spi dinasti aglabiyah

Download spi dinasti aglabiyah

If you can't read please download the document

Upload: nety-nurjanah

Post on 07-Aug-2015

1.050 views

Category:

Documents


189 download

DESCRIPTION

dinasti aglabiyah

TRANSCRIPT

KERAJAAN DINASTI AGHLABIYAHDiposkan oleh Asep Saepul Mualim ( MoE ) Senin, 30 Mei 2011 at 07:59 0 komentar Labels : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai Dinasti Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah, bahkan cenderung ingin lebih mewah dari pendahulunya, Kehidupan mewah khalifah-khalifah ini ditiru oleh para hartawan dan anak-anak pejabat. Kecendrungan bermewah-mewah dtambah dengan kelemahan khalifah dan faktor lainnya menyebabkan rodapemerintahan terganggu dan rakyat menadi miskin. Kondisi ini memberi peluang kepada tentara profesional untuk mengambil kendali pemerintah. Usaha mereka berhasil sehingga kekuasaan sesungguhnya berada ditangan mereka. Sementara kekuasaan bani abbasiyah didalam khalifah abbasiyah yang didirikan mulai pudar, dan ini merupakan awal dari keruntuhan dinasti ini, meskipun setelah itu usianya masih dapat bertahan lebih dari empat ratus tahun. Akibat dari kebijakan yang lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaa islam dari persoalan politk itu, provinsi-provinsi tertentu dipinggiran mulai lepas dari genggaman penguasa Bani Abbas. Ini bisa terjadidalam salah satu dari dua cara: pertama, seorang pemimpin lokal memimpin suatu pemberontakan dan berhasil memperoleh kemerdekaan penuh. Kedua, seorang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah, kedudukannya semakin bertambah kuat,seperti daulah Aghlabiyah ditunisia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dinasti Aghlabiyah merupakan salah satu dinasti yang memisahkan diri (melepaskan diri) dari kekuasaan Baghdad pada masa khilafah Abbasiyah yang berbangsa Arab. 1.3 Maksud dan tujuan Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah: a. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Aghlabiyah. b. Siapa saja yang termasuk penguasa Dinast Aghlabiyah. c. Untuk mengetahui apa yang hendak dicapai oleh Dinasti Aghlabiyah. d. Kapan Dinasti Aghlabiyah mengalami kemunduran. e. Sebagai penambah wawasan khususnya bagi penulis. 1.4 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam penulisan makalah ini penulis membagi kedalam 3 tiga) bab yang masing-masing babnya terdiri dari sub-sub yang mempunyai hbungan satu dengan yang lainnya yaitu :Bab I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang,rumusan Masalah, Maksud dan tujuan dan sistematika penulisan . Bab II : DINASTI AGHLABIYAH Bab ini yang menjadi bab pembahasan dimana dalam bab ini penulis Membahas masalah berdirinya Dinasti Aghlabiyah,prestasi / keberhsilan Yang dicapai oleh Dinasti Abbasiyah Bab III : PENUTUP Dalam bab ini terdiri atas kesimpulan,kritik dan saran. BAB II DINASTI AGHLABIYAH 2.1 Berdirnya Dinasti Aghlabiyah Dinasti Aghlabiyah didirikan di Aljazariyah dan sisilia oleh Ibrahim bin Aghlab, seorang yang dikenal mahir di bidang administrasi. Dengan kemampuan Ilmu administrasinya, ia mampu mengatur roda pemerintahannya dengan baik. Dinasti Aghlabiyah merupakan tonggak terpenting dalam sejarah konflik Berkepanjangan antara asia dan eropa.dibawah pimpinan Ziyadatullah 1,suatu Armada bajak laut dikerahkan untuk menggoyang pesisir Italia, perancis, cosica dan sardina. kemudian pada tahun 827 M, Ziyadatullah mengirimsebuah Ekspedisi untuk merebut sisilia dari Bizantium dan berhasil dikuasai pada tahun 902 M.sisilia yang berada dipulau laut tengah tersebut dijadikan pangkalan Untuk penyerangan daratan,daratan eropa yang kristen.Konstribusi terpenting Dalam ekspedsi tersebut adalah menyebarnya peradaban islam hingga ke eropa. Bahkan ronaisans di Italia terjadi karena transmisi ilmu pengetahuan melalui Pulau ini. Secara periodik,Dinasti Aghlabiyah dikuasai oleh beberapa penguasa,yaitu : - Ibrahim bin Aghlab 800 811 M - Abdullah I bin Ibrahim 811 816 M - Ziyadatullah bin Ibrahim 816 837 M - Abu Iqbal bin Ibrahim 838 841 M - Abu Al-Abbas Muhammad 841 856 M - Abu Ibrahim Ahmad 856 863 M - Ziyadatullah II bin Ahmad 864 874 M - Ibrahim II bin Ahmad 874 902 M - Abu Al-Abbas Abdullah II 902 903 M - Abu Mudhar Ziyadatullah III 903 909 M 2.2 Prestasi / Keberhasilan Dan Kemunduran Yang Dicapai DinastiAghlabiyah Dinasti aghlabiyah terkenal dengan prestasinya di bidang arsitektur, terutama dalam pembangunan masjid. Pada masa Ziyadatullah yang kemudian disempurnakan oleh Ibrahim II, berdiri dengan megahnya masjid yang besar Yaitu mesjid Qairawan, menara masjidnya yang merupakan warisan dari bentuk Bangunan Umayah merupakan bangunan tertua di afrika.Oleh karena itu lah Qairawan menjadi kota suci ke empat setelah Mekah, Madinah, dan Yerusalem Masjid tersebut disebut sebagai masjid terindah dalam islam karena ditata sedemikian indah, selain itu dibangun pula sebuah mesjid di Tunisia. Pada masa Kekuasaan Ahmad, serta dibuat pula suatu peralatan pertanian dan irigasi untuk daerah ifrikiyah yang kurang subur. Akhir abad ke-9,posisi DInasti Aghlabiyah di ifrikiyah mengalami Kemunduran,dengan masuknya propaganda syiah yang dilancarkan oleh Abdullah As-syiah atas isyarat Ubaidillah Al-Mahdi telah menanamkan Pengaruh yang kuat dikalangan orang-orang bar bar suku ketama kesenjangan sosial antar penguasa Aghlab di satu pihak dan orang-orang bar bar di pihak Lain,telah menambah kuatnya pengaruh itu dan pada akhirnya membuahkan Kekuatan militer. Pada tahun 909 M.kekuatan militer tesebut berhasil berhasil kekuasaan aghlabid yang terakhir, Ziyadatullah III sehingga Ziyadatullah diusir ke mesir setelah gagal mendapatkan bantuan dari pemerintahan pusat di Baghdad.Ada juga yang berpendapat bahwa Ziyadatullah Kalah Karena tidak mengadakanperlawanan apapun sebelum Dinasti Fatimiyah Invlasi dan sejak itu pula, Ifrikiyah dikuasai oleh orang-orang syiah yang pada Masa selanjutnya membentuk Dinasti Fatimiyah. Salah satu faktor mundurnya Aghlabiyah adalah hilangnya hakikat kedaulatan dan ikatan-ikatan solidaritas Sosial semakin luntur. Kedaulatan pada hakikatnya dimiliki oleh mereka yang Sanggup menguasai rakyat, sanggup memungut iuran Negara, mengirimkan Angkatan bersenjata, melindungi pembatasan dan tak seorang penguasa pun berada di atasnya. Dengan semakin berkurangnya pengaruh Aghlabiyah terhadap masyarakat dikarenakan Aghlabiyah. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dinasti Aghlabiyah didirikan di aljaziriyah dan sisilia oleh Ibrahim bin Aghlabiyah, seorang seorang yang dikenal mahir dibidang administrasi. Dinasti Aghlabiyah merupakan tonggak terpenting dalam sejarah konflik berkepanjangan antara asia dan eropa. Dinasti ini juga terkenal dengan prestasinya dibidang arsitektur, terutama dalam pembangunan Mesjid. Pada akhir abad ke-9, posisi Dinasti Aghlabiyah di ifrikiyah mengalami kemunduran, dengan semakin berkurangnya pengaruh aghlabiyah terhadap masyarakat, dikarenakan adanya kesenjanga sosial. Berakhirlah riwayat adanya kesenjangan sosial, berakhirlah riwayat DiastiAghlabiyah. 3.2 Kritik dan Saran Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,baik dari segi penulisan maupun cara penyampaiannya, karena itu penulis sangat mengharapkan sekali kritik dan Saran yang bersifat membangun, khususnya dari Dosen dan umumnya dari para pembaca. DAFTAR PUSTAKA Yatim Badri Dr, MA, Sejarah Peradaban Islam, Ed.1-20-Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Jakarta 2008 Harun Nasution, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta:UI Press, 1986 Syalabi Ahmad , Sejarah dan Kebudayaan Islam . Jakarta : Husna Dzikrahttp://moegrafis.blogspot.com/2011/05/kerajaan-dinasti-aghlabiyah.htmlPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dinasti Fatimiyah atau disebut juga al-Fathimiyyun adalah satusatunyaDinasti Shiah dalam Islam yang penamaannya dinisbatkan kepada Fatimah al-Zahra, putri nabi Muhammad SAW. Kebangkitan Dinasti ini berasal dari suatutempat yang kini dikenal sebagai Tunisia ( Ifriqiyyah ) ketika Dinasti Abbasiah dibaghdad mulai melemah. Dinasti Fatimiyah ini adalah salah satu dinasti Islam yang beraliran Syiah Ismailiyah yang lahir di Afrika utara pada tahun 909 Msetelah mengalahkan Dinasti Aghlabiyah di Sijilmasa.Dalam sejarah,kejayaanDinastiFatimiyahdatings e t e l a h p u s a t kekuasaanya dipindahkan dari tunisia (al-Mahadiah) ke Mesir. KekhalifahanFatimiyah lahir sebagai manisfestasi dari idealisme orang-orang Syiah yangb e r a n g g a p a n bahwa ya n g berhak m e m a n g k u j a b a t a n i m a m a h a d a l a h keturunan dari Fatimah binti Rosulullah. Kekhalifahan ini lahir di antara duak e k u a t a n p o l i t i k k e k h a l i f a h a n , A b b a s i a h d i B a g h d a d , d a n U m a yya h I I d i Cordova. S e b e n a r n ya g o l o n g a n S yi a h s u d a h l a ma m e n c i t a - c i t a k a n b e r d i r i n ya kekholifahan sejak pudarnya kekhalifahan Ali bin Abi Tholib di Kufah. Merekaselalu mendapat tekanan-tekanan politik semasa periode Kekhalifahan Umayahmaupun Abbasiah. Dalam kegiatan politiknya, mereka melakukan gerakantaqiyah yang kelihatannya taat terhadap penguasa tetapi sebenarnya merekamenyusun kekuatan secara diamdiam. B.Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah Proses berdirinya Dinasti Fatimiyah? 2. Siapa sajakah para penguasa Dinasti Fatimiyah? 3. Bagaimanakah kemajuan peradapan Dinasti Fatimiyah? C.Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui Proses berdirinya Dinasti Fatimiyah. 2. Untuk mengetahui para penguasa Dinasti Fatimiyah. 3. Untuk mengetahui kemajuan peradapan Dinasti Fatimiyah BAB II PEMBAHASAN A. PROSES BERDIRINYA DINASTI FATIMIYAH Dinasti Fatimiyah atau disebut juga al-Fathimiyyun adalah satu-satunya Dinasti Syiah dalam Islam yang penamaannya dinisbatkan kepada Fatimah alZahra, putri nabi Muhammad SAW. Kebangkitan Dinasti ini berasal darisuatutempat yang kini dikenal sebagai Tunisia ( Ifriqiyyah ) Kemunculan Dinasti ini seperti yang dikatakan JJ. Sounders adalah diakibatkan oleh tuntutan Imamah sebagai Khalifah atau pengganti Rasulallah setelah wafat. Lebih jauh ia mengatakan gerakan Syiah tersebut merupakan sebuah protes politik terhadap penguasa. dan sebagai tandingan bagi penguasa dunia Islam pada saat itu yang terpusat di Baghdad. Protes politik tersebut dilakukan dengan jalan konfrontasi, sehingga para penguasa (Muawiyah dan A b b a s i ya h ) tidak ragu-ragu m e m b u n u h k e l u a r g a Ahl al-Bayt dan mengintimidasi para pengikutnya. [1] Salah satu sekte Syiah yang mampu menampakkan diri pada abad X M. Tepatnya mulai 5 Januari 910 M/ 297 H h i n g g a 1 1 7 1 M / 5 6 7 H [ 2 ] , a d a l a h S h i a h I s m a i l i ya h . S e k t e S h i a h i n i menisbatkan dirinya kepada Imamiyah dan menyetujui penetapan ke enam para Imam yang pertama dari dua belas Imam. Menurut mereka, sesudah J a f a r a l - S h a d i q ( I m a m k e e n a m ) , Imamah tidaklah berpindah kepada putranya yang bernama Musa al-Kazim, akan tetapi berpindah kepada puteranya yang lain yakni Ismail. Karena itulah mereka disebut dengan sekte Syiah Ismailiyah. Namun para Imam yang mereka yakini dari garis k e t u r u n a n I s m a i l t e r s e b u t t i d a k p e r n a h mu n c u l , j u s t r u ya n g m u n c u l hanyalah juru dakwah (propagandis/ misionaris). Oleh karena itu, para Imamtersebut dinamakan al-Aimmah al-Masturun. Para Imam Ismailiyah baruakan muncul kembali setelah keadaan mereka bertambah kuat di Afrikautara pada tahun 297 H. / 909 M.