upaya peningkatan kinerja pns polri melalui pola …repo.apmd.ac.id/625/1/repo untung...
TRANSCRIPT
UPAYA PENINGKATAN KINERJA PNS POLRI MELALUI POLAKARIR PADA KEPOLISIAN DAERAH D.I. YOGYAKARTA
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan
Konsentrasi Pemerintahan Daerah
Diajukan oleh:
UNTUNG PRIYONO
NIM: 16610063
PROGRAM MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2018
UPAYA PENINGKATAN KINERJA PNS POLRI MELALUI POLAKARIR PADA KEPOLISIAN DAERAH D.I. YOGYAKARTA
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan
Konsentrasi Pemerintahan Daerah
Diajukan oleh:
UNTUNG PRIYONO
NIM: 16610063
PROGRAM MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2018
UPAYA PENINGKATAN KINERJA PNS POLRI MELALUI POLAKARIR PADA KEPOLISIAN DAERAH D.I. YOGYAKARTA
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan
Konsentrasi Pemerintahan Daerah
Diajukan oleh:
UNTUNG PRIYONO
NIM: 16610063
PROGRAM MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2018
iii
PENGESAHAN
TESIS
UPAYA PENINGKATAN KINERJA PNS POLRI MELALUIPOLA KARIR PADA KEPOLISIAN DAERAH
D.I. YOGYAKARTAOleh
UNTUNG PRIYONO
NIM : 16610063
Disahkan oleh Tim Penguji
Pada Tanggal
21 Agustus 2018
Susunan Tim Penguji
Pembimbing (Ketua Tim Penguji)
Dr. R .Widodo Triputro .............................
P e n g u j i I
Drs.TriyantoPurnomoRaharjo, M.Si. .............................
P e n g u j i II
Dra. B. Hari SaptaningTyas, M.Si. .............................
Yogyakarta, Oktober 2018
Mengetahui
Direktur Program MagisterIlmu Pemerintahan
Dr. R .Widodo Triputro
iii
PENGESAHAN
TESIS
UPAYA PENINGKATAN KINERJA PNS POLRI MELALUIPOLA KARIR PADA KEPOLISIAN DAERAH
D.I. YOGYAKARTAOleh
UNTUNG PRIYONO
NIM : 16610063
Disahkan oleh Tim Penguji
Pada Tanggal
21 Agustus 2018
Susunan Tim Penguji
Pembimbing (Ketua Tim Penguji)
Dr. R .Widodo Triputro .............................
P e n g u j i I
Drs.TriyantoPurnomoRaharjo, M.Si. .............................
P e n g u j i II
Dra. B. Hari SaptaningTyas, M.Si. .............................
Yogyakarta, Oktober 2018
Mengetahui
Direktur Program MagisterIlmu Pemerintahan
Dr. R .Widodo Triputro
iii
PENGESAHAN
TESIS
UPAYA PENINGKATAN KINERJA PNS POLRI MELALUIPOLA KARIR PADA KEPOLISIAN DAERAH
D.I. YOGYAKARTAOleh
UNTUNG PRIYONO
NIM : 16610063
Disahkan oleh Tim Penguji
Pada Tanggal
21 Agustus 2018
Susunan Tim Penguji
Pembimbing (Ketua Tim Penguji)
Dr. R .Widodo Triputro .............................
P e n g u j i I
Drs.TriyantoPurnomoRaharjo, M.Si. .............................
P e n g u j i II
Dra. B. Hari SaptaningTyas, M.Si. .............................
Yogyakarta, Oktober 2018
Mengetahui
Direktur Program MagisterIlmu Pemerintahan
Dr. R .Widodo Triputro
iii
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : UNTUNG PRIYONO
Nomor Mahasiswa : 16610063
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul UPAYAPENINGKATAN KINERJA PNS POLRI MELALUI POLA KARIR PADAKEPOLISIAN DAERAH D. I. YOGYAKARTA adalah betul-betul karyasaya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam Tesis ini telah disebutkandalam tesis ini telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam DaftarPustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka sayabersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang sayaperoleh dari tesis tersebut.
Yogyakarta, Oktober2018
Yang membuat pernyataan
UNTUNG PRIYONO
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur yang tiada hentinya kepada Tuhan semesta alam Allah SWTyang telah memberikan kemudahan kepada penulis sehingga penelitian dankarya tulis ini dapat terselesaikan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi sebagian persyaratanguna mencapai derajat sarjana S2 Program Magister Ilmu Pemerintahan SekolahTinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) Yogyakarta.
Adapun penelitian ini tentang Upaya Peningkatan Kinerja PNS PolriDalam Pelayanan Publik Pada Kepolisian Daerah D.I. Yogyakarta.
Keberhasilan penelitian dan penyusunan karya tulis ini tidak lepas daribantuan dan kontribusi dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan inipenulis menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada:
1. Bapak Drs. Habib Muhsin, M.Si. selaku Ketua STPMD “APMD”.
2. Bapak Dr. R. Widodo Tri Putro selaku pembimbing yang telah dengansabar untuk meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantupenulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
3. Tim Penguji Tesis I dan II yang telah meluangkan waktunya untukmenguji karya tulis ini dan membantu dalam proses penyempurnaankarya tulis ini.
4. Semua Dosen dan yang telah memberi ilmu dan pengetahuan.
5. Karyawan Program Magister IlmuPemerintahan STPMD “APMD”yang membantu kelancaran selama kegiatan perkuliahan di STPMD“APMD”.
6. Kepala Kepolisian Daerah D.I. Yogyakarta.
7. Kepala Biro Sumber Daya Manusia Polda D. I. Yogyakarta KombesPol. Drs. Novian Pranata, M.Si.Psi.
8. Kepala Bagian Pembinaan Karier, Biro Sumber Daya Manusia Polda D.I. Yogyakarta AKBP Nicolas Dedy Arifianto, S.I.K. M.H.
9. Kepala Sub Bagian Mutasi dan Jabatan Bagian Pembinaan Karier, BiroSumber Daya Manusia Polda D. I. Yogyakarta Kompol Heru Muslimin,S.I.K., M.I.P.
10. Keluarga Besar Bagian Pembinaan Karier, Biro Sumber Daya ManusiaPolda D. I. Yogyakarta.
11. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu.
vii
Penulis sadari bahwa dalam karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk saran masih penulis harapkan demi kebaikan bersama dan semoga karyakecil ini dapat membawa manfaat.
Yogyakarta, Oktober2018
Penulis
UNTUNG PRIYONO
vii
Motto
“Jangan Pergi mengikuti kemana jalan akanberujung...Buat Jalanmu sendiri dan tinggalkanlah jejak.”= Ralp Waldo Emerson=“Hindari ketajaman berlebihan atau kerasnya suara, yangbiasanya menunjukkan orang yang memiliki kekurangansendiri untuk menyembunyikan.”=The Desert Fox” Erwin Johannes Eugen Rommel”=“Saya meminta kekuatan, dan Allah Swt memberikankesulitan untuk membuat saya kuat”=Lion of The Desert” Salahudin Al Ayubi=
“Pengetahuan adalah Kekuatan”=Penulis=
vii
Persembahan
Allah SWT, Tuhan Semesta Alam dzat yang kekal, sumbersegala ilmu dan Baginda Nabi Muhammad SAWpanutanku.
Bapak Alm Mudjiono, Ba dan Ibunda Rostiaty Effendiuntuk kasih sayang yang tulus, doa, motivasi sekaligusteladan dalam hidupku.
Bapak dan Ibu Mertuaku, Kartono Dwi Hartono dan IbuSuminem terimakasih atas doa dan dukungannya
Istriku Nani Handayani, S.AB trimakasih atas cinta, doadan dukungannya.
Anak-anakku, Pyrana Satriyanggewani Priyono danKalyca Wilaksita Aflah, tuntutlah Ilmu dan buat Jejakyang manis dalam hidupmu Nak.
Keluarga Besar Alm Mudjiono BA
Rekan-rekan Magister Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD”yang telah berjuang bersama
Rekan Bagian Pembinaan Karir Biro SDM Polda D.I.Yogyakarta, AKBP Nicolas Dedy, Kompol Heru Muslimin, ,AKP Ika Shanti, Penda Nursahid, Pengtu WahyuEstiqomah, Briptu Himma, Penata Yanu Ariyanto, BripkaLandi, Brigadir Puspo, Pengtu Ibnu, dan Bripda Ardyaterima kasih canda, dukungan dan semangatnya
DAFTAR ISI
HALAMAN ........................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN.................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
INTISARI............................................................................................................ xi
ABSTRACT........................................................................................................ xii
BAB IPENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH........................................................ 1
B. FOKUS PENELITIAN ........................................................................... 5
C. PERUMUSAN MASALAH ................................................................... 5
D. TUJUAN PENELITIAN......................................................................... 5
E. MANFAAT PENELITIAN..................................................................... 6
F. KERANGKA TEORI ............................................................................. 6
1. Pegawai Negeri Sipil......................................................................... 6
2. Kinerja............................................................................................... 8
3. Pola Karir .......................................................................................... 12
G. METODE PENELITIAN........................................................................ 20
1. Jenis Penelitian.................................................................................. 20
2. Obyek Penelitian ............................................................................... 20
3. Lokasi Penelitian............................................................................... 20
4. Teknik Pemilihan Subyek ................................................................. 21
5. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 21
6. Teknik Analisis Data......................................................................... 22
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ............................... 26
A. Gambaran Umum .................................................................................... 26
B. Visi dan Misi Polda DIY......................................................................... 28
C. Struktur Organisasi Polda DIY................................................................ 31
D. Tugas Pokok dan Fungsi ......................................................................... 31
E. Komposisi dan karakteristik PNS Polri................................................... 48
BAB III UPAYA PENINGKATAN KINERJA PNS POLRI ........................ 55
A. Deskripsi Informan.................................................................................. 55
B. Upaya peningkatan kinerja...................................................................... 57
1. Pendidikan dan pelatihan ................................................................. 57
2. Pangkat dan Jabatan ......................................................................... 65
3. Promosi dan Mutasi ......................................................................... 73
4. Penilain kinerja PNS Polri ............................................................... 79
5.Jaminan Pensiun, jaminan hari tua dan penghargaan........................... 85
6.Pemberdayaan dan perlindungan PNS Polri ........................................ 90
C. Analisis Pola Karier Pegawai Negeri Sipil Polri..................................... 96
BAB IV PENUTUP............................................................................................ 118
A. Kesimpulan ............................................................................................. 118
B. Saran/rekomendasi .................................................................................. 120
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel II.1
Komposisi PNS ................................................................................................... 49
Tabel II.1
Distribusi PNS Polri Polda DIY berdasarkan tingkat pendidikan ...................... 50
Tabel II.3
Klasifikasi dan distribusi PNS Polri Polda DIY ................................................. 51
Tabel III.1
Informan berdasarkan jabatan ............................................................................. 55
Tabel III.2
Informan berdasarkan tingkat pendidikan........................................................... 56
Tabel III.3
Informan berdasarkan pekerjaan ......................................................................... 57
Tabel III.4
PNS Polri yang sudah mengikuti Pelatihan ........................................................ 64
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1
Lambang Polda DIY ........................................................................................... 29
Gambar II.2
Struktur Organisasi Polda DIY ........................................................................... 30
xii
INTI SARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukanKepolisian Negara Republik Indonesia Khususnya pada Kepolisian Daerah D. I.Yogyakarta dalam meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Polri,melalui pola karir PNS Polri. Peningkatan kinerja PNS Polri dalam pengelolaandan manajemen ASN menjadi tantangan tersendiri dalam organisasi Polri.Rendahnya kinerja birokrasi (PNS) Polri, ditambah dengan manajemenkepegawaian yang belum berjalan secara sistematis, konsisten dan terarah KinerjaPegawai Negeri Sipil Polri yang menjadi permasalahan yang perlu diatasi karenaPNS Polri sebagai bagian dari organisasi penting untuk dikembangkan kualitasSDM nya untuk dapat meningkatkan kinerja denganberpedomandenganpolakariryang telahdiimplementasikan.
