makalah kesuburan tanah “kompos”

24
MAKALAH KESUBURAN TANAH KOMPOS Disusun Oleh: Kelompok IV T. ANGGI RIZKI AMANSYAH NONG 201111010 FERI CHANDRA 201111004 IRMAN 201111016 SUPRIYADI 201111061 HADI PRIYA WIYATNO 201111050 DECKY RADITYANATA 201111034 PROGRAM STUDI

Upload: feri-chandra

Post on 29-May-2015

3.061 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

MAKALAH KESUBURAN TANAH, KOMPOS, PENGERTIAN KOMPOS, CARA PEMBUATAN KOMPOS, JENIS-JENIS KOMPOS

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah kesuburan tanah “kompos”

MAKALAH KESUBURAN TANAH

KOMPOS

Disusun Oleh:

Kelompok IV

T. ANGGI RIZKI AMANSYAH NONG 201111010FERI CHANDRA 201111004IRMAN 201111016

SUPRIYADI 201111061HADI PRIYA WIYATNO 201111050DECKY RADITYANATA 201111034

PROGRAM STUDI

BUDIDAYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

POLITEKNIK KELAPA SAWIT CITRA WIDYA EDUKASI

Page 2: Makalah kesuburan tanah “kompos”

2011

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 2

Page 3: Makalah kesuburan tanah “kompos”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKompos telah digunakan secara luas selama ratusan tahun dan telah terbukti

mampu menangani limbah pertanian sekaligus berfungsi sebagai pupuk alami.

Masyarakat Cina, Jepang, dan masyarakat Asia lainnya telah membuat kompos

sejak 4000 tahun yang lalu. Mereka mencoba mengembalikan sampah yang

dihasilkan dari aktivitasnya ke dalam tanah kembali dengan cara menimbunnya

menjadi kompos. Selain lingkungan menjadi bersih, sampah yang sudah menjadi

kompos ini mampu memperbaiki lahan pertanian. Satu cara yang sangat efektif

untuk memproses kembali bahan-bahan yang tidak terpakai menjadi bahan yang

sangat bermanfaat seperti kompos.

1.2 PengertianKompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-

bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai

macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau

anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan proses

pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara

biologis, khususnya oleh mikrobamikroba yang memanfaatkan bahan organik

sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses

alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi

membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan

aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.

1.3 Manfaat Kompos

1. Memperbaiki Produktivitas Tanah

Kompos mempunyai peranan sangat

penting bagi tanah karena dapat

mempertahankan dan meningkatkan

kesuburan tanah melalui perbaikan sifat

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 1

Page 4: Makalah kesuburan tanah “kompos”

kimia, fisik dan biologinya. Penambahan kompos ke dalam tanah dapat

memperbaiki stuktur, tekstur, dan lapisan tanah sehingga akan memperbaiki

keadaan aerasi, drainase, absorbsi panas, kemampuan daya serap tanah terhadap

air, serta berguna untuk mengendalikan erosi tanah. Kompos juga dapat

menggantikan unsur hara tanah yang hilang akibat terbawa oleh tanaman ketika

dipanen atau terbawa aliran air permukaan (erosi).

2. Mengurangi Pencemaran Lingkungan.

Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan sampah karena merupakan

sumber pencemaran. Permasalahan sampah timbul karena tidak seimbangnya

produksi sampah dengan pengolahannya dan semakin menurunnya daya dukung

alam sebagai tempat pembuangan sampah. Di satu pihak, jumlah sampah terus

bertambah dengan laju yang cukup cepat, sedangkan dilain pihak kemampuan

pengolahan sampah masih belum memadai.

Beberapa masalah yang dapat ditimbulkan sampah sebagai berikut :

1. Sampah yang bercecer dan masuk kedalam selokan akan menyumbat saluran

dan mengakibatkan banjir pada musim hujan. Keadaan seperti ini sudah

sering terjadi di beberapa kota di Indonesia.

2. Peningkatan jumlah sampah akan menimbulkan masalah dalam mencari

tempat pembuangan sampah yang baru. Tempat yang dijadikan lokasi

penimbunan sampah akan menjadi daerah yng kumuh dan kotor. Didalamnya

akan menjadi tempat berkembangnya organisme patogen yang berbahaya

bagi kesehatan manusia.

