sap perilaku kekerasan
DESCRIPTION
sap rpkTRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN TB PARU
DI RUANG PENYAKIT DALAM
RSUD BIMA
Topik / Judul : Pengenalan Penyakit Menular
Sub Topik : Penyakit TB Paru
Sasaran : Klien dan Keluarga Klien Yang Mengalami TB Paru
Hari/Tanggal : Sabtu, 08 Februari 2014
Tempat/Waktu : Ruang Penyakit Dalam, Jam 10.00 Wita
A. ANALISA SITUASIONAL
1. Peserta
Jumlah peserta 10 orang, pendidikan SMP, umur rata-rata 40 tahun.
2. Kelas/ Ruangana. Ukuran ruang/ kelas :b. Keadaan penerangan dan ventilasi : pencahayaan memadai, ventilasi baikc. Prasarana yang tersedia : bangku
3. PengajarFasilitatora dalah mahasiswi STIKES Mataram kelas V-U yaitu Iqadatul Islamiyah
B. LATARBELAKANG
Terdapat lebih dari 2 orang pasien penderita TB Paru di Ruang Penyakit Dalam
RSUD BIMA yang sekarang sedang dirawat. Baik pasien maupun keluarga pasien
sama-sama belum memahami betul bahaya dari TB Paru. Keluarga pasien bahkan
membawa serta anak-anak kecil ketika datang menjenguk pasien TB Paru, seharusnya
hal demikian tidak dilakukan mengingat resiko penularan TB Paru sangat besar apalagi
pada anak-anak yang masih belum maksimal sistem kekebalan tubuhnya bekerja
melindungi tubuh dari kman penyakit.
Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung
utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada dirumah. Oleh
karena itu keluarga memiliki peran penting didalam upaya pencegahan kekambuhan-
penyakit pada klien .Melihat fenomena diatas, maka keluarga maupun pasien perlu-
mempunyai pemahaman mengenai cara perawatan anggota keluarga yang mengalami
TB Paru. Salah satu upaya yang dilakukan adalah perawat dapat melaksan akan penyu-
luhan guna memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dan pasien itu sendiri.
C. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga dapat-
memahami informasi yang diberikan dalam penyuluhan dan dapat berguna dalam ke-
hidupan sehari hari.
D. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit klien & keluarga mampu:
1. Menyebutkan definisi (pengertian) dari TB Paru
2. Menyebutkan penyebabdariTB Paru
3. Menyebutkan cara penularan dari TB Paru
4. Menyebutkantanda dan gejala dari TB Paru
5. Menyebutkan komplikasi dari TB Paru
6. Menyebutkan cara pencegahan dari TB Paru di Rumah dan Di Rumah Sakit
E. METODE
Ceramah, diskusi/tanya jawab
F. MEDIA
Leaflet
G. PENGORGANISASIAN
1. Fasilitator :
Hory Maulana, Herny Setyaningsih, Hendry Edi Arjuna, Hanna Zaqia dan
Gustadino
2. Penyaji :Iqadatul Islamiyah
3. Moderator :Fatimah Azzahra
4. Notulen :Haerani asrina
5. Observer : Husnul Yakin
H. ISI MATERI (materi lengkap terlampir
a. definisi (pengertian) TB Paru
b. penyebab TB Paru
c. cara penularan TB Paru
d. tanda dan gejala TB Paru
e. Menyebutkan komplikasi TB Paru
f. cara pencegahan TB Paru di Rumah
g. cara pencegahan TB Paru Di Rumah Sakit
6. PROSES PELAKSANAAN
N
o
Kegiatan Respon
Pasien/Keluarga
Wakt
u
1 Pendahuluan
a. Memberi salam
b. Menyampaikan pokok bahasan
c. Menyampaikan tujuan
d. Melakukanapersepsi
Menjawabsalam
Menyimak
Menyimak
Memberikan feed-
back
5
menit
2 Isi
Penyampaian materi tentang:
a. definisi (pengertian) TB Paru
b. penyebab TB Paru
c. cara penularan TB Paru
d. tanda dan gejala TB Paru
e. Menyebutkan komplikasi TB Paru
f. cara pencegahan TB Paru di Rumah
g. cara pencegahan TB Paru Di Rumah Sakit
Memperhatikan &
meniyimak
Memperhatikan &
meniyimak
Memperhatikan &
meniyimak
Memperhatikan &
meniyimak
Memperhatikan &
15
menit
meniyimak
Memperhatikan &
meniyimak
Memperhatikan &
meniyimak
3 Penutup
1) Diskusi:
2) Memberikan kesempatan pada peserta penyu-
luhan untuk bertanya
3) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan
yang berkaitan dengan materi yang belum jelas
4) Memberikan pertanyaan kepada audience,
mengenai:
a. definisi (pengertian) TB Paru
b. penyebab TB Paru
c. cara penularan TB Paru
d. tanda dan gejala TB Paru
e. Menyebutkan komplikasi TB Paru
f. cara pencegahan TB Paru di Rumah
g. cara pencegahan TB Paru Di Rumah Sakit
5) Kesimpulan hasil diskusi
6) Evaluasi diskusi
7) Memberikan salam penutup
1) Menanyakan hal
yang belum jelas
2) Memperhatikan
jawabanpenyu-
luh
3) Menjawab per-
tanyaan yang di-
tujukan.