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptifkualitatif. Data-data diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancaramendalam kepada 13 (tigabelas) orang. Penelitian ini dilakukan di jajaranKepolisian Daerah D. I. Yogyakarta dengan informan yang sesuai komptensi padatopik penelitian di lingkungan Kepolisian Daerah D. I. Yogyakarta, selanjutnyadata yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisa kualitatif.
Berdasarkan Hasil penelitian, dapat diketahui bahwa peningkatan kinerjamerupakan hal mutlak yang akan selalu ditingkatkan dengan mensinergikandengan perkembangan zaman dan regulasi yang ada. Pola karir memberikandampak yang signifikan dalam peningkatan kinerja. Pola karir juga telahdilaksanakan dengan cukup baik terutama oleh pengemban fungsi di Biro SumberDaya Manusia Kepolisian Daerah D. I. Yogyakarta. Bisa dikatakan demikiankarena sudah mengacu pada Perundangan yang berlaku.Kendalakarenabelumadanyaperaturan yang bersifatteknisdanperundangan yangmasihbarusehinggadalamimplementasinyamemerlukanwaktuuntukdapatditerapkansecaramaksimal.
Kata Kunci: kinerja, pola karir dan Kepolisian Daerah D. I. Yogyakarta
xii
ABSTRACT
This study aims to find out the efforts of the Indonesian National Policeespecially in the D. I. Regional Police of Yogyakarta in improving theperformance of the Indonesian National Civil Servants (PNS) through the careerpatterns of the National Police Civil Servants. Improving the performance of theNational Police PNS in the management and management of ASN is a challengein the Polri organization. The low performance of the bureaucracy (PNS) of theIndonesian National Police, coupled with staffing management that has not beencarried out systematically, consistently and directed. The performance of theNational Police Civil Servants is a problem that needs to be addressed because theNational Civil Servants Police as part of the organization is important to developthe quality of its human resources to improve performance by guided by careerpatterns that have been implemented.
The research method used is a qualitative descriptive research method. Thedata were obtained by observing and in-depth interviews with 13 (thirteen)people. This research was carried out in the ranks of the D. I. Regional PoliceYogyakarta with appropriate informants on the topic of research in the area of D.I. Yogyakarta Regional Police, then the data obtained were processed usingqualitative analysis.
Based on the results of the study, it can be seen that improving performanceis an absolute thing that will always be improved by synergizing with thedevelopment of the times and existing regulations. Career patterns have asignificant impact on improving performance. Career patterns have also beencarried out quite well, especially by the function bearers at the Human ResourcesBureau of the D. I. Regional Police of Yogyakarta. It can be said that because ithas referred to the applicable legislation. Constraints due to lack of technicalregulations and new legislation so that the implementation takes time to beimplemented optimally.
Keywords: performance, career pattern and D. I. Regional PoliceYogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (UU ASN) dianggap sebagai salah satu pilar utama keberhasilan reformasi
birokrasi yang membawa perubahan mendasar dalam manajemen sumber daya
Aparatur Sipil Negara (ASN). Perubahan tersebut membawa konsekuensi bahwa
pegawai ASN merupakan suatu profesi yang memiliki kewajiban untuk
melakukan pengembangan diri dan wajib mempertanggungjawabkan kinerja serta
menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASN. Oleh karenanya
profesi ASN perlu dikelola secara profesional, dan pengelolaan manajemen ASN
harus memiliki konsep yang jelas untuk perbaikan dimasa depan.
Sumber daya manusia aparatur merupakan kunci utama dari keberhasilan
organisasi publik sebagai peran penting dalam pengelolaan lembaga pemerintahan
yang bertumpu kepada pelayanan masyarakat, sumber daya aparatur pelayanan
publik diharapkan menjadi “gawang” utama dalam penyelenggaraan Negara.
Kesuksesan reformasi birokrasi ditentukan oleh peran dan kualitas sumber
daya manusia yang ada di dalamnya. Sumber daya aparatur menjadi kunci utama
dalam pengembangan organisasi birokrasi. Aparatur pelayanan publik mempunyai
fungsi dan peran ganda dalam tanggung jawab dan tugas serta fungsinya. Pertama
adalah sebagai abdi negara yangharus patuh dan tunduk terhadap ketentuan
hukum perundang-undangan, dan yang kedua adalah sebagai pelayan bagi
masyarakat untuk memberikan pelayanan secara maksimal dan adil dan
baik.Menurut UU ASN pada pasal 6, dijelaskan bahwa pegawai ASN adalah PNS
2
dan PPPK. Pasal 7 ayat (1) PNS adalah adalah pegawai yang diangkat sebagai
pegawai tetap oleh pejabat yang berwenang dan memiliki nomor induk
kepegawaian secara nasional. Sementara PPPK (Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja) adalah pegawai yang diangkat dengan perjanjian kerja oleh
pejabat di atasnya sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintahdan kompetensi
yang dimiliki dalam isian jabatan Negara. (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara).
Dalam konteks haknya pada Kepolisian Negara Republik Indonesia,posisi
PNS Polri sendiri dalam Organisasi Polri tertuang dalam Undang-Undang
republik indonesia Nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian negara republik
indonesia pasal 20 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa Pegawai Negeri pada
Kepolisian Negara Republik Indonesia terdiri atas :
a) anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
b) Pegawai Negeri Sipil.
Dengan demikian kedudukan PNS Polri pun dituntut untuk bisa berperan
dalam menggerakkan dinamika organisasi Polri, hal ini tidak lepas dari amanat
UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. PNS Polri
dan Anggota Polri merupakan satu kesatuan yang terpadu serta bersama - sama
bertanggungjawab dalam pelaksanaan tugas - tugas pokok Polri.
Keberadaan PNS Polrisendiriselamainicenderungtermarginalkandalamkarir,
halinitidakterlepasdarifaktorrekrutmen PNS Polri yang banyakbersumberdari
Tenaga Honorerdengankompetensidankualitas yang rendahsedangkan SDM
aparatur (PNS) dituntutmemilikiprofesionalismedanwawasan global
sertamemilikikompetensi yang tinggi. Akibatnyakeberadaan PNS
3
Polridianggapsebelahmata yang akanberpengaruhterhadapmotivasi, inovasi PNS
Polrisendiri. DengandisahkannyaUndang-undangNomor 2 Tahun 2002
tentangKepolisian RI danPeraturanKepalaKepolisian RI No 16 Tahun 2017
tentangPolaKarir PNS Polrimakakeberadaan PNS
PolrisemakindiperhatikandalambentuktidaklagidianggapsebagaiSuplementapisuda
hmenjadikomplemenyaknibagian integral dalamInstitusiKepolisian yang
takterpisahkan.
Selainitukurangnyakomitmenpihak-
pihakterkaituntuksegeramenyusunpolakarier di
InstitusiPolridalamlingkuporganisasipublikuntukmendukungterwujudnyaprofesion
alisme PNSPolrimengakibatkanrendahnyakinerjabirokrasi (PNS)Polri,
haltersebutjugaditambahdenganmanajemenkepegawaian yang
belumberjalansecarasistematis, konsistendanterarah.
Inkonsistensimanajemenkepegawaian yang mengakibatkanrendahnyakinerja PNS
Polri yangdimaksudadalah:
1) Pengadaandanpenempatan
CPNS/PNSPolribelummengacupadakebutuhandasar/pokokorganisasi,
2) kenaikanpangkatbelumdidasarkanpadastrukturpangkat/golongan,
kompetensidanprestasikerja,
3)
Pengangkatandalamjabatanstrukturalbelumberbasispadakompetensidanpre
stasikerja,
4) Pengembangan PNS Polrimasihsangatterbatas, serta
4
5) Disiplinkerja, penilaiankerja, peningkatankesejahteraanserta program
pensiunbelummenjadifokuskajiandanpertimbanganpimpinan.
Akibatnyaiklimkerjakurangkondusifkarenapedomandanimplementasipolaka
rierPNS
Polribelumsepenuhnyabersinergiantarakebutuhan/tujuanPNSdenganinstitusi.
kecenderunganpengembangankarier PNS
padasaatinijustrulebihberadapadapihakpimpinanatauorganisasi.
Permasalahanpadapolakarir PNSPolrisaatiniadalah:
1) Memilikipunyapekerjaan, tapitidakpunyakarir (have a job, not have a
career)
2) Mengalamirotasidanmutasi, tapitidakmemilikikejelasanjalurkarir (rotation
and mutation without career path)
3) Mengalamikenaikanpangkatdanjabatan,
tapitidakberadadalamjenjangkarirtertentu (promotion, with no career ladder)
4) Tidakmemilikiperencanaankarir (no career plan)
5) Organisasitidakpunyaperencanaansuksesi (no succession plan)
6) Organisasimengelolarotasi, mutasi, promosisecarareaktif, bukanproaktif (no
talent management system)
7) Organisasitidakmempersiapkanpemimpin masa depan (no grooming system
for future lead)
Secara berkesinambungan upaya untuk meningkatkan kinerja
PNSPolrimelaluiPolaKarir telah diimplentasikan baik yang dilakukan oleh
Instansi Induk seperti dalam penelitian ini dilakukan oleh Kepolisian RI maupun
Badan Kepegawaian Negara sebagai badan teknis yang mengemban fungsi
5
pembinaankarirdanpendayagunaan PNS. Upaya yang sudah
diimplementasikanolehInstansiPolri antara lain :
1. Pelatihan dan Pendidikan;
2. Pangkat dan Jabatan;
3. Promosi dan Mutasi;
4. Penilaian Kinerja;
5. Jaminan pensiun, Jaminan Hari Tua, dan Penghargaan;
6. Pemberdayaan dan perlindungan.
(Undang-undang No.5 Tahun 2014)
Berdasarkan masalah-masalah yang berhasil diidentifikasikan, maka kaitan
penelitian ini adalah untuk mengetahui “Upaya Peningkatan Kinerja PNS Polri
MelaluiPolaKarirpada Kepolisian Daerah D.I. Yogyakarta
B. Fokus Penelitian
Untuk mempermudah penulis dalam menganalisis hasil penelitian, maka
Penelitian ini difokuskan pada Upaya Institusi Polri dalam meningkatkan Kinerja
PNS Polri melalui:
1. Upaya peningkatan kinerja PNS Polri melalui Pola karirPNS Polri.
2. ImplementasiPolaKarir PNS PolripadaKepolisian Daerah D.I. Yogyakarta.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada Latar Belakang Penelitian, dapat diidentifikasikan
masalah-masalah yang berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja PNS Polri
MelaluiPolaKarir pada Kepolisian Daerah D.I. Yogyakarta. Semua masalah yang
teridentifikasi merupakan faktor-faktor penting yang berdampak pada Upaya
peningkatan kinerja PNS Polri MelaluiPolaKarir, yaitu :
6
1. BagaimanakahUpaya peningkatan kinerja PNS Polri melalui Pola Karir
PNS Polri pada Institusi Kepolisian?
