joseon dinasti 1

21
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Di era modern seperti sekarang ini memang sudah semakin sedikit orang yang mau mempelajari sejarah, namun di setiap peradaban suatu bangsa tidak bisa luput dari yang namanya sejarah. Sejarah merupakan saksi dimana suatu bangsa dapat terbentuk dan manusia wajib untuk menjaga dan mempelajari sejarah bangsanya. Asal mula suatu negara pasti diawali dari masa prasejarah dimana peradaban manusia masih rendah, kita biasa menyebutnya jaman batu atau jaman logam dimana manusia hanya mengenal peralatan dari batu dan logam saja. Setelah itu mulailah manusia dapat hidup berkelompok dan mendirikan suatu daerah kekuasaan yg biasa kita kenal dengan kerajaan atau dinasti. Di negara maju seperti Korea Selatan merupakan salah satu negara yang memiliki peradaban yang tinggi dan masih mempertahankan nilai – nilai kebudayaan dan sejarahnya hingga saat ini. Sejarah Korea Selatan juga tak luput dari masa – masa berdirinya kerajaan – kerajaan dan dinasti. Salah satu dinasti yang paling besar dan terkenanal adalah Dinasti Joseon. Dinasti Joseon adalah sebuah negara berdaulat yang pada saat ini menjadi Korea. Dinasti Joseon berkuasa selama 5 abad lebih. Dinasti Joseon, bisa dianggap merupakan dinasti konfusius tertua yang berhasil bertahan sampai saat ini. Pendiri Dinasti Joseon adalah Yi Seong Gye yang diangkat dengan bergelar Raja Taejo. Ia adalah seorang anggota klan Yi (Lee) dari Jeonju yang melakukan kudeta terhadap Raja Woo dari Goryeo. Yi Seong Gye terkenal sebagai ahli militer cerdik dalam memimpin perang terhadap bajak laut Jepang yang mengganggu perairan Korea. Ia memindahkan ibukota dari Gaegyeong (kini Gaeseong) ke Hanseong dan mendirikan Istana Gyeongbok tahun 1394. Wilayah Dinasti Joseon diperluas sampai

Upload: aseliajulia-julia

Post on 23-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fdfdf

TRANSCRIPT

Page 1: Joseon Dinasti 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Di era modern seperti sekarang ini memang sudah semakin sedikit orang yang mau mempelajari sejarah, namun di setiap peradaban suatu bangsa tidak bisa luput dari yang namanya sejarah. Sejarah merupakan saksi dimana suatu bangsa dapat terbentuk dan manusia wajib untuk menjaga dan mempelajari sejarah bangsanya.

Asal mula suatu negara pasti diawali dari masa prasejarah dimana peradaban manusia masih rendah, kita biasa menyebutnya jaman batu atau jaman logam dimana manusia hanya mengenal peralatan dari batu dan logam saja. Setelah itu mulailah manusia dapat hidup berkelompok dan mendirikan suatu daerah kekuasaan yg biasa kita kenal dengan kerajaan atau dinasti.

Di negara maju seperti Korea Selatan merupakan salah satu negara yang memiliki peradaban yang tinggi dan masih mempertahankan nilai – nilai kebudayaan dan sejarahnya hingga saat ini. Sejarah Korea Selatan juga tak luput dari masa – masa berdirinya kerajaan – kerajaan dan dinasti. Salah satu dinasti yang paling besar dan terkenanal adalah Dinasti Joseon.

Dinasti Joseon adalah sebuah negara berdaulat yang pada saat ini menjadi Korea. Dinasti Joseon berkuasa selama 5 abad lebih. Dinasti Joseon, bisa dianggap merupakan dinasti konfusius tertua yang berhasil bertahan sampai saat ini. Pendiri Dinasti Joseon adalah Yi Seong Gye yang diangkat dengan bergelar Raja Taejo. Ia adalah seorang anggota klan Yi (Lee) dari Jeonju yang melakukan kudeta terhadap Raja Woo dari Goryeo. Yi Seong Gye terkenal sebagai ahli militer cerdik dalam memimpin perang terhadap bajak laut Jepang yang mengganggu perairan Korea. Ia memindahkan ibukota dari Gaegyeong (kini Gaeseong) ke Hanseong dan mendirikan Istana Gyeongbok tahun 1394. Wilayah Dinasti Joseon diperluas sampai batas Sungai Yalu dan Duman di paling utara setelah berhasil menaklukkan bangsa Jurchen.

Pada tahun 1897-1910, Joseon secara umum dikenal sebagai Kekaisaran Korea untuk menandakan bahwa Joseon tidak lagi berada dalam kekuasaan Dinasti Qing. Kekaisaran Jepang mengakhiri era Dinasti Joseon pada tahun 1910 saat Raja Gojong dipaksa menandatangani Perjanjian Aneksasi Jepang – Korea.

Masa Dinasti Joseon telah meninggalkan warisan yang sangat berpengaruh bagi wajah Korea modern; etikat dan norma-norma budaya, perilaku bermasyarakat, dan juga bahasa Korea modern dan dialeknya berakar dari pola pemikiran tradisional dalam periode ini.

Page 2: Joseon Dinasti 1

PEMBAHASAN

SEJARAH DINASTI JOSEON

AWAL PERKEMBANGANDi akhir abad ke-14 M, dinasti Goryeo yang berusia 400 tahun yang didirikan

Wang-geon tahun 918 lengser, fondasinya melemah akibat perang yang berkepanjangan dan penjajahan de facto oleh Kekaisaran Mongol. Dalam tubuh kerajaannya sendiri juga mengalami perselisihan dikarenakan tidak hanya penguasanya gagal mengendalikan secara efektif kerajaannya, namun juga dianggap tercemari oleh generasi-generasi dari perkawinan paksa dengan anggota keluarga Kekaisaran Mongol dan keluarga rival (bahkan ibu dari Raja Woo adalah rakyat biasa, yang membuat tersebarnya rumor yang meragukan keturunannya dari Raja Gongmin. Dalam kerajaan, kelompok para bangsawan, jenderal, bahkan perdana menterinya terpecah-pecah dalam partai berbeda yang tujuannya mencari kekuasaan semata. Dengan meningkatnya serangan bajak laut Jepang dan kelompok Sorban Merah, kekuasaan kerajaan mulai didominasi oleh 2 kelompok bangsawan, Bangsawan Sinjin dan Bangsawan Gwonmun, serta seorang jenderal yang dapat menangkis ancaman asing; Jenderal berbakat Yi Seong-gye dan rivalnya Choe Yeong.

Menyusul berdirinya Dinasti Ming dibawah pimpinan Zhu Yuanzhang yang karismatik (Kaisar Hongwu), kekuasaan dalam tubuh Goryeo terpecah ke dalam faksi-faksi yang saling berkonflik yaitu kelompok yang dipimpin Jenderal Yi (pendukung Ming) dan Jenderal Choe (di posisi Mongol). Ketika utusan Ming tiba di Goryeo tahun 1388 (tahun ke-14 rezim Raja Woo) untuk meminta pengembalian teritori utara Goryeo kepada Ming, Jenderal Choe menggunakan kesempatan itu untuk melakukan invasi terhadap Semenanjung Liaodong (Goryeo mengklaim sebagai penerus kerajaan kuno Goguryeo dan menginginkan untuk mengembalikan kejayaannya dengan mengambil alih Manchuria). Jenderal Yi yang dapat dipercaya dijadikan pemimpin invasi, namun pada saat mencapai Pulau Wuihwa di Sungai Yalu, ia memberontak dan memimpin balik pasukan ke ibukota Gaegyeong, melakukan pembunuhan terhadap Jenderal Choe dan para pengikutnya. Ia memulai kudeta terhadap Raja Woo dan mengangkat putranya, Raja Chang pada tahun 1388. Karena usaha restorasinya gagal Jenderal Yi membunuh mantan Raja Woo dan Raja Chang lalu memaksa raja baru naik tahta, yakni Raja Gongyang. Setelah memaksakan kekuasaanya secara tidak langsung melalui raja boneka, Yi mulai bersekutu denagn Bangsawan Sinjin seperti Jeong Do-jeon dan Jo Jun. Sebagai jenderal de facto Goryeo, ia membuat Undang-Undang Gwajeon yang secara efektif bertujuan untuk menyita tanah dari tuan tanah kaya dan kelompok bangsawan konservatif Gwonmun, lalu membagi-bagikannya kepada pendukungnya di kelompok Sinjin. Pada tahun 1392 (tahun ke-4 rezim Raja Gongyang), putra ke-5 Yi, Yi Bang-won, demi kesetiaanya pada ayahnya memerintahkan 5 orang untuk mengeksekusi seorang bangsawan pendukung rezim lama bernama Jeong Mong-ju di Jembatan Seonjuk dekat ibukota. Tahun yang sama, Yi

Page 3: Joseon Dinasti 1

menuruntahtakan Raja Gongyang, mengasingkannya ke Wonju dan naik tahta. Dinsati Goryeo berakhir setelah 500 tahun berkuasa.

Pada awal kekuasaan Yi Seong-gye, sekarang Raja Taejo, berniat melanjutkan penggunaan nama Goryeo untuk negara dan secara sederhana mengubah garis kekuasaan untuk keturunannya, lalu tetap melanjutkan 500 tahun kekuasaan Goryeo. Namun dengan banyaknya ancaman dari kelompok pro-rezim sebelumnya, yakni kelompok bangsawan Gwonmun, Raja Taejo akhirnya melakukan reformasi besar seluruh sistem dengan nama dinasti Joseon pada tahun 1393.

Dengan deklarasi kekuasaan baru, kerajaan sekarang menemui masalah dengan sisa-sisa keturunan dari keluarga Wang. Raja Taejo dan pejabatnya merasa bahwa legitimasi kepemimpinannya selalu dipermasalahkan oleh sisa-sisa anggota keluarga Goryeo, mereka harus menekan pemberontakan massa atau justru membahayakan kursi kepemimpinan mereka yang baru. Akhirnya, Raja Taejo menyuruh perdana menterinya Jeong Do-jeon memerintahkan semua keluarga Wang pergi ke pantai barat dan mengasingkan mereka semua ke pulau Ganghwa, dimana mereka diharapkan dapat hidup tenang dan jauh dari pemerintahan. Namun semua rencana itu rupanya jebakan, pada saat berlayar kapal dengan sengaja ditabrakkan ke karang sampai tenggelam bersama seluruh penumpangnya. Konon berdasarkan cerita rakyat beberapa anggota yang selamat dan

mencapai daratan, mengganti nama marga mereka, Wang (王), menjadi Ok (玉) untuk

menyembunyikan keturunan mereka.Setelah seluruh sisa keluarga dari Goryeo disingkirkan, Raja Taejo menginginkan

ibukota baru. Walau Gaegyeong telah menjadi ibukota pemerintahan selama lebih dari 400 tahun, adalah tradisi untuk dinasti baru memindahkan ibukota ke lokasi baru menurut cara faengshui dan geomansi. Gaegyeong (kini Gaeseong di Korea Utara) dianggap sudah kehilangan energi untuk dijadikan pusat pemerintahan. Hasilnya, 3 tempat terpilih sebagai calon ibukota baru: kaki gunung Gyeryeong serta kota Muak dan Seoul. Lokasi di kaki gunung Gyeryeong ditolak setelah diketahui memiliki tanah yang kurang bagus dan kurangnya sarana komunikasi, sementara Muak dipertimbangkan serius sebelum akhinrya Raja Taejo memutuskan Hanyang sebagai tempat yang paling tepat. Hanyang dapat dengan mudah dicapai dari darat dan laut, berpusat di tengah-tengah semenanjung Korea dan dalam sejarahnya tempat ini dahulu selalu diperebutkan Tiga Kerajaan karena tanahnya yang subur. Selama berabad-abad Hanyang dipercaya adalah tempat yang penuh aliran energi geomansi yang baik. Ia bergunung-gunung di utara dan berbukit-bukit di selatan sebagai pelindung, dan diantaranya terdapat dataran lapang sehingga memenuhi kriteria poros utara-selatan. Hanyang dijadikan ibukota resmi tahun 1394 dan nama formalnya adalah Hanseong. Istana dibangun di kaki gunung Bugak. Wilayah yang dihuni harimau ini secara cepat dibangun dengan jalan, gerbang, jembatan, perumahan, fasilitas publik dan 5 istana besar yang semuanya diselesaikan tahun 1394. Sebelum berakhirnya pertengahan abad ke-15, semua fasilitas kota telah diselesaikan dan berjalan dengan baik.

Page 4: Joseon Dinasti 1

Lambang Kerajaan Joseon

PERSELISIHAN DAN KONSOLIDASI KEKUASAAN

Raja Taejo punya 2 orang istri, yang keduanya memberikan putra. Istri pertamanya, Ratu Sinui, telah lebih dulu meninggal saat penggulingan Goryeo, namun ia melahirkan 6 orang anak laki-laki. Istri Raja Taejo setelah penobatan adalah Raja Sindeok, yang melahirkan 2 orang putra. Ketika dinasti yang baru disahkan dan memerintah negeri, Taejo memilih untuk mengangkat salah seorang penerusnya. Walau putranya yang ke-5 dari Ratu Sinui, Yi Bang-won telah berjasa besar dalam membantu sepak terjang ayahnya, namun sebenarnya Yi Bang-won bermusuhan dengan 2 tokoh penting raja dalam kerajaan, perdana menteri Jeong Do-jeon dan Nam eun. Kedua pihak, Yi Bang-won dan perdana menteri memelihara kebencian dan saling merasa terancam.

Ketika jadi jelas Yi Bang-won adalah penerus kerajaan, Jeong Do-jeon menggunakan kekuasaannya untuk memengaruhi keputusan raja agar memilih penerus dari putranya yang paling ia sayangi, bukannya dari yang paling cocok untuk menduduki jabatan raja. Pada tahun 1392, putra ke-8 raja (putra ke-2 dari Ratu Sindeok), Pangeran Besar Ui-an (Yi Bang-seok) ditunjuk sebagai Pangeran Penerus Kerajaan. Setelah kematian tiba-tiba ratu, dan suasana istana masih diliputi duka, Jeong Do-jeon berkonspirasi untuk mengeliminasi Yi Bang-won dan saudara-saudaranya guna menyelamatkan posisinya di istana. Mengetahui akan hal ini, Yi Bang-won bertindak dan membunuh Jeong Do-jeon, para pengikutnya, serta 2 orang putra raja dari mendiang ratu Sindeok. Insiden ini dikenal sebagai Perselisihan Pertama Pangeran. Melihat kenyataan putranya saling membunuh guna mendapat kursi raja, dan secara psikis menderita akibat kematian istrinya, Raja Taejo segera menaiktahtakan putra keduanya, Yi Bang-gwa menjadi Raja Jeongjong sebagai penerusnya. Setelah itu ia pergi menyepi ke Hamhung di utara.

Salah satu usaha Jeongjong sebagai raja adalah mengembalikan lagi ibukota ke Gaeseong, dimana ia merasa lebih nyaman. Sementara Yi Bang-won, yang masih tidak puas dengan kenyataan kakaknya naik tahta, mulai mencalonkan diri sebagai Saudara Pangeran Penerus Kerajaan, gelar tradisional untuk saudara raja yang ditunjuk sebagai penerus raja jika raja yang berkuasa tidak punya calon pengganti. Bagaimanapun juga usahanya dilawan oleh putra Taejo ke-4, pangeran Yi Bang-gan, yang juga ingin menduduki jabatan raja. Tahun 1400, ketegangan antara faksiYi Bang-won dan faksi Yi

Page 5: Joseon Dinasti 1

Bang-gan meningkat menjadi konflik besar yang dikenal sebagai Perselisihan Kedua Pangeran. Akibat perselisihan ini Raja Jeongjong mengasingkan Yi Bang-gan ke Tosan dan mengeksekusi mereka yang melawan Yi Bangwon. Dengan penuh intimidasi, Raja Jeongjong segera mencalonkan Yi Bang-won sebagai penerus dan secara sukarela turun tahta. Tahun yang sama, Yi Bang-won naik tahta Joseon sebagai Raja Taejong. Tahun 1401, Dinasti Joseon mulai menjalin hubungan diplomatik dengan Dinasti Ming.

Di awal rezim Taejong, Mantan Raja Besar, Taejo, menolak untuk memberikan stempel kerajaan guna mengesahkan legitimasi kepada Taejong. Merasa tidak mendapat dukungan sang ayah yang tidak mengakuinya sebagai pemimpin de jure akibat kematian saudara-saudaranya yang ia akibatkan, Taejong mengirim beberapa utusan ke Hamhung. Salah seorangnya adalah Bak Sun, teman masa kecilnya untuk meminta stempel itu. Bagaimanapun juga Taejo yang masih tidak memaafkan anaknya memerintahkan para pengawal menghabisi setiap utusan yang datang. Insiden ini kemudian dikenal dengan Kasus dari Utusan Hamhung, dan istilah utusan Hamhung masih digunakan hingga kini untuk menyebut seseorang yang pergi bertugas namun tidak pernah pulang tanpa kabar.

Karena ayahnya tidak mau mewariskan stempel kerajaan sebagai tanda sah, Taejong mulai membuat kebijakan yang ia percaya dapat mebuktikan kepandaian dan haknya dalam memimpin. Salah satu usahanya adalah menghapus hak-hak khusus yang dinikmati para pejabat dan bangsawan kerajaan guna memelihara kemiliteran negara. Pencabutan hak-hak isitimewa mereka untuk memperkuat militer secara efektif memperlemah kemampuan para pejabat untuk melakukan pemberontakan, dan juga secara dramatis meningkatkan jumlah orang yang masuk ke militer.

Usaha Taejong selanjutnya adalah memperbaiki undang-undang yang terdahulu yang berkaitan dengan pajak kepemilikan tanah. Walau banyak dari para bangsawan yang diuntungkan dari kebijakan Raja Taejo yang mendistribusikan properti dari bangsawan Gwonmun kepada kelompok Sinjin. Namun bangsawan Sinjin menghindari pajak dengan sengaja menyembunyikan tanah-tanah yang mereka beli. Kebijakan Taejong menginvestigasikan kepemilikan tanah pada tahun 1405 mengakhiri praktik semacam itu. Dengan penemuan tanah-tanah yang tersembunyi ini, pendapatan nasional meningkat 2 kali. Selain itu Raja Taejong memulai survei populasi untuk pertama kalinya pada tahun 1413 dan memerintahkan untuk mendokumentasikan klan atau nama keluarga, tempat kelahiran atau kematian, tanggal lahir dan kematian terhadap semua pria Joseon. Semua pria diatas usia 16 tahun, dari kelas manapun di dalam masyarakat, diharuskan oleh hukum membuat tablet kayu yang merekam nama, tanggal lahir, dan informasi lainnya. Banyak ahli sejarah modern menganggap kebijakan ini berguna sebagai sistem identifikasi sosial warga Joseon dan juga dapat mencegah pria lari dari tugas dan kewajiban militer.

Pada tahun 1392 (tahun ke-2 Raja Jeonjong), Taejong memainkan peran penting dalam menghentikan Sidang Dopyeong, dewan dari adminstrasi pemerintahan lama yang melakukan monopoli dalam istana selama tahun-tahun akhir Dinasti Goryeo dan membentuk Departemen Euijeong, cabang baru dari adminstrasi pusat yang dikendalikan raja. Setelah melakukan dokumentasi subjek dan kebijakan perpajakan, Raja Taejong membuat kebijakan baru dimana semua keputusan yang dikeluarkan oleh Departemen Euijeong-lah yang sah dengan pengesahan dari raja. Kebijakan ini mengakhiri cara lama dimana para pejabat kerajaan membuat keputusan melalui debat dan negosiasi sementara

Page 6: Joseon Dinasti 1

raja hanya sebagai pemerhati saja. Cara ini labih jauh melibatkan sang raja dalam administrasi dan meningkatkan pengaruh kekuasaannya. Setelah itu Taejong kembali membentuk satu lagi kantor pemerintah, yaitu Kantor Sinmun, untuk menerima kasus-kasus dimana rakyat menerima perlakuan tidak adil atau dieksploitasi oleh para pejabat dan bangsawan.

Selama masa pemerintahan Taejong, ketegangan yang meningkat antara kelompok Buddhis dan pengikut paham Konfusius menjadi masalah, jadi pemerintahan baru memutuskan untuk mengubah paham negara menjadi Konfusius. Pemberlakuan sistem kelas sosial ketat dimulai sejak era ini, dimana kelas bangsawan (yangban) menempati posisi tinggi. Pada tahun 1443 abjad Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong. Sebelumnya semua kalangan terpelajar menggunakan sistem penulisan hanja, dimana digunakan karakter Tionghoa sebagai teks. Sedangkan bahasa penulisan digunakan sistem hanmun yang didasarkan pada bahasa Tionghoa Klasik untuk dokumen-dokumen resmi.

Bagaimanapun juga, dengan hadirnya hangeul, penggunaan hanja dan hanmun tidak berhenti. Para bangsawan terpelajar yang mampu menulis dan membaca hanja, tidak sudi menggunakan hangul. Hangul mulai populer menjelang akhir abad ke-19, dan penggunaan hanja dan hanmun mulai menurun sejak pertengahan abad selanjutnya.

Yi Seonggye, bergelar Raja Taejo, pendiridan raja pertama Kerajaan Joseon.

SISEM HIRAKI SOSIALSelama era Joseon, sistem administrasi yang tersentralisasi dilaksanakan

berdasarkan sistem konfusius oleh yangban. Yangban berarti 2 kelompok kelas, dan terdiri atas kelompok militer dan birokrat. Untuk menjadi yangban harus melewati ujian-ujian, namun kadang-kadang putra bangsawan yang dihormati diberikan hak khusus. Seluruh negeri mengadopsi sistem kelas sosial ketat, dengan raja (wang) di puncak, bangsawan (yangban) dibawahnya, chungin atau pegawai pemerintahan berada dibawahnya lagi, lalu populasi rakyat jelata atau sangmin yang umumnya berprofesi sebagai petani, pekerja dan

Page 7: Joseon Dinasti 1

nelayan berada di bawah kelas chungin. Kelas sangmin dikenai pajak Cho (租)•Po

(布)•Yuk (役). Seringkali pajak berat dan kasus korupsi para birokrat menyebabkan

kerusuhan. Semua sangmin dapat mencapai posisi yangban, namun posisi kelas birokrat tidak bisa diwariskan, sedikit dari mereka yang dapat mengatur waktu dan uang guna mengikuti ujian-ujian.

Pada dasar piramid, adalah kelas cheonmin atau kelas budak. Perbudakan di Joseon adalah warisan keturunan, namun dapat pula diberlakukan sebagai hukuman legal. Ada kelas budak yang dimiliki oleh pemerintah atau pribadi, dan pemerintah dapat menjual budak kepada rakyat kelas atas. Budak milik pribadi mewariskan keturunan yang juga budak. Selama masa panen yang buruk, banyak dari kelas sangmin yang sukarela menjadi budak demi bertahan hidup. Budak pribadi juga dapat bebas jika mereka mampu membayar. Dalam era Joseon 30% - 40% populasinya adalah kelas budak. Mereka dianggap mengerjakan pekerjaan kasar seperti tukang daging, dan pembuat sepatu.

Sistem hirarki sosial Joseon diwariskan dari zaman Goryeo. Pada abad 14 – 17, sistem ini mencapai masa puncaknya. Pada abad 18 – 19, kelas atas bertambah dengan pesat dan sistem ini mulai longgar dan alkhinya dihapuskan secara resmi tahun 1894. Dalam masyarakat modern sekarang, beberapa keluarga masih mengenali dan menghormati garis yangban mereka.

IPTEK, BUDAYA DAN PERDAGANGANEra Joseon mengalami 2 periode perkembangan budaya yang signifikan, beberapa

karya budaya yang dihasilkan adalah Upacara Teh (Dado), arsitektur taman Korea, dan banyak karya cemerlang lain. Banyak benteng, pelabuhan dagang dan istana yang dikonstruksikan.

Penemuan-penemuan penting membuat Joseon mengungguli ilmu pengetahuan negeri tetangganya, seperti penemuan jam matahari pertama di Asia, serta jam bertenaga air pertama di dunia. Selama era Raja Sejong Besar, ilmuwan Jang Yeong-sil menciptakan alat pengukur hujan pertama di dunia. Alat cetak huruf dari metal yang ditemukan tahun 1232 di era Goryeo mendesak produk cetak lokal di Tiongkok.

Sejak zaman Goryeo, bangsa Korea sudah menjalin hubungan dagang dengan bangsa Arab, Tionghoa, dan Jepang. Pelabuhan dagang besar Joseon yang ramai oleh pedagang internasional contohnya di Pyongnam. Produksi lokal Korea seperti kain brokat, perhiasan, ginseng, perak, kain sutera dan porselen memikat pedagang asing. Namun, akibat diubahnya paham negara menjadi Konfusius dan untuk menghapus pengaruh Buddhisme yang diwariskan dari zaman Goryeo, keramik hijau (cheongja) khas Goryeo digantikan dengan produk keramik putih (baekja) khas Joseon yang tidak disukai para pedagang Tiongkok dan Arab. Selain itu bidang perdagangan menjadi kurang diperhatikan karena negara sedang giat memajukan bidang pertanian. Kebijakan membayar upeti secara rutin kepada Tiongkok memaksa Joseon untuk menghentikan produksi barang-barang mewah seperti emas dan perak dan hanya mengimpor produk-produk penting dari Jepang. Karena dijadikan mata uang di Tiongkok, perak memainkan peran penting dalam hubungan dagang Joseon-Ming.

Page 8: Joseon Dinasti 1

INVASI AWAL JEPANGSelama sejarah Korea, bajak laut Jepang mengacau wilayah pantai dan darat di

Korea, oleh karena itu angkatan laut diperlukan untuk melindungi perdagangan maritim. Tentara Joseon mengembangkan persenjataan dengan teknologi baru yang diimpor dari Ming seperti meriam dan panah api.

Dalam masa Invasi Jepang ke Korea (1592-1598), penglima perang Jepang Toyotomi Hideyoshi yang berambisi menguasai Tiongkok, menginvasi Joseon dari tahun 1592-1597. Dengan persenjataan modern dari Portugis, dalam hitungan bulan mereka menduduki semenanjung, Hanseong dan Pyeongyang pun berhasil diduduki. Akibat perpecahan dalam kabinet kerajaan, kurangnya informasi mengenai kemampuan militer musuh dan gagalnya usaha diplomasi menyebabkan buruknya persiapan Joseon. Berdasarkan Babad Dinasti Joseon, serbuan tentara Jepang dibantu oleh budak-budak yang berontak. Mereka membakar dan meruntuhkan istana Gyeongbok dan perpustakaan catatan budak.

Perlawanan sengit dari rakyat melemahkan kekuatan musuh dengan kemenangan-kemenangan besar perang naval dalam pimpinan Admiral Yi Sun-shin. Admiral Yi mengambil alih kendali di perairan dengan menghabisi kapal-kapal suplai Jepang. Adanya bantuan Ming yang mengirimkan bantuan pasukan dalam jumlah besar tahun 1593 berhasil memukul mundur pasukan Hideyoshi. Joseon mengembangkan armada perang dengan perlengkapan canggih dan kemampuan tinggi seperti armada Geobukseon (Kapal Kura-kura) yang berlapis besi. Namun, kemenangan Joseon dibayar dengan harga yang sangat mahal. Lahan pertanian, saluran irigasi, fasilitas desa dan perkotaan rusak berat. Ratusan ribu penduduk tewas, jutaan lain menderita kerugian materi. Puluhan ribu seniman, pengrajin dan pekerja terbunuh dan diculik ke Jepang guna mengembangkan teknik kerajinan mereka. Para samurai itu juga merampok banyak harta sejarah bernilai Korea, banyak diantaranya disimpan di museum-museum. Pada tahun 1598, para samurai memotong lebih dari 38.000 telinga dan hidung orang Korea sebagai trofi dan membangun monumen Mimizuka di Kyoto. Setelah perang berakhir, terputuslahi hubungan Jepang dengan daratan Asia. Jepang tidak dapat lagi menikmati teknologi yang dimiliki daratan Asia. Setelah kematian Toyotomi Hideyoshi, negosiasi antara Joseon dan keshogunan Tokugawa dilakukan oleh Jepang di Tsushima. Pada tahun 1604, Tokugawa Ieyasu menginginkan dibukanya kembali relasi dengan Joseon agar mereka bisa berhubungan kembali dengan daratan Asia. Sesuai perjanjian Tokugawa membebaskan 3000 orang tahanan Joseon. Hasilnya pada tahun 1607, utusan dari Joseon mengunjungi Edo, dan hubungan kedua negara dipulihkan namun terbatas.

KEJATUHAN DAN KEKAISARAN HAN RAYAPada abad ke-19, ketegangan mulai meningkat antara Tiongkok dan Jepang,

mencapai puncaknya dalam Perang Sino Jepang Pertama (1894-1895). Ironisnya sebagian besar dari perang ini terjadi pada wilayah semenanjung Korea. Setelah Restorasi Meiji, Jepang maju pesat dengan bantuan teknologi militer barat. Kekaisaran itu memaksa Joseon menandatangani Perjanjian Ganghwa pada tahun 1876. Jepang kembali menancapkan kukunya ke tanah Korea demi mencari sumber daya alam dan bahan pangan dengan

Page 9: Joseon Dinasti 1

membangun kekuatan ekonomi di semenanjung, suatu tanda dimulainya ekspansi ke Asia Timur.

Dengan kekalahan Tiongkok tahun 1894 dalam perang akhirnya mencapai kesepakatan dalam Perjanjian Shimonoseki antara kedua belah pihak, yang digunakan sebagai alasan untuk membebaskan Korea dari pengaruh Qing. Kemudian Joseon membangun Gerbang Kemerdekaan dan berhenti membayar upeti kepada Qing. Terjepit akan 3 kekuatan besar, Raja Gojong merasa perlu untuk mempertahankan integritas nasional dan akhirnya pada tahun 1897 mendeklarasikan Kekaisaran Han Raya. Ia mengganti gelar menjadi kaisar guna menyatakan kemerdekaan negerinya. Secara tidak langsung, 1897 merupakan tahun berakhirnya periode Joseon, namun secara resmi masih memimpin Korea meskipun tahun 1895 Jepang mengacaukan istana dengan pembunuhan Maharani Myeongseong oleh mata-mata bernama Miura Goro. Tahun 1910 secara resmi era Dinasti Joseon berakhir bersamaan dengan jatuhnya Korea ke dalam jajahan Jepang.

Kombinasi efek dari Perang Opium di selatan dan serbuan tentara Jepang di utara terhadap Tiongkok membuat Jepang semakin menyadari bahwa Korea adalah batu pijakan penting ke Tiongkok, seperti Makau dan Hong Kong yang direbut Portugis dan Inggris.

KELUARGA SAAT INISetelah melakukan invasi dan aneksasi secara de facto tahun 1910, para Pangeran

dan Putri Kekaisaran Joseon dipaksa meninggalkan Korea ke Jepang guna menikah atau belajar. Pewaris Tahta Kekaisaran, Putra Mahkota Uimin, menikah dengan Putri Yi Bang-ja (d/h Nashimoto), dan memiliki 2 putra, Pangeran Yi Jin dan Yi Gu. Kakak Uimin, Pangeran Ui memiliki 12 orang putra dan 9 putri dari berbagai istri dan selir.

Putra Mahkota Uimin kehilangan statusnya di Jepang saat berakhirnya Perang Dunia II dan kembali ke Korea tahun 1963 setelah diundang Pemerintah Korea Selatan. Ia menderita struk saat pesawatnya mendarat di Seoul dan dibawa ke rumah sakit. Ia tidak pernah sembuh dan meninggal tahun 1970. Kakaknya, Pangeran Ui meninggal tahun 1955 dan rakyat Korea secara resmi menganggap kematiannya adalah akhir dari garis keluarga kerajaan.

Baru-baru ini,Yang Mulia Pangeran Yi Seok, putra dari Pangeran Gang (putra ke-5 Gojong) dan 2 orang lain, mengaku sebagai penerus tahta kerajaan. Sekarang ia adalah seorang profesor di Universitas Jeonju, Korea Selatan.

Kini, banyak keturunan anggota keluarga kerajaan tinggal di Amerika Serikat dan Brazil, diluar Korea. Makam-makam anggota keluarga terdahulu dapat ditemukan di Yangju. Berdasarkan tulisan yang tertulis di batu nisan, keluarga kerajaan terakhir adalah keturunan Raja Seongjeong (raja ke-9).

Page 10: Joseon Dinasti 1

Foto masa-masa terakhir keluarga Dinasti Joseon. ( Saat foto tersebut diambil Kerajaan Joseon telah berganti nama menjadi

Kekaisaran Han Raya. )

PENINGGALAN DINASTI JOSEON

HANGUL

Berdasarkan dokumen sejarah, Hangul yang berarti huruf alphabet Korea digunakan secara resmi pada tanggal 9 Oktober 1444 di masa pemerintahan King Sejong (Raja ke-4 dinasti Joseon). Oleh karena itu, tanggal 9 Oktober dikenal pula sebagai Hangul Day. Berbeda dengan penggunaan huruf Hanja yang rumit karena mengadaptasi dari huruf alphabet China, maka Hangul diciptakan agar semua rakyat Korea di masa itu tidak mengalami buta huruf lagi. Sebagaimana diketahui, sebelum ditemukannya Hangul, hanya kaum bangsawan dan terpelajar yang bisa membaca, itupun membaca dengan penggunaan karakter Hanja. Oleh karena itu, King Sejong berinisiatif untuk memulai proyek Hangul di tahun 1443 bersama sejumlah ahli bahasa

Page 11: Joseon Dinasti 1

di masa itu dan bekerjasama dalam menciptakan huruf asli Korea yang karakternya mudah dipahami untuk semua kalangan. Sesuai dengan perkembangannya, saat ini

Hangul terdiri dari 10 huruf vokal dan 14 huruf konsonan. 3 huruf vokal utamanya (ㆍ,

ㅡ, ㅣ) melambangkan langit, bumi dan umat manusia, yang dianggap sebagai asal-usul

terbentuknya kehidupan di alam semesta.

ISTANA – ISTANA PENINGGALAN DINASTI JOSEON DI SEOUL GYEONGBOK-GUNG PALACE

Istana yang didirikan tahun 1395 ini merupakan istana utama yang menjadi jantung dari Dinasti Joseon. Istana ini pernah dibakar selama invasi Jepang ke Korea pada tahun 1592 – 1598 dan dibangun kembali pada tahun 1867. Lorong-lorong yang tersisa termasuk Geunjeongjeon, yaitu tempat dimana upacara resmi diadakan termasuk kediaman pribadi Raja dan Ratu. Di dalam kompleks istana ini terdapat juga The National Palace Museum of Korea yang menampilkan budaya kerajaan, dan National Folk Museum of Korea dimana siklus kehidupan Korea di masa lalu dapat diamati.

CHANGDEOK-GUNG PALACE

Changdeok-gung Palace merupakan istana kedua yang dibangun sebagai pengganti Gyeongbok-gung Palace setelah dibakar di masa invasi Jepang pada tahun

Page 12: Joseon Dinasti 1

1405. Struktur bangunan istana ini mendekati keaslian Gyeongbok-gung Palace. Aula dibangun di sepanjang lereng gunung dan kebun yang luas yang dirancang untuk menjaga kealamian istana tersebut. Istana ini ditetapkan sebagai situs warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 1997.

CHANGGYEONG-GUNG PALACE

Dibangun pada 1483 oleh Raja Seong Jong, Changgyeong-gung Palace adalah salah satu dari “istana timur” bersama dengan Changdeok-gung Palace karena berada di sebelah timur dari Gyeongbok-gung Palace. Selama masa penjajahan Jepang, kebun binatang, kebun raya, dan museum didirikan di dalam kompleks istana dengan maksud untuk merusak status dinasti kerajaan. Istana ini akhirnya direstorasi kembali pada tahun 1984. Honghwamun sebagai gerbang utama, dan Myeongjeongjeon sebagai ruang utama, merupakan contoh representatif gaya arsitektur dari dinasti Joseon di abad ke-17.

GYEONGHUI-GUNG PALACE

Page 13: Joseon Dinasti 1

Awalnya disebut Gyeongdeok-gung Palace, yang dibangun pada tahun 1623 dan juga disebut sebagai “istana barat” karena terletak di sebelah barat dari Gyeongbok-gung Palace. Istana ini dibangun sebagai tempat peristirahatan kerajaan. Istana ini sangat besar dengan lebih dari 100 gedung selama Dinasti Joseon. Saat ini, ruang utama, tembok pondasi, dan hutan lebat di belakang istana tetap dipertahankan untuk menunjukkan jejak kehidupan di masa lalu.

DEOKSU-GUNG PALACE

Istana Deoksugung pertama kali dibangun sebagai tempat tinggal kerajaan, tetapi menjadi istana ketika Raja tinggal di sana setelah invasi Jepang pada tahun 1592. Awalnya bernama Gyeongun Palace, Deoksu-gung Palace mendapatkan namanya yang sekarang pada tahun 1907. Tidak seperti istana dinasti Joseon lainnya, Deoksu-gung Palace mengintegrasikan kayu dan bangunan bergaya barat sebagai elemen arsitektur istana. Seokjojeon, salah satu bangunan modern, sekarang menjadi The National Museum of Contemporary Art. Istana ini bertembok dinding batu kuno (the stone-wall road of Deoksu-gung) sehingga menjadi tempat yang nyaman untuk berjalan-jalan di samping istana dengan pohon-pohon yang tinggi di sekitarnya.

Page 14: Joseon Dinasti 1

SIMPULAN

Dari uraian sejarah diatas kita dapat menyimpulkan bahwa dinasti jeoson adalah sebuah dinasti yang besar, dan memiliki pengaruh yang besar pula dalam perkembngan kebudayaan Korea. Banyak sekali peninggalan – peninggalan dinasti joseon yang masih dapat kita temui hingga saat ini. Salah satunya adalah hangul, huruf alfabert ini merupakan peninggalan dinasti joseon yang sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat korea dan dijadikan sebagai huruf resmi Korea.

Selain itu masih banyak sekali peninggalan – peninggalan bangunan seperti istana – istana yang hingga saat ini masih berdiri megah. Dan menjadi dayatarik di sektor pariwisata, tidak hanya wisatawan domestik namun banyak sekali wisatawan – wisatawan mancanegara yang datang untuk menikmati keindahan dan nilai – nilai sejarah dari peninggalan tersebut. Selain itu banyak drama – drama korea yg bertemakan sejarah menggunakan latar istana tersebut sehingga daya tarik bagi wisatawan semakin tinggi pula.

Joseon memang sangan berperan besar dalam terbentuknya negara Korea, dan warisan sejarah ini telah membuat korea menjadi negara yang besar seperti saat ini. Karena di era modern seperti sekarang ini walaupun sudah banyak sekali pengaruh asing yang masuk namuk masyarakat Korea tetap mempertahankan nilai – nilai budaya yang telah diwriskan oleh nenek moyang mereka.

Namun sangat disayangkan kebesaran dinasti joseon harus terpecah. Pada tahun 1945, Korea berhasil meraih kemerdekaannya, tetapi negara ini terpecah menjadi 2 (dua), yaitu Korea Selatan yang memakai nama Hanguk sebagai nama negaranya, dan Korea Utara yang menggunakan nama Joseon sebagai nama negaranya.