[3] P a r a juru dakwah (propagandis/misionaris) tersebut terus m e l a k u k a n gerakan-gerakan revolusioner diantara mereka yang cukup terkenal adalah Abu al-Khattab yang dihukum mati pada 755 M. Oleh pemerintah Abbasiyah, Abd Allah bin Maymun al Qaddah yang mengorganisir kelompok [ [ [berpotensi revolusioner, dan Hamdan al Qarmati yang berasal dari Qarmat, sebuah kota kecil yang ada di Shiria.[4] Dia pernah membuat kewalahan Pemerintah Abbasiyah dan namanya kemudian dipakai untuk menyebut golongannya yaitu Qaramit, mereka berhasil mempengaruhi penduduk di daerah Iraq, Suriyah, Bahrain dan Yaman.[5] Tokoh lainnya adalah Said bin Muhammad al-Habib. Dia sangat aktif melakukan gerakan yang mendukung Dinasti Fatimiyah, terutama di daerah kelahirannya, Salmiyah. Daerah inilah yang merupakanpusat awal dari gerakan Dinasti Fatimiyah, yang kemudian dilanjutkan oleh Abu Abd Allah alHusayn al-Syii yang berhasil mempengaruhi masyarakat Arab dan melakukan propaganda di berbagai daerah seperti di Yaman dengan memperoleh bantuan dari para tokoh propaganda yang lain, yakni Ali bin Fadl al-Yamani dan Ibnu Hawshab al-Kufi. Gerakan propaganda di Yaman ini berhasil dengan baik, karena didukung oleh banyaknya pengikut Syiah dan jauh dari pusat pemerintahan Abbasiyah, sehingga Yaman selain Salmiyah dapat di jadikan sebagai basis utama untuk melakukan gerakan selanjutnya.[6] Pada abad X M, Abu Abd Allah al-Husayn al Shii seorang penduduk asli Shana Yaman yang mengklaim dirinya sebagai wakil al-Mahdi menyeberang ke Afrika Utara. Berkat propagandanya yang bersemangat, ia berhasil menarik simpati suku Berber, khususnya dari kalangan suku Kitamah. Setelah berhasil menegakkan pengaruhnya di Afrika Utara, Abu Abd Allah alHusayn al Syii menulis surat kepada Imam Ismailiyah Said bin al-HusaynalSalmiyah (kemungkinan keturunan kedua pendiri sekte Ismailiyah,seorang Persia yang bernama Abdullah ibn Maymun) di Syiria, agar segeraberangkat ke Afrika Utara untuk menggantikan dirinya sebagai pemimpin tertinggi Gerakan Shiah Ismailiyah. Said mengabulkan undanganya dan memproklamirkan dirinya [ [ [sebagai putra Muhammad al Habib, cucu dari I s m a i l , s e l a n j u t n y a gerakan ini berhasil menduduki Tunis, pusat pemerintahan Aghlabiyah pada tahun yang 297 terakhir H./909 yaitu M dan mengusirpenguasanya Ziyadatullah,S a i d k e m u d i a n memproklamirkan dirinya sebagai Khalifah/Imam dengan gelar Ubayd Allah al-Mahdi [7] . S e j a k i t u l a h t e r b e n t u k D i n a s t i F a t i m i ya h ( d i n i s b a t k a n p a d a Fatimah al-Zahra putri Rasululllah Saw) yang disebut juga Dinasti Bani Ubaidillah / al-Ubaidiyyun (menurut kalangan Sunni atau orang yang tidak percaya bahwa mereka keturunan Fatimah al-Zahra) dengan ibu kota Qairawan (Tunisia).[8] B. PARA PENGUASA DINASTI FATIMIYAH1. 1. Al-MAHDI ( 909-934 M. / 297-322 H. ) Penguasa sekaligus pendiri Dinasti Fatimiyah ini mempunyai nama asli Said bin al Husayn al-Salmiyah dengan gelar Ubayd Allah al-Mahdi y a n g menegakkan pemerintahannya di istana Aghlabiyah yaitu Raqqadah (terletak di pinggiran kota Qairawan) setelah dapat mengusir Ziyadatullah pada tahun 909 M/297 H, penguasa Aghlabi yang terakhir.[9] AlMahdi adalah pemimpin yang sangat cakap dan berbakat, dua tahun setelah berkuasa ia membunuh pemimpin propagandanya, Abu Abd Allahal-Husayn alShii karena terbukti bersekongkol dengan saudaranya sendiri, Abu alAbbas untuk melancarkam kudeta terhadap dirinya.Setelah itu ia melakukan ekspansi ke seluruh Afrika yang terbentangdari wilayah perbatasan Mesir sampai ke wilayah Maroko dan Fes yang d i k u a s a i Idrisiyah dan pada tahun 914 M/302 H. Ia [ [ [ b e r h a s i l menaklukkan Iskandariyah dan kota-kota lain sepertiDelta (914 M./304H.), Malta, Sardinia, Corsika dan Balearic. Sekitar tahun 920 M/308 H. Ia memindahkan pusat pemerintahannya di kota baru yang diberi nama dengan namanya sendiri yaitu al-Mahdiyyah di pesisir Tunisia, sekitar27,2 km. kearah tenggara kota Qairawan. [10] 2. Al-Qaim ( 934-946 M. / 322-334 H. ) Al-Mahdi wafat pada tahun 934 M./322 H. dan digantikan oleh putra tertuanya Abu al-Qasim yang bergelar al-Qaim bi Amr Allah . Ia adalah pemimpin pemberani, hampir setiap ekspsdisi militer ia pimpin s e n d i r i , s e h i n g g a d a l a m t a h u n p e r t a m a k e k h a l i f a n n ya , i a b e r h a s i l menduduki Genoa dan wilayah sepanjang pantai Calabria dan padat a h u n ya n g s a m a i a m e n g e r a h k a n p a s u k a n k e M e s i r n a m u n d a p a t d i k a l a h k a n o l e h d i n a s t i I k h s i d i ya h s e h i n g g a m e r e k a t e r u s i r d a r i Iskandariyah. Ia meninggal dunia pada tahun 946 M. [11] 3. Al-Mansur ( 946-952 M. / 334-341 H. ) Al-Mansur berani, adalah pemuda yang lincah dan i a menggantikan ayahnya dalam usia 27 tahun.M e s k i p u n h a n y a memerintah selama 7 tahun 6 hari, ia masih bisa menjaga kedaulatan D i n a s t i F a t i m i ya h m e s k i p u n p u t r a A b u Y a z i d M a k a d d a n s e j u m l a h pengikutnya senantiasa menimbulkan keributan. Ia juga membangun sebuah kota di wilayah perbatasan Susa pada tahun 337 H./949M yang diberi nama al-Mansuriyyah.[12] 4. Al-Muizz ( 952-975 M. /341-365 H. ) Setelah al-Mansur meninggal dunia pada hari Jumat akhir Shawal 341H/952 M. Ia digantikan putranya, Abu Tamim Maad dengan gelar al-M u i z z l i D i n A l l a h . Penobatan al-Muizz sebagai khalifah keempat m e n a n d a i e r a b a r u D i n a s t i F a t i m i y a h , k a r e n a d i s a m p i n g p u s a t pemerintahan sudah berpindah dari al-Mahdiyah ke al[ [ [Qahirah yang dibangun oleh panglima perangnya, Jawhar al-Siqilli (alS}aqali). [13] S e t e l a h m e n g u a s a i i b u k o t a F u s t a t s e b a g a i l a m b i n g kemenangan dan dilanjutkan membangun Masjid al Azhar setelah Mesir dapat ditaklukannya pada bulan Pebruari 969 M/Rabi al-Akhir 358 H, juga keberhasilan dalam ekspansi kekuasaan yaitu ke Maroko, Sycilia,Palestina dan Suriah Damaskus serta mampu mengambil penjagaan atas tempat tempat suci di Hijaz.[14] 5. Al-Aziz ( 975-996 M. / 365-386 H. ) Abu Mansur Nizar (lahir pada tahun 344 H./954 M.) menggantikan ayahnya pada bulan Rabi al-Awwal 365 H. Memasuki tahun ke-22 dari umurnya dengan gelar al-Aziz bi Allah, ia terkenal sangat pemurah dan b i j a k s a n a b a h k a n t e r h a d a p mu s u h mu s u h n ya s e k a l i p u n . P u n c a k kekuasaan Dinasti Fatimiyah adalah pada saat pemerintahannya yang meliputi dari wilayah Euprat sampai Atlantik, melampaui kekuasaan dinasti Abbasiyah di Baghdad yang sedang memasuki masa kemunduran dibawah kekuasaan Buwaihiyah [15] Dalam pemerintahannya, kepada setiap ia sangat untuk liberal dan m e m b e r i kebebasan agama berkembang,kerukunan antar umat beragama terjalin dengan sangat baik, bahkan seorang wazirnya, Isa ibn Nastur adalah beragama kristen dan Manasah seorang Yahudi menjadi salah seorang pejabat tinggi di istananya. Pembangunan fisik dan seni arsitektur merupakan lambang kemajuan pemerintahannya, karena ia juga ahli Syair dan pendidikan seperti The Golden Palace, TheP e a r l P a v i l l i o n d a n m a s j i d K a r a f a , ma s j i d a l - A z h a r d i j a d i k a n al- Jamiah /Universitas.[16][ [ [ [6. Al-Hakim ( 996-1021 M. / 386-411 H. ) Al-Aziz digantikan oleh anaknya yang bernama Abu Ali Mansur (lahir pada bulan Rabi al-Awwal 875 H./985 M.) dengan gelar al-Hakim bi Amr Allah yang masih berumur 11 tahun. Selama tahun-tahun pertama, ia berada dibawah pengaruh Gubernurnya yang bernama Barjawan yang sedang terlibat koinflik dengan panglima militer Ibn Ammar, setelah berhasil menyingkirkan sang panglima, Barjawan menjadi pelaku utama dalam pemerintahannya meskipun pada tanggal 26 Rabi Al-Thani 390H / 1 0 0 0 M. Bajarwan ya n g dibunuh ia karena tuduhan beberapa p e n ya l a h g u n a a n orang w a z i r n ya , kekuasaan negara. Pemerintahannya ditandai dengan tindakan tindakan k e j a m me n a k u t k a n , membunuh menghancurkan beberapa gereja, orang kristen dan orang Yahudi harus memakai jubah hitam dan hanya dibolehkan menunggangi keledai, ia mengeluarkan maklumat untuk menghancurkan seluruh gereja di Mesir dan menyita tanah serta seluruh harta kekayaan mereka sehingga mereka merasa kehilangan hak-haknya sebagai warga negara. [17] Prestasi besar dalam pemerintahannya adalah pembangunan s e j u ml a h m a s j i d , p e r g u r u a n - p e r g u r u a n d a n p u s a t o b s e r v a t o r i u m astrologi, tahun 395 H/1005 M. Ia merampungkan pembangunan Dar al-Hikmah sebagai sarana penyebaran ajaran-ajaran Syiah dan pada tahun 403 H/1013 M. Ia mendirikan al-Jamiyyah al-Ilmiyyah Akademia dari berbagai disiplin ilmu seperti Fiqh, mantiq, Filsafat, matematika, kedokteran dan lainnya, setelah itu seluruh kitab yang ada di Dar al-Hikmah ia pindahkan ke masjid al-Azhar. Tetapi pada tanggal 13 Pebruari 1021 M/411 H. Ia terbunuh di Mukatam, kemungkinan konspirasi yang dipinpin oleh adik perempuannya yang bernama Sit al-Mulk yang telah diperlakukan tidak hormat oleh khalifah. [18] 7. Al-Zahir ( 1021-1035 M. / 411-427 H. ) [ [Al-Hakim digantikan oleh putranya yang bernama Abu Hashim dengan gelar al-Zahir li Izaz din Allah (lahir 10 Ramadan 395 H./1005M . ) , i a n a i k t a h t a p a d a u s i a 1 6 t a h u n s e h i n g g a p e m e r i n t a h a n n ya dipegang oleh bibinya Sitt al-Mulk, sepeninggal bibinya (tahun 415H./1025 M.), ia menjadi raja boneka dari menteri menterinya. Peristiwa besar pada masa ini adalah penyelesaian sengketa keagamaan di manapara tokoh mazhab Malikiyah diusir dari Mesir [19] 8. Al-Mustansir ( 1035-1094 M. / 427-487 H. ) Al-Zahir diganti oleh anaknya yang bernama Abu T a m i m Muhammad dengan gelar al-Mustansir bin Allah , ia menjabat sebagai k h a l i f a h s e l a m a e n a m p u l u h t a h u n e m p a t b u l a n ya n g merupakan pemerintahan terpanjang dalam sejarah. Masa awal pemerintahannya dipegang oleh ibunya, karena ketika dinobatkan sebagai khalifah ia masih berumur tujuh tahun. Pada masa al-Mustansir, kekuasaan Dinasti Fatimiyah mengalami kemunduran secara drastis, relatif tidak ada perkembangan kecuali p e m b a n g u n a n t e r o p o n g b i n t a n g , beberapa kali terjadi perebutan perdana menteri dan terjadi pemberontakan dan peperangan seperti Marokko menyatakan bebas dari kekuasaan Dinasti Fatimiyah pada tahun 443 H. Mekkah dan Madinah memisahkan diri pada tahun 462 H. Di Yaman nama Khalifah telah tidak disebut-sebut lagi pada waktu khutbah [20] 9. Al-Mustali ( 1094-1101 M. / 487-495 H. ) Putra termuda dari al-Mustansir yaitu Abu al-Qasim Ahmad yang bergelar al-Mustali bi Allah menduduki jabatan khalifah sepeninggal ayahnya,tetapi putra al Mustansir yang tertua, Nizar menolak penobatan adiknya lalu ia bangkit di Iskandariyah setelah memecat Gubernur wilayah tersebut, disana ia memproklamirkan diri sebagai khalifah dengan gelar al-Mustafa li Din Allah . Ketika al-Mustali tahu kejadian tersebut, maka al-Malikal-Afdal [ [sebagai orang yang mengangkat al-Mustali membawab a l a t e n t a r a u n t u k me n a n g k a p N i z a r d a n m e m e n j a r a k a n n ya sampai meninggal. Dengan kejadian ini, rakyat terpecah menjadi dua k e l o mp o k , ya i t u k e l o mp o k M u s t a l i d a n N i z a r i . K a u m N i z a r i Ismailiyah sebagian berada di Shiria dan sebagian di pegunungan Persia Barat dibawah pinpinan Hassan assabah, gerakan inilahyang kemudian dikenal dengan Asasin yang berasal dari kata Hasyasyin [21] 10. A l - A m i r ( 1101- 1 1 3 0 M . / 4 9 5 - 5 2 4 H . ) Setelah al-Mustali meninggal dunia, anaknya yang masih berumur lima tahun dinobatkan oleh al-Malik al-Afd al sebagai khalifah dengaan gelar kehormatan al-Amir li Ahkam Allah . al-Malik al-Afdal adalah perdana menteri yang berkuasa secara absolut selama 20 tahun, termasuk ketika al-Amir telah dewasadan merupakan raja Mesir yang sesungguhnya selama 50 tahun [22] 11. Al-Hafiz ( 1130-1149 M. / 524-544 H. ) Setelah kelompok menjadi korban pembunuhan Nizariyyah / batiniyyah, sepupunya yeng bernama Abu al-Maymun A b d a l M a j i d a l - H a f i z m e m p r o k l a m i r k a n d i r i s e b a g a i k h a l i f a h . Pemerintahanmya banyak diwarnai dengan perpecahan antara unsur-unsur kemiliteran. [23] 12. Al-Zafir ( 1149-1154 M. / 544-549 H. ) S e t e l a h k e m a t i a n a l - H a f i z , P u t r a n ya ya n g b e r n a m a A b u Mansur Ismail dengan gelar al-Zafir. Ia masih berumur tujuh belas (17) t a h u n k e t i k a d i n o b a t k a n me n j a d i k h a l i f a h . I a a d a l a h s e o r a n g p e m u d a ya n g t a mp a n dan sembrono ya n g lebih memikirkan urusan p e r e mp u a n d a n mu s i k d a r i p a d a u r u s a n p o l i t i k d a n pertahanan, meskipun sebenarnya ia hanyalah seorang boneka dari seorang wazir dari [ [ [Kurdistan, Abu al-Hasari bin al-Sallar yang menyebut dirinya al-Malik al-Adil yang kemudian terbunuh dan posisi wazir digantikan oleh Abbas. Pada tahun 1153 M/548 H. Al-Zafir dibunuh oleh Nasr ibn Abbas [24] 13. Al-Faiz ( 1154-1160 M. / 549-555 H. ) Dua hari setelah kematian al-Zafir, putranya yang masih berumur empat tahun, Abu al Qasim Isa dinobatkan sebagai khalifah olehAbbas dengan gelar alFaiz, khalifah kecil ini meninggal dunia pada usia sebelas tahun, lalu digantikan oleh sepupunya al Adid [25] 14. Al-Adid ( 1160-1171 M. / 555-567 H. ) Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Abd Allah al-Adid, ia masih berumur sembilan tahun ketika dinobatkan sebagai khalifah yang ke empat belas (khalifah terakhir dari Dinasti Fatimiyah), karena segera disusul penyerangan Almaric, Raja Yerusalem ke Mesir pada tahun 1167M / 5 6 2 H d a n t e r u s me n e r u s t e r j a d i p e r e b u t a n k e k u a s a a n s a m p a i datang Salah alDin al-Ayyubi yang menggantikan pamannya, Syirkuh sebagai wazir pada tahun 1169 M/564 H. Salah al-Din adalah seorang yang sangat ramah, sehingga dengan cepat mendapatkan simpati rakyat dan bahkan sampai mengalahkan pengaruh khalifah. Langkah pertamanya adalah mengirim pasukan militer melawan tentara Salib da Karak dan Subik dan ia mendapatkan k e m e n a n g a n s e h i n g g a r a k ya t M e s i r S h i a h , o r a n g T u r k i d a n S u n n i menganggapnya sebagai pelindung mereka dalam menghadapi tentara Salib di Sham, perang tersebut terus berlanjut hingga dibuat perjanjian dengan Richard de Lion Heart (raja Inggris), selanjutnya Salah al-Dinmengisi pos-pos keagamaan dengan ulamafuqaha dari golongan sunni.[26] Pada tanggal 10 Muharram 567 H./1171 M. al-Adid meninggal dunia dan posisi khalifahan dipegang oleh Salah al-Din. Makasejak saat itu, Dinasti Fatimiyah (paham sekte Shiah Ismailiyyah) yang telah eksis [ [ [selama dua setengah abad berakhir di Mesir dan selanjutnya diteruskan oleh dinasti Ayyubiyah dengan paham ahl al-Sunnah wa al- Jamaah dijadikan dasar dalam kehidupan keagamaan di Mesir. [27] C. KEMAJUAN PERADABAN DINASTI FATIMIYAH Sejak awal pemerintahannya, Al-Mahdi sudah b e r u s a h a menaklukkan Mesir, ia melakukan ekspansi tersebut sampai tiga kali yaitu pada tahun 913 M/301 H,919 M./307 H. dan tahun 933 M./321 H yang dipinpin oleh putranya Abu al-Qasim tetapi tidak pernah berhasil. Menurut Hasan Ibrahim [28] , ekspansi tersebut didorong beberapa faktor yang antara lain adalah: 1. Faktor Ekonomi : Keadaan alam Mesir yang agraris dan subur serta kaya dengan beberapa penghasilan dan kerajinan. 2. Faktor G e o g r a f i s : Letak Mesir yang strategis, jauh dari pusat pemerintahan dawlah Abbasiyah di Baghdad, berada di tengah-tengah timur dan barat, dekat dengan Sham, Palestina dan Hijaz yang merupakan daerahdaerah yang subur dan potensial. 3. Faktor Politis: Dinasti Fatimiyah mendapat sambutan yang simpatik dari rakyat Mesir 4. Bidang Keagamaan Dalam urusan keagamaan, disusun lembaga dakwah dan dipimpin oleh kepala dakwah yang sangat tendensius untuk kepentingan politik Syiah[29] . Lembaga ini dalam struktur pemerintahan bertanggung jawabl a n g s u n g k e p a d a k h a l i f a h d e n g a n t u g a s m e n ye b a r k a n f a h a m [ [ [S yi a h Ismailiyyah [30] ke berbagai wilayah kekuasaan Dinasti Fatimiyah serta menyusun materi pelajaran pada lembaga-lembaga pendidikan melalui kurikulum kurikulum yang ditetapkan oleh dinasti tersebut. Sedangkan d i l u a r kekuasaan Dinasti F a t i m i ya h , dakwah ini d i l a k u k a n m e l a l u i h u b u n g a n d a g a n g ya n g d i b a n g u n d i d a e r a h d a e r a h b e l a h a n t i m u r , khusunya di Samudera Hindia dan daerah-daerah lain di wilayah Afrika dan Eropa. [31] Selain itu, disamping terdapat lima belas masjid, (di kota tuaFustat ada tujuh buah masjid dan di Kairo ada delapan buah masjid) s e b a g a i t e m p a t p e n y e b a r a n p a h a m S y i a h I s m a i l i y y a h y a n g di antaranya dicatat oleh Hasan Ibarahim Hasan yaitu:[32] oleh Jawhar al-Siqilli yang pembangunannya M a s j i d al-Azhar , Didirikan dimulai pada tanggal 14 Ramadan 359 H. /970M. Dan selesai pada tanggal 7 Ramadan 361 H. / 972 M.b. M a s j i d al-Qarafah Dibangun pada tahun 366 H. / 977 M. Masjid al-Maqs Dibangun pada masa pemerintahan al-Hakim. Masjid Roshidah, pembangunannya dimulai pada tanggal 17 Rabial-Thani 393 H /1003 dan selesai bulan Ramadan 395 H. / 1005M. Masjidal-Hakim Pembangunannya dimulai pada pemerintahanal-Aziz tahun 380 H /990 M. Dan diselesaikan oleh al-Hakim pada tahun 402 H./ 1012 M. Tetapi roboh pada waktu terjadi gempa pada tahun 703 H. / 1309 M. [ [ [ Masjid al-Aqmar Dibangun pada masa pemerintahan al-Amir tahun 519 H. / 1125 M.g. Masjid al-Salih Dibangun pada tahun 555 H./1160 M. Akan tetapimasjid ini roboh pada waktu terjadi gempa tahun 702 H. / 1308 M.Dinasti Fatimiyah juga membangun sejumlah makam Imam-Imam Shiah s e p e r t i M a k a m H u s a yn d i M e s i r d a n m e m i n d a h k a n k e p a l a n ya d a r i Ascalon ke Kairo, sebagai salah satu bentuk pemuliaan kepada Imam mereka yang masum sekaligus sebagai figur penyelamat ( Messianisal-Mahdi ), hal ini disamping dimaksudkan sebagai dakwah juga sebagai legitimasi keagamaan bagi Imam-Imam Dinasti Fatimiyah yang berkuasa berikutnya sebagai salah satu keturunan para Imam (al- masum dan al-Mahdi ) tersebut. [33] 5. Bidang Administrasi dan Pemerintahan Kekuasaan P e me r i n t a h a n Dinasti F a t i m i ya h mencakup wilayah yang sangat luas sekali meliputi Afrika Utara, Sisilia, pesisir Laut Merah Afrika, Palestina, Suriah, Yaman, dan Hijaz. [ 34]. Bentuk pemerintahan Dinasti Fatimiyah adalah bentuk yang dianggap pola baru dalam sejarah Mesir, karena dalam pelaksanaannya, khalifah a d a l a h k e p a l a n e g a r a ya n g b e r s i f a t t e mp o r a l d a n s p r i t u a l , p e m e c a t a n p e j a b a t t i n g g i b e r a d a d i b a w a h c o n t r o l k e k u a s a a n khalifah. Menteri-menteri dibagi dalam beberapa kelompk ataukelas yaitu: a. M e n t e r i Y a i t u K e a m a n a n N e g a r a mengurusi bidang Ketentaraan, m e n t e r i y a n gperang, pengawal rumah tangga khalifah dan semua permasalahan yang menyangkut keamanan. b. M e n t e r i D a l a m N e g e r i . c. M e n t e r i U r u s a n R u m a h T a n g g a y a n g b e r t u g a s menyambut tamu-tamu kehormatan utusan luar negerid . [ [d. M e n t e r i S e k r e t a r i s N e g a r a y a n g m e l i p u t i : Qadi ya n g b e r f u n g s i s e b a g a i h a k i m d a n d i r e k t u r percetakan uang Ketua Dakwah yang memimpin Dar al-Hikmah 6. Bidang keilmuan Inspektur Pasar ( muhtasib )yang membidangi bazar, j a l a n d a n p e n g a w a s a n t i mb a n g a n d a n t a k a r a n d a l a m perdagangan. Bendaharawan Negara yang membidangi bayt al-Mal .Wakil kepala urusan rumah tangga khalifah Qari yang membacakan al-Quran kepada khalifah. [35] Terdapat beberapa pejabat lokal yang diangkat olehkhalifah untuk mengelola negeri-negeri taklukan untukbertugas menarik pajak [36] Dalam bidang Kemiliteran dibagi kedalam tiga kelompok,yaitu: a. b. Amir - amir yan g terd ir i dari p ar a perw ir a t e r t i n g g i dan para pengawal khalifah P a r a p e r w i r a i s t a n a ya n g t e r d i r i a t a s p a r a a h l i ( ustadh ) dan para kasimKomando-komando resimen yang masing-masing menyandangnama berbeda sepertii hafiziyyah , Juyushiyyah dan sudaniyyah atau yang dinamai dengan nama khalifah, wazir dan suku. [37] Di luar jabatan-jabatan istana diatas, terdapat jabatan tingkatdaerah yang meliputi tiga daerah yaitu Mesir, Shiria dan daerah-daerah diAsia kecil. Khusus daerah Mesir terdiri dari empat provinsi, yaitu provinsiMesir bagian atas, provinsi Mesir wilayah timur, provinsi Mesir wilayahbarat dan wilayah Iksandariyyah, segala urusan yang berkaitan dengandaerah tersebut diserahkan kepada penguasa setempat. [38] 3. Bidang Ilmu Pengetahuan, Kebudayaan dan Filsafat [ [ [ [Dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan kebudayaan, Dinasti Fatimiyahdapat dikatakan darit r a d i s i mengungguli ya n g prestasi oleh bani Abbas di Baghdad dan BaniUmayyah di Spanyol pada saat yang sama,. Prestasi ini bermula dirintis khalifah al-Aziz, i s t a n a n ya d i j a d i k a n p u s a t kegiatan keilmuan, diskusi para ulama, fuqaha, qurra, nuhat dan ahlihadith. al-Aziz memberi gaji yang besar kepada para pengajar sehinggabanyak ulama yang pindah dari Baghdad ke Mesir.Di Mesir, disamping terdapat Masjid al-Azhar ( Masjid Jami Dan dijadikan Jamiah / Universitas) sebagai pusat kajian keilmuan baik aqliatau naqli, pada tahun 1005 M./395 H. (masa pemerintahan al-Hakim)didirikan perpustakaan Dar al-Hikmah yang memiliki empat ratus ruangdan terisi kurang lebih 200.000 buku dan 2.400 eksemplar al-Quran yangdihiasi ornamenornamen indah ( Illuminated ) [39] Sebagai pusat studi tingkattinggi yang didalamnya dilakukan kegiatan diskusi, penelitian, penulisandan penerjemahan bahasa asing dari bahasa Yunani, Persi, dan India kedalam Bahasa Arab serta pendidikan, meskipun pada tahun 1008 M./398H. lembaga ini ditutup dan para guru besarnya dihukum mati, [40]jauhsebelum itu sudah ada perpustakaan milik Yaqub ibn Killis (perdanamenteri pada masa pemerintahan khalifah al-Muiz dan al-Aziz wafattahun 381 H. / 991 M.) yang bernama makatabah al-Qisr ,[41] dan ada jugasekolah Dar al-Ilm meskipun pada tahun 1119 M./513 H.ditutup oleh al-Malik al-Afdal karena dianggap menyebarkan ajaran bidah.[42] Adapun disiplin ilmu dalamn buku-buku tersebut adalah ilmu kodrat, Tafsir,[ [ [ [bahasa dan nahwu, adab, logika, sejarah, musik dan filsafat [43] . Disamping itu didirikan juga sekolah Persi yang memiliki disiplin ilmu yangdiadopsi dari ajaran-ajaran Neo-Platonisme. Sekolah ini didirikan oleh alNasafi dan diaktifkan pertama kali di Nisapur lalu di Bukhara dan kemudiantersebar di seluruh wilayah kekuasaan Dinasti Fatimiyah.