program pemerintah kelurahan dalam …repo.apmd.ac.id/952/1/rani paty dwijayanti.pdf · di...

44

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PROGRAM PEMERINTAH KELURAHAN

    DALAM MEMBERDAYAKAN LANSIA

    DI KELURAHAN TLOGOREJO, KECAMATAN TEMANGGUNG

    KABUPATEN TEMANGGUNG

    SKRIPSI

    Disusun Sebagai Tugas Akhir Untuk Memenuhi

    Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S1)

    Prodi Ilmu Sosiatri / Pembangunan Sosial

    Sekolah Tinggi Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta

    DISUSUN OLEH:

    Rani Paty Dwijayanti

    NIM 17510022

    PROGRAM STUDI ILMU SOSIATRI / PEMBANGUNAN SOSIAL

    SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD’

    YOGYAKARTA

    2019

  • iii

    MOTTO

    “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh

    jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha

    mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”

    (Qs Al-Bagqarah: 216)

    "Waktu bagaikan pedang. Jika engkau tidak memanfaatkannya dengan baik (untuk

    memotong), maka ia akan memanfaatkanmu (dipotong)."

    (HR. Muslim)

    “Barang siapa yang bersungguh sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut untuk

    kebaikan dirinya sendiri"

    (Qs. Al-Ankabut: 6)

    "Kaca, porselen dan nama baik, adalah sesuatu yang gampang sekali pecah, dan tak akan

    dapat direkatkan kembali tanpa meninggalkan bekas yang nampak."

    (Benjamin Franklin)

    "Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi

    hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang menangis sedih,

    tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum."

    (Mahatma Gandhi)

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT berkat rahmat dan

    hidayah yang diberikan kepada hambanya, Sujud syukurku kusembahkan

    kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha Tinggi nan Maha Adil nan Maha

    Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir,

    berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga

    keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

    Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan doa dari

    berbagai pihak.oleh karena itu saya ingin mempersembahkan skripsi ini sebagai

    wujud terimakasih saya kepada:

    1. Kedua orang tuaku yang saya sayangi dan cintai, Bapak Tarmuji dan Bu Sri

    Sarwati. Yang selalu memberikan kasih sayang dan kesabaran dalam

    membimbing dari kecil hingga dapat menyelesaikan perkuliahan. Sehingga

    karya sederhana ini dapat aku persembahkan untuk Bapak dan Ibu tersayang.

    2. Untuk kakakku, Dodi Taresa Handahandoro dan Chaerani. Kalian selalu

    memberi dukungan dan kasih sayang kalian untuk adik kalian yang masih

    berjuang ini.

    3. Untuk ponakanku, Devananda Musa, terimakasih selalu manjadi semangat tante

    dalam mengerjakan skripsi.

    4. Untuk mas Wahyu Eko Prasetyo, yang selalu memberi perhatian dan dukungan

    .Terimakasih atas kesabaran yang besar, doa-doanya, teguran-teguran kecil dari

    mas saat aku melakukan kesalahan.

    5. Untuk sahabatku Mbak Nur Indah Pungkasani, dan Mbak Erma Setiawati, yang

    selalu ada di saat-saat aku berjuang, selalu memberikan kasih sayang tiada

    hentinya memberi semangat dan dukungan dan doa.

    6. Untuk sahabatku Yuliati Khasanah, Faizah Rohmah, Chyntia Dewi Aryo

    Suparjo, mbak Nur Vita Andriyani. Ku ucapkan terimakasih atas dukungan,

    kasih sayang, perhatian yang berlimpah dari kalian, sehingga aku terus memiliki

    semangat.

    7. Untuk teman-teman Sosiatri angkatan 2015 Thessa, Juju, Selig, dan Asih

  • v

    Untuk teman-teman Sosiatri angkatan 2016 Berta, Inar, Talita

    Untuk teman-teman Sosiatri angkatan 2017 Atun, latifah Mahmuda, Siti

    Latifah.

    Terimakasih teman-temanku, atas dukungan kalian.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

    telah melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis bisa

    menyelesaikan skripsi dengan judul “Program Pemerintah Kelurahan di Kelurahan

    Tlogorejo dalam Pemberdayaan Lansia di Kecamatan Temanggung, Kabupaten

    Temanggung

    Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

    SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir

    zaman.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di Prodi

    Ilmu Sosiatri/Pembangunan Sosial Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

    Desa “APMD” Yogyakarta, dan dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis

    mendapatkan banyak sekali bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai

    pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis juga bermaksud menyampaikan rasa

    terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto M.Si. selaku ketua Sekolah Tinggi

    Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta, yang telah memberikan

    ijin penelitian kepada penulis dalam rangka penulisan skripsi ini.

    2. Ibu Dra. Hj. Oktarina Albizzia, M.Si. selaku ketua prodi Ilmu Sosiatri /

    Pembangunan Sosial Sekolah Tinggi Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

    3. Ibu Dra. Widati, Lic.rer.reg selaku dosen pembimbing yang saya ucapkan

    terimakasih telah membimbing dengan segala kerendahan hati.

    4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal pengetahuan yang berguna

    dalam penyelesaian skripsi ini.

    5. Bapak dan Ibu Staff serta karyawan kampus Sekolah Tinggi Pembangunan

    Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta yang turut membantu kelancaran proses

    administrasi dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

    6. Bapak Muhammad Asyiq selaku Lurah kelurahan Tlogorejo yang telah

    berkenan untuk menerima saya dalam melakukan penelitian di Kelurahan

    Tologorejo.

  • vii

    7. Ibu Halimah, Selaku bidan desa dan pengurus atau kader lansia di Kelurahan

    Tlogorejo yang berkenan untuk menerima saya dalam melakukan kegiatan

    penelitian.

    Demikian skripsi ini penulis buat, penulis menyadari masih terdapat

    banyak kekurangan dalam hal penulisan, maka penulisan sangat mengharapkan

    masukan dan saran serta kritikan yang membangun dari pembaca, agar karya skripsi

    ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca dan almamater STPMD “APMD”

    Yogyakarta. Terima Kasih.

    Yogyakarta, Oktober 2019

    Penulis,

    Rani Paty Dwijayanti

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Salah satu fenomena kependudukan di dunia akhir-akhir ini adalah meningkatnya

    jumlah penduduk dari tahun ke tahun (Abel,Wordpress.com). Diantaranya adalah tingkat

    pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang biasanya lebih cepat jika

    dibandingkan dengan negara-negara maju. Berbagai penduduk Asia akhir-akhir ini dapat

    dikatakan mengalami peningkatan yang signifikan. PBB menyebutkan bahwa pada

    tahun 2025 penduduk di Asia akan meningkat menjadi 8,1 milyar jiwa dari jumlah 7,2

    milyar jiwa pada tahun 2014 (Bambang, Kompas.com)

    Angka kelahiran yang lebih banyak daripada angka kematian, menjadi salah satu

    penyebab jumlah penduduk yang selalu bertambah. Hal ini ditunjukkan dari

    meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun. Menurut studi terakhir

    (dirilis pada tahun 2010), Indonesia memiliki jumlah penduduk 237.6 juta orang, pada

    tahun 2016 Indonesia memiliki lebih dari 255 juta penduduk.Menurut proyeksi yang

    dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menilik populasi absolut

    Indonesia di masa depan, maka jumlah penduduk pada tahun 2025 diperkirakan 270 juta

    jiwa, dan pada tahun 2035 diperkirakan jumlah penduduk 285 juta jiwa dan pada tahun

    2045 diperkirakan jumlah penduduk ada 290 juta jiwa (Indonesia Invesment,

    Indonesiainvesment.com) Pertambahan penduduk akan memberi dampak terhadap

    terjadinya masalah-masalah sosial (pengangguran, kemiskinan, dan persaingan hidup)

    yang relatif meningkat. Penduduk yang semakin bertambah, akan menyebabkan

    kepadatan penduduk di setiap negara.

