sgd i skm

30
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan dalam dasawarsa terakhir masih menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Untuk itu diperlukan pemantapan dan percepatan melalui Sistem Kesehatan Nasional sebagai bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting, seperti: pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat, serta Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Perubahan lingkungan strategis ditandai dengan berlakunya berbagai regulasi penyelenggaraan kepemerintahan, seperti: Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor

Upload: angger-bayu-wibisono

Post on 05-Dec-2014

9 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: sgd I skm

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai Pembukaan UUD

1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka pembangunan kesehatan diarahkan

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

dapat terwujud.

Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan dalam dasawarsa terakhir masih

menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Untuk itu

diperlukan pemantapan dan percepatan melalui Sistem Kesehatan Nasional

sebagai bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang disertai

berbagai terobosan penting, seperti: pengembangan Desa Siaga, Jaminan

Kesehatan Masyarakat, serta Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K).

Perubahan lingkungan strategis ditandai dengan berlakunya berbagai

regulasi penyelenggaraan kepemerintahan, seperti: Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-undang Nomor 17

Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N)

Tahun 2005-2025. Disamping itu secara global terjadi perubahan iklim dan upaya

percepatan pencapaian MDGs, sehingga diperlukan penyempur-naan dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

SKN 2004 sebagai pengganti SKN 1982, pada hakekatnya merupakan

bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan, penting untuk

dimutakhirkan menjadi SKN 2009 agar dapat mengantisipasi berbagai tantangan

perubahan pembangunan kesehatan dewasa ini dan di masa depan.

Page 2: sgd I skm

Dalam mengantisipasi ini, perlu mengacu terutama pada arah, dasar, dan

strategi pembangunan kesehatan yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor

17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-

N) Tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang

Kesehatan (RPJP-K) Tahun 2005-2025.

Page 3: sgd I skm

BAB II

PEMBAHASAN

SKENARIO :

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) merupakan dasr dari Penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Kesehatan (RPJP-K) periode tahun 2005-2025 dengan

permasalahan kesehatan yang di hadapi antara lain :

1. Beban ganda penyakit pada waktu bersamaan penyakit menular dan penyakit

tidak menular

2. Disparitas status kesehatan yang masih tinggi antar daerah, antar perkotaan dan

pedesaan, maupun antar tingkat social-ekonomi (dilihat dari AKB, AKI)

3. Pelayanan kesehatan yang belum memadai dari aspek kualitas, pemerataan dan

keterjangkauan.

4. Terbatasnya sumber daya kesehatan (tenaga, biaya dan sarana)

5. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung PHBS.

Selain itu faktor eksternal SKN banyak berubah antara lain globalisasi,

desentralisasi, dan MDGs, mendorong perlunya revisi terhadap SKN yang telah ada.

Perkembangan otonomi daerah memberi peluang penetapan sistem kesehatan

daerah (SKD) yang merupakan bagian integral dari SKN.

Permasalahan :

1. Apa yang menyebabkan terjadinya beban ganda penyakit pada waktu yang

bersamaan?

jawab :

Terjadinya beban ganda penyakit. Pola penyakit yang diderita masyarakat

sebagian besar adalah penyakit infeksi menular seperti TB, ISPA, malaria, diare,

dan penyakit kuliat. Namun demikian, pada waktu yang bersamaan terjadi

peningkatan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

serta diabetes militus. Dengan demikian telah terjadi transisi epidemiologi dan

menghadapi beban ganda pada waktu yang bersamaan (double burden). Dengan

terjadinya beban ganda yang diikuti dengan meningkatnya jumlah penduduk, serta

perubahan struktur penduduk yang ditandai dengan meningkatnya penduduk usia

produktif dan usia lanjut, akan mempengaruhi jumlah dan jenis pelayanan kesehatan

yang dibutuhkan masyarakat datang.

Page 4: sgd I skm

2. Kenapa bisa terjadi disparitas antara status kesehatan yang masih tinggi antar

daerah, antar perkotaan dan pedesaan, maupun antar tingkat social-ekonomi kalau

dilihat dari AKB dan AKI?