2. Bagaimanakah ImplementasiPolaKarir PNS PolripadaKepolisian Daerah
D.I. Yogyakarta?
D. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Upaya peningkatan kinerja PNS Polri melalui Pola Karir
pada Institusi Kepolisian.
2. Untuk Mengetahui ImplementasiPolaKarir PNS PolripadaKepolisian
Daerah D.I. Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dilakukan yaitu :
1. Manfaat Teoritis. Sebagai Usaha Memperkaya pengetahuan tentang upaya
Peningkatan kinerja PNS Polrimelalui Pola Karir pada Kepolisian Daerah
D.I. Yogyakarta .
2. Manfaat Praktis Untuk memberikan kontribusi yang positif kepada instansi
yang terkait dalam usaha meningkatkan kinerja PNS Polri.
F. Kerangka Teori
1. Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil dalam Kedudukan dan peranannya dalam setiap
organisasi pemerintahan sangatlah menentukan, sebab Pegawai Negeri Sipil
merupakan tulang punggung pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan
nasional.
7
Menurut Poerwadaminta dalam Sri hartini (2008:31) mengatakan bahwa
pegawai berarti orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan dan
sebagainya)sedangkan Negeri berarti negara atau pemerintah, jadi Pegawai
Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau negara.Menurut
Pasolong (2007:152), Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara Republik
Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat olehpejabat
yang berwenang dan diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara menyatakan bahwa Dalam Undang -Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerjamyang
bekerja pada instansi pemerintah.
2. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN
adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
3. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian ntuk menduduki jabatan
pemerintahan
Posisi PNS Polri dalam Organisasi Polri tertuang dalam Undang-Undang
republik indonesia Nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian negara republik
8
indonesia pasal 20 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa Pegawai Negeri pada
Kepolisian Negara Republik Indonesia terdiri atas :
a) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
b) Pegawai Negeri Sipil.
Dengan demikian kedudukan PNS Polri pun dituntut untuk bisa berperan
dalam menggerakkan dinamika organisasi Polri, hal ini tidak lepas dari amanat
UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. PNS Polri
dan Anggota Polri merupakan satu kesatuan yang terpadu serta bersama - sama
bertanggungjawab dalam pelaksanaan tugas-tugas pokok Polri.
2. Kinerja
Pengertian Kinerja pada dasarnya dapat dilihat daridua segi, yaitu
kinerja pegawai(individu) dan kinerja organisasi.Kinerja pegawai adalah hasil
kerja perseorangandalam suatu organisasi. Sedangkan kinerjaorganisasi adalah
totalitas hasil kerjayang dicapai suatu organisasi.
kinerja adalah apa yang dapat dikerjakanoleh seseorang sesuai dengan tugas
dan fungsinya (Soekidjo Notoatmojo, 2009,124) .Murphy dalam sudarmanto
menyatakan bahwa kinerja merupakan seperangkat perilaku yang relevan dengan
tujuan organisasi atau unit organisasi tempat bekerja (Sudarmanto, 2009,24).
Mangkunegara, mengatakan bahwa kinerja adalah hasil kerjasecara kualitas
dan kuantitas seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuaidengan tanggung
jawab yang diberikan padanya. (Mangkunegara, 2005,:67)
Hal ini seiring dengan pendapat Prawirosentono (Prawirosentono: 1999:2),
yang menyatakan bahwa:“Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompokorang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
9
wewenangdantanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai
tujuanorganisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan
sesuaidengan moral maupun etika”.Menurut Lavasque, kinerja adalah segala
sesuatu yang dikerjakanseseorang dan hasilnya dalam melaksanakan fungsi suatu
pekerjaan. Menurut Stephen P. Robbin kinerja adalah jawaban atas pertanyaan
“apa hasil yang dicapaiseseorang sesudah mengerjakan sesuatu.Schemerson, Hunt
dan Osbornmengatakan kinerja adalah kuantitas dan kualitas pencapaian tugas-
tugas, baikyang dilakukan individu, kelompok maupun organisasi. (Hadari
Nawawi, 2006:62).
Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja
pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya
mewujudkan sasaran, tujuan, misi ,dan visi organisasi tersebut
(Bastian,2001:329). Pegawai adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan
mendapatkan imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur
manusia sebagai pegawai maka tujuan badan (wadah yang telah ditentukan)
kemungkinan besar akan tercapai sebagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah
yang mengerjakan segala pekerjaan atau kegiatan -kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengertian kinerja pegawai
adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi.
Definisi kinerja diatas menjelaskan gambaran Mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh seluruh pegawai yang ada disuatu
organisasi atau instansi pemerintah. Meningkatkan kinerja dalam sebuah
organisasi atau instansi pemerintah merupakan tujuan atau target yang ingin
10
dicapai oleh organisasi dan instansi pemerintah dalam memaksimalkan suatu
kegiatan
Kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi.
kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat,
tercapainya tujuan organisasi. Kinerja pegawai tidak dapat dilepaskan dari sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi, sumber daya yang digerakan atau dijalankan
pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya peningkatan kinerja
dalam pelayanan publik dapat terlaksana dengan baik apabila memperhatikan
kinerja aparaturnya.Kinerja merupakan terjemahan dari kata performance (Job
Performance) , secara etimologis performance berasal dari kata to perform yang
berarti menampilkan atau melaksanakan. Wibowo mengatakan bahwa:
”Pengertian performance sering diartikan sebagai kinerja, hasilkerja/prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanyamenyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerjaberlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan tersebut.Kinerjaadalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengantujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusiekonomi”( Wibowo, 2007:7)
Berdasarkan pengertian di atas bahwa hasil yang dicapai oleh seorang
aparatur menurut ukuran profesionalisme dalam pekerjaannya diaplikasikan dalam
prilaku, kecerdasan dan kemampuan sesuai dengan peranan, kegiatan dan tugas
yang telah ditentukan.
Organisasi pemerintahan menggunakan alat untuk mengukur suatu kinerja
birokrasi publik, indikator yang digunakan menurut Baban Sobandi dan para ahli
lainnya sebagai berikut:
1) Keluaran (Output)
11
2) Hasil
3) Kaitan Usaha dengan Pencapaian
4) Informasi Penjelas (Sobandi dkk, 2006 : 179-181)
Pertama, output adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu
kegiatan yang berupa fisik (sarana dan prasarana) atau pun non fisik (pelatihan) .
Suatu kegiatan yang berupa fisik maupun non fisik yang diharapkan oleh suatu
organisasi atau instansi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Kedua ,hasil adalah mengukur pencapaian atau hasil yang terjadi karena
pemberian layanan.segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Maka segala sesuatu kegiatan
yang dilakukan atau dilaksanakan pada jangka menengah oleh suatu organisasi
atau instansi harus dapat memberikan efek langsung dari kegiatan tersebut
Ketiga ,kaitan usaha dengan pencapaian adalah usaha yang dilakukan oleh
Instansi dalam hal ini kepolisian RI dengan mengukur Mengukur sumber daya
yang digunakan atau biaya perunit keluaran, dan memberi informasi tentang
keluaran di tingkat tertentu dari penggunaan sumber daya, menunjukan efisiensi
relatif suatu unit jika dibandingkan dengan hasil sebelumnya, tujuan yang
ditetapkan secara internal, norma atau standar yang bisa diterima atau hasil yang
bisa dicapai oleh organisasi yang setara.Biaya merupakan laporan biaya per unit
hasil dan kaitan biaya dengan hasil sehingga manajemen publik dan masyarakat
bisa mengukur pelayanan yang telah diberikan.
Keempat, informasi penjelas adalah suatu informasi yang harus disertakan
dalam pelaporan kinerja yang mencakup informasi kuantitatif dan naratif.
Membantu pengguna untuk memahami ukuran kinerja yang dilaporkan, menilai
12
kinerja organisasi, dan mengevaluasi signifikansi faktor yang akan mempengaruhi
kinerja yang dilaporkan.Ukuran informasi penjelasdisini dapat dilihat dari dua sub
indikator yaitu faktor substansial merupakan faktor yang ada diluar kontrol
organisasi dan faktor yang dapat dikontrol oleh organisasi seperti pengadaan staf.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai kinerja di atas, penulis
mendefinisikan kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan kegiatan
seseorangdalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk
mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.Dan dapat dipahami
bahwa pengertian kinerja tidak terbatas pada kinerja individu saja, tetapi juga
kinerjakelompok/tim dan kinerja organisasi, yang pada dasarnya bersumber dari
kinerjaindividu.
Demikian halnya kinerja yang dilakukan oleh PNS Polri pada Kepolisian
Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melakukan suatu pekerjaan, seorang PNS
hendaknya memiliki kinerja yang tinggi. Akan tetapi hal tersebut sulit untuk
dicapai, bahkan banyak PNS yang memiliki kinerja yang rendah atau semakin
menurun walaupun telah banyak memiliki pengalaman kerja dan lembaga pun
telah banyak melakukan pelatihan maupun pengembangan terhadap sumber daya
manusianya, untuk dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja
pegawainya. Kinerja pegawai yang rendah akan menjadi sutau permasalahan bagi
sebuah organisasi atau lembaga, karena kinerja yang dihasilkan pegawai tidak
sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi dalam hal ini organisasi Polri
Sebagai induk organisasi dari PNS Polri .
3. Pola Karir
13
Banyak pendapat ahli tentang karir, salah satunya yang diungkapkan oleh
Gibson dkk. (1995) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan
dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan
seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Sementara
Irianto (2001:76) mengemukakan bahwa meliputi elemen-elemen obyektif dan
subyektif. Elemen obyektif berkenaan dengan kebijakan-kebijakan pekerjaan atau
posisi jabatan yang ditentukan organisasi, sedangkan elemen subyektif menunjuk
pada kemampuan seseorang dalam mengelola karir dengan mengubah lingkungan
obyektif (misalnya dengan mengubah pekerjaan/jabatan) atau memodifikasi
persepsi subyektif tentang suatu situasi (misalnya dengan mengubah harapan.
PendapatsenadadikemukakanolehSimamora (2001:187) bahwa kata
karirdapatdipandangdaribeberapaperspektif yang berbeda, antara lain
dariperspektif yang obyektifdansubyektif. Dipandangdariperspektif yang
subyektif, karirmerupakanurut-urutanposisi yang
didudukiolehseseorangselamahidupnya, sedangkandariperspektif yang obyektif,
karirmerupakanperubahan-perubahannilai, sikap, danmotivasi yang
terjadikarenaseseorangmenjadisemakintua. Lain halnyadenganSoetjipto, dkk
(2002 : 276) karirmerupakanbagiandariperjalananhidupseseorang,
bahkanbagisebagian orang merupakansuatutujuanhidup. Setiap orang
mempunyaihakdankewajibanuntuksuksesmencapaikarir yang baik.
Karirsebagaisaranauntukmembentukseseorangmenemukansecarajelaskeahlian,
nilai, tujuankarirdankebutuhanuntukpengembangan, merencanakantujuankarir,
secarakontinyumengevaluasi, merevisidanmeningkatkanrancangannya.
