sua aprme baur an senin, 8 mei 2017 seruan perdamaian dari ... filesekarang tentunya membutuhkan...

1
5 Suara Pembaruan Senin, 8 Mei 2017 Politik & Hukum [MEDAN] Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menggelar pertemuan dan silaturahmi dengan para tokoh dan alim ulama se- Sumatera Utara, Sabtu (6/5) malam. Dalam kesempatan itu, Surya Paloh mengingatkan pentingnya memper- tahankan ideologi kebangsaan yakni Pancasila. "Indonesia tidak boleh berubah menjadi seperti Seperti negeri-neg- eri lain. Kita setuju dengan peruba- han zaman, kita juga menyambut kemajuan teknologi. Tapi satu yang tidak kita setujui jika Indonesia berubah (Ideologi). Inilah misi besar kita," kata Surya Paloh, di Asrama Haji, Medan, Sumatera Utara. Diingatkan Surya, seluruh mas- yarakat Indonesia memiliki tang- gungjawab terhadap maju mundurnya perkembangan kehidupan kebang- saan di Tanah Air. Bukan hanya kelompok, agama atau golongan manapun. Menurutnya, umat Islam di Indonesia sebagai umat yang rah- matan lil alamin harus mampu menjadi pencerah dan membawa kesejukan serta kasih dan sayang, tidak hanya bagi penganutnya, tetapi juga bagi umat lain di seluruh pelosok negeri. "Umat Islam di Indonesia adalah Islam yang rahmatan lil alamin yang memberikan cahaya kehidupan yang tidak terbatas pada kelompok- nya saja. Semua harus dilandasi oleh solidaritas dan toleransi,” ucap Surya di hadapan sekitar 1.500 alim ulama yang hadir. Diingatkan Surya, Islam di mana pun tidak mengatur aturan sempit yang menolak adanya perbedaan. Dasar utama Islam adalah keikhlasan bagi seluruh penganutnya dan bisa menerima perbedaan serta menja- dikan perbedaan tersebut sebuah kekuatan yang dapat membangun kehidupan berbangsa dan bernegara melalui ideologi Pancasila. "Pancasila sudah menjadi pem- ersatu bangsa Indonesia. Situasinya sekarang tentunya membutuhkan pengertian yang lebih jauh dari umat Islam itu sendiri," ujarnya. Dikatakan, Indonesia merupakan negara yang paling kaya akan sum- ber daya alam (SDA). Namun diakui, bangsa Indonesia justru masih jauh tertinggal dengan bangsa lain yang memiliki SDA sedikit. Hal tersebut, menurut Surya, terjadi karena dua faktor utama yakni masalah kepemimpinan dan sudah lunturnya sikap kegotongroy- ongan nasional. "Diperlukan kehadiran pemimpin yang baik. Pemimpin itu tidak hanya satu. Para alim ulama itu juga pem- impin. Kita semua pemimpin, mulai dari yang terkecil yaitu keluarga. Negeri ini memerlukan pem- impin-pemimpin yang baik. Kalau pemimpin yang tidak baik, susah untuk bangkit," ucap Surya. Ketua FKUB Sumatera Utara, Ustadz Maratua Simanjuntak, men- gakui, umat Islam khususnya yang berada di Sumatera Utara tetap menginginkan persatuan dan kesat- uan dengan kelompok maupun agama lain. Menurutnya ideologi Pancasila hingga kini dan kedepannya masih relevan dijadikan pedoman hidup seluruh umat Islam dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. "Sampai saat ini Pancasila masih relevan dan tetap menjaga keutuhan umat beragama di Indonesia. Kita tidak perlu permasalahkan masalah- masalah kecil yang muncul, terlebih dari organisasi-organisasi Islam yang transnasional. Sebaliknya, kita hormati ormas nasional yang tahu betul kebutuhan umat Islam saat ini," ucapnya. Kawal Pemerintah Dalam kesempatan tersebut, Surya Paloh memerintahkan seluruh kadernya untuk terus menjaga jalannya pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sesuai dengan komitmen awal yang dikeluarkan partai. Dukungan terhadap pemerintahan Jokowi, diakui Surya, telah menja- dikan Partai Nasdem sebagai bagian dari partai pemerintah. Oleh sebab itu, sebagai partai pemerintah juga harus memberikan dukungan penuh atas berlangsungnya pemerintahan. "Kader Nasdem di seluruh wilayah nusantara ini mempunyai tugas yang memang diniatkan dan dikhususkan untuk meyakinkan kalangan di luar Nasdem. Paling tidak untuk tetap bersimpati dan memiliki kepercayaan kepada seo- rang Jokowi," katanya. Dukungan Partai Nasdem kepada Jokowi, menurut Surya, karena selama ini seluruh politik gagasan Partai yang dipimpinnya sejalan dengan pemikiran Jokowi. "Political gagasan kita sejalan (dengan Jokowi). Dengan harapan dapat didayagunakan lebih efektif apabila ada kehadiran pemerintah. Presiden Jokowi adalah sahabat yang betul-betul sahabat Nasdem hingga saat ini,” ujar Surya. Surya menyadari, dalam perkem- bangan kondisi nasional kebangsaan saat ini, ada berbagai pikiran dan pandangan yang coba dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menurunkan reputasi, prestasi dan seluruh nilai positif pemerintahan jokowi. Surya mengkhawatirkan, jika kondisi ini terus dibiarkan, maka pikiran-pikiran tersebut akan lebih mempunyai daya nalar yang kuat yang bisa menjalar kemana-mana. Dijelaskan Surya, saat ini bangsa Indonesia membutuhkan solidaritas persatuan nasional. Bukan hanya berhenti pada persatuan kelompok ataupun golongan tertentu. Baik itu persatuan agama, suku, ras, maupun latarbelakang tertentu. "Kelompok ini kebetulan berada di kelompok mayoritas. Nasdem sebagai partai nasional mempunyai kekhawatiran yang amat sangat. Komitmen kita juga adalah menjaga pluralisme, menjaga kema- jemukan agama, suku maupun etnis," ujar Surya. Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua NU Sumut Ustadz Afifuddin Lubis, tokoh Islam Ustadz Salim Pane atau yang akrab disapa Ustadz Sampan, tokoh nasional NU Effendy Choirie atau yang akrab disapa Gus Choi, Ketua Garda Pemuda Nasdem Prananda Paloh, tokoh Muhamadiyah, perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan lain-lain. [Y-7] Ideologi Bangsa Harus Terus Dipertahankan [MAGELANG] Tokoh lintas agama menyerukan semua elemen yang hidup di Bumi Nusantara harus berdamai dengan keberagaman dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Seruan tersebut menjadi benang merah dalam Borobudur International Conference dengan tema The Inspiration for World Peace and Harmony yang berlangsung di Pelataran Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah, Sabtu (6/5). Acara yang dihadiri sejumlah biksu dari Tibet tersebut juga mendatangkan tokoh-tokoh agama, antara lain Ketua PB Nahdlatul Ulama (NU) KH Marsudi Suyud, Pendeta Albertus, rohaniawan Katolik Franz Magnis Suseno, tokoh agama Hindu Mayjen TNI Wisnu Bawa Yenaya, Bhikkhu Santacitto dan Kyabje Dagri Rinpoche tokoh Budha dari Nepal. Dalam pernyataannya, Marsudi Syuhud mengungkapkan Candi Borobudur merupakan bukti bahwa umat Islam di Indonesia bisa dan mampu hidup berdampingan dalam keragaman dengan umat beragama lain. Dia memastikan, NU sebagai bagian dari pendiri bangsa akan terus merawat semangat Bhineka Tunggal Ika. Kebinekaan di Indonesia adalah fakta pemberian dari Tuhan yang Maha Esa. Berkaca pada konflik atau perang antarumat, antarumat seagama, dan perang di negara-negara Timur Tengah yang tidak kunjung selesai, maka semua pendatang baru di Nusantara harus mampu beradaptasi dengan keberagamaan agar mampu hidup damai bersama- sama. Franz Magnis Suseno menyebutkan, Borobudur International Conference tersebut merupakan kegiatan untuk menunjukkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia hidup dalam kebersamaan. Dia pun menyebutkan bahwa saat ini bangsa Indonesia terancam oleh kelompok fundamental, yang tidak saja berbasis agama, tetapi juga kelompok nonagama, termasuk gerakan politik penuh kebencian. “Agama-agama mesti menanggulangi bersama, menolak segala kebencian dan kekerasan dan memper- juangkan perdamaian,” ucap Romo Magnis. Keragaman agama dan budaya yang disertai perbedaan pandangan justru menjadi rahmat bagi umat manusia dan kekuatan penyembuhan harus bisa dirasakan oleh setiap orang sebagai kekuatan positif. Sedangkan Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya menyebut candi termegah di Indonesia itu, menjadi bukti bahwa peradaban dibangun oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Borobudur sekaligus menjadi inspirasi bagi kekuatan persatuan, saling asah, asih, dan asuh. Dia menambahkan Kepala Sangha Theravada Indonesia Biksu Sri Pannyavaro Mahathera juga meminta umat Budha di Indonesia untuk mawas diri dalam menghadapi ancaman intoleransi. Jangan sampai umat Budha membalas dengan kemarahan, kejengkelan, dan kebencian. Sikap menuntut dan menyalahkan pihak lain, serta menilai bahwa orang lain tidak toleran, hanya menimbulkan kasak-kusuk. Upaya mengelola diri ke dalam, menjadi langkah yang penting dalam menghadapi ancaman intoleransi, radikalisme, dan disintergrasi bangsa. Kepala Wihara Mendut tersebut, mengatakan keserakahan, kebencian, iri hati, dan arogansi mengakibatkan bencana atau masalah sosial. Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Edy Setijono mengatakan bahwa penyelenggaraan “Borobudur International Conference” menjadi forum penting. Dalam acara ini, para pemuka lintas agama dan berbagai komunitas berdialog dan menyampaikan pandangan atas isu-isu sosial serta kemanusiaan dari perspektif masing-masing. [152] Seruan Perdamaian dari Borobudur SP/FUSKA SANI EVANI Para tokoh agama yang hadir dan memberikan masukan dalam Borobudur International Conference dengan tema The Inspiration for World Peace and Harmony yang berlangsung di Pelataran Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah, Sabtu (6/5). ANTARA Surya Paloh