3. Sampah yang terlalu lama ditimbun akan menghasilkan bau yang tidak enak

dan akan mengganggu kesehatan orang yang tinggal disekitarnya. Air yang

dikeluarkan dari timbunan sampah juga dapat mencemari air sungai, air

sumur, dan air tanah.

3. Meningkatkan Kesuburan TanahUpaya yang dapat dilakukan untuk membatasi hilangnya unsur hara dan

mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan cara mendaur ulang limbah

organik, seperti limbah dari kandang peternakan, kotoran manusia, sisa tanaman

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 2

Page 5: Makalah kesuburan tanah “kompos”

atau sisa pengolahan tanaman. Hasil daur ulang limbah organik tersebut

dikembalikan ke lahan baik secara langsung maupun setelah diolah menjadi

kompos atau difermentasikan. Dengan memanfaatkan pupuk organik, unsur hara

dalam tanah bisa diperbaiki atau ditingkatkan. Akibatnya, kehilangan unsur hara

akibat terbawa air hujan atau menguap ke udara dapat ditekan.

Komponen kompos yang paling berpengaruh terhadap sifat kimiawi tanah

adalah kandungan humusnya. Humus dalam kompos mengandung unsur hara yang

dibutuhkan tanaman. Humus yang menjadi asam humat atau jenis asam lainnya

dapat melarutkan zat besi (Fe) dan aluminium (Al) sehingga fosfat yang terikat

besi dan aluminium akan lepas dan dapat diserap oleh tanaman. Selain itu, humus

merupakan penyangga kation yang dapat mempertahankan unsur hara sebagai

bahan makanan untuk tanaman. Kandungan kimiawi kompos dapat dilihat di

dalam tabel 1.

Tabel 1. Analisis kimia kompos

Bahan Kadar

Nitrogen (%) 1,33P2O5 (%) 0,83K2O (%) 0,36Humus (%) 53,70Kalsium (%) 5,61Zat besi (%) 2,1Seng (ppm) 285Timah (ppm) 575Tembaga (ppm) 65Kadmium (ppm) 5pH 7,2

Sumber: Ir. Djuarnani Nan, M.Sc. dkk. 2005

Kompos juga berfungsi sebagai pemasok makanan bagi mikroorganisme di

dalam tanah seperti kapang, bakteri, Actinomycetes, dan protozoa sehingga dapat

meningkatkan dan mempercepat proses dekomposisi bahan organik.

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 3

Page 6: Makalah kesuburan tanah “kompos”

1.4 Keunggulan

Menurut Djuarnani Nan. Dkk (2005), pupuk organik atau kompos memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pupuk yang lain.

Berikut beberapa keunggulan pupuk organik atau kompos.

1. Mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap, walaupun jumlahnya

sedikit.

2. Dapat memperbaiki struktur tanah dengan cara sebagai berikut:

- Menggemburkan dan meningkatkan ketersediaan bahan organik di dalam

tanah.

- Meningkatkan daya serap tanah terhadap air dan zat hara.

- Memperbaiki kehidupan mikroorganisme di dalam tanah dengan cara

menyediakan bahan makanan bagi mikroorganisme tersebut.

- Memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tidak mudah terpencar.

- Memperbaiki drainase dan tata udara di dalam tanah.

- Membantu proses pelapukan bahan mineral.

- Melindungi tanah terhadap kerusakan yang disebabkan erosi.

- Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK)

3. Beberapa tanaman yang menggunakan kompos lebih tahan terhadap serangan

penyakit.

4. Menurunkan aktivitas mikroorganisme tanah yang merugikan.

1.5 Kelemahan KomposMenurut Djuarnani Nan. Dkk (2005), kompos disamping memiliki keunggulan

juga memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain:

- Jarang tersedia dalam jumlah yang banyak, karena pembuatannya terbatas.

- Waktu pengerjaannya yang membutuhkan waktu lama.

- Dosis yang diberikan cukup tinggi dibandingkan dengan pupuk anorganik

atau pupuk buatan pabrik.

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 4

Page 7: Makalah kesuburan tanah “kompos”

1.6 Kandungan Unsur Hara

Secara umum, kandungan unsur hara yang terdapat pada kompos yaitu:

Bahan Kadar

Nitrogen (%) 1,33P2O5 (%) 0,83K2O (%) 0,36Humus (%) 53,70Kalsium (%) 5,61Zat besi (%) 2,1Seng (ppm) 285Timah (ppm) 575Tembaga (ppm) 65Kadmium (ppm) 5pH 7,2

Sumber: Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor.

