session 1 pengantar ilmu hukum ”tata hukum · pdf filesebagai contoh pengertian hukum...
TRANSCRIPT
Session 1Pengantar Ilmu Hukum
”Tata Hukum Bermasyarakat”
A. MANUSIA DAN MASYARAKAT1. Manusia sebagai makhluk sosial
- Menurut kodrat alam, manusia selalu hidup bersama dan hidupberkelompok.
- Aristoteles : manusia adalah “Zoon Politicon” (makhluk sosial), manusiasebagai makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpuldengan sesama manusia lainnya.
- Manusia sebagai individu memiliki kehidupan dan kepentingan sendiri,namun manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan darimasyarakat.
2. MasyarakatMasyarakat merupakan persatuan manusia yang timbul dari kodrat yangsama.
3. Golongan-golongan dalam masyarakat- Dalam masyarakat terdapat berbagai golongan, yang disebabkan antara
lain karena orang:a. merasa tertarik oleh orang lain yang tertentu;b. merasa mempunyai kesukaan yang sama dengan orang lain;c. merasa memerlukan kekuatan/bantuan orang lain;d. mempunyai hubungan daerah dengan orang lain; dane. mempunyai hubungan kerja dengan orang lain.
- Pada umumnya ada tiga macam golongan masyarakat yang besar, yaitu :a. golongan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan: perkumpulan
keluarga.b. golongan yang berdasarkan hubungan kepentingan/pekerjaan:
perkumpulan ekonomi, koperasi, serikat pekerja, perkumpulan sosial,perkumpulan seni dan olah raga.
c. golongan yang berdasarkan hubungan tujuan/pandangan hidup atauideologi: partai politik, perkumpulan keagamaan.
4. Bentuk masyarakatMasyarakat sebagai bentuk pergaulan hidup memiliki bermacam-macamragamnya, diantaranya yaitu:a. Berdasarkan hubungan yang diciptakan para anggotanya:
1. Masyarakat peguyuban (gemeinschaft), apabila hubungan itu bersifatkepribadian dan menimbulkan ikatan batin, misalnya: rumah tangga,perkumpulan kematian.
2. Masyarakat petembayan (gesellschaft), apabila hubungan itu bersifattidak kepribadian dan bertujuan untuk mencapai keuntungankebendaaan, misalnya: Firma, CV, PT.
b. Berdasarkan sifat pembentukannya:1. Masyarakat yang teratur oleh karena disengaja diatur untuk tujuan
tertentu, misalnya: perkumpulan olahraga.2. Masyarakat yang teratur tetapi terjadi dengan sendirinya, oleh karena
orang-orang yang bersangkutan mempunyai kepentingan bersama,misalnya: penonton konser musik atau pertandingan olahraga.
3. Masyarakat yang tidak teratur, misalnya: para pembaca surat kabar.
c. Berdasarkan hubungan kekeluargaan: rumah tangga, sanak saudara,suku, bangsa.
d. Berdasarkan peri-kehidupan/kebudayaan:1. Masyarakat primitif dan modern;2. Masyarakat desa dan kota;3. Masyarakat territorial, yang anggotanya bertempat tinggal dalam satu
daerah;4. Masyarakat genealogis, yang anggotanya mempunyai pertalian darah;5. Masyarakat territorial-genealogis, yang anggotanya bertempat tinggal
dalam satu daerah dan mereka adalah seketurunan.
5. Pendorong hidup bermasyarakatAdapun yang menyebabkan manusia selalu hidup bermasyarakat ialah antara
lain dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia, antara lain:
a. hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum;b. hasrat untuk membela diri; danc. hasrat untuk mengadakan keturunan.
B. PENGERTIAN HUKUM:- Menurut Van Apeldoorn, definisi hukum masih dicari-cari dan belum
didapatkan, karena hukum mencakup banyak segi dan aspek yangmenunjang kehidupan manusia, serta karena luasnya ruang lingkup hukum.Sebagai contoh pengertian hukum menurut ahli ekonomi, berbeda denganpengertian hukum menurut ahli sejarah.
- Menurut E. Utrecht: Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yangmengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati olehmasyarakat.
- Menurut S.M. Amin, S.H.: Kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri darinorma dan sanksi.
- Menurut J.C.T. Simonangkir, S.H. dan Woerjono Sastropranoto, S.H.:Peraturan yang bersifat memaksa yang menentukan tingkah laku manusiadalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yangberwajib.
- Menurut M.H. Tirtaatmidjaja, S.H.: Semua aturan yang harus diturut dalamtingkah laku tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman.
- Arti hukum yang diberikan oleh masyarakat adalah:a. hukum sebagai ilmu pengetahuan (secara sistematis);b. hukum sebagai disiplin (sistem ajaran tentang kenyataan yang dihadapi);c. hukum sebagai tata hukum (perangkat hukum);d. hukum sebagai petugas (penegak hukum);e. hukum sebagai keputusan penguasa (proses kebijakan);f. hukum sebagai proses pemerintahan (sistem kenegaraan);g. hukum sebagai sikap tindak yang ajeg (perilaku yang baik); danh. hukum sebagai jalinan nilai-nilai (apa yang dianggap baik dan buruk).
1. Unsur-unsur hukum:a. mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat;b. diadakan oleh badan-badan yang berwenang;c. bersifat memaksa; dand. sanksi terhadap pelanggaran adalah tegas.