[44]. Para ilmuwan yang terkenal pada masa Dinasti Fatimiyah adalah Yaqubibn Killis, seorang wazir yang sangat peduli terhadap pendidikan dankeilmuan. Pada masanya ia berhasil membesarkan ahli fisika Muhammadal-Tamimi dan seorang ahli sejarah yangbernama Muhammad ibn Yusuf al-Kindi dan ibn Salamah alQudai.Seorang ahli sastra yang muncul pada masa ini adalah khalifah al-Azizyang berhasil membangun masjid al-Azhar. Seorang astronomis yangterkenal pada masa ini adalah Ali ibn Yunus, Ali al-Hasan dan ibn Haythamsebagai peletak dasar ilmu fisika dan optic.[45] Dalam bidang kebudayaan yang bisa kita saksikan sampai saat iniadalah beberapa bangunan masjid yang memcirikan arsitektur khas Islamdengan menampilkan tiang tiang khas yang didesain dengan kaligrafib e r g a ya k u f i s e r t a t e r d a p a t p i n t u - p i n t u g e r b a n g b e s a r ya n g m a s i h bertahan sampai sekarang yaitu: bab zawillah, bab al-Nasr dan bab al-Futuh dan juga pintu-pintu oleh gerbang ya n g sangat besar di Mesir ala ya n g dibangun arsitek-arsitek Edessa dengan rancanganBizantium. Termasuk produk budaya masa Dinasti Fatimiyah yang masih bisa kitalihat di museum Arab di Kairo adalah papan-papan yang diukir beberapamakhluk hidup seperti rusa yang diserang monster, kelinci yang diterkame l a n g [ [ [ dan beberapa pasang burung ya n g salingb e r h a d a p a n , k o l e k s i perunggu yang kebanyakan berupa cermin dan pedupaan serta patungperunggu grifin dengan tinggi 40 cm. yang sekarang berada Pisa. [46] Priode Fatimiyah juga dikenal dalam keindahan budaya tekstilnya,beberapa contoh ditemukan di Barat yang dibawa kesana pada masaperang salib. Sedangkan produk tenun yang berkembang saat itu adalahbergaya Koptik-Mesir dan kemudian dipengaruhi gaya Iran dan Sasaniyah,yang diberi nama dengan nama sesuai tempat asal tenunan tersebut dik o t a M e s i r s e p e r t i D a b i k i , D i m ya t } i , d a n T i n n i s i ya n g p a d a z a m a n Chaucher dikenal dengan sebutan Fustian berasal dari kata Fustat, Mesir. [47] Sedangkan dalam bidang filsafat, kelompok yang paling terkenalpada masa ini adalah ikhwan al-Safa , yang pemikirannya lebih cenderung me m b e l a k e l o mp o k Shiah I s m a i l i yya h . Beberapa filusuf t e r s e b u t diantaranya:1. AbuHatimal-Razi,iaadalahsorangdaiismailiyyatyangpemikirannyalebih banyak dibidang politik, hasil karyanya al-Zayyinah setebal 1200halaman membahas tentang fiqih, filsafat dan aliranaliran dalamagama. 2. Abu Abdillah al-Nasafi, ia menulis kitab al-Mawsul membahas ushulfiqh Shiah Ismailiyyah, dan kitab Unwan al-Din, usul alShari, al-Dawatu al-Munjiyyah, Kaun al-Alam dan al-Kaun al-Mujrof 3 . A b u Y a q u b a l - S a j a s i , i a me r u p a k a n p e n u l i s ya n g p a l i n g b a ya k tulisannya, diantaranya adalah Asas al-Dawah, al-Sharai, Kashf al- Asrar, Ithbat al-Nubuwwah dan al-Nashrah 4. Abu Hanifah al-Numan, ia menulis kitab Daaim al-Islam al Yanabu,Mukhtasar al-Athar, Mukhtasar al-Idah}, Kayfiyah al-Salah, [ [Manhaj al Faraid} dan al-Risalah al-Misriyyah, 5. Jafar ibn Mansur al-Yamani, ia menulis al-Shawahid wa al-Bayan dan al-fitrah wa al-Qirnat 6. Hamid al-Din al-Kirmani, ia menulis kitab Uyun al-Akhbar dan al-Masabih fi Ithbat al-Imamah [48] 7. Bidang Ekonomi dan Sosial Mesir pada masa ini mengalami kemakmuran ekonomi d a n kesejahteraan sosial yang mengungguli Irak dan daerah-daerah lain dalamd u n i a I s l a m m a s a i t u , d i c e r i t a k a n o l e h s e o r a n g P e r s i ya n g m e n j a d i Propagandis Ismailiyah, Nasir-i-Khusraw ketika ia berkunjung ke Mesirpada tahun 1046-1049 H. Bahwa istana khalifah mempekerjakan 30.000orang, 12.000 orang diantaranya adala pelayan dan 1.000 orang penguruskuda. Hubungan dagang dengan dunia non-muslim terbina dengan baik,termasuk dengan India dan negeri Mediterania yang beragama kristenserta melakukan hubungan kerja sama dengan republik Italia, al- Maji, Pisadan Vinice.H a l t e r s e b u t d i l a k u k a n d i s a m p i n g k a r e n a d a r i M e s i r b a n ya k d i h a s i l k a n p r o d u k i n d u s t r i t e n u n , k a i n s u t r a , w o l d a n i n d u s t r y k r i s t a l , k e r a mi k , s e n i k e r a j i n a n t a n g a n , s e n i u k i r , t a mb a n g b e s i , b a j a d a n tembaga [49] , juga didorong karena pada waktu itu Dinasti Fatimiyah sudahmempunyai fasilitas pelabuhan di Iksandariyah, Damika, Ascaton dan Tripoli, jajahan Shiria. Volume perdagangan lewat laut terbesar dilakukandengan Barat dan Spanyol, sedangkan di Timur dengan India yang telahberhasil mengubah lintasan perdagangan yang sebelumnya melalui telukPersia ke laut Merah menjadi Hindia ke laut Tengah, Pelabuhan besar yangdimiliki Dinasti Fatimiyah disana adalah pelabuhan Aida di teluk Sudan. [50] [ [ [Diceritakan oleh Nasir-i-Khusraw pada masa ketika ia berkunjung keMesir, terdapat tujuh buah perahu berukuran 150 kubik dengan 60 tiangpancang berlabuh ditepi sungai Nil, terdapat 20.000 toko milik khalifahyang hamper semuanya dibangun dengan batu bata dengan ketinggianh i n g g a l i m a a t a u e n a m l a n t a i d a n d i p e n u h i d e n g a n b e r b a g a i p r u d u k komoditi internasional, jalan-jalan utama diberi atap dan diterangi lampuserta keamanan dan ketertiban pada masa itu sangat diperhatikan. Konon, jika ada seorang pedagang yang curang, ia akan dipertontonkan diatass e p a n j a n g j a l a n k o t a s a m b i l me m b u n yi k a n l o n c e n g d a n m e n g a k u i kesalahannya, toko-toko perhiasan atau tempat penukaran uang ( money changer ) t i d a k p e r n a h d i k u n c i s a a t d i t i n g g a l p e m i l i k n ya .[51] hubungannya dengan masalah keuangan, ditulis olehI n i s e m u a menandakan betapa makmur, aman dan damainya penduduk Mesir ketikaitu.Dalam HasanIbrahim Hasan [52] , bahwa pada masa itu sudah diatur dengan sangat rapi,seperti pajak ( kharaj )termasuk juga pajak wajib bagi ahl al-zimmah khusus orang laki-laki dansudah baligh yang disebut al-Jawali , kemudian sudah ada peraturan cukai( al-Maks ) untuk produk-produk impor serta peraturanperaturan lainnyaterhadap beberapa hasil bumi yang diterapkan dan dipatuhi dengan baiksesuai dengan peraturan fiqh. 8. Bidang Politik Keadaan politik pada masa awal pemerintahan Dinasti Fatimiyahsampai priode pemerintahan yang ketujuh, masa pemerintahan al-Zahir ,relatif stabil dan tidak ada kejadian besar, karena para khalifah tersebutmasih berkuasa penuh terhadap pemerintahan, meskipun keputusan politikyang diambil oleh mereka sering kali merugikan pihak lain yang non Shiahbahkan non muslim, seperti keputusan politik yang diambil oleh al-Hakim t e r h a d a p o r a n g - o r a n g Y a h u d i d a n K r i s t e n d e n g a n me m a k s a m e r e k a memakai jubah hitam dan [ [hanya dibolehkan menunggangi keledai, lalu al-Hakim mengeluarkan maklumat untuk menghancurkan seluruh gereja diMesir dan menyita tanah serta seluruh harta kekayaan mereka sehinggam e r e k a merasa kehilangan hakh a k n y a s e b a g a i w a r g a N e g a r a [53] ,sedangkan kepada orang-orang muslim yang menjadi pegawai kerajaandiwajibkan mengikuti paham Shiah, Keadaan ini sangat bertolak belakangdengan kehidupan politik pada masa pemerintahan al-Aziz yang begitumoderat, kondusif terhadap perkembangan semua paham dan agama yang ada di Mesir, meskipun al-Aziz sendiri pernah melarang pelaksanaansalat tarawih disemua masjid di Mesir [54] , hal itu disebabkan agar tidakterjadi gejolak sosial antara pengikut beberapa mazhab dengan pendapatyang al-Mustansir, berbeda-beda barulah tentang terjadi pelaksanaan salat tersebut.Setelah memasuki priode pemerintahan yang kedelapan, masap e m e r i n t a h a n gejolak politik dalampemerintahan dinasti ini, kekacauan politik t e r j a d i d i ma n a - m a n a , pertikaian antara orang Turki, suku Berber, bani Hamdan dan pasukanSudan, lalu dilanjutkan dengan munculnya perseteruan para pejabat tinggiistana dalam memperebutkan posisi wazir yang didukung oleh kelompoktentara masing-masing. Hal ini disebabkan karena khalifah yang diangkatm a s i h d i b a w a h u mu r s e h i n g g a t i d a k b i s a b e r k u a s a p e n u h t e r h a d a p p e m e r i n t a h a n d a n h a n ya d i j a d i k a n s e b a g a i b o n e k a o l e h p a r a w a z i r tersebu BAB III KESIMPULAN Dinasti Fatimiyah adalah dinasti yang dibangun atas dasarp r o t e s p o l i t i k t e r h a d a p k e k u a s a a n p a d a s a a t i t u d e n g a n legitimasi agama yaitu tuntutan Imamah sebagai penggantiRasulallah SAW. Karena sebuah hadith al-aimmah min quraysh dengan keyakinan bahwa Ali ibn Abi Talib (suami Fatimah al-Zahro putri Rasulallah) dan keturunannya sebagai [ [pewariskekhalifahan / Nabi D i n a s t i F a t i m i ya h a d a l a h s a t u - s a t u n ya d i n a s t i S h i a h d a l a m Islam yang eksis selama kurang lebih dua setengah abad danbisa bejaya melampaui capaian wilayah kekuasaan kerajaan-k e r a j a a n I s l a m t e r d a h u l u , d a n t e l a h m e m b e r i b a n y a k sumbangan peradaban terhadap dunia Islam, khususnya Mesir,k a r e n a p a d a ma s a D i n a s t i F a t i mi ya h i n i , M e s i r m e n g a l a m i tingkat kemakmuran dan vitalitas kultural yang mengungguliIrak dan Baghdad sebagai pusat kekuasaan Islam kala itu. Dalam segala aspek kehidupan secara umum, Dinasti Fatimiyahm e m b e r i k a n kelonggaran kepada semua o r a n g u n t u k melakukan kegiatan sosial, keagamaan dan bahkan politik,meskipun disisi lain dinasti ini mempunyai misi menanamkanpaham keagamaan, yaitu Shiah sekte Ismailiyah Sumbangan terbesar Dinasti Fatimiyah yang cukup signifikanadalah menyatukan Dunia Barat dan Timur, karena letak Mesir(Iskandariyah) yang sangat strategis untuk tercapainya haltersebut. KEPUSTAKAAN 1. Amin, Ahmad, Dunia al-Islam , jld.2, Kairo: Lajnah al-Tarif wa al-Nashr, tt.Ali, K. 2. Sejarah Islam,Tarikh Pramodern , terj. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003. 3. Abdullah, Taufik, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam . Yogyakarta: LIPI, 2002.G.E. Von Grunebaum, Classical Islam A History 600-1258. Chicago: Aldine Publishingcompany, 1970. 4. Hasan, Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islami al-Siyasi wa al-Din wa alThaqaf wa al-Ijtima Misriyah,1996. __________, 5. Tarikh al-Dawlah al-Fatimiyyah. Kairo: al-Nashr, 1958. Halm, Heinz, Shiism , Edinburg: University Press,1991. , jld.3 . Kairo: Maktab al-Nahd}ah al-6. Nur Hakim, Moh. Sejarah dan Peradaban Islam. Malang, UMM Press, 2004. 7. http://id.wikipedia.org/ wiki / Bani Fatimiyah.K. Hitti, Philip, 8. Hisrtory of The Arabs , terj. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.2006. 9. Lapidus, Ira, S e j a r a h S o s i a l U ma t I s l a m , j l d . 1 - 2 . J a k a r t a : P T . R a j a G r a f i n d o Persada,1999. 10. Mortimer, Edward, Islam dan Kejayaan. Bandung: Mizan,1984. 11. Montgomery Watt, W. Kejayaan Islam:Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis . Yogyakarta: PT. Tiara WacanaYogya,1990. 12. Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997) 13. Sounders, J A History of Medival Islam. London: Redwood Book,1981. 