skenario 4
DESCRIPTION
skenario 4TRANSCRIPT
1. Aktivitas Neurofisiologis pada Gangguan Psikotik2. Psikopatologi atau Simpatologi pada Gangguan Psikotik
Psikopatologi = fungsikepribadian yg abnormalAdalah cabang ilmu kedokteranjiwa yang mempelajari :
Gejala2 dlm tingkah laku / pikiran /perasaan & lain2 fungsi psikis Variasi dlm kelainan pola reaksi totaldari individu ialah dlm bentuk ggnkepribadian
Psikopatologi: bermanifestasisbg cara bertingkah laku ygdianggap tdk sesuai olehmasyarakat.
Psikopatologi meliputi :1. Gangguan kepribadian2. Gangguan aspek motorik / tingkahlaku motorik 3. Gangguan persepsi4. Gangguan pikiran5. Gangguan affek 6. Gangguan kesadaran7. Gangguan orientasi8. Gangguan memori / ingatan9. Gangguan intelegensi
Krn gambaran psikopatologidipengaruhi oleh kepribadianpasien maka terlebih dulu kita harus mempelajari kelainan2kepribadian kemudian ekspresi2 simptomatik. Oleh karena itu perlu mempelajari mengenai kepribadian secara deskriptif & perkembangan kepribadian secara dinamis dari individu.
Gangguan Kepribadian
Kepribadian: ditunjukkan pdkeseluruhan pola pikiran,perasaan, & prilaku yg seringdigunakan oleh seseorang dlmusaha adaptasi yg terus-menerus terhdp / pada hidupnya
Kepribadian menentukan: Pola reaksi seseorang Sikap menghadapi tantangan Penyesuaian diri terhadaplingkungan
Gangguan kepribadian apabila salah satu atau lebih sifat atau ciri kepribadian individu itu terjadi sedemikian rupa sehingga merugikan dirinya sendiri atau masyarakat sekitarnya. Menurut Kurt Schneider bahwa gangguan kepribadian itu berakibat menyulitkan atau merugikan dirinya sendiri & lingkungan karena sifat2 : kepribadiannya yg konstitusional tidak terbentuk setelah individu mencapai perkembangan & bukan karen stress yg berarti.
Gangguan kepribadian mempunyai pola perilaku maladaptif yg mendasar dalam pribadinya. Pola ini menetap & dapat dikenal sejak menjelang masa remaja.
Pd anak dimana kepribadian belum terbentuk, bila ada sifat2 yg menonjol dapat disebut sebagai Ciri Kepribadian.
Pd orang dewasa bila salah satu sifat atau adanya ciri yg menonjol namun belum memberi gangguan bagi dirinya maupun lingkungan disebut sebagai Ciri Kepribadian.
Gangguan kepribadian ada bermacam-macam menurut PPDGJ III Gangguan kepribadian parnoid Gangguan kepribadian skizoid
Gangguan kepribadian dissosial Gangguan kepribadian emosional tak terkendali* tipe impulsif * tipe ambang Gangguan kepribadian histrionik Gangguan kepribadian anankastik Gangguan kepribadian cemas ( menghindar ) Gangguan kepribadian dependent Gangguan kepribadian khas lainnya Gangguan kepribadian yg tak tergolongkan(YTT) Gangguan kepribadian campuran & lainnya* Gg kepribadian campuran* Perubahan
kepribadian ygbermasalah
Gangguan aspek Motorik (Tingkah Laku)
Disini yg terganggu adalah fungsi konatif (kecenderunganbereaksi atau impuls kearahsuatu aktivitas, tidak termasuk refleks). Fungsi konatif mempunyai tujuan tertentu tetapi tidak begitu disadari seperti halnya kemauan atau keinginan
Dalam membicarakan tingkah laku, ada beberapa konsep yg harus dimengerti, misalnya: Sikap adalah predisposisi untuk bereaksi secara karakteristik yg ditentukan terutama
oleh perasaan,mungkin secara sadar atau tidak sadar,biasanya sikap sudah berakar dalam struktur karakteristik manusia.
Disposisi adalah kecenderungan-kecenderungan yg ditentukan oleh aspek afektif &konatif dari kepribadian.
Ganguan Aktifitas / Tingkah Laku
Hiperaktivitas Gerakan aktivitas yg berlebihan terutama tampak pada keadaan mania :
aktivitas psikomotor meningkat mempunyai tujuan tetapi selalu berganti nampak sangat repot tetapi tidak produktif alam pikiran sering ditandai dengana danya flight of ideas
HipoaktivitasGerakan aktivitas berkurangterutama pd keadaan depresi :
aktivitas menurun, retardasi psikomotor perlambatan ekspresi konatif aktivitas berjalan lambat /immobile, keadaan ekstrim immobile & mutistik tidak dapat mengadakan aktivitas secara spontan
DisaktivitasTerutama pd keadaan2 skizofrenia /psikotik.
Aktivitas berulang2: pengulangan tertentu seara persisten disebut “Stereotipi“ Automatic Obedience “CommandAutomatism. Dapat berupa :
Echolali adalah keadaandimana pasien spontanmengulangi apa yg dikatakan oleh pemeriksa
Echopraksi adalah imitasi secara otomatis gerakan orang Negativisme Memperlihatkan perlawanan dlm btk :
Aktif : melakukan hal yg berlawanan dengan apa yg dituntut padanya Pasif : melakukan perlawanan atau penolakan dalam bentuk diam /
mutisme Secara psikodinamik negativisme dapat diartikan sebagai pencetusan bermusuhan / dendam. Catatan : tidak semua mutisme adalah negativisme
Kompulsi Semua dorongan yg tidak terelakkan untuk melakukanperbuatan yg
tidak rasional secara berulang2. Misalnya : cuci tangan secara
berulang-ulang karena perasaan bersalah diri akibat terlalu sering masturbasi.
Kompulsi ini erat hubungannya nya dengan pikiran obsesi yg sering disebut“Sindroma Obsesif Kompulsif”
Kekerasan ( Violence)Disini harus dipertimbangkan gangguan fungsi supergo dan defisiensi dalam perkembangan otak . Sehubungan dengan :
Proses identifikasi & internalisasi daripada nilai-nilai kontrol superego & ego ideal yg terhambat / terganggu
Misalnya : disiplin yg terlalu keras dari OT/sekolah dapat menimbulkan identification with agressor artinya memperbolehkan diri sendiri menggunakan kekerasan terhadap orang lain seperti OT / sekolah memperlakukan dirinya.
Frustasi dapat disebabkan orang tidak lagi memperdulikan nilai-nilai sosial yang telah diinternalisasi.
