sken a hyper awal

12
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Sistem Endokrin adalah blok ke 12 pada Semester IV dari sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Salah satu strategi pembelajaran sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ini adalah Problem Based Learning (PBL). Tutorial merupakan pengimplementasian dari metode Problem Based Learning (PBL). Dalam tutorial mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok dibimbing oleh seorang tutor/dosen sebagai fasilitator untuk memecahkan kasus yang ada. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada kesempatan yang akan datang. Pada kesempatan kali ini akan memaparkan kasus mengenai Ny. Tini, 35 tahun, daatng ke RSMP dengan keluhan utama berdebar-debar sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan keringat belebihan, mudah merasa cemas, mudah tersinggung dan telapak tangan sering basah sejak 1 bulan yang lalu. Nafsu makan pasien meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan. Pasien tidak tahan suhu panas sehingga lebih senang berada diruang yang dingin. 1

Upload: ahmad-ramadhanu

Post on 11-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tutorial penyakit graves

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBlok Sistem Endokrin adalah blok ke 12 pada Semester IV dari sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Salah satu strategi pembelajaran sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ini adalah Problem Based Learning (PBL). Tutorial merupakan pengimplementasian dari metode Problem Based Learning (PBL). Dalam tutorial mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok dibimbing oleh seorang tutor/dosen sebagai fasilitator untuk memecahkan kasus yang ada.Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada kesempatan yang akan datang. Pada kesempatan kali ini akan memaparkan kasus mengenai Ny. Tini, 35 tahun, daatng ke RSMP dengan keluhan utama berdebar-debar sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan keringat belebihan, mudah merasa cemas, mudah tersinggung dan telapak tangan sering basah sejak 1 bulan yang lalu. Nafsu makan pasien meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan. Pasien tidak tahan suhu panas sehingga lebih senang berada diruang yang dingin.1.2 Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari laporan studi kasus ini, yaitu :1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi.2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran studi kelompok.3. Tercapainya tujuan dari pembelajaran tutorial berdasarkan langkah-langkah seven jump.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Data TutorialTutor: dr. AzhariModerator: M.Rizqy FiryalSekretaris: Rizka Karina Mayang SariNotulis: AmeliaWaktu: Senin, 11 Mei 2015 Pukul 08.00 10.30 WIB. Rabu , 13 Mei 2015 Pukul 08.00 10.30 WIB.

Rule tutorial: 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.2.Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu.3. Izin saat akan keluar ruangan4. Dilarang membawa makanan atau makan di ruangan saat proses diskusi sedang berlangsung2.2 Skenario KasusNy. Tini, 35 tahun, daatng ke RSMP dengan keluhan utama berdebar-debar sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan keringat belebihan, mudah merasa cemas, mudah tersinggung dan telapak tangan sering basah sejak 1 bulan yang lalu. Nafsu makan pasien meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan. Pasien tidak tahan suhu panas sehingga lebih senang berada diruang yang dingin.Sejak 6 bulan yang lalu, pasien merasa timbul benjolan di leher kanan bagian tengan agak ke bawah yang makin lama makin besar. Pasien tidak merasakan nyeri dileher seiring bertambah besarnya benjolan. Tidak ada sesak napas ataupun suara serak. Ny. Tini belum pernah berobat sebelumnya.Pemeriksaan Fisik : Kesadaran : Kompos mentisTanda Vital: TD 120/70 mmHg, Nadi 110x/ment, Pernapasan 22x/menit, Temp 36,8 CKepala: Exopthalmus (+), lid retraction (+), lid lag (+) Lima tanda orbital: Stell Wag (+), von Graefe (+), Mobius (+), Joffroy (+) Rosenbach (+)Leher: JVP (5-2 cmH2O)Pemeriksaan khususLeher Inspeksi : tampak benjolan di leher sebelah kanan, rata, ikut bergerak saat menelan, kulit dalam batas normal (tidak ada tanda-tanda radang) Palpasi : difuse, masa kenyal ukuran 4 x 5, fluktuasi (-), mobile, tidak teraba panas Auskultasi : Bruit (-)Jantung dan paru : dalam batas normalAbdomen: datar, nyeri tekan (-) bising usus (+) Ekstremitas: kulit terlihat basah, teraba lembab, termor (+)Pemeriksaan Penunjang : T3 = 256 ng/dl, T4 = 213 ng/dl, TSG = 0,002 m IU/I

