customer feedback loops),jaringan perusahaan dengan para pelangganya (marketing),serta jaringan komunikasi proses bisnis dalam internal perusahaan (work processes and knowledge),sehingga kom,unikasi yang bersifat satu arah tidak lagi memadai.perusahaan harus mampu menciptakan komunikasi dua arah yang bersifat mutual benefit dan menghasilkan feedback, karena umpan balik (feedback) yang diperoleh dari pihak konsumen merupakan suatu yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan inovasi dalam perusahaan.
Dunia sudah berubah , dan peradapan manusia sudah memasuki era komunikasi yang semakin canggih,pesatnya perkembangan teknologi informasi tersebut telah mendorong terciptanya sebuah dunia tanpa batas. Akibatnya jelas berdampak pada pada praktek bisnis,sehingga fakta merger,akusisi,serta restructuring semakin marak dilakukan untuk merespon perubahan lingkungan bisnis kompetitif dan unpredictable.
Pemasaran di era informasi adalah komunikasi, dan komunikasi adalah pemasaran, dimana keduanya tidak pernah bisa dipisahkan.dari titik inilah maka konsep IMC (integrated marketing communications) mulai berkembang,yang melakukan sebuah revisi kritis terhadap keseluruhan pemikiran-pemikiran dan pendekatan komunikasi dalam konteks bisnis dan pemasaran modern.
Seperti yang kita ketahui bersama,IMC pada awalnya memang hanya bicara tentang koordianasi semua elemen komunikasi pemasaran yang digunaksan untuk menyampaikan pesan terhadap khalayaknya.dalam perkembanganya kemudia,IMC
27
didefinisikan sebagai bearikut,yaitu merupakan suatu proses strategi dalam bisns yang digunakan dalam perencanaan,melaksanakan,serta mengevaluasi pengkoordinasian,pengukur dan persuasu program komunikasi merek sepanjang waktu dengan konsumen,pelanggsn,prospek dan sasaran lain,serta khalayak internal dan eksternal yang relevan.pada dasarnya, IMC memang dapat didefinisikan dengan berbagai sudut pandang,banyak definisi dan ide-ide tentang IMC serta bagaimana pengimplementasianya yang berbeda antara satu pemikiran dengan pemikiran lainya.
IMC juga dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep dan proses yang secara strategis mengelola komunikasi merk berdasarkan atas pendekatan khalayak,media,dan evaluasi hasil sepanjang waktu. Definisi ini secara umum dibangunn berdasarkan 4 elemen dasar. Pertama, yaitu imc merupakan suatu konsep dan juga sebuah konsep dan juga sebuah proses. Kedua,imc membutuhkan pengetahuan dan skil pemikiran strategis atas manajemen bisnis.ketiga,imc berfokus pada dan dibedakan menjadi tiga elemen yang disebut sebagai pilar imc,yaitu meliputi audience-focused,chanel-centered,result-driven,dan yang terahir,imc melibatkan pandangan lebih lanjut mengenai komunikasi merk.
Imc adalah sebuah konsep dan juga sebuah proses.sebagai sebuah konseop,imc adalah sebuah ide yang membutuhkan alur pemikiran yang mengenai perencanaan komunikasi merek secara holistic berdasarkan pendekatan strategis. Sebagai sebuah proses ,IMC merupakan serangkaian dinamika langkah progresif dan saling-tergantung
28
Efektivitas Loyalty Program
dalamCustomer Relationship Management
terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan
(Studi Kegiatan Divisi Retensi dalam Pelaksanaan
Loyalty Program “Im3@School Community” pada PT
Indosat Tbk. Kantor Cabang Malang)
Kebanyakan teori dan praktek pemasaran lebih berpusat pada seni menarik
pelanggan baru daripada mempertahankan dan mengembangbiakkan pelanggan
yang sudah ada. Penekanan biasanya pada penjualan dan bukannya pada relasi, pada
pra penjualan serta penjualan dan bukan pada perhatian terhadap pelanggan sesudah
penjualan (Kotler, 2005:84).
