stikes jenderal a. yani yogyakarta perpustakaanrepository.unjaya.ac.id/750/1/afri...

38
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN HUBUNGAN LAMA HEMODIALISA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI UNIT HEMODIALISA RSUD WATES SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta Disusun Oleh : Afri Kurniasari NIM 3207001 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN YOGYAKARTA 2011

Upload: tranphuc

Post on 10-Aug-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HUBUNGAN LAMA HEMODIALISA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI

HEMODIALISA DI UNIT HEMODIALISA RSUD WATES

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta

Disusun Oleh :

Afri Kurniasari

NIM 3207001

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

YOGYAKARTA 2011

Page 2: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Page 3: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

RELATIONSHIP LONG HEMODIALYSIS WITH THE LEVEL OF ANXIETY PATIENTS UNDERGOING HEMODIALYSIS DISEASE CHRONIC RENAL

FAILURE IN HAEMODIALYSIS UNIT REGIONAL GENERAL HOSPITAL OF WATES

ABSTRACT

Afri Kurniasari 1, Paulus Subiyanto2, Yanita Tri S3

Background : Chronic renal disease with haemodialysis therapy in Indonesia and generally developing countries is not only a matter of medical aspects only, but also the psychological aspects. Significant psychological problems that are found in patients with chronic renal failure who undergoing hemodialysis are depression, dementia, use of drugs, alcohol, anxiety and personality disorders. Based on the results of preliminary reserach on Haemodialysis Unit Regional General Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal failure who undergoing hemodialysis experience anxiety. Purpose of Research : To determine the relationship between the level of anxiety patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis with long hemodialysis at the Haemodialysis Unit Regional General Hospital of Wates. Research Method : This type of research is quantitative research deskripsitif correlational. The research population was all patients with chronic renal failure who undergoing Haemodialysis therapy in Haemodialysis Unit Regional General Hospital of Wates by accidental sampling techniques. Collecting data using questionnaires with analysis of data in a descriptive and somers’d test. Result of Research : Characteristics of respondents who undergoing hemodialysis at Haemodialysis Unit Regional General Hospital of Wates by age majority 44 – 53 years old as many as 10 people (33,3%), gender the majority were male as many as 20 people (66.7%), the majority of respondents worked as a farmer of 10 people (33.3%), long the majority of hemodialysis respondents < 24 months 19 people (63.3%), and the majority of the respondents possess a mild level of anxiety category of 22 people (73.3%). The results of analysis using the Somers’d test shows there is a significant relationship between duration hemodialysis with anxiety levels of patients with chronic renal failure (GGK) because the value of approx. sig is 0.013 < α = 5% with the positive relationship is 0.401, which means that the faster hemodialysis done, the more mild levels of anxiety that is felt respondents, and reverse and statistically is significant. Conclusion : There is a relationship between the level of anxiety patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy with long hemodialysis at Haemodialysis Unit Regional General Hospital of Wates and statistically is significant. Key words : long hemodialysis, level of anxiety, patients with chronic renal

failure.

1 Student of STIKES Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecturer of Academy Nursing Panti Rapih Yogyakarta 3 Lecturer of STIKES Achmad Yani Yogyakarta

iv

Page 4: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HUBUNGAN LAMA HEMODIALISA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI

HEMODIALISA DI UNIT HEMODIALISA RSUD WATES

Afri Kurniasari 1, Paulus Subiyanto2, Yanita Tri S3

INTISARI

Latar Belakang : Penyakit GGK dengan terapi hemodialisa di Indonesia dan umumnya negara berkembang tidak hanya merupakan masalah aspek medis saja, tetapi menyangkut aspek-aspek psikologis. Masalah psikologi yang penting yang ditemukan pada pasien penyakit GGK yang menjalani hemodialisa adalah depresi, dimensia, pemakaian obat-obatan, alkohol, kecemasan dan gangguan kepribadian. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Unit Hemodialisa RSUD Wates memperlihatkan bahwa seluruh pasien penderita GGK yang menjalani hemodialisa mengalami kecemasan. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskripsitif kuantitatif korelasional. Populasi penelitian ini adalah semua pasien GGK yang menjalani terapi Hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan analisis data secara deskriptif dan uji somers’d (somers’d test). Hasil Penelitian : Karakteristik responden yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates mayoritas berusia 44 – 53 tahun yaitu 10 orang (33,3%), berdasarkan jenis kelamin mayoritas adalah laki-laki yaitu 20 orang (66,7%), mayoritas responden bekerja sebagai petani yaitu 10 orang (33,3%), lama hemodialisa mayoritas responden < 24 bulan yaitu 19 orang (66,3%), serta mayoritas responden memliki tingkat kecemasan dalam kategori ringan yaitu 22 orang (73,3%).Hasil analisis menggunakan Somers’d test (uji Somers’d) menunjukkan ada hubungan signifikan antara lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik (GGK) karena nilai Approx. sig sebesar 0,013 < α = 5% dengan arah hubungan positif sebesar 0,401, yang artinya bahwa semakin cepat hemodialisa dilakukan, maka semakin ringan tingkat kecemasan yang dirasakan responden, begitu sebaliknya dan secara statistik adalah bermakna. Kesimpulan : Ada hubungan antara lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates dan secara statistik adalah bermakna. Kata Kunci : lama hemodialisa, tingkat kecemasan, pasien gagal ginjal kronik