Jawab:

Jika diambil sebuah contoh pada provinsi Nusa Tenggara Barat maka pada data

NTB tahun 2009 telah terjadi Disparitas atau ketidak seimbangan pada daerah

perkotaan dan pedesaan pada prov. NTB. Ini terlihat dari AKI dan AKB di

Mataram lebih rendah dari pada Lombok Timur dan Lombok Barat. Kejadian ini

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan salah satunya

ketersediaannya pelayanan kesehatan, jumlah tenaga kesehatan, dan keterjangkauan.

Page 5: sgd I skm

Jumlah Kematian IbuTahun 2003 s/d 2009

JUMLAH KEMATIAN NEONATALTAHUN 2003 S/D 2009.

Page 6: sgd I skm

3. Bagaimana efek dari pelayanan kesehatan yang belum memadai kalau dilihat dari

aspek kualitas, pemerataan dan keterjangkauan?

Jawab :

Page 7: sgd I skm

Dilihat dari data diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa jumlah rumah sakit

di kota Mataram jauh lebih banyak dari pada dikota atau kabupaten lain, dan ada

beberapa kota seperti KSB dan Kota Bima tidak memiliki Rumah sakit. Keadaan

seperti inilah yang menyebabkan keterjangkauan jarak yang bisa berefek kepada

status kesehatan penduduk. Meskipun jumlah puskesmas di Mataram lebih kecil

daripada di kota lain seperti Lobar, Lotim dll tetapi itu tidak dibarengi oleh tenaga

kerja yang memadai.

KAB. LOMBOK TENGAH

PUSKESMAS: 23

PUSTU : 87POSKESDES

: 101RSU : 1POSYANDU : 1.416

KOTA MATARAM

PUSKESMAS : 9PUSTU : 19POSKESDES : 18RSU : 1 POSYANDU : 339

KAB. LOMBOK UTARA

PUSKESMAS : 5PUSTU : 22POSKESDES : 20 RSU : -POSYANDU : 310

KAB. LOMBOK TIMUR

PUSKESMAS: 29

PUSTU : 85POSKESDES

: 82RSU : 1POSYANDU : 1.329

KAB. SUMBAWA

PUSKESMAS : 24PUSTU : 95POSKESDES : 51 RSU : 1POSYANDU : 624

KAB. BIMA

PUSKESMAS : 20PUSTU : 81POSKESDES : 84RSU : 1POSYANDU : 525

KAB. SUMBAWA

BARAT

PUSKESMAS: 8

PUSTU : 29POSKESDES

: 49RSU : -POSYANDU : 178

KAB. DOMPU

PUSKESMAS : 9PUSTU : 44POSKESDES : 46RSU : 1POSYANDU : 320

KOTA BIMA

PUSKESMAS: 5

PUSTU : 19 POSKESDES

: 28RSU : -POSYANDU : 152

Sarana & Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Provinsi Nusa Tenggara Barat

KAB. LOMBOK BARAT

PUSKESMAS : 15 PUSTU : 56POSKESDES : 73RSU : 1POSYANDU : 685

Page 8: sgd I skm

4. Apa hubungannya terbatasnya sumber daya kesehatan (tenaga, biaya dan sarana)

dengan terjadinya permasalahan kesehatan?

Jawab:

DISTRIBUSI TENAGA KESEHATANTERKAIT KESEHATAN IBU DAN ANAK

TAHUN 2009

Sumber Data PWS KIA* Termasuk Provinsi

Page 9: sgd I skm

Dari data diatas bisa ditarik beberapa kesimpulan, yaitu pembagian jumlah tenaga

kesehatan di daerah prov. NTB tidak merata. Ini dibuktikan dari jumlah Dokter

Spesialis Obgyn terjadi kesenjangan yang signifikan antara kota Mataram dengan

kabupaten lainnya. Begitu juga dengan tenaga kesehatan lainnya, hampir semua

tenaga kesehatan paling banyak dimiliki oleh Mataram.

