demam reumatik

41
Demam Reumatik Aida Alawiyah Ihda Fakhriayana Ijang Awaludin Moh Khaerul Efendi Nurhamidah Rangkuti

Upload: moh-khaerul-efendi

Post on 30-Dec-2014

50 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

demam reuma

TRANSCRIPT

Page 1: Demam Reumatik

Demam Reumatik

Aida AlawiyahIhda FakhriayanaIjang AwaludinMoh Khaerul EfendiNurhamidah Rangkuti

Page 2: Demam Reumatik

Pengertian

Demam Reumatik adalah peradangan yang terjadi pada tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus beta hemolyticus grup A. Pada peradangan ini ada beberapa bagian tubuh lain yang terserang seperti persendian, kulit, dan jantung. Biasanya peradangan ini terjadi pada anak usia 5 – 15 tahun dan juga sangat rentan pada anak dengan gizi kurang baik.

Page 3: Demam Reumatik

Faktor Resiko Demam Reumatik

Faktor genetik/keturunan -> Hipersensitif imunitas

Faktor umur -> 5-15 tahun

Faktor nutrisi -> Gizi kurang baik (ekonomi lemah)

Page 4: Demam Reumatik

Ciri – Ciri Demam Reumatik

• Demam, umumnya tidak terlalu tinggi sekitar 38°C.• Ada keluhan radang tenggorokan yang ditandai dengan nyeri

dan kadang–kadang disertai batuk-batuk.• Biasanya ada batuk – batuk kecil tanpa disertai dengan pilek• Dapat disertai pembesaran kelenjar getah bening di leher

Tanda-tanda demam rematik biasanya timbul 2-3 minggu setelah infeksi tenggorokan

bermula

Page 5: Demam Reumatik

Gejala-Gejala Demam Reumatik

• Gejala radang sendi -> Pembengkakan, kemerahan, hangat, nyeri

• Gejala radang otak -> Chorea• Gejala radang kulit -> Eritema marginatum, benjolan-benjolan

kecil di bawah kulit• Gejala radang jantung -> Pada katup jantung -> Katup menjadi

kaku : sesak napas, jantung cepat, nyeri dada

Page 6: Demam Reumatik

PATOFISIOLOGI

Page 7: Demam Reumatik

Sterptococus beta

group A

ISPAfaringitis

Sel B

Sel Tmemproduksi antistreptococal

antibodi

aktif oleh streptokokus

antigen

Bereaksi silang

Page 8: Demam Reumatik

PENGKAJIAN

Page 9: Demam Reumatik

I. Riwayat kesehatan

• Keluhan utama. Badan panas, nyeri, dan pembengkakan sendi

• Riwayat penyakit dahulu.Tidak pernah mengalami penyakit yang sama, hanya demam biasa

• Riwayat penyakit sekarang.Kardiomegali, bunyi jantung muffled dan perubahan EKG

Page 10: Demam Reumatik

Kriteria Mayor* Kriteria Minor

Karditis

Poliartritis migrans

Eritema marginatum

Khorea

Nodulus Subkutan

Demam

Artralgia

Kenaikan reaktan fase akut (LED,

PCR)

Interval P-R memanjang pada

EKG

Plus

Bukti adanya infeksi streptococcus grup A sebelumnya

Page 11: Demam Reumatik

II. Pemeriksaan fisiksering didapatkan eksudat di tonsil yang menyertai tanda-tanda peradangan lainnya.

Kelenjar getah bening submandibular seringkali

membesar.

Pada pemeriksaan fisik dengan bantuan stetoskop mungkin akan terdengar bunyi jantung tambahan

(murmur).

Kaji TTV Kaji adanya lesi pada kulit

Kaji adanya nyeri pada

sendi

Page 12: Demam Reumatik

III. Data SubjektifKeluhan berupa demam

batuk

rasa sakit waktu menelan, muntah, dan bahkan pada anak kecil dapat terjadi diare.

Ada riwayat infeksi saluran nafas.

