skenario a blok 15 bunga

Upload: bungaananda

Post on 02-Jun-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    1/54

    Skenario A blok XV Page 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Blok Sensoris adalah blok kelima belas pada semester V dari sistem Kurikulum

    Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

    Muhammadiyah Palembang. Salah satu strategi pembelajaran sistem Kurikulum Berbasis

    Kompetensi (KBK) ini adalah Problem Based Learning (PBL). Tutorial merupakan

    pengimplementasian dari metode Problem Based Learning (PBL). Dalam tutorial

    mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok dibimbing oleh

    seorang tutor/dosen sebagai fasilitator untuk memecahkan kasus yang ada.Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang

    memaparkan tentang Tn. B,55 tahun datang ke poli mata RSMP dengan keluhan mata kiri

    tidak bisa melihat yang disertai dengan nyeri di dalam dan disekitar mata sejak 2 hari yang

    lalu. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh sering sakit kepala,mual,muntah dan sering

    melihat warna pelangi di sekitar cahaya bola lampu yang dilihatnya. Sejak 1 tahun yang

    lalu, Tn.B juga mengeluh penglihatan kedua matanya kabur seperti melihat asap, semakin

    lama semakin memburuk. Tn. B belum pernah berobat untuk keluhan matanya. Tn.B

    pernah dinyatakan dokter menderita kencing manis 10 tahun yang lalu dan berobat tidak

    teratur.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan dari laporan ini, yaitu :

    1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem

    pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

    2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan

    pembelajaran diskusi kelompok.

    3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari

    skenario ini.

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    2/54

    Skenario A blok XV Page 2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Data Tutorial

    Tutor : dr. Dimyati Burhanuddin M.Sc

    Moderator : Shindina Firli Glaudia

    Sekretaris meja : Bunga Rezeki Ananda

    Sekretaris papan : Izzaty A.H

    Waktu : 1. Selasa, 11 November 2014

    Pukul: 13.0014.30 WIB

    2. Kamis, 13 November 2014Pukul: 13.0014.30 WIB

    Peraturan tutorial 1. Alat komunikasi dinonaktifkan atau dalam keadaan

    silent.

    2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan

    pendapat dengan cara mengangkat tangan terlebih

    dahulu.

    3. Meminta izin ketika hendak keluar ruangan.

    4. Dilarang makan dan minum saat diskusi

    berlangsung.

    2.2Skenario kasus

    Tn. B,55 tahun datang ke poli mata RSMP dengan keluhan mata kiri tidak bisa

    melihat yang disertai dengan nyeri di dalam dan disekitar mata sejak 2 hari yang lalu.

    Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh sering sakit kepala,mual,muntah dan sering

    melihat warna pelangi di sekitar cahaya bola lampu yang dilihatnya. Sejak 1 tahun yang

    lalu, Tn.B juga mengeluh penglihatan kedua matanya kabur seperti melihat asap, semakin

    lama semakin memburuk. Tn. B belum pernah berobat untuk keluhan matanya. Tn.B

    pernah dinyatakan dokter menderita kencing manis 10 tahun yang lalu dan berobat tidak

    teratur.

    Pemeriksaan fisik :

    Keadaan umum : sadar dan kooperatif

    Tanda vital : TD 130/80 mmHg, nadi 82x/menit, RR 14x/menit, suhu 36,8oC.

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    3/54

    Skenario A blok XV Page 3

    Mata:

    Pemeriksaan visus dasar : VOD 6/30, VOS 1/300

    Status Oftalmologi :

    OD : Tonometri 17,6 mmHg,lensa mata keruh belum merata, Shadow test (+)

    OS : Tonometri 40 mmHg, edema palpebral, mixed injeksi (+), kornea edema,

    bilik mata depan dangkal, pupil dilatasi, refleks pupil (-), Shadow test tidak bisa

    dinilai

    Pemeriksaan Laboratorium :

    - Darah rutin:

    Hb 14,2 g/dl ; Ht 42%, trombosit 280.000/mm3, leukosit 8.000/mm3,

    - Kimia darah:

    BSS 210 mg/dl.

    2.3 Seven Jumps

    2.3.1 Klarifikasi Istilah

    1. Warna pelangi disekitar cahaya bola lampu (Halo)

    Lingkaran berwarna terang seperti lingkaran berwarna yang tampak

    disekeliling cahaya pada glaukoma.

    2. Mual

    Sensasi tidak menyenangkan yang samar di epigastrium dan abdomen dengan

    kecendrungan untuk muntah.

    3. Muntah

    Pengeluaran paksa isi lambung melalui mulut.

    4. Mata kabut seperti melihat asap

    Merupakan tanda-tanda gejala dari katarak.

    5. Mixed injeksi

    Pelebaran aliran darah dikonjungctiva atau badan dibadan siliar ( a.

    conjungtiva anterior atau a.siliaris anterior).

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    4/54

    Skenario A blok XV Page 4

    6. Diabetes melitus

    Gangguan metabolisme karbohidrat,protein dan lemak akibat sekresi insulin

    tidak mencukupi atau adanya resistensi insulin di jaringan target.

    7. Tonometri

    Pengukuran tegangan atau tekanan terutama tekanan intraokular.

    8. VOD 6/30

    Visus opfalmologi dextra yang hanya bisa melihat pada jarak 6 M, tetapi pada

    orang normal 30 M dengan snellen chart.

    9. VOS 1/300

    Visus opthalmologi sinistra yang hanya bisa melihat lambaian tangan. Dan

    pada penderita bisa melihat benda pada jarak 1 M, dan pada orang normal 300

    M.

    10.Shadow test

    Uji untuk mengetahui derajat dari kekeruhan lensa.

    11.Oftalmologi

    Ilmu yang mempelajari tentang mata. Spesialisasi medis yang berurusan

    dengan diagnosis dan pengobatan gangguan yang mempengaruhi mata dan

    bagian terkait dari sistem visual.

    12.Kornea edema

    Pembengkakan dikornea akibat akumulasi cairan yang berlebih.

    13.Pupil dilatasi

    Merupakan Pelebaran pupil.

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    5/54

    Skenario A blok XV Page 5

    2.3.2 Identifikasi Masalah

    1. Tn. B,55 tahun datang ke poli mata RSMP dengan keluhan mata kiri tidak

    bisa melihat yang disertai dengan nyeri didalam dan disekitar mata sejak 2

    hari yang lalu.

    2. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh sering sakit kepala,mual,muntah

    dan sering melihat warna pelangi di sekitar cahaya bola lampu yang

    dilihatnya.

    3. Sejak 1 tahun yang lalu, Tn.B juga mengeluh penglihatan kedua matanya

    kabur seperti melihat asap, semakin lama semakin memburuk.

    4. Tn. B belum pernah berobat untuk keluhan matanya. Tn.B pernah dinyatakan

    dokter menderita kencing manis 10 tahun yang lalu dan berobat tidak teratur.

    5. Pemeriksaan fisik :

    Keadaan umum : sadar dan kooperatif

    Tanda vital : TD 130/80 mmHg, nadi 82x/menit, RR 14x/menit, suhu 36,8oC.

    Mata:

    Pemeriksaan visus dasar : VOD 6/30, VOS 1/300

    Status Oftalmologi :

    OD : Tonometri 17,6 mmHg,lensa mata keruh belum merata,Shadow test (+)

    OS : Tonometri 40 mmHg, edema palpebral, mixed injeksi (+),

    kornea edema, bilik mata depan dangkal, pupil dilatasi, refleks

    pupil (-), Shadow test tidak bisa dinilai

    6. Pemeriksaan Laboratorium :

    - Darah rutin:

    Hb 14,2 g/dl ; Ht 42%, trombosit 280.000/mm3, leukosit 8.000/mm3,

    - Kimia darah:

    BSS 210 mg/dl.

    2.3.3 Analisis Masalah

    1. Tn. B, 55 tahun datang ke poli mata RSMP dengan keluhan mata kiri

    tidak bisa melihat yang disertai dengan nyeri didalam dan disekitar

    mata sejak 2 hari yang lalu.

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    6/54

    Skenario A blok XV Page 6

    a. Organ apa saja yang terlibat pada kasus ?

    Jawab :

    Organ Mata

    b. Bagaimana anatomi sistem yang terlibat pada kasus ?

    Jawab :

    Anatomi mata

    Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk

    menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu

    dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus,mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak,

    untuk ditafsirkan. Adapun anatomi organ penglihatan dapat

    dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

    Sklera

    Bagian putih bola mata yang bersama sama dengan

    kornea merupakan pembungkus dan pelindung isi bola

    mata

    Mempunyai struktur jaringan fibrosa dapat

    mempertahankan posisi bola mata

    lapisan luar mata yang berwarna putih, berserat, tembus

    cahaya, elastis dan mengandungkolagen

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kolagenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kolagen
  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    7/54

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    8/54

    Skenario A blok XV Page 8

    Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tidak

    berwarna dan hampir transparan sempurna

    Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm

    Di belakang iris, lensa digantung oleh zonula, yang

    menghubungkannya dengan korpus siliare

    Di sebelah anterior lensa terdapat humor aquaeus, di

    sebelah posteriornya, vitreus

    Kapsul lensa adalah suatu membran yang semipermeable

    (sedikit lebih permeabel daripada dinding kapiler) yang

    akan memperoleh air dan elektrolit masuk

    Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya.

    Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lameral

    subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan

    menjadi lebih besar dan kurang elastik

    Lensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum yang dikenal

    dengan zonula (zonula zinni), yang tersusun dari banyak

    fibril dari permukaan korpus siliare

    zonula zinn yang menggantungkan lensa pada siliar body

    Siliar body berfungsi membantu mengubah kelengkungan

    dan panjang fokus lensa

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    9/54

    Skenario A blok XV Page 9

    Enam puluh lima persen terdiri dari air, sekitar 35 %

    protein (kandungan protein tertinggi di antara jaringan-

    jaringan tubuh)

    Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripadadikebanyakan jaringan lain.

    Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk

    teroksidasi maupun tereduksi.

    Tidak ada serta nyeri, pembuluh darah atau syaraf di lensa

    Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa

    mendatar untuk penglihatan jauh

    otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensamenjadi lebih cembung dan lebih kuat untuk penglihatan

    dekat

    Otot siliaris dikontrol oleh sistem saraf otonom. Serat-

    serat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris

    untuk penglihatan jauh, sementara sistem saraf

    parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk

    penglihatan dekat

    Viterous humor

    Ruang diantara retina dan lensa yang terisi cairan

    Kebeningan VH disebabkan karena tidak ada pembuluh

    darah

    Terdiri dari jel transparan yang terdiri dari 90% air,

    sedikit kolagen dan molekul asam hialuronat yang sangat

    terhidrasi

    Fungsinya : meneruskan cahaya dari lensa ke macula

    retina

    Retina

    Membran semi transparan yang peka cahaya

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    10/54

    Skenario A blok XV Page 10

    Terdapat ujung saraf fotoreseptor yang tersusun dari epitel

    sensoris yang dinamakan rod dan cones terdapat :

    o Sel batang :

    Terdapat senyawa antara vitamin A dan

    protein yang dinamakan rodopsin

    Rodopsin nantinya pada tempat terang akan

    terurai dan tidak terurai pada tempat yang

    gelap

    o Sel kerucut

    Terdapat iodopsin

    Terdiri dari iodopsin merah, kuning dan

    hijau sehingga sel kerucut berfungsi

    untuk membedakan warna.

    (Snell, 2006)

    Assesorius

    1. Palpebra

    2. Conjungtiva

    3. Apparatus lakrimalis

    4. Musculus oculi eksterna

    5. Os. orbita

    Lensa Mata

    Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di

    dalam mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang

    iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat

    menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi. Lensa berbentuk

    lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa

    akan dibentuk oleh epitel lensa yang membentuk serat lensa di bagian sentral

    lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    11/54

    Skenario A blok XV Page 11

    serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa tertua di dalam kapsul

    lensa.

    Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Di

    bagian luar nukleus terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai

    korteks lensa. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding

    korteks lensa yang lebih muda . di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula

    zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar.

    Badan Kaca

    Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak

    antara lensa dan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata.

    Mengandung air sebanyak 90 % sehingga tidak dapat lagi menyerap air.

    Sesungguhnya fungsi badan kaca ini sama dengan fungsi cairan mata yaitu

    mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Peranannya mengisi ruang untuk

    meneruskan sinar dari lensa ke retina.

    Saraf Optik

    Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa jenisserabut saraf, yaitu saraf penglihat dan serabut puplilomotor.kelainan saraf

    optik menggabarkan gangguan yang diakibatkan tekanan langsung atau tidak

    langsung terdapat saraf optik ataupun perubahan toksik dan anosik yang

    mempengaruhi penyaluran aliran listrik.

    Rongga Orbita

    Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang

    yang membentuk dinding orbita yaitu : lakrimal,etmoid, sfenoid, frontal, dan

    dasar orbita yang terutama terdiri atas tulang maksila, bersama-sama tulang

    platinum dan zigomatikus. Rongga orbita yang berbentuk piramid ini terletak

    pada kedua sis rongga hidung. Dinding orbita terdiri atas tulang :

    superior : os.frontal

    lateral : os.frontal, os.zigomatik, ala magna os.sfenoid

    inferior : os.zigomatik, os.maksila, os.palatina

    nasal : os.maksila,os. Lakrmal, os.etmoid

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    12/54

    Skenario A blok XV Page 12

    Foramen optik terletak pada apeks rongga orbita, dilalui oleh saraf

    optik,arteri, vena, dan saraf simpatik yang berasal dari pleksus karotid. Fisura

    orbita superior disudut orbita atas temporal dilalui oleh saraf lakrimal (V),

    saraf frontal (V), saraf troklear (IV), saraf okulomotor (III), saraf nososiliar

    (V), abdusen(VI), dan arteri vena oftalmik. Fisura orbita inferior terletak di

    dasar tengah temporal orbita dilalui oleh saraf infraorbita dan zigomatik dan

    arteri infraobita. Fossa lakrimal terletak di sebelah temporal atas tempat

    duduknta kelenjar lakrimal.

    Lubang- Lubang ke dalam Rongga Orbita

    1. Aditus orbitae

    2. Incisura supraorbitalis

    3. Sulcus dan canalis infraorbitalis

    4. Canalis nasolakrimalis

    5. Fissura orbitalis superior

    6. Fissura orbitalis inferior

    7. Canalis optikus

    8. Foramina zigomaticucotemporalis dan zygomaticofacialis

    9. Foramina ethmoidalis anterior dan posterior10. Fascia orbitalis ( Snell, 2006)

    Saraf Saraf Orbita

    1.N.optikus

    N. optikus masuk ke orbita melalui canalis optikus dari fossa

    cranii media , disertai oleh arteri opthalmica, yang terletak di sisi

    lateral bawahnya. Saraf ini dikelilingi oleh selubung piameter,

    aracnoideamater, dan duramater. Berjalan ke depandan lateral di dalam

    kerucut mm.recti dan menembus sklera pada suatu titik di medial polus

    posterior bola mata.

    2.Nervus Lakrimalis

    N. lakrimalis dipercabangkan dari divisi ophthalmica

    n.trigeminus pada dinding lateral sinus cavernosus. Saraf ini halus dan

    masuk ke orbita melaluibagian atas fisura orbitalis superior. Berjalan

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    13/54

    Skenario A blok XV Page 13

    ke depan sepanjang pinggir atas m.rectus lateralis. Saraf ini bergabung

    dengan cabang n. zigomaticotemporalis. N. lacrimalis berakhir dengan

    mempersarafi kulit bagian lateral palpebra superior.

    3.Nervus Frontalis

    N. frontalis dipercabangkan dari divisi opthalmica n.trigeminus

    pada dinding lateral sinus cavernosus. Masuk ke orbita melalui bagian

    atas fisura orbitalis superior dan berjalan ke depan pada permukaan

    superior m.levator palpebrae superior, diantara otot ini dan atap orbita.

    Saraf ini bercabang menjadi n.suprathoclearis dan n.supraorbitalis.

    N.supratroclearis berjalan diatas trochlea untuk m.obliquus superior

    dan melingkari pinggir atas orbita untuk mempersarafi kulit dahi.

    4.Nervus Trochlearis

    N.trochlearis meninggalkan dinding lateral meninggalkan

    dinding lateral sinus caveronsus daan masuk ke orbita melalui bagian

    atas fissura orbitalis superior. Saraf tersebut berjalan ke depan dan ke

    medial, melintasi origo m.levator palpebrae superior dan mempersarafi

    m. Obliquus superior.

    5.N.occulomotorius

    Terdiri dari :

    a) Ramus superior

    N.occulomotorius meninggalkan dinding lateral sinus cavernosus dan masuk

    ke orbita melalui bagian bawah fissura orbitalis superior, di dalam annulus

    tendineus. Cabang ini mempersarafi m.rectus superior, kemudian menembus otot ini,

    dan memperdarafi m.levator palpebrae superior yang ada di atasnya.

    b) Ramus posterior

    N.occulomotorius masuk ke orbita dengan cara yang sama dan memberikan

    cabang-cabang ke m.rectud inferior. Saraf ke m.obliquus inferior memberikan

    sebuah cabang yang berjalan ke gangglion ciliaris dan membawa serabut-serabutparasimpatis ke m.sphincter puppilae dan m.cilliaris.

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    14/54

    Skenario A blok XV Page 14

    6.Nervus abducens

    N.abdusens meninggalkan sinus cavernosus dan masuk ke

    orbita melalui bagian bawah fissura orbitalis superior, di dalam anulus

    tendineus. Saraf ini berjalan ke depan dan mempersarafi m.rectus

    lateralis.

    7.Nervus Nasociliaris

    N. Nasociliaris dipercabangkan dari divisi ophthalmica n.

    Trigeminus pada dinding lateral sinus cavernosus. Nervus ini masuk ke

    orbita melalui bagian bawah fissura orbitalis, di dalam annulus

    tendineus. Saraf ini melimtas di atas n. Optikus bersama a.

    Ophthalmica mencapai dinding orbita. Kemudian n. Nasociliaris

    berjalan ke depa. Sepanjang punggir atas m. Rektus medialis dan

    berakhir dengan bercabang dua menjadi n. Ethomoidalis anterior dan

    n. Infratrochlearis.

    Cabang-cabang

    a)Ramus communicans ke ganglion ciliarisb)Nn. Ciliares

    c)N. Ethmoidalis

    d)N. Infratrochlearis

    e)N. Ethmoidalis anterior.

    Ganglion Ciliaris

    Merupakan ganglion parasimpatis dan terletak pada bagian

    posterior orbita di lateral n.optikus. Ganglion ini menerima serabut-

    serabut parasimpatiis preganglionik dari n.occulomotorius melalui

    saraf tersebut ke m.obliquus inferior. Sejumlah serabut simpatis

    berjalan dari plexus caroticus internus masuk ke dalam orbita dan

    berjalan melalui ganglion tanpa bersinaps. (Snell, 2006)

    Otot penggerak bola mata

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    15/54

    Skenario A blok XV Page 15

    Otot ini menggerakan mata dengan fungsi ganda dan untuk

    pergerakan mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu

    aksi otot . otot pengerakan bola mata terdiri atas enam otot, yaitu:

    1. Musculus oblique inferior

    Muscilus ini mempunyai origo pada fosa lakrimal tulang lakrimal. Berinsersi

    pada sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula , dipersarafi oleh saraf

    okulomotor , bekerja untuk menggerakan mata ke arah abduksi dan eksiklotorsi.

