skenario 4
DESCRIPTION
descriptionTRANSCRIPT
Seorang anak perempuan Nn, usia 7 tahun, BB: 26 Kg, dibawa ibunya berobat keklinik kulit dengan keluhan bercak putih pada wajah, gatal-gatal dan kulit menebal dikedua lipat siku dan lipat lutut. Dari alloanamnese ( ibu os ) timbul bercak putih diwajah + 3 minggu, gatal-gatal timbul pertama kali dilipat siku terutama pada malam hari, kemudian menyebar kelipat lutut kiri dan kanan, keadaan ini sudah dialami Nn + 2 minggu. Sebelumnya Nn sudah sering mengalami keluhan yang sama dan sudah pernah dibawa berobat ke puskesmas, namun penyakit tidak pernah tuntas (keluhan berkurang tapi kambuh kembali), hal ini sudah dialami Nn + 1 tahun. Status Dermatologi: makula hipopigmentasi di regio facialis, papul eritema yang disertai likenifikasi, hiperpigmentasi dan sedikit skuama diatasnya pada kedua fossa cubiti da fossa poplitea. Xerosis (+).
RPT : (-), RPK : bersin-bersin pada pagi hari (+)pada ayah NnApa yang dialami anak Nn?
TERMINOLOGI• Xerosis: kulit kering • Likenifikasi: penebalan kulit disertai relief kulit yang
makin jelas• Makula hipopigmentasi: kelainan kulit berbatas
tegas yang berwarna putih • Papul eritema: kelainan kulit yang lebih tinggi dari
permukaan kulit dngan ukuran > 1cm yang berwarna kemerahan
• Skuama: pelepasan jaringan tanduk atau stratum corneum
• Hiperpigmentasi: kelainan kulit yang berwarna coklat kehitam-hitaman.
Identifikasi Masalah1. Apa yang menyebabkan os mengalami bercak
putih di wajah, gatal, kulit menebal dikedua lipat siku dan lipat lutut?
2. Apa yang menyebabkan gatal-gatal timbul pada malam hari?
3. Apa ada hubungan riwayat penyakit keluarga dengan keluhan os?
4. Apa DD dari os?5. Apa pemeriksaan selanjutnya untuk os?6. Apa komplikasi pada OS ?
Klarifikasi Masalah1. Apa yang menyebabkan os mengalami bercak putih di
wajah, gatal, kulit menebal dikedua lipat siku dan lipat lutut?
Jawab:- Makula hipopigmentasi : karena pengelupasan jaringan
sekitar- Pada penderita DA jika terpapar alergen merangsang sel
mast dan basofil melepaskan mediator kimiawi (histamin) gatal
- Umumnya penderita DA mengalami kekeringan kulit terjadi akibat kadar lipid epidermis yang menurun mengakibatkan ambang rasa gatal menjadi rendah menimbulkan sensasi untuk menggaruk ruptur terbentuk krusta menebal (likenifikasi)
2. Apa yang menyebabkan gatal-gatal timbul pada malam hari?Jawab : karena suhu dimalam hari yang dingin merangsang pengeluaran sel mast jika ada alergen akan berikatan dengan IgE karena adanya reseptor Fc, IgE akan terikat pada permukaan sel mast atau sel basofil akibatnya terjadi degranulasi sel mast menyebabkan pelepasan mediator kimiawi (histamin) gatal
3. Apa ada hubungan riwayat penyakit keluarga dengan keluhan os?Jawab : - ada, karena ayah rhinitis alergi anaknya
kemungkinan terkena dermatitis atopik
4. Apa DD dari os?Jawab :1. Dermatitis atopik2. Dermatitis kontak3. Dermatitis seboroik4. Skabies 5. Psoriasis
DX : Dermatitis Atopik
5. Apa pemeriksaan selanjutnya untuk os?Jawab :• Skin prick test (SPT)• Ig E total• Spesifik Ig E (RAST)
Nn 7 tahun
Bercak putih GatalKulit menebal
Pemeriksaan dermatologis
•Macula hipopigmentasi •Papul eritem•Likenifikasi •Hiperpigmentasi •Xerosis
Anamnesis
RPK : bersin pagi hari pada Ayah Nn
Diagnosa banding Dermatitis atopik
Dermatitis kontak alergiDermatitis seboroik
penatalaksanaan
PETA KONSEP
Learning Objective
• Mahasiswa/I mampu memahami dan menjelaskan :
- Dermatitis Atopik beserta diagnosis bandingnya
DERMATITIS ATOPIK
Merupakan keadaan peradangan kulit dan residif, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga
• GAMBARAN KLINIS- Kulit penderita dermatitis atopik umumnya kering- Jari tangan teraba dingin- Gejala utama ialah pruritus hilang timbul
