skenario e blok 6 suci

Upload: uchieychaiiq

Post on 05-Apr-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    1/28

    Skenario E Blok 6

    Tuan Kartagena 52 tahun dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya karena mengalami

    kelumpuhan separuh badan. Menurut istrinya, tuan Kartagena sedang menonton pertandingan

    badminton di TV ketika tiba-tiba dia mengalami kehilangan kesadaran disertai kejang-kejang

    selama kurang lebih 5 menit. Saat sadar kembali tuan Kartagena terlihat bingung, tidak dapatmenggerakkan tangan kirinya dan sulit berbicara walaupun mengerti perkataan orang lain.

    Penderita sehari-hari bekerja dengan tangan kanan dan menderita hipertensi ringan. Pada

    pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90, nadi 90x/menit dan aritmia kordis. Pada

    pemeriksaan neurologis ditemukan paralisis otot muka sebelah kiri, lengan dan tungkai kiri,

    tonus otot lengan dan tungkai kiri meninggi, refleks bisep dan patellar meninggi dan babinsky

    test (+). Ditemukan juga hipestesia pada lengan dan tungkai kiri. CT scan kepala

    memperlihatkan tanda-tanda stroke iskemik (non-hemorrhagic stroke). Pada pemeriksaan

    ekokardiografi ditemukan tanda-tanda lesi fibrotik pada katup mitral dan chorda tendinea di

    ventrikel kiri. Dokter menyimpulkan bahwa tuan Kartanega menderita hemiplegia sinistra tipe

    sentral akibat sumbatan pada pembuluh darah otak oleh emboli yang berasal dari jantung.

    Selama di rumah sakit pasien memperlihatkan kemajuan yang memuaskan dan diperbolehkan

    pulang setelah dirawat selama 4 minggu dan dapat bekerja kembali seperti semula. Menurut

    dokter proses penyembuhan yang baik ini terjadi karena keluarga cepat membawa tuan

    Kartagena ke rumah sakit.

    Istilah

    a. Kelumpuhan separuh badanb. Kejang-kejang : (konvulsi)>>yaitu suatu seri gerakan otot yang kuat dan tidak terkontrol,

    datang secara tiba-tibac. Kehilangan kesadaran : hilangnya rasa tahu dan mengertid. Bingung : hilang kesadaran/akal, tidak tahu arah, tidak bisa memahami penjelasan atau

    keterangan yang didengar, gugup, cemas. dsb

    e. Aritmia cordis :variasi dari irama normal denyut jantung mencakup frekuensi, regularitas,tempat asal impuls dan urutan aktivasi

    f. Paralisis otot : kehilangan/gangguan fungsi motorik pada suatu bagian akibat lesi padamekanisme otot

    g. Tonus otot : kontraksi otot yang selalu dipertahankan oleh otot itu sendirih. Babinsky test: test yang memperlihatkan dorsofleksi ibu jari kaki pada perangsangan

    telapak kaki

    i. Hipestesia : kepekaan yang menurun abnormal terutama terhadap sentuhanj. Refleks bisep : kontraksi m. bisep brachii ketika tendonnya ditekukk. Refleks patella kontraksi m. quadricep femoris dan ekstensi tungkai bila ligamentum

    patella ditekuk

    l. CT scan kepala : pemeriksaan yang digunakan untuk mempertegas diagnosis denganmengambil gambaran otak

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    2/28

    m. Stroke iskemik= serangan berat yang mendadak akibat defisiensi darah pada suatu bagianbiasanya akibat kontriksi fungsional atau obstruktif pembuluh darah

    n. Echocardiography : perekaman posisi dan gerakan dinding jantung atau struktur internaljantung melalui gema yang diperoleh dari pancaran gelombong ultrasonik yang diarahkan

    lewat dinding thorax

    o. Lesi Fibrotik : hilangnya fungsi suatu bagian akibat pembentukan jaringan fibrosap. Hemiplegia sinistra tipe sentralq. Emboli : obstruksi pembuluh darah oleh badan materi yang tidak larut yang disebabkan

    oleh trombus (bekuan darah)

    Identifikasi masalah

    1. Tuan Kartagena (52 tahun), sehari-hari bekerja dengan tangan kanan dan menderitahipertensi ringan, mengalami kelumpuhan separuh badan.2. Tuan Kartagena mengalami kehilangan kesadaran disertai kejang-kejang selama kuranglebih 5 menit. Saat sadar ia terlihat bingung, tidak dapat menggerakkan tangan kirinya

    dan sulit berbicara walaupun mengerti perkataan orang lain.

    3. Pemeriksaan fisik :a. Tekanan darah 160/90b. Nadi 90 x/menitc. Aritmia Kordis

    4. Pemerksaan neurologis :a. paralisis otot muka sebelah kiri. lengan dan tungkai kirib. tonus otot lengan dan tungkai kiri meninggic. refleks bisep dan patellar meninggid. babinsky test (+)e. hipestesia pada lengan dan tungkai kiri

    5. CT scan kepala memperlihatkan tanda-tanda stroke iskemik6. Pemeriksaan ekokardiografi memperlihatkan tanda-tanda lesi fibrotik pada katup mitral

    dan chorda tendinea di ventrikel kiri

    7. Hasil diagnosis menunjukkan tuan Kartagena menderita hemiplegia sinistra tipe sentralakibat sumbatan pada pembuluh darah otak oleh emboli yang berasal dari jantung

    Patofisiologi (penyebab, mekanisme, akibat)

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    3/28

    Analisis masalah :

    1. a. Apa saja jenis-jenis kelumpuhan?b. Bagaimana patofisiologi kelumpuhan separuh badan? (penyebab,mekanisme,cirri-

    ciri,cara pemeriksaan)

    c. Bagaimana mekanisme kelumpuhan separuh badan?

    d. Bagaimana ciri-ciri orang yang mengalami kelumpuhan separuh badan?

    e. Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin, dan riwayat hipertensi ringan dengan

    kelumpuhan separuh badan?

    f. Bagaimana anatomi otak?

    g. Bagaimana hubungan aktivitas sehari-hari dengan menggunakan tangan kanan

    dengan kelumpuhan separuh badan?

    2. a.Bagaimana patofisiologi : 1. kehilangan kesadaran 2. kejang-kejang

    b. Apa saja jenis-jenis kesadaran?

    c. Bagaimana pengaruh lamanya kejang-kejang terhadap akibat yang ditimbulkan?

    Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksimal yang berlebihan dari sebuah focus

    kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik.

    Aktivitas kejang sebagian bergantung pada lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut.

    Perubahan-perubahan metabolik yang terjadi selama dan segera setelah kejang sebagian

    disebabkan oleh meningkatkan oleh meningkatnya kebutuhan energy akibat

    hiperaktivitas neuron. Selama kejang kebutuhan metabolic secara drastic meningkat;

    lepas muatan listrik sel-sel saraf motorik dapat meningkat menjadi 1000 per detik.