1 Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen Akademi Keperawatan Panti Rapih Yogyakarta 3 Dosen STIKES Achmad Yani Yogyakarta

v

Page 5: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini adalah asli dan belum pernah

diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi. Sepengetahuan

saya juga tidak terdapat karya tulis atau pendapat yang belum pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 2011

Afri Kurniasari

vi

Page 6: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji Syukur Alhamdulillahi penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “ Hubungan Lama Hemodialisa

Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Penyakit Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani

Hemodialisa Di Unit Hemodialisa RSUD Wates” ini dengan baik. Rangkaian

penelitian dan penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) pada Program Studi Ilmu

Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Penulis merasa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, karya tulis

ilmiah ini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis menyampaikan

penghormatan yang besar serta penghargaannya kepada semua pihak yang telah

membantu dan terutama kepada Bapak/Ibu/Saudara yang saya hormati :

1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

yang telah memberi kesempatan dan peluang bagi penulis untuk menuntut ilmu di

intitusi ini.

viii

Page 7: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2. Yanita Tri Setiyaningsih, S.Kep.,NS selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Stikes A. Yani Yogyakarta dan Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan bimbingan pada penulis.

3. Umi Istianah, S.Kep.Ns, M.Kep,Sp.,Mb selaku dosen penguji yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan masukan serta

saran terhadap skripsi ini.

4. Paulus Subiyanto, M.Kep,Sp.,Mb selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan bimbingan pada penulis.

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu penulisan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses

penyelesaian Skripsi ini maupun selama menjalani studi di Stikes A. yani

Yogyakarta.

Semoga bantuan, dukungan, saran, motivasi serta bimbingan yang diberikan

kepada penulis mendapatkan balasan yang sepadan dari Allah SWT. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Oleh sebab itu saran dan kritik membangun demi kesempurnaan

Skripsi ini sangat penulis nantikan. Penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, Juli 2011

Afri Kurniasari

ix

Page 8: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. ..i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... .ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................iii

ABSTRAK..................................................................................................iv

INTISARI....................................................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN...................................................................vi

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................vii

KATA PENGANTAR..............................................................................viii

DAFTAR ISI...............................................................................................x

DAFTAR TABEL……………………………………………………….xii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………...xiii

DAFTAR SKEMA……………………………………………………...xiv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….....xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5 E. Keaslian Penelitian................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori....................................................................... 8 B. Kerangka Teori...................................................................... 31 C. Kerangka Konsep.................................................................. 32 D. Hipotesis Penelitian............................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian...................................................................... 33 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 33 C. Variabel Penelitian................................................................ 33 D. Definisi Operasional ............................................................. 35

x

Page 9: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

E. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 36 F. Instrumen Penelitian ............................................................. 37 G. Uji Validitas dan Reabilitas .................................................. 38 H. Jalan Penelitian...................................................................... 39 I. Pengolahan dan Analisis Data............................................... 40 J. Etika Penelitian……………………………………………...42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................44 B. Karakteristik Responden.......................................................44 C. Hasil Analisis Data................................................................48 D. Pembahasan...........................................................................49 E. Keterbatasan Penelitian.........................................................56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..........................................................................57 B. Saran.....................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...60

LAMPIRAN - LAMPIRAN

xi

Page 10: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR TABEL Table 2.1. Definisi penyakit gagal ginjal kronis................................................... 8

Table 2.2. Derajat penyakit gagal ginjal kronik berdasarkan LFG...................... 9

Table 2.3. Penyebab utama penyakit gagal ginjal kronik di Amerika................. 10

Tabel 2.4. Penyebab gagal ginjal yang menjalani Hemodialisis di

Indonesia…......................................................................................... 10

Tabel 2.5. Rencana tatalaksana Penyakit gagal ginjal kronik sesuai

Derajatnya.......................................................................................... 15

Tabel 2.6. Komplikasi penyakit gagal ginjal kronnik......................................... 17

Tabel 3.1. Pengkodean Data Karakteristik Responden...................................... 41

Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan usia......................................... 45

Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.......................... 45

Tabel 4.3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan................................ 46

Tabel 4.4. Karakteristik responden berdasarkan lama hemodialisa................... 46

Tabel 4.5. Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan................. 47

Tabel 4.6. Tabulasi silang lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan......... 48

Tabel 4.7. Hasil analisis somers’d..................................................................... 48

Tabel 4.8. Tingkat hubungan berdasarkan koefisien somers’d......................... 49

xii

Page 11: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Rentang respon cemas ………………………………...................28

xiii

Page 12: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1. Kerangka Teori ……………………………………………..........31

Skema 2.2. Kerangka Konsep ………………………………………………...32

xiv

Page 13: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Ijin Penelitian

Lampiran 2 Surat permohonan menjadi responden

Lampiran 3 Informed Concent

Lampiran 4 Kuesioner penelitian

Lampiran 5 Lembar Konsultasi

Lampiran 6 Tabulasi Data Penelitian

Lampiran 7 Tabel Frekuensi

xv

Page 14: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam setiap tahunnya angka kematian di Indonesia dan di dunia

mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh kecelakaan, proses penuaan

yang menyebabkan kelemahan fungsi organ tubuh maupun karena menderita

berbagai macam penyakit. Kita mengenal berbagai macam nama penyakit

yang penyakit itu sendiri ada dua jenis yaitu penyakit menular maupun

penyakit tidak menular (Adsense, 2009). Salah satu dari penyakit tidak

menular yaitu GGK. Berdasarkan data Departemen Kesehatan Republik

Indonesia (2007), melaporkan bahwa penderita gangguan ginjal karena

berbagai penyebab mencapai 70.000 orang dan diperkirakan akan terus

bertambah dari tahun ke tahun.

Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan salah satu penyakit

atau gangguan ginjal yang angka kejadiannya terus meningkat. Di United

State of America (USA) diperkirakan 19,5 juta orang terdiagnosis PGK, hal ini

lebih tinggi dari pada penderita Diabetes Militus yaitu 17 juta penderita, dan

hampir mendekati setengah dari penderita hipertensi yang dilaporkan

sebanyak 50 juta penderita (Goodnough, 2002).

Penyakit GGK merupakan penyakit yang mempunyai prognosis buruk,

yang akan menurunkan fungsi ginjal secara bertahap. Pada tahap awal

penderita mungkin tidak merasakan keluhan tetapi setelah beberapa tahun atau

1

Page 15: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

beberapa puluh tahun penyakit ginjal ini berkembang sangat cepat sehingga

membutuhkan terapi pengganti ginjal seperti dialysis atau transplantasi ginjal

untuk memperpanjang hidup pasien. Menurut Indonesia Kidney Care Club

(IKCC) (2007), minimal 1,5 juta penduduk dunia harus menjalani cuci darah

untuk dapat bertahan hidup dan menunggu sekitar tujuh tahun untuk

melakukan transplantasi ginjal, bila memungkinkan.

The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Dissease

melaporkan antara tahun 1995-1999 pada penderita GGK dilakukan dialysis

sebanyak 392.847 penderita dan tindakan transplantasi ginjal pada 8.287

penderita. Diperkirakan prevalensi Gagal Ginjal Terminal (GGT) meningkat

mendekati 500.000 pada tahun 2010 (Goodnough, 2002).

Penyakit GGK dengan terapi hemodialisa di Indonesia dan umumnya

negara berkembang tidak hanya merupakan masalah aspek medis saja, tetapi

menyangkut aspek-aspek psikologis dan aspek sosial. Masalah psikologi yang

penting yang ditemukan pada pasien penyakit GGK yang menjalani HD

(Hemodialisa) adalah depresi, dimensia, pemakaian obat-obatan, alkohol,

kecemasan dan gangguan kepribadian (Kimmel dan Levy, 2001).

Kecemasan merupakan gejala klinis yang terlihat pada pasien dengan

penatalaksanaan medis. Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam

baik fisik maupun psikologisnya misalnya harga diri, gambaran diri, dan

identitas diri (Stuart & Sundeen, 2000). Kecemasan juga dapat terjadi pada

pasien yang akan menjalani hemodialisa.

Page 16: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

Penelitian terhadap sejumlah pasien gagal ginjal yang sedang

menjalani permanent treatment ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari

mereka mengalami kecemasan, perasaan putus asa, putus harapan dan depresi

yang cukup berat. Hal ini terjadi karena mereka sudah tidak mampu lagi

mempertahankan kewajibannya sebagai pegawai, karyawan, suami atau kepala

keluarga (Santoso, 2005).

Widayanti (2005), meneliti tentang analisis respon psikologis klien

hemodialisa di Unit Hemodialisa Rumah Sakit TNI AL (RUMKITAL) Dr

Ramelan Surabaya, menyimpulkan bahwa klien yang menjalani terapi

hemodialisa mengalami kecemasan. Penelitian ini tidak dijelaskan tentang

tingkat kecemasannya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Unit Hemodialisa RSUD

Wates, 28 Januari 2011 tercatat jumlah penderita GGK yang menjalani

Hemodialisa sebanyak 18 orang. Hasil wawancara penulis kepada beberapa

pasien yang akan menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates,

didapatkan dari 4 pasien terdapat 1 pasien yang menjalani HD selama 3 tahun

(36 bulan), 1 pasien HD selama 2 tahun (24 bulan), 2 pasien lainnya baru

menjalani HD selama 3 bulan dan semuanya mengalami kecemasan. Tingkat

kecemasan antara pasien lama dengan pasien baru berbeda, pasien yang

menjalani HD selama 3 dan 2 tahun tingkat kecemasannya sedang sedangkan

pasien baru yang menjalani HD selama 3 bulan tingkat kecemasannya ringan.

Berdasarkan fakta tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Hubungan Lama Hemodialisa dengan Tingkat

Page 17: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

Kecemasan Pasien Penyakit Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa

di Unit Hemodialisa RSUD Wates”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut rumusan masalah

penelitian ini adalah: ” Apakah ada Hubungan Lama Hemodialisa Dengan

Tingkat Kecemasan Pasien GGK yang Menjalani Hemodialisa di Unit

Hemodialisa RSUD Wates?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk diketahuinya Hubungan antara Lama

Hemodialisa dengan Tingkat Kecemasan Pasien GGK yang Menjalani

Hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates.

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasinya karakteristik responden dengan pasien GGK yang

menjalani Hemodialisa.

b. Teridentifikasinya lama Hemodialisa pada pasien GGK

c. Teridentifikasinya tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani

Hemodialisa.