Komposisi karbon (C) dan nitrogen (N) pada beberapa bahan organik

Jenis Bahan Rasio C/N (g/g)

Kadar Air (%)

Jumlah C (%)

Jumlah N (%)

Potongan Kertas 20 85 6 0,3Gulma 19 85 6 0,3Daun 60 40 24 0,4Kertas 170 10 36 0,2Limbah buah-buahan 35 80 8 0,2Serbuk gergaji 450 15 34 0,08Kotoran ayam 7 20 30 4,3Sekam alas kandang ayam

10 30 25 2,5

Jerami padi 100 10 36 0,4Kotoran sapi 12 50 20 1,7Urin manusia - - - 0,9 (/100ml)Sumber: Rynk, 1992

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 5

Page 8: Makalah kesuburan tanah “kompos”

BAB II

PEMBUATAN KOMPOS

2.1 Bahan Pembuatan KomposMenurut Djuarnani Nan, dkk (2005), pada dasarnya semua bahanbahan

organik padat dapat dikomposkan, misalnya: limbah organik rumah tangga,

sampahsampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-

limbah pertanian, limbahlimbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik

gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll.  

A. Berdasarkan Komponen yang Dikandungnya

1. Bahan Organik Lunak

Bahan organik dikatakan lunak jika bahan tersebut sebagian besar terdiri dari

air. Bahan yang termasuk kedalam kategori ini adalah buah buahan, sayur-

sayuran, limbah kebun termasuk potongan rumput dan dedaunan, serta limbah

dapur.

2. Bahan Organik Keras

Bahan organik keras memiliki kadar air relatif rendah dibandingkan dengan

jumlah total berat bahan tersebut. Contoh bahan organik keras adalah dedaunan

segar, bunga, dan hasil pemotongan pagar hidup.

3. Bahan Selulosa

Bahan selulosa merupakan bahan yang stuktur selularnya sebagian besar

terdiri dari selulosa dan lignin dengan kadar air yang relatif rendah. Bahan ini

akan didekomposisikan bakteri dengan sangat lambat, bahkan tidak sama sekali.

Contoh bahan selulosa adalah sisipan kayu, jerami padi, daun kering, kulit pohon

dan kertas.

4. Limbah Protein

Limbah protein merupan limbah yang mengandung banyak protein, seperti kotoran hewan, limbah dari pemotongan hewan, dan limbah makanan. Limbah

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 6

Page 9: Makalah kesuburan tanah “kompos”

yang banyak mengandung protein ini merupakan bahan pembuat kompos yang sangat bagus karena kandungan nutrisinya baik untuk pertumbuhan tanaman.

5. Limbah Manusia

Limbah manusia dan hewan yang dimaksud adalah kotoran (feses). Kotoran

ini sangat disenangi mikroorganisme.

B. Berdasarkan Asal Bahannya

1. Limbah Pertanian- Limbah dan residu tanaman, contohnya jerami padi, sekam padi, gulma,

batang dan tongkol jagung, serta potongan pagar tanaman.

- Semua bagian vegetatif tanaman, contohnya batang pisang, sabut kelapa dan

dedaunan.

- Limbah dan residu ternak, contohnya kotoran, limbah cair, dan limbah

pakan.

- Pupuk hijau, contohnya lamtoro, orok-orok, lupin, turi, dan rumput gajah.

- Tanaman air, contohnya azolla, eceng gondok, gulma air, dan ganggang

biru.

- Penambat nitrogen, contohnya mikoriza, rizobium, dan biogas.

2. Limbah Industri- Limbah padat, contohnya kayu, kertas, serbuk gergaji, ampas tebu, limbah

kelapa sawit, limbah pengalengan makanan, dan limbah dari pemotongan

hewan.

- Limbah cair, contohnya alkohol, limbah dari pengolahan kertas, dan limbah

dari pengolahan minyak kelapa.

3. Limbah Rumah Tangga- Sampah, contohnya tinja, urine, sampah rumah tangga, sampah kota, dan

limbah dapur.

