sgd

30
BAB I SKENARIO Pak Umar umur 45 th. Dibawa ke ruang gawat darurat dengan rasa nyeri yang luar biasa pada betis kiri dan pergelangan kakinya. Sebelumnya 1 hari yang lalu pak Umar telah mengikuti turnamen tenis bersama putra nya yang berusia 15 th. Dan Pak Umar mengatakan bahwa, pada saat itu Pak Umar menerjang setelah suatu lontaran bola dengan pukulan yang keras, Pak Umar mendengar suatu “sentakan” kemudian terjatuh di lapangan dengan rasa nyeri yang luar biasa pada betis kirinya, dan tidak dapat berjalan. Pada pemeriksaan, betis kiri nyeri, edema, panas badan dan mengeras, disertai adanya massa yang tak beraturan ditemukan pada bagian belakang daerah pertengahan betis kiri. Apa yang terjadi pada betis kiri Pak Umar sebenarnya? Bagaimana keadaan Pak Umar saat ini? Bagaimana nasib Pak Umar yang sudah berumur 45 th.?

Upload: faridiswanto

Post on 11-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

text

TRANSCRIPT

Page 1: sgd

BAB I

SKENARIO

Pak Umar umur 45 th. Dibawa ke ruang gawat darurat dengan rasa nyeri yang luar biasa

pada betis kiri dan pergelangan kakinya. Sebelumnya 1 hari yang lalu pak Umar telah

mengikuti turnamen tenis bersama putra nya yang berusia 15 th. Dan Pak Umar mengatakan

bahwa, pada saat itu Pak Umar menerjang setelah suatu lontaran bola dengan pukulan yang

keras, Pak Umar mendengar suatu “sentakan” kemudian terjatuh di lapangan dengan rasa

nyeri yang luar biasa pada betis kirinya, dan tidak dapat berjalan.

Pada pemeriksaan, betis kiri nyeri, edema, panas badan dan mengeras, disertai adanya massa

yang tak beraturan ditemukan pada bagian belakang daerah pertengahan betis kiri.

Apa yang terjadi pada betis kiri Pak Umar sebenarnya?

Bagaimana keadaan Pak Umar saat ini?

Bagaimana nasib Pak Umar yang sudah berumur 45 th.?

Page 2: sgd

BAB II

KATA KUNCI

II.1 KATA KUNCI

1. Edema

2. Panas Badan dan mengeras (spasme otot)

3. Nyeri betis kiri dan pergelangan kaki

4. Massa yang tak beraturan

II.2 Penjelasan Kata Kunci

1. Edema

Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan di antara sel-sel tubuh atau di dalam

berbagai rongga tubuh. Dengan kata lain terjadi pembengkakan jaringan akibat kelebihan

cairan interstisium.

Penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori  umum :

1. Penurunan konsentrasi protein plasma menyebabkan penurunan tekanan osmotic

plasma. Penurunan ini menyebabkan filtrasi cairan yang keluar dari pembuluh lebih

tinggi, sementara jumlah cairan yang  direabsorpsi kurang dari normal ; dengan

demikian terdapat cairan tambahan yang tertinggal diruang –ruang interstisium.

Edema yang disebabkan oleh penurunan konsentrasi protein plasma dapat terjadi

melalui beberapa cara : pengeluaran berlebihan protein plasma di urin akibat penyakit

ginjal ; penurunan sintesis protein plasma akibat penyakit hati ( hati mensintesis

hampir semua protein plasma ); makanan yang kurang mengandung protein ; atau

pengeluaran protein akibat luka bakar yang luas .

2.   Peningkatan permeabilitas dinding kapiler menyebabkan protein plasma yang keluar

dari kapiler ke cairan interstisium disekitarnya lebih banyak. Sebagai contoh, melalui

pelebaran  pori –pori kapiler yang dicetuskan oleh histamin pada cedera jaringan atau

reaksi alergi . Terjadi penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang menurunkan

kearah dalam sementara peningkatan tekanan osmotik  koloid cairan interstisium yang

disebabkan oleh kelebihan protein dicairan interstisium meningkatkan tekanan kearah

luar. ketidakseimbangan ini ikut berperan menimbulkan edema lokal yang berkaitan

dengan cedera ( misalnya , lepuh ) dan respon alergi (misalnya , biduran) .

