Download - Skenario E Blok 6 SUCI
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
1/28
Skenario E Blok 6
Tuan Kartagena 52 tahun dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya karena mengalami
kelumpuhan separuh badan. Menurut istrinya, tuan Kartagena sedang menonton pertandingan
badminton di TV ketika tiba-tiba dia mengalami kehilangan kesadaran disertai kejang-kejang
selama kurang lebih 5 menit. Saat sadar kembali tuan Kartagena terlihat bingung, tidak dapatmenggerakkan tangan kirinya dan sulit berbicara walaupun mengerti perkataan orang lain.
Penderita sehari-hari bekerja dengan tangan kanan dan menderita hipertensi ringan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90, nadi 90x/menit dan aritmia kordis. Pada
pemeriksaan neurologis ditemukan paralisis otot muka sebelah kiri, lengan dan tungkai kiri,
tonus otot lengan dan tungkai kiri meninggi, refleks bisep dan patellar meninggi dan babinsky
test (+). Ditemukan juga hipestesia pada lengan dan tungkai kiri. CT scan kepala
memperlihatkan tanda-tanda stroke iskemik (non-hemorrhagic stroke). Pada pemeriksaan
ekokardiografi ditemukan tanda-tanda lesi fibrotik pada katup mitral dan chorda tendinea di
ventrikel kiri. Dokter menyimpulkan bahwa tuan Kartanega menderita hemiplegia sinistra tipe
sentral akibat sumbatan pada pembuluh darah otak oleh emboli yang berasal dari jantung.
Selama di rumah sakit pasien memperlihatkan kemajuan yang memuaskan dan diperbolehkan
pulang setelah dirawat selama 4 minggu dan dapat bekerja kembali seperti semula. Menurut
dokter proses penyembuhan yang baik ini terjadi karena keluarga cepat membawa tuan
Kartagena ke rumah sakit.
Istilah
a. Kelumpuhan separuh badanb. Kejang-kejang : (konvulsi)>>yaitu suatu seri gerakan otot yang kuat dan tidak terkontrol,
datang secara tiba-tibac. Kehilangan kesadaran : hilangnya rasa tahu dan mengertid. Bingung : hilang kesadaran/akal, tidak tahu arah, tidak bisa memahami penjelasan atau
keterangan yang didengar, gugup, cemas. dsb
e. Aritmia cordis :variasi dari irama normal denyut jantung mencakup frekuensi, regularitas,tempat asal impuls dan urutan aktivasi
f. Paralisis otot : kehilangan/gangguan fungsi motorik pada suatu bagian akibat lesi padamekanisme otot
g. Tonus otot : kontraksi otot yang selalu dipertahankan oleh otot itu sendirih. Babinsky test: test yang memperlihatkan dorsofleksi ibu jari kaki pada perangsangan
telapak kaki
i. Hipestesia : kepekaan yang menurun abnormal terutama terhadap sentuhanj. Refleks bisep : kontraksi m. bisep brachii ketika tendonnya ditekukk. Refleks patella kontraksi m. quadricep femoris dan ekstensi tungkai bila ligamentum
patella ditekuk
l. CT scan kepala : pemeriksaan yang digunakan untuk mempertegas diagnosis denganmengambil gambaran otak
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
2/28
m. Stroke iskemik= serangan berat yang mendadak akibat defisiensi darah pada suatu bagianbiasanya akibat kontriksi fungsional atau obstruktif pembuluh darah
n. Echocardiography : perekaman posisi dan gerakan dinding jantung atau struktur internaljantung melalui gema yang diperoleh dari pancaran gelombong ultrasonik yang diarahkan
lewat dinding thorax
o. Lesi Fibrotik : hilangnya fungsi suatu bagian akibat pembentukan jaringan fibrosap. Hemiplegia sinistra tipe sentralq. Emboli : obstruksi pembuluh darah oleh badan materi yang tidak larut yang disebabkan
oleh trombus (bekuan darah)
Identifikasi masalah
1. Tuan Kartagena (52 tahun), sehari-hari bekerja dengan tangan kanan dan menderitahipertensi ringan, mengalami kelumpuhan separuh badan.2. Tuan Kartagena mengalami kehilangan kesadaran disertai kejang-kejang selama kuranglebih 5 menit. Saat sadar ia terlihat bingung, tidak dapat menggerakkan tangan kirinya
dan sulit berbicara walaupun mengerti perkataan orang lain.
3. Pemeriksaan fisik :a. Tekanan darah 160/90b. Nadi 90 x/menitc. Aritmia Kordis
4. Pemerksaan neurologis :a. paralisis otot muka sebelah kiri. lengan dan tungkai kirib. tonus otot lengan dan tungkai kiri meninggic. refleks bisep dan patellar meninggid. babinsky test (+)e. hipestesia pada lengan dan tungkai kiri
5. CT scan kepala memperlihatkan tanda-tanda stroke iskemik6. Pemeriksaan ekokardiografi memperlihatkan tanda-tanda lesi fibrotik pada katup mitral
dan chorda tendinea di ventrikel kiri
7. Hasil diagnosis menunjukkan tuan Kartagena menderita hemiplegia sinistra tipe sentralakibat sumbatan pada pembuluh darah otak oleh emboli yang berasal dari jantung
Patofisiologi (penyebab, mekanisme, akibat)
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
3/28
Analisis masalah :
1. a. Apa saja jenis-jenis kelumpuhan?b. Bagaimana patofisiologi kelumpuhan separuh badan? (penyebab,mekanisme,cirri-
ciri,cara pemeriksaan)
c. Bagaimana mekanisme kelumpuhan separuh badan?
d. Bagaimana ciri-ciri orang yang mengalami kelumpuhan separuh badan?
e. Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin, dan riwayat hipertensi ringan dengan
kelumpuhan separuh badan?
f. Bagaimana anatomi otak?
g. Bagaimana hubungan aktivitas sehari-hari dengan menggunakan tangan kanan
dengan kelumpuhan separuh badan?
2. a.Bagaimana patofisiologi : 1. kehilangan kesadaran 2. kejang-kejang
b. Apa saja jenis-jenis kesadaran?
c. Bagaimana pengaruh lamanya kejang-kejang terhadap akibat yang ditimbulkan?
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksimal yang berlebihan dari sebuah focus
kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik.
Aktivitas kejang sebagian bergantung pada lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut.
Perubahan-perubahan metabolik yang terjadi selama dan segera setelah kejang sebagian
disebabkan oleh meningkatkan oleh meningkatnya kebutuhan energy akibat
hiperaktivitas neuron. Selama kejang kebutuhan metabolic secara drastic meningkat;
lepas muatan listrik sel-sel saraf motorik dapat meningkat menjadi 1000 per detik.