sepanjang hari lebih hebat pada malam hari akibatnya penderita akan menggaruk timbul kelainan dikulit berupa papul, likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi, dan krusta
- Dibagi menjadi 3 fase, yaitu :a. Dermatitis atopik infantil ( usia 2 bulan sampai 2
tahun)b. Dermatitis atopik anak (2 tahun sampai 10 tahun)c. Dermatitis atopik pada remaja dan dewasa
1. D.A Infantil- Lesi mulai dimuka (dahi, pipi)
berupa eritema, papulo-vesikel yang halus gatal digosok pecah eksudatif terbentuk krusta
- Lesi meluas ketempat lain yaitu ke scalp, leher, pergelangan tangan, lengan dan tungkai
- Lesi yang paling menonjol pada tipe ini adalah vesikel dan papula serta garukan yang menyebabkan krusta dan terkadang menyebabkan infeksi sekunder
2. D.A pada anak- Lesi lebih kering, tidak
begitu eksudatif, lebih banyak papul, likenifikasi dan sedikit skuama
- Letak kelainan kulit dilipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian fleksor, kelopak mata, leher
- Gatal sering digaruk erosi, likenifikasi dan infeksi sekunder
2. D.A pada remaja dan dewasa- Lesi dapat berupa plak papular-eritematosa dan
berskuama atau plak likenifikasi yang gatal- Pada D.A remaja lokasi lesi lipat siku, lipat lutut dan
samping leher, dahi dan sekitar mata- Pada D.A dewasa distribusi lesi kurang karakteristik,
sering mengenai tangan dan pergelangan tangan, dapat pula ditemukan setempat, misalnya dibibir, vulva, puting susu atau scalp.
- Lesi kering, agak menimbul, papul datar dan cenderung bergabung mejadi plak likenifikasi dengan sedikit skuama dan sering terjadi ekskoriasi dan eksudasi karena garukan lambat laun terjadi hiperpigmentasi
• Kriteria Mayor- Pruritus- Dermatitis dimuka atau ekstensor pada bayi
dan anak- Dermatitis difleksura pada dewasa- Dermatitis kronis atau residif- Riwayat atopi pada penderita atau
keluarganya
DIAGNOSIS
• Kriteria Minor- Xerosis- Infeksi kulit (khususnya S.aureus dan virus herpes simplek)- Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki- Iktiosis/hiperliniar palmaris/keratosis pilaris- Pitriasia alba- Dermatitis di papila mamae- White dermographism dan delayed blanch response- Keilitis- Lipatan infraorbital Dennie-Morgan- Konjungtivitis berulang- Keratokonus- Katarak subkapsular anterior- Orbita menjadi gelap- Muka pucat atau eritem- Gatal bila berkeringat
• Diagnosis D.A harus mempunyai tiga kriteria mayor dan tiga kriteria minor
• PEMERIKSAAN LABORATORIUMa. Imunoglobulin- IgG,IgM,IgA dan IgD biasanya normal- Kadar IgE meningkat pada 80-90% penderita
Dermatitis Atopik
b. Leukosit - Limfosit normal- Eosinofil meningkat
c. Uji kulit
• PENATALAKSANAAN- Dermatitis atopik umumnya tidak dapat
disembuhkan, tetapi dapat dikontrol- Langkah pertama dalam penatalaksanaan
penderita DA adalah menghindari atau mengurangi faktor penyebab, misalnya eliminasi makanan, faktor inhalan atau faktor pencetus
- Mengidentifikasi kemudian menyingkirkan faktor yang memperberat
• PENGOBATAN1. Pengobatan topikal- Tujuannya untuk mengatasi kekeringan kulit dan peradangan a. Hidrasi kulit- Perlu diberikan pelembab, misalnya krim hidrofilik urea 10%- Hidrokortison 1%
b. Kortikosteroid topikal- Bayi hidrokortison 1%-2,5%- Anak dan dewasa triamsinolon
c. Takrolimus- Anak usia 2-15 tahun dalam bentuk salap 0,03% dan 0,1%
2. Pengobatan Sistemika. Kortikosteroid- Digunakan untuk mengendalikan eksaserbasi akut
b. Antihistamin- Digunakan untuk mengurangi rasa gatal yang hebat- Dengan dosis 10-75mg secara oral malam hari pada orang
dewasa
c. Antibiotik- Antibiotik dapat dipertimbangkan untuk mengatasi DA yang
luas dengan infeksi sekunder - Antibiotik yang dianjurkan adalah eritromisin, sefalosporin,
kloksasilin
Dermatitis kontak
Dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit
Dermatitis kontak dibagi menjadi 2 macam :1. Dermatitis kontak iritan reaksi peradangan
