sistem perpajakan di indonesia dan ketentuan umum perpajakan [compatibility mode]

Upload: padlah-riyadi-se-ak-ca-mm

Post on 02-Jun-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    1/22

    Sistem Perpajakan di Indonesia

    dan

    Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (I)

    1. KEBIJAKAN :

    Dasar hukum pajak. Segala pajak untuk negara harus dengan UU ( Ps 23

    ayat 2 UUD45 ) .

    Pajak dan pumungutan lain yang bersifat memaksa

    untuk keperluan Negara diatur dengan UU (Ps.23 Aperubahan ke III UUD 45 ).

    Pasal 5 ayat 1 ;pasal 20; pasal 23 ayat 2setelah perubahan menjadi pasal 23a;

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    2/22

    DEFINISI PAJAKPajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdsarkan Undang-

    undang (yang dapat dipaksakan)dengan tidak mendapat jasa timbal(kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang

    digunakan membayar pengeluaran umum.(Prof.Dr.Rochmatsoemitro,SH)Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

    orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UU,dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakanuntuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.(ps 1, ayat 1 UU no. 6/1983 sttd UU no. 28/2007).

    Ciri-ciri Pengertian Pajak :1. Pajak dipungut berdasarkan UU serta aturan

    pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan dengan

    kontra prestasi individu oleh pemerintah.

    3. Pajak dipungut oleh pemerintah pusat atau daerah4. Pajak diperuntukan untuk pengeluaranpemerintah(pusat/daerah). Kelebihannya dipergunakanpublik invesment.

    5. Selain untuk tujuan budgeter adalah untuk mengatur.

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    3/22

    UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN YANG BERLAKU

    UU No. 6/1983 STTD UU No. 28/2007 TENTANG KUP

    UU No. 7/1983 STTD UU No.36/2008 TENTANG PPH

    UU No. 8/1983 STTD UU No. 18/2000 TENTANG PPN

    UU No. 12/1985 STTD UU No. 12/1994 TENTANG PBB

    UU No. 13/1985 TENTANG BEA MATERAI

    UU No. 18/1997 STTD UU No. 34/2000 TENTANG PAJAKDAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

    UU No. 21/1997 TENTANG BPHTB

    UU No. 19/1997 STTD UU No.19/2000 TTG Penagihan Pajak

    dengan surat Paksa UU No.17/1997 TTG Badan Penyelesaian Sengketa Pajak

    UU No.14/2002 TTG Pengadilan Pajak (Pengganti UUNo.17/1997)

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    4/22

    Fungsi Pajak:

    1. Fungsi Budgetair (PENERIMAAN):Pajak berfungsisebagai sumber dana yang diperuntukkan bagipembiayaan pemgeluaran-pengeluaran pemerintah.Contoh dimasukkannya pajak dalam APBN sebagaipenerimaan dalam negeri.

    2. Fungsi Reguler: Pajak adalah berfungsi sebagai alat

    untuk mengatur atau melaksanakan kebijakandibidang sosial & ekonomi. Sebagai contoh yaitudikenakannya pajak yang tinggi terhadap minumankeras , sehingga konsumsi minuman keras dapatditekan. Demikian pula terhadap barang mewah.

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    5/22

    Asas pemungutan pajak lainnya.

    1. Asas tempat tinggal yaitu hak memungut penghasilan WP berdasarkan tempattinggal WP

    2. Asas kebangsaan yaitu pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu

    negara.

    3. Asas sumber yaitu hak untuk memungut pajak atas penghasilan yang bersumberdari suatu negara yang memungut pajak.

    2. ADMINISTRASI :Sistem Pemungutan pajak:

    1. Official asessment system yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenangkepada pemerintah(fiscus) untuk menetapkan besarnya pajak terutang

    Ciri-cirinya :

    - Pajak terutang ditentukan oleh Fiscus

    - WP bersifat Pasif

    - Hutang pajak timbul setelah ada surat ketetapan pajak

    2. Self assesment system yaitu system pemungutan pajak yang memberi wewenang ,kepercayaan dan tanggung jawab kepada WP untuk menghitung, menyetor,melaporkansendiri pajaknya yang harus dibayar.

