new sekolah tinggi pembangunan masyarakat desa “apmd”repo.apmd.ac.id/618/1/repo tesis...

78
EVALUASI DAMPAK K P DesaKepuharjodanDesaW UntukMemenuhiS Pada Ko SEKOLAH TINGGI P KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG RE PASCA ERUPSI MERAPI 2010 (StudiDeskriptifEvaluatif di WukirsariKecamatanCangkringanKabupate TESIS SebagianPersyaratanMencapaiDerajatMagis a Program StudiIlmuPemerintahan KonsentrasiKepemerintahanDesa Diajukanoleh: RUSWANTORO 16610053 PROGRAM MAGISTER PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “A YOGYAKARTA 2018 ELOKASI enSleman) ster APMD”

Upload: others

Post on 10-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG RELOKASI

PASCA ERUPSI MERAPI 2010

(StudiDeskriptifEvaluatif diDesaKepuharjodanDesaWukirsariKecamatanCangkringanKabupatenSleman)

TESIS

UntukMemenuhiSebagianPersyaratanMencapaiDerajatMagister

Pada Program StudiIlmuPemerintahan

KonsentrasiKepemerintahanDesa

Diajukanoleh:

RUSWANTORO

16610053

PROGRAM MAGISTER

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2018

EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG RELOKASI

PASCA ERUPSI MERAPI 2010

(StudiDeskriptifEvaluatif diDesaKepuharjodanDesaWukirsariKecamatanCangkringanKabupatenSleman)

TESIS

UntukMemenuhiSebagianPersyaratanMencapaiDerajatMagister

Pada Program StudiIlmuPemerintahan

KonsentrasiKepemerintahanDesa

Diajukanoleh:

RUSWANTORO

16610053

PROGRAM MAGISTER

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2018

EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG RELOKASI

PASCA ERUPSI MERAPI 2010

(StudiDeskriptifEvaluatif diDesaKepuharjodanDesaWukirsariKecamatanCangkringanKabupatenSleman)

TESIS

UntukMemenuhiSebagianPersyaratanMencapaiDerajatMagister

Pada Program StudiIlmuPemerintahan

KonsentrasiKepemerintahanDesa

Diajukanoleh:

RUSWANTORO

16610053

PROGRAM MAGISTER

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2018

Page 2: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

PENGESAHAN

TESIS

EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG RELOKASI

PASCA ERUPSI MERAPI 2010

(StudiDeskriptifEvaluatif diDesaKepuharjodanDesaWukirsariKecamatanCangkringanKabupatenSleman)

oleh:

RUSWANTORO

16610053

Disahkanoleh Tim Penguji

Padatanggal, 31Juli 2018

Susunan Tim Penguji

Pembimbing (KetuaTim Penguji)

Rr. Leslie Retno Angeningsih, Ph.D. …………………….

Penguji I

Gregorius Sahdan, S.IP, M.A ..……………………

Penguji II

Ir. Muhammad Barori, M.Si ………………………

Yogyakarta, 31Juli 2018

Mengetahui

Direktur Program Magister IlmuPemerintahan

Dr. R. WidodoTriputro,MM

Page 3: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawahini :

Nama : Ruswantoro

NomorMahasiswa : 16610053

Jurusan : PemerintahanDesa

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul EVALUASI DAMPAKKEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG RELOKASI PASCA ERUPSI MERAPI 2010,Studi di Desa Kepuharjo dan Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan KabupatenSleman, adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya sendiriyang dipakai sebagai acuan atau kutipan telah disebutkan dalam teks dengan mengikutitata penulisan karyailmiah yang telah lazim dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersediamenerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dariProgram Magister IlmuPemerintahan STPMD “APMD”

Yogyakarta, 16Juli 2018

Yang menyatakan

Ruswantoro

16610053

Page 4: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarohkatuh, Salam sejahtera

bagikita semua. Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa, Zat pengatur segala urusan,

penggenggam kehidupan alam semesta, sutradara abadi kehidupan sepanjang

masa yang telah tiada henti-hentinya melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya

kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik dengan

judul : “EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANGRELOKASI PASCA ERUPSI MERAPI 2010” (Penelitian Deskriptif Evaluatif

dengan metode Kualitatif di Desa Kepuharjo dan Desa Wukirsari Kecamatan

Cangkringan Kabupaten Sleman). Tesis ini disusun dan diajukan sebagai salah

satu syarat untuk memenuhi dan mencapai gelar Magister Ilmu Pemerintahan

pada Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

Keberhasilan penyusunan tesis ini tidak lepas dari bimbingan, arahan dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan rasa hormat dan rendah hati

sebagai ungkapan rasa syukur ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. R. WidodoTriputro,MM selaku Direktur Program Magister Ilmu

Pemerintahan STPMD”APMD” Yogyakarta.

2. IbuRr. Leslie Retno Angeningsih, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I yang

dengan sabar, teliti dan ketulusannya memberikan bimbingan, arahan serta

bantuannya sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan tesis ini

dengan baik.

3. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP., MA, selaku Dosen Pembimbing II yang

dengan sabar dan ketulusannya telah banyak meluangkan waktu untuk

membimbing, mengarahankan dan memberikan bantuannya kepada peneliti

sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan tesis ini.

4. Para Dosen dan semua Staf Karyawan Program Magister Ilmu Pemerintahan

STPMD ”APMD” Yogyakarta yang telah mendukung terselesainya tesis ini.

Page 5: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

v

5. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sleman yang telah

membantu memberikan informasi dan mengizinkan melaksanakan penelitian

ini.

6. Camat Cangkringan yang telah memberikan izin penelitian.

7. Kepala Desa Kepuharjo danDesa Wukirsari yang telah memberikan data dan

izin penelitian.

8. Para Tokoh Masyarakat Hunian Tetap (HUNTAP) Pagerjurang Desa

Kepuharjo dan Dongkelsari Desa Wukirsari yang telah meluangkan waktu

dengan jujur dan ketulusan hati memberikan masukan data dan informasi

untuk penelitian ini.

9. Teman-teman seperjuangan di Program Magister Ilmu Pemerintahan STPMD

”APMD” Yogyakarta terimakasih buat candatawanya, kebersamaan, masukan

dan dukungannya selama ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu pelaksanaan penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu peneliti mohon kepada para pembaca atas masukan, saran dan kritik

yang membangun guna kesempurnaan tesis ini. Peneliti berharap tesis yang

sederhana ini semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Atas segala bantuan

selama proses penelitian peneliti sampaikan banyak terimakasih, semoga

menjadi amal dan ibadah serta Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa memberikan

balasan yang terbaik.

Yogyakarta, 16Juli 2018

Penulis

Ruswantoro

Page 6: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

vi

MOTTO

1. Memulai dengan penuh keyakinan, menjalankan dengan penuhkeikhlasan, menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan.

2. Manusia dalam hidupnya selalu terombang ambing antara suka dan duka,antara senyum dan tangis.

3. Keikhlasan dan rasa syukur dalam menjalani hidup adalah kunci utamamenghilangkan beban hidup yang dirasaberat.

4. Bekerjakeraslah untuk menjadi baik dan berjalanlah lebih cepat agarmenjadi yang terbaik.

5. Orang-orang yang berhenti belajara kanmenjadi pemilik masa lalu danorang-orang yang masih terus belajarakan menjadi pemilik masa depan.(Mario Teguh)

6. Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba,karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan membangunkesempatan untuk berhasil.(Mario Teguh)

7. Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang bolehdirebut oeh manusia ialah menundukkan diri sendiri.(IbuKartini)

8. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapibangkit kembali setiap kali kita jatuh.(Confosius)

9. Di sebalik orang anak yang badung, ada doadan nasehat yang tidak pernahhabis dari ayah dani bunya dan disebalik orang tua yang kurang terpuji,ada doadan usaha yang tak pernah putus dari seoranganaknya.(AnungWidowati)

10. Kun Fayakuun, apabila Allah menghendaki cukupberkata “Jadilah”.

Page 7: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

vii

PERSEMBAHAN

Tesisini aku persembahkan untuk :

1. Kedua orang tuaku yang sangat saya hormati dan sayangi, bapakH. Suradi. HS(Alm) dan ibu Haris Santoso, terimakasih untuk semua do’a, kasih sayang,bimbingan, dorongan dan motivasinya. Sungguh Allah memberikan apa yang kitabutuhkan bukan yang kita inginkan. Anakmu tidak menginginkan bapak untukpergi selamanya, tapi anakmu sadar bahwa Allah punya rahasia besar dibalikkembalimu kepada Allah Yang MahaKuasa, dan keyakinan menuntunku bahwaAllah punya rahasia besar dibalik semua ini. Ya Allah ampunilah dosa keduaorang tuaku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku diwaktukecil.

2. IstrikuA. Widowati, S.Pd,dan anak-anakku yang akusayangi, M. GanangRiswantoro Jati,SS.Tp, M. Seylendra Riswantoro Ajidan M. GalihNalendra Jati yang selama ini banyak waktu meninggalkan mereka untuk belajar,terimakasih atas dukungan do’a dan motivasinya selama ini.

3. Bapak Camat Cangkringan, EdyHermana,SH,M.Hum, bapak KadesWukirsari, Fuad Jauhari Ludfi dan bapak Kades Kepuharjo, HeriSupraptoyang telah memberikan izin dan kesempatan untuk belajar, member semangat sertamembantu kelancaran kepada penulis.

4. Teman-temanbaikku, sekantor Kecamatan Cangkringan dan Desa Wukirsari,yang selalu memberikan dukungan, motivasi, semangat, bantuan dan telah banyakberkorban membantu menyelesaikan tugas-tugas kuliah dan tesis ini.

5. Almamaterku tercinta STPMD “APMD” yang telah menyemangati,membesarkan dan membekaliku ilmu untuk menyelesaikan tesis ini.

Page 8: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR ............................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

DAFTAR PETA ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................... xv

INTISARI ............................................................................................... xvii

ABSTRACT............................................................................................ xix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................... 12

C. Perumusan Masalah ............................................................ 13

D. Tujuan Penelitian .................................................................. 13

E. Manfaat Penelitian ................................................................ 14

F. Kerangka Konseptual............................................................ 15

1. Implementasi ................................................................... 15

Page 9: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

ix

2. Kebijakan ......................................................................... 15

3. Pemerintah ...................................................................... 17

4. Relokasi ........................................................................... 19

5. Kebijakan Publik Penanganan Bencana .......................... 20

a. Pengertian Bencana .................................................... 20

b. Konsep Penanggulangan Bencana ............................. 20

c. Sistim Penanggulangan Bencana ................................ 21

d. Upaya Penanggulangan Bencana ............................... 22

G.Metode Penelitian ................................................................ 22

1. Desain dan Jenis Penelitian ............................................. 22

2. Unit Analisis dan Penentuan Informan ............................. 24

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................... 25

4. Teknik Analisis Data ........................................................ 28

BAB II. DESKRIPSI WILAYAH RELOKASI DESA WUKIRSARI DANDESA KEPUHARJO

A. Kondisi umum Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo ........... 31

1. Kondisi Fisik ..................................................................... 31

a. Kondisi Geografis ........................................................ 31

b. Topografi ..................................................................... 37

c. Kondisi Hidrologis ........................................................ 37

d. Kondisi Iklim ................................................................ 39

e. Kondisi Tata Guna Lahan ............................................ 40

2. Kondisi Demografis .......................................................... 42

a. Jumlah Penduduk ........................................................ 42

b. Tingkat Kepadatan Penduduk ..................................... 44

Page 10: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

x

c. Tingkat Usia Penduduk ............................................... 45

3. Kondisi Fasilitas Umum, Sosial dan Ekonomi .................. 47

a. Fasilitas Pendidikan ..................................................... 47

b. Fasilitas Kesehatan ..................................................... 49

c. Fasilitas Ekonomi ........................................................ 50

d. Fasilitas Olah Raga ..................................................... 52

e. Fasilitas Ibadah ........................................................... 53

B. Karakteristik Informan .......................................................... 54

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN EVALUASIDAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANGRELOKASI KORBAN ERUPSI MERAPI 2010