  • 2

    Pertambahan jumlah penduduk disebabkan dengan kondisi kesehatan yang

    semakin meningkat, secara tidak langsung berakibat pada bertambahnya penduduk lanjut

    usia.Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang

    Kesejahteraan Lanjut Usia Bab I Pasal 1, lanjut usia adalah seseorang yang telah

    mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas (Undang-Undang RI,1998: nomor 13).

    Pengertian lain tentang lansia adalah tahap kehidupan di mana lebih banyak terjadi

    penurunan daripada peningkatan, saat kemampuan dan kesempatan banyak berkurang

    daripada bertambah (Indriana, 2012: 6).

    Batasan lanjut usia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikutip

    Kusharyadi sebagai berikut(Kushariyadi, 2010, 2):

    a. Usia Pertengahan (Middle Age), adalah usia antara 45-59 tahun.

    b. Usia Lanjut (Elderly) adalah usia antara 60-74 tahun.

    c. Usia Lanjut Tua (old), adalah usia antara 75-90 tahun.

    d. Usia Sangat Tua (Very old), adalah usia 90 tahun keatas.

    Pengertian lansia di atas, dapat dimaknai bahwa orang yang berusia 60 (enam

    puluh) tahun ke atas, telah mengalami penurunan kemampuan fisik penurunan tingkat

    kesehatan, dan psikologisnya yang berbeda jauh ketika masih dalam usia produktif.

    Penduduk di atas 65 tahun merupakan penduduk yang paling cepat

    pertumbuhannya. Ini terjadi tidak hanya di negara Amerika tetapi juga negara di seluruh

    dunia.Penduduk lanjut usia sudah mencapai lebih dari 30% dari total penduduk, di

    negara Jepang; di Korea Selatan 12,7%; dan di Singapura 9% ( Bondan, 2012:3). Jepang

    sebagai negara yang produktif dalam segala aspek kehidupannya, baik dalam

    produktifitas industri, produktifitas kinerja, yang akan memberikan dampak kesehatan

    bagi penduduknya yang memiliki usia harapan hidup yang tinggi. Korea Selatan juga

  • 3

    memiliki penduduk lansia dengan prosentase yang tinggi, hal ini disebabkan kondisi

    negara yang semakin mengarah pada kemajuan.

    Indonesia sebagai negara dengan angka pensiunan yang tinggi, secara tidak

    langsung memiliki pertumbuhan penduduk usia lanjut yang cukup pesat. Indonesia

    termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia sebesar

    18,1 juta jiwa (9,6%) pada tahun 2010, pada tahun 2015 adalah 21,7 juta jiwa dan

    diperkirakan akan meningkat tajam yaitu sebesar 48,2 juta jiwa (167,2%) pada tahun

    2035. Sehingga dapat dikatakan Indonesia sudah mendekati aging population (Casmudi,

    kompasiana.com).

    Banyaknya prosentase penduduk usia lanjut akan mempengaruhi kondisi

    perekonomian negara ini. Anggaran bantuan untuk lanjut usia akan semakin bertambah

    dari tahun ke tahun. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014

    tentang Desa Bab VIII Pasal 72 Ayat (4)alokasi dana desa paling sedikit 10% (sepuluh

    perseratus) dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten atau Kota dalam Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus (Undang-

    Undang RI, 2014:nomor 6). Penduduk lansia, merupakan bagian dari penduduk secara

    keseluruhan.bagian dari perkembangan suatu negara yang juga masih ingin hidup

    mandiri, berkarya, bergaul, dihargai, dan bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat.

    Mereka tidak ingin bergantung dan menjadi beban bagi masyarakat lain, sehingga

    banyak dari lansia yang masih bekerja keras membanting tulang untuk mencari nafkah,

    dan masih ada yang tetap menjalin sosialisasi dengan lingkungan sekitar.

    Kenyataan sering ditemui dalam kehidupan masyarakat, bahwa penduduk lanjut

    usia mengalami kemunduran baik secara fisik, yang berkaitan dengan kesehatan,

    produktifitas, fungsi-fungsi biologis, dan secara psikologis yang berkaitan dengan tingkat

    kejiwaan atau emosi, dan kontak sosial dengan masyarakat sekitar. Maupun secara

  • 4

    ekonomi yang berkaitan dengan kebutuhan hidup.Lansia yang telah atau akan mengalami

    kelemahan perlu mendapatkan perhatian sekaligus kesempatan untuk tetap bisa hidup

    mandiri, dapat percaya tetap bisa mempertahankan diri agar berguna bagi dirinya sendiri,

    keluarga dan masyarakat, agar secara moral etis akan tetap mendapatkan penghormatan

    dan balas budi, karena generasi lanjut usia telah memberikan jasa terhadap generasi

    berikutnya.

    Sesuai dengan kebudayaan Jawa, kebudayaan ini menguntungkan lanjut usia,

    karena di dalamnya terdapat tata krama terhadap orang yang lebih tua. Hubungan

    penghormatan dapat dilihat dalam penggunaan bahasa yang tinggi (krami) ketika

    berbicara kepada orang tua, dan dalam keluarga priyayi tradisional orang malahan

    menyembah dahulu sebelum berbicara (Koentjaraningrat, 1994:273). Hal ini dapat

    dilihat dari sopan santun yang dibangun antara orang yang lebih muda dengan orang

    yang lebih tua (lansia).

    Secara umum telah kita ketahui bahwa kelompok penduduk lanjut usia

    merupakan kelompok penduduk yang potensial menjadi masyarakat rentan, apabila

    kebutuhan materi maupun kebutuhan psikologisnya tidak terpenuhi, apalagi

    dikesampingkan dari masyarakat yang relatif masih produktif. Penduduk lansia dianggap

    kurang cekatan, efektif dalam melaksanakan kegiatan sosial. Hal ini akan menimbulkan

    masalah yang akan menurunkan kualitas diri bagi lanjut usia.

    Dalam undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

    Pasal 5 ayat 2 disebutkan, sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia

    diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi (Undang-Undang

    RI, 1988: nomor 13):

    a. Pelayanan keagamaan dan mental

    b. Pelayanan kesehatan

  • 5

    c. Pelayanan kesempatan kerja

    d. Pelayanan pendidikan dan pelatihan

    e. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum

    f. Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum

    g. Perlindungan sosial

    h. Bantuan sosial

    Jumlah penduduk di Kelurahan Tlogorejo sebesar 3.236 jiwa, dengan prosentase

    penduduk lansia 15,2%, dengan kata lain jumlah penduduk lansia sebesar 492 jiwa

    (Muhammad Asyiq, wawancara). Jumlah penduduk lansia yang sangat besar dalam

    prosentase kependudukan.Hal ini membuat Kelurahan Tlogorejo memberikan pelayanan

    untuk lansia. Diantaranya pemeriksaan kesehatan dan bekerja sama dengan puskesmas,

    bantuan untuk Program Makan Tambahan (PMT), posyandu lansia, simpan pinjam

    bergulir.

    Pemerintah perlu menciptakan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap lansia

    sampai pada tingkat kelurahan. Masyarakat sekitar diharapkan tetap memberikan

    kesempatan kepada lanjut usia dalam meneruskan hidup, karena pada kenyataannya tidak

    sedikit kelompok lanjut usia yang masih banyak membantu bahkan berperan dalam

    kehidupan keluarga dan masyarakat sekitar. Kesehatan lansia juga tidak luput dari

    perhatian pemerintah kelurahan.Penurunan kesehatan lansia pasti terjadi seiring dengan

    menuanya umur mereka.Banyak dari lansia yang tidak bisa melakukan kegiatan mereka

    sewaktu muda dikarenakan menurunnya kualitas hidup dan juga kesehatan.