    Efek fisiologik kejang

    Awal (kurang dari 15 menit)

    - meningkatnya kecepatan denyut jantung

    - meningkatnya tekanan darah

    - meningkatnya kadar glukosa

    - meningkatnya suhu pusat tubuh

    - meningkatnya sel darah putih

    Lanjut (15-30 menit)- menurunnya tekanan darah

    - menurunnya gula darah

    -distrimia

    -edema paru nonjantung

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    4/28

    Berkepanjangan (lebih dari 1 jam)

    -hipotensi disertai berkurangnya aliran darah serebrum sehingga terjadi hipotensi

    serebrum

    - gangguan sawar darah-otak yang menyebabkan edema serebrum

    (patofisiolgi, halaman : 1158-1160

    d.Mengapa tuan Kartagena sulit berbicara padahal ia mengerti perkataan orang lain?

    3. a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik ?

    b. Bagaimana patofisiologi aritmia cordis ?

    4. a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan neurologis?

    Pemeriksaan neurologis meliputi: pemeriksaan kesadaran, rangsang selaput otak, saraf

    otak, sistem motorik, sistem sensorik refleks dan pemeriksaan mental (fungsi luhur).

    Kepala dan Leher

    - Bentuk : simetris atau asimetris

    - Fontanella : tertutup atau tidak

    - Transiluminasi

    Rangsang meningeal

    - Kaku kuduk : Untuk memeriksa kaku kuduk dapat dilakukan sbb: Tangan

    pemeriksa ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang berbaring, kemudian kepala

    ditekukan (fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai dada. Selama penekukan

    diperhatikan adanya tahanan. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu

    tidak dapat mencapai dada. Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat

    - Kernig sign : Pada pemeriksaan ini , pasien yang sedang berbaring difleksikan pahanya

    pada persendian panggul sampai membuat sudut 90. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan

    pada persendian lutut sampai membentuk sudut lebih dari 135 terhadap paha. Bila teradapat

    tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut 135, maka dikatakan Kernig sign positif.

    - Brudzinski I (Brudzinskis neck sign)

    Pasien berbaring dalam sikap terlentang, dengan tangan yang ditempatkan dibawah kepala pasien

    yang sedang berbaring , tangan pemeriksa yang satu lagi sebaiknya ditempatkan didada pasien

    untuk mencegah diangkatnya badan kemudian kepala pasien difleksikan sehingga dagu

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    5/28

    menyentuh dada. Test ini adalah positif bila gerakan fleksi kepala disusul dengan gerakan fleksi

    di sendi lutut dan panggul kedua tungkai secara reflektorik.

    - Brudzinski II (Brudzinskis contralateral leg sign)

    Pasien berbaring terlentang. Tungkai yang akan dirangsang difleksikan pada sendi lutut,

    kemudian tungkai atas diekstensikan pada sendi panggul. Bila timbul gerakan secara reflektorik

    berupa fleksi tungkai kontralateral pada sendi lutut dan panggul ini menandakan test ini postif.

    - Lasegue sign : Untuk pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang berbaring lalu kedua

    tungkai diluruskan (diekstensikan), kemudian satu tungkai diangkat lurus, dibengkokkan (fleksi)

    persendian panggulnya. Tungkai yang satu lagi harus selalu berada dalam keadaan ekstensi

    (lurus). Pada keadaan normal dapat dicapai sudut 70 sebelum timbul rasa sakit dan tahanan. Bila

    sudah timbul rasa sakit dan tahanan sebelum mencapai 70 maka disebut tanda Lasegue positif.

    Namun pada pasien yang sudah lanjut usianya diambil patokan 60.

    Saraf-saraf otak

    1. Nervus I (olfaktorius)

    - Anosmia adalah hilangnya daya penghiduan.

    - Hiposmia adalah bila daya ini kurang tajam.

    - Hiperosmia adalah daya penghiduan yang terlalu peka.

    - Parosmia adalah gangguan penghiduan bilamana tercium bau yang tidak sesuai misalnya

    minyak kayu putih tercium sebagai bau bawang goreng.

    - Kakosmia adalah mempersepsi adanya bau busuk, padahal tidak ada.

    - Halusinasi penciuman adalah bila tercium suatu modalitas olfaktorik tanpa adanya

    perangsangan maka kesadaran akan suatu jenis bau ini

    2. Nervus II (optikus)- Tajam penglihatan : membandingkan ketajaman penglihatan pemeriksa dengan jalan

    pasien disuruh melihat benda yang letaknya jauh misal jam didinding, membaca huruf di buku

    atau koran.

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    6/28

    - Lapangan pandang : Yang paling mudah adalah dengan munggunakan metode

    Konfrontasi dari Donder. Dalam hal ini pasien duduk atau berdiri kurang lebih jarak 1 meter

    dengan pemeriksa, Jika kita hendak memeriksa mata kanan maka mata kiri pasien harus ditutup,

    misalnya dengan tangannya pemeriksa harus menutup mata kanannya. Kemudian pasien disuruh

    melihat terus pada mata kiri pemeriksa dan pemeriksa harus selalu melihat ke mata kanan pasien.

    Setelah pemeriksa menggerakkan jari tangannya dibidang pertengahan antara pemeriksa dan

    pasien dan gerakan dilakukan dari arah luar ke dalam. Jika pasien mulai melihat gerakan jari

    jari pemeriksa, ia harus memberitahu, dan hal ini dibandingkan dengan pemeriksa, apakah iapun

    telah melihatnya. Bila sekiranya ada gangguan kampus penglihatan (visual field) maka

    pemeriksa akan lebih dahulu melihat gerakan tersebut. Gerakan jari tangan ini dilakukan dari

    semua jurusan dan masing masing mata harus diperiksa.

    - Melihat warna

    - Refleks ancaman

    - Refleks pupil

    3. Nervus III (okulomotorius)- Pergerakan bola mata ke arah : atas, atas dalam, atas luar, medial, bawah, bawah luar.

    - Diplopia (melihat kembar)

    - Strabismus (juling)

    - Nistagmus (gerakan bola mata diluar kemauan pasien)

    - Eksoftalmus (mata menonjol keluar)

    - Pupil : lihat ukuran, bentuk dan kesamaan antara kiri dan kanan

    - Refleks pupil (refleks cahaya)

    Direk/langsung : cahaya ditujukan seluruhnya kearah pupil. Normal, akibat adanya cahaya maka

    pupil akan mengecil (miosis). Perhatikan juga apakah pupil segera miosis, dan apakah ada

    pelebaran kembali yang tidak terjadi dengan segera.

    Indirek/tidak langsung: refleks cahaya konsensuil. Cahaya ditujukan pada satu pupil, dan

    perhatikan pupil sisi yang lain.

    - Rima palpebra

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    7/28

    - Deviasi konjugae

    4. Nervus IV (trochlearis)- Pergerakan bola mata ke bawah dalam

    5. Nervus V (trigeminus)- Pemeriksaan motorik : membuka dan menutup mulut; palpasi otot maseter dan temporalis;

    kekuatan gigitan.

