stikes jenderal a. yani yogyakarta perpustakaanrepository.unjaya.ac.id/750/1/afri...
TRANSCRIPT
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
HUBUNGAN LAMA HEMODIALISA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI UNIT HEMODIALISA RSUD WATES
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta
Disusun Oleh :
Afri Kurniasari
NIM 3207001
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
YOGYAKARTA 2011
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
RELATIONSHIP LONG HEMODIALYSIS WITH THE LEVEL OF ANXIETY PATIENTS UNDERGOING HEMODIALYSIS DISEASE CHRONIC RENAL
FAILURE IN HAEMODIALYSIS UNIT REGIONAL GENERAL HOSPITAL OF WATES
ABSTRACT
Afri Kurniasari 1, Paulus Subiyanto2, Yanita Tri S3
Background : Chronic renal disease with haemodialysis therapy in Indonesia and generally developing countries is not only a matter of medical aspects only, but also the psychological aspects. Significant psychological problems that are found in patients with chronic renal failure who undergoing hemodialysis are depression, dementia, use of drugs, alcohol, anxiety and personality disorders. Based on the results of preliminary reserach on Haemodialysis Unit Regional General Hospital of Wates showed that all patients with chronic renal failure who undergoing hemodialysis experience anxiety. Purpose of Research : To determine the relationship between the level of anxiety patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis with long hemodialysis at the Haemodialysis Unit Regional General Hospital of Wates. Research Method : This type of research is quantitative research deskripsitif correlational. The research population was all patients with chronic renal failure who undergoing Haemodialysis therapy in Haemodialysis Unit Regional General Hospital of Wates by accidental sampling techniques. Collecting data using questionnaires with analysis of data in a descriptive and somers’d test. Result of Research : Characteristics of respondents who undergoing hemodialysis at Haemodialysis Unit Regional General Hospital of Wates by age majority 44 – 53 years old as many as 10 people (33,3%), gender the majority were male as many as 20 people (66.7%), the majority of respondents worked as a farmer of 10 people (33.3%), long the majority of hemodialysis respondents < 24 months 19 people (63.3%), and the majority of the respondents possess a mild level of anxiety category of 22 people (73.3%). The results of analysis using the Somers’d test shows there is a significant relationship between duration hemodialysis with anxiety levels of patients with chronic renal failure (GGK) because the value of approx. sig is 0.013 < α = 5% with the positive relationship is 0.401, which means that the faster hemodialysis done, the more mild levels of anxiety that is felt respondents, and reverse and statistically is significant. Conclusion : There is a relationship between the level of anxiety patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy with long hemodialysis at Haemodialysis Unit Regional General Hospital of Wates and statistically is significant. Key words : long hemodialysis, level of anxiety, patients with chronic renal
failure.
1 Student of STIKES Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecturer of Academy Nursing Panti Rapih Yogyakarta 3 Lecturer of STIKES Achmad Yani Yogyakarta
iv
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
HUBUNGAN LAMA HEMODIALISA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI UNIT HEMODIALISA RSUD WATES
Afri Kurniasari 1, Paulus Subiyanto2, Yanita Tri S3
INTISARI
Latar Belakang : Penyakit GGK dengan terapi hemodialisa di Indonesia dan umumnya negara berkembang tidak hanya merupakan masalah aspek medis saja, tetapi menyangkut aspek-aspek psikologis. Masalah psikologi yang penting yang ditemukan pada pasien penyakit GGK yang menjalani hemodialisa adalah depresi, dimensia, pemakaian obat-obatan, alkohol, kecemasan dan gangguan kepribadian. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Unit Hemodialisa RSUD Wates memperlihatkan bahwa seluruh pasien penderita GGK yang menjalani hemodialisa mengalami kecemasan. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskripsitif kuantitatif korelasional. Populasi penelitian ini adalah semua pasien GGK yang menjalani terapi Hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan analisis data secara deskriptif dan uji somers’d (somers’d test). Hasil Penelitian : Karakteristik responden yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates mayoritas berusia 44 – 53 tahun yaitu 10 orang (33,3%), berdasarkan jenis kelamin mayoritas adalah laki-laki yaitu 20 orang (66,7%), mayoritas responden bekerja sebagai petani yaitu 10 orang (33,3%), lama hemodialisa mayoritas responden < 24 bulan yaitu 19 orang (66,3%), serta mayoritas responden memliki tingkat kecemasan dalam kategori ringan yaitu 22 orang (73,3%).Hasil analisis menggunakan Somers’d test (uji Somers’d) menunjukkan ada hubungan signifikan antara lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik (GGK) karena nilai Approx. sig sebesar 0,013 < α = 5% dengan arah hubungan positif sebesar 0,401, yang artinya bahwa semakin cepat hemodialisa dilakukan, maka semakin ringan tingkat kecemasan yang dirasakan responden, begitu sebaliknya dan secara statistik adalah bermakna. Kesimpulan : Ada hubungan antara lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates dan secara statistik adalah bermakna. Kata Kunci : lama hemodialisa, tingkat kecemasan, pasien gagal ginjal kronik
1 Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen Akademi Keperawatan Panti Rapih Yogyakarta 3 Dosen STIKES Achmad Yani Yogyakarta
v
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini adalah asli dan belum pernah
diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi. Sepengetahuan
saya juga tidak terdapat karya tulis atau pendapat yang belum pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 2011
Afri Kurniasari
vi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji Syukur Alhamdulillahi penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “ Hubungan Lama Hemodialisa
Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Penyakit Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisa Di Unit Hemodialisa RSUD Wates” ini dengan baik. Rangkaian
penelitian dan penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Penulis merasa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, karya tulis
ilmiah ini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis menyampaikan
penghormatan yang besar serta penghargaannya kepada semua pihak yang telah
membantu dan terutama kepada Bapak/Ibu/Saudara yang saya hormati :
1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
yang telah memberi kesempatan dan peluang bagi penulis untuk menuntut ilmu di
intitusi ini.
