makalah kesuburan tanah “kompos”
DESCRIPTION
MAKALAH KESUBURAN TANAH, KOMPOS, PENGERTIAN KOMPOS, CARA PEMBUATAN KOMPOS, JENIS-JENIS KOMPOSTRANSCRIPT
MAKALAH KESUBURAN TANAH
KOMPOS
Disusun Oleh:
Kelompok IV
T. ANGGI RIZKI AMANSYAH NONG 201111010FERI CHANDRA 201111004IRMAN 201111016
SUPRIYADI 201111061HADI PRIYA WIYATNO 201111050DECKY RADITYANATA 201111034
PROGRAM STUDI
BUDIDAYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
POLITEKNIK KELAPA SAWIT CITRA WIDYA EDUKASI
2011
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKompos telah digunakan secara luas selama ratusan tahun dan telah terbukti
mampu menangani limbah pertanian sekaligus berfungsi sebagai pupuk alami.
Masyarakat Cina, Jepang, dan masyarakat Asia lainnya telah membuat kompos
sejak 4000 tahun yang lalu. Mereka mencoba mengembalikan sampah yang
dihasilkan dari aktivitasnya ke dalam tanah kembali dengan cara menimbunnya
menjadi kompos. Selain lingkungan menjadi bersih, sampah yang sudah menjadi
kompos ini mampu memperbaiki lahan pertanian. Satu cara yang sangat efektif
untuk memproses kembali bahan-bahan yang tidak terpakai menjadi bahan yang
sangat bermanfaat seperti kompos.
1.2 PengertianKompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-
bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau
anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan proses
pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara
biologis, khususnya oleh mikrobamikroba yang memanfaatkan bahan organik
sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses
alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi
membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan
aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
1.3 Manfaat Kompos
1. Memperbaiki Produktivitas Tanah
Kompos mempunyai peranan sangat
penting bagi tanah karena dapat
mempertahankan dan meningkatkan
kesuburan tanah melalui perbaikan sifat
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 1
kimia, fisik dan biologinya. Penambahan kompos ke dalam tanah dapat
memperbaiki stuktur, tekstur, dan lapisan tanah sehingga akan memperbaiki
keadaan aerasi, drainase, absorbsi panas, kemampuan daya serap tanah terhadap
air, serta berguna untuk mengendalikan erosi tanah. Kompos juga dapat
menggantikan unsur hara tanah yang hilang akibat terbawa oleh tanaman ketika
dipanen atau terbawa aliran air permukaan (erosi).
2. Mengurangi Pencemaran Lingkungan.
Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan sampah karena merupakan
sumber pencemaran. Permasalahan sampah timbul karena tidak seimbangnya
produksi sampah dengan pengolahannya dan semakin menurunnya daya dukung
alam sebagai tempat pembuangan sampah. Di satu pihak, jumlah sampah terus
bertambah dengan laju yang cukup cepat, sedangkan dilain pihak kemampuan
pengolahan sampah masih belum memadai.
Beberapa masalah yang dapat ditimbulkan sampah sebagai berikut :
1. Sampah yang bercecer dan masuk kedalam selokan akan menyumbat saluran
dan mengakibatkan banjir pada musim hujan. Keadaan seperti ini sudah
sering terjadi di beberapa kota di Indonesia.
2. Peningkatan jumlah sampah akan menimbulkan masalah dalam mencari
tempat pembuangan sampah yang baru. Tempat yang dijadikan lokasi
penimbunan sampah akan menjadi daerah yng kumuh dan kotor. Didalamnya
akan menjadi tempat berkembangnya organisme patogen yang berbahaya
bagi kesehatan manusia.
3. Sampah yang terlalu lama ditimbun akan menghasilkan bau yang tidak enak
dan akan mengganggu kesehatan orang yang tinggal disekitarnya. Air yang
dikeluarkan dari timbunan sampah juga dapat mencemari air sungai, air
sumur, dan air tanah.
