terjemahan jurnal

Upload: andi-sitti-khadijah

Post on 15-Jul-2015

161 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAGIAN ILMU BEDAH MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN Terjemahan Jurnal 19 November 2010

CEDERA NERVUS ALVEOLAR INFERIOR YANG DISEBABKAN OLEH BONE WAX PADA PEMBEDAHAN MOLAR KETIGA; LAPORAN KASUS(Inferior alveolar nerve damage caused by bone wax in third molar surgery; case report oral surgery)

Oleh Nama Stambuk Hari/ Tanggal Baca Tempat dibacakan Pembimbing Sumber : Andi Jusni Shara : J11105095 : Jumat, 19 November 2010 : RSGM. drg. Halima Dg. Sikati, Kandea : drg. Fonny Dahong : Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2010; 39: 511513

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010

1

CEDERA NERVUS ALVEOLAR INFERIOR YANG DISEBABKAN OLEH BONE WAX PADA PEMBEDAHAN MOLAR KETIGA; LAPORAN KASUS

C. Katre, A. Triantafyllou, R. J. Shaw, J. S. Brown

Abstrak Para penulis menunjukkan suatu kasus dari nervus alveolar inferior yang tidak biasa diakibatkan oleh karena menggunakan wax untuk mengontrol hemoragi selama pembedahan molar ketiga. Pasien datang setelah 11 tahun tanpa gejala parestesia dan, akhirnya terasa sakit di area distribusi kutaneous dari nervus alveolar inferior kanan. Gambaran radiografi memperlihatkan suatu radiolusensi 1 cm yang sesuai dengan neuroma. Pemeriksaan secara patologi dari potongan lesi yang diambil secara pembedahan memperlihatkan suatu reaksi benda asin terhadap bone wax. Kasus ini memberikan penjelasan mengenai kualitas resorpsi yang lemah pada bone wax dan membutuhkan agen hemostatik yang lain untuk mencapai keberhasilan hemostasis pada bedah dentoalveolar. Kata Kunci: nervus alveolar inferior; morbiditas; bone wax; kontrol hemoragi; bedah molar ketiga

Bone wax digunakan secara luas pada pembedahan kraniomaksilofasial untuk memperoleh hemostatis dari struktur tulang. Bone wax tidak memilki sifat hemostatik tetapi bekerja melalui tamponading rongga sumsum. Bone wax pertama digunakan pada pembedahan oleh Parker pada tahun 1892 dan sekarang sudah biasa digunakan pada berbagai tindakan operasi untuk mengontrol perdarahan dari tulang. Modern bone wax mengandung 85-90% beeswax putih dan 10-15% isoprofil palmitat dengan atau tanpa paraffin wax murni. Bone wax secara umum merupakan bahan yang aman

2

dan tidak berbahaya secara relatif. Reaksi yang merugikan hanya sedikit, tetapi dilaporkan sebagai berikut; reaksi benda asing tubuh granulomatous, ketika digunakan di dalam nasal cavity, orbit, kaki, socket pencabutan gigi, cerebellopontine angle, vein grafts, otot, dan medulla oblongata. Para penulis melaporkan suatu kasus dari cedera nervus alveolar inferior yang menyerupai neuroma akibat dari penggunaan bone wax pada pembedahan molar ketiga

Laporan kasus Seorang wanita berusia 29 tahun menyampaikan memiliki suatu riwayat parestesia selama 2 bulan yang melibatkan distribusi kutaneous dari nervus mental kanan. Mati rasa perlahan-lahan memburuk, yang berakibat kadang-kadang mengeluarkan air liurnya. Riwayat kesehatannya tidak diberikan, melainkan bedah pencabutan molar ketiga bawahnya 11 tahun sebelum awal gejalanya muncul. Perincian dari operasi tidak tersedia, tapi pasien melaporkan mengalami parestesia nervus mental bilateral selama 1 bulan setelah pencabutan gigi gerahamnya, yang berubah secara spontan dan dia tetap tidak mengalami gejala selama periode intervensi. Penilaian secara subjektif dan objektif memperlihatkan parestesia dalam distribusi nervus mental kanan. Pemeriksaan radiografi memperlihatkan suatu lesi radiolusen yang berhubungan dengan kanal nervus alveolar inferior pada region molar ketiga bawah kanan. CT scan pada mandibula memperlihatkan suatu fokal yang membulat meluas dari kanal alveolar inferior kanan. Ukuran diameter 9 mm, 3

