integrasi gerakan saemaul dan pemberdayaan masyarakat …repo.apmd.ac.id/622/1/repo sri...

93
INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA IMPLEMENTASI PROGRAM SAEMAUL DI DESA PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Konsentrasi Kepemerintahan Desa oleh: SRI PURWANI 14610007 PROGRAM MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA SEPTEMBER 2018

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

INTEGRASI GERAKAN SAEMAULDAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

IMPLEMENTASI PROGRAM SAEMAUL DI DESA PONJONGKABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TESISUntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan

Konsentrasi Kepemerintahan Desa

oleh:SRI PURWANI

14610007

PROGRAM MAGISTER ILMU PEMERINTAHANSEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTASEPTEMBER 2018

Page 2: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

INTEGRASI GERAKAN SAEMAULDAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

IMPLEMENTASI PROGRAM SAEMAUL DI DESA PONJONGKABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TESISUntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan

Konsentrasi Kepemerintahan Desa

oleh:SRI PURWANI

14610007

PROGRAM MAGISTER ILMU PEMERINTAHANSEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTASEPTEMBER 2018

Page 3: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Sri Purwani

Nomor Mahasiswa : 14610007

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul INTEGRASI

GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA,

Implementasi Program Saemaul di Desa Ponjong Kabupaten Gunungkidul

Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

karya saya dalam tesis tersebut telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang

saya peroleh dari tesis tersebut.

Yogyakarta, 25 September 2018

Yang Membuat Pernyataan,

Sri Purwani

Page 4: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

ii

PENGESAHAN

TESIS

INTEGRASI GERAKAN SAEMAULDAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

IMPLEMENTASI PROGRAM SAEMAUL DI DESA PONJONGKABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

oleh:

SRI PURWANI14610007

Disahkan oleh Tim Penguji

Pada tanggal 8 Oktober 2018

Susunan Tim Penguji

Pembimbing (Ketua Tim Penguji)

Dr. R. Widodo Triputro ....................................... .......................................

P e n g u j i I

Dr. Supardal, M.Si. ....................................... .......................................

P e n g u j i II

Fadjarini Sulistyowati, S.IP.,M.Si. ....................................... .......................................

Yogyakarta, 8Oktober 2018

Mengetahui

Direktur Program MagisterIlmu Pemerintahan

Dr. R. Widodo Triputro

ii

PENGESAHAN

TESIS

INTEGRASI GERAKAN SAEMAULDAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

IMPLEMENTASI PROGRAM SAEMAUL DI DESA PONJONGKABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

oleh:

SRI PURWANI14610007

Disahkan oleh Tim Penguji

Pada tanggal 8 Oktober 2018

Susunan Tim Penguji

Pembimbing (Ketua Tim Penguji)

Dr. R. Widodo Triputro ....................................... .......................................

P e n g u j i I

Dr. Supardal, M.Si. ....................................... .......................................

P e n g u j i II

Fadjarini Sulistyowati, S.IP.,M.Si. ....................................... .......................................

Yogyakarta, 8Oktober 2018

Mengetahui

Direktur Program MagisterIlmu Pemerintahan

Dr. R. Widodo Triputro

ii

PENGESAHAN

TESIS

INTEGRASI GERAKAN SAEMAULDAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

IMPLEMENTASI PROGRAM SAEMAUL DI DESA PONJONGKABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

oleh:

SRI PURWANI14610007

Disahkan oleh Tim Penguji

Pada tanggal 8 Oktober 2018

Susunan Tim Penguji

Pembimbing (Ketua Tim Penguji)

Dr. R. Widodo Triputro ....................................... .......................................

P e n g u j i I

Dr. Supardal, M.Si. ....................................... .......................................

P e n g u j i II

Fadjarini Sulistyowati, S.IP.,M.Si. ....................................... .......................................

Yogyakarta, 8Oktober 2018

Mengetahui

Direktur Program MagisterIlmu Pemerintahan

Dr. R. Widodo Triputro

Page 5: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

vii

PERSEMBAHAN

Tesis ini Kupersembahkan untuk :

1. INDONESIAKU, semoga semakin kuat dan menjadi negara dan

bangsa yang bersatu, damai, punya daya saing dan daya juang

tanpa meninggalkan martabatnya sebagai bangsa yang berbudaya

dan bhinneka.

2. Keluarga tercinta, Bapak-Ibu Ngadiman Sastrodihardjo, mbak

Christiana Siti Alimah dan mbak Sunarrjati yang telah damai

bersamaNya dan menjadi pendoa kami di surga. Love You.

3. Semua kakak dan keponakan atas dorongan semangat dan

guyonan yang penuh cinta. Kalian memang luar biasa.

4. Rm. Antonius Wahadi, terima kasih karena selalu sabar dan tidak

pernah bosan mengingatkan serta memberi motivasi untuk

segera menyelesaikan tulisan ini. Sehat selalu dan Berkah Dalem.

Page 6: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

iv

KATA PENGANTAR

Dipenuhi dengan rasa syukur kepada Tuhan yang Luar Biasa dan penuh

karunia, maka penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: INTEGRASI

GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT,

Implementasi Program Saemaul di Desa Ponjong Kecamatan Ponjong Kabupaten

Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk memenuhi sebagian

persyaratan mencapai derajat Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan,

Konsentrasi Kepemerintahan Desa di STPMD “APMD” Yogyakarta.

Undang-Undang Desa No 6/2014 telah mewujudkan desa menjadi sebuah

entitas yang berdaulat dan bermartabat, maka Gerakan Saemaul hadir di Desa

Ponjong untuk menghidupkan kembali modal sosial dan kerelawanan masyarakat

melalui tiga spirit utama: kerja keras, gotong royong dan mandiri yang melibatkan

berbagai sektor, aktor dan faktor.

Sebagai tanda ucapan syukur, penulis mengucapkan terima kasih kepada

Direktur dan seluruh jajaran kampus STPMD “APMD”, dosen pembimbing serta

semua pihak yang turut membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam

penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. R. Widodo Triputro, selaku dosen pembimbing yang dengan

kesabaran telah memberikan dorongan dan catatan kritis untuk perbaikan

dan penyelesaian penelitian.

2. Bapak Dr. Supardal, M.Si. selaku dosen penguji I dan Ibu Fajdarini

Sulistyowati, S.IP., M.Si. selaku dosen penguji II yang memberikan

Page 7: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

v

tanggapan maupun masukan sehingga tesis ini menjadi sebuah kajian yang

semakin bisa dipertanggungjawabkan.

3. Bapak Dr. E.W. Tri Nugroho, dosen yang telah memberikan catatan kritis

untuk perbaikan akhir penelitian ini.

4. Bagian Administrasi Program Magister Ilmu Pemerintahan STPMD

“APMD” Yogyakarta.

5. Pemerintah Desa Ponjong, yang selalu terbuka memberikan berbagai

informasi tentang program Saemaul.

6. Yayasan Penabulu Alliance – Desa Lestari, tempat diskusi dan saling

mengembangkan ide dan metode.

7. Yayasan Globalisasi Saemaul Indonesia, yang telah menjadi mitra sampai

dengan program tahun ke-3 di Desa Ponjong.

8. Para informan, sumber semua penjelasan dan informasi yang sangat luar

biasa, sehingga penelitian ini sangat berwarna.

9. Teman-Teman Angkatan 13 yang selalu memberi dukungan, sejak proses

awal hingga terselesaikannya karya penelitian ini. Kalian hebat. Juga semua

pihak yang telah memberikan motivasi, saran maupun kritik membangun.

Pada akhirnya, karya penelitian akan selalu bersifat on going, melahirkan sebuah

fenomena baru dan ide-ide baru yang bermanfaat bagi generasi selanjutnya.

Yogyakarta, 25 September 2018

Hormat Kami

Penulis

Page 8: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iv

MOTTO .................................................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv

DAFTAR GRAFIK ................................................................................ xv

DAFTAR ISTILAH / SINGKATAN .................................................... xvi

INTISARI ............................................................................................... xix

ABSTRACT ........................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................. 1

B. FOKUS PENELITIAN ................................................................. 17

C. PERUMUSAN MASALAH ......................................................... 17

D. TUJUAN PENELITIAN ............................................................... 17

E. MANFAAT PENELITIAN .......................................................... 18

Page 9: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

ix

1. Pemerintah Desa Ponjong Kabupaten Gunungkidul ............ 18

2. Yayasan Globalisasi Saemaul Indonesia .............................. 18

3. Peneliti .................................................................................. 19

F. KERANGKA KONSEPTUAL .................................................... 19

1. Pemberdayaan Masyarakat ................................................... 19

2. Pemberdayaan Masyarakat Desa .......................................... 23

3. Gerakan Saemaul .................................................................. 26

G. METODE PENELITIAN ............................................................. 34

1. Jenis Penelitian ..................................................................... 34

2. Objek Penelitian ................................................................... 35

3. Lokasi Penelitian .................................................................. 35

4. Teknik Penentuan Informan ................................................. 36

5. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 36

6. Teknik Analisis Data ............................................................ 38

BAB II PROFIL DESA ....................................................................... 41

A. KONDISI DESA PONJONG ...................................................... 41

1. Letak Geografis dan Administratif ...................................... 41

2. Demografi ............................................................................. 43

B. PEMERINTAHAN DESA PONJONG ........................................ 61

1. Urusan Pemerintahan Desa .................................................. 62

2. Lembaga Kemasyarakatan Desa Lainnya ............................ 62

Page 10: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

x

3. Pembagian Wilayah Desa ..................................................... 64

C. PROFIL SAEMAUL PROVINSI GYEONGSANGBUK-DO KOREA

SELATAN ..................................................................................... 65

1. Makna Gerakan Saemaul....................................................... 65

2. Konsep Tradisional Gerakan Saemaul .................................. 65

3. Signifikansi Gerakan Saemaul di Abad 21 ........................... 66

4. Pendekatan Gerakan Saemaul di Abad ke-21 ...................... 67

5. Globalisasi Saemaul Provinsi Gyeongsangbuk-Do ............... 69

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 74

A. DESKRIPSI INFORMAN ............................................................ 74

1. Komposisi Informan Berdasar Kelompok Umur .................. 74

2. Komposisi Informan Berdasar Jenis Pekerjaan .................... 75

3. Komposisi Informan Berdasar Jenis Pendidikan ................. 76

4. Komposisi Informan Berdasar Jenis Kelamin ...................... 77

B. PROSES MASUKNYA SAEMAUL DAN PEMILIHAN DESA

PONJONG MENJADI DESA PERCONTOHAN SAEMAUL .. . 79

C. TAHAPAN PEMBERDAYAAN GERAKAN SAEMAUL DI

DESA PONJONG ........................................................................ 89

1. Tahap penyadaran ................................................................. 92

2. Tahap Peningkatan Kapasitas ............................................... 100

3. Tahap Pemberdayaan Masyarakat Desa Ponjong ................. 108

Page 11: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

xi

D. FAKTOR KENDALA DAN PENDUKUNG PROGRAM

SAEMAUL DI DESA PONJONG ............................................... 115

1. Kendala Pelaksanaan Program Saemaul .............................. 115

2. Faktor Pendukung Program Saemaul ................................... 125

E. CAPAIAN PERUBAHAN GERAKAN SAEMAUL

DI DESA PONJONG .................................................................... 132

F. KEBERLANJUTAN GERAKAN SAEMAUL MELALUI

INTEGRASI PROGRAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DESA ............................................................................................. 140

BAB IV PENUTUP .............................................................................. 146

A. KESIMPULAN ............................................................................. 146

B. SARAN ......................................................................................... . 148

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 150

LAMPIRAN

Page 12: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perbedaan Makna Membangun Desa dan Desa Membangun 24

Tabel 2.1 Luas per Padukuhan .............................................................. 42

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Masing-Masing Padukuhan ..................... 43

Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Masing-Masing Padukuhan ............... 46

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 47

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Berdasar Mata Pencaharian ...................... 49

Tabel 2.6 Penggunaan Lahan ................................................................. 51

Tabel 2.7 Komoditas Peternakan Tiap Padukuhan ................................ 56

Tabel 2.8 Komoditas Budidaya Ikan Air Tawar Tiap Padukuhan ........ 58

Tabel 2.9 Industri Rumah Tangga ......................................................... 59

Tabel 2.10 Fasilitas Perdagangan ............................................................ 61

Tabel 2.11 Daftar Padukuhan Desa Ponjong ........................................... 64

Tabel 2.12 Perubahan Pendekatan Geakan Saemaul ............................... 67

Tabel 2.13 Arah Program Yayasan Globalisasi Saemaul ........................ 71

Tabel 2.14 Pola Pelatihan Saemaul bagi Negara Penerima Manfaat

Dan Negara Lain ..................................................................... 73

Tabel 3.1 Peningkatan Pendapatan BUMDes Ponjong ......................... 81

Tabel 3.2 Fokus Jenis Pelatihan Program Saemaul di Desa Ponjong .... 101

Page 13: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

xiii

Tabel 3.3 Prosentase dan Alokasi Penerima SHU BUMDes Ponjong 2017 109

Tabel 3.4 Kendala Program Saemaul di Desa Ponjong ......................... 122

Page 14: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Peta Desa Ponjong ............................................................. 43

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Ponjong ................. 63

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Globalisasi Saemaul .......................... 70

Gambar 3.1 Awal Kerjasama Para Pihak .............................................. 86

Gambar 3.2 Mekanisme Proses Awal Program ..................................... 87

Gambar 3.3 Skema Pelaksanaan Program Saemaul .............................. 88

Gambar 3.4 Workshop Perencanaan Partisipatif ................................... 89

Gambar 3.5 Menentukan Fokus Kegiatan dalam Perencanaan

Partisipatif .......................................................................... 92

Gambar 3.6 Pemahaman Gerakan Saemaul dari Pemerintah

Gyeongsangbuk-Do Korea kepada Desa Lokasi Program.. 106

Gambar 3.7 Skema Pelibatan Stakeholders Strategis dalam Gerakan

Saemaul .............................................................................. 107

Gambar 3.8 Salah Satu Aktivitas KKN Korea di PAUD Ponjong ....... 112

Gambar 3.9 Ruang Lingkup Bidang Pemberdayaan Program Saemaul.. 114

Gambar 3.10 Faktor yang Menjadi Kendala Program Saemaul ............. 124

Gambar 3.11 Faktor Pendukung Program Saemaul ................................ 131

Gambar 3.12 Salah Satu Capaian Hasil Program Terbangunnya

Gedung Serbaguna sebagai Unit Usaha BUMDes ............ 137

Gambar 3.13 Kandang Sapi Komunal Capaian Hasil Program Saemaul.. 138

Gambar 3.14 Capaian Perubahan dalam Program Saemaul .................... 139

Page 15: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

xv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Desa Ponjong .......................................... 45

Grafik 2.2 Jumlah Penduduk Berdasar Tingkat Pendidikan ................. 48

Grafik 2.3 Jumlah Penduduk Berdasar Mata Pencaharian .................... 50

Grafik 2.4 Komoditas Pertanian (Ton/Tahun) ...................................... 55

Grafik 2.5 Komoditas Peternakan ......................................................... 57

Grafik 2.6 Komoditas Perikanan ........................................................... 58

Grafik 3.1 Data Informan Berdasar Kelompok Umur ........................... 75

Geafik 3.2 Data Informan Berdasar Jenis Pekerjaan ............................. 76

Grafik 3.3 Data Informan Berdasar Tingkat Pendidikan ....................... 77

Grafik 3.4 Data Informan Berdasar Jenis Kelamin ............................... 78

Grafik 3.5 Perbandingan Perencanaan dan Pelaksanaan Program ........ 102

Grafik 3.6 Perbandingan Jenis Kegiatan Saemaul di Desa Ponjong ..... 105

Page 16: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

xvi

DAFTAR ISTILAH / SINGKATAN

APBDes : Anggaran Pembangunan dan Belanja Desa

AD/ART : Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga

ADD : Alokasi Dana Desa

BKM Mandiri : Badan Keswadayaan Masyarakat Mandiri

BPD : Badan Permusyawaratan Desa

BPD : Bank Pembangunan Daerah

BPMPKB : Badan Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan & Keluarga

Berencana

BRI : Bank Rakyat Indonesia

BUKP : Badan Usaha Kredit Pedesaan

BUMDes : Badan Usaha Milik Desa

CSR : Coorporate Social Responsibility

CU : Credit Union

DD : Dana Desa

DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta

G to G : Government to Government

Gapoktan : Gabungan Kelompok Tani

HOK : Hari Orang Kerja

IDT : Inpres Desa Tertinggal

IKK : Ibu Kota Kecamatan

IT : Informasi dan Teknologi

JALUT : Jalan Usaha Tani

KAUR : Kepala Urusan

Page 17: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

xvii

Kemendes PDT: Kementerian Desa Program Daerah Tertinggal

KK : Kepala Keluarga

KKN : Kuliah Kerja Nyata

KUA : Kantor Urusan Agama

KWT : Kelompok Wanita Tani

LPMD : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat desa

LPMP : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Padukuhan

MOU : Memorandum of Understanding

NGO : Non Government Organization

OPD : Organisasi Perangkat Daerah

ORSOS : Organisasi Sosial

PADes : Pendapatan Asli Desa

PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa

PKK : Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

PNPM-MP : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

POKTAN : Kelompok Petani

POSKESDES : Pos Kesehatan Desa

P3A : Perkumpulan Petani Pemakai Air

RAPBDes : Rencana Anggaran Pembangunan dan Belanja Desa

RKPDes : Rencana Kerja Pembangunan Desa

RPJMDes : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

SD : Sekolah Dasar

Page 18: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

xviii

SDM : Sumber Daya Manusia

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

S1 : Strata 1

S2 : Strata 2

TPK : Tim Pengelola Kegiatan

UKM : Usaha Kecil Menengah

UPT : Unit Pelayanan Teknis

UU : Undang-Undang

YGSI : Yayasan Globalisasi Saemaul Indonesia

Page 19: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

xix

INTISARI

Penelitian berjudul: “INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DANPEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA” ini dilakukan di Desa Ponjong,Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, bertujuan untuk menggambarkantahapan dan strategi gerakan Saemaul dalam proses pemberdayaan masyarakatdihubungkan dengan perencanaan pembangunan di Desa Ponjong. Memetakanbentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desadan pemerintah desa dalam tradisi berdesa sesuai UU No 6/2014. Menemukandampak gerakan Saemaul dalam proses menumbuhkan kembali spirit kerelawanandan modal sosial masyarakat Desa Ponjong serta mengetahui kendala-kendalayang dihadapi dalam pemberdayaan masyarakat, terutama terkait dengan 4masalah penelitian di Desa Ponjong yakni: 1) Terbatasnya kapasitas sumberdayamanusia, 2) Konflik kepentingan sistem manajemen pengelolaan desa. 3)Minimnya sinergitas mekanisme fasilitasi dan monitoring implementasi regulasidan 4) Menipisnya modal sosial masyarakat pedesaan.