Page 3: sgd

3.    Peningkatan tekanan vena , misalnya darah terbendung di vena , akan disertai

peningkatan tekanan darah kapiler, kerena kapiler mengalirkan isinya kedalam vena.

peningkatan tekanan kearah dinding kapiler ini terutama berperan pada edema yang

terjadi pada gagal jantung kongestif. Edema regional juga dapat terjadi  karena

restriksi lokal aliran balik  vena. Salah satu contoh adalah adalah pembengkakan di

tungkai dan kaki yang sering terjadi pada masa kehamilan. Uterus yang membesar

menekan vena –vena  besar  yang mengalirkan darah dari ekstremitas bawah pada saat

vena-vena tersebut masuk  ke rongga abdomen. Pembendungan darah di vena ini

menyebabkan kaki yang mendorong terjadinya edema regional di ekstremitas bawah.

4.       Penyumbatan pembuluh  limfe menimbulkan edema,karena kelebihan cairan yang

difiltrasi keluar tertahan di cairan interstisium dan tidak dapat dikembalikan ke darah

melalui sistem limfe. Akumulasi protein di cairan interstisium memperberat masalah

melalui efek osmotiknya. Penyumbatan limfe lokal dapat terjadi, misalnya di lengan

wanita yang saluran-saluran drainase limfenya dari lengan yang tersumbat akibat

pengangkatan kelenjar limfe selama pembedahan untuk kanker payudara.

Penyumbatan limfe yang lebih meluas terjadi pada filariasis, suatu penyakit parasitic

yang ditularkan melalui nyamuk yang terutama dijumpai di daerah-daerah tropis. Pada

penyakit ini, cacing-cacing filaria kecil mirip benang menginfeksi pembuluh limfe

sehingga terjadi gangguan aliran limfe. Bagian tubuh yang terkena, terutama skrotum

dan ekstremitas, mengalami edema hebat.Kelainan ini sering disebut sebagai

elephantiasis,karena ekstremitas yang membengkak seperti kaki gajah.

2. Panas Badan

Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal, yaitu diatas 37,2˚C

(99,5˚F) sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di area preoptik hipotalamus

anterior . Terjadi perubahan pengaturan homeostatik suhu normal pada hipotalamus

yang dapat disebabkan antara lain oleh infeksi, vaksin, agen biologis, jejas jaringan,

keganasan, obat-obatan, gangguan imunologik-reumatologik, penyakit peradangan,

penyakit granulomatosis, ganggguan endokrin, dan ganggguan metabolik,

- Mengeras

Spasme merupakan ketegangan otot. Spasme timbul sebagai reaksi terhadap

kerusakan jaringan. Mekanisme terjadinya spasme adalah dimulai dari adanya oedem

(pembengkakan) karena terus menerus maka sirkulasi darah tidak lancar sehingga

ATP tidak dapat terbentuk akibatnya tidak bisa terjadi proses relaksasi karena tanpa

Page 4: sgd

bantuan ATP pompa Na+ K+ tidak bisa berfungsi melawan gradien konsentrasi untuk

mengeluarkan ion K+.

3. Nyeri

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan akibat dari

rusaknya jaringan pada tubuh.(Sudart & Brunner, 2001, Hal.212). Sifatnya sangat

subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau

tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan.

