tugas khusus pertamina balongan unit rcc

Upload: robertjunior

Post on 24-Feb-2018

351 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    1/37

    1PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Residue Catalytic Cracking(RCC) merupakan salah satu unit unggulan dari

    Pertamina RU-VI Balongan,dimana RCC sendiri merupakan unit tingkat lanjut

    (secondary processing) untuk mendapatkan nilai tambah dari pengolahan residue

    dengan cara perengkahan menggunakan katalis. Feed residue yang digunakan yaitu

    Treated Atmospheric Residue yang berasal dari unit AHU (35,5 % vol) dan

    Untreated Atmospheric residue yang berasal dari unit CDU (64,5 % vol).Produk-

    produk yang dihasilkan yaitu Flue Gas,Propylene,LPG,Polygasoline,Naptha,Light

    Cycle Oil (LCO),Decant Oil (DCO),Coke.

    Didalam unit RCC terdapat Reaktor,Regenerator,Catalyst Cooler,Main Air

    Blower,Cyclone,Catalyst System,dan CO Boiler.Reaktor dan regenerator

    merupakan jantung dari unit RCC.Untuk pengaturan unit RCC diperlukan

    keseimbangan dari beberapa variabel secara tepat.Variabel proses ini sangat

    berkaitan satu dengan yang lainnya,maka beberapa pengaruh kemungkinan tidakdapat terlihat dengan cepat.Berikut adalah beberapa contoh variabel proses,yaitu

    konversi,C/O ratio,manajemen katalis,temperatur reaktor,jumlah feed,pembakaran

    coke,jumlah udara pembakaran,carbon dalam residu,fraksinasi,properti katalis,dan

    lain-lain.

    1.2Perumusan Masalah

    Reaktor dan regenerator dalam unit RCC di desain untuk melakukan

    pemanasan dalam reaktor tanpa menggunakan dapur (furnace) dengan alasan

    efisiensi energi.Inti dalam proses perhitungan neraca massa dan energi adalah pada

    reaktor regenerator.Seperti yang diketahui ada banyak variabel proses yang

    berpengaruh.Namun,pada tugas ini akan dibatasi pada variabel proses temperatur

    reaktor.Oleh karena itu,perlu dilakukan analisa hubungan variabel terhadap yield

    produk yang dihasilkan.

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    2/37

    2PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Kontrol terhadap temperatur reaktor dapat dilakukan jika kita telah terlebih

    dahulu mengetahui yield produk yang dihasilkan .Dengan menganalisa variabel

    yang mempengaruhi nilai yield maka temperatur operasi reaktor dapat dikontrol.

    1.3Tujuan

    1.3.1

    Mempelajari proses pada unit Residue Catalytic Cracking (RCC)

    1.3.2 Menghitung neraca massa dan neraca panas reaktor-regenerator dan

    menganalisa pengaruh temperatur reactor,temperatur regenerator,udara

    regenerator dan MCRT terhadap yield coke

    1.4Manfaat

    Dapat mempelajari proses pada unit 15-Residue Catalytic Cracking (RCC)

    dan dapat mengetahui hubungan pengaruh temperatur reactor,temperatur

    regenerator,udara regenerator dan MCRT terhadap yield coke.

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    3/37

    3PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Desain Basis

    Unit RCC dirancang untuk mengolah residue yang berasal dari minyak berat

    yang kurang menguntungkan menjadi produk yang lebih menguntungkan.Residue

    yang diolah merupakan produk bawah unit CDU (A.R) yang mengolah campuran

    Duri dan Minas crude serta produk bawah unit ARHDM (DMAR) yang memiliki

    kandungan logam rendah dengan mempergunakan lisensi UOP.Design kapasitas

    olah unit adalah 83.000 BPSD (505,5 mt/j) dengan ratio AR/DMAR 35,5 / 64,5 %.

    A. Sifat karakteristik dari feed stock

    1. Untreared Long Residue (ex CDU)

    Unit ini dirancang untuk mampu mengolah treated dan untreated residue.

    Unit ini juga dapat dioperasikan pada kapasitas rendah, bila salah satu dari dua train

    AHU sedang dimatikan (shutdown)nuntuk penggantian katalis.

    Tabel 2.1 Perbandingan Crude Oil Duri dan Minas

    Sumber Crude Oil Duri MinasCut Range C 370 + 370 +

    % Volume on crude 73,5 53,8

    Specific Gravity 0,952 0,896

    Nitrogen (Total) weight

    ppm

    4220 1820

    Sulphur content % weight 0,24 0,12

    Conradson carbon %

    weight

    9,8 4,9

    Hydrocarbon content %

    weight

    12,06 13,3

    Metal ppm weight 2

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    4/37

    4PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    2. Treated Long Residue (ex AHU)

    Tabel 2.2 Karakteristik Treated Long Residue Crude Oil Duri dan MinasSumber Crude (% Volume) Duri/Minas 80/20

    Cut Range C TBP 370 +

    API 24,9

    Specific Gravity 0, 9047

    Nitrogen (Total) weight (ppm) 1450

    Basic Nitrogen weight (ppm) 365

    Sulphur Content weight (ppm) 200

    MCR ( % weight) 3,5

    Hydrocarbon (% Weight) 13,2Metal weight (ppm) V

    Ni

    Na

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    5/37

    5PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Naptha

    C4, % wt : 1 max

    90%, Vol, C : 175 maxE.P, C : 205 max

    Perf Gum, mg/100 ml : 4 max

    RON : 91 min

    RVP, psi : 8 max

    Mixed C3/C4,

    - C3 rec, vol % : 95 min

    -

    C4 rec, vol % : 97 min

    Light cycle oil

    IBP, C : 205

    Dist 90% vol, C : 350 max

    Flash Point : 85 min

    Gap5%LCO-95%Naphta : 15 min

    Decant Oil

    Flash Point : 70 min

    Catalyst cont : 30 max

    Viscosity 50C : 150 max

    CCR, % wt : 18 max

    Ash cont, % wt : 0,10 max

    Sediment : 0,15 max

    Str Acid Nbr, mg KOH/gr : nil

    Ttl Acid Nbr, mg KOH/gr : 3 max

    Hot Filtration Test, % wt : 0,1 max

    Sulphur Content, % wt : 4 max

    Water by Dist, % vol : 1 max

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    6/37

    6PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    2.2 Deskripsi Proses

    A. Reaktor

    Gambar 2.1 Reaktor Unit RCC

    Dari surge drum umpan dipompa dengan 15 P-105 ABC malaui serangkaian

    system pemanas hingga temperature mancapai 274C saat akan masuk riser. Laju

    alir umpan dikendalikan dengan 15 FC-526 sedang temperature umpan

    dikendalikan dengan 15 TC-530 yang mengatur aliran MCB sebagai pemanas.