kulit nonimunologik, kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi
2. Dermatitis kontak alergik terjadi pada seseorang yang telah mengalami sensitisasi terhadap suatu alergen.
Dermatitis Kontak Iritan (DKI)
EpidemiologiDapat diderita semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan
jenis kelamin
EtiologiPenyebab DKI karena bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan
pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu.Kelainan kulit yang terjadi ditentukan oleh ukuran molekul, daya
larut, konsentrasi bahan tersebut dan vehikulum. Selain itu juga dipengaruhi faktor : lama kontak, kekerapan (terus menerus atau berselang), adanya oklusi menyebabkan kulit lebih pemeabilitas, gesekan, suhu dan kelembaban lingkungan.
Gejala klinisDKI akutKulit terasa pedih, panas, rasa terbakar, kelainan yang terlihat berupa eritema edema, bula,
mungkin juga nekrosis. Pinggir kelainan kulit berbatas tegas dan pada umumnya asimetris.
DKI akut lambatGejala sama dengan DKI aku, tetapi baru muncul 8 – 24 jam atau lebih setelah kontak.
DKI kumulatif Kulit kering, eritema, skuama,lambat laun kulit tebal (hiperkeratosis) dan likenifikasi, difus.
Bila kontak terus berlangsung kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit tukang cuci yang mengalami kontak teres menerus dengan deterjen. Keluhan umumnya rasa gatal atau nyeri karena kulit retak. Biasanya keluhan hanya luka kering atau skuama tanpa eritema sehingga diabaikan oleh penderita.
Reaksi iritanKelainan kulit monomorf dapat berupa skuama, eritema, vesikel, pustul, dan erosi.
Umumnya dapat sembuh sendiri, menimbulkan penebalan kulit, kadang dapat berlanjut menjadi DKI kumulatif
DKI traumatikKelainan kulit berkembang lambat setelah trauma panas atau
laserasi. Gejala seperti dermatitis numularis, penyembuhan lambat, paling cepat 6 minggu. Paling sering terjadi di tangan
DKI noneritematosaMerupakan bentuk subklinis DKI, ditandai perubahan fungsi
sawar stratum korneum tanpa disertai kelainan klinis
DKI subyektifDisebut juga DKI sensori; kelainan kulit tidak terlihat, namun
penderita merasa seperti tersengat (pedih) atau terbakar (panas) setelah kontak dengan bahan kimia tertentu. Misalnya asam laktat
Diagnosis
• Diagnosis DKI didasarkan anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran klinis.
• Dki akut lebih mudah diketahui karena munculnya lebih cepat sehingga penderita pada umumnya masih ingat apa yang menjadi penyebabnya. Sebaliknya DKI kronis timbul lambat serta mempunyai variasi gambaran klinis yg luas, sehingga sulit dibedakan dengan dermatitis kontal alergik .
• Perlu dilakukan uji tempel dengan bahan yang dicurigai.
Pengobatan
• Menghindari pajanan bahan iritan, • Menghindari faktor memperberat• Untuk pengatasi peradangam diberikan kortikosteroid topikal,
misalnya hidrokortison.• Pemakaina alat pelindung diri yang adekuat untuk yang pekerja
dengan bahan iritan
Progosis
Prognosis kurang baik bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan dgn sempurna. Keadaan ini sering terjadi pada DKI kronis yang penyebabnya multi faktor, juga pada penderita atopi.