14. Salabi, Ahmad, Mawsuah al-Ta>rikh al-isla>m wa al-Had}a>roh alIsla>miyyah jld 5.Kairo: Maktbah al-Nahdah al-Misriyah,1979. 15. Stepan and Nandy Ronart, Concise Encyclopedia of Arabic Ciuvilication , Amsterdam:Djambatan,1966. 16. Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam, 2. Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoove,1994. 17. Thohir, Ajid,Perkembangan Peradaban di Dunia Islam.Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada,2004. http://www.rumpunilmu.com/2012/02/bab-i-pendahuluan.htmlDINASTI AGHLABIYAHDinasti Aghlabiyah adalah salah satu Dinasti Islam di Afrika Utara yang berkuasa selama kurang lebih l00 tahun (800-909 M). Wilayah kekuasaannya meliputi Ifriqiyah, Algeria dan Sisilia. Dinasti ini didirikan oleh Ibnu Aghlab (Mufradi, 1997:116). Parapenguasa Dinasti Aghlabiyah yang pernah memerintah adalah sebagai berikut : 1. Ibrahim I ibn al-Aghlab (800-812 M) 2. Abdullah I (8l2-817 M) 3. Ziyadatullah (817-838 M) 4. Abu Iqal al-Aghlab (838-841 M) 5. Muhammad I(841-856 M) 6. Ahmad (856-863 M) 7. Ziyadatullah (863- M) 8. Abu Ghasaniq Muhammad II (863-875 M) 9. Ibrahim II (875-902 M) 10. Abdullah II (902-903 M) 11. Ziyadatullah III (903-909 M) Aghlabiyah memang merupakan Dinasti kecil pada masa Abbasiyah, yang para penguasanya adalah berasal dari keluarga Bani al-Aghlab, sehingga Dinasti tersebut dinamakan Aghlabiyah. Awal mula terbentuknya Dinasti tersebut yaitu ketika Baghdad di bawah pemerintahan Harun ar-Rasyid. Di bagian Barat Afrika Utara, terdapat dua bahaya besar yang mengancam kewibawaannya. Pertama dari Dinasti Idris yang beraliran Syiah dan yang kedua dari golongan Khawarij. Dengan adanya dua ancaman tersebut terdoronglah Harun ar-Rasyid untuk menempatkan balatentaranya di Ifrikiah di bawah pimpinan Ibrahim bin Al-Aghlab. Setelah berhasil mengamankan wilayah tersebut, Ibrahim bin al-Aghlab mengusulkan kepada Harun ar-Rasyid supaya wilayah tersebut dihadiahkan kepadanya dan anak keturunannya secara permanen. Karena jika hal itu terjadi, maka ia tidak hanya mengamankan dan memerintah wilayah tersebut, akan tetapi juga mengirim upeti ke Baghdad setiap tahunnya sebesar 40.000 dinar. Harun ar-Rasyid menyetujui usulannya, sehingga berdirilah Dinasti kecil (Aghlabiyah) yang berpusat di Ifrikiah yang mempunyai hak otonomi penuh. Meskipun demikian masih tetap mengakui akan kekhalifahan Baghdad (Hoeve,1994: 65). Pendiri Dinasti ini adalah Ibrahim ibn al-Aghlab pada tahun 800 M. Pada tahun itu Ibrahim diberi provinsi Ifriqiyah (Tunisia Modern) oleh Harun al-Rasyid sebagai imbalan atas pajak tahunan yang besarnya 40.000 dinar dan meliputi hak-hakotonom yang besar (Bosworth,1980:.46). Untuk menaklukkan wilayah baru dibutuhkan suatu proses yang panjang dan perjuangan yang besar, namun tidak seperti Ifriqiyyah yang sifatnya adalah pemberian. Dinasti Aglabiyah berkuasa kurang lebih dari satu abad, mulai dari tahun 800-909 M. Nama Dinasti Aglabiyah ini diambil dari nama ayah Amir yang pertama, yaitu Ibrahim bin al-Aglab. Ia adalah seorang pejabat Khurasan dalam militer Abbasiyah. Pada tahun 800 M. Ibrahim I diangkat sebagai Gubernur (Amir) di Tunisia oleh Khalifah Harun ar-Rasyid. Karena ia sangat pandai menjaga hubungan dengan Khalifah Abbasiyah seperti membayar pajak tahunan yang besar, maka Ibrahimi I diberi kekuasaan oleh Khalifah, meliputi hakhak otonomi yang besar seperti kebijaksanaan politik, termasuk menentukan penggantinya tanpa campur tangan dari penguasa Abbasiyah. Hal ini dikarenakan jarak yang cukup jauh antara Afrika Utara dengan Bagdad. Sehingga Aglabiyah tidak terusik oleh pemerintahan Abbasiyah. Pemerintahan Aghlabiyah pertama berhasil memadamkan gejolak yang muncul dari Kharijiyah Barbar di wilayah mereka. Kemudian di bawah Ziyadatullah I, Aglabiyah dapat merebut pulau yang terdekat dari Tunisia, yaitu Sisilia dari tangan Byzantium 827 M, dipimpin oleh panglima Asad bin Furat, dengan mengerahkan panglima laut yang terdiri dari 900 tentara berkuda dan 10.000 orang pasukan jalan kaki. Inilah ekspedisi laut terbesar. Ini juga peperangan akhir yang dipimpin panglima Asad bin Furad karena itu, ia meninggal dalam pertempuran. Selain untuk memperluas wilayah penaklukan terhadap Sicilia juga bertujuan untuk berjihad melawan orang-orang kafir. Wilayah tersebut menjadi pusat penting bagi penyebaran peradaban Islam ke Eropa Kristen. Aspek yang menarik pada Dinasti Aghlabiyah adalah ekspedisi lautnya yang menjelajahi pulau-pulau di Laut Tengah dan pantai-pantai Eropa seperti pantai Italia Selatan, Sardinia, Corsica, dan Alpen. Selain itu juga berhasil menaklukankota-kota pantai Itali, Brindisi, Napoli, Calabria, Totonto, Bari, dan Benevento. Dan pada tahun 868 M, mampu menduduki Malpa. Dengan berhasilnya penaklukan-penaklukan di atas Dinasti Aghlabiyah menjadi Dinasti yang kaya, sehingga para penguasa Aghlabiyah antusias dalam bidang pembangunan. Keberhasilan penguasaan seluruh pulau Sisilia inilah yang membuat Aglabiyah unggul di Mediterania Tengah. Kemudian Aglabiyah melanjutkan seranganserangannya ke pulau lainnya dan pantai-pantai di Eropa, termasuk berhasil menaklukan kota-kota pantai Italia Brindisi (836/221 H.) Napoli (837M), Calabria (838 M), Toronto (840 M ), Bari (840 M), dan Benevento (840 M). Karena tidak tahan terhadap serangan berkepanjangan dari pasukan Aghlabiyah pada Bandar-bandar Itali, termasuk kota Roma, maka Paus Yonanes VIII (872 840 M) terpaksa minta perdamaian dan bersedia membayar upeti sebanyak 25.000 uang perak pertahun kepada Aglabiyah. Pasukan Aglabiyah juga berhasil menguasai kota Regusa di pantai Yugoslavia (890 M), Pulau Malta (869 M), menyerang pulau Corsika dan Mayorka, bahkan mengusai kota Portofino di pantai Barat Italia (890), kota Athena di Yunani-pun berada dalam jangkauan penyerangan mereka. Dengan keberhasilan penaklukan-penaklukan tersebut, menjadikan Dinasti Aglabiyah kaya raya, para penguasa bersemangat membagun Tunisia dan Sisilia. Ziyadatullah I membangun masjid Agung Qairuan, sedangkan Amir Ahmad membangun masjid Agung Tunis dan juga membangun hampir 10.000 benteng pertahanan di Afrika Utara. Tidak cukup itu, jalan-jalan, pos-pos, armada angkutan, irigasi untuk pertanian (khususnya di Tunisia Selatan, yang tanahnya kurang subur), demikian pula perkembangan arsitektur, ilmu, seni dan kehidupan keberagamaan. Selain sebagai ibu kota Dinasti Aghlabiyah, Qoiruan juga sebagai pusat penting munculnya mazhab Maliki, tempat berkumpulnya ulama-ulama terkemuka,seperti Sahnun yang wafat (854 M) pengarang mudawwanat, kitab fiqih Maliki, Yusuf bin Yahya, yang wafat (901 M), Abu Zakariah al-Kinani, yang wafat (902 M), dan Isa bin Muslim, wafat (908 M). Karya-karya para ulama-ulama pada masa Dinasti Aghlabiyah ini tersimpan baik di Masjid Agung Qairuan. 1. Langkah-langkah Pemimpin Aghlabiyah a. Penguasa Aghlabiyah pertama berhasil memadamkan gejolak Kharijiyah Berber di wilayah mereka. b. Dilanjutkan dengan dimulainya proyek besar merebut Sisilia dari tangan Bizantium pada tahun 827 M, dibawah Ziadatullah I yang amat cakap dan energik, dengan meredakan oposisi internal di Ifriqiyyah yang dilakukan Fuqaha (pemimpinpemimpin religius) Maliki di Qayrawan (Cairovan). Disamping itu, suatu armada bajak laut dikerahkan, sehingga membuat Aghlabiyah unggul di Mediterania Tengah dan membuat mereka mampu mengusik pantai Italia Selatan, Sardinia, Corsica, dan Meriteran Alp. Kemudian Aghlabiah juga berhasil merebut Malta pada tahun 868 M. Daerah-daerah tersebut yang menjadi wilayah kekuasaan Dinasti Aghlabiyah.Dengan demikian, pada tahun 878 M sempurnalah penguasaan atas Sisilia, kemudian pulau itu dibawah pemerintahan Muslim. Pertama di bawah kekuasaan Aghlabiyah dan kedua di bawah Gubernur-Gubernur Fathimiyah, sampai penaklukan oleh Norman pada abad XI. Pulau itu menjadi pusat bagi penyebaran kultur Islam ke Eropa KRISTEN. 2. Peninggalan-peninggalan Bersejarah Dinasti Aghlabiah Aghlabiyah adalah pembangun yang penuh semangat. Diantara bangunanbangunan peninggalan Aghlabiah adalah: a. Pembangunan kembali Masjid Agung Qayrawan oleh ZiyadatullahI b. Pembangunan Masjid Agung Tunis oleh Ahmad. c. Pembangunan karya-karya pertanian dan irigasi yang bermanfaat, khususnya di Ifriqiyah selatan yang kurang subur. 3. Kemunduran Dinasti AghlabiyahMenjelang akhir abad IX, posisi Aghlabiah di Ifqriqiyah menjadi merosot. Hal ini disebabkan karena amir terakhirnya yaitu Ziyadatullah III tenggelam dalam kemewahan (berfoya-foya), dan seluruh pembesarnya tertarik pada Syiah, juga propaganda Syiiah, Abu Abdullah. Perintis Fatimiyah, Mahdi Ubaidillah mempunyai pengaruh yang cukup besar di Barbar, yang akhirnya menimbulkan pemberontakan militer, dan Dinasti Aghlabiyah dikalahkan oleh Fatimiyah (909 M), Ziyadatullah III di usir ke Mesir setelah melakukan upaya-upaya yang sia-sia demi untuk mendapatkan bantuan dari Abbasiah untuk menyelamatkan Aghlabiah http://citrus-ilmu.blogspot.com/2010/05/dinasti-aghlabiyah-dinastiaghlabiyah.htmlmardhatillah ila jannahislam itu indahKamis, 01 Maret 2012dinasti-dinasti kecil_SPIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang harus dijadikan sebagai bahan pelajaran untuk kemajuan umat manusia. Islam merupakan agama ynag universal dari segi penyebarannya, sejak berabad-abadyang lalu Islam telah mengalami pasang surut di bidang peradabannya. Islam mengalami puncak keemasannya pada saat pemerintahan Abasiyyah yang berada di Baghdag, namun catatan sejarah pula yang memberikan penjelasan bahwa Islam tidak dinamis berada pada puncak kejayaan. Namun itulah realita kehidupan. Untuk lebih mengetahuai historis dan kronologisnya maka diperlukan pembahasan yang lebih mendalam, namun yang akan dibahas pada penulisan kali ini yaitu seputar dinasti-dinasti kecil, tetapi memiliki pengaruh yang besar pada kemajuan umat Islam, baik dari segi ilmu pengetahuan, dan yang lainnya. B. Perumusan Masalah Permasalahan yang harus dijelaskan secara mendalam mengenai dinastidinasti kecil yaitu Dinasti Aghlabiyah, Fatimiyah, Ayyubiyah dan Dinasti Mamalik, dapat dirumuskan di antaranya: 1. Bagaimana proses pembentukan, kemajuan-kemajuan, serta pengaruhnya bagi dunia Islam; 2. Apa yang menyebabkan kemunduran atau kehancurannya; 3. Apa dampak atau hikamh dari adanya dinasti-dinasti tersebut bagi umat manusia, terutama bagi dunia Islam.BAB II PEMBAHASAN DINASTI-DINASTI KECIL A. Dinasti AghlabiyahDinasti Aghlabiyah adalah salah satu Dinasti Islam di Afrika Utara yang berkuasa selama kurang lebih l00 tahun (800-909 M). Wilayah kekuasaannya meliputi Ifriqiyah (Tunisia), Algeria dan Sisilia. Dinasti ini didirikan oleh Ibn Aghlab Ibn Salim, seorang pejabat Khurasan dalam militer Abbasiyah, (Mufradi, 1997:116). Para penguasa Dinasti Aghlabiyah yang pernah memerintah adalah sebagai berikut: 1. Ibrahim I Ibn al-Aghlab (800-812 M) 2. Abdullah I (8l2-817 M) 3. Ziyadatullah (817-838 M) 4. Abu Iqal al-Aghlab (838-841 M) 5. Muhammad I(841-856 M) 6. Ahmad (856-863 M) 7. Ziyadatullah (863- M) 8. Abu Ghasaniq Muhammad II (863-875 M) 9. Ibrahim II (875-902 M) 10. Abdullah II (902-903 M) 11. 