    3. With holding System yaitu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepadapihak ke 3 untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajibpajak.

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    6/22

    Pajak menurut pemungutnya :1. Pajak pusat :Contoh PPh, PPN, PPnBM, PBB, Bea Meterai, BPHTB.

    2. Pajak Daerah : Contoh reklame, PKB, dll.

    CARA PEMUNGUTAN PAJAK

    1. STELSEL PAJAK

    a. STELSEL NYATA (RIIL STELSEL)

    PENGENAAN PAJAK DIDASARKAN PADA OBJEK (PENGHASILAN)YANG NYATA, SEHINGGA PEMUNGUTANNYA BARU DAPAT

    DILAKUKAN PADA AKHIR TAHUN PAJAK, YAKNI SETELAH

    PENGHASILAN YANG SESUNGGUHNYA TELAH DAPAT DIKETAHUI.

    KELEBIHAN STELSEL INI ADALAH PAJAK YANG DIKENAKAN

    LEBIH RELAISTIS.

    KELEMAHANNYA ADALAH PAJAK BARU DAPAT DIKENAKAN

    PADA AKHIR PERIODE (SETELAH PENGHASILAN RIIL

    DIKETAHUI).

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    7/22

    b. STELSEL ANGGAPAN (FICTIEVE STELSEL)PENGENAAN PAJAK DIDASARKAN PADA SUATU ANGGAPANYANG DIATUR OLEH UU, MISALNYA, PENGHASILAN SUATUTAHUN DIANGGAP SAMA DENGAN TAHUN SEBELUMNYA

    SEHINGGA PADA AWAL TAHUN PAJAK TELAH DAPAT DITETAPKANBESARNYA PAJAK YANG TERUTANG UNTUK TAHUN PAJAKBERJALAN. KELEBIHAN STELSEL INI : PAJAK DAPAT DIBAYAR SELAMA TAHUN

    BERJALAN, TANPA HARUS MENUNGGU PADA AKHIR TAHUN. KEKURANGAN STELSEL INI : PAJAK YANG DIBAYAR TIDAK BERDASARKAN

    PADA KEADAAN YANG SESUNGGUHNYA.

    c. STELSEL CAMPURANSTELSEL INI MERUPAKAN KOMBINASI ANTARA STELSEL NYATADAN STELSEL ANGGAPAN. PADA AWAL TAHUN, BESARNYA PAJAKDIHITUNG BERDASARKAN SUATU ANGGAPAN, KEMUDIAN PADAAKHIR TAHUN BESARNYA PAJAK DISESUAIKAN DENGANKEADAAN SEBENARNYA. APABILA BESARNYA PAJAK MENURUT

    KENYATAAN LEBIH BESAR DARIPADA PAJAK MENURUTANGGAPAN MAKA WAJIB PAJAK HARUS MENAMBAHKEKURANGANNYA. DEMIKIAN PULA SEBALIKNYA, APABILA LEBIHKECIL MAKA KELEBIHANNYA DAPAT DIMINTA KEMBALI.

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    8/22

    JENIS JENIS PAJAK

    A. Pajak Pusat.

    - Pajak Langsung

    1. PPh Ps. 21 / 26

    2. PPh Ps. 22

    3. PPh Ps. 23 / 26

    4. PPh Ps. 24

    5. PPh Ps. 25

    6. PPh Ps. 15

    7. PPh Ps. 4 ( 2 )

    - Pajak Tidak langsung

    1. PPN

    2. PPn. BM

    - Pajak pusat lainnya

    1. Aturan Bea Materai

    2. PBB

    3. BPHTB

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    9/22

    B. Pajak daerah

    Pajak Daerah Tingkat I

    - Pajak kendaraan bermotor- Bea balik nama kendaraan bermotor

    - Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

    Pajak Daerah Tingkat II

    - Pajak Hotel dan Restoran- Pajak Hiburan

    - Pajak Reklame

    - Pajak Penerangan jalan

    - Pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian gol.c- Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air

