studi kasus pabrik gula

18
Pabrik Gula Kebon Agung merupakan industri swasta yang bergerak pada bidang pengolahan tebu menjadi gula kristal. PG. Kebon Agung terletak di jl. Kebonagung, Malang. Wilayah pabrik meluputi 20 kecamatan. Waktu produksi pabrik 24 jam selama 180 hari. Setiap harinya PG. Kebon Agung dapat menggiling sampai 1100 truk tebu/ hari. BAGAN PROSES PEMBUATAN GULA PG KEBON AGUNG MALANG Tebu 100% Air ambibisi 19-27% STASIUN GILINGAN Ampas 32- 33% Nira mentah 87- 94% STASIUN KETEL Larutan kapur 0,18-0,21% STASIUN PEMURNIAN Blotong 3-4% Belerang 0,008- 0,09% NIRA Nira encer 84-90% Air kondensat 62- STASIUN PENGUAPAN

Upload: adityafebrynurpratam

Post on 21-Nov-2015

178 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

aa

TRANSCRIPT

Pabrik Gula Kebon Agung merupakan industri swasta yang bergerak pada bidang pengolahan tebu menjadi gula kristal. PG. Kebon Agung terletak di jl. Kebonagung, Malang. Wilayah pabrik meluputi 20 kecamatan. Waktu produksi pabrik 24 jam selama 180 hari. Setiap harinya PG. Kebon Agung dapat menggiling sampai 1100 truk tebu/ hari.

BAGAN PROSES PEMBUATAN GULA

PG KEBON AGUNG

MALANG

Tebu 100%

Air ambibisi 19-27% STASIUN GILINGANAmpas 32-

33%

Nira mentah 87-94%

STASIUN KETEL

Larutan kapur 0,18-0,21%STASIUN PEMURNIANBlotong 3-4%

Belerang 0,008-0,09%NIRA

Nira encer 84-90%

Air kondensat 62-

STASIUN PENGUAPAN

Nira kental 22-26%

Air kondensat 13-16%

STASIUN MASAKAN

Masecuite 40-44%

Sirup 31-35%

STASIUN PUTERANTetes 4-5%

Gula produk SHS 6-8%

STASIUN PEMBUNGKUSAN

GUDANG

Dari hasil proses prosuksi gula kebon agung didapatkan limbah sebagai berikut :

limbah cair (air sisa produksi)

limbah padat (ampas)

limbah gas (asap-asap mesin)

Dengan adanya limbah tersebut maka Pabrik Gula Kebon Agung perlu melakukan upaya penerapan system produksi bersih untuk meminimalisasi limbah-limbah yang terbentuk. Teknologi yang dipakai adalah penerapan daur ulang, sehingga dapat dilakukan zero waste. Zero wasteadalah suatu konsep yang mendukung segala tindakan atau usaha agar sama sekali tidak menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan (Sarbi, 2008). Sedangkan menurut Sulaiman (2008),zero wasteadalah aktivitas meniadakan limbah dari suatu produksi dengan cara pengelolaan proses produksi yang terintegrasi dengan minimisasi, segregasi dan pengolahan limbah. Penerapanzero wastepenting dilakukan agar dampak negatif limbah dapat diminimalisir dan dampak yang menguntungkan dapat dimaksimalkan dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara sistem produksi dengan lingkungan hidup. Salah satunya dengan memanfaatkan limbah untuk dapat digunakan bagi keperluan industri yang bersangkutan atau dimanfaatkan sebagai bahan baku/bahan pembantu industri lainnya.Berdasarkan jenis senyawanya, limbah pertanian merupakan jenis limbah organik karena mengandung unsur karbon (C). Hasil pembusukan limbah organik oleh mikroorganisme sebagian besar adalah berupa gas metan (CH4) yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.Produk limbah yang dihasilkan dari pabrik gula berupa limbah padat (blotong, ampas tebu dan abu ampas tebu), limbah cair dan limbah gas. Termasuk produk samping yang memberikan potensi ekonomi.BlotongBlotong adalah limbah padat pabrik gula yang berasal dari stasiun pemurnian, berbentuk seperti tanah berpasir berwarna hitam, memiliki bau tidak sedap jika masih basah. Blotong masihmemilikisifat dan kandungan zat yang masih berguna dan bermanfaat. Disamping itu, kelebihan limbah biomassa ini adalah mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi. Pada tahun 2003, dalam satu proses produksi di PG. Kebon Agung menghasilkan blotong sebanyak 21 ribu ton (Solihin dalam Afriyanto 2011). Blotong basah mempunyai kadar air 50 70%, dalam sehari dapat dihasilkan 3,8 4% dari jumlah tebu yang digiling (Siregar, 2010). Tabel 2 menyajikan komposisi blotong kering (kadar air 25%) olehLaboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik Bandung.Tabel 2.Komposisi Kimia Blotong KeringUnsurKadar Kandungan

Nitrogen (N)1,4 %

Posphat (P)3,03 %

Kalium (K)0,7 %

Kalsium (Ca)16,2 %

Sulfat (SO3)6,42 %

Ampas tebu (bagasse)64,00 %

Kalor bakar3,319 kkal / kg

Sumber : BBPPIBB dalam Afriyanto, 2011.