Penelitian dilaksanakan di Desa Ponjong, karena desa tersebut menjadidesa percontohan Gerakan Saemaul. Jenis penelitian yang digunakan deskriptifkualitatif, melalui metode wawancara, observasi dan studi dokumen denganjumlah informan sebanyak 12 orang terdiri dari unsur camat, pemerintah desa,pengelola BUMDes, Gapoktan, KWT, pengurus PKK, tokoh masyarakat danpendamping program Saemaul. Jumlah dan unsur tersebut dipilih berdasarkankebutuhan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. Teknik analisis datadilakukan dengan menyusun kajian data dalam bentuk konsep dan proposisimaupun interpretasi dan kesimpulan atas proses penelitian.

Pemberdayaan masyarakat di Desa Ponjong sudah banyak dilakukanmelalui berbagai program namun masih berjalan secara sektoral, bersifat proyekdan dorongan perubahan tidak dilakukan secara integratif. Oleh karena itu, darisisi pembangunan fisik berubah, namun masyarakat desa menjadi kehilanganmodal serta kerelawanan sosial. Strategi Gerakan Saemaul dalam prosespemberdayaan masyarakat ini menggabungkan 3 spirit perubahan utama yaitu:kerja keras, gotong royong dan kemandirian melalui 3 fokus kegiatan utama :Environment Improvement yaitu perbaikan lingkungan, Increasing Income melaluikegiatan ekonomi produktif, serta Mental Reform yaitu kegiatan terstruktur yangdilakukan secara intensif. Strategi pendekatan dilakukan melalui skema integrasivertikal dan horisontal terfokus pada 3 bidang dengan proses: penyadaran,penguatan kapasitas dan pemberdayaan dengan pendekatan pendampingan daripara volunteer Korea yang ditempatkan di Desa Ponjong serta pendamping desadari NGO lokal selaku mitra strategis. Kenyataannya, masih ada kendala programyakni terbatasnya sumber daya khususnya pemerintah desa serta degradasi modaldan kerelawanan sosial di masyarakat. Oleh karena itu, perubahan intervensipendekatan horisontal dan vertikal melalui kerjasama lintas sektor, aktor danfaktor menjadi prioritas dan kunci utama tumbuhnya kembali modal sosial,kerelawanan masyarakat dan keberlanjutan program.

Kata kunci: Gerakan Saemaul, Pemberdayaan Masyarakat Desa

Page 20: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

xx

ABSTRACT

The study entitled: INTEGRATION OF SAEMAUL MOVEMENT ANDEMPOWERMENT OF VILLAGE COMMUNITIES conducted in PonjongVillage, Ponjong District, Gunungkidul Regency, which aims to describe thestages and strategies of the Saemaul movement in the process of communityempowerment linked to development planning in Ponjong Village. Mappingforms of change that occur in community groups, village institutions and villagegovernments in village traditions according to Law Number 6/2014. Discoveringthe impact of the Saemaul movement in the process of growing the spirit ofvolunteerism and social capital of the Ponjong Village community and knowingthe obstacles faced in community empowerment, especially related to 4 researchproblems:: 1) The limited capacity of human resources 2) conflict of interests invillage management systems 3) The lack of synergy in the facilitation mechanismand monitoring the implementation of regulations and 4) The depletion of socialcapital in rural communities.

The study was carried out in Ponjong Village, because the village becamethe pilot village of the Saemaul Movement. The type of research used isdescriptive qualitative, through interviews, observation and document studymethods with a total of 12 informants consisting of sub-district heads, villagegovernment, BUMDes managers, Gapoktan and KWT, PKK administrators,community leaders and companions of the Saemaul program. The number andelements are chosen based on the need to answer the problems that have beenformulated. Data analysis techniques are carried out by compiling data studies inthe form of concepts and propositions and interpretations and conclusions of theresearch process.

Community empowerment in Ponjong Village has been carried out throughvarious programs but is still running in a sectoral, project-based manner and thedrive for change is not done integratively. Therefore, in terms of physicaldevelopment was changed, but the village community becomes capital loss andsocial volunteerism. The strategy of the Saemaul Movement in the process ofcommunity empowerment combines 3 main spirits of change: hard work, gotongroyong and independence through 3 main focus activities: EnvironmentImprovement, Increasing Income through productive economic activities, andMental Reform it is structured activities carried out intensively. The approachstrategy is carried out through vertical and horizontal integration schemes focusedon 3 areas with processes: awareness raising, capacity building and empowermentwith mentoring approaches from Korean volunteers placed in Ponjong village andvillage assistants from local NGOs as strategic partners. In fact, there are stillobstacles in the program, they are the limited resources, especially the villagegovernment and the degradation of social capital and social volunteerism at thecommunity. Therefore, changes in horizontal and vertical approach interventionsthrough cross-sector cooperation, actors and factors are a priority and key to thegrowth of social capital, community volunteerism and program sustainability.

Key words: Saemaul movement, empowerment of village communities.

Page 21: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara yang mempunyai tujuan meningkatkan

kesejahteraan rakyatnya, ternyata mengalami tantangan yang luar biasa dalam

upaya pemenuhannya, tantangan tersebut bernama ‘kemiskinan.’ Masalah

kemiskinan menjadi agenda pertama dari 8 agenda Millenium Development Goals

(MDG’s) 1990 – 2015 yang dilanjutkan dalam 17 fokus SDG’s 2016 – 2030.

Upaya penanggulangan kemiskinan dalam bentuk program nasional dilakukan

oleh pemerintah Indonesia periode 2008 – 2015 melalui Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Prioritas program ini berbasis pada

penilaian Bank Dunia bahwa Indonesia mempunyai penduduk yang miskin

absolut (extreme poverty). Disebut miskin absolut karena lebih dari tiga per lima

atau 60% penduduk Indonesia saat itu hidup di bawah garis kemiskinan. Oleh

karena itu, mengacu pada paradigma baru pembangunan yang bersifat “people-

centered, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1995), maka

pemberdayaan masyarakat semakin menjadi kebutuhan dalam setiap upaya

pembangunan. Istilah “pemberdayaan masyarakat” sebagai terjemahan dari kata

“empowerment” inilah yang selalu digunakan di Indonesia, apabila dikaitkan

dengan program “pengentasan kemiskinan” (poverty alleviation) maupun tujuan

pembangunan Indonesia sejak digulirkannya Program Inpres No 5/1993 yang

kemudian lebih dikenal sebagai Inpres Desa Tertinggal /IDT (Mardikanto, et all,

2013: 25).

Page 22: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

2

Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya merupakan pemihakan, penyiapan

dan perlindungan untuk menjadikan rakyat berdaya (Sumodiningrat, et all, 2016:

96). Sejalan dengan itu, maka peningkatan kemampuan masyarakat khususnya

masyarakat miskin, marginal dan terpinggirkan juga diberikan melalui upaya

untuk meningkatkan kemampuan dalam hal penyampaian pendapat, partisipasi,

negosiasi mempengaruhi dan mengelola kelembagaan masyarakatnya secara

bertanggung-gugat (accountable) demi perbaikan hidupnya (Mardikanto, et all,

2013: 28). Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat mengandung nilai

peningkatan kesejahteraan masyarakat ataupun individu dalam hal:

1. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan

2. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan)

3. Kemerdekaan dari berbagai bentuk penindasan

4. Terjaminnya keamanan terutama dari rasa takut dan kekhawatiran

Ke-empat poin di atas dipertegas oleh Gunawan Sumodingrat, bahwa

pemberdayaan adalah upaya memberi daya, memberi kekuatan atau suatu power

agar rakyat dapat hidup dengan benar. Maksud hidup dengan benar disini adalah

menggunakan prinsip dasar kerja – untung dan menabung, yang bertujuan untuk

peningkatan kesejahteraan dan pemenuhan hidupnya.

Penduduk Indonesia yang sebagian besar tinggal di wilayah pedesaan,

merupakan kekuatan bagi pemerintah, tetapi juga merupakan tantangan dalam

melakukan program pemberdayaan. “ Membangun Indonesia dari Desa” sebuah

kalimat yang sangat tepat untuk menggambarkan kondisi Indonesia yang terdiri

dari 74 ribu desa dan tersebar di 34 propinsi ini. Membangun desa tersebut telah

Page 23: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

3

dirintis pasca reformasi dengan kelahiran UU No 22/1999, diperbaharui UU No

32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan kini secara khusus dipertegas dengan

diberlakkannya UU No. 6/2014 tentang Desa. Undang-Undang tentang Desa No

6/2014 telah memberi angin segar untuk desa terutama dalam mewujudkan

kemandirian desa melalui spirit pemberdayaan. Mengapa UU Desa No 6/2014

merupakan dambaan kemajuan bagi setiap desa? Karena regulasi-regulasi

sebelumnya seperti UU No 5/1979 tentang Pemerintahan Desa dan UU No

32/2004 tentang Pemerintahan Daerah menyajikan sistem pengaturan desa yang

setengah hati (Eko, 2014: vii).

Momentum “Desa Bangkit” ini menjadi satu pertanda bahwa desa-desa akan

menjadi pusat pembangunan Indonesia, oleh karena itu pemberdayaan desa: tata

kelola pemerintahan desa, penguatan lembaga desa (BPD) dan kelembagaan

masyarakat (LPMD, PKK, Karang taruna dan Gapoktan), kelompok-kelompok

perempuan maupun kelompok-kelompok swadaya masyarakat maupun poktan,

KWT, dasawisma, UKM termasuk juga BUMDes saat ini sedang berbenah. Selain

menjawab peningkatan kesejahteraan masyarakat, ternyata lahirnya UU Desa ini

masih mempunyai banyak pekerjaan rumah dari beberapa aspek kehidupan

diantaranya: 1) aspek sosial, 2) aspek budaya, 3) aspek ekonomi, 4) aspek

memulihkan basis penghidupan masyarakat desa dan 5) aspek memperkuat desa

sebagai entitas masyarakat yang kuat dan mandiri (Eko, 2014: xvi).

Kelima aspek tersebut di atas bukan merupakan hal yang bisa diperbaiki

dalam waktu singkat, mengapa? Karena bila kita bicara tentang desa saat ini,

terutama desa-desa di Pulau Jawa, merupakan desa yang sudah terkontaminasi

Page 24: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

4

dengan berbagai dampak pembangunan, diantarnya adalah program PNPM

Mandiri Perdesaan. Program ini hasil gagasan Bank Dunia dengan tujuan untuk

percepatan pembangunan desa di Indonesia, tetapi sedikit demi sedikit justru

menggerus modal sosial pedesaan. Hal tersebut dikarenakan selama proses PNPM

berlangsung sejak tahun 2004 – 2014 banyak sistem pranata sosial yang terkikis

misalnya gotong royong berubah menjadi pola kerja dengan menggunakan sistem

penghargaan HOK (Hari Orang Kerja). Hal ini pula yang membuat salah satu

tahapan “Desa Membangun” menjadi agak tersendat. Salah satu permasalahan

sosial yang terjadi karena dampak model pembangunan masyarakat tersebut

dijawab melalui Visi Presiden Joko Widodo yang disebut pogram Nawacita atau

sembilan agenda prioritas pembangunan di Indonesia sebagai berikut:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga negara melalui politik luar

negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan

pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional

dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya dengan

memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada

institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi

melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu dan lembaga perwakilan.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Page 25: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

5

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan

kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program ‘Indonesia Pintar”, serta

peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program “Indonesia Kerja”

dan “Indonesia Sejahtera” dengan mendorong land reform dan program

kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah Kampung Deret atau

rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di

tahun 2019.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa

Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali

kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan

kewarganegaraan yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan,

seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan

cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum

pendidikan Indonesia.

9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia

melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan

Page 26: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

6

ruang-ruang dialog antar warga (www.kpu.go.id:, diunduh tanggal 6

September 2017).

Kesembilan fokus prioritas program pembangunan yang disebut Nawacita

bersumber pada konsepsi Presiden pertama Republik Indonesia yakni Ir. Soekarno

yang disebut Tri Sakti. Konsep Tri Sakti merupakan salah satu cita-cita Soekarno

untuk membangun tatanan baru yang lebih baik. Cita-cita sebuah kemerdekaan

untuk mewujudkan tiga hal: kedaulatan dalam politik, kemandirian dalam

ekonomi dan berkepribadian dalam budaya (Paharizal, 2014: 48).

Masih menurut Soekarno, bahwa yang paling utama dan terutama adalah

mensejahterakan rakyatnya. Oleh karena itulah, maka Indonesia yang merdeka

adalah Indonesia yang harus meniadakan kemiskinan ekonomi dan kemiskinan

sosial rakyatnya (Paharizal, 2014: 61). Prinsip inilah yang kemudian diistilahkan

dengan kesejahteraan sosial.

Undang-Undang Desa No 6/2014 menjadi jembatan terwujudnya Nawacita

menuju Indonesia yang 1) Berdaulat secara Politik, 2) Mandiri di bidang Ekonomi

dan 3) Berkepribadian dalam Budaya dikembangkan melalui sinergi prioritas

pembangunan dalam 4 bidang yang termuat dalam pasal 18 yakni, bidang

pembangunan, bidang pemerintahan, bidang pembinaan kemasyarakatan dan

pemberdayaan masyarakat. Hal inilah yang dikembangkan oleh masing-masing

desa dengan mekanisme Musyawarah Desa (Musdes) untuk menentukan prioritas

per bidang dan per tahun. Secara konkret masing-masing desa kemudian

merumuskan perencanaan pembangunan secara partisipatif, melalui mekanisme

musyawarah dusun maupun desa dengan tujuan untuk membuat skala prioritas

Page 27: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

7

pembangunan desa yang berpuncak pada tersusunnya Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Desa (RPJMDes), teraktualisasikan melalui Rencana Kerja

Pembangunan Desa (RKPDes) per tahun dengan Rencana Anggaran Belanja dan

Pembangunan Desa (RAPBDes) sebagai bentuk anggaran programnya.

Meskipun demikian, program yang terumuskan dengan sangat baik atas

dasar konsepsi kebangsaan yang begitu luar biasa masih mengalami banyak

kendala dalam pelaksanaannya. Disatu sisi desa menjadi lebih tertata, tetapi desa

masih tersendat dalam kemandirian pembangunan. Ada empat hal yang menjadi

amatan kemandegan gerak yakni:

1. Terbatasnya kapasitas Sumberdaya Manusianya.

2. Konflik kepentingan sistem manajemen pengelolaan desa.

3. Minimnya sinergitas mekanisme fasilitasi dan monitoring implementasi

regulasi.