Sehinggadapatdisimpulkanbahwakarirmerupakansuaturangkaianperubahannilai,
14
sikapdanperilakusertamotivasi yang
terjadipadasetiapindividuselamarentangwaktukehidupannyauntukmenemukanseca
rajelaskeahlian, tujuankarirdankebutuhanuntukpengembangan,
merencanakantujuankarir, dansecarakontinyumengevaluasi,
merevisidanmeningkatkanrancangannya. Karirjugamerupakansuatu proses
kemitraaninteraksidalamtahapandankerjasamaantaraorganisasi/perusahaanatauma
najemen, atasanlangsungdanindividuitusendiri.
Dalam organisasi yang baik, jalur karir pegawai selalu jelas dan eksplisit,
baik titik-titik karir yang dilalui maupun persyaratan yang harus dipenuhi untuk
mencapai tujuan karir tertentu. Pembinaan karir berkaitan dengan kedudukan
yang enunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang pegawai
dalam rangka susunan suatu organisasi.
Dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2017 tentang Pola Karir Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kepolisian
Negara Republik Indonesia pola karier bertujuan untuk mewujudkan Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
profesional, penuh dedikasi, loyalitas dan bermoral dalam mendukung tugas
pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia serta dalam upaya memenuhi
kepentingan organisasi dan memberikan peluang bagi pengembangan individu
Pegawai Negeri Sipil, perlu dilakukan pola karier Pegawai Negeri Sipil
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang terarah, terencana, dan
berkesinambungan.
Peraturantersebutmengacukepada UU No.5/2014 dengan “sistem merit”
yaituberdasarkanpadakualifikasi, kompetensi,
15
dankinerjasecaraadildanwajardengantanpamembedakanlatarbelakangpolitik, ras,
warnakulit, agama, asalusul, jeniskelamin, status pernikahan, umur,
ataupunkondisikecacatan. Karenarekrutmen yang berhasiladalahrekrutmen yang
dilakukanmelaluisistem merit (Khotimahdkk, 2013:376).
Dalamkebijakandanmanajemen ASN, sistem merit inimempunyaiciri:
1) Seleksidanpromosisecaraadildankompetitif,
2) Menerapkanprinsip fairness,
3) Penggajian, reward and punishment berbasiskinerja,
4) Standarintegritasdanperilakuuntukkepentinganpublik,
5) Manajemen SDM secaraefektifdanefisien,
6) Melindungipegawaidariintervensipolitik&tindakansemena-mena.
Pola karir yang baik dan dilaksanakan dengan cara-cara yang benar
sejatinya akan berfungsi sebagai pedoman penjenjang karir pegawai dan
berfungsi juga sebagai alat untuk memotivasi pegawai dalam bekerja.Pola karir
yang baik akan memberikan kepastian kepada pegawai tentang pelaksanaan
tugasnya yang akan menentukan masa depannya dalam organisasi. Kepastian
seperti promosi dalam jabatan, sanksi terhadap pelanggaran sebagai akibat dari
pekerjaanya akan memacu pegawai untuk senantiasa bekerja secara maksimal.
Dalam rangka terwujudnya perjalanan Karir Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia terdapat 6 (enam) unsur yang
sangat menentukan yaitu:
1) Pelatihan dan Pendidikan
Peningkatan kualitas melalui pelatihan dan pendidikan menjadi kunci
peningkatan kualitas SDM aparatur yang professional dan berkualitas. Melalui
16
kegiatan pengembangan pendidikan dan pelatihan sebagai instrument penguatan
kapasitas SDM aparatur negara dalam rangka memaksimalkan kinerja dengan
pengalaman dan pendidikan yang lebih luas berdampak kepada etos kerja dan
psikologi SDM untuk meningkatkan kinerjanya. Hasibuan (2009;65) dan
Ekaningsih (2013:72) mengungkapkan bahwa pendidikan adalah proses
meningkatkan keilmuan dalam bidang teoritis, konseptual, dan moral. Pendidikan
tidak hanya ditafsirkan sebagai formalitas transformasi ilmu pengetahuan secara
teoritik. Pendidikan mempunyai makna konferehensif terhadap penerima
pendidikan, baik secara keilmuan, konsepsi dan etika kehidupan.
2) Pangkat dan Jabatan
Pasal 68 (1) UU ASN menjelaskan bahwa PNS diangkat dalam pangkat dan
jabatan tertentu pada instansi pemerintah. Dilanjutkan dalam ayat (2) bahwa
pengangkatan itu ditentukan berdasarkan perbandingan objektifitas antara kom-
petensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan
persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.Sementara dalam ayat (4) menegaskan,
bahwa PNS dapat berpindah antara dan antara jabatan pimpinan tinggi, jabatan
administrasi, dan jabatan fungsional di instansi pemerintah pusat dan daearah
berdasarkan sesuatu yang dipersyaratkan.Untuk menjalankan komposisi jabatan
dalam ASN, maka diperlukan sebuah peraturan pemerintah yang mengatur secara
teknis tentang jabatan dan posisi PNS sebagai SDM aparatur pelayanan publik.
Jabatan merupakan kekuasaan yang melekat dalam diri individu dalam suatu
17
organisasi melalui capaian kinerja, kompetensi, pendidikan, skill,dan unsur lain
yang mendukung seseorang untuk mendapatkannya secara adil dan baik.
PNS yang diangkat dalam jabatan tertentu , pangkat atau jabatan
disesuaikan dengan pangkat dan jabatan di lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
3) Promosi dan mutasi.
SDM aparatur pelayanan publik sebagai aparatur negara mempunyai hak
yang sama dalam hal promosi untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi atau
mutasi terhadapaspek peningaktan kualitas pelayanan yang dilakukan. Promosi
dan mutasi adalah dua aspek untuk peningkatan kualitas SDM aparatur terhadap
aparatur yang lain dalamrangka menstimuluskan pengalaman masing-masing
aparatur di-dalam kerangka kinerja dan tanggung jawabnya. Diharapkan, adanya
promosi dan mutasi memberikan dampak terhadap lingkungan organisasi
pelayanan dalam kinerja pelayanan publik. Memberikan gesekan positif dalam
lingkungan kerja yang lebih feksibel dan professional dalam kehidupan organisasi
yangmempuyai output kemanfaatan bagi elemen organisasi di dalamnya.Pasal 72
(1) menjelaskan bahwa promosi dilakukan berdasarkan atas perbandingan objektif
antarakompetensi, kualifkasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan,
penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerjasama, kreativitas, dan
pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS pada instansi pemerintah, tanpa
membedakan gender,suku, agama, ras, dan golongan.
Sementara dalam ayat (2) lebih dikembangkan kedalam kerangka prasyarat
untuk promosi sebagai peningkatan kualitas SDM aparatur pelayanan publik
bahwa setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk
18
dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi. Samsudin dalam Kadarisman
(2012), mengungkapkan bahwa promosi adalah perpindahan jabatan kepada
jabatan yang lebih tinggi, sehingga berkaitan dengan tanggung jawab serta hak
yang menyangkut pegawai harus sesuai dengan proporsi danprofesionalitasnya
dalam rangka menunjang peningkatan kualitas SDM untuk berkarya dan bekerja
lebih baik, berkualitas, dan professional.Mutasi, menurut Sastrowardoyo dalam
Kadarisman (2012) menjelaskan bahwa mutasi adalah perpindahan tanggung
jawab, kinerja, jabatan, status pekerjaan, dengan segala hak dan kewajibannya
sebagai suatu penyegaran terhadap kinerja pegawai dalam rangka untuk
memberikan dampak positif bagi psikologi, situasi dan kondisi pegawai dalam
meningkatkan kualitas kinerja yang lebih baik dan maksimal. Diharapkan dengan
adanya mutasi, pegawai dapat bekerja lebih refresh dalam situasi dan kondisi yang
baru dengan status dan tanggung jawab serta ketenagakerjaan yang baru pula.
Sehingga mampu menciptakan kondisi kerja yang feksibel dan dinamis dalam
peningkatan kualitas kerja yang lebih baik. Mutasi PNS dalam UU ASN dalam
pasal 73 ayat (1) dan (2) menjelaskan bahwa setiap PNS dimutasi tugas dan/atau
lokasi dalam 1 (satu)instansi pemerintah, antar pemerintah pusat dengan daerah,
daerah dengan daerah,pusat dengan daerah atau daerah dengan pusat, dan
perwakilan Negara KesatuanRepublik Indonesia di luar negeri. Hal itu dilakukan
oleh PPK.
4) Penilaian kinerja
Penilaian kinerja bagi SDM aparatur sebagai kerangka koreksi dan evaluasi
untuk pengembangan dan peningkatan kualitas kinerja pelayanan yang
diberikan.Evaluasi kinerja sebagai penilaian bagi SDM aparatur dapat membantu
19
untuk melakukan perbaikan tehadap kinerja SDM aparatur. Sehingga dapat
ditemukan solusi terhadap pekerjaan dan tanggun jawab yang sudah dilakukan.
Aspek penilaian juga menjadi kunci utama dalam memberikanpenghargaan dan
sanksi bagi ASN sesuai dengan kinerja dan tugasnya. Pembinaan kinerja dalam
ketentuan pasal 75 UU ASN menjelaskan bahwa penilaian kinerja PNS adalah
bertujuan untuk menjamin objek-tivitas pembinaan PNS yang didasarkan padan
sistem prestasi dan sistem karier.Sistem prestasi dimaksud dalam hal ini adalah
setiap PNS mempunyai kriteria nilai tersendiri dalam pelaksanaan kinerja dan
tanggung jawab yang melekat dalam dirinya sebagai sebuah proses penciptaan
objektivitas dalam kerangka memaksimalkinerja yang lebih baik. Kinerja yang
baik, harus diberikan sebuah reward sebagai motivasi yang memberikan aspek
positif bagi pegawai untuk semakin memaksimal-kan kinerja, Sehingga
diharapkan mampu menciptakan support bagi pegawai yang lain dalam
menciptakan kualitas kinerja secara berkesinambungan.Sistem karier dalam
penilaian kinerja dalam meningkatkan kualitas SDM aparatur mempunyai efek
dan dampak positif terhadap peningkatan kualitas SDM yang lebih baik.
Artinya bahwa, sistem karier sebagai hak dari setiap pegawai yang
memenuhi persyaratan dalam penialian kinerja pelayanan publik. Tentunya harus
diimbangi oleh kerangka kinerja yang lebih berkualitas dan akuntabilitas.
5) Jaminan pensiun, Jaminan Hari tua dan penghargaan.
Pasal 91 ayat (3) dan (4) UU ASN di-katakan bahwa jaminan pensiun PNS
dan jaminan hari tua diberikan sebagai perlindungan kesinambungan penghasilan
hari tua sebagai hak dan penghargaan atas pengabdian sebagai aparatur negara.
20
Hal itu, mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan
berdasarkan jaminan sosial nasional.
6) Pemberdayaan dan perlindungan.