    Umpan diijeksikan kedalam reactor riser melalui 8 buah distributor dan

    mempergunakan MP steam sebagai atomizer yang diatur 15 FC-005.Regenerated

    Catalyst panas dari lower regenerator dialirkan menuju riser dengan bantuan lift

    steamdan lift gas. Catalyst panas naik dari wye piecedan bertemu dengan umpan

    dalam riser dan terjadi pertukaran panas dari catalyst ke kabut minyak umpan,

    penguapan, dan hydrocarbon yang terengkah. Campuran uap-catalyst naik melalui

    riser dengan minimum back mixing. Aliran catalyst menuju riser diatur oleh 15

    SLV-102 untuk mengendalikan temperature reactor 15 TC-022. Pada top riser

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    7/37

    7PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    reaksi perengkahan akan sempurna dan uap hydrocarbon terpisah dari catalyst oleh

    riser terminator dan katalis jatuh keseksi stripping, guna meminimize reaksi

    perengkahan sekunder yang tidak dikehendaki. Uap hydrocakarbon yang masihbercampur katalis masuk kedalam 13 buah single stage cycloneuntuk pemisahan

    akhir (99,999% katalis dapat terpisahkan). Catalyst yang terecover oleh cyclone

    jatuh kebawah cyclone diplegs menuju keseksi stripping yang mempunyai 7 grid

    dan dilakukan pelucutan sisa hydrocarbon dengan mempergunakan 2 buah

    stripping steam 15 FC-010/011. Uap hydrocarbon naik ke plenum chamber

    bergabung dengan uap hydrocarbon dari cyclone yang lain dan keluar melalui

    puncak reaktor menuju ke Main Column.

    B. Regenerator

    Gambar 2.2 Regenerator Two Stage

    Regenerator mempunyai 2 fungsi, yaitu: mengembalikan aktivitas katalis

    yang telah berkurang setelah melakukan perengkahan dan mensuplai panasyang

    diperlukan untuk reaksi perengkahan umpan. Spent catalyst mengalir dari reactor

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    8/37

    8PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    stripper menuju ke upper regenerator melaluispent catalyst stand pipeyang diatur

    oleh 15 SLV-101 untuk mengendalikan level 15 LC-003. Spent catalyst ini banyak

    mengandung coke dengan komponen carbon dan hydrogen serta sebagian kecilSulfur dan Nitrogen yang terdeposit pada permukaan catalyst (8-10 % wt) selama

    terjadi pereaksi perengkahan. Regenerasi katalis dilakukan dengan membakar

    carbon mempergunakan oksigen yang diperoleh dari udara melalui Main Air

    Blower. Pada upper regenerator dikehendaki pembakaran parsial coke guna

    menghindari tingginya temperature regenerator akibat panas reaksi pembakaran

    bila dilakukan pembakaran sempurna. Sekitar 80% coke dapat dihilangkan pada

    upper regenerator melalui pembakaran parsial C menjadi CO.

    Dari upper RG catalyst mengalir turun lower regenerator yang diatur 15

    SLV-103 dengan mengendalikan level upper regenerator 15 LC-011. Catalyst

    cooler dipergunakan untuk menyerap panas hasil reaksi pembakaran coke pada

    katalis dengan menghasilkan steam. Pengendalian penyerapan panas pada catalyst

    cooler dilakukan dengan mengatur jumlah udara fluidisasi (lance air) pada masing-

    masing cat cooler. Sedangkan untuk mengendalikan panas catalyst yang mengalir

    dari upper regenerator ke lower regenerator dipergunakan 15 SLV-104 untuk

    mengendalikan 15 TC-072. Udara berlebih dipergunakan untuk membakar sisa

    coke pada catalyst dengan pembakaran sempurnadari C menjadi CO2. Catalyst

    panas pada temperature 700-735C akibat pembakaran tersebut selanjutnya

    dialirkan dari lower regenerator menuju ke wye piece riser melalui regenerated

    catalyst standpipeyang diatur oleh 15 SLV-102 untuk mengendalikan 15 TC-022.

    Pada wye piece regenerated catalyst naik ke riser dengan bantuan lift gas dan lift

    steamuntuk bertemu dengan umpan residu yang diinjeksikan kedalam riser.

    Aliran katalis antara seksi reactor dan regenerator ini merupakan jantung

    proses RCC. Aliran katalis tersebut jumlahnya sangat besar yaitu antara 40-70

    ton/mnt katalis sirkulasi tiap menit. Flue gas yang mengandung CO pada upper

    regenerator mengalir melalui 20 buah double stage cycloneguna merecover partikel

    catalyst yang terikut. Sekitar 75-90% catalyst dipisahkan pada stage pertama dan

    sisanya pada stage kedua. Tekanan flue gas keluar regenerator diturunkan dengan

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    9/37

    9PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    mengalirkannya melalui orifice chamber. Flue gas pada tekanan rendah

    dipergunakan untuk membangkitkan steam dalam CO boiler dengan cara

    membakar CO menjadi CO2.

    C. Main Column

    Pemisahan produk dilakukan dalam main fractionating column menjadi

    fraksi-fraksi Decant Oil, Light Cycle Oil, Naptha, Unstabilized Gasoline dan wet

    gas. Uap hydrocarbon panas dari reactor masuk ke main column pada 510-535C

    dan harus didinginkan ke 315-370C sebelum dilakukan pemisahan. Pendinginan

    uap dari reactor tersebut dilakukan dengan mengkontakannya dengan sejumlah

    besar stream sirkulasi Main Column Bottom dirancang untuk me-desuperheatuap

    hydrocarbon dari reactor, mengkondensasi produk bottok dan menghilangkan

    entrained catalyst partikel.

    Laju sirkulasi slurry oil umumnya berkisar 130-180% laju umpan atau 14,5

    M3/jam per meter persegi diameter kolom. Sebagian sirkulasi dari MCB dilakukan

    pada disc and donut tray, dari sini uap naik keseksi HCO dimana fraksinasi awal

    dilakukan. Dari seksi HCO uap minyak naik keseksi LCO, sebagian LCO dikirim

    ke sponge gas lalu membawanya kembali. Sebagian LCO yang lain dimasukkan

    kedalam stripper untuk mengendalikan flash pointnya. Reflux pada Main Column

    dipergunakan untuk mengendalikan temp overhead system dan heat balance kolom

    serta menentukan EP gasoline.