2. Ciri-ciri hukum:a. adanya perintah/larangan; danb. perintah/larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang.
3. Isi kaedah hukum:a. Perintah;b. Larangan; danc. Perkenan (kebolehan).
4. Sifat-sifat hukum:Mengatur (fakultatif/tidak dipaksakan/dibebaskan) dan memaksa (imperatif).
5. Bentuk kaedah hukum:Tertulis (kodifikasi dan tidak kodifikasi) dan tidak tertulis (tercatat dan tidak
tercatat).
6. Asas dan tujuan hukum:a. Asas hukum
- Asas hukum: Latar belakang dari peraturan konkrit dan bersifat umumatau abstrak. Misalnya asas lex specialis derogat legi generalis(ketentuan yang bersifat khusus mengalahkan ketentuan yang bersifatumum), lex superior derogat legi inferior (ketentuan yangkedudukannya lebih tinggi mengalahkan ketentuan yangkedudukannya rendah), lex posteriori derogat legi priori (ketentuanyang baru mengalahkan ketentuan yang lama), teori fiksi (setiap orangdianggap tahu hukum), dan lain sebagainya.
- Asas hukum berubah mengikuti kaedah hukumnya, sedangkan kaedahhukum berubah mengikuti perkembangan masyarakatnya.
- Asas hukum terbagi dua, yaitu :1. Asas hukum umum: Asas hukum yang berhubungan dengan
seluruh bidang hukum, misalnya asas lex specialis derogat legigeneralis.
2. Asas hukum khusus: Asas hukum yang berfungsi dalam bidangyang lebih spesifik, misalnya asas kebebasan berkontrak dalamPerdata, asas praduga tak bersalah dalam Pidana.
b. Tujuan hukum- Menurut Prof. Soebekti, S.H.: Hukum mengabdi pada tujuan negara
(menyelenggarakan keadilan dan ketertiban).
- Menurut Prof. Mr. Dr. LJ. Van Apeldoorn: Mengatur pergaulan hidupmanusia secara damai.
- Teori Etis: Menghendaki keadilan (apa yang adil dan apa yang tidakadil).
- Menurut Geny: Mencapai keadilan (kepentingan daya guna dankemanfaatan).
- Aristoteles membedakan dua macam keadilan, yaitu:1. Justitia distributive: Setiap orang berhak mendapat apa yang
menjadi haknya.2. Justitia commutative: Memberi kepada setiap orang sama
banyaknya.
- Jeremy Bentham (Teori Utilities): Menjamin adanya kebahagiaansebanyak-banyaknya pada orang sebanyak-banyaknya.
- Prof. Mr. J. Van Kan: Menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supayakepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu gugat.
C. DEFINISI HUKUM SEBAGAI PEGANGANHukum merupakan pegangan atau pedoman untuk bertingkah laku dalammasyarakat
Session 2Pengantar Ilmu Hukum
”Sumber-sumber Hukum”
A. SUMBER HUKUM MATERIIL DAN FORMIL- Pengertian sumber hukum: Segala sesuatu yang menimbulkan aturan-
aturan yang mengikat dan memaksa, sehingga jika aturan-aturan itudilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.
- Segala sesuatu adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnyahukum, faktor-faktor yang merupakan sumber kekuatan berlakunya hukumsecara formal, darimana hukum itu dapat ditemukan, darimana asal mulanyahukum, dll.
- Arti sumber hukum menurut Prof. Dr. Sudikno:1. Asas hukum, sesuatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya
kehendak Tuhan, akal, jiwa, dll.2. Menunjukkan sumber hukum terdahulu yang memberikan bahan-bahan
kepada hukum yang sekarang.3. Sebagai sumber hukum berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku
secara formal kepada peraturan hukum (penguasa dan masyarakat)4. Sebagai sumber darimana hukum itu dapat diketahui: dokumen, UU, batu
tulis, dll.5. Sebagai sumber terbentuknya hukum atau sumber yang menimbulkan
hukum.
- Sumber hukum dapat ditinjau dari dua segi:1. Sumber-sumber Hukum Materiil: faktor yang membantu pembentukan
hukum atau tempat dimana materi hukum itu diambil, misalnya dari sudutekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, dan sebagainya.
2. Sumber-sumber Hukum Formil: tempat atau sumber darimana satuperaturan memperoleh kekuatan hukum, yaitu :a. Undang-undang (statue)b. Kebiasaan (costum)c. Keputusan hakim (yurisprudensi)d. Traktat (treaty)e. Pendapat sarjana hukum (doctrine)
- Van Apeldoorn membedakan empat macam sumber hukum, yaitu :1. Dalam arti historis: Tempat kita dapat menemukan hukumnya dalam
sejarah (segi histories), lebih lanjut terbagi dua, yakni:a. Sumber hukum tempat dapat ditemukan atau dikenal hukum secara
historis: dokumen-dokumen kuno, lontar, dll.b. Sumber hukum tempat pembentuk undang-undang mengambil
bahannya (sejarah yang terjadi).
2. Dalam arti sosiologis, misalnya keadaan agama, pandangan agama.
3. Dalam arti filosofis, terbagi menjadi dua, yakni:a. Sumber isi hukum: isi hukum itu asalnya darimana, mengenai hal ini
ada tiga pandangan, yaitu:- pandangan teokratis: isi hukum berasal dari Tuhan.- pandangan hukum kodrat: isi hukum berasal dari akal manusia.- pandangan mazhab historis: isi hukum berasal dari kesadaran
hukum.b. Sumber kekuatan mengikat dari hukum: mengapa hukum memiliki
kekuatan mengikat.