    Permukaan

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    10/22

    C. Retribusi

    - Retribusi adalah pemungutan daerah sebagai

    pembayaran atau jasa atau pemberian izin tertentuyang khusus disediakan dan atau diberikan oleh

    pemerintah daerah untuk kepentingan orang

    pribadi atau badan Ps.1( 6 )- Pajak daerah ( Ps.1( 6 ) adalah iuran wajib yang

    dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada

    daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,

    yang dapat dipaksakan berdasarkan perundang undangan yang berlaku yang digunakan untuk

    membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah

    dan pembanguan daerah.

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    11/22

    HUKUM PAJAK MATERIL DAN HUKUM PAJAK FORMALHukum pajak mengatur antara pemerintah (Fiscus) dan wajib pajak.Hukum Pajak Materil yang memuat norma-norma yang menerangkankeadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenakan pajak

    Siapa yang dikenakan pajak,berapa besar pajak yang dikenakan pajak,segala sesuatu timbul dan hapusnya hutang pajak dan hubungan hukumantara pemerintah dan WP.( contoh UU PPh wp sudah mempunyai subyekdan obyek pajak diatur dlm psl 2, 2a & psl 4).

    Hukum Pajak Formal :memuat bentuk / tata cara untuk mewujudkanhukum materil menjadi kenyataan.Memuat antara lain tata cara penetapan hutang pajak,hak mengawasi WPmengenai keadaan perbuatan atau peristiwa yang menimbulkan hutangPajak.Kewajiban WP dan hak-hak WP.contoh : UU KUP psl 2 wp yang sudahmemenuhi syarat subyektif & obyektif harus mendaftarkan diri.

    Pajak Menurut Golongannya:1. Pajak langsung yaitu pajak yg pembebanannya tidak dapat dilimpahkan

    kepada pihak lain.Contoh PPh2. Pajak Tidak langsung yaitu pajak pembebanannya dpt dilimpahkan kepada

    pihak lain.contoh PPN

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    12/22

    Asas Pemungutan Pajak Dapat Pula Dibagi Dalam :1. Asas Menurut Falsafah Hukum

    Hukum pajak harus mendasarkan pada keadilan. Selanjutnya keadilan inilah

    sebagai azas pemungutan pajak. Untuk menyatakan keadilan kepada hak negarauntuk memungut pajak, muncul beberapa teori dasar, yaitu :

    a. Teori Asuransi

    b. Teori Kepentingan

    c. Teori Gaya Pikul

    d. Teori Bakti

    e. Teori Asas Daya Beli

    2. Asas Yuridis

    Untuk menyatakan suatu keadilan, hukum pajak harus memberikan jaminanhukum kepada negara atau warganya. Oleh karena itu pemungutan pajak harusdidasarkan pada undang-undang. Landasan hukum pemungutan pajak diIndonesia adalah Ps. 23 ayat (2) UUD 1945.TERAKHIR PS.23A

    3. Asas Ekonomis

    Seperti pada uraian sebelumnya bahwa pajak mempunyai fungsi reguler danfungsi budgetair. Pada asas ekonomis ini lebih menekankan pada pemikiranbahwa negara menghedaki agar kehidupan ekonomi masyarakat terusmeningkat. Untuk itu pemungutan pajak harus diupayakan tidak menghambatkelancaraan ekonomi sehingga kehidupan ekonomi tidak terganggu.

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    13/22

    KUP1. Sistem Self Assesment

    Self assesment system yaitu system pemungutanpajak yang memberi wewenang , kepercayaan dan

    tanggung jawab kepada WP untuk menghitung,menyetor,melaporkan sendiri pajaknya yang harusdibayar.