    2. Musculus oblique inferior

    Musculus ini berorigo pada naulus zinn dan ala parva tulang sfenoid di atas

    formaen optikus. Musculus ini dipersarafi oleh N.IV atau saraf troklear yang keluar

    dari bagian dorsal susunan saraf pusat. Musculus ini mempunyai aksi pergerakan

    miring dari troklea pada bola mata dengan kerja utama terjadi bila sumbu aksi dan

    sumbu penglihatan searah atau mata melihat ke arah nasal. Berfungsi menggerakan

    bola mata untuk depresi terutama bila mata melihat ke nasal.

    3. Musculus Rektus inferior

    Mempunyai origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik inferior dan bola

    mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada persil dengan oblik

    inferior diikat kuat oleh ligamen lockwood. Rektus inferior dipersarafi oleh n. III.

    Rektus inferior membentuk sudut 23 derajat dengan sumbu penglihatan.

    Fungsi menggerakkan mata : Depresi (gerak primer), Eksoklotorsi (gerak

    sekunder), Aduksi (gerakvsekunder)

    4. Musculus Rektus lateral

    Rektus lateralmempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah

    foramen optik. Rekyus lateral dipersarafi oleh N. VI. Dengan pekerjaan

    menggerakan mata terutama abduksi.

    5. Musculus Rektus Medius

    Mempunyai origo pasa anuluz Zinn dan pembungkus dura saraf optik yng

    sering memberikan dan rasa sakit pada pergerKan mata bila terdapat neuritis

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    16/54

    Skenario A blok XV Page 16

    rettobulbar, dan berinsersi 5 mm dibelakang limbus. Rektus medius merupakan otot

    mata yang paling tebal dengan tendon terpendek. Menggerakan mata untuk aduksi (

    gerak primer).(Snell, 2006)

    Vaskularisasi

    1. Arteri ophthalmica

    Arteri ophthalmica adalah cabang dari a.carotis interna setelah pembuluh ini

    keluar dari sinus cavernosus. Arteri ini berjalan ke depan melalui canalis optikus

    bersama nervus optikus. Pumbuluh ini berjalan di depan dan laterak dari n.optikus,

    kemudian menyilang di atasnya untuk sampai ke dinding medial orbita. Kemudian

    arteri ini memberikan banyak cabang dan sebagian cabang-cabang megikuti saraf-

    saraf di dalam orbita.

    Cabang-cabangnya :

    a) A.centralis retinae

    b) Rami muscularis

    c) Aa.ciliaris

    d) A.lacrimalise) A.supratrochlearis dan a.supraorbitalis

    2. Vena-vena ophthalmica

    V.ophthalmica Superior berhubungan di depan dengan v.facialis. v.

    Ophthalmica inferior berhubungan melalui fissura orbitalis inferior dengan plexus

    venosus pterygoideus. Kedua vena ini berjalan ke belakang melalui fissura orbitalis

    dan bermuara ke dalam sinus cavernosus. (Snell, 2006)

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    17/54

    Skenario A blok XV Page 17

    c. Bagaimana fisiologi sistem yang terlibat pada kasus ?

    Jawab :

    Fisiologi penglihatan :

    (Ganong, 2008)

    Benda memantulkan cahaya (gelombang elektromganetik)

    masuk ke kornea diteruskan ke pupil pengaturan jumlah cahaya

    yang masuk oleh pupil melalui M. spincter pupile (yang

    mengkonstriksikan pupil dalam keadaan cahaya terang) dan M. Dilator

    pupile (yang melebarkan pupile dalam keadaan gelap)

    cahayadifokuskan ke lensa trabekulum menutup menghambat aliran

    aquoeus keluar konvergensi cahaya bayangan benda jatuh tepat

    di makula lutea (bayangan berbalik) Impuls ditangkap oleh sel-sel

    fotoreseptor, sel batang (hitam putih) dan sel kerucut (warna)

    bersinaps dengan sel horizontal sel bipolar bersinaps dengan sel

    amacrine sel ganglion penjalaran impuls ke nervus opticus

    chiasma opticus traktus opticus serabut-serabut ditractus opticus

    bersinaps di nucleus geniculatum laterale dorsalis tractus

    geniculocalcarina korteks pengelihatan primer calcarina lobus

    oksipitalis persepsi melihat. (Sherwood, 2012)

    Fisiologi aquous humor :

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    18/54

    Skenario A blok XV Page 18

    Kompisisi aquous humor:

    Aquous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik

    mata depan dan belakang. Volumenya adalah sekitar 250 ul dan

    kecepatan pembentukkannya yang memiliki variasi diurnal adalah 2,5

    ul/menit. Tekanan osmoticnya sedikit lebih tinggi dibandingkan

    plasma. Komposisi aquous humor serupa dengan plasma, kecuali

    bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat

    yang lebih tinggi; protein, urea dan glukosa yang lebih rendah.

    Pembentukan aquous humor :

    Aquous humor diproduksi oleh corpus ciliare. Ultrafiltrat

    plasma yang dihasilkan di stroma processus ciliares dimodifikasi oleh

    fungsi sawar dan procesus sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke

    bilik mata depan, aquous humor mengalir melalui pupil ke bilik mata

    depan lalu ke anyaman trabekular di sudut bilik mata depan. Selama

    itu, terjadi pertukaran diferensial komponen-komponen aquous dengan

    darah di iris.

    Aliran keluar aquous humor :

    Anyaman trabekular terdiri atas berkas-berkas jaringan kolagen

    dan elastic yang dibungkus oleh sel-sel trabekular, membentuk suatu

    saringan dengan ukuran pori-pori yang semakin mengecil sewaktu

    mendekati kanal Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke

    dalam anyaman trabekular memperbesar ukuran pori-pori di anyaman

    tersebut sehingga kecepatan drainase aquous humor juga meningkat.

    Aliran aquous humor ke dalam kanal Schlemm bergantung pada

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    19/54

    Skenario A blok XV Page 19

    pembentukan saluran-saluran transelular siklik di lapisan endotel.

    Saluran eferen dari kanal Schlemm (sekitar 30 saluran pengumpul dan

    12 vena aquous) menyalurkan cairan ke dalam system vena. Sejumlah

    kecil aquous humor keluar dari mata antara berkas otot siliaris ke

    ruang suprakoroid dan ke dalam system vena corpus ciliare, koroid dan

    sclera. (Vaughan D,2014)

    Mata mempunyai sistem lensa dengan 4 perbatasan retraksi :

    1. Permukaan anterior kornea dengan udara. Daya bias 1,38 D

    2. Perbatasan antara posterior kornea dan aquosus . Daya bias

    1,33 D

    3. Antara humor aquosus dan anterior lensa mata. Daya bias 1,40

    D

    4. Antara permukaan posterior lensa dan humor vitreus. Daya

    bias 1,34 D

    Daya bias total pada mata adalah 59 Dioptri. Lensa memiliki

    untuk meningkatkan daya biasnya. (Guyton,2012)

    d. Bagaimana histologi sistem yang terlibat pada kasus ?

    Jawab :

    Lapisan mata :

    - tunika fibrosa (sclera , cornea)

    - tunika vaskulosa (choroid, corpus siliaris(n.ciliaris

    brevis), iris, pupil)

    - tunika nervosa (retina)

    kornea

    Cornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening

    mata,bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis

    jaringan yangmenutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas

    lapisan :

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    20/54

    Skenario A blok XV Page 20

    1. Epitel

    Tebalnya 50 m, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk

    yangsaling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan selgepeng.

    Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke

    depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel

    gepeng, sel basal berikatan erat dengan selbasal di sampingnya dan sel

    poligonal di depannya melalui desmosom dan macula okluden; ikatan ini

    menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.

    Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila

    terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren. Epitel berasal dari

    ektoderm permukaan.

    2. Membran Bowman

    Terletak di bawah membran basal epitel cornea yang merupakan

    colagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan

    stroma. Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.

    3. Stroma

    Terdiri atas lamel yang merupakan susunan colagen yang sejajar satu

    dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratursedang di bagian

    perifer serat colagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat colagen

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    21/54

    Skenario A blok XV Page 21

    memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratocyte

    merupakan sel stroma cornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat

    colagen stroma. Didugakeratocyte membentuk bahan dasar dan serat colagen

    dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

    4. Membran Descement

    Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang

    stromakomea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya Bersifat

    sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 m.

    5. Endotel

    Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar20-

    40 m. Endotel-melekat pads membran descement melalui hemidesmosom dan

    zonula okluden.

    Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoirs terutama berasal dari n.

    ciliaris longus, n. nasociliar, n.V, n. ciliar longus berjalan supracoroid, masuk

    ke dalam stroma cornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung

    schwannya.

    Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa

    ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah

    limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam

    waktu 3 bulan.

    Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan

    sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi

    edema cornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi. Cornea merupakan

    bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan.

    Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh cornea, dimana 40 dioptri dari 50

    dioptri pembiasan sinar masuk cornea dilakukan oleh cornea.

