sp perilaku kekerasan

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena kekerasan semakin marak dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagian individu dapat mengatasi pengalaman akan kekerasannya, namun sebagian besar mencari solusi kepada pihak lain atau mencari jalur hukum untuk memperoleh penyelesaian yang lebih baik. Walaupun demikian, masih banyak individu yang tidak melaporkan kejadian kekerasan yang mereka alami. Hal ini dapat terkait adanya perasaan malu untuk memperoleh bantuan, atau malu akan sanksi sosial dari masyarakat setempat. Bentuk kekerasan yang banyak terjadi di masyarakat adalah kekerasan fisik, tetapi masyarakat sendiri tidak menyadari bahwa penghinaan, cemooh dan kata- kata kasar merupakan bagian dari kekerasan verbal. Efek kekerasan fisik dan verbal akan menyakitkan bagi individu yang mengalaminya, dan dapat saja menimbulkan trauma. Trauma yang terjadi pada korban kekerasan akan berbeda, begitu pula dengan aspek penganganannya yang berbeda, hal ini terkait dengan aspek kepribadian dan kondisi psikologis seseorang. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain 1

Upload: pramudya-yopalika

Post on 07-Dec-2015

104 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

sp perilaku kekerasan

TRANSCRIPT

Page 1: Sp Perilaku Kekerasan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fenomena kekerasan semakin marak dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebagian individu dapat mengatasi pengalaman akan kekerasannya, namun

sebagian besar mencari solusi kepada pihak lain atau mencari jalur hukum

untuk memperoleh penyelesaian yang lebih baik. Walaupun demikian, masih

banyak individu yang tidak melaporkan kejadian kekerasan yang mereka

alami. Hal ini dapat terkait adanya perasaan malu untuk memperoleh bantuan,

atau malu akan sanksi sosial dari masyarakat setempat.

Bentuk kekerasan yang banyak terjadi di masyarakat adalah kekerasan

fisik, tetapi masyarakat sendiri tidak menyadari bahwa penghinaan, cemooh

dan kata-kata kasar merupakan bagian dari kekerasan verbal. Efek kekerasan

fisik dan verbal akan menyakitkan bagi individu yang mengalaminya, dan

dapat saja menimbulkan trauma. Trauma yang terjadi pada korban kekerasan

akan berbeda, begitu pula dengan aspek penganganannya yang berbeda, hal ini

terkait dengan aspek kepribadian dan kondisi psikologis seseorang.

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan

perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).

Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut,

manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik

emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga

menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan

ketergantungan pada orang lain.

Pasien jiwa yang mengalami perilaku kekerasan umumnya tidak dapat

mengendalikan kemarahannya dengan baik. Sehingga emosinya sangat labil

dan membahayakan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Namun pada pasien jiwa dengan perilaku kekerasan yang sudah mampu

bekerja sama dengan perawat hendaknya diajarkan tentang perilaku kekerasan

1

Page 2: Sp Perilaku Kekerasan

yang pasien alami, mulai dari stimulasi penyebab kemarahannya, tanda dan

gejala kemarahannya, yang dilakukannya saat marah atau perilaku

kekerasannya, dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya dan juga

cara mencegah perilaku kekerasan baik dengan cara kegiatan fisik, interaksi

sosial, kegiatan spiritual maupun dengan cara patuh minum obat agar perilaku

kekerasan yang dilakukannya dapat terkendali dengan baik.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Klien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.

b. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.

c. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial.

d. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual

yang biasa dilakukannya.

e. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum

obat.

2

Page 3: Sp Perilaku Kekerasan

BAB II

ISI

1.1 STRATEGI PELAKSANAAN PERILAKU KEKERASAN

A. Gambaran Kasus

Nn.A berumur 20 tahun yang bertempat tinggal di jalan Tembalang

Selatan VII No.6, Semarang. Ia dibawa ke RSJD Dr Amino Gondohutomo

Semarang pada tanggal 6 Juni 2012 , dengan alasan ibu klien mengatakan

bahwa Nn.A sering berteriak, marah-marah dan memukul dirinya sendiri.

