sub-bab 9.2.kesuburan tanah.ok

36
Agribisnis Tanaman Perkebunan Direktorat Pembinaan SMK (2008) 349 9.2 Pemeliharaan Kesuburan Tanah Pada TBM dan TM Ada sesuatu pernyataan bahwa ta nah Indonesia bagaikan hamparan permadani hijau yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Selain itu, seniman musik Koes Plus telah menciptakan lagu berjudul ”Tongkat kayu dan batu jadi tanam an.” Dari pernyataan tersebut di atas menggambarkan betapa subur mak murnya tanah air Indonesia. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Al Hijr Ayat 19 yaitu ”Dan Kami telah menghampar kan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuh kan padanya segala sesuatu me nurut ukuran’’. Karena itu, tanah yang kita miliki sebagai sumber daya alam bangsa Indonesia harus dilestarikan kesubur annya, agar memberikan manfaat sebesar besarnya bagi masyarakat luas. Untuk mewujudkan upaya pe lestarian kesuburan tanah tersebut maka akan dibahas tentang kesubur an tanah. 9.2.1 Mengidentifikasi Kesuburan Tanah Untuk mencapai produksi tanaman yang tinggi maka diperlukan per hatian secara serius terhadap faktor- faktor yang mempengaruhi pertum buhan dan perkembangan tanaman. Faktor-faktor yang berpengaruh ter hadap pertumbuhan tanaman yakni: Sinar matahari Suhu Udara Air Unsur hara dalam tanah Semua faktor tersebut memiliki hu bungan yang erat dengan iklim dan tanah. Suatu lahan yang secara alami sanggup memberikan produksi yang tinggi maka disebut lahan produktif. Kemampuan lahan untuk memberikan hasil yang tinggi disebut sebagai produktivitas lahan. Memperhatikan uraian di atas, seba gai calon pebisnis di bidang tanaman perkebunan, harus memiliki penge tahuan dan kemampuan yang tinggi untuk menggunakan sumber daya tanah secara bijaksana. Sehingga tanah yang digunakan tetap terjaga kesuburannya dan mampu memberi kan hasil yang tinggi. 9.2.1.1 Kesuburan Tanah Berda sarkan Faktor Tumbuh Ta naman Seperti kita ketahui bahwa tanah merupakan tempat dimana suatu tanaman tumbuh berdiri tegak, ber kembangbiak hingga menghasilkan produk, baik berupa buah, daun, bunga, dan biji. Bila Anda melakukan observasi pada suatu daerah, maka akan ditemukan suatu hamparan tanah yang tampak tumbuhan/ tanaman hijau segar. Sebaliknya pada areal tanah yang lainnya dapat Anda temukan tanam an atau tumbuhan yang kering ke rontang. Fakta di lapangan tersebut menunjukkan adanya suatu tanah yang mampu menyediakan faktor- faktor tumbuh yang diperlukan ta naman/ tumbuhan, sehingga tampak hijau segar dengan berbagai warna warni bunga, dan buah yang banyak. Kondisi tanah tersebut dikenal tanah subur.

Upload: bojez-inz

Post on 23-Oct-2015

210 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 349

9.2 Pemeliharaan Kesuburan Tanah Pada TBM dan TM Ada sesuatu pernyataan bahwa ta nah Indonesia bagaikan hamparan permadani hijau yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Selain itu, seniman musik Koes Plus telah menciptakan lagu berjudul ”Tongkat kayu dan batu jadi tanam an.” Dari pernyataan tersebut di atas menggambarkan betapa subur mak murnya tanah air Indonesia. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Al Hijr Ayat 19 yaitu ”Dan Kami telah menghampar kan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuh kan padanya segala sesuatu me nurut ukuran’’. Karena itu, tanah yang kita miliki sebagai sumber daya alam bangsa Indonesia harus dilestarikan kesubur annya, agar memberikan manfaat sebesar besarnya bagi masyarakat luas. Untuk mewujudkan upaya pe lestarian kesuburan tanah tersebut maka akan dibahas tentang kesubur an tanah. 9.2.1 Mengidentifikasi Kesuburan Tanah Untuk mencapai produksi tanaman yang tinggi maka diperlukan per hatian secara serius terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertum buhan dan perkembangan tanaman. Faktor-faktor yang berpengaruh ter hadap pertumbuhan tanaman yakni: • Sinar matahari • Suhu • Udara • Air • Unsur hara dalam tanah

Semua faktor tersebut memiliki hu bungan yang erat dengan iklim dan tanah. Suatu lahan yang secara alami sanggup memberikan produksi yang tinggi maka disebut lahan produktif. Kemampuan lahan untuk memberikan hasil yang tinggi disebut sebagai produktivitas lahan. Memperhatikan uraian di atas, seba gai calon pebisnis di bidang tanaman perkebunan, harus memiliki penge tahuan dan kemampuan yang tinggi untuk menggunakan sumber daya tanah secara bijaksana. Sehingga tanah yang digunakan tetap terjaga kesuburannya dan mampu memberi kan hasil yang tinggi. 9.2.1.1 Kesuburan Tanah Berda

sarkan Faktor Tumbuh Ta naman

Seperti kita ketahui bahwa tanah merupakan tempat dimana suatu tanaman tumbuh berdiri tegak, ber kembangbiak hingga menghasilkan produk, baik berupa buah, daun, bunga, dan biji. Bila Anda melakukan observasi pada suatu daerah, maka akan ditemukan suatu hamparan tanah yang tampak tumbuhan/ tanaman hijau segar. Sebaliknya pada areal tanah yang lainnya dapat Anda temukan tanam an atau tumbuhan yang kering ke rontang. Fakta di lapangan tersebut menunjukkan adanya suatu tanah yang mampu menyediakan faktor-faktor tumbuh yang diperlukan ta naman/ tumbuhan, sehingga tampak hijau segar dengan berbagai warna warni bunga, dan buah yang banyak. Kondisi tanah tersebut dikenal tanah subur.

Page 2: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 350

Sedangkan fakta yang lainnya me nunjukkan adanya suatu tanah yang tidak mampu menyediakan faktor-faktor tumbuh yang diperlukan tanam an/ tumbuhan, akibatnya pertumbuh an tanaman/ tumbuhan tampak kurus dan tanpa hasil. Kondisi tanah yang demikian disebut tanah tidak subur. Dari ilustrasi di atas, dapat dinyata kan bahwa tanah dikatakan subur apabila suatu tanah mampu menye diakan faktor-faktor tumbuh yang diperlukan tanaman. Suatu tanah yang mampu menye-diakan faktor-faktor tumbuh dalam kondisi optimal maka disebut tanah subur. Kemampuan tanah untuk menyediakan faktor-faktor tumbuh itulah disebut kesuburan tanah. Perhatian kita dalam pembahasan kesuburan tanah yaitu terfokus pada bagaimana pengaturan keseimbang-an dari empat faktor penting. Ke empat faktor penting adalah: • Unsur hara • Oksigen • Air • Unsur toksik Keempat faktor harus ditinjau ke seimbangannya secara terpadu, artinya tidak boleh salah satu lebih banyak dan yang lainnya sebagai faktor pembatas. Sehingga faktor-faktor lainnya diabaikan. Prinsip dalam pengelolaan kesuburan tanah yaitu faktor pembatas yang paling kritis harus mendapat penanganan. Peran faktor oksigen telah diketahui yaitu untuk proses pembakaran atau respirasi tanaman. Karena itu keter sediaann oksigen dalam tanah sa ngat berpengaruh terhadap proses proses fisiologis selanjutnya.

Kekurangan oksigen pada daerah perakaran tanaman (kecuali tanaman air) dapat menyebabkan respirasi ter hambat, sehingga proses penyerap an hara tanaman terganggu. Bila hal ini berlangsug terus menerus akan berakibat proses fisiologis terhambat dan dapat menimbulkan kematian tanaman. Indranada (1986) men jelaskan bahwa keterbatasan oksi gen untuk akar tanaman selama musim berbunga dan berbuah dapat menurunkan hasil cukup mencolok, biarpun sebelumnya tanaman tum buh sehat. Gejala yang sering dan segera terlihat adalah daun-daun di bagian bawah tampak menguning dan layu. Secara prinsip bahwa tanah yang kekurangan oksigen sama halnya kekurangan energi atau tenaga yang diperlukan untuk menyerap air dan unsur hara. Air dan unsur hara penting sekali sebagai bahan baku untuk dijadikan bahan berenergi (karbohidrat) atau zat gula melalui proses fotosintesis. Unsur toksik jelas tidak baik bagi tanaman yaitu dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan akar. Bila perkembangan terganggu maka peran dan fungsi akar akan ter ganggu pula. Dengan demikian pro ses penyerapan air dan unsur hara ikut terganggu. Berkaitan dengan fenomena peng-aruh senyawa toksik yang ada dalam tanah, maka dalam pengelolaan sum ber daya tanah di aeral perkebunan, agar diupayakan bagaimana caranya sehingga dapat menekan unsur unsur toksik dalam tanah.

Indranada (1986) menyatakan bahwa terdapat keseimbangan dari keempat faktor penting dalam kesuburan

Page 3: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 351

tanah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 9.2.1 Tanah yang mengandung unsur unsur hara optimum untuk nutrisi tanaman dan tidak terlalu masam atau alkalis serta bebas dari unsur unsur toksik dapat dianggap me miliki kesuburan kimia. Meskipun demikian, kesesuaian tanah sebagai media tumbuh tanaman tergantung tidak saja pada kesuburan kimia. Tetapi ia juga terikat pada keadaan air dan udara, mekanika dan suhu tanahnya. Dengan kata lain bahwa tanahpun harus memiliki kesuburan fisik, karena keduanya secara se imbang adalah penting bagi kesubur an tanah secara keseluruhan. 9.2.1.2 Kesuburan Tanah Berda sarkan Sifat Fisik Anda telah mempelajarai tentang ta nah sebagai tempat tumbuh tanam an. Dalam pembahasan tanah ter sebut telah dibicarakan sifat fisik dan sifat kimia tanah, kedua sifat tersebut sangat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Istilah tekstur tanah menunjukkan persentase relatif fraksi-fraksi pasir, debu, dan liat. Untuk menilai tekstur tanah dapat dinyatakan melalui per sentase massa dari masing-masing fraksi tersebut. Persentase ketiga fraksi tersebut memberikan perban dingan yang tidak terhingga jumlah nya. Karena itu, perlu dikelompok kan ke dalam kelas-kelas tekstur tanah. Menurut Departemen Pertani an Amerika Serikat (USDA) tekstur tanah dikelompokkan ke dalam 12 kelas yang disajikan dalam bentuk segitiga kelas tekstur.

Gambar 9.2.1 Keseimbangan Faktor Penting pada Kesuburan Tanah

Indranada (1986) menjelaskan bah wa melalui penetapan kelas tekstur tanah dapat memberikan gambaran yang luas tentang sifat-sifat tanah lainnya. Fraksi liat dan humus (bahan organik aktif) merupakan kelompok koloid yang memiliki sifat unik. Luas permukaan dan muatan listriknya tiap satuan massa sangat besar, se hingga koloid itulah memiliki peran utama dalam proses-proses yang berlangsung dalam tanah. Koloid tanahlah yang memiliki kemampuan untuk menahan air dan unsur hara, kemudian disediakan kepada tanam an. Sedangkan tanah bertekstur kasar tidak pernah menyediakan air dan unsur hara yang besar jumlah nya. Oleh karena itu, pada tanah ber tekstur kasar hanya digunakan se bagai medium tanaman. Sebaliknya tanah bertekstur sedang me rupakan tekstur terbaik dalam me ngadakan keseimbangan faktor-faktor tumbuh di dalam tanah.