4. Dalam arti formil, dilihat dari cara terjadinya hukum positif apakahberbentuk UU, kebiasaan, traktat atau perjanjian.
- Achmad Sanoesi membagi sumber hukum menjadi dua macam,yaitu:1. Sumber hukum normal:
a. Sumber hukum normal yang langsung atas pengakuan undang-undang, yaitu:- Undang-undang- Perjanjian kebiasaan
b. Sumber hukum normal yang tidak langsung atas pengakuanundang-undang, yaitu:- perjanjian- doktrin- yurisprudensi
2. Sumber hukum abnormal, yaitu:- Proklamasi- Revolusi- Coup d’etat
1. Undang-undang- UU merupakan peraturan negara yang dibentuk oleh perlengkapan negara
yang berwenang dan mengikat masyarakat.- Undang-undang dalam arti formal: Setiap keputusan Pemerintah yang
merupakan undang-undang karena cara pembuatannya.- Undang-undang dalam arti material: Setiap keputusan Pemerintah yang
menurut isinya mengikat langsung setiap masyarakat.
- Syarat berlakunya undang-undang: diundangkan dalam Lembaran Negara(LN) oleh Sekretaris Negara.
- Tanggal mulai berlakunya menurut tanggal yang ditentukan dalam undang-undang itu sendiri.
- Jika tidak disebutkan dalam undang-undangnya, maka dinyatakan mulaiberlaku 30 hari sesudah diundangkan dalam LN untuk wilayah Jawa danMadura dan untuk daerah-daerah lainnya berlaku 100 hari sesudahdiundangkan dalam Lembaran Negara (LB).
- Lembaran Negara (LN): Suatu lembaran tempat mengumumkan semuaperaturan-peraturan negara dan pemerintah agar sah dan berlaku.
- Berita Negara: Suatu penerbitan Kementerian Hukum dan HAM yangmemuat hal-hal yang berhubungan dengan peraturan perundang-undangannegara dan pemerintah dan memuat surat-surat yang dianggap perlu seperti:akta pendirian PT, Firma, dan Koperasi.
- Berakhirnya undang-undang:a. Jika waktu berlaku telah ditentukan oleh undang-undang itu sudah
lampau.b. Keadaan atau hal mana undang-undang itu diadakan sudah tidak ada
lagi. (misalnya UU tentang BI, tapi kemudian BI dibubarkan).c. Undang-undang itu dengan tegas dicabut oleh instansi yang membuat
atau instansi lain yang lebih tinggi.d. Telah diadakan undang-undang baru yang isinya bertentangan dengan
undang-undang yang dulu berlaku.
2. Kebiasaan- Perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang
sama karena dinilai baik.
3. Keputusan hakim- Keputusan hakim yang telah memiliki kekuatan hukum tetap yang dijadikan
sebagai rujukan untuk menangani kasus serupa.- Seorang hakim mengikuti keputusan hakim yang terdahulu karena ia
sependapat dengan isi keputusan tersebut dan lagipula hanya dipakaisebagai pedoman dalam mengambil keputusan untuk perkara yang sama.
4. Traktat (Treaty)- Dibuat berdasarkan konsensus/perjanjian.- Prinsip pacta sunt servanda, bahwa perjanjian mengikat terhadap pihak-pihak
yang mengadakannya.- Ialah perjanjian antar negara baik bilateral maupun multilateral berdasarkan
UU No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional.- Istilah perjanjian internasional: treaty, charter, convenant, pact, statue,
convention, act, protocol.- Bentuk traktat ada yang tertutup dan ada yang terbuka.
5. Pendapat Sarjana Hukum (Doktrin)- Merupakan pendapat sarjana hukum yang ternama juga mempunyai
kekuasaan dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh hakim,biasa digunakan dalam hubungan internasional.
- Dalam hukum internasional doktrin merupakan sumber hukum yang penting.
B. SUMBER HUKUM UNDANG-UNDANG1. Bentuk-Bentuk dan Tata Urutan Peraturan Perundangan
- TAP MPRS No. XX/MPRS/1966a. UUD RI 1945b. TAP MPRc. UU/Perpud. Peraturan Pemerintahe. Keputusan Presidenf. Peraturan Pelaksana, seperti Peraturan Menteri, Instruksi Menteri, dll.
- TAP MPR/No. III/MPR/2000a. UUD RI 1945b. TAP MPR RIc. UUd. Perpue. Peraturan Pemerintahf. Keputusan Presideng. Peraturan Daerah
- UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangana. UUD RI 1945b. UU/Perpuc. Peraturan Pemerintahd. Peraturan Presidene. Peraturan Daerah :
- Perda Provinsi dibuat DPRD Provinsi dengan Gubernur.- Perda Kabupaten/Kota dibuat oleh DPRD Kabupaten/ Kota
bersama Bupati/Walikota.- Peraturan Desa/Peraturan yang setingkat dibuat oleh BPD atau
nama lainnya bersama dengan Kepala Desa atau nama lainnya.
- Pernyataan berlakunya berbagai peraturan sebelum RI berdiri, terdapatdalam Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945, peraturan itu dianggap masihberlaku selama belum ada ketentuan baru yang mengganti kedudukanperaturan-peraturan tersebut.