11. Ziyadatullah III (903-909 M) a. Sejarah Berdirinya Dinasti Aghlabiyah Aghlabiyah merupakan dinasti kecil pada masa Abbasiyah, yang para penguasanya adalah berasal dari keluarga Bani al-Aghlab, sehingga dinasti tersebut dinamakan Aghlabiyah. Awal mula terbentuknya yaitu ketika Baghdad di bawah pemerintahan Harun ar-Rasyid dan memberikan kewenangan kepada Ibrahim ibn Aghlab atas Provinsi Ifriqiyah dalam rangka menghadapi Dinasti Idrisiyah. Karena di bagian Barat Afrika Utara, terdapat dinasti Idrisiyah (berpaham syiah yang memberontak pada Abbasiyah) yang semakin kuat, dan kedua dari golongan Khawarij. Dengan adanya dua ancaman tersebut mendorong Harun ar-Rasyid untuk menempatkan bala tentaranya di Ifriqiyah di bawah pimpinan Ibrahim bin Al-Aghlab. Setelah berhasil mengamankan wilayah tersebut, Ibrahim bin al-Aghlab mengusulkan kepada Harun ar-Rasyid supayawilayah tersebut dihadiahkan kepadanya dan anak keturunannya secara permanen. Karena jika hal itu terjadi, maka ia tidak hanya mengamankan dan memerintah wilayah tersebut, tetapi juga mengirim upeti ke Baghdad setiap tahunnya sebesar 40.000 dinar dan meliputi hak-hak otonom yang besar (Bosworth,1980:46). Untuk menaklukkan wilayah baru dibutuhkan suatu proses yang panjang dan perjuangan yang besar, namun tidak seperti Ifriqiyyah yang sifatnya adalah pemberian. Harun ar-Rasyid menyetujui usulannya, sehingga berdirilah dinasti kecil (Aghlabiyah) yang berpusat di Ifriqiyah yang mempunyai hak otonomi penuh. Meskipun demikian masih tetap mengakui pada kekhalifahan Baghdad (Hoeve, 1994: 65). Dinasti Aglabiyah berkuasa kurang lebih satu abad, mulai dari tahun 800-909 M. Pada tahun 800 M Ibrahim I diangkat sebagai gubernur (amir) di Tunisia oleh Khalifah Harun ar-Rasyid, karena ia sangat pandai menjaga hubungan dengan Khalifah Abbasiyah seperti membayar pajak tahunan yang besar, maka Ibrahimi I diberi kekuasaan oleh Khalifah, meliputi hak-hak otonomi yang besar seperti kebijaksanaan politik, termasuk menentukan penggantinya tanpa campur tangan dari penguasa Abbasiyah. Hal ini dikarenakan jarak yang cukup jauh antara Afrika Utara dengan Baghdad. Sehingga Aghlabiyah tidak terusik oleh pemerintahan Abbasiyah. Pemerintahan Aghlabiyah pertama berhasil memadamkan gejolak yang muncul dari Kharijiyah Barbar di wilayah mereka. Kemudian di bawah Ziyadatullah I, Aglabiyah dapat merebut pulau yang terdekat dari Tunisia, yaitu Sisilia dari tangan Byzantium 827 M, yang dipimpin oleh panglima Asad bin Furat, dengan mengerahkan panglima laut yang terdiri dari 900 tentara berkuda dan 10.000 orang pasukan jalan kaki. Inilah ekspedisi laut terbesar, ini juga peperangan akhir yang dipimpin panglima Asad bin Furad karena, ia meninggal dalam pertempuran. Selain untuk memperluas wilayah penaklukan terhadap Sisilia juga bertujuan untuk berjihad melawan orang-orang kafir, wilayah tersebut menjadi pusat penting bagi penyebaran peradaban Islam ke Eropa. Aspek yang menarik pada Dinasti Aghlabiyah adalah ekspedisi lautnya yang menjelajahi pulau-pulau di Laut Tengah dan pantai-pantai Eropa seperti pantai Italia Selatan, Sardinia, Corsica, dan Alpen. Selain itu juga berhasil menaklukan kota-kota pantai Itali, Brindisi, Napoli, Calabria, Totonto, Bari, danBenevento. Pada tahun 868 M mampu menduduki Malpa. Dengan berhasilnya penaklukan-penaklukan seperti di atas Dinasti Aghlabiyah menjadi dinasti yang kaya, sehingga para penguasa Aghlabiyah antusias dalam bidang pembangunan. Keberhasilan penguasaan seluruh pulau Sisilia inilah yang membuat Aglabiyah unggul di Mediterania Tengah. Kemudian Aglabiyah melanjutkan seranganserangannya ke pulau lainnya dan pantai-pantai di Eropa, termasuk berhasil menaklukan kota-kota pantai Italia Brindisi (836/221 H.) Napoli (837M), Calabria (838 M), Toronto (840 M ), Bari (840 M), dan Benevento (840 M). Karena tidak tahan terhadap serangan berkepanjangan dari pasukan Aghlabiyah pada bandarbandar Itali, termasuk kota Roma, maka Paus Yonanes VIII (872 840 M) terpaksa minta perdamaian dan bersedia membayar upeti sebanyak 25.000 uang perak pertahun kepada Aglabiyah. Pasukan Aglabiyah juga berhasil menguasai kota Regusa di pantai Yugoslavia (890 M), Pulau Malta (869 M), menyerang pulau Corsika dan Mayorka, bahkan mengusai kota Portofino di pantai Barat Italia (890), kota Athena di Yunani pun berada dalam jangkauan penyerangan mereka. Dengan keberhasilan penaklukan-penaklukan tersebut, menjadikan Dinasti Aglabiyah kaya raya, para penguasa bersemangat membagun Tunisia dan Sisilia. Ziyadatullah I membangun masjid Agung Qairuan, sedangkan Amir Ahmad membangun masjid Agung Tunis dan juga membangun hampir 10.000 benteng pertahanan di Afrika Utara. Tidak cukup itu, jalan-jalan, pos-pos, armada angkutan, irigasi untuk pertanian (khususnya di Tunisia Selatan yang tanahnya kurang subur), demikian pula perkembangan arsitektur, ilmu pengetahuan, seni dan kehidupan keberagamaan. Selain sebagai ibu kota Dinasti Aghlabiyah, Qoiruan juga sebagai pusat penting munculnya mazhab Maliki, tempat berkumpulnya ulama-ulama terkemuka, seperti Sahnun yang wafat (854 M) pengarang mudawwanat, kitab Fiqih Maliki, Yusuf bin Yahya, yang wafat 901 M, Abu Zakariah al-Kinani, yang wafat 902 M, dan Isa bin Muslim, wafat 908M. Karya-karya para ulama pada masa Dinasti Aghlabiyah ini tersimpan baik di Masjid Agung Qairuan. b. Langkah-langkah Pemimpin Aghlabiyah1. 2.Penguasa Aghlabiyah pertama berhasil memadamkan gejolak Kharijiyah Berber di wilayah mereka. Dilanjutkan dengan dimulainya proyek besar merebut Sisilia dari tangan Bizantium pada tahun 827 M di bawah Ziadatullah I yang amat cakap dan energik, dengan meredakan oposisi internal di Ifriqiyyah yang dilakukan Fuqaha (pemimpinpemimpin religius) Maliki di Qayrawan (Cairovan). Disamping itu, suatu armada bajak laut dikerahkan, sehingga membuat Aghlabiyah unggul di Mediterania Tengah dan membuat mereka mampu mengusik pantai Italia Selatan, Sardinia, Corsica, dan Meriteran Alp. Kemudian Aghlabiah juga berhasil merebut Malta pada tahun 868 M. Daerah-daerah tersebut yang menjadi wilayah kekuasaan Dinasti Aghlabiyah. Dengan demikian, pada tahun 878 M sempurnalah penguasaan atas Sisilia, yang kemudian pulau itu di bawah pemerintahan Muslim. Pertama di bawah kekuasaan Aghlabiyah dan kedua di bawah Gubernur-Gubernur Fathimiyah, sampai penaklukan oleh Norman pada abad XI. Pulau itu menjadi pusat bagi penyebaran kultur Islam ke Eropa. c. Peninggalan-peninggalan Bersejarah Dinasti Aghlabiyah Aghlabiyah adalah pembangun yang penuh semangat, dan bangunanbangunan peninggalan Aghlabiyah di antaranya: 1. 2. Pembangunan kembali Masjid Agung Qayrawan oleh Ziyadatullah I; Pembangunan Masjid Agung Tunis oleh Ahmad; Pembangunan karya-karya pertanian dan irigasi yang bermanfaat, khususnya di Ifriqiyah selatan yang kurang subur. d. Kemunduran Dinasti Aghlabiyah Menjelang akhir abad IX, posisi Aghlabiyah di Ifriqiyah merosot. Hal ini disebabkan karena amir terakhirnya yaitu Ziyadatullah III tenggelam dalam kemewahan (berfoya-foya), dan seluruh pembesarnya tertarik pada Syiah, juga propaganda Syiiah, yaitu Abu Abdullah. Perintis Fatimiyah, Mahdi Ubaidillah mempunyai3.pengaruh AghlabiyahyangcukupbesardiBarbar, yang akhirnya menimbulkan pemberontakan militer, dan Dinasti dikalahkan oleh Fatimiyah (909 M), Ziyadatullah III diusir ke Mesir setelah melakukan upaya-upaya yang sia-sia demi untuk mendapatkan bantuan dari Abbasiyah untuk menyelamatkan Aghlabiyah (Bosworth,1993:47). B. Dinasti Fatimiyah a. Sejarah Berdirinya Dinasti Fatimiyah Dinasti Fatimiyah merupakan salah satu dinasti yang didirikan di benua Afrika pada penghujung tahun 200 Hijriah atau sekira tahun 910 Masehi, dinasti ini merupakan dinasti terlembaga yang berpahaman Syiah Ismailiyah, dalam realitas sejarah Dinasti Fatimiyah diambil dari nama Fatimah az-Zahra, putri nabi saw. dan isteri Ali bin Abu Thalib melalui garis keturunan Ismail putra Jafar ashShidiq. Peletak dasar dan pendiri dinasti ini adalah Ubaidillah al-Mahdi putra Husein Ibn Ahmad Ibn Abdallah Ibn Muhammad Ibn Ismail Ibn Jafar ash-Shidiq. Ubaidillah al-Mahdi datang dari Suriah ke Afrika. Tujuan dinasti ini yaitu untuk menjalankan ideologi Syiah dan ingin melepaskan diri dari kekuasaan Daulah Abasiyah di Baghdad yang berideologi Sunni. Di daerah ini mendapat sambutan baik, terutama dari suku Berber Ketama. Dari permulaan pembentukannya hal ini bisa di lihat dengan munculnya banyak dinasti-dinasti kecil di berbagai belahan dunia baik di timur dan barat kota Baghdad. Ia mulai merintis kegiatan dakwahnya tahun 893 M dengan mengetengahkan konsep akan datangnya al-Mahdi dari keturunan Nabi Muhammad saw. Dengan dukungan suku Berber Ketama, ia berhasil menumbangkan Gubernur Aghlabiyah di Ifriqiyah dan menjadikan Idrisiyah Fez sebagai penguasa bawahannya. Pada tahun 909 M ia dilantik menjadi khalifah yang sejajar dengan khalifah di Baghdad. Pada tahun 920 M ia mendirikan ibu kota baru bernama Al-Mahdiyah. Berbeda dengan dinasti-dinasti kecil lainnya, Dinasti Fatimiyah sepenuhnya melepaskan diri dari baghdad.Sisilia berhasil diduduki, dan melakukan operasi laut terhadap Istanbul. Sebagaimana kota Al-Mahdiyah di Ifriqiyah, Fatimiyah membangun ibukota baru di Mesir yaitu Kairo Baru (al-Qahirah yang berjaya ). Dari Mesir, kekuasaannya meluas hingga ke Palestina dan Suriah, dan mengambil alih penjagaan atas tempat-tempat suci di Hijaz. b. Kemajuan/Perkembangan Dinasti Fatimiyah Kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Fatimiyah sangat banyak terutama di bidang kebudayaan dan bidang ilmu pengetahuan. a. Bidang kebudayaan Ditandai dengan dirikannya Masjid al-Azhar yang berfungsi sebagai pusat pengkajian Islam dan pusat pengembangan ilmu pengetahuan, yang dimanfaatkan oleh kelompok Syiah atau pun Sunni. b. Bidang ilmu pengetahuan Untuk memajukan ilmu pengetahuan, khalifah mengundang para ahli di antaranya ahli matematika, seperti Ibn haytam al-Basri untuk mengunjungi Kairo. Selain itu, muncul ahli sejarah seperti Ibn Zulak, al-Musabbihi, al-Kudai, dan penulis kitab al-Dirayat, al-Shabushi, pustakawan al-Muhallabi, dan ahli geografi-Ibn alMakmun al-Bataihi. Khalifah Dinasti Fatimiyah beraliran Syiah Ismailiyah, namun mayoritas rakyatnya tetap menganut aliran Sunni dan menikmati sebagian besar kebebasan dalam menjalankan keagamaan. Selama berkuasa, dinasti ini dipimpin oleh 14 orang khalifah, yaitu: 1. Ubaidillah al-Mahdi (297-322 H/909-924 M) 2. Al-Qaim (322-334 H/953-975 M) 3. Al-Mansur ( 334-341 H/946-953 M) 4. Al-Muizz (341-365 H/953-975 M) 5. Al-Aziz (365-386 H/975-996 M) 6. Al-Hakim (386-411 H/996-1021 M) 7. Az-Zahir (411-427 H/1021-1036 M) 8. Al-Mustansir427-487 H/1036-1094 M)9. Al-Mustali (487-495 H/1094-1101 M) 10. Al-Amir (495-525 H/1101-1130 M) 11. Al-Hafizh (525-544 H/1130-1149 M) 12. Az-Zafir (544-549 H/1149-1154 M) 13. Al-Faiz (549-555 H/1154-1160 M) 14. Al-Adid 555-567 H/1160-1171 M). c. Kemunduran Dinasti Fatimiyah Pemerintahan Dinasti Fatimiyah yang berlangsung 262 tahun, antara 297 H/909 M sampai 567 H/1171 M, akhirnya tidak dapat dipertahankan lagi karena faktor-faktror intern. sebagai penyebab dominan kemunduran Khalifah Fatimiyah yaitu, kehancurannya diakibatkan adanya serangan yang dilakukan Naruddin alZangki, (penguasa Syiria) di bawah panglima Syirkuh yang dibantu oleh keponakannya (Shalahudin al-Ayyubi) mengalahkan tentara Salib tahun 564 H/1169 M. Syirkuh menjadi Wazir selama 2 bulan kerena meninggal dunia, dan jabatannya digantikan oleh Shalahudin al-Ayyubi. Pada tahun 567 H/1171 M. Shalahuddin al-Ayyubi menghapuskan Dinasti Fatimiyah atas desakan dari pemerintahan di Baghdad dan menggantikannya