skenario d blok 25 l6
TRANSCRIPT
7/21/2019 Skenario D Blok 25 L6
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-d-blok-25-l6 1/7
I. Skenario D blok 25 Tahun 2014 085664671770 pacong
Di puskesmas Maju dengan penduduk 30.000 jiwa, dr. Bagus bersama timnya tidak
melakukan surveilans epidemiologi secara rutin, sehingga mereka tidak memahami
riwayat alamiah penyakit dan tahap perjalanan penyakit yang berpotensi KLB. Pada
bulan Januari s/d Maret tahun 2013, terjadi peningkatan kasus DBD yang baru disadari
setelah terjadi peningkatan jumlah pasien yang dikirim ke RSU Daerah, karena perawatan
darurat yang disiapkan di puskesmas tidak bisa lagi menampung pasien yang indikasi
dirawat. Puskesmas Maju sebenarnya belum memiliki fasilitas untuk pasien rawat inap.
Setelah mengalami peristiwa tersebut dr. Bagus melakukan evaluasi dan menyadari
bahwa stafnya belum memiliki pemahaman dan keterampilan mengenai surveilans. Dr.
Bagus mulai menyusun perencanaan supaya kegiatan surveilans bisa dilakukan secara
rutin, dan melatih tenaga perawat dan bidannya memahami keterampila penyelidikan
wabah, studi epidemiologi, dan kegiatan statistika yang terkait dengan surveilans dan
penyelidikan wabah.
II. Klarifikasi Istilah
1. Surveilans epidemiologi : Kegiatan pengamatan secara teratur dan terus menerus
terhadap semua aspek kejadian penyakit dan kematian
akibat penyakit tertentu, baik keadaan maupun
penyebarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk
kepentingan pencegahan dan penanggulangan.
2. KLB : Timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang
bermakna secara epidemiologi pada suatu kelompok
penduduk dalam kurun waktu tertentu.
3. Wabah : Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka.
4. DBD : Penyakit virus di daerah tropis dengan infeksi, erupsi,
demam, disebabkan oleh nyamuk aedes, dan ditandai
7/21/2019 Skenario D Blok 25 L6
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-d-blok-25-l6 2/7
dengan nyeri hebat pada kepala, mata, otot dan sendi,
sakit tenggorok, beringus serta kadang-kadang disertai
erupsi kulit dan bengkak, nyeri pada bagian yang
terkena.
5. RSU Daerah : Sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat.
6. Statistika : Ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi dan
mempresentasikan data.
7.
Staf : Kelompok orang yang bekerjasama membantu seorang
ketua dalam mengelola sesuatu.
8. Studi epidemiologi : Ilmu pengetahuan yang mempelajari faktor-faktor dan
kondisi-kondisi yang mempengaruhi kejadian-kejadian
dan distribusi kesehatan, penyakit, kecacatan,
ketidakmampuan dan kematian di dalam populasi.
9. Investigasi : Penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta,
melakukan peninjauan, percobaan, dan sebagainya
dengan tujuan memperoleh jawaban atau pertanyaan.
III. Identifikasi Masalah
1. Di puskesmas Maju dengan penduduk 30.000 jiwa, dr. Bagus bersama timnya tidak
melakukan surveilans epidemiologi secara rutin, sehingga mereka tidak memahami
riwayat alamiah penyakit dan tahap perjalanan penyakit yang berpotensi KLB.
2. Pada bulan Januar s/d Maret tahun 2013, terjadi peningkatan kasus DBD yang baru
disadari setelah terjadi peningkatan jumlah pasien yang dikirim ke RSU Daerah,
karena perawatan darurat yang disiapkan di puskesmas tidak bisa lagi menampung
pasien yang indikasi dirawat.
3. Puskesmas Maju sebenarnya belum memiliki fasilitas untuk pasien rawat inap.
7/21/2019 Skenario D Blok 25 L6
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-d-blok-25-l6 3/7
4. Setelah mengalami peristiwa tersebut dr. Bagus melakukan evaluasi dan menyadari
bahwa stafnya belum memiliki pemahaman dan keterampilan mengenai surveilans.