    D.Main Air Blower

    Main Air Blower (MAB) merupakan peralatan vital di unit RCC dan

    berperan sebagai satu-satunya penyuplai udara pembakaran ke regenerator.70%

    dari MAB akan dialirkan menuju upper regenerator ,sedangkan sisanya dialirkan

    menuju lower regenerator .MAB didesain dengan kapasitas desain 481,123

    kNm3/jam,tekanan inlet 1 kg/cm2dan tekanan outlet 2,865 kg/cm2.Tipe kompresor

    yang digunakan adalah kompresor aksial.Kompresor aksial menggunakan putaran

    kipas untuk mendorong udara kedalam mesin .Aliran udara melalui mesin di dalam

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    10/37

    10PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    straight line yang melalui stator vane bisa diubah-ubah sudutnya untuk menaikkan

    atau mengurangi jumlah udara yang diperlukan.Penggerak MAB adalah steam

    turbine dengan desain normal 3475 rpm.

    E.Catalyst Cooler

    Catalyst cooler berfungsi untuk mendinginkan katalis dari upper

    regenerator ke lowerregenerator dengan tujuan untuk mengatur temperature lower

    regenerator.Unit RCC beroperasi dengan 2 buah back mix dan 2buahflow through

    catalyst cooler.Media pendingin yang dipakai Catalyst cooler adalahHot Boiling

    Water (HBW) yang juga difungsikan sebagai boilerdansteamyang dihasilkan akan

    dipanaskan kembali padasteam superheater.

    2.3 Reaksi-reaksi yang terjadi di unit RCC

    Semua komponen crude oil yang mempunyai rentang titik didih diatas

    350C dapat diklasifikasikan sebagai residu, termasuk HGO, VGO, dan vacuum

    bottom. Sebagian besar material ini mengandung mono/polynuclear naphtenes,

    mono/polynuclear aromatic, resin dan asphaltenes. Residu mempunyai densitas dan

    viskositas serta kandungan conradson carbon, sulfur, basic nitrogen dan metal yang

    lebih besar disbanding pada gas oil.

    Reaksi cracking merupakan reaksi pemecahan ikatan C-C, yang reaksinya

    bersifat endhotermis dan secara thermodinamika reaksi tersebut dapat berlangsung

    dengan baik pada temperature tinggi. Serangkaian reaksi yang kompleks akan

    terjadi pada saat molekul umpan dikontakan dengan katalis pada temperature 650-

    760C. Distribusi produk yang dihasilkan tergantung pada banyak factor termasuk

    kondisi umpan dan kekuatan sisi asam katalis. Meskipun reaksi yang terjadi adalah

    catalytic cracking, namun reaksi thermal cracking juga terjadi akibat kurang

    idealnya kontak antara umpan dengan katalis dalam riser.

    Reaksi-reaksi penting yang terjadi pada RCC adalah sebagai berikut:

    1. Cracking

    a. Paraffinterengkah menjadi olefindanparaffinyang lebih kecil.

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    11/37

    11PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    CnH2N + 2 Cm H2m+ CpH2p + 2 dimana n= m + p

    Paraffin Olefin Paraffin

    b.

    Olefinterengkah menjadi olefinyang lebih kecil.CnH2n CmH2m + CpH2P dimana n= m + p

    Olefin Olefin Olefin

    c. Naphthene (cycloparaffin) terengkah menjadi olefin

    Cyclo-CnH2n +1 Cyclo CmH2m + CpH2p dimana n= m + p

    Naphthene Olefin

    Cyclo-CnH2n CmH2m + Cp H2p dimana n= m + p

    Olefin Olefin

    Cycloparaffin mengandung cincin cyclohexane

    Cyclo-CnH2n C6H12 + CmH2m + CpH2p dimana n = m + p + 6

    cyclohexane olefin olefin

    d. Aromatik(rantai samping) terengkah menjadiAromatikdan Olefin

    2. Isomerasi

    a. n-Olefin menjadi iso-olefin

    1-CnH2n trans-2-CnH2n

    b. n-Paraffin menjadi iso-Paraffin

    n-CnH2n iso-CnH2n

    3. Hydrogen transfer

    a. Naphthene + Olefin Aromatik + Paraffin

    b. Cyclo aromatisasi

    C6H12 + 3C5H10 C6H6 + 3C5H12

    c. Olefin menjadi paraffin dan aromatic

    4C6H12 3C6H14 + C6H6

    4. Alkyl grup transfer/transalkylation

    C6H4 (C6H4) C6H12 + CmH2m + CpH2p

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    12/37

    12PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    5. Cyclisasi olefin menjadi naphthene

    C7H14 CH3-cyclo-C6H11

    6. Dealkylasi

    Iso-C3H7-C6H5 C6H6 + C3H6

    7. Dehydrogenasi

    n-C8H18 C8H16 + H2

    8. Reaksi Kondensasi

    CH = CH2 + R1CH = CHR2 2H2

    Klasifikasi Umpan

    A. Paraffin

    Merupakan ikatan rantai hydrocarbon jenuh dengan rumus umum CnH2n+ 2

    yang mempunyai tingkat kestabilan tinggi. Paraffin terdapat dalam bentuk ikatan

    paraffin hydrocarbon rantai lurus (n-Paraffin) maupun cabang (iso-Paraffin). Pada

    umumnya umpan RCC didominasi oleh paraffin dengan kandungan paraffin antara

    50-60% dari total feed. Paraffin stocks mudah dilakukan perengkahan dan

    normalnya jumlah yield terbesar dengan total liquid produk paling banyak adalah

    gasoline dan paling sedikit fuel gas namun octane number rendah.

    B. Olefin

    Merupakan ikatan rantai hydrocarbon tak jenuh dengan rumus umum CnH2n

    yang bersifat kurang stabil sehinnga anggota-anggotanya dapat langsung bereaksi,

    baik antar senyawa olefin itu sendiri maupun dengan senyawa lain seperti Chlorine,

    Bromine, Hydrocarbon acid dan Sulfuric acid tanpa pertukaran atom hydrogen.

    Olefin terdapat dalam bentuk ikatan Olefin rantai cabang (iso-Olefin, al : Ethylen,

    Propylene, Butylene dst) maupun olefin rantai cabang (iso-Olefin, al : iso-Butylene,

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    13/37

    13PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    iso-Pentene dst). Olefin tidak disukai terdapat dalam feedstock RCC karena

    umumnya akan terengkah menjadi produk yang tidak diinginkan sepertislurry dan

    coke. Olefin content dalam umpan dibatasi< 5% wt.