A. Tahapan Proses Perencanaan ............................................ 58

1. Dari Sisi Masukan (Input) Kebijakan Relokasi ................. 58

a. Pedoman Pelaksanaan Kebijakan Relokasi ................ 58

b. Kesipan dan Ketersediaan Lahan Relokasi ................. 61

c. Efektifitas dan Efisiensi Perencanaan Pembangunan . 65

d. Responsivitas Masyarakat Dalam Perencanaan

Pembangunan ............................................................. 66

e. Perataan dan Kesamaan Dalam Perencanaan

Pembangunan ............................................................. 67

2. Darisisi Konteks (Context) Kebijakan Relokasi ................ 68

a. Dukungan Masyarakat Terhadap Kebijakan Relokasi .. 68

b. Dukungan Lingkungan Fisik Terhadap Kebijakan

Relokasi ...................................................................... 69

Page 11: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

xi

B. Tahapan Proses (Process) Pelaksanaan Kebijakan ............ 71

1. Efektifitas Program dan Kebijakan relokasi ..................... 71

2. Efisiensi dan Ketepatan Waktu Pelaksanaan dan

Kebijakan Relokasi .......................................................... 73

3. Responsivitas Masyarakat Dalam Pelaksanaan

Pembangunan ................................................................. 74

C. Produk (Product) Hasil Pelaksanaan Kebijakan Relokasi .... 77

1. Hasil dan Kelayakan Pembangunan Sarana dan

Prasarana ........................................................................ 77

2. Kecukupan Dana Yang Digunakan .................................. 80

3. Efektifitas dan Efisiensi Dana Yang Digunakan ............... 81

4. Responsivitas Kepuasan dan Dampak Sosial Kebijakan

Relokasi ........................................................................... 82

a. Responsivitas Kepuasan Hasil Pelaksanaan

Kebijakan Relokasi ...................................................... 82

b. Dampak Sosial Hasil Pelaksanaan Kebijakan

Relokasi ....................................................................... 87

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ...................................................................... 92

2. Saran-Saran .................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 100

LAMPIRAN

Page 12: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perkembangan Masalah Sosial 4 Tahun Terakhir .................. 8

Tabel 2. Tata Guna Lahan Desa Wukirsari ........................................... 41

Tabel 3. Tata Guna Lahan Desa Kepuharjo ......................................... 42

Tabel 4. Sebaran Penduduk Desa Wukirsari Menurut Jenis Kelamin ... 43

Tabel 5. Sebaran Penduduk Desa Kepuharjo Menurut Jenis Kelamin . 44

Tabel 6. Sebaran Penduduk Desa Wukirsari Menurut Tingkat Usia ..... 46

Tabel 7. Sebaran Penduduk Desa Kepuhajo Menurut Tingkat Usia ..... 47

Tabel 8. Fasilitas Pendidikan Desa Wukirsari dan Kepuharjo ............... 48

Tabel 9. Fasilitas Kesehatan Desa Wukirsari dan Kepuharjo ............... 49

Tabel 10. Mata Pencaharian Penduduk di Desa Wukirsari dan

Dan Kepuharjo ...................................................................... 51

Tabel 11. Fasilitas Ekonomi di Desa Wukirsari dan Kepuharjo ............. 52

Tabel 12. Fasilitas Olah Raga di Desa Wukirsari dan Kepuharjo ......... 53

Tabel 13. Sebaran Pemeluk Agama di Desa Wukirsari dan Kepuharjo. 54

Tabel 14. Fasilitas Ibadah di Desa Wukirsari dan Kepuharjo ................ 55

Tabel 15. Karakteristik Informan ........................................................... 55

Page 13: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

xiii

DAFTAR PETA

Halaman

Peta 1. Peta Kecamatan Cangkringan .................................................. 32

Peta 2. Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

Gunung Merapi Kecamatan Cangkringan ................................ 33

Peta 3. Peta Administrasi Desa Wukirsari ............................................ 35

Peta 4. Peta Administrasi Desa Kepuharjo ........................................... 36

Peta 5. Peta Kawasan Rawan Bencana Merapi ................................... 63

Peta 6. Peta Rencana Sebaran Hunian Tetap ...................................... 64

Peta 7. Peta Sebaran Hunian Tetap ..................................................... 64

Page 14: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Hunian Tetap Pagerjurang Desa Kepuharjo ....................... 84

Gambar 2. Hunian Tetap Dongkelsari Desa Wukirsari ......................... 85

Gambar 3. Limbah Kandang Komunal Huntap Pagerjurang Kepuharjo 86

Gambar 4. Kandang Komunal Pagerjurang Kepuharjo Yang Kosong . 91

Page 15: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

xv

DAFTAR SINGKATAN

1. BNPB : BadanNasionalPenanggulanganBencana

2. BPBD : BadanPenanggulanganBencana Daerah

3. BPD : BadanPermusyawaratanDesa

4. DMP : Disaster Management Paln

5. FASEK : FasilitasEkonomi

6. FASOS : FasilitasSosial

7. FASUM : FasilitasUmum

8. HUNTAP : HunianTetap

9. HUNTARA : HunianSementara

10.KADES : KepalaDesa

11.KEPMEN : KeputusanMenteri

12.KEPRES : KeputusanPresiden

13.KP : KelompokPemukim

14.KRB : KawasanRawanBencana

15.LPMD : LembagaPemberdayaanPemerintahanDesa

16.LSM : LembagaSwadayaMasyarakat

17.PAUD : PendidikanUsiaDini

18.PERBUP : PeraturanBupati

19.PERDA : Peraturan Daerah

20.PERDES : PerangkatDesa

21.PERGUB : PeraturanGubernur

22.PERKA : PeraturanKepala

23.PKK : PemberdayaanKesejahteraanKeluarga

24.PNS : PegawaiNegeriSipil

25.PP : PeraturanPemerintah

26.PT : PerguruanTinggi

27.PUSKESMAS : PusatKesehatanMasyarakat

28.PUSTU : PuskesmasPembantu

29.REHAB-REKON : RehabilitasidanRekontruksi

Page 16: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

xvi

30.REKOMPAK :

RehabilitasidanRekontruksiMasyarakadanPermukimanBer

basisKomunitas

31.RENAKSI-RR : RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksi

32.RUKIT : RumahSakit

33.SARA : Suku Agama RasdanAdatIstiadat

34.SD : SekolahDasar

35.SMP : SekolahMenengahPertama

36.SMTA : SekolahMenengah Tingkat Atas

37.SOP : StandarOperasionalProsedur

38.TK : Taman KanakKanak

39.TKD : Tanah KasDesa

40.TNI-AD : TentaraNasional Indonesia-AngkatanDarat

41.UGM : Universitas Gajah Mada

Page 17: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

xvii

INTISARI

Seiring dengan berjalannya waktu 8 tahun setelah erupsi (2010-2018),pemerintah melakukan relokasi para korban erupsi Merapi 2010 yang awalpertimbangan dasar hanya didasarkan pada aspek aman dari ancaman bencanasemata belum sepenuhnya mempertimbangkan aspek sosial yang lain kenyataanyakebijakan relokasi belum sepenuhnya mampu menjawab dan menyelesaikanmasalah yang di hadapi para korban erupsi. Evaluasi Kebijakan Relokasi pentinguntuk dilaksanakan di HunianTetap Dongkelsari Desa Wukirsari dan Hunian TetapPagerjurang Desa Kepuharjo dengan tujuan untuk mengetahui dan mendekripsikankeberhasilan, kekurangan, faktorpendukung dan penghambat atas ke bijakanRelokasi di kedua desa tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian deskriptifevaluative dengan metode kualitatif. Obyek penelitiannya tentang Relokasi KorbanBencana Erupsi Merapi 2010 dengan mengambil lokasi di Hunian TetapPagerjurang Desa Kepuharjo dan Hunian Tetap Dongkelsari Desa WukirsariKecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Metode dalam penentuan informanmenggunakan teknik Purposive dengan informan sebanyak 26 orang Teknikpengumpulan datanya dengan menggunakan Observasi, Wawancara mendalamdan Dokumentasi. Teknik analisis data peneliti menggunakan teknik mengolah datadengan Editing, Coding danTabulasi.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh dari lapanganmayoritas kalangan secara umum berpendapat bahwa kebijakan relokasi di keduadesa cukup berhasil dan sangat baik. Persiapan relokasi berjalan lancar, lokasirelokasi tersedia serta pelaksanaan pembangunan Huntap dan sarana prasaranapendukungnya cukup baik dan pembangunannya dapat selesai tepat waktu, tetapibukan berarti semuanya tanpa ada masalah. Kekurangan atas adanya Kebijakanrelokasi dilihat dari aspek Persiapan Tempat atau Lokasi Relokasi, PembangunanHunianTetap dan Sarana Prasarana Pendukung serta Penyediaan Lahan untukberaktifias baik Lahan Pertanian, Peternakan, maupun Perikanandisetiaplokasidiantara, Lokasi relokasi yang disediakan dan diberikan relativesempit, HunianTetap (HUNTAP) dibangun secara berjajar memanjang danberhimpitan, Pembangunan Fasilitas Umum, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Ekonomibelum merata serta tidak tercukupinya lahan untuk beraktifitas untukPertanian,Peternakan dan Perikanan di setiap HunianTetap.

Page 18: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

xviii

Faktor pendukung kegiatan relokasi: adanya SOP (Standar OperasionalProsedur) yang jelas, tersedianya lahan relokasi, tingkat kesadaran masyarakatakan pentingnya keamanan terhadap resiko ancaman bencana yang cukuptinggi,melibatkan warga masyarakat secara kongkrit dan riil dalam setiap pengambilankeputusan, adanya sarana dan prasarana yang mendukung, serta kuatnya swadayadan rasa kegotong-royongan masyarakat.

Faktor yang menghambat kegiatan relokasi : belum tersosialisasinya SOP(Standar Operasional Prosedur) sampai lapisan masyarakat yang terendah,lokasirelokasi yang sempit dan tidak rata (terasering), rendah nyatingkat pendidikandan pengalaman masyarakat dibidang pembangunan, kurangnya relawanpendamping, masihadanya ego pribadi yang kuat serta kurang percayanya terhadapprogram ini, serta masih adanya aturan dankebijakan yang saling berbenturan.

Dengan melihat faktor-faktor pendukung dan penghambat di atas penelitimenyarankan agar semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah mampumenjaga, memelihara dan mengembang kanapa yang sudah dicapai dan dikatakanberhasil selama ini, menghilangkan apa yang menjadikan hambatan-hambatan yangada dan menambah serta memperkuat faktor-faktor pendukung yang ada selamaini, baik yang di miliki warga masyarakat, pemerintah maupun lembaga-lembagayang lain yang terlibat.

Kata-kata Kunci :Bencana,Kebijakan, Relokasi.

Page 19: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

xix

ABSTRACT

As time goes by 8 years after the eruption (2010-2018), the government

relocates the victims of the 2010 Merapi eruption, whose initial basic considerations

based solely on safe aspects of disaster threats have not fully considered other social

aspects. In fact, the relocation policy has not been fully able to answer and solve the

problems faced by the eruption victims. Relocation Policy Evaluation is important to be

carried out in Dongkelsari Permanent Residential in Wukirsari Village and Permanent

Residential Shelter in Kepuharjo Village with the aim of knowing and describing

successes, deficiencies, supporting factors and obstacles to Relocation policies in both

villages.

The research method used is a descriptive evaluative research approach with

qualitative methods. The object of his research was the Relocation of Merapi Eruption

Disaster Victims in 2010 by taking the location in Pagerjurang Permanent Residential,

Kepuharjo Village and Dongkelsari Permanent Residential in Wukirsari Village,

Cangkringan District, Sleman Regency. The method in determining the informant uses

Purposive techniques with 26 informants. Data collection techniques using observation,

in-depth interviews and documentation. Data analysis techniques researchers use data

processing techniques with editing, coding and tabulation.

Based on the results of research and analysis of data obtained from the field

the majority of people in general argue that the relocation policy in both villages is quite

successful and very good. The relocation preparation went smoothly, the relocation

location was available and the implementation of the Huntap construction and

supporting infrastructure was quite good and the construction could be completed on

time, but that did not mean that all without problems. Disadvantages of the relocation

policy seen from the aspect of the preparation of the location or location of relocation,

construction of permanent housing and supporting infrastructure facilities as well as the

provision of land for activities both agricultural, animal husbandry and fisheries in each

location, the location of relocation provided and given relatively narrow, permanent

Page 20: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

xx

occupancy (HUNTAP ) built in a row extending and coinciding, Construction of Public

Facilities, Social Facilities and Economic Facilities not evenly distributed and

inadequate land for activities for Agriculture, Livestock and Fisheries in each Permanent

Residential.