5. Bagaimana perilaku masyarakat yang kurang mendukung PHBS dapat menjadi

salah satu masalah kesehatan?

Jawab:

Pada tahun 2011 data PHBS sebesar 30,5% yang terdiri dari:

25,6 % belum menggunakan sanitasi yang layak (jamban)

12% ibu-ibu hamil belum bersalin (melahirkan) ditenaga kesehatan

Jadi dilihat dari data diatas dapat dilihat bahwa perilaku masyarakat masih

sangat kurang mendukung PHBS sehingga terjadi masalah kesehatan. Belum

ada nya jamban di setiap rumah penduduk membuat sanitasi pada lingkungan

menjadi sangat buruk. Perilaku masyarakat seperti ibu hamil yang masih

melahirkan diluar sarana kesehatan seperti melahirkan di dukun membuat

masalah kesehatan muncul di masyarakat, sehinnga harus adanya kesadaran

Page 10: sgd I skm

masyarakat untuk berperilaku mendukung PHBS sehingga ini tidak menjadi

salah satu masalah kesehatan yang terjadi di indonesia terutama di NTB.

Self Evaluation :

1. Jelaskan tentang SKN dan SKD

2. Jelaskan hubungan SKN dan SKD serta dengan penyelenggaraan upaya

pelayanan kesehatan di Puskesmas serta pencapaian target MDGs.

3. Jelaskan hubungan SKN/ SKD dengan pembiayaan pelayanan kesehatan,

khususnya bagi kelompok miskin

Jawaban Self Evaluation :

1. PENJELASAN SKN dan SKD

A. SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN)

I. Sistem kesehatan (WHO, 1984).

Sistem kesehatan adalah kumpulan dari berbagai faktor yang kompleks

dan saling berhubungan yang terdapat dalam suatu negara, yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan

perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat pada setiap saat

yang dibutuhkan.

II. Pengertian, prinsip dan tujuan SKN

Pengertian SKN

Adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya

bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna

menjamin terciptanya derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum

seperti dimaksudkan dalam Pembukaan UUD-1945.

Prinsip SKN

1. Perikemanusian

Pembangunan kesehatan harus berlandaskan pada prinsip

perikemanusiaan yang dijiwai, digerakan dan dikendalikan

oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa. Tenaga kesehatan perlu berbudi luhur, memegang teguh

Page 11: sgd I skm

etika profesi, dan selalu menerapkan prinsip perikemanusiaan

dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

2. Hak Asasi Manusia (HAM)

Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dalam

Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu untuk meningkatkan

kecerdasan bangsa dan kesejahteraan rakyat, maka setiap

penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip hak asasi manusia.

Undang- undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 antara lain

menggariskan bahwa setiap rakyat berhak atas pelayanan kesehatan

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya tanpa membedakan suku, golongan, agama, jenis

kelamin, dan status sosial ekonomi. Setiap anak dan perempuan

berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

3. Adil dan Merata

Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak

yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya, tanpa memandang suku, golongan, agama, dan status

sosial ekonominya. Setiap orang berhak memperoleh pelayanan

kesehatan. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh

dan kembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi.

4. Pemberdayaan dan Kemandirian

Setiap orang dan masyarakat bersama dengan pemerintah

berperan, berkewajiban, dan bertanggung- jawab untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,

keluarga, masyarakat, dan lingkungannya. Pembangunan

kesehatan harus mampu membangkitkan dan mendorong

peran aktif masyarakat. Pembangunan kesehatan dilaksanakan

dengan berlandaskan pada kepercayaan atas kemampuan dan

kekuatan sendiri serta kepribadian bangsa dan semangat

solidaritas sosial serta gotong- royong.