Kepuasan pelanggan diperlukan bagi kesuksesan bisnis. Namun kepuasan
saja tidak cukup untuk membangun atau membentuk basis pelanggan yang
loyal. Pada tahun 1980-1990-an, kepuasan pelanggan merupakan semboyan
bisnis. Setiap orang sibuk mencari cara untuk membahagiakan pelanggan dengan
memenuhi dan bahkan melebihi harapan mereka. Secara teoritis, bila para
pelanggan merasa puas, mereka membeli lebih banyak dan lebih sering. Buku,
artikel, dan seminar mengemukakan kata-kata seperti customer service, service
quality, dan service excellence.
Tom Duncan dalam bukunya Integrated Marketing Communications(2002:33)
menyebutkan bahwa sebuah perusahaan yang berorientasi pada Customer
Relationship Management (CRM)lebih fokus pada pengelolaan dan pertumbuhan
customer yang sudah ada untuk keuntungan jangka panjang, mereka paham bahwa
lebih murah dan lebih menguntungkan untuk meningkatkan penjualan dari customer
yang telah ada (telah dimiliki) daripada terus-menerus mencari customerbaru.
29
Program customer retention menjadi salah satu inti utama dari aktivitas Customer
Relationship Management (CRM), sedangkan salah satu penerapan strategi customer
retention adalah dengan Loyalty
MARKETING PUBLIC RELATIONS(MPR)
Marketing Public Relations (MPR) merupakan perpaduan pelaksanaan
program dan strategi pemasaran dengan aktivitas program kerja Public Relations.
Thomas L Harris dalam bukunya The Marketer’s Guide to Public Relation (Harris,
1991:13) mengatakan Marketing Public Relations (MPR) adalah suatu proses
perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat
merangsang pembelian atau kepuasan konsumen melalui komunikasi mengenai
informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan positif yang ditimbulkan dan
berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan,
keinginan dan kepentingan bagi para konsumennya.
Marketing Public Relations (MPR) juga merupakan suatu kegiatan Public
Relationsyang dirancang untuk mendukung tujuan pemasaran yang berorientasi
kepada pelanggan dengan cara mengidentifikasi, membangun, dan
mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan dengan pelanggan melalui
komunikasi informasi yang kredibel serta kesan yang dapat mengidentifikasikan
perusahaan dengan produknya berdasarkan keinginan dan kebutuhan pelanggan
sehingga dapat meningkatkan loyalitas (Gaffar, 2007:94). Dalam kegiatannya
untuk mempertahankan hubungan dengan pelanggan atau bisa disebut juga perawatan
pelanggan (customer retention), salah satu strategi yang bisa digunakan Marketing
Public Relations (MPR) adalah dengan menerapkan strategi Customer Relationship
Management (CRM).
CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT(CRM)
Brown dan Rigby, Reincheld, Dawson (dalam Gaffar, 2007:87)
mengungkapkan bahwa Customer Relationship Management (CRM) merupakan
suatu proses mendapatkan, mempertahankan, dan mengembangkan pelanggan
30
yang menguntungkan dan memerlukan suatu fokus yang jelas terhadap atribut
suatu jasa yang dapat menghasilkan nilai kepada pelanggan sehingga dapat
menghasilkan loyalitas. Jadi di sini Customer Relationship Management (CRM)
bukanlah suatu konsep atau proyek, melainkan suatu strategi bisnis yang bertujuan
untuk memahami, mengantisipasi, dan mengelola kebutuhan pelanggan yang ada dan
pelanggan potensial dari suatu organisasi
Menurut Storbacka dan Lehitnen (dalam Gaffar, 2007:35) fokus dari
Customer Relationship Management (CRM) itu sendiri adalah untuk memperbaiki
tingkat kepuasan pelanggan, meningkatkan loyalitas pelanggan dan meningkatkan
pendapatan dari pelanggan yang ada, dalam menghadapi tingginya tingkat
persaingan, globalisasi dan perputaran pelanggan serta perkembangan biaya
pengakuisisian pelanggan. Francis Buttle (Buttle, 2004:57) menyebutkan bahwa
tujuan utama yang ingin dicapai oleh semua strategi Customer Relationship
Management (CRM) adalah untuk mengembangkan hubungan yang
menguntungkan dengan pelanggan.