Page 18: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Instansi Rumah Sakit

Dapat memberikan masukan untuk instansi rumah sakit, khususnya

unit Hemodialisa dalam pelayanan Hemodialisis terutama mengenai

intervensi aspek psikologis penderita GGK yang menjalani Hemodialisis

rutin terhadap kecemasan yang terjadi, sehingga dalam pemberian

pelayanan kesehatan/ perawatan dapat menjadi lebih baik.

2. Profesi Keperawatan

Dapat mengenal, memberikan dukungan dan konseling pada

penderita dengan gagal ginjal yang menjalani hemodialisis terhadap

dampak psikologis kecemasan.

3. Bagi Pengguna

a. Bagi peneliti lain

Dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian

selanjutnya dalam bidang yang sama.

b. Bagi Mahasiswa Stikes Ahmad Yani

Dapat digunakan sebagai bahan pustaka dan kajian tentang hubungan

lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan pasien GGK yang

menjalani hemodialisa.

Page 19: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang : Hubungan Lama Hemodialisa dengan Tingkat

Kecemasan Pasien GGK yang Menjalani Hemodialisa di unit hemodialisa

RSUD Wates, berdasarkan pengetahuan penulis belum pernah diteliti

sebelumnya, tetapi ada beberapa penelitian yang hampir sama dan

mendukung penelitian ini :

1. Penelitian Widayanti (2005), tentang Analisis Respon Psikologis Klien

Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit TNI AL (RUMKITAL)

Dr Ramelan Surabaya, yang menyimpulkan bahwa klien yang menjalani

terapi Hemodialisa mengalami kecemasan. Perbedaan penelitian yang

dilakukan oleh Widayanti dengan peneliti adalah penelitian Widayanti

menganalisis hubungan respon psikologis klien hemodialisa yang bersifat

studi kasus, peneliti tidak menjelaskan tentang tingkat kecemasannya dan

menggunakan desain penelitian eksploratif dan kualitatif. Sedangkan

penelitian peneliti bersifat kuantitatif, menggunakan desain penelitian

cross sectional dan fokus pada tingkat kecemasan terkait lama HD.

Persamaannya adalah sama-sama menganalisis kecemasan pada pasien

yang akan dilakukan penatalaksanaan medis.

2. Penelitian Riselligia (2006), tentang Gambaran Kecemasan dan Depresi

Pada Penderita Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di

Ruang Hemodialisa RSAL Mintoharjo, yang menyimpulkan bahwa klien

mengalami kecemasan. Penelitian ini menggunakan alat ukur HADS

(Hospital Anxiety and Depression Scale) bertujuan untuk memperoleh

Page 20: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

gambaran mengenai tingkat kecemasan dan depresi pada penderita gagal

ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis dan HADS merupakan

alat ukur yang valid dan realibel dalam mengukur tingkat kecemasan dan

depresi pada pasien hemodialisa. Perbedaan penelitian yang dilakukan

oleh Riselligia tidak menjelaskan tentang tingkat kecemasannya dan

menggunakan kuantitatif dan kulitatif. Sedangkan penelitian peneliti

bersifat kuantitatif dan menggunakan desain penelitian cross sectional.

Penelitian Riselligia fokus pada Kecemasan dan Depresi tidak membahas

lama HD. Penelitian peneliti fokus pada tingkat kecemasan terkait lama

HD. Persamaannya adalah sama-sama menganalisis kecemasan pada

pasien yang akan dilakukan penatalaksanaan medis.

Page 21: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Unit Hemodialisa (HD) RSUD Wates

Kulon Progo, lokasinya di Dusun Beji Kecamatan Wates, tepatnya di Jalan

Tentara Pelajar Km 1 No. 5 Wates Kulon Progo. Rumah Sakit Umum Daerah

Wates berdiri tahun 1994. Dalam melaksanakan pelayanan hemodialisa

dilakukan oleh 2 dokter, 6 tenaga perawat dan mempunyai 4 mesin dialisis.

Pasien HD rata-rata berasal dari pedesaan yang tinggal tidak jauh dari Rumah

Sakit. Pemberian pelayanan HD dilakukan setiap hari Senin – Sabtu jam

08.00-13.00 WIB pagi dan jam 14.00-19.00 WIB siang. Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 6 Juni – 6 Juli 2011. Unit HD selain sebagai

pelayanan hemodialisa juga sebagai tempat praktik dan tempat studi

mahasiswa di wilayah Yogyakarta.

B. Karakteristik Responden

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin,

pekerjaan, lama hemodialisa dan tingkat kecemasan disajikan pada beberapa

tabel di bawah ini.

1. Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel

4.1 di bawah ini.

Page 22: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di RSUD Wates Unit

Hemodialisa Jumlah

No Usia Orang Persentase (%)

1. 25 – 33 Tahun 6 20% 2. 34 – 43 Tahun 5 16,7% 3. 44 – 53 Tahun 10 33,3% 4. 54 – 63 Tahun 6 20% 5. > 63 Tahun 3 10% Total 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden yang berusia antara 44 – 53 Tahun yaitu sebanyak 10 orang

(33,3%) dan sebagian kecil berusia lebih dari 63 Tahun sebanyak 3 orang

(10%).

2. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden terdiri atas dua kelompok,

yaitu kelompok pria dan wanita. Karakteristik jenis kelamin responden

sesuai dengan perolehan data yang terkumpul melalui kuesioner

ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Wates Unit

Hemodialisa Jumlah

No Jenis Kelamin Orang Persentase (%)

1. Laki-laki 20 66,7% 2. Perempuan 10 33,3% Total 30 100%

Tabel 4.2 di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden

sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 20 orang (66,7%)

Page 23: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

dan sebagian kecil sebanyak 10 orang (33,3%) berjenis kelamin

perempuan.

3. Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada

Tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Wates Unit

Hemodialisa Jumlah

No Pekerjaan Orang Persentase (%)

1. Ibu Rumah Tangga 2 6,7% 2. Tukang Kayu 1 3,3% 3. Petani 10 33,3% 4. Buruh 7 23,3% 5. Swasta 9 30,3% 6. Sopir 1 3,3% Total 30 100%

Tabel 4.3 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden

bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 10 orang (33,3%) dan responden

sebagian kecil bekerja sebagai tukang kayu yaitu 1 orang (3,3%) dan sopir

sebanyak 1 orang (3,3%).

4. Lama Hemodialisa

Karakteristik responden berdasarkan lama hemodialisa dapat dilihat

pada Tabel 4.4 di bawah ini

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Hemodialisa di RSUD Wates

Unit Hemodialisa Jumlah

No Lama Hemodialisa Orang Persentase (%)

1. < 24 Bulan 19 63,3% 2. 24 – 48 Bulan 9 30,0% 3. > 48 Bulan 2 6,7% Total 30 100%

Page 24: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

menjalani hemodialisa selama < 24 Bulan yaitu sebanyak 19 orang

(63,3%) serta sebagian kecil yang menjalani hemodialisa selama > 48

Bulan sebanyak 2 orang (6,7%).

5. Tingkat Kecemasan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasannya dapat

dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan di RSUD Wates

Unit Hemodialisa Jumlah

No Tingkat Kecemasan Orang Persentase (%)

1. Ringan 22 73,3% 2. Sedang 8 26,7% 3. Berat 0 0% Total 30 100%

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

merasakan kecemasan yang termasuk ringan yaitu sebanyak 22 orang

(73,3%), responden yang merasakan kecemasan sedang sebanyak 8 orang

(26,7%) serta tidak ada responden yang mengalami kecemasan berat (0%).

6. Tabulasi Silang Lama Hemodialisa dengan Tingkat Kecemasan

Tabulasi silang antara lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan

disajikan pada Tabel 4.6 di bawah ini.

Page 25: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Lama Hemodialisa dengan Tingkat Kecemasan di RSUD

Wates Unit Hemodialisa

Lama Hemodialisa Tingkat Kecemasan

< 24 Bulan 24 – 48 Bulan > 48 Bulan Total

Ringan 17 (56,7%) 4 (13,3%) 1 (3,3%) 22 (73,3%)

Sedang 2 (6,7%) 5 (16,7%) 1 (3,3%) 8 (26,7%)

Berat 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

Total 19 (63,3%) 9 (30,0%) 2 (6,7%) 30 (100%)

Berdasakan Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

menjalani hemodialisa selama < 24 Bulan dengan tingkat kecemasan yang

dirasakan adalah ringan yaitu sebanyak 17 orang (56,7%).

C. Hasil Analisis Data

Hasil analisis Somers’d yang menggunakan bantuan program

Komputerisasi dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Somers’d

Keterangan Value (Coefficients)

Approx. Sig

Somers’d 0,401 0,013

Berdasarkan hasil analisis Somers’d pada Tabel 4.7 dapat diketahui

bahwa nilai Somers’d sebesar 0,401 dengan tingkat signifikansi (Approx. Sig)

0,013 yang berarti lebih kecil dari taraf signifikansi α 5%, maka dapat

dikatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara lama hemodialisa

dengan tingkat kecemasan. Hal tersebut berarti apabila responden semakin

lama periode waktu dalam menjalani hemodialisa, maka semakin berat tingkat

Page 26: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

49

kecemasan yang dirasakan oleh responden, sebaliknya apabila responden

semakin singkat periode waktu dalam menjalani hemodialisa, maka semakin

ringan tingkat kecemasan yang dirasakan oleh responden, sehingga hipotesis

dalam penelitian ini yang menyatakan “ada hubungan antara lama hemodialisa

dengan tingkat kecemasan pasien penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates” diterima atau terbukti.

Pengujian kuat lemahnya hubungan antara lama hemodialisa dengan

tingkat kecemasan dilihat dari koefisien Somers’d-nya adalah sebagai berikut

(Sugiyono, 2005):

Tabel 4.8 Tingkat Hubungan Berdasarkan Koefisien Somers’d

Interval Koefisien Interpretasi (Tingkat Hubungan)

0,000 – 0,199 Sangat rendah 0,200 – 0,399 Rendah 0,400 – 0,599 Sedang 0,600 – 0,799 Kuat 0,800 – 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa koefisien Somers’d

sebesar 0,401, sehingga sesuai dengan interval koefisiennya seperti terlihat

pada Tabel 4.8 di atas, maka hubungan antara lama hemodialisa dengan

tingkat kecemasan termasuk dalam kategori hubungan sedang.