4. Massa yang tidak beraturan

Page 5: sgd

BAB III

PROBLEM

III.1 PROBLEM

1. Apa yang terjadi pada betis kiri Pak Umar sebenarnya?

2. Apa yang menyebabkan nyeri, panas badan dan edema?

3. Apakah umur mempengaruhi keluhan Pak Umar?

4. Bagaimana nasib Pak Umar yang sudah berumur 45 tahun?

5. Bagaimana keadaan Pak Umar saat ini?

6. Apa penyakit yang paling mungkin dialami Pak Umar dengan keluhan tsb?

III.2 PENJELASAN PROBLEM

1. Apa yang terjadi pada betis kiri Pak Umar sebenarnya?

Dalam kasus ini, terjadi strain pada betis kiri Pak Umar yakni kerusakan pada jaringan

otot karena trauma. Jenis cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, kontraksi

otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi, otot belum siap. Cedera ini bisa juga akibat

memaksakan otot diregang melampaui kemampuannya, melakukan gerakan yang kurang

benar maupun latihan peregangan yang tidak cukup atau tidak benar. Cedera yang terjadi

pada otot dan tendon (otot robek) sehingga mengakibatkan pendarahan dan kehilangan

kekuatannya.

Strain dapat dibagi menjadi tiga (3)tingkatan, yaitu :

1. First degree strain

(strain derajat 1)

Yaitu cedera yang paling ringan, dimana cedera yang terjadi hanya mengenai beberapa

serabut /tendo, atau ligament yang robek dan tidak memerlukan pengobatan, disertai sedikit

pembengkakan dan sedikit rasa nyeri, dengan istirahat saja dapatsembuh dengan sendirinya.

2. Second degree strain

(strain derajat 2)

Cedera yang terjadi adalah robeknya sebagian besar serabut otot/tendo serta ligament, dapat

sampai setengah jumlah serabut otot yang robek.

Page 6: sgd

3.Third degree strain

(strain derajat 3)

Cedera tahap ini kadang disebut Complete Rupture (robek total),

yaitu cedera yang terjadi dimana serabut otot/tendo ataupun ligament sudah putus (robek

total), atau hampir putus, lebih dari setengah jumlah serabut otot yang robek.

Pada cidera strain rasa sakit adalah nyeri yang menusuk  pada saat terjadi cedera,

terlebih jika otot berkontraksi. Strain ringan ditandai dengan kontraksi otot terhambat karena

nyeri dan teraba pada bagian otot yang mengaku. Strain total didiagnosa sebagai otot tidak

bisa berkontraksi dan terbentuk benjolan.Cidera strain membuat daerah sekitar cedera memar

dan membengkak. Setelah 24 jam, pada bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda-

tanda perdarahan pada otot yang sobek, dan otot mengalami kekejangan.

2. Apa yang menyebabkan nyeri, panas badan dan edema?

- Nyeri

Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan

jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui

serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula spinalis,

talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan

sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan

disusun saraf pusat. Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan

mekanik, suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena

trauma/inflamasi.

- Panas Badan

Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal, yaitu diatas 37,2˚C (99,5˚F)

sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di area preoptik hipotalamus anterior yang

dipengaruhi oleh interleukin-1 (IL-1). Terjadi perubahan pengaturan homeostatik suhu

normal pada hipotalamus yang dapat disebabkan antara lain oleh infeksi, vaksin, agen

biologis, jejas jaringan, keganasan, obat-obatan, gangguan imunologik-reumatologik,

penyakit peradangan, penyakit granulomatosis, ganggguan endokrin, dan ganggguan

metabolik.

Page 7: sgd

Jalur akhir penyebab demam yang paling sering adalah adanya pirogen, yang

kemudian secara langsung mengubah “set-point” di hipotalamus, menghasilkan

pembentukan panas dan konversi panas. Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam,

terdapat 2 jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan pirogen endogen.

Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh yaitu pirogen mikrobial dan pirogen non-

mikrobial. Pirogen mikrobial diantaranya seperti bakteri gram positif, bakteri gram negatif,

virus maupun jamur; sedangkan pirogen non-mikrobial antara lain proses fagositosis,

kompleks antigen-antibodi, steroid dan sistem monosit-makrofag.

Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuh melawan

infeksi. Kebanyakan bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi pada manusia hidup subur

pada suhu 37 derajat C. Meningkatnya suhu tubuh beberapa derajat dapat membantu tubuh

melawan infeksi. Demam akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk membuat lebih

banyak sel darah putih, membuat lebih banyak antibodi dan membuat lebih banyak zat-zat

lain untuk melawan infeksi.