Memperhatikan &
Menyimak
Menjawab salam
10me
nit
7. SETTING TEMPAT
Duduk menghadap penyaji
Notulen PenyajiModerato
PESERTA
PESERTA
PESERTAPESERTA
PESERTA
Observer
Fasilitator
PESERTA
PESERTA
PESERTA
8. EVALUASI
a. Standar Evaluasi
1. Peseta dapat menyebutkan definisi (pengertian) dari TB Paru
2. Peseta dapat menyebutkan penyebab dari TB Paru secara benar,
minimal 3
3. Peseta dapat menyebutkan cara penularan dari TB Paru
4. Peseta dapat menyebutkan tanda dan gejala dari TB Paru secara benar,
minimal 4
5. Peseta dapat menyebutkan komplikasi dari TB Paru secara benar,
minimal 3
6. Peseta dapat menyebutkan pencegahan TB Parudi rumah secara benar,
minimal 2
7. Peseta dapat menyebutkan pencegahan TB Paru di rumah sakit secara
benar, minimal 2
b. Pertanyaan Evaluasi
1. Apa definisi (pengertian) dari TB Paru ?
2. Apa penyebab dari TB Paru ? sebutkan minimal 3 !
3. Bagaimana cara penularan dari TB Paru ?
4. bagaimana tanda dan gejala dari TB Paru secara benar, minimal 4?
5. Sebutkan komplikasi dari TB Paru, minimal 3 !
6. sebutkanpencegahan TB Paru di rumah secara benar, minimal 2 !
7. sebutkan pencegahan TB Paru di rumah sakit secara benar, minimal 2 !
LEMBAR EVALUASI
No NamaKlien Memperhatikan
selama penkes
berlangsung
Menjawab Pertanyaan
yang Diajukan
Penyuluh
Mengikuti kegiatan
sampai selesai
1. Nn. A
2. Sdr. B
3. Sdr. C
4 Sdr. D
5 Sdr.E
6 Sdr. F
7 Sdr. G
8 Sdr. H
9 Sdr. I
10 Sdr. J
NamaKeluarga
1. Nn. A
2. Sdr. B
3. Sdr. C
4 Sdr. D
5 Sdr.E
6 Sdr. F
7 Sdr. G
8 Sdr. H
9 Sdr. I
10 Sdr. J
Jumlah
Keterangan :
Baik : 76-100
Kurang : 56-75
Buruk : <55
Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Cegahdanhindarikekerasan, diaksestanggal 2 Mei 2013. Jam 14.30 dari
http://www.orangtua.org/cegahdanhidarikekerasan=804
DadangHawari. 2001.PendekatanHolistikPadaGangguanJiwaSchizofrenia. FKUI: Jakarta.
