tesis - repo.apmd.ac.id

91
1 STRATEGI KEPOLISIAN RESOR BANTUL, BNNK DAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Konsentrasi Pemerintahan Daerah Disusun oleh : LANGGENG UTOMO 17610025 PROGRAM MAGISTER SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA 2019

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS - repo.apmd.ac.id

1

STRATEGI KEPOLISIAN RESOR BANTUL, BNNK DAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDADAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL DALAM PENANGGULANGAN

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai DerajatMagister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan

Konsentrasi Pemerintahan Daerah

Disusun oleh :LANGGENG UTOMO

17610025

PROGRAM MAGISTERSEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA

2019

Page 2: TESIS - repo.apmd.ac.id
Page 3: TESIS - repo.apmd.ac.id
Page 4: TESIS - repo.apmd.ac.id

4

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga

penulis telah dapat menyusun tesis ini.

Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat

Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Konsentrasi Pemerintah Daerah di Sekolah

Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) “APMD” Yogyakarta.

Terselesaikannya penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan doa, bimbingan maupun saran-saran yang berguna dalam penyusunan tesis.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Supardal, selaku Direktur Program Magister Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa (STPMD) “AMPD” Yogyakarta yang telah memberikan arahan dan

bimbingan dengan penuh kesabaran sampai selesainya tesis ini.

2. Bapak Dr. R. Widodo Triputro, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sampai selesainya tesis ini.

3. Ibu Dra. B. Hari Saptaning Tyas, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sampai selesainya tesis

ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Magister Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

Desa (STPMD) “AMPD” Yogyakarta, yang telah membekali banyak ilmu pengetahuan.

5. Bapak Kapolres beserta Wakapolres Kabupaten Bantul yang telah memberikan ijin

dalam melaksanakan penelitian di Polres Kabupaten antul.

6. Kepala Badaan Narkotika Nasional Kabupaten Bantul yang telah memberikan ijin bagi

penulis dalam mengumpulkan data dan informasi bagi penulisan tesis.

7. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul yang telah

memberikan ijin bagi penulis dalam mengumpulkan data dan informasi bagi penulisan

tesis.

8. Pihak Sekolah yang telah bersedia bekerjasama serta memberikan informasi bagi

penulis dalam menyelesaikan tesis.

9. Pengguna atau pemakai narkotika yang telah bersedia memberikan informasi berupa

pengalaman bagi penulis dalam menyelesaikan tesis.

10. Saudara-saudari yang telah bersedia memberikan informasi dan menjadi motivator

untuk menyelesaikan tesis ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa Program Magister Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

Desa (STPMD) “AMPD” Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam usaha penyusunan tesis ini tidak luput dari kekurangan,

kesulitan, hambatan maupun rintangan, sehingga tesis ini masih jauh dari kata sempurna.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan dan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada

Page 5: TESIS - repo.apmd.ac.id

5

Bapak dan Ibu Dosen dan semua pihak atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak serta

menambah wacana pemikiran bagi semua pihak yang berminat pada penelitian dibidang ini.

Yogyakarta, 11 September 2019

Penulis

Langgeng Utomo

Page 6: TESIS - repo.apmd.ac.id

6

MOTTO

Bekerja dengan ihklas dan selalu bersyukur kepada Allah SWT agarhati tenteram dan damai serta mensyukuri nikmat yang telah

diberikan kepadaNya

Page 7: TESIS - repo.apmd.ac.id

7

PERSEMBAHANDengan penuh rasa syukur dan sukacita tesis ini ku persembahkan kepada:

1. Kedua Orangtua yang sudah menghadap KepadaNya

2. Istriku tercinta Nuri Handayani, Amk,

3. Anak-anakku tersayang Vea dan Nanda

4. Teman-teman yang telah membantu dan mensuport selesainya Tesis ini.

5. Almamater ku tercinta Program Magister Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

(STPMD) “AMPD” Yogyakarta.

.

DAFTAR ISI

Page 8: TESIS - repo.apmd.ac.id

8

halaman

JUDUL ............................................................................................ …. i

PENGESAHAN............................................................................... …. ii

PERNYATAAN .............................................................................. …. iii

KATA PENGANTAR ………………………………………………......…. iv

MOTTO........................................................................................... …. vi

PERSEMBAHAN ............................................................................ …. vii

DAFTAR ISI.................................................................................... …. viii

DAFTAR TABEL............................................................................. …. xi

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK .................................................. … xii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................… xiii

ABSTRAK....................................................................................... … xiv

ABSTRACT .................................................................................... … xv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................… 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... … 1

B. Fokus Penelitian ....................................................................… 8

C. Rumusan Masalah.......................................................... … 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. ... 9

1. Tujuan Penelitian ............................................................. … 9

2. Manfaat Penelitian ........................................................... … 10

E. Kerangka Konseptual............................................................. … 10

1. Strategi.............................................................................. … 10

2. Penyalahgunaan Narkoba .................................................... … 14

3. Pelajar ………………………………………………….....…… 21

F. Metode Penelitian ..................................................................… 22

1. Jenis Penelitian ..................................................................… 23

Page 9: TESIS - repo.apmd.ac.id

9

2. Obyek Penelitian ................................................................ … 23

3. Lokasi Penelitian ................................................................ … 23

4. Teknik Pemilihan Subjek Penelitian .................................… 23

5. Teknik Pengumpulan Data ............................................... … 24

6. Teknik Analisis Data......................................................... … 26

BAB II PROFIL POLRES BANTUL DAN SATRES NARKOBA ……..... .. 28

A. Profil Polres Bantul dan Satuan Reserse Narkoba ................. … 28

1. Polres Bantul .....................................................................… 28

2. Wilayah Administratif .......................................................... … 28

3. Visi dan Misi Polres Bantul …………………………………….. 31

4. Struktur Organisasi Polres Bantul ……………………………. 33

B. Satuan Reserse Narkoba Kabupaten Bantul .......................... … 48

1. Pertelaan Tugas (Job Discription) Satuan Reserse Narkoba …. 48

2. Struktur Organisasi Satuan Reserse Narkoba Kabupaten

Bantul………………………………………………………………….. 49

3. Proses Penyidikan Tindak Pidana Narkoba …………………… 54

4. Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Reserse Narkoba

Polres Bantul ………………………………………………..……….. 55

C. Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bantul ……………………. 59

1. Bentuk Organisasi ……………………………………………… 59

2. Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional Kabupaten

Bantul ………………………………………………………………… 61

3. Dana Operasional ……………………………………………….. 63

4. Tempat atau Lahan Kantor dan Sarana Prasarana ……………. 63

5. Sumber Daya Manusia ………………………………………… 64

D. Profil Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Bantul ……………………………………………….……………….. 67

Page 10: TESIS - repo.apmd.ac.id

10

1. Dasar Pembentukan ……………………………………………. 67

2. Visi dan Misi Bupati Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021 …… 67

3. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga .. 71

4. Tugas Pokok Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga ………. 72

BAB III ANALISIS DATA .........................................................................… 74

A. Strategi Polres, BNNK, dan Dikpora dalam Penanggulangan

Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pelajar…………………… 74

1. Strategi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di

Kalang Pelajar………………………………………………. 74

2. Penyalahgunaan Narkoba .............................................. … 84

3. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba .................. … 94

B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Kerjasama

Penanggulangan Narkoba di Kalangan Pelajar ………………….………… 122

1. Faktor Pendukung …………………………………..……………. 122

2. Faktor Penghambat…………………………………..…………… 125

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ … 129

A. Kesimpulan ........................................................................... … 129

B. Saran .................................................................................... … 131

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..……………..….. 132

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: TESIS - repo.apmd.ac.id

11

DAFTAR TABEL

Tabel I.1Data Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Kabupaten Bantul …… 2

Tabel II.1 Jumlah Siswa SMP di Kabupaten Bantul ………………………. 69

Tabel II.2 Jumlah Siswa SMA di Kabupaten Bantul…………………… 70

Tabel III.1 Daftar Pengguna Narkoba Berdasarkan Pekerjaan di Kabupaten

Bantul…………………………………………………………… 83

Tabel III.2 DataPengguna Narkoba Berdasarkan Usia…………………….. 84

Tabel III.3 Data Pengguna Narkoba Berdasarkan Pendidikan di Kabupaten

Bantul …………....................................................................... 84

Page 12: TESIS - repo.apmd.ac.id

12

DAFTAR GAMBARGambar II.1 Peta Wilayah Kabupaten Bantul………………………………… 29

Gambar II.2 Struktur Organisasi Polres Bantul ……………………………… 33

Gambar II.3Struktur Organisasi Satuan Reserse Narkoba Polres Bantul …... 49

Gambar II.4Proses Penyidikan Tindak Pidana Narkoba ……………………. 54

Gambar II.5 Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional Kabupaten

Bantul …………………………………………………………… 61

Gambar II.6 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Bantul ……………………………………………….. 71

Gambar III.1 Sosialisasi di Kalangan Pelajar …………………………………. 74

Gambar III.2 Sidang Diversi …………………………………………………… 78

Gambar III.3 Sidang Asesmen…………………………………………………. 80

Gambar III 4 Kantor BNNK Kapupaten Bantul………………………….…….123

Page 13: TESIS - repo.apmd.ac.id

13

DAFTAR LAMPIRAN1. Surat Ijin Penelitian

2. Surat perintah yg dikeluarkan Polres Bantul

Page 14: TESIS - repo.apmd.ac.id

14

ABSTRAKPemuda adalah aset bangsa, sebagai garda utama untuk membangun tatanan baru

sebuah bangsa.Di tangan pemudalah bangsa ini hendak bermuara.Harus diakui bahwapemuda adalah generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagipembangunan nasional. Jika kita melihat kembali sejarah Indonesia, kita akan melihat begitudominannya peran pemuda dalam melakukan perubahan. Pemuda adalah cikal bakalpimpinan pada masa depan karena seringkali sebuah negara akan berkembang atau majuapabila negara tersebut memiliki pemuda yang berprestasi dan ada pula negara yang akanhancur apabila pemudanya tidak mempunyai kualifikasi yang jelas akan cita-cita bangsa. Darilatar belakang masalah judul penelitiannya adalah “Kerjasama Kepolisian Resor Bantul ,BNNKdan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul dalam PenanggulanganPenyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pelajar”, dengan fokus penelitiannya kerjasama antarakepolisian, BNNK dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam penanggulanganpenyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar di Kabupaten Bantul, faktor pendukung danpenghambat kerjasama penanggulangan narkoba di kalangan pelajar serta rumusanmasalahnya “Bagaimana kerjasama antara Kepolisian, BNNK, Dinas Pendidikan, Pemuda danOlahraga dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar di KabupatenBantul ? serta apa sajakah faktor pendukung dan penghambat kerjasama penanggulangannarkoba di kalangan pelajar ?.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan wawancaradengan metode penelitian adalah deskriptif kualitatif guna menjelaskan fokus, permasalahan,dan tujuan. Setelah melakukan observasi, wawancara, dokumentasi selanjutnyamendiskripsikan hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis data yaitu reduksi data,penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penulis mengambil data dari 16 informanyang terdiri dari : Kepala Unit 1 Sat Narkoba Polres Bantul (1 orang), Anggota penyidik (2orang), anggota operasional Sat Narkoba Polres Bantul (3orang), anggota administrasi PolresBantul (1 orang),Kepala Urusan Administrasi umum (1 orang), anggota BNNK (2 orang),bagian bina program Dikpora (1 orang), Guru (2 orang), Pengguna/pemakai narkoba (3 orang)

Sehingga diperoleh dari hasil pengamatan dan dokumntasi bahwa Penanggulanganpenyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar SMP dan SMA di Kabupaten Bantul dilakukandengan bentuk perjanjian kerjasama dalam penyuluhan dan pembinaan kesiswaan dilingkungan sekolah- sekolah dibawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga KabupatenBantul dengan melibatkan Kepolisian dan BNNK Bantul sebagai pembina dan pendampingsiswa. Adapun bentuk kerjasama antara Polres Bantul, Dikpora dan BNNK dilakukan melaluipenyuluhan sekolah-sekolah mulai dari jenjang SD, SMP Negeri maupun swasta, dan SMA/KNegeri maupun swasta melalui surat perjanjian atau MoU antara kepolisian dan sekolah gunapengawasan dan pembinaan peserta didik terutama dalam hal penyalahgunaan narkoba dilingkungan sekolah. Adapun beberapa strategi penanggulangan yang telah dilaksanakanseperti : pre-emtif, preventif, represif serta program-program sosialisasi, sidang diversi danrehabilitasi.Kata-Kata Kunci :Strategi,Narkoba, Pelajar.

Page 15: TESIS - repo.apmd.ac.id

15

ABSTRACT

Young generation is nation’s assets as guard power for building a new national order.Important things, young generation as the center of the develop country power. We areknowing young generation as the first power of next generation into national development. Ifwe flash back to the history of Indonesia, we would see very important things the power ofyoung generation to be the best of the best a country. They are leadership of future becausethe country would be best country if they are had outstanding of young generation and somecountries will be destroyed if the youth does not have clear qualifications for the ideals of thenation. From the background of the problem the title of his research is "Cooperation of theBantul Resort Police, BNNK and the Education, Youth and Sports Agency in Bantul in theCountering of Drug Abuse among Students", with the focus of his research being thecollaboration between the police, BNNK and the Office of Education, Youth and Sports intackling Narcotics Abuse drug use among students in Bantul Regency, supporting factors andobstacles in drug management cooperation among students and the formulation of theproblem "What is the collaboration between the Police, BNNK, the Department of Education,Youth and Sports in tackling drug abuse among students in Bantul Regency? So what are thesupporting and inhibiting factors for collaborating with drug management among students?

The observe data in this study was conducted by conducting interviews with adescriptive qualitative research method to explain the focus, problems, and objectives. Afterconducting observations, interviews, documentation then describe the results of researchusing data analysis techniques, namely data reduction, data presentation, drawing conclusionsand verification. The author takes data from 16 informants consisting of: Unit Head 1 of theBantul Police Narcotics Unit (1 person), Members of the investigator (2 people), operationalmembers of the Bantul Police Narcotics Unit (3 people), members of the Bantul PoliceAdministration (1 person), Head General Administration Affairs (1 person), BNNK members (2people), part of the Dikpora program (1 person), Teachers (2 people), Drug users / users (3people).