Sebelumnya sekitar 3 bulan yang lalu klien pernah dibawa oleh

keluarganya ke paranormal dengan alasan yang sama, karena keluarga klien

berpikir bahwa anaknya di guna-guna oleh kekasihnya, setelah di bawa

kesana ternyata klien tidak kunjung sembuh. Pada akhirnya keluarga klien

mengatakan bahwa klien mengalami gangguan jiwa sejak ia diputuskan dan

dapat perlakuan kasar dari kekasih nya yang sudah menjalin hubungan sekitar

3 tahun.

B. Proses keperawatan

1. Kondisi klien

a. Data subyektif :

1) Klien mengungkapkan perasaannya seperti marah dan jengkel

kepada orang lain, ingin membunuh, ingin membak Aar atau

mengacak-acak lingkungannya.

2) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. Klien suka

membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika

sedang kesal atau marah. Riwayat perilaku kekerasan atau

gangguan jiwa lainnya.

b. Data objektif :

1) Klien lebih suka mengamuk, merusak dan melempar barang-

barang, melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang

disekitarnya.

3

Page 4: Sp Perilaku Kekerasan

2) Mata merah, wajah agak merah. Nada suara tinggi dan keras,

bicara menguasai. Ekspresi marah saat membicarakan orang,

pandangan tajam. Merusak dan melempar barang barang.

C. Tujuan Umum

Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan baik secara

fisik, sosial atau verbal, spiritual, dan terapi psikoformatika.

D. Tujuan Khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

2. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan.

3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.

4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dapat dilakukan.

5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

6. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.

7. Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan.

E. Pengkajian

1. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah sesuatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk

melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi

ini maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan

pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat

terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku

kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan.

2. Tanda dan Gejala

Data perilaku kekerasan yang dapat diperoleh melalui observasi atau

wawancara tentang perilau berikut ini:

a) Muka merah dan tegang

b) Pandangan tajam

c) Mengatupkan rahang yang kuat

4

Page 5: Sp Perilaku Kekerasan

d) Jalan mondar-mandir

e) Mengepalkan tangan

f) Bicara kasar

g) Suara tinggi, menjerit atau berteriak

h) Mengancam secara verbal atau fisik

i) Merusak barang atau benda

j) Tidak mempunyai kemampuan mencegah atau mengontrol perilaku

kekerasan

k) Melempar atau memukul benda/orang lain

3. Diagnosa Keperawatan

Resiko mencelakai dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan yang

berhubungan dengan perilaku kekerasan.

4. Tindakan Keperawatan

a) Tujuan

1. Pasien dapat mengidentifikasikan penyebab perilaku kekerasan

2. Pasien dapat mengidentifikasikan tanda-tanda perilaku kekerasan

3. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah

dilakukannya

4. Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang

dilakukannya

5. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku

kekerasannya

6. Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara

fisik, spiritual, sosial, dan terapi psikofarmaka

b) Tindakan

1. Bina hubungan saling percaya

Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan

agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan

5

Page 6: Sp Perilaku Kekerasan

kita. Tindakan yang harus kita lakukan dalam rangka membina

hubungan saling percaya adalah :

a. Mengucapkan salam Terapeutik

b. Berjabat tangan

c. Menjelaskan tujuan interaksi

d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu

pasien

2. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini

dan yang lalu.

3. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku

kekerasan

a. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik

b. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara

psikologis

c. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial

d. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual

e. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara

intelektual

4. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan pada saat marah secara:

a. Verbal

b. Terhadap orang lain

c. Terhadap diri sendiri

d. Terhadap lingkungan

5. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya

6. Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan

secara:

a. Fisik: Pukul kasur dan bantal,tarik nafas dalam

b. Obat

c. Social/Verbal:menyatakan secara asertif rasa marah nya

d. Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien

7. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik:

6

Page 7: Sp Perilaku Kekerasan

a. Latihan nafas dalam dan pukul kasur atau boneka

b. Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur atau boneka

8. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal

a. Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak

dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan

dengan baik

b. Susun jadwal latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal

9. Latih mengontrol erilaku kekerasan secara spiritual:

a. Latih mengontrol marah secara spritual: sholat,doa

b. Buat jadwal latihan sholat, berdoa

10. Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:

a. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima

benar (benarnama pasien, benar nama obat, benar cara minum

obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai

penjelasan gunaobat dan akibat berhenti minum obat.