4. Menipisnya modal sosial masyarakat pedesaan.

Keempat hal itulah yang akan dicermati dan disinergikan melalui spirit Gerakan

Saemaul dari Korea Selatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat desa.

Gerakan ini telah diimplementasikan di Korea Selatan dan direplikasi di 2 desa

wilayah Kabupaten Gunungkidul dan 1 desa di Kabupaten Bantul Daerah

Istimewa Yogyakarta. Dari 3 lokasi replikasi Gerakan Saemaul ini, Desa Ponjong

merupakan desa yang mempunyai implementasi kegiatan paling dekat dengan

Saemaul karena masyarakat Desa Ponjong mempunyai semangat untuk berubah

menuju ke arah yang lebih baik sesuai konsep Gerakan Saemaul dalam

Page 28: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

8

menghidupkan desa selaras dengan semangat UU No 6/2014 tentang Desa di

Indonesia.

Sejak Tahun 1970-an Korea Selatan mendeklrasikan Gerakan Saemaul

menjadi semboyan tata kelola desa dengan spirit “Memulai Dunia Baru, dalam

Semangat Ketekunan, Kemandirian dan Kerjasama” (Kyungwoon, 2008: 7).

Tujuan pertamanya adalah pengentasan kemiskinan yang absolut dan membangun

era baru kemakmuran dengan slogan “kehidupan yang baik” pasca perang Korea

1950-1953. Saemaul adalah gabungan dari kata “Sae” dan “Maul”. “Sae” berarti

baru atau terbarukan dan “Maul” bermakna desa atau unit dasar dari kehidupan

masyarakat. “Sae” juga bermakna sebuah perubahan yaitu perubahan keadaan

menuju kemakmuran material dan spiritual. Selain itu “Maul” berarti masyarakat

yang hidup atau suatu tempat yang terdiri dari berbagai masyarakat lokal,

masyarakat kultural dan masyarakat ekonomi. Dengan demikian, ‘Saemaul” dapat

diartikan sebagai pengembangan suatu komunitas lokal ke arah yang lebih baik

dalam aspek material maupun spiritual (Kyungwoon, 2008: 9).

Selain makna tersebut di atas, dijelaskan pula bahwa Gerakan Saemaul

mempunyai lima (5) arti penting sebagai berikut:

1. Gerakan Saemaul merupakan gerakan bagi pembangunan nasional untuk

keluar dari jerat kemiskinan.

2. Gerakan Saemaul merupakan gerakan reformasi spiritual yang berkontribusi

terhadap modernisasi masyarakat Korea.

3. Gerakan Saemaul merupakan gerakan bagi pengembangan masyarakat lokal

dimulai dan berpusat di sekitar masyarakat pedesaan.

Page 29: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

9

4. Gerakan Saemaul merupakan gerakan untuk persatuan rakyat dengan

memberikan kontribusi untuk mengatasi perpecahan dan konflik diantara

kelas-kelas sosial yang telah dibawa sejak berdirinya negara.

5. Gerakan Saemaul merupakan gerakan bagi masyarakat untuk mewarisi dan

mewariskan tradisi masyarakat.

Lima arti penting gerakan Saemaul itulah yang menjadi spirit dasar pembangunan

(https://desakodasari.wordpress.com/2014/02/15/mengenal-saemaul-undong-

gerakan-pembangunan-pedesaan-di-korea-selatan/, diunduh tanggal 19

Oktober 2016). Hal itu juga pernah ditegaskan oleh Marwan Djafar selaku

Menteri Desa seperti dikutip oleh (http://villagerspost.com/todays-feature/bangun-

desa-indonesia-bisa-adopsi-gerakan-saemaul-undong/, diunduh tanggal 19 Agustus

2018), yang mengatakan bahwa “ Indonesia sudah mengadopsi konsep Saemaul

(Gerakan Desa Baru) sejak tahun 2006, yakni di Yogyakarta, terutama

pembangunan desa di kabupaten Gunungkidul. Konsep ini mempunyai spirit yang

sama dengan Undang-Undang desa yang memberikan ruang besar kepada desa

untuk melakukan perubahan.”

Suskes Gerakan Saemaul di Korea memang menarik untuk dikaji dan

diteliti. Penelitian terkait dengan Saemaul juga pernah dilakukan dan dimuat

dalam sebuah jurnal dengan judul “ Park Chung-Hee Dan Keajaiban Korea

Selatan” sebuah penelitian yang dimuat dalam

http://www.asianinfo.org/asianinfo/korea/economy.htm diunduh tanggal 3

Oktober 2018. Penelitian tersebut membahas secara detil peran seorang

pemimpin Korea yakni Presiden Park Chung Hee yang berkontribusi terhadap

Page 30: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

10

kemajuan perekonomian Korea. Penelitian ini fokus pada pendekatan seorang

presiden pada waktu negara krisis dengan mengeluarkan sebuah kebijakan

pembangunan dengan 4 strategi di bidang perekonomian dan pembangunan: 1)

Economic Planning Board (EPB) yakni Peran negara dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi di Korea dengan mengarahkan dan menciptakan kondisi-

kondisi yang memungkinkan untuk investasi modal, produksi, dan juga ekspor.

Salah satunya adalah dengan membentuk Badan Perencanaan Ekonomi (EPB)

pada bulan Juni 1961. 2) Kebijakan Export-Oriented Industrialization (EOI) yakni

sebuah kebijakan Presiden Park tentang peran aktif pemerintah dalam

mengarahkan sektor swasta khususnya chaebol / konglomerat untuk mewujudkan

agenda pembangunan yang disusun oleh pemerintah berupa pengembangan

industri manufaktur seperti elektronik, otomobil, dan semikonduktor. 3)

Kebijakan Heavy Chemical Industry (HCI) merupakan kebijakan pemerintah

memberikan prioritas pada perkembangan industri berat dan kimia, misalnya

pembuatan kapal, industri permesinan, baja, mobil, dan petro kimia, meskipun

kebijakan ini terhambat dengan adanya krisis minyak Korea. 4) Gerakan Saemaul

yakni sebuah gerakan yang dimaksudkan untuk mengembangkan dan

memodernisasikan daerah pedesaan. Tujuannya adalah untuk membangkitkan

semangat kemerdekaan (independence), kemandirian (self-help) untuk

mewujudkan gerakan desa baru (New Village Movement) dan kerja sama atau sifat

gotong royong (Mutual Cooperation) dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat setempat. Gerakan Saemaul dioperasikan melalui tiga tahapan. Pada

tahap awal dilakukan berbagai perbaikan lingkungan hidup pedesaan terutama

Page 31: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

11

yang menyangkut fasilitas fisik. Tahap selanjutnya adalah memperbaiki

infrastruktur dasar, dan tahap terakhir adalah memperluas kesempatan kerja

pertanian dan non-pertanian di samping menggarap aktivitas lain yang dapat

meningkatan pendapatan dan kesejahteraan warga setempat (Darini, Ririn: 2010).

Gerakan Saemaul telah berhasil meningkatkan pendapatan rakyat,

perbaikan lingkungan hidup yang diimbangi dengan pembangunan infrastruktur

dan yang paling utama adalah peningkatan kapasitas serta solidaritas di Korea.

Berbagai perubahan tersebut meningkatkan pendapatan petani dan investasi

masuk sehingga menciptakan lapangan kerja baru dan tahun 1978 telah berdiri

706 pabrik di wilayah pedesaan, (https://www.selasar.com/jurnal/6548/Belajar-

dari-Korea-Park-Chung-Hee-Sang-Arsitek-Bagian-2 diunduh tanggal 4 Oktober

2018).

Dalam penelitian di atas dapat diketahui bahwa pergerakan perekonomian

bangsa dilakukan dalam kondisi untuk mengatasi sebuah krisis pasca perang

Korea. Gerakan Saemaul dalam penelitian itu juga dijelaskan melalui 3 fokus

namun tidak dijelaskan bagaimana masyarakat mengelola proses, karena berfokus

pada peran negara dalam menggerakkan ekonomi masyarakat pedesaan.

Penelitian kedua tentang Gerakan Saemaul berjudul “ Kerjasama

Pembangunan Korea Selatan di Vietnam dalam Pengembangan Area Pedesaan

Melalui Model Saemaul Undong,” yang disusun oleh Indah Lestari dan dimuat

dalam Global: Jurnal Politik Internasional Vol. 18 No. 2 Hlm. 177-201 melalui:

http://www.global.ir.fisip.ui.ac.id/index.php/global/search?subject=Korea%20Sel

atan, diunduh tanggal 3 Oktober 2018.

Page 32: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

12

Penelitian ini mencoba menjelaskan alasan yang melandasi kerjasama

“Saemaul Undong” (SU) dibentuk. Dengan menggunakan kerangka konsep

kerjasama neoliberal, penelitian ini mencoba mengamati adanya tujuan dan

manfaat kerjasama antara Korea Selatan dan Vietnam.

Dalam tulisan ini, konsep kerjasama digunakan untuk menganalisis tujuan

dan keuntungan Korea dan Vietnam dalam kerjasama pembangunan pedesaan

model Saemaul Undong. Tujuan dan keuntungan yang bersifat mutual antara

kedua negara menjadikan kerjasama ini bisa terbentuk. Gerakan Saemaul

menggunakan pendekatan yang berbeda yakni menggabungkan pelatihan /

capacity-building dan institution-building dengan aktivitas pembangunan fisik

berdasarkan kebutuhan penduduk desa secara efisien. Gerakan Saemaul

menangani persoalan penduduk desa yang bersifat beragam namun berkaitan satu

dengan lainnya. Di bawah bimbingan pemerintah, prioritas ditetapkan oleh

penduduk desa dengan praktik pelaksanaan secara bertahap. Konsep koordinasi

secara horizontal dan integrasi vertikal turut dijalankan dalam program ini.

Komite, dipimpin oleh Ministry of Home Affairs, berasosiasi dengan kementerian

dan organisasi terkait, dibentuk di pusat pemerintahan, (Lestari Indah: 2016).

Penelitian kedua ini sangat sejalan dengan tahapan proses program

Saemaul di Desa Ponjong, namun yang membedakan adalah bahwa penelitian ini

tidak mengupas tentang implementasi Saemaul di sebuah wilayah replikasi

program, namun menganalisis bahwa Gerakan Saemaul ini bisa menjadi alternatif

sebuah model pembangunan global.

Page 33: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

13

Mencermati 3 penelitian tentang Gerakan Saemaul (Saemaul Undong) di

atas dan konsep dalam pengembangan perdesaan di Korea ternyata tidak jauh

berbeda dengan tradisi berdesa dalam Undang-Undang Desa. Tradisi berdesa

dalam UU Desa No 6/2014 merupakan manifesto dari konsep yang ada dalam Tri

Sakti yakni Desa Berdaulat atau disebut oleh Budiman Soejatmiko sebagai Desa

Berdikari (Eko, 2014: 42). Konsep Tri Sakti itulah yang menjadi irisan sinergis

antara UU Desa dengan Nawa Cita yakni sama-sama menjadikan potensi modal

sosial bangsa sebagai landasan filosofis arah kebijakan pembangunan. Desa

bertenaga sosial, secara empirik, desa-desa di Indonesia memiliki modal sosial

yang tinggi. Masyarakat desa sudah lama mempunyai beragam ikatan sosial dan

solidaritas sosial yang kuat, sebagai penyangga penting kegiatan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan. Swadaya dan gotong royong telah terbukti

sebagai penyangga utama “otonomi asli” desa. Ketika kapasitas negara tidak

sanggup menjangkau sampai level desa, swadaya dan gotong royong merupakan

sebuah alternatif permanen yang memungkinkan berbagai proyek pembangunan

prasarana desa tercukupi (Eko, et., al. 2014).

Oleh karena itu, tradisi berdesa bukan sekedar mengandung tradisi

bernegara secara koporatif (tunduk pada kebijakan dan regulasi negara) atau

bermasyarakat secara parokhial (hidup bersama atau tolong menolong

berdasarkan garis kekerabatan, agama, etnis, dll). Tradisi berdesa mengandung

unsur bermasyarakat dan bernegara di ranah desa, (Eko, 2014: 43). Dan hal inilah

yang saat ini perlu mendapat pengawalan, karena desa kemudian menjadi objek

Page 34: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

14

politis negara tanpa memperhitungkan aspek dampak yang bergejolak di

dalamnya.

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang

mempunyai tata nilai dan tata budaya Jawa yang cukup kuat. Nilai yang sampai

saat ini masih banyak dipertahankan adalah gotong royong atau kerja bakti. Nilai

inilah yang menjadi salah satu kesamaan dengan nilai-nilai di desa, khususnya

Desa Ponjong di Kabupaten Gunungkidul. Mengapa memilih Desa Ponjong

sebagai lokasi implementasi Gerakan Saemaul di Daerah Istimewa Yogyakarta?

Desa Ponjong merupakan desa yang terbilang dinamis, mempunyai sumberdaya

alam melimpah dan sumberdaya manusia yang maju. Tetapi saat ini desa tersebut

mengalami beberapa dinamika perubahan baik dalam tata kelola pemerintahan

desa, tata kelola pengembangan sumberdaya manusia, tata kelola pengelolaan

lingkungan, maupun tata kelola modal sosial. Hal tersebut banyak dipengaruhi

oleh berbagai faktor diantaranya:

1. Kesenjangan sosial

2. Kesenjangan ekonomi

3. Kesenjangan kapasitas sumberdaya

4. Kesenjangan akses dan informasi

Keempat hal tersebut sangat berpengaruh dalam proses pembangunan

perdesaan yang saat ini sedang mengalami euforia. Agar lebih memahami

bagaimana kondisi lokasi program desa percontohan gerakan Saemaul ini, secara

Page 35: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

15

singkat gambaran kondisi sosial, ekonomi, sumberdaya dan akses informasi di

Desa Ponjong berdasarkan RPJMDesa 2016 – 2021 adalah sebagai berikut:

Desa Ponjong merupakan Ibu Kota Kecamatan Ponjong dan salah satu desa

yang menjadi kawasan perencanaan ibu kota kecamatan (IKK) Ponjong. Potensi

yang dimiliki adalah sumber daya air, lokasi wisata, pusat aktivitas komersiil dan

akses transportasi yang cukup bagus terutama menuju ke arah Semanu dan

Karangmojo. Dilihat dari tataguna lahan, secara umum dapat digambarkan bahwa

fungsi wilayah perencanaan masih didominasi ruang terbuka berupa lahan kering

dan lahan pertanian yang didukung oleh sumber air yang berasal dari sumber air

Ponjong. Seara geografis dan administratif Desa Ponjong terletak di sebelah

Timur Laut Kota Wonosari dengan jarak 14 km dan secara administratif batas

desa adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Genjahan dan Desa Sumbergiri

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Sumbergiri dan Desa Karang

Asem

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Sidorejo dan Desa Bedoyo

Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Sidorejo

Desa Ponjong mempunyai 11 Pedukuhan dengan total luas wilayah

628,0420 ha dengan jumlah penduduk berdasarkan pemutakhiran kependudukan

2015 sebanyak 5.403 jiwa (L: 2.639; P: 2.764). Jumlah penduduk Desa Ponjong

mengalami perkembangan dari data tahun 2007 – 2014 dengan rerata

pertumbuhan adalah 0.0138 atau 1,38%. Berdasarkan tingkat pendidikannya,

Page 36: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

16

penduduk Desa Ponjong terbanyak berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dengan

jumlah 1.202 jiwa dan yang paling sedikit adalah akademi dengan jumlah 3 jiwa.

Mata pencaharian penduduk Desa Ponjong 80% adalah petani, dan untuk angka

pengangguran mencapai 543 jiwa, namun jumlah tersebut merupakan

pengangguran tidak mutlak, karena juga termasuk mereka yang berkategori usia

tidak produktif. Berdasarkan data tersebut di atas, maka implementasi Gerakan

Saemaul di Desa Ponjong diharapkan mampu menjembatani proses kesejahteraan

materiil maupun spirituil melalui proses kemandirian di bidang ekonomi dan

kerjasama menuju masyarakat yang semakin berdaya.

