suzuki shogun 125 hyper injection
TRANSCRIPT
BUKU PEDOMAN TEKNISSEPEDA MOTOR
SUZUKI SHOGUN 125HYPER INJECTION
PT. INDOMOBIL NIAGA INTERNATIONAL
ADVANCE
DIBUAT OLEH
PT. INDOMOBIL NIAGA INTERNASIONALSERVICE TRAINING R2
EDISI 2008
KATA PENGANTAR
Buku ini dipersiapakan bagi mekanik SUZUKI di seluruh jaringan service dalam
mengikuti training-training yang diselenggarakan Service Training R2, dan
merupakan bagian dari Service R2
Sesuai tujuan penggunaanya, cangkupan buku ini tidaklah terlalu luas, terbatas
pada hal-hal yang dipandang perlu dan bersifat praktis.
Selain itu, diharapkan juga dapat dipergunakan sebagai acuan mekanik dalam
pelaksanaan pekerjaan sehari-hari, khususnya bagi mereka yang telah mengikuti
Training Advance di PT. Indomobil Niaga Internasional.
Tentunya di dalam buku ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran akan
menjadikan masukan yang berguna untuk perbaikan buku ini.
Demikian terimakasih.
Jakarta, Mei 2008
PT. INDOMOBIL NIAGA INTENASIONALSERVICE TRAINING R2
FL 125 RCF Fuel Injection Type
6
FL 125 RCF Fuel Injection Type
7
CAMPURAN BAHAN BAKAR
Campuran bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar mesin harus dalam
kondisi mudah terbakar, agar dapat menghasilkan efisiensi tenaga yang maksimal.
Campuran yang belum sempurna akan sulit terbakar bila tidak dalam bentuk gas
yang homogen. Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya, harus dicampur
dengan udara dalam takaran yang tepat. Perbandingan campuran udara dan bensin
ini sangat mempengaruhi pemakaian bahan bakar.
Perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan dalam bentuk volume atau berat
dari bagian udara dan bahan bakar. Bensin harus terbakar keseluruhannya untuk
dapat menghasilkan tenaga besar pada mesin dan meminimalkan tingkat emisi gas
buang dari mesin. Secara teori perbandingan udara dan bahan bakar adalah 15 : 1 .
yaitu 15 untuk udara berbanding 1 untuk bensin.
Pada kondisi sebenarnya, mesin membutuhkan campuran udara dan besin dalam
perbandingan yang berbeda-beda, tergantung pada temperatur, kecepatan putaran
mesin, beban dan kondisi lainya. Di bawah ini diperlihatkan perbandingan campuran
udara dan bensin secara teoritis yang dibutuhkan mesin sesuai kondisi.
- Saat mesin di start (dingin) 2-3 : 1 (choke dipergunakan)- Hangat 7-8 : 1- Pada putaran stationer (idling) 8-12 : 1- Berjalan normal dengan beban ringan 15-17 : 1- Beban berat 11-13 : 1- Saat pecepatan (tarikan) : berfariasi tergantung dari cara percepaan
FL 125 RCF Fuel Injection Type
8
Prinsip kerja karburator sama dengan prinsip kerja semprotan serangga. Ketika
udara di tekan, maka cairan yang berada dalam tabung akan terisap dan bersama-
sama dengan udara terkarburasi keluar berupa gas, campuran udara dan bensin
masuk kedalam ruang bakar karena adanya hisapan (vacuum) yang dihasilkan oleh
langkah piston (langkah hisap).
Antara karburator dengan sistem fuel injection ( FI ) sebenarnya mempunyai tujuan
yang sama yaitu memberikan campuran udara dan besin dalam jumlah yang tepat
sesuai dengan tuntutan kondisi kerja mesin. Hanya metode pencampurannya saja
yang berbeda, sedangkan pada sistem fuel injection penginjeksian dilakukan secara
elektronik, bensin disemprotkan bukan berdasarkan kevakuman pada intake
melainkan karena adanya respon terhadap suatu sinyal listrik dari ECM (engine
control modul) ke injector.