Efek fisiologik kejang
Awal (kurang dari 15 menit)
- meningkatnya kecepatan denyut jantung
- meningkatnya tekanan darah
- meningkatnya kadar glukosa
- meningkatnya suhu pusat tubuh
- meningkatnya sel darah putih
Lanjut (15-30 menit)- menurunnya tekanan darah
- menurunnya gula darah
-distrimia
-edema paru nonjantung
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
4/28
Berkepanjangan (lebih dari 1 jam)
-hipotensi disertai berkurangnya aliran darah serebrum sehingga terjadi hipotensi
serebrum
- gangguan sawar darah-otak yang menyebabkan edema serebrum
(patofisiolgi, halaman : 1158-1160
d.Mengapa tuan Kartagena sulit berbicara padahal ia mengerti perkataan orang lain?
3. a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik ?
b. Bagaimana patofisiologi aritmia cordis ?
4. a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan neurologis?
Pemeriksaan neurologis meliputi: pemeriksaan kesadaran, rangsang selaput otak, saraf
otak, sistem motorik, sistem sensorik refleks dan pemeriksaan mental (fungsi luhur).
Kepala dan Leher
- Bentuk : simetris atau asimetris
- Fontanella : tertutup atau tidak
- Transiluminasi
Rangsang meningeal
- Kaku kuduk : Untuk memeriksa kaku kuduk dapat dilakukan sbb: Tangan
pemeriksa ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang berbaring, kemudian kepala
ditekukan (fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai dada. Selama penekukan
diperhatikan adanya tahanan. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu
tidak dapat mencapai dada. Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat
- Kernig sign : Pada pemeriksaan ini , pasien yang sedang berbaring difleksikan pahanya
pada persendian panggul sampai membuat sudut 90. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan
pada persendian lutut sampai membentuk sudut lebih dari 135 terhadap paha. Bila teradapat
tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut 135, maka dikatakan Kernig sign positif.
- Brudzinski I (Brudzinskis neck sign)
Pasien berbaring dalam sikap terlentang, dengan tangan yang ditempatkan dibawah kepala pasien
yang sedang berbaring , tangan pemeriksa yang satu lagi sebaiknya ditempatkan didada pasien
untuk mencegah diangkatnya badan kemudian kepala pasien difleksikan sehingga dagu
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
5/28
menyentuh dada. Test ini adalah positif bila gerakan fleksi kepala disusul dengan gerakan fleksi
di sendi lutut dan panggul kedua tungkai secara reflektorik.
- Brudzinski II (Brudzinskis contralateral leg sign)
Pasien berbaring terlentang. Tungkai yang akan dirangsang difleksikan pada sendi lutut,
kemudian tungkai atas diekstensikan pada sendi panggul. Bila timbul gerakan secara reflektorik
berupa fleksi tungkai kontralateral pada sendi lutut dan panggul ini menandakan test ini postif.
- Lasegue sign : Untuk pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang berbaring lalu kedua
tungkai diluruskan (diekstensikan), kemudian satu tungkai diangkat lurus, dibengkokkan (fleksi)
persendian panggulnya. Tungkai yang satu lagi harus selalu berada dalam keadaan ekstensi
(lurus). Pada keadaan normal dapat dicapai sudut 70 sebelum timbul rasa sakit dan tahanan. Bila
sudah timbul rasa sakit dan tahanan sebelum mencapai 70 maka disebut tanda Lasegue positif.
Namun pada pasien yang sudah lanjut usianya diambil patokan 60.
Saraf-saraf otak
1. Nervus I (olfaktorius)
- Anosmia adalah hilangnya daya penghiduan.
- Hiposmia adalah bila daya ini kurang tajam.
- Hiperosmia adalah daya penghiduan yang terlalu peka.
- Parosmia adalah gangguan penghiduan bilamana tercium bau yang tidak sesuai misalnya
minyak kayu putih tercium sebagai bau bawang goreng.
- Kakosmia adalah mempersepsi adanya bau busuk, padahal tidak ada.
- Halusinasi penciuman adalah bila tercium suatu modalitas olfaktorik tanpa adanya
perangsangan maka kesadaran akan suatu jenis bau ini
2. Nervus II (optikus)- Tajam penglihatan : membandingkan ketajaman penglihatan pemeriksa dengan jalan
pasien disuruh melihat benda yang letaknya jauh misal jam didinding, membaca huruf di buku
atau koran.
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
6/28
- Lapangan pandang : Yang paling mudah adalah dengan munggunakan metode
Konfrontasi dari Donder. Dalam hal ini pasien duduk atau berdiri kurang lebih jarak 1 meter
dengan pemeriksa, Jika kita hendak memeriksa mata kanan maka mata kiri pasien harus ditutup,
misalnya dengan tangannya pemeriksa harus menutup mata kanannya. Kemudian pasien disuruh
melihat terus pada mata kiri pemeriksa dan pemeriksa harus selalu melihat ke mata kanan pasien.
Setelah pemeriksa menggerakkan jari tangannya dibidang pertengahan antara pemeriksa dan
pasien dan gerakan dilakukan dari arah luar ke dalam. Jika pasien mulai melihat gerakan jari
jari pemeriksa, ia harus memberitahu, dan hal ini dibandingkan dengan pemeriksa, apakah iapun
telah melihatnya. Bila sekiranya ada gangguan kampus penglihatan (visual field) maka
pemeriksa akan lebih dahulu melihat gerakan tersebut. Gerakan jari tangan ini dilakukan dari
semua jurusan dan masing masing mata harus diperiksa.
- Melihat warna
- Refleks ancaman
- Refleks pupil
3. Nervus III (okulomotorius)- Pergerakan bola mata ke arah : atas, atas dalam, atas luar, medial, bawah, bawah luar.
- Diplopia (melihat kembar)
- Strabismus (juling)
- Nistagmus (gerakan bola mata diluar kemauan pasien)
- Eksoftalmus (mata menonjol keluar)
- Pupil : lihat ukuran, bentuk dan kesamaan antara kiri dan kanan
- Refleks pupil (refleks cahaya)
Direk/langsung : cahaya ditujukan seluruhnya kearah pupil. Normal, akibat adanya cahaya maka
pupil akan mengecil (miosis). Perhatikan juga apakah pupil segera miosis, dan apakah ada
pelebaran kembali yang tidak terjadi dengan segera.
Indirek/tidak langsung: refleks cahaya konsensuil. Cahaya ditujukan pada satu pupil, dan
perhatikan pupil sisi yang lain.
- Rima palpebra
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
7/28
- Deviasi konjugae
4. Nervus IV (trochlearis)- Pergerakan bola mata ke bawah dalam
5. Nervus V (trigeminus)- Pemeriksaan motorik : membuka dan menutup mulut; palpasi otot maseter dan temporalis;
kekuatan gigitan.