Supporting factors for relocation activities: the existence of a clear SOP

(Standard Operating Procedure), availability of relocation land, high level of public

awareness of the importance of security against the risk of disaster threat, involving

citizens in a concrete and real way in every decision making, facilities and infrastructure

support, as well as strong self-help and a sense of community cooperation.

Factors that hinder relocation activities: not yet socialized SOP (Standard

Operating Procedure) to the lowest level of society, location of narrow and uneven

relocation (terracing), low level of education and experience of the community in the

field of development, lack of companion volunteers, still a strong personal ego and lack

of trust in this program, as well as the existence of rules and policies that clash with

each other.

By looking at the supporting and inhibiting factors above, the researcher

suggests that all parties, both the community and the government, are able to maintain,

maintain and develop what has been achieved and said to be successful so far,

eliminating what makes the obstacles and increases and strengthens the factors.

supporting factors that have existed so far, both those owned by community members,

the government and other institutions involved.

Key Words: Disaster, Policy, Relocation.

Page 21: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

1

BAB I

PENDAHULUHAN

A. LatarBelakang Masalah

Bencana Erupsi Merapi 2010 yang tepatnya terjadi pada tanggal 26 Oktober

2010 dan 5 November 2010 disamping mendatangkan korban jiwa juga

menimbulkan kerugian harta benda, kerusakan pemukiman, infrastrukturdan

kerusakan vegetasi di masyarakat lereng Merapi juga memberikan dampak yang

luar biasa pada kondisi sosial masyarakatnya antara lain berdampak pada aspek

mental, spiritual, pendidikan, sumberdaya alam, menurunnya ekonomi lokal dan

hilangnya mata pencaharian sebagian besar masyarakat lereng Merapi, yang hidup

dengan berbagai macam kegiatan yang produktif yaitu bertani, berkebun, beternak,

berdagang, menjual jasa serta kehidupan ekonomi lainnya.

Awalnya lingkungan seputaran daerah lereng Merapi merupakan lingkungan

alam yang mampu menjadi daya tarik bagi orang-orang yang hidupnya

menggantungkan pada sumber daya alam khususnya lahan pertanian, sehingga

menyebabkan orang-orang berdatangan, mengadu nasip dan akhirnya bermukim di

lereng Merapi dengan cara berkelompok membangun rumah dan membentuk

komunitas masyarakat.Letusan Merapi 2010 dengan awan panas dan material

vulkanik yang tertimbun di puncak Merapi telah mengakibatkan kerusakan yang

cukup hebat. Luncuran awan Panas yang menimbulkan dampak primer terutama

terjadi disekitar lereng puncak Merapi dan meluas melalui alur sungai yang berhulu

Page 22: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

2

dipuncak Merapi.Curah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi mampu

menggelontorkan material vulkanik dan menimbulkan dampak sekunder seperti

kerusakan infrastruktur pemukiman, pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan,

kehutanan, menimbulkan dampak pada sektor ekonomi, sosial, budaya dan

kesehatan masyarakat.

Perubahan lingkungan pemukiman serta perubahan kawasan rawan bencana

menyebabkan sebagian lingkungan pemukiman tidak sesuai dan tidak

memungkinkan lagi diperuntukkan sebagai kawasan hunian.Untuk mengatasi hal

tersebutagar tidak berkepanjangan menjadi beban berat masyarakat, pemerintah

telah melakukan proses pembangunan kembali pasca bencana Erupsi Gunung

Merapi yang dimulai setelah diresmikannya Rencana Aksi Rehabilitasi dan

Rekonstruksi (RENAKSI-RR) pasca Bencana Erupsi Merapi melalui Keputusan

Presiden Nomor 16 Tahun 2011.Pada wilayah aksinyaPeraturan Kepala BNPB

Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pedoman Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca

Bencana mengamanatkan prinsip pembangunan yang lebih baik,prinsip

pengurangan resiko bencana,dan prinsip berkelanjutan dalam pelaksanaan

rehabilitasi dan rekonstruksi.

Salah satu aksinya saat tanggap darurat dalam jangka pendek adalah

disamping mencarikan tempat dengan cara mengungsikan, jugamerelokasi warga

korban erupsi Merapi kedaerah yang dirasa lebih aman dengan cara membuatkan

Hunian Sementara (HUNTARA).Memasuki pertengahan tahun 2011 pelaksanaan

kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi mulai berjalan lebih efektif, dengan diawali

Page 23: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

3

pembenahan infrastuktur serta persiapan pembuatan Hunian Tetap baik di relokasi

mandiri ataupun ditempat yang telah disediakan pemerintah.

Pelaksanaan kegiatan pembuatan Hunian Sementara (HUNTARA) murni

dilakukan oleh pemerintah dan dilanjutkan pembangunan Hunian Tetap (HUNTAP)

yang didampingi oleh para relawan Rehabilitasi dan Rekontruksi Masyarakat dan

Pemukiman Berbasis Komunitas (REKOMPAK) dilaksanakan dengan cara

pemberdayaan yang melibatkan langsung warga masyarakat calon penghuni

Hunian Tetap.Salah satu pilihan pembangunan kembali pemukiman bagi korban

pasca erupsi Merapi adalah dengan menyediakan lahan hunian baru (resettlement),

baik yang dilaksanakan di lahan milik sendiri atau yang disediakan secara

berkelompok(Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 2011 tentang Rehap dan

Rekon Merapi).

Dana bantuan pemerintah yang diberikan lewat REKOMPAK untuk

pembangunan Hunian Tetap (HUNTAP) sebesar Rp. 30.000.000,-(tiga puluh juta

rupiah). Dana tersebut digunakan untuk membangun Huntap sampai berdiri

menjadi rumah sederhana, dalam kondisi lantai dan dinding belum di plester, belum

ada jendela dan pintu.Karena sebagian besar anggaran banyak terserap di

kerangka besinya yang diharapkan agar bangunan hunian tetaptersebut tahan

gempa sehingga mengharuskan dibagian kerangka harus kuat.Bagi yang

berperekonomian cukup mapan, rumah yang tadinya senilaiRp. 30.000.000,- (tiga

puluh juta rupiah), telah dikembangkan menjadi senilai 40 sampai dengan 60 juta.

Page 24: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

4

Sebagian warga mengatakan bahwa Hunian Tetap bagi warga korban Erupsi

Merapi memaksa masyarakat untuk beradaptasi dan merubah pola kehidupan,

terutama aspek sosial, ekonomi maupun politik warga masyarakat karena tata

kelola dan tata ruang pembangunan pemukiman yang mirip dengan pembangunan

perumahan di perkotaan.Keluasan Hunian Tetap untuk masing masing kepala

keluarga yang hanya berkisar kurang lebih 150 m2 masih dikurangi untuk Fasilitas

Umum (FASUM) dan dihuni tidak kurang dari 5-7 orang sudah barang tentu

dikemudian hari akan memunculkan dan menyebabkan masalah baru, karena

warga korban erupsi Merapi sebelumnya terbiasa melakukan aktivitas dilingkungan

hunian yang relatif luas.Tempat untuk melakukan kegiatan ekonomi, peternakan

dan pertanian juga relatif sangat terbatas dan lokasi Huntap juga termasuk jauh dari

kampung asalnya, kampung yang terdampak langsung erupsi Merapi dimana

sebagian besar masyarakat korban erupsi merapi sebelumnya bermata

pencahariansebagai petani, peternak dan pedagang..(Data Primer Desa Wukirsari

dan Desa Kepuharjo 2017)

Banyak program yang ditawarkan, baik dari lembaga pemerintah maupun LSM,

dari program trauma healling, recoveryekonomi, sampai relokasi semua ada.Tetapi

adakah yang memikirkan mereka nanti tentang masalah sosial di hunian tetap bagi

yang bersedia direlokasi?Akibat dari bencana alam tersebut dapat

menimbulkangejala-gejala yang akan disebut sebagai perilaku. Menurut

SoerjonoSoekanto (2002:15) perilaku itu mungkin bersifat mental atau

eksternal : perilaku itu mungkin merupakan aktifitas atau

keadaanpasif.SoerjonoSoekanto (2002:37):

Page 25: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

5

Perilaku sosial mungkin berorientasi pada masa lampau, dewasaini, atauperilaku masa mendatang dari orang-orang lain. Olehkarenanya hal itumungkin disebabkan karena adanya rasa dendampada masa lampau,pertahanan terhadap bahaya yang mengancamdewasa ini atau pada masa-masa mendatang.

Berdasarkan uraian tersebut perilaku sosial yang disebabkanbencana

alam berorientasi pada perilaku pertahanan hidup, minimal terhadap bahaya yang

mengancam dewasa ini atau pada masa-masa mendatang.Perilaku-perilaku ini

dapat mengalami perubahan tergantung dengan situasi yangdihadapi oleh

masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat SoerjonoSoekanto (2006:53) yang

mengungkapkan bahwa :

Memang tidak dapat disangkal bahwa masyarakat mempunyaibentuk-bentu

strukturalnya seperti, kelompok-kelompoksosial,kebudayaan, lembaga sosial,

stratifikasi, dan kekuasaan tetapisemuanya itu mempunyai suatu derajat tertentu

yang menyebabkanpola-polaperilaku yang berbeda, tergantung dari masing-

masingsituasi yang dihadapi.

Dengandemikian, pola-pola perilaku masyarakat akan berubah mana kala

masyarakat menghadapi situasi yang menguntungkan atau sebaliknya. Situasi ini

beragam bentuknya, salah satunya adalah ketika masyarakat dihadapkan pada

situasi bencana alam yang termasuk dalam situasi yang bersifat ancaman.

Perubahanpola-pola perilaku masyarakat yang disebabkan oleh bencana alam

inilah yang terjadi pada masyarakat korban bencana letusan Merapi tahun 2010

khususnya di Desa Kepuharjo dan Desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman,

Yogyakarta merupakan bagian dari problem sosial, kami menyakini kejadian

Page 26: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

6

seperti ini juga dialami oleh desa-desa lain sekitar lokasi terdampak erupsi Merapi.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Jalaluddin Rakhmat (2000) yang

mengumpamakan perubahan merupakan rekayasa sosial yang muncul akibat

adanya problem-problem sosial.Problem adalah (adanya) perbedaan antara das

sollen (yang seharusnya) dan das sein (yang nyata).Akibat bencana yang

memporak-porandakan desa mereka, makaakan terjadi perubahandi dalam

kehidupan mereka pasca Merapi, baikperubahan pola perilaku sosialatau

budaya, termasuk ketika harus direlokasi kelingkungan Huntap.

Warga beranggapan bahwa konsep Huntap yang dibangun untuk korban

bencana Merapi 2010 hanya cocok untuk orang yang bermata pencaharian sebagai

pegawai, baik pegawai negeri maupun swasta, terus bagaimana dengan warga

yang berprofesi sebagai petani dan peternak? Bagaimana mereka mencari rumput,

bagaimana bercocok tanam, sedangkan lokasi Huntap jaraknya jauh dengan tanah

dan lahan milik warga yang berada di area terdampak langsung erupsi merapi

2010, ini yang menjadi perhatian khusus dalam prinsip relokasi. Jha et al

(2010:121) dalam bukunya Safer Homes, Stronger Communities: A Handbook for

Reconstructing After Natural Disaster: World Bank Publicationsmenyebutkan bahwa

ada 6 (enam) prinsip dalam relokasi bencana yaitu:

1. Perencanaan relokasi yang efektif adalah yang bisa membantu membangun

dan melihat secara positif;

Page 27: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

7

2. Relokasi bukanlah sebuah pilihan yang harus dilakukan karena risiko bisa

dikurangi dengan mengurangi jumlah penduduk pada suatu permukiman

daripada memindahkan seluruh permukiman;

3. Relokasi bukan sekedar merumahkan kembali manusia, namun juga

menghidupi dan membangun kembali masyarakat, lingkungan dan modal

sosial;

4. Lebih baik menciptakan insentif yang mendorong orang untuk merelokasi

daripada memaksa mereka untuk meninggalkan;

5. Relokasi seharusnya mengambil tempat sedekat mungkin dengan lokasi asal

mereka;

6. Masyarakat di lokasi yang akan ditempati merupakan salah satu yang

mendapat dampak dari relokasi dan harus dilibatkan dalam perencanaan.