Nyeri persendian dan demam

Anak menjadi lesu

Anoreksia

Artralgia

Kadang anak mengalami nyeri perut yang hebat

nafsu makannya berkurang

Page 13: Demam Reumatik

Peningkatan suhu tubuh biasanya terjadi pada sore hari, adanya riwayat infeksi saluran nafas, tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat, respirasi meningkat, bunyi jantung melemah dengan irama derap diastole

Batuk non produktif, pistaksis

Arthralgia, kelemahan otot

Nyeri abdomen, kehilangan nafsu makan, kehilangan berat badan

IV. Data Objektif

Page 14: Demam Reumatik

Manifestasi khusus:1. Carditis:a. Takikardiab. Kardiomegalic. Suara murmurd. Perubahan suara jantunge. Perubahan ECG (PR memanjang)f. Precordial paing. Precardial friction rub

2. Polyarthritisa. Bengkak persendian, panas, kemerahan, nyeri tekan.b. Menyebar pada sendi lutut, siku, bahu, lengan.

5. Eritema marginatum:a. Makula kemerahan umum pada batang tubuh dan telapak tangan.b. Makula dapat berpindah lokasi tidak permanenc. Makula bersifat non pruritus

4. Khorea:a. Pergerakan ireguler pada ekstremitas, involunter.b. Involunter mimik wajahc. Gangguan bicarad. Emosi labile. Kelemahan ototf. Ketegangan otot bila cemas, hilang bila istirahat.

3. Nodul subcutaneous:a. Bengkak pada kulit, teraba lunak.b. Muncul sesaat, pada umumnya langsung diserap.c. Terdapat pada permukaan ekstensor persendian

Page 15: Demam Reumatik

Pengkajian dilihat dari sistem a. Sistem pernapasan: adanya takipneu, suara tambahan dan cuping hidung.

b. Sistem kardiovaskuler: biasanya pada pasien yang mengalami Rheumatic Heart Disease ditemukan suara abnormal yaitu murmur, kemudian adanya takikardi.

c. Sistem persarafan: apakah kesadaran itu penuh atau apatis, somnolen atau koma pada penderita RHD.

d. Sistem perkemihan:apakah di dalam penderita RHD mengalami konstipasi, produksi kemih mengalami oligurie.

e. Sistem pencernaan: adanya gangguan pencernaan karena disebabkan perubahan pola makan akibat anorexsia.

f. Sistem muskuloskeletal: apakah ada gangguan pada ekstermitas atas maupun ekstermitas bawah.

g. Sistem integumen: integritas turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak.

h. Sistem endokrin: pada penderita RHD tidak ditemukan pembesaran kelenjar tiroid.

Page 16: Demam Reumatik

Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang/ Laboratorium

Pemeriksaan darah

• indikator adanya radang nonspesifik jaringan

• LED tinggi sekali• Lekositosis• Nilai hemoglobin dapat

rendah• Meningkatnya C-reaktif

protein

Pemeriksaan bakteriologi

• konfirmasi diagnosis demam rematik akut, analisis antibodi thd antigen streptococus dlm serum penderita

• titer ASTO: positif antistretolysin titer O

• astistreptokinase: positif stretozyme positif anti uji DNAase B

• anti hyaluronidase: meningkatnya anti hyaluronidase

Pemeriksaan radiologi

• menentukan prognosis dan kemungkinan adanya perikarditis.

• Elektrokardiogram: arrhtythmia E, interval PR, T rata /T inversi, elevasi ST (Wahab, 2003).

• Echocardiogram: pembesaran jantung dan lesi, hipertropi atrium kanan atau kiri (ataupun keduanya)

• Foto rontgen thorak: CTR> 50%

Page 17: Demam Reumatik

Diagnosa Keperawatan

Page 18: Demam Reumatik

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

a. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan imflamasi penyakit

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia

c. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan

 

Page 19: Demam Reumatik

1. Dx Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan imflamasi penyakit

Tujuan Dan Kriteria Evaluasi

• : Pasien akan menunjukkan termoregulasi, yakni keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas.