    C. Naphthene

    Merupakan ikatan rantai hydrocarbon jenuh dengan rumus umum CnH2n

    yang sama dengan olefin tetapi memiliki sifat-sifat yang jauh berbeda. Naphthene

    merupakan senyawa hydrocarbon melingkar / tertutup dengan ikatan tunggal,

    sedangkan olefin dengan rantai hydrocarbon terbuka dan ikatan ganda

    (Cyclopentane, Cyclohexane, Methil-cyclohexane). Naphthene lebih disukai

    sebagai umpan RCC karena dapat menghasilkan gasoline hasil perengkahan

    naphthene mempunyai sifat lebih aromatic dan lebih berat disbanding hasil dari

    perengkahan paraffin.

    D. Aromatic

    Merupakan rantai hydrocarbon tak jenuh dengan rumus umum CnH2n+6atau

    sering disebut dengan seri benzene yang memiliki sekurang-kurangnya satu cincin

    ikatan rangkap Benzene (Benzene, Toluene, Aniline dll) dan bersifat sangat stabil

    serta tidak dapat terengkah menjadi komponen yang lebih kecil. Aromatik kurang

    disukai sebagian umpan RCC karena sebagian besar molekulnya tidak dapat

    terengkah. Perengkahan aromatic pada dasarnya hanya akan memutuskan rantai

    sampingnya saja sehingga akan menghasilkan fuel gas berlebihan. Beberapa

    senyawa aromatic yang terdiri beberapa cincin (poly nuclear aromatic-PNA) dapat

    secara terpadu membentuk chicken wire yang akan menempel pada catalyst

    sebagai carbon residue (coke) dan sebagian akan menjadi produk slurry. Dibanding

    dengan paraffin, perengkahan aromatic stock akan menghasilkan konversi yang

    lebih rendah, yield gasoline lebih rendah dan sedikit liquid dengan Octane Number

    lebih tinggi.

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    14/37

    14PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    BAB III

    METODOLOGI

    Pada tugas khusus kali ini akan mengamati dan mengevaluasi pengaruh

    temperatur reaktor ,temperatur regenerator,udara regenerator dan MCRT terhadap

    yield coke pada unit RCC PT Pertamina RU VI Balongan.Berikut ini akan diuraikan

    alur-alur dalam penyelesaian masalah yang ada.

    3.1 Alur Penyelesaian Masalah

    Permasalahan

    Pengumpulan data

    Perhitungan

    Analisa data dengan excel

    2007

    Linierisasi persamaan hasil

    analisa

    Pembahasan

    Kesimpulan dan saran

    Referensi

    Data Laboratorium

    Data Operasi

    Gambar 3.1 Alur Penyelesaian Masalah

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    15/37

    15PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    3.2 Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan untuk dijadikan sebagai dasar analisa

    pengaruh variabel proses yang dikehendaki terhadap yield produk.Data-data yangdibutuhkan diperoleh dari data operasi yang berasal dari bagian DCS.Data yang

    diperoleh yaitu : temperatur di beberapa bagian unit,kapasitas feed dan

    produk,analisa flue gas,dan data panas reaksi.Selain itu juga diperoleh dari

    beberapa referensi data operasi desain yang umum digunakan pada proses fluid

    catalytic cracking.

    3.3 Pengolahan Data

    Dari data yang diperoleh dilakukan pengolahan data melalui perhitungan

    untuk mengetahui yield coke.Untuk yield produk yang lain sudah tersedia datanya

    dari data analisa laboratorium.

    PERHITUNGAN

    Perhitungan udara pembakaran dengan basis udara kering (dry air )

    A. Menentukan kandungan uap air dengan menggunakan grafik psychometric

    Dengan memplotkan data temperatur dan humidity yang telah diketahui

    maka akan didapat data kandungan uap air di dalam udara.

    Gambar 3.2 Diagram psychometric

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    16/37

    16PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    B. Menghitung udara basah

    Flow (Nm3/jam) x1

    22,4 3x 28,37

    =......

    C.

    Menghitung udara kering

    Udara Basah (kg/jam) x (1

    1+ ) kg H2O / kg udara basah

    D.

    Menghitung jumlah mol udara kering

    Udara kering (kg/jam) x1

    kg mol/kg =.....

    E. Menghitung H2O dalam udara kering (kg mol/jam)

    Mol udara kering (

    )x

    1

    2 (

    ) x kandungan uap air(

    2

    )

    F. Menghitung O2dalam udara kering

    Mol udara kering (

    ) x komposisi O2dalam udara = ......(

    )

    G. Menghitung kapasitas flue gas

    Udara kering (

    ) x

    2+

    2+ = .....(

    )

    H.

    Menghitung excess O2 di Flue Gas

    Kadar O2di flue gas (% mol) x Kapasitas Flue Gas (

    ) =......(

    )

    Perhitungan jumlah karbon(C) dalam coke

    Dihitung berdasarkan neraca O2yang bereaksi membentuk komponen

    flue gas yaitu :

    excess air(O2)b diflue gas

    (O2)c yang membentuk CO

    (O2)d yang membentuk CO2

    (O2)e yang membentuk H2O

    (O2)f yang membentuk SO2

    (O2)g yang membentuk NO2+

    (O2)a dalam udara pembakaran

    Ket: Dikarenakan pada hasil analisa flue gas tidak ditemukan SO2dan NO2

    maka persamaan menjadi :

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    17/37

    17PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    excess air(O2)b diflue gas

    (O2)c yang membentuk CO

    (O2)d yang membentuk CO2

    (O2)e yang membentuk H2O+

    (O2)a dalam udara pembakaran

    Tabel 3.1 Tabel Energi Pembakaran Coke pada Regenerator

    K Cal/kg of

    C,H2,atau S

    BTU/lb of

    C,H2,atau S

    C + O2 CO 2,200 3,968 (1-1)

    CO + O2 CO2 5,600 10,100 (1-2)

    C + O2 CO2 7,820 14,100 (1-3)

    H2+ O2 H2O 28,900 52,125 (1-4)

    S + xO SOx 2,209 3,983 (1-5)

    N + xO NOx (1-6)

    Sumber: FCC Handbook,page 31

    Dengan konsep kesetimbangan stoikiometri maka dapat dihitung :

    O2membentuk CO

    Kapasitas flue gas (

    )x kadar CO2 di flue gas (%mol)xkoef reaksi

    ( 2

    )=.......

    O2membentuk CO2

    Kapasitas flue gas (

    ) x kadar CO2 di flue gas (%mol)xkoef reaksi

    ( 2

    2)=.......