Kerusakan otak dapat menyebabkan predisposisi “kekurangan control terhadap impuls-impulsnya”
Suicide Percobaan bunuh diri Tindakan bunuh diri
Gangguan Perserpsi Ilusi
Adalah misinterpretasi dari persepsi impuls eksternal melalui alat panca indera (modalitas pengamatan). Memproduksi gambaran sensori pada area-area tertentu di otak, kemudian gambaran itu di interpretasikan & diberi arti sesuai dengan kejadian-kejadian yang telah di alami sebelumnya
Ilusi mudah timbul bila sangat mengharapkan atau sangat takut terhadap sesuatu
Pada keadaan toksik , stimulasi atau kesan sensorik diteruskan & diinterpretasikan dalam otak secara tidak wajar
Halusinasi Adalah suatu persepsi tanpa adanya objek eksternal Merupakan produksi mental yg timbul dari dalam , dengan demikian tidak
adanya hubungan dengan dengan stimulasi eksternal Isi halusinasi biasanya mempunyai arti dinamik, & kecemasan sering kali
memainkan peranan penting dalam genesa Apa yg dihalusinasikan adalah projeksi daripada kebutuhan-kebutuhan
psikologi/sensor/perasaan bersalah/keinginan untuk mendapatkan realitas yg lebih memuaskan
Halusinasi dpt dlm bentuk :1) Halusinasi pendengaran2) Halusinasi penglihatan3) Halusinasi olfactoris4) Halusinasi gustatorik 5) Halusinasi taktil yaitu halusinasi erotik, dsb6) Halusinasi kinesthesia ⇒ Fantom sensasi
Gangguan Pikiran atau Gangguan Proses Berpikir
Fungsi berpikir dpt ditinjau dari beberapa aspek :1. Produksi pikiran( banyak sedikit, logis atau tdk )2. Progressi( proses berpikir )atau kontinuitas3. Isi pikiran
Disamping itu kita harus membedakanantara :
1) Pikiran yg timbul secara sepenuh sadar & berhubungan dengan topik2-topik abstrak 2) Pikiran-pikiran yg timbul atas dasar emosi yg primitif,Misalnya :
fantasi thinking, autistic & dereistic (pikiran, perasaan serta tingkah laku beroperasi secara liar)
imaginative thinking
Gangguan Produksi Pikiran Dalam keadaan sehat :Pikiran selalu dikoreksi dangan logika sehingga disebut pikiran
rasional & realistik, disadarkan & dapat diarahkan secara wajar Dalam keadaan melamun Walaupun sebagian besar pikiran dipengaruhi oleh
keinginan egosentrik & kebutuhan2 instinktual tapi masih dibimbing oleh pertimbangan realistic
Pada ganguan mental terutama skizofrenia Pikiran diatur oleh factor-faktor tak sadar (bawah sadar), misalnya Austistik/ Dereistik. Pemikiran dereistik berbeda dengan pikiran realistik ialah motivasi konatif & afektif beroperasi secara liar tanpa pertimbangan realitas,sehingga assosiasi tidak logis lagi.
Gangguan Dalam Proses Berpikir/Progresi Pikiran Keadaan normal :
Terdpt ide-ide yang berjalan secara logis & koherens i & mencapai tujuan. Urutan berjalan tanpa interupsi dari suatu ide permukaan ke ide akhir secara teratur
Flight of ideas adalah agnngua assosiasi,ada assosiasi tapi hanya sebutan ATAU bunyi, namun tujuan sudah lain,lebih parah lagi jika sudah terputus asosiasinya ------ disebut inkoheren
Gangguan Isi Pikir
Isi pikiran ditentukan lbh byk olehfaktor afek daripd logika. Over Valued idea:
Suatu ide disertai oleh perasaanekstrim Ide tsb krn adanya kebutuhan ygmendlm, hingga diberikan nilai2 ygberlebihan Seringkali oleh krn ide itu, pasien butautk hal lain Menimbulkan dlm diri pasien suatu“Sense of security“
utk mempertahankan harga dirinya Delusi / waham
Keyakinan yg slh walau tlh ditunjukkanrealitas ketdkbenaran nmn tetap yakin bahwa isipikirnya tsb adalah benar. Delusi ini biasanya utk melindungi pasien terhdpkecemasan & rasa tdk aman Diatur lbh banyak oleh affek daripd kognitif Macam2 delusi / waham :
1) Waham megaloman2) Waham bersalah3) Waham kejaran / persekusi, curiga4) Berdosa, dsb
Ideas of referenceadalah bentuk dari projeksi / mekanismedefenceT.L / ucapan orang lain yg samasekali tdk ada hubnya dgn pasienitu diinterpretasikan sbg suatu ygsangat berhub dgn dirinya,secara dinamik sebenarnya kritik diri sendiri diproyeksikan kedunia luar.
Obsesi Buah pikiran yg sec persisten timbulsec sadar & berlawanan dgnkeinginan
pasien Buah pikiran itu tdk dpt dihilangkanoleh logika / argumentasi Sangat mengganggu penderitasehingga biasanya penderitamengalami
depresi
Pikiran ini berhub dgn t.l kompulsif Phobia
Buah pikiran yg memaksakan dirimasuk ke alam pikiran pasien ygconcious ⇒ rasa takut yg abnormal
Dpt berupa phobia pd ide, objek, atausituasi tertentu Hypochondria
Didominasi secara obsesif oleh ide adanya penyakit pada salah satu alat tubuhnya walaupun tidak dapat ditunjukkan adanya proses patologis
Gangguan Affek
Istilah afek & emosi sering kali diartikan sama.Istilah emosi digunakan pada : Proses fisiologik – biokimiawiyang berhub dgn ekspresisomatik daripd perasaan Pola tingkah laku ygmengekspresikan afek
GANGGUAN AFFEK antara lain :a. Affek yg menggembirakan
1. Euphoria adalah perasaan yang optimis,yakin & gembira sering ditemukan pada :- Keadaan hypomania, Demensiaparalitika- Sklerosis multipleks- Tumor lobus frontalis
2. Elation: Lebih tinggi dari euphoria Terdapat gejala tambahan aktivitas motorik & dorongan yg berlebihan Tidak perduli keadaan sekelilingnya yg mungkin suatu keadaan menyedihkan Sifatnya labil atau irritabilitas
3. Eksaltasi adalah keadaan elasi ditambah sikap besar dari pasien4. Ekstase : merasa dirinya mempunyai kekuasaan yg luar biasa, senang, &
bersifat keagamaan. Merasa dirinya berada dlm keadaan eksistensi yg baru & terlepas daridunia sekitarnya sering terdpt pd pasien :- epilepsy- skizofrenia- disosiasi histerik
- psikosa affektif
b. Depresi Keluhan utama ialah perasaan sedih Variasi dpt mulai dari sikap masabodoh sampai putus asa Merasa dirinya tdk disayang /disenangi Oleh krn terlalu banyak melamunsehingga energi psikis tertuju pdsatu hal,
maka konsentrasi,perhatian, & ingatan terganggu.
c. Anxiety Normal & patologis- Perasaan takut yg persisten seolah-olah dibayangi malapetaka-
Perasaan ini dpt dihubungkan dgnobjek atau peristiwa yg spesifik - Tdk tahu perasaan takutnya berasaldarimana, sering disebut “FreeFloating Anxiety“
Menurut teori psikoanalisa, anxiety timbul sbg akibat adanya ancaman kekuatan yg tdk terkontrol lagi atau kekuatan2 superego yg merusak atau menghukum diri sendiri
d. Afek yg inadekuat Suatu pengalaman yg seharusnyamemberikan pengalaman gembiraatau
sebaliknya tp tdk menimbulkan respons pasien Inisiatif / perhatian berkurang
Kualitas kepribadian seperti rasaterima kasih, simpati, sedih,kesal, dsb tidak lagi merupakanbagian daripada pengalaman2pasien
e. Afek yang tidak wajar Nampak disharmonis antaraekspresi afek & situasi sosialmillieu interpersonal Misalnya : pasien tertawagembira yg seharusnya ia sedihatau menangis tdk
pd tempat &suasananya Tergantung pd persepsi /assosiasi normal tanpamen hiraukan lin kun an
f. Ambivalensi Ambivalensi afek, adanya dua polaperasaan yg berlawanan satusama lain, yg
timbulnyabersamaan. Misalnya : benci tapi sayang Beda dgn ambivalensi yg normal.Ambivalensi abnormal sgtmenyiksa terus-
menerus tanpapenyelesaian.