- Cara :
1. pasien diminta merapatkan gigi sekuatnya, kemudian meraba M.masseter dan M. temporalis. Normalnya kiri dan kanan kekuatan,
besar dan tonus nya sama.
2. Pasien diminta membuka mulut dan memperhatikan apakah adadeviasi rahang bawah, jika ada kelumpuhan maka dagu akan
terdorong kesisi lesi. Sebagai pegangan diambil gigi seri atas dan
bawah yang harus simetris.Bila terdapat parese disebelah kanan,
rahang bawah tidak dapat digerakkan kesamping kiri. Cara lain
pasien diminta mempertahankan rahang bawahnya kesamping dan
kita beri tekanan untuk mengembalikan rahang bawah keposisi
tengah.
- Pemeriksaan sensorik : dengan kapas dan jarum dapat diperiksa rasa nyeri dan suhu,
kemudian lakukan pemeriksaan pada dahi, pipi dan rahang bawah.
- Refleks kornea : Kornea disentuh dengan kapas, bila normal pasien akan menutup
matanya atau menanyakan apakah pasien dapat merasakan.
- Refleks masseter : Dengan menempatkan satu jari pemeriksa melintang pada bagiantengah dagu, lalu pasien dalam keadaan mulut setengah membuka dipukul dengan hammer
reflex normalnya didapatkan sedikit saja gerakan, malah kadang kadang tidak ada. Bila ada
gerakan hebat yaitu kontraksi M. masseter, M. temporalis, M. pterygoideus medialis yang
menyebabkan mulut menutup ini disebut refleks meninggi.
- Refleks bersin : menggunakan kapas.
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
8/28
6. Nervus VI (abdusens)- Pergerakan bola mata ke lateral
7.
Nervus VII (fasialis)
- Pemeriksaan fungsi motorik : mengerutkan dahi (dibagian yang lumpuh lipatannya tidak
dalam), mimik, mengangkat alis, menutup mata (menutup mata dengan rapat dan coba buka
dengan tangan pemeriksa), moncongkan bibir atau menyengir, memperlihatkan gigi, bersiul
(suruh pasien bersiul, dalam keadaan pipi mengembung tekan kiri dan kanan apakah sama kuat.
Bila ada kelumpuhan maka angin akan keluar kebagian sisi yang lumpuh)
- Pemeriksaan fungsi sensorik :
2/3 bagian depan lidah : Pasien disuruh untuk menjulurkan lidah,kemudian pada sisi kanan dan kiri diletakkan gula, asam,garam
atau sesuatu yang pahit. Pasien cukup menuliskan apa yang terasa
diatas secarik kertas. Bahannya adalah: glukosa 5 %, NaCl 2,5 %,
asam sitrat 1 %, kinine 0,075 %.
Sekresi air mata : Dengan menggunakan Schirmer test (lakmusmerah). Ukuran : 0,5 cm x 1,5 cm. Warna berubah jadi biru;
normal: 1015 mm (lama 5 menit).
8. Nervus VIII (vestibulo-koklearis)- Pemeriksaan fungsi n. koklearis untuk pendengaran
Pemeriksaan Weber : Maksudnya membandingkan transportasimelalui tulang ditelinga kanan dan kiri pasien. Garputala
ditempatkan didahi pasien, pada keadaan normal kiri dan kanan
sama keras (pasien tidak dapat menentukan dimana yang lebih
keras). Pendengaran tulang mengeras bila pendengaran udara
terganggu, misal: otitis media kiri, pada test Weber terdengar kiri
lebih keras. Bila terdapat nerve deafness disebelah kiri, pada test
Weber dikanan terdengar lebih keras.
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
9/28
Pemeriksaan Rinne : Maksudnya membandingkan pendengaranmelalui tulang dan udara dari pasien. Pada telinga yang sehat,
pendengaran melalui udara didengar lebih lama daripada melalui
tulang. Garputala ditempatkan pada planum mastoid sampai pasien
tidak dapat mendengarnya lagi. Kemudian garpu tala dipindahkan
kedepan meatus eksternus. Jika pada posisi yang kedua ini masih
terdengar dikatakan test positip. Pada orang normal test Rinne ini
positif. Pada conduction deafness test Rinne negatif.
Pemeriksaan Schwabah : Pada test ini pendengaran pasiendibandingkan dengan pendengaran pemeriksa yang dianggap
normal. Garpu tala dibunyikan dan kemudian ditempatkan didekat
telinga pasien. Setelah pasien tidak mendengarkan bunyi lagi,garpu tala ditempatkan didekat telinga pemeriksa. Bila masih
terdengar bunyi oleh pemeriksa, maka dikatakan bahwa
Schwabach lebih pendek (untuk konduksi udara). Kemudian garpu
tala dibunyikan lagi dan pangkalnya ditekankan pada tulang
mastoid pasien. Dirusuh ia mendengarkan bunyinya. Bila sudah
tidak mendengar lagi maka garpu tala diletakkan di tulang mastoid
pemeriksa. Bila pemeriksa masih mendengar bunyinya maka
dikatakan Schwabach (untuk konduksi tulang) lebih pendek.
- Pemeriksaan fungsi n. vestibularis untuk keseimbangan
Pemeriksaan dengan tes kaloriBila telinga kiri didinginkan (diberi air dingin) timbul nystagmus kekanan. Bila telinga kiri
dipanaskan (diberi air panas) timbul nistagmus kekiri. Nystagmus ini disebut sesuai dengan
fasenya yaitu : fase cepat dan fase pelan, misalnya nystagmus kekiri berarti fase cepat kekiri.
Bila ada gangguan keseimbangan maka perubahan temperatur dingin dan panas memberikan
reaksi.
o Pemeriksaan past pointing test
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
10/28
Pasien diminta menyentuh ujung jari pemeriksa dengan jari telunjuknya, kemudian dengan mata
tertutup pasien diminta untuk mengulangi. Normalnya pasien harus dapat melakukannya.
Tes RombergPada pemeriksaan ini pasien berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang lainnya. Tumit
kaki yang satu berada didepan jari kaki yang lainnya, lengan dilipat pada dada dan mata
kemudian ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dalam sikap Romberg yang dipertajam
selama 30 detik atau lebih.
Stepping testPasien disuruh berjalan ditempat, dengan mata tertutup, sebanyak 50 langkah dengan kecepatan
seperti jalan biasa. Selama test ini pasien diminta untuk berusaha agar tetap ditempat dan tidak
beranjak dari tempatnya selama test berlangsung. Dikatakan abnormal bila kedudukan akhirpasien beranjak lebih dari 1 meter dari tempatnya semula, atau badan terputar lebih dari 30
derajat.