    - Cara :

    1. pasien diminta merapatkan gigi sekuatnya, kemudian meraba M.masseter dan M. temporalis. Normalnya kiri dan kanan kekuatan,

    besar dan tonus nya sama.

    2. Pasien diminta membuka mulut dan memperhatikan apakah adadeviasi rahang bawah, jika ada kelumpuhan maka dagu akan

    terdorong kesisi lesi. Sebagai pegangan diambil gigi seri atas dan

    bawah yang harus simetris.Bila terdapat parese disebelah kanan,

    rahang bawah tidak dapat digerakkan kesamping kiri. Cara lain

    pasien diminta mempertahankan rahang bawahnya kesamping dan

    kita beri tekanan untuk mengembalikan rahang bawah keposisi

    tengah.

    - Pemeriksaan sensorik : dengan kapas dan jarum dapat diperiksa rasa nyeri dan suhu,

    kemudian lakukan pemeriksaan pada dahi, pipi dan rahang bawah.

    - Refleks kornea : Kornea disentuh dengan kapas, bila normal pasien akan menutup

    matanya atau menanyakan apakah pasien dapat merasakan.

    - Refleks masseter : Dengan menempatkan satu jari pemeriksa melintang pada bagiantengah dagu, lalu pasien dalam keadaan mulut setengah membuka dipukul dengan hammer

    reflex normalnya didapatkan sedikit saja gerakan, malah kadang kadang tidak ada. Bila ada

    gerakan hebat yaitu kontraksi M. masseter, M. temporalis, M. pterygoideus medialis yang

    menyebabkan mulut menutup ini disebut refleks meninggi.

    - Refleks bersin : menggunakan kapas.

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    8/28

    6. Nervus VI (abdusens)- Pergerakan bola mata ke lateral

    7.

    Nervus VII (fasialis)

    - Pemeriksaan fungsi motorik : mengerutkan dahi (dibagian yang lumpuh lipatannya tidak

    dalam), mimik, mengangkat alis, menutup mata (menutup mata dengan rapat dan coba buka

    dengan tangan pemeriksa), moncongkan bibir atau menyengir, memperlihatkan gigi, bersiul

    (suruh pasien bersiul, dalam keadaan pipi mengembung tekan kiri dan kanan apakah sama kuat.

    Bila ada kelumpuhan maka angin akan keluar kebagian sisi yang lumpuh)

    - Pemeriksaan fungsi sensorik :

    2/3 bagian depan lidah : Pasien disuruh untuk menjulurkan lidah,kemudian pada sisi kanan dan kiri diletakkan gula, asam,garam

    atau sesuatu yang pahit. Pasien cukup menuliskan apa yang terasa

    diatas secarik kertas. Bahannya adalah: glukosa 5 %, NaCl 2,5 %,

    asam sitrat 1 %, kinine 0,075 %.

    Sekresi air mata : Dengan menggunakan Schirmer test (lakmusmerah). Ukuran : 0,5 cm x 1,5 cm. Warna berubah jadi biru;

    normal: 1015 mm (lama 5 menit).

    8. Nervus VIII (vestibulo-koklearis)- Pemeriksaan fungsi n. koklearis untuk pendengaran

    Pemeriksaan Weber : Maksudnya membandingkan transportasimelalui tulang ditelinga kanan dan kiri pasien. Garputala

    ditempatkan didahi pasien, pada keadaan normal kiri dan kanan

    sama keras (pasien tidak dapat menentukan dimana yang lebih

    keras). Pendengaran tulang mengeras bila pendengaran udara

    terganggu, misal: otitis media kiri, pada test Weber terdengar kiri

    lebih keras. Bila terdapat nerve deafness disebelah kiri, pada test

    Weber dikanan terdengar lebih keras.

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    9/28

    Pemeriksaan Rinne : Maksudnya membandingkan pendengaranmelalui tulang dan udara dari pasien. Pada telinga yang sehat,

    pendengaran melalui udara didengar lebih lama daripada melalui

    tulang. Garputala ditempatkan pada planum mastoid sampai pasien

    tidak dapat mendengarnya lagi. Kemudian garpu tala dipindahkan

    kedepan meatus eksternus. Jika pada posisi yang kedua ini masih

    terdengar dikatakan test positip. Pada orang normal test Rinne ini

    positif. Pada conduction deafness test Rinne negatif.

    Pemeriksaan Schwabah : Pada test ini pendengaran pasiendibandingkan dengan pendengaran pemeriksa yang dianggap

    normal. Garpu tala dibunyikan dan kemudian ditempatkan didekat

    telinga pasien. Setelah pasien tidak mendengarkan bunyi lagi,garpu tala ditempatkan didekat telinga pemeriksa. Bila masih

    terdengar bunyi oleh pemeriksa, maka dikatakan bahwa

    Schwabach lebih pendek (untuk konduksi udara). Kemudian garpu

    tala dibunyikan lagi dan pangkalnya ditekankan pada tulang

    mastoid pasien. Dirusuh ia mendengarkan bunyinya. Bila sudah

    tidak mendengar lagi maka garpu tala diletakkan di tulang mastoid

    pemeriksa. Bila pemeriksa masih mendengar bunyinya maka

    dikatakan Schwabach (untuk konduksi tulang) lebih pendek.

    - Pemeriksaan fungsi n. vestibularis untuk keseimbangan

    Pemeriksaan dengan tes kaloriBila telinga kiri didinginkan (diberi air dingin) timbul nystagmus kekanan. Bila telinga kiri

    dipanaskan (diberi air panas) timbul nistagmus kekiri. Nystagmus ini disebut sesuai dengan

    fasenya yaitu : fase cepat dan fase pelan, misalnya nystagmus kekiri berarti fase cepat kekiri.

    Bila ada gangguan keseimbangan maka perubahan temperatur dingin dan panas memberikan

    reaksi.

    o Pemeriksaan past pointing test

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    10/28

    Pasien diminta menyentuh ujung jari pemeriksa dengan jari telunjuknya, kemudian dengan mata

    tertutup pasien diminta untuk mengulangi. Normalnya pasien harus dapat melakukannya.

    Tes RombergPada pemeriksaan ini pasien berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang lainnya. Tumit

    kaki yang satu berada didepan jari kaki yang lainnya, lengan dilipat pada dada dan mata

    kemudian ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dalam sikap Romberg yang dipertajam

    selama 30 detik atau lebih.

    Stepping testPasien disuruh berjalan ditempat, dengan mata tertutup, sebanyak 50 langkah dengan kecepatan

    seperti jalan biasa. Selama test ini pasien diminta untuk berusaha agar tetap ditempat dan tidak

    beranjak dari tempatnya selama test berlangsung. Dikatakan abnormal bila kedudukan akhirpasien beranjak lebih dari 1 meter dari tempatnya semula, atau badan terputar lebih dari 30

    derajat.