Pemberdayaan merupakan rangkaian peningkatan kualitas SDM aparatur
atau pegawai dalam rangka merawat keberadaan pegawai dengan kinerja yang
berkualitas dan berkesinambungan antara kinerja dan hak yang harus
diberdayakan berdasarkan kualitas dan kuantitas kinerja yang lebih baik.Tjiptono
dalam Kadarisman (2012;22) memberikan pemahaman terhadap makna
pemberdayaan secara konseptual adalah upaya memberikan otonomi,
kepercayaan, dan mendorong untuk kreatif dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya.Konsepsi pemberdayaan bagi SDM aparatur pelayanan publik
dalam meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat di-tuntut untuk kreatif
dalam berbagai aspek kehidupan birokrasi pelayanan untuk menciptakan kondisi
pelayanan yang lebih feksibel dan akuntabel. Sehingga mampu menciptakan
kreasi pelayanan yang lebih prima dan inovasi tersendiri bagi SDM aparatur
dalam pengembangan pelayanannya.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian sesuai dengan judul dari penelitian ini maka jenis
penelitiannya bersifat deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang memaparkan atau
menggambarkan segala peristiwa yang diperoleh di lapangan dan untuk
menuturkan pemecahanmasalah yang ada berdasarkan data yang diperoleh,dan
bertujuan untuk memberikan penjelasan dari variabel yang diteliti, dalam hal. ini
21
adalah memberikan gambaran tentang “Upaya Peningkatan Kinerja PNS Polri
melaluiPolaKarirPada Kepolisian Daerah D.I. Yogyakarta ”.
2. Obyek Penelitian
Yang dimaksud obyek penelitian, adalah hal yang menjadi sasaran
penelitian ( Kamus Bahasa Indonersia; 1989: 622). Menurut (Supranto 2000: 21)
obyek penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi
atau barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas (Anto Dayan 1986: 21),
obyek penelitian, adalah pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan
data secara lebih terarah. Adapun Obyek penelitian dalam tulisan ini adalah
Upaya Peningkatan Kinerja PNS Polri MelaluiPolaKarir pada Kepolisian Daerah
D.I. Yogyakarta.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kepolisian Daerah D.I. Yogyakarta dan
jajaran yang terletak diJalan Ring Road Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, D.
I. Yogyakarta beserta jajarannya.Alasan penulis melakukan penelitian ditempat
yang dimaksud adalah tidak terlepas dari permasalahan yang diketemukan dalam
lokasi dimaksud.
4. Teknik Pemilihan Subyek
Dalam penelitian ini digunakan prosedur pemilihan subyek secara
purposive. Metode ini dilakukan dengan dasar bahwa penelitian kualitatif pada
umumnya menggunakan pendekatan purposive(Poerwandari,2005:55)dalam
metode ini pemilihan kasus kaya akan informasi dan bertujuan. Yang dalam
peniltian ini pemilihan subyek didasarkan pada kompetensi dan wewenang
berkaitan dengan tema upaya peningkatan kinerja, antara lain:
22
Jumlah informan pada penelitian ini adalah sebanyak 13 (tigabelas)
informan, dimana terdiri dari 1 informan dengan jabatan Karo SDM (Kepala Biro
Sumber Daya Manusia), 1 informan dengan jabatan Kabagbinkar (Kepala Bagian
pembinaan karier), 1 informan dengan jabatan Ksb Seleksi (Kepala Sub Seleksi),
1 informan dengan jabatan Kabagwatpers (Kepala bagian perawatan personel), 1
informan dengan jabatan Ksbmutjab (Kepala Sub Bagian Mutasi dan Jabatan), 1
informan dengan jabatan dengan jabatan Ksbpangkat (Kepala Sub Bagian
Pangkat), 1 informan dengan dengan jabatan Ksbrilmat (Kepala Sub bagian moril
dan kehormatan), 1 informan dari Ketua Korpri unit Polda DIY, 5 Informan PNS
Polri.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data tidak lain dari proses pengadaan data untuk keperluan
penelitian. Menurut Satori dan Komariah (2009:145), teknik pengumpulan
datamerupakan salah satu langkah utama dalam penelitian, karena tujuan utama
daripenelitian adalah mendapatkan data. Teknik atau cara pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Pengamatan terhadap suatu objek yang akan diteliti baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus
dikumpulkan dalam penelitian.
b. Wawancara
Suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang
digalidari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab.
c. Dokumentasi
23
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara menyalin data-data yang ada hubungannya dengan
penelitian yang dilakukan.
6. Teknik Analisis Data
Untuk mengolah dan menganalisis data, penulis menggunakan
metodeanalisis deskriptif kualitatif dari Milles dan Huberman (2009: 20), meliputi
empatkomponen, diantaranya :
a. Pengumpulan data
Pengumpulan Data merupakan upaya untuk mengumpulkan data dengan
berbagai macam cara,seperti: observasi,wawancara,dokumentasi
dansebagainya.
b. Reduksi Data
Reduksi Data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakandan
membuat abstraksi, mengubah data mentah yang dikumpulkan dari
penelitian kedalam catatan yang telah disortir atau diperiksa. Tahap
inimerupakan tahapanalisis data yang mempertajam atau
memusatkan,membuat dan sekaligus dapat dibuktikan.
c. Penyajian Data
Penyajian Data yaitu sebagai kumpulan informasi tersusunyangmemberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau pengambilan tindakan.
Pengambilan data ini membantu penulis memahami peristiwa yang terjadi
danmengarah pada analisa atau tindakan lebih lanjutberdasarkan
pemahaman.
d. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
24
Penarikan Kesimpulan adalah merupakan langkah terakhir meliputi
maknayang telah disederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan
caramencatat keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan
metodelogis,konfigurasi yang memungkinkan, diprediksikan hubungan
sebab akibatmelalui hukum-hukum empiris.
26
BAB II
PROFIL POLDA D.I. YOGYAKARTA
A. Gambaran Umum
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri
adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam
negeri. Polri dipimpin oleh seorang Kapolri yang ditunjuk langsung oleh Presiden
dengan persetujuan DPR.
Organisasi Polri disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai ke
kewilayahan. Organisasi Polri tingkat pusat disebut Markas Besar Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Mabes Polri); sedang organisasi Polri tingkat
kewilayahan disebut Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) di
tingkat provinsi, Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort (Polres) di tingkat
kabupaten/kota, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Sektor (Polsek) di
wilayah kecamatan.
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) merupakan satuan
pelaksana utama Kewilayahan yang berada di bawah Kapolri. Polda bertugas
menyelenggarakan tugas Polri pada tingkat kewilayahan. Polda dipimpin oleh
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Kapolda), yang
bertanggung jawab kepada Kapolri. Kapolda dibantu oleh Wakil Kapolda
(Wakapolda).
Polda membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor (Polres).
Ada tiga tipe Polda, yakni Tipe A-K, Tipe A dan Tipe B. Polda Tipe A-K saat ini
27
hanya terdapat 1 Polda, yaitu Polda Metro Jaya. Polda Tipe A-K dan Tipe A
dipimpin seorang perwira tinggi berpangkat Inspektur Jenderal Polisi (Irjen),
sedangkan Tipe B dipimpin perwira tinggi berpangkat Brigadir Jenderal Polisi
(Brigjen).
Kepolisian Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta atau disingkat
Polda DIY merupakan pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah provinsi
yang berada di bawah Kapolri dan dipimpin oleh seorang Kapolda. Polda DIY
berpangkat Brigadir Jenderal Polisi dan masuk dalam Kategori Kepolisian Daerah
tipe B yang jajarannya sebagai pengemban amanat Undang-Undang Nomor 2
tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas
sebagaiaparatur Negara pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum dan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan
masyarakat di tuntut mampu mengantisipasi dan menangani berbagai bentuk
gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi maupun yang akan terjadi di
masyarakat khususnya di wilayah hukum di DIY.
Mengingat semakin kompleknya berbagai kasus yang terjadi di Yogyakarta
akhirnya dengan berdasarkan Keputusan Kapolri No. Pol: Kep/08/IX/1996
tanggal 16 September 1996 POLWIL Yogyakarta lepas dari Polda Jateng
menjadi Kepolisian Daerah D.I.Yogyakarta tipe C, menyusul 3 tahun kemudian
berdasarkan KeputusanMenhankam/Panglima TNI No. Pol: Kep/14/M/1999
tanggal 30 Agustus 1999.
Kepolisian Daerah mengalami validasi dari Polda tipe C menjadi tipe B,
dengan dasar Keputusan Kapolri No.Pol: Kep/54/X/2002 tanggal 17 Oktober
2002 tentang perubahan struktur Polda pola umum Polda DIY. Perkembangan
28
secara organisatoris Polda DIY ini tentunya disesuaikan dengan dinamika yang
berkembang ditengah masyarakat sinergi dengan segala tantangan dan antisipasi
dari Polda DIY untuk mengemban fungsi dan tugas sebagai pelayan, pelindung
dan pengayom masyarakat di wilayah hukum Polda DIY.
Adapun situasi Wilayah hukum Polda DIY dengan luas Wilayah kurang
lebih 3.133,15 km2 dan Jumlah Kabupaten sebanyak 4 Kabupaten, 1 Kota Madya,
78 Kecamatan, 438 Kelurahan. Batas Wilayah Yogyakarta membentang dari :
a) Utara : Perbatasan dengan Kabupaten Magelang
b) Selatan : Perbatasan dengan Samudera Indonesia
c) Timur : Perbatasan dengan Kabupaten Klaten
d) Barat : Perbatasan dengan Kabupaten Purworejo
B. Visi dan Misi Polda DIY
1. Visi
Terwujudnya pelayanan kamtibmas yang unggul, terjalinnya kemitraan
dengan masyarakat, penegak hukum yang efektif serta sinergi polisional yang
proaktif dalam rangka memantapkan keamanan di Wilayah D.I. Yogyakarta yang
kondusif dengan tetap memperhatikan kearifan lokal.
2. Misi
1) Mewujudkan pelayanan kamtibmas prima melalui kegiatan preventif dan
represif (penegak hukum) dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi guna mewujudkan keamanan yang kondusif;
2) Melaksanakan deteksi dini dan deteksi aksi secara cepat dan akurat melalui
kegiatan peyelidikan, pengamanan dan penggalangan;
29
3) Melakukan penegakan hukum dengan tidak diskriminatif, menjunjung tinggi
HAM, anti KKN dan anti kekerasan;
4) Memberi perlindungan, pengayoman, pelayanan dan bimbingan masyarakat
dengan meningkatkan peran Bhabinkamtibmas dalam mengimplementasikan
strategi Polmas yang berada di desa/kelurahan;
5) Mewujudkan kemitraan dengan masyarakat dan meningkatkan sinergi
polisional dengan instansi/lembaga terkait;
6) Menjaga kamseltibcar lantas untuk menjamin keselamatan dan kelancaran
arus orang dan barang;
7) Menjaga keamanan kegiatan masyarakat, obyek vital nasional dan objek
vital lainnya serta memberikan pertolongan dan pencarian;
8) Menjaga keamanan wilayah D.I. Yogyakarta sebagai kota budaya, kota
pelajar, kota wisata dan kota perjuangan serta mendorong terwujudnya
Yogyakarta sebagai kota pusaka ( heritage city).
(Sumber : Website http://jogja.polri.go.id/, Diakses 28 Oktober 2017; pukul11.11)
3. Arti Lambang Polda DIY
Gambar II. 1: Lambang Polda DIY
(Sumber : Website http://jogja.polri.go.id/, Diakses 28 Oktober 2017; pukul11.44)
29
3) Melakukan penegakan hukum dengan tidak diskriminatif, menjunjung tinggi
HAM, anti KKN dan anti kekerasan;
4) Memberi perlindungan, pengayoman, pelayanan dan bimbingan masyarakat
dengan meningkatkan peran Bhabinkamtibmas dalam mengimplementasikan
strategi Polmas yang berada di desa/kelurahan;
5) Mewujudkan kemitraan dengan masyarakat dan meningkatkan sinergi
polisional dengan instansi/lembaga terkait;
6) Menjaga kamseltibcar lantas untuk menjamin keselamatan dan kelancaran
arus orang dan barang;
7) Menjaga keamanan kegiatan masyarakat, obyek vital nasional dan objek
vital lainnya serta memberikan pertolongan dan pencarian;
8) Menjaga keamanan wilayah D.I. Yogyakarta sebagai kota budaya, kota
pelajar, kota wisata dan kota perjuangan serta mendorong terwujudnya
Yogyakarta sebagai kota pusaka ( heritage city).