2. Kekuatan Berlakunya Undang-undang:a. Yuridis: apabila persyaratan formal terbentuknya undang-undang itu telah
terpenuhi (hierarkhis). Misalkan didasarkan atas kaedah yang lebih tinggitingkatannya.
b. Sosiologis: apabila diterima oleh masyarakat. Kekuatan berlakunyahukum dalam masyarakat ada dua macam, yakni:1. menurut teori kekuatan: apabila dipaksakan berlakunya oleh
penguasa.2. menurut teori pengakuan: apabila dterima dan diakui oleh masyarakat.
c. Filisofis: apabila kaedah hukum tersebut sesuai dengan cita-cita hukum(Rechtsidee) sebagai nilai positif yang tertinggi (alinea keempatPembukaan UUD 1945).
3. Asas-asas Perundang-undanganPasal 5 UU No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan:a. Kejelasan tujuan;b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;c. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan;d. Dapat dilaksanakan;e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan;f. Kejelasan rumusan; dang. Keterbukaan.
4. Ruang Lingkup Berlakunya undang-undanga. Undang-undang berlaku bagi setiap orang dalam wilayah negara tanpa
membedakan kewarganegaraan orang yang ada dalam wilayah negaratersebut.
b. Undang-undang berlaku bagi orang yang ada, baik di dalam suatu wilayahnegara maupun di luar negaranya (asas personalitas, misalnya dalamPasal 5 KUHP apabila di negara yang bersangkutan perbuatan tersebutdianggap sebagai tindak pidana).
c. Undang-undang berlaku bagi setiap orang yang di luar wilayah negaraIndonesia melakukan kejahatan tertentu, misalnya Pasal 4 KUHP tentangpemalsuan mata uang.
5. Asas-asas Perundang-undangana. Asas bahwa undang-undang tidak berlaku surut (berlaku untuk masa
mendatang), namun ada UU terorisme yang berlaku surut.b. Asas bahwa undang-undang tidak dapat diganggu gugat (hakim tidak
berhak menguji UU, namun MK berhak menguji UU).c. Asas bahwa undang-undang berisikan kesejahteraan baik materiil
maupun spiritual.d. lex specialis derogat legi generalis (ketentuan yang bersifat khusus
mengalahkan ketentuan yang bersifat umum).e. lex superior derogat legi inferior (ketentuan yang kedudukannya lebih
tinggi mengalahkan ketentuan yang kedudukannya rendah).f. lex posteriori derogat legi priori (ketentuan yang baru mengalahkan
ketentuan yang lama).
Session 3
Pengantar Ilmu Hukum
”Mazhab-mazhab Dalam
Ilmu Pengetahuan Hukum”
Darimanakah asalnya hukum?
Mengapa hukum ditaati orang dan mengapa kita harus tunduk pada hukum itu?
A. Mazhab Hukum Alam1. Aristoteles:- Hukum alam ialah hukum yang oleh orang-orang berpikiran sehat dirasakan
selaras dengan kodrat alam.
2. Thomas Van Aquiono:- Segala kejadian di dalam dunia ini diperintah dan dikemudikan oleh suatu
undang-undang abadi (Lex Externa: kehendak dan pikiran Tuhan).- Manusia diberi akal untuk menterjemahkan Lex Externa, lalu produknya disebut
Hukum Alam (Lex Naturalis).- Hukum Alam memuat asas-asas umum:
a. berbuat baik dan jauhilah kejahatanb. bertindaklah menurut pikiran yang sehatc. cintailah sesamamu, seperti engkau mencintai dirimu sendiri
3. Hugo de Groot:- Sumber hukum alam ialah akal atau pikiran manusia.- Hukum alam ialah pertimbangan pikiran yang menunjukkan mana yang benar
dan mana yang tidak benar.
Kesimpulan:
Hukum alam: Suatu pernyataan pikiran (akal) manusia yang sehat mengenaipersoalan apakah suatu perbuatan sesuai dengan kodrat manusia. Jadi bisa tahuapakah perbuatan tersebut diperlukan atau harus ditolak.
B. Mazhab SejarahDipelopori oleh Friedrich Carl Von Savigny, yang berpendapat:
Hukum harus dipandang sebagai suatu penjelmaan dari jiwa atau rohani suatubangsa, ada hubungan yang erat antara hukum dengan kepribadian bangsa.
- Hukum tidak diciptakan oleh orang, tetapi tumbuh sendiri ditengah-tengahmasyarakat, hukum merupakan penjelmaan kehendak rakyat.
- Hukum merupakan suatu rangkaian kesatuan dan tak terpisahkan darisejarah suatu bangsa, dan karena itu hukum senantiasa berubah-ubahmenurut tepat dan waktu (tidak universal seperti hukum alam).
C. Teori Teokrasi- Mendasarkan berlakunya hukum atas kehendak Tuhan YME- Para penguasa Negara mendapat kuasa dari Tuhan; seolah-olah para raja
dan penguasa lainnya merupakan wakil Tuhan.- Teori ini berakhir pada zaman Renaissance di Eropa Barat.
D. Teori Kedaulatan Rakyat- Pada zaman Renaissance, muncul teori bahwa dasar hukum ialah akal
manusia (rasionalisme).- Rasionalisme memandang bahwa Raja memperoleh kekuasaan bukan dari
Tuhan, tetapi dari rakyat melalui apa yang oleh JJ. Rousseau katakan bahwaterjadinya suatu negara melalui perjanjian masyarakat (contract social) yangdiadakan oleh dan antar anggota masyarakat untuk mendirikan suatu negara.