3. Meningkatkan Kesuburan TanahUpaya yang dapat dilakukan untuk membatasi hilangnya unsur hara dan
mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan cara mendaur ulang limbah
organik, seperti limbah dari kandang peternakan, kotoran manusia, sisa tanaman
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 2
atau sisa pengolahan tanaman. Hasil daur ulang limbah organik tersebut
dikembalikan ke lahan baik secara langsung maupun setelah diolah menjadi
kompos atau difermentasikan. Dengan memanfaatkan pupuk organik, unsur hara
dalam tanah bisa diperbaiki atau ditingkatkan. Akibatnya, kehilangan unsur hara
akibat terbawa air hujan atau menguap ke udara dapat ditekan.
Komponen kompos yang paling berpengaruh terhadap sifat kimiawi tanah
adalah kandungan humusnya. Humus dalam kompos mengandung unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Humus yang menjadi asam humat atau jenis asam lainnya
dapat melarutkan zat besi (Fe) dan aluminium (Al) sehingga fosfat yang terikat
besi dan aluminium akan lepas dan dapat diserap oleh tanaman. Selain itu, humus
merupakan penyangga kation yang dapat mempertahankan unsur hara sebagai
bahan makanan untuk tanaman. Kandungan kimiawi kompos dapat dilihat di
dalam tabel 1.
Tabel 1. Analisis kimia kompos
Bahan Kadar
Nitrogen (%) 1,33P2O5 (%) 0,83K2O (%) 0,36Humus (%) 53,70Kalsium (%) 5,61Zat besi (%) 2,1Seng (ppm) 285Timah (ppm) 575Tembaga (ppm) 65Kadmium (ppm) 5pH 7,2
Sumber: Ir. Djuarnani Nan, M.Sc. dkk. 2005
Kompos juga berfungsi sebagai pemasok makanan bagi mikroorganisme di
dalam tanah seperti kapang, bakteri, Actinomycetes, dan protozoa sehingga dapat
meningkatkan dan mempercepat proses dekomposisi bahan organik.
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 3
1.4 Keunggulan
Menurut Djuarnani Nan. Dkk (2005), pupuk organik atau kompos memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pupuk yang lain.
Berikut beberapa keunggulan pupuk organik atau kompos.
1. Mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap, walaupun jumlahnya
sedikit.
2. Dapat memperbaiki struktur tanah dengan cara sebagai berikut:
- Menggemburkan dan meningkatkan ketersediaan bahan organik di dalam
tanah.
- Meningkatkan daya serap tanah terhadap air dan zat hara.
- Memperbaiki kehidupan mikroorganisme di dalam tanah dengan cara
menyediakan bahan makanan bagi mikroorganisme tersebut.
- Memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tidak mudah terpencar.
- Memperbaiki drainase dan tata udara di dalam tanah.
- Membantu proses pelapukan bahan mineral.
- Melindungi tanah terhadap kerusakan yang disebabkan erosi.
- Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK)
3. Beberapa tanaman yang menggunakan kompos lebih tahan terhadap serangan
penyakit.
4. Menurunkan aktivitas mikroorganisme tanah yang merugikan.
1.5 Kelemahan KomposMenurut Djuarnani Nan. Dkk (2005), kompos disamping memiliki keunggulan
juga memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain:
- Jarang tersedia dalam jumlah yang banyak, karena pembuatannya terbatas.
- Waktu pengerjaannya yang membutuhkan waktu lama.
- Dosis yang diberikan cukup tinggi dibandingkan dengan pupuk anorganik
atau pupuk buatan pabrik.
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 4
1.6 Kandungan Unsur Hara
Secara umum, kandungan unsur hara yang terdapat pada kompos yaitu:
Bahan Kadar
Nitrogen (%) 1,33P2O5 (%) 0,83K2O (%) 0,36Humus (%) 53,70Kalsium (%) 5,61Zat besi (%) 2,1Seng (ppm) 285Timah (ppm) 575Tembaga (ppm) 65Kadmium (ppm) 5pH 7,2
Sumber: Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor.