Akar/ tajuk

Tanaman

Unsur Hara

Oksigen

Air

Unsur Toksik

Page 4: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 352

Selain tekstur tanah, struktur tanah juga penting dalam menentukan kesuburan tanah secara fisik. Partikel partikel tanah dapat berinteraksi atau terikat antara partikel satu dengan partikel lainnya membentuk kesatuan yang lebih besar, hal ini disebut struk tur tanah. Winarso (2006) menjelaskan bahwa tekstur dan struktur tanah mem pengaruhi jumlah air dan udara di dalam tanah yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Ukuran partikel tanah sangat penting karena: a. Ukuran partikel tanah makin kecil

(liat) maka partikel-partikel tanah tersebut akan berikatan makin kuat dibandingkan dengan yang berukuran besar (pasir). Hal ini berarti tanah akan didominasi pori-pori berukuran kecil. Demi kian juga air dan udara di dalam tanah berada di dalam pori-pori kecil tersebut.

b. Partikel lebih kecil mempunyai luas permukaan lebih luas/besar dibandingkan dengan partikel yang besar dalam satuan berat yang sama.

Pasir mengikat sedikit air, karena pori-pori yang terbentuk pada tanah pasir adalah besar/luas sehingga akan membiarkan air untuk bergerak secara bebas turun (perkolasi) Tanah liat akan mengadsorbsi air relatif lebih banyak dan pori-pori yang terbentuk dalam tanah akan lebih kuat menahan gaya gravitasi. Tanah akan lebih banyak mengikat air apabila mengandung bahan or ganik lebih tinggi. Pertumbuhan tanaman meningkat secara proporsional dengan jumlah

air, kemudian air akan menghambat pertumbuhan jika jumlah air sangat sedikit atau sangat banyak. Air dibutuhkan tanaman antara lain untuk proses fotosintesis yang meng hasilkan karbohidrat, mempertahan kan hidrasi protoplasma, dan sebagai media translokasi/perpindahan zat makanan. Kekurangan air di dalam tanaman akan menyebabkan pe ngurangan, baik pembelahan sel maupun pemanjangan sel dan ter hambatnya pertumbuhan tanaman. Bahkan dapat menyebabkan kema tian tanaman. Tanah bertekstur halus (liat) mudah mengalami pemadatan, sehingga akan mengurangi ruang pori tanah dan juga akan mengurangi pergerak an air dan udara di dalam tanah. Akibatnya air hujan tidak banyak masuk ke dalam tanah, tetapi me ngalir di permukaan tanah (run off) dan terjadilah erosi. 9.2.1.3. Kesuburan Tanah Berda

sarkan Sifat Kimia Salah satu faktor pertumbuhan ta naman adalah unsur hara. Tanaman sangat memerlukan zat makanan (atau hara tanaman) untuk per tumbuhan dan perkembangannya. Ada 16 unsur hara atau unsur ”makanan” bagi tanaman yaitu Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (F), Kalium (K), Belerang (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Zeng (Zn) Besi (Fe), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Boron (B), dan Klor (Cl). Dari enam belas unsur di atas, sembilan unsur yaitu: (C,H,O,N,P, K,S,Ca, dan Mg) disebut sebagai

Page 5: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 353

unsur makro karena dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar.

Kemudian tujuh unsur lainnya yaitu (Zn, Fe, Cu, Mn, Mo, B, dan Cl) dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, dan biasanya disebut sebagai unsur mikro. 1. Unsur Hara Makro Primer Unsur hara makro primer meliputi N, P, dan K. Unsur hara tersebut diserap tanaman dalam berbagai proses dan bentuk sebagai berikut. a. Nitrogen (N) Unsur hara N di dalam tanah merupa kan unsur utama untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bentuk N yang diserap oleh tanaman adalah sebagai gas dan sebagai organik. • Unsur hara N sebagai gas, 80%

berasal dari udara yang tidak da pat langsung diserap oleh tanam an, melainkan melalui tanaman kacang-kacangan yang dapat me ngikat N melalui bintil-bintil akar.

• Unsur hara N sebagai bahan or ganik merupakan bentuk makanan cadangan N di dalam tanah. N dalam bentuk organik ini tidak dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman, tetapi dalam bentuk mineral. Oleh karena itu N yang akan diserap oleh tanaman di rubah dahulu dalam bentuk mi neral.

• Unsur hara N dalam bentuk mine ral terdapat dalam bentuk ammo niak (NH4

+) dan asam sendawa (NO3- ).

b. Fosfor (P) Unsur P diserap tanaman dalam bentuk bermacam-macam yaitu sebagai berikut:

P dalam larutan tanah; bentuk P dalam larutan tanah hanya sedikit 0,2-0,5 mg/l. • P tidak dalam bentuk larutan;

unsur P dalam senyawa H3PO4 adalah 3 asam yang mengha silkan 3 jenis garam.

• P dalam bentuk organik; yaitu merupakan bentuk cadangan se perti bentuk N yang dapat dihisap oleh tanaman setelah menjadi mineral.

c. Kalium (K) Unsur K diserap tanaman dalam bentuk sebagai berikut: • K di dalam larutan tanah; yaitu

berjumlah hanya sedikit, sekitar 10 mg/l larutan.

• K di dalam kompleks liat humus; yaitu dalam bentuk kation K+.Tanaman menyerap hara K dalam bentuk kation K+ . Karena itu tanaman menyerap K dari larutan tanah.

• K dalam keadaan tertahan. Jumlah K yang dibebaskan kecil sekali dan prosesnya lambat

• K dalam bentuk yang tidak dapat melarur; tanaman biasanya menyerap makanan dari lapisan tanah yang berisi ion K+ yang mudah ditukar, dan sebagiab kecil ion K+ yang tertahan.

2. Unsur Hara Makro Sekunder Unsur hara makro sekunder meliputi Ca, S, dan Mg. Unsur hara tersebut diserap tanaman dalam berbagai proses dan bentuk sebagai berikut. a. Unsur hara Kalsium (Ca) Ca terdapat dalam bentuk cadangan, yaitu Ca yang melarut dalam air jenuh dengan gas C atau humus

Page 6: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 354

masam. Kation-kation Ca++ diikat oleh kompleks liat humus, dalam hal ini Ca berperan sebagai kation pertukaran, jumlahnya selalu sama dalam larutan tanah. b. Unsur hara Sulfur/ Belerang ( S ) Sulfur organis merupakan bentuk cadangan yang menjadi mineral, se makin lama semakin cepat. Bentuk mineral tersebut yaitu H (SO3- dan SO4-) yang tidak terikat oleh kom pleks liat humus. c. Unsur hara Magnesium ( Mg ) Unsur hara Magnesium bertindak seperti Ca, jumlahnya jauh lebih sedikit terutama dalam larutan tanah Dari uraian tentang kesuburan tanah berdasarkan sifat kimia, maka dalam pengelolaan kesuburan tanah kita harus memperhatikan keseluruhan unsur hara terutama yang kadarnya paling sedikit dari yang seharusnya. Unsur hara tersebut menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanam an. Keseluruhan unsur hara sebagai faktor tumbuh tanaman diibaratkan sebuah bejana air, maka air akan tumpah/mengalir dari bagian paling rendah.Lihat Gambar 9.2.2 3. pH Tanah Reaksi tanah dapat menunjukkan sifat kemasaman atau kebasaan tanah, yang dinyatakan dengan pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain ion H+ terdapat pula ion OH-. Yang jumlahnya kebalikan dengan ion H +.

Pada tanah-tanah masam, jumlah ion H+ lebih banyak dari pada ion OH-. Sebaliknya pada tanah alkalis kan dungan OH- lebih banyak dari pada jumlah H+ Jika kandungan H+ sama dengan OH-, maka tanah tersebut bereaksi netral yaitu mempunyai nilai pH = 7 . Lihat Gambar 9.2.3.

Gambar 9.2.2 Pertumbuhan Tanaman Dibatasi oleh Faktor yang Paling Jelek

Gambar 9.2.3. Hubungan Konsentrasi

H+, OH-, dan pH Ada beberapa alasan pentingnya pH tanah yaitu sebagai berikut: a. Menentukan mudah tidaknya un

sur-unsur hara diserap tanaman.

Page 7: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 355

b. Menunjukkan kemungkinan ada nya zat-zat beracun

c. Mempengaruhi perkembangan mi kroorganisme

Tanaman pada umumnya menghen daki pH mendekati netral. Bila tanah terlalu masam dapat dinaikkan pH nya dengan menambahkan zat kapur. Demikian sebaliknya jika tanah alkalis/basa dapat diturunkan pH nya dengan menambahkan zat belerang. 4. Kapasitas Tukar Kation (KTK) Kation adalah ion bermuatan positif seperti Ca++, Mg++, K+, Na+, NH4

+, H+, Al+++ dan sebagainya. Di dalam tanah kation-kation terlarut di dalam air tanah atau dijerap oleh koloid-koloid tanah. Banyaknya kation (dalam miliekivalen) yang dapat dijerap oleh tanah persatuan berat tanah (biasa nya per 100 g ) dinamakan kapasitas tukar kation atau disingkat KTK. Kation-kation yang telah dijerap oleh koloid-koloid tersebut sukar tercuci oleh air gravitasi, tetapi dapat diganti oleh kation lain yang terdapat dalam larutan tanah. Hal tersebut dinama kan pertukaran kation. Jenis-jenis kation yang telah disebutkan di atas merupakan kation-kation yang umum ditemukan dalam kompleks jerapan tanah. KTK merupakan sifat kimia yang erat hubungannya dengan kesuburan ta nah. Tanah dengan KTK tinggi mam pu menyerap dan menyediakan un sur hara lebih baik dari pada tanah dengan KTK rendah. Hal ini karena unsur-unsur hara terdapat dalam kompleks jerapan koloid, maka unsur unsur hara tersebut tidak mudah hi lang tercuci oleh air.

Bila kita jumpai tanah-tanah dengan bahan organik atau dengan kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan kan dungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir. 5. Pupuk dan Pemupukan Pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki ke-suburan tanah. Sedangkan pemu-pukan adalah proses penambahan unsur hara ke dalam tanah sehingga tanah menjadi lebih subur. Dengan demikian pemupukan pada umum nya diartikan sebagai penambahan zat hara tanaman ke dalam tanah. Seperti kita ketahui bahwa tanaman menyerap unsur hara makro dan unsur hara mikro dari dalam tanah. Zat hara tersebut oleh tanaman dipergunakan untuk melakukan pro ses fisiologis tanaman yaitu foto sintesis. Dari proses fotosintesis di hasilkan zat makanan yang berupa zat gula (karbohidrat) sebagai hasil tanaman. Zat gula hasil fotosintesis kemudian digunakan aktivitas tanam an. Proses ini berlangsung berulang-ulang dan terus menerus, sehingga kandungan hara dalam tanah secara berangsur-angsur jumlahnya berku rang pula. Oleh karena itu, untuk menutup kehilangan hara atau untuk mengembalikan hara yang hilang sebagai hasil panen, maka dilakukan pemupukan. Pupuk dapat diartikan semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan yang diberikan ini dapat bermacam-macam, misalnya berupa pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, dan pupuk buatan pabrik.