    O2membentuk H2O

    Kapasitas flue gas (

    )x kadar CO2 di flue gas (%mol)xkoef reaksi

    ( 2

    2)=.......

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    18/37

    18PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Mol H2dalam coke = mol H2yang dibakar

    Untuk setiap reaksi 1 mol O2 ,maka akan terbentuk 2mol H2O

    H2yang dibakar di regenerator

    O2 yang membentuk H2O x 2 2

    2= .....

    Perhitungan jumlah coke yang dibakar

    Jumlah coke dihitung berdasarkan jumlah C dan H dalam reaksi

    membentuk CO,CO2,H2O.

    Jumlah coke dari jumlah C = mol CO + mol CO2 x 12 kg C

    mol C kg mol C

    Jumlah coke dari jumlah H = mol H2O x 2 kg H

    mol H2 kg mol H2

    Total coke yang dibakar = jumlah coke dari C + jumlah coke dari H

    Yield coke (%wt) = Total coke yang dibakar (kg/kg coke) x 100%

    Kapasitas feed (kg/jam)

    Kandungan H2dalam coke(%wt)=Jumlah coke yg dibakar dari H x100%Total coke yang dibakar

    Perhitungan Panas Regenerator

    Panas pembakaran (Hc) ditentukan berdasarkan tabel .Untuk panas

    pembakaran coke berdasarkan suhu flue gas.

    Panas Pembakaran (Hc) untuk C menjadi CO (

    )

    2

    x O2membentuk CO (

    )x Hc (C CO)

    Panas pembakaran (Hc) untuk C menjadi CO2 (

    )

    (O2membentuk CO2(

    ) x Hc (C CO2)

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    19/37

    19PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Panas pembakaran (Hc) untuk H2menjadi H2O (

    )

    (H2terbakar di regenerator (

    ) x Hc (H2 H2O)

    Total panas pembakaran coke (

    )

    Hc (C CO) + Hc (C CO2) + Hc (H2 H2O)

    Panas pembakaran (belum dikoreksi) (

    )

    Hc (C CO) + Hc (C CO2) + Hc (H2 H2O)

    Total coke yang dibakar

    Panas yang digunakan untuk memanaskan udara regenerasi (kkal/kg

    coke)

    Data/referensi : Cp.Udara = 0.25 kkal/kg oC

    Udara kering (kg/jam) x Cp udara x (suhu regen-suhu keluar main air blower)

    Total coke yang dibakar

    Panas yang dibutuhkan untuk memanaskan uap air regenerasi

    (kkal/kg coke)

    Data/referensi : Cp H2O vapor = 0,475 kkal/kgoC

    H2O dalam udara kering x Cp H2O x (suhu regen-suhu keluar main air blower)

    Total coke yang dibakar

    Panas yang dibutuhkan untuk memanaskan coke (kkal/kg coke)

    Data/referensi : Cp spentcatalyst = 0,25 kkal/kg oC

    Cp spentcatalyst x (suhu regen-suhu keluar main air blower)

    Panas yang dibutuhkan untuk membangkitkan steam di Catalyst

    coolers (Duty Catalyst Coolers) (kkal/kg coke)

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    20/37

    20PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Neraca Panas Regenerator

    Flue gas (1)

    Radiation loss (7) Spent catalyst (2)

    Coke (3)

    Pemanfaatan Regenerated catalyst(4)

    panas (6)

    Udara (5)

    Gambar 3.3 Diagram Alir Neraca Panas di Regenerator

    -H2-H3-H5-H8= H1+ H4 + H6 + H7

    Temperatur referensi adalah temperatur regenerator,sehingga

    H1-H4 = 0,maka persamaan

    H2 = H8 -H3-H5-H6-H7

    Neraca Panas Reaktor

    Reaktor vapor (9)

    Regenerated Catalyst (4) Feed (10)

    Spent catalyst (2) Lift gas (11)

    Coke (3) Steam (12)

    Radiation loss (13)

    Gambar 3.4 Diagram Alir Neraca Panas di Reaktor

    -H10-H11-H12+H4= H3+ H9 + H13 + H14

    Temperatur referensi adalah temperatur reaktor,sehingga H3- H9 = 0

    dan H4 =H10 + H11+ H12+ H13+ H14

    Hc Coke (8)

    H reaksi (14)

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    21/37

    21PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Pada kondisi tunak :

    H2 - H4 = 0

    Maka dengan substitusi didapat Hpembakaran coke:H8 =H3 + H5 + H6 + H7 + H10 + H11+ H12+ H13+ H14

    Neraca Panas Keseluruhan

    H regenerator = H reaktor

    Dimana :

    H regenerator = H8 -H3 - H5 - H6 - H7

    H reaktor = H10 + H11+ H12+ H13+ H14

    Dengan substitusi persamaan maka neraca panas keseluruhan adalah :

    H8 - H3 - H5 - H6 - H7 = H10 + H11+ H12+ H13+ H14

    Perhitungan Sirkulasi Katalis

    Data/referensi : Cp katalis = 0.22 kkal/kg oC

    Menghitung kecepatan sirkulasi katalis (CCR)

    Total coke yang dibakar x H regenerator =..... kg/menit

    Cp katalis x (temperatur regen-temperatur reaktor) x 1000

    Menghitung C/O ratio

    CCR (kg/menit) x

    Combined feed (kg/jam)

    Menghitung Air to coke ratio

    jumlah udara kering (kg/jam)

    total coke (kg/jam)

    Menghitung delta coke

    Total coke (kg/jam) x 100% = ....%w

    CCR kg/menit x 1000

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    22/37

    22PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Neraca Energi Unit RCC

    Data per 11 Maret 2014

    Perhitungan udara pembakaran dengan basis udara kering (dry air) :

    Kandungan H2O dilihat dengan grafik psychrometric yang merupakan korelasi

    temperatur dengan relative humidity.

    Udara pembakaran :

    Temperatur : 30o

    C

    Humidity : 80%

    Dry air : 96,8 % vol

    Komposisi flue gas dalam % mol : CO = 5,9

    CO2 = 14,73

    O2+ Ar = 1,1

    N2 = 77,6

    O2 = 0

    Gambar 4.1 Grafik udara kering versus relatif humidity dan temperatur

    Sumber : FCC Handbook,page 181

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    23/37

    23PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Dengan menggunakan grafik Vapor Pressure of Water and humidity didapat

    kandungan uap air = 0.0241 kg H2O/kg udara kering

    Gambar 4.2 Diagram Psychrometric

    Sumber : Perrys Chemical Engineers Handbook,12-5

    Sehingga jumlah mol udara kering dan H2O dalam udara pembakaran dapat

    dihitung sebagai berikut :

    A. Menghitung udara basah

    Flow (Nm3/jam) x1

    22,4 3x 28,37

    =......