9. Nervus IX- Pemeriksaan motorik : disfagia, palatum molle, uvula, disfonia, refleks muntah.
Cara 1 : Pasien diminta untuk membuka mulut dan mengatakan huruf a. Jika ada gangguan
maka otot stylopharyngeus tak dapat terangkat dan menyempit dan akibatnya rongga hidung dan
rongga mulut masih berhubungan sehingga bocor. Jadi pada saat mengucapkan huruf a dindingpharynx terangkat sedang yang lumpuh tertinggal, dan tampak uvula tidak simetris tetapi tampak
miring tertarik kesisi yang sehat
Cara 2 : Pemeriksa menggoreskan atau meraba pada dinding pharynx kanan dan kiri dan bila ada
gangguan sensibilitas maka tidak terjadi refleks muntah.
- Pemeriksaan sensorik : pengecapan 1/3 belakang lidah
10.Nervus XPemeriksaan bersamaan dengan nervus IX.
11.Nervus XI- Memeriksa tonus m. sternocleidomastoideus : Dengan menekan pundak pasien dan pasien
diminta untuk mengangkat pundaknya.
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
11/28
- Memeriksa tonus m. trapezius : Pasien diminta untuk menoleh kekanan dan kekiri dan
ditahan oleh pemeriksa , kemudian dilihat dan diraba tonus dari m. sternocleidomastoideus.
12.Nervus XIIDengan adanya gangguan pergerakan lidah, maka perkataan-perkataan tidak dapat diucapkan
dengan baik, hal demikian disebut: dysarthria. Dalam keadaan diam lidah tidak simetris,
biasanya tergeser kedaerah lumpuh karena tonus disini menurun. Bila lidah dijulurkan maka
lidah akan membelok kesisi yang sakit. Melihat apakah ada atrofi atau fasikulasi pada otot lidah.
Kekuatan otot lidah dapat diperiksa dengan menekan lidah kesamping pada pipi dan
dibandingkan kekuatannya pada kedua sisi pipi.
b. Bagaimana patofisiologi 1.paralisis otot 2.tonus otot meninggi 3.refleks bisep dan
patella,4. hipestesia ?
Refleks Bisep
a. Pasien duduk di lantai
b. Lengan rileks, posisi antara fleksi dan ekstensi dan sedikit pronasi, lengan diletakkan
di atas lengan pemeriksa
Stimulus : ketokan pada jari pemeriksa pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan setengahditekuk pada sendi siku. Respon : fleksi lengan pada sendi siku
Afferent : n.musculucutaneus (C 5-6); Efferent : idem
Refleks Patela
a. Pasien duduk santai dengan tungkai menjuntai
b. Raba daerah kanan-kiri tendo untuk menentukan daerah yang tepat
c. Tangan pemeriksa memegang paha pasien
d. Ketuk tendo patela dengan palu refleks menggunakan tangan yang lain
e. Respon: pemeriksa akan merasakan kontraksi otot kuadrisep, ekstensi tungkai bawah
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
12/28
Stimulus : ketukan pada tendon patella
Respon : ekstensi tungkai bawah karena kontraksi m.quadriceps femoris
Afferent : n.femoralis (L 2-3-4)
Efferent :idem
c. Bagaimana cara pemeriksaan babinsky test
5. a. Apa saja macam-macam stroke?
b. Apa saja tanda-tanda stroke iskemik?
c. Informasi apa saja yang didapat dari CT scan serta kegunaannya?
d. Bagaimana patofisiologi stroke?
Patofisiologi Stroke Iskemik
Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap
(Sjahrir,2003)
Tahap 1 :
a. Penurunan aliran darah
b. Pengurangan O2
c. Kegagalan energi
d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion
Tahap 2 :
a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion
b. Spreading depression
Tahap 3 : Inflamasi
Tahap 4 : Apoptosis
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
13/28
Proses patofisiologi pada cedera SSP akut sangat kompleks dan melibatkan
permeabilitas patologis dari sawar darah otak, kegagalan energi, hilangnya
homeostasis ion sel, asidosis, peningkatan kalsium ekstraseluler, eksitotoksisitas dan
toksisitas yang diperantarai oleh radikal bebas. (Sherki dkk,2002)
6. a. Informasi apa saja yang didapat dari EKG serta kegunaannya?
EKG (elektrokardiogram) adalah rekaman penyebaran keseluruhan aktivitas
listrik jantung. tiga hal penting dalam mempertimbangkan apa yang dipresentasikan oleh
EKG, yaitu :
1. EKG adalah rekaman dari sebagian aktvitas listrik yang diinduksi di cairan tubuh oleh
impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman langsung aktivitas
listrik jantung yang sebenarnya.
2. EKG adalah rekaman kompleks yang mencermikan penyebaran keseluruhan aktivitas
di seluruh jantung sewaktu depolarisasi dan repolarisasi. EKG bukan rekaman satu
potensial aksi di sebuah sel pada suatu saat. Rekaman di setiap saat mencerminkan
jumlah aktivitas listrik di semua sel otot jantung, yang sebagian mungkin mengalami
potensial aksi sementara yang lain mungkin belum diaktifkan.
3. Rekaman mencerminkan perbandingan dalam voltase yang terdeteksi oleh elektroda-
elektroda di sua titik berbeda di permukaan tubuh, bukan potensial aksi sebenarnya.
Berbagai bagian dari rekaman EKG dapat dikaitkan dengan proses spesifik di jantung.
Interpretasi konfigurasi glombang yang terekam dari masing-masing sadapan bergantungpada pengetahuan tentang rangkain penyebaran eksitasi di jantung dan posisi jantung
relatif terhadap letak elektroda. EKG normah memiliki tiga bentuk gelombang yang jelas
jelas gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T.
- Gelombang P mencerminkan depolarisasi atrium
- Kompleks QRS mencerminkan depolarisasi ventrikel
- Gelombang T mencerminkan reolarisasi ventrikel
Karena gelombang pergeseran depolarisasi dan repolarisasi ini masing-masingmenyebabkan kontraksi dan relaksasi jantung maka proses siklis mekanis jantung
berlangsung sedikit lebih belakangan dari perububahan ritmis aktivitas listrik. Hal-hal
berikut tentang rekaman EKG :
1. Lepas muatan nodus SA tidak menhasilkan aktivitas lisrik yang cukup besar untuk
mencapai permukaan tubuh sehingga tida terekam adanya gelombang pada depolarisasi
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
14/28
nodus SA. Karena itu, gelombang yang pertama kali terekam, gelombang P, terjadi ketika
impuls atau gelombang depolarisasi menyebar ke seluruh atrium.