DCP injector
FL 125 RCF Fuel Injection Type
9
Keuntungan fuel injection type
Menyempurnakan atomisasi (bahan bakar memaksa masuk ke intake yang
membantu memecah bahan bakar saat disemprotkan yang akan
menyempurnakan campuran)
Distribusi bahan bakar yang lebih baik (campuran udara bahan bakar disuplai
dengan jumlah yang sesuai ke silinder)
Putaran stationer lebih lembut (campuran bahan bakar dan udara yang kurus
tidak menjadikan putaran mesin kasar oleh karena disribusi bahan bakar
lebih baik dan kecepatan atomisasi yang rendah)
Irit (efisiensi tinggi oleh karena takaran campuran bahan bakar yang lebih
tepat, atomisasi, distribusi dan adanya sistem pemutus bahan bakar)
Emisi gas buang rendah (ketepatan takaran campuran udara dan bahan
bakar yang menjadikan sempurnanya pembakaran dapat mengurangi emisi
gas buang)
Lebih baik saat dioperasikan pada seuai kondisi temperatur (adanya sensor
yang mendeteksi temperatur menjadikan pengontrolan penginjeksian lebih
baik)
Meningkatkan tenaga mesin (ketepatan takaran campuran pada silinder dan
aliran udara yang ditingkatkan dapat menghasilkan tenaga yang kebih besar)
FL 125 RCF Fuel Injection Type
10
DASAR – DASAR INJEKSI
Sistem pengontrolan penginjeksian bahan bakar dewasa ini berkembang dengan
pesat terutama pada mesin bensin, walaupun harus kita ingat bahwa penguraian
bahan bakar hasil pembakaran berupa gas buang yang bersih, membatasi
pemakaian bahan bakar untuk memenuhi tuntutan tersebut, sepeda motor dengan
kemampuan tinggi mempergunaan electronic control fuel injection yang diatur oleh
sensor- sensor yang menerima sinyal untuk mengatur campuran bahan bakar
secara sempurna dan menghasilkan emisi yang ramah lingkungan.
Gambar di bawah ini termasuk tipe konvensional sistem injeksi dimana injector dan
pompa bahan bakar terpisah, sehingga memaksa bensin dengan tekanan yang
besar masuk ke injector membuat kerja pompa menjadi berat, berbeda dengan tipe
yang digunakan di FL 125 injeksi yang menggunakan teknologi DCP (discharge
pump).
Konvensional FI
FL 125 RCF Fuel Injection Type
11
Banyaknya bensin yang diseprotkan harus sebanding dengan jumlah udara yang
masuk ke dalam silinder. Semakin banyak udara yang mengalir masuk ke dalam
silinder, maka bensin harus semakin banyak di semprotkan. Semakin sedikit udara
yang masuk, maka volume bensin yang disemprotkan juga sedikit.
FL 125 RCF Fuel Injection Type
12
Berdasarkan jumlah injector-nya sistem injeksi di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Single point injection
Single point injection system biasa di sebut jumlah throttle body injection
(TBI) sebuah injector terletak di throttle body pada intake, bensin
disemprotkan ditengah-tengah intake untuk menyuplai kebutuhan bahan
bakar ke silinder
2. Multi point injection
Multi point injection, system yang mempunyai injector pada setiap saluran
untuk menyuplai bensin pada masing-masing silinder. Bensin disemprotkan
ke masing-masing saluran pada intake valve. Oleh karena itu istilah multi
point (lebih dari satu lokasi/titik) fuel injection digunakan.