    Lensa

    Struktur bikonveks yang transparan, yang dibungkus

    oleh capsul transparan. Terletak di belakang iris dan di depan

    corpus vitreum, serta dikelilingi processus ciliaris.Lensa terdiri dari :

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    22/54

    Skenario A blok XV Page 22

    - Capsula elastis, yang membungkus struktur

    - Epithelium cuboideum, yang terbatas pada permukaan

    anterior lensa

    - Fibrae lentis, yang dibentuk dari epithelium cuboideum

    pada equator lentis. Fibrae lentis menyusun bagian

    terbesar lensa.

    Glandula Lakrimal

    Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah

    temporal bolamata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum

    lakrimal, kanalikuli lakrimal,sakus lakrimal, duktus

    nasolakrimal, meatus inferior.

    Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :

    a. Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal

    terletak ditemporo antero superior rongga orbita.

    b. Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli

    lakrimal,sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus

    lakrimal terletak dibagian depan rongga orbita. Air mata

    dari duktus lakrimal akanmengalir ke dalam rongga hidung

    di dalam meatus inferior.

    Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air

    mata akanmasuk ke dalam sakus lakrimal melalui pungtum

    lakrimal. Bila pungtumlakrimal tidak menyinggung bola mata,

    maka air mata akan keluar melaluimargo palpebra yang

    disebut epifora. Epifora juga akan terjadi

    akibatpengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar

    lakrimal.

    Aparatus lacrimalis berupa kelenjar tubuloalveolar. Di

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    23/54

    Skenario A blok XV Page 23

    bagi atas dua bagian, yaitu saccus lacrimalis dan ductus naso

    lacrimalis. Kedua bagian ini berupa epitel columnar simplex,

    dimana ductus naso lacrimalis merupakan kelanjutan dari

    saccus lacrimalis.

    Keterangan :

    1. Lumen

    2. Granula kemerahan

    3. Lymphocyte dan plasma cell.

    Aparatus lacrimalis berfungsi sebagai membasahi

    permukaan mata dan menghidrolisis bakteri. Untuk melihat

    adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal,

    makasebaiknya dilakukan penekanan pada sakus

    lakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai

    dakriosistitis, maka cairan berlendir kentalakan keluar

    melalui pungtum lakrimal. (Eroschenko, 2010)

    e. Bagaimana etiologi dari mata kiri tidak bisa melihat disertai dengan

    nyeri sejak 2 hari yang lalu ?

    Jawab :

    Katarak : proses kekeruhan pada lensa akibat hidrasi

    (penambahan cairan lensa, denaturasi protein lensa atau

    kedua-duanya).

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    24/54

    Skenario A blok XV Page 24

    Glaukoma : peningkatan tekanan intra okuler, atrofi papil saraf

    optic,dan menciutnya lapangan pandang.

    Retinopati : - degenerasi macula karena usia

    - distrofi macula Penurunan visus karena proses intracranial : kelainan lapangan

    pandang dan retina.

    (Saeroso, Admadi. 2007)

    f. Bagaimana patofisiologi mata kiri tidak bisa melihat disertai dengan

    nyeri sejak 2 hari yang lalu ?

    Jawab :

    A. Faktor resiko dari proses degeneratif:

    Faktor resiko proses degeneratif dari lensa terjadi denaturasi protein

    dalam serabut-serabut lensa dibawah kapsul protein akan

    berkoagulasi membentuk daerah keruh menurunnya progresif

    kejernihan lensa lensa mata menjadi keruh menghambat jalannya

    cahaya ke retina Katarak karena sel makin degeneratif sehingga

    lensa menyerap cairan mata masuk ke lensa lensa menjadi cembung terjadi pembengkakan lensa cairan tidak bisa masuk ke pupil

    (blokade pupil) Iris terdorong kedepan bilik mata depan dangkal

    dan sudut bilik mata sempit (tertutup) menutup saluran trabekulum

    aliran drainase Aquos Humor terhambat penumpukan cairan

    Aquos Humor terjadi peningkatan tekanan intraokular

    Glaukoma mendorong lensa ke belakang ke dalam viterous humor

    menekan lapisan saraf opticus dalam retina (kompresi lempeng

    optik retina) menghambat aliran aksonal sitoplasma dari badan sel

    neuron retina ke serabut saraf optik terhalangnya nutrisi dan

    oksigen yang memadai ke serabut-serabut saraf (N.Opticus)

    terjadilah apoptosis sel ganglion retina perjalan impuls ke otak

    berkurang mata kiri tidak bisa melihat disertai nyeri. (Guyton,

    2012 )

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    25/54

    Skenario A blok XV Page 25

    b. Faktor resiko Diabetes Melitus

    Faktor resiko Diabetes Melitus 10 tahun peningkatan glukosa darah

    meningkatnya kadar glukosa Aquos humor terjadi difusi glukosa

    aquos humor ke lensa kadar glukosa meningkat di lensa terjadi

    gangguan jalur poliol (dimana glukosa dimetabolisme oleh aldosa

    reduktase menjadi sorbitol kemudian fruktosa terdapat penimbunan

    sorbitol dalam lensa membuat lensa keruh Katarak karena

    fungsi dari sorbitol meningkatkan tekanan osmotik intrasel

    membuat lensa makin menyerap air lensa menjadi cembung

    terjadi pembengkakan lensa cairan tidak bisa masuk ke pupil

    (blokade pupil) Iris terdorong kedepan bilik mata depan dangkal

    dan sudut bilik mata sempit (tertutup) menutup saluran trabekulum

    aliran drainase Aquos Humor terhambat penumpukan cairan

    Aquos Humor terjadi peningkatan tekanan intraokular

    Glaukoma mendorong lensa ke belakang ke dalam viterous humor

    menekan lapisan saraf opticus dalam retina (kompresi lempeng

    optik retina) menghambat aliran aksonal sitoplasma dari badan sel

    neuron retina ke serabut saraf optik terhalangnya nutrisi dan

    oksigen yang memadai ke serabut-serabut saraf (N.Opticus)

    terjadilah apoptosis sel ganglion retina perjalan impuls ke otak

    berkurang mata kiri tidak bisa melihat disertai nyeri. (Kumar,

    2012)

    g. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan kasus ?

    Jawab :

    Katarak

    Jenis kelamin : lebih sering ditemukan pada wanita daripada laki

    laki.

    Usia : usia diatas 50 tahun memiliki risiko katarak senilis

    (WHO). (Hasmeinah, 2012)

    Glaukoma :

    Umur : Faktor risiko terjadinya glaukoma (diatas 40 tahun).

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    26/54

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    27/54

    Skenario A blok XV Page 27

    2. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh sering sakit

    kepala,mual,muntah dan sering melihat warna pelangi di sekitar cahaya

    bola lampu yang dilihatnya.

    a. Apa makna Tn.B sakit kepala,mual,muntah dan sering melihat warna

    pelangi disekitar cahaya bola lampu yang dilihatnya ?

    Jawab :

    Kemungkinan sejak 3 bulan yang lalu sudah ada peningkatan

    tekanan intraorbital akibat penumpukan aqueos humor yang dapat

    mengakibatkan penekanan pada syaraf optic dan gangguan refraksi.

    Penekanan pada syaraf optic dapat menimbulkan keluhan sakit

    kepala, mual dan muntah sebagai respon dari penekanan pada syaraf

    cranial.

    Gambaran pelangi dapat muncul akibat gangguan refraksi

    yang diakibatkan oleh penumpukan aquous humour sehingga cahaya

    yang masuk seharusnnya menjadi divergen akibat angguan dari media

    refraksi sehingga cahaya menjadi divergen atau dibiaskan sehingga

    melihat warna pelangi. Keluhan 2 hari yang dialami merupakanprogresivitas dari penyakit yang dialami sejak 3 bulan yang lalu.

    (Ilyas, 2014)

    b. Apa hubungan keluhan utama dengan keluhan penyerta ?

    Jawab :

    1 tahun yang lalu : katarak (penglihatan kabur)

    3 bulan yang lalu : gejala-gejala glaucoma mulai timbul (sakit

    kepala, mual, muntah, melihat gambaran pelangi/halo)

    Keluhan

    2 hari yang lalu : glaucoma (tidak bisa melihat pada mata kiri)

    Hubungannya rasa sakit hebat, sakit kepala,mual, muntah

    menujukan tanda- tanda kongestif (peradangan) pada serangan

    glaukoma akut . Bahwa penyakit Glaukoma yang diderita Tn. B

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    28/54

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    29/54

    Skenario A blok XV Page 29

    menjadi cembung terjadi pembengkakan lensa cairan tidak

    bisa masuk ke pupil (blokade pupil) Iris terdorong kedepan

    bilik mata dangkal dan sudut bilik mata sempit (tertutup)

    menutup saluran trabekulum aliran drainase Aquos Humor

    terhambat penumpukan cairan Aquos Humor terjadi

    peningkatan tekanan intraokular Glaukoma mendorong

    lensa ke belakang ke dalam viterous humor menekan lapisan

    saraf opticus dalam retina (kompresi lempeng optik retina)

    merangsang sistem saraf otonom di otak Mual, muntah, sakit

    kepala.(Vaughan, 2014)

    3. Sejak 1 tahun yang lalu, Tn.B juga mengeluh penglihatan kedua

    matanya kabur seperti melihat asap, semakin lama semakin memburuk.

    a. Apa makna sejak 1 tahun yang lalu mata kabur seperti melihat asap

    semakin lama semakin memburuk ?

    Jawab :

    Makna penglihatan matanya kabur seperti melihat asap yaitu

    adanya katarak. Katarak timbul akibat dari gula darah yang tinggi(hiperglikemi) menyebabkan sorbitol dan fruktosa tertimbun di lensa.

    Sehingga timbul kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut.