D. Pembahasan

1. Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia memperlihatkan bahwa

sebagian besar responden (pasien yang menjalani HD) berusia antara 44 –

Page 27: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50

53 Tahun yaitu sebesar 33,3%. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Wahyudi (2009) di unit hemodialisa RSPAD Gatot

Soebroto Jakarta bahwa sebagian besar responden yang menjalani

hemodialisis usia > 40 tahun sebanyak 103 responden (78,6%) dan

sebagian kecil terdapat 28 responden (21,4%) berusia < 40 tahun. Hal ini

juga hampir sama dengan penelitian Hidayat (2007), kelompok usia

terbanyak yang menjalani HD di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

adalah usia 45-59 tahun sebanyak 18 orang (51,6%) dari 35 responden.

Berdasarkan hasil yang didapat oleh peneliti bahwa mayoritas

responden berusia 44 – 53 tahun sebanyak 10 orang (33,3%). Hal ini

dikarenakan fungsi-fungsi organ didalam tubuh mulai menurun sehingga

terdapat angka kesakitan. Selain itu juga dapat dilihat dari gaya hidup

seseorang tersebut yaitu pada masa mudanya sering merokok, meminum

minuman yang mengandung zat aspartam, jarang meminum air putih saat

melakukan pekerjaan yang menyibukkan diri orang tersebut maka akan

timbul resiko penyakit GGK dimasa tuanya.

Menurut laporan tahunan dari Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia

(YGDI) pada tahun 2006, diperkirakan jumlah penderita penyakit ginjal

kronik di Indonesia sebanyak 150 ribu pasien. Dari jumlah total pasien

tersebut 21% berusia 15-34 tahun, 49% berusia 35-55 tahun, dan 30%

berusia diatas 56 tahun. Keadaan tersebut bila dikaitkan dengan teori yang

menyatakan bahwa penyakit ginjal kronik merupakan kelanjutan dari

penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh diabetes mellitus,

Page 28: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

hipertensi, infeksi, dll. Keadaan penyakit ini banyak dialami pada usia

pertengahan (middle age) dimana usia pertengahan adalah masa

degeneratif.

Usia adalah masa hidup responden yang dinyatakan dalam satuan

tahun dan sesuai dengan pernyataan responden. Hasil survei Kesehatan

Nasional tahun 2001, dimana dapat dilihat adanya peningkatan kesakitan

sejalan dengan peningkatan usia, sehingga penduduk yang berusia lebih

tua cenderung lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan dibanding

dengan yang berusia muda (http://www.medicastore.com).

Menurut PERNEFRI (Perhimpunan Nefron Indonesia), pada tahun

2000 penyebab utama PGK yang menjalani hemodialisis di Indonesia

adalah glomerulonefritis, diabetes melitus, obstruksi dan infeksi serta

hipertensi. Perbedaan ini, disebabkan karena Indonesia berada dalam

wilayah tropis, sehingga banyak dijumpai penyakit infeksi. Sedangkan di

Amerika Serikat yang merupakan salah satu negara maju, faktor dominan

yang menyebabkan PGK adalah faktor perilaku dan gaya hidup

masyarakat termasuk dalam pola konsumsi makanan keluarga (Krauss dan

Hakk, 2000).

2. Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan

bahwa sebagian besar responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu

sebesar 66,7%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Wahyudi (2009) yang diketahui bahwa dari 131 orang yang

Page 29: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

menjalani HD, sebagian besar 87 responden (66,4%) berjenis kelamin laki-

laki, sedangkan 44 responden (33,6%) berjenis kelamin perempuan. Hal

ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan Hidayat (2007) bahwa dari

35 responden yang menjalani HD di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro

Klaten adalah 23 orang (65,7%) pria dan 12 orang (34,3%) wanita.

Menurut Friedman (1996) bahwa penyakit lebih sering dijumpai

pada kaum laki-laki daripada perempuan karena laki-laki tidak mempunyai

hormon pelindung yang dimiliki oleh perempuan yaitu hormon estrogen

sebelum masa menopause dan juga kaum laki-laki banyak mempunyai

kebiasaan dan paparan lingkungan pekerjaan yang tidak sehat seperti

banyak merokok, alkoholik, pekerjaan beresiko terhadap kesehatan dan

lain-lain.

Laki-laki lebih tinggi angka PGK karena gaya hidup dan nilai

kadar ureum dan kreatinin serum, karena kedua senyawa ini hanya dapat

diekskresi oleh ginjal. Kreatinin adalah hasil perombakan keratin,

semacam senyawa berisi nitrogen yang terutama ada dalam otot.

Banyaknya kadar kreatinin yang diproduksi dan disekresikan berbanding

sejajar dengan massa otot. Pada pria kadarnya biasanya lebih besar

daripada wanita.

3. Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan memperlihatkan

bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai petani yaitu sebesar

Page 30: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

53

33,3%. Pekerjaan sebagai petani umumnya memperoleh penghasilan yang

relatif rendah, umumnya dengan pendapatan/penghasilan yang rendah

tersebut menyebabkan responden tidak mampu mencukupi kebutuhan

pokok hidupnya, sehingga secara otomatis untuk kebutuhan kesehatan

juga cenderung terlupakan. Hal tersebut juga didukung oleh biaya

pengobatan di rumah sakit yang memang tidak terjangkau oleh masyarakat

dengan status ekonomi bawah, sehingga menyebabkan penanganan

kesehatan terhadap masyarakat ekonomi lemah cenderung terlambat.