FL 125 RCF Fuel Injection Type
13
Berdasarkan penempatan injector-nya sistem injeksi di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Indirect injection
Indirect injection system, menyeprotkan bahan bakar ke intake seperti yang
digunakan pada sistem penginjeksian mesin bensin, bensin disemprotkan
tidak langsung kedalam ruang bakar
2. Direct injection
Pada direct injection sistem bahan bakar diseprotkan langsung ke dalam
ruang bakar. Sistem penginjeksian langsung ini umumnya digunakan di
sistem penginjeksian mesin diesel
FL 125 RCF Fuel Injection Type
47
FL 125 RCF Fuel Injection Type
48
FL 125 RCF Fuel Injection Type
49
FL 125 RCF Fuel Injection Type
50
FL 125 RCF Fuel Injection Type
51
FL 125 RCF Fuel Injection Type
52
FL 125 RCF Fuel Injection Type
53
FL 125 RCF Fuel Injection Type
54
FL 125 RCF Fuel Injection Type
30
FL 125 RCF Fuel Injection Type
31
KODE SISTEM DIAGNOSA
Sistem kode diagnosa yang di tampilkan di FL 125 FI berada pada panel
speedometer dengan tampilan lampu merah bertuliskan FI, lampu ini akan menyala
apabila terjadi gangguan pada mesin dari masukan sinyal yang berasal dari sensor-
sensor yang bermasalah, untuk mengetahui masalah sensor mana yang mengalami
gangguan kita harus melakukan prosedur self diagnosis sebagai berikut :
Hubungkan mode select switch dengan konektor yang disediakan di dekat
ECM
Arahkan mode select switch pada posisi on
Posisikan konci kontak pada posisi on bersamaan dengan memutar penuh
throttle grip ( lepas kembali), biarkan hingga timbul kedipan pada lampu FI
(pada speedometer)
Akan muncul kode masalah di lampu FI dengan berkedip berdasarkan masalah
yang timbul, contoh sebagai berikut :
FL 125 RCF Fuel Injection Type
32
Setelah masalah yang timbul telah terselesaikan maka kita wajib untuk me-reset
ulang kode yang timbul sebelumnya, hal ini harus dilakukan mengingat kedipan
yang disebabkan karena masalah yang timbul tidak akan hilang walaupun masalah
tersebut telah terselesaikan. Adapun prosedur untuk menghilangkan kedipan adalah
sebagai berikut :
Hubungkan mode select switch dengan konektor yang disediakan di dekat
ECM
Arahkan mode select switch pada posisi on
Posisikan konci kontak pada posisi on bersamaan dengan memutar penuh
throttle grip (lepas kembali), biarkan hingga timbul kedipan pada lampu FI
(pada speedometer)
Arahkan mode select switch pada posisi off dengan jeda waktu kurang lebih
1 detik, setelah itu sesegera mungkin arahkan kembali mode select switch
pada posisi on dengan jeda waktu kurang lebih 4 detik.
Ulangi point di atas selama 4 kali
FL 125 RCF Fuel Injection Type
33
ADVANCE
1
ADVANCE
2
PRINSIP KERJA MESIN
FL 125 RCF Fuel Injection Type
43
FL 125 RCF Fuel Injection Type
44
JADWAL PERAWATAN BERKALA
Tabel di bawah ini memuat interval waktu yang disarankan pada pekerjaan service
berkala yang diperlukan untuk menjaga agar motor dapat beroperasi secara
maksimal dan ekonomis.
Pelaksanaannya diatur berdasarkan jarak tempuh an waktu, dipilih mana yang lebih
dulu dicapai demi kenyamanan konsumen :
CATATAN
Sepeda motor harus lebih sering di service bila digunakan pada kondisi jalan yang
berat.
TABEL PERAWATAN BERKALA
CATATANI = Periksa dan setel, lumasi atau ganti bila perluR = Ganti T = Kencangkan
FL 125 RCF Fuel Injection Type
45
FUEL HOSE ROUTING
FL 125 RCF Fuel Injection Type
46
THROTTLE BODY AND FUEL INJECTOR INSTALLATION
FL 125 RCF Fuel Injection Type
14
FL 125 RCF Fuel Injection Type
15
KONSTRUKSI DASAR INJECTION FL 125 FI
Sepeda motor Suzuki di Indonesia memulai teknologi fuel injection sesuai dengan
perkembanganya maka faktor yang menentukan motor injeksi bekerja secara baik
di atur oleh ECM (engine control modul) berdasarkan input dari intake air pressure
sensor (IAP), Crankshaft Position sensor (CKP), Throttle Position sensor (TP) dan
sensor yang lainnya untuk mengirim sinyal penginjeksian. Banyaknya bensin yang
disemprotkan harus sebanding dengan jumlah udara yang masuk ke dalam silinder.
Semakin banyak udara yang mengalir masuk kedalam silinder, maka bensin harus
semakin banyak disemprotkan. Semakin sedikit udara yang masuk, maka volume
bensin yang di semprotkan juga semakin sedikit.