    9. Nervus IX- Pemeriksaan motorik : disfagia, palatum molle, uvula, disfonia, refleks muntah.

    Cara 1 : Pasien diminta untuk membuka mulut dan mengatakan huruf a. Jika ada gangguan

    maka otot stylopharyngeus tak dapat terangkat dan menyempit dan akibatnya rongga hidung dan

    rongga mulut masih berhubungan sehingga bocor. Jadi pada saat mengucapkan huruf a dindingpharynx terangkat sedang yang lumpuh tertinggal, dan tampak uvula tidak simetris tetapi tampak

    miring tertarik kesisi yang sehat

    Cara 2 : Pemeriksa menggoreskan atau meraba pada dinding pharynx kanan dan kiri dan bila ada

    gangguan sensibilitas maka tidak terjadi refleks muntah.

    - Pemeriksaan sensorik : pengecapan 1/3 belakang lidah

    10.Nervus XPemeriksaan bersamaan dengan nervus IX.

    11.Nervus XI- Memeriksa tonus m. sternocleidomastoideus : Dengan menekan pundak pasien dan pasien

    diminta untuk mengangkat pundaknya.

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    11/28

    - Memeriksa tonus m. trapezius : Pasien diminta untuk menoleh kekanan dan kekiri dan

    ditahan oleh pemeriksa , kemudian dilihat dan diraba tonus dari m. sternocleidomastoideus.

    12.Nervus XIIDengan adanya gangguan pergerakan lidah, maka perkataan-perkataan tidak dapat diucapkan

    dengan baik, hal demikian disebut: dysarthria. Dalam keadaan diam lidah tidak simetris,

    biasanya tergeser kedaerah lumpuh karena tonus disini menurun. Bila lidah dijulurkan maka

    lidah akan membelok kesisi yang sakit. Melihat apakah ada atrofi atau fasikulasi pada otot lidah.

    Kekuatan otot lidah dapat diperiksa dengan menekan lidah kesamping pada pipi dan

    dibandingkan kekuatannya pada kedua sisi pipi.

    b. Bagaimana patofisiologi 1.paralisis otot 2.tonus otot meninggi 3.refleks bisep dan

    patella,4. hipestesia ?

    Refleks Bisep

    a. Pasien duduk di lantai

    b. Lengan rileks, posisi antara fleksi dan ekstensi dan sedikit pronasi, lengan diletakkan

    di atas lengan pemeriksa

    Stimulus : ketokan pada jari pemeriksa pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan setengahditekuk pada sendi siku. Respon : fleksi lengan pada sendi siku

    Afferent : n.musculucutaneus (C 5-6); Efferent : idem

    Refleks Patela

    a. Pasien duduk santai dengan tungkai menjuntai

    b. Raba daerah kanan-kiri tendo untuk menentukan daerah yang tepat

    c. Tangan pemeriksa memegang paha pasien

    d. Ketuk tendo patela dengan palu refleks menggunakan tangan yang lain

    e. Respon: pemeriksa akan merasakan kontraksi otot kuadrisep, ekstensi tungkai bawah

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    12/28

    Stimulus : ketukan pada tendon patella

    Respon : ekstensi tungkai bawah karena kontraksi m.quadriceps femoris

    Afferent : n.femoralis (L 2-3-4)

    Efferent :idem

    c. Bagaimana cara pemeriksaan babinsky test

    5. a. Apa saja macam-macam stroke?

    b. Apa saja tanda-tanda stroke iskemik?

    c. Informasi apa saja yang didapat dari CT scan serta kegunaannya?

    d. Bagaimana patofisiologi stroke?

    Patofisiologi Stroke Iskemik

    Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap

    (Sjahrir,2003)

    Tahap 1 :

    a. Penurunan aliran darah

    b. Pengurangan O2

    c. Kegagalan energi

    d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion

    Tahap 2 :

    a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion

    b. Spreading depression

    Tahap 3 : Inflamasi

    Tahap 4 : Apoptosis

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    13/28

    Proses patofisiologi pada cedera SSP akut sangat kompleks dan melibatkan

    permeabilitas patologis dari sawar darah otak, kegagalan energi, hilangnya

    homeostasis ion sel, asidosis, peningkatan kalsium ekstraseluler, eksitotoksisitas dan

    toksisitas yang diperantarai oleh radikal bebas. (Sherki dkk,2002)

    6. a. Informasi apa saja yang didapat dari EKG serta kegunaannya?

    EKG (elektrokardiogram) adalah rekaman penyebaran keseluruhan aktivitas

    listrik jantung. tiga hal penting dalam mempertimbangkan apa yang dipresentasikan oleh

    EKG, yaitu :

    1. EKG adalah rekaman dari sebagian aktvitas listrik yang diinduksi di cairan tubuh oleh

    impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman langsung aktivitas

    listrik jantung yang sebenarnya.

    2. EKG adalah rekaman kompleks yang mencermikan penyebaran keseluruhan aktivitas

    di seluruh jantung sewaktu depolarisasi dan repolarisasi. EKG bukan rekaman satu

    potensial aksi di sebuah sel pada suatu saat. Rekaman di setiap saat mencerminkan

    jumlah aktivitas listrik di semua sel otot jantung, yang sebagian mungkin mengalami

    potensial aksi sementara yang lain mungkin belum diaktifkan.

    3. Rekaman mencerminkan perbandingan dalam voltase yang terdeteksi oleh elektroda-

    elektroda di sua titik berbeda di permukaan tubuh, bukan potensial aksi sebenarnya.

    Berbagai bagian dari rekaman EKG dapat dikaitkan dengan proses spesifik di jantung.

    Interpretasi konfigurasi glombang yang terekam dari masing-masing sadapan bergantungpada pengetahuan tentang rangkain penyebaran eksitasi di jantung dan posisi jantung

    relatif terhadap letak elektroda. EKG normah memiliki tiga bentuk gelombang yang jelas

    jelas gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T.

    - Gelombang P mencerminkan depolarisasi atrium

    - Kompleks QRS mencerminkan depolarisasi ventrikel

    - Gelombang T mencerminkan reolarisasi ventrikel

    Karena gelombang pergeseran depolarisasi dan repolarisasi ini masing-masingmenyebabkan kontraksi dan relaksasi jantung maka proses siklis mekanis jantung

    berlangsung sedikit lebih belakangan dari perububahan ritmis aktivitas listrik. Hal-hal

    berikut tentang rekaman EKG :

    1. Lepas muatan nodus SA tidak menhasilkan aktivitas lisrik yang cukup besar untuk

    mencapai permukaan tubuh sehingga tida terekam adanya gelombang pada depolarisasi

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    14/28

    nodus SA. Karena itu, gelombang yang pertama kali terekam, gelombang P, terjadi ketika

    impuls atau gelombang depolarisasi menyebar ke seluruh atrium.