- Edema

Terjadi kelebihan cairan interstisium akibat peningkatan permeabilitas dinding

kapiler yang menyebabkan protein plasma yang keluar dari kapiler ke cairan interstisium

disekitarnya lebih banyak. Yakni melalui pelebaran  pori –pori kapiler yang dicetuskan oleh

histamin pada cedera jaringan.

Terjadi penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang menurunkan kearah dalam

sementara peningkatan tekanan osmotik  koloid cairan interstisium yang disebabkan oleh

kelebihan protein dicairan interstisium meningkatkan tekanan kearah luar.

ketidakseimbangan ini ikut berperan menimbulkan edema lokal yang berkaitan dengan

cedera.

3. Apakah umur mempengaruhi keluhan Pak Umar?

Salah satu faktor yang mempengaruhi kekuatan, daya tahan, dan kekenyalan otot

adalah usia. Pada umumnya puncak kemampuan fisik yang dimiliki seseorang adalah antara

usia 20 – 40 tahun. Elastisitas jaringan lunak pada usia pubertas secara umum sangat tinggi

tapi kekuatan nya sangat rendah. Kekuatan otot secara relatif mulai turun setelah usia mulai

mendekati 30 sampai 40 tahun. Sedangkan elastisitas satuan otot, tendon, dan ligamen mulai

turun pada usia 30 tahun selanjutnya untuk kekuatan tulang mulai turun setelah usia 40

tahun.

Page 8: sgd

Massa otot mulai berkurang kesiapannya setelah usia 30 tahun. Kekuatan statis dan

dinamis otot berkurang setelah usia 45 tahun. Kolagen berfungsi sebagai protein pendukung

utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago, dan jaringan pengikat. Akibat penuaan, kolagen

mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur . Selain itu terjadi juga proses

degenerasi yang mulai berlangsung pada usia 30 tahun, dan fungsi tubuh akan berkurang 1%

pertahun (Rule of one), ini berarti bahwa kekuatan dan kelenturan jaringan akan mulai

berkurang akibat proses degenerasi, akibatnya jaringan menjadi rentan terhadap trauma.

4. Bagaimana nasib Pak Umar yang sudah berumur 45 tahun?

5. Bagaimana keadaan Pak Umar saat ini?

6. Apa penyakit yang paling mungkin dialami Pak Umar dengan keluhan tsb?

Page 9: sgd

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 BATASAN

Cedera Tendon Achilles

IV.2 ANATOMI / HISTOLOGI / FISIOLOGI

ANATOMI REGIO CRURIS

Otot regio cruris bagian profunda:

- Otot Popliteus

Origo: Permukaan lateral femoris lateralis condylus

Insersio: Permukaan posterior corpus tibiae diatas lines solei

Persarafan: N.tibialis

Fungsi: Fleksio tungkai bawah pada sendi lutut, membuka sendi lutut dengan rotasio lateral

femur pada tibia dan mengendurkan ligamen sendi

- Otot Flexor hallucis longus

Origo: Permukaan posterior corpus fibulae

Page 10: sgd

Insersio: Basis phalanges distal ibu jari kaki

Persarafan: N.tibialis

Fungsi: Fleksio phalanx distal ibu jari kaki, plantar fleksio kaki pada sendi pergelangan kaki,

menunjang arcus longitudinalis pedis medialis

- Otot Flexor digitorum longus

Origo: Permukaan posterior corpus tibiae

Insersio: Basis phalanges distal keempat jari-jari kaki lateral

Persarafan: N.tibialis

Fungsi: Fleksio phalanges distal ke empat jari kaki lateral, plantar fleksio kaki pada sendi

pergelangan kaki, menunjang arcus longitudinalis pedis medialis dan lateralis

- Otot Tibialis posterior

Origo: Permukaan posterior corpus tibiae dan fibulae dan membrane interosea

Insersio: Tuberositas os naviculare dan tulang-tulang berdekatan lainnya

Persarafan: N.tibialis

Fungsi: Plantar fleksio kaki pada sendi pergelangan kaki, inversio kaki pada articulatio

subtalis tarso trasversali menunjang arcus longitudinalis medialis

- Otot regio cruris bagian superfisial

Page 11: sgd

- Otot Gastrocnemius

Origo: Caput laterale dari condylus lateralis femoris dan caput condylus medialis