Seiring dengan berjalannya waktu8 tahun,setelah erupsi (2010-2018) masalah

sosial menghantui dan menjadi ancaman yang serius masyarakat penghuni huntap.

Pertimbangan dasar kebijakan pemerintah atau pemangku kebijakan hanya

didasarkan pada aspek aman dari ancaman erupsi Merapi semata tanpa

pertimbangan antisipasi masalah sosial yang lain. Dengan sempitnya lokasi hunian

disamping berpengaruh pada lapangan usaha juga rentan terhadap permasalahan

keluarga dan tetangga, saat ini sudah muncul kebiasaan atau budaya konsumtif

yang mengakibatkan melemahnya kondisi social ekonomimasyarakat.Sudah

barang tentu kalaupermasalahan-permasalahan ini tidak segera mendapatkan

perhatianakanmemunculkansederetan permasalahan baru yang selalu kait

mengkait satu dengan yang lainnya misalnya munculnya gangguan keamanan

Page 28: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

8

dengan munculnya ketidakharmonisan keluarga, kenakalan remaja dan lain

sebagainya.

Data perkembangan permasalahan sosial dari waktukewaktu menunjukkan

adanya gejala kenaikan hal ini dapat dilihat dalam tablel 4 (empat) tahun terakhir

perkembangan masalah sosial yang terjadi disebagian lingkungan wilayah Hunian

Tetap sebagai berikut :

Tabel 1.

Perkembangan Permasalahan Sosial 4 (empat) Tahun Terakhir di LingkunganHunian Tetap Desa Wukirsari dan Kepuharjo Kecamatan Cangkringan

2014 2015 2016 20171 Perselisihan/Pertengkaran 1 7 7 6 Wukirsari/Kepuharjo2 Pencurian 0 3 4 2 Wukirsari/Kepuharjo3 Perselingkuhan 1 3 7 6 Wukirsari/Kepuharjo4 Pelecehan Sexsual 0 0 2 1 Wukirsari/Kepuharjo5 Vandalisme 0 3 3 6 Wukirsari/Kepuharjo6 Klithih 0 0 2 1 Wukirsari/Kepuharjo

J U M L A H 2 16 25 22

VOLUME KEJADIANNO JENIS KEJADIAN LOKASI

Sumber: Data Primer Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo 2017

Melihat data di atas dapat disimpulkan bahwa ada kecenderungan

permasalahan sosial yang muncul dan terjadi di lingkunganrelokasi yang jumlahnya

cenderung naik.

Sebagian masyarakat berpendapat bahwa merelokasi dan memindahkan warga

itu tidak semudah membalikkan telapak tangan karena butuh proses menyesuaikan

diri di tempat yang baru danitu adalah hal yang tidak mudah, sehingga dapat

Page 29: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

9

dikatakan bahwa tujuan pemerintah untuk merelokasi warga kedaerah yang dirasa

pemerintah itu bisa menciptakan rasa aman belum sepenuhnya membuat rasa

nyaman bagi penghuninya, hanya bisa menyelesaikan satu masalah saja rasa

aman menghindari resiko adanya ancaman bencana.(Data Primer Desa Wukirsari

dan Desa Kepuharjo 2017)

Program relokasi dari pemerintah belum sepenuhnya memperhatikan faktor

lainyang dirasa bisa menciptakan rasa nyaman ditempat relokasi. Kondisi yang

seperti ini memancing masyarakat memilih untuk cenderung kembali ke daerah asal

karena berbagai macam faktor dan alasan.Adapun faktor positif yang terdapat di

daerah asal yang menyebabkan penduduk memilih untuk tidak meninggalkan

daerah asalnya menurut Ida Bagus Mantra, (1985:88) berkaitan dengan:

a. Jalinan persaudaraan dan kekeluargaan diantara warga desa sangat erat.

b. Sistem gotong royong pada masyarakat pedesaan Jawa sangat erat pula.

c. Penduduk sangat terkait pada tanah pertanian.

d. Penduduk sangat terkait pula kepada daerah (desa) dimana mereka dilahirkan.

Pada umumnya, bencana dilihat sebagai kejadian tiba-tiba, yang tidak bisa

diprediksi sebelumnya dan mengakibatkan kerusakan yang serius bagi masyarakat

atau lingkungannya.Namun akhir-akhir ini berkembang sebuah cara pandang lain

terhadap bencana. Bencana dipandang sebuah fase dalam satu siklus kehidupan

normal manusia yang dipengaruhi dan mempengaruhi keseluruhan kehidupan itu

sendiri, manakala pembangunan disini dilihat sebagai proses perubahan terencana

yang menciptakan kondisi dan konteks dimana masyarakat hidup dan

Page 30: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

10

berpartisipasi, dan juga yang menyebabkan segala hal lain dapat terjadi, terencana

atau tidak,termasuk ancaman dan bencana(James Lewis, 1999).Dalam artian itulah

penanganan bencana perlu diintegrasikan, yang dilihat sebagai de

liberateprocesses,proses yang teratur dan terarah yang bertujuan mencegah

(prevent) terjadinya bencana, dan secara progresif mengurangi dampak-dampak

serta mengantisipasi risiko bencana yang mungkin akan terjadi.

Menurut Spicker (dalam Suharto, 2009:9), kesejahteraan sosial itu memiliki tiga

fokus kegiatan, yaitu pelayanan sosial, perlindungan sosial, dan pemberdayaan

masyarakat.Untuk menangani sebuah persoalan atau permasalahan perlu

mengedepankan kearifan lokal,agar para pemangku kebijakan lebih mampu

melibatkan banyak masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

program kegiatan pembangunan yang akan dilakukansehingga akan sesuai dengan

aspirasi maupun kepentingan dan keinginan dari masyarakat itu sendiri.

Konsepliving harmony with disaster mungkin lebih tepat diterapkan di Kawasan

Rawan Bencana (KRB) di Merapi, dengan cara penguatan kapasitas terhadap

pengelolaan risiko bencana, walaupun pengalaman selama ini jika Merapi meletus

pasti akan memberi tanda, sehingga perlu mengenali ancamannya, amati tanda

tandanya dan kurangi risikonya.Dengan demikian rasa aman dan nyaman bisa

dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat yang ada di hunian tetap lereng Merapi.

Permasalahan yang muncul pasca relokasi ini menarik untuk dikaji secara lebih

mendalam lagi, sehingga diharapkan bisa ditemukan model kebijakan yang lebih

tepat bagi para pemangku kepentingan untuk menangani korban bencana alam.

Page 31: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

11

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan

relokasi korban erupsi Merapi 2010 di Desa Kepuharjo dan Desa Wukirsari

Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.Terkait dengan penelitian ini sebagai

referensi dan pertimbangan, peneliti cantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu

yang relevan diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari Romeon

(2007)tentang Perpindahan Lokasi Pemukiman Pengungsi Pasca Konflik Sosial

Kasus di Desa Batumerah kotaAmbon dengan hasil penelitian bahwa konflik sosial

berdampak pada terbentuknya pemukiman penduduk menurut agama dimana

lokasi-lokasi pemukiman pengungsi cenderung mengarah dan tersebar di daerah

pegunungan, dengan prosentase pengungsi terbanyak berada di kawasan

pemukiman dibandingkan dengan dikawasan lindung, sehingga pada kawasan

lindung telah terjadi alih fungsi lahan karena dibangun pemukiman untuk

perumahan pengungsi oleh Pemerintah Daerah sedangkan dikawasan pemukiman

terjadi kepadatan karena banyaknya jumlah pengungsi yang tinggal dikawasan ini.

Berikutnya penelitian yang dilakukanoleh Nur Khotimah Suri pada tahun 2016

dengan JudulAnalisis Kinerja BPBD Kabupaten Karo dalam Upaya

Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo dengan

hasil penelitian bahwa Kinerja BPBD Kabupaten Karo dalam Penanggulangan

Bencana Erupsi Gunung Sinabung dilihat dari indikator kinerja yakni produktivitas,

kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas dapat disimpulkan

bahwa kinerja BPBD Kabupaten Karo dalam Penanggulangan Bencana Erupsi

Gunung Sinabung belum optimal dilihat dari keterlambatan pembentukan BPBD

Page 32: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

12

Kabupaten Karo yang dibuat setelah bencana yang peran penanggulangannya

sebelumnya diambil alih oleh TNI-AD.

Dari kedua hasil penelitian tersebut diatas peneliti menyimpulkan dan

berpandangan bahwa, dalam penanganan atau penanggulangan bencana baik itu

yang diakibatkan oleh Konflik Sosial maupun akibat Erupsi Gunung belum

sepenuhnya menyelesaikan masalah yang ada dan cenderung memunculkan

masalah baru hal ini disebabkan karena ketidaksiapan Pemerintah Daerah

diantaranya belum terbentuknya badan yang menangani kebencanaan seperti

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

B. Fokus Penelitian

Untuk bisa menangani dan mendapatkan suatu permasalahan yang akan dikaji,

peneliti akan memfokuskan penelitian dengan cara melakukan pembatasan kajian

yang akan diteliti.

Kebijakan pemerintah untuk melaksanakan relokasi korban erupsi merapi 2010

di Yogyakarta dan Jawa Tengah yang dituangkan dalam bentuk Keputusan

Presiden Nomor. 16 tahun 2011 tentang Rehabilitasi dan Rekontruksi (Rehab-

Rekon) Merapi, maka peneliti memfokuskan penelitiannya pada evaluasi

ketercapaian atas pelaksanaanRehap dan Rekon Merapi di desa Kepuharjo dan

desa Wukirsari kecamatan Cangkringan kabupaten Sleman yang meliputi :

1. Persiapan tempat atau lokasi untuk relokasi.

Page 33: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

13

2. Pembangunan hunian tetap dan sarana prasarana di tempat relokasi baik itu

yang berupa Fasilitas Umum/Fasum (Jalan dan Jembatan, Tempat bermain

dan lain lain) maupun Fasilitas Sosial/Fasos (Sarana Ekonomi/Pengembangan

Pasar Desa, Kandang Komunal, Ipal Komunal, Tempat Ibadah, Kesehatan,

Pendidikan dan Pemerintahan).

3. Penyediaan Lahan untuk beraktivitas baik Lahan Pertanian, Peternakan dan

Perikanan.

C. PerumusanMasalah

Berdasarkan LatarBelakang dan Fokus Penelitian di atas, maka peneliti dapat

merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanapelaksanaan kebijakan pemerintah tentang relokasi korban erupsi

Merapi 2010 di Desa Wukirsari dan Kepuharjo Kecamatan Cangkringan

kabupaten Sleman?

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan tersebut?

D. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka bisa ditetapkan bahwa tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program

pemerintah sebagai berikut:

Page 34: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

14

1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan kebijakan tentang relokasi

korban erupsi Merapi 2010 di Desa Wukirsari dan Kepuharjo Kecamatan

Cangkringan Kabupaten Sleman.

2. Untuk mengetahui faktor-faktoryang mempengaruhipelaksanaan kebijakan.

3. Untuk mengetahui perkembangan pemulihan kehidupan ekonomi masyarakat

pasca relokasi.

E. Manfaat

Dengan tujuan tersebut, maka diharapkan hasil makalah ini akan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini disamping untuk menambah danmemperkaya

perbendaharaan ilmu pengetahuan terutama dalam pengembangan ilmu

kebencanaan juga memberi gambaran dan pemahaman kepada masyarakat

atas implementasi kebijakan Pemerintah tentang Relokasi sehingga akan

diketahui kekurangan dan kelebihan atas pelaksanaan kebijakan tersebut.

2. Secara praktis, hasil ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

pembuatan peraturan dan implementasi kebijakan strategi yang konsisten,

efektif,dan efisien bagi pemerintah/para pemangku kebijakan dalam

menentukan model kebijakan-kebijakan yang tepat dalam penanggulangan

bencana dan penanganan pengungsi.

Page 35: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

15

F. Kerangka Konseptual1. Implementasi

Secara sederhana implementasi bias diartikan sebagai pelaksanaan atau

penerapan. Solichin Abdul Wahab(1997:63) berpendapat bahwa yang

dimaksud implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh

individu-individu, pejabat-pejabat, atau kelompok-kelompok pemerintah

atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah

digariskan dalam keputusan kebijakan.Menurut Majone dan Wildavsky

(dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) berpendapat bahwa implementasi

adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pendapat yang sama

juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004).

