yogyakartarepo.apmd.ac.id/589/1/bestari dwi putra 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · sekolah tinggi...

66
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DESA (Studi DeskriptifKualitatif Tentang "BUMDES Hanyukllpi" di Desa Ponjong Kecamatan Ponjong Kabupaten GllnllngKidll1) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mempe.-oleh Gelar Sarjana Jenjang Pendidikan Strata Satu (Sl) Program Studi IImu Pemerintahan - .... - ." " -'I \,.' I .;:- \ "j ... , ., , , , .. - - - ;t: ... /. YOGYAKARTA disusun oleh : BESTARI DWl PUTRA LAHAGU 14520121

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DALAM

MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DESA

(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang "BUMDES Hanyukllpi" di Desa Ponjong

Kecamatan Ponjong Kabupaten GllnllngKidll1)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mempe.-oleh

Gelar Sarjana Jenjang Pendidikan Strata Satu (Sl)

Program Studi IImu Pemerintahan

-....-

~""("\t\." "~, -'I\,.' Iv· ~

.;:- \ "j... , .,, ~ ,, ~..---;t:.../.

YOGYAKARTA

disusun oleh :

BESTARI DWl PUTRA LAHAGU

14520121

Page 2: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DALAM

MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DESA

(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang "BUMDES Hanyukupi" Di Desa

Ponjong Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Jenjang Pendidikan Strata Satu (SI)

Program Studi IImu Pemerintahan

Disusun oleh:

BESTARI DWI PUTRA LAHAGU14520121

Page 3: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

HALAMANPENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji untuk memenuhi

persyaratan memeperoleh gelar Sarjana (S I) Program Studi Hmu Pemerintahan,

Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada:

Hari : Rabu

Tanggal

Pukul

Tempat

Nama

10 Oktober 2018

11.30 WIB dan 13.30WIB

: Ruang Ujian Skripsi STPMD "APMD" Yogyakarta

TIMPENGUJITanda Tangan

,/

1. Dra. Sri Utami, M.SiKetua Penguji / Pembimbing

2. Drs. Sumarjono, M.SiPenguji Samping I

3. Dra. Tri Daya Rini, M.SiPenguji Samping II

MengetahuiProdi Hmu Pemerintahan

IIndan, S.IP.. M.A.

~-Jtymf-

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA "APMD"

YOGYAKARTA

2018

ii

Page 4: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawab ini :

Nama

NIM

Program Studi

: Bestari Dwi Putra Labagu

: 14520121

: Iimu Pemerintahan

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "Pengelolaan Badan Usaha Milik

Desa (BUMDES) DaJam Meningkatkan Perekonomian Desa" adaiah benar­

benar merupakan hasil karya sendiri, dan seluruh sumber yang di kutip maupun

dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Yogyakarta, 18 Oktober 2018

Bestari Dwi Putra Lahagu

14520121

iii

Page 5: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

iv

MOTTO

“Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak”

“dan bergembiralah karena TUHAN maka ia akan memberikan kepadamu apa

yang diinginkan hatimu Mazmur 37:4”

Page 6: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan segala berkat dan

karuniaNya yang dilimpahkan bagi saya sehingga peneliti bisa menyelesaikan

Studi di Program Strata 1 (S1) Ilmu Pemerintahan di Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa Yogyakarta.

Peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak

yang telah membantu peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini, skripsi ini peneliti

persembahkan kepada :

1. Bagi kedua orang tua saya Bapak Atofona dan Mama Adila. Mereka adalah

orang tua yang selalu mendukung dan mensupport saya dalam segala bidang

terutama dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Saudara-saudara saya abang Salman Darlin, kak Elpiani Marlie, kak Sefniat

Nirmala, kak Yumeinirdasari, kak I.Melza, abang A.Melza, adik saya Darwin

johan dan keponakan saya lucu dan imut Demelza Khanaya yang selalu

mendukung dan memberikan motivasi serta semangatnya untuk penyusunan

skripsi ini.

3. Teman-teman saya seperjuangan angkatan 2014 Singgih Pambudi, Ikbal

hidayat, Arnoldus Yansen Bili, Dian Wahyu, Rayan Suryadeni, Mardi Dwi

Wijaya, David Darmanto, Raden Gilang CN, Gabriel Bato, Ujo, Fitrah Alam,

Lintang Noorca, Yonas, Handra Juli, Riska, Nurmala Sari, Melly ika, Vio,

Amina, dan lain-lain.

4. Untuk keluarga “ORTEK FC”, Hengki Jauwu, Tomas Sangu, Dance

Ekayame, Cobas Plaikol, Sastra Fadilman Lahagu, Irfan Alil, Beni Eka, Frid

Doru, Nelson, Edo, Dan Doni trimakasih telah menjadi tempat berbagi cerita.

Page 7: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

vi

Semoga canda dan tawa kita akan tetap sama walau berbeda tempat dan

waktu, trimakasih telah menjadi saudara walau tampa hubungan darah.

5. Dan informan yang telah memberikan keterangan pada saat penelitian,

Khususnya Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunugkidul,

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 8: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

vii

KATA PENGANTAR

Pujih dan syukur kehadirat Tuhan Yesus yang maha Esa karena atas

berkat Rahmat dan peyertaan serta anugrahnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini, saya sadari kemurahan Tuhan Yesus yang begitu luar biasa melalui

keluarga sahabat orang tersayang yang selalu dengan iklas menemani selama

proses Peyusunan skripsi ini sampai selesai.

Setulus hati yang besar penulis menyadari bahwa skripsi ini masi sangat

jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dalam mengkaji masalah ini,

Namun demikian, skipsi ini hasil kerja upaya yang maksimal, tidak sedikit

hambatan, rintagan, cobaan,kesulitan yang di temui penulis. Penulis sangat

mengaharpkan dan berterimaksih dengan masukan dan saran yang bersifat

membangun, sehingga dapat memperbaiki tulisan ini menjadi lebih baik lagi.

Namun patut di syukuri karena banyak pengalaman yang dapat di ambil dalam

penulisan skripsi ini.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa

terimaksih tak terhinga kepada :

1. Bapak Habib Muhsin, S.sos,M.Si selaku Rektor Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A selakau ketau prodi Ilmu

Pemerintahan.

3. Ibu Sri Utami Dra., M.si selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan

tulus membantu membimbing dan megarahkan dalam penulisan

skripsi ini sehingga dapat melaksanakan ujian sebagai ahir dari massa

kuliah untuk mendekati kesempurnaan Penulisan Skripsi.

Page 9: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

viii

4. Dosen Penguji Skripsi.

5. Kepada Pemerintah Desa Ponjong dan masyarakat yang telah dengan

tulus menerima peneliti dalam membantu dalam proses penelitian

selama tiga hari.

6. Kepada Almamater tercinta Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

Desa. Yogyakarat, Terimakasi buat ilmu dan Pengetahuan-

Pengetahuan yang diberikan atau di dapatkan selama proses

perkuliahan.

Semoga kebaikan yang telah dalam rangka penyusunan Skripsi ini

senantiasa mendapat karunia dan balasan dari Tuhan Yesus yang

Maha Kuasa.

.

Yogyakarta. 18 Oktober 2018

Penyusun

BESTARI DWI PUTRA LAHAGU

14520121

Page 10: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER .........................................................................................I

HALAMAN PENGESAHA................................................................................II

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................III

MOTO .................................................................................................................IV

PERSEMBAHAN ...............................................................................................V

KATA PENGANTAR ........................................................................................VII

DAFTAR ISI .......................................................................................................IX

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ...................................................................XI

SINOPSIS ...........................................................................................................XII

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ..........................................................1

B. RUMUSAN MASALAH ..........................................................................7

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .............................................7

D. KERANGKA TEORI ................................................................................8

1. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) ..10

2. Dalam Meningkatkan Perekonomian Desa .........................................12

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN ..........................................................12

F. METODE PENELITIAN ..........................................................................14

1. Jenis Penelitian ....................................................................................14

2. Unit Analisis ........................................................................................14

3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................15

4. Teknik Analisis Data ...........................................................................17

BAB II. PROFIL DESA PONJONG ...............................................................19

A. SEJARAH DESA ......................................................................................19

B. KONDISI DESA .......................................................................................22

C. KEADAAN DEMOGRAFI .......................................................................25

D. KEADAAN EKONOMI ............................................................................29

E. KONDISI SARANA DAN PRASARANA ..............................................34

Page 11: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

x

F. KONDISI PEMERINTAHAN DESA .......................................................38

BAB III. ANALISIS DATA ..............................................................................54

A.DESKRIPSI INFORMAN ..............................................................................55

1. Deskripsi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................56

2. Deskripsi Informan Berdasarkan Usia .......................................................56

3. Deskripsi Informan Berdasarkan Pekerjaan ..............................................57

4. Deskripsi Informan Berdasarkan Pendidikan ............................................58

B. PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DALAM

MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT .........................58

a. Prinsip-prinsip Pengelolaan BUM Desa ....................................................58

b. Pendapatan Perekonomian Desa ................................................................75

BAB IV. PENUTUP ..........................................................................................88

A. KESIMPULAN .........................................................................................88

B. SARAN ......................................................................................................94

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

xi

DAFTAR TABEL

Tabel. 2.1 luas wilayah masing-masing pedukuhan ..........................................23

Tabel. 2.2 jumlah penduduk masing-masing pedukuhan ..................................25

Tabel. 2.3 kepadatan penduduk masing-masing pedukuhan .............................26

Tabel. 2.4 jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan...........................27

Tabel. 2.5 jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian ............................28

Tabel. 2.6 komoditas peternakan tiap pedukuhan .............................................31

Tabel. 2.7 komoditas budidaya ikan air tawar tiap pedukuhan .........................32

Tabel. 2.8 industri rumah tangga ......................................................................33

Tabel. 2.9 sarana dan prasarana pendidikan......................................................35

Tabel. 2.10 sarana dan prasarana kesehatan........................................................35

Tabel. 2.11 sarana dan prasarana olaraga............................................................36

Tabel. 2.12 sarana dan prasarana peribadatan .....................................................36

Tabel. 2.13 sarana dan prasarana transportasi .....................................................37

Tabel. 2.14 sarana dan prasarana lembaga perekonomian/usaha desa................38

Tabel. 2.15 sarana dan prasarana perdagangan ...................................................38

Tabel. 2.16 pembagian wilayah desa ..................................................................41

Tabel. 2.17 data aparat pemerintah desa .............................................................43

Tabel. 2.18 Perkembangan Keuntungan Water Byur..........................................49

Tabel. 2.19 Rencana Kerja BUMDesa “Hanyukupi”..........................................53

Tabel. 3.1 data informan ...................................................................................55

Tabel. 3.2 deskripsi informan berdasarkan jenis kelamin .................................56

Tabel. 3.3 deskripsi informan berdasarkan usia ................................................57

Tabel. 3.4 deskripsi informan berdasarkan pekerjaan .......................................57

Tabel. 3.5 deskripsi informan berdasarkan pendidikan ....................................58

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 2.1 jumlah penduduk berdasarkan agama dan kepercayaan ................28

Gambar. 2.2 pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering ..........................30

Gambar. 2.2 struktur pemerintah desa ponjong, kecamatan ponjong, kabupaten

gunungkidul, provinsi daerah istimewa yogyakarta............................................42

Page 13: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

xii

SINOPSIS

BUM Desa Ponjong, yang berada di Desa ponjong dan termasuk sebagai

salah satu Desa di Kabupaten Gunungkidul yang terletak di ujung timur Daerah

Istimewa Yogyakarta. Dengan memiliki berbagai potensi desa namun dalam

pengelolaannya belum dapat di kelola secara optimal untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Desa, sementara itu keberadaan BUM Desa dalam mengelola

unit usaha yang ada seperti unit usaha foto kopy yang dikelola dari bantuan

pemerintah desa. Unit usaha tersebut yang diharapkan nantinya dapat

meningkatkan pendapatan asli desa akan tetapi dalam pengelolaannya akibat

kurang professional dalam pengelolaan sehingga usaha foto kopy tersebut tidak

berkembang atau mati suri, dan juga kios di lokasi Water Byur tersebut disewakan

kepada masyarakat, namun penyewa kios tersebut kebanyakan warga dari luar

Desa Ponjong hal tersebut juga terjadi pada unit usaha simpan pinjam yang dalam

pengelolaannya kurang mengembirakan sehingga harus guling tikar atau mati suri.