Insersio: Permukaan posterior calcaneus medialis diatas kedalam permukaan melalui tendon

calcaneus

Persarafan: N.tibialis

Fungsi: Plantar fleksio kaki pada sendi pergelangan kaki, fleksio sendi lutut

- Otot Plantaris

Origo: Crista supracondylus lateralis femur

Insersio: Permukaan posterior calcaneus

Persarafan: N.tibialis

Fungsi: Plantar Fleksio kaki pada sendi pergelangan kaki, fleksio sendi lutut\

- Otot Soleus

Origo: Fibulae corpus tibiae

Insersio: Melalui tendo calcaneus ke dalam permukaan posterior calcaneus

Persarafan: N.tibialis

Page 12: sgd

Fungsi: Bersama m.gastrocnemius dan m.plantaris adalah fleksor plantar kuat dari sendi

pergelangan kaki, memberikan kekuatan bergerak maju dalam berjalan dan berlari

HISTOLOGI OTOT RANGKA

Jaringan Otot Rangka berkumpul membentuk kumpulan sel, yang selanjutnya

bersatu membentuk otot Disebut juga otot serabut otot yang disebut fibril. Fibril

tersusun atas miofibril. Sel otot seran lintang. Jaringan otot lurik terdiri atas

susunan atau daging. Miofibril diselubungi oleh retikulum sarkoplasma. Serabut

otot tersusun atas aktin dan miosin. Jenis otot ini bekerja di bawah pengaruh

kesadaran, sehingga disebut otot volunteer.

Jaringan otot rangka terdiri atas sel-sel otot rangka yang panjang (panjangnya

sampai 4 cm), diameter 10 – 100mm, berinti banyak dan disebut serabut otot.

Sel otot merupakan sinsitium (gabungan sel dengan batas antar sel tidak jelas)

dari beberapa sel. Bagian-bagian penyusunnya adalah

1. sarkolemma : membran plasma

2. sarkoplasma : sitoplasma

3. nukleus : terdapat beberapa nukleus pada setiap sel dan letaknya berdekatan

dengan sarkolemma.

4. Mitokondria

5. Retikulum endoplamik

6. Miofibril yang terdiri dari filamen tipis (aktin) dan filamen tebal (miosin)

Page 13: sgd

FISIOLOGI OTOT RAGKA

Otot Rangka

Otot rangka adalah otot lurik, volunter dan melekat pada rangka tubuh dan

digunakan untuk pergerakan. Otot ini mempunyai pigmen mioglobin dan mendominasi

tubuh vertebrata. Otot ini disebut otot lurik karena pada otot ini tampak daerah gelap

(miosin) dan terang (aktin) yang berselang-seling. Disebut juga otot rangka, karena

melekat di rangka dan juga otot sadar, karena bekerja di bawah kesadaran kita.

Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan. Setiap sel otot lurik

Page 14: sgd

berbentuk silindris panjang berinti banyak , terletak di tepi sel. Bila di lihat dibawah

mikroskop akan terlihat garis-garis melintang gelap dan terang berselang seling

sehingga member gambaran lurik-lurik pada sel otot. Membrane sel otot disebut

sarkolema yang dibungkus endomesium yaitu jaringan otot yang banyak mengandung

kolagen, reticulum dan elastin.

Panjang serabut otot rangka mencapai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar

berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron. Setiap serabut memiliki banyak inti

yang tersusun di bagian perifer. Kontraksinya cepat dan kuat. Otot rangka terdiri dari

serabut-serabut yang tersusun dalam berkas yang disebut fasikel. Semakin besar otot

semakin banyak jumlah serabutnya. Lapisan jaringan ikat fibrosa membungkus setiap

otot dan masuk ke bagian dalam untuk melapisi fasikel dan serabut individual.