- Negara bersandar atas kemauan rakyat, maka peraturan-peraturanmerupakan penjelmaan kemauan rakyat.
E. Teori Kedaulatan Negara- Teori ini menentang teori kedaulatan rakyat, karena hukum ditaati karena
kehendak negaranya dan negara mempunyai power yang tidak terbatas yangdijelmakan dalam suatu perintah-perintah.Hans Kelsen: Hukum tidak lain daripada kemauan negara dan orang taathukum bukan karena kehendak negara, tetapi karena ia merasa wajibmenaatinya sebagai perintah negara.
F. Teori Kedaulatan Hukum- Teori ini menentang kedaulatan negara.- Prof. Mr. H. Krabbe: Hukum hanyalah apa yang memenuhi rasa keadilan dari
orang terbanyak yang ditundukkan kepadanya.- Suatu peraturan hukum itu ada karena anggota masyarakat mempunyai
perasaan bagaimana seharusnya hukum itu (kesadaran hukum).
G. Asas Keseimbangan- Teori ini kelanjutan dari teori kedaulatan hukum.- Prof. Mr. R. Kranenburg: Kesadaran hukum orang itu menjadi sumber hukum.- Dalil yang nyata menjadi dasar berfungsinya kesadaran hukum orang, yakni
tiap-tiap orang menerima keuntungan atau mendapat kerugian sebanyakdasar-dasar yang telah ditetapkan terlebih dahulu (hukum sederajat dansama).
- Asas keseimbangan berlaku dimana-mana dan pada waktu kapanpun.
Session 4
Pengantar Ilmu Hukum
”Penemuan Hukum”
A. PEMBENTUKAN HUKUM OLEH HAKIM1. Hakim Merupakan Faktor Pembentuk Hukum:
- Pasal 21 AB (Algemene Bepalingen van Wetgeving voor Indische atauKetentuan Umum Perundang-undangan di Indonesia), Keputusan Hakim =Sumber Hukum Fomal.
- Dengan kata lain, hakim merupakan faktor pembentukan hukum.- Hakim bertindak selaku pembentuk hukum dalam hal peraturan-peraturan tidak
menyebutkan sesuatu ketentuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
2. Keputusan Hakim Bukan Peraturan Umum:- Hakim bukanlah legislatif, keputusan hakim tidak berlaku umum.- Dalam menjalankan tugas hakim dijumpai peraturan perundang-undangan yang
tidak jelas, bahkan mungkin tidak ada ketentuannya, maka hakim berwenangmenafsirkan hukum.
B. PENAFSIRAN HUKUM (Interpretasi Hukum)- Penafsiran hukum dilakukan karena terbentuknya suatu peraturan senantiasa
terbelakang dengan kejadian/peristiwa yang berkembang dalam masyarakat.- Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, hakim melakukan interprestasi.
- Macam-macam penafsiran:1. Penafsiran Grammatikal (tata bahasa)
Penafsiran berdasarkan bunyi ketentuan UU, arti perkataan-perkataan dalamhubungannya dengan kalimat, kalimat dalam UU, maka ditelusuri pada kamus,dll, apabila belum ditemukan lalu mengaitkan kalimat pada UU yang lain.Misalnya: “Dilarang memarkir kendaraan disini”.
2. Penafsiran SahihPenafsiran yang pasti terhadap arti kata-kata sebagaimana yang diberikanpembentuk UU. Misalnya: “Malam” dalam Pasal 98 KUHP adalah antara matahariterbenam dan matahari terbit. (terdapat dalam ketentuan umum suatu UU).
3. Penafsiran Historis Sejarah UU-nya maksud dari pembuat UU pada saat UU itu dibuat. Sejarah
hukumnya ditelusuri berdasarkan sejarah terjadinya hukum tersebut, dari memoripenjelasan, laporan-laporan perdebatan di DPR, dll.
4. Penafsiran Sistematis (dogmatis)Penafsiran menilik susunan yang berhubungan dengan bunyi pasal-pasal lainnyabaik dalam UU tersebut, dll. Misalnya: Asas monogami dalam Pasal 27KUHPerdata menjadi dasar Pasal 34, 60, 64, 86, dan 279 KUHPerdata.
5. Penafsiran NasionalPenafsiran menilik sesuai tidaknya dengan sistem hukum yang berlaku.Misalnya: Hak milik dalam Pasal 570 KUHPerdata ditafsirkan menurut hakmilik sistem hukum Indonesia.
6. Penafsiran Teleologis (Sosiologis)Penafsiran dengan mengingat maksud dan tujuan UU itu. Bisa terlihat dalamketentuan menimbang dalam UU, atau batang tubuh UU, atau dalampenjelasan umum UU.
7. Penafsiran EkstentipPenafsiran dengan memperluas arti kata-kata dalam peraturan itu, sehinggasuatu peristiwa dapat dimasukannya. Misalnya: “Aliran listrik” termasuk juga“benda”.
8. Penafsiran RestriktifPenafsiran dengan membatasi (mempersempit) arti kata-kata dalamperaturan itu. Misalnya: “Kerugian” tidak termasuk kerugian yang tidakberwujud.