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    14/22

    Pendaftaran Kewajiban Pasal 2 ayat (1) UU No. 16/2000

    Setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada kantor DirektoratJendral pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempatkedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan NPWP( Pasal 1 Ayat 5 )

    Pasal 2 ayat 1 UU No.16/2007Setiap WP yang telah memenuhi pesyaratan subjektif dan objektif sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajibmendaftarkan diri pada kantor Ditjen pajak yang wilayah kerjanyameliputi tenpat tinggal atau tempat kedudukan WP dan kepadanyadiberikan NPWP.

    Setiap WP sebagai pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor Ditjenpajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempatkedudukan pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan untukdikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

    11/6/2014 1

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    15/22

    PelaporanPasal 3 ayat (1)Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuaan dalam bahasaIndonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab satuan, mata uangRupiah dan menandatangani serta menyampaikan ke Kantor DirektoratJenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan.

    Pasal 3 Ayat ( 2 )Wajib pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) Ia harus mengambil

    sendiri Surat pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh Direktorat JenderalPajak

    Pasal 3 ayat ( 3 )Surat Pemberitahuan Masa disampaikan paling lambat 20 hari setelah akhirmasa pajak.menurut uu no.28/07-kup psl 3 ayat 3aSurat Pemberitahuan Tahunan 3 bulan setelah akhir tahun Pajak.

    Pasal 3 ayat ( 4 )Psl.3 ayat 4 ini menjadi psl 3 ayat 3b uu no.28/07-KUP. Sedangkan untuk WPbadan 4 (empat )bulan setelah akhir tahun pajak.Dirjen Pajak atas permohonan WP dpt memperpanjang jangka waktupenyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan .

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    16/22

    Pasal 3 ayat (5)Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diajukansecara tertulis disertai Surat Pernyataan mengenai penghitungan

    sementara pajak terutang dalam 1(satu) tahun pajak dan buktipelunasan kekurangan pembayaran pajak terutang.

    Pasal 3 ayat (6)Bentuk dan isi Surat pemberitahuan serta keterangan dan ataudokumen yang harus dilampirkan ditetapkan dengan keputusan

    Menteri Keuangan.Pasal 3 ayat (7)Surat Pemberitahuaan dianggap tidak disampaikan apabila tidakditandatangani sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau tidaksepenuhnya dilampiri keterangan dan atau dokumen sebagimana

    dimaksud dalam ayat (6)Pasal 3 ayat (8)Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat(1)adalah wajib Pajak penghasilan tertentu yang ditetapkan denganKeputusan Menteri Keuangan

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    17/22

    PembayaranPasal 9

    Ketentuan Pasal 9 diubah,dan diantara ayat (2) dan ayat(3),disisipkan 1(satu) ayat yaitu ayat (2a), sehingga keseluruhan Pasal 9 berbunyi sebagaiberikut :Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran danpenyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau masa pajak bagi

    masing-masing jenis pajak, paling lambat 15 hari setelah saat terutangnyapajak atau Masa Pajak berakhir.Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT harusdibayar lunas paling lambat tanggal 25 bulan ke-3 setelah Tahun Pajakatau bagian Tahun Pajak berakhir, sebelum Surat Pemberitahuan itudisampaikan.UU.NO.7/83 STTD.UU.N0.17/2000.

    (2a). Apabila pembayaran atau penyetoran pajak sebagiamana dimaksuddlm ayat (1),atau ayat(2) dilakukan setelah tanggal jatuh tempopembayaran atau penyetoran pajak, dikenakan sanksi administrasi berupabunga sebesar 2% sebulan yang dihitung dari jatuh tempo pembayaransampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh1 bulan.