b. Susun jadwal minum obat secara teratur

11. Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi

Persepsi mengontrol perilaku kekerasan

5. Proses Pelaksanaan

Sesi 1 : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab

perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku

kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara

fisik I

A. Tujuan

1. Pasien dapat mengidentifikasikan penyebab perilaku kekerasan

2. Pasien dapat mengidentifikasikan tanda-tanda perilaku

kekerasan

3. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah

dilakukannya

4. Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang

dilakukannya

7

Page 8: Sp Perilaku Kekerasan

5. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku

kekerasannya

6. Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya

secara fisik I

B. Langkah kegiatan

1. Persiapan

1) Masalah utama : Perilaku Kekerasan

2) Pertemuan ke : I

3) Hari/tanggal : 7 Juni 2012

4) Jam : 09.00 WIB

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

- Salam dari terapis kepada klien.

Assalamualikum mbak. Waah hari ini mbak kelihatan

segar sekali.

b. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).

Perkenalkan nama saya Pramudya Yopalika bisa di panggil

Lika saya perawat yang dinas di ruangan ini mbak. Hari ini

saya dinas pagi dari jam 08.00-13.00. Saya yang akan merawat

mbak di Rumah sakit ini. Nama mbak siapa? Senang nya di

panggil apa?

c. Evaluasi/validasi

- Menanyakan perasaan klien saat ini.

Bagaimana perasaan mbak A hari ini ? Masih ada

perasaan kesal atau marah di hati mbak A?

d. Kontrak

1) Topik

Baiklah kita akan berbincang-bincang sebentar ya mbak A

tentang perasaan marah mbak A, apakah mbak A

bersedia?

8

Page 9: Sp Perilaku Kekerasan

2) Waktu

Berapa lama mbak A kita berbincang-bincang?

Bagaimana kalau 20 menit?

3) Tempat

Dimana enaknya kita duduk berbincang-bincang mbak A?

Apakah di taman atau disini saja? Bagaimana kalau disini

saja mbak A?

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan penyebab marah.

Apa yang menyebabkan mbak A itu merasa marah? Apakah

sebelumnya mbak A pernah marah? Terus penyebabnya apa?

Samakah dengan sekarang? Oh iya jadi ada 2 penyebab

marahnya ya mbak A?

b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat

terpapar oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan

terjadi.

Pada saat mbak A marah itu ada, seperti pada saat pacar mbak

A memukul mbak A, apa yang mbak A rasakan?(tunggu respon

klien)

Apakah mbak A merasakan kesal kemudian dada mbak A

berdebar-debar,mata melotot,rahang terkatup dan tangan

mengepal?

c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan

klien (verbal, merusak lingkungan, mencederai/memukul

orang lain, dan memukul diri sendiri.

Setelah itu apa yang mbak A lakukan? Oh. Iya, jadi mbak

A memukul tubuh mbak A sendiri dan berteriak? Apakah

dengan cara itu pacar mbak A akan meminta maaf ke

mbak A? Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang mbak A

lakukan? Betul, badan mbak A jadi terasa sakit kan?

Menurut mbak A ada cara yang lain yang lebih baik

tidak? Maukah mbak A belajar cara mengungkapkan

kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?

9

Page 10: Sp Perilaku Kekerasan

d. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan

yang tidak berbahaya (terapis mengajarkan dan memberi

contoh untuk melakukan cara yang baik untuk

menghilangkan rasa marah)

Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan mbak A.

Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui

kegiatan fisik disalurkannya marah.

Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu

cara dulu ya? Mau ya mbak A? Begini caranya mbak A,

kalau tanda-tanda marah tadi sudah mbak A rasakan

maka mbak A berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan

sebentar, lalu keluarkan atau tiup secara perlahan-lahan

melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba

lagi mbak A, tari hidung, bagus mbak A hebat.. tahan, dan

tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali

mbak A, mbak A sudah bisa melakukannya. Bagaimana

perasaannya sekarang?

Nah, sebaiknya latihan ini mbak A lakukan secara rutin,

sehingga bisa sewaktu-waktu rasa marahitu muncul mbak

A sudah terbiasa melakukan nya.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

Bagaimana perasaan mbak A setelah berbincang-bincang

tentang kemarahan mbak A?