Dengan alasan dalam meningkatkan perekonomian desa penyusun merumuskan

masalah “Prinsip-Prinsip Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan

Perekonomian Desa”. Di Desa Ponjong Kecamatan Ponjong Kabupaten

Gunungkidul.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana peneliti

menggambarkan Prinsip-Prinsip Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan

Perekonomian Desa. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Unit

analisisnya adalah Kepala Desa, BPD, Pengurus BUM Desa, Masyarakat

(Penerima Manfaat BUM Desa). Ada tiga teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti yaitu Observasi, wawancara dan Dokumentasi, serta

menganalisis data dengan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, dan

penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dari “Prinsip-Prinsip Badan Usaha Milik Desa

Dalam Meningkatkan Perekonomian desa”. Keberadaan BUM Desa Hanyukupi

dengan unit usaha yang dimiliki saat ini telah menjadi sebuah daya tarik tersendiri

bagi masyarakat laur untuk berkunjung, oleh sebab itu dalam hal pengelolaan

perlu adanya perbaikan dan perhatian terhadap penataan ataupun pengaturan yang

berkaitan dengan manajemen adminstarsi dalam hal ini pengarsipan terhadap

setiap kegiatan unit usaha yang berlangsung agar memudahkan pengelola

terhadap setiap kegiatan unit usaha yang berlangsung agar memudahkan

pengelola dalam mempertangungjawabkannya. Dalam upaya pemerintah desa

untuk pengelolaan BUM Des tidak berjalan mulus begitu saja adapun kendala-

kendala yang di hadapi meliputi; manajemen yang kurang baik dalam pengelolaan

BUM Desa yang secara Khusus berkaitan dengan kesekertariatan (Administrasi).

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan unit usaha dalam hal terlibat langsung

untuk ikut menanamkan modal usaha yang ada masih kurang, dan dana dalam

pengelolaan sarana dan prsasarana penunjang unit usaha BUM Desa yang belum

cukup serta penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang belum optimal

Kata Kunci: “Prinsip-Prinsip, BUM Desa, Dalam Meningkatkan, Perekonomian,

Desa” .

Page 14: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, Badan Usaha Milik Desa,

yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung

yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa

pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat

Desa.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 87,

mengamanatkan bahwa desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang

disebut BUM Desa. BUM Desa dapat menjalankan usaha dibidang ekonomi dan

pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BUM

Desa dengan demikian merupakan wadah bagi semua aktivitas ekonomi Desa.

Pendirian BUM Desa telah diatur dengan peraturan perundangan, yaitu

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pasal 87, 88, 89 dan 90.

Pasal ayat (1) Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUM

Desa, BUM Desa dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan,

(3) BUM Desa dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau pelayanan

umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang.

Pasal 88 ayat (1) Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah

Desa, (2) Pendirian BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

Page 15: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

2

dengan Peraturan Desa. Pasal 89 mengatur hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan

untuk (a) pengembangan usaha; (b) Pembangunan Desa, pemberdayaan

masyarakat Desa, dan pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah,

bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Desa. Pasal 90 menyebutkan bahwa Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah

Desa mendorong perkembangan BUM Desa dengan a. memberikan hibah

dan/atau akses permodalan; b. melakukan pendampingan teknis dan akses ke

pasar; dan c. memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya alam

di Desa.

Sementara itu penjelasan pasal 87 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa menyebutkan BUM Desa dibentuk oleh Pemerintah

Desa untuk mendayagunakan segala potensi ekonomi, kelembagaan

perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam

rangaka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.

BUM Desa secara spesifik tidak dapat disamakan dengan badan hukum

seperti perseroan terbatas, CV, atau koperasi. BUM Desa merupakan suatu badan

usaha bercirikan Desa yang dalam pelaksanaannya berfungsi membantu

penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dan memenuhi kebutuhan masyarakat Desa.

BUM Desa juga dapat melaksanakan fungsi pelayanan jasa, perdagangan, dan

pemgembangan ekonomi lainnya.

Dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, menggerakan roda

perekonomian di pedesaan. melalui pendirian kelembagaan ekonomi yang

Page 16: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

3

dikelola sepenuhnya oleh masyarakat desa. Lembaga ekonomi ini tidak lagi

didirikan atas dasar instruksi pemerintah. Tetapi harus didasarkan pada keinginan

masyarakat desa yang berangkat dari adanya potensi yang jika dikelola dengan

tepat akan menimbulkan permintaan di pasar. Agar keberadaan lembaga ekonomi

ini tidak dikuasai oleh kelompok tertentu yang memiliki modal besar di pedesaan.

Maka kepemilikan lembaga itu oleh desa dan dikontrol bersama di mana tujuan

utamanya untuk meningkatkan standar hidup ekonomi masyarakat.

Dalam berbagai kajian perekonomian desa, yang tidak boleh dilupakan

adalah kondisi modal sosial (social capital) masyarakat desa yang sudah sangat

kuat. Masyarakat desa mempunyai beragam ikatan sosial dan solidaritas sosial

yang kuat, sebagai penyangga penting kegiatan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan. Swadaya dan gotong royong telah terbukti sebagai penyangga

utama “otonomi asli” desa. Walau di satu sisi, kekayaan modal sosial berbanding

terbalik dengan modal ekonomi. Modal sosial masyarakat desa terdiri atas ikatan

sosial (social bonding), jembatan sosial (social bridging), dan jaringan sosial

(social linking). Dari ketiga aspek tersebut, ikatan sosial masyarakat desa yang

bersifat parokial (terbatas) menjadi modal sosial yang paling dangkal yang tidak

mampu memfasilitasi pembangunan ekonomi, mewujudkan desa yang bertenaga

sosial, dan berdemokrasi lokal (Eko et al., 2014). Untuk membebaskan ikatan

sosial (social bonding) yang terbatas tersebut perlu ada gerakan kemandirian

masyarakat desa. Selain memperkuat modal sosial, desa juga harus memperkuat

modal ekonomi (financial capital), modal pengetahuan (knowledge capital), dan

modal kemanusiaan (human capital) (De Massis et al., 2015).

Page 17: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

4

Pengembangan BUM Desa sebagai basis ekonomi warga Desa sampai saat

ini masih menghadapi banyak kendala antara lain ketidak pahaman warga akan

BUM Desa, Pemilihan unit usaha yang tidak tepat, pembentukan kepengurusan,

kelembagaan, pengelolaan, keterlibatan para pemangku kepentingan

(stakeholders), regulasi, dukungan Desa dan supra Desa.

Kendala tersebut menghambat cita-cita menjadikan BUM Desa sebagai

roda sebagai roda perekonomian ditingkat desa yang diharapkan dapat

meningkatkan pendapatan desa, memenuhi kebutuhan warga desa dengan harga

murah, mendukung pengembangan usaha warga dengan bantuan permodalan,

pengadaan bahan baku, perbaikan proses produksi dan pemasaran, mengurangi

peran tengkulak dan renternir, serta mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Cita-cita besar ini dapat diwujudkan dengan kerja keras berbagai pihak secara

bersama-sama. (Suharyanto & Hastowiyono, 2014:3-5).

Keuninkan BUM Desa memiliki beberapa ciri Khas. Pertama yang BUM

Desa merupakan sebuah usaha desa milik kolektif yang digerakkan oleh aksi

kolektif antara pemerintah desa dan masyarakat, jika dalam teori ekonomi

maupun administrasi public and private partnership (kemitraan antara sektor

publik dengan sektor swasta), maka BUM Desa merupakan bentuk public and

community partnership, yakni kemitraan antara pemerintah desa sebagai sektor

publik dengan masyarakat setempat. Kedua, BUM Desa lebih inklusif

dibandingkan dengan koperasi, usaha pribadi maupun usaha kelompok

masyarakat yang bekerja diranah desa. Koperasi memang inklusif baik

anggotanya baik di level desa maupun pada skala yang lebih luas, namun koperasi

Page 18: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

5

tetap inklusif karena hanya untuk anggotanya. (Sutoro Eko & kawan-kawan

2014:7).

BUM Desa merupakan pilar kegiatan ekonomi di Desa yang berfungsi

sebagai lembaga sosial dan komersial. BUM Desa sebagai lembaga sosial

berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui pengelolaannya dalam

penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan

mencari keuntungan melalui penawaran sumberdaya lokal (barang dan jasa) ke

pasar. Melalui cara demikian diharapkan keberadaan BUM Desa mampu

mendorong dinamisasi kehidupan ekonomi di pedesaan. Peran pemerintah desa

adalah membangun relasi dengan masyarakat untuk mewujudkan pemenuhan

standar pelayanan minimal, sebagai-bagian dari upaya pengembangan komunitas

desa yang lebih berdaya.

Akan tetapi berbeda dengan BUM Desa Ponjong, yang berada di Desa

ponjong dan termasuk sebagai salah satu Desa di Kabupaten Gunungkidul yang

terletak di ujung timur Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan memiliki berbagai

potensi desa namun dalam pengelolaannya belum dapat di kelola secara optimal

untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa, sementara itu keberadaan BUM Desa

dalam mengelola unit usaha yang ada seperti unit usaha foto kopy yang dikelola

dari bantuan pemerintah desa. Unit usaha tersebut yang diharapkan nantinya dapat

meningkatkan pendapatan asli desa akan tetapi dalam pengelolaannya akibat

kurang professional dalam pengelolaan sehingga usaha foto kopy tersebut tidak

berkembang atau mati suri, dan juga kios di lokasi Water Byur tersebut disewakan

kepada masyarakat, namun penyewa kios tersebut kebanyakan warga dari luar

Page 19: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

6

Desa Ponjong hal tersebut juga terjadi pada unit usaha simpan pinjam yang dalam

pengelolaannya kurang mengembirakan sehingga harus guling tikar atau mati suri.