CUSTOMER RETENTION
Perawatan pelanggan merupakan tujuan strategis untuk mengupayakan
pemeliharaan hubungan jangka panjang dengan pelanggan (Buttle, 2004:371).
Program customer retention menjadi salah satu inti utama dari aktivitas Customer
Relationship Management (CRM).Paradigma dan cara berpikir perusahaan tidak lagi
didominasi pada bagaimana cara mendapatkan pelanggan baru, tetapi lebih ke arah
bagaimana mempertahankan pelanggan lama.
LOYALTY PROGRAM
Salah satu penerapan strategi perawatan pelanggan (customer
retention) adalah melalui Loyalty Program (program loyalitas). Berhubungan
dengan hal tersebut, perusahaan dapat mendesain Loyalty Program yang sesuai
untuk pelanggannya. Program loyalitas ini akan sangat membantu perusahaan
dalam mempertahankan pelanggan, meningkatkan kepuasan, dan menjaga agar
pelanggan tidak tergiur oleh berbagai tawaran yang diberikan oleh kompetitor lain.
31
Francis Buttle mengungkapkan bahwa Loyalty Program yang sukses adalah
Loyalty Program yang mampu memberikan lima jenis nilai bagi pelanggan, yaitu:
1. Nilai uang. Berapa banyak penghargaan yang bisa dinilai dengan
uang jika dibandingkan dengan uang yang dibelanjakan untuk
mendapatkannya.
2. Nilai penebusan. Seberapa banyak penghargaan yang ditawarkan.
3. Nilai aspirasional. Seberapa besar pelanggan ingin mendapatkan
penghargaannya.
4. Nilai relevansi. Seberapa mudah penghargaan tersebut dijangkau
oleh pelanggan.
5. Nilai kenyamanan. Seberapa mudah mengumpulkan kredit dan
menukarnya dengan hadiah.
KEPUASAN PELANGGAN
Dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pada
akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh pelanggan
mengenai kepuasan yang dirasakan. Kepuasan merupakan tingkat perasaan di
mana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk (jasa) yang
diterima dan diharapkan (Lupiyoadi dan A Hamdani, 2006:192).
Francis Buttle mengungkapkan bahwa Customer Relationship Management
(CRM)dijalankan karena sistem ini dapat meningkatkan performa bisnis perusahaan
dengan cara meningkatkan kepuasan pelanggan dan pada gilirannya menumbuhkan
kesetiaan mereka.
Gambar 1. Kepuasan dan kesetiaan pelanggan serta performa bisnis (Buttle,
2006:29)
32Peningkatan pemasukan
Saham konsumen
Customer tenure
Prilaku loyal
Sikap loyal
Memahami tuntutan konsumen
Memenuhi kebutuhan konsumen
Mewujudkan nilai
Kesetiaan konsumen Performa bisnisKepuasan konsumen
Model tersebut menunjukkan logika yang sangat meyakinkan dan dijuluki
satisfaction-profit-chain. Kepuasan akan meningkat karena informasi yang
mendalam tentang konsumen membuat perusahaan lebih memahami mereka
sehingga meningkatkan pula nilai konsumendi mata perusahaan. Dengan naiknya
tingkat kepuasan konsumen, akan meningkat pula kecenderungan konsumen untuk
kembali membeli produk yang ditawarkan perusahaan. Pada gilirannya, kondisi
ini akan mempengaruhi perilaku beli konsumen dan berdampak sangat signifikan
terhadap performa bisnis perusahaan (Buttle, 2006:29).
