951_harmonisasi [compatibility mode]
Post on 12-Jul-2015
13 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
REAKTUALISASI DAN REVITALISASI HARMONISASI PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERUNDANG(SEBUAH RENUNGAN DI PENGHUJUNG TAHUN)
Oleh: Oleh: H.M. Aziz
Jakarta, Desember 2010HMAwww.djpp.depkumham.go.id
LEMBAGA NEGARA MENURUT UUD 1945 (PRA AMENDEMEN) MPR
MA
DPA
PRESIDEN
DPR
BPK
HMAwww.djpp.depkumham.go.id
AMENDEMEN (PERUBAHAN) UUD 1945 LAMA 71 BUTIR BARU 199 BUTIR
25 BUTIR LAMA (12%)
199 BUTIR174 BUTIR BARU (88%)HMAwww.djpp.depkumham.go.id
APAKAH HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA MENURUT UUD 1945 PASCA AMENDEMEN SUDAH HARMONIS UUD 1945
BPK
kpu
bank sentral
Presiden dan Wapres
DPR
MPR
DPD
MA KY
MK
Kementerian Negara Wantimpres Kejaksaan POLRI Agung TNI
PUSATLingkungan Peradilan
PRWKL BPK PROVINSI
KPUD
PEMERINTAHAN DAERH PROVIN. KEPDA DPRD
Pengadilan Tinggi Umum
PROVINSI
Pengadilan Tinggi Agama Pengadilan Tinggi TUN Pengadilan Tinggi Militer
Lingkungan Peradilan
KAB/KOTA
KPUD
PEMERINTAHAN DAERAH KB/KOTA KEPDA DPRD
Pengadilan Umum Pengadilan Agama Pengadilan TUNI
HMA
Pengadilan Militer
www.djpp.depkumham.go.id
APAKAH UNSUR-UNSUR SISTEM PERATURAN UNSURPERUNDANGPERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA SUDAH HARMONISPANCASILA
UUD 1945
UUUU-P3
PERENCANAAN PEMBENTUKAN RANCANGAN PER-UU-AN
PENYUSUNAN RANCANGAN PER-UU-ANTIM ANTAR DEP TIM ANTAR INST PARTIS MASYRK
PEMBAHASAN RANCANGAN PER-UU-AN
PENGUNDANGAN PER-UU-AN
PENEGAKAN/ PENGUJIAN PER-UU-AN
PENELITIAN PENGKAJIAN NASKAH AKADEMIK PROLEGNAS/ PROLEGDA PARTISIPASI MASY
INTERNAl PEM INTERNAL PEMDA INTERNAL LEGISLT PEM/PEMDA-LEGISLT PARTIS- MASYRAKAT
LEMBARAN NEGARA LLMBARAN DAERH PENYEBARLUASAN DAN SOSIALISASI
EKSEKUTIF LEGISLATIF IUDIKATIFF BUDAYA MASYR
HMAwww.djpp.depkumham.go.id
APAKAH PELAKU KEKUASAAN KEHAKIMAN MENURUT UUD 1945 (PASCA AMENDEMEN) TELAH HARMONISKEKUASAAN KEHAKIMAN(Bab IX UUD 1945)
UU No.4/2004 diganti UU No. 48/2009
(Psl 24 (2) dan Psl 24C UUD 1945)
MK
UU No. 14/1985 Jo UU No. 5/2004 dan UU No. 3/2009
(Pasal 24 (2), Psl 24A, dan Psl 25 UUD 1945) L-PERADILAN UMUM(UU No. 2/1986 jo UU No. 8/2004) (UU No. 7/1989 jo UU No. 3/2006)
MA
(Psl 24A (3), Psl 24B UUD 1945)
KY
UU No. 24/2003 tentang MK
L-PERADILAN AGAMA
Pasal 24 (2) UUD 1945
UU No. 22/2004 dan Putusan MK (Belum direvisi)
L-PERADILAN TUN(UU No. 5/1986 jo UU No. 9/2004)
L-PERADILAN MILITER (UU No. 31/1997) PENYIDIKAN (POLRI) (UU No. 2/2002)PENUNTUTAN (JAGUNG) (UU No. 16/2004)
Pasal 24 (3) UUD 1945
www.djpp.depkumham.go.id
APAKAH HARMONISASI DALAM PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG UNDANG(DI LINGKUNGAN INTERNAL EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF) SUDAH BERJALAN DENGAN BAIK