posterior ke akar gigi molar kedua. Terlihat menyerupai neuroma pada nervus alveolar inferior yang menyebabkan tulang fokal yang meluas dari kanal (gambar. 1). Gejala pasien lebih memburuk 3 bulan kemudian dan pasien mengalami rasa sakit pada mandibula kanan. Permulaan rasa sakit berikutnya pada distribusi nervus mental kanan dan penemuan CT, eksplorasi bedah dari lesi ini pada mandibula kanan ditetapkan. Lesi pada mandibula kanan diambil secara intra-oral melalui osteotomi ramus split sagital kanan. Secara intraoperatif, suatu pembengkakan fusiform dari nervus alveolar inferior kanan terlihat (gambar. 2). Palpasi lesi terasa keras dan terlihat menyerupai neuroma. Lesi dipotong dan dilakukan pencangkokan nervus (tempat donor nervus yang tepat). Selanjutnya bagian belahan dan potongan specimen yang besar dari bone wax diambil (gambar. 3). Pasien mengalami kesembuhan yang baik dan pada 1 tahun kemudian bebas rasa sakit dan dilaporkan ada peningkatan beberapa sensasi di area nervus mental kanan. Histopatologi dari pengambilan jaringan lunak dan benda asing memperlihatkan fascicles nervus yang merenggang dan tidak menetap berubah-ubah dengan fibrosis hemoragik yang kemerah-merahan mengandung granuloma benda asing yang sangat kecil yang tersebar.

4

Gambar 1. OPG memperlihatkan lesi radiolusen di bawah region molar ketiga kanan bawah

Gambar 2. Gambaran intraoperatif memperlihatkan pembengkakan fusiform dari nervus gigi inferior

5

Gambar 3. Potongan specimen memperlihatkan bone wax

Pembahasan Bone wax adalah suatu bahan yang paling sering digunakan sebagai sealant tulang hemostatik dalam praktik klinis. Bone wax secara umum dianggap aman untuk digunakan pada pembedahan, tetapi bone wax bertindak sebagai benda asing yang bersifat non-resorbable dan dihubungkan dengan komplikasi yang potensial. Reaksi yang merugikan pada bone wax masuk ke dalam 3 kategori; inflamasi sel giant persistent, peningkatan infeksi, dan penyembuhan tulang yang lambat. Dalam kasus ini, perincian dari operasi awal tidak tersedia, tetapi terdapat keterangan bahwa bone wax digunakan untuk memperoleh hemostasis dan ditempatkan secara tertutup dekat atau mungkin terdorong ke dalam kanal nervus alveolar inferior. Memungkinkan menyebabkan cedera minor pada saraf selama awal operasi. Ini ditandai oleh gejalagejala awal pasien menggambarkan lanjutan pembedahan pencabutan dari gigi geraham. Secara alami cedera minor pada kanal nervus alveolar inferior tidak dapat

6

ditentukan tetapi inflamasi dan usaha melakukan perbaikan/ fibrosis kemungkinan besar. Ini juga memungkinkan bahwa proses ini diteruskan pada awalnya dan mungkin secara berangsur-angsur diperburuk karena adanya reaksi terhadap benda asing sebagaimana mestinya terutama pada gejala-gejala yang muncul. Berbagai tindakan pembedahan digambarkan untuk memperoleh akses ke nervus alveolar inferior. Penulis menggunakan pendekatan intra-oral melalui osteotomi split sagital untuk menyediakan akses yang lebih baik untuk perencanaan prosedur nerve grafting. Ini memberi kesan bahwa surgicel merupakan bahan implant subperiostel yang tidak ideal untuk hemostasis, tetapi Finn dkk memperlihatkan surgicel merupakan agen yang efektif dalam pengontrolan hemoragi dan memberikan regenerasi dari jaringan osseous ketika penanaman ke dalam rongga medullary. Surgicel juga nampaknya mempunyai resisten yang kecil untuk resorpsi, tidak memperlihatkan reaksi benda asing apapun dan tidak membatasi atau memperlambat pembentukan dari tulang baru. Bone wax adalah agen yang aman dan sering digunakan dalam praktik oral dan maksilofasial, tetapi kasus ini memperlihatkan masalah potensial penggunaan bone wax sebagai agen hemostatik dalam bedah dentoalveolar. Penggunaan dari material non-resorbable menambah resiko infeksi. Bone wax bertindak sebagai benda asing dan berlangsung lama dalam tulang selama bertahun-tahun setelah ditempatkan, dapat mencegah perbaikan tulang. Reaksi benda asing terhadap bone wax dapat ditekan dan infiltrasi jaringan neural diperlihatkan dalam kasus ini. Jika para penulis mengetahui bahwa adanya bone wax pada sebelum 7

bedah, mereka mungkin menggunakan suatu pendekatan yang kurang agresif, seperti neorotomi dan debridement pada wax. Para penulis berharap bahwa kasus ini akan mengingatkan para ahli bedah mengenai kualitas non-resorbable dari bone wax dan potensial untuk gejala neural jika digunakan untuk tamponade perdarahan pada daerah nervus. Surgicel merupakan alternative yang sangat baik yang terserap secara menyeluruh, membantu terjadinya pembentukan tulang dan hanya efektif sebagai agen hemostatik dalam bedah dentoalveolar.

8