Fakta tersebut menunjukan bahwa kemampuan pengelolaan BUM Desa

sangat mempengaruhi keberhasilan BUM Desa. Adapun tujuan dari keberadaan

BUM Desa “Hanyukupi” adalah untuk mendorong perkembangan perekonomian

masyarakat desa sehingga dalam pengelolaannya diperlukan kerjasama dan juga

sejumlah usaha ataupun upaya-upaya dari Pemerintah desa yang berperan sebagai

Komisaris dalam kepengurusan BUM Desa sebagaimana tertuang di dalam

AD/ART BUM Desa, Desa Ponjong yang diharapkan untuk bisa berkontribusi.

Sehingga upaya Pemerintahan Desa dan masyarakat sangat diperlukan

untuk menunjang BUM Desa mencapai tujuannya yaitu meningkatkan

Perekonomian Desa. Unit usaha yang belum dapat berkembang seperti halnya

yang terjadi pada BUM Desa Ponjong menunjukan bahwa upaya atau usaha

pemerintahan Desa masih terbatas dalam menunjang dan juga belum maksimal.

Badan Usaha Milik Desa yang diharapkan bisa meningkatkan pendapatan asli

desa cenderung belum terkelola dengan baik.

Berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa upaya Pemerintahan Desa

dalam pengelolaan BUM Desa sangat diperlukan untuk dapat mencapai tujuan

utama dari BUM Desa, yaitu untuk memperkuat ekonomi Desa dan meningkatkan

Pendapatan Asli Desa (PA Desa). Melihat fenomena tersebut, peneliti tertarik

meneliti tentang “ Prinsip-Prinsip Badan Usaha Milik Desa dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat”, mengingat kontribusi Pemerintah Desa sangat

diperlukan dalam pencapaian tujuan BUM Desa yaitu memperkuat ekonomi Desa

Page 20: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

7

dan meningkatkan Pendapatan Asli Desa yang berimbas pada terwujudnya

masyarakat yang sejahtera.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasar latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat

di rumuskan sebagai berikut “Bagaimana Prinsip-Prinsip Badan Usaha Milik

Desa Dalam Meningkatkan Perekonomian Desa?”

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengelolaan BUM Desa dalam meningkatkan

perekonomian Desa.

b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan

BUM Desa di desa ponjong.

2. Manfaat

a. Bagi sekolah tinggi pembangunan masyarakat Desa “APMD” yogyakarta

untuk menambah bacaan dan informasi agar dapat menambah wawasan

bagi pembaca serta sebagai refrensi yang sejenis agar lebih baik.

b. Bagi mahasiswa atau penulis mengukur kemampuan dalam

pengaplikasikan teori yang di dapatkan selama perkuliahan dan

mengembangkan kemampuan berfikir secara ilmiah serta menambah

wawasan.

Page 21: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

8

D. KERANGKA TEORI

1. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)

Menurut Pusat kajian Dinamika sistem Pembangunan (2007), pengelolaan

BUM Desa harus dijalankan dengan menggunakan prinsip kooperatif, partisipatif,

transparansi, akuntable, dan sustainable, dengan mekanisme member-base dan

self help yang dijalankan secara profesional, dan mandiri. Berkenaan dengan hal

itu, untuk membangun BUM Desa diperlukan informasi yang akurat dan tepat

tentang karakteristik kelokalan, termasuk ciri sosial-budaya masyarakatnya dan

peluang pasar dari produk (barang dan jasa) yang dihasilkan.

BUM Desa sebagai badan usaha yang dibangun atas inisiatif masyarakat

dan menganut asas mandiri, harus mengutamakan perolehan modalnya berasal

dari masyarakat dan Pemdes. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan

BUM Desa dapat memperoleh modal dari pihak luar, seperti dari Pemerintah

Kabupaten atau pihak lain, bahkan dapat pula melakukan pinjaman kepada pihak

ke tiga, sesuai peraturan perundang-undangan. Pengaturan lebih lanjut mengenai

BUM Desa tentunya akan diatur melalui Peraturan Daerah (Perda).

BUM Desa didirikan dengan Tujuan tersebut, akan direalisir diantaranya

dengan cara memberikan pelayanan kebutuhan untuk usaha produktif terutama

bagi kelompok miskin di pedesaan, mengurangi praktek ijon (rente) dan pelepasan

uang, menciptakan pemerataan kesempatan berusaha, dan meningkatkan

pendapatan masyarakat desa. Hal penting lainnya adalah BUM Desa harus

mampu mendidik masyarakat membiasakan menabung, dengan cara demikian

akan dapat mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa secara mandiri.

Pengelolaan BUM Desa, diprediksi akan tetap melibatkan pihak ketiga yang tidak

Page 22: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

9

saja berdampak pada masyarakat desa itu sendiri, tetapi juga masyarakat dalam

cakupan yang lebih luas (kabupaten). Oleh sebab itu, pendirian BUM Desa yang

diinisiasi oleh masyarakat harus tetap mempertimbangkan keberadaan potensi

ekonomi desa yang mendukung, dan kepatuhan masyarakat desa terhadap

kewajibannya. Kesemua ini menuntut keterlibatan pemerintah kabupaten.

Karakteristik masyarakat desa yang perlu mendapat pelayanan utama

BUM Desa adalah :

1. Masyarakat desa yang dalam mencukupi kebutuhan hidupnya berupa

pangan, sandang dan papan, sebagian besar memiliki mata pencaharian di

sektor pertanian dan melakukan kegiatan usaha ekonomi yang bersifat

usaha informal.

2. Masyarakat desa yang penghasilannya tergolong sangat rendah, dan sulit

menyisihkan sebagaian penghasilannya untuk modal pengembangan usaha

selanjutnya.

3. Masyarakat desa yang dalam hal tidak dapat mencukupi kebutuhan

hidupnya sendiri, sehingga banyak jatuh ke tangan pengusaha yang

memiliki modal lebih kuat.

4. Masyarakat desa yang dalam kegiatan usahanya cenderung diperburuk

oleh sistem pemasaran yang memberikan kesempatan kepada pemilik

modal untuk dapat menekan harga, sehingga mereka cenderung memeras

dan menikmati sebagian besar dari hasil kerja masyarakat desa.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa BUMDesa

sangat bermanfaat bagi masyarakat bagi masyarakat desa, baik yang memiliki

Page 23: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

10

usaha produktif maupun yang belum memiliki untuk sama-sama mengembangkan

ekonomi masyarakat desa secara bersama-sama. Karakter BUMDesa sesuai

dengan ciri-ciri utamanya, prinsip yang mendasari, mekanisme dan sistem

pengelolaanya. Secara umum pendirian BUMDesa dimaksudkan untuk :

a. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (standar pelayanan minimal),

agar berkembang usaha masyarakat di desa.

b. Memberdayakan desa sebagai wilayah yang otonom berkenaan dengan

usaha-usaha produktif bagi upaya pengentasan kemiskinan, pengangguran

dan peningkatan PADesa.

c. Meningkatkan kemandirian dan kapasitas desa serta masyarakat dalam

melakukan penguatan ekonomi di desa.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa BUMDesa

memiliki peran yang penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

desa dan sebagai pengelolaan untuk meningkatkan pendapatan Asli Desa sehingga

menunjang program pembangunan di desa.

Pengelolaan BUMDesa penting untuk dielaborasi atau diuraikan agar

difahami dan dipersepsikan dengan cara yang sama oleh Pemerintah Desa,

anggota (penyerta modal), BPD, Pemerintah Kabupaten, dan masyarakat.

Terdapat 6 (enam) prinsip dalam mengelola BUMDesa yaitu:

1. Kooperatif

Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDesa harus mampu

melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan

hidup usahanya.

Page 24: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

11

2. Partisipatif

Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDesa harus bersedia secara

sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat

mendorong kemajuan usaha BUM Desa.

3. Emansipatif

Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDesa harus diperlakukan

sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama.

4. Transparansi

Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum harus

dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan

terbuka.

5. Akuntabel

Seluruh kegiatan usaha harus dapat ditanggung jawabkan secara teknis

maupun administratif.

6. Sustainabel

Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh

masyarakat dalam wadah BUM Desa.

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat disimpulkan bahwa hal yang

penting dalam upaya penguatan ekonomi desa adalah memperkuat kerjasama,

membangun kebersamaan atau menjalin kerekatan disemua lapisan masyarakat

desa, sehingga itu menjadi daya dorong (steam engine) dalam upaya pengentasan

kemiskinan, pengangguran dan membuka akses pasar.

Page 25: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

12

2. Dalam Meningkatkan Perekonomian Desa

Meningkatkan ekonomi Masyarakat bisa diartikan sebagai peningkatan

daya beli Masyarakat dan itu berarti juga peningkatan pendapatan Masyarakat.

Untuk bisa meningkatkan ekonomi masyarakat, perlu kita tahu terlebih dahulu

kondisi perekonomian riil di masyarakat dengan segala aspeknya. Artinya harus

kita tahu pendapatan perkapita masyarakat, sumber pendapatan, perilaku budaya,

kemampuan usaha, tingkat dan jenis ketrampilan yang dikuasai, jenis usaha sudah

ada dan keinginan masyarakat. Dengan demikian bisa di perkirakan jenis-jenis

usaha dan bentuk usaha yang sesuai untuk diterapkan guna peningkatan ekonomi

masyarakat. Pemetaan kondisi dan potensi ini harus dilakukan dengan jujur dan

obyektif. Sikap suka dan tidak suka harus benar-benar ditinggalkan. Tetapi

sebaliknya juga tidak semua keinginan masyarakat harus dituruti. Oleh karena itu

yang sudah lebih dulu menguasai pasar (punya data kebutuhan dan daya serap

pasar) dan proses produksi (punya data jumlah produsen, kemampuan pasokan ke

pasar dan bahan baku) sebaiknya menyarankan dengan pemahaman yang benar

kepada masyarakat mengenai apa yang sebaiknya di produksi. Dengan demikian

apapun yang nantinya diusahakan oleh masyarakat akan benar-benar bisa

terpasarkan dengan baik. (http://suarakotaprobolinggo.com)

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Prinsip-Prinsip Pengelolaan BUM Des;

1) Kooperatif

2) Partisipasi

Page 26: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

13

3) Emansipatif

4) Transparan

5) Akuntabel

6) Sustainabel

b. Meningkatkan Perekonomian Desa;

1) Usaha Foto kopy

2) Warung makan

3) Simpan pinjam

4) Water byur

5) Kuliner Makanan

6) Kebun Buah

7) Lahan Parkir

8) Usaha Gazebo

Dengan mencapai pendapatan perekonomian Desa BUM Desa Hanyukupi

mengedepankan efisiensi baik itu secara waktu, biaya dan tenaga. Sehingga BUM

Desa Hanyukupi mampu dikelola dengan tepat, cermat, berdaya guna. Hal ini

pengelola BUM Desa dengan memanfaatkan potensi desa untuk meningkatkan

pendapatan Asil desa.