9. Penafsiran AnalogisMemberikan tafisran pada suatu peraturan hukum dengan memberi ibarat(kias) pada kata-kata tersebut sesuai dengan asas hukumnya, sehinggasesuatu peristiwa yang sebenar-benarnya tidak dapat dimasukkan, laludianggap sama dengan bunyi peraturan tersebut. Misalnya: “Menyambung”aliran listrik dianggap sama dengan “mengambil” aliran listrik.
10. Penafsiran a Contrario (menurut pengingkaran)Menafsirkan UU dengan menemukan kebalikan dari pengertian dari istilahyang dihadapi. Misalnya: tiada pidana tanpa kesalahan.
C. PENGISIAN KEKOSONGAN HUKUM- Penyusunan UU memakan waktu lama, pada waktu suatu UU dinyatakan
berlaku, masyarakatnya telah mengalami perkembangan. Dan hukum positif itumerupakan peraturan suatu sistem yang formal.
- Dalam rangka pengisian kekosongan hukum diperlukan konstruksi hukum,analogi.
Session 5
Pengantar Ilmu Hukum
”Pembidangan Ilmu Pengetahuan Hukum”
A. KODIFIKASI HUKUM¨ Menurut bentuknya, hukum dapat dibedakan antara:
1. Hukum Tertulis, adalah Hukum yang dicantumkan dalam pelbagai peraturanperundangan.
2. Hukum Tidak Tertulis, adalah Hukum yang masih hidup dalam masyarakat,tetapi tidak tertulis dan berlaku seperti peraturan perundang-undangan (hukumkebiasaan).
¨ Mengenai hukum tertulis ada yang dikodifikasikan dan ada yang belumdikodifikasikan.
¨ Kodifikasi adalah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab undang-undangsecara sistematis dan lengkap.
¨ Tujuan Kodifikasi:1. Kepastian hukum2. Penyederhanaan hukum3. Kesatuan hukum
¨ Kodifikasi Hukum di Indonesia: KUHP, KUHD, KUHPerdata, KUHAP.
B. MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM1. Menurut Sumbernya:
a. Hukum UU, Hukum yang tercantum dalam UU.b. Hukum Kebiasaan (Adat), Hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan
kebiasaan (adat).c. Hukum Traktat, Hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam suatu
perjanjian.d. Hukum Yurisprudensi, Hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.
2. Menurut Bentuknya:a. Hukum Tertulisb. Hukum Tidak Tertulis
3. Menurut Tempat-Tempat Berlakunya Dalam Suatu Negara:a. Hukum Nasional, Hukum yang berlaku dalam suatu Negara.b. Hukum Internasional, Hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia
internasional.c. Hukum Asing, Hukum yang berlaku di negara lain.d. Hukum Gereja, Kumpulan norma yang ditetapkan oleh Gereja untuk para
aggotanya.
4. Menurut Waktu Berlakunya:a. Ius Constitutum (Hukum Positif), Hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.b. Ius Constituendum, Hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan
datang, misalnya RUU.c. Hukum Asasi (Hukum Alam), Hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala
waktu dan untuk segala bangsa di dunia.
5. Menurut Cara Mempertahankannya:a. Hukum Material, Hukum yang mengatur kepentingan-kepentingan dan
hubungan-hubungan yang berwujud perintah dan larangan-larangan. Misalnya :Hukum Pidana, Hukum Perdata.
b. Hukum Formal (Hukum Acara), Hukum yang mengatur bagaimana caramelaksanakan dan mempertahankan hukum material. Misalnya : Hukum AcaraPidana, Hukum Acara Perdata.
6. Menurut Sifatnya:a. Hukum Yang Memaksa, Hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus
dan mempunyai paksaan mutlak.b. Hukum Yang Mengatur, Hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak
yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam perjanjian.
7. Menurut Wujudnya:a. Hukum Obyektif, Hukum dalam suatu negara yang berlaku umum.b. Hukum Subyektif, Hukum yang berlaku tertentu.
8. Menurut Isinya:a. Hukum Privat (Hukum Sipil), Hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara
orang yang satu dengan orang yang lain (kepentingan perorangan).b. Hukum Publik (Hukum Negara), Hukum yang mengatur hubungan antara negara
dengan alat-alat perlengkapan negara atau hubungan negara denganperorangan (warganegara).
Session 6
Pengantar Ilmu Hukum
” Ilmu Hukum Sabagai Kaedah Hukum”
A. HAKEKAT KAEDAH¨ “Kaedah” berasal dari bahasa Arab atau “Norma” dalam bahasa Latin. Artinya
suatu pedoman/patokan untuk berperilaku/bersikap tindak bagi manusia.¨ Kaedah/Norma berisi Perintah dan Larangan.¨ Guna Kaedah/Norma: Memberi petunjuk kepada manusia bagaimana
seseorang harus bertindak dalam masyarakat serta perbuatan-perbuatanmana yang harus dijalankan dan harus dihindari.
¨ Kaedah/Norma dipertahankan dengan adanya sanksi. Sanksi ialahpengukuhan terhadap berlakunya norma-norma dan reaksi terhadapperbuatan yang melanggar aturan. Sanksi bisa berbentuk positif (hadiah,penghargaan, pujian, dll) dan negatif (hukuman).