    2. Pada EKG normal, tidak terlihat gelombang terpisah untuk repolarisasi atrium.

    Aktvitas listrik yang berkaitan dengan repolarisasi atrium normalnya terjadi bersamaan

    dengan depolarisasi ventrikel dan ditandai oleh kompleks QRS

    3. Gelombang P jauh lebih kecil daripada kompleks QRS karena atrium memiliki massa

    otot yang jauh lebih kecil daripada ventrikel dan karenanya menghasilkan aktivitas listrik

    yang lebih kecil.

    4. di tiga titik waktu berikut tidak terdapat aliran arus netto di otot jantung sehingga EKG

    tetap berada di garis basal :

    a. Sewaktu jeda/penundaan di nodus AV. Jeda ini tercermin oleh interval waktu antara

    akhir P dan awal QRS; segmen EKG ini dikenal sebagai sehmen PR (Disebut segmen

    PR dan bukan segmen PQ karena defleksi Q kecil dan kadang tidak ada, sementara

    defleksi R adalah gelombang yang dominan dalam kompleks ini). Arus mengalir melalui

    nodus AV, tetapi kekuatannya terlalu kecil untuk dideteksi oleh elektroda EKG.

    b. Ketika ventrikel terdepolarisasi sempurna dan sel-sel kontraktil mengalami fase datar

    datar potensial aksi sebelum mengalami repolarisasi, diwakili oleh segmen ST. segmen

    ini bersesuaian dengan waktu saat pengaktifan ventrikel selesai an ventrikel sedang

    berkontraksi dan mengosongkan isinya. Perhatikan bahwa segmen ST bukan rekaman

    aktivitas kontraktil jantung. EKG dalah ukuran aktivitas listrik yang memicu aktivitas

    mekanis.

    c. Ketika otot jantung mengalami repolarisasi sempurna dan beristirahat dan ventrikel

    sedang terisi, setelah gelombang T da sebelum gelombang P berikutnya. Periode ini

    disebut interal TP.

    b. Bagaimana tanda-tanda lesi fibrotik?

    7. a. Apa saja jenis-jenis hemiplegia

    b. Bagaimana mekanisme terjadinya sumbatan pada pembuluh darah otak oleh emboli?

    c. Bagaimana sumbatan pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan hemiplegia

    sinistra tipe sentral ?

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    15/28

    LI

    1. Anatomi dan histologi:a. Otakb. wajahc. lengan

    Lengan Atas

    Humerus

    Humerus bersendi dengan scapula pada articultio humeri serta dengan

    radius dan ulna pada articulation cubiti. Ujung atas humerus mempunyai sebuah

    caput, yang membentuk sekitar sepertiga kepala sendi dan bersendi dengan

    cavitas glenoidealis capulae.tepat dibawah caput humeri terdapat collumanatomicum. Dibawah collum terdapat tuberculum majus dan minus yang

    dipisahkan satu sama lain oleh sulcus bicipitalis. Pda pertemuan ujung atas

    humerus dan corpus humeri terdapat penyempitan disebut collum chirurgicum.

    Sekitar pertengahan permukaan lateral corpus humeri terdapat peninggian kasar

    yang disebut tuberositas deltoidea. Di belakang dan bawah tuberositas terdapat

    sulcus spiralis yang ditempati oleh nervus radialis.

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    16/28

    Ujung bawah humerus mempunyai epicondylus medialis dan epicondylus

    lateralis untuk tempat lekat musculi dan ligament, capitulum humeri yang bulat

    bersendi dengan caput radii, dan trochlea humeri yang berbentuk katrol untuk

    bersendi denga incisura trochlearis ulnae. Di atas capitulum terdapat fossa radialis,

    yang menerima caput radii pada saat siku difleksiokan. Di anterior, diatas trochlea,

    terdapat fossa coronoidea, yang selama pergerakan yang sama menerima

    processus coronoideus ulnae. Di posterior, di atas trochlea, terdapat fossa olecrani,

    yang bertemu dengan olecranon pada watu sendi siku pada kedaan extension.

    Kulit

    Saraf sensoris yang mensyarafi kulit di sekitar bahu sampai pertengahan

    musculus deltoideus berasal dari nervi supraclaviculares. Kulit di pertengahan

    bawah musculus deltoideus depersarafi oleh nervus cutaneus brachii laterals

    superior, cabang nervus axillaris (C5 dan C6). Kulit disekitar permukan lateral

    lengan atas, distal dari musculus deltoideus, dipersarafi oleh nervus cutaneusbrachii lateralis inferior, cabang nervus radialis (C5 dan C6). Kulit di sekitar axilla

    dan sisi medial lengan atas dpersarafi oleh nervus cutaneus brachii medialis (T1)

    dan nervus intercostobrachialis (T2). Kulit di bagian posterior lenga atas

    dpersarafi oleh nervus cutaneus brachii posterior, cabang nervus radalis (C8).

    Venae superficiales lengan atas terketak di dalam fascia superficialis.

    Vena cephalica berjalan ke atas di dalam fascia superficialis pada sisi lateral

    musculus biceps dan setalah mencapai fossa infraclavicularis bermuara ke vena

    axillaris.

    Vena basilica berjalan ke atas di dalam fascia superficialis pada sisi

    medial musculus biceps. Pada pertengan lengan atas pembuluh menembus fasciaprofunda. Setinggi pinggir bawah musculus teres major, kedua venae comitantes

    arteriae brachialis membentuk vena axillaris.

    Otot Ruang Fascial Anterior

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    17/28

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    18/28

    Musculus Biceps Brachii

    Origo : Caput longum dari tuberculum supraglenoidale scapulae; caputbrevis dari ujung processus coracoideus scapulae.Tendo caput longum berjalan melalui caput humeri di dalam rongga sendi

    dan keluar dari sendi dengan terbungkus oleh sebuah sarung synovial pada

    sulcus bicipitalis humeri. Pada pertengahan lengan atas, caput longum

    bergabung dengan caput brevis.

    Insertion : pada bagian posterior tuberositas radiimelalui pita aponeurosisdisebut aponeurosis bicipitalis dan pada fascia profunda di sisi medial

    lengan bawah. Aponeurosis melindungi struktur di dalam fossa cubiti yang

    terletak d bawahnnya.

    Persarafan : nervus musculocutaneus. Fungsi : musculus biceps adalah sebuah supinator kuat lngan bawah. Kerja

    supinator dapat digambarkan sebagi kerja membuka tutup botol dengan

    alat pembukanya atau memutar sekrup pada kayu dengan obeng. Musculus

    biceps merupakan fleksor kuat sendi siku dan fleksor lemah articulation

    humeri.

    Musculus Coracobrachialis

    Origo : ujung processus coracoideus Insertio : pada pertengahan sisi medial corpus humeri Persarafan : nervus musculocutaneus Fungsi : flexio dan aduktor lemah lengan atas.

    Musculus Brachialis

    Origo : pertengahan bawah sisi depan humerus.