FL 125 RCF Fuel Injection Type
16
LOKASI PART FI SYSTEM
A. Engine Control Modul (ECM)B. Tip-over sensor (TOS)C. Fuel injectionD. Idle Speed Control Valve (ISC)E. Intake air pressure sensor/throttle position sensor/intake air temperature
sensor (IAPS/TPS/IATS)F. Engine temperature sensor (ETS)G. Heated oxygen sensor (HO2S)
FL 125 RCF Fuel Injection Type
17
LOKASI PART FI SYSTEM
A. ECMH. SpeedometerI. Ignation Coil (IG Coil)J. Crankshaft position sensor (CKPS)
FL 125 RCF Fuel Injection Type
18
FI SYSTEM WIRING DIAGRAM
FL 125 RCF Fuel Injection Type
19
ECM TERMINAL
FL 125 RCF Fuel Injection Type
20
Dalam bab ini akan di jelaskan lebih detail lagi mengenai :
Engine Control Modul (ECM)
Engine temperature sensor (ET)
Tip – Over Sensor (TO)
Intake Air Pressure sensor (IAP)
Throttle Position sensor (TP)
Intake Air Temperature Sensor (IAT)
Crank Position sensor (CKP)
Heated Oxygen sensor (HO2)
Idle Speed Control Valve (ISC)
Fuel injector
DCP system
FL 125 RCF Fuel Injection Type
21
ENGINE CONTROL MODUL (ECM)
Engine control modul (ECM) terdiri dari micro computer memory (ROM/RAM) dan
IN/OUT unit. Secara keseluruhan kelengkapan ECM ini di bawah kontrol sistem
electronic yang berfungsi tidak hanya mengontrol fuel injector, Engine temperatur
sensor (ET), Tip – over sensor (TO), crank position sensor (CKP) dan sensor-sensor
yang lainnya. Karena ECM ini terdiri dari micro computer maka jangan sampai
menjatuhkan ECM baik sengaja maupun tidak sengaja yang dapat mengakibatkan
rusaknya ECM.
ENGINE TEMPERATURE SENSOR (ET)
ET adalah sensor temperatur selinder yang dipasang di bagian kanan silinder di
pakai untuk mendeteksi temperatur silinder. Sensor ini merupakan tipe thermistor
(hambatan yang berubah menurut suhu) dan memasukan sinyal ke ECM sebagai
nilai tegangan. Sinyal ini dipakai untuk memberikan kompensasi durasi waktu injeksi
bahan bakar, waktu pengapian dll. Sensor ini juga dipakai untuk mendeteksi panas
mesin yang berlebihan, mengingat ECM mampu mendeteksi suhu dan gradient
perubahan suhu. (voltase output sensor ET (oranye/hitam – coklat/hitam) haruslah
berkisar 0,1 V ≤ voltase sensor < 4,7 V), dan kunci kontak pada posisi ON.
FL 125 RCF Fuel Injection Type
22
TIP – OVER SENSOR (TO)
TO adalah sensor mendeteksi kemiringan dari kendaraan di mana sensor ini
dipasang agar kendaraan yang kemiringannya 65° pada saat bermanuver ataupun
terjatuh akan memberikan sinyal ke ECM tidak lebih dari 2 detik setelah ECM
menerima sinyal akan mematikan fungsi fuel injector dan pengapian sehingga motor
dalam keadaan mati untuk keselamatan pengendara. Untuk menghidupkan kembali
sepeda motor posisikan kunci kontak ke off kemudian on sepeda motor dalam
keadaan normal kembali. (voltase output sensor TO (biru/putih – coklat/hitam)
setelah 2 detik atau lebih mesin dihidupkan haruslah berkisar 0,2 V ≤ voltase sensor
< 4,6 V), dan kunci kontak pada posisi ON.
FL 125 RCF Fuel Injection Type
23
INTAKE AIR PRESSURE (IAP)
IAP sensor berfungsi untuk mensensor tekanan intake sebagai dasar perhitungan
jumlah udara yang masuk yang terdapat di dalam sensor ini akan menghasilkan
sinyal tegangan yang segera dikirim ke ECM. Oleh ECM sinyal tegangan ini
digunakan untuk menentukan basic injection time. Semakin tinggi tekanan di intake
semakin besar sinyal voltage yang diberikan. IAP sensor (intake air pressure), untuk
letak dari IAP sensor, IAP sensor terletak di sebelah kanan throttle body dan
menjadi satu dengan TP sensor (Throttle position) dan IAT sensor (intake air
temperature) yang berada. (voltase output sensor IAP (hijau/hitam – coklat/hitam)
haruslah berkisar 0,2 V ≤ voltase sensor < 4,5 V), dan kunci kontak pada posisi ON.