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    18/22

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    19/22

    1. Sekalipun jangka waktu pembetulan SP sebagaimana dimaksud dlm ayat (1) telahberakhir, dgn syarat Dirjen Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, WPdgn kesadaran sendiri dpt mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentangketidakbenaran pengisian Surat pemberitahuan yang telah disampaikan, yang

    mengakibatkan :a Pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar;ataub. Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil ;atauc. Jumlah harta menjadi lebih besar;ataud. Jumlah modal menjadi lebih besar.

    2. Pajak yang kurang bayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapanketidakbenaran pengisian SP sebagaimana dimaksud dlm ayat (4) beserta sanksiadmnistrasi berupa kenaikan sebesar 50% dari pajak yang kurang bayar, harusdilunasi sendiri oleh WP sebelum laporan tersendiri dimaksud disampaikan.

    3. Sekalipun jangka waktu pembetulan SP sebagaimana dimaksud dlm ayat (1) telahberakhir, adgn syarat Dirjen Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan, WP dpt

    membetulkan SPT PPh yang telah disampaikan, dalam hal WP menerimakeputusan keberatan atau Putusan Banding mengenai surat ketetapan pajak tahunpajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda dari ketetapan pajakyang diajukan keberatan atau Keputusan Keberatan yang diajuka banding, dalamjangka waktu 3 (tiga) bulan setelah menerima Keputusan Keberatan atau PutusanBanding tersebut.

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    20/22

    Pencatatan dan PembukuanPasal 4

    Ketentuan Pasal 4 ayat (4) diubah, ditambah 1(satu) ayat yaitu Ayat(5) sehingga keseluruhan Pasal 4 berbunyi sbb:

    1. WP wajib mengisi dan menyampaikan Surat pemberitahuan dengan benar,lengkap, jelas dan menandatangani

    2. Dalam hal WP adalah Badan, Surat Pemberitahuaan harus ditandatangani

    oleh Pengurus atau Direksi

    Dalam Hal Surat Pemberitahuaan diisi dan ditandatangani oleh orang lainbukan WP, harus dilampiri surat kuasa khusus.Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan oleh WP yang wajib

    melakukan pembukuan harus dilengkapi dengan laporan keuangan berupaneraca dan laporan laba rugi serta keterangan2 lain yang diperlukan untukmenghitung besarnya penghasilan Kena Pajak.Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan diatur dengankeputusan Menteri Keuangan

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    21/22

    Pasal 6Ketentuan Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) diubah, sehingga keseluruhan Pasal6berbunyi sbb:

    Surat Pemberitahuan yang disampaikan langsung oleh wajib pajak kekantor Dirjen Pajak harus diberi tanggal penerimaan oleh pejabat yangditunjuk untuk itu, sedangkan untuk surat pemberitahuaan tahunanharus diberikan juga bukti penerimaan (LPAD)

    Penyampaian Surat Pemberitahuan dapat dikirimkan melalui Kantor Possecara tercatat atau dengan cara lain yang diatur dengan keputusan

    Dirjen Pajak. Tanda Bukti dan tanggal pengiriman untuk penyampaian Surat

    Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sepanjang SuratPemberitahuan tersebut dianggap lengkap sebagai tanda bukti dantanggal penerimaan.

  • 8/10/2019 Sistem Perpajakan Di Indonesia Dan Ketentuan Umum Perpajakan [Compatibility Mode]

    22/22

    3. Surat Tagihan Pajak, Surat ketetapan Pajak Kurang Bayar,

    Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan , dan SuratKeputusan Pembetulan, Surat Keputusan keberatan , PutusanBanding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayarbertambah,harus dilunasi dlm jangka waktu 1 bulan sejaktanggal diterbitkan.

    4. Dirjen Pajak atas permohonan WP dpt memberikanpersetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaranpajak termasuk kekurangan pembayaran sebagaimanadimaksud dlm ayat ( 2 ) paling lama 12 bulan ,yangpelaksanaanya ditetapkan dengan keputusan Dirjen Pajak.

    Oleh : Padlah Riyadi, SE, AK