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    19/28

    Insertio : permukaan anterior processus coronoideus ulnae. Persarafan : nervus musculoctaneus. Sebagian kecil otot berasal dari sisi

    dorsal tuberositas deltoidea, sehingga terletak di ruang posterior dan

    dipersarafi oleh nervus radialis.

    Fungsi : fleksor kuat sendi sikuLengan Bawah

    Lengan bawah terdiri atas dua tulang : radius dan ulna.

    Radius

    Radius adalah tulang lateral lengan bawah. Ujung atasnya bersendi dengan

    humerus pada articulation cubiti dan dengan ulna pada articulatio radioulnaris proximal. Ujung

    distalnya bersendi dengan os scaphoideum dan lunatum pada articulation radiocarpalis da dengan

    ulna pada articulation radioulnaris. Pada ujung atas radius terdapat caut yang berbentuk bulat

    kecil. Permukaan atas caput cekung dan bersendi dengan capitulum humeri yang cembung.

    Circumferential articulare radii bersendi dengan incisura radialis ulnae. Di bawah caput tulang

    menyempit memebentuk collum. Di bawah collum terdapat tuberositas bicipitalis/tuberositas

    radii yang merupakan tempat insertio musculus biceps.

    Corpus radii berlainan dengan ulna, yaitu lebih lebar di bawah dibandingkan dengan

    bagian atas. Corpus radii di sebelah medial mempunyai margo interossea yang tajam untuk

    tempat melekatnya membrane interossea yang menghubungkan radius ulna. Tuberculum

    pronator, untuk tempat insertio musculus pronator teres, terletak di pertengahan pinggir

    lateralnya.

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    20/28

    Pada ujung bawah radius terdapat processus styloideus; yang menonjol kebawah dari

    pinggr lateralnya. Pada permukaan medial terdapat incisura ulnae, yang berseddi dengan caput

    ulnae yang bulat. Permukaan bawah ujung radius bersedi dengan os scaphoideum dan os lunatum.

    Pada permukaan posterior permukaan ujung distal radius terdapat tuberculum kecil, tuberculum

    dorsalis, yang pada pinggir medialnya terdapat sulcus untuk tendo musculi flexor pollicis longus.

    Otot Ruang Fascial Posterior

    Musculus Triceps Brachii.

    Musculus triceps brachii adalah sebuah otot besar yang memebentuk

    sebagian besar isi bagian belakang lengan atas.

    Origo : caput longum berasal dari tuberositas infraglenoidale scapulae;caput lateral berasal dari setengah bagian atas facies dorsalis corpus

    humeri, cranial dari sulcus spiralis; caput medial berasal setengah bagian

    bawah facies dorsalis corpus humeri, caudal dari sulcus spiralis.

    Insertio : melalui tendo bersama yang melekat pada permukaan atasolecranon.

    Persarafan : nervus radialis. Fungsi : ekstensor kuat dari sendi siku.

    Fossa Cubiti

    Fossa cubiti adalah sebuah lekukan yang teretak di depan siku dan berbentuk

    segitiga.

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    21/28

    Batas-batas

    Lateral : musculus brachiordialis Medial : musculus pronator teres

    Dasar segitiga dibentuk oleh garis imajiner yang ditarik antara kedua epicondylushumeri. Lantai fossa di sebelah lateral dibentuk oleh musculus supinator dan di medial oleh

    musculus brachialis. Atapnya dibentuk oleh kulit dan fascia dan diperkuat oleh apneurosis

    bicipitalis.

    Ulna

    Ulna meruakan tulang medial lengan bawah. Ujug atsnya bersendi dengan humerus pada

    articulation cubiti dan dengan caput radii pada articulatio radiolnaris proximal. Ujung distalnya

    bersendi dengan radius pada articulation radioulnaris distalis, tetapi dipisahkan dari articulation

    radiocarpalis dengan adanya facies articularis.

    Ujung atas ulna besar, dikenal sebagai processus olecranii bagian ini membentuk tonjolan

    pada siku. Processus ini mempuya incisura di permukaan anteriornya, incisura trchlearis, yang

    bersendi dengan trochlea humeri. D bawah trochlea humeri terdapat incisura radialis untuk

    bersendi dengan caput radii. Corpus ulnae mengecil dari atas ke bawah. Di lateral mempunyai

    margo interosseus yang tajam unuk tempat melekatnya membrane interossea. Pinggir posterior

    membulat, terletak subcutan, dan mudah diraba seluruh panjangnya. Di bawah incisura radialis

    terdapat lekukan, fossa supnator, yang mempermudah gerakan tuberositas bcipitalis radii.

    Pinggir posterior fossa ini tajam dan di kenal sebagai crista supinator, yang menjadi tempat origo

    musculus supinator. Pada ujung distal ilna terdapat caput yang bulat, yang mempunyai tonjolan

    pada permukaan medialnya, disebut processus styloideus.

    Tulang Tangan

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    22/28

    Terdapat delapan buah ossa carpi yang tersusun atas dua baris, masing-masing terdiri dari

    empat tulang. Baris proximal terdiri atas (dar lateral ke medial) scaphoiedum, lunatum,

    triquetrum, dan pisiforme. Baris distal terdiri atas (dari lateral ke medial) trapezium,

    trapezoideum, capitatum, dan hamatum. Secara bersama-sama ossa carpi pada permukaan

    anteriornya membentuk cekungan, yang pada ujung lateral dan medialnya melekat sebuah pita

    membranosa yang kuat, disebut flexor retinaculum. Dengan cara ini terbentu saluran osteo-

    fascial, canalis carpi, untuk lewatnya nervus medianus dan tendo-tendo flexor jari.

    Ossa Metacarpi dan Phalanges

    Ada lima buah ossa metacarpi, masing-masing tulang mempunyai basis, corpus, dan

    caput. Os metacarpi I pollex adalah yang terpendek dan sangat mudah bergerak. Tulang tersebut

    tidak terletak pada bidang yang sama dengan tulang-tulang metacarpi lainnya, tetapi terletak

    lebih anterior. Tulang ini juga berotasi ke medial Sembilan puluh derajat, sehingga permukaan

    ekstensor menghadap kelateral bukan ke dorsal.

    Bassis ossa metacarpi bersendi dengan barisan distal ossis carpi; caputnya yang

    membentuk buku tangan bersendi dengan phalanges proximal. Corus dari masing-masing ossa

    metacarpal sedkit cekung ke depan dan mempunyai penampang berbetuk segitiga. Corus

    mempunyai permukaan posterior, lateral dan medial. Terdapat tiga buah phalanges untuk setian

    jari, tetapi dua phalanges untuk pollex.

    Kulit

    Saraf sensorik yang mengurus kulit lengan bawah berasal dari cabang anterior dan

    posterior nervi cutanei antebrachii lateralis yang meruakan lanjutan dari nervus musculocutaneus,

    dan dar cabang anterior dan posterior ervu cutanei antebrachii medialis. Sebagian kecil kulit di

    pertengahan bagian bawah permukaan posterior lengan bawah dipersarafi oleh nervi cutanei

    antebrachi posterior.