Page 27: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

14

F. METODE PENELITIAN

1. Jenis penelitian

Penelitian deskriptif cenderung merupakan penelitian yang berusaha

mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau

hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung,

akibat atau yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung.

Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa;

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh

informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut

dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau

dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada

penelitian eksperiman.

Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang

dikemukakan Furchan (2004) bahwa;

a. Penelitian deskriptif menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan

cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan

dilakukan secara cermat.

b. Tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan,

c. Tidak adanya uji hipotesis.

2. Unit Analisis

Menurut (Lexy. J. Moleong, 2000: 112) mengatakan bahwa sumber data

utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya

berupa data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu

Page 28: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

15

pada bagian ini jelas datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data

tertulis, foto dan statistik. Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam

penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila menggunakan

wawancara dalam mengumpulkan datanya maka sumber datanya disebut

informan, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik

secara tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber

datanya adalah berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila menggunakan

dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya.

Dalam penelitian ini sumber data primer berupa kata-kata diperoleh dari

wawancara dengan para informan yang telah ditentukan yang meliputi berbagai

hal yang berkaitan dengan proses Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDES) Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Desa Ponjong

Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul

Oleh karena itu agar peneliti mendapatkan data-data yang sesuai dengan

tujuan penelitian ini, maka peneliti mengumpulkan data dan informasi dari

informan yaitu : Kepala Desa: 1, BPD: 1, Pengurus BUM Desa: 2, Masyarakat

(Penerima Manfaat BUM Desa): 8.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, baik data primer maupun

data sekunder, dipergunakan beberapa teknik:

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mengadakan

pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang

Page 29: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

16

diteliti. Dalam menggunakan tehnik observasi yang terpenting adalah

mengandalkan pengamatan dan ingatan peneliti, (Husaini Usman dan

Purnomo S.A, 2006:54). Dalam observasi penelitian akan mengamati secara

langsung bagaimana Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)

dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat.

b. Wawancara

Metode wawancara (interview) adalah metode pengumpulan data dengan

tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara

disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut informan.

Wawancara yang dimaksudkan untuk mendapatkan data ditangan pertama

(data primer) dan merupakan pelengkapan pengumpulan data lainnya,

(Husaini Usman dan Purnomo S.A, 2006:57-58). Wawancara ini dilakukan

karena peneliti ingin mendapatkan informasi yang jelas dan mendalami

mengenai Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) dalam

Meningkatkan Perekonomian Masyarakat.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data didasarkan pada

dokumen-dokumen atau catatan-catatan terakhir yang ada pada daerah

penelitian. Data-data yang dikumpulkan dengan tehnik dokumentasi

cenderung menggunakan data sekunder, (Husaini Usman dan Purnomo S.A,

2006: 7

Page 30: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

17

4. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat kritis dalam

melakukan penelitian yang bersifat ilmiah, karena dari analisis data itulah akan

didapatkan arti dan makna dalam memecahkan masalah-masalah yang akan

diteliti. Data yang terkumpul selama penelitian melakukan penelitian, akan di

klafisikasi, di analisis dan diinterprestasikan secara mendetail, teliti dan cermat

untuk memperoleh kesimpulan yang lebih obyektif dari suatu penelitian.

Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan secara mendalam

sebagai upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi,

wawancara dan informasi lainnaya untuk meningkatkan pemahaman peneliti

tentang kasus yang diteliti.

Menurut Paton analis data merupakan proses mengatur urutan data

mengorganisir keadaan suatu pola, kategori dan uraian dasar yang membedakan

dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifian terhadap analisis,

menjelaskan uraian-uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian

(Moleong, 2001:103). Untuk menganalisa data maka penulis mengutamakan

analisis data secara kualitatif, artinya suatu data yang dianalisa dengan tidak

menggunakan data statistik, namun menggunakan pengukuran yang benar

sehingga dapat di percaya dan valid hasilnya.

Dalam menganalisis data, penyusunan akan berpedoman pada langkah-

langkah berikut ini:

a. Pengumpulan data

Disini penulis akan mengumpulkan data-data yang diperoleh dari

penelitian yang dilakukan.

Page 31: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

18

b. Penilaian data

Dalam tahapan ini data yang diperoleh dari berbagai sumber akan diteliti

dengan memperhatikan prinsif validitas, sehingga data yang relevan yang

akan digunakan.

c. Penafsiran data

Selanjutnya, akan dilakukan analisa data dan interpretasi terhadap berbagai

pedoman, gambaran hubungan sebab akibat dari faktor-faktor yang akan

diteliti. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan pendekatan

interpretatif.

Page 32: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

19

BAB II

PROFIL DESA PONJONG

A. SEJARAH DESA

Sekilas sejarah Desa Ponjong yang dimulai pada tahun 1912 bernama

Kademangan dan pada tahun itu juga terjadi peralihan dari Kademangan berubah

nama menjadi Kalurahan Ponjong Kapenewon/Asisten Ponjong. Adapun

pimpinan pada saat itu disebut dengan sebut Lurah yang dijabat oleh beliau

bapak Iro Taruno sampai pada tahun 1925. Sebagai gantinya pada tahun 1925

sampai tahun 1935 Lurah Desa Ponjong dijabat oleh bapak Projo Atmojo yang

kemudian oleh masyarakat sekitar disebut dengan Bendoro Lurah atau Ndoro

Lurah. Pada tahun 1935 bapak Harjo Atmojo menjadi Lurah Desa Ponjong

menggantikan bapak Projo Atmojo sampai dengan tahun 1946 dan mendapat

gelar Ndoro dongkol.

Setelah bapak Harjo Atmojo pada tahun 1946 Lurah Desa Ponjong dijabat

oleh bapak Pawiro Yahyo sampai pada tahun 1948 yang kemudian pada tahun

1949 Lurah Desa Ponjong dijabat oleh bapak Pawiro Suwito yang dibantu oleh

pamong lainnya.Adapun susunan Pomomg Desa Ponjong waktu itu yaitu :

Lurah : Pawio Suwito

Carik : Noto Disastro

Sosial : Muh Syahidi

Kemakmuran : Suro Atmojo

Keamanan : Muh Dasuki

Page 33: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

20

Kaum : Muh. Kholil

Masing-masing pamong tersebut diatas pada waktu itu mempunyai 1

orang pembantu dalam melaksanakan tugasnya. Pembantu Carik pada waktu itu

dijabat oleh bapak Siswo Taruno, pembantu Sosial dijabat bapak Pawiro Karto al

Rukiyo, pembantu Kemakmuran dijabat bapak Karso Suwarno, pembantu

Keamanan bapak Pawiro Sumariyo sedangkan pembantu Kaum pada saat itu

dijabat oleh bapak Muh. Ahlan yang semua itu adalah sebagai unsur tehnik

administrasi sedangkan unsur kewilayahan diatur sendiri.

Pada tahun 1958 bapak Noto Disastro yang menjabat carik Desa Ponjong

diangkat menjadi Upas sebutan untuk juru tulis di Kecamatan

Karangmojo,kemudian jabatan Carik Desa ponjong diganti oleh bapak Karto

Dinomo hingga tahun 1984. Adapun pada tahun 1965 bapak Muh. Syahidi

diangkat sebagai Karateker Lurah hingga tahun 1973, yang kemudian ditetapkan

menjadi Lurah Desa Ponjong hingga tahun 1984. Dan pada tahun tersebut hingga

tahun 1985 Lurah Desa dijabat sementara (PJS) oleh bapak Hadi Nur Hasyim

hingga ditetapkan Lurah Desa Terpilih Bapak Drs. Sugijono, bapak Pujo Atmojo

menggantikan jabatan Sosial hingga tahun 1978 dan pada tahun 1978 hingga

tahun 1990 untuk Sosial Desa Ponjong dijabat oleh bapak Hadi Nur Hasyim dan

kemudian diganti oleh bapak Tukiman hingga sekarang.

Bapak Suro Atmojo menjabat Kemakmuran sampai dengan tahun 1973

dan digantikan oleh bapak Noto Sucipto hingga tahun 1993 selanjutnya dijabat

oleh saudara Parja hingga sekarang, sedangkan pda tahun 1990 bapak Muh.

Dasuki yang menjabat Keamanan digantikan oleh bapak Hadi Nur Hasyim sampai

Page 34: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

21

dengan tahun 2004 yang kemudian beliau dilantik menjadi Lurah Desa Ponjong

menggantikan bapak Drs.Sugijono yang telah berakhir masa jabatannya. Bapak

Muh. Kholil menjabat Kaum hingga tahun 1991 kemudian digantikan oleh bapak

Jahidi hingga saat ini.

Pemerintahan Iro Taruno sampai dengan era Raden Somoatmojo / Ndoro

dongkol berstatus Pangeran Projo. Unsur kewilayahan belum jelas yang

selanjutnya berubah-ubah mengenai batas-batas wilayah dan

jumlahnya.Kemudian sejak era Lurah Pawiro Yahyo mengenai status berubah dari

Pangreh Projo menjadi Pamong Desa / Pamong Kalurahan yang wilayahnya

menjadi 11 wilayah yang dipimpin oleh Pamong tersebut.

Adapun struktur / pembagian wilayah sebagai berikut :

1. Lurah disampiri wilayah duren di anthekkan kepada bapak Muslim.

2. Carik disampiri wilayah Tembesi di anthekkan kepada bapak Atmo

Pawiro.

3. Sosial disampiri wilayah Serut di anthekkan kepada bapak Cipto Rejo

dan pada tahun 1965 digantikan oleh bapak Wiryono.

4. Kemakmuran bapak Suro Atmojo langsung membawahi sendiri wilayah

Karangijo Kulon.

5. Keamanan disampiri wilayah Kuwon tidak menganthekan hingga tahun

1965 yang kemudian pada tahun itu dianthekkan kepada bapak Mustar.

6. Kaum disampiri wilayah Padangan dianthekkan Trisno Wiyono sampai

dengan tahun 1965 dan digantikan oleh bapak Muhkri.

7. Pembantu Carik dasampiri wilayah Karangijo Wetan.

Page 35: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

22

8. Pembantu Sosial disampiri wilayah Ponjong.

9. Pembantu Kemakmuran disampiri wilayah Jaten.

10. Pembantu Keamanan disampiri wilayah Sumber Kidul.

11. Pembantu Kaum disampiri wilayah Sumber Lor.

Upah anthek – anthek tersebut yang menanggung adalah pajabat yang

menganthekkan dan tidak ada SK dari Pemerintah Kabupaten sehingga upah/

bengkok 6 orang anthek tersebut jauh berbeda dengan 5 orang pembantu Kabag.

Pada era Pemerintahan Camat bapak Kadiran dengan Bupati Ir. Darmakun Darmo

Kusumo anthek – anthek tersebut diberi SK Bupati sebagai Pembantu Pamong

dan berlaku diseluruh Desa se Kabupaten Gunungkidul, dengan imbalan upah

seperti yang ada / yang telah diterima.