LOYALITAS PELANGGAN
Loyalitas pelanggan atau istilah lainnya kesetiaan merek (brand loyalty)
didefinisikan sebagai sejauh mana seorang pelanggan menunjukkan sikap positif
terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tertentu, dan berniat
untuk terus membelinya di masa depan. Kesetiaan merek dipengaruhi secara
langsung oleh kepuasan/ketidakpuasan dengan merek yang telah diakumulasi
dalam jangka waktu tertentu sebagaimana persepsi kualitas produk. Karena
empat sampai enam kali lebih murah untuk mempertahankan pelanggan lama
daripada memperoleh yang baru, maka para manajer harus memberi prioritas
tertinggi pada penciptaan strategi yang membangun dan mempertahankan
kesetiaan merek (Mowen dan Minor, 2001:108).Namun tingkat kepuasan pelanggan
yang tinggi belum tentu berlanjut menjadi pembelian ulang dan peningkatan
penjualan. Berbeda dengan kepuasan pelanggan yang lebih banyak berhubungan
dengan sikap, konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan perilaku
(behavior) (Griffin, 2003:5). Loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku
membeli. Atribut loyalitas pelanggan menurut Griffin (2003:31), meliputi:
1. Makes regular repeat purchase(Melakukan pembelian ulang secara teratur)
2. Purchase across product and service lines(Membeli antarlini produk dan jasa)
3. Refers others(Mereferensikan terhadap orang lain)
4. Demonstrate an immunity to the pull of the competition(Menunjukkan kekebalan
terhadap tarikan pesaing)
33
Peningkatan pemasukan
Saham konsumen
Customer tenure
Memahami tuntutan konsumen
Memenuhi kebutuhan konsumen
Mewujudkan nilai
SOCIAL EXCHANGE THEORY
Teori ini dikembangkan oleh John Thibault dan Harold Kelley
(Lattimore, 2004:52), Social Exchange Theorymenggunakan pandangan ekonomi
mengenai biaya dan keuntungan untuk memprediksi perilaku. Teori ini
berasumsi bahwa individu dan grup memilih strategi berdasarkan pada penerimaan
rewarddan biaya. Secara umum, seseorang ingin menjaga biaya yang mereka
keluarkan tetap rendah namun memperoleh rewardyang tinggi.
Taylor dan Altman (dalam West and Turner, 2004:179), berasumsi bahwa
hubungan dapat dikonseptualisasikan dalam istilah reward dan cost (keuntungan dan
biaya). Reward adalah keadaan relasional atau perilaku yang menimbulkan
kepuasan, kebahagiaan, dan kepuasan hati pihak-pihak yang berhubungan.
Sedangkan biaya adalah keadaan relasional atau perilaku yang menimbulkan perasaan
negatif. Singkatnya, jika suatu hubungan menawarkan lebih banyak
rewarddibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan, individu akan lebih senang
tetap tinggal dalam hubungan tersebut. Demikian juga sebaliknya, jika individu
tersebut merasa lebih banyak biaya yang dikeluarkan daripada reward yang
diperoleh, ia akan meninggalkan hubungan tersebut. Taylor dan Altman juga
menyebutkan bahwa rewarddan biaya memiliki hubungan yang konsisten dengan
kepuasan personal dan kebutuhan sosial.
34
Peran Public Relation terhadap Loyalitas Konsumen Indosat di KotaMakassar
Emilsyah Nur
Public relation yang merupakan salah satu cabang dari ilmu komunkasi yang berorentasi untuk mewujudkan hubungan yang baik dan harmonis antara publik internal maupun eksternal menjadi sasaran utama dalam mewujudkan jalinan hubungan tersebut. Agar potensi public relation terimplikasi dalam menunjang pencapaian tujuan dan sasaran yang diinginkan, maka sangat diperlukan tersediannya data dan informasi yang objektif serta akurat. Ini berkaitan dengan status dan citra public relation dalam sebuah kantor atau perusahaan yang menyangkut keyakinan, sikap, dan pendapat khalayak serta sistem dan arus informasi yang diberikan kepada yang membutuhkan.