Penelitian terkait dengan pemberdayaan masyarakat desa sudah banyak

dilakukan, tetapi yang membedakan penelitian ini dengan penelitian lainnya

adalah: 1) integrasi program Gerakan Saemaul dan desa, tidak berawal dari desa,

tetapi atas inisiatif program kerjasama Government to Government (G to G) antara

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Korea Selatan. 2)

Komitmen tinggi Yayasan Globalisasi Saemaul Indonesia dalam proses

pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat desa secara komprehensif

dilakukan melalui tahapan studi peningkatan kapasitas baik pemerintah, lembaga

desa maupun kelompok-kelompok masyarakat (petani dan perempuan),

pendampingan, studi banding dan penelitian. 3) Implementasi 5 pilar

pembangunan dalam pelaksanaan program (Pemerintah, Perguruan Tinggi,

Masyarakat Sipil, Bisnis dan NGO).

Page 37: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

17

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka fokus penelitian ini

meliputi:

1. Proses pemberdayaan masyarakat ponjong berdasarkan konsep gerakan

Saemaul

2. Perubahan dan dampak signifikant atas program Saemaul di Desa Ponjong

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana arah proses pemberdayaan masyarakat melalui integrasi gerakan

Saemaul dalam program pembangunan Desa Ponjong ?

2. Perubahan apa yang paling mendasar dalam tradisi berdesa yang terjadi di

Desa Ponjong setelah 3 tahun Gerakan Saemaul diimplementasikan ?

3. Apakah dampak signifikant dari gerakan Saemaul ini bagi penguatan spirit

kerelawanan sosial di Desa Ponjong

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mendeskripsikan mekanisme program pemberdayaan masyarakat dalam

Gerakan Saemaul

2. Menganalisis proses implementasi Gerakan Saemaul dalam Dinamika

Pembangunan Perdesaan sesuai UU No 6/2014 tentang Desa

Page 38: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

18

3. Menganalisis Implementasi Gerakan Saemaul dalam mewujudkan tradisi

berdesa terutama dalam mewujudkan jiwa kerelawanan sosial di Desa

Ponjong

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Pemerintah Desa Ponjong Kabupaten Gunungkidul

Penelitian tentang Integrasi Gerakan Saemaul dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa ini mempunyai manfaat bagi pemerintah desa Ponjong

yaitu:

a. Pemerintah desa memperoleh dokumentasi atas capaian perubahan

program yang terjadi di setiap tahapan program.

b. Pemerintah desa dan lembaga desa dapat menindaklanjuti

hambatan/kendala pelaksanaan program Saemaul melalui perencanaan

program dan penganggaran desa sebagai upaya perbaikan

2. Yayasan Globalisasi Saemaul Indonesia

Manfaat penelitian bagi Yayasan Globalisasi Saemaul Indonesia terdiri atas

beberapa hal yakni:

a. Penelitian ini memberikan informasi atas kendala dan poin-poin yang

masih perlu diperbaiki dari sisi pelaksanaan program, manajemen dan

mekanisme tim kerja maupun model pendampingan.

Page 39: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

19

b. Penelitian ini memberikan alternatif ssolusi atas kendala sehingga

mempermudah proses capaian perubahan untuk antisipasi

permasalahan yang sama di 2 tahun program ke depan.

c. Penelitian ini memberikan langkah konkret untuk mewujudkan desa

percontohan Saemaul yang sesuai dengan Spirit UU Desa No 6/2014.

3. Peneliti

Penelitian ini memberikan beberapa manfaat konkret bagi peneliti

diantaranya:

a. Peneliti mampu menganalisis tahapan program Gerakan Saemaul

secara integratif dan sistematis

b. Peneliti dapat memberikan informasi capaian keberhasilan kepada

pemerintah Desa Ponjong maupun Yayasan Globalisasi Saemaul

Indonesia secara transparan atas dasar informasi penerima manfaat.

c. Peneliti mampu memberikan alternatif saran, baik untuk pemerintah

desa maupun YGSI untuk perbaikan implementasi program di tahun-

tahun berikutnya.

F. Kerangka Konseptual

1. Pemberdayaan Masyarakat

Seiring dengan pergeseran paradigama pembangunan dari

developmentalism menjadi empowerment, maka dimulailah babak baru dalam

proses pembangunan masyarakat di Indonesia. Masyarakat kita sebenarnya

mempunyai kekuatan untuk bangkit dan berdaya, namun banyak kendala yang

Page 40: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

20

membuat mereka tidak secara serta merta mampu berdiri atau berdaya.

Pemberdayaan merupakan upaya dari manusia yang terbatas untuk beralih

menjadi manusia yang berdaya melalui proses pendampingan sehingga mereka

mampu merealisir cita-cita dan harapannya. Tahapan pemberdayaan biasanya

dilakukan melalui beberapa tahapan yakni: 1) Tahap Penyadaran, titik

berangkatnya adalah kesadaran orang untuk mau berubah atau menumbuhkan

keadaan baru. 2) Tahap Pengkapasitasan, tahapan ini bertujuan agar orang

menemukan kepercayaan dan harga diri. 3) Tahap Pendayaan, terkait dengan

pemberian kekuatan kepada masyarakat untuk mengatasi permasalahannya,

biasanya melalui kebijakan publik, (Nugroho Tri, 2014).

Mengapa konsep pemberdayaan masyarakat menjadi penting? Konsep ini

menjadi penting ketika kita melihat pemaknaannya secara lebih cermat,

dihubungkan dengan asal-usul kata maupun implementasi kata. Jika kita merunut

dari asal-usul kata, pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris ‘empowerment.’

Konsep empowerment digunakan sebagai alternatif terhadap konsep-konsep

pembangunan yang selama ini tidak berhasil memberikan jawaban memuaskan

terhadap masalah-masalah besar pembangunan. Khususnya masalah kekuasaan

(power) dan ketimpangan (unequity). Kata power dalam empowerment diartikan

‘daya’, sehingga empowerment diartikan sebagai pemberdayaan. Daya dalam arti

kekuatan berasal dari dalam, tetapi dapat diperkuat dengan unsur-unsur penguatan

yang diserap dari luar. Pemberdayaan merupakan sebuah konsep untuk memotong

lingkaran yang menghubungkan power dengan pembagian kesejahteraan.

Keadaan keterbelakangan yang terjadi disebabkan karena ketidakseimbangan

Page 41: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

21

dalam pemilikan atau akses pada sumber-sumber daya yang ada di sekitarnya.

(Nugroho Tri, 2014).

Hal tersebut di atas sejalan dengan tujuan pemberdayaan masyarakat yang

intinya merupakan implikasi dari strategi pembangunan yang berbasis pada

masyarakat - people centered development (Mardikanto, 2013: 109). Hal inilah

yang memperjelas konsep pemberdayaan. Bahwa pemberdayaan merupakan

sebuah proses mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, memperkuat

posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan

penekan di segala bidang dan sektor kehidupan (Sutoro Eko, 2002). Lebih lanjut

Sutoro menjelaskan bahwa konsep pemberdayaan (masyarakat desa) dapat

dipahami juga dengan dua cara pandang. Pertama, pemberdayaan dimaknai dalam

konteks menempatkan posisi berdiri masyarakat. Posisi masyarakat bukanlah

objek penerima manfaat (beneficiaries) yang tergantung pada pemberian dari

pihak luar seperti pemerintah, melainkan dalam posisi sebagai subjek (agen atau

partisipan yang bertindak) yang berbuat secara mandiri. Selain hal tersebut,

ditambahkan oleh Sutoro bahwa berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari

tanggung jawab negara. Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan berarti

terbukanya ruang dan kapasitas untuk mengembangkan potensi-kreasi,

mengontrol lingkungan dan sumberdayanya sendiri, menyelesaikan masalah

secara mandiri dan ikut menentukan proses politik di ranah negara. Sehingga

dengan proses pemberdayaan, masyarakat semakin berpartisipasi dalam

pembangunan dan pemerintahan (Sutoro Eko, 2002). Masih menurut Sutoro Eko,

bahwa inti dari sebuah proses pemberdayaan akan mengarah pada sebuah

Page 42: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

22

perubahan yang bersumber dari 3 hal yakni: pembelajaran, pengorganisasian dan

pendampingan. Pendampingan desa adalah kegiatan untuk melakukan tindakan

pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan dan

fasilitasi desa. Sedangkan tujuan pendampingan desa meliputi: (a) Meningkatkan

kapasitas, efektivitas dan akuntabilitas pemerintahan desa dan pembangunan

Desa; (b) Meningkatkan prakarsa, kesadaran dan partisipasi masyarakat Desa

dalam pembangunan desa yang partisipatif; (c) Meningkatkan sinergi program

pembangunan Desa antar sektor; dan (d) Mengoptimalkan aset lokal desa secara

emansipatoris (Sutoro Eko, 2015: 198 - 199).

Sejalan dengan konsep pemberdayaan yang disampaikan oleh Sutoro Eko,

untuk memperjelas tujuan dan arah UU No 6/2014 tentang Desa menurut

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT),

pemberdayaan masyarakat desa dijelaskan dengan lengkap dan termuat dalam

(https://newsdesa.wordpress.com/2015/04/06/pemberdayaan-masyarakat-desa/

diunduh tanggal 25 Februari 2017). Penjelasan Kemendes PDT adalah sebagai

berikut, bahwa pemberdayaan masyarakat (empowerment) diartikan sebagai upaya

membantu masyarakat memperoleh daya (kuasa) untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan yang ia lakukan terkait dengan diri mereka, termasuk

mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini

dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk

menggunakan daya yang mereka miliki, (Payne, 1979). Intinya, mendorong

masyarakat untuk menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitan

dengan upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi, sehingga masyarakat

Page 43: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

23

mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh untuk membentuk masa depannya.

Masih menurut Kemendes PDT, dengan demikian pemberdayaan merupakan

suatu upaya menumbuhkan peran serta dan kemandirian sehingga masyarakat di

tingkat individu, kelompok, kelembagaan, maupun komunitas memiliki tingkat

kesejahteraan yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam arti, memiliki akses pada

sumberdaya, memiliki kesadaran kritis, melakukan pengorganisasian dan kontrol

sosial dari segala aktivitas pembangunan yang dilakukan di lingkungannya.

Oleh karena itu pemberdayaan menjadi proses yang sangat penting dalam

sebuah entitas yang disebut masyarakat. Khususnya pemberdayan masyarakat

desa, karena pemberdayan masyarakat desa menjadi satu rangkaian integratif

dengan gerakan perubahan di tingkatan masyarakat yang paling bawah dalam

sistem ketatanegaraan dan berbangsa.

2. Pemberdayaan Masyarakat Desa

Melalui banyak program yang telah berjalan di tingkat desa, pemerintah

telah banyak melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat desa diawali dengan

program PNPM yang telah berjalan sampai dengan tahun 2015. Sejak berjalannya

pemerintahan Jokowi dengan Nawa Citanya, Kemendes PDT telah membuat

rumusan tentang pengertian pemberdayaan masyarakat desa seperti yang sudah

dimuat dalam (https://newsdesa.wordpress.com/2015/04/06/pemberdayaan-

masyarakat-desa/ diunduh tanggal 28 Februari 2018), yang menyebutkan bahwa

pemberdayaan masyarakat desa merupakan upaya peningkatan kualitas hidup

masyarakat di desa melalui pengembangan ekonomi lokal sesuai dengan potensi

Page 44: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

24

wilayah. Desa di Indonesia yang berjumlah antara 70.000 – 80.000 desa perlu

ditata dengan proses membangun desa dan desa membangun. Sebenarnya apa

yang menjadi substansi perbedaan antara “membangun desa dan desa

membangun”? Dijelaskan oleh Kemendes PDT dalam bukunya “Regulasi Baru

Desa Baru” halaman 54-55 sebagai berikut:

Tabel 1.1: Perbedaan Makna “Membangun Desa dan Desa Membangun”

Item/IsuMembangun Desa

Membangun Desa(Pembangunan Perdesaan)

Desa Membangun(Pembangunan Desa)

Pintu masuk Perdesaan DesaPendekatan Fungsional LocusLevel Rural Development Village DevelopmentIsu dan konsep-konsep terkait

Rural-urban linkage, market,pertumbuhan, lapanganpekerjaan, infrastruktur,kawasan, sektoral, dll.

Kemandirian, kearifan lokal,modal sosial, demokrasi,partisipasi, kewenangan, alokasidana, gerakan lokal,pemberdayaan, dll.

Level, skala dancakupan

Kawasan ruang dan ekonomiyang lintas desa

Dalam jangkauan skala danyurisdiksi desa

SkemaKelembagaan

Pemda melakukanperencanaan dan pelaksanaandidukung alokasi dana khusus.Pusat melakukan fasilitasi,supervisi dan akselerasi

Regulasi menetapkankewenangan skala desa,melembagakan perencanaan desa,alokasi dana dan kontrol lokal.

Pemegangkewenangan

Pemerintah daerah Desa (pemerintah desa danmasyarakat)

Tujuan Mengurangi keterbelakangan,ketertinggalan, kemiskinansekaligus membanunkesejahteraan

1. Menjadikan desa sebagaibasis penghidupan dankehidupan masyarakat secaraberkelanjutan

2. Menjadikan desa sebagaiujung depan yang dekatdengan masyarakat, serta desayang mandiri

Peran pemerintahdaerah

Merencanakan, membiayai danmelaksanakan

Fasilitasi, supervisi danpengembangan kapasitas desa

Peran desa Berpartisipasi dalamperencanaan dan pengambilankeputusan

Sebagai aktor (subyek) utamayang merencanakan, membiayaidan melaksanakan

Page 45: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

25

Hasil 1. Infrastruktur lintas desayang lebih baik

2. Tumbuhnya kota-kota kecilsebagai pusat pertumbuhandan penghubung transaksiekonomi desa – kota

3. Terbangunnya kawasanhutan, collective farming,industri, wisata , dll

1. Desa menjadi ujung depanpenyelenggaraan pelayaanpublik bagi warga

2. Lumbung pangan desa,energi berbasis desa, desasayur, desa buah, desawisata, dll

Sumber data: Buku Kemendes Regulasi Baru Desa Baru

Mengapa perlu desa membangun? Karena dengan desa membangun

kemakmuran desa akan mengalir dan mendorong kota tumbuh lebih sehat. Saat ini

hasil pengolahan sawah dan kebun sayur kurang optimal, karena petani rata-rata

hanya memiliki 0,5 Ha lahan. Sehingga 80% hasil pertanian hanya cukup untuk

pemenuhan kebutuhan sendiri, sedangkan sumber pendapatan utama petani dari

hasil sawah dan kebun. Kondisi itulah yang sering memunculkan skenario import

beras dan aneka bahan kebutuhan sehari-hari. Proses pemberdayaan masyarakat

desa bertujuan untuk mengembalikan desa pada posisinya yakni sebagai sumber

kedaulatan pangan Indonesia. Disinilah diperlukan pemberdayaan masyarakat

desa untuk mewujudkan desa berdaya, desa produktif dengan mengembangkan

sektor ekonomi maupun sosial yang sesuai dengan kondisi desa melalui proses

pendampingan dari fasilitator desa dan perencanaan pembangunan yang

partisipatif.

Kemendes PDT menyebutkan bahwa konsep pemberdayaan mengandung

2 elemen pokok, yakni: kemandirian dan partisipasi. Dengan berpartisipasi

diharapkan komunitas dapat mencapai kemandirian terutama kemandirian dalam 3

Page 46: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

26

aspek yakni: kemandirian material, kemandirian intelektual dan kemandirian

manajemen.

3. Gerakan Saemaul

a. Latar Belakang Lahirnya Gerakan Saemaul

Seperti telah dijelaskan dalam latar belakang, bahwa Gerakan Saemaul

merupakan sebuah pengembangan suatu komunitas lokal ke arah yang lebih baik

dalam aspek material maupun spiritual (Kyungwon University, 2014: 9). Ada

beberapa signifikansi tradisional dari Gerakan Saemaul yang sangat relevan untuk

mempertegas pembahasan penelitian ini yakni Gerakan Saemaul yang dulu

merupakan gerakan untuk menuju hidup makmur, saat ini menjadi gerakan untuk

hidup makmur secara bersama-sama melalui partisipasi secara sukarela dari akar

rumput (Kyungwon University, 2014: 12). Proses perkembangan Gerakan

Saemaul dilatar belakangi oleh beberapa hal yakni: a) latar belakang politik, b)

latar belakang ekonomi, c) latar belakang sosial dan d) latar belakang historis.