Jaringan ini menyalurkan impuls saraf dan pembuluh darah ke dalam otot dan secara

mekanis mentransmisikan daya kontraksi dari satu ujung otot ke ujung lainnya.

(Sloane, 2003)

Potensial Aksi Saraf

Sinyal saraf dihantarkan melalui potensial aksi yang merupakan perubahan cepat

pada potensial membran. Tiap potensial aksi dimulai dengan perubahan mendadak dari

potensial negatif istirahat normal menjadi potensial membran positif (depolarisasi) dan

Page 15: sgd

kemudian dengan kecepatan yang hampir sama kembali ke potensial negatif

(repolarisasi). Untuk menghantarkan sinyal saraf, potensial aksi bergerak di sepanjang

serat saraf sampai tiba di ujung saraf.

Potensial aksi merupakan manifestasi elektris antara dalam dan luar membran sel.

Perubahan potensial elektris tersebut disebabkan perubahan konsentrasi elektrolit di

dalam maupun di luar sel. Transmembran potensial pada akson antara di dalam dan luar

sel pada keadaan istirahat adalah -70 mV sampai -90 mV, yang menunjukkan potensial

elektris di dalam sel lebih negatif dibandingkan di luar sel. Elektrolit utama yang

berperan terhadap perbedaan potensial antara dalam dan luar sel membran eksitabel

adalah natrium, kalium, dan chlor.

Pada keadaan istirahat, ion natrium (sodium) jauh lebih banyak di luar daripada di

dalam sel. Sebaliknya ion kalium (potassium) jauh lebih banyak di dalam daripada di

luar sel. Rangsangan adekuat pada sel eksitabel akan memberi jawaban berupa suatu

potensial aksi. Potensial aksi yang terjadi akan mengikuti hukum “all or none” dan akan

dirambatkan ke semua arah (propagation), yang dapat direkam dengan osiloskop.

Rangsangan yang tidak mencapai nilai ambang/treshold hanya menimbulkan suatu

potensial lokal yang tidak akan disebarkan dan mengikuti hukum sumasi.

Rangsangan adekuat atau rangsangan yang mencapai nilai ambang, baik yang

besar maupun yang kecil, akan menimbulkan potensial aksi sama besar. Artinya,

potensial aksi tidak dapat bertambah besar walaupun rangsangan diperbesar.

Potensial aksi atau disebut impuls dirambatkan sepanjang membran sel. Oleh

karena rangsangan yang adekuat maka permeabilitas membran terhadap ion natrium

meningkat sehingga masuk ke dalam (influx), oleh karena natrium membawa muatan

positif maka di dalam sel menjadi lebih positif dibanding di luar sel. Fase ini disebut

depolarisasi. Selanjutnya ion kalium keluar sehingga di luar sel kembali lebih positif

dan keadaan ini disebut fase repolarisasi. Membran sel yang sedang mengalami

potensial aksi berarti dalam keadaan refrakter, apabila dirangsang tidak akan

menghasilkan aksi.

Urutan tahap potensial aksi terdiri dari :

- Tahap istirahat . Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat sebelum

terjadinya potensial aksi. Membran dikatakan menjadi terpolarisasi selama tahap ini

karena adanya potensial membran negatif yang besar.

Page 16: sgd

- Tahap depolarisasi . Pada tahap ini membran tiba-tiba menjadi permeabel terhadap

ion natrium, sehingga banyak ion natrium bermuatan positif mengalir ke dalam akson.

Keadaan polarisasi normal sebesar -90 mV akan hilang dan potensial meningkat

dengan cepat dalam arah positif (keadaan di dalam sel menjadi lebih positif). Pada

serat saraf besar, potensial membran mempengaruhi nilai nol dan menjadi sedikit

lebih positif, namun pada serat yang lebih kecil juga banyak neuron sistem saraf

pusat, potensial hanya mendekati nilai nol dan tidak melampaui sampai keadaan

positif.