Upload: lamliem

Post on 11-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sua aPrme baur an Senin, 8 Mei 2017 Seruan Perdamaian dari ... filesekarang tentunya membutuhkan pengertian yang lebih jauh dari umat Islam itu sendiri," ujarnya. Dikatakan, Indonesia

5Sua ra Pem ba ru an Senin, 8 Mei 2017 Politik & Hukum

[MEDAN] Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menggelar pertemuan dan silaturahmi dengan para tokoh dan alim ulama se-Sumatera Utara, Sabtu (6/5) malam. Dalam kesempatan itu, Surya Paloh mengingatkan pentingnya memper-tahankan ideologi kebangsaan yakni Pancasila.

"Indonesia tidak boleh berubah menjadi seperti Seperti negeri-neg-eri lain. Kita setuju dengan peruba-han zaman, kita juga menyambut kemajuan teknologi. Tapi satu yang tidak kita setujui jika Indonesia berubah (Ideologi). Inilah misi besar kita," kata Surya Paloh, di Asrama Haji, Medan, Sumatera Utara.

Diingatkan Surya, seluruh mas-yarakat Indonesia memiliki tang-gungjawab terhadap maju mundurnya perkembangan kehidupan kebang-saan di Tanah Air. Bukan hanya kelompok, agama atau golongan manapun.

Menurutnya, umat Islam di Indonesia sebagai umat yang rah-matan lil alamin harus mampu menjadi pencerah dan membawa kesejukan serta kasih dan sayang, tidak hanya bagi penganutnya, tetapi juga bagi umat lain di seluruh pelosok negeri.

"Umat Islam di Indonesia adalah Islam yang rahmatan lil alamin yang memberikan cahaya kehidupan yang tidak terbatas pada kelompok-nya saja. Semua harus dilandasi

oleh solidaritas dan toleransi,” ucap Surya di hadapan sekitar 1.500 alim ulama yang hadir.

Diingatkan Surya, Islam di mana pun tidak mengatur aturan sempit yang menolak adanya perbedaan. Dasar utama Islam adalah keikhlasan bagi seluruh penganutnya dan bisa menerima perbedaan serta menja-dikan perbedaan tersebut sebuah kekuatan yang dapat membangun kehidupan berbangsa dan bernegara melalui ideologi Pancasila.