5. Kemitraan yang Dinamis

Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk

mencapai tujuannya apabila terjadi Koordinasi, Integrasi,

Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar pelaku, antar

Page 12: sgd I skm

subsistem SKN, maupun dengan sistem serta subsistem lain di luar

SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh sektor terkait,

seperti pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu

berperan bersama dengan sektor kesehatan untuk mencapai tujuan

nasional. Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan

menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara

pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta dengan

mendayagunakan potensi yang dimiliki masing-masing. Kemitraan

tersebut diwujudkan dengan mengembangkan jejaring yang

berhasil guna dan berdaya guna, agar diperoleh sinergisme yang

lebih mantap dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya.

6. Pengutamaan dan Manfaat

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan

mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan

perorangan atau golongan. Upaya kesehatan yang bermutu

diselenggarakan dengan memanfaatkan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta harus lebih mengutamakan

pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan berlandaskan pada

dasar kemitraan atau sinergisme yang dinamis dan tata

penyelenggaraan yang baik, sehingga secara berhasil guna dan

bertahap dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi

peningkatan derajat kesehatan masyarakat, beserta

lingkungannya. Pembangunan kesehatan diarahkan agar

memberikan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara

lain: ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut, dan masyarakat

miskin.

7. Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)

Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang tinggi,

dukungan, dan kerjasama yang baik dari para pelaku untuk

menghasilkan tata penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang

baik (good governance). Pembangunan kesehatan diselenggarakan

secara demokratis, berkepastian hukum, terbuka (transparan),

Page 13: sgd I skm

rasional, profesional, serta bertanggung-jawab dan bertanggung-

gugat (akuntabel).

Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan

oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun

pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

III. Komponen / Subsistem SKN

A. SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN

a. Pengertian

Subsistem Upaya Kesehatan adalah bentuk dan cara

penyelenggaraan upaya kesehatan yang paripurna, terpadu, dan

berkualitas, meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan

pemulihan, yang diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

b. Tujuan

Tujuan dari penyelenggaraan subsistem upaya kesehatan

adalah terselenggaranya upaya kesehatan yang adil, merata,

terjangkau, dan bermutu untuk menjamin terselenggaranya

pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya.

B. SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN

a. Pengertian

Subsistem pembiayaan kesehatan adalah bentuk dan cara

penyelenggaraan berbagai upaya penggalian, pengalokasian, dan

pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

b. Tujuan

Tujuan dari penyelenggaraan subsistem pembiayaan

kesehatan adalah tersedianya dana kesehatan dalam jumlah yang

mencukupi, teralokasi secara adil, merata dan termanfaatkan

secara berhasil guna dan berdaya guna, tersalurkan sesuai

peruntukannya untuk menjamin terselenggaranya pembangunan

Page 14: sgd I skm

kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya.

C. SUBSISTEM SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

a. Pengertian

Subsistem SDM Kesehatan adalah bentuk dan cara

penyelenggaraan upaya pengembangan dan pemberdayaan SDM

Kesehatan, yang meliputi: upaya perencanaan, pengadaan,

pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan SDM

Kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan

kesehatan guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya.

Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah tenaga

kesehatan profesi termasuk tenaga kesehatan strategis dan

tenaga kesehatan non profesi serta tenaga pendukung/penunjang

kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya

seperti dalam upaya dan manajemen kesehatan.

b. Tujuan

Tujuan dari penyelenggaraan subsistem SDM Kesehatan

adalah tersedianya SDM Kesehatan yang kompeten sesuai

kebutuhan yang terdistribusi secara adil dan merata serta

didayagunakan secara optimal dalam mendukung

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

D. SUBSISTEM SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN

MAKANAN

a. Pengertian

Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan

adalah bentuk dan cara penyelenggaraan berbagai upaya yang

menjamin keamanan, khasiat/manfaat, mutu sediaan farmasi,

alat kesehatan, dan makanan. Sediaan farmasi adalah obat,

bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.

b. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan subsistem sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan makanan adalah tersedianya sediaan farmasi, alat

Page 15: sgd I skm

kesehatan, dan makanan yang terjamin aman,

berkhasiat/bermanfaat dan bermutu; dan khusus untuk obat

dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya guna meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