(Sumber : Website http://jogja.polri.go.id/, Diakses 28 Oktober 2017; pukul11.11)
3. Arti Lambang Polda DIY
Gambar II. 1: Lambang Polda DIY
(Sumber : Website http://jogja.polri.go.id/, Diakses 28 Oktober 2017; pukul11.44)
29
3) Melakukan penegakan hukum dengan tidak diskriminatif, menjunjung tinggi
HAM, anti KKN dan anti kekerasan;
4) Memberi perlindungan, pengayoman, pelayanan dan bimbingan masyarakat
dengan meningkatkan peran Bhabinkamtibmas dalam mengimplementasikan
strategi Polmas yang berada di desa/kelurahan;
5) Mewujudkan kemitraan dengan masyarakat dan meningkatkan sinergi
polisional dengan instansi/lembaga terkait;
6) Menjaga kamseltibcar lantas untuk menjamin keselamatan dan kelancaran
arus orang dan barang;
7) Menjaga keamanan kegiatan masyarakat, obyek vital nasional dan objek
vital lainnya serta memberikan pertolongan dan pencarian;
8) Menjaga keamanan wilayah D.I. Yogyakarta sebagai kota budaya, kota
pelajar, kota wisata dan kota perjuangan serta mendorong terwujudnya
Yogyakarta sebagai kota pusaka ( heritage city).
(Sumber : Website http://jogja.polri.go.id/, Diakses 28 Oktober 2017; pukul11.11)
3. Arti Lambang Polda DIY
Gambar II. 1: Lambang Polda DIY
(Sumber : Website http://jogja.polri.go.id/, Diakses 28 Oktober 2017; pukul11.44)
30
a. Gapura dan 9 Anak Tangga
1) Polda Yogyakarta berada dalam wilayah kerajaan Mataram yang merupakan
pusat seni yang adiluhung dari masa ke masa
2) Jumlah 9 = tangga untuk mencapai hasil tugas sebagai prajurit Bhayangkara
harus lewat ujian-ujian (hindari nafsu angkara murka yang ada pada
manusia, bersih tidak tercela)
3) Yogyakarta merupakan Daerah Istimewa mempunyai latar belakang
perjuangan sejarah kemerdekaan RI dimasa revolusi dengan pantang
menyerah. Ini merupakan cerminan dari perjuangan raja-raja Mataram
tempo dulu saat melawan penjajahan Belanda.
b. Kelopak Bunga ‘5’ Buah Warna Putih
1) Sabda Pandito Ratu = apa yang dipikirkan secara sempurna dan tidak akan
berubah.
2) Berbudi Bawa Leksana = tidak segan-segan memuji dan memberi
penghargaan kepada yang berjasa, serta menghukum kepada yang
bermasalah demi tegaknya kewibawaan.
(Sumber : Website http://jogja.polri.go.id/, Diakses 28 Oktober 2017; pukul
11.23)
C. Struktur Organisasi Polda DIY
Gambar II.2: Struktur Organisasi Polda DIY
31
(Sumber : Website http://jogja.polri.go.id/, Diakses 28 Oktober 2017; pukul11.44)
D. Tugas Pokok dan Fungsi dari bagan struktur organisasi kepolisian Polda
DIY diatas adalah:
1. Unsur pimpinan di Polda DIY terdiri dari:
a. Kapolda (Kepala Polisi Daerah)
Merupakan unsur pimpinan Polda yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kapolri. Kapolda DIY merupakan Pejabat
berpangkat Brigadir Jenderal (eselon IIA) yang bertugas memimpin,
membina, dan mengkoordinasikan satuan-satuan organisasi dalam
lingkungan Polda; dan memberikan saran pertimbangan kepada Kapolri.
32
b. Wakapolda (Wakil Kepala Polisi Daerah)
Merupakan unsur pimpinan Polda yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kapolda. Wakapolda merupakan Pejabat
berpangkat Komisaris Besar Polisi (eselon IIB 1) yang bertugas membantu
Kapolda dalam melaksanakan tugasnya dengan mengendalikan pelaksanaan
tugas-tugas staf seluruh satuan organisasi dalam jajaran Polda; dan
memimpin Polda dalam hal Kapolda berhalangan sesuai dengan batas
kewenangannya.
2. Unsur Pengawas dan pembantu pimpinan/pelayanan di Polda DIY
terdiri dari:
a. Itwasda (Inspektorat Pengawasan Daerah)
Itwasda merupakan unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada Polda
yang berada di bawah Kapolda. Itwasda bertugas menyelenggarakan
pengawasan, pemeriksaan umum, dan perbendaharaan dalam lingkungan
Polda. Itwasda dipimpin oleh Inspektur Pengawasan Daerah (Irwasda)
dengan Pejabat berpangkat Komisaris Besar Polisi (eselon IIB 1) yang
bertanggung jawab kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-
hari di bawah kendali Wakapolda.
Berdasarkan Perkap Nomor : 22 Tahun 2010 Tanggal Oktober 2010 Itwasda
menyelenggarakan fungsi :
1) perencanaan dan pengadministrasian umum, penatausahaan dan urusan
dalam,
2) pengurusan personel, sarana dan prasarana (Sarpras), dan pelayanan
keuangan di lingkungan Itwasda;
33
3) Perumusan kebijakan umum dibidang penyelenggaraan pengawasan
fungsional dilingkungan Polda;
4) Pemberian arahan dan bimbingan atas pelaksanaan pengawasan melekat
dalam jajaran Polda;
5) Pengawasan dan pemeriksaan (Wasrik) baik yang terpropgram (rutin)
maupun tidak terprogram meliputi Wasrik Khusus dan Verifikasi, terhadap
aspek manajerial semua unit organisasi khususnya proses perencanaan,
pelaksanaan dan pencapaian program kerja sertapengelolaan dan
administrasi anggaran dan perbendaharaan yang meliputi :
a) bidang operasional, termasuk pembinaan kesiapan, sistem dan metode
serta dukungan operasional;
b) bidang sumber daya manusia, termasuk pembinaan personel
baikanggota maupun Pegawai Negeri (PNS) Polri serta
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan personel dan/atau PNS
Polri;
c) bidang Sarpras, termasuk pembinaan materiil sarpras, fasilitas dan jasa
serta inventori dan perbendaharaan;
d) bidang anggaraan dan keuangan, termasuk pembinaan anggaraan serta
pengurusan perbendaharaan dan administrasi keuangan.
b. Roops (Biro Operasi)
Roops merupakan unsur pengawas dan pembantu pimpinan yang berada di
bawah Kapolda. Roops bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi
manajemen bidang operasi antara lain pelatihan pra operasi, koordinasi, dan
kerja sama dalam rangka operasi kepolisian. Roops dipimpin oleh Karoops, yang
34
bertanggung jawab kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di
bawah kendali Wakapolda.Dalam melaksanakan tugas Roops menyelenggarakan
fungsi:
1) Penyiapan dan/atau perumusan kebijakan pimpinan dan rencana
strategis bidang operasi;
2) Pembinaan manajemen operasi kepolisian, yang meliputi perencanaan,
administrasi, dan pengendalian operasi kepolisian, serta tindakan
kontinjensi;
3) pembinaan manajemen pelatihan pra operasi termasuk kerja sama dan
pelatihan dalam rangka operasi kepolisian;dan
4) pengkoordinasian, pengadministrasian, dan pengendalian operasi
termasuk pengumpulan, pengolahan, penyajian data operasi, serta
pelaporan pada pimpinan.
c. Rorena (Biro Perencanaan Umum dan Anggaran)
Rorena merupakan unsur pengawasdan pembantu pimpinan, yang berada di
bawah Kapolda. Rorena bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi
perencanaan umum dan anggaran, menyiapkan perencanaan kebijakan teknis dan
strategis Polda, memantau atau monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan
anggaran serta penerapan sistem dan manajemen organisasi, membina penerapan
sistem dan manajemen organisasi di lingkungan Polda, dan menerapkan
Reformasi Birokrasi Polri (RBP) pada tingkat Polda. Rorena dipimpin oleh
Karorena yang bertanggung jawab kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari di bawah kendali Wakapolda.
35
d. Biro SDM (Biro Sumber Daya Manusia)
Biro Sumberdaya Manusia merupakan unsur pengawas dan pembantu
pimpinan yang berada dibawah Kapolda. Biro Sumberdaya Manusia bertugas
membina dan melaksanakan fungsi manajemen bidang SDM yang meliputi
penyediaan, penggunaan, perawatan, pemisahan, dan penyaluran personel,
assessment serta psikologi kepolisan, dan upaya peningkatan kesehjahteraan
personel dilingkungan Polda.
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud, Ro SDM
menyelenggarakan fungsi yakni:
1) Pembinaan manajemen personel, yang meliputi penyediaan, seleksi,
pemisahan, dan penyaluran personel;
2) Pembinaan karier meliputi assessment, mutasi, pengangkatan dan
pemberhentian dalam jabatan, serta kepangkatan;
3) Pembinaan kesehjahteraan, yang meliputi pembinaan rohani dan
mental, jasmani, serta kesehjahteraan moril dan materiil personel;
4) Pembinaan fungsi psikologi, yang meliputi psikologi kepolisian dan
psikologi personel; dan
5) Perencanaan dan pengasdministrasian bidang SDM kepolisian.
e. Rosarpras (Biro Sarpras)
Rosarpras merupakan unsur pengawas dan pembantu pimpinan yang berada
di bawah Kapolda. Rosarpras betugas membina dan meyelenggarakan
manajemen Sarpras yang meliputi perbekalan umum, peralatan, fasilitas dan jasa
kontruksi, angkutan, SIMAK BMN, pemeliharaan dan perbaikan, inventory dan
pergudangan. Rosarprasdipimpin oleh Karosarpras, yang bertanggung jawab
36
kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali
Wakapolda.
f. Bidpropam (Bidang Profesi dan Pengamanan)
Bidpropam merupakan unsur pembantu pimpinan yangberada di bawah
Kapolda. Bidpropam bertugas membina dan melaksanakan pengamanan internal,
penegakan disiplin, ketertiban, dan pertanggungjawaban profesi di lingkungan
Polda, termasuk pelayanan pengaduan masyarakat mengenai dugaan adanya
penyimpangan tindakan anggota atau PNS Polri serta rehabilitasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Bidpropam dipimpin oleh
Kabidpropam, yang bertanggung jawab kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari berada di bawah kendali Wakapolda.
g. Bidhumas (Bidang Hubungan Masyarakat)
Bidhumas merupakan unsur pengawas dan pembantu pimpinan yang berada
di bawah Kapolda. Bidhumas bertugas melaksanakan kegiatan Hubungan
Masyarakat (Humas) melalui pengelolaan dan penyampaian pemberitaan atau
informasi dan dokumentasi serta kerja sama dan kemitraan dengan media massa,
dan melaksanakan Anev kegiatan tugas Bidhumas. Bidhumas dipimpin oleh
Kabidhumas yang bertanggung jawab kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari berada di bawah kendali Wakapolda.