Khusus di Indonesia dalam satu dekade terakhir ini, industri telekomunikasi terutama telepon nirkabel tumbuh sangat pesat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mampu menggeser media komunikasi yang lain, dari kebutuhan sekundermenjadi kebutuhan primer. Sekarang hampir semua elemen masyarakat telah memiliki telepon genggam sebagai bagian dari kebutuhan dan gaya hidup masa kini, apalagi didukung oleh harga produk yang terjangkau. Keberadaan telepon genggam tentu tidak terpisahkan dengan layanan penyedia telepon seluler, melihat semakin banyaknya permintaan masyarakatuntuk memenuhi kebutuhan mereka dalam berkomunikasi dan semakin banyak juga produk yang ditawarkan.Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan jasa telekomunikasi yang memperkenalkan produk mereka ke masyarakat.
Provinsi Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar yang memiliki luas wilayah, jumlah penduduk, dan letak geografis yang sangat potensial, diperebutkan oleh sepuluh operator seluler yang bermain di wilayah tersebut yaitu: Telkom, Telkomsel, Indosat, Excelcomindo, Hucthison, Sinar Mas Telecom, Sampoerna Telecommuication, Bakrie Telecom, Mobile-8, dan Natrindo Telepon Seluler. Dari sepuluh operator tersebut, hanya tiga operator yang memiliki pangsa pasar diatas 5 % yaitu: Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo (14,8%). Beberapa strategi yang diterapkan operator seluler antara lain : Penawaran bonus kartu perdana (starter pack), Bonus isi ulang, Bonus pemakaian pulsa, Tarif SMS, Penukaran poin, Panggilan murah, dan berbagai hadiah menarik melalui penukaran poin. Ini memperlihatkan bahwa persaingan antar operator seluler terlihat nyata dengan melimpahnya berbagai bonus dan tarif yang cendrung terus menurun.
35
Semakin banyak produsen yang menawarkan layanan operator seluler, maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak. Dengan demikian kekuatan tawar menawar konsumen semakin besar, dan hak-hak konsumen mulai mendapatkan perhatian yang sangat besar. Aspek keamanan dalam pemakaian barang dan jasa tertentu, serta kualitas dari sebuah produk pelayanan akan menjadi perhatian khusus oleh para operator seluler tersebut. Ini semua dilakukan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Perusahaan yang berhasil meningkatkan loyalitas pelanggan, tentunya akan lebih setia, lebih sering membeli, dan rela membayar lebih banyak dalam menggunakan layanan perusahaan tersebut. Salah satu teori tentang public relation yang dikemukakan oleh Cutlip, Center dan Gleen Brown (2006) yang mengatakan bahwa public relation adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.Situasi persaingan yang semakin ketat antara perusahaan penyedia produk layanan seluler menyebabkan perusahaan sulit meningkatkan jumlah pelanggannya. Terdapat banyak produk di berbagai pasar dengan bermacam keunggulan serta nilai lebih yang ditawarkan oleh para pesaing perusahaan seluler. Untuk memasuki pasar baru, memerlukan biaya yangcukup besar karena alternatif yang lebih baik adalah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan pasar yang ada. Salah satu usaha dalam meningkatkan kesetiaan (loyalitas) pelanggan merupakan kunci keunggulan bersaing dalam situasi yang penuh persaingan adalah kemampuan perusahaan dalam meningktakan loyalitas pelanggan. Kesetiaan pelanggan akan menjadi kunci sukses, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
Loyalitas pelanggan tidak terbentuk begitu saja dalam waktu yang singkat, tetapi melalui proses dan berdasarkan pengalaman pada masa lalu dari pelanggan dalam memakai layanan yang konsisten sepanjang waktu. Bila dalam layanan tersebut, pelanggan tidak mendapatkan layanan yang memuaskan, maka pelanggan tidak akan berhenti mencoba merek dan layanan dari perusahaan lain sampai mereka mendapatkan layanan yang memenuhi kriteria.