    Vena-vena superficial lengan bawah tereletak di dalam fascia suerficialis. Vena cephalica

    berasal dar pinggir lateral arcus venosus dorsal manus dan membelok disekitar pinggir lateral

    lengan bawah; kemudian vena ini naik menuju fosa cubiti berjlan di depan lengan atas pada sisi

    lateral musculus biceps brachii. Vena cephalica bermuara kedalam vena axillaris di trigonum

    deltoideopectoralis seperti penjelasan pada halaman sebelumnya.

    Otot ruang fascial lengan bawah : kelompok superficial.

    Otot-otot superficial mempunyai tendo bersama sebagai origo yang melekat pada

    epicondylus medialis humeri.

    Musculus Pronator Teres

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    23/28

    Origo : caput humerale yang berasal dari tendo bersama melekat padaepicondylus medialis humeri, dan caput ulnare yang bersal dari margo

    medialis processus coronoideus ulnae.

    Insetio : kedua caput bersatu untuk berinsertio pada tuberositas pronaoriapada permukaan lateral corpus radii.

    Persarafan : nervus medianus. Fungsi : pronatio dan flexio lengan bawah.

    Musculus Flexor Carpi Radialis

    Origo : dari tendo bersama melekat pada epocondylus medialis humeri. Insertio : tendo berjalan malalui saluran sinvial pada bagian lateral

    retinaculum musculorum flexorumdi dalam alur pada os pada os

    trapezium dan berinsertio pada basis os metacarpal II dan III.

    Persarafan : nervus medianus. Fungsi : flexio dan abduction tangan pada articulation radiocarpalis.

    Musculus Palmaris Longus

    Origo : dari tendo bersama melekat pada epicondylus medialis humeri. Insertio : retinaculum flexorum dan apo neurosis Palmaris. Persarafan : nervus medinus. Fungsi : flexio tangan paa articulation radiocarpalis.

    Musculus Flexor Carpi Ulnaris.

    Origo : caput humerale yang berasal dari tendo bersama melekat padaepicondylus medialis humeri, dan caput ulnare yang berasal dari

    permukaan medial proessus olecranii ulnae dan pinggir posterior ulnae.

    Insertio : kedua caput bersatu untuk membentuk tendo panjang yangberinsertio pasa os pisiforme, hamulus ossis hamati, dan basis os

    metacarpal V.

    persarafan : nervus ulnaris fungsi : flexio dan adduction tangan pada articulation radiocalparis.

    Otot ruang fascial lengan bawah : kelompok intermedia

    Musculus Flexor Digitorum

    Origo : caput humeroulnare berasal dari tendo bersama yang melekat padaepicondylus medialis humeri dan pinggir medial processus coronoideus

    ulnae, caput radiale yang berasl dari garis oblik pada facies anterior corpus

    radii.

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    24/28

    Insertio : kedua caput bersatu membentuk venter otot, dan pada bagiandistal lengan bawah otot ini membentuk empat tendo yang sampai ke

    tangan dengan berjalan di bawa retinaculum musculorm flexorum. Di sini,

    tendo untuk jar tengah dan manis terletak anterior terhadap tendo untuk

    index dan digitus minimus.

    Persarafan : nervus medianus. Fungsi : flexio phalanges media jari-jari dan juga membentuk flexio

    phalanges proximal dan tangan.

    Otot ruang fascial lengan bawah : kelompok profunda

    Musculus Flexor Pollicis Longus

    Origo : pertengahn facies anterior corpus radii dan membrane interosseayang berdekatan.

    Insertio : tendo berjalan di belakang retinaculum musculorum fexorumdan berinsertio pada basis phalanges ditalis pollex.

    Persarafan : ramus interosseus anterior nervi medianus. Fungsi : flexio phalanges distalis pollex.

    Musculus Flexor Digitorum Profundus

    Origo : tiga perempat bagian atas facies anterior da medial corpus ulnaedan bagian membrane interossea yang berdekatan.

    Insertio : Di proximal region carpalis, otot terbagi menjadi empat tendoyang berjalan ke distal di belakang musculus flexorum digitorumsuperficialis dan retinaculum musculorum flexorum. Masing-masing tendo

    berjalan melalui belhan tendon yang sesuai dari musculus flexorum

    dgitorum superficialis dan berinsertio pada basis phalanges distalis.

    Persarafan : nervus ulnaris mensyarafi setengah bagian medial otot (yangmenuju ke digitus anularis dan digitus minimus); ramus inrterosseus

    anterior nervi medianus mensyarafi setengh bagian laterl (yang menuju ke

    index dan jari tengah).

    Fungsi : flexio phalanges distali jari- jari dan membantu flexio phalangesmedia dan proximal. Juga membantu flexio region carpalis.

    Musculus Flexor Digitorum

    Origo : seperempat bagian bawah facies anterior corpus ulnae. Insertio : seperempat bagian bawah facies anterior corpus radii Persarafan : ramus interosseus anterior nervi maedianus.

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    25/28

    Fungsi : pronatio lengan bawah pada articulation radiolnarisproximalis dan distalis.

    Telapak Tangan

    Kulit

    Kulit telapak tangan tebal dan tidak berambut. Kulit diletakkan pada fascia profunda oleh

    beberapa pita fibrosa. Kulit memperlihatkan banyakgaris flexio pada tempat kulit bergerak, yang

    tidakk harus terletak di tempat terdapat perendian. Pada kulit dapat ditemukan banyak kelenjar

    keringat.

    Musculus Palmaris Brevis adalah sebuah otot kecil yang berorigo pada retinaculum

    musculorum flexorum dan aponeurosis Palmaris serta berinsertio pada kulit telapak tangan. Otot

    ini dopersarafi oleh ramus superficialis nervi ulnaris. Fungsinya adalah mengerutkan kulit pada

    dasar eminentia hypothenar dengan demikian memeperkuat genggaman tangan sewaktu

    memegang benda yang bulat.

    Saraf sensorik yang mengurus kulit telapak tangan berasal dari ramus cutaneus Palmaris

    nervi medianus yang menyilng di depan retinaculum musculorum flexorum dan mensyarafi kulit

    bagian lateral telapak tangan, dan ramus cutaneus Palmaris nervi uknaris yang juga menyilang di

    depan retinaculum musculorum flexorum dan mensyarafi kulit bagian medial telapak tangan.

    Kulit di atas basis eminentia hypotenar dipersyarafi oleh ramus cutaneus lateralis lengan

    antebrachii atau ramus superficialis nervi radialis.

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    26/28

    d. tungkaie. jantung

    2. Inervasi tubuh (motorik)3. Kelumpuhan

    Defenisi

    Kelumpuhan adalah hilangnya kekuatan yang dalam hal ini mempengaruhi anggota

    tubuh yaitu kaki dan lengan ataupun kelompok otot.(http://.www.healtoz.com/healthhatoz/Atoz/ency/paralysis.jsp.diambil pada tgl

    13/2/2006).