Dari definisi implementasi di atas menunjukkan bahwa kata implementasi

bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan atau mekanisme suatu

system.Sehingga dapat dikatakan bahwa implementasi bukan hanya

sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilaksanakan

secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Kebijakan

Beberapa ahli dengan latar belakang yang berbeda-beda berpendapat

tentang konsep dan istilah kebijakan, salah satunya pendapat yang

disampaikan James Anderson (Leo Agustino,2012: 7) bahwa yang

dimaksud dengan Kebijakan adalah serangkaian kegiatan yang memiliki

maksud dan tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan seorang aktor

Page 36: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

16

atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan permasalahan atau

suatu hal yang diperhatikan sedangRS.Parker (Ekowati, 2005: 5)

berpendapat bahwa yang dimaksud Kebijakan Publik adalah suatu tujuan

tertentu atau serangkaian prinsip atau tindakan yang dilakukan suatu

pemerintah pada periode tertentu ketika terjadi suatu subyek atau krisis dan

Anderson (Ekowati 2005: 5) mengatakan bahwa yang dimaksud Kebijakan

Publik adalah kebijakan-kebijakan yang dikembangkan oleh lembaga

(badan-badan) Pemerintah dan Pejabat-pejabatnya.Kamus Besar Bahasa

Indonesia atau KBBI dijelaskan bahwa yang dimaksud kebijakan adalah

merupakan serangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan

dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan

cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi dan sebagainya) ;

pernyataan cita-cita tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman

untuk menejemen dalam usaha mencapai sasaran.

Jadi implikasi definisi dari pengertian Kebijakan Publik menurut penulis

adalah sebagai berikut:

1. Setiap kebijakan itu selalu mempunyai tujuan tertentu atau segala

aktifitas/tindakan yang selalu berorientasi pada maksud dan tujuan.

2. Selalu berisi tindakan-tindakan atau pola tindakan Pemerintah/Pejabat

Pemerintah.

3. Kebijakan itu merupakan apa yang benar-benar dilakukan Pemerintah.

4. Kebijakan itu bisa bersifat positif dalam arti merupakan beberapa

bentuk tindakan pemerintah mengenai suatu masalah-masalah tertentu

Page 37: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

17

atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pejabat

pemerintah untuk tidak melakukan tindakan sesuatu yang dilarang

dalam kebijakan.

5. Didasarkan pada peraturan atau perundang-undangan yang bersifat

memaksa.

Berdasarkan beberapa uraian pendapat mengenai apa itu kebijakan maka

dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kebijakan

adalah pedoman untuk melakukan tindakan-tindakan baik tindakan yang

bersifat positif ataupun tindakan yang bersifat negatif. Kebijakan adalah

pilihan alternatif yang diambil dalam rangka untuk menjawab persoalan

yang ada, dimana alternatif yang diambil atau yang dipilih sebagai

kebijakan merupakan alternatif yang telah diperhitungkan dan dianggap

lebih tepat dibanding dengan alternatif lainya. Dengan kata lain kebijakan

merupakan solusi yang bijaksana untuk mengambil tindakan dalam sebuah

perkara dalam pemerintahan.

3. Pemerintah

Secara umum yang dimaksud pemerintah adalah sekelompok individu yang

mempunyai wewenang tertentu untuk melaksanakan

kekuasaan.Pemerintah berasal dari kata perintah dan memiliki dua unsur

yaitu ada dua pihak yang terkandung didalammya, kedua pihak tersebut

saling memiliki hubungan, pihak yang memerintah memiliki wewenang dan

pihak yang diperintah memiliki ketaatan (Inu Kencana,2001:20). Menurut

W.S. Sayre (1986), yang dimaksud pemerintah adalah sebuah organisasi

Page 38: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

18

dari Negara yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya.

Sedangkan C.F Strong (1960)berpendapat bahwa yang dinamakan

pemerintah dalam arti luas mempunai kewenangan untuk memelihara

kedamaian dan keamanan Negara. Oleh karenanya harus mempunyai

kekuatan militer atau kemampuan mengendalikan angkatan perang, harus

ada apa yang di namakan kekuatan legislasi atau pembuat undang-undang,

dan harus mempunyai kekuatan finansial atau kemampuan untuk

mencukupi keuangan masyarakat dalam rangka membiayai anggaran

keberadaan Negara dalam penyelenggaraan peraturan, untuk

penyelenggaraan kepentingan Negara.

Selain para ahli diatas Woodrow Wilson (1924) berpendapat, pemerintah

adalah merupakan suatu organisasi kekuatan, tidak selalu berhubungan

dengan organisasi kekuatan angkatan bersenjata, tetapi dua atau

sekelompok orang dari sekian banyak kelompok orang yang dipersiapkan

oleh organisasi untuk mewujudkan maksud-maksud bersama mereka,

dengan hal-hal yang memberikan keterangan bagi urusan-urusan umum

kelompok kemasyarakatan. Pemerintah adalah sekelompok individu yang

mempunya dan melaksanakan wewenang yang sah dan melindungi serta

meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui perbuatan dan melaksanakan

keputusan (Surianingrat, 1980:12).

Dengan demikian dari berbagai definisi pemerintahan tersebut diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa yang dinamakan pemerintah adalah sekelompok

orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi kekuatan dan

Page 39: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

19

mempunyai legitimasi dan mempunyai kemampuan serta kewenangan

untuk menjalankan kekuasaannya untuk mewujudkan maksud dan tujuan

bersama mereka, dalam tubuh pemerintahan itu sendiri.

4. Relokasi

Secara harafiah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:97) yang

dimaksud Relokasi disini adalah pemindahan tempat atau pemindahan dari

suatu lokasi ke lokasi lain. Jika dikaitkan dalam kontek kebencanaan,

relokasi dapat diartikan pemindahan suatu/lokasi rawan bencana ke

tempat/lokasi baru yang lebih aman dari ancaman bencana.

Nurjana, dkk (2010: 56) berpendapat bahwa relokasi merupakan salah satu

upaya pemerintah atau kelompok lain dalam penanggulangan bencana

yang dialami masyarakat yang kehilangan tempat tinggal. Sedangkan

menurut Yudohusodo (1991;34) menyampaikan konsep relokasi, bahwa

relokasi dilakukan terhadap pemukiman yang tidak diperuntukkan bagi

perumahan atau lokasi pemukiman yang rawan terhadap bencana atau

bahkan yang terkena bencana.Relokasi salah satu alternative untuk

memberikan kesempatan kepada warga atau masyarakat yang tinggal di

lingkungan kumuh, setatus lahannya tidak legal (ilegal)yang bermukim di

lingkungan rawan bencana untuk menata kembali kehidupan ditempat yang

baru.

Saat bencana erupsi Merapi 2010 pemerintah melakukan berbagai macam

upaya penanggulangan bencana. Salah satu contoh wujud nyatanya dalam

Page 40: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

20

menangani bencana adalah kebijakan tentang merelokasi atau melakukan

relokasi korban secara bertahap.

5. Kebijakan Publik Penanganan Bencana

a. Pengertian Bencana

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana bahwa yang dimaksud Bencana adalah

merupakan peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Menurut Asian Disaster Reduction Center(Wijayanto, 2012: 26),

bencana adalah suatu gangguan serius terhadap masyarakat yang

menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan baik oleh

masyarakat, berbagai material dan lingkungan (alam) dimana dampak

yang ditimbulkan melebihi kemampuan manusia guna mengatasinya

dengan sumberdaya yang ada.

b. Konsep Penanggulangan Bencana

Agus Rahmat (Purnomo, 2010: 93) seluruh kegiatan yang meliputi

aspek perencanaan dan penanggulangan bencana, pada sebelum, saat

dan sesudah terjadinya bencana yang lebih dikenal dengan sebutan

Siklus Manajemen Bencana. Dimana menurut mereka kegiatan ini

bertujuan untuk mencegahkehilangan jiwa, mengurangi penderitaan

Page 41: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

21

manusia, memberi informasi masyarakat dan pihak berwenang

mengenai risiko, dan mengurangi kerusaan infrastruktur utama, harta

benda dan kehilangan sumber ekonomi.

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana, Pasal 1 ayat (2), (3) dan (4), bencana

dikelompokkan kedalam tiga (3) kategori , yaitu :

1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa

atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain

gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin

topan dan tanah longsor;

2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa

atau serangkaian peristiwanon alam antara lain, gagal teknologi,

gagal modernisasi, epidemic, dan wabah penyakit;

3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa ata

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi

konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas dan teror.

c. Sistem Penanggulangan Bencana

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana, mengamanatkan untuk membangun system penanggulangan

bencana (Disaster Management Paln). Adapun sistem Penanggulangan

Bencana yang dibangun dalam Undang-Undang ini menyangkut :

1. Legitimasi

2. Kelembagaan

Page 42: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

22

3. Perencanaan

4. Pendanaan

5. Peningkatan Kapasitas

d. Upaya Penanganan Bencana

Saat terjadi bencana erupsi Merapi 2010 pemerintah melakukan

berbagai macam upaya penanggulangan bencana salah satunya

adalah kebijakan tentang relokasidengan cara melakukan pemindahan

dan menempatkan korban erupsi ke tempat yang lebih aman secara

bertahap.Menempatkan korban kedaerah yang lebih aman adalah

sesuatu yang segera dan mutlakharus dilakukan.

G. MetodePenelitian

1. Desain dan Jenis Penelitian

Desain Penelitian adalah suatu rencana tentang tata cara

pengumpulan, mengolah, dan menganalisa data secara sistematis dan

terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai

dengan tujuannya (Pabundu Tika, 2005:12). Menurut M. Iqbal Hasan

(2002:31) desain penelitian adalah keseluruhan proses yang diperlukan

dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, sehingga pertanyaan-

pertanyaan yang ada dapat dijawab.Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan mengevaluasi atas implementasi kebijakanpemerintah

dalam menangani korban erupsi Gunung Merapi 2010, sehingga peneliti

Page 43: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

23

akan menggunakanpendekatan penelitian deskriptif evaluatifmelalui metode

kualitatif.

Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang mengarah pada

pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan

mengungkap fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan

interprestasi atau analisis.(Pabundu Tika, 2005: 4).Peneliti berusaha

mendiskripsikan dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada dilapangan

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti terkait bagaimana

implementasi kebijakan pemerintah tentang relokasi korban erupsi merapi

2010 di desa Wukirsari dan Kepuharjo kecamatan Cangkringan kabupaten

Sleman khususnya didalam penyiapan tempat atau lahan relokasi, tempat

hunian, Fasilitas Umum (Fasum), Fasilitas Sosial (Fasos) dan pemulian

kehidupan perekonomian masyarakat serta faktor-faktor yang

mempengaruhi dan mendukung keberhasilan atau ketidak berhasilan

(kegagalan).

Menurut DavidWilliams (dalam Moleong, 2011:5) yang dimaksud

dengan penelitian kualitatif adalahpengumpulan kata dalam suatu latar

alamiah, denganmenggunakanmetode alamiah, dan dilakukan oleh orang

atau peneliti yang tertariksecara alamiah.Data diperoleh dengan melakukan

wawancara dan observasi/pengamatan dilapangan.Dari data hasil

wawancara dan observasi/pengamatan dilapangan lalu dikumpulkan dalam

bentuk data-data selanjutnya dipakai untuk mengevaluasi dan

mendiskriptifkan fenomena social yang diteliti.Metode kualitatif dipakai

Page 44: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

24

untuk mendapatkan data yang mendalam, dari suatu data yang

mengandung makna.Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti

merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak.

2. Unit Analisis dan Penentuan Informan

Unit analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi obyek

penelitian. Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010:12) dalam kutipan Andi

Prastowo (2012:199) obyek adalah keseluruhan gejala yang ada disekitar

kehidupan manusia. Dilihat dari sumbernya, obyek dari penelitian kualitatif

disebut social situation atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen

penting yaitu tempat (place), pelaku (actors) dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis (Sugiyono,2007:49)

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti membuat obyek penelitianya

pada Implementasi Kebijakan Pemerintah tentang Relokasi Korban

Bencana Erupsi Merapi 2010 dengan mengambil lokasi Penelitiandi Hunian

Tetap yang berada di desa Kepuharjo dan di Desa Wukirsari Kecamatan

Cangkringan Kabupaten Sleman. Adapun alasan penulis mengambil lokasi

ini dengan pertimbangan bahwa lokasi di kedua desa tersebut merupakan

desa yang termasuk paling luas terdampak langsung erupsi merapi 2010

dan juga termasuk sebagai tempat yang paling luas untuk merelokasi

korban erupsi gunung merapi.