viii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2. Yanita Tri Setiyaningsih, S.Kep.,NS selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Stikes A. Yani Yogyakarta dan Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan pada penulis.
3. Umi Istianah, S.Kep.Ns, M.Kep,Sp.,Mb selaku dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan masukan serta
saran terhadap skripsi ini.
4. Paulus Subiyanto, M.Kep,Sp.,Mb selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan bimbingan pada penulis.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulisan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses
penyelesaian Skripsi ini maupun selama menjalani studi di Stikes A. yani
Yogyakarta.
Semoga bantuan, dukungan, saran, motivasi serta bimbingan yang diberikan
kepada penulis mendapatkan balasan yang sepadan dari Allah SWT. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu saran dan kritik membangun demi kesempurnaan
Skripsi ini sangat penulis nantikan. Penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, Juli 2011
Afri Kurniasari
ix
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. ..i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... .ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................iii
ABSTRAK..................................................................................................iv
INTISARI....................................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN...................................................................vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................vii
KATA PENGANTAR..............................................................................viii
DAFTAR ISI...............................................................................................x
DAFTAR TABEL……………………………………………………….xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………...xiii
DAFTAR SKEMA……………………………………………………...xiv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….....xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5 E. Keaslian Penelitian................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori....................................................................... 8 B. Kerangka Teori...................................................................... 31 C. Kerangka Konsep.................................................................. 32 D. Hipotesis Penelitian............................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...................................................................... 33 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 33 C. Variabel Penelitian................................................................ 33 D. Definisi Operasional ............................................................. 35
x
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
E. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 36 F. Instrumen Penelitian ............................................................. 37 G. Uji Validitas dan Reabilitas .................................................. 38 H. Jalan Penelitian...................................................................... 39 I. Pengolahan dan Analisis Data............................................... 40 J. Etika Penelitian……………………………………………...42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................44 B. Karakteristik Responden.......................................................44 C. Hasil Analisis Data................................................................48 D. Pembahasan...........................................................................49 E. Keterbatasan Penelitian.........................................................56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................................................................57 B. Saran.....................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...60
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR TABEL Table 2.1. Definisi penyakit gagal ginjal kronis................................................... 8
Table 2.2. Derajat penyakit gagal ginjal kronik berdasarkan LFG...................... 9
Table 2.3. Penyebab utama penyakit gagal ginjal kronik di Amerika................. 10
Tabel 2.4. Penyebab gagal ginjal yang menjalani Hemodialisis di
Indonesia…......................................................................................... 10
Tabel 2.5. Rencana tatalaksana Penyakit gagal ginjal kronik sesuai
Derajatnya.......................................................................................... 15
Tabel 2.6. Komplikasi penyakit gagal ginjal kronnik......................................... 17
Tabel 3.1. Pengkodean Data Karakteristik Responden...................................... 41
Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan usia......................................... 45
Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.......................... 45
Tabel 4.3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan................................ 46
Tabel 4.4. Karakteristik responden berdasarkan lama hemodialisa................... 46
Tabel 4.5. Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan................. 47
Tabel 4.6. Tabulasi silang lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan......... 48
Tabel 4.7. Hasil analisis somers’d..................................................................... 48
Tabel 4.8. Tingkat hubungan berdasarkan koefisien somers’d......................... 49
xii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Rentang respon cemas ………………………………...................28
xiii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1. Kerangka Teori ……………………………………………..........31
Skema 2.2. Kerangka Konsep ………………………………………………...32
xiv
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Ijin Penelitian
Lampiran 2 Surat permohonan menjadi responden
Lampiran 3 Informed Concent
Lampiran 4 Kuesioner penelitian
Lampiran 5 Lembar Konsultasi
Lampiran 6 Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 7 Tabel Frekuensi
xv
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap tahunnya angka kematian di Indonesia dan di dunia
mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh kecelakaan, proses penuaan
yang menyebabkan kelemahan fungsi organ tubuh maupun karena menderita
berbagai macam penyakit. Kita mengenal berbagai macam nama penyakit
yang penyakit itu sendiri ada dua jenis yaitu penyakit menular maupun
penyakit tidak menular (Adsense, 2009). Salah satu dari penyakit tidak
menular yaitu GGK. Berdasarkan data Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (2007), melaporkan bahwa penderita gangguan ginjal karena
berbagai penyebab mencapai 70.000 orang dan diperkirakan akan terus
bertambah dari tahun ke tahun.
Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan salah satu penyakit
atau gangguan ginjal yang angka kejadiannya terus meningkat. Di United
State of America (USA) diperkirakan 19,5 juta orang terdiagnosis PGK, hal ini
lebih tinggi dari pada penderita Diabetes Militus yaitu 17 juta penderita, dan
hampir mendekati setengah dari penderita hipertensi yang dilaporkan
sebanyak 50 juta penderita (Goodnough, 2002).
Penyakit GGK merupakan penyakit yang mempunyai prognosis buruk,
yang akan menurunkan fungsi ginjal secara bertahap. Pada tahap awal
penderita mungkin tidak merasakan keluhan tetapi setelah beberapa tahun atau
1
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
beberapa puluh tahun penyakit ginjal ini berkembang sangat cepat sehingga
membutuhkan terapi pengganti ginjal seperti dialysis atau transplantasi ginjal
untuk memperpanjang hidup pasien. Menurut Indonesia Kidney Care Club
(IKCC) (2007), minimal 1,5 juta penduduk dunia harus menjalani cuci darah
untuk dapat bertahan hidup dan menunggu sekitar tujuh tahun untuk
melakukan transplantasi ginjal, bila memungkinkan.
The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Dissease
melaporkan antara tahun 1995-1999 pada penderita GGK dilakukan dialysis
sebanyak 392.847 penderita dan tindakan transplantasi ginjal pada 8.287
penderita. Diperkirakan prevalensi Gagal Ginjal Terminal (GGT) meningkat
mendekati 500.000 pada tahun 2010 (Goodnough, 2002).
Penyakit GGK dengan terapi hemodialisa di Indonesia dan umumnya
negara berkembang tidak hanya merupakan masalah aspek medis saja, tetapi
menyangkut aspek-aspek psikologis dan aspek sosial. Masalah psikologi yang
penting yang ditemukan pada pasien penyakit GGK yang menjalani HD
(Hemodialisa) adalah depresi, dimensia, pemakaian obat-obatan, alkohol,
kecemasan dan gangguan kepribadian (Kimmel dan Levy, 2001).
Kecemasan merupakan gejala klinis yang terlihat pada pasien dengan
penatalaksanaan medis. Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam
baik fisik maupun psikologisnya misalnya harga diri, gambaran diri, dan
identitas diri (Stuart & Sundeen, 2000). Kecemasan juga dapat terjadi pada
pasien yang akan menjalani hemodialisa.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
Penelitian terhadap sejumlah pasien gagal ginjal yang sedang
menjalani permanent treatment ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari
mereka mengalami kecemasan, perasaan putus asa, putus harapan dan depresi
yang cukup berat. Hal ini terjadi karena mereka sudah tidak mampu lagi
mempertahankan kewajibannya sebagai pegawai, karyawan, suami atau kepala
keluarga (Santoso, 2005).
Widayanti (2005), meneliti tentang analisis respon psikologis klien
hemodialisa di Unit Hemodialisa Rumah Sakit TNI AL (RUMKITAL) Dr
Ramelan Surabaya, menyimpulkan bahwa klien yang menjalani terapi
hemodialisa mengalami kecemasan. Penelitian ini tidak dijelaskan tentang
tingkat kecemasannya.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Unit Hemodialisa RSUD
Wates, 28 Januari 2011 tercatat jumlah penderita GGK yang menjalani
Hemodialisa sebanyak 18 orang. Hasil wawancara penulis kepada beberapa
pasien yang akan menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates,
didapatkan dari 4 pasien terdapat 1 pasien yang menjalani HD selama 3 tahun
(36 bulan), 1 pasien HD selama 2 tahun (24 bulan), 2 pasien lainnya baru
menjalani HD selama 3 bulan dan semuanya mengalami kecemasan. Tingkat
kecemasan antara pasien lama dengan pasien baru berbeda, pasien yang
menjalani HD selama 3 dan 2 tahun tingkat kecemasannya sedang sedangkan
pasien baru yang menjalani HD selama 3 bulan tingkat kecemasannya ringan.
Berdasarkan fakta tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Hubungan Lama Hemodialisa dengan Tingkat
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
Kecemasan Pasien Penyakit Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa
di Unit Hemodialisa RSUD Wates”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut rumusan masalah
penelitian ini adalah: ” Apakah ada Hubungan Lama Hemodialisa Dengan
Tingkat Kecemasan Pasien GGK yang Menjalani Hemodialisa di Unit
Hemodialisa RSUD Wates?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk diketahuinya Hubungan antara Lama
Hemodialisa dengan Tingkat Kecemasan Pasien GGK yang Menjalani
Hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates.
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasinya karakteristik responden dengan pasien GGK yang
menjalani Hemodialisa.
b. Teridentifikasinya lama Hemodialisa pada pasien GGK
c. Teridentifikasinya tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani
Hemodialisa.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Instansi Rumah Sakit
Dapat memberikan masukan untuk instansi rumah sakit, khususnya
unit Hemodialisa dalam pelayanan Hemodialisis terutama mengenai
intervensi aspek psikologis penderita GGK yang menjalani Hemodialisis
rutin terhadap kecemasan yang terjadi, sehingga dalam pemberian
pelayanan kesehatan/ perawatan dapat menjadi lebih baik.