So we have obtained from observations and documentations that the prevention ofdrug abuse in junior and senior high school students in Bantul Regency is carried out in theform of cooperation agreements in counseling and student coaching that schools under theYouth and Sports Education Office of Bantul Regency by involving the Police and BantulBNNK as the student coaches and mentors. The form of cooperation between Bantul Police,Dikpora and BNNK is done through counseling schools ranging from elementary, state andprivate junior high schools, and state and private high schools / private through an agreementletter or MoU between the police and schools for supervision and guidance of students,especially in drug abuse in the school environment. As for several coping strategies that havebeen implemented such as: pre-emptive, preventive, repressive and socialization programs,trial diversion and rehabilitation.Keywords: Strategic, Drug, Students.

Page 16: TESIS - repo.apmd.ac.id

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Berbicara mengenai pemuda berarti berbicara mengenai masa depan

bangsa. Pemuda adalah aset bangsa, sebagai garda utama untuk

membangun tatanan baru sebuah bangsa. Di tangan pemudalah bangsa ini

hendak bermuara. Harus diakui bahwa pemuda adalah generasi penerus

perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional. Jika

kita melihat kembali sejarah Indonesia, kita akan melihat begitu dominannya

peran pemuda dalam melakukan perubahan. Pemuda adalah cikal bakal

pimpinan pada masa depan karena seringkali sebuah negara akan

berkembang atau maju apabila negara tersebut memiliki pemuda yang

berprestasi dan ada pula negara yang akan hancur apabila pemudanya tidak

mempunyai kualifikasi yang jelas akan cita-citabangsa.

Banyak faktor yang menyebabkan terhambatnya perkembangan pelajar

sebagai generasi muda, diantaranya adalah masalah keluarga, lingkungan

pergaulan dan sekolah. Lingkungan pergaulan yang salah akan menjadi

penyebab rusaknya generasi muda. Pada zaman yang modern ini, kasus

tentang penyalahgunaan narkoba pada kalangan remaja terus meningkat dari

tahun ke tahun. Banyaknya para remaja yang telah menjadi kecanduan

dengan barang haram tersebut karena pergaluan mereka yang kurang baik.

Hal ini bukan saja dapat membawa pengaruh buruk bagi remaja, tetapi juga

membawa pengarung buruk bagi negara karena negara yang maju berasal

dari generasi penerusnya yang sehat, cerdas dan berakhlak baik.

Page 17: TESIS - repo.apmd.ac.id

2

Para remaja menjadi sasaran utama bagi para pengedar narkoba bukan

karena tanpa alasan tetapi, ini semua di karenakan para remaja yang mudah

terpengaruh oleh iming-iming apalagi di usia mereka yang memiliki rasa ingin

tahu tinggi dan masih dalam penjajakkan pencarian jati diri. Tidak heran

apabila penjualan narkoba dikalangan remaja menjadi laris manis yang

membuat untung besar bagi para penjual narkoba. Sekitar 4,7 % pengguna

narkoba adalah pelajar dan mahasiswa. Badan Narkotika Nasional (BNN)

mengakui pengaruh narkoba telah merambah ke berbagai kalangan.

Berdasarkan survei BNN, penggunaan narkoba tercatat sebanyak 921.695

orang adalah pelajar dan mahasiswa.1

Pemerintah Kabupaten Bantul mempunyai data jumlah penyalahgunaan

narkoba cukup tinggi. Sebagaimana data yang berhasil dihimpun oleh penulis

penyalahgunaan Narkoba dikalangan pelajar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1

Data kasus Penyalahgunaan Narkoba di Kabupaten Bantul

No Tahun Jumlah kasusTersangka

Pelajar

Pengguna

Pelajar

1 2016 45 - -

2 2017 44 kasus 5 25

3 2018 71 kasus 7 35

Jumlah 160 kasus 12 60

Sumber : Polres Bantul 2018

1http://nasional.sindonews.com diakses tanggal 4 Maret 2019)

Page 18: TESIS - repo.apmd.ac.id

3

Maraknya jumlah penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar

menimbulkan keprihatinan berbagai kalangan. Seyogyanya, Penanggulangan

narkoba merupakan tanggungjawab bersama yaitu adanya sinergi peran

orang tua, guru, kepolisian dan Badan Narkotika Nasional tingkat Kabupaten.

Upaya preventif maupun represif mutlak diperlukan, mengingat bahaya

narkoba sangatlah besar dilingkungan pelajar dan generasi muda.

Penyalahgunaan narkoba jika tidak ditangani secara serius sejak dini,

dikhawatirkan merusak masa depan generasi penerus bangsa. Maka dari itu,

perlu upaya yang dilakukan secara terus menerus demi mengontrol dan

mencegah peredaran gelap narkoba untuk Indonesia bisa terlepas dari

bahaya narkobatersebut.

Peran pemerintah dalam hal penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar

diwujudkan dengan adanya kerjasama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah

raga (Dikpora), Kepolisian dan BNN. BNN telah menetapkan lingkungan

pendidikan sebagai salah satu sasaran strategis pencegahan

penyalahgunaan narkoba. BNN juga sebagai garda terdepan dalam

pencegahan penyalahgunaan narkoba.

BNN melalui paradigma baru berperan lebih humanis dalam menangani

penyalahgunaan dan korban penyalahgunaan narkoba. BNN juga sebagai

rujukan dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba. Implemetasi kebijakan

berupa pemberian informasi didukung penuh partisipasi sekolah,keluarga, dan

masyarakat. Badan Narkotika Nasional (disingkat BNN) adalah sebuah

Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Indonesia yang mempunyai

tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan,

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Page 19: TESIS - repo.apmd.ac.id

4

Kepolisian Republik Indonesia (selanjutnya di singkat dengan POLRI)

selaku alat Negara penegak hukum dituntut untuk mampu melaksanakan

tugas penegakan hukum secara profesional dengan memutus jaringan

sindikat narkoba melalui kerjasama dengan instansi terkait dalam

memberantas kejahatan penyalahgunaan narkoba, dimana pengungkapan

kasus narkoba bersifat khusus yang memerlukan proaktif POLRI dalam

mencari dan menemukan pelakunya serta senantiasa berorientasi kepada

tertangkapnya pelaku tindak pidana penerapan peraturan perundang-

undangan di bidang narkoba.

Sedangkan sekolah sebagai institusi dan lembaga pendidikan memiliki 4

(empat) komponen penting antara lain :

1. Sekolah menyediakan kerangka kerja bagi perencanaan,

pengimplementasian dan pengevaluasian dalam upaya

pencegahan dan pengurangan penyalahgunaan drug (termasuk

alkohol dan rokok).

2. Sekolah menyediakan lingkungan fisik dan sosial bagi

pengembangan kesehatan siswa berkaitan dengan tujuan

pendidikan yang ingin dicapai sesuai dengan jenjang pendidikan.

3. Membantu siswa berperilaku (skills-based drug education) dan

menciptakan kondisi yang sehat bagi siswa.

4. Sekolah berperan dalam membentuk pengetahuan, sikap dan

keterampilan yang diperlukan remaja nantinya dalam memilih dan

mengambil keputusan untuk tidak menggunakan drug.

Page 20: TESIS - repo.apmd.ac.id

5

Diknas sebagai anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) salah satu

tugas dan fungsinya untuk melakukan pencegahan narkoba khususnya di

lingkungan sekolah dan universitas. Pencegahan berbasis sekolah dan mudah

dilaksanakan karena sekolah dan universitas lebih berstruktur sehingga

mudah diadakan pengawasan meskipun dilakukan secara komprehensif dan

terpadu.

Pada saat ini, BNN Kabupaten Bantul, Kepolisian Resot Bantul dan

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul, melakukan upaya

penanggulangan peredaran penyalahgunaan Narkoba di lingkungan pelajar.

Penanggulangn peredaran narkoba tersebut dituangkan dengan MOU antara

BNNK, Kepolisian serta Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Strategi

yang dilakukan antara ketiga lembaga tersebut diharapkan dapat

menanggulangi peredaran dan penggunaan narkoba di lingkungan pelajar

khususnya di Kabupaten Bantul yang saat ini terus meningkat. Atas dasar

latar belakang permasalahan tersebut maka penulis tertarik mengangkatnya

dalam penelitian dengan judul Strategi Kepolisian Resot Bantul, BNNK dan

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga Kabupaten Bantul dalam

penanggulangan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.

Strategi-strategi yang selama ini dilakukan dan diterapkan oleh ketiga

instansi Polres, BNNK, dan Dikpora yaitu dengan melibatkan pihak sekolah,

masyarakat serta keluarga dalam penanggulangan penggunaan narkoba di

kalangan pelajar. Dimana strategi-strategi yang akan dilaksanakan bersama

dengan pihak-pihak terkait dapat menekan angka pengguna narkoba di

kalangan pelajar sesuai harapan bersama.

Page 21: TESIS - repo.apmd.ac.id

6

Strategi-Strategi yang dilaksanakan berupa peningkatan komunikasi

dalam lingkup keluarga, baik itu antar orang tua dan anak; memperketat

aturan sekolah bagi para siswa/siswi; membentuk team atau kelompok

pemuda anti narkoba di lingkungan sekitar tempat tinggal serta dapat pula

melibatkan LSM agar dapat bersama-sama berupaya dalam

penanggunalangan penyalhgunaan narkoba di kalangan pelajar atau

masyarakat.

Adapun program – program yang dimiliki oleh Polres Bantul, BNNK dan

Dikpora Kabupaten Bantul dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba

di kalangan pelajar sebagai berikut :

a. Polres Bantul,

Strategi-strategi atau program yang dilaksanakan oleh Polres

Bantul yaitu dapat memutus jaringan, pengedar, dan menangkap

bandar narkoba serta produsen pembuat narkoba, mengentaskan para

pengguna serta pemakai dari ketergantungan, sehingga dapat

terwujudnya kader-kader pemuda anti terhadap narkoba.

b. BNNK

Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bantul dalam

penanggulangan penyalahgunaan narkoba berupaya melaksanakan

program-program di antaranya : melakukan workshop atau FDG di

sekolah-sekolah, melakukan sosialisasi serta melakukan berbagai

perlombaan, yang di dalamnya juga terdapat kegiatan tes Urine bagi

setiap pelajar.

Page 22: TESIS - repo.apmd.ac.id

7

c. Dikpora

Strategi atau program yang dilakukan oleh Dikpora sebagai

salah satu pihak yang juga terlibat dalam kerjasama dalam

penanggulangan penyalhgunaan narkoba di kalangan pelajar antara

lain : mengunjungi sekolah-sekolah serta mengadakan sosialisasi,

melakukan berbagai kegiatan perlombaan terkait dengan

penanggulangan penyalhgunaan narkoba,menetapkan kebijakan serta

sanksi bagi para pelajar apabila telibat dalam penyalahgunaan narkoba.

Dalam memperoleh data penulis melakukan kajian terhadap

beberapa penelitian terdahulu melalui penelusuran oleh peneliti yaitu:

1. Judul : Implementasi Kebijakan Pencegahan Dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) pada Kalangan

Pelajar dibadan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Daerah Istimewa

Yogyakarta, Tri Wulandari, Skripsi, UNY, 2016. Perumusan

masalahyang diajukan adalah Bagaimana implementasi kebijakan

P4GN pada kalangan pelajar di BNNP DIY? Bagaimana hasil dari

implementasi kebijakan P4GN pada kalangan pelajar di BNNP DIY? Apa

faktor pendukung dalam mengimplementasi kebijakan P4GN? Apa

faktor penghambat dalam mengimplementasi kebijakan P4GN?

2. Judul : Upaya Kepolisian Dalam Menanggulangi Penyalahgunaan

Narkoba Di Kalangan Remaja (Studi Kasus Di Polresta Surakarta), Ika

Fiyana, Skripsi, UNS, 2017. Perumusan masalah yang diajukan adalah

bagaimanakah strategi Kepolisian Polresta Surakarta dalam upaya

menanggulangi penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Apa

sajakah hambatan yang dihadapi oleh Kepolisian Polresta Surakarta

dalam upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba di kalangan

remaja.

Page 23: TESIS - repo.apmd.ac.id

8

Yang menjadi perbedaan dengan hasil penelitian terdahulu, sekalipun

meneliti ditempat yang sama, dalam penelitian ini lebih fokus pada

penyalahgunaan Narkoba yang setiap tahunnya semakin meningkat,

khususnya di kalangan pelajar, baik itu pengguna ataupun pengedar. Selain

itu, adanya kerjasama yang dituangkan melalui MOU antara BNNK, Kepolisian

dan Dikpora yang telah menetapkan lingkungan pelajar sebagai salah satu

sasaran strategis pencegahan penyalahgunaan Narkoba. Hal tersebut

tentunya tidak terlepas dari dukungan dan partisipasi pihak sekolah, keluarga

dan masyarakat untuk bersama-sama memberikan pengarahan atau informasi

kepada pelajar terkait bahaya narkoba bagi masa depan generasi bangsa.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merasa perlu untuk

mengangkat isu ini sebagai sebuah tema dalam penulisan karya ilmiah yang

berjudul: “Strategi Resor Bantul, BNNK dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Bantul Dalam Penanggulangan Penyalahgunaan

Narkoba di Kalangan Pelajar. Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten

Bantul”.

B. FOKUS PENELITIAN

Melihat latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

terhadap strategi Kepolisian Resor Bantul, BNNK dan Dinas Pendidikan

Kabupaten Bantul dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba di

kalangan pelajar. Penulis memilih permasalahan dalam upaya

penanggulangan peredaran penyalahgunaan Narkoba yang dilakukan oleh

Kepolisian, BNNK dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Fokus dalam

penelitian ini adalah :

Page 24: TESIS - repo.apmd.ac.id

9

1. Strategi Kepolisian, BNNK, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga

dalam penanggulangan penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar

SMP dan SMA di KabupatenBantul.

2. Faktor pendukung dan penghambat strategi penanggulangan narkoba di

kalanganpelajar.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasar latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan, yaitu :

1. Bagaimanakah Strategi Kepolisian, BNNK, Dinas Pendidikan, Pemuda

dan Olah raga dalam penanggulangan penyalahgunaan Narkoba di

kalangan pelajar SMP dan SMA di Kabupaten Bantul?

2. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam strategi

penanggulangan narkoba di kalangan pelajar?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berkembangnya penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar di

Kabupaten Bantul penulis ingin memberikan gagasan maupun masukan

kepada Kepolisian, BNNK dan Dinas Pendidikan pemuda dan olahraga untuk

dapat efektif dalam melakukan strategi sehingga penyalahgunaan narkoba di

kalangan pelajar dapat diminimalisir, maka tujuan dari penelitian ini antara lain

:

1. Untuk mendiskripsikan strategi Kepolisian, BNNK, dan Dinas Pendidikan,

Pemuda dan Olah raga Kabupaten Bantul dalam penanggulangan

penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar SMP dan SMA di Kabupaten

Bantul.