    351000 Nm3/jam x1

    22,4 3x 28,37

    = 444547,7

    B.

    Menghitung udara kering

    Udara Basah (kg/jam) x ( 11+

    ) kg H2O / kg udara basah

    444547,7

    x (

    1

    1+0,0241) kg H2O / kg udara basah = 434086,2 kg/jam

    C. Menghitung jumlah mol udara kering

    Udara kering (kg/jam) x1

    kg mol/kg =.....

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    24/37

    24PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    434086,2 kg/jam x1

    28,85kg mol/kg = 15046,3

    D. Menghitung H2O dalam udara kering (kg mol/jam)

    Mol udara kering (

    )x 1 2

    (

    ) x kandungan uap air(

    2

    )

    15046,3

    x

    1

    18(

    )x 0,0241

    2

    = 20,14 kgmol/jam

    E. Menghitung O2dalam udara kering

    Mol udara kering (

    ) x komposisi O2dalam udara = ......(

    )

    15046,3

    x 0,21 = 3159,7

    F. Menghitung kapasitas flue gas

    Udara kering (

    ) x

    2+

    2+ = .....(

    )

    15046,3

    x

    79%

    78,53%= 15136,4

    G. Menghitung excess O2 di Flue Gas

    Kadar O2di flue gas (% mol) x Kapasitas Flue Gas (

    ) =......(

    )

    0 % mol x 15136,4

    = 0

    Tabel 4.1 Tabel Energi Pembakaran Coke pada Regenerator

    K Cal/kg of

    C,H2,atau S

    BTU/lb of

    C,H2,atau S

    C + O2 CO 2,200 3,968 (1-1)

    CO + O2 CO2 5,600 10,100 (1-2)

    C + O2 CO2 7,820 14,100 (1-3)

    H2+ O2 H2O 28,900 52,125 (1-4)

    S + xO SOx 2,209 3,983 (1-5)

    N + xO NOx (1-6)

    Sumber: FCC Handbook,page 31

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    25/37

    25PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Dihitung berdasarkan neraca O2yang bereaksi membentuk komponen flue

    gas yaitu :

    Cdalam coke= 15136,4

    x5,9+14,73

    100 = 3122,6 kgmol/jam

    O2masuk regenerator = 0,21 x 15046,3 = 3159,7 kg mol/jam

    Excess O2dalam Flue gas = 0

    Dengan konsep kesetimbangan stoikiometri maka dapat dihitung :

    O2membentuk CO

    Kapasitas flue gas (

    )x kadar CO di flue gas (%mol)xkoef reaksi

    ( 2

    )=.......

    15136,4

    x 5,9 % mol x 0,5

    2

    = 446,52

    O2membentuk CO2

    Kapasitas flue gas (

    ) x kadar CO2 di flue gas (%mol)xkoef reaksi

    ( 2

    2)=.......

    15136,4

    x 14,73 % mol x 1

    2

    2= 2229,6

    O2membentuk H2O

    3159,7 kgmol/jam(0+446,52 kg mol/jam+2229,6 kgmol/jam)= 483,58 kmol/jam

    H2yang dibakar di regenerator

    O2 yang membentuk H2O x 2 2

    2= .....

    483,58 kmol/jam x 2 2

    2= 967,16

    Total coke yang dibakar = jumlah coke dari C + jumlah coke dari H

    = (3122,6 x 12) + (967,16 x 2)

    = 39405,5 kg/jam = 39,4055 Ton/jam

    Yield coke (%wt) = Total coke yang dibakar (kg/kg coke) x 100%

    Kapasitas feed (kg/jam)

    = 39,405 kg/jam x 100% = 9,7 %

    404,06

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    26/37

    26PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Kandungan H2dalam coke(%wt)=Jumlah coke yg dibakar dari H x100%

    Total coke yang dibakar= 967,16 x 2 x 100 % = 4,9 %

    39405,5

    Air to coke ratio = 434086,2 = 11,02 Kgudara/Kgcoke

    39405,5

    Neraca Panas Regenerator

    Flue gas (1)

    Radiation loss (7) Spent catalyst (2)

    Coke (3)

    Pemanfaatan Regenerated catalyst (4)

    panas (6)

    Udara (5)

    Gambar 4.3 Diagram Alir Neraca Panas di Regenerator

    -H2-H3-H5-H8= H1+ H4 + H6 + H7

    Temperatur referensi adalah temperatur regenerator,sehingga

    H1-H4 = 0,maka persamaan

    H2 = H8 -H3-H5-H6-H7

    Perhitungan Panas Pembakaran

    Temperatur reference yang digunakan adalah temperatur rata-rata upper

    regenerator Treference = 719.91 oC

    Hc Coke (8)

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    27/37

    27PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Panas pembakaran C untuk membentuk CO dapat dicari dari :

    Gambar 4.4 Hubungan panas Pembakaran CO dengan temperature

    Dari persamaan y = 6,15x + 107982 , dimana y adalah panas pembakaran

    CO dan x adalah temperature,maka didapatkan :

    HcCO= 2 x Molar O2membentuk CO x (6.15 x temperatur regenerator +

    107982)

    = 2x 446,52 x (6,15x 719,7+107982) = 100384983,2 kJ/jam

    Panas pembakaran C untuk membentuk CO2dapat dicari dari :

    Gambar 4.5 Hubungan panas Pembakaran CO2dengan temperature

    Dari persamaan y = 2.09x + 393706,dimana y adalah panas pembakaran

    CO2dan x adalah temperature,maka didapatkan :

    HcCO2= Molar O2membentuk CO2x (2.09 x temperature regenerator +

    393706

    = 2229,6 x (2,09 x 719,7 + 393706) = 881160601,7kCal/jam

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    28/37

    28PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Panas pembakaran H untuk membentuk H2O dapat dicari dari :

    Gambar 4.6 Hubungan panas Pembakaran H2O dengan temperature

    Dari persamaan y = 6.64x + 243454,dimana y adalah panas pembakaran

    H2O dan x adalah temperature,maka didapatkan :

    HcH2O= Molar O2membentuk H2O x (6,64 x temp.regenerator + 243454)

    = 483,58 x (6,64 x 719,7 + 243454) = 120040421,3 kCal/jam

    Total panas pembakaran dari coke

    Hc Total = Hcco+Hcco2+ HcH2O=100384983,2 + 881160601,7 + 120040421,3 = 1101586006 kCal/jam