E. SUBSISTEM MANAJEMEN DAN INFORMASI KESEHATAN

a. Pengertian

Subsistem manajemen dan informasi kesehatan adalah

bentuk dan cara penyelenggaraan yang menghimpun berbagai

upaya kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, pengaturan

hukum kesehatan, pengelolaan data dan informasi kesehatan

yang mendukung subsistem lainnya dari SKN guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya.

b. Tujuan

Tujuan subsistem manajemen dan informasi kesehatan

adalah terwujudnya kebijakan kesehatan yang sesuai dengan

kebutuhan, berbasis bukti dan operasional, terselenggaranya

fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang berhasil guna,

berdaya guna, dan akuntabel, serta didukung oleh hukum

kesehatan dan sistem informasi kesehatan untuk menjamin

terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

F. SUBSISTEM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

a. Pengertian

Subsistem pemberdayaan masyarakat adalah bentuk dan

cara penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan, baik

perorangan, kelompok, maupun masyarakat secara terencana,

terpadu, dan berkesinambungan guna tercapainya derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

b. Tujuan

Tujuan subsistem pemberdayaan masyarakat adalah

meningkatnya kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup

sehat, mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri,

berperan aktif dalam setiap pembangunan kesehatan, serta dapat

Page 16: sgd I skm

menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan

berwawasan kesehatan.

B. SISTEM KESEHATAN DAERAH (SKD)

Pengertian

Sistem Kesehatan Daerah adalah suatu tatanan yang menghimpun

berbagai upaya pemerintah, masyarakat dan sektor swasta di daerah secara

terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya dengan kata lain merupakan wujud

sekaligus metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Maksud dari dtetapkannya Sistem Kesehatan Daerah (SKD), adalah :

1. Untuk memberikan landasan, arah dan pedoman penyelenggaraan

pembangunan kesehatan bagi seluruh penyelenggara

pembangunan kesehatan di Kota .

2. Untuk menyesuaikan Sistem Kesehatan di daerah dengan berbagai

perubahan dan tantangan eksternal maupun internal.

Tujuan ditetapkannya Sistem Kesehatan Daerah (SKD), yaitu :

1. Sebagai tindak lanjut dari kebijakan dan strategi desentralisasi

bidang kesehatan serta menyesuaikan dengan kebijakan Sistem

Kesehatan Nasional

2. Terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi

daerah, baik pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha secara

sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat

kesehatan masyarakat yang optimal.

3. Terlaksananya pembangunan daerah bidang kesehatan di Kota

Kendari, yang mempedulikan kebutuhan, aspirasi dan martabat

masyarakat.

4. Menjamin perlindungan finansial bagi masyarakat dari risiko

gangguan kesehatan.

Prinsip dasar sistem kesehatan daerah, memperhatikan norma, nilai dan

aturan yang bersumber dari falsafah budaya bangsa, sebagai acuan berpikir

dan bertindak dalam mekanisme penyelenggaraan kebijakannya.\

Page 17: sgd I skm

C. MDGs

Adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin terciptanya

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan

kesejahteraan umum seperti dimaksudkan dalam Pembukaan UUD-1945.

Tujuan Pembangunan Milenium (bahasa Inggris : Millennium

Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah

Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari

189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada

September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.

Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan

masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam

pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan

diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan

dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di

New York pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut

menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan

menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara

masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan

pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang

terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan

deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk

mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan,

menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya,

mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan,

mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga

separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.

Tujuan

Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000

menyetujui agar semua negara:

1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

Pendapatan populasi dunia sehari $10000.

Menurunkan angka kemiskinan.

Page 18: sgd I skm

2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua

Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.

3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi

gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk

tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.

4. Menurunkan angka kematian anak

Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat

kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.

5. Meningkatkan kesehatan ibu

Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio

kematian ibu dalam proses melahirkan.

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai

pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat

lainnya.