Loyalitas adalah “sikap positif seorang konsumen terhadap suatu merek, konsumen memiliki keinginan kuat untuk membeli ulang merek yang sama pada saat sekarang atau masa akan datang”. Ukuran loyalitas didasarkan pada frekuensi dan konsistensi prilaku pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Jika konsumen terkesan dengan pembelian pertama karena kualitas yang baik atau promosi yang menarik, maka konsumen akan tertarik untuk melakukan pembelian selanjutnya. Kesetiaan konsumen akan barang dan jasa yang tercermin dengan pembelian berulang secaraterus menerus dan akan memotivasi pelanggan untuk setia dan sulit berpindah ke merek atau perusahaan lain (Sumarwan, 2003:326).
Menurut (Griffin, 2003:31) pelanggan yang loyal dapat diidentifikasi dengan:
36
a. Melakukan pembelian berulang secara teratur
b. Membeli antar lini produk atau jasa
c. Mereferensikan kepada orang lain
d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari
pesaing.
Konsumen yang loyal tidak hanya melakukan pembelian yang berulang, mereka juga membeli kategori produk yang berbeda dari sebuah perusahaan, kesukaan terhadap suatu produk tidak hanya disimpan sendiri, mereka juga mereferensikan atau memberi rujukan kepada orang lain untuk menggunakan produk yang dianggap bagus dan percaya pada perusahaan tertentu. Saat ketertarikan pelanggan pada suatu produk sudah kuat, maka pelanggan tidak akan mudah beralih pada produk pesaing.
Satu cara yang efektif untuk mencapai loyalitas pelanggan adalah melalui aktivitas public relation, dimana public relation dituntut untuk menciptakan saling pengertian (public understanding) dan dukungan (public support) bagi terciptanya tujuan antara perusahaan dengan publik, khsusnya pelanggan. Pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai oleh public relation yaitu good will dan memperolehopini publik yang favourable image yang menciptakan hubungan baik dengan pelanggan. Public relation berusaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi (perusahaan) yang diwakilinya dengan publik (stakeholder) dan sasaran khalayak yang terkait, yang pada akhirnya tujuan yang diharapkan akan tercipta citra positif (good image), saling menghargai (mutual oppreciation), saling timbul pengertian (mutual under standing), toleransi (tolerance) antara kedua belah pihak yang terkait dengannya. Menurut (Ruslan, 2008:147) aktivitas public relation biasanya lebih banyak digunakan oleh perusahaan dalam bidang jasa, tentu salah satunya adalah perusahaan jasa operator seluler.
Penelitian mengenai peran public relation dalam mempertahankan loyalitas pelanggannya telah pernah dilakukan oleh Erwin pada tahun 2011 yang meneliti mengenai aktivitas public relation PT. Telkomsel Area IV Pamasuka dalam realitas loyalitas pelanggan Telkomsel.
Peranan public relation sangat erat kaitannya dengan pembentukan persepsi pelanggan, karena pada dasarnya konsumen membeli kenyamanan, suasana, tempat, dan lainnya yang dapat membuat pelanggan merasa puas sehingga pada akhirnya dapat tercipta loyalitas pelanggan yang akan diberikan kepada perusahaan tersebut. Model bagan alur tentang mekanisme jalur public relation terhadap pengguna yang loyal terhadap produk Indosat Makassar ditunjukkan pada Gambar 1. Penelitian ini mengkaji peran public relation terhadap loyalitas pelanggan Indosat Makassar berdasarkan kerangka konsep tersebut.
37
Gambar 1 Kerangka konsep public relation
38
Eksternal loyalty
Citra indosat
Internal costumer
Public relations