Page 25: TESIS - repo.apmd.ac.id

10

2. Untuk menunjukkan Faktor pendukung dan penghambat strategi

penanggulangan narkoba di kalangan pelajar.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan konsep dan moril bagi

pihak Kepolisian, BNNK dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Bantul dalam upaya mencegah dan memberantas peredaran

Narkoba dikalangan pelajar Kabupaten Bantul.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi Kepolisian,

BNNK dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam peningkatan

sarana dan prasarana, kualitas sumber daya manusia dan peningkatan

kinerja dalam penanggulangan penyalahgunaan Narkoba dikalangan

pelajar.

F. KERANGKA KONSEPTUAL

1. Strategi

Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para

ahli dalam bukunya masing-masing. Kata strategi berasal dari kata Strategos

dalam bahasa yunani merupakan gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau

pemimpin. Satu strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran

yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.

“strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para

pemimpinpuncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi , disertai

penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat

dicapai“(Marrus 2002).

Page 26: TESIS - repo.apmd.ac.id

11

Dalam strategi yang sangat penting dan tidak boleh dilupakan ialah seperti

pendapat Donelly dalam bukunya ada enam informasi, “Yang peratama apa yang

akan dilaksanakan kemudian mengapa demikian suatu uraian tentang alasan yang

akan dipakai dalam menentukan hal sebelumnya, lalu siapa yang akan

bertanggungjawab untuk atau mengoprasionalkan strategi, kemudian berapa biaya

yang harus dikeluarkan untuk mensukseskan strategi, lalu berapa lama waktu

yang diperlukan untuk mengoprasionalkan strategi, dan hasil apa yang diperoleh

dari strategi tersebut”(Donelly 1996).

Tahap memformulasikan strategi antara lain menetapkan visi dan misi,

mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi dari sudut

pandang eksternal, menetapkan kelemahan dan keunggulan yang dimiliki

organisasi dari sudut pandang internal, menyusun rencana jangka panjang,

membuat strategi-strategi alternatif dan memilih strategi tertentu yang akan

dicapai.

Tahap mengimplementasikan strategi memerlukan suatu keputusan dari pihak

yang berwenang dalam mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan

tahunan,membuat kebijakan, memotivasi pegawai, dan mengalokasikan sumber

daya yang dimiliki sehingga strategi yang sudah diformulasikan dapat

dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan pengembangan strategi pendukung

budaya, merencanakan struktur organisasi yang efektif, mengatur ulang usaha

pemasaran yang dilakukan, mempersiapkan budget, mengembangkan dan

utilisasi sistem informasi serta menghubungkan kompensasi karyawan terhadap

kinerja organisasi. Mengimplementasikan strategi sering disebut sebagai “action

stage” dari manajemen strategis. Pengimplementasian strategi memiliki maksud

memobilisasi para pegawai dan manajer untuk menterjemahkan strategi yang

sudah diformulasikan menjadi aksi.Tahap mengevaluasi strategi adalah tahap

terakhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlu untuk mengetahui

ketika ada strategi yang sudah diformulasikan tidak berjalan dengan baik. Evaluasi

Page 27: TESIS - repo.apmd.ac.id

12

strategi memiliki tiga aktifitas yang fundamental, yaitu mereview faktor-faktor

internal dan eksternal yang menjadi dasar untuk strategi saat ini, mengukur

performa dan mengambil langkah korektif.

Di lingkungan organisasi atau perusahaan, strategi memiliki peranan yang

sangat penting untuk mencapai tujuan, karena strategi memberikan arah tindakan,

dan cara bagaimana tindakan tersebut harus dilakukan agar tujuan yang

diinginkan dapat tercapai. Menurut Grant strategi memiliki 3 peranan penting

dalam mengisi tujuan manajemen yaitu, “Strategi sebagai pendukung untuk

pengambilan keputusan yang dapat memberikan kesatuan hubungan antara

keputusan-keputusan yang diambil individu atau organisasi, lalu strategi sebagai

sarana koordinasi dan komunikasi untuk memberikan kesamaan arah bagi

perusahaan atau organisasi, kemudian strategi sebagai target dimana strategi

akan digabungkan dengan visi misi untuk menentukan dimana perusahaan berada

dalam masa yang akan datang, penetapan tujuan tidak hanya dilakukan untuk

memberikan arah bagi penyusun strategi tetapi juga untuk membentuk aspirasi

bagi perusahaan”(Grant 1999).

Maraknya tingkat penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar, menimbulkan

keprihatinan dari berbagai kalangan. Demi menyelamatkan generasi muda dalam hal

ini pelajar yang melakukan penyalahgunaan narkoba, kepolisian bersama-sama

dengan BNNK, dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul

melakukan upaya penanggulangan peredaran narkoba dituangkan dalam MOU

antara tiga lembaga tersebut. .Polri dalam upaya mencegah penyalahgunaan

narkoba bersama-sama dengan instansi terkait melakukan penyuluhan terutama

kepada pelajar- pelajar di sekolah-sekolah. Upaya tersebut sebagai upaya preventif

dengan program diantaranya adalah penanaman disiplin melalui pembinaan pribadi

dan kelompok, pengendalian situasi khususnya yang menyangkut aspek budaya,

ekonomi dan politik yang cenderung dapat merangsang terjadinya penyalahgunaan

Page 28: TESIS - repo.apmd.ac.id

13

narkoba, pengawasan lingkungan untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan

terjadinya penyalahgunaan narkoba dan pembinaan atau bimbingan dari partisipasi

masyarakat secara aktif untuk menghindari penyalahgunaan tersebut dengan

mengisi kegiatan-kegiatan yang positif. (B.P. Dharma Bhakti,1999:13)

Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins

(1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut

Master Strategy, yaitu:

a) Enterprise Strategy

Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi

mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang

berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang

tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti

kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya.

Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat

luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan

organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-

sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap

tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

b) Corporate Strategy

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut

Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.

Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita

mengendalikan bisnis itu, tidak semata-mata untuk dijawab oleh organisasi

bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan dan organisasi non

profit.

c) Business Strategy

Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di

tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para

Page 29: TESIS - repo.apmd.ac.id

14

penguasa, para pengusaha, para investor dan sebagainya. Semua itu

dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan – keuntungan strategi

yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang

lebih baik.

d) Functional Strategy

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang

suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:

1) Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang

memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang

sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran,

sumber daya, penelitian dan pengembangan.

2) Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen

yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading,

motivating, communicating,decision making, representing, dan

integrating.

3) Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik

situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum

diketahui atau yang selalu berubah.

(https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-strategi/, diakses tanggal

20 September 2019).

2. Penyalahgunaan Narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan

adiktif. Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum

seperti polisi (termasuk di dalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim

dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk

pada ketiga zat tersebut adalah NAPZA yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat

Adiktif. Istilah NAPZA biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi

Page 30: TESIS - repo.apmd.ac.id

15

kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua

istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama. Secara etimologi

narkoba berasala dari bahasa Inggris yaitu narcotics yang berarti obat bius,

yang artinya sama dengan narcosis dalam bahasa Yunani yang berarti

menidurkan atau membiuskan. Sedangkan dalam kamus Inggris Indonesia

narkoba berarti bahan-bahan pembius, obat bius atau penenang. (Hasan

Sadly, 2000: 390). Secara terminologis narkoba adalah obat yang dapat

menenangkan syaraf, menghiangkan rasa sakit, menimbulkan rasa ngantuk

atau merangsang (Anton M. Mulyono, 1988: 609)

Pada awalnya narkotika digunakan untuk kepentingan umat manusia,

khususnya untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan, namun dengan

semakin berkembangnya zaman, narkoba digunakan untuk hal-hal negatif.

(Dikdik M. Arief Mansyur dan Elisatris Gultom, 2007: 100).

Sejarah penyalahgunaan narkoba di dunia menunjukkan bahwa jenis

narkoba yang disalahgunakan berubah dari masa ke masa. Dahulu jenis

narkoba, sekarang jenis amfetamin yang banyak disalahgunakan.

Penyalahgunaan narkoba juga berbeda dari kawasan satu ke kawasan

lainnya, tetapi yang paling penting adalah penyalahgunaan narkoba

menunjukkan peningkatan tajam diseluruh dunia. (advokasi pencegahan

penyalahgunaan Narkoba, 2010: 75)

Penyalahgunaan narkotika telah menjadi masalah yang sangat serius

bukan hanya pada tingkat lokal, nasional, melainkan juga pada tingkat

internasional. Ketergantungan pada narkotika bila dianalisa secara medis

pada dasarnya merupakan penyakit otak. Oleh karena itu pada pecandu

narkotika bukan dikarenakan kurang motivasi untuk pulih, melainkan oleh

perubahan mekanisme yang ada di dalam otak yang pada umumnya

memerlukan waktu yang lama untuk dapat beradaptasi kembali dengan

kondisi bebas zat (abstinensis).

Page 31: TESIS - repo.apmd.ac.id

16

Narkotika bukan lagi istilah asing bagi masyarakat mengingat begitu

banyaknya berita, baik dari media cetak maupun elektronika yang

memberitakan tentang penggunaan narkotika dan bagaimana korban dari

berbagai kalangan dan usia berjatuhan akibat penggunaannya. Narkotika

menurut Merriam Webster adalah :

a. A drug (as opium or morphine) that in moderate doses dulls the senses,

relieves pain, and induces profound sleep but the excessive doses causes

stupor, coma or convulsions Sebuah obat (seperti opium

ataumorphine)yang dalam dosis tertentu dapat menumpulkan indra,

mengurangi rasa sakit, dan mendorong tidur, tetapi dalam dosis berlebihan

menyebabkan pingsan, koma atau kejang.

b. A drug as marijuana or LSD subject to restriction similar to that of addictive

narcotics whether physiologically addictive and narcotic ornot

c. Something that soothes, relieves, or lulls (untuk menenangkan) (www.

meriam-webster.com/dictionary/narcotic) Istilah narkotika yang

dipergunakan disini bukanlah “narcotics pada farmacologie (farmasi)

melainkan sama artinya dengan drug yaitu sejenis zat yang apabila

dipergunakan akan membawa efek dan pengaruh-pengaruh tertentu pada

tubuh sipemakai yaitu:

1. Mempengaruhi kesadaran

2. Memberikan dorongan yang dapat berpengaruh terhadap perilaku

manusia

3. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat berupa;

a. Penenang

b. Perangsang (bukan rangsangansex)

c. Menimbulkan halusinasi (pemakainya tidak mampu membedakan

antara kayalan dan kenyataan, kehilangan kesadaran akan waktu

dan tempat). (Soedjono D, 1993:1)

Page 32: TESIS - repo.apmd.ac.id

17

Sehubungan dengan pengertian narkotika, menurut Sudarto, dalam

bukunya Kapita Selekta Hukum Pidana mengatakan bahwa Perkataan

“narkotika berasal dari perkataan Yunani “narke” yang berarti terbius

sehingga tidak berasa apa-apa”. (Djoko Prakoso, Bambang Riyadi Lany dan

Mukhsin, 2005:480). Mengingat betapa besar bahaya penyalahgunaan

Narkotika ini, maka perlu diingat beberapa dasar hukum yang diterapkan

menghadapi pelaku tindak pidana narkotika berikut ini:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang

KUHAP;

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1997 tentang

Pengesahan United Nation Convention Against Illicit Traffic in Narcotic

Drug and Pshychotriphic Suybstances 1988 ( Konvensi PBB tentang

Pemberantasan Peredaran Gelap narkotika dan Psikotrapika,1988);

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika sebagai pengganti Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 22 Tahun1997;

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang

Psikotropika;

e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan.

Untuk pelaku penyalahgunaan Narkotika dapat dikenakan Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, hal ini dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sebaga ipengguna.

Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan Pasal 116 Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman

hukuman paling lama 15tahun.

Page 33: TESIS - repo.apmd.ac.id

18

b. Sebagai pengedar

Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan Pasal 81 dan 82 Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika, dengan ancaman

hukuman paling lama 15 + denda.

c. Sebagai produsen

Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan Pasal 113 Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009, dengan ancaman hukuman paling lama 15

tahun/ seumur hidup/ mati + denda.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika dijelaskan ada tiga jenis golongan narkotika, yaitu :

a. Narkotika Golongan I adalah narkotika hanya dapat digunakan untuk

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam

terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan

ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Daun Koka, Opium, Ganja,

Jicing, Katinon, MDMDA/Ecstasy, dan lebih dari 65 macam jenis

lainnya.

b. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk

pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan

dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh : Morfin, Petidin, Fentanil, Metadon danlain-lain.

c. Narkotika Golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif

ringan, tetapi bermanfaat dan berkhasiat untuk pengobatan dan

penelitian. Golongan III narkotika ini banyak digunakan dalam terapi

dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :Codein,

Buprenorfin, Etilmorfina, Kodeina, Nikokodina, Polkodina, Propiram,

Page 34: TESIS - repo.apmd.ac.id

19

dan ada 13 (tiga belas) macam termasuk beberapa campuran lainnya.

Untuk informasi lebih mendalam tentang jenis narkotika dalam ketiga

golongan tersebut dapat dilihat di lampiran Undang-Undang Narkotika

Nomor 35 Tahun 2009.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang

Psikotropika, dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan

narkotika yang berkhasiat melalui pengaruh selektif pada susunan saraf

pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan

prilaku. Tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah :

a. Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan

kesehatan dan ilmu pengetahuan.

b. Mencegah terjadinya penyalah gunaan psikotropika.

c. Memberantas peredaran gelap psikotropika.

Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tersebut, psikotropika

memegang peranan penting. Psikotropika juga digunakan untuk

kepentingan ilmu pengetahuan meliputi penelitian, pengembangan,

pendidikan dan pengajaran sehingga ketersediaannya perlu dijamin melalui

kegiatan produksi dan impor. Penyalahgunaan psikotropika dapat

mengakibatkan sindroma ketergantungan apabila penggunaannya tidak

dibawah pengawasan dan petunjuk tenaga kesehatan yang mempunyai

keahlian dan kewenangan untuk itu. Hal ini tidak saja merugikan bagi

Page 35: TESIS - repo.apmd.ac.id

20

penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial,ekonomi, dan keamanan

nasional, sehingga hal ini merupakan ancaman bagi kehidupan bangsa dan

negara. Contoh narkoba jenis psikotropika :Alprazolam, Clonazipam,

Diazepam, Lexotan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan. Yang dimaksud kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara

secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap

orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009). Dalam Undang-Undang

kesehatan ini setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan

dilarang mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan dan

mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat. Ketentuan mengenai

pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan

farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan

farmasi yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Orang yang melanggar dalam ketentuan diatas dapat dikenakan sanksi

sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan. Contoh narkoba yang termasuk dalam golongan

Undang-Undang Kesehatan : Thryhexipynidil, Heximer. Selain Undang–

Undang kesehatan sebagai payung hukum dalam penindakan dan

pemberantasan di wilayah Kabupaten Bantul juga menerapkan Peraturan

Daerah Nomor 04 Tahun 2019 tentang Pelanggaran dan Penanggulangan

Peredaran Miras.