7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup

Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang

berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta

mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.

Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah

dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang

sehat.

Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai

pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk

sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem

keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada

diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang

baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan

secara nasional dan internasional.

Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang

berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil

Page 19: sgd I skm

dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif

dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan

hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan

hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan

resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi

kemiskinan.

Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai

masalah utang negara-negara berkembang.

Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang

dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan

internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung

dalam jangka panjang.

Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk

kaum muda.

Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan

akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang

Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya

penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama

teknologi informasi dan komunikasi.

2. Hubungan SKN dan SKD serta dengan penyelenggaraan upaya pelayanan

kesehatan di Puskesmas serta pencapaian target MDGs..

Subsistem Upaya Kesehatan adalah bentuk dan cara penyelenggaraan

upaya kesehatan yang paripurna, terpadu, dan berkualitas, meliputi upaya

peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan, yang diselenggarakan

guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya.

Upaya kesehatan dilaksanakan dalam tingkatan upaya sesuai dengan

kebutuhan medic dan kesehatan. Terdapat tiga tingkat upaya kesehatan yaitu

primer, sekunder, dan tersier. Upaya kesehatan diselenggarakan secara

berkesinambungan, terpadu, dan paripurna melalui system rujukan. Puskesmas

merupakan salah satu bentuk unit layanan primer yang melaksanakan upaya

kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.

Page 20: sgd I skm

Tiga fungsi utama puskesmas:

Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

Puskesmas wajib melaksanakan 6 pelayanan kesehatan, yakni promosi

kesehatan, KIA serta KB, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pecegahan dan

pemberantasan penyakit menular, pengobatan dasar. Selain itu, puskesmas

dapat melaksanakan pelayanan kesehatan pengembangan berdasarkan

permasalahan kesehatan setempat yang disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuannya.

Peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraanya di

wujudkan dalam bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat misalnya

posyandu, poskesdes, poskestren dll.

Apabila telah dilakukan upaya pelayanan kesehatan menurut SKN dan

SKD di harapkan target MDGs dapat terpenuhi.

3. Hubungan SKN/SKD dengan pembiayaan pelayanan kesehatan, khususnya

bagi kelompok miskin.

Pemerintah dalam hal ini depkes, di tambah denga pemerintah

kabupaten/kota menyediakan dana jamkesmas dan jamkesmasda. Setiap warga

masyarakat yang di kelompokkan dalam keluarga miskin di data dan di berikan

kartu jamkesmas atau jamkesmasda.kartu ini dipergunakan untuk memperoleh

pelayanan kesehatan gratis mulai dari layanan primer sampai layanan rujukan

sesuai dengan standar pelayanan yang ada. Pihak puskesmas dan RS telah

terlebih dahulu diberikan biaya operasional untuk pelayanan ini termasuk obat-

obatanya.

Jenis pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin :

Pelayanan pengobatan dasar dan rujukan

Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk persalinan

Penanggulangan gizi kurang dan buruk.

Kegiatan pencegahan seperti imunisasi, penyuluhan dll.

Page 21: sgd I skm

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara

penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya

bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan

pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis,

berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya.

Kedudukan SKN yaitu suprasistem SKN, kedudukan skn dalam sistem

nasional lainnya, kedudukan SKN terhadap penyelenggaraan pembangunan

kesehatan di daerah, dan kedudukan SKN terhadap berbagai sistem

kemasyarakatan, termasuk swasta.

Subsistem SKN adalah subsistem upaya kesehatan, subsistem pembiayaan

kesehatan, subsistem sumber daya manusia kesehatan, subsistem sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan makanan, subsistem manajemen dan informasi kesehatan, subsistem

pemberdayaan masyarakat.

Sistem Kesehatan Daerah adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai

upaya pemerintah, masyarakat dan sektor swasta di daerah secara terpadu dan

saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya dengan kata lain merupakan wujud sekaligus metode penyelenggaraan

pembangunan kesehatan.