THROTTLE POSITION (TP)
TP sensor berfungsi mendeteksi sudut pembukaan throttle valve jika throttle valve
bergerak maka TP sensor akan mendeteksi perubahan pembukaan throttle valve
yang akan menghasilkan sinyal tegangan yang segera dikirim ke ECM. Oleh ECM
sinyal tegangan ini digunakan untuk menentukan basic injection time. Semakin
besar buakan throttle semakin besar sinyal voltage yang diberikan. (voltase output
sensor TP (merah jambu – coklat/hitam) haruslah berkisar 0,3 V ≤ voltase sensor <
4,7 V), dan kunci kontak pada posisi ON.
INTAKE AIR TEMPERATUR (IAT)
IAT berfungsi untuk mendeteksi temperatur udara masuk sensor ini sama fungsinya
dengan ET sensor yang memberikan sinyal ke ECM, sinyal ini digunakan untuk
memberikan kompensasi durasi waktu injeksi bahan bakar yang mempunyai sifat
semakin panas temperatur maka nilai tahanannya semakin kecil. Karena nilai
tahanan pada sensor bervariasi akibat perubahan temperatur maka tegangan yang
mengalir dari ECM juga akan bervariasi. Variasi tegangan inilah yang menjadikan
dasar ECM untuk menentukan temperatur udara masuk yang tepat sebagai input
FL 125 RCF Fuel Injection Type
24
ECM untuk menentukan jumlah bensin yang disemprotkan oleh injector. (voltase
output sensor IAT (hijau gelap – coklat/hitam) haruslah berkisar 0,1 V ≤ voltase
sensor < 4,6 V), dan kunci kontak pada posisi ON.
CRANK POSITION SENSOR (CKP)
CKP sensor di gunakan sebagai sensor utama untuk mendeteksi putaran mesin,
output sinyal dari CKP sensor dikirim ke ECM untuk menentukan besarnya basic
injection volume. Selain digunakan untuk mediteksi putaran mesin, CKP sensor
digunakan sebagai sensor utama sistem pengapian. Output sinyal dari CKP sensor
digunakan ECM untuk menentukan ignition timing. (tahanan sensor CKP
(biru/kuning – hijau/putih) = 180 – 280 ohm)
FL 125 RCF Fuel Injection Type
25
HEATED OXYGEN (HO2)
HO2 sensor dipasang di saluran pembuangan/knalpot yang berfungsi untuk
mendeteksi kosentrasi oksigen pada gas buang kendaraan, menghitung
perbandingan udara dan bensin, dan menginformasikan hasinya ke ECM. Sensor ini
mengandung elemen zirconia (dilapisi platinum) yang mengubah nilai tegangan
menurut perbedaan kadar oksigen antara permukaan luar dan dalam. Perubahan
tegangan menunjukan kadar oksigen dalam gas buang , karena itu besar tegangan
yang terdeteksi ini menunjukan kadar oxsigen. Tegangan terminal menurun jika
kadar oksigen tinggi dan tegangan meningkat jika kadar oksigen rendah. (voltase
output sensor HO2 (putih/hijau–coklat/hitam) selama mesin hidup haruslah
< 0,6 V), dan kunci kontak pada posisi ON.