g. Depersonalisasi Penderita merasa dirinya / sebagiantubuhnya asing dirinya
ataulingkungannya menjadi asing bagidirinya Penderita merasa pikiran2nya aneh &rasa “beku” Kadang2 merasa ada gangguan jarak dgn lingkungannya Bisa ditemukan pd keadaan2 :- terlalu lelah- setelah mengalami
shock - neurotik & sikotik
Gangguan KesadaranKesadaran: Kesadaran disini sebenarnya lebih tepat disebut waspada atau pikiran terang Sensorium berfungsi dgn baik/fungsi panca indera tidak terganggu Menyadari lingkungan mengenai waktu, tempat, & perorangan Mengerti pertanyaan & mengadakan pertimbangan Jadi sanggup mengadakan relasi &limitasi dgn lingkungannya Kesadaran penuh memerlukan :
Perhatian Appersepsi: fungsi berpikir secaraaktif untuk menganalisa,mengintegrasi,
mengevaluasi,menyimpan pengalaman
GANGGUAN PERHATIAN Perhatian : bila mengalami gangguan Terganggunya mengadakanpemeriksaan dunia luar secara selektif & sadar sehingga
data tidak dapat diperoleh Attensi ini sangat dipengaruhi oleh fungsi afek, konasi, & assosiasi Gangguan atensi sering ditemukan pada keadaan:
sangat lelah toksik & gangguan organik otak retardasi mental ( oleh karena kemiskinan daripada assosiasi hingga terjadi
defek pada atensi⇒mudah teralih ) depresi (oleh krn terjadi pemusatan pemikiran & perasaan yg terlalu melekat
pada satu buah pikiran sehingga stimulus & pengalaman baru tidak sanggup atau tidak dapat mengalihkan perhatian)
skizofrenia yg apati, terjadi penurunanatensi oleh krn disorganisasi emosi
APPERSEPSI Melalui appersepsi maka ide2 baru terbentuk & dihubungkan dengan yg telah dikenal
hingga individu dapat mengerti situasi, peristiwa,& pengalaman baru. Gangguan Appersepsi :
o Pasien sulit mengerti pertanyaan2 ,situasi baru, & pengalaman2 baruo Dpt ditemukan pd :
- Keadaan-keadaan psikogenik - Toksik & organik, retardasi mental
Macam2 gangguan kesadaran : Confusional state Clouding of consciousness Delirium Dream state Stupor : kesadaran secarakualitatif menurun
Gangguan Orientasi Orientasi adalah proses menangkaparti lingkungan & menempatkandiri di dalamnya Disorientasi dpt terjadi di bidangwaktu, tempat, perorangan Kelainan disorientasi dapat timbulbila ada :
Gangguan persepsi Gangguan perhatian atau ingatan
Dpt ditemukan pd keadaan2 : Terutama insufisiensi serebral yg akut Fungsi fisiologi utk persepsi &memori terganggu Kadang2 pada keadaan : Konflik akut Faktor afektif yg mengganggufungsi mental Pd gangguan perhatian
Gangguan Memori Memori adalah ingatan terdiridari3 tahap :
Registrasi ( mencamkan ) Retensi Reproduksi
Ingatan dpt terganggu : Hal yg baru terjadi Hal telah lama terjadi Ingatan sangat dipengaruhioleh perasaan & dapatdimodifikasi agar
memenuhi kebutuhan emosional individu Lupa merupakan suatu ygmempunyai maksud & artiter sendiri
Gangguan ingatan dpt berupaA. HIPERMNESIA
Daya ingat berlebihan mengenai peristiwa-peristiwa khusus yg mempunyai komponen afektif yg kuat
Kemampuan retensi & recall yg berlebihan Keadaan ini dijumpai pd :
- mania- paranoia- katatonia
B. AMNESIA–Amnesia Psikogenik Kehilangan jejak ingatan terjadi tidak secara pasif, tetapi secara aktif terjadi pembelaan
diri terhadap pengalaman-pengalaman yg menimbulkan perasaan sakit /cemas, pada depresi Tidak ada gangguan intelek Tidak ada gangguan kesadaran
Hal-hal yg dilupakan bersifat selektif Kembalinya ingatan sec ara mendadak & lengkap, misalnya kata-kata yg lengkap
–Amnesia Organik Terutama registrasi & retensi yg terganggu Ada gangguan kesadaran Ada gangguan intelek Bersifat difus Kembalinya ingatan perlahan-lahan & tidak lengkap, misalnya kata-kata yg
kurang Dpt terjd pd antara lain :
–Demensia senilis ⇒ sifatnya fragmented–Demensia paralitika–Post delirium–Post trauma capitis
Jenis amnesia yg lain :- Amnesia antegrad- Amnesia retrogard
C. PARAMNESIAIngatan yg keliru oleh karena distorsire call
Dejavu: Merupakan ilusi dari pd ingatan Merasa seolah-olah mengenal sesuatu kembali walaupun sebenarnya blm pernah
melihat /mengalami sebelumnya Dapat terjadi pada anak muda untuk terlalu banyak melamun
Jmaisvu: Situasi yg pernah dialami /dirasakan sbg hal yg blm pernahdialami oleh individu Dpt terjadi pd penderita :
~ Skizofrenia~ Neurosa~ Intoksikasi~ Lesi lobus temporalis~ terlalu lelah
Konvabulasi: Beberapa bagian ingatan yg kosong/lubang diisi oleh suatu cerita tanpa fakta &
individu menganggap apa yg diceritakan itu kejadian yg sebenarnya Keadaan ini dapat berubah-ubah dapat diarahkan oleh pemeriksa Dapat ditemukan pada psikosa senilis
Fausse ReconnaissancePengenalan kembali yg keliru,merasa pasti bahwa pengenalannya itu benar walaupun sesungguhnya tidak benar.
Gangguan Intelegensia - Retardasi mental- dementia
3. Gangguan Schizophrenia3.1. Etiologi
Hingga sekarang belum ditemukan penyebab (etilogi) yang pasti mengapa seseorang menderita skizofrenia, padahal orang lain tidak. Ternyata dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan tidak ditemukan faktor tunggal. Penyebab skizofrenia menurut penelitian mutakhir antara lain : 1. Faktor genetik; 2. Virus; 3. Auto antibody; 4. Malnutrisi.
Sejauh manakah peran genetik pada skizofrenia ? Dari penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut :
(1) Studi terhadap keluarga menyebutkan pada orang tua 5,6%, saudara kandung 10,1%; anak-anak 12,8%; dan penduduk secara keseluruhan 0,9%.
(2) Studi terhadap orang kembar (twin) menyebutkan pada kembar identik 59,20%; sedangkan kembar fraternal 15,2%.
Penelitian lain menyebutkan bahwa gangguan pada perkembangan otak janin juga mempunyai peran bagi timbulnya skizofrenia kelak dikemudian hari. Gangguan ini muncul, misalnya, karena kekurangan gizi, infeksi, trauma, toksin dan kelainan hormonal. Penelitian mutakhir menyebutkan bahwa meskipuna ada gen yang abnormal, skizofrenia tidak akan muncul kecuali disertai faktor-faktor lainnya yang disebut epigenetik faktor.
Kesimpulannya adalah bahwa skizofrenia muncul bila terjadi interaksi antara abnormal gen dengan :
(a) Virus atau infeksi lain selama kehamilan yang dapat menganggu perkembangan otak janin;
(b) Menurunnya autoimun yang mungkin disebabkan infeksi selama kehamilan;
(c) Komplikasi kandungan; dan
(d) Kekurangan gizi yang cukup berat, terutama pada trimester kehamilan.