Page 36: TESIS - repo.apmd.ac.id

21

3. Pelajar

Pelajar atau sering juga disebut dengan siswa atau peserta didik

merupakan pelajar yang duduk dimeja belajar strata Sekolah Dasar maupun

Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA). Siswa-

siswa tersebut belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan untuk

mencapai pemahaman ilmu yang telah didapat dunia pendidikan. Siswa atau

peseta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang

tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah,

dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan,

berketrampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan

mandiri. Sebutan “Pelajar” diberikan kepada peserta didik yang mengikuti

proses pendidikan dan pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuannya.

Secara umum, pelajar merupakan individu-individu yang ikut serta dalam

proses belajar. Sedangkan, dalam arti sempit pelajar adalah peserta didik.

(https://pelajarindo.com/pengertian-pelajar/, di akses tanggal 5 Maret 2019)

Menurut pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2013 mengenai sistem pendidikan nasional siswa adalah anggota

masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses

pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Sedangkan

menurut tokoh Abu Ahmadi (2002) yang juga menuliskan pengertian peserta

didik atau siswa adalah orang yang belum mencapai dewasa, yang

membutuhkan usaha, bantuan bimbingan dari orang lain yang telah dewasa

guna melaksanakan tugas sebagai salah satu makhluk Tuhan, sebagai umat

manusia, sebagai warga negara yang baik, dan sebagai salah satu

masyarakat serta sebagai suatu pribadi atau individu.

Page 37: TESIS - repo.apmd.ac.id

22

Pengertian siswa menurut Wikipedia, siswa adalah anggota masyarakat

yang berusaha meningkatkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada

jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal, pada jenjang

pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Istilah siswa dalam dunia pendidikan

meliputi:

a. Siswa : siswa atau siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah.

b. Mahasiswa: mahasiswa atau mahasiswi istilah umum bagi peserta

didik pada jenjang pendidikan tinggi.

c. Warga belajar: istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan non

formal seperti pusat kegiatan belajar masyarakat (PKMB), Baik paket

A, Paket B, Paket C.

d. Pelajar: istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti

pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat

menengah (Kompasina,2013).

G. METODE PENELITIAN

Untuk mengkaji Strategi Kepolisian Resor Bantul, BNNK dan Dinas

Pendidikan Kabupaten Bantul dalam penanggulangan penyalahgunaan

narkotika di kalangan pelajar maka diperlukan suatu metode penelitian yang

sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Metode penelitian

kualitatif adalah metode yang dipakai untuk penelitian ini. Dalam metode

penelitian ini berisi tentang :

Page 38: TESIS - repo.apmd.ac.id

23

1. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif

kualitatif dengan maksud untuk menjelaskan gambaran yang menyeluruh

dan jelas terhadap fenomena atau situasi sosial yang diteliti. Peneliti

menggunakan jenis penelitian deskriptif karena peneliti akan melakukan

penelitian langsung dan pengamatan (observasi) untuk mengetahui

Strategi Kepolisian Resot Bantul, BNNK dan Dikpora Kabupaten Bantul

dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar.

Dari hasil pengamatan akan ditulis secara sistematis, faktual dan seakurat

mungkin berdasarkan sumber data-data atau gambar yang didapatkan.

(Sugiyono, 2009).

2. Obyek penelitian

Objek penelitian adalah Strategi Kepolisian Resor Bantul, BNNK dan

Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul dalam penanggulangan

penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam hal ini adalah Kepolisian Resor Bantul,

BNNKdan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul.

4. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian

Teknik pemilihan subyek penelitian yang digunakan peneliti yaitu

menggunakan teknik Purposive Sampling dimana peneliti menentukan

pengambilan sample dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai

dengan tujuan penelitian, sehingga diharapkan dapat menjawab

permasalahan penelitian (https://statistika.com, diakses tanggal 11 April

2019).

Page 39: TESIS - repo.apmd.ac.id

24

Sesuai dengan pemilihan subyek penelitian, maka yang dijadikan

informan dalam penelitian adalah:

a. Pejabat dan Staf Satuan Narkoba Kepolisian ResorBantul;

b. Pejabat dan Staf BNNKBantul;

c. Pejabat dan Staf Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Bantul;

d. Guru SMP/ SMA Swasta; dan

e. Pengguna atau pengedar narkoba di kalangan pelajar.

5. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian untuk mendapatkan data, maka cara atau teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Observasi (pengamatan)

Observasi diklasifikasikan menjadi observasi partisipasi

(partisipasi observasi), observasi yang secara terang-terangan dan

tersamar (over observation and convert observation), dan observasi

yang tak terstruktur (Unstructured observation). (Sugiyono, 2014:64)

Dalam observasi ini, penyusun melakukan pengamatan dan ikut serta

melakukan apa yang dilakukan oleh informan.

b. Interview (wawancara)

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian kualitatif hal

penting yang dikembangkan adalah teknik observasi partisipatif

dengan wawancara mendalam selama melakukan observasi. Tujuan

Page 40: TESIS - repo.apmd.ac.id

25

wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam

pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang hal-hal

yang tidak diketahui melalui observasi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi sebagai pelengkap data yang didapat melalui

observasi dan wawancara dari bagian Narkoba Polres Bantul, BNN

Kabupaten Bantul, dan Dinas Dikpora Kabupaten Bantul. Bentuk

dokumentasi yang dimaksud berupa foto, gambar, naskah-naskah,

karya tulis, ataupun karya ilmiah yang biasa peneliti dapatkan dari

lokasi penelitian atau dengan kata lain merupakan teknik pengumpulan

data berdasarkan pada dokumen-dokumen yang ada pada bagian

Narkoba Kepolisian Resor Bantul, BNNK Bantul dan Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul.

d. Trianggulasi

Trianggulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang

bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan trianggulasi teknik

pengumpulan data dengan observasi partisipatif, wawancara

mendalam, dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang secara

serempak. Bila melakukan pengumpulan data dengan trianggulasi,

maka sebenarnya data yang dikumpulkan sudah sekaligus diuji

kredibilitasnya, karena kredibilitas data dicek dengan berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data.

Page 41: TESIS - repo.apmd.ac.id

26

6. Teknik Analisis data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola,memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan saat wawancara,peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban yang di wawancarai.Aktifitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai

tuntas.(Sugiyono, 2014:91).

Dari pendapat tersebut maka teknik analisis data dilakukan secara

interaktif yang terdiri 3 komponen utama, yaitu:

a. Reduksi data (data reduction)

Merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan

keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Data yang diperoleh

di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara

teliti dan rinci, melalui reduksi data maka merangkum, memilih hal-hal

pokok, berfokus pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran

yang lebihnjelas.

Page 42: TESIS - repo.apmd.ac.id

27

b. Penyajian data (data display)

Dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam

bentuk tabel, grafik, dan sebagainya.

c. Kesimpulan danverifikasi

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan

akan berubah bila yang dikemukakan bukti-bukti yang kuat

mendukung pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan

baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-

remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat

berupa hubungan kausal atau interaktif danteori.

Page 43: TESIS - repo.apmd.ac.id

28

BAB II

PROFIL POLRES BANTUL DAN SATRESNARKOBA

A. Profil Polres Bantul dan Satresnarkoba

1. Polres Bantul

Polres Bantul terletak di Jalan Jenderal Sudirman 202 Bantul Yogyakarta.

Polres Bantul dipimpin oleh seorang Kapolres berpangkat Ajun Komisaris Polisi.

Jumlah personil Polres Bantul tahun 2018 sebanyak 1566 personil yang terdiri

dari Perwira menengah sebanyak 15 orang, Perwira Pertama 18 orang, Bintara

1316 orang, ASN 47 orang. Polres Bantul membawahi 17 Polsek yang tersebar di

17 Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bantul. Letak geografis wilayah

Kabupaten Bantul, berada di Propinsi Daerah istimewa Yogyakarta bagian

selatan, berupa dataran rendah dan dataran tinggi, pegunungan. Kabupaten

Bantul dengan luas wilayah 506.85 km² dan jumlah penduduk 823.242 jiwa terdiri

dari WNI laki-laki 402.480 jiwa, perempuan 420.719 jiwa sedangkan WNA laki-laki

14 jiwa dan perempuan 29 jiwa mempunyai korelasi terhadap perkembangan

Kamtibmas di wilayah hukum Polres Bantul.

2. Wilayah Administratif

Wilayah Polres Bantul Terletak antara 110” 12″ 34″ sampai 110″ 31″ 08″ Bujur

Timur dan Antara 7″ 44″ 04″ sampai 8″ 00″ 27″ Lintang Selatan. Adapun batas

wilayah yaitu:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kodya Yogyakarta & Kabupaten Sleman

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo

Page 44: TESIS - repo.apmd.ac.id

29

Gambar 2.1

PETA KABUPATEN BANTUL

Sumber : Polres Bantul,2019

Kabupaten Bantul, beriklim tropis dengan suhu berkisar antara 23° sd 34° C.

Sedangkan luas daerah Kabupaten Bantul : 506.85 km. Secara fisik Jaringan

jalan raya dapat di bagi menjadi jalan Negara : 42,24 km, Jalan Propinsi : 154,05

km, Jalan Kabupaten : 899,83 Km. Kondisi jalan terdiri dari : Keadaan baik

584,05 km, Keadaan Sedang 416,04 km dan Keadaan rusak 96,03 km. Jumlah

penduduk Kabupaten Bantul sebanyak 925.633 jiwa. Kepadatan Penduduk

sebanyak 1.825 jiwa/km². Mata Pencaharian sekitar 27,7 % petani/buruh, sekitar

1,2% buruh dan sekitar 23 % Pegawai Negeri, TNI, POLRI, Pengusaha dan

Dagang. Sumber Daya Alam Kabupaten Bantul yaitu batu kapur di wilayah

Pajangan dan Kretek, batu lintang diwilayah Dlingo dan Imogiri dan Pasir di

sungai progo.

Dalam sektor Sosial dan Ekonomi, Kabupaten Bantul mempunyai Obyek Vital

yaitu Depo pertamina di Rewulu PG.Madukismo, PT. Samitex di Sewon, PT.

Sampurna, PT. Merapi Agung lestari gardu induk PLN Tempat

pembuangan/pengolahan limbah cair di Sewon. Di Kabupaten Bantul juga

terdapat kurang lebih 228 perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan,

mebelair, handicraf, keramik tanah liat, elektonik, perikanan, batik, furniture,

Page 45: TESIS - repo.apmd.ac.id

30

pakaian jadi, rokok, konsultan, ekspor impor. Di sektor sosial budaya, di

Kabupaten Bantul terdapat SD sebanyak 444, SMP sebanyak 86, SLTA sebanyak

36, SMK sebanyak 31, Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta sebanyak 22.

Kabupaten Bantul secara administratif terdiri dari 17 Kecamatan, yang dibagi

menjadi 75 Desa, dan 933 Pedukuhan. 17 Kecamatan tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Kecamatan Srandakan (2 desa)

2. Kecamatan Sanden (4 desa)

3. Kecamatan Sedayu (4 desa)

4. Kecamatan Pandak (4 desa)

5. Kecamatan Kasihan (4 desa)

6. Kecamatan Pajangan (3 desa)

7. Kecamatan Kretek (5 desa)

8. Kecamatan Bambanglipuro (3 desa)

9. Kecamatan Pundong (3 desa)

10. Kecamatan Bantul (5 desa)

11. Kecamatan Sewon (4 desa)

12. Kecamatan Jetis (4 desa)

13. Kecamatan Dlingo (6 desa)

14. Kecamatan Piyungan (3 desa)

15. Kecamatan Banguntapan (8 desa)

Page 46: TESIS - repo.apmd.ac.id

31

16. Kecamatan Pleret (5 desa)

17. Kecamatan Imogiri (8 desa)

3. Visi dan Misi Polres Bantul

Visi Polres Bantul

Polres Bantul bertekad mewujudkan postur polri yang profesional,bermoral dan

modern sebagai pelindung pengayom dan pelayan masyarakat yang terpercaya

dalam memelihara kamtibmas dan penegakan hukum di wilayah hukum polres

Bantul sebagai kota budaya dan pariwisata dalam suatu kehidupan sosial yang

demokratis dan budaya serta masyarakat yang sejahtera.

Misi Polres Bantul

a. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat

yang membutuhkan sehingga masyarakat Bantul bebas dari gangguan psikis

dan fisik.

b. Memberikan bimbingan kepada masyarakat Bantul melalui upaya pre-emtif

dan preventif yang dapat meningkatkan kesadaran dan kekuatan serta

kepatuhan hukum masyarakat.

c. Menegakan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung

tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia serta budaya setempat

menuju kepada adanya kepastian hukum dan rasa keadilan.

d. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan tetap

memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai budaya yang berlaku dalam

masyarakat Bantul dalam rangka mendukung pembagunan daerah.

e. Meningkatkan sumber daya manusia dan sarana prasarana / matlog Polres

Bantul secara profesional untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban

masyarakat sehingga dapat mendorong gairah kerja masyarakat Bantul

sebagai kota pendidikan dan pariwisata guna mencapai kesejahteraan.

Page 47: TESIS - repo.apmd.ac.id

32

f. Meningkatkan konsolidasi kedalam sebagai upaya menyamakan visi dan misi

Polres Bantul kedepan, agar mampu melaksanakan tugas sesuai keinginan

masyarakat.

g. Meningkatkan kerjasama dengan intansi terkait / pemda dalam rangka

kelancaran tugas pokok fungsi Polres Bantul.

h. Memelihara solidaritas institusi Polres Bantul dari berbagai pengaruh external

yang sangat merugikan organisasi.

i. Meningkatkan kesadaran hukum dan kesadaran berbangsa mengingat Bantul

sebagai kota budaya dan pariwisata banyak turis baik domestik maupun

manca negara.

