sejarah ru 6 balongan

11
II. ORIENTASI UMUM 2.1 Sejarah Latar Belakang Kilang RU-VI Balongan Kilang minyak PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-VI BALONGAN dibangun pada bulan September 1990 di Desa Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dengan nama Proyek EXOR-I (Export Oriented Refinery). Pada perkembangan selanjutnya (setelah selesai proyek) pengoperasian kilang minyak tersebut diubah namanya menjadi Pertamina UP-VI Balongan. Dan kemudian pada tanggal 1 Oktober 2003 resmi menjadi PT. Pertamina (Persero). Start up dilaksanakan pada bulan Oktober 1994 sedangkan peresmian kilang tersebut pada tanggal 24 Mei 1995 Oleh Presiden Soeharto. Produk yang dihasilkan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen di wilyah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Kapasitas desain kilang RU- VI Balongan sebesar 125.000 Barrel Per Stream Day (BPSD) dengan unit andalan Residue Catalytic Cracking (RCC) untuk merubah residu (fraksi berat) menjadi fraksi yang lebih

Upload: abdularifs

Post on 18-Dec-2015

344 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

KKW

TRANSCRIPT

II.ORIENTASI UMUM2.1Sejarah Latar Belakang Kilang RU-VI Balongan Kilang minyak PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-VI BALONGAN dibangun pada bulan September 1990 di Desa Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dengan nama Proyek EXOR-I (Export Oriented Refinery). Pada perkembangan selanjutnya (setelah selesai proyek) pengoperasian kilang minyak tersebut diubah namanya menjadi Pertamina UP-VI Balongan. Dan kemudian pada tanggal 1 Oktober 2003 resmi menjadi PT. Pertamina (Persero).Start up dilaksanakan pada bulan Oktober 1994 sedangkan peresmian kilang tersebut pada tanggal 24 Mei 1995 Oleh Presiden Soeharto. Produk yang dihasilkan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen di wilyah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Kapasitas desain kilang RU-VI Balongan sebesar 125.000 Barrel Per Stream Day (BPSD) dengan unit andalan Residue Catalytic Cracking (RCC) untuk merubah residu (fraksi berat) menjadi fraksi yang lebih ringan yang lebih berharga di pasaran dan merupakan unit yang terbesar yaitu 83.000 BPSD.Daerah Balongan di pilih sebagai lokasi proyek kilang berdasarkan hasil study kelayakan dengan sasaran pemenuhan kebutuhan bahan baku minyak dalam negeri, peningkatan nilai tambah dengan memanfaatkan peluang ekspor, memecahkan kesulitan pemasaran minyak mentah Duri serta untuk mengembangkan daerah pesisir pantai utara laut Jawa.Selain itu, beberapa hal lain yang mendukung dipilihnya Balongan sebagai lokasi kilang adalah sebagai berikut :1. Daerahnya relatif dekat dengan konsumen terbanyak di dalam negeri yaitu, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. 2. Dekat Marketing of Region (MOR III) Terminal Aset / DO Hulu Cirebon.3. Sumber air relatif dekat dengan proyek otorita Jati Luhur di Subang.Adapun bahan baku yang diolah di kilang Unit Pengolahan VI-Balongan sesuai desain awal adalah jenis minyak mentah Duri 80 % dan Minas 20 %, sedangkan sekarang adalah 50 % Duri dan 50 % Minas. Gas alam dari Jatibarang sebagai bahan baku H2 Plant. Sekarang Unit Pengolahan VI Balongan juga mengolah Nile Blend Crude, yang diimpor dari negara Sudan di Afrika Timur sebagai tambahan atas Duri Crude dan Minas Crude. Duri Crude Oil memiliki fraksi berat sekitar 78 % sehingga sulit dipasarkan. Selain itu Duri Crude juga mengandum kadar logam yang Tinggi. Untuk mengolahnya diperlukan teknologi khusus. Unit proses yang dimiliki oleh kilang RU-VI Balongan antara lain adalah : Crude Distilating Unit (CDU) Residu Catalic Cracking (RCC) Atmospheric Residu Hydro Demetalization (ARHDM) Catalitic Condensation Unit (CCU) Gasoline Treatment Unit (GTU) Hydrogen Plant Sulfur Plant Amine Treatment Sour Water Stripper (SWS) Prophylene Recovery UnitAdapun produk dari kilang RU-VI Balongan adalah :1.BBM Premium Kerosene Automotive Diesel Oil (ADO) Industri Diesel Oil (IDO) Decant Oil & Fuel Oil2. Non BBM LPG Propylene Belerang Refenery Fuel Gas3. BBM (Bahan Bakar Khusus) Super TT-98 Pertamax Plus

Gambar 2.1 Overview RU-VI Balongan2.2 Struktur Organisasi Unit Pengolahan VI BalonganPT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan dipimpin oleh manager-manager dan kepala bidang bagian dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Struktur organisasi dirancang dan di arahkan mengefektifkan dan menyederhanakan proses pencapaian operasi kilang yang aman, efisien dan handal. Organisasi PT. Pertamina (Persero) Unit Pengolahan VI Balongan dapat dilihat pada lampiran I.