PERENCANAAN RUU
PENYUSUNAN RUU
PEMBAHASAN RUU
RUU-FINAL
SJDI
HMAwww.djpp.depkumham.go.id
APAKAH JENIS DAN HIRARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERUNDANGMENURUT UUD 1945 (PASCA AMENDEMEN) DAN UU-P3 TELAH HARMONIS UU-
PANCASILAMPR DPD DPRUUD 1945 TAP MPR
UU/PERPU PPPERPRES/DLL PERMEN/DLL PDIRJ/B/L/KPBI BI;KY
PRESIDENMENTERI-DLL
L/DJ/B/K
DPRD PROVDPRD KAB/KOTA
PERDA PROV PERGUB PERDA KAB/KT PERBUP/WK
GUBERNUR
BUP/WK
BAPERDES
PERDESA
KADESwww.djpp.depkumham.go.id
TERMINOLOGI (PERISTILAHAN)n
n
Dalam UU No. 10/2004 kata/istilah pengharmonisasian digunakan dalam rangka pembentukan rancangan peraturan perundang-undangan, perundangkhususnya UU (vide Pasal 18 ayat (2)), sedangkan dalam Pasal 6 ayat (1) (vide huruf j ) digunakan kata/istilah keseimbangan, keselarasan, dan keserasian, sebagai salah satu asas materi muatan peraturan perundangperundang-undangan. Dalam RUU-P3 diatur dalam Pasal 32-33 ayat (2). RUU32Dalam KBBI kata harmonis diartikan selaras dan serasi. harmonis selaras serasi. SELARAS Sesuai/sepadan/cocok, Sesuai/sepadan/cocok, yang berkaitan dengan nada/lagu/irama/karya nada/lagu/irama/ cipta, cipta, dan keadaan alam. alam. SERASI Sesuai/sepadan/cocok, Sesuai/sepadan/cocok, yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia, antarmanusia, bersifat lahiriah/konkret lahiriah/ SEIMBANG Sama berat/sebanding/setimpal/setimbang, yang berkaitan dengan berat/sebanding/setimpal/setimbang, timbangan (konkret-kuantitatif) dan nilai-nilai, hak dan kewajiban konkret-kuantitatif) nilai-nilai, (abstrak-kualitatif). abstrak-kualitatif).HMA
n
n
n
www.djpp.depkumham.go.id
ASAS HARMONISASI DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERUNDANGn
n
n
Asas keseimbangan, keselarasan, dan keserasian, dalam UU No. 10/2004 (vide Pasal 6 ayat (1) huruf j) merupakan salah satu (vide asas materi muatan peraturan perundang-undangan. Dalam perundangmembuat peraturan perundang-undangan (khususnya UU) materi perundangmuatannya harus mengandung asas tsb. Ketentuan yang sama juga terdapat dalam RUU-P3 (vide Pasal 6 ayat (1) huruf j RUURUU(vide RUUP3) Dalam Penjelasan Pasal tersebut dikatakan bahwa: Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan perundangkeseimbangan, keserasian dan keselarasan, antara kepentingan individu dan masyarakat, dengan kepentingan bangsa dan negara. negara. Walaupun dalam UU No. 10/2004 baik dalam asas pembentukan peraturan perundang-undangan-nya (vide Pasal 5) maupun perundang-undangan(vide dalam asas materi muatannya (vide Pasal 6 UU) tidak memuat (vide asas harmonisasi, namun di dalam kata seimbang, selaras dan serasi terkandung makna harmonis.