IDLE SPEED CONTROL (ISC)
ECM mengontrol posisi dari katup ISC untuk tujuan menambah dan mengurangi
jumlah udara yang masuk ke intake saat throttle valve tertutup dan temperatur
masih dingin. Dengan bertambahnya jumlah udara yang masuk maka maka ECM
akan mendeteksi dan akan menambah bensin yang disemprotkan ke injector
sehingga putaran mesin menjadi lebih tinggi dari putaran idle. Sistem ini digunakan
FL 125 RCF Fuel Injection Type
26IInnjjeeccttiioonn
dengan tujuan mempertahankan idling pada putaran yang ditetapkan dan
memperbaiki kinerja starter dan pemanasan mesin. (tahanan sensor ISC valve
mendekati 35 ohm)
FUEL INJECTOR
Injector bahan bakar merupakan katup elektromagnetik yang dioperasikan melalui
sinyal ECM. Ketika sinyal injeksi disalurkan ke injector bahan bakar, injector yang
dimiliki FL 125 FI di gabungkan menjadi satu dengan fuel pump yang di sebut juga
DCP (Discarge pump)
IInnjjeeccttiioonn NNoozzzzllee((PPrreessssuurree CCoonnttrrooll VVaallvvee))
FL 125 RCF Fuel Injection Type
27
SISTEM DISCHARGE PUMP (DCP)
Covensional fuel injection system
Discharge pump (DCP) fuel injection system
High–pressure fuel line
In-tank-fuel pump module
Injector
Low-pressure fuel line
Vapor separatefilter
Duty Solenoid
DCP = Injector + fuel pump + press. regulator
FL 125 RCF Fuel Injection Type
28
DCP(Discharge Pump)
= 【 Fuel Pump】+【Regulator】+【Injector】
Prinsip kerja sistem discharge pump (DCP) fuel injection dengan sistem
konvensional fuel ijection hanya pada pengiriman bahan bakar dari tangki bensin ke
injector yang berbeda, konvensional FI memisahkan antara injector, fuel pump dan
regulator sedangkan Dischage pump (DCP) fuel injection mengabungkan injector,
fuel pump dan regulator menjadi satu membuat aliran bensin dari fuel tank tidak
memerlukan tekanan yang terlalu besar untuk masuk ke fuel pump, regulator dan
diteruskan ke injector dan meringankan kerja fuel pump.
DCP
Konvensional
FL 125 RCF Fuel Injection Type
29
SIRKULASI BENSIN
Sirkulasi bensin yang di terapkan di FL 125 FI berbeda dengan sirkulasi bensin yang
diterapkan oleh konvensional injection . Bensin yang keluar dari tangki bensin
masuk ke dalam filter bensin untuk menyaring bensin agar benar-benar aman untuk
disuplai ke DCP, setelah DCP menerima bensin untuk diteruskan ke injector untuk
disemprotkan, tidak seluruh bensin yang disemprotkan akan keluar melalui injector
bahan bakar yang tidak keluar akan naik kembali melalui pressur valve,dan
selanjutnya akan di kembalikan ke tangki dan ada yang kembali masuk kedalam
filter bensin hal tersebut bertujuan agar tekanan bensin di dalam DCP tetap terjaga.
DDCCPPVVaappoorr sseeppaarraattiioonn ffiilltteerr
FFuueell ttaannkk
FFuueell CCiirrccuullaattiioonn
VVaappoorr::BBuubbbbllee PPuummppEEffffeecctt
FL 125 RCF Fuel Injection Type
34
FL 125 RCF Fuel Injection Type
35
SISTEM PENGISIAN
Sistem pengisian pada FL 125 injeksi menggunakan sistem pengisian 3 fase yang
dilengkapi dengan beberapa relay tambahan seperti battery cut off relay & load cut
off relay. Relay-relay tersebut berfungsi untuk mendukung kinerja dari sistem
pengisian dan sistem penerangan pada sepeda motor, berikut ini merupakan bagan
dari sistem pengisian FL 125 injeksi :
FL 125 RCF Fuel Injection Type
36
SISTEM PENGAPIAN
Sistem pengapian pada FL 125 injeksi menggunakan pengapian elektronik transistor
yang diatur oleh engine control modul (ECM). Sistem pengapian ini dilengkapi juga
dengan pembatas putaran mesin. Adanya pembatas putaran mesin bertujuan
mencegah over revolution pada mesin. Pembatas putaran mesin ini akan berfungsi
bilamana putaran mesin mencapai 9700 rpm, pada kondisi itu maka ECM akan
memerintahkan fuel injector berhenti menyemprotkan bensin dan juga berhenti
menyuplai arus ke kumparan primer ignition coil sehingga busi tidak akan
memercikkan bunga api listrik.
FL 125 RCF Fuel Injection Type
37
SPEEDOMETER
Berikut ini merupakan bagan speedometer pada FL 125 injeksi
FL 125 RCF Fuel Injection Type
38
JALUR KABEL DAN SELANG
FL 125 RCF Fuel Injection Type
39
FL 125 RCF Fuel Injection Type
40
POSISI CKP SENSOR
FL 125 RCF Fuel Injection Type
41
JALUR KABEL
FL 125 RCF Fuel Injection Type
42
WIRING HARNES