Komposisi karbon (C) dan nitrogen (N) pada beberapa bahan organik
Jenis Bahan Rasio C/N (g/g)
Kadar Air (%)
Jumlah C (%)
Jumlah N (%)
Potongan Kertas 20 85 6 0,3Gulma 19 85 6 0,3Daun 60 40 24 0,4Kertas 170 10 36 0,2Limbah buah-buahan 35 80 8 0,2Serbuk gergaji 450 15 34 0,08Kotoran ayam 7 20 30 4,3Sekam alas kandang ayam
10 30 25 2,5
Jerami padi 100 10 36 0,4Kotoran sapi 12 50 20 1,7Urin manusia - - - 0,9 (/100ml)Sumber: Rynk, 1992
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 5
BAB II
PEMBUATAN KOMPOS
2.1 Bahan Pembuatan KomposMenurut Djuarnani Nan, dkk (2005), pada dasarnya semua bahanbahan
organik padat dapat dikomposkan, misalnya: limbah organik rumah tangga,
sampahsampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-
limbah pertanian, limbahlimbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik
gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll.
A. Berdasarkan Komponen yang Dikandungnya
1. Bahan Organik Lunak
Bahan organik dikatakan lunak jika bahan tersebut sebagian besar terdiri dari
air. Bahan yang termasuk kedalam kategori ini adalah buah buahan, sayur-
sayuran, limbah kebun termasuk potongan rumput dan dedaunan, serta limbah
dapur.
2. Bahan Organik Keras
Bahan organik keras memiliki kadar air relatif rendah dibandingkan dengan
jumlah total berat bahan tersebut. Contoh bahan organik keras adalah dedaunan
segar, bunga, dan hasil pemotongan pagar hidup.
3. Bahan Selulosa
Bahan selulosa merupakan bahan yang stuktur selularnya sebagian besar
terdiri dari selulosa dan lignin dengan kadar air yang relatif rendah. Bahan ini
akan didekomposisikan bakteri dengan sangat lambat, bahkan tidak sama sekali.
Contoh bahan selulosa adalah sisipan kayu, jerami padi, daun kering, kulit pohon
dan kertas.
4. Limbah Protein
Limbah protein merupan limbah yang mengandung banyak protein, seperti kotoran hewan, limbah dari pemotongan hewan, dan limbah makanan. Limbah
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 6
yang banyak mengandung protein ini merupakan bahan pembuat kompos yang sangat bagus karena kandungan nutrisinya baik untuk pertumbuhan tanaman.
5. Limbah Manusia
Limbah manusia dan hewan yang dimaksud adalah kotoran (feses). Kotoran
ini sangat disenangi mikroorganisme.
B. Berdasarkan Asal Bahannya
1. Limbah Pertanian- Limbah dan residu tanaman, contohnya jerami padi, sekam padi, gulma,
batang dan tongkol jagung, serta potongan pagar tanaman.
- Semua bagian vegetatif tanaman, contohnya batang pisang, sabut kelapa dan
dedaunan.
- Limbah dan residu ternak, contohnya kotoran, limbah cair, dan limbah
pakan.
- Pupuk hijau, contohnya lamtoro, orok-orok, lupin, turi, dan rumput gajah.
- Tanaman air, contohnya azolla, eceng gondok, gulma air, dan ganggang
biru.
- Penambat nitrogen, contohnya mikoriza, rizobium, dan biogas.
2. Limbah Industri- Limbah padat, contohnya kayu, kertas, serbuk gergaji, ampas tebu, limbah
kelapa sawit, limbah pengalengan makanan, dan limbah dari pemotongan
hewan.
- Limbah cair, contohnya alkohol, limbah dari pengolahan kertas, dan limbah
dari pengolahan minyak kelapa.
3. Limbah Rumah Tangga- Sampah, contohnya tinja, urine, sampah rumah tangga, sampah kota, dan
limbah dapur.