dengan nama Dinasti Ayyubiyah yang berorientasi di Baghdad.C. Dinasti Ayyubiyah a. Sejarah Berdirinya Dinasti Ayyubiyah Ayyubiyah adalah sebuah Dinasti Sunni yang berkuasa di Dyar Bakir hingga tahun 1429 M. Dinasti ini didirikan oleh Shalahuddin al Ayyubi, wafat tahun 1193 M (Glasse, 1996:143). Ia berasal dari suku Kurdi Hadzbani, putra Najawddin Ayyub, yang menjadi dari putra Zangi bernama Nuruddin. Keberhasilannya dalam perang Salib, membuat para tentara mengakuinya sebagai pengganti dari pamannya, Syirkuh yang telah meninggal setelah menguasai Mesir tahun 1169 M. Ia tetap mempertahankan lembagalembaga ilmiah yang didirikan oleh Dinasti Fathimiyah, tetapi mengubah orientasi keagamaannya dari Syiahmenjadi Sunni (Bandri Yatim, 2003:283). Penaklukan atas Mesir oleh Shalahuddin pada 1171 M membuka jalan bagi pembentukan madzhab-madzhab hukum Sunni di Mesir. Madzhab Syafii tetap bertahan di bawah pemerintahan Fathimiyah, sebaliknya Shalahuddin memberlakukan madzhab-madzhab Hanafi (Lapidus, 1999:545). Keberhasilannya di Mesir tersebut mendorongnya untuk menjadi penguasa otonom di Mesir. Najmudin Ayub adalah seseorang yang berasal dari suku Kurdi Hadzbani dan menjadi panglima Turki 1138 M, di Mosul dan Aleppo, di bawa pemerintahan Zangi Ibnu Aq-Songur. Demikian juga adiknya Syirkuh, mengabdi pada Nuruddin, putra Zangi 1169 M. Syirkuh berhasil mengusir raja Almaric beserta pasukan salibnya dari Mesir. Kedatangan Syirkuh ke Mesir karena undangan Khalifah Fatimiyah untuk mengusir Almaric yang menduduki Kairo. Setelah Syirkuh meninggal (1169 M) digantikan oleh Shalahuddin (keponakannya) sebagai pemimpin pasukan. Pertama-tama ia masih menghormati simbol-simbol Syiah pada pemerintahan Al-Adil Lidinillah, setelah ia diangkat menjadi Wazir (Gubernur). Tetapi setelah al-Adil meninggal 1171 M, Shalahuddin menyatakan loyalitasnya kepada Khalifah Abbasiyah (al-Mustadi) di Bagdad dan secara formal menandai berakhirnya rezim Fatimiyah di Kairo. Keberhasilan Shalahuddin di Mesir mendorongnya menjadi penguasa otonom. Dalam mengkosolidasikan kekuatannya, ia banyak memanfaatkan keluarganya untuk ekspansi ke wilayah lain, seperti Turansyah. Saudaranya dikirim untuk menguasai Yaman 1173 M. Taqiyuddin, (keponakannya) ditugasi untuk melawan tentara Salib yang menduduki Dimyat. Sedangkan Syihabuddin (pamannya) untuk menduduki Mesir Hulu (Nubia). Kematian Nuruddin (1174 M) menjadikan posisi Shalahudin semakin kuat, yang akhirnya memudahkan untuk menaklukan Syiria, termasuk Damaskus, Aleppo dan Mosul. Akhirnya pada 1175 M, ia diakui sebagai sultan atas Mesir, Yaman dan Syiria oleh Khalifah Abbasiyah. Di masa pemerintahan Shalahuddin, ia membina kekuatan militer yang tangguh dan perekonomian yang bekerja sama dengan penguasa muslim di kawasan lain. Ia juga mambangun tembok kota sebagai benteng pertahanan di Kairo dan bukit Muqattam. Pasukannya juga diperkuat oleh pasukan Barbar, Turki dan Afrika.Disamping digalakkan perdagangan dengan kota-kota di Laut Tengah, Lautan Hindia dan menyempurnakan sistem perpajakan. Atas dasar inilah, ia melancarkan gerakan ofensif guna merebut al-Quds (Jerusalem) dari tangan tentara Salib yang dipimpin oleh Guy de Lusignan di Hittin, akhirnya Jerusalem dikuasai pada tahun 1187 M, hal tersebut tetap tidak mengubah kedudukan Shalahuddin, sampai akhirnya raja Inggris (Richard) membuat perjanjian genjatan senjata yang dimanfaatkannya untuk menguasai kota Acre. Sampai ia meninggal (1193 M), Shalahuddin mewariskan pemerintahan yang stabil dan kokoh, kepada keturunanketurunannya dan saudaranya yang memerintah di berbagai kota. Yang paling menonjol ialah al-Malik al-Adil (saudaranya), dan keponakannya al-Kamil, mereka berhasil menyatukan para penguasa Ayyubi lokal dengan memusatkan pemerintahan mereka di Mesir. Namun pada masa pemerintahan al-Kamil, ketika Dinasti Ayyubiyah bertempat di Diyarbakr dan al-Jazirah, mereka mendapat tekanan dari Dinasti Saljuk Rum dan Dinasti Khiwarazim Syah, kemudian alKamil mengembalikan Jerusalem kepada Kaisar Frederick II yang membawa damai dan keberuntungan ekonomi yang cukup besar bagi Mesir dan Syiria. Hiduplah kembali perdagangan dengan kekuatan Kristen Mediterrania. Setelah alKamil meninggal (1238 M) Dinasti Ayyubiyah terkoyak oleh pertentanganpertentangan intern. Pada pemerintahan Ash-Shalih serangan Salib 6 dapat diatasi, yang pemimpinya raja Prencis St. Louis dan akhirnya ditangkap, tetapi kemudian pasukan budak (Mamluk) dari Turki merebut kekuasaan di Mesir. Ini secara otomatis mengakhiri pemerintahan Ayyubiyah secara keseluruhan. Upaya-upaya yang dilakukan Shalahuddin al-Ayyubi di antaranya: a. Melancarkan jihad terhadap tentara-tentara Salib di Palestina; b. Mempersatukan tentara Turki, Kurdi, dan Arab di jalan yang sama. Dari Mesir, Shalahuddin juga dapat menyatukan Syiria dan Mesopotamia menjadi sebuah kesatuan negara Muslim. Pada tahun 1174 ia merebut Damaskus, kemudian Alippo tahun 1185, dan merebut Mosul pada 1186. Setelah kekuasaannya kokoh, Shalahuddin melancarkan gerakan ofensif guna mengambil alih al-Quds(Jerussalem) dari tangan tentara tanpa banyak kesulitan. Ini berarti Jerussalem menjadi komunitas muslim setelah delapan puluh tahun, dan orang-orang Frank tersingkirkan, meskipun hanya untuk sementara. Usaha besar-besaran telah dilakukan pasukan Salib dari Inggris, Perancis, dan Jerman antara tahun 1189 1192 M, namun tidak berhasil mengubah kedudukan Shalahuddin. Setelah perang berakhir, Shalahuddin memindahkan pusat pemerintahan ke Damaskus. b. Perjuangan Setelah Shalahuddin al-Ayyubi Perjuangan Shalahuddin dalam merealisasikan tujuan-tujuan utamanya yaitu mengeluarkan kaum Salib dari Baitul Maqdis dan mengembalikan pada persatuan umat Islam, sehingga menghabiskan kekuatannya dan mengganggu kesehatannya. Ia meninggal dan dimakamkan di Damaskus pada tahun 1193 M, setelah 25 tahun memerintah. Sebelum meninggal, ia membagikan kekaisaran Ayyubiyah kepada para anggota keluarga. Karena itu pengendalian dari pusat tetap berada di bawah kekuasaan Al-Adl dan Al-kamil, sampai Al-Kamil meninggal. Di bawah kedua sultan ini, kebijaksanaan aktivis Shalahuddin memberikan tempat sebagai hubungan detente dan damai dengan oran-orang Frank. Setelah kematian Shalahuddin, Ayyubiyah melanjutkan pemerintahan Mesir dan pemerintahan Syiria (sampai tahun 1260 M). Keluarga Ayyubiyah membagi imperiumnya menjadi sejumlah kerajaan kecil Mesir, Damaskus, Alleppo, dan kerajaan Mosul sesuai dengan gagasan Saljuk bahwa negara merupakan warisan keluarga raja. Meskipun demikian, Ayyubiyah tidak mengalami perpecahan, karena dengan loyalitas kekeluargaan, Mesir diintegrasikan berbagai imperium. Mereka menata pemerintahan dengan sistem birokrasi masa lampau yang telah berkembang di negara-negara Mesir dan Syiria melalui distribusi iqta kepada pejabat-pejabat militer yang berpengaruh. Ayyubiyah secara khusus enggan melanjutkan pertempuran melawan kekuatan pasukan Salib. Mereka lebih memprioritaskan untuk mempertahankan Mesir karena kesatuan mulai melemah. Pada tahun 1229M Ayyubiyah menegosiasikan sebuah perjanjian dengan Fedrick II. Ini adalah puncak kebijaksanaan baru, dan pada periode damai inilah membawa keuntungan ekonomi yang besar bagi Mesir dan Syiria, termasuk hidupnya kembali perdagangan dengan kekuatan-kekuatan Kristen Mediterania (Bosworth,1993:87). c. Kemajuan-kemajuan Dinasti Ayyubiyah dan Peninggalannya Sebagaimana dinasti-dinasti sebelumnya, Dinasti Ayyubiyah pun mencapai kemajuan yang gemilang dan mempunyai beberapa peninggalan bersejarah. Kemajuan-kemajuan itu mencakup berbagai bidang, di antaranya: 1. Bidang Arsitektur dan Pendidikan Penguasa Ayyubiyah telah berhasil menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan. Ini ditandai dengan dibangunnya Madrasah alShauhiyyah tahun 1239 M yang dijadikan sebagai pusat pengajaran empat madzhab hukum dalam sebuah lembaga Madrasah. Dibangunnya Dar al- Hadist al-Kamillah juga dibangun (1222 M) untuk mengajarkan pokok-pokok hukum yang secara umum terdapat diberbagai madzhab hukum Sunni. Sedangkan dalam bidang arsitek dapat dilihat pada monumen Bangsa Arab, bangunan masjid di Beirut yang mirip gereja, serta istana-istana yang dibangun menyerupai gereja. 2. Bidang Filsafat dan Keilmuan Bukti konkritnya adalah Adelasd of Bath yang telah diterjemahkan, karyakarya orang Arab tentang astronomi dan geometri, penerjemahan bidang kedokteran. Di bidang kedokteran ini telah didirikan sebuah rumah sakit bagi orang yang cacat pikiran. 3. Bidang Industri Kemajuan di bidang ini dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh seorang ilmuwan Syiria yang lebih canggih dibanding buatan orang Barat. Terdapat pabrik karpet, pabrik kain dan pabrik gelas. 4. Bidang PerdaganganBidang ini membawa pengaruh bagi negara-nrgara di Eropa dan negara negara yang dikuasai Ayyubiyah. Di Eropa terdapat perdagangan agriculture dan industri. Hal ini menjadi sebab adanya perdagangan internasional melalui jalur laut, sejak saat itu dunia ekonomi dan perdagangan sudah menggunakan sistem kredit, bank, termasuk Letter of Credit (LC), bahkan ketika itu sudah ada uang yang terbuat dari emas. 5. Bidang Militer Selain memiliki alat-alat perang seperti kuda, pedang, panah, dan sebagainya, juga memiliki burung elang sebagai kepala burung-burung dalam peperangan. Di samping itu, adanya perang Salib telah membawa dampak positif, keuntungan dibidang industri, perdagangan, dan intelektual, misalnya dengan adanya irigasi. d. Kemunduran Dinasti Ayyubiyah Sepeninggal Al-Kamil tahu 1238 M, Dinasti Ayyubiyah terkoyak oleh pertentangan-pertentangan intern. Serangan Salib keenam dapat diatasi, dan pimpinannya, Raja Perancis St. Louis ditangkap. Namun pada tahun 1250 M keluarga Ayyubiyah diruntuhkan oleh sebuah pemberontakan oleh salah satu resimen budak (Mamluk)nya, yang membunuh penguasa terakhir Ayyubiyah, dan mengangkat salah seorang pejabat (Aybak) menjadi sultan baru. Keruntuhan ini terjadi di dua tempat, di wilayah Barat Ayyubiyah, berakhir oleh serangan Mamluk, sedangkan di Syiria dihancurkan oleh pasukan Mongol (Glasse, 1996:552). Dengan demikian berakhirlah riwayat Ayyubiyah oleh Dinasti Mamalik. Dinasti yang mampu mempertahankan pusat kekuasaan dari serangan bangsa Mongol. D. Dinasti Mamalik a. Sejarah Berdirinya Dinasti Mamalik Apabila ada negeri Islam yang selamat dari serangan bangsa Mongol, baik karena serangan Hulagu Khan atau pun Timur Lenk, maka negara tersebut adalahMesir yang kekeuasaannya di bawah Dinasti Mamalik. Sehingga beberapa prestasi atau kemajuan pada masa klasik, bertahan di Mesir. Walaupun masih di bawah kemajuan pada masa klasik yang sesungguhnya, karena dinasti Mamalik setelah adanya puncak keemasan Islam di Bhagdad. Mamalik merupakan bentuk jamak dari Mamluk yang berarti budak. Karena Dinasati Mamakik dibentuk oleh para budak dari berbagai macam suku bangsa dan ras, dan mendiami suatu bangsa yang bukan tumpah darah mereka yang pemerintahannya berbentuk oligarki. Dalam oligarki militer, budak-budak tersebut adalah orang-orang yang ditawan oleh dinasti Ayyubiyah, yang dididik dan dijadikan tentaranya. Dan oleh penguasa Ayubiyah yang terakhir (Al-Malik Al-Salih), mereka dijadikan pengawal untuk menjamin kekuasaannya. Sehingga mereka diberikan hak-hak yang istimewa seperti dalam karier atau pun imbalan berupa harta. Kebanyakannya mereka