B. KONDISI DESA

Desa Ponjong yang merupakan Ibu Kota Kecamatan Ponjong, dan salah

satu desa yang menjadi Kawasan perencanaan Ibu Kota Kecamtan (IKK)

Ponjong. Dengan potensi yang dimiliki, baik secara geografis maupun secara

kewilayahan, Desa Ponjong mempunyai daya dukung untuk berkembang. Pontesi

Sumber Daya Air, lokasi Densitas Wisata (DW), pusat aktivitas komersil dan

kedekatannya dengan jalur transportasi Semanu-Karangmojo, memberikan

dampak percepatan perkembangan Desa Ponjong.

Dilihat dari tata guna lahan yang ada, secara umum dapat digambarkan

bahwa; fungsi wilayah perencanaan masih didominasi ruang terbuka berupa lahan

kering dan lahan pertanian yang dilayani irigasi. Lahan pertanian ini didukung

Page 36: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

23

oleh jaringan irigasi yang sumber airnya diambil dari Sumber Ponjong yang

letaknya, berdekatan dengan kantor Kepala desa.

1. Letak Geografis dan administratif

secara geografis Desa ponjong terletak di 3o 52’ 44” dan 7o 52’ 11” atau

sebelah Timur Laut Kota Wonosari dengan jarak + 14 KM. Secara administratif

batas wilayah Desa Ponjong adalah :

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Genjahan dan Desa Sumbergiri

b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Sumbergiri dan Desa Karang Asem

c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Sidorejo dan Desa Bedoyo

d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Sidorejo

Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul,

mempunyai luas 628,0420 ha, yang terdiri atas 11 Pedukuhan, dengan luas

wilayah masing-masing pedukuhan sebagai berikut :

Tabel. 2.1

luas wilayah masing-masing pedukuhan

No Pedukuhan Luasan ( M2)

1. Karangijo Kulon 484.930

2. Karangijo wetan 517.229

3. Sumber lor 729.337

4. Sumberkidul 538.125

5. Ponjong 520.405

6. Duren 647.910

7. Kuwon 650.355

8. Serut 568.170

9. Jaten 532.130

10. Tembesi 452.369

11. Padangan 639.460

Jumlah 6.280.420

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

Page 37: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

24

Ketinggian tempat atau elevasi ditentukan berdasarkan elevasi lahan

daratan dari permukaan air laut, di mana permukaan air laut dianggap

mempunyai elevasi 0 meter. Kecamatan Ponjong terletak pada ketinggian antara

200-400 M dari permukaan air laut (dpal) dan Topografi Wilayah dengan

kategori datar sampai dengan bergunung. Kondisi berbukit terlihat pada bagian

Timur Laut, Timur, dan Selatan. Dimana Desa Ponjong terletak di wilayah

bagian selatan pada daerah Cekungan Wonosari dengan ketinggian 200 M dpal.

2. Geomorfologi, Geologi dan Jenis Tanah

Bentuk lahan wilayah Desa Ponjong secara umum berupa dataran,

sebagian kecil bergelombang. Bentang lahan dari utara ke selatan meliputi : lahan

pertanian lahan kering, persawahan dan permukiman berselang-seling.

3. Klimatologi dan Hidrologi

Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah. Komponen

pembentuk iklim terdiri dari curah hujan dan temperatur. Seperti kondisi di

Kabupaten Gunung Kidul pada umumnya, Desa Ponjong mengalami dua musim

yaitu musim kemarau (April – Oktober) dan musim penghujan (Oktober-April).

Berdasarkan data statistik Kabupaten Gunung Kidul, curah hujan

Kabupaten Gunung Kidul dalam tiga tahun terakhir berkisar 1.523 – 3.827

mm/tahun. Curah Hujan tinggi terjadi pada bulan-bulan desember-januari. Data

curah hujan bulanan tertinggi selama tiga tahun terakhir tercatat 484 mm, pada

bulan desember 2007 (sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten

Gunung Kidul). Kondisi hidrologi di suatu wilayah dapat ditinjau dari air

permukaan dan air tanah (ground water).

Page 38: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

25

Keberadaan air permukaan di wilayah perencanaan terdistribusi di

Sungai, danau di sebelah utara kantor desa dan kolam-kolam penduduk. Danau

tersebut tidak mengalami kekeringan pada musim kemarau, airnya dimanfaatkan

untuk berbagai keperluan, baik untuk rumah tangga maupun pertanian. Wilayah

Desa Ponjong dilalui sungai, mengalir dari utara (Desa Genjahan) ke arah

selatan.

C. KEADAAN DEMOGRAFI

1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk

Jumlah penduduk dan distribusinya pada tiap-tiap padukuhan dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Masing-Masing Pedukuhan

No

Pedukuhan

Laki- Laki

Perempuan

Jumlah

Penduduk (Jiwa)

1. Karangijo Kulon 330 350 680

2. Karangijo wetan 271 308 579

3. Sumber lor 330 340 670

4. Sumberkidul 226 213 439

5. Ponjong 219 225 444

6. Duren 230 242 472

7. Kuwon 228 249 477

8. Serut 132 134 266

9. Jaten 234 233 467

10. Tembesi 204 205 409

11. Padangan 235 265 500

Jumlah 2639 2764 5403

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

Jumlah dan perkembangan penduduk pada kawasan perencanaan dapat

berpengaruh terhadap perencanaan tata bangunan dan lingkungan, karena dengan

Page 39: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

26

perkembangan penduduk dapat berpengaruh terhadap perkembangan

pembangunan atau perkembangan area terbangun akan bertambah pada kawasan

perencanaan dan juga untuk kebutuhan sarana dan prasarana juga akan bertambah.

Untuk itu diperlukan pengatuaran mengenai tata lingkungan dan permukiman

pada kawasan perencanaan agar nantinya pertumbuhan pembangunan pada

kawasan perencanaan dapat tertata dan tetap memperhatikan keseimbangan

lingkungan.

2. Jumlah Keluarga

Tabel 2.3

Kepadatan Penduduk Masing-Masing Pedukuhan

No.

Pedukuhan

Jumlah

Keluarga

(KK)

Luas

Pedukuhan

(KM2)

Kepadatan

(Jiwa/KM2)

1. Karangijo Kulon 230 48,4700 13,02

2. Karangijo wetan 192 51,8680 10,78

3. Sumber lor 177 72,9100 8,53

4. Sumberkidul 53 53,7245 7,71

5. Ponjong 130 51,6925 7,82

6. Duren 131 64,2840 6,56

7. Kuwon 141 65,0390 7,35

8. Serut 67 56,8170 5,68

9. Jaten 120 54,8170 8,43

10. Tembesi 125 45,1915 8,76

11. Padangan 156 63,8865 8,05

Jumlah 1522 628,7000 8,31

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

Berdasarkan data kependudukan diatas Tabel 2.3 pada kawasan

perencanaan diketahui jumlah keluarga yang tertinggi pada Pedukuhan Karangijo

Kulon yaitu mencapai 230 keluarga dengan rata-rata penduduk per Km2 13,02

Page 40: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

27

jiwa, dan jumlah keluarga terendah pada Padukuhan Sumberkidul, yaitu 53

keluarga dengan rata-rata penduduk per Km2 5,68 jiwa.

3. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk Desa Ponjong, mulai dari tingkat pendidikan dasar

sampai Pasca Sarjana. Penduduk yang tidak sekolah juga cukup tinggi.

Berdasarkat tingkat pendidikannya, tingkat pendidikan penduduk Desa Ponjong

terbanyak adalah Sekolah dasar (SD) dengan jumlah 1.202 Jiwa dan yang paling

sedikit adalah Akadesi dengan jumlah 3 Jiwa. Untuk lebih rincinya dapat dilihat

dari tabel dan grafik dibawah ini.

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

4. Penduduk Berdasarkan Agama dan Kepercayaan

Berdasarkan data kependudukan, pemeluk agama Islam mencapai 99%,

kemudian Kristen dan Katholik.

No. Uraian Jumlah

1. Tidak Sekolah 865

2. TK 283

3. SD 1202

4. SMP 952

5. SMA 1012

6. Akademi 3

7. D2 62

8. D3 129

9. S1 112

10. S2 43

Page 41: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

28

Gambar 2.1

Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Dan Kepercayaan

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

5. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Penduduk Desa Ponjong, 80% bermata pencaharian petani. Dan untuk

angka pengganguran yang mencapai 543 Jiwa, ini merupakan pengangguran

tidakmutlak. Dimana pengangguran yang dimaksud adalah cacah jiwa yang

masuk dalam kategori usia tidak produktif.

Tabel. 2.5

Jumlah Penduduk, Berdasrkan Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah

01. PNS 166

02. Pensiunan 81

03. POLRI 6

04. Petani 941

05. Buruh Tani 490

06. Pegawai Swasta 363

07. Wiraswasta 302

08. Jasa 71

09. Peternakan 111

10. Pengangguran 543

11 TNI 1

Jumlah 3075

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

0

2000

4000

6000

ISLAM KHATOLIK KRISTEN

5138

9 10

ISLAM KHATOLIK KRISTEN

Page 42: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

29

Berdasarkan data kependudukan diatas, kendala utama adalah masih

tingginya angka pengangguran.

D. KEADAAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi yang dimaksud adalah melihat gambaran sektor

pendorong perkembangan ekonomi, kegiatan usaha dan perkembangan

penggunaan tanah, dan produktivitas kawasan.

Sektor pendorong kegiatan ekonomi pada wilayah desa ponjong dapat

dilihat dari perkembangan ekonomi dengan melihat potensi perekonomian di

kawasan desa ponjong. Dimana potensi tersebut dapat dilihat dari usaha yang

dikembangkan di masyarakat dan hasil produksi dari kegiatan usaha yang

berkembang tersebut. Dari grafik data kependudukan di ketahui jumlah penduduk

sebagian besar berprofesi sebagai petani, sehingga dapat disimpulkan usaha

pertanian menjadi salah satu usaha yang berkembang di kawasan desa ponjong.

Tetapi selain usaha pertanian, usaha nonpertanian juga sudah menampakkan

embrio perkembangannya. Potensi perekonomian yang berkembang di kawasan

perencanaan adalah bergerak di bidang usaha pertanian, perikanan dan

peternakan, perdagangan, jasa dan industri rumah tangga.

1. Pertanian dan perkebunan

Penyokong ekonomi utama di Desa Ponjong adalah produk hasil

pertanian, terutama produk tanaman pangan. Desa Ponjong merupakan salah satu

lumbung padinya kabupaten Gunungkidul. Selain produk tanaman pangan, hasil

pertanian lainnya adalah; holtikultura dan tanaman lahan kering. Meskipun

Page 43: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

30

merupakan lumbung padi Kabupaten Gunungkidul, namun hasil pertanian

terutama dari sawah (beras) umumnya masih untuk konsumsi sendiri, sedangkan

yang dijual masih relatif sedikit.