1) Latar Belakang Politik

Inisiatif Gerakan Saemaul bersumber dari 2 nilai yakni 1) “persahabatan”

dan “modernisasi tanah air” yang lahir dari ide politis Presiden Park Chung-

hee. 2) inisiatif Gerakan Saemaul lahir karena dorongan material dan

kekuatan pendukung nasional berdasarkan perkembangan ekonomi di tahun

1960-an. Bahkan hal tersebut diperkuat dengan doktrin Pemimpin dari

Presiden Park, Chung-hee yang dengan tegas menyebutkan bahwa:

Page 47: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

27

“ Pemimpin saat ini tidak boleh menjadi pemimpin otoriter ataukelompok istimewa yang mengatur banyak orang akan tetapipemimpin merupakan tokoh yang berbagi kebahagiaan dan bersama-sama mengatasi kesulitan dengan masyarakat biasa dengan memilikitakdir bersama yang memihak dan bersahabat dengan masyarakat”(Doktrin Pemimpin dari Presiden Park, Chung-hee, 1961: 18).

2) Latar Belakang Ekonomi

Ada dua latar belakang ekonomi yang mempercepat gerakan Saemaul ini

berkembang yakni 1) polarisasi atau kesenjangan ekonomi antara wilayah

perkotaan dan pedesaan semakin meningkat setelah tahun 1970-an sehingga

pembangunan di daerah pedesaan perlu ditingkatkan. 2) Krisis ekonomi di

Korea disebabkan oleh melonjaknya harga minyak dunia dan kelesuan

ekonomi di akhir tahun 1960-an, memicu munculnya kebutuhan untuk

penyelematan ekonomi Korea serta membangun ekonomi yang berdikari

(Kyungwon University, 2014: 150).

3) Latar Belakang Sosial

Beberapa poin penting yang menjadi latar belakang sosial dari gerakan

Saemaul ini antara lain; 1) dipengaruhi oleh perubahan struktural di wilayah

pedesaan termasuk urbanisasi pemuda ke wilayah perkotaan dan angkatan

kerja yang terdiri dari orang-orang tua. 2) Kesenjangan yang cukup besar

antara wilayah perkotaan dan pedesaan sehingga mengakibatkan kekacauan

identitas desa pertanian dan para petani yang merupakan pondasi tradisional

dari masyarakat Korea Selatan. Hal ini memicu pemerintah untuk

mengembalikan orientasi petani sebagai kelompok yang memiliki misi

Page 48: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

28

penting menghadapi perubahan. 3) Pertumbuhan industrialisasi yang

berlangsung sangat cepat, munculnya kelas sosial baru yakni kelas pekerja

dan semakin berkurangnya sumber daya di wilayah perkotaaan menjadi

momentum bagi pemerintah untuk menyatukan dan mengintegrasikan

masyarakat perkotaan dan pedesaan (Kyungwon University, 2014: 16)

4) Latar Belakang Historis

Historisitas merupakan faktor yang sangat mempengaruhi Gerakan Saemaul

ini, diantaranya: 1) Tradisi masyarakat “Hyangyak” merupakan upaya

berdikari dan mandiri dalam masyarakat yang memberi dampak bagi

lahirnya gerakan Saemaul, terutama nilai-nilai tradisional yang secara

khusus mengajarkan cinta tanah air dan kepatuhan diwariskan menjadi nilai-

nilai modern bangsa yang bertujuan untuk memodernisasikan tanah air. 2)

Tradisi bekerja bersama-sama (gotong-royong) seperti “Kye, Durae,

Pumassi” kembali diwujudkan sebagai upaya untuk mencapai takdir

bersama yang lebih baik. Tradisi inilah yang merupakan kunci keberhasilan,

karena dilestarikan dengan yang disebut dewan desa yang bertugas

menerapkan gerakan Saemaul untuk mewujudkan partisipasi dan

keterlibatan penuh dari masyarakat (Kyungwon University, 2014: 17).

b. Kunci Sukses Gerakan Saemaul

Gerakan Saemaul diimplementasikan pada tiga kegiatan praktis di lapangan,

yakni 1) Environment Improvement, yaitu kegiatan perbaikan lingkungan yang

meliputi sarana dan prasarana dasar di pedesaan, berupa jalan, jembatan, irigasi,

Page 49: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

29

drainase maupun sarana air bersih dan sanitasi lainnya. 2) Increasing Income,

yakni kegiatan yang dilakukan melalui pelatihan ekonomi produktif, perluasan

akses permodalan serta fasilitasi pemasaran hasil produksi pertanian yang

bertujuan untuk peningkatan pendapatan masyarakat desa. 3) Mental Reform,

yaitu kegiatan terstruktur yang dilaksanakan secara intensif untuk membangun

mentalitas penduduk pedesaan (spirit) agar memiliki etos kerja keras, tekun, jujur

dan disiplin tinggi. Kegiatan ini diawali dengan perbaikan dan komitmen moral

para pemimpin di setiap jenjang pemerintahan, kemudian ditransformasikan ke

seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) baik masyarakat maupun pelaku

usaha, dimuat dalam (http://tabloid-desa.com/gerakan-membangun-desa-saemaul-

undong-bangkiktan-korea-selatan, diunduh tanggal 19 Oktober 2017).

Ketiga kegiatan praktis tersebut dilaksanakan berdasarkan pendekatan

kesukarelawanan, padat karya yang bersifat produktif. Penerapan ketiga prinsip

dasar dalam implementasi kegiatan ini juga didukung oleh partnership

kelembagaan yang handal, yaitu kerjasama yang sinergis antara domain

pemerintahan, pemimpin desa dan pemimpin Saemaul dengan masyarakat. Tugas

dari pemerintah adalah menfasilitasi dan memberikan bantuan strategis (strategic

support), pemimpin desa bertugas memandu secara langsung di lapangan dengan

keteladanan kepemimpinan (leadership), sedangkan masyarakat secara bersama-

sama mengembangkan kesularelawan untuk membangun desa (volunterism)

seperti membantu materiil (dana), tenaga maupun akses (lahan pekarangan untuk

kepentingan publik), dll.

Page 50: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

30

Dengan kata lain, kunci sukses keberhasilan Gerakan Saemaul ini adalah

1) dukungan dan intervensi dari pemerintah, terkait penyediaan layanan dan

bantuan untuk memperkenalkan sistem dan program kepada masyarakat, 2)

mendorong kepedulian dan keikutsertaan masyarakat secara luas, 3) membangun

jiwa kepemimpinan sebagai faktor penting kesuksesan Gerakan Saemaul dan 4)

revolusi mental, dimana gerakan ini berhasil mengubah mindset atau cara berpikir

dan sikap dari malas menjadi rajin, dari ketergantungan menjadi kemandirian dan

dari sifat egois menjadi kesediaan bekerjasama untuk tujuan dan kepentingan

bersama.

c. Integrasi Gerakan Saemaul dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Integrasi berasal dari bahasa Inggris “ Integration” yang berarti

kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi dimaknai sebagai proses penyesuaian

diantara sistem-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga

menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi

(Rusmiyati, et.all. 2014). Selain itu masih menurut Rusmiyati bahwa integrasi

biasa dikonsepsikan sebagai suatu proses ketika kelompok-kelompok sosial dalam

masyarakat saling menjaga keseimbangan untuk mewujudkan kedekatan

hubungan-hubungan sosial, ekonomi dan politik (Nicholas, et.all. 1986). Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi mempunyai arti pembauran hingga

menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Sedangkan dalam hubungannya dengan

kehidupan bersama oleh Sunyoto Usman ditegaskan bahwa integrasi merupakan

bentuk kontradiktif dari konflik, tetapi tidak selamanya kedua hal tersebut harus

Page 51: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

31

dipertentangkan. Konsepsi tersebut juga mengisyaratkan bahwa integrasi tercipta

melalui proses interaksi dan komunikasi yang intensif dengan tetap mengakui

adanya perbedaan (Usman, 2004: 78).

Menurut Baton, integrasi sebagai suatu keadaan dimana kelompok-

kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komprormistis terhadap kebudayaan

mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka

masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian yaitu: 1) pengendalian terhadap

konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu 2) membuat

suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu (Rusmiyati, et.all. 2014).

Sedangkan Clifford Geertz dalam bukunya The Religion of Java yang ditulis oleh

Sunyoto Usman dalam buku “Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat”

menguraikan bahwa dilihat dari faktor pengikatnya proses terjadinya integrasi

masyarakat dapat dikelompokkan kedalam tiga dimensi: 1) masyarakat dapat

terintegrasi di atas kesepakatan sebagian besar anggotanya terhadap nilai-nilai

sosial tertentu yang bersifat fundamental. 2) masyarakat dapat terintegrasi karena

sebagian besar anggotanya terhimpun dalam berbagai unit sosial sekaligus (cross

cutting affiliations). 3) masyarakat juga dapat terintegrasi di atas saling

ketergantungan diantara unit-unit sosial yang terhimpun di dalamnya untuk

memenuhi kebutuhan ekonomi (Usman, 2004: 79-80).

Poin kedua menurut Baton inilah yang mendasari konsep integrasi dalam

program pembangunan, seperti juga halnya teori yang dinyatakan oleh Clifford.

Proses ini dikembangkan di Indonesia dalam model integrasi program

pembangunan yang dikembangkan oleh Pemerintah. Dalam konsep integrasi

Page 52: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

32

pembangunan, integrasi yang dikembangkan oleh Pemerintah adalah integrasi

dalam hal perencanaan. Sedangkan menurut Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaaan (PNPM-MP) dalam Petunjuk Teknik Integrasi

PNPM-MP disebutkan bahwa proses perencanaan hanyalah satu aspek saja dari

hal-hal yang harus diintegrasikan. Menurut petunjuk tersebut hal yang

diintegrasikan adalah Sistem Pembangunan Partisipatoris (Tim Koordinasi

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan, 2010:13) . Hal

tersebut disampaikan pada Momentum dan Integrasi dalam Perencanaan

Pembangunan Partisipatif, sebuah Pengalaman Lapangan dari kecamatan Senduro

Kabupaten Lumajang (http://pnpm-jatim.blogspot.com diunduh tanggal 26 Januari

2018).

Aspek lain di luar perencanaan yang terintegrasi dalam program adalah:

nilai-nilai, mekanisme pengelolaan kegiatan, mekanisme pertanggungjawaban dan

pelaku. Beberapa bagian penting dari konsep integrasi baik di tingkat program

maupun dari sisi sosiologis masyarakat inilah yang perlu untuk disinergikan

dalam konsep integrasi program pembangunan di pedesaan secara setara dan adil

berdasar kebutuhan masyarakat lokal.

Integrasi program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa

dengan program gerakan Saemaul sudah dilaksanakan di Desa Ponjong

Kabupaten Gunugkidul. Program yang masuk ke desa bersinergi dengan atau

mengacu pada perencanaan program-program pembangunan yang telah ada di

desa. Keberadaan perencanaan pembangunan desa merupakan langkah awal atau

prasyarat bagi pelaksanan integrasi perencanaan pembangunan. Oleh karena itu,

Page 53: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

33

pembahasan tentang integrasi Gerakan Saemaul dalam pemberdayaan masyarakat

ini tidak bisa terlepas dari proses perencanaan reguler di tingkat desa yang

outputnya berupa RPJMDes untuk periode 6 tahun (sesuai dengan UU no 6 Tahun

2014 tentang Desa) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) untuk

periode satu tahun anggaran.

Konsep ” integrasi Satu Desa, Satu Perencanaan, Satu Anggaran”,

merupakan sebuah proses integrasi yang menarik untuk menyiapkan kondisi desa

menjadi kuat dan semakin menuju pada kemandirian. Konsep kemandirian desa

sangat berkorelasi dengan prakarsa lokal. Kemandirian yang non politis lebih

diartikan sebagai emansipasi desa, desa tidak menjadi objek imposisi

(pemaksaan), dominasi dan penerima manfaat proyek, melainkan desa berdiri

tegak sebagai subjek pemberi manfaat. Desa bermanfaat melayani kepentingan

masyarakat setempat dan bergerak membangun ekonomi (Eko: 2014: 98). Dalam

konsep kemandirian hal kunci yang bisa menjadi pedoman adalah adanya

”prakarsa lokal” yang akhirnya menjadi kewenangan desa. Kewenangan Desa

adalah hak desa untuk mengatur, mengurus dan bertanggung jawab atas urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat (Eko: 2014: 99). Satu Desa,

Satu Perencanaan dan Satu anggaran mempunyai 2 maksud yakni:

1) Desa mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan tentang

perencanaan dan penganggaran secara mandiri, sesuai dengan konteks dan

kepentingan masyarakat setempat

Page 54: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

34

2) Membentengi imposisi dan mutilasi proyek masuk desa yang datang dari

pihak luar (Kabupaten, lembaga, maupun pihak ketiga) yang selama ini

sering membuat desa sebagai objek program atau proyek.

Perspektif integrasi antara program eksternal dan program pemberdayaan

desa merupakan evolusi praktik “satu desa, satu rencana” yang sudah

berkembang di berbagai daerah yang melembagakan perencanan partisipatoris

dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat secara inklusif termasuk kaum

perempuan dan kaum miskin. Melembagakan model village self planning dengan

mengutamakan pengambilan keputusan di tingkat lokal dengan ditopang oleh

pendekatan berbasis aset (asset based approach) atau berdasar kekuatan aset desa

sendiri (Eko, 2014: 132). Inilah dasar integrasi program Gerakan Saemaul yang

masuk ke Desa Ponjong melalui mekanisme musyawarah desa (Musdes) yang

menjadi kunci penataan sistem pembangunan yang demokratis di tingkat desa.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif – kualitatif. Penelitian

kualitatif mengandung 3 unsur utama yakni 1) data, bisa berasal dari wawancara

dan pengamatan. 2) Penelitian kualitatif terdiri dari prosedur analisis dan

interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan temuan teori yang mencakup

teknik-teknik untuk memahami data, proses ini disebut “penandaan” (coding).

Prosedur lain yang juga merupakan bagian dari analisis meliputi sampling non

statistik 3) berbentuk laporan tertulis dan lisan (Straus & Corbin: 2007: 7).

Page 55: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

35

Penggunaan Metode deskriptif-kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan,

menjelaskan dan menganalisis proses perubahan sosial yang terjadi di balik

sebuah model pendekatan pembangunan, yang selama ini dilakukan oleh

pemerintah, desa maupun gerakan Saemaul, sehingga secara jelas dapat

menggambarkan tentang implementasi integrasi program Saemaul dan program

desa.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini difokuskan terutama untuk menemukan jawaban

terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagaimana telah dirumuskan. Oleh

karena itu peneliti akan fokus pada:

a. Mekanisme pemberdayaan Gerakan Saemaul di Desa Percontohan yakni

Desa Ponjong Kabupaten Gunungkidul DIY

b. Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh terhadap

implementasi Gerakan Saemaul terhadap proses pemberdayaan masyarakat

Desa Ponjong

3. Lokasi Penelitian

Penelitian akan berlokasi di Desa Ponjong Kecamatan Ponjong Kabupaten

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa tersebut mempunyai

karakteristik masyarakat petani yang didukung dengan potensi sumberdaya alam

yang berbeda dari desa-des lain di Kabupaten Gunungkidul.

Page 56: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

36

4. Teknik Penentuan Informan

Karena bersifat kualitatif maka teknik pemilihan subjek penelitian (informan

maupun narasumber) menggunakan teknik sampling yang selama ini sering

digunakan. Subjek penelitian berasal dari unsur pemerintah desa, lembaga desa,

pihak kecamatan, Yayasan Penabulu (pendamping desa) serta tokoh masyarakat

dan tokoh perempuan. Para informan tersebut dipilih karena beberapa faktor

diantaranya: 1) sebagai pengambil keputusan dan penanggungjawab program, 2)

pelaksana kegiatan, 3) penerima manfaat dan 4) pendamping kegiatan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan dua sumber data, yakni data primer dan

data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui:

a. indepth interview / wawancara mendalam dengan para narasumber terpilih

di tingkat desa yakni:

1) Tokoh masyarakat dan tokoh perempuan dari Desa Ponjong berjumlah

4 orang (terdiri atas: 1 tokoh masyarakat, 1 tokoh perempuan mewakili

unsur Kelompok Wanita Tani / KWT, 1 tokoh PKK dan 1 orang

pengurus Gapoktan)

2) Perangkat Desa Ponjong berjumlah 4 orang (terdiri dari kepala desa,

sekretaris desa, kaur keuangan dan kaur kemerintahan)

3) Staf Pengelola BUMDes Hanyukupi Desa Ponjong 2 orang (Direktur

BUMDes dan 1 orang pengelola unit usaha Kandang Sapi Komunal)

4) Camat Kecamatan Ponjong

5) Pendamping Desa Ponjong dari Yayasan Penabulu

Page 57: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

37

Pemilihan elemen narasumber tersebut untuk mendapatkan berbagai

informasi yang akurat terkait dengan proses perencanaan program di tingkat desa

maupun pelaksanannya Selain itu, wawancara ini bertujuan untuk cross-check

model pendekatan maupun pola intervensi program di tingkat desa

b. Pengamatan / observasi

Data tidak hanya berhenti pada wawancara, tetapi perlu dilengkapi dengan

sebuah observasi lapangan, yang menjadi salah satu analisis penting dalam

pengumpulan data penelitian agar menjadi lebih akurat. Sebagaimana

disampaikan oleh Riduwan, bahwa metode observasi merupakan teknik

pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke

objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan,

2004: 104).