Dr. Bagus mulai menyusun perencanaan supaya kegiatan surveilans bisa dilakukan
secara rutin, dan melatih tenaga perawat dan bidannya memahami keterampila
penyelidikan wabah, studi epidemiologi, dan kegiatan statistika yang terkait dengan
surveilans dan penyelidikan wabah.
IV. Analisis Masalah
1. Di puskesmas Maju dengan penduduk 30.000 jiwa, dr. Bagus bersama timnya tidak
melakukan surveilans epidemiologi secara rutin, sehingga mereka tidak
memahami riwayat alamiah penyakit dan tahap perjalanan penyakit yang
berpotensi KLB.
a. Bagaimana cakupan wilayah kerja administratif puskesmas? 1
b. Bagaimana cara melakukan surveilans epidemiologi yang baik? 2
c. Bagaimana peranan (fungsi, tujuan, dan manfaat) surveilans epidemiologi
terhadap kesehatan masyarakat? 3
d. Jelaskan riwayat alamiah penyakit dan bagaimana cara menentukan riwayat
alamiah penyakit? 4
e. Bagaimana syarat suatu kasus dapat dinyatakan sebagai KLB (DBD) ? (Siapa
yang melakukan penyelidikan, berapa orang, dan siapa yang yang berhak
menentukan KLB) 5
Karakteristik Penyakit yang berpotensi KLB:
Penyakit yang terindikasi mengalami peningkatan kasus secara cepat.
Merupakan penyakit menular dan termasuk juga kejadian keracunan.
Mempunyai masa inkubasi yang cepat.
Terjadi di daerah dengan padat hunian.
Kriteria KLB (Keputusan Dirjen PPM No. 451/91) tentang pedoman penyelidikan
dan penanggulangan KLB, yaitu:
Timbulnya suatu penyakit/penyakit menular yang sebelumnya tidak
ada/tidak dikenal.
7/21/2019 Skenario D Blok 25 L6
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-d-blok-25-l6 4/7
Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun
waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, bulan,
tahun).
Peningkatan kejadian penyakit/kematian, dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (hari, minggu, bulan, tahun).
Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali
lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam
tahun sebelumnya.
Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua
kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari
tahun sebelumnya.
Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibanding dengan CFR
dari periode sebelumnya.
Propotional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang sama
dan kurun waktu atau tahun sebelumnya.
Beberapa penyakit khusus : kolera, DHF/DSS
Yang melakukan penyelidikan yaitu Tim Dinas Kesehatan Kabupaten maupun
Provinsi. Yang berwenang menetapkan kasus KLB adalah Pemerintah Daerah.
f. Jelaskan pencegahan dan penanggulangan KLB? 1
2. Pada bulan Januar s/d Maret tahun 2013, ter jadi peningkatan kasus DBD yang
baru disadari setelah ter jadi peningkatan jumlah pasien yang dik ir im ke RSU
Daerah, karena perawatan darurat yang disiapkan di puskesmas tidak bisa lagi
menampung pasien yang indikasi dirawat.
a. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan kasus DBD? 2
b. Bagaimana standar perawatan darurat di puskesmas? 3
c. Apa saran dalam menyikapi peningkatan kualitas perawatan darurat di
puskesmas? 4
7/21/2019 Skenario D Blok 25 L6
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-d-blok-25-l6 5/7
3. Puskesmas Maju sebenarnya belum memil ik i fasil itas untuk pasien rawat inap.
a. Bagaimana standar perawatan dan fasilitas rawat inap di puskesmas? 5
b. Apa saran dalam menyikapi peningkatan kualitas perawatan rawat inap di
puskesmas? 1
4. Setelah mengalami peristiwa tersebut dr. Bagus melakukan evaluasi dan
menyadari bahwa stafnya belum memili ki pemahaman dan keterampilan mengenai
surveil ans. Dr. Bagus mulai menyusun perencanaan supaya kegiatan sur veil ans
bisa dil akukan secara ru tin , dan melatih tenaga perawat dan bidannya memahami
keterampila penyeli dikan wabah, studi epidemiologi, dan kegiatan statistika yang
terkait dengan sur veil ans dan penyeli dikan wabah.
a. Apa saja pemahaman dan keterampilan mengenai surveilans yang harus dimiliki
oleh staf di puskesmas? 2
b. Jelaskan investigasi atau penyelidikan KLB/wabah? 3
c. Apa perbedaan KLB dan wabah? 4
d. Apa saja penyakit yang berpotensi KLB? 5
Penyakit karantina/penyakit wabah penting: Kholera, Pes,Yellow Fever.