    Pemerintah Kelurahan mempunyai peran yang penting dalam upaya

    pemberdayaan lansia. Peran pemerintah kelurahan di Kelurahan Tlogorejo, Kabupaten

    Temanggung dalam memberdayakan lansia adalah kewenangan dipegang oleh

    pemerintah kelurahan yang diharapkan oleh masyarakat untuk mengembangkan

  • 6

    kehidupan lansia baik sebagai masyarakat ataupun individu-individu. Masyarakatpun

    dapat menerima lansia tersebut dengan kehidupan yang telah berkembang.

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2005 tentang

    Kelurahan, pasal 1 ayat (5) menyebutkan

    Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam

    wilayah Kecamatan (Peratuan Pemerintah, 2005: Nomor 73).

    Struktur yang membentuk Kelurahan, disebutkan dalam pasal 3 ayat (2),

    Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Lurah yang berada di

    bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati/ Walikota melalui Camat (Peraturan

    pemerintah, 2005: Nomor 73). Peraturan Pemerintah tersebut bahwa kelurahan

    memiliki tanggungjawab langsung kepada Bupati atau Walikota yang melalui Camat.

    Lurah memiliki tugas yang disebutkan dalam Undang-Undang No 23 pasal 229

    ayat (4) tahun 2014:

    a. Melaksanakan kegiatan pemerintah kelurahan;

    b. Melakukan pemberdayaan masyarakat;

    c. Melaksanakan pelayanan masyarakat;

    d. Memelihara ketentraman dan ketertiban umum;

    e. Memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

    f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat; dan

    g. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan. (Undang-Undang no 23 pasal 229 ayat (4) tahun 2014)

    Program adalah kumpulan instruksi atau perintah yang dirangkai sehingga

    membentuk suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (http://pnpm-

    tiroang.blogspot.com)

  • 7

    Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat

    untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap,

    kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.

    Pemberdayaan menekankan pada bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan,

    dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang

    lain yang menjadi perhatiannya (Edi, 1997: 210).Pemberdayaan adalah serangkaian

    proses dan tujuan yang ditujukan untuk masyarakat, dan individu-individu yang

    memiliki potensi untuk mengembangkan kehidupannya, yang menghasilkan suatu

    perubahan sosial. Sehingga masyarakat, dan individu-individu tersebut dapat

    menjalankan fungsi-fungsi sosial mereka. Menjalankan kehidupan bermasyarakat

    dengan baik dan sebagaimana mestinya.

    Dengan demikian program pemerintah kelurahan di Kelurahan Tlogorejo dalam

    pemberdayaan lansia adalah instruksi atau perintah yang dirangkai sehingga membentuk

    suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan . Kelurahansebagai pemangku

    kebijakan atas pemberdayaan lansia pada tingkat kelurahan. Dimana di suatu Kelurahan

    membutuhkan kebijakan dari pemerintah kelurahan untuk memberdayakan lansia, yaitu

    program kegiatan yang dibutuhkan oleh lansia untuk mengembangkan dirinya.

    Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

    tentang program pemerintah kelurahan Tlogorejo dalam upaya pemberdayaan lansia.

    Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah “Program Pemerintah Kelurahan

    Tlogorejodalam Memberdayakan Lansia di kelurahan Tlogorejo, Kecamatan

    Temanggung, Kabupaten Temanggung”.

  • 8

    B. RUMUSAN MASALAH

    Bagaimana program pemerintah Kelurahan di Kelurahan Tlogorejo dalam pemberdayaan

    lansia di Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung?

    C. TUJUAN PENELITIAN

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui

    program pemerintah kelurahan di Kelurahan Tlogorejo dalam pemberdayaan lansia di

    Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung

    D. MANFAAT PENELITIAN

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu Sosiatri, khususnya terkait

    dengan kesejahteraan sosial lansia di tingkat Kelurahan.

    2. Secara Praktis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi, wacana,

    temuan lapangan bagi pemerintah Kelurahan Tlogorejo dalam melaksanakan

    program pemberdayaan lansianya, sehingga dapat menjadi masukan dan evaluasi

    untuk menyempurnakan program lansia ke depan.

    E. KAJIAN PUSTAKA

    Penelitian tentang lansia di Kelurahan Tlogorejo, Kabupaten Temanggung belum

    ada. Menghindari kesamaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penyusun

    menghimpun beberapa kajian pustaka yang terkait dengan pokok bahasan penelitian.dan

    penyusun dapat membedakan dengan skripsi lain yang membahas tentang lansia dan

    pemerintah desa.

  • 9

    Dyah Rosina Yuniarti, dalam skripsinya berjudul “Upaya Peningkatan

    Kesejahteraan Lansia Dalam Menghadapi Naiknya Angka Harapan Hidup (Studi

    Tentang Upaya Pembinaan Kesejahteraan Lansia Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Oleh

    Tim PKK RW 17 Di Wilayah RW 17 Perumnas Condong Catur, Kecamatan Depok,

    Kabupaten Selam, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)”.Penelitian ini membahas

    upaya pembinaan kesejahteraan lansia yang telah dilaksanakan Tim PKK RW 17 agar

    angka harapan hidup di wilayah RW 17 perumnas Condong Catur yang terus meningkat.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan lansia yang dilakukan di RW 17

    perumnas Condong Catur oleh Tim PKK RW 17 meliputi kegiatan pelayanan kesehatan,

    senam lansia, program keterampilan ringan serta rekreasi bagi lansia. Kegiatan tersebut

    mampu meningkatkan kesejahteraan lansia serta membentuk komunitas lansia yang aktif,

    baik dalam bidang sosial keagamaan maupun dalam kehidupan bermasyarakat (Skripsi

    Dyah, 2001)

    Intan Kurnia Sari, dalam skripsinya berjudul “Pelayanan Berbasis Komunitas

    Pada Kelompok Lanjut Usia”.Penelitian ini membahas kondisi kehidupan lansia di

    wilayah RW 10 Gondolayu lor dan bekerjanya pelayanan berbasis komunitas pada

    kelompok lansia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lansia masih dapat berperan

    aktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan melalui komunitas lansiannya. Bidang

    pelayanan yang dilakukan mengarah pada bidang kesehatan lansia, keagamaan dan

    sosial. Selain melayani anggota komunitasnya, pelayanan berbasis komunitas yang

    dilakukan juga melayani anggota masyarakat lainnya dalam batas kemampuan mereka

    (Skripsi Intan, 2009).

    Sivana Khamdi Syukria, dalam skripsinya berjudul “Program pemberian Gizi

    Lanjut Usia Di Kelurahan Terban Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta (Tinjauan

    Terhadap Implementasi, Monitoring, dan evaluasi program)”. Hasil penelitian ini

  • 10

    menunjukkan bahwa program pemberian gizi lanjut usia di kelurahan Terban kecamatan

    Gondokusuman telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada. Penambahan makanan

    bergizi dananya disuport dari pemerinta kelurahan, ditambah dari dana sosial PKK serta

    terdapat pula dermawan yang berpartisipasi secara tidak tetap. Kegiatan selama ini

    dilakukan rutin 1 kali dalam sebulan dilangsungkan bersamaan dengan pelayanan

    kesehatan dari puskesmas (Skripsi Sivana, 2010)

    Penelitian di atas, penyusun berpendapat bahwa penelitian yang berjudul “Peran

    Pemerintah Kelurahan di Kelurahan Tlogorejo, Kabupaten Temanggung dalam

    Memberdayakan lansia” berbeda dengan skripsi yang telah ada.Hal yang membedakan

    adalah penelitian ini lebih fokus membahas tentang peran pemerintah desa dalam

    memberdayakan lansia.Selain itu, penelitian ini berbeda lokasi penelitian dan waktu dari

    penelitian di atas.Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Tlogorejo, Kabupaten

    Temanggung, sedangkan waktunya pada bulan Juni sampai bulan Agustus.