Metode observasi seringkali juga diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada subjek penelitian.

Teknik observasi sebagai pengamatan dan pencatatan hendaknya dilakukan pada

subjek yang secara aktif mereaksi terhadap objek. Adapun Kriteria dalam

observasi yang perlu diperhatikan antara lain:

1) Memiliki pengetahuan yang cukup terhadap objek yang hendak diteliti

2) Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang

dilaksanakan

3) Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data

4) Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati

Page 58: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

38

5) Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secara cermat dan kritis

6) Pencatatan setiap gejala harus dilaksanakan secara terpisah agar tidak

saling mempengaruhi

7) Pemilihan pengetahuan dan ketrampilan terhadap alat dan cara

mencatat hasil observasi

Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat dan mengamati

perubahan fenomena-fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang

kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian tersebut, bagi pelaksana,

metode ini untuk melihat objek moment tertentu, sehingga mampu memisahkan

antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan (Margono, 2007: 159).

Sedangkan Data sekunder dikumpulkan melalui beberapa proses analisis yang

berasal dari:

1) Studi dokumentasi dari buku : Laporan tahunan kegiatan program

Saemaul maupun laporan kegiatan lainnya termasuk laporan Yayasan

Penabulu Yogyakarta

2) Laporan program desa maupun dokumentasi dan publikasi instansi

terkait lainnya.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan menyusun kajian data dalam bentuk

konsep dan proposisi maupun interpretasi dan kesimpulan atas proses penelitian.

Menurut Miles dan Huberman teknik analisis data diawali dengan: a)

pengumpulan data, pengumpulan data ini dilakukan dengan penyusunan lembar

Page 59: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

39

rangkuman kontak, pembuatan kode-kode dan pemberian catatan misalnya terkait

dengan: orang, peristiwa dan isu yang akan diungkapkan. Kemudian dilanjutkan

dengan b) penyajian data / display dari data yang dikumpulkan dan dianalisis

sebelumnya. Display adalah format yang menyajikan informasi secara sistematik,

yang memberi informasi bagian mana yang menjadi aspek relevan dari situasi

yang bersangkutan maupun sebagai aspek relevan dari sistem sosial,

(http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/221-analisis-data-

penelitian-kualitatif-sebuah-pengalaman-empirik.html, diunduh tanggal 18

September 2018).

Menurut Miles and Huberman aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya

jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau

informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data, yakni sebuah

proses yang mempunyai tujuan untuk menyempurnakan terutama melalui

pengurangan data yang tidak relevan. Setelah itu dilakukan penyajian data

(display) serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion

drawing/verification). Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses

perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat singkat,

padat dan mudah dipahami terkait dengan relevansi dan konsistensi terhadap judul

dan perumusan masalah dalam penelitian tentang integrasi gerakan Saemaul dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Pada analisa data, data yang sudah diperoleh dari para informan akan

dibuat kategorisasi sehingga dapat ditemukan tema terkait dengan integrasi

Page 60: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

40

program Gerakan Saemaul, program pemberdayaan desa dan dirumuskan menjadi

hipotesis berdasar atas rumusan masalah yang berhubungan dengan program

pembangunan desa (https://massofa.wordpress.com/2008/01/14/kupas-tuntas-

metode-penelitian-kualitatif-bag-2/, diunduh tanggal 24 Juli 2017).

Page 61: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

41

BAB II

PROFIL DESA PONJONG

A. Kondisi Desa Ponjong

Desa Ponjong merupakan Ibukota Kecamatan Ponjong dan menjadi salah

satu desa kawasan perencanaan ibukota kecamatan (IKK) Ponjong. Potensi yang

dimiliki dari sisi geografis dan potensi sumberdaya alam membuat Desa Ponjong

mempunyai daya dukung untuk berkembang. Desa Ponjong terbagi dalam 4

wilayah utama yakni: daerah permukiman, sentra perekonomian masyarakat,

wilayah pertaniam dan densitas wisata.

Dilihat dari tata guna lahan yang ada, secara umum dapat digambarkan bahwa:

fungsi wilayah perencanaan masih didominasi ruang terbuka berupa lahan kering

dan lahan pertanian yang didukung jalur irigasi yang diambilkan dari Sumber

Ponjong yang letaknya berdekatan dengan kantor Pemerintah Desa.

Ponjong merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Gunungkidul yang

mempunyai pertumbuhan perekonomia yang cukup tinggi. Meskipun dalam

hirarkhi perkotaan Ponjong sendiri masuk hirarkhi 3 (tiga) yang letaknya

diperbatasan Kabupaten Gunungkidul, DIY dan kabupaten Wonogiri, Jawa

Tengah.

1. Letak Geografis dan Administratif

Secara geografis Desa Ponjong terletak di 3 3o 52’ 44” dan 7o 52’ 11” atau

sebelah Timur Laut Kota Wonosari dengan jarak + 14 km. Adapun batas kewilayahan

Desa Ponjong adalah:

Page 62: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

42

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Genjahan dan Desa Sumbergiri

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Sumbergiri dan Desa Karang

Asem

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Sidorejo dan Desa Bedoyo

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Sidorejo

Desa Ponjong mempunyai luas 628,0240 ha, yang terdiri atas 11 pedukuhan

dengan luas masing-masing pedukuhan sebagai berikut:

Tabel 2.1: Luas Per Pedukuhan

No Pedukuhan Luasan (M2)

1 Karangijo Kulon 484.9302 Karangijo Wetan 517.2293 Sumber Lor 729.3374 Sumber Kidul 538.1255 Ponjong 520.4056 Duren 647.9107 Kuwon 650.3558 Serut 568.1709 Jaten 532.13010 Tembesi 452.36911 Padangan 639.460

Jumlah 6.280. 420

Secara spasial, letak dan batas wilayah perencanaannya dapat dilihat pada

peta administrasi lokasi perencanaan (Gambar: 2.1). Kecamatan Ponjong terletak

pada ketinggian antara 200 – 400 m dari permukaan air laut (dpl) dan topografi

wilayah dengan kategori datar sampai dengan bergunung. Kondisi berbukit

terlihat pada bagian Timur Laut, Timur dan Selatan.

Sumber: Profil Desa Ponjong 2016

Page 63: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

43

Gambar 2.1. Peta Desa Ponjong

Oleh karena topografi Desa Ponjong menunjukkan keluasan hamparan maka akan

sangat menunjang pelaksanaan program Saemaul dalam pembangunan lingkungan

khususnya bidang pertanian.

2. Demografi

a. Jumlah Perkembangan Penduduk

Desa Ponjong merupakan desa yang mempunyai jumlah penduduk cukup

besar hal tersebut bisa kita lihat dalam data pemutakhiran yang dilakukan pada

tahun 2015 dan telah dimuat juga dalam RPJMDes 2016 – 2021. Jumlah

penduduk dan distribusinya pada tiap-tiap padukuhan dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Page 64: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

44

Tabel 2.2 : Jumlah Penduduk Masing-Masing Pedukuhan

No Pedukuhan Laki-Laki Perempuan JumlahPenduduk

(Jiwa)

Rerata

1 Karangijo Kulon 330 350 680 -0.0065

2 Karangijo Wetan 271 308 579 0.012867

3 Sumber Lor 330 340 670 0.013797

4 Sumber Kidul 226 213 439 -0.00557

5 Ponjong 219 225 444 0.006698

6 Duren 230 242 472 0.004026

7 Kuwon 228 249 477 0.038718

8 Serut 132 134 266 0.068742

9 Jaten 234 233 467 0.008816

10 Tembesi 204 205 409 0.004405

11 Padangan 235 265 500 0.006324

Jumlah 2639 2764 5403 0.013848

Sumber: Pemutahiran Data kependudukan Desember 2015

Berdasar data kependudukan di atas kita dapat mengetahui bahwa jumlah

penduduk perempuan lebih banyak, oleh karena itu prioritas penguatan kelompok

perempuan diperlukan terutama dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga.

Hal ini juga menjadi fokus bidang yang akan dilakukan dalam program Saemaul

ini. Untuk memperjelas data tabel, maka data tersebut digambarkan dalam bentuk

grafik dengan penjelasan sebagai berikut:

Page 65: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

45

Grafik 2.1: Grafik Jumlah Penduduk Desa Ponjong

Sumber: Pemutahiran Data kependudukan Desember 2015

Dari tabel di atas maka jumlah dan perkembangan penduduk pada kawasan

perencanaan memiliki pertumbuhan yang relatif rendah. Jumlah penduduk Desa

Ponjong secara umum mengalami perkembangan, dari data tahun 2007 sampai

tahun 2014. Berdasarkan perkembangan jumlah penduduk tersebut, diketahui

bahwa rerata pertumbuhannya adalah 0.0138 atau 1,38 %. Oleh karena jumlah

penduduk laki-laki dan perempuan mempunyai jumlah yang seimbang, maka

program Saemaul dalam bidang peningkatan UKM yang dikelola oleh kelompok

perempuan akan menopang ekonomi rumah tangga petani di Desa Ponjong.

Jumlah dan perkembangan penduduk pada kawasan perencanaan dapat

berpengaruh terhadap perencanaan tata bangunan dan lingkungan. Dikarenakan

perkembangan penduduk dapat berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

sehingga perkembangan area terbangun akan bertambah termasuk pada kawasan

perencanaan yang pasti akan menambah kebutuhan sarana dan prasarana. Untuk itu

diperlukan pengatuaran mengenai tata lingkungan dan permukiman pada kawasan

Page 66: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

46

perencanaan agar nantinya pertumbuhan pembangunan pada kawasan perencanaan

dapat tertata dan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan.

b. Jumlah Keluarga

Berdasarkan data kependudukan pada kawasan perencanaan diketahui jumlah

keluarga yang tertinggi pada Padukuhan Karangijo Kulon yaitu mencapai 230

keluarga dengan rata-rata penduduk per Km2 13,02 jiwa, dan jumlah keluarga

terendah pada Padukuhan Sumberkidul, yaitu 53 keluarga dengan rata-rata

penduduk per Km2 5,68 jiwa. Secara rinci jumlah keluarga dan kepadatan

penduduk per Km2 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3. : Kepadatan Penduduk Masing-Masing PedukuhanNo Pedukuhan Jumlah

Keluarga (KK)Luas Pedukuhan

(Km2)Kepadatan(Jiwa/Km2)

1. Karangijo Kulon 230 48,4700 13,022. Karangijo wetan 192 51,8680 10,783. Sumber lor 177 72,9100 8,534. Sumberkidul 53 53,7245 7,715. Ponjong 130 51,6925 7,826. Duren 131 64,2840 6,567. Kuwon 141 65,0390 7,358. Serut 67 56,8170 5,689. Jaten 120 54,8170 8,4310. Tembesi 125 45,1915 8,7611. Padangan 156 63,8865 8,052. Karangijo wetan 192 51,8680 10,78

Jumlah 1522 628,7000 8,31Sumber: Pemutahiran Data Kependudukan Desember 2015

Dengan melihat tabel kepadatan penduduk di atas, setiap warga akan

semakin berkontribusi dalam bentuk partisipasi aktif dalam program Saemaul ini,

terutama dalam optimalisasi pengembangan unit usaha BUMDes. Pengembangan

unit usaha BUMDes ini akan mempermudah peningkatan ekonomi bagi

penduduk terutama melalui pembagian keuntungan usaha BUMDes yang

Page 67: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

47

disalurkan dan dikelola untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di setiap

dusun.

c. Jumlah Penduduk Berdasar Pendidikan

Masyarakat desa Ponjong sebagian besar merupakan masyarakat dengan

mata pencaharian utama petani, pedagang dan pegawai negeri sipil. Dilihat dari

sisi tingkat pendidikan pun juga cukup beragam, namun tingkat pendidikan

terbanyak dari penduduk Desa Ponjong adalah Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah

1.202 jiwa dan yang paling sedikit adalah pendidikan setingkat akademi

berjumlah 3 jiwa. Secara rinci tingkat penduduk di Desa Ponjong termuat dalam

profil desa Ponjong Juni 2014 seperti tabel berikut:

Tabel 2.4. : Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO. URAIAN JUMLAH1. Tidak Sekolah 8652. TK 2833. SD 12024. SMP 9525. SMA 10126. Akademi 37. D2 628. D3 1299. S1 112

10. S2 43

Tabel tersebut di atas memberikan gambaran bahwa penduduk Desa Ponjong yang

paling besar mempunyai latar belakang pendidikan Sekolah Dasar. Oleh karena

itu fokus program adalah penguatan kapasitas masyarakat terutama mereka yang

berpendidikan sekolah dasar agar mampu bersaing dalam hal peningkatan

pendapatan dengan masyarakat lainnya. Untuk memperjelas komposisi dan

analisis dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:

Page 68: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

48

Grafik 2.2: Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber: Pemetaan Profil Desa Ponjong, Juni 2014

Tingkat pendidikan masyarakat Ponjong yang sebagian besar Sekolah Dasar (SD)

menjadi fokus penerima manfaat program. Karena sebagain besar merupakan ibu-

ibu rumah tangga yang bekerja sebagai petani. Oleh karena itu program Saemaul

dalam penguatan bidang pertanian juga menyasar kepada kelompok wanita

tani/KWT dan Gapoktan yang sebagaian mempunyai latar belakang pendidikan

SD.

d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Penduduk Desa Ponjong, 80% bermata pencaharian petani. Dan untuk

angka pengganguran mencapai 543 Jiwa, ini merupakan pengangguran tidak

mutlak. Dimana pengangguran yang dimaksud adalah cacah jiwa yang masuk

dalam kategori usia tidak produktif.

Page 69: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

49

No.Mata

Pencaharian Jumlah

01. PNS 166

02. Pensiunan 81

03. POLRI 6

04. Petani 941

05. Buruh Tani 490

06. Pegawai Swasta 363

07. Wiraswasta 302

08. Jasa 71

09. Peternakan 111

10. Pengangguran 543

11 TNI 1

Jumlah 3075

Meskipun mata pencaharian masyarakat Desa Ponjong beragam, namun

mata pencaharian penduduk Desa Ponjong ini apabila digambarkan dalam bentuk

grafik akan sangat terlihat bahwa masalah terbesar adalah tingginya angka

pengangguran. Oleh karena itu perlu ada solusi dari pemerintah desa dalam

pengentasan pengangguran terutama bagi pengangguran usia produktif. Apabila

kita lihat pada tabel dalam sektor wiraswasta, maka kesempatan usaha dalam

sektor ini perlu diotpimalkan oleh pemerintah desa. Data mata pencaharian dalam

bentuk grafik adalah sebagai berikut:

Tabel. 2. 5 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Sumber: Profil Desa Juni 2014

Page 70: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

50

Grafik 2.3. : Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Sumber: Pemetaan Profil Desa Ponjong Juni 2014

Oleh karena itu, program Saemaul akan berkontribusi pada pengembangan unit

usaha BUMDes, sehingga tambahan jumlah unit usaha dalam BUMDes

diharapkan mampu menjembatani kesempatan kerja bagi masyarakat yang masih

menganggur.

e. Keadaan Sosial

Pengaruh budaya Jawa sangat berdampak pada bentuk aktivitas kegiatan

sosial kependudukan masyarakat Desa Ponjong. Sedangkan dilihat dari tingkat

sosial ekonomi dapat diketahui bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Desa

Ponjong tergolong masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang beragam dari

prasejahtera sampai keluarga sejahtera III PLUS+. Faktor terbesar yang

berpengaruh dari golongan tersebut adalah kepemilikan tanah dan lahan persawahan

yang ada di masyarakat. Menurut data yang termuat dalam RPJMDes 2016 – 2021,

kondisi kepemilikian lahan di masyarakat di Desa Ponjong adalah sebagai berikut:

Page 71: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

51

1) Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

Tabel 2.6: Penggunaan Lahan

NO. PENGGUNAAN LAHAN LUASAN (Ha)1. Tanah Pekarangan 173,7030 Ha2. Sawah 31,7150 Ha3. Sawah Lungguh 11, 4345 Ha4. Tegal 333,996 Ha5. Lain-Lain 49,7926 Ha

Sumber: Profil Desa Ponjong 2016

Desa Ponjong dengan luas wilayah 628,0420 Ha, hampir 60%

merupakan kawasan fungsi lindung, yaitu; tanah pertanian lahan basah

(sawah), tanah pertanian lahan kering dan kawasan sumber mata air

Ponjong. Sedangkan 40% merupakan kawasan budidaya atau

pengembangan, terdiri dari; area permukiman, area perikanan dan

peternakan, area komersil (perdagangan dan jasa), fasilitas umum

(perkantoran, fasilitas pendidikan, kesehatan, ibadah dan balai padukuhan)

dan area industri rumah tangga. Dengan keluasan lahan di setiap dusun

terutama bagian tanah pekarangan dan tegal, maka optimalisasi keterlibatan

penduduk dalam kegiatan peningkatan kapasitas dan pemberdayaan dalam

program ini diharapkan mampu berdampak pada optimalisasi lahan tegalan

dan pekarangan di setiap pedusunan.