Page 8: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 356

Melihat berbagai macam bahan yang dapat diberikan pada tanah, para ahli menggolongkan pupuk menjdi be berapa golongan, misalnya berdasar kan pada kandungan unsur-unsur hara (susunan kimianya), berdasar kan atas terjadinya dan sifat organik dan anorganiknya. Penggolongan yang paling umum adalah didasarkan atas proses ter jadinya pupuk tersebut yaitu: a. Pupuk alam (pupuk organik)

Pupuk alam yaitu pupuk yang ada di

alam atau dibuat dari bahan-bahan berasal dari alam tanpa melalui proses berarti. Bahan pupuk alam yakni sisa sisa tanaman, hewan dan manusia. Contoh pupuk organik yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan sebagainya. b. Pupuk buatan (pupuk anorganik)

Pupuk buatan disebut juga pupuk

anorganik adalah pupuk yang dibuat di dalam pabrik melalui proses yang sangat kompleks. Contoh pupuk buatan yaitu Urea, ZA, KCl, TSP. Indonesia memiliki banyak pabrik pupuk buatan yang menghasilkan berbagai jenis pupuk seperti PUSRI di Palembang, KUJANG di Jawa Barat, dan PETROKIMIA GRESIK di Jawa Timur. Selain pengelompokkan pupuk alam dan buatan, Afandie dan Nasih (2002) menjelaskan beberapa penge lompokkan pupuk yaitu berdasarkan fasa-nya, pupuk di kelompokkan ke dalam pupuk padat dan cair. Pupuk padat yaitu pupuk yang umum nya memiliki daya larut beragam yaitu dari yang mudah larut sampai dengan yang sulit larut dalam air. Sedangkan pupuk cair yaitu berupa

cairan. Cara penggunaannya dilarut kan dalam air. Biasanya pupuk ini disemprotkan ke daun. Kemudian pengkelompokan pupuk berdasarkan cara penggunaannya yaitu pupuk daun dan pupuk akar/ tanah. Pupuk daun yaitu pengguna annya dilakukan dengan melarutkan ke dalam air, kemudian disemprotkan ke permukaan daun. Sedangkan pupuk akar yaitu pupuk diberikan sekitar akar tanaman, agar segera diserap tanaman. Berdasarkan reaksi fisiologinya, pu puk dikelompokkan menjadi pupuk yang reaksi fisiologinya asam dan pupuk yang reaksi fisiologinya basa. Contoh pupuk yang reaksi fisiologi nya asam yaitu Urea dan ZA. Sedangkan contoh pupuk yang reaksi fisiologinya basa yaitu Kalsium sianida dan calnitro. Kembali kepada pupuk alam dan buatan, pupuk buatan mempunyai beberapa kebaikan dan keburukan. Kebaikan-kebaikan pupuk buatan: • Dapat diberikan kepada tanaman

dengan jumlah unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanam an.

• Mudah larut dalam air sehingga unsur hara yang dikandungnya mudah tersedia bagi tanaman.

• Unsur-unsur hara yang diperlu kan dapat diberikan dalam kompo sisi yang sesuai dengan kebutuh an tanaman.

• Senyawa unsur hara yang diberi kan (setelah bereaksi dalam ta nah) berada dalam bentuk ion yang mudah tersedia bagi tanam an.

• Dapat diberikan pada saat yang tepat sesuai dengan tingkat per tumbuhan tanaman.

Page 9: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 357

• Pemakaiannya lebih praktis, de mikian pula pengangkutan lebih mudah karena konsentrasi (kadar haranya) tinggi (dengan kandung an hara yang sama, volumenya jauh lebih kecil dibanding dengan pupuk alam)

Walaupun demikian, pupuk buatan mempunyai beberapa keburukan di bandingkan dengan pupuk alam. Keburukan pupuk buatan adalah: • Tidak/sedikit sekali mengandung

unsur-unsur mikro • Senyawa unsur hara yang ada

dapat hilang tercuci ke lapisan tanah bagian bawah, sehingga tidak terjangkau oleh akar tanam an.

• Beberapa jenis pupuk dapat me nurunkan pH tanah sehingga diperlukan usaha perbaikan pH kembali.

• Beberapa jenis pupuk buatan da pat membahayakan kesehatan manusia

Penggolongan pupuk buatan yang terpenting adalah didasarkan pada kandungan unsur hara utama. Pu puk buatan dikenal dua golongan besar, yaitu pupuk tunggal dan pu puk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara saja. Sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung dua atau lebih unsur hara sekaligus dalam satu jenis pupuk. Sarwono Hardjowigeno (1989) men jelaskan jenis pupuk buatan terdiri dari beberapa jenis pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K. Beberapa jenis pupuk N adalah:

a. Amonium Sulfat (ZA) Rumus kimianya adalah (NH4)2 SO4

• Biasanya diperdagangkan dalam bentuk kristal, berwarna putih, abu-abu, kebiru-biruan dan ku ning (warna tergantung dari pem buatannya). Umumnya berwarna putih seperti gula pasir.

• Kadar N 20.5-21.0% • Tidak higroskopis, baru akan me

nyerap uap air bila kelembaban nisbi udara 80% pada 300C.

• Reaksi fisiologis masam, ekivalen kemasaman 110. Dapat menye babkan kemasaman tanah.

• Mudah larut dalam air dan cepat bekerjanya.

b. Urea Rumus kimianya adalah CO(NH2)2 • Berbentuk kristal berwarna putih,

atau butir-butir bulat. • Kadar N 45% karena kadar N

yang tinggi maka lebih ekonomis (murah) dari pada pupuk N yang lain.

• Higroskopis, sudah mulai menarik uap air pada kelembaban nisbi udara 73%. Sering diberi selaput (coated) untuk mengurangi sifat higroskopis.

• Reaksi fisiologis agak masam dengan ekivalen kemasaman 80. Tidak terlalu mengasamkan tanah.

• Untuk dapat diserap tanaman, nitrogen dalam urea harus diubah dulu menjadi amonium dengan bantuan enzim tanah urease melalui proses hidrolisis:

CO(NH2)2+2H2O (NH4)2CO3 • Bila diberikan ke tanah proses

hidrolisis tersebut cepat sekali terjadi sehingga mudah menguap sebagai amonia.

• Dalam proses pembuatan urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi

Page 10: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 358

tanaman kalau terdapat dalam jumlah banyak. Agar tidak meng gangu kadar biuret dalam urea harus kurang dari 1.5-2.0%

c. Amonium Sulfat Nitrat (ASN)

Rumus kimia: 2 NH4NO3 (NH4)2 SO4 • Garam rangkap dari amonium

nitrat dan amonium sulfat. • Berbentuk kristal, berwarna

kuning sampai kuning kemerah-merahan.

• Kadar N 26% dimana 19.5 % dalambentuk amonium, 6.5 % dalam bentuk nitrat.

• Dalam timbunan menjadi keras, harus dihaluskan sebelum dipakai.

• Higroskopis • Reaksi fisiologis lebih masam dari

urea, tetapi kurang jika dibanding dengan ZA. Ekivalen kemasaman 93, mengasamkan tanah.

• Mudah larut dalam air, bekerja nya cepat.

d. Amonium Chlorida Rumus kimianya adalah: NH4Cl • Berbentuk butir-butir putih seperti

ZA • Kadar N 25% • Reaksi fisiologis masam dengan

ekivalen kemasaman 128 (lebih masam dan ZA). Sangat meng asamkan tanah.

• Bekerjanya cepat. Pupuk P Pupuk fosfor (P) dibedakan menjadi tiga golongan berdasar atas ke larutannya, yaitu: • Larut dalam asam keras • Larut dalam asam sitrat • Larut dalam air Pupuk P yang larut dalam asam keras, lambat tersedia bagi tanaman, sedangkan yang larut dalam asam

sitrat atau air mengandung P yang mudah tersedia bagi tanaman.

a. DSP(Double Superphosphate)

Rumus kimia: Ca(H2PO4)2 • Kadar P2O5 36-38% • Berupa bubuk kasar, berwarna

putih kotor, abu-abu atau coklat muda

• Larut dalam air • Bekerjanya perlahan-lahan se

hingga dianjurkan untuk pemupuk an sebelum tanam. Mempunyai daya ikutan

b. TSP (Triple Superphosphate)

Rumus kimia sama dengan DSP yaitu Ca(H2PO4)2 • Kadar P2O5 46-48% • Berupa butir-butir kecil berwarna

abu-abu • Sifat-sifat lain sama dengan DSP c. FMP (Fused Magnesium Phos

phate)

Unsur penting yang dikandungnya: • P2O5: 19-21 % • MgO : 15-18 % • Keduanya melarut dengan asam

lemah (asam sitrat) • Merupakan bubuk yang berwarna

abu-abu keputih-putihan • Reaksi fisiologis alkalis • Tidak higroskopis • Bekerjanya perlahan-lahan, di

anjurkan untuk pemupukan awal (sebelum tanam), mempunyai da ya ikutan

d. Agrophos • Pupuk fosfat alam dari luar negeri

(Afrika utara, Algeria) • Mengandung 25% P2O5, larut da

lam asam keras (lambat ter sedia bagi tanaman).

• Tidak higroskopis.

Page 11: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 359

e. Fosfat Cirebon

• Berasal dari fosfat alam yang telah digiling menjadi bubuk halus.

• Bahan terpenting yang dikandung adalah Trikalsium fosfat.

• Kadar P2O5 25-28% larut dalam asam keras

• Warna abu-abu kecoklatan muda. • Makin halus makin mudah

digunakan tanaman • Reaksi fisiologis alkalis • Tidak higroskopis Pupuk K a. Kalsium Sulfat (ZK) Rumus kimia: K2SO4 • Kadar Cl tidak boleh lebih dari 3 % • Berupa tepung putih yang larut

dalam air • Agak memasamkan tanah (reaksi

fisiologis masam lemah) • Bekerjanya sedang, dapat

digunakan untuk pemupukan awal atau sesudah tanam.

• Paling ekonomis karena kadar K yang tinggi.

b. Kalium Chlorida (Muriate of

Potash)

Rumus kimia : KCl. • Kadar K2O 52-55 % • Reaksi fisiologis masam lemah • Agak higroskopis • Hanya digunkan untuk tanaman

yang tahan akan chlorida. c. Kalium Magnesium Sulfat (Patent

Kali) • Kadar K2O 21-30 %, MgO

6-19.5% • Reaksi fisiologis masam lemah

Pupuk Majemuk Kandungan unsur hara dalam pupuk majemuk dinyatakan dalam tiga ang ka yang berturut-turut menunjukkan kadar N, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk majemuk 15-25-10 menunjuk kan bahwa tiap 100 kg pupuk me ngandung 15 kg N+25 kg P2O5+10 kg K2O Kadang-kadang pupuk majemuk hanya dilengkapi dengan dua unsur hara, misalnya: pupuk 18-46-0 berarti tiap 100 kg pupuk mengandung 18 kg N+46 kg P2O5+O kg K2O. Pupuk majemuk yang mengandung unsur N, P, K disebut pupuk majemuk lengkap. Pupuk majemuk umumnya dibuat dalam bentuk butiran yang seragam sehingga memudahkan penaburan yang merata. Butir-butirnya umum-nya agak keras dengan permukaan dengan permukaan licin sehingga dapat mengurangi sifat mengurangi sifat menarik air (higroskopis) dari udara lembab. Dikenal tiga jenis besar butir yaitu kasar, sedang dan halus atau prills. Prills ini keras, bulat, permukaan licin dan besar butirnya seragam. Pupuk NP a. Ammo-Phos • Rumus kimia: NH4H2PO4 (mono

amonium fosfat) • Kadar unsur hara: • Amophos A 11% N+48% P2O5

(larut dalam air) • Amophos B 16.5 % N+20% P2O5

(larut dalam air) • Warna abu-abu muda, biasanya

dalam bentuk butir (granula) • Tidak higroskopis

Page 12: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 360

• Ekivalen kemasaman Amophos A adalah 55, sedang Amophos B adalah 86.

b. Superstikfos (SS atau SSF) Pupuk ini sama dengan amophos dengan bahan terpenting yang di kandung mono amonium fosfat (NH4H2PO4) hanya berlainan nama dagangnya. Kandungan unsur hara sama dengan Amphos yaitu 16,5 % N + 20 % P2O5, atau dapat juga dibuat perbandingan lain. Pupuk NK Jarang digunakan. Misalnya kalium nitrat KNO3 dengan kadar 13 % N + 44 % K2O Pupuk PK Pupuk ini juga jarang digunakan. Misalnya kalium metafosfat dengan kadar 60 % P2O5+40 % K2O. Mono kalium fosfat dengan kadar 52 % P2O5+34 % K2O Pupuk NPK Pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur sekaligus (NPK) disebut pupuk lengkap, contoh dari pupuk ini adalah:

Rustica Yellow Rumus kimia NH4NO3-NH4H2PO4-KCl. Kadar unsur hara 15% N+15% P2O5+15 % K2O. Disamping itu me ngandung Mg sebanyak 0,5 % dan juga unsur-unsur mikro, seperti B, Cu, Zn. Sifat-sifatnya: • Berupa butiran-butiran berwarna

kekuning-kuningan bila kering dan kuning coklat bila basah (karena itu disebut Rustica yellow)

• Sangat higroskopis, karena N dalam bentuk amonium dan nitrat dan tidak dilapis bahan penolak air. Harus disimpan di tempat yang kering.