    F. KERANGKA TEORI

    1. Tinjauan Program Pemerintah Kelurahan

    a. Program Pemerintah Kelurahan

    Munculnya Undang-Undang no 23 tahun 2014 tentang Kelurahan membuat

    kebijakan tentang kelurahan dalam memberi pelayanan, peningkatan peran serta dan

    pemberdayaan masyarakat Kelurahan yang ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat.

    Konsep yang sering dimunculkan dalam proses pemberdayaan adalah konsep

    kemandirian dimana program-program pembangunan dirancang secara sistematis

    agar individu maupun masyarakat menjadi subjek dari pembangunan.

    Program pemerintah kelurahan yang sangat berpengaruh terutama dalam

    upaya unuk menciptakan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya

    masyarakat di kelurahan, yang dilakukan melalui pengarahan kepada masyarakat

  • 11

    untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan penyaluran aspirasi masyarakat.

    Partisipasi masyarakat, khususnya lansia diwujudkan dalam bentuk pengarahan dan

    pemanfaatan daya dan dana yang ada dalam masyarakat untuk meningkatkan

    kegiatan pemberdayaan lansia di daerah kelurahan, sehingga keberhasilan

    kemandirian dalam masyarakat tidak selalu ditentukan oleh tersedianya sumber dana

    keuangan dan manajemen keuangan, tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh peran serta

    dan respon masyarakat terhadap keberdayaan lansia.

    Oleh sebab itu, program pemerintah kelurahan dalam hal memeberdayakan

    lansia, pembinaan kehidupan masyarakatdilakukan oleh lurah dengan menggunakan

    konsep kesadaran dan kemauan dari masyarakat sendiri, khususnya lansia.

    Pemerintah kelurahan memiliki peran sebagai fasilitator dalam menjalankan

    program-program yang mensejahterakan lansia. Di sisi lain, pemerintah juga

    menyiapkan anggaran khusus untuk program mensejahterakan lansia.

    2. Tinjauan Pemberdayaan Masyarakat (Community Empowerment)

    a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

    Pemberdayaan memuat dua pengertian kunci, yakni kekuasaan dan

    kelompok lemah. Kekuasaan di sini diartikan bukan hanya menyangkut

    kekuasaan politik dalam arti sempit, melainkan kekuasaan atau penguasaan

    klien atas (Jim, 1995: 61-64):

    a. Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup: kemampuan

    dalam membuat keputusan-keputusan mengenai gaya hidup, tempat tinggal,

    pekerjaan.

    b. Pendefinisian kebutuhan: kemampuan menentukan kebutuhan selaras

    dengan aspirasi dan keinginannya.

  • 12

    c. Ide atau gagasan: kemampuan mengekspresikan dan menyumbangkan

    gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan.

    d. Lembaga-lembaga: kemampuan menjangkau, menggunakan dan

    mempengaruhi pranata-pranata masyarakat.

    e. Sumber-sumber: kemampuan memobilisasi sumber-sumber formal,

    informal, dan kemasyarakatan.

    f. Aktivitas ekonomi: kemampuan mamanfaatkan dan mengelola mekanisme

    produksi, ditribusi, dan pertukaran barang dan jasa.

    g. Reproduksi: kemampuan dalam kaitannya dengan proses kelahiran,

    perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi.

    b. Proses Pemberdayaan Masyarakat

    Pemberdayaan masyarakat mencakup semua aspek kehidupan

    masyarakat yang memubutuhkan proses untuk mewujudkannya. Untuk itu

    berikut proses dari pemberdayaan masyarakat (Mangatas, 2001: 12-13)

    1. Getting to know the local community (mengenal masyarakat setempat)

    2. Gathering knowledge about the local community (mengumpulkan

    pengetahuan tentang masyarakat sepetmpat)

    3. Indentifying the local leaders (mengidentifikasi para pemimpin lokal)

    4. Stimulating the community to realize that it has problems (memberi

    stimulasi pada masyarakat untuk menyadari bahwa mereka memiliki

    masalah)

    5. Helping people to discuss their problem (membantu mereka untuk

    mendiskusikan masalah)

  • 13

    6. Helping people to identify their most pressing problems (membantu mereka

    untuk mengidentifikasi masalah yang paling mendesak)

    7. Fostering self-confidence (membina kepercayaan diri)

    8. Deciding on a program action (memutuskan untuk pelaksanaan program)

    9. Recognition of strengths and resources (pengakuan kekuatan dan sumber

    daya)

    10. Helping people to continue to work on solving their problems (membantu

    masyarakat untuk terus memecahkan masalah)

    11. Increasing people’s ability for self-help (peningkatan kemampuan

    masyarakat untuk berswadaya)

    Upaya pemberdayaan diarahkan pada akar persoalan yaitu

    meningkatkan kemampuan masyarakat.Bagian yang tertinggal dalam

    masyarakat ditingkatkan dengan mengembangkan dan mendinamisasikan

    potensinya dan memberdayakannya (Alfitri: 2011: 21). Setiap individu ataupun

    masyarakat memiliki kemampuan untuk melaksanakan tahap-tahap

    pemberdayaan yang nantinya akan membantu mereka dalam melanjutkan

    kehidupan mereka tanpa rasa ketergantungan pada pihak lain. Tanpa terkecuali

    lansia, lansia juga masih memiliki daya atau kemampuan untuk memberdayakan

    dirinya dan kelompoknya.

    c. Pemberdayaan Partisipatif

    Prinsip pemberdayaan masyarakat adalah pertisipasi dari kelompok

    sasaran agar tercapai tujuan kemandirian. Pertisipasi merupakan keterlibatan

    aktif dalam sebuah program atau kegiatan pemberdayaan masyarakat.

    Keterlibatan tersebut sejak awal, yaitu dalam perencanaan, pelaksanaan dan

  • 14

    evaluasi. Pemerintah seringkali menghubungkan konsep good governance

    dalam memecahkan masalah publik dengan jalan pemberdayaan masyarakat.

    Governance diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara

    pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-

    masalah publik (Hetifah, 2009: 1). Di sinipemerintah memiliki peran sebagai

    penyedia dan pembantu layanan yang mampu memfasilitasi masyarakat.

    Dalam penerapan good governance perlu adanya partisipasi dari

    masyarakat, baik dalam hal pengambilan keputusan dan penggunaan layanan

    yang baik dari masyarakat. Karena pada hakekatnya berasal dari masyarakat dan

    untuk masyarakat.

    Maksud dari partisipasi warga dalam governance (tata kelola yang baik)

    adalah keterlibatan warga dalam pembuatan keputusan mengenai penggunaan

    sumber daya publik dan pemecahan masalah publik untuk pembangunan

    daerahnya. Berikut langkah-langkah agar pertisipasi yang mendukung proses

    menuju good governance dapat tumbuh (Hetifah, 2009: 109-110):

    1. Memperkuat legal basis untuk partisipasi dan penguatan kapasitas warga.

    2. Penguatan kapasitas institusi komunitas dengan mendorong kebebasan

    berorganisasi yang seluas-luasnya dan mengalokasikan sumber daya untuk

    penguatan institusi lokal.

    3. Menyediakan dan menyebarluaskan berbagai informasi publik dalam

    bentuk-bentuk dan media yang ramah pada masyarakat.

    4. Melakukan proses desentralisasi fiskal ke tingkat bawah (kelurahan, RW,

    RT)

  • 15

    5. Mengembangkan berbagai metode-metode partnership dan partisipasi

    warga (konsultasi public, panel warga, komisi-komisi khusus untuk

    masalah spesifik masing-masing daerah).

    3. Tinjauan Lanjut Usia dan Perkembangannya

    a. Pengertian Lanjut usia (lansia)

    Rentan kehidupan manusia dapat dibagi menjadi sepuluh periode, yaitu

    sebelum kelahiran (pra natal), baru dilahirkan, masa bayi akhir, awal masa

    kanak-kanak, pubertas, remaja, awal dewasa, usia pertengahan, dan usia lanjut

    (Elizabeth, 1980: 24). Manusia akan melewati fase-fase tersebut, diawali dengan

    masa bayi 0 – 2 tahun dan diakhiri dengan masa usia lanjut (lansia) 60 tahun ke

    atas.