Responden memilih tidak memeriksakan kondisi kesehatannya di rumah

sakit atau lembaga kesehatan lainnya karena memang tidak ada dana atau

biaya untuk ke rumah sakit, serta tidak memiliki jaminan kesehatan dari

pemerintah karena kurangnya pengetahuan responden mengenai syarat

administratif yang dibutuhkan untuk memperoleh jaminan kesehatan

seperti jamkesmas, jamkesda, atau asuransi kesehatan lainnya. Beberapa

hal inilah yang mengakibatkan timbulnya penyakit gagal ginjal kronik.

4. Lama Hemodialisa

Karakteristik responden berdasarkan lama hemodialisa

menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjalani hemodialiosa

selama < 24 Bulan yaitu sebesar 63,3%. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa langkah penanganan terhadap penyakit gagal ginjal kronik yang

dialami oleh responden dengan tindakan medis melalui hemodialisa yang

dilakukan oleh dokter (tenaga medis) di RSUD Wates relatif cepat.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa responden memperoleh

Page 31: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

54

kesembuhan dari penyakit gagal ginjal kronik relatif cepat. Kesembuhan

responden yang relatif cepat dari penyakit yang dideritanya

memperlihatkan bahwa dokter RSUD Wates yang menangani responden

memang ahli dibidangnya dan berkualitas.

5. Tingkat Kecemasan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat

kecemasan ringan selama menjalani hemodialisa yaitu sebesar 73,3%. Hal

tersebut menandakan bahwa mayoritas responden yang menjalani

Hemodialisa memiliki keyakinan serta optimisme yang tinggi untuk

memperoleh kesembuhan. Motivasi (optimisme) yang tinggi tersebut

diwujudkan responden dengan berbagai tindakan seperti menuruti segala

rekomendasi dokter, tawakal sepenuhnya kepada Tuhan dan sebagainya,

sehingga seluruh tindakan yang dilakukan oleh responden mampu

mengurangi kecemasan yang dirasakan selama menjalani hemodialisa

(terapi penyembuhan) (kecemasan yang dirasakan responden ringan).

6. Tabulasi Silang Lama Hemodialisa dengan Tingkat Kecemasan

Tabulasi silang antara lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan

memperlihatkan bahwa sebagian besar responden yang menjalani

hemodialisa selama < 24 Bulan dengan tingkat kecemasan yang dirasakan

adalah ringan yaitu sebesar 56,7%. Hal tersebut berarti apabila responden

semakin lama periode waktu dalam menjalani hemodialisa, maka semakin

berat tingkat kecemasan yang dirasakan oleh responden, sebaliknya

Page 32: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

55

apabila responden semakin singkat periode waktu dalam menjalani

hemodialisa, maka semakin ringan tingkat kecemasan yang dirasakan oleh

responden.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa nilai koefisien

Somers’d sebesar 0,401 dengan tingkat signifikansi (Approx. Sig) sebesar

0,013 yang berarti lebih kecil dari taraf signifikansi α = 5%, maka dapat

dikatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara lama

hemodialisa dengan variabel tingkat kecemasan. Artinya bahwa apabila

responden semakin lama periode waktu dalam menjalani hemodialisa,

maka semakin berat tingkat kecemasan yang dirasakan oleh responden,

sebaliknya apabila responden semakin singkat periode waktu dalam

menjalani hemodialisa, maka semakin ringan tingkat kecemasan yang

dirasakan oleh responden, sehingga hipotesis dalam penelitian ini yang

menyatakan “ada hubungan antara lama hemodialisa dengan tingkat

kecemasan pasien penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates” diterima atu terbukti,

serta tingkat hubungan lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan

termasuk kategori sedang karena nilai koefisien Somers;d sebesar 0,401.

Hasil penelitin ini didukung oleh hasil penelitian Wahyudi (2009)

yang menyatakan bahwa dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value

(probabilitas) = 0,004 berarti p value < 0,05, sehingga dapat disimpulkan

terdapat hubungan yang bermakna antara lama menjalani hemodialisis

Page 33: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

56

dengan tingkat kecemasan klien terkait alat/unit dialisis pada klien gagal

ginjal kronik di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Widayanti

(2005), tentang Analisis Respon Psikologis Klien Hemodialisa Di Ruang

Hemodialisa Rumah Sakit TNI AL (RUMKITAL) Dr Ramelan Surabaya,

yang menyimpulkan bahwa klien yang menjalani terapi Hemodialisa

mengalami kecemasan atau dengan kata lain ada hubungan antara

hemodialisa yang dijalani klien dengan tingkat kecemasan yang dirasakan

klien.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yaitu :

1. Hasil penelitian ini tingkat generalisasinya hanya berlaku di RSUD Wates.

2. Variabel yang diteliti hanya lama hemodialisa dan tingkat kecemasan,

sementara variabel lain yang berhubungan dengan tingkat kecemasan

masih banyak, misalnya variabel status kesehatan, kondisi lingkungan,

harga diri, gambaran diri serta tingkat pengetahuan.

Page 34: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai hubungan

antara lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik

yang dilakukan pada 30 orang responden di Unit Hemodialisa RSUD Wates,

maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Ada hubungan signifikan antara lama hemodialisa dengan tingkat

kecemasan pasien gagal ginjal kronik (GGK) karena nilai approx. sig

sebesar 0,013 yang lebih kecil dari α = 5% dengan arah hubungan positif

sebesar 0,401, yang artinya bahwa apabila responden semakin singkat

periode waktu dalam menjalani hemodialisa, maka semakin ringan tingkat

kecemasan yang dirasakan oleh responden, begitu sebaliknya.