    Total panas pembakaran dari coke per kg coke

    Hctotal/kgcoke=Hctotal: total coke yang dibakar

    = 1101586006 : 39405,5 = 27955,13 kJ/kg Coke

    Corrected Hc total = 27955,13 + (2636-314 x 4,9) = 29052,53 kJ/jam

    Desorpsi panas oleh udara pembakaran

    Data/referensi:

    - Temperatur discharge MAB = 184,5 oC

    - Temperatur lower regen = 719,7 oC

    -

    Cp udara = 0.25 kkal/kg oC

    Udara kering (kg/jam)xCp udara x (suhu regen-suhu keluar main air blower)

    Total coke yang dibakar

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    29/37

    29PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    = 434086,2 x0.25 kkal/kg oC x (719,7 oC - 184,5 oC ) = 1471,8 kkal/kg coke

    39405,5

    Panas desorpsi H2O dalam udara pembakaran

    Data/referensi : Cp H2O vapor = 2.03 kJ/kgoC

    Mol H2O dalam udara basahh = 581,19

    Berat molekul air = 18 kg/kg mol

    H2O dalam udara kering x BM H2O x Cp H2O x(suhu regen-suhu keluar MAB)

    Total coke yang dibakar

    = 581,19 x 18x 2,03 x (719,7 oC - 184,5 oC) = 288,4 kJ/kg Coke

    39405,5

    Panas Desorpsi Coke

    Data/referensi : Cp spentcatalyst = 0,25 kkal/kg oC

    Reaktor over temperatur = 524,3 oC

    Cp spentcatalyst x (suhu regen-suhu reaktor)

    = 0,25 kkal/kg oC x (719,7524,3) = 48,85 Kj/kg coke

    Perhitungan Panas Untuk menghasilkan Steam didalam Catalyst

    Cooler

    Data : Pressure = 46 kg/cm2

    Water masuk catalyst cooler pada 145oC = 536.456 kJ/kg

    Steam product catalyst cooler pada 260oC = 2799.43 kJ/kg

    Blowdown catalyst cooler pada 260oC = 1102.92 kJ/kg

    Duty Catalyst Cooler A/D

    Qcooler A/D= (flowsteam (15V101) x (2799.43-536.456)+blowdown

    (15V101)x(1102.92-536.456)) x 1000 = 225446123,3 kJ/jam

    Qcooler A/D /kgCoke = 225446123,3 kJ/jam : 39405,5 kg/jam = 5721,2

    kJ/kgCoke

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    30/37

    30PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Duty Catalyst cooler B/C

    Qcooler B/C = (flowsteam (15V101B) x (2799.43-

    536.456)+blowdown (15V101B)x(1102.92-536.456)) x 1000= 154446318,4 kJ/jam

    Qcooler B/C /kgCoke = 154446318,4 kJ/jam : 39405,5 kg/jam =

    3919,4 kJ/kgCoke

    Regenerator Heat Balance

    Hregenerator = 29052,53(1471,8+288,4+48,85+5721,2+3919,4) = 17602,88

    Neraca Panas Reaktor

    Reaktor vapor (9)

    Regenerated Catalyst (4) Feed (10)

    Spent catalyst (2) Lift gas (11)

    Coke (3) Steam (12)

    Radiation loss (13)

    Gambar 4.7 Diagram Alir Neraca Panas di Reaktor

    -H10-H11-H12+H4= H3+ H9 + H13 + H14

    Temperatur referensi adalah temperatur reaktor,sehingga H3- H9 = 0

    dan H4 =H10 + H11+ H12+ H13+ H14

    Pada kondisi tunak :

    H2 - H4 = 0

    Maka dengan substitusi didapat Hpembakaran coke:

    H8 =H3 + H5 + H6 + H7 + H10 + H11+ H12+ H13+ H14

    H reaksi (14)

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    31/37

    31PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Neraca Panas Keseluruhan

    H regenerator = H reaktor

    Dimana :H regenerator = H8 -H3 - H5 - H6 - H7

    H reaktor = H10 + H11+ H12+ H13+ H14

    Dengan substitusi persamaan maka neraca panas keseluruhan adalah :

    H8 - H3 - H5 - H6 - H7 = H10 + H11+ H12+ H13+ H14

    Perhitungan Sirkulasi Katalis

    Data/referensi : Cp katalis = 1.15 kkal/kg oC

    1. Menghitung kecepatan sirkulasi katalis (CCR)

    Total coke yang dibakar x H regenerator =..... kg/menit

    Cp katalis x (temperatur regen-temperatur reaktor) x 1000

    = 39405,5 kg/jam x 17602,88

    1,15 kkal/kg oC x (719,7524,3)oC x 1000

    = 3086,87 ton/jam

    2. Menghitung C/O ratio

    CCR (kg/menit)

    Combined feed (kg/jam)

    = 3086,87 : 404,06

    = 7,64 %

    3. Menghitung delta coke

    Total coke (kg/jam) x 100% = ....%w

    CCR kg/menit x 1000

    = 39405,5 kg/jam x 100%

    3086,87 X 1000

    = 1,28 %

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    32/37

    32PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    4.2 Yield Coke Unit RCC

    A. Berdasarkan Perubahan MCRT

    Gambar 4.8 Hubungan MCRT dengan Yield Coke

    Dari gambar diatas menunjukan pengaruh kandungan MCRT terhadap yield

    coke dimana untuk setiap kenaikan MCRT pada combine feed akan menghasilkan

    kenaikan yield coke.Peningkatan yield coke ini dipengaruhi oleh perubahan kondisi

    umpan yang semakin lama impuritasnya semakin tinggi. PT. PERTAMINA RU-VI

    Balongan sendiri mengolah crude oil yang berasal dari Duri dan Minas. Komposisi

    crude dari Duri yaitu> 60%.

    Tabel 4.2 Tabel Crude Oil Duri dan Minas

    Sumber Crude Oil Duri Minas

    Cut Range C 370 + 370 +

    % Volume on crude 73,5 53,8

    Specific Gravity 0,952 0,896

    Nitrogen (Total) weight ppm 4220 1820

    Sulphur content % weight 0,24 0,12

    Conradson carbon % weight 9,8 4,9

    Hydrocarbon content %weight

    12,06 13,3

    Metal ppm weight 2

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    33/37

    33PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    Berdasarkan table diatas, dapat dilihat bahwa kandungan senyawa-senyawa

    pembentuk coke pada crude oil Duri jauh lebih tinggi dibandingkan dengan crude

    oil dari Minas. Maka dengan komposisi crude oil dari Duri yang lebih besar dari60% dibandingkan dengan Minas mengakibatkan coke yang terbentuk cenderung

    meningkat. Coke dari fraksi umpan yang sangat berat dan yield-nya dapat

    diperkirakan dengan tiga cara, yaitu Canradson Carbon (CCR), Mikro Carbon

    (MCR) atau Ramsbottom Residue test. Harga carbon residu yang tinggi akan

    mengindikasikan tingginya coke yang dapat terbentuk.