Iya jadi ada 2 penyebab mbak A marah ya, yang pertama

karena mbak A sering di pukuli oleh kekasih mbak A dan

yang kedua yaitu mbak A sering di putusin tanpa alasan

yang jelas. Lalu perasaan setelah mbak A dapat perlakuan

itu, mbak A merasa kesal dan marah dan mengakibatkan

mbak A sering memukul diri mbak A sendiri untuk

mrnghindari rasa kesal.

10

Page 11: Sp Perilaku Kekerasan

b. Tindak lanjut

Nanti selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi ya mbak A

penyebab marah mbak A yang lalu, apa yang mbak A

lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan

lupa ya mbak A latihan napas dalamnya. Sekarang kita

buat jadwal latihan nya ya mbak A, berapa kali sehari

mbak A mau latihan napas dalam? Mau jam berapa saja

mbak A?

c. Kontrak yang akan datang

Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita

latihan cara yang lain untuk mencegah/mengontrol

marah. Tempatnya disini saja ya mbak A. selamat

beristirahat ya mbak A Assalamualaikum..

SP 2 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik

ke-2

a. Evaluasi latihan nafas dalam

b. Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal

c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua

A. Tujuan

Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara

fisik II

B. Langkah kegiatan

1. Persiapan

1) Masalah utama : Perilaku Kekerasan

2) Pertemuan ke : II

3) Hari/tanggal : 7 Juni 2012

4) Jam : 11.00 WIB

2. Orientasi

11

Page 12: Sp Perilaku Kekerasan

a. Salam terapeutik

Assalamualaikum mbak A, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi

b. Perkenalkan nama

Masih ingat ya mbak A nama saya? Ya benar sekali, saya

perawat Lika

c. Evaluasi/validasi

Bagaimana perasaan mbak A saat ini, adakah hal yang

menyebabkan mbak A marah dan kesal?

d. Kontrak

1) Topik

Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol

perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang

kedua

2) Waktu

Mau berapa lama mbak A? Bagaimana kalau 20 menit?

3) Tempat

Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau

di taman?

3. Tahap kerja

Nanti kalau ada yang menyebabkan mbak A marah dan

muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain

napas dalam mbak A bisa melakukan pukul kasur dan bantal

Sekarang mari mbak A kita latihan memukul kasur dan

bantal. Mari kita ke kamar mbak A, dimana kamarnya? Jadi

nanti kalau mbak A kesal dan ingin marah, langsung ke kamar

dan lampiaskan kemarahan dengan memukul kasur dan bantal

ya mbak A. Ayo mbak A coba lakukan, pukul kasur dan bantal.

Ya, mbak A bagus sekali melakukannya.

Tadi jika mbak A ingin marah dapat dilampiaskan kemana

mbak A? Ya benar sekali, kekesalan dapat dilampiaskan ke

kasur atau bantal

12

Page 13: Sp Perilaku Kekerasan

Nah selain napas dalam, cara inipun dapat dilakukan secara

rutin jika mbak A merasakan marah. Kemudian setelah

melakukannya, jangan lupa dirapikan lagi tempat tidurnya.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

Bagaimana perasaan mbak A setelah melakukan latihan

cara menyalurkan marah tadi?

b. Tindak lanjut

Ayo, sudah ada berapa cara yang kita latih? Coba mbak A

sebutkan lagi? Bagus sekali!

Mari kita masukkan ke jadwal sehari-hari mbak A, Pukul

kasur mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap mbak A

bangun tidur? Baik, jadi jam 05.00 pagi dan jam 16.00

sore. Nanti kalau ada perasaan marah yang tiba-tiba

menyerang mbak A, bisa gunakan kedua cara tadi ya

mbak A. Sekarang kita buat jadwalnya ya mbak A, mau

berapa kali sehari mbak A latihan memukul kasur dan

bantal serta tarik nafas dalam ini?

e. Kontrak yang akan datang

Besok pagi kita akan latihan cara mengontrol marah

dengan belajar bicara yang baik. Mau jam berapa mbak

A? Baik, jam 10 pagi ya. Selamat istirahat mbak A,

Assalamualaikum.