B. KAEDAH HUKUM DAN KAEDAH LAINNYA
JENISKAEDAH/NORMA
SUMBERHUKUM TUJUAN AKTUALISASI SANKSI
Kaedah/NormaAgama
Tuhan YMEyangdituangkandalam kitabsuci
Percayakepada TuhanYME
Menjalankanibadah
Dosa
Kaedah/NormaKesusilaan
Hati nuranimanusia
Kebersihanhati nurani
Tidak boleh iri,benci,sombong, dll
Kecemasan
Kaedah/NormaKesopanan
Kebiasaandarimasyarakatyang dinilaibaik
Memeliharakeharmonisanhidupbermasyarakat
Menghormatiorang tua,memberisalam, dll
Gunjingandarimasyarakat
Kaedah/NormaHukum
Pemerintahyangdituangkandalamperaturan-peraturan
Mencapaikedamaiandan ketertiban
Mematuhiperaturan
Hukuman
Session 7
Pengantar Ilmu Hukum
” Ilmu Hukum Sebagai Pengertian Hukum”
A. Masyarakat HukumIalah sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukumnya sebagai warga negara.
B. Subyek Hukum dan Obyek Hukum- Subyek Hukum merupakan pengemban hak dan kewajiban untuk melakukan suatu
tindakan dalam lalu lintas hukum. Ia dapat mengadakan persetujuan-persetujuan,menikah, membuat wasiat, dll.
- Secara umum subyek hukum terdiri dari:1. Manusia/orang (natuurlijke person)2. Badan Hukum (rechtsperson)
- Berlakunya manusia sebagai pengemban hak dan kewajiban dimulai saat iadilahirkan dan berakhir pada saat ia meninggal. Bahkan seorang anak yang masihdalam kandungan ibunya dianggap sebagai subyek hukum jika kepentingannyamengkehendaki (menjadi ahli waris dalam Pasal 2 KUHPerdata/ teori fictie).
- Tidak semua orang cakap hukum, ada yang tidak cakap hukum (Pasal 1329KUHPerdata), yaitu:1. Orang yang masih berada di bawah umur (belum mencapai usia 21 tahun, 17
tahun, 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk perempuan dalam UUPerkawinan).
2. Orang tidak sehat pikirannya (gila), pemabuk dan pemboros, mereka yangberada dibawah pengampuan (curatele).
3. Perempuan dalam pernikahan, ketentuan ini dihapus dengan adanya ketentuandalam Pasal 31 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang mengenaikedudukan suami dan istri.
- Badan Hukum merupakan pengemban hak dan kewajiban yang tak berjiwa, ia dapatmengemban hak dan kewajiban, namun tidak bisa melakukan perkawinan dan tidakdapat dihukum penjara, kurungan ataupun hukuman mati (kecuali denda danpenutupan badan hukum).
- Badan hukum bertindak dengan perantaraan pengurus-pengurusnya.
- Bentuk Badan Hukum:1. Badan Hukum (Perdata) Eropa, seperti: Perseroan Terbatas, Yayasan,
Lembaga, Koperasi, Gereja.2. Badan Hukum Indonesia, seperti: Gereja Indonesia, Masjid, Wakaf, Koperasi
Indonesia.
- Obyek Hukum ialah segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum dan yangdapat menjadi obyek sesuatu perhubungan hukum.
- Biasanya Obyek Hukum disebut Benda.
- Benda ialah segala barang-barang dan hak-hak yang dapat dimiliki orang.
- Menurut Pasal 503 KUHPerdata, benda terbagi dalam:1. Benda yang berwujud, yaitu: segala sesuatu yang dapat diraba oleh
pancaindera, seperti buku, tas, dll.2. Benda yang tidak berwujud, yaitu: segala macam hak, seperti hak cipta, hak
merek, hak paten, dll.
- Menurut Pasal 504 KUHPerdata, benda terbagi dalam:1. Benda yang bergerak, yaitu: benda-benda yang dapat dipindahkan, seperti
sepeda, meja, dll.2. Benda yang tidak bergerak (tetap), yaitu: benda yang tidak dapat dipindahkan,
seperti tanah dan segala apa yang ditanam atau dibangunkan di atasnya: pohon,gedung, hak guna usaha, hak guna bangunan, dll.
C. Perbuatan Hukum- Ialah segala perbuatan manusia yang secara sengaja dilakukan oleh seseorang
untuk menimbulkan hak dan kewajiban.- Perbuatan hukum terdiri dari:
a. Perbuatan hukum sepihak, yaitu: perbuatan hukum yang dilakukan oleh satupihak saja dan menimbulkan hak dan kewajiban pada satu pihak saja misalnya:pembuatan surat wasiat, hibah, dll.
b. Perbuatan hukum dua pihak, yaitu: perbuatan hukum yang dilakukan oleh duapihak dan menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua pihak (timbal balik),misalnya: perjanjian jual beli, sewa-menyewa, dll.
D. Pengertian dan Macam-macam Hak- Pengertian Hak: Izin atau kewenangan yang diberikan hukum.- Hukum = Law, Right = Hak.- Macam-macam hak :
1. Hak Mutlak: Hak yang dapat dipertahankan kepada siapapun juga, dan oranglain pun harus menghormati hak tersebut.Hak Mutlak terbagi dalam tiga golongan, yaitu:a. Hak Asasi Manusia (HAM), misalnya hak mengemukakan pedapat,
berorganisasi, dll.b. Hak Publik Mutlak, misalnya Hak Negara untuk memungut pajak dari
rakyatnya.c. Hak Keperdataan, misalnya:
- Hak Marital: hak seorang suami untuk menguasai istrinya dan hartabenda istrinya.