2. Profesi Keperawatan
Dapat mengenal, memberikan dukungan dan konseling pada
penderita dengan gagal ginjal yang menjalani hemodialisis terhadap
dampak psikologis kecemasan.
3. Bagi Pengguna
a. Bagi peneliti lain
Dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian
selanjutnya dalam bidang yang sama.
b. Bagi Mahasiswa Stikes Ahmad Yani
Dapat digunakan sebagai bahan pustaka dan kajian tentang hubungan
lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan pasien GGK yang
menjalani hemodialisa.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang : Hubungan Lama Hemodialisa dengan Tingkat
Kecemasan Pasien GGK yang Menjalani Hemodialisa di unit hemodialisa
RSUD Wates, berdasarkan pengetahuan penulis belum pernah diteliti
sebelumnya, tetapi ada beberapa penelitian yang hampir sama dan
mendukung penelitian ini :
1. Penelitian Widayanti (2005), tentang Analisis Respon Psikologis Klien
Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit TNI AL (RUMKITAL)
Dr Ramelan Surabaya, yang menyimpulkan bahwa klien yang menjalani
terapi Hemodialisa mengalami kecemasan. Perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh Widayanti dengan peneliti adalah penelitian Widayanti
menganalisis hubungan respon psikologis klien hemodialisa yang bersifat
studi kasus, peneliti tidak menjelaskan tentang tingkat kecemasannya dan
menggunakan desain penelitian eksploratif dan kualitatif. Sedangkan
penelitian peneliti bersifat kuantitatif, menggunakan desain penelitian
cross sectional dan fokus pada tingkat kecemasan terkait lama HD.
Persamaannya adalah sama-sama menganalisis kecemasan pada pasien
yang akan dilakukan penatalaksanaan medis.
2. Penelitian Riselligia (2006), tentang Gambaran Kecemasan dan Depresi
Pada Penderita Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di
Ruang Hemodialisa RSAL Mintoharjo, yang menyimpulkan bahwa klien
mengalami kecemasan. Penelitian ini menggunakan alat ukur HADS
(Hospital Anxiety and Depression Scale) bertujuan untuk memperoleh
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
gambaran mengenai tingkat kecemasan dan depresi pada penderita gagal
ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis dan HADS merupakan
alat ukur yang valid dan realibel dalam mengukur tingkat kecemasan dan
depresi pada pasien hemodialisa. Perbedaan penelitian yang dilakukan
oleh Riselligia tidak menjelaskan tentang tingkat kecemasannya dan
menggunakan kuantitatif dan kulitatif. Sedangkan penelitian peneliti
bersifat kuantitatif dan menggunakan desain penelitian cross sectional.
Penelitian Riselligia fokus pada Kecemasan dan Depresi tidak membahas
lama HD. Penelitian peneliti fokus pada tingkat kecemasan terkait lama
HD. Persamaannya adalah sama-sama menganalisis kecemasan pada
pasien yang akan dilakukan penatalaksanaan medis.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Unit Hemodialisa (HD) RSUD Wates
Kulon Progo, lokasinya di Dusun Beji Kecamatan Wates, tepatnya di Jalan
Tentara Pelajar Km 1 No. 5 Wates Kulon Progo. Rumah Sakit Umum Daerah
Wates berdiri tahun 1994. Dalam melaksanakan pelayanan hemodialisa
dilakukan oleh 2 dokter, 6 tenaga perawat dan mempunyai 4 mesin dialisis.
Pasien HD rata-rata berasal dari pedesaan yang tinggal tidak jauh dari Rumah
Sakit. Pemberian pelayanan HD dilakukan setiap hari Senin – Sabtu jam
08.00-13.00 WIB pagi dan jam 14.00-19.00 WIB siang. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 6 Juni – 6 Juli 2011. Unit HD selain sebagai
pelayanan hemodialisa juga sebagai tempat praktik dan tempat studi
mahasiswa di wilayah Yogyakarta.
B. Karakteristik Responden
Data mengenai karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin,
pekerjaan, lama hemodialisa dan tingkat kecemasan disajikan pada beberapa
tabel di bawah ini.
1. Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel
4.1 di bawah ini.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di RSUD Wates Unit
Hemodialisa Jumlah
No Usia Orang Persentase (%)
1. 25 – 33 Tahun 6 20% 2. 34 – 43 Tahun 5 16,7% 3. 44 – 53 Tahun 10 33,3% 4. 54 – 63 Tahun 6 20% 5. > 63 Tahun 3 10% Total 30 100%
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden yang berusia antara 44 – 53 Tahun yaitu sebanyak 10 orang
(33,3%) dan sebagian kecil berusia lebih dari 63 Tahun sebanyak 3 orang
(10%).
2. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, responden terdiri atas dua kelompok,
yaitu kelompok pria dan wanita. Karakteristik jenis kelamin responden
sesuai dengan perolehan data yang terkumpul melalui kuesioner
ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Wates Unit
Hemodialisa Jumlah
No Jenis Kelamin Orang Persentase (%)
1. Laki-laki 20 66,7% 2. Perempuan 10 33,3% Total 30 100%
Tabel 4.2 di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden
sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 20 orang (66,7%)
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
dan sebagian kecil sebanyak 10 orang (33,3%) berjenis kelamin
perempuan.
3. Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada
Tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Wates Unit
Hemodialisa Jumlah
No Pekerjaan Orang Persentase (%)
1. Ibu Rumah Tangga 2 6,7% 2. Tukang Kayu 1 3,3% 3. Petani 10 33,3% 4. Buruh 7 23,3% 5. Swasta 9 30,3% 6. Sopir 1 3,3% Total 30 100%
Tabel 4.3 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden
bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 10 orang (33,3%) dan responden
sebagian kecil bekerja sebagai tukang kayu yaitu 1 orang (3,3%) dan sopir
sebanyak 1 orang (3,3%).
4. Lama Hemodialisa
Karakteristik responden berdasarkan lama hemodialisa dapat dilihat
pada Tabel 4.4 di bawah ini
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Hemodialisa di RSUD Wates
Unit Hemodialisa Jumlah
No Lama Hemodialisa Orang Persentase (%)
1. < 24 Bulan 19 63,3% 2. 24 – 48 Bulan 9 30,0% 3. > 48 Bulan 2 6,7% Total 30 100%
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menjalani hemodialisa selama < 24 Bulan yaitu sebanyak 19 orang
(63,3%) serta sebagian kecil yang menjalani hemodialisa selama > 48
Bulan sebanyak 2 orang (6,7%).
5. Tingkat Kecemasan
Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasannya dapat
dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan di RSUD Wates
Unit Hemodialisa Jumlah
No Tingkat Kecemasan Orang Persentase (%)
1. Ringan 22 73,3% 2. Sedang 8 26,7% 3. Berat 0 0% Total 30 100%
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
merasakan kecemasan yang termasuk ringan yaitu sebanyak 22 orang
(73,3%), responden yang merasakan kecemasan sedang sebanyak 8 orang
(26,7%) serta tidak ada responden yang mengalami kecemasan berat (0%).
6. Tabulasi Silang Lama Hemodialisa dengan Tingkat Kecemasan
Tabulasi silang antara lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan
disajikan pada Tabel 4.6 di bawah ini.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Lama Hemodialisa dengan Tingkat Kecemasan di RSUD
Wates Unit Hemodialisa
Lama Hemodialisa Tingkat Kecemasan
< 24 Bulan 24 – 48 Bulan > 48 Bulan Total
Ringan 17 (56,7%) 4 (13,3%) 1 (3,3%) 22 (73,3%)
Sedang 2 (6,7%) 5 (16,7%) 1 (3,3%) 8 (26,7%)
Berat 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Total 19 (63,3%) 9 (30,0%) 2 (6,7%) 30 (100%)
Berdasakan Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
menjalani hemodialisa selama < 24 Bulan dengan tingkat kecemasan yang
dirasakan adalah ringan yaitu sebanyak 17 orang (56,7%).
C. Hasil Analisis Data
Hasil analisis Somers’d yang menggunakan bantuan program
Komputerisasi dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Somers’d
Keterangan Value (Coefficients)
Approx. Sig
Somers’d 0,401 0,013
Berdasarkan hasil analisis Somers’d pada Tabel 4.7 dapat diketahui
bahwa nilai Somers’d sebesar 0,401 dengan tingkat signifikansi (Approx. Sig)
0,013 yang berarti lebih kecil dari taraf signifikansi α 5%, maka dapat
dikatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara lama hemodialisa
dengan tingkat kecemasan. Hal tersebut berarti apabila responden semakin
lama periode waktu dalam menjalani hemodialisa, maka semakin berat tingkat
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
kecemasan yang dirasakan oleh responden, sebaliknya apabila responden
semakin singkat periode waktu dalam menjalani hemodialisa, maka semakin
ringan tingkat kecemasan yang dirasakan oleh responden, sehingga hipotesis
dalam penelitian ini yang menyatakan “ada hubungan antara lama hemodialisa
dengan tingkat kecemasan pasien penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates” diterima atau terbukti.
Pengujian kuat lemahnya hubungan antara lama hemodialisa dengan
tingkat kecemasan dilihat dari koefisien Somers’d-nya adalah sebagai berikut
(Sugiyono, 2005):
Tabel 4.8 Tingkat Hubungan Berdasarkan Koefisien Somers’d
Interval Koefisien Interpretasi (Tingkat Hubungan)
0,000 – 0,199 Sangat rendah 0,200 – 0,399 Rendah 0,400 – 0,599 Sedang 0,600 – 0,799 Kuat 0,800 – 1,000 Sangat Kuat
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa koefisien Somers’d
sebesar 0,401, sehingga sesuai dengan interval koefisiennya seperti terlihat
pada Tabel 4.8 di atas, maka hubungan antara lama hemodialisa dengan
tingkat kecemasan termasuk dalam kategori hubungan sedang.
D. Pembahasan
1. Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia memperlihatkan bahwa
sebagian besar responden (pasien yang menjalani HD) berusia antara 44 –
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
50
53 Tahun yaitu sebesar 33,3%. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Wahyudi (2009) di unit hemodialisa RSPAD Gatot
Soebroto Jakarta bahwa sebagian besar responden yang menjalani
hemodialisis usia > 40 tahun sebanyak 103 responden (78,6%) dan
sebagian kecil terdapat 28 responden (21,4%) berusia < 40 tahun. Hal ini
juga hampir sama dengan penelitian Hidayat (2007), kelompok usia
terbanyak yang menjalani HD di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
adalah usia 45-59 tahun sebanyak 18 orang (51,6%) dari 35 responden.