Metode dalam penentuan informan peneliti menggunakan teknik

purposive sampling dimana informan dipilih atas dasar pertimbangan

informasi yang mengalami langsung pada saat situasi dan proses

Page 45: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

25

pelaksanaan kebijakan relokasi korban erupsi merapi 2010 di Desa

Kepuharjo dan Desa Wukirsari kecamatan Cangkringan kabupaten Sleman

untuk di jadikan informan. Diantaranya Aparatur BPBD Kabupaten Sleman,

Camat Cangkringan, Aparatur Perangkat Desa Kepuharjo dan Desa

Wukirsari serta beberapa warga penghuni Hunian Tetap di desa Kepuharjo

dan di desa Wukirsari.

3. Teknik dan InstrumenPengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat bantubagi peneliti dalam

mengumpulkan data.Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

untuk mengukur fenomenaalam maupun sosial (Sugiyono, 2009:102).Data

yang diperlukan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data pimer dan

data sekunder.

1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

responden atau obyek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan

yang diteliti (Moh. Pabundu Tika, 2005: 44). Data primer diperoleh

dengan cara wawancara yang dilakukan kepada responden di Hunian

Tetap yang berada di desa Kepuharjo dan desa Wukirsari.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dan di ambil dari instansi-

instansi yang berhubungan dengan masalah penelitian (instansi terkait),

meliputi laporan-laporan tertulis yang diperoleh dari kantor BPBD

kabupaten Sleman, kecamatan Cangkringan, desa Kepuharjo dan desa

Wukirsari.

Page 46: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

26

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan aktifitas pencatatan fenomena

yang dilakukan secara sistematis (Muhammad Idrus,

2009:101).Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan

meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan

menggunakan seluruh alat indera (Suharsimi Arikunto, 2010: 199).

Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin

timbul dan akan diamati. Proses observasi, Observatory (pengamatan)

tinggal memberikan tanda atau tally pada kolom tempat peristiwa

muncul.Cara ini disebut system tanda (sign system).(Suharsimi

Arikuntoko, 2010; 200).Observasi dapat dibedakan menjadi participant

observation (observasi berperan serta) dan non participant

observation.Participant observation atau observasi berperan serta

adalah peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang

diamati.Non participant observation adalah observasi dengan peneliti

tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen.

Observasi digunakan untuk mendapatkan data awal penelitian. Adapun

alat yang digunakan dalam observasi antara lain :

a. Daftar catatan (chek list)

Page 47: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

27

b. Catatan lapangan

c. Kamera

Penelitian ini menggunakan teknik observasi non-partisipasif.Dimana

peneliti melakukan observasi dengan melihat dan mengamati secara

langsung kondisi pemukiman Hunian Tetap di seluruh desa di

kecamatan Cangkringan. Observasi yang dilakukan lebih mendalam

dilakukan pada Hunian Tetap di desa Kepuharjo dan di desa Wukirsari

kecamatan Cangkringan, dengan tujuan untuk mengetahui kondisi

pemukiman Hunian Tetap di kedua desa tersebut baik itu yang

berkaitan Hunian Tetapnya, infrastruktur (fasum/fasos)nya dan fasilitas-

fasilitas yang lain yang mestinya harus ada di setiap lingkungan tempat

relokasi.

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya

jawab yang dikerjakan sistematis dan berlandaskan pada tujuan peneliti

(Pabundu Tika, 2005: 49). Proses wawancara dilakukan oleh dua pihak

atau lebih yang masing-masing mempunyai kedudukan yang berbeda.

Pihak pertama sebagai peminta informasi dan pihak yang lainnya

sebagai pemberi informasi.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara kombinasi

berstruktur dan tidak berstruktur, ini dilakukan dalam rangka untuk

Page 48: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

28

menggali dan mencari informasi sedalam-dalamnya keterangan dari

pihak responden. Adapun alat yang dipergunakan dalam proses

wawancara adalah berupa daftar pertanyaan dengan jawaban tertutup

dimana pertanyaan tersebut di lengkapi dengan alternative jawaban

selain itu juga menggunakan daftar pertanyaan dengan jawaban

terbuka yakni responden bebas meberikan jawaban atas pertanyaan

yang diajukan.

3. Dokumentasi

Dalam bukunya Sugiyono (2013: 82), yang dimaksud dokumentasi

adalah merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan sumber-sumber data sekunder yang berhubungan

dengan masalah penelitian yang ada di lokasi penelitian yang

merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu dokumentasi dapat

berupa tulisan ataupun berita media online, arsip-arsip tertlis dari dari

kecamatan maupun desa baik itu yang berupa Monografi, peta

administrative serta gambar-gambar pemukiman Hunian Tetap,

Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial yang ada di lingkungan relokasi

yang mendukung penelitian.

4. Teknik AnalisisData

Tahap akhir dalam penelitian adalah analisis data. Iqbal Hasan (2004:

24) mendefinisikan analisis data atau pengolahan data adalah merupakan

Page 49: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

29

suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan

dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. Sebelum data-

data yang diperoleh dianalisis terlebih dahulu dilakukan editing, coding dan

tabulasi. MenuruIqbal Hasan (2004: 24), pengolahan data adalah sebagai

berikut :

1. Editing

Editing adalah pengecekanatau pengoreksian data yang telah

dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau

data yang dikumpulkan tidak logis atau meragukan.Tujuan editing

adalah untuk menghilangkankesalahan-kesalahan yang terdapat

pada pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi.

2. Coding

Coding adalah pemberian/pembuatan kode-kode pada tiap-tiap

data yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah

isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka/huruf-huruf yang

memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi yang

akan dianalisis.

3. Tabulasi

Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang

telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.Dalam

Page 50: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

30

melakukan tabulasi dibutuhkan kehati-hatian agar tidak terjadi

kesalahan.

Teknik analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data agar

mudah untuk dipahami dan di interprestasikan.Analisis data dalam

penelitian ini dilakukan secara diskriptif untuk menganalisis data dengan

memaparkan, mengelola, menggambarkan dan menafsirkan hasil penelitian

dengan susunan kata-kata dan kalimat sebagai menjawab atas

permasalahan yang diteliti.

Page 51: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

31

Page 52: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

31

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH RELOKASI DESA WUKIRSARI DAN DESA KEPUHARJO

A. Kondisi Umum Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo

1. Kondisi Fisik

Kondisi fisik desa penelitian merupakan aspek fisik pada wilayah desa

dimana dilakukannya penelitian. Aspek fisik dapat berupa geografis (letak,

batas dan luas wilayah), topografis, jenis tanah, hidrologis, dan tata guna lahan.

a. Geografis (letak, batas dan luas wilayah)

Kecamatan Cangkringan merupakan salah satu dari 17 kecamatan di

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Cangkringan

tepatnya berada di sebelah Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Sleman

jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten

Sleman berjarak kurang lebih 25 km. Wilayah Kecamatan Cangkringan

berbatasan dengan :

Sebelah Utara: Kecamatan Selo

Sebelah Timur : Kecamatan Kemalang

Sebelah Selatan : Kecamatan Ngemplak

Sebelah Barat : Kecamatan Pakem

Luas wilayah Kecamatan Cangkringan kurang lebih 4.799 ha. Secara

administratif Kecamatan Cangkringan terdiri 5 Desa yakni Desa Argomulyo,

Page 53: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

32

Wukirsari, Umbulharjo, Kepuharjo dan Glagaharjo serta memiliki 43

padukuhan yang tersebar di 5 Desa.

Peta1.

Peta Kecamatan Cangkringan

Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia Dokumen Tiem BKO KecamatanCangkringan

Page 54: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

33

Adapun sebaran jumlah rumah yang rusak akibat bencana LetusanGunung Merapi di gambarkan dalam Peta berikut :

Peta 2.

Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat BencanaLetusan GunungMerapi Kecamatan Cangkringan

Sumber: Kementrian PU(Kab. Sleman)Perkembangan Gunung MerapiPertanggal 19 November 2010

Page 55: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

34

Geografis (Letak, Batas, dan Luas Wilayah) penelitian di kedua Desa,

baik Desa Wukirsari maupun Desa Kepuharjo adalah sebagai berikut :

1) Desa Wukirsari

Desa Wukirsari berada sekitar 5 km arah Barat Kecamatan

Cangkringan memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung

dengan daerah-daerah lain di sekitarnya jalur transportasi jalan raya. Desa

Wukirsari secara geografis berada di koordinat 07038,01,,LS – 07040,20,,LS

dan 110025,58,,BT – 110027,540,,BT. Luas wilayah Desa Wukirsari adalah

1.456 Ha dengan batas Desa sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Umbulharjo dan Desa Kepuharjo

Sebelah Timur : Desa Glagaharjo dan Desa Argomulyo

Sebelah Selatan : Desa Argomulyo dan Kecamatan Ngemplak

Sebelah Barat : Desa Umbulharjo dan Kecamatan Pakem

Secara marfologi, Desa Wukirsari merupakan daerah yang relatif datar,

berada kurang lebih 12 km dari puncak Gunung Merapi dan membuktikan

berada di wilayah yang lebih landai serta jauh dari lereng Gunung Merapi.

Secara administrasi dapat digambarkan dalam Peta Desa Administrasi

Wukirsari berikut:

Page 56: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

35

Peta 3.

Peta Administrasi Desa Wukirsari

Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia Dokumen Tiem BKO KecamatanCangkringan

2) Desa Kepuharjo

Desa Kepuharjo berada sekitar 7 km arah Utara Kecamatan

Cangkringan memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung

dengan daerah-daerah lain di sekitarnya jalur transpotasi jalan

raya.Wilayah Desa Kepuharjo secara geografis berada di koordinat

07040,42,,LS – 07043,00.9,,LS dan 110027,59.9,,BT – 110028,51.4,,BT.Luas

Page 57: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

36

wilayah Desa Kepuharjo adalah 875 Ha dengan batas Desa sebagai berikut

:

Sebelah Utara : Gunung Merapi dan Kecamatan Selo

Sebelah Timur : Desa Glagaharjo

Sebelah Selatan : Desa Wukirsari

Sebelah Barat : Desa Umbulharjo

Secara marfologi, Desa Kepuharjo merupakan daerah yang relatif

bergelombang, berada di dataran tinggi dan berjarak kurang lebih 5 km dari

puncak Gunung Merapi.

Peta 4.

Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia Dokumen Fakultas Teknik UGM

Page 58: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

37

b. Topografi

Secara umum, topografi Kecamatan Cangkringan berada di lereng

Gunung Merapi dengan ketinggian 442 m di atas permukaan air laut.

(Kecamatan Cangkringan Dalam angka,2011:8). Topografi Desa Wukirsari

dan Desa Kepuharjo adalah sebagai berikut :

1) Desa Wukirsari

Desa Wukirsari berada di bagian bawah Kecamatan

Cangkringan.Dilihat dari topografinya, berada di ketinggian 450 m di

atas permukaan air laut dan merupakan daerah yang relatif datar.

2) Desa Kepuharjo

Desa Kepuharjo berada di bagian atas Kecamatan

Cangkringan.Dilihat dari topografinya Desa Kepuharjo, berada di

ketinggian 826 m di atas permukaan air laut dan merupakan daerah

yang relatif bergelombang karena posisinya berada pada daerah lereng

Gunung Merapi.

c. Kondisi Hidrologis

Kondisi hidrologis Kecamatan Cangkringan secara keseluruhan dilalui

oleh 3 sungai cukup besar yang berhulu di Merapi, yaitu sisi sebelah timur

Sungai Gendol, tengah Sungai Opak dan sebelah barat Sungai Kuning.