Namun hal tersebut tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang

menyangkut kegiatan pertanian di Desa Ponjong selama ini, antara lain:

a. Lahan Basah

Beberapa saluran irigasi belum permanen

Sistem Pertaniaan yang masih boros air

Kebocoran saluran irigasi

Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) belum bekerja dengan maksimal

b. Lahan Kering

Jalan usaha Tani (JALUT) sebagian berupa jalan tanah dan jalan setapak

Sarana budidaya dan komoditas belum optimal

Masih banyak bukit/ gunung yang tidak terurus (Serut, Kuwon, Duren)

Dan binatang kera yang ada di bukit Padukuhan Serut, menjadi hama

pengrusak tanaman.

Gambar 2.2

Pertanian Lahan Basah Dan Pertanian Lahan Kering

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

Page 44: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

31

2. Peternakan

Seperti kebanyakan masyarakat Gunungkidul lainnya, mempunyai hewan

ternak dianggap sebagai tabungan dan belum menjadi usaha utama. Beberapa

pedukuhan di Desa ponjong, seperti Padukuhan Serut, Jaten, Tembesi dan

Padangan hampir semua Kepala Keluarga mempunyai hewan ternak.

Dengan kisaran jumlah hewan ternak; untuk sapi antara 1 ekor sampai 3

ekor setiap Kepala Keluarga. Untuk kambing 2 ekor sampai 5 ekor setiap Kepala

Keluarga. Selain itu, ada jenis ternak lainnya, jenis ternak yang dipelihara

biasanya adalah;

Tabel 2.6

Komoditas Peternakan Tiap Padukuhan

No Padukuhan Jenis Ternak

Sapi Kerbau Kambing Domba Kelinci

1. Karangijo Kulon 36 - 97 9 -

2. Karangijo wetan 16 - 29 - -

3. Sumber lor 38 - 96 - -

4. Sumberkidul 24 - 36 19 28

5. Ponjong 46 - 69 9 -

6. Duren 49 3 42 18 -

7. Kuwon 50 - 59 - 10

8. Serut 70 - 176 - 9

9. Jaten 46 - 99 12 -

10. Tembesi 56 - 80 10 5

11. Padangan 48 - 117 31 11

Jumlah 479 3 900 108 63

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

Dengan menjadikan hewan ternak sebagai tabungan di masa depan oleh

masyarakat desa, hal tersebut menunjukan semangat untuk memiliki hewan cukup

tinggi hal ini dapat di lihat dalam tabel 2.8 diatas dimana secara keseluruhan dari

Page 45: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

32

pedukuhan yang ada telah memiliki ternak. Berdasarkan tabel tersebut, jenis

ternak kambing (900 ekor) dan sapi (479 ekor) menjadi hewan yang lebih banyak

di pelihara sedangkan jenis ternak kerbau sangat sedikit jumlahnya.

3. Perikanan

Perikanan air tawar di desa Ponjong, menjadi potensi tersendiri untuk

dikembangkan. Selain potensi yang dimiliki masyarakat, desa Ponjong juga

memanfaatkan Sumber Ponjong untuk dikelola dalam usaha peningkatan

perikanan.

Berdasarkan hasil pemetaan swadaya, hasil budidaya ikan di Desa

Ponjong, belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk hasil produksinya

pada tiap-tiap padukuhan dapat dilihat pada Tabel 2.9. Di Desa Ponjong ada dua

system budidaya ikan air tawar yang dikembangkan, yaitu sistem kolam biasa dan

sistem kolam terpal.

Tabel 2.7

Komoditas Budidaya Ikan Air Tawar Tiap Padukuhan

No Padukuhan Produksi (Per-3 Bulan)

Gurameh Tawes Nila Mujair Lele Bawal

1. Karangijo Kulon - - 190 33 31 47

2. Karangijo wetan 112.5 100 540 15 1050 50

3. Sumber lor - - - - 40 -

4. Sumberkidul 974 25 1995.5 942.5 1108 3895

5. Ponjong - 100 60 106 510 -

6. Duren - - - - 12.5 -

7. Kuwon - - - - 35 -

8. Serut - - - - 250 -

9. Jaten - - - - 10 -

10. Tembesi - - 40 - 499 -

11. Padangan 432.5 162.5 7432.5 413 109 3702.5

Jumlah 1519 387,5 10258 1509,5 3654,5 7694,5

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

Page 46: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

33

Dari tabel 2.9 masyarakat desa yang tersebar dalam 11 padukuhan tersebut

lebih banyak menghasilkan ikan bawal dengan jumlah 7694,5 kg dan ikan lele

3654,5 kg berdasarkan jumlah tersebut menunjukan bahwa sebagian besar

masyarakat padukuhan adalah pembudidaya ikan bawal dan lele.

4. Industri Rumah Tangga

Industri rumah tangga yang berkembang di Desa Ponjong, sebagian besar

adalah industri makanan. Selain itu terdapat juga mebel, bambu dan kayu.Hasil

produksi Industri Rumah Tangga terutama makanan, menjadi produk unggulan

dan oleh-oleh khas dari Desa Ponjong.

Tabel 2.8

Industri Rumah Tangga

No. Komoditas Jumlah

1. Emping (Jagung dan Mlinjo) 6

2. Kacang Bawang 2

3. Kripik (Tempe, Pisang, Telo) 6

4. Rempeyek kacang dan kedelai 2

5. Krupuk 11

6. Makanan Ringan (Roti) 3

7. Tempe 8

8. Tahu 4

9. Jamu 1

10. Kerajinan Bambu 1

11. Kerajinan Kayu 6

12. Kerajinan Gerabah 1

13. Kerajinan Batu 3

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat potensi yang ada di Desa Ponjong,

produk-produk industry rumah tangga ini secara kualitas dapat menjadi produk

unggulan yang dapat di kembangkan guna meningkatkan kesejateraan

Page 47: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

34

masyarakat. Dari tabel 2.10 tersebut diatas kerupuk menjadi komuditas yang lebih

banyak diproduksi dengan memiliki jumlah 11.

5. Perdagangan dan Jasa

Aktivitas perdagangan di desa ponjong terutama ditopang oleh Pasar

Ponjong. Pasar Ponjong akan terlihat sangat ramai pada hari pasaran yaitu hari

pasaran Pon dan Legi. Selain itu, untuk mendukung keberadaan pasar, disekitar

pasar terdapat toko, kios dan warung.

Pasar umum yang dikelola oleh Pemda ini, menyediakan kebutuhan

sehari-hari, dari kebutuhan pokok samapai kebutuhan sekunder. Selain itu juga

sebagai pusat perdagangan palawija. Desa Ponjong merupakan salah satu desa

pusat perdagangan palawija atau yang lebih dikenal sebagai pengepul. Dan

pengepul ini mempunyai andil yang cukup besar dalam peningkatan

perekonomian di Desa Ponjong.

E. KONDISI SARANA DAN PRASARANA

1. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Keberadaan sarana dan prasarana menjadi instrument penting dalam ikut

menentukan mutu pendidikan serta mencapai sebuah tujuan yang di kehendaki

dalam hal mengejar prestasi. Keberadaan sarana dan prasarana yang di miliki oleh

desa ponjong antra lain; 4 buah gedung Sekolah Dasar (SD), 2 buah gedung SMP,

1 buah gedung SMA, serta 6 buah gedung taman kanak-kanak (TK) dan 1 buah

gedung perpustakaan desa. Selengkapnya dapat di lihat dalam tabel berikut.

Page 48: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

35

Tabel 2.9

Sarana dan Prasarana Pendidikan

No Prasarana Jumlah

1. Gedung SD/ sederajat 4

2. Gedung SMP/ sederajat 2

3. Gedung SMA/ sederajat 1

4. Gedung Taman Kanak-kanak 6

5. Gedung Perpustakaan Desa 1

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

2. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Penyediaan sarana dan prasarana menjadi sebuah instrument penting

dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat setempat, selain itu juga

masyarakat akan semakin muda untuk menjangkau dan mendapatkan pelayanan

dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Keberadaan sarana dan

prasarana yang di miliki oleh desa ponjong dapat di lihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.10

Sarana dan Prasarana Kesehatan

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1. Puskesmas Pembantu 1

2. Apotik 1

3. Posyandu 22

4. Rumah Praktek Dokter 1

5. Rumah Bersalin 3

6. Balai Kesehatan ibu dan anak 1

7. Dokter umum 2

8. Dokter spesialis 1

9. Para medis 24

10. Bidan 3

11. Perawat 11

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

Page 49: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

36

3. Sarana dan Prasarana Olaraga

menjadi salah satu bagian penting yang tidak terlepas dari aktifitas

keseharian masyarakat pada umumnya, menjaga stamina tubuh agar tetap sehat

dan fit menjadi tujuan utama dalam melaksanakan rutinitas olaraga dapat

dijadikan sebagai wadah untuk dapat berkumpul bersama. Adapun sarana olaraga

yang di miliki oleh desa ponjong hingga saat ini antara lain : 5 lapangan voli, 5

meja pimpong, 5 lapangan bulu tangkis, 1 lapangan sepok bola dan 1 lapangan

basket. Berikut rincian lengkap dalam bentuk tabel.

Tabel 2.11

Sarana dan Prasarana Olaraga

No Sarana Jumlah

1. Lapangan sepak bola 1

2. Lapangan bulu tangkis 5

3. Lapangan voli 5

4. Meja pimpong 5

5. Lapangan basket 1

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

4. Sarana dan Prasarana Peribadatan

Berdasarkan data kependudukan mayoritas masyarakat desa Ponjong

beragama Muslim atau sebanyak 99%. Dengan memiliki sarana dan prasarana

berupa Masjid yang berjumlah 17 buah dan Mushola 15 buah. Adapun rincian

selengkapnya dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel 2.12

Sarana dan Prasarana Peribadatan

No Prasarana Jumlah

1. Masjid 17

2. Mushola 15

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

Page 50: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

37

5. Sarana dan Prasarana Transportasi

Membantu memperlancar aktifitas masyarakat dalam membangun

kehidupan sosial serta menghubungkan antara masyarakat yang satu dengan

masyarakat yang lain di suatu daerah yang berbeda menjadi tujuan penting dari

sebuah alat transportasi. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh desa

Ponjong dalam meningkatkan pembangunan, antara lain ; jembatan beton 39

buah, jembatan kayu 2 buah, pangkalan ojek 1 buah, terminal bus 1 bauh, truk

umum 23 buah, dan memiliki ojek 6 orang. Selangkapnya dapat dilihat dalam

tabel berikut.