Berdasarkan hasil yang didapat oleh peneliti bahwa mayoritas
responden berusia 44 – 53 tahun sebanyak 10 orang (33,3%). Hal ini
dikarenakan fungsi-fungsi organ didalam tubuh mulai menurun sehingga
terdapat angka kesakitan. Selain itu juga dapat dilihat dari gaya hidup
seseorang tersebut yaitu pada masa mudanya sering merokok, meminum
minuman yang mengandung zat aspartam, jarang meminum air putih saat
melakukan pekerjaan yang menyibukkan diri orang tersebut maka akan
timbul resiko penyakit GGK dimasa tuanya.
Menurut laporan tahunan dari Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia
(YGDI) pada tahun 2006, diperkirakan jumlah penderita penyakit ginjal
kronik di Indonesia sebanyak 150 ribu pasien. Dari jumlah total pasien
tersebut 21% berusia 15-34 tahun, 49% berusia 35-55 tahun, dan 30%
berusia diatas 56 tahun. Keadaan tersebut bila dikaitkan dengan teori yang
menyatakan bahwa penyakit ginjal kronik merupakan kelanjutan dari
penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh diabetes mellitus,
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
51
hipertensi, infeksi, dll. Keadaan penyakit ini banyak dialami pada usia
pertengahan (middle age) dimana usia pertengahan adalah masa
degeneratif.
Usia adalah masa hidup responden yang dinyatakan dalam satuan
tahun dan sesuai dengan pernyataan responden. Hasil survei Kesehatan
Nasional tahun 2001, dimana dapat dilihat adanya peningkatan kesakitan
sejalan dengan peningkatan usia, sehingga penduduk yang berusia lebih
tua cenderung lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan dibanding
dengan yang berusia muda (http://www.medicastore.com).
Menurut PERNEFRI (Perhimpunan Nefron Indonesia), pada tahun
2000 penyebab utama PGK yang menjalani hemodialisis di Indonesia
adalah glomerulonefritis, diabetes melitus, obstruksi dan infeksi serta
hipertensi. Perbedaan ini, disebabkan karena Indonesia berada dalam
wilayah tropis, sehingga banyak dijumpai penyakit infeksi. Sedangkan di
Amerika Serikat yang merupakan salah satu negara maju, faktor dominan
yang menyebabkan PGK adalah faktor perilaku dan gaya hidup
masyarakat termasuk dalam pola konsumsi makanan keluarga (Krauss dan
Hakk, 2000).
2. Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan
bahwa sebagian besar responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu
sebesar 66,7%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wahyudi (2009) yang diketahui bahwa dari 131 orang yang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
52
menjalani HD, sebagian besar 87 responden (66,4%) berjenis kelamin laki-
laki, sedangkan 44 responden (33,6%) berjenis kelamin perempuan. Hal
ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan Hidayat (2007) bahwa dari
35 responden yang menjalani HD di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten adalah 23 orang (65,7%) pria dan 12 orang (34,3%) wanita.
Menurut Friedman (1996) bahwa penyakit lebih sering dijumpai
pada kaum laki-laki daripada perempuan karena laki-laki tidak mempunyai
hormon pelindung yang dimiliki oleh perempuan yaitu hormon estrogen
sebelum masa menopause dan juga kaum laki-laki banyak mempunyai
kebiasaan dan paparan lingkungan pekerjaan yang tidak sehat seperti
banyak merokok, alkoholik, pekerjaan beresiko terhadap kesehatan dan
lain-lain.
Laki-laki lebih tinggi angka PGK karena gaya hidup dan nilai
kadar ureum dan kreatinin serum, karena kedua senyawa ini hanya dapat
diekskresi oleh ginjal. Kreatinin adalah hasil perombakan keratin,
semacam senyawa berisi nitrogen yang terutama ada dalam otot.
Banyaknya kadar kreatinin yang diproduksi dan disekresikan berbanding
sejajar dengan massa otot. Pada pria kadarnya biasanya lebih besar
daripada wanita.
3. Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan memperlihatkan
bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai petani yaitu sebesar
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
53
33,3%. Pekerjaan sebagai petani umumnya memperoleh penghasilan yang
relatif rendah, umumnya dengan pendapatan/penghasilan yang rendah
tersebut menyebabkan responden tidak mampu mencukupi kebutuhan
pokok hidupnya, sehingga secara otomatis untuk kebutuhan kesehatan
juga cenderung terlupakan. Hal tersebut juga didukung oleh biaya
pengobatan di rumah sakit yang memang tidak terjangkau oleh masyarakat
dengan status ekonomi bawah, sehingga menyebabkan penanganan
kesehatan terhadap masyarakat ekonomi lemah cenderung terlambat.
Responden memilih tidak memeriksakan kondisi kesehatannya di rumah
sakit atau lembaga kesehatan lainnya karena memang tidak ada dana atau
biaya untuk ke rumah sakit, serta tidak memiliki jaminan kesehatan dari
pemerintah karena kurangnya pengetahuan responden mengenai syarat
administratif yang dibutuhkan untuk memperoleh jaminan kesehatan
seperti jamkesmas, jamkesda, atau asuransi kesehatan lainnya. Beberapa
hal inilah yang mengakibatkan timbulnya penyakit gagal ginjal kronik.