Sepanjang Sungai Gendol yang melintas di wilayah Kecamatan

Cangkringan di musim kemarau sebagian besar 2/3-nya tidak dialiri air,

hanya 1/3-nya yang dialiri air dan volume airnya relatif kecil, sedang

Page 59: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

38

untukSungai Opak terjadi sebaliknya alirannya membelah wilayah

Kecamatan Cangkringan 1/3-nya tidak teraliri air dan 2/3-nya teraliri air

yang volume airnya semakin besar di saat musim penghujan. Kedua

Sungai tersebut saat erupsi Gunung Merapi 2010 sama-sama dilalui baik

lahar panas maupun lahar dingin yang mengakibatkan kerusakan

ekosistem di sekitar sungai dan banyak memakan korban jiwa. Sangat

berbeda dengan yang terjadi di Sungai Kuning walaupun sama-sama

berhulu di Merapi.Sungai Kuning selalu dialiri air baik musim penghujan

maupun kemarau. Volume airnya akan semakin besar disaat musim hujan

dan semakin kecil disaat kemarau tetapi belum pernah kering.

Kondisi hidrologis Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo adalah sebagai

berikut :

1) Desa Wukirsari

Desa Wukirsari sisi sebelah timur dialiri Sungai Gendol, sebelah

barat dialiri Sungai Kuning dan di tengah dibelah oleh Sungai

Opak.Keberadaan ketiga sungai ini disamping sebagai sumber air untuk

mengairi tanah pertanian juga dipakai untuk memenuhi kebutuhan air

sehari-hari.Kondisi yang demikian ini sangat menguntungkan

membantu dan berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian

wargasetempat.Warga merasa mudah mendapatkan air untuk

kebutuhan sehari-hari, mengairi tanah pertanian dan memanfaatkan

Sungai Gendol untuk diambil pasir dan batunya untuk menopang dan

menambah perekonomian mereka.

Page 60: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

39

2) Desa Kepuharjo

Desa Kepuharjo dialiri oleh Sungai Gendol untuk sebelah timur dan

sebelah barat dialiri oleh sungai Opak, karena sebagian besar di ke dua

sungai tersebut disaat musim kemarau tidak ada airnya maka sebagian

besar warga masyarakatnya memanfaatkannya untuk diambil pasir dan

batunya sebagai sumber mata pencaharian dan perekonomian mereka.

d. Iklim

Untuk menentukan iklim sangat dipengaruhi dua unsur yang sangat

penting dalam hal ini adalah temperatur dan curah hujan. Suhu

maksimum/minimum Kecamatan Cangkringan 330 C / 230 C. Berdasarkan

data Kecamatan Cangkringan dalam Angka tahun 2011, dapat diketahui

curah hujan dan suhu rata-rata per tahun di Desa Wukirsari an Desa

Kepuharjo sebagai berikut:

1) Desa Wukirsari

Curah hujan Desa Wukirsari rata-rata 2.225 mm/tahun serta suhu

rata-rata per tahun adalah 19-240 C. Desa Wukirsari berada tepat di

sebelah selatan Desa Kepuharjo dimana wilayah desanya pada posisi

yang lebih rendah, sehingga rata-rata suhu per tahun lebih tinggi dari

pada Desa Kepuharjo.

2) Desa Kepuharjo

Curah hujan Desa Kepuharjo rata-rata 2.500 mm/tahun serta suhu

rata-rata per tahun adalah 16-170 C. semakin tinggi suatu wilayah,

Page 61: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

40

maka suhu akan semakin rendah. Desa Kepuharjo berada di dataran

tinggi, sehingga suhu rata-rata per tahunya cukup rendah di bandingkan

dengan suhu rata-rata pertahun Desa Wukirsari.

e. Tata Guna Lahan

Luas Kecamatan Cangkringan 4.799 ha dengan tata guna lahan secara

keseluruhan adalah tanah sawah 1.093 ha, tanah kering 1.807,6 ha, tanah

basah 24,5 ha tanah hutan 904,5 ha, tanah untk keperluan fasilitas umm

dan sosial 42,5 ha dan untuk kepentingan lain (tanah tandus/pasir) 926,9

ha. Tata guna lahan di Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo adalah sebagai

berikut:

1) Desa Wukirsari

Wilayah Desa Wukirsari yang relatif datar sehingga sebagian besar

lahannya banyak dimanfaatkan untuk sektor pertanian atau tanah

persawahan. Penggunaan lahan sebagai sawah sebanyak 623,00 ha,

tanah untuk bangunan dan pekarangan seluas 143,00 ha tanah kering

seluas 373,00 ha, dan tanah yang digunakan untuk keperluan lain

(fasum, fasos, fasek dan lainnya) seluas 32,30 ha. Berikut tabel

penggunaan lahan Desa Wukirsari :

Page 62: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

41

Tabel 2.

Tata Guna Lahan Desa Wukirsari

No Penggunaan Lahan Luas Lahan (ha)

1 Tanah Sawah 623

2 Bangunan dan Pekarangan 143

3 Tanah Kering 373

4 Tanah Keperluan Lain 32,3

Jumlah 1171,3

Sumber: Monografi Desa Wukirsari 2017

2) Desa Kepuharjo

Wilayah Desa Kepuharjo sebagian besar lahannya berupa tanah

kering yaitu seluas 644,4 ha, karena wilayahnya berada didaerah

dataran tinggi sehingga tidak memungkinkan lahan digunakan sebagai

lahan sawah, kondisi lereng Gunung Merapi wilayahnya bergelombang

dan kering.

Lahan yang di pakai untuk bangunan dan pekarangan seluas 43,5

ha dan tanah keperluan lain (fasum, fasos, tegalan dan tempat rereasi)

seluas 187,1 ha. Berikut tabel penggunaan lahan Desa Kepuharjo:

Page 63: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

42

Tabel 3.

Tata Guna Lahan Desa Kepuharjo

No Penggunaan Lahan Luas Lahan (ha)

1 Bangunan dan Pekarangan 43,5

2 Tanah Kering 644,4

3 Tanah Keperluan Lain 187,1

Jumlah 875

Sumber: Monografi Desa Kepuharjo 2017

2. Kondisi Demografis

Data demografis dalam penelitian ini merupakan data kependudukan yang

menggambarkan tentang jumlah penduduk, usia, sebaran penduduk dan

tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah penelitian.

a. Jumlah Penduduk

Data Monografi Desa Wukirsari (2017) menunjukkan bahwa jumlah

penduduk di Desa Wukirsari adalah 11.432 Jiwa yang tersebar di 24

Padukuhan. Berikut tabel sebaran penduduk Desa Wukirsari :

Page 64: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

43

Tabel 4.

Sebaran Penduduk Desa Wukirsari Menurut Jenis Kelamin

No Nama PadukuhanPenduduk Menurut Jenis

Kelamin RumahTanggaLaki-laki Perempuan Jumlah

1 Karangpakis 323 345 668 224

2 Glagahwero 201 244 445 156

3 Pusmalang 255 263 518 157

4 Sruni 329 375 704 183

5 Sintokan 306 300 606 216

6 Rejosari 184 195 379 120

7 Sempon 103 94 197 68

8 Ngemplak 90 91 181 65

9 Kiyaran 350 346 696 179

10 Sembungan 350 346 696 189

11 Tanjung 250 255 505 181

12 Bedoyo 318 300 618 203

13 Selorejo 176 178 354 118

14 Plupuh 310 322 632 227

15 Kregan 117 117 234 76

16 Salam 78 74 152 59

17 Cakran 304 307 611 199

18 Duwet 159 153 312 107

19 Gungan 342 355 697 224

20 Ngepringan 157 192 349 122

21 Gondang 155 163 318 112

22 Bulaksalak 358 363 721 241

23 Cancangan 169 170 339 125

24 Surodadi 293 313 606 199

Jumlah 5.624 5.808 11.432 3.750Sumber: Monografi Desa Wukirsari 2017

Page 65: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

44

Data Monografi Desa Kepuharjo (2017) menunjukkan bahwa jumlah

penduduk di Desa Kepuharjo adalah 3.378 Jiwa yang tersebar di 8

Padukuhan. Berikut tabel sebaran penduduk Desa Kepuharjo:

Tabel 5.

Sebaran Penduduk Desa Kepuharjo Menurut Jenis Kelamin

No Nama PadukuhanPenduduk Menurut Jenis

Kelamin RumahTanggaLaki-laki Perempuan Jumlah

1 Kepuharjo 184 194 378 127

2 Pagerjurang 269 246 515 165

3 Manggong 135 135 270 97

4 Batur 252 258 510 175

5 Kopeng 210 239 449 164

6 Petung 170 187 357 126

7 Kaliadem 251 273 524 171

8 Jambu 176 197 373 133

Jumlah 1.647 1.729 3.376 1.158

Sumber: Monografi Desa Kepuharjo 2017

Dari kedua data sebaran tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

Desa Wukirsari tingkat sebarannya lebih merata dibandingkan dengan

Desa Kepuharjo dan jumlah penduduknya juga relatif lebih banyak.

Page 66: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

45

b. Tingkat Kepadatan Penduduk

Tingkat Kepadatan Penduduk merupakan perbandingan antara luas

wilayah dengan jumlah penduduk di suatu daerah. Tingkat kepadatan

penduduk per kilometer di Desa Wukirsari menurut data monografi

(2017) sebesar 14,56artinya menggambarkan tingkat kepadatan

penduduk di Desa wukirsari di setiap 1 km di tempati oleh785Jiwa.

Tingkat kepadatan penduduk per kilometer di Desa Kepuharjo menurut

data monografi (2017) sebesar8,75artinya menggambarkan tingkat

kepadatan penduduk di Desa Kepuharjo di setiap 1 km di tempati

oleh166Jiwa. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat kepadatan

penduduk Desa Wukirsari lebih padat di bandingkan dengan Desa

Kepuharjo.

Melihat perbandingan tingkat kepadatan penduduk per kilometernya

antara Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo 5 berbanding 1 sehingga

dapat diartikan bahwa tingkat kepadatan pendduknya Desa Wukirsari

lebih padat dibanding dengan Desa Kepuharjo.

c. Tingkat Usia Penduduk

Data Monografi Desa Wukirsari (2017) menunjukkan bahwa

perbandingan tingkat usiapenduduk di Desa Wukirsari yang tersebar di

24 Padukuhan. Berikut tabel gambaran sebaran penduduk Desa

Wukirsari yang didasarkan pada Tingkat Usia Penduduk:

Page 67: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

46

Tabel 6.

Sebaran Penduduk Desa Wukirsari Menurut Tingkat Usia

No PadukuhanTingkat Usia Penduduk (th)

Balita(<5)

Anak(5-10)

Remaja(11-16)

Dewasa(17-60)

Lanjut usia(>60)

1 Karangpakis 37 60 57 423 91

2 Glagahwero 21 40 38 263 83

3 Pusmalang 27 51 45 300 95

4 Sruni 45 61 54 417 127

5 Sintokan 31 49 54 353 119

6 Rejosari 22 35 37 229 56

7 Sempon 11 16 14 115 41

8 Ngemplak 8 12 15 107 39

9 Kiyaran 28 66 54 446 102

10 Sembungan 22 52 45 370 101

11 Tanjung 29 40 31 327 78

12 Bedoyo 35 50 56 362 116

13 Selorejo 23 28 35 200 68

14 Plupuh 32 70 50 390 90

15 Kregan 9 24 13 155 33

16 Salam 9 13 13 101 16

17 Cakran 36 58 48 369 100

18 Duwet 15 25 25 189 58

19 Gungan 46 68 61 444 78

20 Ngepringan 24 31 34 202 58

21 Gondang 17 18 22 216 45

22 Bulaksalak 35 64 67 453 102

23 Cancangan 19 28 31 206 55

24 Surodadi 25 42 60 388 81

Jumlah 605 1.011 959 7.025 1.832Sumber: Monografi Desa Wukirsari 2017

Page 68: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

47

Data Monografi Desa Kepuharjo(2017) menunjukkan bahwa

perbandingan tingkat usia penduduk di Desa Kepuharjo yang tersebar

di 8 Padukuhan di gambarkan dalam tabel sebaran penduduk Desa

Kepuharjo yang di dasarkan pada Tingkat Usia Penduduk sebagai

berikut:

Tabel 7.