    Peningkatan kadar sorbitol dalam lensa yang sangat lama

    menyebabkan terjadinya kerusakan yang permanen pada serat dan

    protein lensa yang mengakibatkan kekeruhan pada lensa. Makna

    semakin lama semakin memburuk yaitu hal ini mengalami progresif.

    (Paul, 2009 : Ilyas, 2009)

    Adapaun stadium katarak senilis :

    Katarak Insipien

    Pada stadium ini terjadi hidrasi atau penambahan carian

    atau denaturasi protein lensa yang mengakibatkan kekeruhan

    lensa yang mulai dari tepi ekuator menuju korteks anterior dan

    posterior.

    Katarak Intumessen

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    30/54

    Skenario A blok XV Page 30

    Kekeruhan lensa disertai dengan pembengkakan lensa

    akibat lensa yang degenarif menyerap air . masuknnya air dapat

    mengakibatkan lensa menjadi besar yang akan mendorong iris

    sehingga bilik mata menjadi dangkal dibandingkan keadaan

    normal.pencembungan lensa dapat memberikan penyulit

    glaucoma.

    Katarak Immature

    Sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum

    mengenai seluruh lapisan lensa . pada katarak immature

    volume lensa akan bertambah akibat akibat tekanan osmotic

    dan bahan lensa yang degenaratif. Saat lensa mencembung

    akan menimbulkan hambatan pupil sehingga dapat terjadi

    glaucoma sekunder pada tahap ini.

    Katarak Mature

    Jika cairan dalam lensa yang mengalami pencembungan

    tidak keluar makan cairan akan keliuar sendiri, sehingga lensa

    kembali dalam kondisi normal terjadin kekeruhan lensa dan

    bilik mata akan berubah normal kembali tidak terdapatbayangan pada lensa yang keruh sehingga pada stadium ini

    shadow test (-).

    Katarak Hipermature

    Proses degenerasi lanjut akan mengakibatkan masa

    lensa yang berdegenarasi keluar dari kapsul lensa sehingga

    lensa mengecil berwarna kuning kering dan berkerut. Pada

    pemeriksaan bilik mata terlihat bilik mata lebih dalam danlipatan kapsul lensa.

    Katarak morgagni

    Kapsul dan korteks pada lensa mengalami degenerasi

    dan cair dan tidak dapat keluar , maka korteks akan

    memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan

    nucleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih

    berat. (Riordan,2009)

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    31/54

    Skenario A blok XV Page 31

    b. Apa etiologi dari mata kabur seperti melihat asap semakin lama

    semakin memburuk ?

    Jawab :

    1. Sebab-sebab imunologik :

    Tubuh manusia mempunyai kemampuan membentuk antibodi

    spesifik terhadap salah satu dari protein-protein lensa. Oleh

    sebab-sebab tertentu dapat terjadi sensitisasi secara tidak

    disengaja oleh protein lensa yang menyebabkan terbentuknya

    antibodi tersebut. Bila hal ini terjadi maka dapat menimbulkan

    katarak.

    2. Sebab-sebab fungsional :

    Akomodasi yang sangat kuat mempunyai efek yang buruk

    terhadap serabut-serabut lensa dan cenderung memudahkan

    terjadinya kekeruhan pada lensa. Ini dapat terlihat pada keadaan

    seperti intoksikasi, keadaan tetani dan parathyroidisme.

    3. Gangguan bersifat lokal terhadap lensa :

    Dapat berupa :

    Gangguan nutrisi pada lensa

    Gangguan permeabilitas kapsul lensa

    Efek radiasi dari cahaya matahari

    4. Gangguan metabolism umum :

    Defisiensi vitamin dan gangguan endokrin dapat menyebabkan

    katarak misalnya pada penyakit diabetes mellitus atau

    hyperparathyroidisme. (Riordan,2009)

    c. Bagaimana hubungan keluhan mata kabur seperti melihat asap sejak 1

    tahun yang lalu dengan keluhan utama ?

    Jawab :

    Ada, hubungannya adalah 1 tahun yang lalu pasien telah

    menderita katarak senilis yang menyebabkan timbulnya komplikasi

    berupa glaukoma sekunder dengan gejala awal yang muncul sejak 3

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    32/54

    Skenario A blok XV Page 32

    bulan lalu namun menjadi lebih progresif sejak 2 hari terakhir.

    (Ilyas,2014)

    d. Bagaimana patofisiologi mata kabur seperti melihat asap semakin lama

    semakin memburuk ?

    Jawab :

    Faktor resiko proses degeneratif dari lensa terjadi denaturasi protein

    dalam serabut-serabut lensa dibawah kapsul protein akan

    berkoagulasi membentuk daerah keruh menurunnya progresif

    kejernihan lensa lensa mata menjadi keruh dan pupil berwarna putih

    atau abu-abu menghambat jalannya cahaya ke retina Katarak

    Senil Immatur Pengelihatan keduanya kabur seperti melihat

    asap. (Guyton, 2012)

    4. Tn. B belum pernah berobat untuk keluhan matanya. Tn.B pernah

    dinyatakan dokter menderita kencing manis 10 tahun yang lalu dan

    berobat tidak teratur.

    a. Apa makna Tn.B belum pernah berobat ?

    Jawab :

    Mungkin penyakit mata yang di derita Tn.B sebelum datang ke

    poli mata, belum sampai mengganggu aktivitas sehari harinya.

    Mengakibatkan Tn. B tidak mengetahui penyakit mata yang dialaminya

    sehingga telah terjadi komplikasi dari katarak yang dia alami yaitu

    glaukoma.

    b. Apa dampak dari Tn.B tidak pernah mengobati keluhan matanya ?

    Jawab :

    Otak : Infark serebrovaskular, perdarahan

    Mata : Retinopati, Katarak, Glaukoma

    Hipertensi

    Infark miokardium

    Aterosklerosis

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    33/54

    Skenario A blok XV Page 33

    Gastroparesis

    Nefrosklerosis

    Neuropati

    Gangren Infeksi

    (kumar, 2012)

    c. Apa hubungan menderita DM 10 tahun yang lalu dengan berobat tidak

    teratur dengan keluhan ?

    Jawab :

    DM 10 tahun yang lalu dengan pengobatan yang tidak teratur

    merupakan penyebab atau faktor resiko terjadinya katarak hingga

    terjadi glaukoma. Apabila DM tidak terkontrol menyebabkan

    terjadinya penumpukan glukosa dalam lensa yang akan dimetabolisme

    menjadi sorbitol, penumpukan ini dapat menyebabkan lensa menjadi

    keruh sehingga pasien dapat menderita katarak dan juga sorbitol

    mempunyai fungsi meningkatkan tekanan osmotik intrasel yang dapat

    menyebabkan lensa makin menyerap air, lensa makin cembung dan

    membuat iris menutup saluran trabekulum sehingga terjadilah

    penumpukan cairan Aquous Humor yang dapat menyebabkan

    peningkatan intraokular terjadilah Glaukoma. (Isselbacher,2000)

    5. Pemeriksaan fisik :

    Keadaan umum : sadar dan kooperatif

    Tanda vital : TD 130/80 mmHg, nadi 82x/menit, RR 14x/menit, suhu

    36,8

    o

    C.Mata:

    Pemeriksaan visus dasar : VOD 6/30, VOS 1/300

    Status Oftalmologi :

    OD : Tonometri 17,6 mmHg,lensa mata keruh belum

    merata, Shadow test (+)

    OS : Tonometri 40 mmHg, edema palpebral, mixed injeksi

    (+), kornea edema, bilik mata depan dangkal, pupil dilatasi,

    refleks pupil (-), Shadow test tidak bisa dinilai

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    34/54

    Skenario A blok XV Page 34

    a. Apa intepretasi pada pemeriksaan fisik ?

    Jawab :

    Pemeriksaan pada kasus Keadaan Normal Interpretasi

    HR 82x/menit 60-100 x/menit Normal

    RR 14 x/menit 14-24 x/menit Normal

    TD 130/80 mmHg

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    35/54

    Skenario A blok XV Page 35

    Shadow test (+)

    Bayangan masih dapat

    dibiaskan.

    Mixed injeksi (+)

    Terjadi dilatasi arteri konjungtiva posterior

    dan arteri siliaris anterior.

    Tonometri 17,6 mmHg.Tekanan intraocular pasien

    normal (10-21 mmHg).

    Kornea keruhTelah terjadi edema kornea.

    - Bilik mata depan dangkal

    Terjadi pendorongan iris ke COA

    -

    Pupil dilatasi

    Mekanisme kompensasi mata akibat

    terhalangnya cahaya yang masuk atau terjadi

    atonia m. sphingter pupillae akibat TIO.

    -

    Refleks pupil (-)

    Terdapat hambatan cahaya yang masuk akibat

    kekeruhan kornea

    -

    Shadow test tidak bisa dinilai

    Terdapat gangguan pada organ refraksi mata

    terluar (kekeruhan kornea)

    -

    Tonometri 40 mmHg

    Tekanan intraocular pasien meningkat (10-21

    mmHg) mengindikasikan glaukoma.

    b. Bagaimana mekanisme abnormal pemeriksaan fisik ?