berasal dari daerah Kaukasus dan laut Kaspia. Di Mesir, mereka ditempatkan di Pulau Raudhah di Sungai Nil untuk menjalani latihan militer dan keagamaan. Sehingga mereka dijuluki Mamluk Bahri (laut). Sebetulnya mereka memiliki saingan yaitu tentara yang berasal dari suku Kurdi. Ketika penguasa Ayubiyyah yang terakhir (Al-Malik Al-Salih) meninggal dunia (1249), maka digantikan oleh anaknya yaitu Turansyah menjadi sultan. Sehingga golongan Mamalik merasa terancam keberadaannya, karena Sultan Turansyah lebih dekat pada golongan bangsa Kurdi. Ahkirnya pada tahun 1250 golongan Mamalik melakukan kudeta yang dipimpin oleh Aybak dan Baybars, yang berhasil membunuh Sultan Turansyah. Istri Al-Malik Al-Salih yaitu Syajarah al-Durr (yang juga berasal dari golongan Mamalik), berhasil mengambil alih kembali kekuasaan (selama tiga bulan) dengan terlebih dahulu mengadakan kesepakatan dengan golongan Mamalik. Kemudia ia menikah dengan seorang tokoh dari Mamalik yang juga sebagai peminpin kudeta pada sultan dinasti Ayyubiyah yang bernama Aybak, sehingga kekuasaannya diserahkan kepadanya, tetapi ia (Syajarah Al-Durr) sambil berharap ada pada kekuasaannya di belakang. Namun kenyataannya Aybak malah membunuhnya, sehingga kekuasaanya penuh berada di tangan Aybak. Pada mulanya Aybak mengangkat Sultan (Musa) dari keturunan Ayyubiyah, namun akhirnya dibunuhjuga. Itulah sejarah berdirinya Dinasti Mamalik yang berkuasa di daerah Mesir. b. Proses Kejayaan Dinasti Mamalik Selama tujuh tahun (1250-1257) Aybak berkuasa, setelah ia meninggal maka digantikan oleh anaknya yang bernama Ali, namun usianya masih muda, sehingga ia digantiakn oleh wakilnya yaitu Qutuz. Setelah Qutuz naik tahta, maka Baybars yang sedang mengasingkan diri di Syiria (karena waktu pemerintahan Aybak ia tidak menyukainya) kembali ke Mesir. Di awal tahun 1260 M, Mesir terancam oleh serangan Mongol yang sudah menguasai hmpir seluruh kawasan Islam. Sehingga pada tanggal 13 September 1260, terjadilah peperangan antara Mongol dengan dinasti Mamalik di Ayn Jalut. Dan di bawah pimpinan Qutuz dan Baybars perang dimenangkan oleh dinasti Mamalik. Sehingga dinasti Mamalik menjadi terkenal, dan menjadi tumpuan masyarakat Mesir. Penguasa-penguasa yang berada di kawasan Syiria pun tunduk dan menyatakan kesetiaannya berada di bawah penguasaan Dinasti Mamalik. Tidak lama setelah terjadi peristiwa tersebut, Qutuz meninggal dunia. Dan Baybars diangkat menjadi sultan oleh pasukannya (1260-1277 M). Karena Baybars seorang yang cerdas dan tangguh dalam kepemimpinannya, sehingga ia dianggap sebagai sultan yang terbesar dan tetkenal bila dibandingkan dengan 47 sultan yang pernah berkuasa pada Dinasti Mamalik. Dan ia pula yang dianggaap sebagai pembantu yang haliki pada Dinasti Mamalik. Perlu diketahui juga bahwa Dinasti Mamalik dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Mamluk Bahri sampai masa pemerintahan Hajji II, dan periode Mamluk Burji sejak kekuasaanya Burquq (untuk yang kedua kalinya) sampai dikalahkan oleh kerajaan Utsmani tahun 1517 M. Pada bidang politik, Dinasti Mamalik membawa warna dan perubahan baru dalam sejarah Islam. Sebagaimana di atas disebutkan bahwa Dinasti Mamalik memiliki sistem pemerintahan yang oliharki militer, namun pada saat Qalawun berkuasa (1280-1290) berbeda dengan masa pemerintahan yang lain, ia menggunakan pergantian peminpin kekuasaan secara tutun-temurun. Namun aturan seperti itu tidak banyak disukai. Sehingga anak Qawalun hanya mampu memimpin selama empat tahun saja, karena kekuasaannya direbut oleh Kitbugha(1295-1297M). Ternyata sitem oligarki inilah yang sesuai bagi mereka, ini ditandai dengan banyaknya kemajuan yang dialami oleh Mesir pada masa itu. Karena dalam pemerintahannya ada amir (semacam gubernur), maka para amir berusaha untuk berkompetisi dalam bidang prestasi, karena mereka merupakan kandidat dari sultan. Sehingga banyak kemajuan-kemajuan yang dicapai, seperti dibidang ekonomi, atau pun dibidang ilmu pengetahuan lainnya. Berikut merupakan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Mamalik, di antaranya: 1. Bidang pemerintahan Kemenangan Dinasti Mamalik melawan tentara Mongol di Ayn Jalut menjadi sebuah peluang dan modal yang cukup berarti untuk menaklukan daerah di sekitaarnya. Sehingga banyak penguasa dinasti kecil yang menyatakan kesetiaanya pada Dinasti Mamalik. Pada masa kekuasaan Baybars, ia mengangkat kelompok militer sebagai pembantu dalam menjalankan pemerintahannya. Selain itu, untuk memeroleh simpatisan dari dinasti-dinasti kecil, Baybars membuat aturan untuk membuat baiat pada keturunan Bani Abbas yang selamat meloloskan diri dari serangan Mongol. Dengan demikian, Dinasti Abasiyyah yang khalifahnya Al-Mustanshir dapat dipertahankan oleh Dinasti Mamalik, yang pusatnya di Kairo. Sementara yang pusatnya di Baghdad telah hancur oleh pasukan tentara Hulagu bangsa Mongol. Tidak lepas dari itu semua, sebetulnya pada masa kekuasaan Baybars banyak kekuatan-kekuatan dari pihak luar yang berusaha untuk menghancurkannya, namun ia dapat mengatasinya. Seperti Perang Salib, di sepanjang Laut Tengah, Assasin, di Pegunungan Syiria., Cyrenia (tempat berkuasanya orang-orang Armenia), dan kapal-kapal Mongol di Anatolia. 2. Bidang Ekonomi Pada bidang ekonomi, dinasti Mamalik membuka hubungan dagang dengan bangsa Perancis dan Italia melalui perluasan jalur perdagangan yang sudah dirintis oleh Dinasti Fathimiyah sebelumnya. Hancurnya kekuasaan Abasiyyah di Baghdad mengakibatkan daerah Kairo sebagai tempat yangsetrategis untuk jalur perdagangan, karena dapat menghubungkan jalur perdagangan Laut Merah dan Laut Tengah antara benua Asia dan Eropa. Keberhasilan di bidang ekonomi ini, didukung juga dengan jarinagn transportasi dan komunikasi antarkota di darat atau pun di laut, secara baik. Hal ini tidak terlepas dari dukungan tentara angkatan lautnya yang siap siaga untuk membantu. 3. Bidang Ilmu Pengetahuan Mesir, merupakan salah satu daerah yang menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan dari Baghdad yang telah hancur oleh tentara Mongol. Oleh karena itu, sehingga banyak ilmu-ilmu yang berkembang di Mesir. Seperti sejarah, kedokteran, matematiak, astronomi, terutama ilmu-ilamu agama. Ilmuwan-ilmuwan dan bidangnya yang terkenal pada masa itu, di antaranya: 1) Bidang Sejarah : Ibn Khalikan, Ibn Thaghribardi, dan Ibn Kholdun. 2) Bidang Matematika: Abu Al-Faraj AlIbry. 3) Bidang Astronomi: Nasir al-Din al-Tusi. 4) Bidang Kedokteran: Abu al-HasanAli al-Nafis (yang menemukan susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia), Abd. Al-Munim al-Dimyahti (dokter hewan), dan al-Razi (perintis pesikoterapi). 5) Bidang Opthalmologi (ilmu pengobatan mata): Salah al-Din Ibn Yusuf. 6) Bidang Agama: Ibn Taimiyah (pemikir reformis dalam Islam), Al-Sayuthi, Ibn Hajar al-Asqalani, dll. 4. Bidang Arsitektur Masa Dinasti Mamalik pada bidang arsitektur mengalami kemajuaan, hal ini ditandai dengan adanya bangunan-bangunan yang didirikan. Seperti sekolah, masjid, rumah sakit, museum, vila-vila, perpustakaan, kubah, dan menara masjid, dengan pola arsitektur yang indah. Semua kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Mamalik, itu tidak terlepas dari usaha-usaha yang mereka lakukan. Dan berkat kepribadian, wibawa pemimpin yang baik. Sikap solidaritas dari setiap kalangan, baik sesama militer, penguasa atasan, dan yang lainnya. Sehingga menjadikan stabilisasi pemerintahan yang berhasil.c. Kemunduran dinasti Mamalik Penyebab kemunduran Dinasti Mamalik sebetulnya ada dua factor, yaitu faktor ekstern dan intern. 1) Faktor Intern Sebagai faktor intern yaitu berawal dari dalam kerajaan. Seperti sejak masuknya para budak dari Sirkasia, yang dikenal dengan nama Mamalik Burji, yang pertamakalinya dibawa oleh Sultan Qawalun, sehingga menyebabkan solidaritas antar sesama militer menurun terutama ketika Mamluk Burji berkuasa. Banyak penguasa Mamluk Burji yang bermoral negatif, mereka tidak menyukai ilmu pengetahuan, malah suka melakukan foya-foya, yang menyebabkan pajak dinaikan. Sehingga mengakibatkan ketidaksenangan rakyat, dan sistem perekonian pun menurun. Ditambah lagi dengan ditemukannya Tanjung Harapan oleh bangsa Eropa tahun 1498 M, yang menyebabkan jalur perdagangan AsiaEropa melalui jalur Mesir menurun. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan adanya wabah penyakit dan musim kemarau panjang. 2) Faktor Ekstern Faktor ekstern yang menyebabkan Dinasti Mamalik hancur yaitu adanya kekuatan kekuasaan politik pada kerajaan Utsmani. Sehingga terjadilah peperangan di luar kota Kairo pada tahun 1517 yang mengakibatkan Dinasti Mamalik kalah dan berakhir dengan kehancuran. Maka sejak itulah wilayah Mesir (juga sebagai salah satu propinsinya) dikuasai oleh kerajaan Turki Utsmani. E. Hikmah Sejarah Peradaban Islam Bagi Umat Islam Sebetulnya banyak hikmah yang dapat kita ambil dari sejarah Islam yang terjadi pada masa lalu, berikut di antanranya: 1. Sejarah pada masa lampau bisa dijadikan sebagai cermin untuk kemajuan pada zaman sekarang dan yang akan datang; 2. Kemajuan-kemajuan yang diraih oleh umat muslim pada masa lampau, dapat dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan revolusi keagamaan ke arah yanglebih baik; 3. Sejarah bisa dijadikan sebagai objek kajian penelitian untuk mengungkap hal-hal yang diangkap penting; 4. Peninggalan-peninggalan sejarah baik yang berbentuk fisik atau nonfisik dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan contoh untuk sebuah pembangunan yang bersifat fisik pula atau nonfisik; 5. Hasil temuan para ilmuwan (ulama) dapat dimanfaatkan oleh umat muslim dan umat yang lainnya demi kemajuan peradaban Islam pada zaman sekarang dan yang akan datang, dll.BAB III PENUTUP A. Simpulan Dinasti Aghlabiyah, Fatimiyah, Ayyubiyah dan Dinasti Mamalik merupakan dinasti-dinasti kecil yang berdiri sekira abad 8-12 Masehi. Walaupun termasuk dinasti-dinasti kecil, tetepi pengaruhnya cukup besar bagi kemajuan umat muslim di dunia. Dengan berbagai aspek yang telah diraihnya, maka dapat dijadikan tolak ukura sebagai bahan untuk menuju proses peradaban Islam pada masa sekarang dan yang akan datang supaya lebih baik. B. Saran Penulisan karya ilmiah atau makalah dan yang sejenisnya, pastitidak sempurna baik dari segi isi atau cara penulisan. Oleh karena itu saran dari pembaca kami harapkan, demi kesempurnaan keilmuan kami.DAFTAR PUSTAKA Amin, Muhammad Mansyur. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Indonesia Spirit Foundation. C. E., Boshwort, 1993. Dinasti-dinasti Islam Terjemahan Ilyas Hasan dari The Islamic Dinastiec. Bandung: Mizan. Suntiah, Ratu dan Maslani. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Insan Mandiri. Tim Dosen. 2006. Menelusuri Jejak Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani. Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo. www.blog-indonesia.com/blog-archive-13590-44.htm. 2011.http://hikmatunnailah.blogspot.com/2012/03/dinasti-dinasti-kecilspi.htmlBerdirinya dinasti dinasti kecilpada masa Abbasiyah di barat Bagdad (Idrisiyah, Aghlabiyah, Thuluniyah, Ikhsidisiyah, Hamdaniyah dan Qaramitah.)PENDAHULUAN Kekuasaan dinasti Bani Abbas atau khalifah Abbasiyah, sebagaimana kita ketahui adalah melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullahibn al-Abbas. Masa pemerintahan Abu al Abbas, pendiri dinasti ini, sangat si