Page 48: TESIS - repo.apmd.ac.id

33

4. STRUKTUR ORGANISASI POLRES KABUPATEN BANTUL

Gambar 2.2

STRUKTUR ORGANISASI POLRES BANTUL

KAPOLRES

WAKA POLRES

SUBBAG DALOPS

SIUMSIKEUSIPROPAMSIWAS

SUBBAG BINOPS SUBBAGPERSONEL

BAGSUMDA

SUBBAGPROGAR

BAGRENBAGOPS

SUBBAGDALGAR

SUBBAGSARPRAS

SUBBAGHUKUM

SPKTTERPADU

SUBBAG HUMAS

SITIPOL

SATINTELKAM

SAT RESKRIM SATNARKOBA

SATTAHTI

SATPOLAIR

SATLANTAS

SATSABHARA

SATBINMAS

POLSEK BANTUL

POLSEK KASIHAN POLSEKPIYUNGAN

POLSEKBANGUNTAPAN

POLSEK SEWON

POLSEK SEDAYU

POLSEKPANDAK

POLSEKIMOGIRI

POLSEKPLERET

POLSEK JETIS

POLSEKKRETEK

POLSEK SANDENPOLSEKBAMBANGLIPURO

POLSEKPAJANGAN

POLSEKSRANDAKAN

POLSEK DLINGO POLSEKPUNDONG

Sumber : Polres Bantul,2019

Page 49: TESIS - repo.apmd.ac.id

34

Keterangan Gambar 2.2 Struktur Organisasi Polres Bantul :

1) Kapolres : Kepala Kepolisian Resor

2) Waka Polres : Wakil Kepala Kepolisian Resor

3) Siwas : Seksi Pengawas

4) Sipropam : Seksi Profesi dan Pengamanan

5) Sikeu : Seksi Keuangan

6) Sium : Seksi Umum

7) Bagops : Bagian Operasional

8) Bagren : Bagian Perencanaan

9) Bagsumda : Bagian Sumber Daya

10) Subbag Binops : Sub Bagian Bina Operasional

11) Subbag dalops : Sub Bagian Pengendalian Operasional

12) Subbag Humas : Sub Bagian Hubungan Masyarakat

13) Subbag Prograr : Sub Bagian Program Anggaran

14) Subbag Dalgar : Sub Bagian Pengendalian Anggaran

15) Subbag Personel : Sub Bagian Personel

16) Subbag Sarpras : Sub Bagian Sarana Prasarana

17) Subbag Hukum : Sub Bagian Hukum

18) SPKT Terpadu : Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu

19) Sat Intelkam : Satuan Intelegen Keamanan

20) Sat Reskrim : Satuan Reserse Kriminal

21) Sat Narkoba : Satuan Narkotika dan Obat-obatan

22) Sat Binmas : Satuan Bimbingan Masyarakat

23) Sat Sabhara : Satuan Bhayangkara

24) Sat Lantas : Satuan Lalu Lintas

25) Sat Polair : satuan Polisi Air

26) Sat Tahti : Satuan Tahanan dan Barang Bukti

Page 50: TESIS - repo.apmd.ac.id

35

27) Sitipol : Seksi telekomunikasi Polisi

Selanjutnya adapun tugas dan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut :

1. Bagops (Bagian Operasional) Polres Bantul

Bagops bertugas merencanakan dan mengendalikan administrasi operasi

kepolisisan, pengamanan kegiatan masyarakat dan/atau instansi pemerintah,

menyajikan informasi dan dokumentasi kegiatan Polres serta mengendalikan

pengamanan markas.

Bagops menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan administrasi dan pelksanaan operasi kepolisisan;

b. Perencanaan pelaksanaan pelatihan praoperasi, termasuk kerja sama dan

pelatihan dalam rangka operasi kepolisian;

c. Perencanaan dan pengendalian operasi kepolisian, termasuk

pengumpulan, pengolahan dan penyajian serta pelaporan data operasi dan

pengamanan kegiatan masyarakat dan/atau instansi pemerintah;

d. Pembinaan manajemen operasional meliputi rencana operasi, perintah

pelaksanaan operasi, pengendalian, dan administrasi operasi kepolisian

serta tindakan kontinjensi (keadaaan yang masih diliputi ketidakpastian dan

berada diluar jangkauan);

e. Pengkoordinasan dan pengendalian pelaksanaan pengamanan markas di

lingkungan Polres; dan

f. Pengelolaan informasi dan dokumentasi kegiatan Polres.

Page 51: TESIS - repo.apmd.ac.id

36

2. Bagren ( Bagian Perencanaan ) Polres Bantul

Bagren bertugas menyusun Rencana Kerja (Renja),

mengendalikan program dan anggaran, serta menganalisis dan

mengevaluasi atas pelaksanaannya, termasuk merencanakan

pengembangan satuan kewilayahan.

Bagren melaksanakan fungsi :

a. Penyusunan perencanaan jangka sedang daan jangka pendek

Polres, antara lain Rencana Strategis (Renstra) , Rancangan

Rencana Kerja (Renja), dan Renja;

b. Penyusunan rencana kebutuhan anggaran Polres dalam bentuk

Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL), Daftar

Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), penyusunan penetapan

kinerja, Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term Of Reference

(TOR), dan Rincian Anggaran Biaya (RAB);

c. Pembuatan administrasi otorisasi anggaran tingkat Polres; dan

d. Pemantauan, penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan

pembuatan laporan akuntabilitas kinerja satuan kerja dalam

bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

meliputi analisis target pencapaian kerja, program, dan anggaran.

3. Bag Sumda ( Bagian Sumber Daya ) Polres Bantul

Bagsumda bertugas melaksanakan pembinaan administrasi

personel, sarana dan prasarana, pelatihan fungsi, pelayanan kesehatan,

bantuan dan penerapan hukum.

Bagsumda menyelenggarakan fungsi :

a. Pembinaan dan administrasi personel, meliputi :

Page 52: TESIS - repo.apmd.ac.id

37

1) Pembinaan karier personel Polres antara lain Usulan

Kenaikan Pangkat (UKP), Kenaikan Gaji Berkala (KGB),

mutasi, pengangkatan, dan pemberhentian dalam jabatan

yang menjadi lingkup kewenangan Polres;

2) Perawatan personel antara lain pembinaan kesejahteraan

rohani, mental, jasmani, moril dan materiil, mengusulkan

tanda kehormatan;

3) Pembinaan psikologi personel antara lain kesehatan jiwa

personel dan pemeriksaan psikologi bagi pemegang

senjata api;

4) Pelatihan fungsi antara lain fungsi teknis kepolisian,

keterpaduan antar fungsi teknis kepolisian dan fungsi

pendukung; dan

5) Pelayanan kesehatan bagi anggota Polri dan PNS Pori

beserta keluarganya.

b. Pembinaan administrasi sarana prasarana, antara lain :

1) Menginventarisir, merawat, dan menyalurkan pembekalan

umum, peralatan khusus, senjata api, dan angkutan;

2) Melaksanakan Sistem Informasi Manajemen Akuntansi

Barang Milik Negara (SIMAK BMN); dan

3) Memelihara fasilitas jasa dan kontruksi, listrik, air, dan

telepon.

c. Pelayanan bantuan dan penerapan hukum, anatara lain :

1) Memberikan pelayanan bantuan hukum kepada institusi

dan personel Polres beserta keluarganya;

2) Memberikan pendapat dan saran hukum;

Page 53: TESIS - repo.apmd.ac.id

38

3) Melaksanakan penyuluhan hukum kepada personel Polres

beserta keluarga dan masyarakat;

4) Menganalisis sistem dan metode terkait dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan di ingkungan Polres; dan

5) Berperan serta dalam pembinaan hukum yang berkaitan

dengan penyusunan Peraturan Daerah.

4. Sat Binmas ( Satuan Pembinaan Masyarakat) Polres Bantul

Satbinmas bertugas melaksanakan pembinaan masyarakat yang

meliputi kegiatan penyuluhan masyarakat, pemberdayaan Perpolisian

Masyarakat (Polmas), melaksanakan koordinasi, pengawasan dan

pembinaan terhadap bentuk-bentuk pengaman swakarsa (Pam

Swakarsa), kepolisian khusus (Polsus), serta kegiatan kerja sama dengan

organisasi, lembaga, instansi dan/atau tokoh masyarakat guna

peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan

ketentuan peraturan perundang-undangan serta terpeliharanya

keamanan dan ketertiban masyarakat.

SatBinmas meenyelenggarakan fungsi :

a. Pembinaan dan pengembangan bentuk-bentuk pengamanan

swakarsa dalam rangka peningkatan keesadaran dan ketaatan

masyarakat terhadap hukum dan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

b. Pengembangan peran serta masyarakat dalam pembinaan

keamanan, ketertiban, dan perwujudan kerja sama Polres dengan

masyarakat;

c. Pembinaan di bidang ketertiban masyarakat terhadap komponen

masyarakat antar lain remaja, pemuda, wanita, dan anak;

Page 54: TESIS - repo.apmd.ac.id

39

d. Pembinaan teknis, pengkoordinasian, dan pengawasan Polsus

serta Satuan Pengamanan (Satpam); dan

e. Pemberdayaan kegiatan Polmas yang meliputi pengembangan

kemitraan dan kerja sama antara Polres dan masyarakat,

organisasi, lembaga, instansi dan/atau tokoh masyarakat.

5. Sat Intelkam ( Satuan Intelejen dan Keamanan) Polres Bantul

Satintelkam bertugas menyelenggrakan dan membina fungsi

intelejen bidang keamanan, pelayanan yang berkaitan dengan ijin

keramaian umum dan penerbitan SKCK (Surat Keterangan Catatan

Kepolisian), menerima pemberitahuan kegiatan masyarakat atau kegiatan

politik, serta membuat rekomendasi atas permohonan izin pemegang

senjata api dan penggunaan bahan peledak.

Satintelkam menyelenggarakan fungsi :

a. Pembinaan kegiatan intelijen dalam bidang keamanan, antara lain

persandian dan produk intelijen di lingkungan Polres;

b. Pelaksanaan kegiatan operasional intelijen keamanan guna

terselenggranya deteksi dini (early detection) dan peringatan dini

(early warning), pengembangan jaringan informasi melalui

pemberdayaan personel pengembangan fungsi intelijen;

c. Pengumpulan, penyimpanan, pemutakhiran biodata tokoh formal

atau informal organisasi sosial, masyarakat, politik, dan

pemerintah daerah;

d. Pengdokumentasian dan penganalisisan terhadap pengembangan

lingkungan strategik serta penyusunan produk intelijen untuk

mendukung kegiatan Polres;

Page 55: TESIS - repo.apmd.ac.id

40

e. Penyusunan prakiraan intelijen keamanan dan menyajikan hasil

analisis setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian

pimpinan;

f. Penerbitan surat izin untuk keramaian dan kegiatan masyarakat

antara lain dalam bentuk pesta (festival,bazar,konser), pawai,

pasar malam, pameran, pekan raya, dan pertunjukkan/permainan

ketangkasan;

g. Penerbitan STTP (Surat Tanda Terima Pemberitahuan) untuk

kegiatan masyarakat, antara lain dalam bentuk rapat, sidang,

muktamar, kongres, seminar,sarasehan,temu kader,diskusi panel,

dialog interaktif, outward bound, dan kegiatan politik; dan

h. Pelayanan SKCK serta rekomendasi penggunaan senjata api dan

bahan peledak.

6. Sat Lantas (Satuan Lalu Lintas) Polres Bantul

Satlantas bertugas melaksanakan Turjawali lalu lintas, pendidikan

masyarakat lalu lintas (Dikmaslantas), pelayanan registrasi dan

identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penyidikan kecelakaan

lalu lintas dan penegakan hukum di bidang lalu lintas.

Satlantas menyelenggarakan fungsi :

a. Pembinaan lalu lintas Kepolisian;

b. Pembinaan partisipasi masyarakat melalui kerja sama lintas

sektoral, Dikmaslantas, dan pengkajian masalah di bisang lalu

lintas;

c. Pelaksanaan operasi kepolisian bidang lalu lintas dalam rangka

penegakan hukum dan keamanan, keselamatan, ketertiban,

kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas);

Page 56: TESIS - repo.apmd.ac.id

41

d. Pelayanan administrasi registrasi dan identifikasi kendaraan

bermotor serta pengemudi;

e. Pelaksanaan patroli jalan raya dan penindakan pelanggaran serta

penanganan kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum, serta menjamin Kamseltibcarlantas di jalan raya;

f. Pengamanan dan penyelamatan masyarakat pengguna jalan; dan

g. Perawatan dan pemeliharaan peralatan dan kendaraan.

7. Sat Reskrim (Satuan Reserse Kriminal) Polres Bantu

Satreskrim bertugas melaksanakan penyelidikan, penyidikan , dan

pengawasan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan laboratorium

forensik lapangan serta pembinaan, koordinasi dan pengawasan PPNS

(Penyidik Pegawai Negeri Sipil).

Satreskrim menyelenggarakan fungsi :

a. Pembinaan teknis terhadap administrasi penyelidikan dan

penyidikan, serta identifikasi dan laboratorium forensik lapangan;

b. Pelayanan dan perlindungan khusus kepada remaja, anak, dan

wanita baik sebagai pelaku maupun korban sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Pengidentifikasian untuk kepentingan penyidik dan pelayanan

umum;

d. Penganalisisan kasus beserta penanganannya, serta mengkaji

efektifitas pelaksanaan tugas Satreskrim;

e. Pelaksanaan pengawasan penyidikan tindak pidana yang

dilakukan oleh penyidik pada unit Reskrim Polsek dan Satreskrim

Polres;

Page 57: TESIS - repo.apmd.ac.id

42

f. Pembinaan, koordinasi, dan pengawasan PPNS baik di bidang

operasional maupun administrasi penyidikan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

g. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana umum dan khusus,

antara lain tindak pidana ekonomi, korupsi, dan tindak pidana

tertentu di daerah hukum Polres.

8. Sat Resnarkoba (Satuan Reserse Narkoba) Polres Bantul

Satresnarkoba bertugas melaksanakan pembinaan fungsi

penyelidikan, penyidikan, pengawasan penyidikan tindak pidana

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba berikut prekursornya,

serta pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pencegahan dan

rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba.

Satresnarkoba meenyelenggarakan fungsi :

a. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba dan prekursor;

b. Pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pencegahan dan

rehabilitasi korban penyalhgunaan narkoba;

c. Pengawasan terhadap pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan

tindak pidana penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh unit

Reskrim Polsek dan Satresnarkoba Polres; dan

d. Penganalisisan kasus beserta penanganannya, serta mengkaji

efektifitas pelaksanaan tugas Satresnarkoba.