HMA
www.djpp.depkumham.go.id
REAKTUALISASI DAN REVITALISASI HARMONISASI PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERUNDANGMELALUI PENDEKATAN SUBYEK, OBYEK, DAN PROSES-PROSEDUR, PROSESSUBYEK
PROSES PROSEDUR
OBYEK
(Dikutip dan dimodifikasi dari tulisan Prof HAS Natabaya yang berjudul Revitalisasi Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan) HMA
www.djpp.depkumham.go.id
REAKTUALISASI DAN REVITALISASI PEMAHAMAN HARMONISASI PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERUNDANGn
n
n
n
n
n
Pergeseran pembentuk UU yang utama (primaire wetgever) dari Presiden kepada DPR (vide Pasal 20 ayat (1) UUD 1945); (vide Dibentuknya DPD yang diberi kewenangan membuat RUU untuk diserahkan kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah (vide Pasal 22 ayat (1) dan (2) UUD 1945); Dipisahkannya DPRD dari pemerintah daerah (vide Pasal 18 ayat (vide (2), (3), dan (4) UUD 1945); Dibentuknya Mahkamah Konstitusi (MK) yang diberi kewenangan antara lain menguji undang-undang terhadap UUD yang secara undangtegas dinyatakan dalam Pasal 24C ayat (1) UUD 1945; Diberikannya kewenangan konstitusional kepada Mahkamah Agung (MA) untuk menguji peraturan perundang-undangan di perundangbawah undang-undang terhadap undang-undang dalam Pasal 24A undangundangayat (1) UUD 1945, yang sebelumnya hanya didasarkan UU Dibentuknya UU No. 10/2004 dan UU N0. 32/2004 dan peraturan pelaksanaannya serta telah dibentuknya perancang peraturan peundang-undangan (legislative drafter) secara resmi. peundang(legislativeHMA
www.djpp.depkumham.go.id
KETERANGAN TENTANG BAGAN REAKTUALISASI DAN REVITALISASI PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERUNDANGn
n
n
Pendekatan tiga aspek (subyek, proses-prosedur, dan obyek) prosesmerupakan pemahaman harmonisasi yang merupakan suatu sistem yang unsur-unsurnya terdiri atas subyek, prosesunsurprosesprosedur, dan obyek peraturan perundang-undangan. perundangKetiga unsur tersebut saling terkait, pengaruh mempengaruhi dan saling tergantung, yang merupakan kesatuan (totalitas) yang intergral. Kalau salah satu unsur tidak berfungsi (disfunction), maka sistem (disfunction), harmonisasi tersebut akan berjalan pincang yang pada gilirannya akan bermuara pada output berupa peraturan perundangperundangundangan yang cacat hukum dan tidak efektif berlakunya di masyarakat, dan outcome yang bentuknya bisa saja masyarakat banyak melanggar peraturan perundang-undangan tersebut atau perundangmungkin saja peraturan perundang-undangan tersebut diuji oleh perundangmasyarakat melalui MK (UU) ataupun di MA (peraturan perundangperundangundangan di bawah UU) atau peraturan perundang-undangan perundangtersebut dibatalkan oleh pemerintah (peraturan perundangperundangundangan tingkat daerah).HMA
www.djpp.depkumham.go.id
REAKTUALISASI DAN REVITALISASI HARMONISASI PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MELALUI PENDEKATAN PERUNDANGSUBYEK, OBYEK, DAN PROSES-PROSEDUR, PROSESn
n
n
n
Yang dimaksud dengan subyek: para pelaku pembentuk peraturan perundangperundang-undangan yang terdiri atas: lembaga/pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan (yang diberi kewenangan membentuk perundangperaturan perundang-undangan baik tingkat pusat maupun daerah. perundangTermasuk di dalamnya adalah para perancang peraturan perundangperundangundangan (legislative drafter) yang dibantu atau ditopang oleh para (legislative drafter) peneliti, perencana, arsiparis, dokumentaris, pustakawan, dan pejabat fungsional lainnya. Yang dimaksud dengan proses-prosedur adalah proses dan prosedur prosespembentukan peraturan perundang-undangan sejak perencanaan, perundangpenelitian/pengkajian, penyusunan naskah akademik, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pembahasan di DPR/DPD perundang(untuk RUU) dan di DPRD (untuk Raperda), pengesahan, sampai dengan pelaksanaan dan penegakannya (termasuk pengujiannya baik di MK maupun di MA). Yang dimaksud dengan objek peraturan perundang-undangan adalah perundangmateri mua