Selanjutnya dikemukakan bahwa orang yang sudah mempunyai faktor epigenetik tersebut, bila mengalami stresor psikososial dalam kehidupannya, maka risikonya lebih besar untuk menderita skizofrenia dari pada orang yang tidak ada faktor epigenetik sebelumnya.
3.2. Manifestasi Klinis dan Kriteria PPDGJ IIISkizofrenia memiliki gejala positif dan gejala negatif.
Gejala Positif:(1) Delusi atau waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk
akal). Meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinannya tidak rasional, namun penderita tetap meyakini kebenarannya.
(2) Halusinasi, yaitu pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus). Misalnya penderita mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara/bisikan tersebut.
(3) Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraanya. Misalnya bicaranya kacau, sehingga tidak dapat diikuti alur pikirannya.
(4) Gelisah, gaduh, tidak bias diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan.
(5) Merasa hebat, merasa dirinya “Orang Besar”, merasa mampu, dan sejenisnya.(6) Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap
dirinya.(7) Menyimpan dendam atau rasa permusuhan.
Gejala-gejala positif tersebut amat mengganggu lingkungan (keluarga) dan merupakan salah satu motivasi keluarga untuk membawa penderita berobat.
Gejala negatif:(1) Tak berekspresi. Alam perasaan (affect) “tumpul” dan “mendatar”.(2) Mengasingkan diri atau menarik diri (with-drawn) tidak mau bergaul atau kontak
dengan orang lain, suka melamun (day dreaming).(3) Pendiam, kontak emosional amat “miskin”, sukar diajak bicara.(4) Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.(5) Sulit berpikir abstrak.(6) Pola pikir stereotip.(7) Tidak ada inisiatif dan tidak ada/kehilangan dorongan kehendak (avolition), tidak
ada upaya dan usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa dan serba malas (kehilangan nafsu).
Gejala-gejala negatif skizofrenia tersebut seringkali tidak disadari atau kurang diperhatikan oleh pihak keluarga karena dianggap tidak “mengganggu” sebagaimana halnya penderita skizofrenia yang menunjukkan gejala-gejala positif.
Kriteria Diagnostik PPDGJ III
Kriteria diagnostik skizofrenia sebagai berikut:
A. Paling sedikit terdapat 1 dari 6 kriteria di bawah ini selama suatu fase penyakit:1) Delusi atau waham yang aneh (isinya jelas tak masuk akal), dan tidak
berdasarkan kenyataan. Sebagai contoh misalnya:a. Waham dikendalikan oleh sesuatu kekuatan luar (delusions of being
controlled).b. Waham penyiaran pikiran (thought broadcasting).c. Waham penyisipan pikiran (thought insertion).d. Waham penyedotan pikiran (thought withdrawal).
2) Delusi atau waham somatic (fisik), kebesaran, keagamaan, nihilistik atau waham lainnya yang bukan waham kejar atau cemburu.
3) Delusi atau waham kejar atau cemburu (delusions of persecution or jealousy) dan waham tuduhan (delusions of suspicion) yang disertai halusinasi dalam bentuk apapun (halusinasi pendengaran, pengecapan dan perabaan).
4) Halusinasi pendengaran yang dapat berupa suara yang selalu memberi komentar tentang tingkah laku atau pikirannya, atau dua atau lebih suara yang saling bercakap-cakapan (dialog).
5) Halusinasi pendengaran yang terjadi beberapa kali yang berisi lebih dari satu atau dua kata dan tidak ada hubungannya dengan kesedihan (depresi) atau kegembiraan (euforia).
6) Inkoherensi, yaitu kelonggaran asosiasi (hubungan) pikiran yang jelas, jalan pikiran yang tidak masuk akal, isi pikiran atau pembicaraan yang kacau, atau kemiskinan pembicaraan pembicaraan yang disertai oleh paling sedikit satu dari yang disebut di bawah ini:a. Afek (alam perasaan) yang tumpul, mendatar atau tidak serasi
(inappropriate).b. Berbagai waham atau halusinasi.c. Katatonia (kekakuan) atau tingkah laku lain yang sangat kacau
(disorganized).B. Deteriorasi (kemunduran/kemerosotan) dari taraf fungsi penyesuaian (adaptasi)
dalam bidang pekerjaan, hubungan social dan perawatan dirinya.C. Jangka waktu: gejala penyakit itu berlangsung secara terus menerus selama
paling sedikit 6 bulan dalam satu periode di dalam kehidupan seseorang, disertai dengan terdapatnya beberapa gejala penyakit pada saat diperiksa sekarang. Masa 6 bulan itu harus mencakup fase aktif dimana terdapat gejala pada kriteria (A), dengan atau tanpa fase prodromal (gejala awal) atau residual (gejala sisa).
3.3. KlasifikasiAda beberapa tipe Skizofrenia:
1. Skizofrenia tipe HibefrenikSeseorang yang menderita Skizofrenia tipe Hiberfrenik, disebut juga disorganized type atau “kacau balau” yang ditandai dengan gejala-gejala antara lain sebagai berikut:1) Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti apa
maksudnya. Hal ini dapat dillihat dari kata-kata yang diucapkan tidak ada hubungannya dengan yang lain.
2) Alam perasaan (mood, affect) yang datar tanpa ekspresi serta tidak serasi (incongruous) atau ketolol-tololan (silly).
3) Perilaku dan tertawa kekanak-kanakan (gig-gling), senyum menunjukkan rasa puas diri atau senyum yang hanya dihayati sendiri.
4) Waham (delusions) tidak jelas dan tidak sistematik (terpecah-pecah) tidak teroganisir sebagai suatu kesatuan.
5) Halusinasi yang terpecah-pecah yang isi temanya tidak teroganisir sebagai suatu kesatuan.
6) Perilaku aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-gerakan aneh, berkelakar, pengucapan kalimat yang di ulang-ulang dan kecenderungan untuk menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial.
Pihak keluarga hendaknya mewaspadai manakala salah seorang anggota keluarga menunjukkan gejala-gejala tersebut dan pro-aktif membawanya ke dokter (psikiater), karena yang bersangkutan tidak merasa dirinya sakit dan karenanya tidak ada motivasi untuk berobat.
2. Skizofrenia tipe KatatonikSesorang yang menderita skizofrenia tipe Katatonik menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:1) Stupor Katatonik, yaitu suatu pengurangan hebag dalam reaktivitas terhadap
lingkungan dan atau pengurangan dari pergerakan atau aktivitas spontan sehingga Nampak seperti “patung”; atau diam membisu (mute).
2) Negativisme Katatonik, yaitu suatu perlawanan yang nampaknya tanpa motif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan dirinya.
3) Kelakuan (rigidity) Katatonik, yaitu mempertahankan suatu sikap kaku terhadap semua upaya untuk menggerakkan dirinya.
4) Kegaduhan Katatonik, yaitu kegaduhan aktivitas motoric, yang nampaknya tak bertujuan dan tidak dipengaruhi oleh rangsang luar.
5) Sikap tubuh Katatonik, yaitu sikap yang tidak wajar atau aneh.
Pihak keluarga hendaknya mewaspadai manakala salah seorang anggota keluarga menunjukkan gejala-gejala tersebut dan pro-aktif membawanya ke dokter (psikiater), karena yang bersangkutan tidak merasa dirinya sakit dan karenanya tidak ada motivasi untuk berobat.