2) Tata Guna Lahan

Dilihat dari peta tata guna lahan (tabel 2.6), Desa Ponjong terbagi

menjadi empat bagian, yaitu; pertanian, hunian, fasilitas umum dan area

konservasi dan wisata. Fungsi lahan di Desa Ponjong sebagian besar

Page 72: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

52

merupakan daerah pertanian, baik pertanian lahan basah maupun lahan

kering.

Zona hunian, cenderung bersifat menyebar, sebagian besar terdapat pada

pedukuhan Karang Ijo Wetan dan sepanjang jalan poros desa.. Area

komersil, yaitu pasar dan pertokoan juga berada di sepanjang jalan poros

desa tersebut.

Pusat perkantoran dan pelayanan publik, berada di pedukuhan Sumber

Kidul, dimana terdapat pusat pemerintahan Kecamatan Ponjong, yakni

terdapat Kantor Kecamatan Ponjong, Kantor Urusan Agama (KUA)

Ponjong dan Kantor Koramil, sedangkan kantor perbankan berada di

pedukuhan Karang Ijo wetan, yaitu; Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank

Pemerintah Daerah (BPD) DIY dan BUKP. Fasilitas pendidikan, kesehatan

dan keagamaan tersebar di tiap-tiap pedukuhan.

Selain itu, di desa Ponjong terdapat tempat-tempat yang digunakan

untuk perikanan air tawar. Di bidang Pariwisata dan konservasi air. Desa

Ponjong mempunyai tempat wisata Gunung Kendil dan yang paling utama

adalah area konservasi air, yaitu; Sumber Ponjong. Dimana Sumber Ponjong

merupakan icon utama desa Ponjong, yang saat ini sebagian dikelola

menjadi lokasi wisata oleh BUMDes Hanyukupi dan sebagian merupakan

sumber air di desa ponjong khususnya dan Gunung Kidul pada umumnya.

Program Saemaul ini berkontribusi dalam pembangunan lingkungan

terutama terkait dengan pembangunan prasarana dasar khususnya di bidang

pertanian.

Page 73: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

53

3) Lingkungan Hidup

Lingkungan di wilayah Desa Ponjong masuk dalam kategori belum

tercemar. Di Desa Ponjong, sebagian besar penduduknya mempunyai hewan

ternak. Biasanya, rumah dengan kandang menjadi satu dalam satu

pekarangan. Penyadaran untuk memisahkan antara lokasi rumah dengan

kandang ternak dengan jarak yang agak jauh membutuhkan proses bertahap,

karena hal tersebut sudah menjadi tradisi turun temurun di masyarakat.

Lingkungan pasar menjadi salah satu area yang menjadi penggerak

perekonomian di desa Ponjong dan sekitarnya. Selain itu lingkungan

pertanian dan konservasi air merupakan bagian utama di desa Ponjong yang

sampai saat ini masih terpelihara, dikelola dan dikembangkan dengan cukup

baik.

f. Keadaan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang dimaksud adalah melihat gambaran sektor

pendorong perkembangan ekonomi, kegiatan usaha dan perkembangan penggunaan

tanah, dan produktivitas kawasan.

Sektor pendorong kegiatan ekonomi wilayah Desa Ponjong dapat dilihat dari

perkembangan ekonomi dengan melihat potensi perekonomian di kawasan Desa

Ponjong. Potensi tersebut dapat dilihat dari usaha yang dikembangkan di

masyarakat dan hasil produksi dari kegiatan usaha yang berkembang. Berdasarkan

grafik data kependudukan diketahui jumlah penduduk sebagian besar berprofesi

sebagai petani, sehingga dapat disimpulkan pertanian menjadi salah satu usaha yang

Page 74: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

54

berkembang di kawasan Desa Ponjong. Tetapi selain usaha pertanian, usaha non

pertanian juga sudah mulai tampak embrio perkembangannya, misalnya potensi

perikanan dan peternakan, perdagangan, jasa dan industri rumah tangga.

1) Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan

Penopang ekonomi utama di Desa Ponjong adalah produk hasil pertanian,

terutama produk tanaman pangan. Desa Ponjong merupakan salah satu

lumbung padi Kabupaten Gunungkidul. Selain produk tanaman pangan, hasil

pertanian lain adalah; holtikultura dan tanaman lahan kering. Meskipun

merupakan lumbung padi Kabupaten Gunungkidul, namun hasil pertanian

terutama dari sawah (beras) umumnya masih untuk konsumsi sendiri,

sedangkan yang dijual masih relatif sedikit. Kondisi yang masih subsisten

tersebut tidak terlepas dari permasalahan terkait dengan kegiatan di Desa

Ponjong selama ini, antara lain:

Permasalahan Pertanian Lahan Basah

Beberapa saluran irigasi belum permanen

Sistem pertanian masih boros air

Saluran irigasi yang sudah ada masih banyak yang mengalami

kebocoran

Perkumpulan Petani pemakai Air (P3A) belum bekerja dengan

maksimal

Permasalahan Pertanian Lahan Kering

Jalan Usaha Tani (Jalut) sebagian masih berupa jalan tanah dan jalan

setapak

Page 75: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

55

Sarana budidaya dan komoditas belum optimal

Masih banyak bukit/gunung yang tidak tertata dan dikelola misalnya

di wilayah pedukuhan Serut, Kuwon dan Duren.

Di Perbukitan Serut banyak sekali binatang kera yang seringkali

menjadi perusak hasil panen masyarakat

Hasil pertanian dan perkebunan di Desa Ponjong, apabila digambarkan

dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:

Grafik 2.4 : Grafik Komoditas Pertanian (Ton/Tahun)

Sumber: Pemetaan Profil Desa Ponjong Juni 2014

Komoditas yang menjadi andalan adalah padi yang menjadi sumber

penghasilan sebagian besar masyarakat petani Desa Ponjong. Oleh karena

itu agar hasil semakin optimal maka petani melalui Gapoktan dan KWT

akan selalu dilibatkan dalam penguatan kapasitas untuk menuju proses

sistem pertanian modern seperti di Korea Selatan.

Page 76: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

56

2) Peternakan

Sebagai masyarakat petani, maka hewan ternak merupakan tabungan

yang menyertai kepemilikan. Beberapa pedukuhan seperti Serut, Jaten,

Tembesi dan Padangan hampir semua kepala keluarga mempunyai hewan

ternak dengan jumlah rata-rata per kepala keluarga (kk) antara 1 – 3 ekor

sapi. Sedangkan untuk ternak kambing setiap kk mempunyai 2 – 5 ekor.

Beberapa keluarga juga mempunyai jenis ternak lain, seperti kelinci maupun

domba seperti yang terangkum profil Desa Ponjong Juni 2014 dalam tabel

berikut:

Tabel 2.7. : Komoditas Peternakan Tiap Padukuhan

NO PADUKUHANJENIS TERNAK

SAPI KERBAU KAMBING DOMBA KELINCI1. Karangijo

Kulon36 - 97 9 -

2. Karangijo wetan 16 - 29 - -3. Sumber lor 38 - 96 - -4. Sumberkidul 24 - 36 19 285. Ponjong 46 - 69 9 -6. Duren 49 3 42 18 -7. Kuwon 50 - 59 - 108. Serut 70 - 176 - 99. Jaten 46 - 99 12 -10. Tembesi 56 - 80 10 511. Padangan 48 - 117 31 11Jumlah 479 3 900 108 63

Komoditas peternakan di setiap pedusunan tersebut cukup besar dan

beragam terutama dari jenis dan jumlah. Program Saemaul salah satunya

adalah pembuatan kandang komunal maksudnya agar petani tidak asing

lagi dengan proses pemeliharaan ternak terutama sapi. Untuk memperjelas

maka tabel tersebut digambarkan dalam bentuk grafik seperti terlihat di

bawah ini:

Page 77: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

57

Grafik 2.5 : Grafik Komoditas Peternakan

Sumber: Pemetaan Profil Desa Ponjong Juni 2014

Meskipun demikian, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam

pengembangan produktifitas peternakan antara lain: kandang masih

berdekatan dengan permukiman dan belum masuk kategori kandang sehat,

pakan ternak yang mahal dan keterbatasan untuk hijauan pakan ternak,

harga jual rendah, kube mati, penyakit (flu burung, tetelo, dll)

3) Perikanan

Perikanan air tawar di Desa Ponjong menjadi potensi tersendiri untuk

dikembangkan. Selain potensi yang dimiliki masyarakat, Desa Ponjong juga

memanfaatkan Sumber Ponjong untuk dikelola dalam usaha peningkatan

perikanan. Berdasarkan hasil pemetaan swadaya, hasil budidaya ikan di Desa

Ponjong belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk hasil

produksinya di setiap padukuhan dapat dilihat pada Tabel 2.8. dan untuk

produksi keseluruhan Desa Ponjong dapat dilihat pada grafik 2.6.

Page 78: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

58

Di Desa Ponjong ada dua sistem budidaya ikan air tawar yang dikembangkan,

yaitu sistem kolam biasa dan sistem kolam terpal. Masih berdasar sumber

Profil Desa Ponjong Juni 2014 produksi perikanan sbb:

Tabel 2.8. : Komoditas Budidaya Ikan Air Tawar Tiap Padukuhan

NO PADUKUHANPRODUKSI (PER-3 BULAN)

GURAMEH

TAWES NILA MUJAIR LELE BAWAL

1. Karangijo Kulon - - 190 33 31 472. Karangijo wetan 112.5 100 540 15 1050 503. Sumber lor - - - - 40 -4. Sumberkidul 974 25 1995.5 942.5 1108 38955. Ponjong - 100 60 106 510 -6. Duren - - - - 12.5 -7. Kuwon - - - - 35 -8. Serut - - - - 250 -9. Jaten - - - - 10 -10. Tembesi - - 40 - 499 -11. Padangan 432.5 162.5 7432.5 413 109 3702.5

Jumlah 1519 387,5 10258 1509,5 3654,5 7694,5

Sumberdata: Profil Desa Ponjong Juni 2014

Tabel tersebut menggambarkan bahwa masyarakat Desa Ponjong adalah

masyarakat yang punya kemauan untuk maju. Untuk memberikan

gambaran secara jelas tentang tabel tersebut maka, digambarkan dalam

bentuk grafik (per 3 bulan) seperti berikut ini:

Grafik 2.6. : Grafik Komoditas Perikanan (Per-3bulan)

Sumber: Profil Desa Ponjong Juni 2014

Page 79: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

59

Dengan melihat tabel dan grafik tersebut di atas dapat dibuktikan

dengan tingginya upaya budidaya ikan di hampir 11 dusun. Kegiatan ini

tentu berdampak pada peningkatan pendapatan keluarga dang sesuai dengan

spirit Gerakan Saemaul yakni kerja keras sehingga berkontribusi dalam

proses peningkatan kesejahteraan melalui proses kemandirian desa.

4) Industri Rumah Tangga

Industri rumah tangga yang berkembang di Desa Ponjong, sebagian

besar adalah industri makanan. Selain itu terdapat juga mebel, bambu dan

kayu. Hasil produksi industri rumah tangga terutama makanan, menjadi

produk unggulan dan oleh-oleh khas dari Ponjong.

Tabel 2.9. : Industri Rumah Tangga

NO KOMODITAS JUMLAH

1 Emping (Jagung & Mlinjo 6

2 Kacang Bawang 2

3 Keripik (Tempe, Pisang, Telo) 6

4 Rempeyek Kacang & Kedelai 2

5 Kerupuk 11

6 Makanan Ringan (Roti) 3

7 Tempe 8

8 Tahu 4

9 Jamu 1

10 Kerajinan Bambu 1

11 Kerajinan Kayu 6

12 Kerajinan Gerabah 1

13 Kerajinan Batu 3

Sumber: Profil Desa Ponjong Juni 2014

Page 80: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

60

Dari potensi yang ada di Desa Ponjong, produk-produk industri rumah

tangga ini secara kualitas dapat menjadi produk unggulan. Di sisi lain,

tantangan yang dihadapi dalam pengembangan industri rumah tangga adalah

permodalan, pemasaran dan kurangnya pembinaan untuk peningkatan

kualitas dan kuantitas produk serta manajemen pemasaran. Program ini juga

dilakukan dalam tahapan penguatan kapasitas melalui bentuk pelatihan

dalam program Saemaul di Desa Ponjong.

5) Perdagangan dan Jasa

Aktivitas perdagangan di Desa Ponjong terutama ditopang oleh Pasar

Ponjong. Pasar Ponjong menganut sistem pasaran yakni Pon dan Legi.

Selain itu, untuk mendukung keberadaan pasar, disekitar pasar terdapat

toko, kios dan warung. Pasar umum yang dikelola oleh pemda ini,

menyediakan kebutuhan sehari-hari, dari kebutuhan pokok sampai

kebutuhan sekunder. Selain itu juga sebagai pusat perdagangan palawija.

Desa Ponjong merupakan salah satu desa pusat perdagangan palawija atau

yang lebih dikenal sebagai pengepul. Dan pengepul ini mempunyai andil

yang cukup besar dalam peningkatan perekonomian di Desa Ponjong.

Untuk mendukung keberadaan pasar, disekitar pasar terdapat area public

seperti area perkantoran, pendidikan, apotik dan penyedia jasa, seperti

warnet, tempat fotocopy dan agen bus, digambarkan dalam tabel berikut:

Page 81: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

61

Tabel 2.10: Fasilitas Perdagangan

NO JENIS JUMLAH

1 Pasar 1

2 Toko 125

3 Warung 57

Sumber: Profil Desa Ponjong Juni 2014

Kompleks fasilitas perdagangan dalam tabel di atas merupakan salah satu

lokasi jual-beli yang menguntungkan bagi masyarakat penerima manfaat

program yang telah memperoleh peningkatan kapasitas dalam hal sistem

pengelolaan dan pengembangan produk UKM.

B. Pemerintahan Desa Ponjong

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

Pemerintah Desa dan BPD dalam mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kepala Desa adalah sebagai pemimpin desa yang dipilih langsung oleh

penduduk desa dan berwenang untuk menyelenggarakan urusan yang berkaitan

dengan pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan

pemberdayaan masyarakat dan dibantu oleh pembantunya yang terdiri dari unsur

staf, unsur pelaksana dan unsur wilayah. Di samping itu, kepala desa sebagai

penyelenggara dan penanggungjawab di bidang pemerintahan, keuangan,

pembangunan dan kemasyarakatan berdasarkan peraturan perundang-undangan

Page 82: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

62

yang berlaku serta mengembang-tumbuhkan jiwa kegotong royongan dalam

melaksanakan pembanguan pemerintahan desa

Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah

lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan

wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara

demokratis.

1. Urusan Pemerintahan Desa

Urusan yang menjadi kewenangan pemerintahan desa meliputi:

a. Bidang Pemerintahan

b. Bidang Penyelenggaraan Pembangunan

c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

d. Bidang Pemberdayaan Kemasyarakatan

2. Lembaga Kemasyarakatan Desa Lainnya

Lembaga Kemasyarakatan Desa yang ada di Desa Ponjong antara lain :

a. LPMD

b. PKK

c. Karang Taruna

d. LPMP

e. RW

f. RT

g. BKM Mandiri

h. Orsos. NGUDI RUKUN

i. Gapoktan

Page 83: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

63

j. P3A

k. Poskesdes

l. Forum Anak

m. KSM Peduli Kasih

n. Lembaga Pelestari Budaya

Lembaga-lembaga desa ini merupakan lembaga yang berperan dalam proses

pemberdayaan masyarakat, karena mereka langsung bersinggungan dengan

masyarakat di tingkat padukuhan. Apabila digambarkan dalam bentuk struktur

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2: Struktur Organisasi Pemerintah Desa Ponjong

............