Tabel 2.13

Sarana dan Prasarana Transportasi

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1. Jembatan beton 39

2. Jembatan kayu 2

3. Pangkalan ojek 1

4. Terminal bis/ angkutan 1

5. Truck umum 23

6. Ojek 6

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

6. Sarana dan Prasarana Lembaga Perekonomian/Usaha Desa

Keberadaan lembaga perekonomian menjadi wadah yang penting dalam

meningkatkan kesejateraan masyarakat desa. Adapun lembaga perekonomian

yang berada di desa Ponjong antara lain; 1 buah Koperasi Unit Desa, 1 buah

koperasi simpan pinjam, 1 BUM Desa, 4 buah Bank Perkreditan Rakyat, dan 2

buah bank pemerintah. Selengkapnya dapat terlampir dalam tabel berikut.

Page 51: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

38

Tabel 2.14

Sarana dan Prasarana Lembaga Perekonomian/Usaha Desa

No Sarana Jumlah

1. Koperasi Unit Desa 1

2. koperasi simpan pinjam 1

3. BUM Desa 1

4. Bank Perkreditan Rakyat 4

5. bank pemerintah 2

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

7. Sarana dan Prasarana Perdagangan

Fasilitas perdagangan merupakan sebuah wadah dimana orang akan saling

melakukan transaksi dalam perdangangan antara penjual dan pembeli dengan

keberdaan fasilitas tersebut dapat meningkatkan aktifitas perdangan. Adapun

jumlah fasilitas perdangan yang dimiliki oleh desa Ponjong antara lain adanya.

Pasar 1 buah dan juga toko yang berjumlah 125 serta warung 57 bauah

menunjukan bahwa aktifitas pendagangan yang terjadi antara masyarakat dalam

upayanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sangat di jamin oleh Pemerintah

setempat. Selengkapnya dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel 2.15

Sarana dan Prasarana Perdagangan

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

No Jenis Jumlah

1. Pasar 1

2. Toko 125

3. Warung 57

Page 52: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

39

F. KONDISI PEMERINTAHAN DESA

a. Pengertian Umum

Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

Pemerintah Desa dan BPD dalam mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kepala Desa adalah sebagai pemimpin desa yang dipilih langsung oleh penduduk

desa dan berwenang untuk menyelenggarakan urusan yang berkaitan dengan

pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan

masyarakat dan dibantu oleh pembantunya yang terdiri dari unsur staf, unsur

pelaksana dan unsur wilayah.

Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah

lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan

wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan

secara demokratis.

Di samping itu, Kepala Desa sebagai penyelenggara dan penanggung

jawab di bidang pemerintahan, keuangan, pembangunan dan kemasyarakatan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mengembang

tumbuhkan jiwa kegotong royongan dalam melaksanakan pembanguan

pemerintahan desa.

b. Dasar Hukum Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2004 tentang Desa;

Page 53: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

40

2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

3. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 21 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Daerah;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 16 Tahun 2006 tentang

Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 17 Tahun 2006 tentang

Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 10 Tahun 2013 tentang

Keuangan Desa;

c. Urusan Pemerintahan Desa

Urusan yang menjadi kewenangan Pemerintahan Desa meliputi:

1. Bidang Pemerintahan

2. Bidang Penyelenggaraan Pembangunan

3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

4. Bidang Pemberdayaan Kemasyarakatan

d. Lembaga Desa dan Lembaga Desa Lainnya.

Lembaga Desa yang ada di Desa Ponjong antara lain :

1. LPMD

2. PKK

3. Karang Taruna

4. LPMP

Page 54: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

41

5. RW

6. RT

7. BKM Mandiri

8. Orsos. NGUDI RUKUN

9. Gapoktan

10. P3A

11. Poskesdes

12. Forum Anak

13. KSM Peduli Kasih

14. Lembaga Pelestari Budaya

e. Pembagian Wilayah Desa

Desa Ponjong dibagi menjadi 11 wilayah Padukuhan 11 RW dan 46 RT.

Tabel 2.16

Pembagian Wilayah Desa

No Padukuhan Jumlah. Rw Jumlah. Rt

1. Karangijokulon 1 5

2. Karangijowetan 1 4

3. Sumber Lor 1 5

4. Sumber Kidul 1 4

5. Ponjong 1 4

6. Duren 1 4

7. Kuwon 1 4

8. Serut 1 4

9. Jaten 1 4

10. Tembesi 1 4

11. Padangan 1 4

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2015

Setiap padukuhan dipimpin oleh seorang Dukuh sebagai kepala wilayah

dipadukuhan setempat. Dan setiap RW dan RT. Dipimpin oleh seorang Ketua RW

dan RT. Sebagai mitra Dukuh dalam melaksanakan tugasnya

Page 55: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

42

f. Struktur Pemerintahan Desa

Desa Ponjong di pimpin oleh seorang Kepala Desa yang di bantu oleh

beberapa orang Pamong desa yang bertanggungjawab terhadap jalannya

pemerintahan di desa, secara umum kondisi struktur pemerintahan di desa

Ponjong dapat di uraikan sebagai berikut

Gambar 2.3

Struktur Pemerintahan Desa Ponjong Kecamatan Ponjong Kabupaten

Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Sumber Data : Profil Desa Ponjong

Kepala Desa

Sekretaris Desa

Kepala

Urusan

Tata

Usaha dan

Umum

Kepala

Urusan

Perencanaan

Kepala Seksi

Kesejahteraan

Kepala Seksi

Pemerintahan

Kepala

Urusan

Keuangan

Kepala Seksi

Pelayanan

Dukuh

Page 56: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

43

Tabel. 2. 17

DATA APARAT PEMERINTAH DESA :

No.

Urut

Nama Tempat, Tanggal

Lahir

Pendidikan Agama Jabatan Nomor Dan Tanggal Sk

Pengangkatan Pelantikan

1. Arif Al Fauzi Gunungkidul, 13

Nopember 1967

SLTA Islam Kepala Desa 141/262/PG/KPTS/2015 17 Desember 2015

2. Eka Nur Bambang Wacana, S.E. Gunungkidul, 12 Juli

1974

S 1 Islam Sekretaris Desa 01/KPTS/2004 19 Januari 2004

3. Budiman Setyanugroho, S.P. Gunungkidul, 17

Desember 1974

S 1 Islam Kepala Bagian

Pemerintahan

14/KPTS/2004 14 Oktober 2004

4. Parja Gunungkidul, 16

Februari 1960

SLTA Islam Kepala Bagian

Pembangunan

7/KPTS/PD/1993 01 April 1993

5. Jahidi Gunungkidul, 13

Agustus 1955

SLTA Islam Kepala Bagian

Kesejahteraan

Rakyat

44/KPTS/PD/1990 20 Desember 1990

6. Tukiman Gunungkidul, 2 Mei

1954

SLTA Islam Kepala Urusan

Keuangan

45/KPTS/PD/1990 20 Desember 1990

7. Ahmad Suryana Gunungkidul, 2

Nopember 1969

SLTA Islam Kepala Urusan

Umum

11/KPTS/LD/2002 18 Oktober 2002

8. Puji Astuti Gunungkidul, 21

Desember 1972

SLTA Islam Kepala Urusan

Perencanaan

12/KPTS/LD/2002 18 Oktober 2002

9. Basuki Gunungkidul, 17

April 1971

SLTA Islam Dukuh

Karangijokulon

05/KPTS/2009 19 Januari 2009

10. Sugiyo Gunungkidul, 21

Mei 1958

SLTA Islam Dukuh

Karangijowetan

12/KPTS/PD/1998 26 Maret 1998

Page 57: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

44

11. Sutino Gunungkidul, 28 Juli

1973

SLTA Islam Dukuh Sumber Lor 13/KPTS/LD/2002 18 Oktober 2002

12. Doonye Ariestiyanto, Amd Gunungkidul, 17

April 1978

D III Islam Dukuh Sumber

Kidul

17/KPTS/2012 30 November 2012

13. Ratiman Gunungkidul, 22

Nopember 1972

SLTA Islam Dukuh Ponjong 16/KPTS/X/2004 14 Oktober 2004

14. Waluyo Gunungkidul, 21

April 1972

D II Islam Dukuh Duren 13/KPTS/LD/2002 18 Oktober 2002

15. Sukatno Gunungkidul, 6

September 1970

SLTP Islam Dukuh Kuwon 02/KPTS/2008 23 Januari 2008

16. Saparti Gunungkidul, 21

April 1966

SLTP Islam Dukuh Serut 13/KPTS/LD/2002 18 Oktober 2008

17. Tumiyo Gunungkidul, 9

Maret 1965

SLTA Islam Dukuh Jaten 09/KPTS/2005 08 Desember 2005

18. Astutik Purwandari Gunungkidul, 14

Aprili 1979

SLTP Islam Dukuh Tembesi 18/KPTS/PD/2012 30 November 2012

19. Sigit Supriyanto Gunungkidul, 19

September 1979

SLTP Islam Dukuh Padangan 19/KPTS/2012 30 November 2012

20. Aris, S.Pd Gunungkidul, 13 Juli

1972

SI Islam Staf. Kabag.

Pembangunan

04/KPTS/2008 30 November 2012

21. Afriyani Gunungkidul, 21

Februari 1990

SMEA Islam Staf. Kabag. Kesra 20/KPTS/2012 30 November 2012

22. Iksan Dwi Nanda Gunungkidul, 10

Juni 1985

S I Islam Staf. Kabag.

Pembangunan

21/KPTS/2012 30 November 2012

Page 58: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

45

STRUKTUR KEPENGURUSAN BUMDES “HANYUKUPI”

PERIODE 2015-2020

1. Komisari : Arif Al Fauzi

2. Pengawas : Drs. Mudjija

Supriono

Supanto

Tri Hesti

Budiman Setyagraha

3. Direktur Utama : Anang Sutrisno

4. Direktur Keuangan : Nurudin Jauhari

5. Direktur Administrasi : Wakhid Aryanto

6. Direktur SDM : Ahmad Sunardi

7. Unit Waterbyur : Arif Nurdianto

A. Gambaran Organisasi BUMDesa “Hanyukupi”

BUMDesa “Hanyukupi” Desa Ponjong adalah organisasi formal yang

digerakkan dengan menggunakan prinsip prinsip manajemen organisasi

perusahaan milik pemerintah desa. Manajemen organisasi dilakukan agar

organisasi berjalan efektif, profesional, dan akuntabel. Landasan pokok

manajemen organisasi berdasarkan Anggaran Dasar BUMDesa sebagai basis

regulasi yang disepakati dan dilaksanakan bersama. Jenis usaha yang dilakukan

oleh BUMDesa “Hanyukupi” yaitu:

Page 59: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

46

1) Unit Water Byur

Water byur merupakan mini water boom sebagai brand usaha. Wahana ini

dibuka pada bulan Juni 2012, melalui pendanaan PNPM Mandiri Perkotaan

dengan menelan biaya sebesar Rp.1.000.000.000,00. Sarana water byur

menyediakan sarana bermain, renang, dan fish treatment. Ada juga taman

sebagai sarana bermain bagi anak-anak. Pada sisi bagian utara kawasan water

byur, digunakan sebagai sarana mandi dan mencuci bagi masyarakat setempat.

Sejak sebelum dibangun water byur, lokasi ini telah digunakan sebagai sarana

mandi bagi warga sekitar, pemenuhan kebutuhan air bersih, dan irigasi sawah

pertanian masyarakat. Kondisi saat ini sarana tempat mencuci dan mandi,

sudah dilengkapi fasilitas yang tertutup.