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 7

Page 10: Makalah kesuburan tanah “kompos”

- Garbage diartikan sebagai limbah yang berasal dari tumbuhan hasil

pemeliharaan dan budi daya, dapur rumah tangga, pusat perbelanjaan, pasar,

dan restoran atau tempat yang menjual masakan olahan.

- Rubbish mengandung berbagai limbah padat yang mudah terbakar yang

berasal dari rumah, pusat perbelanjaan, dan kantor.

2.2 Proses PengomposanProses pengomposan akan segera berlangsung setelah bahanbahan mentah

dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahaptahap awal proses, oksigen dan senyawasenyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat.

Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan

meningkat hingga diatas 50o-70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu.

Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba

yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan

organik yang sangat aktif. Mikrobamikroba di dalam kompos dengan

menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan

panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-

angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat

lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama   proses pengomposan

akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat

mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 8

Page 11: Makalah kesuburan tanah “kompos”

Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor (2008)

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengomposani

Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain:

1. Rasio C/N

Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30:1

hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan

menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40

mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila

rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein

sehingga dekomposisi berjalan lambat.

2. Ukuran Partikel

Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaan

area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan

proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan

besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan

dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut.

3. Aerasi

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 9

Page 12: Makalah kesuburan tanah “kompos”

Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen

(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang

menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam

tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh porositas dan kandungan air bahan

(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang

akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan

melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.

4. Porositas

Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam tumpukan kompos.

Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total.

Rongga-rongga mi akan diisi oleh air dan udara. Udara akan mensuplai Oksigen

untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan

oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu.

5. Kelembaban (Moisture Content)

Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses

metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay

oksigen. Mikroorganisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan

organik tersebut larut di dalam air. Kelembaban 40 - 60% adalah kisaran

optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembaban di bawah 40%,

aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada

kelembaban 15%. Apabila kelembaban lebih besar dan 60%, hara akan tercuci,

volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan

tenjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.

6. Temperatur

Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara

peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan

semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses

dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan

kompos. Temperatur yang berkisar antara 30-60°C menunjukkan aktivitas

pengomposan yang cepat. Suhu yang Iebih tinggi dan 60°C akan membunuh

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 10

Page 13: Makalah kesuburan tanah “kompos”

sebagian mikroba dan hanya mikroba Thermofilik saja yang akan tetap bertahan

hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen

tanaman dan benih-benih gulma.

7. Derajat Keasaman (pH)

Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang

optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran

ternak umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses pengomposan sendiri

akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri.

Sebagai contoh, proses pelepasan asam. Secara temporer atau lokal, akan

menyebabkan penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dan

senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-

fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati

netral.

8. Kandungan Unsur Hara

Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan bisanya

terdapat di dalam kompos-kompos dan peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan

oleh mikroba selama proses pengomposan.

9. Kandungan Bahan Berbahaya

Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-bahan yang berbahaya

bagi kehidupan mikroba. Logam-logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr

adalah beberapa bahan yang termasuk kategori mi. Logam-logam berat akan

mengalami imobilisasi selama proses pengomposan.

Kondisi yang optimal untuk mempercepat proses pengomposan (Ryak, 1992)

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 11

Page 14: Makalah kesuburan tanah “kompos”

10. Lama pengomposan

Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang

dikomposakan, metode pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau tanpa

penambahan aktivator pengomposan. Secara alami pengomposan akan

berlangsung dalam waktu beberapa minggu sampai 2 tahun hingga kompos

benar-benar matang.

1). Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor (2008)

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 12

Page 15: Makalah kesuburan tanah “kompos”

BAB III

PEMBUATAN KOMPOS KONVENSIONAL2

Kompos konvensional disebut juga dengan kompos tradisional. Dinamakan

kompos tradisional karena pembuatannya dilakukan secara tradisional. Kompos

tradisional dapat berasal dan bahan berupa sampah kota atau sisa pertanian.

Berikut ini beberapa jenis kompos yang dibuat secara tradisional.

3.1 Pupuk Hijau- Tanaman hijau berbatang keras dicincang menjadi ukuran yang lebih kecil.

- Pupuk hijau dibenamkan. Pada tanah berat (dataran tinggi) dibenamkan

sedalam 5-15 cm dan pada tanah ringan (daerah pantai atau dataran rendah)

10-20 cm.