2. Mayoritas responden yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa

RSUD Wates berjenis kelamin laki-laki.

3. Mayoritas responden yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa

RSUD Wates bekerja sebagai petani.

4. Mayoritas responden lama hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates

selama < 24 bulan.

5. Mayoritas responden yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa

RSUD Wates memiliki tingkat kecemasan dalam kategori ringan.

Page 35: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

58

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti

dapat memberikan beberapa saran, yaitu:

1. Bagi Institusi

Hendaknya para dosen dan mahasiswa STIKES A. Yani, khususnya

mahasiswa program studi kepewawatan diharapkan membaca hasil

penelitian ini, karena hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan,

menambah wawasan serta menjadi referensi mengenai hubungan lama

hemodialisa dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik

(GGK).

2. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilustrasi bagi

perawat dalam menangani pasien gagal ginjal kronik yang merasa cemas

ketika menjalani hemodialisa, dengan cara memberikan dukungan, saran

atau nasehat serta konseling tentang hemodialisa, sehingga nantinya

diharapkan rasa cemas pasien dapat berkurang atau bahkan pasien tidak

merasa cemas lagi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya peneliti berikutnya diharapkan lebih memperluas

variabel yang berhubungan dengan tingkat kecemasan seperti variabel

keadaan fisik, tingkat pendidikan, sosial budaya, usia, dan lain-lain. Hal

ini dimaksudkan agar cakupan mengenai variabel yang berhubungan

dengan tingkat kecemasan dapat lebih luas dan penelitian-penelitian

Page 36: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

59

selanjutnya dapat memberikan temuan baru dan dapat memberikan

sumbangan baru untuk ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, khususnya

bidang keperawatan.

Page 37: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Adsense. 2009. “Penyakit Menular Dan Tidak Menular” dalam http://www.infopenyakit.com diakses tanggal 26 November 2009

Alimul Hidayat Aziz. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Analisis Data.

Edisi Pertama. Salemba Medika: Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Cetakan kedua belas, Rineka

Cipta, Yogyakarta. Baxter. 2005. Panduan Untuk Pasien dengan Dialisa. Baxter, Jakarta. Depkes RI. 2007. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di

Indonesia. Edisi II, Direktorat Kesehatan Jiwa : Jakarta. Goodnough, I. T. 2002. Anemia: A Hidden Endemic. NAAC. Hawari, D. 2001. Manajemen Stess, Cemas dan Depresi. Fakultas Kedokteran

Umum UI, Jakarta. Indonesia Kidney Care Club. 2007. “Gagal Ginjal dan Dialisis”. Dalam

www.IKCC.or.id. Diakses tanggal 10/09/2009 Kaplan, Sadock. 2003. Sinopsis Psikiatra. Edisi XIX. Lippincott Williams and

Wilkins : USA Kimmel & Levy. 2001. handbook of Dialisis. Edisi III. Lippincott : New York Neil, Niven 2003. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional

kesehatan Lain, edisi 2, EGC, Jakarta. Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Kedua, Rineka

Cipta, Jakarta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika. Perawat Ksatria Indonesia. 2010. “Kecemasan” dalam http://reksamedja.blogspot.

com. Diakses tanggal 28 Maret 2011.

Perhimpunan Nefrologi Indonesia. 2003. Konsensus Dialisis. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI : Jakaarta

60

Page 38: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/750/1/Afri Kurniasari_3207001_nonfull.pdfGeneral Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

61

PERNEFRI. 2000. Manajemen Anemia Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik. Perhimpunan Nefrologi Indonesia, Jakarta

Rostantina. 2006. ”Persepsi Klien dengan Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani

Hemodialisis terhadap Perubahan Citra Diri Diruang Hemodialisa RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Dan RS Pelabuhan Jakarta”. KTI (Dipublikasikan). Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

Santoso, T. 2005. Psikologi Pasien Gagal Ginjal. Makalah, Disampaikan dalam

Pelatihan Perawatan Ginjal Intensif RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta, tidak dipublikasikan

Smeltzer & Bare. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3. EGC, Jakarta. Stuart, Gail W. 2006. Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC Stuart, Sundeen. 2000 Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa: Hamid, Achir Yani,

D.N.Sc, EGC, Jakarta. Sugiharto, R. 2006. “Peran Keluarga Bagi Penderita Gagal Ginja”l. dalam

www.ikc.or.id Diakses pada Tanggal 20/09/2009 di http:// Sugiyono. 2000. Statistik Untuk penelitian. Bandung: Alfabeta ________. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta ________. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sukandar, E. 2006. Nefrologi Klinik. Edisi III. Bagian Ilmu Penyakit Dalam. FK

UNPAD, Bandung. Suwitra. 2006. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo, A., Setiyohadi, B., Alwi.,

Simadibrata, K, M., Setiati, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi 4. Jakarta, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK. UI, Jakarta.

Wahyudi, Chandra Tri. 2009. ”Hubungan Lama dan Frekuensi Menjalani

Haemodialisis dengan Tingkat Kecemasan Terkai Alat/Unit Dialisa pada Pasien GKK di RSPAD Gatot Subroto Jakarta ”. KTI (Dipublikasikan). Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

Yuliana. 2008. Hemodialisa. dalam http://www.medicastore.com/ diakses tanggal

28 Juli, 2011.