2. Pada EKG normal, tidak terlihat gelombang terpisah untuk repolarisasi atrium.
Aktvitas listrik yang berkaitan dengan repolarisasi atrium normalnya terjadi bersamaan
dengan depolarisasi ventrikel dan ditandai oleh kompleks QRS
3. Gelombang P jauh lebih kecil daripada kompleks QRS karena atrium memiliki massa
otot yang jauh lebih kecil daripada ventrikel dan karenanya menghasilkan aktivitas listrik
yang lebih kecil.
4. di tiga titik waktu berikut tidak terdapat aliran arus netto di otot jantung sehingga EKG
tetap berada di garis basal :
a. Sewaktu jeda/penundaan di nodus AV. Jeda ini tercermin oleh interval waktu antara
akhir P dan awal QRS; segmen EKG ini dikenal sebagai sehmen PR (Disebut segmen
PR dan bukan segmen PQ karena defleksi Q kecil dan kadang tidak ada, sementara
defleksi R adalah gelombang yang dominan dalam kompleks ini). Arus mengalir melalui
nodus AV, tetapi kekuatannya terlalu kecil untuk dideteksi oleh elektroda EKG.
b. Ketika ventrikel terdepolarisasi sempurna dan sel-sel kontraktil mengalami fase datar
datar potensial aksi sebelum mengalami repolarisasi, diwakili oleh segmen ST. segmen
ini bersesuaian dengan waktu saat pengaktifan ventrikel selesai an ventrikel sedang
berkontraksi dan mengosongkan isinya. Perhatikan bahwa segmen ST bukan rekaman
aktivitas kontraktil jantung. EKG dalah ukuran aktivitas listrik yang memicu aktivitas
mekanis.
c. Ketika otot jantung mengalami repolarisasi sempurna dan beristirahat dan ventrikel
sedang terisi, setelah gelombang T da sebelum gelombang P berikutnya. Periode ini
disebut interal TP.
b. Bagaimana tanda-tanda lesi fibrotik?
7. a. Apa saja jenis-jenis hemiplegia
b. Bagaimana mekanisme terjadinya sumbatan pada pembuluh darah otak oleh emboli?
c. Bagaimana sumbatan pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan hemiplegia
sinistra tipe sentral ?
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
15/28
LI
1. Anatomi dan histologi:a. Otakb. wajahc. lengan
Lengan Atas
Humerus
Humerus bersendi dengan scapula pada articultio humeri serta dengan
radius dan ulna pada articulation cubiti. Ujung atas humerus mempunyai sebuah
caput, yang membentuk sekitar sepertiga kepala sendi dan bersendi dengan
cavitas glenoidealis capulae.tepat dibawah caput humeri terdapat collumanatomicum. Dibawah collum terdapat tuberculum majus dan minus yang
dipisahkan satu sama lain oleh sulcus bicipitalis. Pda pertemuan ujung atas
humerus dan corpus humeri terdapat penyempitan disebut collum chirurgicum.
Sekitar pertengahan permukaan lateral corpus humeri terdapat peninggian kasar
yang disebut tuberositas deltoidea. Di belakang dan bawah tuberositas terdapat
sulcus spiralis yang ditempati oleh nervus radialis.
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
16/28
Ujung bawah humerus mempunyai epicondylus medialis dan epicondylus
lateralis untuk tempat lekat musculi dan ligament, capitulum humeri yang bulat
bersendi dengan caput radii, dan trochlea humeri yang berbentuk katrol untuk
bersendi denga incisura trochlearis ulnae. Di atas capitulum terdapat fossa radialis,
yang menerima caput radii pada saat siku difleksiokan. Di anterior, diatas trochlea,
terdapat fossa coronoidea, yang selama pergerakan yang sama menerima
processus coronoideus ulnae. Di posterior, di atas trochlea, terdapat fossa olecrani,
yang bertemu dengan olecranon pada watu sendi siku pada kedaan extension.
Kulit
Saraf sensoris yang mensyarafi kulit di sekitar bahu sampai pertengahan
musculus deltoideus berasal dari nervi supraclaviculares. Kulit di pertengahan
bawah musculus deltoideus depersarafi oleh nervus cutaneus brachii laterals
superior, cabang nervus axillaris (C5 dan C6). Kulit disekitar permukan lateral
lengan atas, distal dari musculus deltoideus, dipersarafi oleh nervus cutaneusbrachii lateralis inferior, cabang nervus radialis (C5 dan C6). Kulit di sekitar axilla
dan sisi medial lengan atas dpersarafi oleh nervus cutaneus brachii medialis (T1)
dan nervus intercostobrachialis (T2). Kulit di bagian posterior lenga atas
dpersarafi oleh nervus cutaneus brachii posterior, cabang nervus radalis (C8).
Venae superficiales lengan atas terketak di dalam fascia superficialis.
Vena cephalica berjalan ke atas di dalam fascia superficialis pada sisi lateral
musculus biceps dan setalah mencapai fossa infraclavicularis bermuara ke vena
axillaris.
Vena basilica berjalan ke atas di dalam fascia superficialis pada sisi
medial musculus biceps. Pada pertengan lengan atas pembuluh menembus fasciaprofunda. Setinggi pinggir bawah musculus teres major, kedua venae comitantes
arteriae brachialis membentuk vena axillaris.
Otot Ruang Fascial Anterior
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
17/28
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
18/28
Musculus Biceps Brachii
Origo : Caput longum dari tuberculum supraglenoidale scapulae; caputbrevis dari ujung processus coracoideus scapulae.Tendo caput longum berjalan melalui caput humeri di dalam rongga sendi
dan keluar dari sendi dengan terbungkus oleh sebuah sarung synovial pada
sulcus bicipitalis humeri. Pada pertengahan lengan atas, caput longum
bergabung dengan caput brevis.
Insertion : pada bagian posterior tuberositas radiimelalui pita aponeurosisdisebut aponeurosis bicipitalis dan pada fascia profunda di sisi medial
lengan bawah. Aponeurosis melindungi struktur di dalam fossa cubiti yang
terletak d bawahnnya.
Persarafan : nervus musculocutaneus. Fungsi : musculus biceps adalah sebuah supinator kuat lngan bawah. Kerja
supinator dapat digambarkan sebagi kerja membuka tutup botol dengan
alat pembukanya atau memutar sekrup pada kayu dengan obeng. Musculus
biceps merupakan fleksor kuat sendi siku dan fleksor lemah articulation
humeri.
Musculus Coracobrachialis
Origo : ujung processus coracoideus Insertio : pada pertengahan sisi medial corpus humeri Persarafan : nervus musculocutaneus Fungsi : flexio dan aduktor lemah lengan atas.
Musculus Brachialis
Origo : pertengahan bawah sisi depan humerus.