Sebaran Penduduk Desa Kepuharjo Menurut Tingkat Usia

No PadukuhanTingkat Usia Penduduk (th)

Balita(<5)

Anak(5-10)

Remaja(11-16)

Dewasa(17-60)

Lanjut Usia(>60)

1 Kepuharjo 18 36 32 309 9

2 Pagerjurang 25 41 33 355 16

3 Manggong 9 33 27 298 6

4 Batur 24 39 39 317 18

5 Kopeng 21 48 34 322 20

6 Petung 12 37 27 316 11

7 Kaliadem 28 35 44 336 21

8 Jambu 18 39 30 288 8

Jumlah 155 308 266 2.541 109Sumber: Monografi Desa Kepuharjo 2017

3. Kondisi Fasilitas Umum, Sosial dan Ekonomi

Fasilitas Umum dan Sosial merupakan salah satu sarana untuk memenuhi

kebutuhan.Fasilitas Umum dan Sosial sangat berpengaruh pada masyarakat

dalam menjalankan kehidupannya sehari-harinya. Fasilitas Umum dan Sosial

dapat berupa sekolah, rumah sakit, lapangan, pasar, tempat ibadah dan lain

Page 69: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

48

sebagainya. Berikut ini beberapa Fasum dan Fasos yang ada di Desa Wukirsari

dan Desa Kepuharjo.

a. Fasilitas Pendidikan

Untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas disamping disiapkan

tenaga pendidik juga perlu di persiapkan fasilitas lain sebagai sarana

penunjangnya diantaranya fasilitas sekolah. Data banyaknya fasilitas

sekolah untuk berbagai tingkatan di Desa Wukirsari dan Desa

Kepuharjo sebagai berikut:

Tabel 8.

Fasilitas Pendidikan di Desa Wukirsari dan Kepuharjo

No Jenis SekolahJumlah Sekolah

Desa Wukirsari Desa Kepuharjo1 PAUD 6 2

2 SETINGKAT TK 7 2

3 SETINGKAT SD 9 2

4 SETINGKAT SMP 1 1

5 SETINGKAT SMTA 2 -

Jumlah 25 7Sumber: Monografi Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo 2017

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa penyediaan prasarana

dasar pendidikan dan sebaran yang berupa fasilitas pendidikan Desa

Wukirsari lebih banyak dan lebih merata dibandingkan fasilitas

pendidikan di Desa Kepuharjo.

Page 70: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

49

b. Fasilitas Kesehatan

Untuk mewujudkan masyarakat yang sehat jasmani maupun rohani

disamping disiapkan tenaga kesehatan juga perlu di persiapkan fasilitas

lain sebagai sarana penunjangnya. Data menunjukkan sebaran tenaga

kesehatan dan sarana prasaranadi berbagai tingkatan dan berbagai

jenis di Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo sebagai berikut:

Tabel 9.

Fasilitas Kesehatan di Desa Wukirsari dan Kepuharjo

No Jenis FasilitasJumlah Fasilitas

Desa Wukirsari Desa Kepuharjo1 Puskesmas Pembantu 1 1

2 Praktek Mantri/Bidan 9 2

Jumlah 10 3Sumber: Monografi Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo 2017

Dari tabel diatas dapat diketahui dan disimpulkan bahwa sebaran

tenaga dan fasilitas kesehatan di kedua Desa baik di Desa Wukirsari

maupun di Desa Kepuharjomasih sangat minim, belum sebanding

dengan masyarakat dan luas wilayah yang harus ditangani, ini perlu

mendapatkan perhatian yang lebih serius terlebih juga tidak adanya

dokter praktek dan sarana transportasi yang berupa mobil ambulan di

masing-masing Desa di wilayah tersebut meskipun lintas Kecamatan

dan Desa mungkin juga dekat dan lebih baik fasilitas kesehatannya

(Rumah Sakit Pantinugroho, PKU. Pakem, PKU.

Page 71: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

50

Cangkringan,Puskesmas Induk),tetapi jugatidak ada jeleknya jika

tenaga kesehatan tetap pelu diperhatikan dan ditambah demi untuk

memberi pelayanaan yang terbaik untuk masyarakat.

c. Fasilitas Ekonomi

Kondisi perekonomian di kedua Desa sangatlah berbedadan sangat

bervariatif. Desa Wukirsari yang kebetulan sesuai kondisi geografisnya

terletak didaerah yang bawah dan cukup landai mayoritas

masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani, peternak dan

pedagang,sebagian kecil lainnya bermata pencaharian sebagai

pegawai swasta, PNS dan TNI/Polri, sedangkan Desa Kepuharjo yang

posisinya terletak di dataran yang lebih tinggi ada di atas Desa

Wukirsari tentunya juga berpengaruh terhadap mata pencaharian

masyarakatnya.

Sebagian besar masyarakat Desa Kepuharjo bermata pencaharian

sebagai petani, pertukangan, peternak dan penambang, sebagian kecil

lainnya bermata pencaharian sebagai pegawai swasta, PNS dan

TNI/Polri. Tabel gambaran sebaran mata pencaharian di kedua desa

secara lebih rinci dapat di lihat dan digambarkan dalam tabel sebagai

berikut:

Page 72: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

51

Tabel 10.

Mata Pencaharian Penduduk di Desa Wukirsari dan Kepuharjo

No Jenis MataPencaharian

Jumlah Penduduk Menurut JenisMata Pencaharian

Desa Wukirsari Desa Kepuharjo

1 Petani 1.860 312

2 Peternak 4 87

3 Penambang 86 165

4 Pedagang 114 73

5 Pegawai Swasta 1.527 49

6 PNS/TNI/Polri 405 47

7 Pertukangan 124 187

8 Pensiunan 225 28

9 Jasa 600 58

10 Lain-Lain 6.487 2.373

Jumlah 11.432 3.379Sumber: Monografi Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo 2017

Untuk menggerakkan kegiatan perekonomian warga pemerintah

menyediakan dan membangun beberapa Fasilitas Ekonomi yang bisa

dipakai dan manfaatkan masyarakat.Gambaran Fasilitas Ekonomi

sebagai sarana pendukung kegiatan ekonomi dalam rangka

meningkatkan sumber penghasilan masyarakat secara rinci dapat

digambarkan sebagai beriku:

Page 73: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

52

Tabel 11.

Fasilitas Ekonomi di Desa Wukirsari dan Kepuharjo

No Fasilitas EkonomiJumlah Fasilitas Ekonomi

Desa Wukirsari Desa Kepuharjo

1 Toko 5 1

2 Kios 115 35

3 Pasar 1 -

4 Pabrik Pakan Ternak 1 -

5 Kandang Komunal 3 2

6 Pengolahan Kayu/Batu 7 3

Jumlah 132 41Sumber: Monografi Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo 2017

Ke dua tabel diatas menggambarkan bahwa kegiatan ekonomi di ke

dua kawasan sangat bervaritif termasuk juga fasilitas ekonomi yang

mendukungnya walaupun posisi kawasan wilayahnya sama-sama di

lereng Merapi namun Fasilitas Ekonomi sebagai sarana pendukung

kegiatan ekonomi masyarakatnya lebih banyak jumlah dan jenisnya

seiring dengan besarnya jumlah penduduk Desa Wukirsari meskipun

belum sepenuhnya mencukupi dan sesuai dengan harapan

masyarakat.

d. Fasilitas Olah Raga

Dalam rangka meningkatkan prestasi dan menjaga kebugaran

tubuh, Pemerintah Desa Wukirsari dan Kepuharjo telah menyediakan

beberapa fasilitas olah raga, tetapi karena tingkat kesadaran

Page 74: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

53

masyarakatnya tentang olah raga masih rendah dan hari-harinya

terkesan cenderungbekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Kegiatan olah raga sebagai sarana kebugaran dan hiburan cenderung

terabaikan.Kondisi alam yang cukup sejuk memberikan udara yang

bersih dan segar ternyata belum sepenuhnya masyarakat

memanfatkan,sebagian besar fasilitas olah raga dimanfaatkan warga

dari luar daerah.

Adapun tabel fasilitas olah raga di Desa Wukirsari dan Kepuharjo di

sajikan pada tabel berikut:

Tabel 12.

Fasilitas Olahraga di Desa Wukirsari dan Kepuharjo

No Fasilitas Olah RagaJumlah Fasilitas Olah Raga

Desa Wukirsari Desa Kepuharjo1 Lap. Bulutangkis 4 12 Lap. Sepak Bola 2 13 Lap. Golf - 14 Gedung Olah Raga 1 -

Jumlah 7 3Sumber: Monografi Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo 2017

e. Fasilitas Ibadah

Data Monografi Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo 2018

menunjukkan ada 5 agama yang diyakini dan dianut penduduk lereng

Merapi khususnya Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo, ada sebagian

Page 75: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

54

kecil penduduknya beragama Kristen, Katholik, Hindu, Buda dan

sebagian besar adalah beragama Islam. Toleransi antar umat

beragama berjalan sangat baik, yang mayoritas menghormati yang

minoritas dan sebaliknya yang minoritas menghormati yang mayoritas

sehingga suasana kebatinan dan kedamaian sangat terjaga, tidak

pernah dan tidak akan terjadi permasalahan-permasalahan yang

berbau SARA. Ini terbukti tempat ibadah berdampingan dan

berdekatan tidak pernah terjadi apa-apa. Sebaran pemeluk agama dan

fasilitas tempat ibadah menurut agama yang diyakini di Desa Wukirsari

dan Desa Kepuharjo dapat digambarkan pada table berikut :

Tabel 13.

Sebaran Pemeluk Agama di Desa Wukirsari dan Kepuharjo

NoJenis Agama Yang

Dianut dan Diyakini

Jumlah Pemeluk

Desa Wukirsari Desa Kepuharjo

1 Kristen 141 -

2 Katholik 192 4

3 Islam 11.238 3.373

4 Budha 1 -

5 Hindu - 7

Jumlah 11.595 3.384

Sumber: Monografi Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo 2018

Page 76: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

55

Tabel 14.

Fasilitas Ibadah di Desa Wukirsari dan Kepuharjo

No Jenis Tempat IbadahJumlah Tempat Ibadah

Desa Wukirsari Desa Kepuharjo

1 Mushola 9 6

2 Masjid 33 7

3 Gereja 3 -

Jumlah 45 13Sumber: Monografi Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo 2017

B. Karakteristik Informan

Agar peneliti mendapatkan informasi yang cukup, benar dan tepat maka peneliti

mencari dan mengambil informan dari berbagai kalangan danlatar belakang

tingkatan pendidikan baik itu dari kalangan pemerintah, swasta, pendamping,

lembaga, relawan dan para korban, selengkapnya sebagai berikut:

Tabel 15.

Karakteristik Informan

No Nama Umur(Th)

TingkatPendidikan Jabatan

1 Yuhanes Dwi Ari H,S.T,M.Eng 53 S2 Kasi RekonstruksiBPBD

2 Guntur Sugiyanto 45 S1 Staf Seksi BPBD

3 Edi Hermana,SH,M.Hum 54 S2 Camat

4 Agung Dwi Maryanto,SH,M.Si 48 S2 Kasi Pemerintahan

5 Heri Suprapto 60 SLTA Kepala Desa

6 Fuad Jauhari Ludfi 33 SLTA Kepala Desa

Page 77: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

56

7 Tulus Budi Wiratno,S.Sos 50 S1 Sekretaris Desa

8 Nana Widiatmanta 49 DIII Kepala BagianPemerintahan

9 Supriyana 50 SLTA Kepala BagianPemerintahan

10 Wiyana Suhadi 37 SLTAKepala BagianKesejahteraan

Masyarakat

11 Drs.H.Marsudi 73 S1 Ketua LPMD

12 Suyatno,SPd 52 S1 TokohMasyarakat/RW

13 Lanjar Widodo 33 SLTATokoh

Masyarakat/KetuaKP

14 Sumarwi 42 SLTATokoh

Masyarakat/KetuaKP

15 Amad Kardan 34 SLTA Swasta/Korban

16 Radi 80 SLTA Toma/Pensiunan

17 Ludmanto 47 SLTATokoh

Masyarakat/KetuaJatilan

18 Joko Irianto 38 SLTA Ketua SARCangkringan

19 Hamid Kurniawan,ST 36 S1 Relawan

20 Dwi Kurniawan 42 SLTA PendampingTeknis

21 H.Sukir 49 SLTA Pengurus Koperasi

22 Marjo Tumar 80 SD Korban

23 Hadi Wiyono 78 SD Korban

24 Dirjo 85 SD Korban

25 Anwar Sidiqi 36 SLTA TokohMasyarakat/RW

26 Ngadiran 75 SMP Ketua Rois

Sumber: Data Primer Desa Wukirsari dan Desa Kepuharjo 2017

Page 78: New SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”repo.apmd.ac.id/618/1/repo Tesis Ruwantoro.pdf · 2019. 2. 14. · Peta Jumlah Rumah Yang Rusak Akibat Bencana Letusan

57