• bekerjanya sedang, dapat diguna kan sebelum atau sebelum tanam.

• Reaksi fisiologis sedang sampai agak masam.

Didapat juga jenis pupuk Rustica lain seperti: • Rustica complete blue 12-12-20 • Rustica complete red 13-13-21 Keuntungan dari pemakaian pupuk majemuk adalah dengan satu kali pemberian telah mencakup beberapa unsur, tidak ada persoalan pencam puran pupuk. 9.2.1.4 Kesuburan Tanah Berda sarkan Sifat Biologi Tanah dikatakan subur bila mempu nyai kandungan dan keragaman biologi yang tinggi. Organisme (mikro organisme) tanah adalah penting dalam kesuburan tanah karena: • Berperan dalam siklus energi • Berperan dalam siklus hara • Berperan dalam pembentukan

agregat tanah • Menentukan kesehatan konduktif

terhadap munculnya penyakit terutama penyakit tular tanah

a. Siklus energi

• Sumber energi utama adalah ma

tahari, yang diubah oleh tanaman melalui proses fotosintesis men jadi bahan organik.

• Beberapa mikroorganisme mampu melakukan fotosintesis (menang kap energi matahari yaitu algae)

Page 13: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 361

• Sumber energi yang lain adalah hasil oksidasi-reduksi mineral an organik misalnya S dan Fe

• Energi dalam bahan organik di manfa atkan oleh organisme/ mi kro organisme

• Mikroorganisme dekomposer: ja mur dan bakteri

• Mikroorganisme yang tumbuh di rhizosfer memanfaatkan energi dalam eksudat akar, contohnya adalah bakteri Azotobacter

b. Siklus hara Mikroorganisme mempunyai peran yang sangat penting dalam siklus hara karena: • ukurannya yang kecil sehingga

mempunyai rasio permukaan dengan volume yang sangat besar sehingga memungkinkan pertu-karan material (hara) dari sel ke lingkungannya dengan sangat cepat

• reproduksi yang sangat cepat (dalam hitungan menit)

• distribusi keberadaannya sangat luas

c. Pembentukan agregat tanah • organisme atau mikroorganisme

tanah memiliki peran sangat penting dalam pembentukan agregar tanah, karena:

• organisme tanah menghasilkan polimer organik yang mengikat partikel lempung menjadi mikro agregat

• pembentukan mikroagregat men-jadi makro agregat dimediasi/-dibantu oleh bahan organik dan berbagai jenis mikro dan makro organisme (bakteri, jamu , algae, cacing, semut, serangga dan sebagainya.

d. Kesehatan tanah Organisme atau mikroorganisme ta nah memiliki peran sangat penting dalam mewujudkan kesehatan tanah karena: • Tanah yang memiliki kemampuan

melawan patogen tular tanah, umumnya mempunyai total mikro organisme yang lebih besar dari tanah yang kondusif

• Kompetisi nutrisi • Amuba memakan jamur • Populasi Pseudomonas spp atau

Trichoderma tinggi Tugas Aplikasi Konsep Dalam rangka memperkaya penge-tahuan dan pengalaman Anda, lakukan tugas sebagai berikut: 1. Tentukan 3 lokasi pengamatan

pada areal tanaman yang ber beda

2. Amati dan catat kondisi kesubur-an tanah secara fisik

3. Amati dan catat kondisi kesubur-an tanah secara kimia

4. Amati dan catat kondisi kesubur-an tanah secara biologi

Tugas Penyelesaian Masalah 1. Apa yang harus Anda lakukan

jika lahan yang akan diusahakan memiliki pH terlalu basa?

2. Tindakan apa yang akan Anda lakukan jika kondisi fisik lahan sangat keras akibat penggunaan pupuk buatan yang telah me nahun ?

3. Berdasarkan data hasil penga-matan di lapangan di temukan daun-daun rtanaman berwarna kuning pucat. Apa solusinya?.

4. Apa yang akan Anda lakukan untuk menjaga kesuburan tanah?

Page 14: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 362

9.2.2. Mendiagnosa Masalah Ke suburan Tanah Agribisnis di bidang tanaman per kebunan merupakan investasi yang sangat besar terutama berkaitan de ngan kondisi kesuburan tanah. Suatu kegiatan produksi tanaman tidak akan memberikan hasil maksimal apabila kondisi lahan/tanahnya tidak subur. Sebaliknya apabila kegiatan produksi tanaman perkebunan meng gunakan lahan yang subur maka akan diperoleh hasil maksimal, baik jumlah dan mutunya. Untuk mengetahui subur dan tidak-nya tanah/lahan perkebunan yaitu dilakukan diagnosis atau evaluasi kesuburan tanah. Tujuan dari diagnosis kesuburan tanah antara lain adalah: • Mengetahui tingkat kelebihan atau

kekurangan unsur hara tanah • Mengetahui penyebab timbulnya

masalah kesuburan tanah • Mencari alternatif tindakan penye-

lesaian masalah kesuburan tanah. Evaluasi kesuburan tanah meru-pakan proses mendiagnosis perma-salahan unsur hara dan menerapkan anjuran dalam hal pemupukan. Sarwono(1992) men jelaskan bahwa adanya kekurangan unsur hara dalam tanah dapat di ketahui dengan beberapa cara, misalnya: 1. Analisis Tanah Contoh-contoh tanah diambil dari lapangan kemudian dianalisis di laboratorium terhadap pH, kapasitas tukar kation, Ca, Mg, K, Na, N, P, bahan organik dan sebagainya. Sehingga diketahui kadar unsur hara

yang ada dalam tanah dibandingkan dengan kebutuhan unsur hara bagi masing-masing tanaman. Maka da pat diketahui apakah kadar unsur hara dalam tanah tersebut sangat rendah (kurang), rendah, sedang, atau tinggi.

2. Gejala Pertumbuhan Tanaman Kekurangan unsur hara dapat mem perlihatkan gejala-gejala pertumbuh an tertentu. Misalnya kekurangan Fe akan menyebabkan khlorosis, ke kurangan N menyebabkan tanaman kerdil, dan sebagainya.

3. Analisis Tanaman Kekurangan unsur hara dalam tanah, juga dapat dilihat dari hasil analisis tanaman. Misalnya dengan mengam-bil contoh daun, kemudian dianalisis di laboratorium.

4. Percobaan di Lapangan

Percobaan-percobaan pertumbuhan dan produksi tanaman (biological test) di lapangan dengan berbagai macam dan jumlah pupuk dapat mengetahui kekurangan-kekurangan unsur hara yang perlu ditambahkan ke dalam tanah.

5. Percobaan Pot di Rumah Kaca Percobaan biologi (biological test) dapat pula dilakukan di rumah kaca dengan menggunakan pot. Contoh tanah diambil dari daerah yang akan diteliti kemudian dengan berat ter tentu dimasukkan ke dalam pot dan ditanami dengan tanaman tertentu pula dan ditambahkan pupuk me nurut jenis dan jumlah yang di rencanakan (sebagian tanpa pupuk). Dari pertumbuhan atau produksi tanaman yang ada, dapat diketahui

Page 15: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 363

kekurangan dan kebutuhan akan unsur hara dari tanah dan tanaman tersebut. 9.2.2.1 Permasalahan Kesubur

an Tanah Di atas telah dijelaskan bahwa yang dimaksud kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk me nyediakan faktor-faktor tumbuh yang diperlukan tanaman. Jadi perma salahan kesuburan tanah erat kaitan nya dengan permasalahan kemampu an suatu tanah untuk menyediakan faktor-faktor tumbuh yang diperlukan tanaman. Beberapa masalah kesuburan tanah yang terjadi pada areal tanaman perkebunan yaitu sebagai berikut: • Erosi tanah

Areal tanaman perkebunan biasa nya berada di daerah berbukit de ngan lereng yang curam. Kondisi lereng yang curam tersebut me nyebabkan terjadinya erosi tanah, sehingga kesuburan tanah atau produktivitas tanah menurun.

• Defisiensi unsur hara Defisiensi unsur hara pada ta naman adalah kekurangan unsur hara pada tanaman yang menga kibatkan terjadinya abnormalitas, kerusakan dan kematian yang ter lebih dahulu menunjukkan gejala tertentu.

Beberapa contoh tanaman kelapa sawit yang mengalami gejala de fisiensi unsur hara, dijelaskan oleh Ian Rankine dan Thomas (1998) sebagai berikut:

1. Defisiensi Unsur Nitrogen (N) Gejala defisiensi N adalah • Daun-daun tua berwarna hijau

pucat kekuning-kuningan. • Kecepatan produksi daun (pele-

pah/ tahun) menurun. • Anak daun berukuran sempit dan

menggulung ke arah lidi (yang akhirnya dapat berwarna kuning jika nitrogen sangat kurang)

• Berkurangnya kecepatan tumbuh, terhambatnya pertumbuhan ta-naman dan bagian atas tajuk yang terlihat rata.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 9.2.4

Gambar 9.2.4. Defisiensi Unsur N

(Ian Rankine dan Thomas, 2000)

Penyebab terjadinya defisiensi N: • Berkurangnya mineralisasi N

karena tanah tergenang (akar berada pada kondisi anaerobik) atau pH sangat rendah (pH < 4)

• Jumlah N tersedia dalam tanah rendah.

• Tidak cukupnya atau tidak efek tifnya aplikasi nitrogen

• Saingan dari gulma yang tumbuh dengan baik

• Nitrogen mungkin dimobilisasi se lama dekomposisi residu bahan

Page 16: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 364

organik yang mempunyai rasio C/N tinggi.

• Terhambatnya pertumbuhan akar dalam tanah yang dangkal atau padat

• Pupuk yang diaplikasikan menga lami kehilangan karena pencuci an aliran permukaan, penguapan amoniak atau oleh immobilisasi/ ketidakmobilan nitrogen tanah.

2. Defisiensi Phosphor (P) Gejala defisiensi P • Tanaman akan tumbuh kerdil de

ngan pelepah yang pendek dan batang berbentuk meruncing .

• Secara umum tanaman akan tanggap terhadap pupuk P jika jumlah P tersedia dalam tanah <15 mg/kg.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 9.2.5 3. Defisiensi Kalium (K)

Gejala defisiensi K • Defisiensi K dikenal dengan

orange spotting, diffused mid crown yellowing dan white stripe. Lihat Gambar 9.2.6.

• Gejala tersebut terjadi pada tanah masam berpasir dan tanah gam but, khususnya pada musim ke marau panjang. Gejala yang be rat, daun tua tiba-tiba kering dan mati.

• ‘White stripe’ mungkin disebabkan oleh ketidakseimbangan hara yang mencakup kelebihan N dan kekurangan K serta B.

• Defisiensi K mula-mula muncul pada daun tua, karena K diangkut dari daun tua ke daun-daun muda. Awalnya muncul bercak-bercak kecil segi empat, kemudian ber ubah menjadi kuning terang se jalan dengan bersatunya bercak

bercak ini membentuk jaringan. Bercak-bercak tersebut tembus ca haya jika dihadapkan dengan sumber cahaya yang terang.

Gambar 9.2.5 Tanaman Kerdil Akibat

Defisiensi Unsur P (Ian Rankine dan Thomas, 2000)

Gambar 9.2.6 Defisiensi Unsur K

(Ian Rankine dan Thomas, 2000) • Bercak-bercak tersebut sering

membusuk dan mungkin menjadi tempat infeksi patogen sekunder sebelum daun mengering.

• Kekurangan K dapat berasosiasi dengan vascular wilt desease, cercospora leaf spot dan Gano derma serta beberapa penyakit fisiologi yang menyebabkan ke gagalan pertumbuhan dan produk si tanaman.