2.3 Klarifikasi Istilah1. MualMerasa ingin muntah, Sensasi tidak menyenangkan pada epigastrium dan abdomen dengan kecenderungan ingin muntah

2. Sakit kepala hebat Nyeri pada kepala, gangguan mirip migren yang ditandai dengan serangan yang hebat unilateral pada mata dan dahi, disertai flushing serta mata dan hidung yang berair.

3. Penurunan kesadaranBerkurangnya respon tubuh terhadap rangsangan dari luar.

4. MuntahPengeluaran isi lambung melalui mulut

5. Darah TinggiKeadaan dimana tekanan darah sistolik melebihi 140 dan diastolik melebihi 90 mmHg

6. Stem FremitusGetaran yang terasa saat palpasi thoraks

7. Ictus CordisMerupakan denyut apex jantung yang terlihat di ICS 5 midclavicular sinistra

8. Defans muskulerTahanan otot menegang dan menjadinya kaku yang mengiringi radang setempat

9. Edema Pengumpulan cairan secara abnormal diruang interselular tubuh

10. Hemiparesis dextra flaksidBerkurangnya gerakan dan kekuatan pada sisi kanan tubuh

11. Anisokor Ketidaksamaan ukuran diameter mata

12. Babinsky Pemeriksaaan untuk mengetahui gejala rangsang meningeal

13. ChaddokPemeriksaan untuk melihat adanya refleks patologis

14. GRMAdanya gejala dari rangsang meningeal

2.4 Identifikasi Masalah

1. Ny. Tini, 35 tahun, daatng ke RSMP dengan keluhan utama berdebar-debar sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan keringat belebihan, mudah merasa cemas, mudah tersinggung dan telapak tangan sering basah sejak 1 bulan yang lalu.2. Nafsu makan pasien meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan. Pasien tidak tahan suhu panas sehingga lebih senang berada diruang yang dingin.3. Sejak 6 bulan yang lalu, pasien merasa timbul benjolan di leher kanan bagian tengan agak ke bawah yang makin lama makin besar. Pasien tidak merasakan nyeri dileher seiring bertambah besarnya benjolan. Tidak ada sesak napas ataupun suara serak. Ny. Tini belum pernah berobat sebelumnya.4. Pemeriksaan Fisik : Kesadaran : Kompos mentisTanda Vital: TD 120/70 mmHg, Nadi 110x/ment, Pernapasan 22x/menit, Temp 36,8 CKepala: Exopthalmus (+), lid retraction (+), lid lag (+) Lima tanda orbital: Stell Wag (+), von Graefe (+), Mobius (+), Joffroy (+) Rosenbach (+)Leher: JVP (5-2 cmH2O)5. Pemeriksaan khususLeher Inspeksi : tampak benjolan di leher sebelah kanan, rata, ikut bergerak saat menelan, kulit dalam batas normal (tidak ada tanda-tanda radang) Palpasi : difuse, masa kenyal ukuran 5x3x2, fluktuasi (-), mobile, tidak teraba panas Auskultasi : Bruit (-)Jantung dan paru : dalam batas normalAbdomen: datar, nyeri tekan (-) bising usus (+) Ekstremitas: kulit terlihat basah, teraba lembab, termor (+)6. Pemeriksaan Penunjang : T3 = 256 ng/dl, T4 = 213 ng/dl, TSG = 0,002 m IU/I

2.5 Analisis Masalah1. Ny. Tini, 35 tahun, daatng ke RSMP dengan keluhan utama berdebar-debar sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan keringat belebihan, mudah merasa cemas, mudah tersinggung dan telapak tangan sering basah sejak 1 bulan yang lalu. a. Apa etiologi dari berdebar-debar, keringat berlebih dan tepaka tangan basah, mudah terasa cemas, dan mudah tersinggung? (1 4,7b. Bagaimana patofisiologi dari dari berdebar-debar, keringat berlebih dan tepaka tangan basah, mudah terasa cemas, dan mudah tersinggung? 2 5,8c. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan pasien? 3,6,9 d. Apa hubungan keluhan 1 bulan yang lalu dengan keluhan utama?4,7, 10