3.2 Pengomposan Sistem Keranjang- Persiapkan bahan berupa bambu yang lebarnya 2-3 cm, pancang dari bambu

yang panjangnya 30 cm, sampah dapur, sisa tanaman, daun lamtoro, daun

legiminosae, dan pupuk kandang.

- Siapkan bedengan kebun.

- Buat lubang ditengah bedengan dengan kedalaman 12 cm dan 30 cm. jarak

antar lubang 1 m.

- Tancapkan pancang di sekeliling lubang

dengan jumlah pancang ganjil.

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 13

Memasang pancang

Lubang untuk menampung sampah

Page 16: Makalah kesuburan tanah “kompos”

- Buat keranjang dengan menganyam bilah bambu dengan pancang yang telah

ditancapkan.

- Sampah organik dan pupuk kandang dimasukkan ke dalam keranjang yang

telah dibuat. Di lapisan atasnya dimasukkan bahan yang akan dijadikan

kompos.

- Tanam bibit tanaman dengan jarak 15-20 cm dari sekeliling keranjang.

3.3 Pengomposan Sistem Penimbunan- Sampah diangkut dari tempat penampungan sampah ke tempat

pengomposan.

- Sampah organik dipilih atau disortasi

- Sampah dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil (panjang 5 cm)

- Buat bak penampungan dengan lebar 2,5 m, tinggi 1,5 m, dan panjang sesuai

dengan jumlah sampah organik yang dipakai.

- Buat menjadi tiga lapisan, lapisan pertama terdiri

dari sisa pertanian seperti jerami. Lapisan kedua

berupa rerumputan setebal 15 cm. Lapisan ketiga

berupa kotoran ternak dicampur dengan tanah dan

inokulan jamur dengan jumlah 4,5 kg, 3,5 kg dan

4,5 kg hingga tumpukan mencapai tinggi 1,5 m.

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 14

Lapisan bahan kompos dalam bak.

Menanam bibit tanaman

Memasukkan bahan organik

Page 17: Makalah kesuburan tanah “kompos”

- Lakukan pembalikan sampah organik.

- Lakukan penyiraman jika bahan kompos terlalu kering disertai pembalikan.

- Pantau temperatur dengan menggunakan termometer yang ditanam sedalam

70-90 cm di dalam kompos.

- Kompos yang sudah jadi diayak.

3.4 Pembuatan Kompos Dengan Bantuan Cacing- Pilih bahan yang berserat tinggi seperti jerami, batang pisang, dan sabut

kelapa.

- Bahan tersebut diangin-anginkan selama 2-3 minggu dan lakukan

pembalikan dan penyiraman sebanyak dua kali selama proses tersebut.

- Bahan kompos diletakkan dalam kantong plastik.

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 15

Memantau temperatur kompos

Media kascing

Persiapan bahan. Dilakukan dengan cara memasukan semua bahan kascing ke dalam wadah plastik

Page 18: Makalah kesuburan tanah “kompos”

- Bahan kompos diberi cacing.

- Pelihara cacing selama enam minggu dengan pakan berupa sayuran yang

digilling atau kotoran ternak.

- Lakukan pemanenan setelah seluruh bahan habis dimakan cacing dan

tampak butiran kotoran cacing pada bahan tersebut.

- Produk yang dihasilkan dikeringkan kemudian diayak.

2) Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor (2008)

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 16

Memasukkan cacing. Dilakukan setelah media tanam siap digunakan

Sumber makanan untuk cacing. Bisa berupa kotoran ternak

Memanen kascing. Dilakukan dengan cara menumpuk bahan seperti gundukan dan membiarkannya di bawah sinar matahari hingga semua cacing keluar

Page 19: Makalah kesuburan tanah “kompos”

BAB IV

KESIMPULAN

Kompos sangat berperan penting bagi tanaman, karena selain banyak

mengandung unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman. Kompos juga dapat

memperbaiki tekstur tanah dan juga dapat meningkatkan serta mempertahankan

kesuburan tanah. Kompos juga dapat menggantikan unsur hara tanah yang hilang

akibat terbawa oleh aliran pemukaan akibat erosi dan hujan. Selain itu, kompos juga

memiliki beberapa manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek, antara lain aspek

ekonomi, lingkungan, sosial, dan aspek bagi tanah atau tanaman.

Makalah Kesuburan Tanah “Kompos” | 17