SP 3 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara

sosial/verbal:

a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik

13

Page 14: Sp Perilaku Kekerasan

b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan

baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik.

c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal

A. Tujuan

Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara

sosial/verbal

B. Langkah kegiatan

1. Persiapan

1) Masalah utama: Perilaku Kekerasan

2) Pertemuan ke : III

3) Hari/tanggal : 8 Juni 2012

4) Jam : 10.00 WIB

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Assalamualaikum mbak A, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita bertemu lagi

b. Perkenalkan nama

Masih dengan saya ya mbak A, perawat Lika

c. Evaluasi/validasi

Bagaimana mbak A? Apakah sudah dilakukan latihan

nafas dalam dan pukul kasur bantal? Apa yang dirasakan

setelah latihan secara teratur?

d. Kontrak

1) Topik

Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara

untuk mencegah marah?

2) Waktu

Berapa lama mbak A kita akan berbincang-bincang?

Bagaimana kalau 15 menit?

14

Page 15: Sp Perilaku Kekerasan

3) Tempat

Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Di tempat

yang sama atau berbeda? Baiklah kalau begitu di

tempat yang sama saja ya mbak A?

3. Tahap kerja

Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah

marah. Kalau marah sudah dusalurkan melalui tarik nafas

dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka

kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah.

Ada tiga caranya mbak A:

1) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara

yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar.

Kemarin mbak A bilang penyebab marahnya karena

diputusin tidak jelasm oleh pcarnya. Coba mbak A tanya

dengan baik: “Apa yang salah dengan saya sehingga

kamu meninggalkan saya begitu saja?”. Coba mbak A

praktekkan, bagus sekali mbak A.

2) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan mbak

A tidak ingin melakukannya, katakan: “Maaf saya tidak

bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan”. Coba

mbak A praktekkan. Bagus mbak A

3) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan

orang lain yang membuat kesal mbak A dapat

mengatakan: “Saya jadi marah karena perkataanmu itu”.

Coba praktekkan. Ya bagus.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

15

Page 16: Sp Perilaku Kekerasan

Bagaimana perasaan mbak A setelah kita bercakap-cakap

tentang cara mengontrol marah dengan baik tadi?

b. Tindak lanjut

Coba mbak A sebutkan lagi cara bicara yang baik yang

telah kita pelajari!

Bagus sekali, sekarang mari kira masukkan dalam jadwal.

Berapa kali sehari mbak A mau latihan bicara yang baik?

Bisa kita buat jadwalnya?

Coba masukkan dalam jadwal sehari-hari, misalnya

meminta obat, uang, dll. Bagus nanti kita coba ya mbak A.

c. Kontrak waktu yang akan datang

Bagaimana kalau tiga jam lagi kita ketemu lagi?

Nanti kita akan bicarakan cara lain untuk mengatasi rasa

marah mbak A yaitu dengan cara ibadah, mbak A setuju?

Mau dimana mbak A? Disini lagi? Baik sampai nanti ya

mbak A. Assalamualaikum.

SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara

spiritual

a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik

dan sosial/verbal

b. Latihan sholat/berdoa

c. Buat jadual latihan sholat/berdoa

A. Tujuan

Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara

spiritual

B. Langkah kegiatan

1. Persiapan

16

Page 17: Sp Perilaku Kekerasan

1) Masalah utama: Perilaku Kekerasan

2) Pertemuan ke : IV

3) Hari/tanggal : 8 Juni 2012

4) Jam : 13.00 WIB

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Assalamualaikum mbak A, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi.

Baik, yang mana yang mau dicoba?b. Perkenalkan nama

Bertemu lagi dengan saya ya mbak A, perawat Lika

c. Evaluasi/validasi

Bagaimana mbak A, latihan apa yang sudah dilakukan?

Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara

teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya?

Apakah sudah berkurang?

d. Kontrak

1) Topik

Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk

mencegah marah yaitu dengan ibadah?

2) Waktu

Berapa lama kita akan berbincang-bincang?

Bagaimana kalau 15 menit?

3) Tempat

Dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana

kalau di tempat tadi?

3. Tahap kerja

17

Page 18: Sp Perilaku Kekerasan

Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa mbak A lakukan?

Bagus. Yang mana yang mau kita coba?

Nah, kalau mbak A sedang marah coba mbak A langsung

duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya

rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air

wudhu kemudian sholat.

Mbak A bisa melakukan sholat secara teratur untuk

meredakan kemarahan.