    Kandungan sulfur yang terdapat dalam crude oil berada dalam bentuk

    senyawa organic-sulfur (Mercaptan, Sulfide, Thiophene). Hal ini berkontribusi

    dalam pembentukan coke. Kandungan sulfur pada crude oil Duri yang lebih tinggi

    mengakibatkan pembentukan coke meningkat. Selain itu pada crude oil Duri

    kandungan logam yang terdapat didalamnya lebih tinggi dibandingkan crude

    Minas. Kandungan Ni pada crude Duri mengakibatkan reaksi transfer hydrogen

    yang sangat besar. Reaksi transfer hydrogen ini memproduksi senyawa tak jenuh

    dan multi-ring aromatic yang merupakan senyawa utama pembentukan coke.

    B. Berdasarkan Perubahan Udara Regenerator

    Gambar 4.9 Hubungan Udara Regenerator dengan Yield Coke

    Dari grafik tersebut tampak bahwa hubungan produksi coke dengan

    kebutuhan udara di regenerator adalah linear, kenaikan MCRT pada combine feed

    8,8

    9

    9,2

    9,4

    9,6

    9,8

    10

    10,2

    349,53 351,82 354,39 357,85 373,74 385,44 393,51

    YieldCoke

    Udara Regenerator

    YIELD COKE VS UDARA REGENERATOR

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    34/37

    34PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    akan menghasilkan semakin banyak yield coke yang terbentuk, maka udara yang

    dibutuhkan untuk pembakaran juga semakin banyak.

    C. Berdasarkan Perubahan Temperature Lower Regenerator

    Gambar 4.10 Hubungan Temp.Lower Regenerator dengan Yield Coke

    Dari gambar diatas tersebut tampak bahwa suhu Lower regenerator berkisar

    pada rentang 720-735oC. Menunjukan bahwa dengan kenaikan temperatur lower

    regenerator akan semakin banyak yield coke yang terbentuk.

    D. Berdasarkan Perubahan Temperature Reaktor

    Gambar 4.11 Hubungan Temperatur Reaktor dengan Yield Coke

    Menunjukan bahwa dengan kenaikan temperatur reaktor terjadi

    kenaikan yield coke.Catalytic coke merupakan reaksi biomolecular.Catalytic coke

    8,8

    9

    9,2

    9,4

    9,6

    9,8

    10

    10,2

    719,7 720,5 723,9 725,8 727,8 735,7 735,7

    YieldCoke

    Temperature lower regenerator

    YIELD COKE VS TEMPERATUR LOWER REGENERATOR

    8,89

    9,2

    9,4

    9,6

    9,8

    10

    10,2

    524,3 524,5 524,9 525,1 528 536,5 536,5

    YieldCoke

    Temperatur Reaktor

    YIELD COKE VS TEMPERATUR REAKTOR

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    35/37

    35PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    ini terbentuk ion carbenium (R-CH2)+.Ion Carbenium dapat terbentuk dari

    penambahan proton ke olefin ataupun dengan menghilangkan hydrogen dan dua

    electron dari paraffin.Contoh reaksinya adalah sebagai berikut : Penambahan Proton @Bronsted Site

    R-CH=CH-CH2- CH2- CH3+H+R-C+H- CH2- CH2- CH2- CH3

    Penghilangan H- @Lewis Site

    R- CH2- CH2- CH2- CH3R-C+H- CH2- CH2- CH3

    Ketika terbentuk ,ion carbenium dapat mengalami beberapa reaksi.Terdapat tiga

    reaksi yang dominan,salah satunya reaksi transfer hidrogen.Menurut

    teori,kecepatan reaksi transfer hidrogen berbanding lurus dengan peningkatan yield

    coke.Reaksi transfer hidrogen ini memproduksi senyawa tak jenuh dan multi ring

    aromatic yang merupakan senyawa utama pembentuk coke.Senyawa tak jenuh ini

    terdiri dari olefin,diolefin,dan multu ring polycyclic olefin yang sangat reaktif dan

    dapat terpolimerisasi sehingga terbentuk coke.Oleh karena itu kenaikan temperatur

    reaktor mengakibatkan reaksi transfer hidrogen meningkat.Peningkatan reaksi ini

    berakibat pada bertambahnya produksi coke.

    (Sadeghbeigi,1995)

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    36/37

    36PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    1. Proses cracking merupakan teknologi proses yang berfungsi untuk merengkah

    atau memotong rantai hidrokarbon yang panjang menjadi rantai hidrokarbon

    yang lebih pendek.

    2. Proses penting yang terjadi pada Residu Catalyst Cracking adalah : Cracking,

    Isomerasi,Transfer hidrogen,Transfer alkil group, Cyclisasi olefin menjadi

    napthene,Daelkylasi, Dehidrogenisasi, Reaksi kondensasi.

    3. Energi unit RCC sebagian berasal dari panas pembakaran coke didalam

    Regenerator dan panas produk yang keluar dimanfaatkan untuk memanaskan

    feed dengan menggunakan Heat Exchanger.

    4. Kenaikan yield coke dipengaruhi oleh kenaikan MCRT,Temperatur

    Reaktor,Temperatur Lower Regenerator dan Udara ke Regenerator.

    5.2 SaranUntuk perhitungan heat balance, diperlukan data data aktual untuk

    menunjang hasil perhitungan yang komprehensif.

  • 7/25/2019 Tugas Khusus Pertamina Balongan Unit RCC

    37/37

    PSD III Teknik Kimia Fak ltas Teknik

    DAFTAR PUSTAKA

    Perry,R.H.,and Green,1997,Perry,s Chemical Engineers Hand Book,7th

    edition,McGraw-Hill Book.,New York

    Pertamina,1993, Pedoman Operasi Kilang di PERTAMINA UP-VI Balongan,

    Balongan

    Sadeghbeigi,Reza.1995.Fluid Catalytic Cracking handbook : desgin, operation,

    and troubleshooting of FCC facilities. Gulf Publishing Company,

    Houston, Texas