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 7
- Garbage diartikan sebagai limbah yang berasal dari tumbuhan hasil
pemeliharaan dan budi daya, dapur rumah tangga, pusat perbelanjaan, pasar,
dan restoran atau tempat yang menjual masakan olahan.
- Rubbish mengandung berbagai limbah padat yang mudah terbakar yang
berasal dari rumah, pusat perbelanjaan, dan kantor.
2.2 Proses PengomposanProses pengomposan akan segera berlangsung setelah bahanbahan mentah
dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahaptahap awal proses, oksigen dan senyawasenyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat.
Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan
meningkat hingga diatas 50o-70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu.
Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba
yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan
organik yang sangat aktif. Mikrobamikroba di dalam kompos dengan
menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan
panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-
angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat
lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan
akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat
mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 8
Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor (2008)
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengomposani
Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain:
1. Rasio C/N
Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30:1
hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan
menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40
mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila
rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein
sehingga dekomposisi berjalan lambat.
2. Ukuran Partikel
Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaan
area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan
proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan
besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan
dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut.
3. Aerasi
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 9
Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen
(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang
menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam
tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh porositas dan kandungan air bahan
(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang
akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan
melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.
4. Porositas
Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam tumpukan kompos.
Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total.
Rongga-rongga mi akan diisi oleh air dan udara. Udara akan mensuplai Oksigen
untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan
oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu.
5. Kelembaban (Moisture Content)
Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses
metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay
oksigen. Mikroorganisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan
organik tersebut larut di dalam air. Kelembaban 40 - 60% adalah kisaran
optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembaban di bawah 40%,
aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada
kelembaban 15%. Apabila kelembaban lebih besar dan 60%, hara akan tercuci,
volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan
tenjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.
6. Temperatur
Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara
peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan
semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses
dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan
kompos. Temperatur yang berkisar antara 30-60°C menunjukkan aktivitas
pengomposan yang cepat. Suhu yang Iebih tinggi dan 60°C akan membunuh
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 10
sebagian mikroba dan hanya mikroba Thermofilik saja yang akan tetap bertahan
hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen
tanaman dan benih-benih gulma.
7. Derajat Keasaman (pH)
Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang
optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran
ternak umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses pengomposan sendiri
akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri.
Sebagai contoh, proses pelepasan asam. Secara temporer atau lokal, akan
menyebabkan penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dan
senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-
fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati
netral.
8. Kandungan Unsur Hara
Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan bisanya
terdapat di dalam kompos-kompos dan peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan
oleh mikroba selama proses pengomposan.
9. Kandungan Bahan Berbahaya
Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-bahan yang berbahaya
bagi kehidupan mikroba. Logam-logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr
adalah beberapa bahan yang termasuk kategori mi. Logam-logam berat akan
mengalami imobilisasi selama proses pengomposan.
Kondisi yang optimal untuk mempercepat proses pengomposan (Ryak, 1992)
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 11
10. Lama pengomposan
Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang
dikomposakan, metode pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau tanpa
penambahan aktivator pengomposan. Secara alami pengomposan akan
berlangsung dalam waktu beberapa minggu sampai 2 tahun hingga kompos
benar-benar matang.
1). Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor (2008)
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 12
BAB III
PEMBUATAN KOMPOS KONVENSIONAL2
Kompos konvensional disebut juga dengan kompos tradisional. Dinamakan
kompos tradisional karena pembuatannya dilakukan secara tradisional. Kompos
tradisional dapat berasal dan bahan berupa sampah kota atau sisa pertanian.
Berikut ini beberapa jenis kompos yang dibuat secara tradisional.
3.1 Pupuk Hijau- Tanaman hijau berbatang keras dicincang menjadi ukuran yang lebih kecil.
- Pupuk hijau dibenamkan. Pada tanah berat (dataran tinggi) dibenamkan
sedalam 5-15 cm dan pada tanah ringan (daerah pantai atau dataran rendah)
10-20 cm.