2. Nafsu makan pasien meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan. Pasien tidak tahan suhu panas sehingga lebih senang berada diruang yang dingin.a. Mengapa nafsu makan meningkat tapi tidak disertai peningkatan BB? 5, 8, 1b. Bagaimana hubungan nafsu makan meningkat dengan keluhan pasien?6,9, 2c. Apa makna pasien tidak tahan panas dan lebih suka ditempat dingin?7,10, 3d. Bagaimana hubungan nafsu makan meningkat tidak disertai peningkatan BB tidak tahan suhu panas, dengan keluhan 1 bulan dan keluhan utama?8, 1,4e. Bagaimana patofisiologi nafsu makan meningkat tidak disertai BB yang meningkat? 9, 2, 53. Sejak 6 bulan yang lalu, pasien merasa timbul benjolan di leher kanan bagian tengan agak ke bawah yang makin lama makin besar. Pasien tidak merasakan nyeri dileher seiring bertambah besarnya benjolan. Tidak ada sesak napas ataupun suara serak. Ny. Tini belum pernah berobat sebelumnya.a. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari kasus ? (tyroid) 10, 3, 6b. Apa kemungkinan benjolan yang dapat timbul dileher?1, 4, 7c. Apa makna timbul benjolan yang semakin membesar sejak 6 bulan yang lalu?2, 5, 8d. Apa makna pasien tidak merasakan nyeri seiring dengan pembesaran benjolan?3,6 ,9e. Apa makna tidak ada sesak napas ataupun suara serak?4, 7,10f. Bagaimana patofisiologi timbulnya benjolan dileher?5, 8,1g. Apa makna pasien belum pernah berobat sebelumnya?6, 9,2

4. Pemeriksaan Fisik : Kesadaran : Kompos mentisTanda Vital: TD 120/70 mmHg, Nadi 110x/ment, Pernapasan 22x/menit, Temp 36,8 CKepala: Exopthalmus (+), lid retraction (+), lid lag (+) Lima tanda orbital: Stell Wag (+), von Graefe (+), Mobius (+), Joffroy (+) Rosenbach (+)Leher: JVP (5-2 cmH2O)a. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik?7, 10, 3b. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik?8, 1,4c. Bagaimana cara pemeriksaan 5 tanda orbital?9, 2,5

5. Pemeriksaan khususLeher Inspeksi : tampak benjolan di leher sebelah kanan, rata, ikut bergerak saat menelan, kulit dalam batas normal (tidak ada tanda-tanda radang) Palpasi : difuse, masa kenyal ukuran 4 x 5, fluktuasi (-), mobile, tidak teraba panas Auskultasi : Bruit (-)Jantung dan paru : dalam batas normalAbdomen: datar, nyeri tekan (-) bising usus (+) a. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik? 10, 3, 6b. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik? 1, 4,7

6. Pemeriksaan Penunjang : T3 = 256 ng/dl, T4 = 213 ng/dl, TSG = 0,002 m IU/Ia. Apa interpretasi dari pemeriksaan penunjang? 2,5 ,8b. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan penunjang? 3, 6,9

7. Bagaimana cara mendiagnosis?4,7,108. Dd ? 5,8,29. Pemeriksaan penunjang ? 6,9,310. Wd? 7,10,411. Patofisiologi? 8,1,512. Tatalaksana? 9,2,613. Komplikasi? 10,3,714. Prognosis? 1,4,815. KDU? 2,5,916. PI.? 3,6,10

2.6 HipotesisNy. Tini, 36 thmengalami opthamopati desease graves et causa hipertiroid

2.7 Kerangka Konsep

Faktor usiaHipertensi yang lama

Penipisan pembuluh darah

Dipicu aktivitas yang berat (bermain golf)Aneurisma

[[

ruptur

Perdarahan ruang subarachnoid

Stroke Hemoragik

Hemiparese dextra flaksid

Mual dan muntahSakit kepala berat

Penurunan kesadaran

7