3. Skizofrenik tipe ParanoidSeseorang menderita skizofrenia tipe Paranoid menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:1) Waham (delusions) kejar atau waham kebesaran, misalnya kelahiran luar
biasa (“exalted birth”), misi atau utusan sebagai penyelamat bangsa, dunia atau agama, misi kenabian atau mesias, atau perubahan tubuh. Waham cemburu seringkali juga ditemukan.
2) Halusinasi yang mengandung isi kejaran atau kebesaran.3) Gangguan alam perasaan dan perilaku, misalnya kecemasan yang tidak
menentu, kemarahan, suka bertengkar dan berdebat dan tindak kekerasan. Seringkali ditemukan kebingungan tentang identitas jenis kelamin dirinya (gender identity) atau ketakutan bahwa dirinya diduga sebagai seorang homoseksual, atau merasa dirinya didekati oleh orang-orang homoseksual.
Pihak keluarga hendaknya mewaspadai manakala salah seorang anggota keluarga menunjukkan gejala-gejala tersebut dan pro-aktif membawanya ke dokter (psikiater), karena yang bersangkutan tidak merasa dirinya sakit dan karenanya tidak ada motivasi untuk berobat.
4. Skizofrenia tipe ResidualTipe ini merupakan sisa-sisa (residu) dari gejala Skizofrenia yang tidak begitu menonjol. Misalnya alam perasaan yang tumpul dan mendatar serta tidak serasi (inappropriate), penarikan diri dari pergaulan sosial, tingkah laku eksentrik, pikiran tidak logis dan tidak rasional atau pelonggaran asosiasi pikiran. Meskipun gejala-gejala skizofrenia tidak aktif atau tidak menampakkan gejala-gejala positif skizofrenia, hendaknya pihak keluarga tetap mewaspadainya dan membawanya berobat agar yang bersangkutan dapat menjalankan fungsi kehidupannya sehari-hari dengan baik dan produktif. Untuk maksud hal tersebut hendaknya
menghindari menyendiri, melamun, perbanyak kesibukan dan kegiatan serta pergaulan (sosialisasi).
5. Skizofrenia tipe Tak TergolongkanTipe ini tidak dapat dimasukkan dalam tipe-tipe yang telah diuraikan diatas, hanya gambaran klinisnya terdapat waham, halusinasi, inkoherensi atau tingkah laku kacau. Bagi pihak keluarga gejala-gejala tersebut di atas cukup jelas untuk dikenali, dan karenanya yang bersangkutan sebaiknya segera dibawa berobat ke dokter (psikiater) agar tidak menjadi bertambah parah.
3.4. Diagnosis Banding3.5. Prognosis
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa lebih dari periode 5 sampai 10 tahun setelah perawatan psikiatrik pertama kali di rumah sakit karena skiofrenia, hanya kira-kira 10-20 % pasien dapat digambarkan memliki hasil yang baik.Lebih dari 50% pasien dapat digambarkan memiliki hasil yang buruk, dengan perawatan di rumah sakit yang berulang, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood berat, dan usaha bunuh diri. Walaupun angka-angka yang kurang bagus tersebut, skizofrenia memang tidak selalu memiliki perjalanan penyakit yang buruk, dan sejumlah faktor telah dihubungkan dengan prognosis yang baik.Rentang angka pemulihan yang dilaporkan didialam literatur adalah dari 10-60% dan perkiraan yang beralasan adalah bahwa 20-30% dari semua pasien skizofrenia mampu untuk menjalani kehidupan yang agak normal. Kira-kira 20-30% dari pasien terus mengalami gejala yang sedang,dan 40-60% dari pasien terus terganggu scara bermakna oleh gangguannya selama seluruh hidupnya.
Secara umum prognosis skizofrenia tergantung pada:1. Usia pertama kali timbul ( onset): makin muda makin buruk.2. Mula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik.3. Tipe skizofrenia: episode skizofrenia akut dan katatonik lebih baik.4. Cepat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat.5. Ada atau tidaknya faktor pencetusnya: jika ada lebih baik.6. Ada atau tidaknya faktor keturunan: jika ada lebih jelek.7. Kepribadian prepsikotik: jika skizoid, skizotim atau introvred lebih jelek.8. Keadaan sosial ekonomi: bila rendah lebih jelek.
3.6. Penatalaksanaan
Psikofarmaka
Berbagai jenis obat psikofarmaka hanya dapat diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalam dua golongan yaitu golongan generasi pertama (typical) dan golongan generasi kedua (atypical).
Golongan Typical
Nama Generik Nama Dagang Dosis Anjuran (mg/24jam)ChlorpromazineTriflouperazineThioridazineHaloperidol
Largactil, Promactil, MeprosetilStelazineMellerilHaldol, Govotil, Serenace
400-100020-80400-80010-60
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja obat antipsikosis tipikal adalah memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaps neuro di otak khususnya di system limbic dan system ekstrapiramidal sehingga efektif untuk gejala positif.
Efek Samping :
Klorpromazin dan derivate Fenotiazin
CPZ menimbulkan efek sedasi yg disertai sikap acuh tak acuh terhadap rangsangan dari lingkungan. Efek sedasi tergantung status emosiaonal pasien sebelum meminum obat.
Dosis berlebihan dapat menimbulkan efek EPS Menimbulkan relaksasi otot Gangguan libido pada wanita maupun laki-laki Meningkatkan denyut nadi pada saat istirahat
Haloperidol
Gangguan penglihatan Menenangkan dan menyebabkan efek sedasi
Dibenzoksazepin
Hati-hati penggunan pada pasien dengan riwayat kejang EPS
Golongan Atypical
Nama Generik Nama Dagang Dosis Anjuran (mg/hari)RisperidoneClozapineQuetiapineOlanzapineZotetineAripriprazole
Risperdal, Rizodal, NopreniaClozarilSeroquelZyprexaLodopinAbilify
4-6300-600300-60010-20
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja antipsikosis atipikal disamping berafinitas terhadap “dopamine D2 receptor” juga terhadap “Serotonin 5 HT2 Receptors” sehingga efektif jug auntuk gejala negatif
Dibandingkan dengan obat golongan atypical, beberapa perbedaan dan kelebihannya dengan obat golongan tipikal anatara lain:
Gejala positif maupun negative dapat dihilangkan Efek samping EPS sangat minimal atau boleh dikatakan tidak ada Memulihkan fungsi kognitif
Efek Samping :
Klozapine
Hipertermia
Takikardia Sedasi Pusing kepala Hipersaliva
Risperidone
Insomnia Agitasi Ansiestas Somnolen Mual Muntah Peningkatan berat badan EPS (ringan)
Olanzapine
Peningkatan berat badan Gangguan metabolic yaitu intoleransi glukosa, hiperglikemia, hyperlipidemia
Quetiapin
Meningkatkan kemampuan kognitif Sakit kepala Somnolen Gangguan metabolic Peningkatan berat badan
Ziprasidone
Gangguan kardiaovaskular (perpanjangan interval QT)
Psikoterapi
Terapi kejiwaan atau psikoterapi pada penderita skizofrenia, baru dapat diberikan apabila penderita dengan terapi psikofarmaka diatas sudah mencapai tahapan dimana kemampuan menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA) sudah kembali pulih dan pemahaman diri (insight) sudah baik.