3.2 Pengomposan Sistem Keranjang- Persiapkan bahan berupa bambu yang lebarnya 2-3 cm, pancang dari bambu
yang panjangnya 30 cm, sampah dapur, sisa tanaman, daun lamtoro, daun
legiminosae, dan pupuk kandang.
- Siapkan bedengan kebun.
- Buat lubang ditengah bedengan dengan kedalaman 12 cm dan 30 cm. jarak
antar lubang 1 m.
- Tancapkan pancang di sekeliling lubang
dengan jumlah pancang ganjil.
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 13
Memasang pancang
Lubang untuk menampung sampah
- Buat keranjang dengan menganyam bilah bambu dengan pancang yang telah
ditancapkan.
- Sampah organik dan pupuk kandang dimasukkan ke dalam keranjang yang
telah dibuat. Di lapisan atasnya dimasukkan bahan yang akan dijadikan
kompos.
- Tanam bibit tanaman dengan jarak 15-20 cm dari sekeliling keranjang.
3.3 Pengomposan Sistem Penimbunan- Sampah diangkut dari tempat penampungan sampah ke tempat
pengomposan.
- Sampah organik dipilih atau disortasi
- Sampah dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil (panjang 5 cm)
- Buat bak penampungan dengan lebar 2,5 m, tinggi 1,5 m, dan panjang sesuai
dengan jumlah sampah organik yang dipakai.
- Buat menjadi tiga lapisan, lapisan pertama terdiri
dari sisa pertanian seperti jerami. Lapisan kedua
berupa rerumputan setebal 15 cm. Lapisan ketiga
berupa kotoran ternak dicampur dengan tanah dan
inokulan jamur dengan jumlah 4,5 kg, 3,5 kg dan
4,5 kg hingga tumpukan mencapai tinggi 1,5 m.
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 14
Lapisan bahan kompos dalam bak.
Menanam bibit tanaman
Memasukkan bahan organik
- Lakukan pembalikan sampah organik.
- Lakukan penyiraman jika bahan kompos terlalu kering disertai pembalikan.
- Pantau temperatur dengan menggunakan termometer yang ditanam sedalam
70-90 cm di dalam kompos.
- Kompos yang sudah jadi diayak.
3.4 Pembuatan Kompos Dengan Bantuan Cacing- Pilih bahan yang berserat tinggi seperti jerami, batang pisang, dan sabut
kelapa.
- Bahan tersebut diangin-anginkan selama 2-3 minggu dan lakukan
pembalikan dan penyiraman sebanyak dua kali selama proses tersebut.
- Bahan kompos diletakkan dalam kantong plastik.
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 15
Memantau temperatur kompos
Media kascing
Persiapan bahan. Dilakukan dengan cara memasukan semua bahan kascing ke dalam wadah plastik
- Bahan kompos diberi cacing.
- Pelihara cacing selama enam minggu dengan pakan berupa sayuran yang
digilling atau kotoran ternak.
- Lakukan pemanenan setelah seluruh bahan habis dimakan cacing dan
tampak butiran kotoran cacing pada bahan tersebut.
- Produk yang dihasilkan dikeringkan kemudian diayak.
2) Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor (2008)
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 16
Memasukkan cacing. Dilakukan setelah media tanam siap digunakan
Sumber makanan untuk cacing. Bisa berupa kotoran ternak
Memanen kascing. Dilakukan dengan cara menumpuk bahan seperti gundukan dan membiarkannya di bawah sinar matahari hingga semua cacing keluar
BAB IV
KESIMPULAN
Kompos sangat berperan penting bagi tanaman, karena selain banyak
mengandung unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman. Kompos juga dapat
memperbaiki tekstur tanah dan juga dapat meningkatkan serta mempertahankan
kesuburan tanah. Kompos juga dapat menggantikan unsur hara tanah yang hilang
akibat terbawa oleh aliran pemukaan akibat erosi dan hujan. Selain itu, kompos juga
memiliki beberapa manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek, antara lain aspek
ekonomi, lingkungan, sosial, dan aspek bagi tanah atau tanaman.
Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 17