sap demam reumatik

14
SATUAN ACARA PENGAJARAN DEMAM REUMATIK ( RHD ) Topik : Cara pencegahan Demam Reumatik Sasaran : Masyarakat Hari / tanggal : Selasa, 20 September 2011 Waktu : 11.00 – 11.35 WITA Tempat : Desa adat tonja A. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN 1. TUJUAN UMUM Setelah di lakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit, masyarakat di harapkan dapat mengetahui definisi arterosklerosis, penatalaksanaanya dan pencegahannya. 2. TUJUAN KHUSUS Setelah di lakukan pendidikan kesehatan selama 1x45 menit, keluarga pasien mengerti apa yang telah di sampaikan dengan kriteria hasil : 1

Upload: trisa-bea-beo

Post on 17-Nov-2015

98 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENGAJARANDEMAM REUMATIK ( RHD )

Topik : Cara pencegahan Demam Reumatik Sasaran : MasyarakatHari / tanggal: Selasa, 20 September 2011Waktu : 11.00 11.35 WITATempat : Desa adat tonja

A. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN1. TUJUAN UMUMSetelah di lakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit, masyarakat di harapkan dapat mengetahui definisi arterosklerosis, penatalaksanaanya dan pencegahannya.2. TUJUAN KHUSUSSetelah di lakukan pendidikan kesehatan selama 1x45 menit, keluarga pasien mengerti apa yang telah di sampaikan dengan kriteria hasil :1. Masyarakat dapat menjelaskan pengertian demam reumatik dengan benar.2. Masyarakat dapat menyebutkan penyebab terjadinya demam reumatik dengan benar.3. Masyarakat dapat menyebutkan patofisiologi demam reumatik dengan benar.4. Masyarakat dapat menyebutkan pencegahan demam reumatik dengan benar.5. Masyarakat dapat menyebutkan penanganan demam reumatik dengan benarB. MATERI1. PENGERTIAN DEMAM REUMATIK2. PENYEBAB DEMAM REUMATIK3. PATOFIOLOGI DEMAM REUMATIK4. PENCEGAHAN DEMAM REUMATIK5. PENANGANAN DEMAM REUMATIKC. METODE1. Ceramah2. DiskusiD. MEDIALCD, laptop, leaflet

E. KEGIATAN PENYULUHAN

NOTAHAPWAKTUKEGIATAN

PERAWATPESERTA

1.Pembukaan5 menit1. Memberikan salam2. Memperkenalkan diri3. Menyampaikan tujuan4. Menyepakati kontrak waktu5. Apersepsi tentang Demam Reumatik1. Peserta menjawab salam2. Peserta mendengarkan3. Peserta mendengarkan4. Peserta menjawab menyepakati kontrak5. Peserta menjawab dengan benar

2.Pelaksanaan20 menit1. Menjelaskan isi materi2. Mengevaluasi secara verbal pada peserta penkes1. Peserta mendengarkan secara seksama2. Peserta menjawab beberapa pertanyaan yang di lontarkan

3.Penutup10 menit1. Menyampaikan hasil kegiatan2. Mengakhiri kegiatan dengan salam1. Peserta memperhatikan2. Peserta menjawab salam

F. EVALUASI1) EVALUASI STRUKTURa) SAP sudah siap satu hari sebelum di laksanakan kegiatanb) Alat dan tempat siapc) Sudah di bentuknya struktur pembagian perand) Perencanaan pendidikan kesehatan yang sesuai dan tepate) Perawat dan peserta siap2) EVALUASI PROSESa) Alat dan tempat bisa di gunakan sesuai rencanab) Peserta mau atau bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah direncanakan.3) EVALUASI HASILa) Masyarakat dapat menjelaskan pengertian demam reumatik dengan benarb) Masyarakat dapat menyebutkan tanda dan gejala demam raumatik dengan benarc) Masyarakat dapat menyebutkan penyebab terjadinya demam reumatik dengan benard) Masyarakat dapat menyebutkan pencegahan demam reumatik dengan benare) Masyarakat dapat menyebutkan penatalaksanaan demam reumatik dengan benar

G. DAFTAR PUSTAKASudoyono Aru W. dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi V. Jakarta : Internal PublishingBrunner & Suddarth. 2007. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 Vol II. Jakarta : EGCDoenges Mariliynn E. dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarata : EGCUdjianti Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medikahttp://asuhan keperawatan demam rematik.com

LAMPIRAN MATERI1. DIFINISIRematoid heart disease ( RHD ) adalah suatu penyakit peradangan autoimun yang mengenai jaringan konektif seperti pada jantung,tulang, jaringan subcutan pembuluh darah dan pada sistem pernapasan yang diakibatkan oleh infeksi streptococcus hemolitic-b grup A.