- Tahap repolarisasi. Dalam waktu yang sangat singkat sekali (sekitar satu per

beberapa puluh ribu detik) sesudah membran menjadi sangat permeabel terhadap ion

natrium, saluran natrium mulai menutup dan saluran kalium mulai terbuka lebih

daripada normal. Selanjutnya difusi ion kalium yang berlangsung cepat ke bagian luar

akan membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang normal.

Mekanisme Umum Kontraksi Otot (Guyton, 1997)

Tahap-tahap kontraksi otot adalah sebagai berikut :

a. Pada serat otot, suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah

saraf motorik sampai pada ujungnya.

b. Pada setiap ujung, saraf mensekresi substansi neutransmiter yaitu

asetilkolin dalam jumlah sedikit.

c. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot

untuk membuka saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul-

molekul protein dalam membran serat otot.

d. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion

natrium untuk mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada

titik terminal saraf. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial

aksi dalam serat otot.

e. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serat otot dalam

cara yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran

saraf.

f. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot

Page 17: sgd

pada tempat dimana potensial aksi menyebabkan retikulum

sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium yang telah

disimpan di dalam retikulum ke dalam miofibril.

g. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan tarik-menarik antara filamen

aktin dan miosin yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergerak

bersama-sama dan menghasilkan proses kontraksi.

h. Setelah kurang dari satu detik ion kalsium dipompa kembali ke dalam

retikulum sarkoplasma (tempat ion-ion ini disimpan sampai potensial

aksi otot yang barn datang lagi). Pengeluaran ion kalsium dari

miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.

Mekanisme Molekular Pada Kontraksi Otot

Kontraksi otot merupakan mekanisme pergeseran filamen antara filamen aktin

dan filamen miosin. Pergeseran filamen aktin kedalam filamen miosin disebabkan

oleh kekuatan yang dibentuk oleh interaksi jembatan silang dari filamen miosin ke

filamen aktin.

Filamen aktin terdiri dari tiga komponen protein yaitu aktin, tropomiosin, dan

troponin. Troponin terbagi lagi menjadi 3 sub unit yaitu troponin I, troponin T,

troponin C. Kepala jembatan silang berikatan dengan ATP kemudian ATP dipecah

oleh ATPase menjadi ADP dan fosfat dan terikat pada kepala.

Bila kompleks troponin-tropomiosin berikatan dengan ion-ion kalsium, bagian

aktif pada filamen aktin menjadi tersingkap, kepala miosin kemudian berikatan

dengan filamen aktin. Kepala kemudian menekuk ke arah lengan jembatan silang

dengan menarik filamen aktin. Energi yang digunakan untuk menarik filamen aktin

adalah molekul ATP yang telah dipecah sebelumnya. Ketika jembatan silang

menekuk menyebabkan pelepasan ADP dan ion fosfat yang sebelumnya melekat di

kepala. Ditempat pelepasan ADP terikat molekul ATP yang baru. Pelepasan ikatan

baru ini menyebabkan terlepasnya kepala dari aktin. Proses akan berlangsung terus

sampai filamen aktin menarik membran Z menyentuh ujung akhir filamen miosin atau

sampai beban pada otot menjadi terlalu besar untuk tarikan lebih lanjut.

Page 18: sgd

BAB V

HIPOTESIS AWAL

(DIFFERENTIAL DIAGNOSIS)

Berdasarkan keterangan pada skenario 2, pasien mengalami:

- Rasa nyeri yang luar biasa pada betis kiri dan pergelangan kaki

- Tidak dapat berjalan

- Edema, panas badan dan mengeras, dan

- Terdapat massa yang tidak beraturan pada bagian belakang daerah pertengahan betis

kiri

Sehingga diperkirakan pasien mengalami :

Diagnosis Banding

1. Ruptur tendon Achilles

Yaitu putusnya tendon achilles secara paksa, karena terlalu sering di beri tekanan, periode

tendon achilles di dahului tahap tendonisitis yang membuat tendo semakin lemah.

2. Achilles tendoncitis

Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari,achiles

tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendonachilles dan

betis.