    Ilmu yang mempelajari tentang lansia membagi lansia menjadi dua

    golongan yaitu “young old” 65-75 tahun dan “old-old” di atas 75 tahun

    (Dadang, 1997: 241). Berbeda dengan batasan usia yang telah pemerintah

    Indonesia tetapkan orang yang bisa dikategorikan sebagai lansia adalah yang

    berusia 60 tahun ke atas.

    Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998

    tentang Kesejahteraan Lanjut Usia Bab I Pasal 1, lanjut usia adalah seseorang

    yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas (Undang-Undang RI,

    1998: Nomor 13).Lansia merupakan tahap kehidupan di mana lebih banyak

    terjadi penurunan daripada peningkatan, saat kemampuan dan kesempatan

    banyak berkurang daripada bertambah (Yeniar, 2012: 6).

    b. Teori Lansia

    Proses menjadi tua dapat didasarkan pada teori menua berdasarkan

    faktor biologis, psikologis, dan sosial (Khalid, 2012: 5-14):

  • 16

    1) Teori Biologis “Lansia”

    Teori ini lebih menekankan pada perubahan kondisi tingkat struktural sel

    atau organ tubuh, termasuk di dalamnya adalah pengaruh agen patologis.

    2) Teori Psikologis “Lansia”

    a) Teori tugas perkembangan

    Tugas perkembangan masa tua antara lain:

    (1) Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan

    (2) Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya

    penghasilan

    (3) Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

    (4) Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya

    (5) Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan

    (6) Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes

    3) Teori delapan tingkat kehidupan

    Tugas perkembangan yang harus dijalani adalah untuk mencapai

    keseimbangan hidup atau timbulnya perasaan putus asa.

    4) Teori Jung

    Perkembangan personal individu melalui tahapan-tahapan: masa kanak-

    kanak, masa remaja dan remaja akhir, usia pertengahan, dan usia tua.

    3) Teori Sosial lansia

    a) Teori stratifikasi usia

    Orang yang mengalami proses menua dipandang sebagai individu

    elemen sosial dan juga sebagai anggota kelompok atau group dalam

    masyarakat.

  • 17

    b) Teori aktivitas

    Seorang individu harus mampu eksis dan aktif dalam kehidupan sosial

    untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan di hari tua.

    c) Teori kontinuitas

    Kondisi tua merupakan kondisi yang selalu terjadi dan secara

    berkesinambungan yang harus dihadapi oleh orang lanjut usia.

    Perubahan fisik termasuk dalam perubahan penampilan perubahan yang

    berbeda pada sistem organ dalam, perubahan dalam fungsi psikologis,

    perubahan pada sistem syaraf, dan perubahan penampilan (Elizabeth, 1980:

    409).

    c. Masalah- Masalah yang dihadapi Lansia

    Permasalahan lansia terjadi karena secara fisik mengalami proses

    penuaan yang disertai dengan kemunduran fungsi pada sistem tubuh

    sehingga secara otomatis akan menurunkan pula keadaan psikologis dan

    sosial dari puncak pertumbuhan dan perkembangan. Permasalahan-

    permasalahan yang dialami oleh lansia, diantaranya (Mangoenprasidjo, 2005:

    34):

    1. Kondisi mental

    Secara psikologis, umumnya pada usia lanjut terdapat penurunan

    baik secara kognitif maupun psikomotorik. Daya nalar dan daya pikir

    menurun, penurunan pemahaman dalam menerima permasalahan atau

    kurangnya daya tanggap atas suatu masalah serta mulai muncul kelambanan

    dalam bertindak.

    2. Keterasingan (loneliness)

  • 18

    Terjadi penurunan kemampuan pada individu dalam mendengar,

    melihat, dan aktivitas lainnya sehingga merasa tersisih dari masyarakat.

    Anak-anak dan cucu yang tidak menemani masa tua semakin menambah

    keterasingan lansia. Lingkungan yang tidak peduli dengan lansia, tidak

    adanya kegiatan dengan basis lansia akan menambah keterasingan juga.

    3. Post power syndrome

    Kondisi ini terjadi pada seseorang yang semula mempunyai jabatan

    pada masa aktif bekerja. Setelah berhenti bekerja, orang tersebut

    merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Keadaan ini seringkali

    tidak disadari oleh lansia, sehingga perilaku pada saat berkuasa atau

    menjabat sesuatu masih terbawa seperti masih suka menyuruh, membentak,

    serta masih merasa berkuasa, orang laian harus mengikuti apa yang

    dikatakannya.

    4. Masalah penyakit

    Selain karena proses fisiologis yang menuju ke arah degeneratif, juga

    banyak ditemukan gangguan pada usia lanjut, antara lain: infeksi, jantung

    dan pembulu darah, penyakit metabolik, osteoporosis, kurang gizi,

    penggunaan obat dan alkohol, penyakit syaraf (stroke), serta gangguan

    jiwa terutama depresi dan kecemasan. Masalah penyakit ini merupakan

    masalah yang paling umum ditemui dalam lansia. Oleh karena itu perhatian

    utama para pemangku kepentingan dan kekuasaan memperhatikan masalah

    ini sejak dahulu dalam proporsi yang lebih. Pelayanan kesehatan lansia

    sudah terintegrasi dengan pelayanan ibu dan anak melalui puskesmas dan

    posyandu-posyandu.

  • 19

    Permasalahan yang dialami lansia memberikan kesimpulan bahwa

    dengan keterbatasan yang dialami maka harus diciptakan suatu

    lingkungan yang dapat membantu aktivitas lansia dengan keterbatasannya.

    Selain itu perlu diciptakan lingkungan yang dapat membuat hatinya bahagia

    dalam menjalani hidupnya.

    G. METODE PENELITIAN

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut

    Bogdan dan Taylor bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian

    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

    perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar

    atau individu tersebut secara holistik (utuh) (Lexy, 2010:11). Data yang dikumpulkan

    adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan

    penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk member gambaran penyajian

    laporan tersebut (Lexy, 2010:4).

    Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan keadaan

    subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada

    saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Tujuan

    dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah

    kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan

    gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi

    dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan

    mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses,

  • 20

    serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek

    penelitian(Hadari, 2001:63).

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan pendekatan

    deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang komprehensif,

    menyeluruh atas tema penelitian yaitu bagaimana peran dan upaya pemerintah

    Kelurahan Tlogorejo dalam melakukan pemberdayaan lansia.

    2. Ruang Lingkup penelitian

    2.1 Definisi Konsepsional

    a. Program Pemerintah Kelurahan

    Pemerintah kelurahan memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus

    kepentingan masyarakat. Program untuk memberdayakan lansia sangat

    diperlukan, agar lansia dapat menerima manfaat dengan semestinya.

    b. pemberdayaan

    Pemberdayaan (empower) mengandung pengertian to give ability or

    enable, yang memiliki arti sebagai upaya untuk member kemampuan atau

    keberdayaan. Dalam hal ini pemerintah desa tidak hanya memberikan bantuan

    terhadap lansia, namun juga memberikan cara agar lansia dapat mandiri atau

    berdaya sendiri.

    c. Pemberdayaan Lansia

    Melihat dari definisi pemberdayaan di atas, permbadayaan lansia dapat

    diartikan suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok lansia

    melalui berbagai kegiatan pemberian ketrampilan, pemeliharaan kesehatan bagi

    para lansia, agar bias mandiri baik secara kelompok maupun individu.

