sgd integritas kulit

13
KELOMPOK 5-8 1. Jelaskan fungsi kulit terkait dengan: a. Thermoregulation b. Sensation c. Metabolisme 2. Apa yang anda ketahui tentang integritas kulit? Jelaskan 3. Apa yang anda ketahui tentang luka tekan (pressure ulcers) atau decubitus? 4. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara luka dan luka tekan 5. Jelaskan proses terjadinya luka tekan! 6. Sebutkan dan jelaskan factor resiko luka tekan 7. Carilah instrument yang digunakan untuk menilai resiko terhadap kerusakan integritas kulit dan jelaskan cara penggunaan instrument tersebut serta interpretasinya. 8. Diskusikan salah satu kasus/masalah kesehatan yang mungkin menyebabkan terjadinya kerusakan integritas kulit, bagaimana cara memonitor integritas kulit pada klien tersebut. a. ex. pasien diare perineal care.

Upload: karismaww

Post on 02-Oct-2015

217 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Pembahasan :1. Jelaskan fungsi kulit terkait dengan:Fungsi Kulit :a. Thermoregulation :- Mengontrol suhu badan dengan konveksi, evaporasi, konduksi dan radiasai - Membantu tubuh menyesuaikan dengan suhu lingkungan - Menghilangkan panas saat beraktivitas - Membuat tubuh menggigil dan bulu uduk berdiri, untuk mempertahankan tubuh tetap hangat walau di suhu dingin - Mendinginkan tubuh saat terjadi evaporasi Selain itu thermoregulation adalah kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuhb. Metabolisme :- Membantu aktivasi vitamin D dan mengunakan vitamin D - Membantu tubuh mengeluarkan zat sisa - Menyerap medikasi - Menyimpan lemak - Berperan dalam regulasi cardiac outputdan tekanan darahSelain itu metabolisme adalah membantu aktivasi vitamin D dan mengunakan vitamin D Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah. Tubuh memang mampu menghasilkan vitamin D dengan sendirinya tetapi masih belum mampu memenuhi kebutuhan tubuh secara menyeluruh sehingga pemberian vitamin D secara buatan atau yang dapat diperoleh dari sumber makanan, buah-buahan dan sayuran yang banyak mengandung vitamin D masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit. c. Sensation :- Merasakan adanya sensai : dingin, panas, nyeri, tekanan dan sentuhan - Menyalurkan sensai sosial dan seksual - Membantu keintiman secara fisik 2. Integritas kulit adalah suatu kesatuan(adekuat) kulit baik dalam bentuk struktur dan fungsi3. Definisi Dekubitus Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Dekubitus atau luka tekan adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena adanya kompresi jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol (bony prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama. Kompresi jaringan akan menyebabkan gangguan pada suplai darah pada daerah yang tertekan. Apabila ini berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia atau iskemi jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel. Luka tekan (pressure ulcer) atau dekubitus merupakan masalah serius yang sering tejadi pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri tulang belakang atau penyakit degeneratif. Istilah dekubitus sebenarnya kurang tepat dipakai untuk menggambarkan luka tekan karena asal kata dekubitus adalah decumbere yang artinya berbaring. Ini diartikan bahwa luka tekan hanya berkembang pada pasien yang dalam keadaan berbaring. Padahal sebenarnya luka tekan tidak hanya berkembang pada pasien yang berbaring, tapi juga dapat terjadi pada pasien yang menggunakan kursi roda atau prostesi. Oleh karena itu istilah dekubitus sekarang ini jarang digunakan di literatur literatur untuk menggambarkan istilah luka tekan. Dekubitus berasal dari bahasa latin decumbree yang berarti merebahkan diri yang didefenisikan sebagai suatu luka akibat posisi penderita yang tidak berubah dalam jangka waktu lebih dari 6 jam (Saba