2) Taman Kuliner

Taman kuliner dibangun melalui pendanaan dari Satuan Kerja Direktorat

Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Taman kuliner telah berfungsi dan digunakan pengunjung untuk kegiatan

rapat-rapat, syawalan, outbond, dan paket kegiatan liburan sekolah.

3) Usaha Jasa Truck dan Traktor

Usaha ini untuk melayani warga masyarakat yang membutuhkan jasa angkutan

misalnya mengangkut hasil panen, mengangkut material, dan sebagainya.

Kegiatan ini sudah berjalan dua tahun. Truckadalah pinjam pakai aset milik

Dinas Perhubungan Kabupaten Gunungkidul, sementara BUMDesa

berkewajiban mengelola dan melakukan perawatan aset tersebut. Traktor

disewakan kepada petani.

Page 60: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

47

4) Sarana Lomba Burung Berkicau “Ponjong Enterprises”

Kegiatan burung berkicau dilaksanakan setiap hari Sabtu, sedangkan latihan

prestasi dilaksanakan setiap dua bulan sekali bagi para pecinta burung

berkicau. Slogannya adalah “papahnya nggantang, anaknya renang, dan

mamahnya senang”. Kegiatan ini mempunyai konsep terpadu sebagai sarana

keluarga melakukan aktivitas bersama di kompleks wisata. Bagi bapak bisa

melakukan kegiatan hobi produktif burung, pada saat bersamaan anak-anak

bisa renang, dan ibu-ibu juga turut senang mendukung aktivitas bapak dan

anaknya. Efek multiplier kegiatan tersebut telah mendatangkan keuntungan

sebesar Rp.7.000.000,00 sampai dengan Rp.8.000.000,00 per tahun dengan

jumlah modal sebesar Rp.16.000.000,00.

5) Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPSP) Reduced, Reused, Recycle (3R)

Sarana TPSP berlokasi di padukuhan Tembesi dikelola oleh KSM Ngudi

Resik, sebagai kelompok masyarakat (Pokmas) yang bertugas melaksanakan

pengelolaan sampah. Biaya kegiatan ini sebesar Rp.550.000.000,00 bersumber

dari Dinas PUPESDM D.I. Yogyakarta. Bentuk kegiatan yaitu pembuatan

kantor, gedung pengelolaan sampah, pengadaan alat, dan layanan pengambilan

sampah dengan sasaran sebanyak 250 (dua ratus lima puluh) orang. Sampah

diambil dua kali dalam seminggu. Sumber pembiayaan untuk menunjang

keberlanjutan pengelolaan sampah yaitu dari iuran pelanggan sebesar

Rp.10.000,00 per bulan.

6) Kandang Sapi Komunal

Kandang sapi komunal dikembangkan atas kerjasama BUMDesa dengan

Yayasan Saemaul Globalisasi Indonesia Korea Selatan. Kandang sapi komunal

Page 61: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

48

senilai Rp.67.000.000,00 berlokasi di Pedukuhan Jaten dengan kapasitas 50

ekor. Pengelolaan dengan sistem dana bergulir (revolving fund), yaitu

masyarakat mengembalikan dan bagi hasil dengan komposisi sebesar 60 %

dikembalikan ke masyarakat dan sebesar 40 % diberikan kepada

pemerintahdesa. Pengisian sapi difasilitasi oleh YSGI sebanyak 30 ekor

indukan sapi dan pemerintah desa senilai Rp.100.000.000,00.

7) Gedung Serba Guna

Sarana ini dibangun pada tahun 2017, atas kerjasama antara BUMDesa dengan

Yayasan Saemaul Globalisasi Indonesia Korea Selatan senilai

Rp.1.297.000.000,00. Pada saat peresmian gedung dilakukan oleh Wakil

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Rektor UGM, Kepala Pusat

Studi Trisakti UGM, dan Ketua Yayasan Saemaul Globalization Indonesia.

Gedung tersebut dipergunakan untuk kantor BUMDesa, kantor relawan YSGI

Korea, ruang meeting, ruang hall untuk arena olahraga, dan pertemuan warga.

Perkembangan hasil (outcomes) kegiatan BUMDesa dapat diuraikan

berdasarkan perkembangan keuntungan pada unit usahanya. Perkembangan

keuntungan pengelolaan water byur mengalami peningkatan jumlahnya dari

tahun ke tahun meskipun persentase pertumbuhannya mengalami perlambatan.

Berikut disajikan data hasil keuntungan water byur dari tahun 2012 sampai

dengan tahun 2016

Perkembangan hasil (outcomes) kegiatan BUMDesa dapat diuraikan

berdasarkan perkembangan keuntungan pada unit usahanya. Perkembangan

keuntungan pengelolaan water byur mengalami peningkatan jumlahnya dari tahun

Page 62: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

49

ke tahun meskipun persentase pertumbuhannya mengalami perlambatan. Berikut

disajikan data hasil keuntungan water byur

dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

Tabel. 2.18 Perkembangan Keuntungan Water Byur Tahun 2012-2016

No Tahun Jumlah (Rp) Pertumbuhan ( % )

1 2012 15.581.040 -

2 2013 32.482.370 108,47

3 2014 63.315.680 94,92

4 2015 91.422.450 44,39

5 2016 93.008.000 1,73

Sumber: BUMDesa “Hanyukupi”, 2017

Tabel. 2.18 menunjukkan bahwa selama periode tahun 2012-2016,

keuntungan BUMDesa “Hanyukupi” selalu mengalami peningkatan. Persentase

pertumbuhan keuntungan tertinggi pada tahun 2012-2013. Sedangkan kurun

waktu 2013-2016 persentase pertumbuhan mengalami penurunan. Pertumbuhan

pada tahun 2015 menuju tahun 2016 hanya sebesar 1,73 %.

Page 63: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

50

B. Manajemen Perencanaan

Penyusunan dan perumusan kebijakan, penetapan tujuan, sasaran, dan standar

organisasi BUM Desa “Hanyukupi” telah mengacu pada regulasi pemerintah desa

yaitu Peraturan Desa Ponjong Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pembentukan BUM

Desa. BUM Desa telah menetapkan tujuan organisasi yaitu untuk menampung

seluruh kegiatan masyarakat, baik yang berkembang menurut adat istiadat dan

budaya setempat, maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan

pengelolaannya kepada masyarakat melalui program Pemerintah, Pemerintah

Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten. BUM Desa “Hanyukupi” belum

memiliki perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka menengah atau

Rencana Strategis Bisnis sebagai dokumen perencanaan kurun waktu selama 5

(lima) tahun sehingga sebagai organisasi bisnis belum atau tidak memiliki visi,

misi dan tujuan organisasi yang menunjukkan gambaran masa depan yang akan

diwujudkan. Karena belum memiliki visi dan misi organisasi maka secara

otomatis BUMDesa belum memiliki indikator sasaran organisasi sebagai indikator

kinerja kunci (key performanceindicators) yang dijabarkan selama kurun waktu 5

(lima) tahun. Dokumen rencana yang dibuat oleh BUMDesa yaitu rencana kerja

tahunan BUMDesa dituangkan pada tabel sebagai berikut:

Page 64: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

51

Tabel. 2.19 Rencana Kerja BUMDesa “Hanyukupi” Tahun 2017

No Program Kegiatan Anggaran

(Rp)

Sumber Dana

1. Finishing

pembuatan

Jembatan

penyeberangan

Finishing

pembuatan

jembatan

10.000.000 SHU BUM Desa

2. Pengecatan slide

kolam

Pengecatan permainan

anak

3.500.000 BUM Desa

3. Reparasi kolam

dan sekitarnya

1) Perawatan kolam

2) Perbaikan kursi

tunggu

3) Penjagaan

kebersihan kolam

30.000.000 BUM Desa

4. Pelatihan

pengelolaan

tempat wisata

Pelatihan pengelolaan

obyek wisata

4.600.000 BUM Desa

5. Event

pariwisata

Festival kesenian

budaya dan kuliner

Ramadhan

5.000.000 BUM Desa

6. Pembukuan

laporan

Pembuatan laporan

keuangan setiap hari

500.000 BUM Desa

Page 65: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

52

7. Kordinasi rutin

Rapat internal BUM

Desa dan unit

pengelola

1.200.000 BUM Desa

8. CSR (Corporate

Social

Responsibility)

Beasiswa untuk warga

kurang mampu

Diambilkan

2.5% dari

keuntungan

bersih tiap

tahun

BUM Desa dan

Pemerintah Desa

9. Sosialisasi water

byur

Pembuatan kartu

member, leaflet

dan pamflet , media

sosial

1.500.000 BUM Desa

10. Laporan

Pertanggung

jawaban

Laporan

Pertanggungjawaban

5.000.000 BUM Desa

11. Evaluasi

pengelola water

byur dan kuliner

Rollingdan rekruitmen

Pengelola

1.000.000 BUM Desa

12. Pembentukan

unit baru

Rekruitmen pengelola 1.000.000 BUM Desa

13. Asuransi

kesehatan BPJS

untuk pengurus

dan pengelola

BPJS kesehatan 18.720.000 BUM Desa

Page 66: YOGYAKARTArepo.apmd.ac.id/589/1/BESTARI DWI PUTRA 14520121 2.pdf · 2019. 2. 1. · Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada: Hari : Rabu Tanggal Pukul Tempat

53

Berdasarkan rencana kerja bisnis tahunan tersebut telah direncanakan

kegiatan prioritas BUM Desa selama tahun 2017, berikut sumber pembiayaannya.

Rencana kerja tersebut sebagai panduan bagi organisasi untuk melaksanakan

kebijakan operasional kegiatan selama 1 (satu) tahun. Hal yang masih kurang dari

dari rencana tersebut adalah belum adanya indikator rencana kegiatan yang

bersifat hasil (outcomes) terlebih lagi untuk persyaratan dokumen rencana bisnis

perusahaan yang baik harus mencantumkan indikator yang SMART (spesific,

measurable, achievable, realistic, and time bond). Rencana kerja bisnis tersebut

juga belum memasukkan rencana pengembangan tipe-tipe BUM Desa dan diversi

fikasi produk layanan. Menurut kategorisasi tipe BUM Desa, BUM Desa

“Hanyukupi” masih termasuk kategori BUM Desa Serving yang masih lebih

banyak bergerak dalam layanan dasar kepada masyarakat, memberikan social

benefit meskipun memperoleh laba, dan belum murni profit oriented. BUM Desa

“Hanyukupi” belum merencanakan untuk berdagang kebutuhan pokok dan sarana

produksi pertanian. Kategori BUM Desa berdasarkan kecenderungan umum dan

orientasi kinerjanya terdapat 4 (empat) kategori yaitu : 1) BUMDesa Serving; 2)

BUM Desa Banking; 3) BUMDesa Brokering dan renting; dan 4) BUM Desa

Trading (Eko, 2015).