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
19/28
Insertio : permukaan anterior processus coronoideus ulnae. Persarafan : nervus musculoctaneus. Sebagian kecil otot berasal dari sisi
dorsal tuberositas deltoidea, sehingga terletak di ruang posterior dan
dipersarafi oleh nervus radialis.
Fungsi : fleksor kuat sendi sikuLengan Bawah
Lengan bawah terdiri atas dua tulang : radius dan ulna.
Radius
Radius adalah tulang lateral lengan bawah. Ujung atasnya bersendi dengan
humerus pada articulation cubiti dan dengan ulna pada articulatio radioulnaris proximal. Ujung
distalnya bersendi dengan os scaphoideum dan lunatum pada articulation radiocarpalis da dengan
ulna pada articulation radioulnaris. Pada ujung atas radius terdapat caut yang berbentuk bulat
kecil. Permukaan atas caput cekung dan bersendi dengan capitulum humeri yang cembung.
Circumferential articulare radii bersendi dengan incisura radialis ulnae. Di bawah caput tulang
menyempit memebentuk collum. Di bawah collum terdapat tuberositas bicipitalis/tuberositas
radii yang merupakan tempat insertio musculus biceps.
Corpus radii berlainan dengan ulna, yaitu lebih lebar di bawah dibandingkan dengan
bagian atas. Corpus radii di sebelah medial mempunyai margo interossea yang tajam untuk
tempat melekatnya membrane interossea yang menghubungkan radius ulna. Tuberculum
pronator, untuk tempat insertio musculus pronator teres, terletak di pertengahan pinggir
lateralnya.
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
20/28
Pada ujung bawah radius terdapat processus styloideus; yang menonjol kebawah dari
pinggr lateralnya. Pada permukaan medial terdapat incisura ulnae, yang berseddi dengan caput
ulnae yang bulat. Permukaan bawah ujung radius bersedi dengan os scaphoideum dan os lunatum.
Pada permukaan posterior permukaan ujung distal radius terdapat tuberculum kecil, tuberculum
dorsalis, yang pada pinggir medialnya terdapat sulcus untuk tendo musculi flexor pollicis longus.
Otot Ruang Fascial Posterior
Musculus Triceps Brachii.
Musculus triceps brachii adalah sebuah otot besar yang memebentuk
sebagian besar isi bagian belakang lengan atas.
Origo : caput longum berasal dari tuberositas infraglenoidale scapulae;caput lateral berasal dari setengah bagian atas facies dorsalis corpus
humeri, cranial dari sulcus spiralis; caput medial berasal setengah bagian
bawah facies dorsalis corpus humeri, caudal dari sulcus spiralis.
Insertio : melalui tendo bersama yang melekat pada permukaan atasolecranon.
Persarafan : nervus radialis. Fungsi : ekstensor kuat dari sendi siku.
Fossa Cubiti
Fossa cubiti adalah sebuah lekukan yang teretak di depan siku dan berbentuk
segitiga.
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
21/28
Batas-batas
Lateral : musculus brachiordialis Medial : musculus pronator teres
Dasar segitiga dibentuk oleh garis imajiner yang ditarik antara kedua epicondylushumeri. Lantai fossa di sebelah lateral dibentuk oleh musculus supinator dan di medial oleh
musculus brachialis. Atapnya dibentuk oleh kulit dan fascia dan diperkuat oleh apneurosis
bicipitalis.
Ulna
Ulna meruakan tulang medial lengan bawah. Ujug atsnya bersendi dengan humerus pada
articulation cubiti dan dengan caput radii pada articulatio radiolnaris proximal. Ujung distalnya
bersendi dengan radius pada articulation radioulnaris distalis, tetapi dipisahkan dari articulation
radiocarpalis dengan adanya facies articularis.
Ujung atas ulna besar, dikenal sebagai processus olecranii bagian ini membentuk tonjolan
pada siku. Processus ini mempuya incisura di permukaan anteriornya, incisura trchlearis, yang
bersendi dengan trochlea humeri. D bawah trochlea humeri terdapat incisura radialis untuk
bersendi dengan caput radii. Corpus ulnae mengecil dari atas ke bawah. Di lateral mempunyai
margo interosseus yang tajam unuk tempat melekatnya membrane interossea. Pinggir posterior
membulat, terletak subcutan, dan mudah diraba seluruh panjangnya. Di bawah incisura radialis
terdapat lekukan, fossa supnator, yang mempermudah gerakan tuberositas bcipitalis radii.
Pinggir posterior fossa ini tajam dan di kenal sebagai crista supinator, yang menjadi tempat origo
musculus supinator. Pada ujung distal ilna terdapat caput yang bulat, yang mempunyai tonjolan
pada permukaan medialnya, disebut processus styloideus.
Tulang Tangan
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
22/28
Terdapat delapan buah ossa carpi yang tersusun atas dua baris, masing-masing terdiri dari
empat tulang. Baris proximal terdiri atas (dar lateral ke medial) scaphoiedum, lunatum,
triquetrum, dan pisiforme. Baris distal terdiri atas (dari lateral ke medial) trapezium,
trapezoideum, capitatum, dan hamatum. Secara bersama-sama ossa carpi pada permukaan
anteriornya membentuk cekungan, yang pada ujung lateral dan medialnya melekat sebuah pita
membranosa yang kuat, disebut flexor retinaculum. Dengan cara ini terbentu saluran osteo-
fascial, canalis carpi, untuk lewatnya nervus medianus dan tendo-tendo flexor jari.
Ossa Metacarpi dan Phalanges
Ada lima buah ossa metacarpi, masing-masing tulang mempunyai basis, corpus, dan
caput. Os metacarpi I pollex adalah yang terpendek dan sangat mudah bergerak. Tulang tersebut
tidak terletak pada bidang yang sama dengan tulang-tulang metacarpi lainnya, tetapi terletak
lebih anterior. Tulang ini juga berotasi ke medial Sembilan puluh derajat, sehingga permukaan
ekstensor menghadap kelateral bukan ke dorsal.
Bassis ossa metacarpi bersendi dengan barisan distal ossis carpi; caputnya yang
membentuk buku tangan bersendi dengan phalanges proximal. Corus dari masing-masing ossa
metacarpal sedkit cekung ke depan dan mempunyai penampang berbetuk segitiga. Corus
mempunyai permukaan posterior, lateral dan medial. Terdapat tiga buah phalanges untuk setian
jari, tetapi dua phalanges untuk pollex.
Kulit
Saraf sensorik yang mengurus kulit lengan bawah berasal dari cabang anterior dan
posterior nervi cutanei antebrachii lateralis yang meruakan lanjutan dari nervus musculocutaneus,
dan dar cabang anterior dan posterior ervu cutanei antebrachii medialis. Sebagian kecil kulit di
pertengahan bagian bawah permukaan posterior lengan bawah dipersarafi oleh nervi cutanei
antebrachi posterior.
Vena-vena superficial lengan bawah tereletak di dalam fascia suerficialis. Vena cephalica
berasal dar pinggir lateral arcus venosus dorsal manus dan membelok disekitar pinggir lateral
lengan bawah; kemudian vena ini naik menuju fosa cubiti berjlan di depan lengan atas pada sisi
lateral musculus biceps brachii. Vena cephalica bermuara kedalam vena axillaris di trigonum
deltoideopectoralis seperti penjelasan pada halaman sebelumnya.
Otot ruang fascial lengan bawah : kelompok superficial.
Otot-otot superficial mempunyai tendo bersama sebagai origo yang melekat pada
epicondylus medialis humeri.
Musculus Pronator Teres
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
23/28
Origo : caput humerale yang berasal dari tendo bersama melekat padaepicondylus medialis humeri, dan caput ulnare yang bersal dari margo
medialis processus coronoideus ulnae.
Insetio : kedua caput bersatu untuk berinsertio pada tuberositas pronaoriapada permukaan lateral corpus radii.
Persarafan : nervus medianus. Fungsi : pronatio dan flexio lengan bawah.
Musculus Flexor Carpi Radialis
Origo : dari tendo bersama melekat pada epocondylus medialis humeri. Insertio : tendo berjalan malalui saluran sinvial pada bagian lateral
retinaculum musculorum flexorumdi dalam alur pada os pada os
trapezium dan berinsertio pada basis os metacarpal II dan III.
Persarafan : nervus medianus. Fungsi : flexio dan abduction tangan pada articulation radiocarpalis.
Musculus Palmaris Longus
Origo : dari tendo bersama melekat pada epicondylus medialis humeri. Insertio : retinaculum flexorum dan apo neurosis Palmaris. Persarafan : nervus medinus. Fungsi : flexio tangan paa articulation radiocarpalis.
Musculus Flexor Carpi Ulnaris.
Origo : caput humerale yang berasal dari tendo bersama melekat padaepicondylus medialis humeri, dan caput ulnare yang berasal dari
permukaan medial proessus olecranii ulnae dan pinggir posterior ulnae.
Insertio : kedua caput bersatu untuk membentuk tendo panjang yangberinsertio pasa os pisiforme, hamulus ossis hamati, dan basis os
metacarpal V.
persarafan : nervus ulnaris fungsi : flexio dan adduction tangan pada articulation radiocalparis.
Otot ruang fascial lengan bawah : kelompok intermedia
Musculus Flexor Digitorum
Origo : caput humeroulnare berasal dari tendo bersama yang melekat padaepicondylus medialis humeri dan pinggir medial processus coronoideus
ulnae, caput radiale yang berasl dari garis oblik pada facies anterior corpus
radii.
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
24/28
Insertio : kedua caput bersatu membentuk venter otot, dan pada bagiandistal lengan bawah otot ini membentuk empat tendo yang sampai ke
tangan dengan berjalan di bawa retinaculum musculorm flexorum. Di sini,
tendo untuk jar tengah dan manis terletak anterior terhadap tendo untuk
index dan digitus minimus.
Persarafan : nervus medianus. Fungsi : flexio phalanges media jari-jari dan juga membentuk flexio
phalanges proximal dan tangan.
Otot ruang fascial lengan bawah : kelompok profunda
Musculus Flexor Pollicis Longus
Origo : pertengahn facies anterior corpus radii dan membrane interosseayang berdekatan.
Insertio : tendo berjalan di belakang retinaculum musculorum fexorumdan berinsertio pada basis phalanges ditalis pollex.
Persarafan : ramus interosseus anterior nervi medianus. Fungsi : flexio phalanges distalis pollex.
Musculus Flexor Digitorum Profundus
Origo : tiga perempat bagian atas facies anterior da medial corpus ulnaedan bagian membrane interossea yang berdekatan.
Insertio : Di proximal region carpalis, otot terbagi menjadi empat tendoyang berjalan ke distal di belakang musculus flexorum digitorumsuperficialis dan retinaculum musculorum flexorum. Masing-masing tendo
berjalan melalui belhan tendon yang sesuai dari musculus flexorum
dgitorum superficialis dan berinsertio pada basis phalanges distalis.
Persarafan : nervus ulnaris mensyarafi setengah bagian medial otot (yangmenuju ke digitus anularis dan digitus minimus); ramus inrterosseus
anterior nervi medianus mensyarafi setengh bagian laterl (yang menuju ke
index dan jari tengah).
Fungsi : flexio phalanges distali jari- jari dan membantu flexio phalangesmedia dan proximal. Juga membantu flexio region carpalis.
Musculus Flexor Digitorum
Origo : seperempat bagian bawah facies anterior corpus ulnae. Insertio : seperempat bagian bawah facies anterior corpus radii Persarafan : ramus interosseus anterior nervi maedianus.
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
25/28
Fungsi : pronatio lengan bawah pada articulation radiolnarisproximalis dan distalis.
Telapak Tangan
Kulit
Kulit telapak tangan tebal dan tidak berambut. Kulit diletakkan pada fascia profunda oleh
beberapa pita fibrosa. Kulit memperlihatkan banyakgaris flexio pada tempat kulit bergerak, yang
tidakk harus terletak di tempat terdapat perendian. Pada kulit dapat ditemukan banyak kelenjar
keringat.
Musculus Palmaris Brevis adalah sebuah otot kecil yang berorigo pada retinaculum
musculorum flexorum dan aponeurosis Palmaris serta berinsertio pada kulit telapak tangan. Otot
ini dopersarafi oleh ramus superficialis nervi ulnaris. Fungsinya adalah mengerutkan kulit pada
dasar eminentia hypothenar dengan demikian memeperkuat genggaman tangan sewaktu
memegang benda yang bulat.
Saraf sensorik yang mengurus kulit telapak tangan berasal dari ramus cutaneus Palmaris
nervi medianus yang menyilng di depan retinaculum musculorum flexorum dan mensyarafi kulit
bagian lateral telapak tangan, dan ramus cutaneus Palmaris nervi uknaris yang juga menyilang di
depan retinaculum musculorum flexorum dan mensyarafi kulit bagian medial telapak tangan.
Kulit di atas basis eminentia hypotenar dipersyarafi oleh ramus cutaneus lateralis lengan
antebrachii atau ramus superficialis nervi radialis.
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
26/28
d. tungkaie. jantung
2. Inervasi tubuh (motorik)3. Kelumpuhan
Defenisi
Kelumpuhan adalah hilangnya kekuatan yang dalam hal ini mempengaruhi anggota
tubuh yaitu kaki dan lengan ataupun kelompok otot.(http://.www.healtoz.com/healthhatoz/Atoz/ency/paralysis.jsp.diambil pada tgl
13/2/2006).