Psikoterapi ini banyak macam ragamnya tergantung kebutuhan dan latar belakang penderita sebelum sakit (Pramoorbid), sebagai contoh misalnya:
a) Psikoterapi SuportifJenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat, dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya (fighting spirit) dalam menghadapi hidup ini tidak kendur dan menurun.
b) Psikoterapi Re-EdukatifJenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yg maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan diwaktu lalu dan juga dengan pendidikan ini dimaksudkan mengubah pola pendidikan lama dengan yang baru sehingga penderita lebih adaptif terhadap dunia luar.
c) Psikoterapi Re-konstruktifJenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki kembali (re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit.
d) Psikoterapi Kognitif
Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya piker dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai-nilai moral etika, mana yg baik dan buruk, mana yg oleh dan tidak, mana yg halal dan haram dan lain sebagainya (discriminative judgement)
e) Psikoterapi Psiko-dinamikJenis psikoterpi ini dimaksudkan untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yg dapat menjelaskan seseorang jatuh sakit dan upaya untuk mencari jalankeluarnya. Dengan psikoterapi ini diharapkan penderita dapat memahami kelebihan dan kelemahan dirinya dan mampu menggunakan mekanisme pertahanan diri (defense mechanism) dengan baik.
f) Psikoterapi Perilaku Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yg adaptif (maladaptive) menjadi perilaku yg adaptif (mampu menyesuaikan diri). Kemampuan adaptasi penderita perludipulihkan agar penderita mampu berfungsi kembali secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari baik dirumah, disekolah/kampus, ditempat kerja dan lingkungan sosialnya (selanjutnya baca terapi psikososial).
g) Psikoterapi KeluargaJenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memulihkan hubungan penderita dengan keluarganya. Dengan psikoterapi ini diharapkan keluarga dapat memahami mengenai gangguan jiwa skizofrenia dan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan penderita.
Secara umum tujuan dari psikoterapi diatas adalah untul memperkuat struktur kepribadian, mematangkan kepribadian (maturing personality), memperkuat ego (ego strength), meningkatkan citra diri (self esteem), memulihkan kepercayaan diri (self confidence), yg kesemuanya itu untuk mencapai kehidupan yg berarti danbermanfaat (meaningfulness of life).
Terapi PsikososialDengan terapi psikososial dimaksudkan penderita agar mampu kembali
beradaptadi dengan lingkungan social sekitarnya danmampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat. Penderita selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka sebagaimana juga halnya waktu menjalani psikoterapi. Kepada penderita diupayakan tidak menyendiri, tidak melamun, banyak kegiatan dan kesibukan dan bergaul.
Terapi PsikoreligiusTerapi keagamaan yang dimaksud adalah berupa kegiatan ritual keagamaan
seperti sembahyang, berdo’a, memanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan dan kajian Kitab Suci dan lain sebagainya.
Sebagaimana yg telah diuraikan dimuka bahwa pemahaman dan penafsiran yg salah terhadap agama dapat mencetuskan terjadinya gangguan jiwa Skizofrenia, yg dapat diamati dengan adanya gejala-gejala waham (delusi) keagamaan atau jalan pikran yang patologis dengan pola sentral keagamaan. Dengan terapi psikoreligius ini gejala patologis dengan pola sentral keagamaan tadi dapat diluruskan, dengan demikian keyakinan atau keimanan penderita dpaat dipulihkan kembali ke jalan yg benar.
Pencegahan
ORGANOBIOLOGIK
Untuk menghindari kemungkinan adanya faktor genetik (turunan), maka perlu diteliti riwayat atau silsilah keluarga, misalnya:
a. Bila dalam silsilah suatu keluarga ditemukan salah seorang menderita skizofrenia maka hendaknya bila ia ingin menikah sebaiknya dengan orang dari keluarga jauh yang dalam silsilah keluarganya tidak ada anggota keluarga yang menderita skizofrenia.
b. Meskipun dalam silsilah keluarga tidak ada anggota keluarga yang menderita skizofrenia, bila salah seorang keluarga hendak menikah dengan orang lain yang juga dalam silsilah keluarganya tidak ada yang menderita skizofrenia; maka sebaiknya kedua keluarga tadi merupakan keluarga yang jauh bukan keluarga dekat yang masih bertalian darah.
c. Sesama penderita atau mantan skizofrenia sebaiknya tidak saling menikah.
Untuk menghindari kemungkinan adanya faktor epigenetik, maka hendaknya selama kehamilan seorang ibu perlu mendapat perawatan yang baik agar tidak terjadi gangguan pada perkembangan otak janin, misalnya:
a) Perlu dicegah adanya infeksi virus atau infeksi penyakit lainnya.b) Perlu dicegah menurunnya auto-immune yang mungkin disebabkan oleh infeksi
selama kehamilan.c) Perlu dicegah berbagai macam komplikasi kandungan.d) Gizi makanan harus cukup dan berimbang, terutama gizi protein sejak trimester
pertama kehamilan. Zat protein amat penting dan merupakan bahan baku bagi perkembangan sel-sel otak yang dimulai sejak kehamilan hingga usia bayi 5 tahun (usia balita), upayakan selama 2 tahun bayi mendapat ASI.
e) Selama kehamilan upayakan kondisi mental emosional ibu dalam keadaan sehat atau stabil (bebas dari stress, cemas dan depresi).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas ibu hamil hendaknya memeriksakan kehamilannya ke dokter ahli kandungan dan kebidanan secara teratur, dan bila perlu juga ke psikiater. Selain kepada ibu hamil, kepada suami juga diberikan penyuluhan agar menjaga keharmonisan keluarga demi kestabilan mental emosional istrinya.
PSIKO-EDUKATIF
Dalam perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang dari mulai bayi hingga remaja (18 tahun) hendaknya tidak hanya berkembang secara baik dalam arti fisik tetapi juga terutama secara kejiwaannya (psikologik) . Perkembangan jiwa/kepribadian anak tergantung bagaimana kedua orangtua mendidiknya (faktor psiko-edukatif). Kedua orangtua merupakan tokoh imitasi dan identifikasi anak. Pendidikan anak hendaknya sedemikian rupa sehingga dapat dihindari terbentuknya sifat atau ciri kepribadian yang rawan atau rentan bagi terjadinya gangguan jiwa skozofrenia, misalnya yang tergolong kepribadian promorbid (kepribadian paranoid, skozoid, skizotipal dan ambang). Dalam hal ini terjadinya kelainan dalam perkembangan jiwa/kepribadian anak lebih tergantuing dari faktor cara orangtua mendidik dan contoh suri tauladan yang diberikannya, atau dengan kata lain faktor parental example lebih penting daripada parental genes.
Tumbuh kembang anak memerlukan dua jenis makanan, yaitu makanan yang bergizi untuk pertumbuhan otak dan fisiknya, dan makanan dalam bentuk “gizi mental”. Bentuk makanan yang kedua ini berupa kasih sayang, perhatian, pendidikan, dan pembinaan yang bersifat kejiwaan/psikologik (non fisik), yang dapat diberikan oleh kedua orangtua dalam kehidupan sehari-harinya. Oleh karenanya kedua orangtua
harus mempunyai waktu untuk membina komunikasi yang baik dengan anak; sebab “warisan paling berharga yang dapat diberikan oleh orangtua kepada anak-anaknya, adalah waktu beberapa menit setiap harinya”.
Anak dengan pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari bersama orangtuanya merupakan unsur dimana anak membina dan menciptakan realitas. Anak dapat belajar bagaimana sesuatu itu dilihat, diraba, didengar, dicium dan dirasa. Pengalaman-pengalaman ini merupakan pilar-pilar terpenting bagi pembinaan mental-emosional dan mental-intelektual anak. Akan berbeda hasilnya manakala hal-hal tersebut diatas diberikan oleh kedua orangtua kepada anaknya, apakah dengan rasa kasih sayang, rasa gelisah, rasa marah atau sebaliknya tanpa rasa.