TRANSCRIPT

KELOMPOK 5-81. Jelaskan fungsi kulit terkait dengan:a. Thermoregulationb. Sensationc. Metabolisme2. Apa yang anda ketahui tentang integritas kulit? Jelaskan3. Apa yang anda ketahui tentang luka tekan (pressure ulcers) atau decubitus?4. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara luka dan luka tekan5. Jelaskan proses terjadinya luka tekan!6. Sebutkan dan jelaskan factor resiko luka tekan7. Carilah instrument yang digunakan untuk menilai resiko terhadap kerusakan integritas kulit dan jelaskan cara penggunaan instrument tersebut serta interpretasinya.8. Diskusikan salah satu kasus/masalah kesehatan yang mungkin menyebabkan terjadinya kerusakan integritas kulit, bagaimana cara memonitor integritas kulit pada klien tersebut.a. ex. pasien diare perineal care.

Pembahasan :

1. Jelaskan fungsi kulit terkait dengan:Fungsi Kulit :a.Thermoregulation :-Mengontrol suhu badan dengan konveksi, evaporasi, konduksi dan radiasai -Membantu tubuh menyesuaikan dengan suhu lingkungan -Menghilangkan panas saat beraktivitas -Membuat tubuh menggigil dan bulu uduk berdiri, untuk mempertahankan tubuh tetap hangat walau di suhu dingin -Mendinginkan tubuh saat terjadi evaporasi Selain itu thermoregulation adalah kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuhb.Metabolisme :-Membantu aktivasi vitamin D dan mengunakan vitamin D -Membantu tubuh mengeluarkan zat sisa -Menyerap medikasi -Menyimpan lemak -Berperan dalam regulasi cardiac outputdan tekanan darahSelain itu metabolisme adalah membantu aktivasi vitamin D dan mengunakan vitamin D Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah. Tubuh memang mampu menghasilkan vitamin D dengan sendirinya tetapi masih belum mampu memenuhi kebutuhan tubuh secara menyeluruh sehingga pemberian vitamin D secara buatan atau yang dapat diperoleh dari sumber makanan, buah-buahan dan sayuran yang banyak mengandung vitamin D masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit. c.Sensation :-Merasakan adanya sensai : dingin, panas, nyeri, tekanan dan sentuhan -Menyalurkan sensai sosial dan seksual -Membantu keintiman secara fisik 2. Integritas kulit adalah suatu kesatuan(adekuat) kulit baik dalam bentuk struktur dan fungsi

3. Definisi Dekubitus Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Dekubitus atau luka tekan adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena adanya kompresi jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol (bony prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama. Kompresi jaringan akan menyebabkan gangguan pada suplai darah pada daerah yang tertekan. Apabila ini berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia atau iskemi jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel. Luka tekan (pressure ulcer) atau dekubitus merupakan masalah serius yang sering tejadi pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri tulang belakang atau penyakit degeneratif. Istilah dekubitus sebenarnya kurang tepat dipakai untuk menggambarkan luka tekan karena asal kata dekubitus adalah decumbere yang artinya berbaring. Ini diartikan bahwa luka tekan hanya berkembang pada pasien yang dalam keadaan berbaring. Padahal sebenarnya luka tekan tidak hanya berkembang pada pasien yang berbaring, tapi juga dapat terjadi pada pasien yang menggunakan kursi roda atau prostesi. Oleh karena itu istilah dekubitus sekarang ini jarang digunakan di literatur literatur untuk menggambarkan istilah luka tekan.Dekubitus berasal dari bahasa latin decumbree yang berarti merebahkan diri yang didefenisikan sebagai suatu luka akibat posisi penderita yang tidak berubah dalam jangka waktu lebih dari 6 jam (Sabandar, 2008). (National pressure Ulcer Advisory panel (NPUAP), 1989 dalam Potter & perry, 2005) mengatakan dekubitus merupakan nekrosis jaringan lokal yang cenderung terjadi ketika jaringan lunak tertekan diantara tonjolan tulang dengan permukaan eksternal dalam jangka waktu lama. Terjadi gangguan mikrosirkulasi jaringan lokal dan mengakibatkan hipoksia jaringan. Jaringan memperoleh oksigen dan nutrisi serta membuang sisa metabolisme melalui darah. Beberapa faktor yang mengganggu proses ini akan mempengaruhi metabolisme sel dengan cara mengurangi atau menghilangkan sirkulasi jaringan yang menyebabkan iskemi jaringan.

