skenario 4 advocaat

7
A. LATAR BELAKANG Seiring kemajuan zaman, pemikiran, dan kompleksitas dari seluruh profesi yang berkembang di dunia saat ini, tentu tidak hanya skill dan pengalaman saja yang selalu menjadi acuan baik atau buruknya suatu kinerja para pelaku- pelaku profesi yang sangat beraneka ragam. Dasar-dasar keprofessionalitasan, langkah-langkah peningkatan kualitas moral, pemahaman tentang pembagian hak dan kewajiban, serta pemahaman setiap kewenangan yang ditimbulkan dari profesi masing-masing, tentu sangat diperlukan partisipasinya untuk dapat membangun dan menjadi dasar filosofi penerapan suatu acuan/pedoman moral yang mengatur pelaksanaan suatu profesi yang biasa disebut kode etik profesi. Profesi advokat salah satunya. Profesi yang menuntut pelakunya untuk dapat memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-undang yang berlaku, baik sebagai Advokat, Pengacara, Penasehat Hukum, Pengacara praktek ataupun sebagai konsultan hukum. Kecerdasan, kreativitas, wawasan yang luas tentang hukum dianggap sebagai ujung tombak dari kesuksesan dalam menyelesaikan masalah pada profesi tersebut. Tetapi keprofessionalitasan juga menjadi tolak ukur, apakah para advokat dapat melakukan hal yang benar dan sesuai etika untuk dapat membebaskan para pencari keadilan dari jerat hukum, atau menghalalkan segala cara demi reputasi dan materi. Dari skenario terlampir, kita akan membahas dan mencoba memahami sebuah penerapan kode etik profesi advokat terhadap satu permasalahan penyelesaian sengketa. SKENARIO Alex Fergujo, salah sseorang pendiri Firma hukum “Fergujo & Associates”, merupakan seorang advokat yang sangat terkenal di Yogyakarta. Tidak hanya tangguh di persidangan, keenceran otaknya dan pengetahuanya yang luas membuat banyak orang mendatanginya untuk melakukan

Upload: nazar-uuyee

Post on 25-Jun-2015

36 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 4 Advocaat

A. LATAR BELAKANG

Seiring kemajuan zaman, pemikiran, dan kompleksitas dari seluruh profesi yang berkembang di dunia saat ini, tentu tidak hanya skill dan pengalaman saja yang selalu menjadi acuan baik atau buruknya suatu kinerja para pelaku-pelaku profesi yang sangat beraneka ragam. Dasar-dasar keprofessionalitasan, langkah-langkah peningkatan kualitas moral, pemahaman tentang pembagian hak dan kewajiban, serta pemahaman setiap kewenangan yang ditimbulkan dari profesi masing-masing, tentu sangat diperlukan partisipasinya untuk dapat membangun dan menjadi dasar filosofi penerapan suatu acuan/pedoman moral yang mengatur pelaksanaan suatu profesi yang biasa disebut kode etik profesi.

Profesi advokat salah satunya. Profesi yang menuntut pelakunya untuk dapat memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-undang yang berlaku, baik sebagai Advokat, Pengacara, Penasehat Hukum, Pengacara praktek ataupun sebagai konsultan hukum. Kecerdasan, kreativitas, wawasan yang luas tentang hukum dianggap sebagai ujung tombak dari kesuksesan dalam menyelesaikan masalah pada profesi tersebut. Tetapi keprofessionalitasan juga menjadi tolak ukur, apakah para advokat dapat melakukan hal yang benar dan sesuai etika untuk dapat membebaskan para pencari keadilan dari jerat hukum, atau menghalalkan segala cara demi reputasi dan materi.

Dari skenario terlampir, kita akan membahas dan mencoba memahami sebuah penerapan kode etik profesi advokat terhadap satu permasalahan penyelesaian sengketa.