Dermatitis kontak alergi (DKA)EpidemiologiDibandingkan dengan DKI, jumlah penderita DKA lebih sedikit, karena hanya
mengenai kulit orang yang keadaan kulitnya sangat peka (hipersensitif). Jumlah penderita DKA maupun DKI makin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah produk yg mengandung bahan kimia yg dipakai masyarakat.
EtiologiPenyebab DKA adalah bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya
rendah (<1000 dalton), merupakan alergen yg belum di proses disebut hapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif, dapat menembus stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis dibawahnya (sel hidup).
Faktor yang berpengaruh dalam timbulnya DKA, misalnya potensi sensitisasi alergen, luas daerah yg terkena, lama pajanan,oklusi, suhu dan kelembaban lingkungan, vehikulum dan pH.
Gejala klinis
Umumnya mengeluh gatal, kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis dan lokalisasinya. Pada yg akut dimulai dengan bercak eritematosa yang berbatas jelas kemudian di ikuti dgn edema, papulovesicel, vesicel atau bula. Vesicel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi (basah).
Pada kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batas tdk jelas. Kelainan ini sulit debedakan dgn dermatitis kontak iritan kronis; mungkin penyebabnya juga campuran
Diagnosis
• Diagnosis didasarkan atas hasil anamnesis yg cermat dan pemeriksaan klinis yg teliti
• Pertanyaan mengenai kontak yg dicurigai didasarkan kelainan kulit yg ditemukan
Pengobatan
• Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontah adalah upaya pencegahan terulangnya kontak kembali dgn alergan penyebab
• Korikosteroid
Prognosis
Prognosis DKA umumnya baik, sejauh bahan kontaknya dapat disingkirkan.prognosis kurang baik dan menjadi kronis bila terjadi bersamaan dgn dermatitis oleh faktor endogen ( dermatitis atopik, dermatitis numularis atau psoriasis)
Psoriasis• Defenisi: penyakit inflamasi kulit kronik yang
umum dijumpai, bersifat rekuren dan melibatkan beberapa faktor misalnya genetik, sistem imunitas, lingkungan serta hormonal. Psoriasis ditandai dengan plak eritematosa yang berbatas tegas dengan skuama berlapis berwarna keputihan. Penyakit ini umumnya mengenai daerah ekstensor ekstremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genitalia.
• Etiologi: Psoriaris merupakan suatu penyakit yang diperantai oleh
sistem imun. Psoriasis melibatkan interaksi kompleks diantara berbagai sel pada sistem imun dan kulit.
• Gambaran klinis: Lesi berupa pak berwarna kemerahan yang berbatas
tegas dengan skuama tebal berlapis yang berwarna keputihan di permukaan lesi. Ukuran lesi bervariasi dan terjadi secara simetris, walaupun terdapat secara unilateral. Dibawah skuama akan tampak kulit berwarna kemerahan mengkilat yang tampak bintik bintik pendarahan saatn skuama di angkat.
• Diagnosis:- Anamnesa- Gambaran klinis- Pemeriksaan penunjang darah rutin & biopsi
kulit dengan pewarnaan hematosiklin-eosin
• Jenis:- Psoriasis vulgaris: bentuk lazim psoriasis, lesi
umum berupa plak. Tempat predileksinya berupa skalp, perbatasan berupa muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku dan lutut dan daerah lumbosakral.
- Psoriasis Gutata: lesi biasanya tidak lebih 1 cm- Psoriasi Inversa: predileksi di daerah lipatan
kulit seperti ketiak, selangkangan, lipatan payudara, lipatan antara bokong
- Prosiasis Eritroderm: terlihat pustula luas dan eritoderma yang dengan pengobatan menyebabkan kulit iritasi dan kondisi memburuk.
- Psoriasis pustulosa: ada 2 jenis yaitu psoriasis lokalisata dan generalisata
• Penatalaksanaan:- Pengobatan topikal: kortikosteroid, ditranol,
calcipotriol, tazaroten.- Penobatan dengan penyinaran- Pengobatan sistemik: kortikosteroid,
metotreksat. Sintesis retinoid dan siklosporin