    Jawab :

    VOD 6/30

    Faktor resiko proses degeneratif dari lensa terjadi denaturasi

    protein dalam serabut-serabut lensa dibawah kapsul protein

    akan berkoagulasi membentuk daerah keruh menurunnya

    progresif kejernihan lensa lensa mata menjadi keruh

    menghambat jalannya cahaya ke retina Katarak

    dilakukan pemeriksaan Visus mata kanan dengan menggunakan

    Snellen Chart didapat VOD 6/30 (artinya pasien hanya dapat

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    36/54

    Skenario A blok XV Page 36

    melihat pada jarak 6 m yang pada orang normal dapat

    dibaca dengan jarak 30 m)

    VOS 1/300

    Katarak faktor dari DM yang menahun (fungsi dari sorbitol

    meningkatkan tekanan osmotik intrasel) dan faktor dari lensa

    yang degeneratif membuat lensa makin menyerap air

    lensa menjadi cembung terjadi pembengkakan lensa

    cairan tidak bisa masuk ke pupil (blokade pupil) Iris

    terdorong kedepan bilik mata dangkal dan sudut bilik mata

    sempit (tertutup) menutup saluran trabekulum aliran

    drainase Aquos Humor terhambat penumpukan cairan

    Aquos Humor terjadi peningkatan tekanan intraokular

    Glaukoma dilakukan pemeriksaan Visus mata kiri dengan

    lambaian tangan didapat VOS 1/300 (artinya jika penderita

    dapat mengidentifikasi arah gerak lambaian tangan

    pemeriksa, makan orang tersebut dapat melihat pada jarak

    1m dan pada orang normal 300m)

    Pemeriksaan Oftalmology Dextra

    Lensa mata keruh belum merata

    Faktor resiko proses degeneratif dari lensa terjadi denaturasi

    protein dalam serabut-serabut lensa dibawah kapsul protein

    akan berkoagulasi membentuk daerah keruh menurunnya

    progresif kejernihan lensa lensa mata menjadi keruh dan

    pupil berwarna putih atau abu-abu menghambat jalannya

    cahaya ke retina Katarak Senil Immatur (lensa mata

    keruh belum merata)

    Shadow test (+)

    Faktor resiko proses degeneratif dari lensa terjadi denaturasi

    protein dalam serabut-serabut lensa dibawah kapsul protein

    akan berkoagulasi membentuk daerah keruh menurunnya

    progresif kejernihan lensa lensa mata menjadi keruh dan

    pupil berwarna putih atau abu-abu menghambat jalannya

    cahaya ke retina Katarak senil Immatur dilakukan

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    37/54

    Skenario A blok XV Page 37

    pemeriksaan oftalmology Shadow test (+) terdapat bayangan

    iris pada lensa

    Tonometri 17,6 mmHg

    Tekanan intraocular pasien normal (10-21 mmHg).

    Pemeriksaan Oftalmology Sinistra

    Tonometri meningkat

    Katarak faktor dari DM yang menahun (fungsi dari sorbitol

    meningkatkan tekanan osmotik intrasel) dan faktor dari lensa

    yang degeneratif membuat lensa makin menyerap air

    lensa menjadi cembung terjadi pembengkakan lensa

    cairan tidak bisa masuk ke pupil (blokade pupil) Iris

    terdorong kedepan bilik mata dangkal dan sudut bilik mata

    sempit (tertutup) menutup saluran trabekulum aliran

    drainase Aquos Humor terhambat penumpukan cairan

    Aquos Humor terjadi peningkatan tekanan intraokular

    (Glaukoma) dilakukan pemeriksaan tonometri terjadi

    peningkatan

    Edema Palpebra dan edema kornea

    Katarak faktor dari DM yang menahun (fungsi dari sorbitol

    meningkatkan tekanan osmotik intrasel) dan faktor dari lensa

    yang degeneratif membuat lensa makin menyerap air

    lensa menjadi cembung terjadi pembengkakan lensa

    cairan tidak bisa masuk ke pupil (blokade pupil) Iris

    terdorong kedepan bilik mata dangkal dan sudut bilik mata

    sempit (tertutup) menutup saluran trabekulum aliran

    drainase Aquos Humor terhambat penumpukan cairan

    Aquos Humor terjadi peningkatan tekanan intraokular

    (Glaukoma) cairan masuk ke stroma kornea dan masuk ke

    palpebraEdema palpebra dan edema kornea

    Mixed Injeksi

    Katarak faktor dari DM yang menahun (fungsi dari sorbitol

    meningkatkan tekanan osmotik intrasel) dan faktor dari lensa

    yang degeneratif membuat lensa makin menyerap air

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    38/54

    Skenario A blok XV Page 38

    lensa menjadi cembung terjadi pembengkakan lensa

    cairan tidak bisa masuk ke pupil (blokade pupil) Iris

    terdorong kedepan bilik mata depan dangkal dan sudut bilik

    mata sempit (tertutup) menutup saluran trabekulum aliran

    drainase Aquos Humor terhambat penumpukan cairan

    Aquos Humor terjadi peningkatan tekanan intraokular

    (Glaukoma)terjadi vasodilatasi pembuluh darah disilia dan

    skleraMixed Injeksi

    Bilik mata depan dangkal

    Katarak faktor dari DM yang menahun (fungsi dari sorbitol

    meningkatkan tekanan osmotik intrasel) dan faktor dari lensa

    yang degeneratif membuat lensa makin menyerap air

    lensa menjadi cembung terjadi pembengkakan lensa

    cairan tidak bisa masuk ke pupil (blokade pupil) Iris

    terdorong kedepan bilik mata depan dangkal

    Pupil dilatasi

    Katarak faktor dari DM yang menahun (fungsi dari sorbitol

    meningkatkan tekanan osmotik intrasel) dan faktor dari lensa

    yang degeneratif membuat lensa makin menyerap air

    lensa menjadi cembung terjadi pembengkakan lensa

    cairan tidak bisa masuk ke pupil (blokade pupil) Iris

    terdorong kedepan cahaya masuk tak terkendali

    gangguan keseimbangan sistem simpatis dan parasimpatis

    Pupil dilatasi.

    Refleks pupil (-)

    Katarak faktor dari DM yang menahun (fungsi dari sorbitol

    meningkatkan tekanan osmotik intrasel) dan faktor dari lensa

    yang degeneratif membuat lensa makin menyerap air

    lensa menjadi cembung terjadi pembengkakan lensa

    cairan tidak bisa masuk ke pupil (blokade pupil) Iris

    terdorong kedepan cahaya masuk tak terkendali

    gangguan keseimbangan sistem simpatis dan parasimpatis

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    39/54

    Skenario A blok XV Page 39

    Pupil dilatasi pupil tertarik kepinggir menjadi terenggang

    tidak ada reaksi terhadap pupil (refleks pupil (-))

    Shadow test tidak bisa dinilai

    katarak osmotik lensa meningkat infiltrasi cairan ke

    dalam lensa lensa membengkak pendorongan iris ke

    depan sudut camera oculi anterior menjadi dangkal

    penutupan trabekulum (canalis shlemm) drainase aqueous

    humor terganggu akumulasi aqueous humor tekanan

    intraokuler endotel rusak cairan masuk ke stroma

    kornea edema kornea susunan sel melonggar dan

    warnanya keruh kornea keruh shadow test tidak bisa

    dinilai. (Guyton,2012)

    c. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan visus mata ?

    Jawab :

    Cara pemeriksaan visus :

    Ruang pemeriksaan harus dengan penerangan cukup

    Pasien duduk pada jarak 5 atau 6 m menghadap lurus Optotype

    Snellen dengan pandangan mata setinggi bagian tengah dari

    optotype snellen

    Jika pasien memakai kacamata/lensa kontak, maka minta pasien

    untuk melepasnya

    Minta pasien untuk menutup mata yang satu dengan

    menggunakan telapak tangan atau dengan alat (trial frame)

    dimulai dari kanan.

    Pasien diminta untuk melihat lurus ke depan dengan santai

    Pasien dipersilahkan untuk membaca huruf/gambar yang terdapat

    pada Optotype, dari yang paling besar (dari atas) sampai pada

    huruf/gambar yang dapat terlihat oleh mata normal.

    Jika pasien hanya dapat melihat huruf pada snellen chart dibaris

    6/30, artinya pasien hanya dapat melihat pada jarak 5 m yang

    pada orang normal dapat dibaca dari jarak 30 m (visus 6/30)

    Apabila penderita tak dapat melihat gambar terbesar yang

    terdapat pada Optotype, maka kita mempergunakan jari kita.

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    40/54

    Skenario A blok XV Page 40

    Penderita diminta untuk menghitung jari pemeriksa, pada jarak 1

    m, 2 m, sampai dengan 6 m. Jika penderita dapat melihat pada

    jarak-jarak tersebut, maka visus dinyatakan dalam per 60.

    Apabila penderita tak dapat menghitung jari, maka dipergunakanlambaian tangan pemeriksa pada jarak 1 m. Jika penderita dapat

    mengindetifikasi lambaian tangan pemeriksa, maka visus

    dinyatakan1/300.

    Apabila lambaian tangan tak terlihat oleh penderita, maka kita

    periksa visusnya dengan cahaya (sinar baterai) yang diarahkan

    dari 4 kuadran penglihatan. Untuk ini maka visus dinyatakan

    dalam per tak terhingga dengan proyeksi sinar salah atau benar.

    Bila penderita tidak dapat mengidentifikasi cahaya maka visus

    nol (NLP = no light perception)

    (Ilyas, S.2014)

    d. Bagaimana cara pemeriksaan kekeruhan pada lensa mata?

    Jawab :

    Melakukan inspeksi dari anterior untuk menilai jernih atau

    tidaknya lensa mata.

    e. Bagaimana cara pemeriksaan pupil ?

    Jawab :

    Pemeriksaan Pupil

    1.Perhatikan ukuran pupil mata kanan dan kiri

    2.Lihat dan Bandingkan apakah sama mata kanan dan kiri

    3.Lihat bentuk pupil apakah bulat,melonjong,ataupun asimetri

    ,pada glaukoma akut pupil akan terlihat lonjong

    4.Sinari dengan cahaya pupil mata kanan dan kiri ,normalnya

    pupil akan mengecil bila disinari.

    (Ilyas, S.2014)

    f. Bagaimana cara pemeriksaan bilik mata depan?

    Jawab :

    Cara Pemeriksaan Bilik Mata Depan

    Pasien diminta melihat ke depan

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    41/54

    Skenario A blok XV Page 41

    Pemeriksa menyenteri mata dari lateral.

    Normalnya, sinar bisa menembus sampai ujung mata yaitu nasal

    sudutnya dalam.

    Sudut dangkal bayangannya tidak ada/ gelap.Sudut dangkal adalah suspek pada penyakit glaukoma karena

    penyempitan trabekulum.

    (Ilyas, S.2014)

    g. Bagaimana cara pemeriksaan tonometry?

    Jawab :

    Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan bola mata dengan

    tonometri schiotz :

    1. Melakukan persiapan yaitu kedua mata penderita terlebih dahulu

    ditetesi larutan anestesi lokal (pantokain 1 tetes)

    2. Dilakukan peneraan tonometer pada alat tera

    3. Tonometer didisenfeksi dengan alkohol

    4. Penderita diminta tidur terlentang

    5. Mata penderita yang akan diperiksa diminta melihat lurus keatas

    tanpa berkedip6. Tonometer diletakan dengan perlahan-lahan dan hati-hati tepat

    diatas kornea penderita

    7. Pemeriksa membaca angka yang ditunjuk oleh jarum tonometer

    8. Pemeriksa mencocokan angka yang ditunjukkan oleh tonometer

    dengan tabel dimana terdapat daftar tekanan bola mata

    Penilaian : normal (15-20 mmHg)

    (Ilyas, S.2014)

    h. Bagaimana cara pemeriksaan Shadow test?

    Jawab :

    Uji bayangan iris atau Shadow test

    1. Sentolop disinarkan pada pupil dengan membuat sudut 45

    derajat dengan dataran iris

    2. Lihat pada bayangan iris pada lensa yang mengalami kekeruhan

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    42/54

    Skenario A blok XV Page 42

    3. Bila letakan bayangan jauh dan besar berarti katarak imatur,

    sedangkan bila bayangan kecil dan dekat pupil berarti lensa

    katarak imatur

    (Ilyas, S.2014)

    i. Bagaimana cara pemeriksaan mixed injeksi ?

    jawab :

    Pemeriksaan Mixed Injeksi

    Cara pemeriksaannya yaitu dengan membuka palpebra

    superior dan inferior untuk melihat masing-masing

    konjunctivanya. Normalnya, konjunctiva bening dan tidak

    terlalu banyak vasa yang kelihatan. Jadi jika ada pelebaranpembuluh darah, warna konjunctiva akan terlihat kemerahan

    yang disebut dengan istilah injeksi konjunctiva (mixed

    injeksi).

    Lihat pada bola matanya, bila pelebaran pembuluh darah

    terjadi dari perifer ke sentral dan beranastomose atau

    bercabang-cabang, maka disebut injeksi konjunctiva atau

    missed injeksi. Sedangkan bila pelebaran pembuluh darah

    terjadi dari sentral iris ke perifer dan tidak bercabang-cabang

    atau lurus, maka disebut injeksi silier.

    (Ilyas, S.2014)

    j. Bagaimana keseimbangan aqueous humor ?

    Jawab :

    Aquosus humor dikeluarkan 2-3 mikroliter tiap menit.

    Cairan dibentuk oleh proc.ciliaris yang ditutupi oleh sel epitel yang

    bersifat sekretoris aquosus humor mengalire melalui pupil dari

    kamera posterior ke kamera anterior cairan ke bagian depan lensa

    cairan menuju ke sudut antara kornea dan iris cairan masuk

    melalui reticulum trabekula ke kanal Schlemm aquosus mengalir ke

    vena ekstraokular. (Guyton,2012)

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    43/54

    Skenario A blok XV Page 43

    6. Pemeriksaan Laboratorium :

    - Darah rutin:

    Hb 14,2 g/dl ; Ht 42%, trombosit 280.000/mm3,

    leukosit 8.000/mm3,

    - Kimia darah:

    BSS 210 mg/dl.

    a. Apa intepretasi pada pemeriksaan laboratorium ?

    Jawab :

    (Gandasoebrata R. 2007)

    7. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini?

    Jawab :

    Anamnesis

    Mata kiri tidak bisa melihat disertai nyeri di dalam dan sekitarnya,

    sering sakit kepala, mual, muntah dan sering melihat warna pelangi di sekitar

    cahaya bola lampu., penglihatan kedua mata kabur seperti melihat asap makin

    memburuk.

    Pemeriksaan fisik:

    OD: VOD 6/30, lensa mata keruh belum merata, shadow test (+)

    OS: VOS 1/300, edema palpebra, mixed injeksi (+), pelebaran pembuluh darah

    di silia dan sklera, kornea keruh, bilik mata depan dangkal, iris terdorong

    kedepan, pupil dilatasi, reflek pupil, shadow test tidak bisa dinilai, tonometri

    40 mmHg.

    No Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi

    1. Hb : 14,2 g/dl 14-18 g/dl Normal

    2. Ht : 42% 42-52 % Normal

    3. Trombosit :

    280.000/mm3

    130.000-400.000/mm3 Normal

    4. Leukosit :

    8.000/mm3

    6.000-10.000/mm3 Normal

    5. BSS : 210 mg/dl

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    44/54

    Skenario A blok XV Page 44

    8. Apa saja kemungkinan penyakit pada kasus ini?

    Jawab :

    (Paul, 2009: Ilyas. 2009)

    GambaranGlaukoma(sudut tertutup

    akut)

    KatarakDiabetik

    retinopathy

    Uveitis

    anterior

    Konjungti

    vitis

    Penglihatan Normal

    Nyeri (perioccular) Nyeri berat - -Sangat

    nyeri

    Nyeri

    seperti

    kemasukan

    pasir

    Mata kemerahan + - - + +

    Mual dan muntah + - - + -

    Penglihatan seperti

    warna pelangi

    - + - - -

    Ketajaman penglihatan -

    Tekanan intraocular Normal Normal Normal

    atau

    Normal

    Konjungtiva mixed

    injection

    Diffuse ? ? Circum-

    corneal

    Diffuse

    Pupil Mid dilatasi Normal Normal Konstriksi Normal

    Kamera okuli anterior Dangkal Normal Normal Normal Normal

    Refleks cahaya

    menurun

    + + + + -

    Mengena sisi Unilateral Unilatera

    l/

    bilateral

    Bilateral Unilateral Bilateral

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    45/54

    Skenario A blok XV Page 45

    9. Apa saja data tambahan yang diperlukan?

    Jawab :

    Funduskopi : Papil saraf optik menunjukkan penggaungan dan atrofi,

    seperti pada glaukoma simpleks.

    Tonometri : Tensi intra okuler pada stadium kongestif lebih tinggi

    dari pada stadium non kongestif.

    Tonografi : Menunjukkan outflow yang baik. Tetapi bila sudah ada

    perlengketan antara iris dan trabekula (goniosinekhia,

    sinekhiaanterior perifer), maka aliran menjadi terganggu.

    Gonioskopi : Pada waktu tekanan intaokuler tinggi, sudut bilik mata

    depan tertutup, sedang pada waktu tensi intraokuler normal

    sudutnyasempit. Bila serangan dapat dihentikan maka sesudah 24

    jam,biasanya sudut bilik mata depan terbuka kembali, tetapi

    masihsempit. Kalau terjadi serangan yang berlangsung lebih dari

    24jam, maka akan timbul perlengketan antara iris bagian pinggir

    dengan trabekula (goniosinekhia, sinekhia anterior perifer)

    (Gandasoebrata R. 2007)

    10. Apa penyakit yang paling mungkin pada kasus?

    Jawab :

    OD : Katarak senilis imatur.

    Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa

    yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)

    lensa atau denaturasi protein lensa, atau akibat

    keduanya.

    OS : Glaukoma sekunder.

    Glaukoma adalah setiap peningkatan tekanan

    intraocular yang disertai dengan gangguan struktur dan

    fungsi bola mata. Glaukoma adalah suatu kelompok

    penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan

    intraocular, ekstravasasi/atrofi saraf optik dan

    kerusakan lapangan pandang.

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    46/54

    Skenario A blok XV Page 46

    11. Apa saja jenis-jenis glaukoma dan katarak?

    Jawab :

    1. Glaukoma Primer (sudut tertutup dan sudut terbuka)

    2. Glaukoma Sekunder (adanya kelainan di mata akibat

    penyakit lain, contohnya: katarak, DM).

    (Ilyas, S.2014)

    Klasifikasi Glaukoma:

    1. Glaucoma primer (idiopatik)

    Glaucoma sudut terbuka

    (glaucoma simpleks)

    Glaucoma sudut tertutup

    2. Glaucoma sekunder

    Perubahan lensa (katarak)

    Kelainan uvea

    Trauma

    Bedah

    Rubeosis iridis

    Steroid dan lainnya.

    3. Glaucoma congenital (kelainan

    perkembangan bilik mata depan)

    Primer atau infantile

    Menyertai kelainan congenital

    lainnya

    4. Glaucoma absolute (stadium akhir

    dari Glaukoma)

    Klasifikasi katarak:

    Berdasarkan usia, katarak dapat

    diklasifikasikan menjadi:

    1. Katarak congenital

    2. Katarak juvenile

    3. Katarak senilis

    - Stadium imatur

    - Stadium matur

    - Stadium hipermatur

    - Katarak morgagne

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    47/54

    Skenario A blok XV Page 47

    12. Bagaimana penatalaksanaan secara komperhensif pada kasus?

    Jawab :

    Katarak

    Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika

    gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Indikasi

    Pasien dapat dioperasi bila ada kemauan dari pasien itu sendiri untuk

    memperbaiki tajam penglihatannya (visus). Secara umum, indikasi operasi

    katarak bila terdapat kondisi stereopsis, penyusutan lapangan pandang perifer

    dan gejala anisomethrophia. Indikasi medikal dilakukannya operasi termasuk

    pencegahan komplikasi seperti glaukoma fakolitik, glakukoma fakomorfik,

    uveitis facoantigenik dan dislokasi lensa ke bilik mata depan. Indikasi

    tambahannya adalah untuk diagnosis atau penatalaksanaan penyakit okuler

    lainnya, seperti retinopati diabetik atau glaukoma.Indikasi bedah pada katarak

    senile, seperti :

    Katarak telah mengganggu pekerjaan sehari-hariwalaupun katarak belum

    matur.

    Katarak matur, karena apabila menjadi hipermatur akan menimbulkan penyulit

    katarak hipermatur (uveitis dan glaukoma).

    Katarak telah menimbulkan penyulit seperti katarak intumesen yang

    menimbulkan glaucoma.

    Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya

    dengan lensa buatan. Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk

    mengangkat lensa yaitu ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) atau

    EKEK dan ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction) atau EKIK.

    Glaukoma

    Medikamentosa

    Pengobatan dengan obat-obatan ditujukan untuk menurunkan tekanan

    intraokular dengan cepat, untuk mencegah kerusakan nervus optikus, untuk

    menjernihkan kornea, menurunkan inflamasi intraokular, miosis, serta

    mencegah terbentuknya sinekia anterior perifer dan posterior. Obat-obat yang

    bisa diberikan pada penderita glaukoma sebagai berikut :

    1. Prostaglandin analog, seperti:

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    48/54

    Skenario A blok XV Page 48

    a. Latanaprost (Xalatan) : konsentrasi 0,005% dan dosis 4 kali sehari.

    b. Bimanoprost (lumigan)

    2. -Adrenergic antagonist ( -bloker ), seperti :

    Timolol maleate (timoptic) : obat ini mempunyai konsentrasi 0,25%, 0,5%

    dan dosis pemakaian 4 kali sehari. Efeknya yaitu menurunkan produksi

    akuos dan menurunkan TIO 20-30%.

    3. Adrenergic agonist

    Epinefrin (epifrin) : obat ini mempunyai konsentrasi 0,25%, 0,5%, 1%,

    2% dan dosis pemakaian 2 kali sehari. Efeknya yaitu meningkatkan

    aliran akuos dan menurunkan TIO sebesar 15-20%.

    Dipivefrin HCl (propin) : obat ini mempunyai konsentrasi 0,1% dan

    dosis pemakaian 2 kali sehari. Efeknya yaitu meningkatkan aliran akuos

    dan menurunkan TIO sebesar 15-20%.

    4. 2-Adrenergik agonist :

    Apraclonidin HCl (iopidin) : obat ini mempunyai konsentrasi 0,5%, 1% dan

    dosis pemakaian 2-3 kali sehari.

    5. Parasympatomimetic (miotic) agents

    Agonist kolinergik (direct acting)

    Pilocarpin HCl (isoptocarpine) : obat ini mempunyai konsentrasi 0,2-

    10% dan dosis pemakaian 2-4 kali sehari. Efeknya yaitu meningkatkan

    aliran trabekular, menurunkan TIO melalui kontraksi otot siliaris,

    kontraksi tersebut menarik taji sklera dan menyebabkan anyaman

    trabekular teregang dan terpisah.Jalur cairan terbuka dan aliran keluar

    akuos meningkat. Obat ini merupakan langkah pertama dalam

    terapi glaukoma.

    Anti kolinesterase agent (indirect acting)

    Echothiopate iodide (phospholine iodide) : obat ini mempunyai

    konsentrasi 0,125% (Paul, 2009 : Ilyas, 2009 : Nafrialdi, 2007)

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    49/54

    Skenario A blok XV Page 49

    13. Apa komplikasi pada kasus?

    Jawab :

    a)Katarak

    Komplikasi Intraoperasi yaitu kerusakan endotel kornea, ruptur

    kapsula posterior , prolaps vitreus, hifema, expulsive

    haemorrhage , dislokasi nukleus lensa ke dalam vitreus.

    Komplikasi pascabedah dini yaitu edema kornea, kebocoran

    luka, prolaps iris, Camera Oculi Anterior (COA) dangkal atau

    flat, hifema, glaukoma sekunder , dislokasi IOL, endoftalmitis.

    Komplikasi pascabedah lanjut yaitu Posterior Capsular

    Opacification (PCO), Cystoid Macular Edema (CME), bullous

    keratopathy, glaukoma sekunder.

    b)Glaukoma :

    Kerusakan saraf optic

    Kebutaan

    Kehilangan penglihatan tepi

    Hipertensi ocular

    (Ilyas, S.2014)

    14. Apa prognosis pada kasus jika tidak ditangani secara komperhensif ?

    Jawab :

    Katarak

    Quo ad vitam : dubia ad bonam

    Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

    Glaukoma

    Quo ad vitam : dubia ad bonam

    Quo ad fungsionam : dubia ad malam

    Katarak : 90% pasien katarak yang dioperasi, penglihatannya membaik

    dan tidak mengalami gangguan.

    Glaukoma :Tanpa pengobatan, glaukoma dapat mengakibatkan

    kebutaan total. Apabila obat tetes anti glaukoma dapat mengontrol

    tekanan intraokular pada mata yang belum mengalami kerusakan

    glaukomatosa luas, prognosis akan baik. Apabila proses penyakit

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    50/54

    Skenario A blok XV Page 50

    terdeteksi dini sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan

    baik.

    15. Bagaimana KDU pada kasus ?

    Jawab :

    Katarak Kompetensi 2

    Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk

    Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut

    dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien

    selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali

    dari rujukan.

    Glaukoma Akut Kompetensi 3B

    Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal,

    dan merujuk

    3B. Gawat darurat

    Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi

    pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau

    mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu

    menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien

    selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali

    dari rujukan. (Konsil Kedokteran Indonesia. 2012)

    16. Apa pandangan islam pada kasus ini ?

    Jawab :

    Firman Allah dalam Q.S. Al-Muminun (23):78

    Artinya: Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran,

    penglihatandan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    51/54

    Skenario A blok XV Page 51

    2.3.4 Kesimpulan

    Tn.B 55 tahun datang ke RSMP dengan keluhan mata kiri tidak bisa melihat

    yang disertai dengan nyeri sejak 2 hari yang lalu karena menderita katarak senilis

    imatur pada kedua mata dan glaukoma pada mata kiri.

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    52/54

    Skenario A blok XV Page 52

    2.3.5 Kerangka Konsep

    Factor resiko : Usia

    Proses degeneratif

    Halo

    Edem kornea

    Tekanan intraocular

    menin kat

    Cairan menumpuk

    Menutup trabekulum

    Bilik mata depan dangkal

    Gangguan pengeluaran

    aquoues huhumor

    Iris terdorong kedepan

    Lensa membengkak

    Katarak Immatur

    Lensa keruh

    Denaturasi protein

    Gangguan SSO

    Tekan papil

    Rasa Mual,muntah,sakit

    kepala

    glaukoma

    Gangguan penglihatan

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    53/54

    Skenario A blok XV Page 53

    DAFTAR PUSTAKA

    Al-quran dan Hadist.

    Chang, David F.. 2000. Oftalmologi Umum Edisi 14.Jakarta: Widya Medika

    Dorland, W.A. Newman. 2011.Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 28. Jakarta: Penerbit Buku

    Kedokteran EGC

    Eroschenko, Victor P. 2010. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional. Jakarta :

    EGC

    Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat

    Guyton, Arthur, John E.Hall. 2012.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku

    Kedokteran EGC.

    Hasmeinah, dkk. 2012. Hubungan Angka Kejadian Katarak Senilis dengan Hipertensi di

    Poliklinik Rawat Jalan RSMP Periode JanuariDesember 2010. SYIFA MEDIKA, vol

    2 (No.2), Maret. Palembang : UMP

    Ilyas, Sidarta dkk. 2010. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan MahasiswaKedokteran Ed. 2. Jakarta : CV. SAGUNG SETO

    Ilyas, S.2014.Ilmu Penyakit Mata Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

    Isselbacher, Kurt J., Braunwald, Eugene., Wilson, Jean D., dkk. 2000. Harrison Prinsip-

    Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta: EGC

    Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter. Jakarta : KKI

    Kumar, et all. 2012.Buku Ajar Patologi Robbins, 7thed. Jakarta: EGC

    Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas

    Kedokteran Universitas Indonesia

    Nafrialdi ; Setawati, A., 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen Farmakologi

    dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

    Riordan-Eva , P, Whitcher, J.P. 2009. Oftalmologi Umum. Jakarta : EGC.

  • 8/10/2019 Skenario a Blok 15 Bunga

    54/54

    Saeroso, Admadi. 2007. The Role of Il-10 Cytokine in Increased Intraocular Pressure on

    Primary Close Angle GlaucomaJurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5 No. 2 Agustus Hal

    124-137. Univesitas Negeri Sebelas Maret: Surakarta

    Sherwood, laura. 2012.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Jakarta : EGC

    Snell, Richard S. 2006.Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Ed 6.Jakarta : EGC

    Vaughan D, Riordan-Eva P. 2014 Glaukoma. Dalam: Oftalmologi Umum Ed 14. Alih Bahasa

    : Tambajong J, Pendit BU. General Ophthalmology 14th Ed. Jakarta: Widya Medika.