Keliat Budi Ana.1999.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.Edisi I.Jakarta : EGC
Keliat Budi Ana.1999.Gangguan Konsep Diri.Edisi I.Jakarta : EGC
Stuart GW, Sundeen.1995.Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th
ed.).St.Louis Mosby Year Book
WF Maramis. 1998.Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.Jakarta :EGC
Keliat, Budi Anna, Akemat, dkk. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC
LAMPIRAN MATERI
TB PARU
1. DEFINISITB PARU
TB Paru adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang, baik secara
fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini perilaku kekerasaan dapat dilakukan
secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasaan
dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu perilaku kekerasaan saat sedang berlangsung atau
perilaku kekerasaan terdahulu (riwayat perilaku kekerasaan). (Keliat, Budi Anna, Akemat,
dkk. 2010, 126)
TB Paru adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak
konstruktif(Stuart dan Sundeen, 1995).
TB Paruadalahperilakuindividu yang dapatmembahayakan orang, dirisendiribaiksecarfisik,
emosional, danatauseksualitas (Nanda, 2005).
TB Paruatauagresifmerupakansuatubentukperilaku yang bertujuanuntukmelukaiseseo-
rangsecarafisikmaupunpsikologis (Berkowitz, 1993 dalam Depkes, 2000).
2. PENYEBAB TB PARU
Menurut Stearen, kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang tidak enak, cemas,
tegang, dendam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
kemarahan terbagi atas faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
a. Faktor Predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor predisposisi,
artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi TB Paru jika faktor berikut dialami oleh
individu :
1) Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul
agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan
ditolak, dihina, dianiayaan atau saksi penganiayaan juga berpengaruh. Sesorang
yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/keinginan yang diharapkannya
menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan cemas. Jika ia tidak
mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang
lain dan keadaan sekitarnya maka dia menghadapinya dengan kekerasan.
2) Perilaku
Reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasan dirumah atau di luar rumah, semua aspek ini
menstimulasi individu mengadopsi TB Paru. Manusia pada umumnya mempunyai
keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan diakui statusnya.
Sehingga Kebutuhan akan status dan prestise juga mempengaruhi perilaku
seseorang untuk melakukan kekerasan
3) Sosial budaya
Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang
tidak pasti terhadap TB Paru akan menciptakan seolah-olah TB Paru diterima
(permisive).
4) Bioneurologis
Banyak pendapat bahwa kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus temporal
dan ketidakseimbangan neurotransmiter turut berperan dalam terjadinya TB Paru
.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang
lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusasaan,
ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab TB Paru.
Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah
pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/pekerjaan dan kekerasan merupakan
faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula
memicu TB Paru.
Hilangnya harga diri juga berpengaruh pada dasarnya manusia itu mempunyai
kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya
individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas
tersinggung, lekas marah, dan sebagainya. Harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
3. RENTANG RESPON MARAH
Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi oleh
setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak
menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat menimbulkan kemarahan. Respon
terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara yaitu : Mengungkapkan secara verbal,
menekan, dan menantang. Dari ketiga cara ini cara yang pertama adalah konstruktif
sedang dua cara yang lain adalah destruktif. Dengan melarikan diri atau menantang akan
menimbulkan rasa bermusuhan, dan bila cara ini dipakai terus menerus, maka kemarahan
dapat diekspresikan pada diri sendiri dan lingkungan dan akan tampak sebagai depresi dan
psikomatik atau agresif dan ngamuk.
Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif – mal adaptif. Rentang
respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut : (Keliat, 1997, hal 6).
a. Assertif
Mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain, atau tanpa
merendahkan harga diri orang lain.
b. Frustasi
Respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan yang tidak realistis.
Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. Akibat dari ancaman
tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
c. Pasif
Respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang dialami.
d. Agresif
Perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol oleh individu. Orang
agresif biasanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap
orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan
perlakuan yang sama dari orang lain. Tindakan destruktif terhadap lingkungan yang
masih terkontrol.
e. Mengamuk
Rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri. Pada keadaan
ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Tindakan
destruktif dan bermusuhan yang kuat dan tidak terkontrol.