2. PENYEBAB / ETIOLOGIPenyebab secara pasti dari RHD belum diketahui, namun penyakit ini sangat berhubungan erat dengan infeksi saluran napas bagian atas yang disebabkan oleh streptococcus hemolitik-b grup A yang pengobatanya tidak tuntas atau bahkan tidak terobati. Pada penelitian menunjukan bahwa RHD terjadi akibat adanya reaksi imunologis antigen-antibody dari tubuh.Antibody yang melawan streptococcus bersifat sebagai antigen sehingga terjadi reaksi autoimun.Terdapat faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada reaksi timbulnya RHD , yaitu :a) Faktor-faktor pada individu Faktor GenetikMeskipun pengetahuan tentang faktor genetik pada RHD ini tidak lengkap namun pada umumnya ada pengaruh faktor keturunan pada proses terjadinya RHD, walaupun cara penurunanya belum dapat dipastikan. Jenis KelaminDulu sering dinyatakan bahwa RHD lebih sering terjadi pada anak wanita daripada anak laki-laki. Golongan Etnik dan RasData di Amerika menunjukan bahwa serangan awal maupun serangan ulangan lebih sering terjadi pada orang berkulit hitam dibandingkan orang berkulit putih UmurRHD paling sering terjadi pada anak-anak berumur antara 6- 15 tahun ( usa sekolah ) dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasanya ditemukan pada anak sebelum berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun

b) Faktor-faktor lingkungan Keadaan sosial ekonomi yang burukKeadaan sosial ekonomi yang buruk adalah sanitasi lingkungan yang buruk, rumah dengan penghuni yang padat, rendahnya pendidikan sehingga pemahaman untuk segera mencari pengobatan anak yang menderita infeksi tenggorokan sangat kurang ditambah pendapatan yang rendah sehingga biaya perawatan kesehatan kurang

Iklim dan geografisRHD adalah penyakit kosmopolit. Penyakit ini terbanyak didapatkan pada daerah beriklim sedang,tetapi data akhir-akhir ini menunjukan bahwa daerah tropispun mempunyai insiden yang tinggi. Didaerah yang letaknya tinggi, insiden RHD lebih tinggi daripada dataran rendah CuacaPerubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insiden infeksi saluran napas atas meningkat, sehingga mengakibatkan kejadian RHD juga dapat meningkat

3. PATOFISIOLOGIHubungan yang pasti antara infeksi streptokokus dan demam rematik akut tidak diketahui. Cedera jantung bukan merupakan akibat langsung infeksi, seperti yang ditunjukkan oleh hasil kultur streptokokus yang negative pada bagian jantung yang terkena. Fakta berikut ini menunjukkan bahwa hubungan tersebut terjadi akibat hipersensitifitas imunologi yang belum terbukti terhadap antigen-antigen streptokokus :1) Demam rematik akut terjadi 2-3 minggu setelah faringitis streptokokus, sering setelah pasien sembuh dari faringitis.2) Kadar antibody anti streptokokus tinggi (antistreptolisin o, anti DNase, anti hialoronidase ) terdapat pada pasien demam rematik akut.3) Pengobatan dini faringitis streptokokus dengan penisilin menurunkan resiko demam rematik akut.4) Immunoglobulin dan komplemen terdapat pada permukaan membrane sel-sel miokardium yang terkena.Hipersensitifitas kemungkinan bersifat imunologik, tetapi mekanisme demam rematik akut masih belum diketahui. Adanya antibody-antibodi yang memiliki aktifitas terhadap antigen streptokokus dan sel-sel miokardium menunjukkan kemungkinan adanya hipersensitifitas tipe II yang diperantarai oleh antibody reaksi silang. Adanya antibody-antibodi tersebut di dalam serum beberapa pasien yang kompleks imunnya terbentuk untuk melawan antigen-antigen streptokokus menunjukkan hipersensitifitas tipe III.

4. PENCEGAHANJika kita lihat di atas bahwa penyakit jantung paru sangat mungkin terjadi dengan adanya kejadian awal yaitu demam rematik (DR). tentu saja pencegahan yang terbaik adlah bagaimana upaya kita jangan sampai mengalami demam rematik (terserang infeksi kuman streptokokus beta hemolyticus ). Ada beberapa factor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya factor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi penyakit ini. Variasi cuaca juga mempunyai peranan yang besar dalam terjadinya infeksi streptokokus untuk terjadi DR.Seseorang yang terinfeksi kuman streptokokus beta hemolyticus dan mengalami demam rematik harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan penyakit jantung rematik.

5. THERAPY / PENATALAKSANAANTata laksana RHD aktif atau reaktifitas adalah sebagai berikut : Tirah baring dan mobilisasi bertahap sesuai dengan keadaan jantungnya.

KelompokKlinisTirah baring( minggu )Mobilisasi bertahap( minggu)

- Karditis ( - )- Artritis ( + ) 2 2

- Karditis ( + )- Kardiomegali (-)

4 4

Karditis ( + ) Kardiomegali(+) 6 6

karditis ( + ) Gagal jantung (+ ) > 6 > 12

Eradikasi dan selanjutnya pemberian profilaksis terhadap kuman sterptococcus dengan pemberian injeksi Benzatine penisillin secara intramuskuler. Bila berat badan lebih dari 30 kg diberikan 1,2 juta unit dan jika kurang dari 30 kg diberikan 600.000-900.000 Unit. Untuk antiradang dapat diberikan obat salisilat atau prednison tergantung keadaan klinisnya. Salisilat diberikan dengan dosis 100 mg/kg BB/hari selama kurang lebih 2 minggu dan 25 mg/ Kg BB/hari selama 1 bulan. Prednison diberikan selama kurang lebih 2 minggu dan teppering off ( dikurangi bertahap ). Dosis awal prednison 2 mg/ kg BB/hari. Pengobatan rasa sakit dapat diberikan analgetik Pengobatan terhadap khorea hanya untuk symtomatik saja, yaitu klorpromazin,diazepam atau haloperidol. Dari pengalaman ternyata khorea ini akan hilang dengan sendirinya dengan tirah baring dan eradikasi. Pencegahan komplikasi dari carditis misal adanya tanda-tanda gagal jantung dapat diberikan terapi digitalis dengan dosis 0,04-0,06 mg/kg BB. Pemberian diet bergizi tinggi mengandung cukup vitamin

10