  • 21

    2.2 Definisi Operasional

    a. Anggaran untuk program-program yang memberdayakan lansia.

    b. Pelaksanaan program – program pemberdayaan lansia dari pemerintah

    kelurahan Tlogorejo

    a) Simpan pinjam bergulir

    b) Kesehatan

    c) Perbaikan rumah yang tidak layak huni

    c. Penyelenggaraan program pemberdayaan lansia.

    3. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah ini, maka digunakan

    teknik pengumpulan data sebagai berikut:

    a. Wawancara

    Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

    dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

    pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

    pertanyaan itu (Lexy, 2010:186).Jenis data yang dihasilkan dari hasil

    wawancara ini adalah data primer berupa rekaman atau tulisan , data dalam

    bentuk kata-kata atau urain atas tema dan jawaban dari pertanyaan peneliti.

    b. Pengamatan (Observasi)

    Alasan secara metodologis bagi penggunaan pengamatan ialah:

    pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan,

    perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya (Lexy, 2010:176).

    Observasi bertujuan untuk melihat secara langsung apa saja yang pemerintah

    desa berikan untuk masyarakat, khususnya lansia. Observasi akan dilakukan di

  • 22

    Kantor Kelurahan Tlogorejo, Kabupaten Temanggung dan aktivitas program

    lansia yang berjalan di kelurahan Tlogorejo baik tingkat desa maupun tingkat

    RW.

    c. Dokumentasi

    Studi dokumentasi merupakan cara pengumpulan data melalui dokumen-

    dokumen tertulis seperti arsip-arsip tentang peran Pemerintah

    kelurahanTlogorejo tentang pemberdayaan lansia melalui foto-foto yang

    bertujuan untuk melengkapi data. Tujuan peneliti menggunakan studi

    dokumentasi, yaitu untuk memperkaya data yang diperlukan, serta untuk

    mendukung secara visual data hasil wawancara yang didapatkan dilapangan.

    4. Subyek penelitian

    Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara kepada 11 responen,

    yaitu:

    a. Lurah Tlogorejo (satu orang)

    b. Ketua pokja 1 Kelurahan Tlogorejo(satuorang)

    c. Bidan Desa (satu orang)

    d. kader lansia RW 2 (satu orang)

    e. kader RW 4 (satu orang)

    f. kader RW 5 (satu orang)

    g. responden dari masyarakat lansia (5 orang)

    5. Objek Penelitian

    Penelitian dilakukan di Kantor Kelurahan Tlogorejo, Kabupaten Temanggung

    dan aktivitas program lansia yang berjalan di Kelurahan Tlogorejo baik tingkat

    Kelurahan maupun tingkat RW.

  • 23

    6. Keabsahan Data

    Data yang didapat dari lapangan dalam penelitian kualitatif sifatnya sangat

    subyektif. Maka data sebelum diolah atau dimaknai, maka data harus valid atau

    absah.Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif dikenal dengan adanya teknik

    pengujian kebsahan data.Teknik yang digunakan adalah triangulasi.

    Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

    pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan

    data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data

    dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus

    menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan sebagai

    sumber data (Sugiyono, 2010:320).

    Untuk menguji keabsahan data yang didapat sehingga benar-benar sesuai

    dengan tujuan dan maksud penelitian, maka peneliti menggunakan teknik

    triangulasi. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan

    sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai

    pembanding data tersebut (Lexy, 2010:330).

    Triangulasi Teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan

    cara mengecek data kepada sumber data yang sama dengan teknik berbeda.

    Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi,

    dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data

    tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi

    lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk

    memastikan data man yang dianggap benar.Atau mungkin semuanya benar, karena

    sudut pandangnya berbeda.

  • 24

    Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

    dengan sumber dan metode, yang berarti membandingkan dan mengecek derajat

    balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

    berbeda dalam metode kualitatif (Lexy, 2010:330).Hal ini dapat peneliti capai

    dengan jalan sebagai berikut:

    a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

    b. Membendingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apayang

    dikatakannya secara pribadi.

    c. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

    pendapat dan pandangan orang seperti orang yang berpendidikan lebih

    tinggi atau ahli dalam bidang yang sedang diteliti.

    7. Teknik Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif deskriptif, dimana peneliti

    menggambarkan keadaan dan fenomena yang diperoleh kemudian menganalisisnya

    dengan bentuk-bentuk kata untuk memperoleh kesimpulan. Alur analisis data yang

    digunakan mengikuti analisis interaktif

    a. Reduksi Data

    Setelah pengumpulan data langkah yang selanjutnya mereduksi data.

    Reduksi data yaitu proses seleksi, pemusatan perhatian, penyederhanaan,

    pengabstrakan dan tranformasi data-data yang didapat dari catatan dilapangan

    (Miles, 2009:16). Proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan,

    pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

    tertulis dari lapangan. Dalam hal ini penulis di tuntut untuk dapat memperoleh

    data dengan cara penyederhanaan dan pemusatan penelitian yang sesuai dengan

  • 25

    tujuan dan fokus penelitian yang terlebih dahulu di tetapkan. Setelah peneliti

    memperoleh data yang diperlukan yang sesuai dengan focus penelitian maka

    peneliti mengolah data kasar tersebut dan menggambarkan apa yang diperoleh

    dari lapangan.

    Reduksi data dalam penelitian ini merupakan proses pemilahan,

    pemusatan perhatian dan penyederhanaan data yang telah dikumpulkan.

    Kemudian dilanjutkan dengan pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

    muncul dari catatan-catatan di lapangan. Mencari hubungan-hubungan yang ada

    dalam data dan mencari penjelasan-penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan

    penelitian. Proses ini bukan proses sekali jadi, namun akan terus berulang

    selama proses penelitian kualitatif berlangsung. Proses ini bermaksud

    menajamkan dan mengarahkan data sehingga memudahkan dalam penyajian

    data dan penarikan kesimpulan.

    b. Penyajian Data

    Setelah proses reduksi data, selanjutnya dilakukan proses penyajian data.

    Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun sehingga memberikan

    kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Miles,

    2009:17). Penyajian informasi untuk memberikan kemungkinan adanya

    penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Tahapan ini peneliti

    diharuskan untuk dapat memberikan gambaran tentang hasil penelitian yang

    diperoleh berdasarkan fokus dan tujuan penelitian dari lapangan, dengan adanya

    data yang di sajikan oleh peneliti maka diharapkan dari data tersebut dapat

    dilakukan penarikan kesimpulan dan dari kesimpulan tersebut peneliti dapat

    merumuskan tindakan-tindakan selanjutnya untuk mengatasi permasalahan yang

    terjadi.

  • 26

    Proses ini berupa penyajian data-data hasil penelitian yang telah melalui

    reduksi data. Dengan mencermati penyajian data ini peneliti lebih mudah

    memahami apa saja yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan data

    tersebut. Dalam penyajian data juga dilakukan pemaknaan terhadap data serta

    interpretasi sesuai kenyataan yang terjadi di lapangan serta sesuai dengan teori

    yang dipakai sebagai dasar penelitian.

    c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

    Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi dengan cara melihat dan

    mempertanyakan kembali sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh

    pemahaman yang lebih tepat. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan

    penyajian data yang diperoleh dari lapangan dan pemahaman peneliti mengenai

    suatu peristiwa dari lapangan. Dari pemahaman dan data tersebut maka peneliti

    dapat melakukan penarikan kesimpulan dalam bentuk cerita yang terstruktur dan

    sistematis. Penarikan kesimpulan merupakan proses akhir dari analisis data.

    Dalam penelitian ini, penarikan kesimpulan akan mengacu pada hasil penelitian

    yang ada dikaitkan dengan teori yang dipakai dalam penelitian ini. Kesimpulan

    ini merupakan hasil penelitian yang nantinya menjadi bagian penting dari

    intisari atau abstrak penelitian.

    H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

    Bab I adalah pendahuluan, penegasan judul, latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode

    penelitian, dan sistematika pembahasan.

  • 27

    Bab II berisi gambaran umum Kelurahan Tlogorejo, yaitu letak geografis,

    keadaan demografis, sejarah, struktur organisasi, dan program-program yang dapat

    memberdayakan lansia.