SKENARIO

Alex Fergujo, salah sseorang pendiri Firma hukum “Fergujo & Associates”, merupakan seorang advokat yang sangat terkenal di Yogyakarta. Tidak hanya tangguh di persidangan, keenceran otaknya dan pengetahuanya yang luas membuat banyak orang mendatanginya untuk melakukan konsultasi hukum. Dia tidak pernah takut terhadap ancaman siapapun, bahkan terhadap anacama kegagalan sekalipun. Dia selalu mnerima klien dari kalangan manapun. Bahkan jika ada klien yang berkonsultasi secara pro bono, dia tetap memperlakukan klien itu dengan hormat dan apresiatif.

Hingga suatu hari, Fergujo diminta oleh partai politik pemenang Pemilu untuk menjabat salah satu posisi penting di kementrian Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Fergujo menerima jabatan tersebut dengan idealisme bahwa hanya orang di dalam sistemlah yang bisa merubah sistem. Praktis selama jabatanya dia tidak mewakili orang lain dalam proses litigasi sebagai advokat, namun ditengah-tengah kesibukanya sebagai birokrat, di masih memberikan jasa konsultasi hukum seperti sediakala, mengingat dirinya masih merupakan pendiri dan masih aktif di Firma hukum “Ferhujo & Associates.

Page 2: Skenario 4 Advocaat

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah dalam kasus ini terjadi pelanggaran kode etik? Apabila ada, kode etik apa yang dilanggar?

2. Sanksi apa yang dapat diberikan apabila seorang advokat, merangkap jabatan di pemerintahan?

3. Apabila kita sebagai Fergujo, apakah kita akan menerima tawaran-tawaran partai politik kepada Fergujo?

4. Apakah ada motif dibalik tawaran partai politik kepada Fergujo?5. Sisi positif apa yang bisa kita dapat dari Fergujo?

C. PEMBAHASAN

1. Iya. Fergujo secara nyata melanggar pasal 3(i) Kode Etik Advokat Indonesia, yang berbunyi “Seorang Advokat yang kemudian diangkat untuk menduduki suatu jabatan Negara (Eksekutif, Legislatif dan judikatif) tidak dibenarkan untuk berpraktek sebagai Advokat dan tidak diperkenankan namanya dicantumkan atau dipergunakan oleh siapapun atau oleh kantor manapun dalam suatu perkara yang sedang diproses/berjalan selama ia menduduki jabatan tersebut. Dan pada skenario kasus, secara jelas bahwa Fergujo tetap menjalankan profesinya sebagai Advokat, walaupun akhirnya dia diangkat menjadi pejabat negara di Kementrian Kehakiman dan HAM, dan tindakan itu jelas-jelas merupakan peanggaran.

2. Sebagaimana telah diatur dalam pasal 16 Kode Etik Advokat Indonesia, sanksi-sanksi yang dapat dikenakan atas pelanggaran yang dilakukan fergujo adalah :

1) Hukuman yang diberikan dalam keputusan dapat berupa: Peringatan biasa. Peringatan keras. Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu. Pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi.

2) Dengan pertimbangan atas berat atau ringannya sifat pelanggaran Kode Etik Advokat dapat dikenakan sanksi: Peringatan biasa bilamana sifat pelanggarannya tidak berat. Peringatan keras bilamana sifat pelanggarannya berat atau karena

mengulangi kembali melanggar kode etik dan atau tidak mengindahkan sanksi peringatan yang pernah diberikan.

Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu bilamana sifat pelanggarannya berat, tidak mengindahkan dan tidak menghormati ketentuan kode etik atau bilamana setelah mendapat sanksi berupa peringatan keras masih mengulangi melakukan pelanggaran kode etik.

Page 3: Skenario 4 Advocaat

Pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi bilamana dilakukan pelanggaran kode etik dengan maksud dan tujuan merusak citra serta martabat kehormatan profesi Advokat yang wajib dijunjung tinggi sebagai profesi yang mulia dan terhormat.