9. Sat Sabhara (Satuan Samapta Bhayangkara) Polres Bantul

Sat sabhara bertugas melaksanakan Pengaturan, penjagaan

pengawalan, patrol (Turjawali) dan pengamanan kegiatan masyarakat

Page 58: TESIS - repo.apmd.ac.id

43

dan instansi pemerintah, objek vital, TPTKP (Tindakan Pertama di

Tempat Kejadian Perkara), penanganan Tipiring, dan pengendalian

massa dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat

serta pengamanan markas.

Sat Shabara menyelenggarakan fungsi :

a. Pemberian arahan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan

tugas satshabara;

b. Pemberian bimbingan, arahan, dan pelatihan keterampilan dalam

pelaksanaan tugas di lingkungan Satshabara;

c. Perawatan dan pemeliharaan peralatan serta kendaraan

Satshabara;

d. Penyiapan kekuatan personel dan peralatan untuk kepentingan

tugas Turjawali, pengamanan unjuk rasa dan objek vital,

pengendalian massa, negosiator, serta pencarian dan

penyelamatan atau Search and Rescue (SAR);

e. Pembinaan teknis pemeliharaan ketertiban umum berupa

penegakan hukum Tipiring dan TPTKP; dan

f. Pengamanan markas dengan melaksanakan pengaturan dan

penjagaan.

10. Sat Tahti (Satuan Tahanan dan Barang Bukti) Polres Bantul

SatTahti bertugas menyelenggarakan perawatan tahanan meliputi

pelayanan kesehatan tahanan, pembinaan tahanan serta menerima,

menyimpan, dan mengamankan barang bukti beserta administrasinya di

lingkungan Polres, melaporkan jumlah dan kondisi tahanan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sattahti menyelenggrakan fungsi :

Page 59: TESIS - repo.apmd.ac.id

44

a. Pembinaan dan pemberian petunjuk tata tertib yang berkaitan

dengan tahanan, yang meliputi pemeriksaan fasilitas ruang

tahanan, jumlah dan kondisi tahanan beserta administrasinya;

b. Pelayanan kesehatan, perawatan, pembinaan jasmani dan rohani

tahanan;

c. Pengelolaan barang titipan milik tahanan; dan

d. Pengamanan dan pengelolaan barang bukti beserta administrasi.

11. Sikeu (Seksi keuangan) Polres Bantul

Sikeu bertugas melaksanakan pelayanan fungsi keuangan yang

meliputi pembiayaan, pembukuan, akuntansi, dan verifikasi, serta laporan

pertanggungjawaban keuangan.

Sikeu menyelenggarakan fungsi :

a. Pelayanan administrasi keuangan meliputi pembayaran,

pengendalian, pembukuan, akuntansi, dan verifikasi;

b. Pembayaran gaji personel Polri; dan

c. Penyusunan laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) serta

pertanggungjawaban keuangan.

12. Sipropam (Seksi Profesi dan Keamanan) Polres Bantul

Sipropam bertugas melaksanakan pembinaan dan pemeliharaan

disiplin, pengaman internal, pelayanan pengaduan masyarakat yang

diduga dilakukan oleh anggota Polri dan/atau PNS Polri, melaksanakan

sidang disiplin dan/atau kode etik profesi Polri, serta rehabilitasi personel.

Sipropam menyelenggarakan fungsi :

a. Pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan

perilaku dan tindakan personel Polri;

Page 60: TESIS - repo.apmd.ac.id

45

b. Penegakan disiplin, ketertiban dan pengamanan internal personel

Polres;

c. Pelaksanaan sidang disiplin dan/atau kode etik profesi serta

pemuliaan profesi personel;

d. Pengawasan dan penilaian terhadap personel Polres yang sedang

dan telah menjalankan hukuman disiplin dan/atau kode etik

profesi; dan

e. Penerbitan rehabilitasi personel Polres yang telah melaksanakan

hukuman dan yang tidak terbukti melakukan pelanggaran disiplin

dan/atau kode etik profesi.

13. Sitipol (Seksi Teknologi Informasi Polri) Polres Bantul

Sitipol bertugas menyelenggrakan pelayanan teknologi

komunikasi dan informasi, meliputi kegiatan komunikasi kepolisian,

pengumpulan dan pengolahan serta penyajian data, termasuk informasi

kriminal dan pelayanan multimedia.

Sitipol menyelenggarakan fungsi :

a. Pemeliharaan jaringan komunikasi kepolisian dan data, serta

pelayanan telekomunikasi;

b. Penyelenggaraan sistem informasi kriminal yang meliputi

penyiapan dan penyajian data serta statistic kriminal; dan

c. Penyelenggaraan koordinasi dalam penggunaan teknologi

komunikasi dan informasi dengan satuan fungsi di lingkungan

Polres.

Page 61: TESIS - repo.apmd.ac.id

46

14. Sium ( Seksi Umum ) Polres Bantul

Sium bertugas melaksanakan pelayanan aadministrasi umum dan

ketatausahaan serta pelayanan markas di lingkungan Polres.

Sium menyelenggarakan fungsi :

a. Pelayanan administrasi umum dan ketatausahaan antara lain

kesekretariatan dan kearsipan di lingkungan Polres; dan

b. Pelayanan markas antara lain pelayanan fasilitas kantor,rapat,

angkutan, perumahan, protokoler untuk upacara, pemakaman,

dan urusan dalam di lingkungan Polres.

15. Siwas (Seksi Pengawas) Polres Bantul

Siwas bertugas melaksanakan monitoring dan pengawasan umum

baik secara rutin maupun insidentil terhadap pelaksanaan kebijakan

pimpinan Polri di bidang pembinaan dan operasional yang dilakukan oleh

semua unit kerja, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan

pencapaian kinerja serta memberikan saran tindak terhadap

penyimpangan yang ditemukan.

Siwas menyelenggarakan fungsi :

a. Pengawasan dan monitoring secara umum dan insidentil terhadap

pelaksanaan kebijakan pimpinan Polri di bidang pembinaan dan

operasional yang dilakukan oleh semua unit kerja;

b. Pengawasan dan monitoring proses perencanaan, pelaksanaan,

dan pencapaian kinerja;

c. Pengawasan dan monitoring terhadap sumber daya yang meliputi

bidang personel, materiil, fasilitas serta jasa; dan

d. Pemberian saran dan pertimbangan kepada pimpinan atas

penyimpangan dan pelanggaran yang ditemukan.

Page 62: TESIS - repo.apmd.ac.id

47

16. SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) Polres Bantul

SPKT bertugas memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu

terhadap laporan atau pengaduan masyarakat, memberikan bantuan dan

pertolongan,serta memberikan pelayanan informasi.

SPKT menyelenggarakan fungsi :

a. Pelayanan kepolisian kepada masyarakat secara terpadu antara

lain dalam bentuk Laporan Polisi (LP), Surat Tanda Terima

Laporan Polisi (STTLP), Surat Pemberitahuan Perkembangan

Hasil Penyidikan (SP2HP), Surat Keterangan Tanda Lapor

Kehilangan (SKTLK), Surat Keterangan Catatan Kepolisian

(SKCK), Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP), Surat

Keterangan Lapor Diri (SKLD), Surat Izin Keramaian dan Kegiatan

Masyarakat Lainnya, Surat Izin Mengemudi (SIM), dan Surat

Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK);

b. Pengkoordinasian dan pemberian bantuan serta pertolongan

antara lain Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara

(TPTKP), Turjawali, dan pengamanan kegiatan masyarakat dan

instansi pemerintah;

c. Pelayanan masyarakat melalui surat dan alat komunikasi antara

lain telephone, pesan singkat, facsimile, jejaring sosial (internet);

d. Pelayanan informasi yang berkaitan dengan kepentingan

masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan; dan

e. Penyiapan registrasi pelaporan,penyusunan dan penyampaian

laporan harian kepada Kapolres melalui Bagops.

Page 63: TESIS - repo.apmd.ac.id

48

B. Satuan Reserse Narkoba Kabupaten Bantul

1. Pertelaan Tugas (Job Discription) Satuan Reserse narkoba (Satresnarkoba)

Satresnarkoba Polres Bantul sebagai bagian dari kesatuan

kewilayahan Resor Bantul, dimana tugas dan tanggung jawabnya dalam

rangka pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat khususnya di

bidang represif, pengoperasikan fungsi-fungsi kesatuan unit dan bagian pada

tingkat Resor Bantul untuk memenuhi penjabaran pelaksanaan optimal dan

dinamisasi mempunyai nilai stategis bagi Polri dalam menyelesaikan perkara

pidana. Upaya untuk menemukan, mengenali dan mempertajam

penyelesaian tugas tanggung jawab perlu adanya keterpaduan antar unit

internal kesatuan agar kegiatan operasional itu melibatkan hasil kesatuan

Polri artinya bukan hasilkesatuan fungsi saja. Pelaksanaan tugas yang

dilaksanakan oleh Satuan Narkoba Polres Bantul sesuai dangan dasar

hukum yaitu :

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002, tanggal 8

Januari 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b. Keputusan Kapolri No.Pol.: Kep /07/I/2005 tanggal 31 Januari 2005

tentang Perubahan Atas Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep/54/X/2002

tanggal 17 Oktober 2002 tentang Validasi Organisasi Polri dan Tata

Kerja Satuan-Satuan Pada Tingkat Polda;

c. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010, tanggal 30 September 2010

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian

Resor dan Kepolisian Sektor;

Page 64: TESIS - repo.apmd.ac.id

49

KAPOLRES

WAKAPOLRES

KANIT II

KASAT NARKOBA

KANIT IDIK I

2. Struktur Organisasi Satuan Narkoba Polres Bantul

Gambar 2.3

STRUKTUR ORGANISASI SATUAN NARKOBA POLRES BANTUL

BAUR YANMIN

BANUM

BAMIN

KAUR BIN OPS

ANGGOTA ANGGOTA

Sumber : Polres Bantul, 2019

Page 65: TESIS - repo.apmd.ac.id

50

Keterangan Gambar 2.3 Struktur Organisasi Satuan Narkoba Polres Bantul :

1) Kapolres : Kepala Kepolisian Resor

2) Waka Polres : Wakil Kepala Kepolisian Resor

3) Kasat Narkoba : Kepala Satuan Narkotika dan Obat-obatan

4) Kaur Bin ops : Kepala Urusan Operasional

5) Bamin : Bintara Administrasi

6) Banum : Bintara Umum

7) Baur Yanmin : Bintara Urusan Pelayanan Admnistrasi

8) Kanit Idik : Kepala Unit Penyelidikan

Sat Resnarkoba adalah unsur pelaksana utama pada Polres yang

berada di bawah Kapolres. Sedangkan tugas Satuan Resnarkoba adalah :

a. Menyelenggarakan, membina fungsi penyelidikan dan penyidikan terhadap

tindak pidana penyalahgunaan narkoba.

b. Menyelenggarakan fungsi pembinaan dan penyuluhan baik dilingkungan

pendidikan maupun masyarakat umum.

c. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait guna penanggulangan

dan penyelesaian kasus pidana penyalahgunaan narkoba, sesuai ketentuan

hukum danundang-undang.

Sat Resnarkoba dipimpin oleh Kepala Satuan Reserse Narkoba disingkat Kasat

Resnarkoba yang bertanggung jawab kepada Kapolres dan dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari dibawah kendali Waka Polres. Kasat Resnarkoba dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dibawah kendali Kapolres. Sat

Resnarkoba terdiri dari unsure administratif dan ketatausahaan serta sejumlah

unit.

Page 66: TESIS - repo.apmd.ac.id

51

Adapun rincian tugas dari masing-masing bagan diatas adalah sebagai berikut:

1) Kasat Resnarkoba

a. Memberikan bimbingan teknis atas pelaksanaan fungsi unit lidik dan

sidik serta administrasi Satresnarkoba.

b. Melaksanakan dan menyelenggarakan kegiatan penyelidikan dan

penyidikan tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkoba dan prekursor.

c. Melaksanakan dan menyelenggarakan pembinaan dan penyuluhan

dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi korban penyalahgunaan

narkoba.

d. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan penyelidikan

dan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan narkoba yang

dilakukan oleh unit reskrim polsek dan sat resnarkoba Polres.

e. Menganalisa kasus beserta penanganannya, serta mengkaji

efektifitas pelaksanaan tugas Satresnarkoba.

f. Menentukan penyelenggaraan dan pelaksanaan operasi-operasi

khusus yang diperintahkan pimpinan.

2) Kaur Bin Opsnal Sat Resnarkoba

Dalam melaksanakan tugas membantu Kasat Resnarkoba :

a. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap administrasi.

b. Melaksanakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana

penyalahgunaan narkoba.

c. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan dalam rangka

pencegahan dan rehabilitasi penyalahgunaan narkoba.

Page 67: TESIS - repo.apmd.ac.id

52

d. Menganalisis penanganan kasus dan mengevaluasi efektifitas

pelaksanaan tugas satresnarkoba.

e. Dalam pelaksanaan tugas Kaur bin opsnal bertanggungjawab

kepada Kasat Resnarkoba.

3) Kaur Mintu (Kepala Urusan Administrasi Umum) Sat Resnarkoba

Dalam melaksanakan tugas membantu Kasat Resnarkoba :

a. Membuat dan menyiapkan laporan rutin untuk penyajian kepada

pimpinan satuan atas.

b. Menyiapkan data yang diperlukan oleh pimpinan.

c. Mengecek dan mengisi serta menutup buku administrasi penyidikan

untuk pelaksanaan penyidikan yang diketahui oleh pimpinan.

d. Mengagendakan dan mengarsipkan surat-surat

serta mendistribusikan sesuai dengan disposisi pimpinan.

e. Membuat rencana kegiatan fungsi resnarkoba baik harian,

mingguan dan bulanan serta tabulasinya.

f. Dalam pelaksanaan tugas kaurmintu bertanggungjawab kepada

Kasat Resnarkoba.

g. Mendapatkan keterangan ahli.

h. Dalam pelaksanaan tugas penyelidikan dan penyidikan

bertanggungjawab kepada Kasat Resnarkoba.

Page 68: TESIS - repo.apmd.ac.id

53

4) Unit Lidik DanSidik (Unit Penyelidikan dan Penyidikan)

Dalam melaksanakan tugas membantu Kasat Resnarkoba :

a. Melaksanakan penyelidikan tindak pidana penyalahgunaan narkoba dan

precursor (Zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat

digunakan dalam pembuatan narkotika dan psikotropika) di wilayah

hukum Polres Bantul dan sekitarnya.

b. Melaksanakan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan narkoba sampai

kirim keJPU (Jaksa Penuntut Umum).

c. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan

keterangan ahli.

d. Dalam pelaksanaan tugas penyelidikan dan penyidikan

bertanggungjawab kepada Kasat Resnarkoba.