    Bab III yang merupakan analisis data dan pembahasan mengenai anggaran untuk

    program-program yang memberdayakan lansia, pelaksanaan program pemberdayaan

    pemberdayaan lansia dari pemerintah Kelurahan Tlogorejo, Kabupaten Temanggung.

    Penyelanggaraan program pemberdayaan lansia. Kelebihan dan kelemahan program

    pemerintah dalam memberdayakan lansia di Kelurahan Tlogorejo.

    Bab IV berisi Penutup, yaitu kesimpulan dan saran-saran yang dapat diberikan

    pada pemerintah desa Tlogorejo dan diakhiri dengan kata penutup.

  • 28

    BAB II

    DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

    A. Diskripsi Kelurahan Tlogorejo

    Kelurahan Tlogorejo merupakan salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan

    Temanggung, Kabupaten Temanggung, Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Kecamatan

    Temanggung yang merupakan salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten

    Temanggung berbatasan dengan sebelah Barat dengan Kecamatan Bulu, dan

    Tlogomulyo, sebelah Utara dengan Kecamatan Kedu dan Kandangan, sebelah Timur

    Kecamatan Kaloran dan Kranggan dan Sebelah Selatan dengan Kecamatan Tembarak.

    Sedangkan desa Tlogorejo sendiri berbatasan dengan sebelah Barat dengan Desa

    Joho, sebelah Utara dengan Desa Salamsari, sebelah Timur dengan kelurahan

    Kebonsari, sebelah Selatan Kelurahan Jurang.

    Kecamatan Temanggung dalam pembagian administrasinya terbagi menjadi

    19 kelurahan, 6 desa, 135 Dusun, 136 RW dan 590 RT. Jumlah Lurah dan Kepala

    Desa ada 25 orang, jumlah perangkat kelurahan dan desa 198 orang. Di tingkat

    kecamatan jumlah pegawai di Kecamatan Temanggung berjumlah pegawai dengan

    rincian 15 pegawai laki – laki dan 12 perempuan.

    Kelurahan Tlogorejo sendiri merupakan salah satu dari 25 kelurahan yang ada di

    Kecamatan Temanggung yang terletak di ketinggian 600 m dari permukaan laut dan

    berjarak 4 km dari ibu kota kecamatan Temanggung dan 3 km dari ibu kota

    Kabupaten. Dengan luas lahan sawah 191 ha dan lahan bukan sawah 75 ha. Dari

    Lahan bukan sawah dipergunakan untuk Bangunan atau pekarangan, Ladang atau

    tegal atau huma, dan lahan lainnya.

  • 29

    Sumber: http://www.temanggungkab.go.id/profil.php?mnid=175

    Gambar 2.1 Peta Wilayah Kelurahan Tlogorejo

    Kelurahan Tlogorejo terdapat 5 dusun yang terdiri dari 5 Rukun warga (RW)

    dan 22 Rukun tetangga (RT). Berdasarkan data kecamatan Temanggung, pada tahun

    2018 terdapat 873 kepala keluarga, jumlah penduduk 3.236 jiwa terdiri dari 1.601

    jiwa Laki-laki dan 1.635 jiwa Perempuan. (data rekapitulasi jumlah penduduk tahun

    2018).

    Jumlah pegawai kelurahan menurut struktur organisasi Kelurahan Tlogorejo ada

    5 orang pegawai. Terdiri dari 1 Lurah, 1 Sekretaris Kelurahan, 3 staf. Berikut bagan

    organisasinya:

    Gambar 2.2. Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Kelurahan Tlogorejo, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung

    Lurah

    Muhammad Asyiq

    Staf

    Isticharoh

    Staf

    Agus Puji rahayu

    Staff

    RoKhimah

    Sekretaris Keluraahan

    Sochyar Widyartono

  • 30

    Pekerjaan penduduk kelurahan Tlogorejo untuk usia 20 tahun ke atas rata-rata

    bermata pencaharian Pertanian sawah dan Polowijo, Budidaya Ikan, peternak,

    Pertambangan/Penggalian, Bangunan, Pengangkutan dan Komunikasi dan jasa-jasa

    serta lain-lain. Tanaman pangan yang dikembangkan di Kelurahan Tlogorejo antara

    lain padi, jagung. Tanaman sayuran yang dikembangkan adalah cabe. Jenis-jenis

    buah-buahan adalah rambutan, kelengkeng. Tanaman perkebunan yang berkembang

    yaitu tembakau, dan kelapa. Ternak yang dikembangkan di kelurahan tersebut berupa

    sapi, kerbau, kambing/domba, ayam buras, ayam ras, itik. Dalam bidang bisnis,

    terdapat 15 unit usaha industri kecil dan 29 unit usaha industri Rumah tangga.

    Untuk sumber air minum berasal dari PAM, Sumur, Mata Air, Air Sungai dan

    Air Hujan yang berada di kelurahan Tlogorejo. Penerangan atau akses listrik sudah

    hampir 100%, karena penerangan sebagian besar menggunakan PLN, yaitu ada 1.020

    pelanggan PLN. Sarana dan prasarana jalan, jembatan, talud dan saluran drainase

    secara umum masih dirasakan kurang.

    Bidang pendidikan ditunjukkan dengan adanya sarana pendidikan, yaitu

    terdapat 1 unit TK, 2 unit SD, 1 unit SMP. Namun pada kenyataannya untuk SMP,

    masyarakat kelurahan Tlogorejo banyak yang mengakses sekolah di lingkup

    kecamatan dan Kabupaten. Hal ini dilakukan atas pertimbangan kualitas sekolah,

    keinginan anak serta pertimbangan teknis yang lain. Bidang pendidikan juga dapat

    dilihat dari penduduk berdasarkan tingkat pendidikannya. Banyaknya penduduk di

    atas 5 tahun yang menempuh Perguruan Tunggi atau Universitas 231 orang,SLTA

    atau sederajat 567 orang,SLTP atau sederajat 429 orang,SD atau sederajat 869 orang,

    tidak bersekolah atau belum bersekolah 604 orang. Secara sederhana jumlah

    penduduk berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat dari tabel berikut ini:

  • 31

    Tabel 2.1.

    Penduduk Kelurahan Tlogorejo Berdasarkan Tingkat Pendidikannya

    Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

    Tidak sekolah 604 22,37

    SD/ Sederajat 869 32,18

    SLTP / Sederajat 429 15,89

    SLTA/ Sederajat 567 21

    Perguruan Tinggi 231 8,55

    Total 2700 100,00

    Sumber: Profil Kelurahan Tlogorejo, 2018.

    Berdasarkan Tabel 2.1. di atas, dapat diketahui pendidikan terbesar pada

    masyarakat kelurahan Tlogorejo adalah yang menempuh pendidikan pada tingkat SD

    atau sederajat yaitu 869 orang (32,18%) sedangkan paling kecil yaitu masyarakat

    yang menempuh Perguruan Tinggi yaitu 231 orang atau 8,55%.

    Bidang Kesehatan terdapat Prasarana kesehatanyaitu5 unit Posyandu dan 1 unit

    Polides. Kegiatan kesehatan yang dilaksanakan di kelurahan Tlogorejo juga didukung

    Puskesmas yang ada pada lingkup kecamatan serta ada RSUD dan dokter praktek

    yang letaknya tidak jauh dari kelurahan.