Coba mbak A sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba

yang mana? Coba sebutkan langkah-langkah yang harus kita

lakukan sebelum sholat. Ya baik sekali mbak A.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

Bagaimana perasaan mbak A setelah kita bercakap-cakap

tentang cara yang ketiga ini?”

b. Tindak lanjut

Jadi sudah berapa cara yang kita pelajari untuk

mengontrol marah? Bagus.

Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal

kegiatan mbak A. Mau berapa kali mbak A sholat? Baik

kita masukkan sholat...... dan ........ (sesuai kesepakatan

pasien).

Coba mbak A sebutkan lagi cara ibadah yang dapat

dilakuakan bila tiba-tiba mbak A merasa marah.

Setelah ini coba mbak A lakukan jadwal sholat sesuai

jadwal yang kita buat tadi.

c. Kontrak waktu yang akan datang

Besok kita ketemu lagi ya mbak A, nanti kita bicarakan

cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh

minum obat.. Mau jam berapa mbak A? Seperti sekarang

18

Page 19: Sp Perilaku Kekerasan

saja, jam 1 siang setelah makan bagaimana? Baiklah

kalau begitu.

Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat

yang benar untuk mengontrol rasa marah bapak, setuju

mbak A? Kalau begitu sampai jumpa. Assalamualaikum

SP 5 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat

a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah

marah yang sudah dilatih.

b. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar

(benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat,

benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan

guna obat dan akibat berhenti minum obat.

c. Susun jadual minum obat secara teratur

A. Tujuan

Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara

terapi psikofarmaka

B. Langkah kegiatan

1. Persiapan

1) Masalah utama : Perilaku Kekerasan

2) Pertemuan ke : V

3) Hari/tanggal : 9 Juni 2012

4) Jam : 13.00 WIB

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Assalamualaikum mbak A, sesuai dengan janji saya kemarin kita bertemu lagi.

b. Perkenalkan nama

Sudah hafal dengan nama saya kan mbak A? Ya benar,

saya perawat Lika

19

Page 20: Sp Perilaku Kekerasan

c. Evaluasi/validasi

Bagaimana mbak A, sudah dilakukan latihan tarik nafas

dalam, pukul kasur bantal, bicara baik serta sholat? Apa

yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?

Coba kita cek kegiatan yang sudah mbak A lakukan.

d. Kontrak

1) Topik

Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan

tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol

rasa marah?

2) Waktu

Berapa lama mbak A mau kita berbincang-bincang?

Bagaimana kalau 15 menit?

3) Tempat

Dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana

kalau di tempat kemarin?

3. Tahap kerja

Mbak A sudah dapat obat dari dokter?

Berapa macam obat yang mbak A minum? Warna apa saja?

Coba sebutkan. Bagus! Jam berapa mbak A minum? Bagus!

Obatnya ada tiga macam mbak A, yang warna oranye

namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih ini

namanya THP agar rileks dan tegang, dan yang merah jambu

ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah

berkurang. Semuanya ini harus mbak A minum 3 kali seharu

jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.

Bila nanti setelah meminum obat ini mulut mbak A terasa

kering, untuk membantu mengatasinya mbak A bisa

menghisap-hisap es batu.

Apabila mata mbak A terasa berkunang-kunang sebaiknya

istirahat dan jangan beraktivitas dulu.

20

Page 21: Sp Perilaku Kekerasan

Nanti di rumah sebelum minum obat ini mbak A lihat dulu

label di kotak obat apakah benar nama mbak A tertulis disitu,

berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus

diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar?

Disini minta obantnya pada suster kemudian cek lagi apakah

benar obatnya.

Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum

berkonsultasi dengan dokter ya mbak A, karena dapat terjadi

kekambuhan.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

Bagaimana perasaan mbak A setelah kita bercakap-cakap

tentang cara minum obat yang benar?

b. Tindak lanjut

Coba mbak A sebutkan lagi jenis obat yang mbak A

minum! Bagaimana cara minum obat yang benar? Bagus.

Nah sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang

kita pelajari? Sekarang kita tambahkan jadwal

kegiatannnya dengan minum obat. Jangan lupa

laksanakan semua dengan teratur ya.

c. Kontrak waktu yang akan datang

Baik, besok kita ketemu kembali untuk melihat

sejauhmana mbak A melaksanakan kegiatan dan

sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai

berjumpa besok mbak A. Assalamualaikum.

21