h. Bidkum (Bidang Hukum)
Bidkum merupakan unsur pengawas dan pembantu pimpinan yang berada di
bawah Kapolda. Bidkum bertugas menyelenggarakan fungsi pembinaan hukum
dan Hak Asasi Manusia (HAM) meliputi bantuan dan nasehat hukum, penerapan
dan penyuluhan hukum, dan turut serta dalam pengembangan hukum dan
37
peraturan daerah. Bidkum dipimpin oleh Kabidkum yang bertanggung jawab
kepada Kapolda dan, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali
Wakapolda.
i. Bid TI Polri (Bidang Teknologi Informasi Polri)
Bid TI Polri merupakan unsur pengawas dan pembantu pimpinan yang
berada di bawah Kapolda. Bid TI Polri bertugas menyelenggarakan pembinaan
teknologi komunikasi dan informasi kepolisian, pengumpulan dan pengolahan
data, serta penyajian informasi kriminal dan pelayanan multimedia. Bid TI Polri
dipimpin oleh Kabid TI Polri yang bertanggung jawab kepada Kapolda, dan dalam
pelaksanaan tugas sehari-harinya berada di bawah kendali Wakapolda.
j. Spripim (Staf Pribadi Pimpinan)
Spripim merupakan unsur pelayanan yang berada di bawah
Kapolda.Spripim bertugas membantu dalam melaksanakan tugas kedinasan dan
tugas khusus dari Kapolda dan/atau Wakapolda. Spripim dipimpin oleh
Koorspripim yang bertanggung jawab kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan
tugasnya sehari-hari berada di bawah kendali Wakapolda.
k. Setum (Sekertariat Umum)
Setum merupakan unsur pelayanan yang berada di bawah Kapolda.Setum
bertugas menyelenggarakan dan membina fungsi kesekretariatan atau administrasi
umum yang meliputi korespondensi, ketatalaksanaan perkantoran, dan
pengarsipan, termasuk penyelenggaraan kantor pos dan perpustakaan Polda.
Setum dipimpin oleh Kasetum yang bertanggung jawab kepada Kapolda, dan
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolda.
38
l. Yanma (Pelayanan Markas)
Yanma merupakan unsur pelayanan yang berada di bawah Kapolda. Yanma
bertugas menyelenggarakan pelayanan markas antara lain pelayanan angkutan,
perumahan, pengawalan protokoler, penjagaan markas, dan urusan dalam di
lingkungan Polda.Yanma dipimpin oleh Kayanma yang bertanggung jawab
kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari berada di bawah
kendali Wakapolda.
3. Unsur pelaksana tugas pokok DI Polda DIY terdiri dari :
a. SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu)
SPKT merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah
Kapolda.SPKT bertugas memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu kepada
masyarakat dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan atau pengaduan,
pemberian bantuan atau pertolongan dan pelayanan surat keterangan; dan
menyajikan informasi yang berkaitan dengan kepentingan tugas kepolisian guna
dapat diakses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. SPKT
dipimpin oleh Ka SPKT yang bertanggung jawab kepada Kapolda, serta dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolda.
b. Ditintelkam (Direktorat Inteljen Keamanan)
Ditintelkam merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah
Kapolda. Ditintelkam bertugas membina dan menyelenggarakan kegiatan
intelijen dalam bidang keamanan, termasuk persandiandan produk intelijen,
pembentukan dan pembinaan jaringan intelijen kepolisian baik sebagai bagian
dari kegiatan satuan-satuan atas maupun sebagai bahan masukan penyusunan
39
rencana kegiatan operasional, dan peringatan dini (early warning); memberikan
pelayanan administrasi dan pengawasan senjata api atau bahan peledak, orang
asing, dan kegiatan sosial atau politik masyarakat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan mengumpulkan dan mengolah data serta
menyajikan informasi dan dokumentasi kegiatan Ditintelkam. Ditintelkam
dipimpin oleh Dirintelkam yang bertanggung jawab kepada Kapolda, dan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolda. Dirintelkam dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wadirintelkam, yang bertanggung jawab
kepada Dirintelkam.
c. Ditreskrimum (Direktorat Reserse Kriminal Umum)
Ditreskrimum merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di
bawah Kapolda.Ditreskrimum bertugas menyelenggarakan penyelidikan,
penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana umum, termasuk fungsi
identifikasi dan laboratorium forensik lapangan. Ditreskrimum dipimpin oleh
Dirreskrimum yang bertanggung jawab kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolda. Dirreskrimum dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wadirreskrimum yang bertanggungjawab
kepada Dirreskrimum.
d. Ditreskrimsus (Direktorat Reserse Kriminal Khusus)
Ditreskrimsus merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di
bawah Kapolda. Ditreskrimsus bertugas menyelenggarakan penyelidikan dan
penyidikan tindak pidana khusus, koordinasi, pengawasan operasional, dan
administrasi penyidikan PPNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Ditreskrimsus dipimpin oleh Dirreskrimsus yang bertanggung jawab
40
kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali
Wakapolda. Dirreskrimsus dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
Wadirreskrimsus yang bertanggungjawab kepada Dirreskrimsus.
e. Ditresnarkoba (Direktorat Reserse Narkoba)
Ditresnarkoba merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di
bawah Kapolda. Ditresnarkoba bertugas menyelenggarakan penyelidikan dan
penyidikan tindak pidana penyalahgunaan narkoba, termasuk penyuluhan dan
pembinaan dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi korban penyalahgunaan
narkoba. Ditresnarkoba dipimpin oleh Dirresnarkoba yang bertanggung jawab
kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali
Wakapolda. Ditresnarkoba dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
Wadirresnarkoba yang bertanggungjawab kepada Dirresnarkoba.
f. Ditbinmas(Direktorat Pembinaan Masyarakat)
Ditbinmas merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah
Kapolda. Ditbinmas bertugas menyelenggarakan pembinaan masyarakat yang
meliputi kegiatan Polmas, ketertiban masyarakat dan kegiatan koordinasi,
pengawasan dan pembinaan terhadapbentuk pengamanan swakarsa, Kepolisian
Khusus (Polsus), serta kegiatan kerja sama dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat. Ditbinmas dipimpin oleh Dirbinmas yang bertanggung
jawab kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali
Wakapolda. Dirbinmas dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wadirbinmas
yang bertanggungjawab kepada Dirbinmas.
g. Ditsabhara (Direktorat Samapta Bhayangkara)
41
Ditsabhara merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah
Kapolda. Ditsabhara bertugas menyelenggarakan kegiatan Turjawali, bantuan
satwa, pengamanan unjuk rasa, dan pengendalian massa. Ditsabhara dipimpin
oleh Dirsabhara yang bertanggung jawab kepada Kapolda, dan dalam
pelaksanan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolda.Dirsabhara dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wadirsabhara yang bertanggungjawab
kepada Dirsabhara.
h. Ditlantas (Direktorat Lalu Lintas)
Ditlantas dipimpin oleh Dirlantas yang bertanggung jawab kepada Kapolda,
dan dalam pelaksanan tugas sehari-haridi bawah kendali Wakapolda. Dirlantas
dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wadirlantas yang bertanggungjawab
kepada Dirlantas. Ditlantas dipimpin oleh Dirlantas yang bertanggung jawab
kepada Kapolda dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali
Wakapolda. Ditlantas mempunyai fungsi kegiatan lalu lintas yang meliputi
Pendidikan Masyarakat Lalu lintas (Dikmaslantas), penegakan hukum,
pengkajian masalah lalu lintas, administrasi Regident pengemudi serta kendaraan
bermotor, melaksanakan patroli jalan raya antar wilayah, serta menjamin
Kamseltibcarlantas.
i. Ditpamobvit (Direktorat Pengamanan Obyek Vital)
Ditpamobvit merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah
Kapolda. Ditpamobvit bertugas menyelenggarakan kegiatan pengamanan
terhadap obyek khusus yang meliputi personel dan fasilitas, materiil sarpras,
kegiatan di dalam fasilitas lembaga negara, perwakilan negara asing, lingkungan
industri termasuk VIP dan obyek pariwisata yang memerlukan pengamanan
42
khusus. Ditpamobvit dipimpin oleh Dirpamobvit yang bertanggung jawab kepada
Kapolda, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolda.
Dirpamobvit dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wadirpamobvit yang
bertanggung jawab kepada Dirpamobvit.
j. Ditpolair (Direktorat Kepolisian Perairan)
Ditpolair merupakan unsur pelaksana tugas pokok Polda yang berada di
bawah Kapolda. Ditpolair bertugas menyelenggarakan fungsi kepolisian perairan
yang mencakup patroli, TPTKP di perairan, SAR di wilayah perairan, dan
Binmas pantai atau perairan serta pembinaan fungsi kepolisian perairan dalam
lingkungan Polda. Ditpolair dipimpin oleh Dirpolair yang bertanggung jawab
kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali
Wakapolda. Dirpolair dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wadirpolair
yang bertanggung jawab kepada Dirpolair.
k. Dittahti (Direktorat Perawatan Tahanan dan Barang Bukti)
Dittahti merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah
Kapolda. Dittahti bertugas menyelenggarakan pengamanan, penjagaan dan
pengawalan, perawatan tahanan meliputi pelayanan kesehatan tahanan,
pembinaan tahanan serta mengamankan dan menyimpan barang bukti beserta
administrasinya di lingkungan Polda serta melaporkan jumlah dan kondisi
tahanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dittahti
dipimpin oleh Dirtahti yang bertanggung jawab kepada Kapolda, dan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari berada di bawah kendali Wakapolda. Dirtahti dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wadirtahti yang bertanggung jawab kepada
Dirtahti.
43
l. Satbrimob
Satbrimob merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di
bawahKapolda. Satbrimob bertugas melaksanakan kegiatan penanggulangan
terhadap gangguankeamanan berintensitas tinggi antara lain terorisme, huru-hara
atau kerusuhan massa, kejahatan terorganisir bersenjata api atau bahan peledak,
penanganan senjata Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR) serta pelaksanaan
kegiatan SAR. Satbrimob dipimpin oleh Kasatbrimob yang bertanggung jawab
kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-haridi bawah kendali
Wakapolda. Kasatbrimob dalam melaksanakan tugasnyadibantu oleh
Wakasatbrimob, yang bertanggung jawab kepada Kasatbrimob.
4. Unsur pendukung dari Polda DIY terdiri dari :
a. SPN (Sekolah Polisi Negara)
SPN merupakan unsur pendukung yang berada di bawah Kapolda.SPN
bertugas menyelenggarakan pendidikan pembentukan Brigadir serta pendidikan
dan pelatihan lainnya sesuai Renja atau kebijakan Kapolda dan/atau Kapolri. SPN
dipimpin oleh Kepala SPN (Ka SPN) yang bertanggung jawab kepada Kapolda,
dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolda. Dalam hal
pembinaan program pendidikan dan latihan, SPN berada di bawah koordinasi
Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) selaku pembina teknis
pendidikan.
b. Bidkeu (Bidang Keuangan)
Bidkeu merupakan unsur pendukung yang berada di bawah Kapolda.