Beberapa hal berikut ini adalah sikap-sikap yang merupakan daya kemampuan dan kompetensi anak yang perlu mendapat perhatian kedua orangtua, yaitu:
1. Sikap pertama adalah kemampuan untuk percaya pada kebaikan orang lain. Istilah yang diberikan Ericson (1927) adalah kepercayaan dasar (basic trust). Anak yang mengalami banyak waktu tanpa kata-kata, tanpa diajak bicara, tanpa senyum dan tanpa interaksi dengan sekelilingnya, lama kelamaan akan mengundurkan diri dari pergaulan. Anak akan menyendiri dan puas dengan dirinya sendiri, tidak lagi memerlukan dan memperdulikan dunia luar dan akibatnya amat disayangkan kelak bila telah menginjak dewasa. Anak-anak seperti ini kelak tidak lagi mampu menjadi calon anggota masyarakat yang baik di masa depan, tidak mengerti persyaratan apa yang diperlukan utnuk menjadi manusia yang baik dan potensial, mereka akan menderita kelainan dalam peran sosialnya di masyarakat.
2. Sikap kedua adalah sikap terbuka. Kalau sikap ini digabungkan dengan sikap kepercayaan dasar diatas, anak akan menjadi terbuka dan terus terang terhadap orang-orang disekitarnya. Sikap ini akan berhasil menciptakan dorongan dan rangsangan terhadap sikap ingin tahu dan sikap mau belajar. Keadaan ini dinamakan otonomi dan inisiatif. Perkembangan sikap ini akan terhambat bila terjadi kekurangan pada rangsangan-rangsangan (stimuli) mental, misalnya karena kemiskinan, terlalu banyak anak, atau pada ibu yang menderita gangguan jiwa (depresi).
3. Sikap yang ketiga adalah anak mampu menerima kata tidak atau kemampuan pengendalian diri terhadap orang lain atau terhadap hal-hal yang mengecewakan. Jika sikap ini tidak ada, anak tidak bisa bergaul dan belajar di sekolah. Anak selalu dimanjakan dan selalu dituruti semua keinginannya, dan anak tidak pernah mendengarkan kata tidak atau penolakan, akan menimbulkan banyak masalah dalam kehidupan sosialnya kelak dikemudian hari.
Keterpaduan ketiga sikap di atas yaitu kepercayaan dasar, keterbukaan, dan kemampuan menerima kata tidak, akan menghasilkan anggota masyarakat baru dan sehat, mempunyai potensi untuk bias sekolah dan bergaul dengan baik di dalam maupun di luar keluarganya tanpa pengawasan ketat, mampu berdiri sendiri dan mampu menanggulangi serta memperoleh penyelesaian yang sehat dari berbagai konflik internal maupun eksternal pada dirinya.
Factor psiko-edukatif dari sudut pandang psikodinamik amat penting bagi pembentukan perkembangan jiwa/kepribadian anak yang berkualitas yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut (D. Hawari, 1999):
a. tingkat kecerdasan atau IQ yang tinggi, yang dapat dicapai dengan rajin belajar dan banyak membaca.
b. Tingkat emosional atau EQ yang tinggi, artinya kemampuanpengendalian diri, sabar, tekun, dan tindakannya lebih rasional daripada emosional.
c. Tingkat kreativittas atau CQ (Creativity Quotient) yang tinggi, artinya anak tersebut memiliki daya cipta/kreasi yang bermanfaat bagi diri dirinya, keluarga, dan masyarakat. Orang tua perlua merangsang dan memotivasi CQ anak adar dapat berkembang.
d. Tingkat kecerdasan keagamaan (spoiritual) atau RQ (Religiosity Quotient) yang tinggi, anak tidak hanya beragama tetapi juga bertaqwa dalam pengalaman kehidupannya sehari-hari. Dan, kelak bila telah dewasa ia dapat mengetahui dan membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dan mana yang halal dan haram. Sehingga, perjalanan hidupnya dipandu oleh nilai-nilai moral, susila dan etika.
Bila seseorang memiliki ke-empat cirri-ciri tersebut di atas, diharapkan bila kelak berusia remaja dan dewasa, yang bersangkutan akan mempunyai jiwa yang sehat, integritas kepribadian yang kuat, sehiungga mampu beradaptasi, berinteraksi, dan mampu menghadapi problem kehidupan yang berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar (eksternal).
PSIKORELIGIUS
D.B. Larson, dkk (1992) dalam penelitiannya sebagaimana termuat dalam “Religious Commitment and Health” (APA, 1992), menyatakan antara lain bahwa agama amat penting dalam pencegahan agar seseorang tidak mudah jatuh sakit, meningkatkan kemampuan seseorng dalam mengatasi penderitaan bila ia sedang sakit serta mempercepat penyembuhan selain medis yang diberikan. Sementara ituSnyderman (1996) menyatakan bahwa terapu medis tanpa agama, tidak lengkap; sebaliknya agama saja tanpa terapi medis, tidak efektif.
Manfaat komitmen agama tidak hanya di bidang penyakiit fisik, tetapi juga di bidang kesehatan jiwa. Dua studi epidomiologik yang luas telah dilakukan terhadap penduduk, untuk mengetahui sejauh mana penduduk menderita tekanan jkejiwaan/mental (psychological distress). Dari studi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pada mereka yang religius jauh kurang menderita sters dibandingkan dengan kelompok penduduk yang tidak/kurang religius (Lindesthal, Stark, 1971).
Dalam kaitannya antara agama dan kesehatan jiwa Concellarodan Meier (1983) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa dibandingkan dengan kelompok control, kelompok Skizofrenia tidak menjalankan agamanya dan tidak seraji kelompok control. Hasil temuan ini adalah sebagai akibat ketidak harmonisan keluarga dan pengajaran agama yang tidak tepat yang berakibat persepsi terhadap Tuhan bebrbeda dengan kelompok control.
Manusia sebagai makhluk fitrah, diakui oleh H. Clinebell (1981), yang dalam penelitiannya berkesimpulan bahwa pada setiap diri manusia pada hakekatnya ada kebutuhan dasar kerohanian. Setiap orang membutuhkan rasa aman, tenag, tentram, terlindung; bebas dari rasa cemas, ketakutan, depresi, stress dan lain sebagainya. Nagi mereka yang beragama kebutuhan kerohanian ini dapat diperoleh lewat agam, namun bagi mereka yang sekuler da mengingkarinya, menempuh lewat penyalahgunaan NAZA yang pada gilirannya dapat menimbulkan ketergantungan dengan segala macam dampaknya.bila kebutuhan dasar kerohanian ini tidak terpenuhi, maka ketahanan jiwa/mental yang bersangkutan tidak sekuat kebutuhan kerohaniannya.
PSIKOSOSIAL
Untuk menghindari seseorang dari jatuh sakit, maka factorStressor psikososial dapat dihindari atau ditanggulangi. Adapula bentuk stressor psikososial yang dapat dialami oleh anak selama tumguh kembangnya dalam keluarga, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perkembangan jiwa/kepribadian anak. Seyogyanya anak tumbuh kembang dalam keluarga sakinah dan bukan hidupo dibesarkan dalam keluarga disfungsi.