3) Pemberian sanksi pemberhentian sementara untuk waktu tertentu harus diikuti larangan untuk menjalankan profesi advokat diluar maupun dimuka pengadilan.

4) Terhadap mereka yang dijatuhi sanksi pemberhentian sementara untuk waktu tertentu dan atau pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi disampaikan kepada Mahkamah Agung untuk diketahui dan dicatat dalam daftar Advokat.

1. Jika saya menjadi Fergujo, tentu saya akan lebih memilih untuk menerima tawaran dari partai politik tersebut. Terlepas dari segala macam maksud politik, secara pribadi, saya lebih memilih untuk menjejakan karir saya lebih tinggi sebagai orang yang ahli di bidang hukum. Pengalaman dan wawasan menjadi modal berharga dalam perjalanan karier saya. Namun, jika saya menyadari maksud yang terkandung dalam tawaran partai politik tersebut menyangkut masalah persaingan politik yang tidak sehat, tentu saya lebih memilih untuk tetap menjadi Advokat dan dapat memberikan jasa-jasa bantuan hukum yang saya rasa akan lebih bermanfaat.

2. Pasti. Suatu partai politik yang memenangi Pemilu, pasti tidak ingin kedudukanya di dalam pemerintahan tergoyahkan oleh partai politik lain. Lalu, mereka sesegera mungkin memburu kursi pemerintahan sebanyak-banyaknya, untuk dapat memperkuat kedudukanya di dalam pemerintahan. Dan tidak sembarang orang yang dapat menduduki kursi jabatan penting dalam pemerintahan. Maka dari itu, mereka bergerak cepat berburu seseorang yang handal dan ahli di bidangnya untuk menduduki kursi jabatan negara. Itulah motif yang mendasari parpol tersebut menunjuk Fergujo untuk menduduki kursi jabatan negara.

3. Sisi positifnya dari Fergujo antara lain : Dia mempunyai idealisme bahwa hanya orang didalam sistemlah yang dapat

membenahi sistem. Jadi, dapat kita ketahui bahwa Fergujo sudah mempunyai niatan yang baik untuk membenahi sistem yang dirasa sudah berantakan di dalam Kemhumham ini. Dan dia yakin bahwa dia berkompeten untuk melakukanya.

Fergujo tetap memberikan konsultasi hukum kepada masyarakat walaupun secara pro bono. Walaupun tindakanya ini melanggar kode etik, tetapi dia mempunyai niatan yang positif untuk memberikan jasa bantuan hukum kepada orang yang membutuhkanya.

Page 4: Skenario 4 Advocaat

TERMINOLOGI

1. Firma Perserikatan dagang yg didirikan untuk menjalankan usaha dagang bersama

di bawah satu nama yg setiap pesertanya turut bertanggung jawab

2. Advokat Orang yang memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan

yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-undang yang berlaku, baik sebagai Advokat, Pengacara, Penasehat Hukum, Pengacara praktek ataupun sebagai konsultan hukum

3. Konsultasi Hukum Pertukaran pikiran untuk mendapatkan kesimpulan (nasihat, saran, dsb) yg

sebaik-baiknya di bidang hukum

4. Pro Bono Cuma-cuma

5. Idealisme Jalan pikir/aliran pemikiran seseorang yang dianggapnya paling benar.

6. Litigasi Menyelesaikan suatu perkara hukum dengan melalui jalur hokum

D. KESIMPULAN

Pada skenario kasus kode etik advokat ini, saya menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan profesinya, seorang advokat yang telah menduduki kursi jabatan negara, tidak diperkenankan untuk merangkap jabatanya sebagai advokat sebagaimana telah diatur di dalam Kode Etik Advokat Indonesia.

E. TINJAUAN PUSTAKA

Kode Etik Advokat Indonesia,

Page 5: Skenario 4 Advocaat

NAZARUDIN SANTOSO (18495)