Page 17: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 365

4. Defesiensi Magnesium (Mg) Gejala defisiensi Mg • Gejala awal tanaman tampak

berwarna hijau kekuningan pada ujung daun tua khususnya yang terkena sinar matahari. Daun yang baru terbentuk umumnya tidak menunjukkan gejala defisiensi. Lihat Gambar 9.2.7

• Pada defisiensi yang berat daun menjadi kuning kecoklatan yang terang dan mungkin menjadi ke ring jika defisiensi semakin berat.

• Bagian daun yang mengalami klo rosis dapat terinfeksi oleh jamur (misal pestalotiopsis gracillis) yang menyebabkan timbulnya ber cak ungu pada tengah dan ujung daun.

• Tiadanya klorosis pada bagian daun yang terlindung dari sinar matahari langsung merupakan ciri yang jelas dari difisiensi Mg. Lihat Gambar 9.2.8

5. Defisiensi Tembaga (Cu) Gejala defisiensi Cu • Defisiensi Cu telah diketahui se

bagai penyebab midcrown chloro sis (MCC) dan mungkin berperan dalam timbulnya gejala tersebut yang disebut peat yellows

• Jaringan klorosis berwarna hijau pucat sampai kuning keputih pu tihan, dijumpai di tengah anak da un pada daun termuda yang telah membuka. Jaringan serat pada anak daun tetap berwarna hijau ka rena mampu menghasilkan klorofil yang lebih banyak dibanding de ngan jaringan yang mengalami klorosis.

• Bercak kuning berkembang di antara jaringan klorosis. Inilah sebagai asal timbulnya istilah peat yellows. Lihat Gambar 9.2.9.

Gambar 9.2.7 Defisiensi Unsur Mg (Ian Rankine dan Thomas, 2000)

Gambar 9.2.8 Gejala Berat Defisiensi

Unsur Mg (Ian Rankine dan Thomas, 2000)

Gambar 9.2.9 Gejala Awal Defisiensi

Tembaga (Cu) (Ian Rankine dan Thomas, 2000)

Page 18: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 366

• Pada kasus-kasus yang berat daun yang terpengaruh defisiensi menjadi pendek dan mungkin akan berwarna kuning pucat. Daun mengering dan mati. Lihat Gambar 9.2.10

6. Defisiensi Boron (B) Gejala defisiensi B Gejala utama meliputi daun ikan, daun pancing, daun kerdil dan daun sirip ikan. Seluruh defisiensi dicirikan oleh daun yang tidak normal khu susnya pada ujung daun. Namun demikian daun yang menunjukkan gejala defisiensi B juga rapuh dan berwarna hijau gelap. Tanda awal dari defisiensi B nampak pada bagian atas daun yang rata akibat daun yang baru memendek. Lihat Gambar 9.2.11 Tugas Aplikasi Konsep 1. Tentukan contoh tanaman di se

kitar sekolah yang akan dijadikan obyek pengamatan defisiensi hara tanaman.

2. Siapkan alat tulis dan kaca pembesar

3. Lakukanlah pengamatan pada tanaman contoh dengan cara mengamati warna, bentuk, dan kenampakan lain. Dimulai dari Daun-daun tua berwarna hijau pucat kekuning-kuningan bila perlu difoto.

Tugas Penyelesaian Masalah 1. Tindakan apa yang harus dilaku

kan bila ditemukan gejala daun tua berwarna hijau pucat kekuning kuningan, anak daun berukuran sempit dan menggulung ke arah tulang daun?

2. Tindakan apa yang harus dilaku kan bila ditemukan gejala tanam an tumbuh kerdil dan batang tampak meruncing?

3. Tindakan apa yang harus dilaku kan bila ditemukan gejala dimulai pada daun tua ke yang muda, muncul bercak-bercak kecil segi empat, kemudian berubah men jadi kuning terang sejalan dengan bersatunya bercak?

Gambar 9.2.10 Gejala Defisiensi

Tembaga (Cu) yang Berat (Ian Rankine dan Thomas, 2000)

Gambar 9.2.11 Gejala Defisiensi Boron

(Ian Rankine dan Thomas, 2000)

Page 19: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 367

9.2.3 Mengidentifikasi Metode Perbaikan Kesuburan Ta nah

Untuk membahas metode perbaikan kesuburan tanah, terlebih dahulu kita identifikasi bentuk dan jenis masalah kesuburan tanah. Pada sub bab iden tifikasi kesuburan tanah, telah dijelas kan ada beberapa sifat kesuburan tanah ditinjau dari kondisi tanah secara fisik, secara kimia, dan secara biologis. Kemudian telah di bahas prinsip pengelolaan kesuburan tanah adalah bagaimana mengatur keseimbangan antara faktor oksigen, unsur hara, air, dan toksik/racun. Beberapa contoh masalah kesuburan tanah yang sering terjadi yaitu sebagai berikut: a. Akhir-akhir ini sering terjadi ke

banjiran, sehingga areal per tanaman terendam oleh air. Ta nah yang terendam air tersebut menyebabkan kekurangan kadar oksigen. Sehingga akar tanaman tidak mampu melakukan proses fisologis yaitu pernafasan. Akibat nya tanaman mati.

b. Dampak dari penggunaan pupuk buatan secara terus menerus da pat menimbulkan kerusakan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Kerusakan secara fisik misalnya tekstur dan struktur tanah jelek (tidak remah). Kerusakan secara kimia misalnya pH tanah menjadi asam sehingga menimbulkan se nyawa racun bagi tanaman, atau dapat terjadi perubahan kapasi tas tukar kation (KTK) tanah menjadi rendah sehingga hara tanaman tidak siap diserap oleh tanaman. Kerusakan secara bio logi dapat terjadi karena secara fisik tanah dan kimia terganggu maka or ganisme (mikroorganisme) yang

hidup di dalam tanah lama ke lamaan tidak berkembang atau mati. Akibatnya tanah tersebut tidak produktif.

c. Akibat krisis moneter dan tinggi nya harga sarana produksi per tanian sehingga para petani kebun tidak mampu membeli pupuk. Akibatnya tanaman menderita defisiensi hara tanaman

d. Tanaman perkebunan banyak di usahakan pada lahan dengan ke miringan agak curam, oleh ka rena itu erosi dapat menjadi salah satu penyebab kemunduran ku alitas tanah yang berdampak pada penurunan produktivitas lahan.

Dari beberapa contoh penyebab timbulnya masalah kesuburan tanah di atas, maka beberapa metode perbaikan kesuburan tanah akan dibahas berikut ini. 9.2.3.1 Metode Perbaikan Kesu

buran Tanah dengan Kon servasi Lahan

Kerusakan kesuburan tanah akibat erosi dan banjir maka metode per baikannya antara lain adalah: a. penghijauan hutan (reboisasi) b. pembuatan teras c. penanaman secara kontur d. multiple cropping e. penanaman tanaman penutup

tanah Metode konservasi pada areal per kebunan yang curam, biasa dilaku kan dengan pembuatan teras. Pem bahasan tentang pembuatan teras akan dibahas pada penerapan me tode perbaikan kesuburan tanah. Berikut ini akan dibahas metode per baikan kesuburan tanah secara

Page 20: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 368

konservasi dengan cara penanaman tanaman penutup tanah. 1. Penanaman Tanaman Penutup

Tanah Penanaman tanaman penutup tanah, biasa dilakukan pada areal tanaman perkebunan tahunan, contoh kelapa sawit dan karet. Penanaman kacang kacangan sebagai penutup tanah memiliki multi fungsi yaitu selain se bagai pengendali tumbuhnya gulma, menambah bahan organik, menahan laju erosi, dan meningkatkan unsur hara N dalam tanah. Tumbuhan dari golongan kacang kacangan sebagai penutup tanah yang sering ditanam di areal per kebunan kelapa sawit dan karet yaitu Calopogonium caerulium (CC), Pue raria javanica (PJ), Calopogonium mucunoides (CM), Centrosema pu bescens (CP), Mucuna cochinensis (MC) , dan Mucuna bracteata (MB). Secara umum, status tumbuhan penutup tanah di perkebunan dapat digolongkan sebagai tumbuhan yang bermanfaat. Manfaat tanaman pe nutup pada pengusahaan tanaman perkebunan yaitu sebagai berikut. a. Menambah bahan organik se

hingga memperbaiki struktur tanah.

b. Memperbaiki status hara tanah, terutama nitrogen.

c. Memperbaiki sifat tanah akibat pembakaran (pembukaan lahan).

d. Melindungi permukaan tanah dan mengurangi bahaya erosi, teruta ma pada tanah yang curam.

e. Mengurangi biaya pengendalian gulma.

f. Mendorong pertumbuhan tanam an dan meningkatkan produksi.

Kapan dan bagaimana cara pe nanaman tanaman penutup tanah dilakukan? Setelah pekerjaan perum pukan bahan sisa hasil pembukaan lahan (bila lahan bukaan baru) maka dilakukan kegiatan memancang ba tas, eradikasi gulma yang tumbuh kembali (regrowth), dan memper siapkan benih atau bibit kacang kacangan a. Eradikasi gulma Selama pekerjaan rumpuk, regene rasi gulma biasanya akan terjadi dan hal ini harus dieradikasi, baik secara manual maupun kimia. Kecepatan regenerasi gulma sangat tergantung pada distribusi curah hujan setelah rumpuk mekanis, tetapi secara umum eradikasi biasanya mulai di lakukan 4-5 minggu setelah rumpuk mekanis. Untuk memudahkan eradikasi gulma maka sebelum memulai pengendali an gulma, pekerjaan memancang harus sudah selesai dilakukan. Era dikasi gulma biasanya dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap penyem protan herbisida pada seluruh areal dan dilanjutkan dengan membongkar anak kayu pada selang 1-2 minggu kemudian. Pekerjaan eradikasi gul ma ini dapat dilakukan tanpa me nunggu seluruh pekerjaan rumpuk selesai dilakukan sehingga penanam an kacang-kacangan dapat lebih cepat dilakukan. Kebutuhan tenaga kerja untuk era dikasi gulma sangat tergantung pada laju regenerasi gulma di lapangan dan komposisi gulma yang tumbuh, misalnya perbandingan antara jenis gulma yang dapat mati bila disemprot herbisida dengan jenis gulma ber kayu yang harus dikendalikan secara manual.

Page 21: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 369

Untuk eradikasi baik secara kimia maupun manual, unsur utama yang harus diperhatikan dalam organisasi rotasi pengendalian gulma yaitu: • Mempersiapkan bahan (herbisida)

dan peralatan (sprayer gendong, cangkul, dan lain-lain).

• Membuat batas areal yang akan ditanami kacang-kacangan pada suatu periode tertentu sehingga pengendalian gulma dapat dilaku kan secara tuntas pada areal tersebut.

• Melakukan organisasi pekerjaan semprot dan bongkar tumbuhan pengganggu.

• Mempersiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap fase pe kerjaan.

b. Mempersiapkan benih dan atau

bibit kacang-kacangan Kacang-kacangan yang ditanam ter diri dari campuran 6 kg PJ/ha, 3 kg CM/ha, dan 0,5 kg CC/ha. Untuk memperoleh kacang-kacangan yang mempunyai daya tahan di lapangan yang lebih lama, sebaiknya dilakukan penambahan benih MC 2 kg/ha. Tingkat pemberian campuran benih kacang-kacangan sebanyak 9,5 kg/ha merupakan nilai baku untuk benih kacang-kacangan yang ber mutu baik (memiliki daya kecambah > 75 %). Jika daya kecambah benih < 75 % maka tingkat pemberian benih kacang-kacangan harus di perhitungkan dengan nilai baku (100 % daya kecambah) x 9,5 kg. Perlakuan benih kacang-kacangan untuk meningkatkan hasil dan mem percepat perkecambahan dapat di lakukan dengan perendaman air panas pada suhu 750 C selama 2 jam. Setelah air menjadi dingin, benih diangkat dan disimpan selama

satu malam. Penanaman kacang-kacangan dapat dilakukan pada esok harinya. Perlakuan benih ini hanya dianjurkan untuk penanaman pada musim hujan karena biji yang sudah diberi perlakuan (berkecambah) akan mengalami kekeringan dan mudah mati jika curah hujan tidak memadai. Inokulasi bakteri Rhizobium untuk meningkatkan daya fiksasi nitrogen pada kacang-kacangan yang akan ditanam dapat dilakukan dengan mencampur kompos Rhizobium. Untuk 10 kg campuran benih kacang-kacangan, dapat dipakai 10 g kompos Rhizobium yang dilarutkan dalam 0,25 liter air. Campuran benih kacang-kacangan dan larutan Rhizo bium diaduk hingga merata dan semua benih basah. Benih yang telah diinokulasi, dikeringkan dalam ruangan yang sejuk. Untuk me mudahkan penanaman di lapangan, 1 kg benih dicampur dengan 2 liter pasir. Skema inokulasi Rhizobi um dapat dilihat pada Gambar 9.2.12

Gambar 9.2.12 Skema Inokulasi Rhizobium

Rhizobium

Pupuk RP +

Pasir

Benih

Benih +

Rhizo bium

Benih terinokulasi

+ RP+ Pasir

Page 22: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 370

9.2.3.2 Metode Perbaikan Kesu buran Tanah dengan Pe mupukan

Rekomendasi pemupukan untuk perbaikan kesuburan tanah adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah. Banyak hal yang harus dipertim bangkan dalam menentukan jenis dan jumlah pupuk (dosis) yang akan digunakan pada areal pertanaman perkebunan. Penentuan berapa kali (frekuensi) pemupukan harus dilaku kan agar diperoleh hasil yang me muaskan adalah sesuatu pekerjaan yang cukup sulit. Efisiensi pemberian pupuk ditentukan oleh waktu dan cara pemberian yang tepat. Hal ini sangat penting dilaku kan terutama bila persediaan pupuk terbatas, sehingga pemberian pupuk tersebut harus dapat meningkatkan hasil optimal. Pelaksanaan pemupukan tanaman yaitu selain tepat waktu, tepat cara, juga tepat dosis, dan berimbang. Tepat waktu artinya pupuk tersebut diberikan sesuai dengan fase per tumbuhan dan perkembangan tanam an. Sedangkan tepat dosis adalah pemberian jumlah pupuk sesuai ke butuhan tanaman. Berimbang artinya pemberian pupuk memperhatikan ke seimbangan komposisi unsur hara penyusun pupuk (unsur hara makro dan mikro). Pemilihan cara pemberian pupuk yang terbaik harus memperhatikan beberapa hal yaitu antara lain jenis tanah, lengas tanah, jenis tanaman, umur tanaman, sistem perakaran tanaman, dan macam pupuk. Suatu hal yang harus diperhatikan yaitu tanaman hanya dapat menyerap

unsur hara dalam pupuk pada daerah perakaran yang aktif yaitu pada daerah meristematis (bulu akar). Dan tanaman sulit menyerap hara pada lapisan tanah agak kering. Oleh karena itu cara penempatan pupuk harus tepat, agar tanaman dengan mudah menyerapnya. Pemberian pupuk pada kelompok tanaman semusim adalah berbeda dengan tanaman tahunan. Penem patan pupuk pada tanaman semusim harus dilakukan secara tepat agar dapat segera di serap dan diperguna kan untuk pertumbuhan dan perkem bangan tanaman. Sedangkan pem berian pupuk pada kelompok tanam an tahunan adalah berulang kali selama pertumbuhannya. Secara umum cara/ metode pem berian pupuk untuk perbaikan ke suburan tanah dapat dilakukan se bagai berikut: a. Pemupukan dengan cara disebar

Pelaksanaan metode ini yaitu pupuk yang tidak mudah larut dalam air dan yang bagian-bagian utamanya terikat secara kimia, disebar secara merata di atas bedengan dan atau pada lubang tanam dan diaduk secara merata dengan tanah. Pemupukan dengan cara disebar dilakukan sebelum tanam atau sesudah ada tanamannya. .Jenis pupuk untuk metode disebar yaitu TSP atau NPK. Kerugian cara pemupukan disebar yaitu: • Pupuk tidak merata pada lapisan

olah tanah • Harus dalam jumlah yang banyak • Memerlukan alat sebar

Page 23: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 371

b. Pemupukan disemprotkan me lalui daun

Diketahui bahwa unsur hara dapat di serap oleh tanaman melalui daun. Penyerapan unsur hara lewat daun ternyata relatif lebih cepat. Karena itu, banyak dilakukan cara-cara ter sebut untuk pemupukan tanaman terutama untuk merangsang pem bungaan. Cara pemberian pupuk le wat daun dilakukan dengan membuat larutan pupuk sesuai anjuran. Larutan pupuk dituangkan ke dalam tangki knapsack sprayer kemudian disemprotkan ke bagian daun ta naman. Kekurangan/kerugian cara pemupuk an dengan disemprotkan lewat daun yaitu antara lain: • Tepi daun terbakar karena larutan

pupuk terlalu pekat. • Hara yang dapat diberikan pada

dosis rendah sehingga perlu diulang beberapa kali.

• Biaya persatuan hara tinggi, mes kipun digabungkan dengan ke perluan lainnya, misal pestisida.

c. Pemupukan dengan cara dibenam kan

Pemupukan cara ini biasa dilakukan pada tanaman perkebunan tahunan. Caranya, mencangkul piringan pohon kumudian pupuk ditaburkan ke dalam lubang dan ditutup kembali dengan tanah semula. Sedangkan pada tanaman semusim yaitu dibenamkan di sekitar tanaman atau larikan. d. Pemupukan ditempatkan di per

mukaan tanah

Pelaksanaannya, pupuk ditempatkan di tanah di sisi bibit atau tanaman, pada satu atau kedua belah sisinya.

Prinsipnya pupuk ditempatkan di atas permukaan tanah sekitar tempat tum buh tanaman atau di sisi tanaman. Tanah dikorek sedikit agar penem patan pupuk berlangsung dengan baik, kemudian ditutup agar tidak tercuci atau terangkut oleh air hujan. Pemupukan sebaiknya dilakukan men jelang musim hujan. Biasanya dilaku kan minggu pertama sesudah musim penghujan, agar pencucian atau pe ngangkutan oleh air dapat terhindar kan. Metode ini biasanya dilakukan pada tanaman semusim. Tugas Aplikasi Konsep 1. Kesuburan tanah senantiasa ha

rus dijaga kelestariannya. Meto da apa saja yang dapat dilaku kan untuk hal tersebiut?

2. Penanaman LCC dapat dilakukan sebagai salah satu metoda kon servasi kesuburan tanah. Jelas kan!.

3. Pemupukan merupakan salah satu metoda memperbaiki ke suburan tanah. Bagaimana prin sip pemupukan agar efisien dan efektif ?.

4. Cara pemupukan yang baik dan benar harus mempertimbangkan beberapa factor. Sebutkan!

Tugas Penyelesaian Masalah 1. Tindakan apa yang harus dilaku

kan jika pupuk anorganik me ngenai batang tanaman?

2. Tindakan apa yang harus dilaku kan untuk menghindari kesalah an dalam cara pemupukan?

3. Apa yang harus dipersilapkan agar dalam pemberian pupuk sesuai dengan ukuran/ dosis per tanaman?

4.

Page 24: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 372

9.2.4 Perlakuan Perbaikan Kesu buran Tanah Agribisnis tanaman perkebunan me rupakan bentuk investasi yang diberikan pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman hingga mencapai hasil. Selama proses per tumbuhan dan perkembangan ta naman hingga diperoleh produk, baik berupa buah, biji dan sebagainya yaitu memerlukan zat hara. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkem bangan tanaman maka dinamika keberadaan zat hara dalam tanah semakin lama semakin berkurang, sehingga diperlukan perbaikan ke suburan tanah. Ada beberapa cara perlakuan untuk memperbaiki ke suburan tanah yaitu sebagai berikut.

1. Melakukan Perbaikan Kesuburan Tanah Melalui Konservasi Lahan

Secara garis besar, teknik pengen dalian erosi dibedakan menjadi dua, yaitu teknik konservasi mekanik dan vegetatif. Metode perbaikan kesubur an tanah secara vegetatif dapat dilakukan dengan beberapa cara., terutama pada saat tanaman masih relatif muda, atau tingkat penutupan lahan relatif rendah.

Beberapa alternatif teknik konservasi yang dapat dipilih adalah sebagai berikut: (Ai Dariah,2008) a. Penanaman tanaman penutup ta

nah Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman erosi serta memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah. Tanaman penutup tanah berfungsi untuk menahan dan me

ngurangi daya rusak butir-butir hujan dan aliran permukaan, sebagai sum ber pupuk organik. Untuk mengendalikan persaingan pertumbuhan penutup tanah dengan tanaman utama yaitu dilakukan penyiangan secara melingkar di sekitar pohon (ring weeding). Lihat pada Gambar 9.2.13 Kriteria tanaman yang dapat diguna kan sebagai tanaman penutup tanah yaitu: • Mudah diperbanyak; • Sistem perakaran tidak menim-

bulkan kompetisi dengan tanaman utama;

• Tumbuh cepat dan banyak meng hasilkan daun;

• Tidak mensyaratkan tingkat ke suburan yang tinggi;

• Toleran terhadap pemangkasan, resisten terhadap hama, penyakit, kekeringan, naungan, dan injakan;

• Mampu menekan pertumbuhan gulma; tidak akan berubah men jadi gulma; dan tidak mempunyai sifat mengganggu seperti duri dan sulur yang membelit.

Gambar 9.2.13 Tanaman Penutup Tanah pada Kelapa Sawit

Page 25: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 373

Beberapa jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai tanaman penutup tanah di lahan perkebunan antara lain: Arachis pintoii, Centrosema pubescens, Calopogonium muco noides, Mucuna sp., dan tanaman legum menjalar lainnya. b. Metode strip rumput alami Merupakan teknik konservasi dengan cara membiarkan sebagian tanah pada barisan/strip sejajar kontur (di antara tanaman perkebunan) di tumbuhi rumput secara alami selebar 20-30 cm. Lihat pada Gambar 9.2.14 Strip rumput bermanfaat untuk kon servasi tanah dengan cara me ngurangi kuatnya aliran permukaan. Selain itu strip rumput juga dapat berfungsi sebagai sumber pakan ternak. Dengan berjalannya waktu (3-4 tahun setelah aplikasi), strip rumput alami dapat membentuk teras. 2. Melakukan Perbaikan Kesuburan

Tanah dengan Pembuatan Rorak Rorak adalah lubang yang dibuat di bidang olah atau saluran peresapan sebagai tempat penampungan air aliran permukaan dan sedimen. Ukuran rorak yang umum digunakan pada lahan tanaman perkebunan adalah panjang 50-100 cm, lebar 50 cm, dan dalam 30-50 cm. Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan rorak adalah air hanya boleh tergenang beberapa saat. Apabila penggenangan berlanjut di khawatirkan akan menimbulkan ma salah berupa penyakit yang dapat menyerang tanaman. Lihat Gambar 9.2.15

Selain berfungsi untuk menampung sedimen (sediment trap) dan me nyalurkan air, rorak juga dapat me nampung serasah, sehingga rorak dapat berfungsi sebagai fasilitas untuk aplikasi mulsa juga dapat merangsang pertumbuhan akar baru, yang berdampak pada peningkatan produksi tanaman

Gambar 9.2.14 Strip Rumput Alami

Gambar 9.2.15 Sistim Rorak 3. Melakukan Perbaikan Kesuburan Tanah Sistem Multistrata Sistem multistrata merupakan konser vasi tanah dengan cara penanaman tanaman buah-buahan, kayu-kayuan, dan/atau tanaman legum multiguna (multipurpose leguminous) di antara tanaman perkebunan (tanaman utama), sehingga tercipta komunitas

Page 26: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 374

tanaman dengan berbagai strata tajuk. Dengan cara konservasi de mikian, hanya sebagian kecil saja air hujan yang langsung menerpa per mukaan tanah. Lihat Gambar 9.2.16 Manfaat sistem multistrata yaitu selain menguntungkan dari segi konservasi tanah, penerapan sistem multistrata dapat memberikan ke untungan lain, yakni: (1) tersedianya naungan untuk tanaman utama sehingga dapat menekan pertumbuh an gulma; (2) pangkasan dari pohon legum dapat berfungsi sebagai sumber mulsa dan pupuk hijau; dan (3) tanaman lainnya yang ditanam dalam sistem multi strata dapat menjadi sumber pendapatan tambah an. 4. Melakukan Perbaikan Kesuburan

Tanah Melalui Pembuatan Teras Pada lahan-lahan yang memiliki slope kemiringan lebih dari 15 % maka untuk melakukan perbaikan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan membuat teras. Pembuatan teras merupakan salah satu teknik konservasi mekanik. Ada bermacam teras yang dapat dibuat yaitu sebagai berikut: a. Teras bangku Teras bangku atau teras tangga di buat dengan cara memotong panjang lereng dan meratakan tanah di bagian bawahnya, sehingga terjadi deretan bangunan yang berbentuk seperti tangga. Pada lahan kering, fungsi utama teras bangku adalah: (1) memperlambat aliran permukaan; (2) menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak sampai merusak; (3) meningkatkan laju infiltrasi; dan (4) mempermudah pengolahan tanah.