Bidkeu bertugas menyelenggarakan dan membina pengelolaan keuangan yang
meliputi pembiayaan, pengendalian, pembukuan dan akuntansi pelaporan serta
44
verifikasi laporan keuangan.Bidkeu dipimpin oleh Kabidkeu yang bertanggung
jawab kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali
Wakapolda.
c. Biddokkes (Bidang Kedokteran dan Kesehatan)
Biddokkes merupakan unsur pendukung yang berada di bawah
Kapolda.Biddokes bertugas menyelenggarakan pembinaan kedokteran dan
kesehatan Polri yang meliputi kedokteran kepolisian, kesehatan kepolisian, rumah
sakit, dan poliklinik.Biddokkesdipimpin oleh Kabiddokkesyang bertanggung
jawab kepada Kapolda dan dalam pelaksanaan tugasnyadi bawah kendali
Wakapolda.
d. Rumkit Bhayangkara IV
Rumkit Bhayangkara IV merupakan unsur pendukung yang berada di bawah
Kapolda. Dibawah koordinasi dengan Biddokes bertugas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dan kedokteran dilingkungan Polda juga memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Rumkit Bhayangkara IV
dipimpin oleh Karumkit dan dibantu oleh Wakarumkit.
5. Unsur pelaksana tugas kewilayahan di Polda DIY
Sampai dengan saat ini Polda DIY memiliki unsur kewilayahan yakni :
a. Polresta Yogyakarta membawahi 14 Polsek yaitu:
1) Polsek Kraton;
2) Polsek Umbulharjo;
3) Polsek Mantrijeron;
4) Polsek Kotagede;
5) Polsek Mergangsan;
45
6) Polsek Gondomanan;
7) Polsek Ngampilan;
8) Polsek Gedongtengen;
9) Polsek jetis;
10) Polsek Gondokusuman;
11) Polsek Pakualaman;
12) Polsek Danurejan;
13) Polsek Wirobrajan;
14) Polsek Tegalrejo.
b. Polres Sleman membawahi 19 Polsek yaitu:
1) Polsek Depok Barat;
2) Polsek Depok Timur;
3) Polsek Bulaksumur;
4) Polsek Ngaglik;
5) Polsek Ngemplak;
6) Polsek Berbah;
7) Polsek Kalasan;
8) Polsek Cangkringan;
9) Polsek Pakem;
10) Polsek Turi;
11) Polsek Seyegan;
12) Polsek Mlati;
13) Polsek Godean;
14) Polsek Gamping;
46
15) Polsek Minggir;
16) Polsek Moyudan;
17) Polsek Prambanan;
18) Polsek Tempel;
19) Polsek Sleman.
c. Polres Bantul membawahi 17 Polsek yaitu:
1) Polsek Bantul;
2) Polsek Banguntapan;
3) Polsek Bambanglipuro;
4) Polsek Pajangan;
5) Polsek Pandak;
6) Polsek Pundong;
7) Polsek Piyungan;
8) Polsek Pleret;
9) Polsek Sewon;
10) Polsek Sanden;
11) Polsek Sedayu;
12) Polsek Srandakan;
13) Polsek Kretek;
14) Polsek Kasihan;
15) Polsek Dlingo;
16) Polsek Jetis;
17) Polsek Imogiri.
d. Polres Kulonprogo membawahi 12 Polsek yaitu:
47
1) Polsek Wates;
2) Polsek Panjatan;
3) Polsek Galur;
4) Polsek Lendah;
5) Polsek Kokap;
6) Polsek Pengasih;
7) Polsek Sentolo;
8) Polsek Nanggulan;
9) Polsek Girimulyo;
10) Polsek Kalibawang;
11) Polsek Samigaluh;
12) Polsek Temon.
e. Polres Gunungkidul membawahi 12 Polsek yaitu:
1) Polsek Patuk;
2) Polsek Playen;
3) Polsek Paliyan;
4) Polsek Saptosari;
5) Polsek Panggang;
6) Polsek Purwosari;
7) Polsek Tepus;
8) Polsek Rongkop;
9) Polsek Semanu;
10) Polsek Ponjong;
11) Polsek Karangmojo;
48
12) Polsek Semin;
13) Polsek Ngawen;
14) Polsek Nglipar;
15) Polsek Gedang Sari;
16) Polsek Tanjungsari;
17) Polsek Wonosari;
18) Polsek Girisubo.
E. Komposisi dan karakteristik PNS Polri pada Kepolisian DaerahD. I.
Yogyakarta.
Karakteristik pegawai sengaja diangkat dalam penelitian ini karena
dengan mengetahui karakteristik serta identitas pegawai yang nantinya bakal
menjadi obyek penelitian, tentunya akan mempermudah dalam membahas masalah
-masalah yang nantinya peneliti angkat didalam penelitian yang dijalankan,
olehkarena itu maka peneliti memandang penting adanya karateristik dan identitas
pegawai sebagai bagian dalam pembahasan ini.
1. Gambaran Umum
Pada Saat ini (Data Bulan Januari 2018) Jumlah PNS Polri di Polda DIY
berjumlah 576 personel. Jumlah personel tersebut terdistribusi pada 28 Satuan
Kerja (Satker) dan Satuan kewilayahan dibawah kesatuan Polda DIY.
2. Usia Pegawai Negeri Sipil
Penelitian Rhodes (Gomes, 2000:152) mengungkapkan bahwa pekerja yang
berusia agak tua cenderung berkinerja rendah dibanding yang berusia muda.Gejala
ini tidak hanya terjadi pada organisasi-organisasi profesional, tetapi padasetiap
organisasi termasuk organisasi pemerintah.
49
Berdasarkan hal tersebut, pembahasan umur pegawai dalam penelitian ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa faktor umur dapat memberi implikasi
terhadap kinerja. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat rata-rata umur
responden terbesar pada usia yang sangat produktif dan pada umum usia ini
memiliki kematangan berpikir, yakni 30-39 dan 40-49 tahun. Untuk lebih jelasnya
distribusi pegawai berdasarkan kelompok usia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. II.1
Komposisi PNS
NO KLASIFIKASI FREKUENSI PERSENTASE (%)
1 >29 TAHUN 10 1,7
2 30-39 TAHUN 216 37,5
3 40-49 TAHUN 186 32,30
4 <50 TAHUN 164 28,5
JUMLAH 576 100
Sumber Data ;Biro Sumber Daya Manusia Polda DIY Januari 2018
Berdasarkan tabel 1 nampak bahwa umumnya berada pada usia yangsangat
produktif, yakni usia 30-39 tahun sebanyak 216 personel (37,5%). Kemudianpada
urutan kedua kategori usia40-49sebanyak 186 personel(32,30%),.Padakategori
yakni usia 50 tahun keatas, ada 164 personel atau(28,5%).Sedangkan kategori
kurang dari 29 tahun sebanyak10 personel (1,7%)
.Komposisipegawaitersebutmenggambarkan bahwaPNS Polri Di jajaran Polda
DIY di dominasi oleh merekayang berusiaproduktif. Dengan melihat komposisi
umur yang ada makasangatdiperlukan adanya pembinaan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM)yang baik dari pengemban fungsi yang ada agar
50
dapatmelaksanakan tugasnya guna mewujudkankinerja yang baik yang bermuara
meningkatnya kualitas pelayanan publik.
3. Pendidikan Terakhir
Tingkat pendidikan memiliki korelasi dengan tingkat kemampuan
Aparatdalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan. Hal ini
didasarkan padaasumsi bahwa aparat pemerintah yang memiliki pendidikan yang
tinggi akanmampu memahami dan menjawab persoalan tugas dan pekerjaaan
yang dihadapisehingga dapat meningkatkan kinerja mereka. Berikut Klasifikasi
PNS Polri Polda DIY berdasarkan tingkat pendidikan:
Tabel. II.2
Distribusi PNS Polri Polda DIY berdasarkan tingkat pendidikan
NO PENDIDIKAN FREKUENSI PERSENTASE (%)
1 STRATA 2 12 2,1
2 S1/D4 177 30,7
3 D3 110 19
4 SMA/K SEDERAJAT 267 46
5 SMP 6 1
6 SD 4 0,9
JUMLAH 576 100
Sumber Data ;Biro Sumber Daya Manusia Polda DIY Januari 2018
Tingkat pendidikan pegawai sebagaimana dalam tabel 2 diketahui bahwa
terdapat 4 personel (0,9%) dengan tingkat pendidikan SD , 6 personel (1%)
pegawai dengan tingkat pendidikan SLTP,. 267 personel(46%) dengan tingkat
pendidikan SMA/K, 110 personel (19%) dengan tingkat pendidikan Diploma/D3,
177 personel(30,7%) dengan tingkat pendidikanStrata 1/D4Selebihnya 12 personel
(2,1%) dengan tingkat pendidikanS2/magister.
51
4. Pangkat/Golongan Pegawai dan penempatan menurut satuan
kerja/kewilayahan
Berikut Klasifikasi dan distribusi PNS Polri Polda DIY berdasarkan
Golongan dan Satuan kerja/kewilayahan:
Tabel.II.3Klasifikasi dan distribusi PNS Polri Polda DIY berdasarkan Golongan dan Satuan
Kerja/kewilayahan
NO SATKER/SATWIL GOLONGAN JUMLAHI II III IV
1 SPRIPIM 6 6 122 ITWASDA 1 8 93 BIRO OPERASI 5 7 124 BIRO RENA 2 14 165 BIRO SDM 16 13 296 BIRO SARPRAS 3 13 167 DITINTELKAM 3 7 108 DITRESKRIMUM 5 6 119 DITRESKRIMSUS 1 8 910 DITRESNARKOBA 6 611 DITBINMAS 10 1012 DITSABHARA 3 8 1113 DITLANTAS 12 6 1814 DITPAMOBVIT 1 5 615 DITPOLAIR 3 316 DITTAHTI 3 2 517 BIDPROPAM 2 4 618 BIDHUMAS 3 6 919 BIDKUM 3 7 1020 BIDTI 4 6 1021 BIDKEU 5 9 1422 BIDDOKKES 11 11 4
52
23 RUMKIT
BHAYANGKARA
21 23 5 4924 SEKRETARIAT UMUM 4 6 1025 YANMA 1 13 3 1726 SPKT 2 227 SATBRIMOBDA 1 6 7 1428 SPN SELOPAMIORO 4 8 1 1329 POLRESTA YKA 1 22 11 3430 POLRES SLEMAN 3 36 9 4831 POLRES BANTUL 29 20 4932 POLRES
KULONPROGO
29 18 1 533 POLRES
GUNUNGKIDUL
22 15 34JUMLAH 10 272 284 10 576
Sumber Data ;Biro Sumber Daya Manusia Polda DIY Januari 2018
Pola penempatan PNS Polri di wilayah Polda D. I. Yogyakarta tidak
terlepas dari fungsi dari pola karir yang nantinya merupakan pedoman dasar yang
memuat metode penyusunan pola Karier dengan mengaitkan unsur pendidikan
formal, pendidikan dan pelatihan, usia, masa kerja, pangkat, golongan ruang, dan
tingkat jabatan yang lebih bersifat administratif.
Pola penempatan PNS Polri mengacu sistem yang diimplementasikan dari
tingkat pusat sampai dengan wilayah yang memperhatikan ABK (Analisis Beban
Kerja) dan DSP (Daftar Susunan Personel) dengan aturan dan perundangan
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);
53
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 52 tahun 2010 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia.