sle in discussion

1
SLE Diskusi bersama dr. Jufri Makmur, Sp.PD SLE atau lupus erimatosus sistemik adalah salah satu penyakit autoimun yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan pajanan lingkungan yang mengakibatkan perubahan pada orientasi sistem imun yang diperparah oleh faktor-faktor risiko sehingga bermanifestasi klinis seperti rash, inflamasi, kerontokan rambut dan dapat menyerang berbagai organ. Di Amerika Serikat, epidemiologinya sekitar 15 – 50 per 100.000 penduduk sedangkan di Indonesia berkisar antara 2,9 hingga 400 per 100.000 penduduk. Menurut dr. Jufri Makmur, Sp.PD , di kota Jambi terdapat cukup banyak penderita SLE yang mayoritasnya adalah wanita, hal ini sesuai dengan referensi-referensi yang saya baca dimana ada kecenderungan gender pada penyakit ini. Diduga dikarenakan faktor hormone seks yaitu estrogen namun patofisiologinya masih belum dapat dipastikan, tambah beliau. SLE adalah penyakit sistemik sehingga dapat menyerang organ apa saja. Seperti sistem kardiovaskular, muskuloskeletal, hematologi, nefrologi, kulit, respirasi, gastrointestinal. Berdasarkan pengalaman dr. Jufri Makmur, Sp.PD organ yang paling sering diserang pada sebagian besar pasien adalah ginjal yang disebut dengan “lupus nefritis”. Tidak heran pada penelitian yang dilakukan oleh klinisi luar negeri mengenai lupus lebih menitikberatkan pada lupus nefritis dan terobosan-terobosan terapinya seperti mycophenolat mofetil. SLE yang bermanifestasi klinis generalisata tentunya dapat menimbulkan potensi fatal pada penderita. Sampai saat ini menurut dr. Jufri Makmur, Sp.PD belum ada upaya yang secara akurat dapat mencegah onset penyakit ini terkait dengan faktor genetis yang tidak dapat dihindari. Namun demikian, beliau menambahkan bahwa penderita yang telah didiagnosis SLE harus memeriksakan diri secara berkala untuk menekan tingkat keparahan penyakit.

Upload: dediraihan

Post on 25-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

i

TRANSCRIPT

Page 1: SLE in Discussion

SLEDiskusi bersama dr. Jufri Makmur, Sp.PD

SLE atau lupus erimatosus sistemik adalah salah satu penyakit autoimun yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan pajanan lingkungan yang mengakibatkan perubahan pada orientasi sistem imun yang diperparah oleh faktor-faktor risiko sehingga bermanifestasi klinis seperti rash, inflamasi, kerontokan rambut dan dapat menyerang berbagai organ.

Di Amerika Serikat, epidemiologinya sekitar 15 – 50 per 100.000 penduduk sedangkan di Indonesia berkisar antara 2,9 hingga 400 per 100.000 penduduk. Menurut dr. Jufri Makmur, Sp.PD , di kota Jambi terdapat cukup banyak penderita SLE yang mayoritasnya adalah wanita, hal ini sesuai dengan referensi-referensi yang saya baca dimana ada kecenderungan gender pada penyakit ini. Diduga dikarenakan faktor hormone seks yaitu estrogen namun patofisiologinya masih belum dapat dipastikan, tambah beliau.

SLE adalah penyakit sistemik sehingga dapat menyerang organ apa saja. Seperti sistem kardiovaskular, muskuloskeletal, hematologi, nefrologi, kulit, respirasi, gastrointestinal. Berdasarkan pengalaman dr. Jufri Makmur, Sp.PD organ yang paling sering diserang pada sebagian besar pasien adalah ginjal yang disebut dengan “lupus nefritis”. Tidak heran pada penelitian yang dilakukan oleh klinisi luar negeri mengenai lupus lebih menitikberatkan pada lupus nefritis dan terobosan-terobosan terapinya seperti mycophenolat mofetil.

SLE yang bermanifestasi klinis generalisata tentunya dapat menimbulkan potensi fatal pada penderita. Sampai saat ini menurut dr. Jufri Makmur, Sp.PD belum ada upaya yang secara akurat dapat mencegah onset penyakit ini terkait dengan faktor genetis yang tidak dapat dihindari. Namun demikian, beliau menambahkan bahwa penderita yang telah didiagnosis SLE harus memeriksakan diri secara berkala untuk menekan tingkat keparahan penyakit.