Pemanfaatan Blotong1.Bahan pembuatan bata betonBata beton ini menggunakan bahan baku semen, pasir dan blotong setelah dibakar. Blotong digunakan untuk mensubstitusi semen sehingga penggunaan semen dapat dikurangi dan menghasilkan produk dengan harga lebih murah. Denganpenambahan abu blotong 30% dari berat semen yang seharusnya, mampu menghasilkan bata beton dengan kuat tekan 100 kg/cm2. Sedangkan bata beton dengan kuat tekan 70 kg/cm2dihasilkan dari penambahan abu blotong 44 50% (Moenir dkk, 1997).2.Briket biomassaBriket adalah bahan bakar alternatif pengganti dan termasuk dalam sumber energi terbarukan. Penggunaan briket biomassa dapat mengganti fungsiminyak tanahdan LPG. Blotong dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku briket karena memiliki nilai kalor cukup tinggi 3,319 kkal/kg (tabel 2). Kualitas briket blotong berbahan perekat tetes tebu (molases) disajikan pada tabel 3.

Tabel 3.Perbandingan Kualitas Briket Blotong, Briket Arang Kayu dan ParafinParameterSatuanBriket blotongBriket arang kayu (pasar)ParafinSNI 01-6235-2000

Suhu api / bara yang dihasilkanC357,22 - 496, 11489,17506,53

Laju pembakarangram/menit0,73 - 0,931,153,33

Nilai kalorkal/gram1615 - 19954546> 5000

Kerapatangram/cm30,86 - 1,04

Kadar zat terbang%24,93 - 28,50143,970< 15

Kadar abu%35,40 - 51,279,660< 8

Kadar air%9,00 - 13,4011,7010,10< 8

Sumber : Afriyanto, 2011 & SNI 01-6235-2000.Karakteristik briket bermutu baik adalah memiliki kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, laju pembakaran yang rendah, tetapi memiliki kerapatan, nilai kalor yang tinggi, begitu pula suhu api/bara yang dihasilkan juga tinggi. Kerapatan tinggi dapat meningkatkan nilai kalor. Namun, kerapatan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan briket sulit terbakar. Sebaliknya, briket dengan kerapatan terlalu rendah mengakibatkan briket cepat habis dalam pembakarannya karena bobot yang lebih rendah.3.Bahan baku komposBlotong dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kompos karena blotong mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanah. Untuk memperkaya unsur nitrogen, proses pengomposan blotong dicampur dengan abu ampas tebu yang juga merupakan limbah padat pabrik gula dengan perbandingan abu ampas tebu : blotong adalah 1 : 3. Kandungan hara kompos blotong dan abu ampas tebu disajikan pada tabel 4.

Tabel 4.Kompos Blotong dan Abu Ampas TebuParameterSatuanHasil PengujianSNI 19-7030 -2004

Nitrogen (N)%1,37> 0,40

Phosphat (P2O5)%1,81> 0,10

Kalium (K2O)%2,22> 0,20

Besi (Fe)%0,49< 2,00

Calsium (Ca)%2,56< 25,50

Magnesium Oksida (MgO)%0,53< 0,60

Manganesse (Mn)%0,06< 0,10

pH 10 % larutan-7,16,80 - 7,49

Zinc (Zn)ppm80,99< 500

Tembaga (Cu)ppm44,01< 100

Carbon Organik%16,489,80 - 32,00

C/N Ratio%12,0310,00 - 20,00

Sumber : Astuti, 2006 & SNI 19-7030-2004.

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa kualitas kompos yang dihasilkan sudah memenuhi kriteria kompos dari SNI 19-7030-2004. Pemberian ke tanaman tebu sebanyak 100 ton kompos per hektar dapat meningkatkan bobot dan rendemen tebu secara signifikan (Astuti, 2006).Ampas TebuAmpas tebu adalah suatu residu dari proses penggilingan tanaman tebu setelah diekstrak atau dikeluarkan niranya pada industri pemurnian gula sehingga diperoleh hasil samping sejumlah besar produk limbah berserat dan mempunyai tingkat higroskopis tinggi yang disebut ampas tebu (baggase). Ampas tebu dihasilkan dari 32% tebu atau sekitar 10,2 juta ton/tahun atau per musim giling se-Indonesia. Sebagian besar ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar ketel untuk memproduksi energi. Sisanya terhampar di lahan pabrik sebagai limbah padat yang merugikan lingkungan jika tidak dimanfaatkan. Ampas tebu mudah terbakar karena mengandung air, gula, serat dan mikroba sehingga bila tertumpuk akan terfermentasi dan melepaskan panas. Jika suhu tumpukan mencapai 94C akan terjadi kebakaran spontan (Syahputra dkk, 2011). Adapun komposisi kimia ampas tebu disajikan pada tabel 5.

Tabel 5.Komposisi Kimia Ampas TebuUnsurKadar kandungan

Karbon ( C )47,0 %

Hidrogen (H)6,5 %

Oksigen (O)44,0 %

Abu2,5 %

Kalor1825 kkal /kg (2,5% gula)

Protein kasar1,01 - 2,11 %

Serat kasar43 - 52 %

Kecernaan< 25 %

Kadar NDF (Neutral Detergent Fiber)84,2 %

Kadar ADF (Acid Detergent Fiber)51%

Hemiselulosa33,2 %

Selulosa40,3 %

Lignin11,2 %

Nilai kalor7600 kJ/kg (kadar air 50%)

Sumber : Christiyanto dan Subrata, 2005.

Pemanfaatan Ampas Tebu1.Penghasil listrikIndustri gula memiliki potensi listrik dan telah diimplementasikan di banyaknegara. Teknologi pembangkit listrik yang masih banyak digunakan di Indonesia adalah teknologi konvensionalBackpressure Turbines. Teknologi ini menggunakan uap bertekanan rendah menengah(