    Fisiologi dan patofisiologi

    Setiap serabut otot yang mengatur gerakan disadari melalui dua kombinasi sel

    saraf , salah satunya terdapat pada korteks motorik, serabut serabutnya berada tepat

    pada traktus piramida yaitu penyilangan traktus piramida, dan serat lainnya berada

    pada ujung anterior medula spinalis, serat seratnya berjalan menuju otot. Yang

    pertama disebut sebagai neuron motorik atas ( upper motor neuron ) dan yang terakhir

    disebut neuron motorik batah ( lower motor neuron ). Setiap saraf motorik yang

    menggerakkan setiap otot merupakan komposisi gabungan ribuan saraf-saraf motorik

    bawah.

    Jaras motorik dari otot ke medula spinalis dan juga dari serebrum ke batang otak

    dibentuk oleh UMN. UMN mulai di dalam korteks pada sisi yang berlawanan di otak,

    menurun melalui kapsul internal, menyilang ke sisi berlawanan di dalam batang otak,

    menurun melalui traktus kortikospinal dan ujungnya berakhir pada sinaps LMN.

    LMN menerima impuls di bagian ujung saraf posterior dan berjalan menuju

    sambungan mioneural. Berbeda dengan UMN, LMN berakhir di dalam otot.

    Ciriciri klinik pada lesi di UMN dan LMN adalah :

    - UMN : kehilangan kontrol volunter, peningkatan tonus otot, spastisitas otot, tidakada atropi otot, reflek hiperaktif dan abnormal

    - LMN : kehilangan kontrol volunter, penurunan tonus otot, paralysis flaksid otot,

    atropi otot, tidak ada atau penurunan reflek.

    Rangkaian sel saraf berjalan dari otak melalui batang otak keluar menuju otot

    yang disebut motor pathway. Fungsi otot yang normal membutuhkan hubungan yang

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    27/28

    lengkap disepanjang semua motor pathway. Adanya kerusakan pada ujungnya

    menurunkan kemampuan otak untuk mengontrol pergerakanpergerakan otot.

    Hal ini menurunkan efesiensi disebabkan kelemahan, juga disebut paresis.

    Kehilangan hubungan yang komplit menghalangi adanya keinginan untuk bergerak

    lebih banyak. Ketiadaan kontrol ini disebut paralisis. Batas antara kelemahan dan

    paralisis tidak absolut. Keadaan yang menyebabkan kelemahan mungkin berkembang

    menjadi kelumpuhan. Pada tangan yang lain, kekuatan mungkin memperbaiki

    lumpuhnya anggota badan. Regenerasi saraf untuk tumbuh kembali melalui satu jalan

    yang mana kekuatan dapat kembali untuk otot yang lumpuh. Paralisis lebih banyak

    disebabkan perubahan sifat otot.

    Lumpuh otot mungkin mebuat ototo lemah, lembek dan tanpa kesehatan yang

    cukup, atau mungkin kejang, mengetat, dan tanpa sifat yang normal ketika otot

    digerakkan.

    Tipe paralisis :

    - monoplegia yaitu hanya mengenai satu anggota badan

    - diplegia yaitu mengenai bagian badan yang sama pada kedua sisi badan

    contohnya : kedua lengan atau kedua sisi wajah

    - hemiplegia yaitu mengenai satu sisi badan atau separuh badan

    - quadriplegia yaitu mengenai semua keempat anggota badan dan batang tubuh

    Penyebab kelumpuhan

    Kerusakan saraf yang dapat menyebabkan paralisis mungkin di dalam otak

    atau batang otak (pusat sistem saraf) atau mungkin di luar batang otak (sistem saraf

    perifer). Lebih sering penyebab kerusakan pada otak adalah : stroke, tumor, truma

    (disebabkan jatuh atau pukulan), multiple sclerosis (penyakit yang merusak bungkus

    pelindung yang menutupi sel saraf), serebral palsy (keadaan yang disebabkan injuri

    pada otak yang terjadi sesaat setelah lahir), gangguan metabolik (gangguan dalam

    penghambatan kemampuan tubuh untuk mempertahankannya).

    Kerusakan pada batang otak lebih sering disebabkan trauma, seperti jatuh atau

    kecelakaan mobil. Kondisi lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan saraf dalamatau dengan segera berdekatan pada tulang belakang termasuk : tumor, herniasi sendi

    (juga disebut ruptur sendi), spondilosis, rematoid artrirtis pada tulang belakang atau

    multiple sklerosis.

    Kerusakan pada saraf tepi mungkin disebabkan trauma, carpal tunel sindrom,

    Gullain Barre Syndrom, radiasi, toksin atau racun, CIDP, penyakit dimielinisasi.

  • 7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI

    28/28

    Tanda dan gejala :

    Distribusi paralisis memberikan syarat yang penting untuk bagian saraf yang

    rusak. Hemiplegia disebabkan kerusakan otak pada sisi berlawanan dengan paralysis,biasanya dari stroke. Paraplegia terjadi setelah injuri pada bagian bawahbatang otak , dan

    quadriplegia terjadi setelah kerusakan bagian atas batang otak pada tingkat bahu atau

    lebih tinggi (saraf yang mengontrol lengan sejajar tulang belakang). Diplegia biasanya

    mengindikasikan kerusakan otak, lebih sering karena serebral palsy. Monoplegia

    mungkin disebabkan pemisahan kerusakandiantara system saraf pusat atau saraf perifer.

    Kelemahan atau paralysis hanya dapat terjadi pada lengan dan kaki dapat

    mengindikasikan penyakit diemelinisasi.Gejala berfluktuasi dalam membedakan bagian

    tubuh mungkin disebabkanmultiple sclerosis.Kejadian paralysis lebih sering disebabkan

    injuri atau stroke. Penjalaran paralysis mengindikasikan penyakit degeneratif, penyakit

    infeski seperti : GBSatau CIDP, gangguan metabolism.

    Gejala lain yang sering menyertai paralisis termasuk mati rasa dan perasaan

    kesemutan, nyeri, perubahan penglihatan , kesulitan berbicara,atau masalah dengan

    keseimbangan. Cedera pada batang otak sering menyebabkan menurunnya fungsi

    kandung kemih, BAB dan organ sex. Injuri diatas batang otak dapat menyebabkan

    kesulitan dalam bernafas.

    http://nardinurses.files.wordpress.com/2008/02/paralysis-therapy.pdf

    4. Stroke5. Fisiologi:

    a. Kardiovaskularb. CNS

    6. Pembekuan darah (emboli)

    http://nardinurses.files.wordpress.com/2008/02/paralysis-therapy.pdfhttp://nardinurses.files.wordpress.com/2008/02/paralysis-therapy.pdfhttp://nardinurses.files.wordpress.com/2008/02/paralysis-therapy.pdf