4. Perbedaan Luka dengan Luka TekanBerdasarkan Pengertiannya : Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit ( Taylor, 1997). Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier, 1995). Luka tekan merupakan sebagai suatu luka akibat posisi penderita yang tidak berubah dalam jangka waktu lebih dari 6 jam (Sabandar, 2008).Berdasarkan Penyebabnya : Luka : 1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi) 2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. 3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam. 4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil. 5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat. 6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung lukanya akan melebar. Luka TekanMobiltas dan aktivitas mobilitas adalah kemampuan untuk mengubah dan mengontrol posisi tubuh sedangkan aktivitas adalah kemampuan untuk berpindah. Pasien yang berbaring terus menerus ditempat tidur tanpa mampu untuk merubah posisi beresiko tinggi untuk terkena luka tekan. Imobilitas adalah faktor yang paling signifikan dalam kejadian luka tekan. Penelitian yang dilakukan Suriadi (2003) di salah satu rumah sakit di Pontianak jugamenunjukan bahwa mobilitas merupakan faktor yang signifikan untuk perkembanganluka tekan.Penurunan sensori persepsi. Pasien denganpenurunansensoripersepsi akanmengalamipenurunanuntuk merasakansensari nyeri akibat tekanan diatas tulang yang menonjol. Bila ini terjadi dalam durasiyang lama, pasien akan mudah terkena luka tekan

Berdasarkan Proses Penyembuhan : Luka proses penyembuhannya termasuk kedalam proses penyembuhan primer. Penyembuhan primer merupakan ujung kulit menyatu atau hampir bersatu dan resiko infeksi rendah. Penyembuhan terjadi dengan cepat, dengan pembentukan luka yang minimal serta infeksi kerusakan sekunder yang dicegah (Doughty dan Sparks-Defriese, 2007). Contoh luka penyembuhan primer adalah luka pembedahan, luka dijahit (distaples). Luka tekan proses penyembuhannya termasuk kedalam proses penyembuhan sekunder. Proses penyembuhan sekunder memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh oleh karena itu risiko infeksi menjadi lebih besar.

5. Proses terjadinya luka tekan :

Luka dekubitusmerupakan dampak dari tekanan yang terlalu lama pada area permukaan tulang yang menonjol dan mengakibakan berkurangnya sirkulasi darah pada area yang tertekan dan lama kelamaan jaringan setempat mengalami iskemik, hipoksia dan berkembang menjadi nekrosis. Tekanan yang normal pada kapiler adalah 32 mmHg. Apabila tekanan kapiler melebihi dari tekanan darah dan struktur pembuluh darah padakulit, maka akan terjadi kolaps. Dengan terjadi kolaps akan menghalangi oksigenisasi dan nutrisi ke jaringan, selain itu area yang tertekan menyebabkan terhambatnya aliran darah. Dengan adanya peningkatan tekanan arteri kapiler terjadi perpindahan cairan ke kapiler, ini akan menyokong untuk terjadi edema dan konsekuensinya terjadi autolysis. Hal lain juga bahwa aliran limpatik menurun, ini juga menyokong terjadinya edema dan mengkontribusi untuk terjadi nekrosis pada jaringan.Berikut adalah alur patofisiologiluka dekubitus:

tekanan yang terlokalisirpeningkatan tekanan arteri kapiler padakulitterhambatanya aliran darahiskemiknekrotik 6. Sebutkan dan jelaskan factor resiko luka tekan