4. TANDA DAN GEJALATB PARU
Yosep (2009) mengemukakanbahwatandadangejalaTB Paruadalahsebagaiberikut:
a. Fisik
1) Mukamerahdantegang
2) Mata melotot/ pandangantajam
3) Tanganmengepal
4) Rahangmengatup
5) Posturtubuhkaku
6) Jalanmondar-mandir
b. Verbal
1) Bicarakasar
2) Suaratinggi, membentakatauberteriak
3) Mengancamsecara verbal ataufisik
4) Mengumpatdengan kata-kata kotor
5) Suarakeras
6) Ketus
c. Perilaku
1) Melemparataumemukulbenda/orang lain
2) Menyerang orang lain
3) Melukaidirisendiri/orang lain
4) Merusaklingkungan
5) Amuk/agresif
d. Emosi
Tidakadekuat, tidakamandannyaman, rasa terganggu, dendamdanjengkel, tidakber-
daya, bermusuhan, mengamuk, inginberkelahi, menyalahkandanmenuntut.
e. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.
f. Spiritual
Merasadiriberkuasa, merasadiribenar, mengkritikpendapat orang lain, menyinggung-
perasaan orang lain, tidakperdulidankasar.
g. Sosial
Menarikdiri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
h. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikandiri, penyimpanganseksual.
5. AKIBAT TB PARU
KliendenganTB Parudapatmelakukantindakan-tindakanberbahayabagidirinya, orang lain
maupunlingkungannya, sepertimenyerang orang lain, memecahkanperabot, membakar-
rumahdll.
6. HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI TB
PARU
a. Mengadakan kegiatan bermanfaat yang dapat menampung potensi dan minat bakat
anggota keluarga yang mengalami risiko TB Paru sehingga diharapkan dapat
meminimalisir kejadian TB Paru.
b. Bekerja sama dengan pihak yang berhubungan dekat dengan pihak-pihak terkait
contohnya badan konseling, RT, atau RW dalam membantu menyelesaiakan konflik
sebelum terjadi tindakan kekerasan.
c. Mengadakan kontrol khusus dengan perawat /dokter yang dapat membahas dan
melaporkan perkembangan anggota keluarga yang mengalami risiko pelaku kekerasan
terutama dari segi kejiwaan antara pengajar dengan pihak keluarga terutama orangtua.
7. PERAN KELUARGA DALAM PENANGANAN TB PARU
a. Mencegahterjadinyaperilakuamuk :
1) Menjalinkomunikasi yang harmonisdanefektifantaranggotakeluarga
2) Salingmemberidukungansecaramorilapabilaadaanggotakeluarga yang be-
radadalamkesulitan
3) Salingmenghargaipendapatdanpolapikir
4) Menjalinketerbukaan
5) Salingmemaafkanapabilamelakukankesalahan
6) Menyadarisetiapkekurangandiridan orang lain danberusahamemperbaikikekuran-
gantersebut
7) Apabila terjadi konflik sebaiknya keluarga memberi kesempatan pada anggota
keluarga untuk mengugkapkan perasaannyauntuk membantu kien dalam
menyelesaikan masalah yang konstruktif.
8) Keluarga dapat mengevaluasisejauhmana keteraturan minum obatanggota dengan
risiko pelaku kekerasan dan mendiskusikan tentang pentingnyaminumobatdalam-
mempercepatpenyembuhan.
9) Keluarga dapat mengevaluasijadwalkegiatanharianataskegiatan yang telahdilatih di
rumah sakit.
10) Keluarga memberipujianataskeberhasilanklien untu mengendalikan marah.
11) Keluargamemberikandukunganselamamasa pengobatan anggota keluarga risiko
pelaku kekerasan.
12) keluargamenyiapkanlingkungan di rumah agar meminimalisir kesempatan
melakukan TB Paru
b. MengontrolPerilakuKekerasaandenganmengajarkanklien :
1) Menariknafasdalam
2) Memukul-mukulbantal
3) Bilaadasesuatu yang tidakdisukaianjurkanklienmengucapkanapa yang
tidakdisukaiklien
4) Melakukankegiatankeagamaansepertiberwudhu’ danshalat
5) Mendampingikliendalamminumobatsecarateratur.
c. BilaKliendalam PK
Memintabantuanpetugasterkaitdanterdekatuntukmembantumembawaklienkerumahsak-
itjiwaterdekat. Sebelumdibawausahakan dan utamakankeselamatandirikliendanpeno-
long.