4. Lama Hemodialisa
Karakteristik responden berdasarkan lama hemodialisa
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjalani hemodialiosa
selama < 24 Bulan yaitu sebesar 63,3%. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa langkah penanganan terhadap penyakit gagal ginjal kronik yang
dialami oleh responden dengan tindakan medis melalui hemodialisa yang
dilakukan oleh dokter (tenaga medis) di RSUD Wates relatif cepat.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa responden memperoleh
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
54
kesembuhan dari penyakit gagal ginjal kronik relatif cepat. Kesembuhan
responden yang relatif cepat dari penyakit yang dideritanya
memperlihatkan bahwa dokter RSUD Wates yang menangani responden
memang ahli dibidangnya dan berkualitas.
5. Tingkat Kecemasan
Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat
kecemasan ringan selama menjalani hemodialisa yaitu sebesar 73,3%. Hal
tersebut menandakan bahwa mayoritas responden yang menjalani
Hemodialisa memiliki keyakinan serta optimisme yang tinggi untuk
memperoleh kesembuhan. Motivasi (optimisme) yang tinggi tersebut
diwujudkan responden dengan berbagai tindakan seperti menuruti segala
rekomendasi dokter, tawakal sepenuhnya kepada Tuhan dan sebagainya,
sehingga seluruh tindakan yang dilakukan oleh responden mampu
mengurangi kecemasan yang dirasakan selama menjalani hemodialisa
(terapi penyembuhan) (kecemasan yang dirasakan responden ringan).
6. Tabulasi Silang Lama Hemodialisa dengan Tingkat Kecemasan
Tabulasi silang antara lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan
memperlihatkan bahwa sebagian besar responden yang menjalani
hemodialisa selama < 24 Bulan dengan tingkat kecemasan yang dirasakan
adalah ringan yaitu sebesar 56,7%. Hal tersebut berarti apabila responden
semakin lama periode waktu dalam menjalani hemodialisa, maka semakin
berat tingkat kecemasan yang dirasakan oleh responden, sebaliknya
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
55
apabila responden semakin singkat periode waktu dalam menjalani
hemodialisa, maka semakin ringan tingkat kecemasan yang dirasakan oleh
responden.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa nilai koefisien
Somers’d sebesar 0,401 dengan tingkat signifikansi (Approx. Sig) sebesar
0,013 yang berarti lebih kecil dari taraf signifikansi α = 5%, maka dapat
dikatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara lama
hemodialisa dengan variabel tingkat kecemasan. Artinya bahwa apabila
responden semakin lama periode waktu dalam menjalani hemodialisa,
maka semakin berat tingkat kecemasan yang dirasakan oleh responden,
sebaliknya apabila responden semakin singkat periode waktu dalam
menjalani hemodialisa, maka semakin ringan tingkat kecemasan yang
dirasakan oleh responden, sehingga hipotesis dalam penelitian ini yang
menyatakan “ada hubungan antara lama hemodialisa dengan tingkat
kecemasan pasien penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates” diterima atu terbukti,
serta tingkat hubungan lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan
termasuk kategori sedang karena nilai koefisien Somers;d sebesar 0,401.
Hasil penelitin ini didukung oleh hasil penelitian Wahyudi (2009)
yang menyatakan bahwa dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value
(probabilitas) = 0,004 berarti p value < 0,05, sehingga dapat disimpulkan
terdapat hubungan yang bermakna antara lama menjalani hemodialisis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
56
dengan tingkat kecemasan klien terkait alat/unit dialisis pada klien gagal
ginjal kronik di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Widayanti
(2005), tentang Analisis Respon Psikologis Klien Hemodialisa Di Ruang
Hemodialisa Rumah Sakit TNI AL (RUMKITAL) Dr Ramelan Surabaya,
yang menyimpulkan bahwa klien yang menjalani terapi Hemodialisa
mengalami kecemasan atau dengan kata lain ada hubungan antara
hemodialisa yang dijalani klien dengan tingkat kecemasan yang dirasakan
klien.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yaitu :
1. Hasil penelitian ini tingkat generalisasinya hanya berlaku di RSUD Wates.
2. Variabel yang diteliti hanya lama hemodialisa dan tingkat kecemasan,
sementara variabel lain yang berhubungan dengan tingkat kecemasan
masih banyak, misalnya variabel status kesehatan, kondisi lingkungan,
harga diri, gambaran diri serta tingkat pengetahuan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai hubungan
antara lama hemodialisa dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik
yang dilakukan pada 30 orang responden di Unit Hemodialisa RSUD Wates,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Ada hubungan signifikan antara lama hemodialisa dengan tingkat
kecemasan pasien gagal ginjal kronik (GGK) karena nilai approx. sig
sebesar 0,013 yang lebih kecil dari α = 5% dengan arah hubungan positif
sebesar 0,401, yang artinya bahwa apabila responden semakin singkat
periode waktu dalam menjalani hemodialisa, maka semakin ringan tingkat
kecemasan yang dirasakan oleh responden, begitu sebaliknya.