Teras bangku dapat dibuat datar (bidang olah datar, membentuk sudut 0

o dengan bidang horizontal), miring

ke dalam/goler kampak (bidang olah miring beberapa derajat ke arah yang berlawanan dengan lereng asli), dan miring keluar (bidang olah miring ke arah lereng asli). Lihat Gambar 9.2.17

Gambar 9,2,16 Sistem Multistrata

Berbasis Kopi

Gambar 9.2.17 Konstruksi Bentuk bentuk Teras Bangku

Page 27: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 375

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembuatan teras bangku adalah: • Dapat diterapkan pada lahan

dengan kemiringan 10-40%, tidak dianjurkan pada lahan dengan kemiringan >40%, karena bidang olah akan menjadi terlalu sempit.

• Tidak cocok pada tanah dangkal (<40 cm)

• Tidak cocok pada lahan usaha pertanian yang menggunakan mesin pertanian.

• Tidak dianjurkan pada tanah dengan kandungan aluminium dan besi tinggi.

• Tidak dianjurkan pada tanah-tanah yang mudah longsor.

b. Teras gulud Teras gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi dengan saluran air di bagian belakang gulud. Metode ini dikenal pula dengan istilah guludan bersaluran. Bagian-bagian dari teras gulud terdiri atas guludan, saluran air, dan bidang olah. Fungsi dari teras gulud hampir sama dengan teras bangku, yaitu untuk menahan laju aliran permukaan dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah. Saluran air dibuat un tuk mengalirkan aliran permukaan dari bidang olah ke saluran pem buangan air. Untuk meningkatkan efektivitas teras gulud dalam me nanggulangi erosi dan aliran permu kaan, guludan diperkuat dengan ta naman penguat teras. Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pe nguat teras bangku juga dapat digunakan sebagai tanaman penguat teras gulud. Lihat Gambar 9.2.18 Beberapa hal yang harus diperhati kan dalam pembuatan teras gulud yaitu:

• Teras gulud cocok diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-40%, dapat juga pada lahan dengan kemiringan 40-60%, na mun relatif kurang efektif

• Pada tanah yang permeabilitas nya tinggi, guludan dapat dibuat menurut arah kontur. Pada tanah yang permeabilitasnya rendah, guludan dibuat miring terhadap kontur, tidak lebih dari 1% ke arah saluran pembuangan. Hal ini di tujukan agar air yang tidak segera terinfiltrasi ke dalam tanah dapat tersalurkan ke luar ladang dengan kecepatan rendah.

Gambar 9.2.18 Konstruksi Teras Gulud

c. Teras individu Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap individu tanaman, terutama tanaman tahunan. Jenis teras ini biasa dibangun di areal perkebunan atau pertanaman buah buahan. d. Teras Kebun Teras kebun adalah jenis teras untuk tanaman tahunan, khususnya tanam an pekebunan dan buah-buahan.

Page 28: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 376

Teras dibuat dengan interval yang bervariasi menurut jarak tanam. Pembuatan teras bertujuan untuk: (1) meningkatkan efisiensi penerapan teknik konservasi tanah, dan (2) memfasilitasi pengelolaan lahan di antaranya untuk fasilitas jalan kebun, dan penghematan tenaga kerja da lam pemeliharaan kebun.

5. Melakukan Perbaikan Kesuburan Tanah melalui Pemupukan

Kegiatan pemupukan dimaksudkan untuk memberikan tambahan hara kepada sebidang tanah di sekitar tanaman, agar tanaman mampu melakukan proses-proses fisiologis yakni fotosintesis dan respirasi se cara normal. Melalui proses pe mupukan tersebut diharapkan ke butuhan hara bagi tanaman dapat terpenuhi, sehingga tanaman akan menghasilkan dalam jumlah optimal dan mutu yang baik.

Kegiatan pemupukan di perusahaan perkebunan dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan agar efektif dan efisien. Efektivitas pe mupukan dilakukan dengan mem perhatikan beberapa hal di antaranya adalah daya serap akar tanaman, cara pemberian dan penempatan pupuk, waktu pemberian serta jenis dan dosis pupuk. Proses pemupukan pada tanaman perkebunan kelompok tahunan di bedakan menjadi 2 kategori yaitu: a. Pemupukan pada tanaman belum

menghasilkan atau disingkat TBM b. Pemupukan pada tanaman meng

hasilkan atau disingkat TM Pembahasan tentang pemupukan, akan diberikan contoh kegiatan yang dilaksanakan di perusahaan perke bunan kelapa sawit.

Pada perusahaan perkebunan besar milik BUMN atau swasta, sebelum kegiatan pemupukan, biasanya di awali dengan kegiatan analisis tanah atau analisis daun. Program pemu pukan TM untuk satu tahun ditetap kan atas dasar hasil analisis tanah atau analisis daun. Kegiatan pe ngambilan contoh daun, perusahaan perkebunan telah memiliki kebun khusus untuk bahan analisis tanah atau analisis daun. Di perusahaan perkebunan, biasanya telah menyediakan sekelompok ta naman yang telah ditetapkan sebagai kesatuan contoh tanaman atau disebut KCD. Pembangunan KCD dipergunakan secara permanen/tetap untuk keperluan pengambilan contoh dalam rangka analisis daun, analisis tanah, perhitungan tandan, survei hama dan penyakit. Keseluruhan proses yang berkaitan dengan pe nyediaan sampel daun yang akan dikirim ke laboratorium, dijelaskan Ian Rankine dan Thomas Fairthurst (1998) sebagai berikut: a. Penetapan kesatuan contoh daun Kesatuan contoh daun disingkat KCD ditentukan sebagai berikut: • Tanaman sehat yang digunakan

sebagai titik pengamatan • Dua baris tanaman di pinggir blok

kebun tidak dipakai sebgai titik pengamatan KCD

• Dimulai dari ujung blok hitung 10 baris tanaman dan diberi tanda warna biru pada pohon di ujung baris yang terletak di pinggir jalan.

• Mulai dari tanaman di pinggir jalan tersebut, masuk ke areal dan beri tanda tanaman ke tiga dengan cat warna biru pada pangkal pelepah bawah. Tandanya terdiri dari nomor, baris dan tanaman.

Page 29: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 377

• Maju kedepan 10 tanaman ke mudian beri tanda KCD berikut nya. Demikian seterusnya sampai mencapai ujung dari blok tanam an. Bila KCD terakhir kurang dari 2 tanaman dari ujung blok maka pindah tanaman KCD 1 sampai 2 tanaman ke dalam blok.

• Dari tanaman terakhir, hitung lagi 10 baris tanaman, kemudian ma suk kembali ke dalam blok se banyak 3 tanaman dan beri tanda sebagai KCD pertama pada baris ini. Tim petugas pemberi tanda bergerak melintasi blok dan memberi tanda setiap 10 baris tanaman hingga sampai di ujung blok.

• Hal tersebut dilakukan sampai penandaan pada seluruh tanaman selesai.

• Setiap baris yang ada tanaman KCD-nya maka tanaman di pinggir jalan pada baris tersebut diberi tanda dengan cat warna biru pada pelepah bawah.

• Tanda biru pada tanaman KCD kemudian diberi nomor masing-masing-masing dengan kode tertentu biasanya nomor ini terdiri dari nomor blok dan nomor baris. Misal tanaman KCD blok 66 baris 38 maka diberi kode 66/38. Lihat pada Gambar 9.2.19

• KCD dan kodenya dicatat dan dimasukkan ke dala peta kebun.

Setelah ditentukan tanaman dari KCD yang memenuhi syarat maka akan dilakukan penentuan status hara pada tanaman. Untuk pekerjaan tersebut diperlukan peralatan antara lain dodos atau egrek, pisau tajam dan penggiling daun. Bahan-bahan yang diperlukan adalah kantong plastik dan label, kain lap bersih, dan air destilasi, dan alat tulis.

Semua proses harus dilakukan se cara hati-hati. Untuk menghindari kontaminasi yaitu sebagai berikut:

Pengambilan contoh daun dilakukan antara pukul 0.6.00 dan 12.00. 1. Tentukan tanaman KCD yang

sehat yaitu sejumlah 1 % dari seluruh pertanaman dalam blok.

2. Seluruh tanda defisiensi/ ke kurangan (N,P,K,Mg,B, dan Cu) atau ketidaknormalan yang ada pada tanaman KCD harus di catat pada saat pengumpulan contoh daun.

3. Pelepah *17 ditentukan dengan cara menghitungnya berdasarkan daun pertama (pada pucuk tajuk) yang telah membuka penuh. Kemudian pelepah *17 ini dipotong dengan menggunakan egrek atau dodos.Lihat pada Gambar 9.2.20

4. Pelepah dipotong menjadi tiga bagian sama panjangnya. Bagian pangkal dan ujung dibuang/ disusun pada tumpukan daun, sedangkansisanya digunakan un tuk pengambilan contoh daun.

5. Ambil 6 anak daun dari setiap sisi daun di tengah pelepah. Enam anak daun, 3 berasal dari daun bawah dan 3 daun atas sepan jang tepi pelepah.

6. Contoh daun dari setiap blok dimasukkan ke dalam kantong plastik besar yang telah diberi tanda dengan jelas.

7. Contoh daun ini dikirim ke labo ratorium kebun atau ke ruang penyiapan contoh daun.

8. Anak daun dijadikan satu dan dipotong yaitu 20-30 cm bagian tengahnya yang akan digunakan

9. Contoh daun tidak harus dicuci atau dibersihkan dengan kain basah.

Page 30: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 378

10. Sisa contoh yang berupa anak daun dipotong-potong dengan ukuran 2 cm kemudian diletakkan di atas nampan aluminium untuk dikeringkan.

11. Contoh daun kemudian dikering kan ke dalam oven selama 24 jam pada suhu 65 0C. Untuk menghindari turunnya kadar N daun, suhu dijaga jangan lebih dari 75 0C

12. Setelah pengeringan, contoh daun kemudian diremas dengan tangan atau digiling, kemudian dikemas dalam kantong plastik dan diberi label.

13. Contoh dari setiap tanaman digabung kemudian dimasukkan dalam kantong plastik. Ambilah dua ”sub-sample” dengan berat 200 gram, satu dikirim untuk di analisis dan satu lagi untuk disimpan di tempat dingin dan kering, sebagai cadangan.

14. ”Sub sample” tersebut dimasuk-kan ke dalam kantong platik yang rapat dan diberi tanda jelas, kemudian dibungkus yang rapi dan segera dikirim ke labora-torium tanah.

Kesuburan tanah dan hara tanaman perlu dipantau terus menerus dengan menggunakan data hasil analisis tanah dan data hasil analisis daun sehingga dapat ditentukan apakah terjadi kekurangan hara atau ke lebihan hara.

Pedoman dasar untuk interpretasi hasil analisis tanah dan tanaman disajikan pada Tabel 24. Sedangkan status kadar hara daun kelapa sawit pada tanaman muda (umur kurang 6 tahun) disajikan pada Tabel 25. Kemudian status kadar hara daun kelapa sawit pada tanaman dewasa (umur lebih 6 tahun) disajikan pada Tabel 26.