Page 69: TESIS - repo.apmd.ac.id

54

3. PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOBA

GAMBAR 2.4

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOBA

a.

b.c.

Sumber : Polres Bantul, 2019

LAPORANINFORMASI 30, 60, 90,

120 HARI20 HARI

PEMBERKASAN :

1. RIKSA SAKSI2. RIKSA TSK3. SPDP4. SP. SIDIK

HASIL LIDIK /UPAYA PAKSA :1. PENANGKAPAN2. PENGGELEDAHAN3. PENYITAAN4. PENAHANAN

LIDIK

KIRIM TSK & BBJPU TAHAP II

KIRIM BPJPU TAHAP ILP

P.21P.19

TPBUKAN TPPENYIDIKANDIHENTIKAN

GelarPerkara I Gelar

Perkara III

GelarPerkara II

SP2HP I SP2HP II SP2HP III

Page 70: TESIS - repo.apmd.ac.id

55

Keterangan gambar 2.4 Proses Penyidikan Tindak Pidana Narkoba :

a. Lidik : Penyelidik

b. LP : Laporan Polisi

c. Riksa Saksi : Pemeriksaan Saksi

d. Riksa TSK : Pemeriksaan Tersangka

e. SPDP : Surat Perintah Dimulainya Penyidikan

f. SP. Sidik : Surat Perintah Penyidikan

g. BP : Berkas Perkara

h. JPU : Jaksa Penuntut Umum

i. BB : Barang Bukti

j. P.19 : Surat dari Kejaksaan kepada penyidik untuk

membetulkan hasil pemeriksaan yang masih kurang

(Untuk dilengkapi)

k. P.21 : Berkas sudah lengkap

4. Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Narkoba Polres Bantul

Standar operasional prosedur pelayanan yang dterapkan oleh Satuan Narkoba

Bantul : Pelaksanaan Pelayanan terhadap masyarakat oleh Satuan Narkoba

Polres Bantul :

a. Tugas pelayanan dibidang Reserse Narkoba meliputi :

1) Penerimaan laporan / pengaduan.

2) Petugas pelayanan pada Polres Bantul dilaksanakan oleh SPKT (Sentra

Pelayanan Kepolisian Terpadu) dan langsung dilakukan pemeriksaan awal

sebagai pelapor oleh piket Serse.

SPKT bertugas memberikan pelayanan kepolisian kepada masyarakat

dalam bentuk penerimaan dan penanganan pertama laporan atau

pengaduan, pelayanan bantuan atau pertolongan kepolisian, bersama fungsi

Page 71: TESIS - repo.apmd.ac.id

56

terkait mendatangi TKP (Tempat Kejadian Perkara) untuk melaksanakan

kegiatan pengamanan dan olah TKP sesuai ketentuan hukum dan peraturan

yang berlaku.

3) Pelapor/pengadu mendapat penjelasan tentang masalah yang dilaporkan,

dilakukan pemeriksaan awal sebagai saksi untuk didengar keterangannya

dan dituangkan dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan) serta dimintakan

bukti pendukung yang akan dijadikan sebagai alat bukti pada pemberkasan.

4) Petugas cepat melayani pelapor dengan melakukan pemeriksaan awal

dengan waktu pemeriksaan paling lama 3 jam dan menjelaskan

permasalahan yang diterima sesuai dengan pemeriksaan awal dengan hasil

pemeriksaannya apakah laporan tersebut dapat dikategorikan Tindak Pidana

atau bukan. Dan mencatat dalam buku Register 1.

5) Petugas menyiapkan laporan sesuai dengan format dan ketentuan yang

berlaku dan memberikan surat tanda laporan kepada pelapor/pengadu tanpa

memungut biaya.

b. Prosedur penyampaian laporan tindak pidana penyalahgunaan Narkoba

adalah :

1) Laporan dari Pa Siaga /Piket SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian

Terpadu) yang sudah dilengkapi dengan pemeriksaan awal dengan

dilampirkan bukti pendukung yang akan dijadikan sebagai alat bukti, jika

pada saat laporan diterima bisa dilengkapi bukti pendukung dan apabila

pada saat pemeriksaan awal, saksi belum dapat menunjukan bukti

pendukung maka piket SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu)

melampirkan laporan analisa laporan polisi kemudian diteruskan ke Kasat

Resnarkoba.

2) Dari Kasat Resnarkoba diteruskan kepada para Kanit Resnarkoba sesuai

Page 72: TESIS - repo.apmd.ac.id

57

untuk dilakukan penyelidikan.

3) Waktu yang yang dibutuhkan dalam penanganan laporan polisi dari Kasat

Resnarkoba kepada Kanit Resnarkoba sesuai jenis narkoba yang

dilaporkannya.

c. Cara bertindak Petugas pelayanan oleh Satuan Narkoba :

1) Petugas yang menerima laporan disiapkan melalui program pelatihan.

2) Kebutuhan sarana dan prasarana dicukupi.

3) Anggaran Operasional dicukupi.

4) Tersedianya Prosedur tetap tentang penerimaan laporan.

5) Secara khusus untuk penerimaan laporan pengaduan atas penanganan

pertama oleh fungsi/instansi lain,agar melalui jalur Ka/Pimpinan/Dan di

wilayahnya kemudian disalurkan ke Satuan fungsi Resnarkoba untuk

ditangani lebih lanjut.

d. Penyelidikan tindak pidana Narkoba .

1) Petugas yang melaksanakan penyelidikan adalah :

a) Seluruh anggota Polri.

Menurut Undang-undang Nomor 8 tahun 1982 tentang Kitab

Undang-Undang hukum Acara Pidana (KUHAP) Pasal 6 ayat (1),

penyidik adalah : Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia dan

Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus

oleh Undang-Undang.

Adapun tugas penyidik adalah melakukan penyidikan, yaitu

serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang

diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana untuk mencari

dan mengumpulkan barang bukti yang dengan bukti tersebut

Page 73: TESIS - repo.apmd.ac.id

58

membuat terang tindak pidana terjadi dan guna menentukan

tersangkanya.

b) Dalam hal penyelidikan terhadap kasus yang sedang ditangani,

disamping menerima masukan dari seluruh anggota Polri dan

masyarakat, masing-masing satuan wilayah dapat menunjukan

anggota-anggota tertentu guna melakukan penyelidikan

mendapatkan informasi untuk pengungkapan kasus tersebut.

2) Penyelidikan penyalahgunaan Narkoba diharapkan.

a) Bagi anggota yang ditugaskan melakukan penyelidikan harus

dilengkapi dengan Surat Perintah.

Surat perintah dikeluarkan sebagai kelengkapan anggota dalam

melaksanakan tugas, baik operasional di lapangan maupun dalam

penyidikan. Surat perintah ini dikeluarkan oleh Kepala Satuan

maupun Kepala Resor setempat atas dasar adanya informasi

maupun laporan pengaduan.

b) Petugas penyelidik menguasai teknik dan taktik penyelidikan serta

mampu menerapkan dengan baik tentang tujuan Penyelidikan,

sasaran penyelidikan serta obyek penyelidikan sehingga hasil

penyelidikan dapat menjadikan terang suatu peristiwa apakah

termasuk tindak pidana atau bukan.

c) Petugas penyelidik harus menguasai sasaran/obyek penyelidikan.

d) Petugas penyelidik dilengkapi dengan dukungan sarana dan

anggaran yang cukup sehingga tidak membebani masyarakat.

e) Penyelidikan yang dilakukan harus segera dilaporkan kepada

pimpinan/pejabat dengan memberikan penegasan baik secara lisan

maupun tertulis.

Page 74: TESIS - repo.apmd.ac.id

59

3) Cara bertindak dalam penyelidikan :

a) Menyiapkan anggota yang berkemampuan dasar penyelidik.

Berkemampuan penyidik karena sudah melaksanakan pendidikan

khusus Reserse yang dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan dan

Latihan, baik di tingkat Polda maupun Mabes Polri.

b) Menyiapkan rencana kegiatan dan program pelatihan di satuan

wilayah untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan.

c) Melengkapi sarana yang diperlukan dalam tugas penyelidikan.

d) Mencukupi ATK (Alat Tulis Kertas) dan anggaran yang digunakan

tugas penyelidikan.

e) Menyiapkan protap (Program Tetap) tentang penyelidikan pada tiap

satuan wilayah.

f) Pejabat yang memberikan penugasan harus dapat mengendalikan

kegiatan anggotanya dengan baik.

g) Kegiatan penyelidikan diberi batasan waktu dan dianalisa hasil

penyelidikan sehingga dapat ditentukan apakah penyelidikan sudah

cukup dengan tujuan dan untuk dianalisa apakah dapat memenuhi

alat bukti atau penyelidikan diarahkan ke lain sasaran. Waktu yang

diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan dari hasill analisa

penyelidikan.

B. Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bantul

1. Bentuk Organisasi

Waktu pertama kali dibentuk Tahun 2007, Badan Narkotika Kabupaten Bantul

berdasarkan Keputusan Bupati Bantul, dan hingga saat ini masih berdasarkan

Page 75: TESIS - repo.apmd.ac.id

60

Surat Keputusan Bupati Bantul Nomor 32 Tahun 2009, dengan Ketua Bapak Wakil

Bupati Bantul dan Sekretaris sekaligus sebagai Kalakhar adalah Kepala Dinas

Sosial Kabupaten Bantul, sehingga tugas pokok dan fungsi Badan Narkotika

Kabupaten Bantul hingga saat ini diampu oleh Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi

Sosial, Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Napza di Dinas Sosial

Kabupaten Bantul.

Pada saat terbitnya Peraturan Kepala BNN Nomor : PER/04/V/2010/BNN Tanggal

12 Mei 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) BNN Provinsi dan BNN

Kabupaten/Kota, Kabupaten Bantul belum mengacu pada aturan dimaksud karena

pertimbangan tempat, personil, dan kelembagaan yang belum siap. Pada Bulan

Agustus 2012, BNK Bantul sudah melakukan studi banding ke Cilacap dan

mengirim rekomendasi Bupati Bantul ke BNNP DIY untuk diusulkan

menjadilembagavertikal. Namun karena satu dan lain hal, di wilayah Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta baru disetujui dan dibentuk BNNK di 3 (tiga) lokasi,

yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman.

Page 76: TESIS - repo.apmd.ac.id

61

2. STRUKTUR ORGANISASI BADAN NARKORIKA NASIONAL KABUPATEN BANTUL

GAMBAR 2.5

STRUKTUR ORGANISASI BADAN NARKORIKA NASIONAL KABUPATEN BANTUL

Sumber : BNNK Bantul,2019

Page 77: TESIS - repo.apmd.ac.id

62

Adapun Tupoksi dari Badan Narkotika Nasinal Kabupaten Bantul sebagai berikut :

a. Kepala BNNK mempunyai fungsi :

1) Memimpin BNNK/Kota dalam pelaksanaan tugas, fungsi, dan

wewenang BNN dalam wilayah Kabupaten/Kota;

2) Mewakili Kepala BNN dalam melaksanakan hubungan kerja sama

P4GN dengan instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat

dalam wilayah Kabupaten/Kota.

b. Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana program dan anggaran,

pengelolaan sarana prasarana dan urusan rumah tangga, pengelolaan data

informasi P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkoba), layanan hukum dan kerja sama, urusan tata

persuratan, kepegawaian, keuangan, kearsipan, dokumentasi, hubungan

masyarakat, dan penyusunan evaluasi dan pelaporan dalam wilayah

BNNK/Kota.

c. Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana

strategis dan rencana kerja tahunan P4GN, kebijakan teknis P4GN,

diseminasi informasi dan advokasi, pemberdayaan alternatif dan peran serta

masyarakat, dan evaluasi dan pelaporan di bidang pencegahan dan

pemberdayaan masyarakat dalam wilayah Kabupaten/Kota.

d. Seksi Rehabilitasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja

tahunan, kebijakan teknis P4GN, asesmen penyalah guna dan/atau pecandu

narkotika, peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan

rehabilitasi sosial penyalah guna dan/atau pecandu narkotika baik yang

diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat, peningkatan kemampuan

Page 78: TESIS - repo.apmd.ac.id

63

layanan pascarehabilitasi dan pendampingan, penyatuan kembali ke dalam

masyarakat, dan evaluasi dan pelaporan di bidang rehabilitasi dalam wilayah

Kabupaten/Kota.

e. Seksi Pemberantasan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja

tahunan, kebijakan teknis P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba), administrasi penyelidikan

dan penyidikan terhadap tindak pidana narkotika, pengawasan distribusi

prekursor sampai pada pengguna akhir, dan evaluasi dan pelaporan di bidang

pemberantasan dalam wilayah Kabupaten/Kota.

3. Dana Operasional

Sejak Tahun 2012, semua kegiatan Badan Narkotika Kabupaten Bantul dibiayai

melalui dana hibah Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul. Namun setelah

dikeluarkannya Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian

Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran pendapatan dan

Belanja Negara, dana kegiatan dibiayai melalui kegiatan rutin Dinas Sosial

Kabupaten Bantul.

4. Tempat / Lahan Kantor & Sarana Prasarana

a. Tempat

Selama ini Sekretariat Badan Narkotika Kabupaten Bantul bergabung menjadi

satu dengan Kantor Dinas Sosial, namun Pemerintah Kabupaten Bantul

sudah menyiapkan tanah seluas 1.187 m² dengan sertifikat No. AM 038296

yang berada di Jalan Raya Bantul di wilayah Dusun Dagen, Desa

Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul dengan mekanisme

pinjam pakai. Berikut bangunan gedung yang dahulu di gunakan sebagai

Kantor Dinas Pariwisata seluas ±1.010 m², namun bangunan ini perlu

Page 79: TESIS - repo.apmd.ac.id

64

direnovasi karena sudah beberapa waktu tidak dimanfaatkan.

b. Sarana & Prasarana

Sarana dan Prasarana yang kami sediakan berupa Barang Milik Daerah terdiri

dari Mobil Operasional, Motor, Almari/Filling Kabinet, Almari Kayu, Komputer,

Laptop, Printer, LCD Proyektor dan Screen. (data terlampir).