Menurut Potter & Perry (2005), ada berbagai faktor yang menjadi predisposisi terjadi luka dekubitus pada pasien yaitu:

Gangguan Input Sensorik Pasien yang mengalami perubahan persepsi sensorik terhadap nyeri dan tekanan beresiko tinggi menggalami gangguan integritas kulit dari pada pasien yang sensasinya normal. Pasien yang mempunyai persesi sensorik yang utuh terhadap nyeri dan tekanan dapat mengetahui jika salah satu bagian tubuhnya merasakan tekanan atau nyeri yang terlalu besar. Sehingga ketika pasien sadar dan berorientasi, mereka dapat mengubah atau meminta bantuan untuk mengubah posisi.

Gangguan Fungsi Motorik Pasien yang tidak mampu mengubah posisi secara mandiri beresiko tinggi terhadap dekubitus. Pasien tersebut dapat merasakan tekanan tetapi, tidak mampu mengubah posisi secara mandiri untuk menghilangkan tekanan tersebut. Hal ini meningkatkan peluang terjadinya dekubitus. Pada pasien yang mengalami cedera medulla spinalis terdapat gangguan motorik dan sensorik. Angka kejadian dekubitus pada pasien yang mengalami cedera medula spinalis diperkirakan sebesar 85%, dan komplikasi luka ataupun berkaitan dengan luka merupakan penyebab kematian pada 8% populasi ini (Ruller & Cooney, 1981 dalam Potter & Perry, 2005). Perubahan Tingkat Kesadaran Pasien bingung, disorientasi, atau mengalami perubahan tingkat kesadaran tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari luka dekubitus. Pasien bingung atau disorientasi mungkin dapat merasakan tekanan, tetapi tidak mampu memahami bagaimana menghilangkan tekanan itu. Pasien koma tidak dapat merasakan tekanan dan tidak mampu mengubah ke posisi yang labih baik. Selain itu pada pasien yang mengalami perubahan tingkat kesadaran lebih mudah menjadi binggung. Beberapa contoh adalah pada pasien yang berada di ruang operasi dan untuk perawatan intensif dengan pemberian sedasi. Gips, Traksi, Alat Ortotik dan Peralatan Lain Gips dan traksi mengurangi mobilisasi pasien dan ekstermitasnya. Pasien yang menggunakan gips beresiko tinggi terjadi dekubitus karena adanya gaya friksi eksternal mekanik dari permukaan gips yang bergesek pada kulit. Gaya mekanik kedua adalah tekanan yang dikeluarkan gips pada kulit jika gips terlalu ketat dikeringkan atau ekstremitasnya bengkak. Peralatan ortotik seperti penyangga leher digunakan pada pengobatan pasien yang mengalami fraktur spinal servikal bagian atas. Luka dekubitus merupakan potensi komplikasi dari alat penyangga leher ini. Sebuah studi yang dilakukan plaiser dkk, (1994) mengukur jumlah tekanan pada tulang tengkorak dan wajah yang diberikan oleh emapt jenis penyangga leher yang berbeda dengan subjek berada posisi terlentang dan upright (bagian atas lebih tinggi). Hasilnya menunjukkan bahwa pada beberapa penyangga leher, terdapat tekanan yang menutup kapiler. Perawat perlu waspada terhadap resiko kerusakan kulit pada klien yang menggunakan penyangga leher ini. Perawat harus mengkaji kulit yang berada di bawah penyangga leher, alat penopang (braces), atau alat ortotik lain untuk mengobservasi tanda-tanda kerusakan kulit (Potter & Perry, 2005).

Daftar Pustaka

Capernito, Linda Juall. 1999. Rencana Diagnosa dan Dokumentasi Keperawatan : Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif Ed.2. Jakarta : EGC.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17133/4/Chapter%20II.pdf diakases pada tanggal 18 Januari 2014