- Hak/kekuasaan orang tua.- Hak perwalian.- Hak pengampuan (curatele).
2. Hak Nisbi (Hak Relatif): Hak yang memberikan kewenangan kepada seseoranguntuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu (prestasi).Hak Nisbi biasanya berdasarkan persetujuan dari pihak-pihak yangbersangkutan, misalnya perjanjian jual beli terdapat hak relatif seperti:a. Hak penjual untuk menerima pembayaran dan kewajibannya untuk
menyerahkan barang kepada pembeli.b. Hak pembeli untuk menerima barang dan kewajibannya untuk melakukan
pembayaran kepada penjual.
E. Peristiwa dan Perbuatan Hukum- Ialah peristiwa/kejadian dalam masyarakat yang menimbulkan akibat hukum (hak
dan kewajiban).
- Dikenal dua macam peristiwa hukum, yaitu:1. Perbuatan subyek hukum (manusia dan badan hukum)2. Peristiwa lain yang bukan perbuatan subyek hukum
- Perbuatan subyek hukum dibedakan antara perbuatan hukum dan perbuatan lainyang bukan perbuatan hukum.
- Perbuatan merupakan perbuatan hukum apabila memiliki akibat hukum danakibatnya dikehendaki oleh yang bertindak.
- Dikenal dua macam peristiwa hukum, yaitu:1. Perbuatan hukum bersegi satu, artinya perbuatan yang akibat hukumnya
dikehendaki oleh kehendak dari satu subyek hukum.2. Perbuatan hukum bersegi dua, artinya perbuatan yang akibat hukumnya
dikehendaki oleh kehendak dari dua subyek hukum.
- Perbuatan lain yang bukan perbuatan subyek hukum, artinya perbuatan yang akibathukumnya dikehendaki oleh kehendak yang melakukan.
- Zaakwarneming (Pasal 1354 KUHPerdata): Perbuatan mengurus kepentingan oranglain dengan tidak diminta oleh orang itu untuk mengurusi kepentingannya.
- Oonrechtmatige Daad atau dikenal sebagai Perbuatan Melawan Hukum (Pasal 1365KUHPerdata): Perbuatan yang bertentangan dengan hukum diatur oleh hukum,akibat itu tidak dikehendaki yang bersangkutan (menimbulkan kerugian).
Session 8
Pengantar Ilmu Hukum
” Ilmu Hukum Dalam Pengertian Sejarah
dan Politik Hukum Pemerintah Belanda di Indonesia”
- Politik Hukum merupakan salah satu bidang studi hukum, yang kegiatannya memilihatau menentukan hukum mana yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai olehmasyarakat.
- Politik berkaitan dengan Penguasa: Bagaimana memanfaatkan kekuasaan untukmencapai tujuan.
- Kaitan Sejarah Hukum dengan Politik hukum adalah Sejarah Hukum dipengaruhi olehPenguasa.
- Politik Hukum Indonesia terdapat di GBHN, sekarang dalam rencana pembangunanJangka Menengah Nasional (RPJPMN 2010-2014).
- Politik Hukum dapat dilihat dari dua hal, yakni:1. Bentuk
a. Tertulis:- Kodifikasi: Dikumpulkan secara periodik, sistematis yang dikumpulkan atau
dihimpun.- Peraturan lepas atau tidak dikodifikasi: Tertulis tapi tidak dikumpulkan atau
dihimpun.b. Tidak Tertulis: Tidak di dalam peraturan-peraturan di Lembaran Negara.
2. Corak/Sifata. Unifikasi/Unitaristisb. Dualisme/Dualistisc. Pluralisme/Pluralistik
- Politik Hukum adalah pemilihan nilai-nilai dan perumusan nilai-nilai dan/atau suatu jalanuntuk memberikan wujud sebenar-benarnya kepada yang dicita-citakan.
- Bentuk dari politik hukum adalah kodifikasi, yang mempunyai ruang lingkup:1. Unifikasi: Berlakunya satu jenis hukum bagi setiap orang dalam suatu negara.
Contoh: UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang berlaku bagi seluruhWarga Negara Indonesia (WNI).
2. Dualistis: Berlakunya dua sistem hukum bagi setiap orang dalam suatu negara.Contoh: Hukum Tanah sebelum diundangkannya Undang-Undang Pokok Agraria(UUPA).
3. Pluralistik: Berlakunya lebih dari dua sistem hukum bagi setiap orang dalam suatunegara. Contoh: Hukum waris: KUHPerdata + Hukum Adat + Hukum Islam.Pada saat penjajahan Belanda, Pasal 163 IS, Belanda membagi penduduk menjaditiga golongan:- Gol. I : Orang-orang Belanda dan Eropa beserta keturunannya.- Gol. II : Orang-orang Timur Asing (India, Arab, dan sebagainya).- Gol. III : Orang-orang Pribumi (Inlander).
Pasal 131 IS (Politik Hukum Belanda untuk penduduk di wilayah Indonesia), bahwarakyat Indonesia yang tidak sederajat dengan orang Belanda harus menggunakanhukum adatnya.
4. Kodifikasi: Pembukuan peraturan-peraturan hukum yang sejenis dalam satu bukuatau kitab undang-undang secara sistematis, teratur, dan lengkap. Contoh: KUHP,KUHD, KUHAP, KUHPerdata.