Penyakit potensi wabah/KLB yang menjalar dalam waktu cepat/mempunyaimortalitas tinggi & penyakit yang masuk program eradikasi/eliminasi dan
memerlukan tindakan segera : DHF, Campak, Rabies, Tetanus neonatorum,
Diare, Pertusis, Poliomyelitis.
Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit
penting: Malaria, Frambosia, Influenza, Anthrax, Hepatitis, Typhus
abdominalis, Meningitis, Keracunan, Encephalitis, Tetanus.
Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi wabah dan atau KLB, tetapi
masuk program : Kecacingan, Kusta, Tuberkulosa, Syphilis, Gonorrhoe,
Filariasis, dll
e. Bagaimana cara menyusun perencanaan kegiatan surveilans? 1
f. Jelaskan keterampilan penyelidikan wabah bagi tenaga kesehatan? 2
7/21/2019 Skenario D Blok 25 L6
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-d-blok-25-l6 6/7
g. Jelaskan mengenai kegiatan statistika yang terkait dengan surveilans
epidemiologi? 3
h. Jelaskan mengenai kegiatan statistika yang terkait dengan penyelidikan wabah? 4
i. Bagaimana desain epidemiologi? 5
Desain studi epidemiologi dikategorikan menjadi 2, studi observasional
dan studi intervensi. Studi observasional dibagi lagi menjadi studi deskriptif, studi
analitik, cross sectional, cohort, study case, dan ekologikal. Studi itervensi dibagi
menjadi uji klinik, uji lapangan dan uji komunitas.
Dari data pada skenario, maka desain studi epidemiologi yang dapat
dipakai adalah studi deksriptif. Karena apabila memakai desain yg lain, data yang
tersedia belum memadai. Jadi desain studi epidemiologi kasus, yaitu:
a.
Masalah kesehatan : KLB DBD
b. Yang Terkena : Penduduk di sekitar Puskesmas Maju
c. Tempat Kejadian : Wilaya sekitar Puskesmas Maju
d. Waktu Kejadian : Pada bulan Januari s/d Maret tahun 2013
e. Seberapa besar masalahnya : Masalah yang terjadi cukup besar, dilihat
dari segi KLB tersebut baru pertama kali terjadi di wilayah Puskesmas
Maju, selain itu perawatan dan fasilitas rawat inap di Puskesmas Maju
belum memadai untuk menangani pasien.
V. LI
1. KLB 1
2. Wabah 2
3. Surveilans Epidemiologi 3
4. Desain Epidemiologi 4
5. Riwayat Alamiah Penyakit 5
VI. Hipotesis
Terjadi peningkatan kasus penyakit yang berpotensi KLB di puskesmas Maju karena
tidak dilakukan surveilans epidemiologi secara rutin.
7/21/2019 Skenario D Blok 25 L6
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-d-blok-25-l6 7/7
1. Rahman, Dika, Ahaw
2. Tya, Fitri Heriyati, Prass
3. Hendy, Diva, Ayu
4. Ega, Gaga, Vindy
5. Suci, Pacong, Becca
Nb. Hasil analisis + sintesis diserahkan ke PJ untuk di serahkan ke
sekmej dalam keadaan rapih. Hasil dari PJ di tunggu sampai hari
selasa 3 Juni 2014 jam 18.00
Format. FONT Times New Roman, SIZE 12, JUSTIFY diketik
rapih dan sertakan DAFTAR PUSTAKA.
Terimakasih atas kerjasamanya