Fisiologi dan patofisiologi
Setiap serabut otot yang mengatur gerakan disadari melalui dua kombinasi sel
saraf , salah satunya terdapat pada korteks motorik, serabut serabutnya berada tepat
pada traktus piramida yaitu penyilangan traktus piramida, dan serat lainnya berada
pada ujung anterior medula spinalis, serat seratnya berjalan menuju otot. Yang
pertama disebut sebagai neuron motorik atas ( upper motor neuron ) dan yang terakhir
disebut neuron motorik batah ( lower motor neuron ). Setiap saraf motorik yang
menggerakkan setiap otot merupakan komposisi gabungan ribuan saraf-saraf motorik
bawah.
Jaras motorik dari otot ke medula spinalis dan juga dari serebrum ke batang otak
dibentuk oleh UMN. UMN mulai di dalam korteks pada sisi yang berlawanan di otak,
menurun melalui kapsul internal, menyilang ke sisi berlawanan di dalam batang otak,
menurun melalui traktus kortikospinal dan ujungnya berakhir pada sinaps LMN.
LMN menerima impuls di bagian ujung saraf posterior dan berjalan menuju
sambungan mioneural. Berbeda dengan UMN, LMN berakhir di dalam otot.
Ciriciri klinik pada lesi di UMN dan LMN adalah :
- UMN : kehilangan kontrol volunter, peningkatan tonus otot, spastisitas otot, tidakada atropi otot, reflek hiperaktif dan abnormal
- LMN : kehilangan kontrol volunter, penurunan tonus otot, paralysis flaksid otot,
atropi otot, tidak ada atau penurunan reflek.
Rangkaian sel saraf berjalan dari otak melalui batang otak keluar menuju otot
yang disebut motor pathway. Fungsi otot yang normal membutuhkan hubungan yang
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
27/28
lengkap disepanjang semua motor pathway. Adanya kerusakan pada ujungnya
menurunkan kemampuan otak untuk mengontrol pergerakanpergerakan otot.
Hal ini menurunkan efesiensi disebabkan kelemahan, juga disebut paresis.
Kehilangan hubungan yang komplit menghalangi adanya keinginan untuk bergerak
lebih banyak. Ketiadaan kontrol ini disebut paralisis. Batas antara kelemahan dan
paralisis tidak absolut. Keadaan yang menyebabkan kelemahan mungkin berkembang
menjadi kelumpuhan. Pada tangan yang lain, kekuatan mungkin memperbaiki
lumpuhnya anggota badan. Regenerasi saraf untuk tumbuh kembali melalui satu jalan
yang mana kekuatan dapat kembali untuk otot yang lumpuh. Paralisis lebih banyak
disebabkan perubahan sifat otot.
Lumpuh otot mungkin mebuat ototo lemah, lembek dan tanpa kesehatan yang
cukup, atau mungkin kejang, mengetat, dan tanpa sifat yang normal ketika otot
digerakkan.
Tipe paralisis :
- monoplegia yaitu hanya mengenai satu anggota badan
- diplegia yaitu mengenai bagian badan yang sama pada kedua sisi badan
contohnya : kedua lengan atau kedua sisi wajah
- hemiplegia yaitu mengenai satu sisi badan atau separuh badan
- quadriplegia yaitu mengenai semua keempat anggota badan dan batang tubuh
Penyebab kelumpuhan
Kerusakan saraf yang dapat menyebabkan paralisis mungkin di dalam otak
atau batang otak (pusat sistem saraf) atau mungkin di luar batang otak (sistem saraf
perifer). Lebih sering penyebab kerusakan pada otak adalah : stroke, tumor, truma
(disebabkan jatuh atau pukulan), multiple sclerosis (penyakit yang merusak bungkus
pelindung yang menutupi sel saraf), serebral palsy (keadaan yang disebabkan injuri
pada otak yang terjadi sesaat setelah lahir), gangguan metabolik (gangguan dalam
penghambatan kemampuan tubuh untuk mempertahankannya).
Kerusakan pada batang otak lebih sering disebabkan trauma, seperti jatuh atau
kecelakaan mobil. Kondisi lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan saraf dalamatau dengan segera berdekatan pada tulang belakang termasuk : tumor, herniasi sendi
(juga disebut ruptur sendi), spondilosis, rematoid artrirtis pada tulang belakang atau
multiple sklerosis.
Kerusakan pada saraf tepi mungkin disebabkan trauma, carpal tunel sindrom,
Gullain Barre Syndrom, radiasi, toksin atau racun, CIDP, penyakit dimielinisasi.
-
7/31/2019 Skenario E Blok 6 SUCI
28/28
Tanda dan gejala :
Distribusi paralisis memberikan syarat yang penting untuk bagian saraf yang
rusak. Hemiplegia disebabkan kerusakan otak pada sisi berlawanan dengan paralysis,biasanya dari stroke. Paraplegia terjadi setelah injuri pada bagian bawahbatang otak , dan
quadriplegia terjadi setelah kerusakan bagian atas batang otak pada tingkat bahu atau
lebih tinggi (saraf yang mengontrol lengan sejajar tulang belakang). Diplegia biasanya
mengindikasikan kerusakan otak, lebih sering karena serebral palsy. Monoplegia
mungkin disebabkan pemisahan kerusakandiantara system saraf pusat atau saraf perifer.
Kelemahan atau paralysis hanya dapat terjadi pada lengan dan kaki dapat
mengindikasikan penyakit diemelinisasi.Gejala berfluktuasi dalam membedakan bagian
tubuh mungkin disebabkanmultiple sclerosis.Kejadian paralysis lebih sering disebabkan
injuri atau stroke. Penjalaran paralysis mengindikasikan penyakit degeneratif, penyakit
infeski seperti : GBSatau CIDP, gangguan metabolism.
Gejala lain yang sering menyertai paralisis termasuk mati rasa dan perasaan
kesemutan, nyeri, perubahan penglihatan , kesulitan berbicara,atau masalah dengan
keseimbangan. Cedera pada batang otak sering menyebabkan menurunnya fungsi
kandung kemih, BAB dan organ sex. Injuri diatas batang otak dapat menyebabkan
kesulitan dalam bernafas.
http://nardinurses.files.wordpress.com/2008/02/paralysis-therapy.pdf
4. Stroke5. Fisiologi:
a. Kardiovaskularb. CNS
6. Pembekuan darah (emboli)
http://nardinurses.files.wordpress.com/2008/02/paralysis-therapy.pdfhttp://nardinurses.files.wordpress.com/2008/02/paralysis-therapy.pdfhttp://nardinurses.files.wordpress.com/2008/02/paralysis-therapy.pdf