Atas dasar pedoman interpretasi dan status kadar hara daun pada umur tanaman muda dan dewasa tersebut kemudian defisiensi unsur hara ter tentu cukup atau kelebihan.

Gambar 9.2.19 Kode Tanaman KCD

(Ian Rankine dan Thomas, 2000)

Gambar 9.2.20 Susunan Daun Menunjukkan Pelepah *17 (Ian Rankine dan Thomas, 2000)

Page 31: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 379

Tabel 24 Pedoman Dasar Interpretasi Hasil Analisis Tanah dan Tanaman

Dari Sifat Kimia Tanah

Sifat Sangat rendah

Rendah Sedang Tinggi

pH Organic C (%) Total N (%) Total P (mg/kg) P tersedia (mg/kg) K dapat ditukar (cmol/kg) Mg dapat ditukar (cmol/kg) KTKE (cmol/kg) Respon tanaman

<3,5 <0,8

<0,08 <120 <8,0

<0,08 <0,08 <6,0 pasti

4,0 1,2

0,12 200 15,0 0,20 0,20 12,0

hampir pasti

4,2 1,5

0,15 250 20,0 0,25 0,25 15,0

mungkin

5,5 2,5

0,25 400 25,0 0,30 0,30 18,0

Mungkin

Tabel 25. Status Kadar Hara Daun Kelapa Sawit pada Tanaman Muda ( <6 tahun)

Hara Kahat Optimum Kelebihan

N (%) P (%) K (%) Mg (%) Ca (%) S (%) Cl (%) B (mg/kg) Cu (mg/kg) Zn (mg/kg)

<2,50 <0,15 <1,00 <0,20 <0,30 <0,20 <0,25

<8 <3

<10

2,6-2,9 0,16-0,19

1,1-1,3 0,3-0,45 0,5-0,7 0,3-0,4 0,5-0,7 15-25

5-8 12-18

>3.1 >0,25 >1,8 >0,7 >0,7 >0,6 >0,6 >40 >15 >80

Page 32: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 380

Tabel 26. Status Kadar Hara Daun Kelapa Sawit pada Tanaman Dewasa

(Lebih dari 6 tahun) Hara Kahat Optimum Kelebihan

N (%)

P (%)

K (%)

Mg (%)

Ca (%)

S (%)

Cl (%)

B (mg/kg)

Cu (mg/kg)

Zn (mg/kg)

<2,30

<0,14

<0,75

<0,20

<0,25

<0,20

<0,25

<8

<3

<10

2,4-2,8

0,15-0,19

0,9-1,2

0,25-0,40

0,5-0,75

0,25-0,35

0,5-0,7

15-25

5-8

12-18

>3.0

>0,25

>1,6

>0,7

>1,0

>0,6

>1,0

>40

>15

>80

Rekomendasi pemberian unsur hara pada kelapa sawit adalah sebagai berikut: Pemupukan N

Kondisi Tanaman

Dosis (kg/pohon) N Urea

1. 2-3 thn setelah tanam 2. 5-10 thn setelah tanam 3. Penggantian hara terangkut 4. Tanaman menunjukkan gejala defisiensi

hara

0,25-0,75 1,00-1,50 0,50-0,60 1,50-1,80

0,54-1,63 2,17-3,26 1,00-1,30 3,30-3,90

Pemupukan P

Kondisi Tanaman

Dosis (kg/pohon) P2O5 RP

1. Penggantian hara terangkut 2. Tanaman menunjukkan gejala kahat

hara

0,15-0,20 0,50-0,75

0,50-0,70 1,70-2,50

Pada tanah masam (pH <5,5), P biasanya diberikan dalam bentuk RP. Sumber P yang lebih tersedia seperti TSP dan DAP dapat digunakan jika diperlukan respon tanaman secara cepat (misal pada saat terjadi gejala defisiensi yang berat)

Page 33: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 381

Pemupukan K

Kondisi Tanaman

Dosis (kg/pohon)

K2O MOP 1. Penggantian hara terangkut 2. Tanaman menunjukkan gejala defisiensi hara

0,70-0,90 1,80-3,00

1,20-1,50 3,00-5,00

Pemupukan Mg

Kondisi Tanaman

Dosis (kg/pohon) MgO Kieserit Langbeinit

1. Penggantian hara terangkut 2. Tanaman menunjukkan gejala

defisiensi hara

0,20-0,27 0,54-0,81

0,75-1,00 2,00-3,00

1,10-1,50 3,00-4,50

Pemupukan Cu

Kondisi Tanaman Dosis CuSO4(kg/pohon)

1. Tanah berpasir 2. Tanah gambut

<0,10 0,40-0,50

b. Cara pemupukan Secara umum ada beberapa cara pemupukan yaitu disebar, dibenam kan, dan disemprotkan. Untuk tanam an perkebunan tahunan biasanya dilakukan dengan cara disebarkan secara merata kedalam piringan yang sebelumnya telah dicangkul ringan, kemudian ditutup kembali. Beberapa hal yang harus diperhati kan dalam memupuk tanaman perkebunan tahunan yaitu: • Bersihkan terlebih dahulu piring

an dari rumput, alang-alang dan kotoran lain.

• Pada areal datar semua pupuk ditabur merata mulai 0,5 m dari pohon sampai pinggir piringan

• Pada areal yang berteras, pupuk disebar pada piringan kurang lebih 2/3 dari dosis di bagian dalam teras dekat dinding bukit,

sisanya (1/3 bagian) diberikan pada bagian luar teras. Lihat Gambar 9.2.21 dan 9.2.22

c. Waktu pemupukan Pupuk harus tersedia pada waktu yang ditentukan, sehingga keberada annya tidak menjadikan suatu hambatan bagi tanaman yang akan dipupuk. Waktu terbaik untuk melakukan pemupukan adalah pada saat awal musim penghujan, yaitu pada saat keadaan tanah berada dalam kondisi sangat lembab, tetapi tidak sampai tergenang air. Dengan demikian, pupuk yang diberi kan di masing-masing tanaman da pat segera larut dalam air, sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanam an.

Page 34: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 382

Jumlah air tanah yang sangat baik untuk melarutkan pupuk adalah sekitar 75% dari kapasitas lapang. Hal ini dapat dicapai jika sehari sebelumnya telah terjadi hujan se banyak sekitar 20 mm serta pada bulan-bulan sebelumnya tidak terjadi defisit air. Pemupukan kadang-kadang dilaku kan berdasarkan rekomendasi pemu pukan pada masa TBM, pupuk diaplikasikan sebanyak 3 kali dalam setahun. Untuk pupuk N,P,K,Mg dan Bo dapat diberikan menjelang dan pada akhir musim hujan. Untuk pupuk N dapat diberikan ¾ bagian pada saat menjelang (awal) musim hujan dan ¼ bagian diberikan pada akhir musim hujan. Untuk pupuk P dan K dapat diberikan se banyak ¼ bagian pada saat men jelang (awal) musim hujan dan ¾ bagian lagi pada akhir musim hujan. Untuk pupuk Mg diberikan sebanyak 2/3 bagian pada saat menjelang (awal) musim hujan dan 1/3 bagian lagi dapat diberikan pada akhir musim hujan. Untuk pupuk boraks dapat diberikan sebanyak ½ bagian pada saat menjelang (awal) musim hujan dan ½ bagian lagi dapat diberikan pada saat akhir musim hujan. Namun kadangkala diperoleh rekomendasi yang menganjurkan aplikasi pemupukan pada masa TBM I setiap 2 atau 3 bulan sekali, pada masa TBM II setiam 6 bulan sekali dan masa TBM III hanya satu kali setahun. d. Jenis dan dosis pupuk

Jenis dan dosis pupuk yang diguna kan disesuaikan dengan umur tanaman, jenis tanah dan waktu pemberiannya. Secara umum dosis

pupuk yang digunakan berdasarkan umur tanaman seperti disajikan pada Tabel 29 dan 30.

Gambar 9.2.21 Penyebaran Pupuk SecaraTepat

(Ian Rankine dan Thomas, 2000)

Gambar 9.2.22 Hasil Penyebaran Pupuk

SecaraTepat (Ian Rankine dan Thomas, 2000)

Page 35: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 383

Tabel 27. Pemupukan TBM Kelapa Sawit

Umur Tanaman (bulan)

Dosis pupuk (kg/pohon)

ZA TSP KCl Kieserite Borium

Dalam lubang (0)

1 3 5 8

12 16 20 24 28 32

-

0,10 0,25 0,25 0,25 0,25 0,50 0,50 0,50 0,75 0,75

0,50

- - -

0,50 -

0,50 - -

1,00 -

- -

0,15 0,15 0,25 0,25 0,50 0,50 0,50 0,75 0,75

- -

0,15 0,15 0,15 0,15 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

- - - -

0,02 -

0,03 -

0,05 - -

Tabel 28. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Setelah Umur 3 Tahun

Umur Tanaman (tahun)

Dosis (kg/pohon) Frekuensi Pemberian (Kali per tahun)

ZA

TSP/RP MOP Kieserit/Dolomit

3-5

6-12 >12

0,5-1 0,5-1

0,75-1,5

0,5-1 1-2

0,5-1

0,25-0,5 0,75-1,5 0,75-1

0,5-1 0,5-1

0,25-0,75

ZA (2), RP

(1), TSP (2), MOP (2) dan Kies/Dol (2)

Page 36: Sub-Bab 9.2.Kesuburan Tanah.ok

Agribisnis Tanaman Perkebunan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 384

Tugas Aplikasi Konsep Lakukan pengamatan dari tahapan proses pemupukan suatu tanaman yang belum menghasilkan (TBM) dan pemupukan tanaman yang telah menghasilkan (TM) di suatu areal per kebunan di sekitar sekolah. Catatlah hal-hal sebagai berikut: 1. Jenis pupuk, dosis pupuk , dan

cara pemupukan yang dilakukan. 2. Waktu pemupukan 3. Tata cara/langkah-langkah dalam

pemupukan. 4. Kecepatan kerja pemupukan per

orang per pohon 5. Ketepatan/ efektivitas hasil pemu

pukan 6. Pengawasan yang dilakukan

terhadap pekerja pemupukan 7. Kesalahan-kesalahan yang se

ring dilakukan oleh pekerja pe mupukan

8. Kendala-kendala dalam pelak sanaan pemupukan

9. Sistim upah yang dibayarkan kepada pekerja pemupukan

10. Administrasi pekerjaan pemupuk an

Tugas Penyelesaian Masalah Kita ketahui bahwa areal pertanaman perkebunan adalah sangat luas. Pekerja pemupukan biasanya diberi tugas melakukan pemupukan sesuai dengan batas blok areal pertanaman yang akan di pupuk. Pekerja pemupukan biasanya tenaga lepas dengan pembayaran sistem borongan. Sehingga pekerja ber usaha secara cepat menyelesaikan pekerjaannya, tetapi kualitas diabai kan.

Untuk memperoleh hasil kerja pe mupukan yang efektif dan efisien, maka pekerjaan pemupukan harus dilakukan pengawasan. Dari kasus yang diuraikan di atas maka jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas. 1. Bila Anda sebagai Mandor kebun,

bagaimanakah Anda melakukan pengarahan terhadap para pe kerja? Jelaskan!

2. Dalam pelaksanaan pengawas an terhadap pekerjaan pemu pukan, apakah Anda bedakan antara daerah di bagian tepi blok dan di tengah blok. Jelaskan!

3. Kecurangan-kecurangan apa saja yang biasa Anda temukan ketika melakukan pengawasan terhadap pekerja pemupukan?

4. Tindakan apa yang Anda lakukan terhadap pekerja yang telah melakukan kesalahan/ kecurang an dalam pemupukan ?

5. Apa akibat dari pengambilan sam pel daun untuk analisis pe mupukan yang sembarangan?

6. Tindakan apa yang harus Anda lakukan untuk mencegah peker jaan poin 5 tersebut?