- Ruptur tendon Achilles

Page 19: sgd

Tendo Achilles adalah tendo pada bagian tungkai bawah. Ia berfungsi untuk melekatkan

otot Gastrocnemius dengan otot soleus ke salah satu tulang penyusun pergelangan kaki, yaitu

Calcaneus. Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot

terhadap tulang. Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendon, sekitar 95% dari kolagen

tersebut merupakan kolagen tipe I, dengan jumlah elastin yang kecil. Serat elastin dapat

menjalani tekanan sebesar 200% sebelum rusak. Jika serat elastin ada pada tendon

dalam proporsi yang besar maka akan ada penurunan dalam besarnya gaya yang

ditransmisikan ketulang. Fibril kolagen terikat ke fasikula, mengandung pembuluh darah dan

pembuluh limfatik serta saraf. Fasikula-fasikula tersebut secara bersamaan di kelilingi oleh

epitenon dan membentuk struktur kasar dari tendon, yang kemudian tertutup oleh paratenon,

terpisah dari epitenon oleh lapisan tipis cairan untuk memungkinkan pergerakan tendon

dengan mengurangi pergesekan.

TENDON

1.Tendon mengandung kolagen tipe I

2.Tendon mengandung matriks proteoglycan

3.Tendon mengandung fibroblast yang tersusun secara paralel

Fungsi dasar:

1.Tendon membawa kekuatan tarik dari otot ke tulang

2. Tendon membawa kekuatan tekan ketika membungkus tulang seperti katrol

Struktur:

1.Kolagen (70% dari berat kering tendon)

2.Glycine (±33%)

3.Proline (±15%)

4.Hydroxyproline (±15%)

Blood Supply

1.Pembuluh darah di perimysium (meliputi tendon)

Page 20: sgd

2.Pada periosteol insertion

3.Jaringan sekitarnya

Struktur terbesar dalam skema di atas adalah tendon atau ligamen. Ligamentum atau tendon

kemudian dipecah menjadi entitas yang lebih kecil disebut fasciles (lembaran). Lembaran

berisi fibril dasar ligamentum atau tendon, dan fibroblas, yang merupakan sel-sel biologis

yang menghasilkan ligamen atau tendon. Ada karakterisitik struktural pada tingkat ini yang

memainkan peran penting dalam mekanisme ligamen atau tendon, yaitu crimp dari fibril.

Crimp merupakan struktur bergelombang dari fibril, dan ia akan memberikan kontribusi

signifikan terhadap hubungan stress regangan nonlinear untuk ligamen dan tendon.

Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan

otot plantaris. Pada manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles

adalahtendon tertebal dan terkuat pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15 sentimeter,

dimulaidari pertengahan tungkai bawah. Kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat

pada bagian tengah-belakang tulang calcaneus.

Page 21: sgd

Ruptur adalah putusnya suatu organ atau jaringan. Ruptur tendo Achilles adalah putusnya

tendo Achilles atau cedera yang mempengaruhi bagian bawah belakang kaki.

Ruptur Tendo Achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba

saatkontraksi maksimal pada otot betis. Ruptur tendo dapat terjadi saat berlari,

melompat, bermain bulu tangkis, basket, tersandung dan jatuh dari ketinggian. Dalam

beberapa kasus putusnya tendo Achilles terjadi pada tendo yang kurang menerima aliran

darah. Tendo juga dapat melemah bergantung pada bertambahnya usia.

Putusnya tendo Achilles juga bisadisebabkan oleh peningkatan mendadak jumlah

tekanan pada tendo Achilles. Biasanya ruptur tendo Achilles lebih sering terjadi pada laki-

laki dibandingkan pada wanita.

Penyebab lainnya juga bisa karena:

1.Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes,

2.Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat

meningkatkanrisiko pecah,

3.Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton,

Page 22: sgd

  tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya,

4.Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis,

5.Obesitas

Penderita ruptur tendon achilles memiliki gejala atau manifestasi klinik

sebagai berikut:

1) Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki

atau betis

2) Bengkak, kaku dan memar 

3) Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit

4) Tumit tidak bisa digerakan turun naik