2. Mayoritas responden yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa
RSUD Wates berjenis kelamin laki-laki.
3. Mayoritas responden yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa
RSUD Wates bekerja sebagai petani.
4. Mayoritas responden lama hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Wates
selama < 24 bulan.
5. Mayoritas responden yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa
RSUD Wates memiliki tingkat kecemasan dalam kategori ringan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
58
B. Saran
Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti
dapat memberikan beberapa saran, yaitu:
1. Bagi Institusi
Hendaknya para dosen dan mahasiswa STIKES A. Yani, khususnya
mahasiswa program studi kepewawatan diharapkan membaca hasil
penelitian ini, karena hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan,
menambah wawasan serta menjadi referensi mengenai hubungan lama
hemodialisa dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik
(GGK).
2. Bagi Perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilustrasi bagi
perawat dalam menangani pasien gagal ginjal kronik yang merasa cemas
ketika menjalani hemodialisa, dengan cara memberikan dukungan, saran
atau nasehat serta konseling tentang hemodialisa, sehingga nantinya
diharapkan rasa cemas pasien dapat berkurang atau bahkan pasien tidak
merasa cemas lagi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hendaknya peneliti berikutnya diharapkan lebih memperluas
variabel yang berhubungan dengan tingkat kecemasan seperti variabel
keadaan fisik, tingkat pendidikan, sosial budaya, usia, dan lain-lain. Hal
ini dimaksudkan agar cakupan mengenai variabel yang berhubungan
dengan tingkat kecemasan dapat lebih luas dan penelitian-penelitian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
59
selanjutnya dapat memberikan temuan baru dan dapat memberikan
sumbangan baru untuk ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, khususnya
bidang keperawatan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Adsense. 2009. “Penyakit Menular Dan Tidak Menular” dalam http://www.infopenyakit.com diakses tanggal 26 November 2009
Alimul Hidayat Aziz. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Analisis Data.
Edisi Pertama. Salemba Medika: Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Cetakan kedua belas, Rineka
Cipta, Yogyakarta. Baxter. 2005. Panduan Untuk Pasien dengan Dialisa. Baxter, Jakarta. Depkes RI. 2007. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia. Edisi II, Direktorat Kesehatan Jiwa : Jakarta. Goodnough, I. T. 2002. Anemia: A Hidden Endemic. NAAC. Hawari, D. 2001. Manajemen Stess, Cemas dan Depresi. Fakultas Kedokteran
Umum UI, Jakarta. Indonesia Kidney Care Club. 2007. “Gagal Ginjal dan Dialisis”. Dalam
www.IKCC.or.id. Diakses tanggal 10/09/2009 Kaplan, Sadock. 2003. Sinopsis Psikiatra. Edisi XIX. Lippincott Williams and
Wilkins : USA Kimmel & Levy. 2001. handbook of Dialisis. Edisi III. Lippincott : New York Neil, Niven 2003. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional
kesehatan Lain, edisi 2, EGC, Jakarta. Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Kedua, Rineka
Cipta, Jakarta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika. Perawat Ksatria Indonesia. 2010. “Kecemasan” dalam http://reksamedja.blogspot.
com. Diakses tanggal 28 Maret 2011.
Perhimpunan Nefrologi Indonesia. 2003. Konsensus Dialisis. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI : Jakaarta
60
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
61
PERNEFRI. 2000. Manajemen Anemia Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik. Perhimpunan Nefrologi Indonesia, Jakarta
Rostantina. 2006. ”Persepsi Klien dengan Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisis terhadap Perubahan Citra Diri Diruang Hemodialisa RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Dan RS Pelabuhan Jakarta”. KTI (Dipublikasikan). Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
Santoso, T. 2005. Psikologi Pasien Gagal Ginjal. Makalah, Disampaikan dalam
Pelatihan Perawatan Ginjal Intensif RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta, tidak dipublikasikan
Smeltzer & Bare. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3. EGC, Jakarta. Stuart, Gail W. 2006. Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC Stuart, Sundeen. 2000 Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa: Hamid, Achir Yani,
D.N.Sc, EGC, Jakarta. Sugiharto, R. 2006. “Peran Keluarga Bagi Penderita Gagal Ginja”l. dalam
www.ikc.or.id Diakses pada Tanggal 20/09/2009 di http:// Sugiyono. 2000. Statistik Untuk penelitian. Bandung: Alfabeta ________. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta ________. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sukandar, E. 2006. Nefrologi Klinik. Edisi III. Bagian Ilmu Penyakit Dalam. FK
UNPAD, Bandung. Suwitra. 2006. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo, A., Setiyohadi, B., Alwi.,
Simadibrata, K, M., Setiati, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi 4. Jakarta, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK. UI, Jakarta.
Wahyudi, Chandra Tri. 2009. ”Hubungan Lama dan Frekuensi Menjalani
Haemodialisis dengan Tingkat Kecemasan Terkai Alat/Unit Dialisa pada Pasien GKK di RSPAD Gatot Subroto Jakarta ”. KTI (Dipublikasikan). Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
Yuliana. 2008. Hemodialisa. dalam http://www.medicastore.com/ diakses tanggal
28 Juli, 2011.