5. Sumber Daya Manusia

Susunan personil sesuai dengan SK Bupati Bantul Nomor 32 Tahun 2009 adalah

sebagai berikut :

Pelindung : a. Bupati Bantul

b. Ketua DPRD Kabupaten Bantul

c. Komandan KODIM 0729 Bantul

d. Kepala Polres Bantul

e. Kepala Kejaksaan Negeri Bantul

f. Ketua Pengadilan Negeri Bantul

Ketua Umum : Wakil Bupati Bantul

KetuaI : Sekertaris Daerah Kabupaten Bantul

KetuaII : Asisten Pembangunan Setda Kab. Bantul

SekertarisI/Kalakhar : Kepala Dinas Sosial Kab. Bantul

SekertarisII : Waka. Polres Bantul

a. Sub.Bag.Perencanaan Program:

1. Kepala Bappeda Kab.Bantul

2. Ka.Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kab.Bantul

b. Sub.Bag.Pembinaan :

1. Ka. Kantor Depag Kab.Bantul

Page 80: TESIS - repo.apmd.ac.id

65

2. Ka. Kantor Pemuda dan Olahraga Kab.

Bantul

3. Kabid. Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas

Sosial Kab.Bantul

c. Seksi Pengembangan Pendidikan

1. Rektor/Direktur Perguruan Tinggi Negeri/

Swastase-Kab.Bantul.

2. Ka. Dinas Pendidikan Menengah & Non Formal

Kabupaten Bantul

3. Kepala. Dinas Pendidikan Dasar KabupatenBantul.

d. Seksi Kesehatan dan Rehabilitasi Medis

1. Kepala Dinas Kesehatan Kab.Bantul.

2. Direktur RSUD Panembahan Senopati

Kab.Bantul.

e. Seksi Penegakan Hukum :

1. Kepala Sat.Pol PP Kab.Bantul.

2. Ka. Kesbangpol linmas Kab.Bantul

f. Seksi Penyuluhan :

1. Kabag. Hukum Setda Kab.Bantul

2. Kabid Pemberdayaan Masyarakat Sehat Dinas

Kesehatan Kab.Bantul.

3. Kasat. Narkoba PolresBantul

4. Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban

Napza Dinas Sosial Kab.Bantul.

g. Satuan Tugas : Unsur Kecamatan se-Kabupaten Bantul

Page 81: TESIS - repo.apmd.ac.id

66

Sedangkan Pelaksana Harian Badan Narkotika Kabupaten Bantul terdiri dari

1. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bantul

2. Kabid Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

3. Kasie Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Napza

4. Staf Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Napza sebanyak 3 orang.

Dalam menjalankan tugas, Dinas Sosial selalu bekerja sama dengan :

1. Polres Bantul;

2. SKPD terkait;

3. KPAN (Komunitas Penyuluh Anti Narkoba);

4. Forlanza (Forum Pelajar Anti Napza);

5. Panti Sosial Hafara;

6. RSUD Panembahan Senopati (IPWL);

7. Puskesmas Banguntapan II (IPWL : Ijin Pengguna Wajin Lapor);

8. SPN (Sekolah Polisi Negara) sebagaiI PWL;

9. RSJ Grasia;

10. Victory Plus (LSM HIV dan AIDS);

11. Rumah Tahanan Negara Pajangan;

12. PKK Kabupaten Bantul;

13. Babinsa ( Badan Pembinaan Masyarakat ) dan Babinkantibmas ( BadanPembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat ) se- Kabupaten Bantul

14. Lembaga Sosial Masyarakat lainnya.

Adapun Sumber Daya Manusia yaitu Personil dari Aparat Sipil Negara yang

akan menduduki jabatan struktural sesuai struktur organisasi lembaga BNNK/Kota

4 orang, dan staf sebanyak 6 orang, dengan status dipekerjakan, dan personil lain

secara bertahap sesuai kemampuan daerah.

Page 82: TESIS - repo.apmd.ac.id

67

D. Profil Dinas Pendidikan Dan Olahraga Kabupaten Bantul

1. Dasar Pembentukan

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12Tahun 2016

tentangPembentukan dan Susunan Organisasi Daerah Kabupaten Bantul. Rincian

tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Bantul diatur dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 108 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas

Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Bantul.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga merupakan unsur pelaksana

Pemerintah Daerah di bidang Pendidikan yang dipimpin oleh Kepala Dinas dan

berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris

Daerah.

2. Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bantul Tahun 2016 - 2021

Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang

berisikan cia dan citra yang ingin diwujudkan insansi pemerintah. Visi Bupati dan

wakil Bupati terpilih yang dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Bantul Tahun

2016-2021 adalah : “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Bantul yang sehat,

cerdas dan sejahtera berdasarkan nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan, dan

kebangsaan dalam wadah negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).”

Secara filosofis visi tersebut adalah cita-cita untuk mewujudkan masyarakat

Kabupaten Bantul yang:

a) Sehat, yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki kesehatan jasmani,

rohani dan sosial;

Page 83: TESIS - repo.apmd.ac.id

68

b) Cerdas, yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki kecerdasan

intelektual, emosional dan spiritual;

c) Sejahtera, yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang produkif, mandiri, memiliki

tingkat penghidupan yang layak dan mampu berperan dalam kehidupan

sosial;

d) Kemanusiaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang peduli dan saling

menghargai dan mengembangkan semangat gotongroyong;

e) Kebangsaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki rasa

patriotisme cinta tanah air dan tumpah darah untuk bersama-sama

mewujudkan pembangunan;

f) Keagamaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang beriman, menjalankan

ibadah dan mengembangkan toleransi beragama.

Dengan memperhatikan seluruh aspek pembangunan yang dibutuhkan oleh

Kabupaten Bantul dan dengan memperhatikan langkah-langkah yang harus

ditempuh untuk mencapai visi pembangunan Kabupaten Bantul tahun 2016- 2021

maka dirumuskan misi sebagai berikut:

a) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, efektif, efisien dan bebas

dari KKN melalui percepaan reformas birokrasi;

b) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang sehat, cerdas,terampil dan

berkepribadian luhur;

c) Mewujudkan kesejahteraan masyarakat difokuskan pada percepatan

pengembangan perekonomian rakyat dan pengentasan kemiskinan;

d) Meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana umum,

Page 84: TESIS - repo.apmd.ac.id

69

pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan kelestarian

lingkungan hidup dan pengelolaan resiko bencana.

e) Meningkatkan tata kehidupan masyarakat Bantul yang agama, nasionalis,

aman, progresif dan harmonis serta berbudaya istimewa.

Dikaitkan dengan visi dan misi RPJMD Kabupaten Bantul tahun 2016- 2021 maka

tugas dan fungsi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga terkait erat dengan

pencapaian misi ke -2 yaitu: “meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang

sehat, cerdas, terampil, dan berkepribadian luhur dan misi ke-5 yaitu meningkatkan

tata kehidupan masyarakat Bantul yang agamis, nasionalis, aman, progresif dan

harmonis serta berbudaya istimewa.”

Adapun data sekolah SMP di Kabupaten Bantul sebagai berikut:

Tabel 2.1

Jumlah siswa SMP di Kabupaten Bantul

Sumber : Dikpora Kabupaten Bantul, 2019

Berdasarkan Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Bantul terdapat

beberapa SMP, baik SMP Negeri dan SMP Swasta. Akan tetapi yang lebih banyak

diminati yaitu SMP Negeri sebesar 60,83% dibandingkan dengan SMP Swasta dan

MTS Negeri/Swasta.

No Jenjang Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Persentase (%)

1. SMP Negeri 47 24.412 60.83

2. SMP Swasta 42 6.642 16.56

3. MTS Negeri 9 4.104 10.22

4. MTS Swasta 15 4.974 12.39

Jumlah 113 40.132 100

Page 85: TESIS - repo.apmd.ac.id

70

Tabel 2.2

Jumlah Siswa SMA di Kabupaten Bantul

No Jenjang Jumlahsekolah

Jumlah siswa Persentase (%)

1 SMA dan swasta53 18.493 62.64

2 SMK N dan Swasta49 11.028 37.36

Jumlah 102 29.521 100

Sumber : Dikpora Kabupaten Bantul 2019

Berdasarkan Tabel 2.2 dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri/ Swasta

berjumlah lebih banyak yaitu 62,64 %, sedangkan SMK Negeri/ Swasta hanya

sebesar 37,36%, maka dapat disimpulkan pelajar SMA di Kabupaten Bantul lebih

banyak yang bersekolah di SMA Negeri/ Swasta.

Page 86: TESIS - repo.apmd.ac.id

71

3. Struktur Organisasi Dikpora

Gambar 2.6STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL

KEPALA DINAS

Sekretaris Daerah

Kelompok JabatanFungsional

Kasi Kurikulum SD

Kepala BagianSD

Kasubag Umumdan Kepegawaian

Kasubag Keuangandan Aset

Kasubag Program

Kasi Peserta Didikdan Pemb.KarakterSD

KORWIL

Kasi Kelembagaandan SaranaPrasarana SMP

Kasi KurikulumSMP

Kasi Peserta Didikdan Pemb.KarakterSMP

Kepala Bagian SMP

Kasi Kelembagaandan SaranaPrasarana SD

Kabag PAUD danPendidikan NonFormal

Kasi Pendidik danTenaga KependidikanPAUD dan PendidikanFormal

Kasi Pendidik danTenaga KependidikanSD

Kasi Pendidik danTenaga KependidikanSMP

Kabid Pendidik danTenaga Pendidikan

Kasi Sarana danPrasarana

Kabag Pemuda danOlahraga

Kasi Peserta Didik danPemb.Karakter AnakUsia Dini danPendidikan Non Formal

Kasi KurikulumPAUD danPendidikan NonFormal

Kasi Kelembagaandan PrasaranaPAUD danPendidikan NonFormal

KORWIL

Kasi Pemuda

Kasi Olahraga

Sumber : Dikpora,2019

Page 87: TESIS - repo.apmd.ac.id

72

4. Tugas Pokok Dikpora

Tugas pokok Dinas Pendidikan dan Olahraga adalah membantu Bupati

melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan

tugas pembantuan bidang pendidikan, kepemudaan dan olahraga. Dinas

pendidikan pemuda dan olahraga memiliki fungsi yang cukup luas dan

strategis dalam menjalankan roda pemerintahan antara lain:

a. Perumusan kebijakan bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, pendidikan non formal serta kepemudaan dan olahraga.

b. Pelaksanaan kebijakan bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, pendidikan non formal serta kepemudaan dan olahraga;

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pendidikan anak suai dini,

pendidikan dasar, pendidikan non formal serta kepemudaan dan

olahraga;

d. Pelaksanaan adminisrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;

e. Pelaksanaan kesekretariatan Disdikpora;

f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugas

dan fungsinya.

Tujuan yang akan dicapai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Bantul Sebagai berikut :

a. Meningkatkan kualitas sumber daya tenaga kependidikan yang

professional;

b. Mewujudkan adannya pengelolaan dana yang efektif efisien, transparan

serta memiliki akuntabilitas publik yang tinggi pada setiap lembaga

kegiatan;

c. Mewujudkan adanya output pendidikan yang berkualitas yang memiliki

akhlak mulia kecerdasan, keunggulan, kemandirian serta kompetitif;

Page 88: TESIS - repo.apmd.ac.id

73

d. Melaksanakan inovasi pembelajaran dengan multi media serta multi

metode, menuju terlaksananya sistem pembelajaran yang efektif untuk

mengembangkan kreatifitas siswa;

e. Mewujudkan pelayanan prima semua lembaga pendidikan dengan

pendekatan kepuasan masyarakat;

f. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan swasta terhadap

pembangunan pendidikan dengan perilaku, partisipasi secara

proporsional menuju terciptanya paradigma pendidikan.

Page 89: TESIS - repo.apmd.ac.id

132

DAFTAR PUSTAKA

AhmadiAbu. 2007. SosiologiPendidikan,Rineka Cipta, Jakarta.

Arif, Didik, Mansyur dan Elisatris Gultom. 2007.Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan,

PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Bhakti,B.P. Dharma. 1999.Mari Bersatu Berantas Penyalahgunaan Narkotika,

B.P.Dharma Bhakti dan Yayasan Penerus nilai-nilai luhur perjuangan 1945,

Jakarta.

Engkoswara dan Aan Komariah. 2012.Administrasi Pendidikan,Alfabeta,

Bandung.

Fiyana, Ika. 2017. Upaya Kepolisian Dalam Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba

Di Kalangan Remaja (Studi Kasus Di Polresta Surakarta), Skripsi, UNS.

Surakarta.

Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1996. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, Binarupa

Aksara, Jakarta Barat.

Grant, Robert M. 1999. Analisis Strategi Kontemporer : Konsep, Teknik, Aplikasi. Edisi

ke 2, Alih Bahasa Thomas Secokusumo, Erlangga, Jakarta.

Marrur. 2002. Manajemen Pelayanan Umum Indonesia, PT. Bumi Aksa, Jakarta.

Mulyono, Anton M. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

Jakarta.

Narwoko,Dwi. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Prenada Media,

Jakarta.

Prakoso, Djoko Bambang Riydi Lany dan Mukhsin. 2005.Kejahatan-Kejahatan yang

Merugikan dan Membahayakan Negara, Bina Aksara, Jakarta.

Sadly, Hasan. 2000. Kamus Inggiris Indonesia, Gramedia,

Jakarta.

Page 90: TESIS - repo.apmd.ac.id

133

Soedjono D. 1993. Segi Hukum Tentang Narkotikadi Indonesia, PT. Karya Nusantara,

Bandung.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta,

Bandung.

Tri Wulandari. 2016.Implementasi Kebijakan Pencegahan Dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) pada Kalangan Pelajar

di Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Daerah Istimewa Yogyakarta,

Skripsi, UNY, Yogyakarta.

Perundang-undangan :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan PIdana Anak.

Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep/08/X/1997 tanggal 10 Oktober 1997 tentang

Penyempurnaan Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur Badan-Badan Pada Tingkat

Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia;

Petunjuk Teknis Kapolri No.Pol. : Juknis /11 / III / 1993 tanggal 1 Maret 1993 tentang

Peningkatan Pelayanan Polri di Bidang Operasional dan Pembinaan.

Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 3 Tahun 2015 tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi Dan Badan Narkotika Nasional

Kabupaten/Kota.

Page 91: TESIS - repo.apmd.ac.id

134

Web-site :

https://belajarpsikologi.com/dampak-penyalahgunaan-narkoba, diunduh tanggal 9

Agustus2019.

https://statistika.com, diakses tanggal 11 April 2019).

http://pelajarindo.com/pengertian-pelajar/, di akses tanggal 5 maret 2019.

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-strategi/, diakses tanggal 20 September

2019.