"Pancasila sudah menjadi pem-ersatu bangsa Indonesia. Situasinya sekarang tentunya membutuhkan pengertian yang lebih jauh dari umat Islam itu sendiri," ujarnya.

Dikatakan, Indonesia merupakan negara yang paling kaya akan sum-

ber daya alam (SDA). Namun diakui, bangsa Indonesia justru masih jauh tertinggal dengan bangsa lain yang memiliki SDA sedikit.

Hal tersebut, menurut Surya, terjadi karena dua faktor utama yakni masalah kepemimpinan dan sudah lunturnya sikap kegotongroy-ongan nasional.

"Diperlukan kehadiran pemimpin yang baik. Pemimpin itu tidak hanya satu. Para alim ulama itu juga pem-impin. Kita semua pemimpin, mulai dari yang terkecil yaitu keluarga. Negeri ini memerlukan pem-impin-pemimpin yang baik. Kalau pemimpin yang tidak baik, susah untuk bangkit," ucap Surya.

Ketua FKUB Sumatera Utara, Ustadz Maratua Simanjuntak, men-gakui, umat Islam khususnya yang berada di Sumatera Utara tetap menginginkan persatuan dan kesat-uan dengan kelompok maupun agama lain.

Menurutnya ideologi Pancasila hingga kini dan kedepannya masih relevan dijadikan pedoman hidup seluruh umat Islam dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

"Sampai saat ini Pancasila masih relevan dan tetap menjaga keutuhan umat beragama di Indonesia. Kita tidak perlu permasalahkan masalah-masalah kecil yang muncul, terlebih dari organisasi-organisasi Islam yang transnasional. Sebaliknya, kita

hormati ormas nasional yang tahu betul kebutuhan umat Islam saat ini," ucapnya.

Kawal PemerintahDalam kesempatan tersebut,

Surya Paloh memerintahkan seluruh kadernya untuk terus menjaga jalannya pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sesuai dengan komitmen awal yang dikeluarkan partai.

Dukungan terhadap pemerintahan Jokowi, diakui Surya, telah menja-dikan Partai Nasdem sebagai bagian dari partai pemerintah. Oleh sebab itu, sebagai partai pemerintah juga harus memberikan dukungan penuh atas berlangsungnya pemerintahan.

"Kader Nasdem di seluruh wilayah nusantara ini mempunyai tugas yang memang diniatkan dan dikhususkan untuk meyakinkan kalangan di luar Nasdem. Paling tidak untuk tetap bersimpati dan memiliki kepercayaan kepada seo-rang Jokowi," katanya.

Dukungan Partai Nasdem kepada Jokowi, menurut Surya, karena selama ini seluruh politik gagasan Partai yang dipimpinnya sejalan dengan pemikiran Jokowi.

"Political gagasan kita sejalan (dengan Jokowi). Dengan harapan dapat didayagunakan lebih efektif apabila ada kehadiran pemerintah. Presiden Jokowi adalah sahabat yang betul-betul sahabat Nasdem hingga saat ini,” ujar Surya.

Surya menyadari, dalam perkem-bangan kondisi nasional kebangsaan saat ini, ada berbagai pikiran dan pandangan yang coba dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menurunkan reputasi, prestasi dan seluruh nilai positif pemerintahan jokowi.

Surya mengkhawatirkan, jika kondisi ini terus dibiarkan, maka pikiran-pikiran tersebut akan lebih mempunyai daya nalar yang kuat yang bisa menjalar kemana-mana.

Dijelaskan Surya, saat ini bangsa Indonesia membutuhkan solidaritas persatuan nasional. Bukan hanya berhenti pada persatuan kelompok ataupun golongan tertentu. Baik itu persatuan agama, suku, ras, maupun latarbelakang tertentu.

"Kelompok ini kebetulan berada di kelompok mayoritas. Nasdem sebagai partai nasional mempunyai kekhawatiran yang amat sangat.

Komitmen kita juga adalah menjaga pluralisme, menjaga kema-jemukan agama, suku maupun etnis," ujar Surya.

Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua NU Sumut Ustadz Afifuddin Lubis, tokoh Islam Ustadz Salim Pane atau yang akrab disapa Ustadz Sampan, tokoh nasional NU Effendy Choirie atau yang akrab disapa Gus Choi, Ketua Garda Pemuda Nasdem Prananda Paloh, tokoh Muhamadiyah, perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan lain-lain. [Y-7]

Ideologi Bangsa Harus Terus Dipertahankan

[MAGELANG] Tokoh lintas agama menyerukan semua elemen yang hidup di Bumi Nusantara harus berdamai dengan keberagaman dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Seruan tersebut menjadi benang merah da l am Borobudur International Conference dengan tema The Inspiration for World Peace and Harmony yang berlangsung di Pelataran Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah, Sabtu (6/5).

Acara yang dihadiri sejumlah biksu dari Tibet tersebut juga mendatangkan tokoh-tokoh agama, antara lain Ketua PB Nahdlatul Ulama (NU) KH Marsudi Suyud, Pendeta Albertus, rohaniawan Katolik Franz Magnis Suseno, tokoh agama Hindu Mayjen TNI Wisnu Bawa Yenaya, Bhikkhu Santacitto dan Kyabje Dagri Rinpoche tokoh Budha dari Nepal.

Dalam pernyataannya, M a r s u d i S y u h u d mengungkapkan Candi Borobudur merupakan bukti bahwa umat Islam di Indonesia bisa dan mampu hidup b e r d a m p i n g a n d a l a m keragaman dengan umat beragama lain.

Dia memastikan, NU sebagai bagian dari pendiri bangsa akan terus merawat

semangat Bhineka Tunggal Ika. Kebinekaan di Indonesia adalah fakta pemberian dari Tuhan yang Maha Esa. Berkaca pada konflik atau perang antarumat, antarumat seagama, dan perang di negara-negara Timur Tengah yang tidak kunjung selesai, maka semua pendatang baru di Nusantara harus mampu beradaptasi dengan keberagamaan agar mampu hidup damai bersama-

sama.Franz Magnis Suseno

menyebutkan, Borobudur International Conference tersebut merupakan kegiatan untuk menunjukkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia hidup dalam kebersamaan.

Dia pun menyebutkan bahwa saat ini bangsa Indonesia terancam oleh kelompok fundamental, yang tidak saja

berbasis agama, tetapi juga kelompok nonagama, termasuk gerakan politik penuh kebencian. “Agama-agama mesti menanggulangi bersama, menolak segala kebencian dan kekerasan dan memper-juangkan perdamaian,” ucap Romo Magnis.

Keragaman agama dan budaya yang disertai perbedaan pandangan justru menjadi rahmat bagi umat manusia dan

kekuatan penyembuhan harus bisa dirasakan oleh setiap orang sebagai kekuatan positif.

S e d a n g k a n K e t u a Parisadha Hindu Dharma Indonesia Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya menyebut candi termegah di Indonesia itu, menjadi bukti bahwa peradaban dibangun oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Borobudur sekaligus menjadi inspirasi bagi kekuatan

persatuan, saling asah, asih, dan asuh.

Dia menambahkan Kepala Sangha Theravada Indonesia Biksu Sri Pannyavaro Mahathera juga meminta umat Budha di Indonesia untuk mawas diri dalam menghadapi ancaman intoleransi. Jangan sampai umat Budha membalas d e n g a n k e m a r a h a n , kejengkelan, dan kebencian.

Sikap menuntut dan menyalahkan pihak lain, serta menilai bahwa orang lain tidak toleran, hanya menimbulkan kasak-kusuk. Upaya mengelola diri ke dalam, menjadi langkah y a n g p e n t i n g d a l a m menghadap i ancaman intoleransi, radikalisme, dan disintergrasi bangsa.

Kepala Wihara Mendut t e r sebu t , menga takan keserakahan, kebencian, iri h a t i , d a n a r o g a n s i mengakibatkan bencana atau masalah sosial.

Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Edy Setijono mengatakan bahwa penyelenggaraan “Borobudur International Conference” menjadi forum penting. Dalam acara ini, para pemuka lintas agama dan berbagai komunitas berdialog dan menyampaikan pandangan atas isu-isu sosial serta kemanusiaan dari perspektif masing-masing. [152]

Seruan Perdamaian dari Borobudur

sp/fuska sani evani

Para tokoh agama yang hadir dan memberikan masukan dalam Borobudur international Conference dengan tema The inspiration for World peace and Harmony yang berlangsung di pelataran Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah, sabtu (6/5).

anTara

Surya Paloh