Disfungsi keluarga yang dimaksud adalah kondisi keluarga dengan cirri-ciri:
a. keluarga tidak utuh (broken home), misalnya kematian salah satu atau kedua orang tua, kedua orang tua terpisah (separate) atau bercerai (divorce)
b. kehidupan perkawinan kedua orang tua tidak baik (poor marriage). Hubungan orang tua anak tidak baik (poor parent-child relationship).
c. Suasana rumah tangga yang tegang dan tanpa kehangatan (high tension and low warmth). Orang tua sibuk dan jarang di rumah.
d. Salah satu atau kedua orangtua mempunyai kelainan kepribadian atau gangguan jiwa.
Agar anak tumbuh kenbang sehat baik fisik, social dan spiritual, hendaknya diciptakan rumah tangga yang sehat dan bahagia agar kepribadian anak matang dan kuat sehingga tidak mudah jatuh sakit. N. Stinnet dan J. De Frain (1987) dalam studinya, mengemukakan enam hal sebagai suatu pegangan atau criteria membina keluarga sehat dan bahagia, yaitu:
1) ciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.2) adakan waktu bersama dalam keluarga.3) ciptakan hubungan baik antar anggota keluaraga.4) keluarga hsebagai unit social yang terkecil ikatannya harus erat dan kuat, jagan
longgar dan rapuh.5) harus saling menghargai sesama keluarga.6) bila dalam keluarga mengalami krisis, maka prioritas utama adalah keluhan
keluarga dan bila diperlukan berkonsultasi kepaa ahlinya.
Dalam kehidupan sehari-hari anak tumbuh kembang di tiga tempt, yaitu rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat sosialnya. Kondisi social di masing-masing tempat tersebut akan berinteraksi satu dengan lainnya dan mempengaruhi timbuh kembang keluarga, sekolah ataupun pergaulan sosialnya tidak kondusif (pengaruh buruk), maka resiko terganggunya perkembangan jiwa/kepribadian anak kea rah yang baik dan sehat akan semakin besar.
Maka untuk mencegahnya menciptakan keluarga harmonis, lembaga pendidikan yang baik dan lingkungan pergaulan social yang seht merupakan syarat bagi tumbuh kembang anak untuk mencapai kepribadian yang tangguh, dan terhindar dari terbentuknya Kepribadian Pramorbid.
4. Mahdhoh
A. Pengertian Ibadah
Secara etomologis diambil dari kata ‘abada, ya’budu, ‘abdan, fahuwa ‘aabidun. ‘Abid, berarti hamba atau budak, yakni seseorang yang tidak memiliki apa-apa, hatta dirinya sendiri milik tuannya, sehingga karenanya seluruh aktifitas hidup hamba hanya untuk memperoleh keridhaan
tuannya dan menghindarkanmurkanya. Manusia adalah hamba Allah “‘Ibaadullaah” jiwa raga haya milik Allah, hidup matinya di tangan Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk ibadah atau menghamba kepada-Nya:
56 الذريات ليعبدوِنc اال واالنس الجن خلقت وماTidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu (QS. 51(al-Dzariyat ): 56).
B. Jenis ‘Ibadah
Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya;
1. ‘Ibadah Mahdhah, artinya penghambaan yang murni hanya merupakan hubung an antara hamba dengan Allah secara langsung. ‘Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip: Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah,baik dari al-Quran maupun al-
Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.
Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh:
64 النسآء … الله باذِن ليطاع اال رسول من وماارسلناDan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah…(QS. 4: 64).
7 الحشر…فانتهوا عنه نهاكم وما فخذوه الرسول آتاكم وماDan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah…( QS. 59: 7).
Shalat dan haji adalah ibadah mahdhah, maka tatacaranya, Nabi bersabda:
مناسككم عنى خذوا . البخاري رواه .اصلى رايتمونى كما صلوا .Shalatlah kamu seperti kamu melihat aku shalat. Ambillah dari padaku tatacara haji kamu
Jika melakukan ibadah bentuk ini tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek Rasul saw., maka dikategorikan “Muhdatsatul umur” perkara meng-ada-ada, yang populer disebutbid’ah: Sabda Nabi saw:
. رد فهو منه ليس ما هذا امرنا فى احدث من .عليه متفق الخلفآء وسنة بسنتى عليكم فاِن االمور، ومحدثات واياكم ، بالنواجذ بها وعضوا بها تمسكوا ، بعدى من المهديين الراشدين
فاِن بعد، اما ، ماجه وابن والترمذي وابوداود احمد رواه . ضاللة بدعة وكل بدعة، محدثة كل بدعة محدثة وكل محدثاتها االمور وشر. ص محمد هدي الهدي وخير ، الله كتاب الحديث خير . ضاللة بدعة وكل مسلم رواه
Salah satu penyebab hancurnya agama-agama yang dibawa sebelum Muhammad saw. adalah karena kebanyakan kaumnya bertanya dan menyalahi perintah Rasul-rasul
mereka:فاذا انبيآئهم، على واختالفهم سؤالهم بكثرة قبلكم كاِن من هلك فانما تركتكم، ما ذرونى
مسلم اخرجه . فدعوه شيئ عن نهيتكم واذا ماستطعتم منه فأتوا بشيئ امرتكم
Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri’. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.
Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi:
Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah :1. Wudhu,2. Tayammum3. Mandi hadats4. Adzan5. Iqamat6. Shalat7. Membaca al-Quran8. I’tikaf9. Shiyam ( Puasa )10. Haji11. Umrah12. Tajhiz al- Janazah
Rumusan Ibadah Mahdhah adalah
“KA + SS”(Karena Allah + Sesuai Syari’at)
2. Ibadah Ghairu Mahdhah, (tidak murni semata hubungan dengan Allah) yaitu ibadah yang di samping sebagai hubungan hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya . Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada 4:a. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan
Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diseleng garakan.b. Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah
bentuk ini tidak dikenal istilah “bid’ah” , atau jika ada yang menyebut nya, segala hal yang tidak dikerjakan rasul bid’ah, maka bid’ahnya disebut bid’ah hasanah, sedangkan dalam ibadah mahdhah disebut bid’ah dhalalah.
c. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.
d. Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.
Rumusan Ibadah Ghairu Mahdhah“BB + KA”(Berbuat Baik + Karena Allah)
3. Hikmah Ibadah Mahdhah
Pokok dari semua ajaran Islam adalah “Tawhiedul ilaah” (KeEsaan Allah) , dan ibadah mahdhah itu salah satu sasarannya adalah untuk mengekpresikan ke Esaan Allah itu, sehingga dalam pelaksanaannya diwujudkan dengan:a. Tawhiedul wijhah (menyatukan arah pandang). Shalat semuanya harus menghadap ke
arah ka’bah, itu bukan menyembah Ka’bah, dia adalah batu tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi madharat, tetapi syarat sah shalat menghadap ke sana untuk menyatukan arah pandang, sebagai perwujudan Allah yang diibadati itu Esa. Di mana pun orang shalat ke arah sanalah kiblatnya (QS. 2: 144).
b. Tawhiedul harakah (Kesatuan gerak). Semua orang yang shalat gerakan pokoknya sama, terdiri dari berdiri, membungkuk (ruku’), sujud dan duduk. Demikian halnya ketika thawaf dan sa’i, arah putaran dan gerakannya sama, sebagai perwujudan Allah yang diibadati hanya satu.
c. Tawhiedul lughah (Kesatuan ungkapan atau bahasa). Karena Allah yang disembah (diibadati) itu satu maka bahasa yang dipakai mengungkapkan ibadah kepadanya hanya satu yakni bacaan shalat, tak peduli bahasa ibunya apa, apakah dia mengerti atau tidak, harus satu bahasa, demikian juga membaca al-Quran, dari sejak turunnya hingga kini al-Quran adalah bahasa al-Quran yang membaca terjemahannya bukan membaca al-Quran.