    B. Diskripsi Pemberdayaan Lansia di Kelurahan Tlogorejo

    1. Kondisi Pemberdayaan Lansia di Kelurahan Tlogorejo

    Pemberdayaan lansia secara umum yang ada di Indonesia dan yang akhir-akhir ini

    sedang ditingkatkan diberbagai tingkatan dari nasional sampai tingkat dusun atau RW

    tidak lepas dari amanat dari Undang.Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998

    Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Dalam rangka mengupayakan memelihara,

  • 32

    mempertahankan, dan mengembangkan nilai-nilai budaya tersebut dilaksanakan antara

    lain melalui upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia yang bertujuan

    mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan para lanjut usia. Pemberdayaan lanjut usia

    dimaksudkan agar lanjut usia tetap dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan berperan

    aktif secara wajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara. Hal tersebut

    ditujukan pada lanjut usia potensial dan usia lanjut usia tidak potensial melalui upaya

    peningkatan kesejahteraan sosial.

    Pemerintahan daerah pada tingkat kelurahan mempunyai tanggungjawab untuk

    melaksanakan program pemberdayaan lansia. Selain sebagai bagian pemerintahan terkecil,

    juga yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Program tersebut selanjutnya

    disalurkan melalui pola RW, dimana setiap RW merupakan satuan unit teknis yang

    melaksanakan program pemberdayaan lansia dalam koordinasi pemerintahan kelurahan.

    Hal ini juga terjadi di Kelurahan Tlogorejo Kecamatan Temanggung Kabupaten

    Temanggung.

    Pelaksanaan program pemberdayaan lansia di Kelurahan Tlogorejo sendiri dimulai

    bulan April tahun 2009. Kegiatan ini berkembang dari pelaksanaan Posyandu yang ada

    dimasing-masing RW. Awalnya Posyandu dengan sasaran balita dan ibu-ibu, kemudian

    juga berkembang untuk lansia juga. Kepengurusan pada tingkat pelaksanaan tidak lagi

    dilakukan oleh pegawai kelurahan, namun diserahkan kepada masyarakat, pengurus

    Posyandu, Pengurus PKK atau kader atau para lansia yang ingin berpartisipasi.

    Program lansia di Kelurahan Tlogorejo dapat berkembang dan potensial

    dikembangkan diantaranya banyaknya jumlah lansia di kelurahan ini. Data akhir desember

    2018 menunjukkan paling tidak ada 492 lansia, yang terdiri 217 laki-laki dan 275

    perempuan yang mengikuti atau terdaftar pada program pemberdayaan lansia baik yang

  • 33

    potensial maupun yang tidak potensial. Berdsarkan umur jumlah lansia di kelurahan

    Tlogorejo yang terdaftar adalah sebagai berikut:

    Tabel. 2.2. Jumlah Lansia Berdasarkan Umur di Kelurahan Tlogorejo

    Usia lansia Jumlah Prosentase (%)

    60 tahun – 64 tahun 171 34,75

    65 tahun – 69 tahun 133 27,03

    70 tahun – 74 tahun 73 14,83

    Lebih dari 75 tahun 115 23,37

    Total 492 100,00

    Sumber: Data Kelurahan Tlogorejo, diolah tahun 2018

    Berdasarkan tabel di atas, dapat di ketahui bahwa jumlah lansia berdasrkan umur

    paling banyak ada pada kelompok umur antar 60 tahun – 64 tahun yaitu 34,75%,

    sedangkan jumlah terkecil adalah yang berumur antara 70 tahun- 74 tahun yaitu ada 73

    orang atau14,83%. Melihat konstruksi umur lansia yang demikian, yaitu hampir separuh

    masih berada pada usia 60 tahun sampai 64 tahun, maka dimungkinkan bahwa mereka

    masih dalam usia potensial. Secara pendidikan, peta lansia berdasarkan pendidikan dapat

    dilihat dalam tabel berikut:

    Tabel. 2.2. Jumlah Lansia Berdasarkan Tingkat Pendidikannya di Kelurahan Tlogorejo

    Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

    Tidak bersekolah 97 19,71

    SD 101 20,52

    SMP 190 38,61

    SMA 98 19,91

    Perguruan Tinggi 6 1,21

    Total 492 100,00

    Sumber: Data Kelurahan Tlogorejo, diolah, 2018

    Berdasarkan tabel di atas, dapat di ketahui bahwa jumlah lansia berdasarkan tingkat

    pendidikan paling banyak ada pada pendidikan SMP yaitu ada 190 orang atau 38,61%,

  • 64

    DAFTAR PUSTAKA

    Setiono,Mangoenprasodjo. 2005.Mengisi Hari Tua dengan Bahagia.Pradipta Publishing. Jakarta.

    Alfitri. 2011. Community Development. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

    Dye,Thomas R. 1992. Understanding Public Policy. Prince Hall, Englewood Cliiffs. New Jersey : United State of America.

    Friedman, Marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Edisi 3. Kedokteran EGC. Jakarta.

    Hawari, Dadang. 1997. Al-qur’an Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. PT Dana Bhakti

    Prima Yasa. Yogyakarta.

    Hurlock, Elizabeth B. 1995. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga. Jakarta.

    Ife, Jim, Community Development ; Creating Community Alternatives, Vision, Analysis and Practice.1995. Longman, Australia.

    Indriana, Yeniar.2012. Gerontologi dan Progeria. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

    Koentjaraningrat.1994.Kebudayaan Jawa. Balai pustaka. Jakarta.

    Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut usia. Salemba Medika. Jakarta. Matthew B. Hubberman dan Hubberman. 2009. Analisis Data Kualitatif. UI Press. Jakarta.

    Moleong, Lexy J.2010. Metodologi Penelitian Kuliatatif. Remaja Rosdakarya Offset, Cet.27. Bandung.

    Mujahidullah, Khalid. 2012. Keperawatan Geriatrik Merawat Lansia dengan Cinta dan

    Kasih Sayang. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Nawawi, hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. UGM Press. Yogyakarta. Sikoki, Bondan. 2012. Dalam Memanusiakan Lanjut Usia Penuaan penduduk dan

    Pembangunan di Indonsia, ed Roem Topatimasang. Survey metter. Yogyakarta. Soekanto,Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers. Jakarta.

  • 65

    Sugiyono. 2010. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

    Suharto, Edi. 1997. Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Lembaga Studi

    Pembangunan STKS. Bandung.

    Sumartono, Hetifah SJ. 2009. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance: 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

    Tampubolon,Mangatas. Pendidikan Pola Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Sesuai Tuntutan Otonomi Daerah. Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Online. Depdiknas, Volume 32. November. Jakarta.

    Skripsi

    Dyah Rosina Yuniarti, Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lansia Dalam Menghadapi Naiknya Angka Harapan Hidup (Studi Tentang Upaya Pembinaan Kesejahteraan Lansia Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Oleh Tim PKK RW 17 Di Wilayah RW 17 Perumnas Condong Catur, Kecamatan Depok, Kabupaten Selam, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Jurusan Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial UGM Yogyakarta, 2001. Tidak Diterbitkan.

    Intan Kurnia Sari, Pelayanan Berbasis Komunitas Pada kelompok lanjut Usia. Skripsi. Jurusan Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial UGM Yogyakarta, 2009. Tidak Diterbitkan.

    Sivana Khamdi Syukria, Program pemberian Gizi Lanjut Usia Di Kelurahan Terban Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta (Tinjauan Terhadap Implementasi, Monitoring, dan evaluasi program). Skripsi. Jurusan PMI. Fakultas Dakwah. UIN Yogyakarta. 2010. Tidak Diterbitkan.

    Akses Internet

    http://abelpetrus.wordpress.com/geography/permasalahan-penduduk/, diakses 17/01/2014 19.05 WIB

    http://internasional.kompas.com/read/2013/06/15/10091516/Pertumbuhan.Penduduk.Dunia.L

    ampaui.Prediksi/.

    http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/penduduk/item67

    http://www.kompasiana.com/casmudi/menggagas-revolusi-mental-demi-pembangunan-keluarga-yang-berketahanan-dan-sejahtera_55c361757993736a0aa7f287 ,

    http://www.suarapembaruan.com/home/tiap-desa-dapat-dana-rp-14-miliar/47384,

  • 66

    Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2005 Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang Kelurahan

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut

    Usia.