2.2.1 Struktur Organisasi Mintenance Execution Area III RU-VI BalonganStruktur Organisasi Maintenance Execution Area III dapat dilihat pada lampiran II.

2.3 Tugas dan Fungsi HSC-NPU PT. Pertamina RU VI BalonganPada akhir tahun 2005, PERTAMINA membuka unit baru yaitu Naphta Processing Unit (NPU). Unit dikenal dengan nama Proyek Langit Biru Balongan (PLBB). Seksi NPU mengolah bahan baku naphta menjadi gasoline dengan angka oktane tinggi. Seksi ini terdiri dari 3 unit yaitu:- Naphta Hydrotreating Unit - Platforming Unit - Penex Unit

2.3.1Tugas Naphta Hydrotreating Unit Unit Naptha Hydrotreating Proses (NHDT) dengan fasilitas kode 31, di desain untuk mengolah 52.000 BPSD atau (345 m3/jam) dari Straight Run Naptha, selain itu bahannya sebagian besar didatangkan dari bebarapa kilang Pertamina dengan menggunakan kapal serta dari kilang sendiri yaitu Crude Distillation Unit (11). Unit NHDT merupakan proses pemurnian katalitik dengan memakai katalis dan menggunakan aliran gas hidrogen untuk merubah kembali organic sulfur, oksigen (O2) dan juga nitrogen (N2) yang terdapat dalam fraksi Hydrocarbon. Selain itu berfungsi untuk pemurnian dan penghilangan campuran organik metal dan campuran olefin jenuh. Oleh karena itu, fungsi utama dari NHDT dapat disebut juga sebagai operasi pembersihan. Dengan demikian, unit ini sangat kritikal untuk operasi kilang unit selanjutnya. Unit ini terdiri dari 4 seksi yaitu Seksi Oxygen Stripper, Seksi Reaktor, Seksi Naptha Stripper, Seksi Naptha Splitter.

2.3.2Tugas Platforming Unit Platforming Unit didesain untuk memproses 29.000 BPSD Heavy Naphta (C7-C11) yang berasal dari Naphta Hydrotreating Unit menjadi reformat. Reformat dari unit ini digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang memiliki angka Oktan tinggi (94-98). Katalis yang digunakan adalah R-234 (Platinum Alumina Oxide), disamping Platforming Unit menghasilkan produk Reformat, juga menghasilkan Unstabilized LPG, dan produk samping Hidrogen yang sebagian digunakan untuk make up gas Naphta Hydrotreating Unit dan PENEX Unit, Booster Gas CCR Unit, selebihnya dikirim ke Fuel Gas (FG). Platforming Unit ini juga dilengkapi dengan sistem regenerasi katalis secara berkesinambungan (Continuous Catalyst Regeneration unit). Dimana Continuous Catalyst Regeneration Unit ini berfungsi untuk mengaktifkan kembali katalis yang telah terdeaktivasi oleh Impurities berupa karbon dan logam.

2.3.3Tugas PENEX Unit Penex Unit didesain untuk mengolah Light Naphta (C5-C6) dari Naphta Hydrotreating Unit dengan kapasitas 23.000 BPSD (165,4 m3/jam). Tujuan Penex Unit adalah untuk mengolah Light Naphata menjadi Isomerat (ON: 80-88). Katalis yang digunakan adalah I-8 dan I-8+ (Platinum Alumina Oxyde). Produk dari Penex Unit adalah Isomerate (ON: 80-86), Stabilized LPG dan Fuel Gas (FG).

2.4Sarana dan FasilitasKelacaran dan keberhasilan kegiatan operasi di Platforming Unit memerlukan sarana dan fasilitas untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sarana dan fasilitas penunjangnya tersebut adalah utilities, laboratorium, instrumen, maintenance, logistik, keselamatan kesehatan kerja dan lindungan lingkungan (K3LL).

2.4.1 Utilities Bahan pendukung kegiatan operasi kilang di RU VI Balongan khususnya Platforming disediakan oleh seksi utilities fasilitas penunjang tersebut adalah tenaga listrik, water intake facility, steam, emergency generator, Instrumen air, dan N2 plant.

2.4.2 Laboratorium Laboratorium berfungsi untuk memeriksa dan menganalisis kualitas umpan dan produk yang dihasilkan, sehingga umpan dan mutu produk dapat terkontrol.

2.4.3 Instrumen Instrumen berperan dalam menjaga kehandalan kerja dari alat-alat instrumentasi yang ada di unit produksi seperti: alat-alat kontrol, transmitter, instrumen indikator, sistem pengaman, dan analyzer.

2.4.4 Maintenance Maintenance sendiri meliputi beberapa bagian antara lain mekanik, listrik, instrumen dan sipil yang berperan dalam perawatan, perbaikan, pemasangan, dan pengecekan pada peralatan di kilang.

2.4.5 Logistik Logistik berperan dalam penyediaan stok material, lube oil, dan katalis. 2.4.6 Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) Keselamatan kerja merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang dapat terjadi sewaktu-waktu dan dapat menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan harta, benda dan lingkungan.