Keterangan:_____________ : Garis Komando.......................... : Garis Koordinasi

BPD Kepala Desa

Sekretaris Desa

UrusanPerencanaan

UrusanKeuangan

Urusan Umum

BagianPemerintahan

BagianKesejahteraan

Rakyat

BagianPembangunan

Dukuh

Page 84: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

64

3. Pembagian Wilayah Desa

Desa Ponjong dibagi menjadi 11 wilayah Padukuhan 11 RW dan 46 RT

seperti dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.11: Daftar Padukuhan Desa Ponjong

NO PADUKUHAN JML. RW JML. RT

1 Karangijokulon 1 5

2 Karangijowetan 1 4

3 Sumber Lor 1 5

4 Sumber Kidul 1 4

5 Ponjong 1 4

6 Duren 1 4

7 Kuwon 1 4

8 Serut 1 4

9 Jaten 1 4

10 Tembesi 1 4

11 Padangan 1 4

Sumber: Profil Desa Ponjong Juni 2014

Setiap padukuhan dipimpin oleh seorang dukuh sebagai kepala wilayah di

padukuhan setempat, dibawah dukuh merupakan wilayah RW dan RT yang

masing-masing dipimpin oleh seorang ketua RW dan RT, sebagai mitra dukuh

dalam melaksanakan tugasnya. Struktur ini sangat membantu program koordinasi

dalam pelaksanaan program dalam upaya melibatkan masyarakat di setiap

pedukuhan.

Page 85: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

65

C. Profil Saemaul Provinsi Gyeongsangbuk-Do Korea Selatan

1. Makna Gerakan Saemaul

Gerakan Saemaul dimulai tahun 1970 dengan tujuan untuk mengentaskan

kemiskinan yang melanda Korea dan membangun era baru kemakmuran dengan

slogan “ kehidupan yang baik.” Saemaul adalah gabungan dari kata “Sae” yang

berarti baru/terbarukan dan “Maul”bermakna desa atau unit dasar dari kehidupan

masyarakat. Sae juga bermakna sebuah perubahan yaitu perubahan keadaan menuju

kemakmuran material dan spiritual. Sedangkan Maul juga berarti masyarakat yang

hidup atau suatu tempat yag terdiri dari berbagai masyarakat lokal, masyarakat

kultural dan masyarakat ekonomi. Dengan demikian Saemaul dapat diartikan

sebagai pengembangan suatu komunitas lokal ke arah yang lebih baik dalam aspek

material maupun spiritual, ( Kyungwon University Saemaul Academy, 2008: 9).

2. Konsep Tradisional Gerakan Saemaul

Konsep Gerakan Saemaul secara tradisional terdiri dari 5 poin. Kelima poin

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Gerakan Saemaul merupakan suatu gerakan umum untuk pembangunan

nasional yang bertujuan lepas dari kemiskinan absolut.

b. Gerakan Saemaul merupakan gerakan reformasi spiritual yang kondusif untuk

membangun modernisasi masyarakat Korea Selatan guna menyesuaikan laju

perkembangan sejarah dunia.

c. Gerakan Saemaul yang dimulai dari masyarakat agricultur/petani merupakan

gerakan nasional untuk pembangunan masyarakat lokal.

Page 86: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

66

d. Gerakan Saemaul merupakan suatu gerakan untuk persatuan nasional yang

kondusif dalam mengatasi konflik dan perpecahan dampak dari masa

penjajahan Jepang, Perang Korea dan pembangunan kembali pasca perang,

industrialisasi Korea dan berbagai permasalahan sosial.

e. Gerakan Saemaul merupakan gerakan masyarakat untuk mengutamakan etika

dan moralitas dengan tradisi keberhasilan Korea Selatan seperti nilai-nilai

“Durae” (kelompok kerjasama petani), “Hyangyak”(kesepakatan untuk

mandiri dan mendorong nilai-nilai kebaikan dan menghilangkan kebiasaan-

kebiasaan buruk) dan “Pumassi” (berbagi pekerjaan atau bekerja secara

bergiliran), ( Kyungwon University Saemaul Academy, 2008: 11-12)

3. Signifikansi Gerakan Saemaul di Abad 21

Gerakan Saemaul yang pada awal dibentuknya merupakan gerakan untuk

menuju “hidup makmur” pada abad ke-21 bergeser menjadi “ gerakan untuk hidup

makmur bersama-sama melalui partisipasi dan sukarela dari masyarakat.” Selain

itu, Gerakan Saemaul di abad 21 bukan lagi prakarsa dari pemerintah yang bersifat

top down tetapi lebih sebagai gerakan yang datang dari “akar rumput” yang

mengandalkan kerelawanan dan bersifat partisipatoris. Disisi lain, Gerakan Saemaul

di abad 21 telah menghidupkan kembali gerakan untuk mengembangkan semangat

dan kebudayaan di Korea itu sendiri dan untuk mengembangkan masyarakat

regional di luar negeri. Adapun perbedaa antara Gerakan Saemaul tradisional dan di

abad 21 antara lain:

Page 87: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

67

Tabel 2.12: Perubahan Pendekatan Gerakan Saemaul

Pendekatan Tradisional Abad ke-21Ideologi Hidup makmur Makmur bersama-sama

Proses Pembangunan Gerakan bersifat topdown

Gerakan berasal dari akarrumput

Perubahan Tujuan SesuaiPerkembangan Jaman

Modernisasi Kemajuan

Sumber data: Saemaul Academy Kyungwon University

Tabel di atas menunjukkan bahwa pergeseran dari pola pendekatan dari tradisional

ke pola abad 21 merupakan pergeseran pola dari individual ke komunal, dari sistem

instruksi ke pola partisipatoris dan berkembang sesuai dengan perubahan jaman.

Hal tersebut merupakan proses yang diperoleh melalui pola aksi-refleksi pergerakan

kebangsaan dan pergantian pola kepemimpinan Gerakan Saemaul di Korea.

4. Pendekatan Gerakan Saemaul di Abad ke-21

Globalisasi merupakan kondisi yang tidak bisa lagi dihindari di abad ke-21

ini, selain itu abad ini juga ditandai dengan menguatnya trend global tentang

kekuatan teknologi informasi, bioteknologi dan industrialisasi regional. Era baru ini

merupakan era terpenting bagi komunitas internasional karena saat mendesak untuk

melindungi dan menjaga lingkungan serta sumberdaya. Isu-isu mendesak yang

dihadapi oleh Korea di abad ke-21 antara lain:

a. Penurunan pertumbuhan ekonomi.

b. Polarisasi sosio-ekonomi menjadi masalah serius berkaitan dengan

peningkatan kualitas hidup di area pendidikan, kedokteran, budaya,

perumahan dan lingkungan.

Page 88: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

68

c. Angka kelahiran rendah dan usia lanjut meningkat yang berdampak pada

kekurangan tenaga kerja produktif

d. Desentralisasi dan pembangunan regional yang seimbang

e. Gangguan permasalahan sosial di masyarakat pedesaan karena perkembangan

industrialisasi (Kyungwon University: 51-52).

Melihat permasalahan yang perlu segera ditangani oleh Korea maka Gerakan

Saemaul juga melakukan perubahan strategi pendekatan. Gerakan Saemau di era

abad ke-21 ini dilakukan melalui 3 pendekatan: 1) semangat pelayanan, 2)

semangat kerjasama dan 3) semangat rekonsiliasi. Pendekatan baru tersebut

menjadi upaya agar Gerakan Saemaul dikenal oleh masyarakat Korea dan dunia

secara baik. Oleh karena itu beberapa strategi promosi agar gerakan ini semakin

memasyarakat dilakukan dengan cara:

a. Gerakan Saemaul harus mengukuhkan identitas dan membangun kemandirian

dengan meningkatkan kegiatan sosial kemasyarakatan.

b. Memperkuat kemampuan internal Gerakan Saemaul dengan terus berinovasi

dalam hal berorganisasi maupun kepemimpinan.

c. Berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat dalam proyek-proyek di

wilayah/daerah.

d. Mencari dan mengembangkan prinsip-prinsip pemasaran baru seperti

mengadakan proyek-proyek dan mengevaluasi tingkat partisipasi dan

kesukarelawanan masyarakat

e. Mencanangkan kampanye untuk menyadarkan masyarakat yang dapat

meningkatkan semangat pelayanan, kerjasama dan ketekunan.

Page 89: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

69

f. Gerakan Saemaul mengembangkan jangkauan ke luar negeri dengan tujuan

untuk berkontribusi dalam peningkatan pendapatan nasional dengan slogan “

Saemaul Korea adalah Saemaul Dunia, dan Saemaul untuk Persatuan.”

Slogan ini untuk mempromosikan identitas dan pertukaran etnis, serta

kerjasama antara Korea Selatan dan Korea Utara (Kyungwon University: 67).

Melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat Korea, maka Gerakan Saemaul

pada abad ke-21 ini difokuskan pada 4 bidang prioritas yakni: a) Penyegaran

ekonomi pedesaan, 2) Perwujudan masyarakat yang memiliki semangat

berpartisipasi dan berbagi, 3) Peningkatan budaya bermasyarakat dan 4) Globalisasi

Gerakan Saemaul ke berbagai negara. (Kyungwon University: 76-79). Proses

mempromosikan gerakan lokal menjadi global kemudian dikerjasamakan antara

pemerintah Provinsi Gyeongsangbuk-Do sebagai pusat gerakan Saemaul dengan

Universitas Kyungwon.

5. Globalisasi Saemaul Provinsi Gyeongsangbuk-Do

Provinsi Gyeongsangbuk-Do sebagai pusat Gerakan Saemaul mempunyai

slogan “Demi Pemberantasan Kelaparan dan Kemiskinan di Dunia serta

Berkontribusi dalam Mencapai SDGs.” Globalisasi Gerakan Saemaul ini diawali

tahun 2005 karena permintaan berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang

Saemaul dari Sekjen PBB Ban Ki Moon dan para pemimpin dari 26 negara

berkembang anggota PBB, oleh karena itu tahun 2010 dibentuklah Yayasan

Globalisasi Saemaul / Saemaul Globalization Foundation. Proses ini diawali

dengan membentuk 3 lembaga utama yang mengawal Globalisasi Gerakan Saemaul

Page 90: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

70

ini yakni: 1) lembaga profesional/khusus, yang didalamnya terdiri dari para

profesional di berbagai bidang, 2) Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (khusus)

untuk memperkenalkan nilai-nilai Saemaul dan 3) Lembaga Teknologi Pertanian

yang didalamnya terdiri dari para ahli di bidang pertanian yang akan membantu

desa di berbagai negara. Sumber pembiayaan Gerakan ini diperoleh dari beberapa

komponen yakni: pemerintah (provinsi & kabupaten/kota), perusahaan/bisnis ,

Bank Daerah, maupun para konglomerat, (Materi Pelatihan Program Globalisasi,

2016: 20). Staf program ini berjumlah 20 orang mulai dari direktur sampai dengan

koordinator bidang. Digambarkan dalam struktur organisasi adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 3: Struktur Organisasi Globalisasi Saemaul

Sumber data: Buku Materi Pelatihan Globalisasi Saemaul 2016

Organisasi ini semakin berkembang di beberapa negara di Benua Afrika

yakni: Ethiopia, Rwanda, Tanzania dan Senegal, sedangkan di wilayah Benua Asia

Direktur Utama

Presiden Direktur

Kepala Kantor

BidangPelatihan

BidangKerjasama

Asing

BidangPerencanaan

Dewan Direksi

Page 91: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

71

berkembang di negara Philipina, Vietnam, Srilanka dan Indonesia. Adapun Yayasan

Globalisasi Saemaul ini dilandasi dengan visi, target serta program utama seperti

dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2. 13. Arah Program Yayasan Globalisasi Saemaul

Visi Memberantas kemiskinan masyarakat dunia dan

berkontribusi dalam mencapai SDGs

Target Penguatan kapasitas kemaandirian di negara berkembang

dan membangun keberlanjutan program

Program Utama Penempatan relawan Saemaul dan pembuatan desa

percontohan Saemaul

Pelatihan Saemaul untuk warga negara asing

Pelatihan Saemaul di negara sasaran program

Pengiriman relawan mahasiswa ke luar negeri

Program relawan pemuda global

Sumber data: Buku Materi Pelatihan Globalisasi Saemaul 2016

Berdasarkan data di atas maka program Saemaul fokus pada penguatan

kapasitas dan kemandirian warga melalui proses menumbuhkan kesadaran yang

dilakukan dalam pelatihan Saemaul serta melakukan revitalisasi kelompok petani,

perempuan dan pemuda yang mengalami kemandegan. Selain itu, untuk

menumbuhkan keberlanjutan diakhir program, maka tim Saemaul melakukan

kerjasama dengan berbagai stakeholders strategis di tingkat lokal yakni: pemerintah

daerah, perguruan tinggi, LSM/NGO, perwakilan desa dan tim relawan desa.

Gerakan Saemaul telah memiliki prosedur dalam pembentukan desa

percontohan. Prosedur tersebut dilakukan melalui beberapa proses sebagai berikut:

1) survey lokasi dan pemilihan desa, 2) membentuk local governance

Page 92: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

72

(penanggungjawab program di tingkat provinsi), 3) membuat rencana dasar

program selama 5 tahun per desa, 4) pemilihan relawan Korea, pelatihan dan

penempatan serta 5) membuat rencana kegiatan per tahun sesuai rencana dasar.

Dalam penguatan kapasitas awal, desa penerima manfaat program diberikan

pemahaman bahwa isu program Saemaul terdiri atas 3 fokus yakni: pelatihan

tentang organisasi dan jiwa Saemaul, program peningkatan pendapatan dan

program perbaikan lingkungan. Kedua program tersebut (peningkatan pendapatan

dan perbaikan lingkungan) disesuaikan dengan kondisi warga dan program yang

direncanakan harus memungkinkan untuk dijalankan. Pilihan program juga

didasarkan pada aspek keberlanjutan dan fokus pada penumbuhan mental dasar

Gerakan Saemaul.

Program Globalisasi Saemaul dilaksanakan dengan mengandalkan

keterlibatan para relawan Korea yang bersedia ditempatkan di berbagai negara

minimal selama 1-2 tahun. Adapun tahapan proses untuk menjadi relawan Saemaul

adalah sebagai berikut: 1) pemilihan tim dari seluruh wilayah Korea, 2) pelatihan

pengetahuan dari KOICA selama 4 minggu, 3) pelatihan dari para pakar selama 3

minggu, 4) penempatan dan adaptasi dengan negara tujuan selama 4 minggu dan 5)

kegiatan pelayanan sukarela di negara tujuan selama 13 bulan. Keseluruhan

program tim relawan terkait dengan program pengembagan kapasitas SDM dan

kemandirian.

Untuk promosi Gerakan Saemaul kepada desa di lokasi program maupun

pemimpin dari negara lain adalah sebagai berikut:

Page 93: INTEGRASI GERAKAN SAEMAUL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repo.apmd.ac.id/622/1/Repo Sri Purwani.pdf · bentuk perubahan yang terjadi di kelompok-kelompok masyarakat, lembaga desa

73

Tabel 2.14: Pola Pelatihan Saemaul bagi negara penerima manfaat dan negara lain

Bagi Negara Tujuan Program Bagi Pemimpin dari Negara lain

Ditujukan untuk pegawai pemerintah &

warga desa setempat

Ditujukan bagi :

• pegawai pemerintah setempat

• 200-300 peserta perwakilan desa per

tahun, hingga tahun 2014 telah

melibatkan peserta dari 55 negara

dengan total 1.300 peserta

Meningkatkan partisipasi masyarakat dan

pemerintah daerah setempat terhadap

program pembentukan desa percontohan

Saemaul

Pelatihan memuat materi tentang:

• Teori dan mental Saemaul

• Contoh keberhasilan dan kegagalan

program

• Kunjungan dan pengalaman langsung

di lapangan

Bertujuan untuk:

• Menggali memberikan pemahaman

tentang Gerakan Saemaul kepada warga

desa

• Menggali kebutuhan warga

• Meningkatkan hasil serta efektivitas

program

• Menyiapkan asas pengembangan desa

yang berkesinambungan

Bertujuan untuk:

• Pembentukan dan pelaksanaan local

governance

• Membawa pola kemandirian yang

berkesinambungan

Sumber data: Buku Materi Pelatihan Globalisasi Saemaul 2016

Dua perbedaan pola pelatihan tentang Saemaul tersebut merupakan bukti bahwa

promosi Gerakan Saemaul ini dilakukan secara massive dan terstruktur, melibatkan

banyak pihak di berbagai negara yang menjadi lokasi program maupun negara lain,

bertujuan agar kemandirian masyarakat menjadi suatu pola dan sistem

ketatanegaraan yang berkesinambungan.