Intervensi (NIC):

• Regulasi suhu : mencapai ataumempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal• Pemantauan tanda vital : mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskuler,pernapasan, dan suhu tubuh

untuk menentukan serta mencegah komplikasi.

Page 20: Demam Reumatik

Dx Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan imflamasi penyakit

Aktivitas keperawatan

• Bina hubungan saling percaya dengan anak • Pantau aktivitas kejang jika ada• Pantau tekanan darah,denyut nadi dan frekuensi pernapasan• Kaji ketepatan jenis pakaian yang digunakan, sesuai dengan suhu lingkungan

Page 21: Demam Reumatik

Dx Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan imflamasi penyakit

Aktivitas keperawatan

• Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan selimut saja• Gunakan waslap dingin ( kantong es yang dibalut kain)di aksila,kening,tenggkuk, dan lipat paha• Anjurkan asupan cairan oral,sedikitnya 2 liter per hari dengan tambahan cairan selama aktivitas

yang berlebihan atau aktivitas pada saat cuaca panas• Gunakan selimut pendingin

Page 22: Demam Reumatik

Dx Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan imflamasi penyakit

Aktivitas keperawatan

• Ajarkan orang tua untuk memberikan aspirin untuk demam pada anak-anak dibawah 18 tahun• Ajarkan orang tua tidak perlu selalu mengobati semua jenis demam pada anak-anak, dengan pedoman demam

pada anak yang tidak memiliki riwayat kejang tidak perlu diobati kecuali mencapai suhu lebih dari 400C• Kompres hangat dapat digunakan untuk mengatasi demam, tetapi dapat meningkatakan rasa tidak nyaman

anak dan dapat menyebabkan anak menangis dan gelisah yang menghambat efek pendinginan dari kompres tersebut.

Page 23: Demam Reumatik

2. Dx . Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia

Tujuan /kreteria evaluasi :

• Memperlihatkan status gizi : asupan makanan yang adekuat• Pasien akan mempertahankan berat badan(berat badan meningkat

Intervensi :

• Manajemn gangguan makan yakni mencegah dan menangani pembatasan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau memasukkan makanan yang banyak dan berusaha mengeluarkannya

• Manajemen nutrisi : membantu atau menyediakan asupan makanan • Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi• Bantuan menaikkan berat badan

Page 24: Demam Reumatik

Dx . Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia

Aktivitas keperawatan

• Identifikasi factor pencetus mual dan muntah• Catat warna, jumlah, dan frekuensi muntah• Minimalkan factor yang membuat mual dan muntah• Sesuaikan cara berkomunikasi perawat pada tahap perkembangan anak• Ajarkan orangtua dan anak tentang pentingnya memilih makanan yang sehat misalnya buah2an dan sayur2an yang segar• Apabila memungkinkan dan jika diperlukan kurangi asupan susu anak sehingga anak selera untuk mengonsumsi makanan lain : beberapa anak lebih memilih

minum susu• Ajarkan orang tua mengenai nutrisi yang diperlukan pada masing-masing perkembangan• Jangan membiasakan pada waktu makan terjadi keributan antara orang tua dan anak• Dorong untuk mengatur waktu makan menjadi momen social yang menyenangkan bagi keluarga• Berikan makanan dalam porsi sedikit tetapi sering dengan makanan yang bervariasi

Page 25: Demam Reumatik

3. Dx Nyeri Berhubungan Dengan Proses Inflamasi

Tujuan/criteria evaluasi :

• memperlihatkan pengendalian nyeri yang dibuktikan oleh laporan pasien bahwa nyeri dapat dikendalikan,pasien menggunakan tindakan pencegahan nyeri

Intervensi (NIC)

• Pemberian analgesic : pemeberian obat-obatan agens-agens farmakologi untuk mengurangi /menghilangkan nyeri• Manajemen nyeri : meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh

pasien

Page 26: Demam Reumatik

Dx Nyeri Berhubungan Dengan Proses Inflamasi

Aktivitas keperawatan

• Gunakan laporan dari anak atau orang tua sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian

• Mengkaji nyeri pada anak dengan nyeri wajah atau skala gambar• Dalam mengkaji nyeri gunakan kata-kata sesuai tahap perkembangan anak• Manajemen nyeri : kaji nyeri secara komperhensif meliputi lokasi,karakteristik,awitan dan

durasi,frekuensi,kualitas,intensitas atau keparahan nyeri dan factor pencetus

Page 27: Demam Reumatik

Dx Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi

Tujuan/criteria evaluasi :

• memperlihatkan pengendalian nyeri yang dibuktikan oleh laporan pasien bahwa nyeri dapat dikendalikan,pasien menggunakan tindakan pencegahan nyeri

Intervensi (NIC)

• Pemberian analgesic : pemeberian obat-obatan agens-agens farmakologi untuk mengurangi /menghilangkan nyeri• Manajemen nyeri : meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh

pasien

Page 28: Demam Reumatik

Dx Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi

Aktivitas keperawatan :

• Gunakan laporan dari anak atau orang tua sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian

• Mengkaji nyeri pada anak dengan nyeri wajah atau skala gambar• Dalam mengkaji nyeri gunakan kata-kata sesuai tahap perkembangan anak• Manajemen nyeri : kaji nyeri secara komperhensif meliputi lokasi,karakteristik,awitan dan

durasi,frekuensi,kualitas,intensitas atau keparahan nyeri dan factor pencetus

Page 29: Demam Reumatik

4. Dx intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan

Tujuan /kreteria evaluasi :

• Menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan• Menunjukkan toleransi aktivitas yang dibuktikan dengan frekuensi pernafasan yang adekuat saat

beraktivitas

Intervensi (NIC)

• Manajemen energy : mengatur penggunaan energy untuk mengatasi atau mencegah kelelahan• Manajemen lingkungan : memanipulasi lingkungan sekitar pasien untuk memperoleh manfaat

terapeutik,stimulasi sensorik, dan kesejahteraan social

Page 30: Demam Reumatik

4. Dx intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan

Aktivitas keperawatan

• Antisipasi kebutuhan terhadap makanan,air,rasa nyaman,gendongan dan stimulasi untuk mencegah tangisan yang tidak perlu

• Hindari lingkungan dengan konsentrasi oksigen yang rendah misal ketinggian pesawat terbang yang tidak bertekanan udara• Minimalkan kecemasan dan stress• Cegah hipertermi dan hipotermi• Cegah infeksi• Beri periode istirahat yang adekuat

Page 31: Demam Reumatik

PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI DEMAM RHEUMA

Page 32: Demam Reumatik

Pemberian obat-obatan pada klien demam rheuma bertujuan untuk menghancurkan bakteri

pharyngeal streptococcal (bakteri yang menyebabkan infeksi sehingga dapat

menimbulkan reaksi imun), menghilangkan symptom, mengontrol inflamasi multiorgan,

mencegah kekambuhan demam rheuma

Page 33: Demam Reumatik

Untuk mencapai tujuan tersebut, klien diberi obat-obatan:

1. Antibiotic

Antibiotic yang sering digunakan adalah penisilin (benzathine penisilin G) .Untuk klien alergi penisilin, bisa diberikan erythromycin, seperti E-mycin, Eryc, Ery-Tab, PCE,

pediazole, ilosone) atau azithromycin (zithorax, zmax)

Mencegah kekambuhan setelah selesai dalam mengonsumsi antibiotic full, klien akan diberikan antibiotic lain untuk mencegah kekambuhan demam rheuma. Preventif treatment dilaksanakan secara umum sampai klien berusia 20 tahun.

Sangat penting untuk menghancurkan sepenuhnya bakteri streptococcal.

Page 34: Demam Reumatik

Penisilin bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri selama terjadinya aktifitas penggandaan diri bakteri, yang akan mengakibatkan kematian dinding sel bakteri dan berefek juga sebagai bakterisidal pada bakteri yang sensitif.

Dosis penisilin yang diberikan untuk anak adalah sebagai berikut:

Grup A streptococcal pada infeksi saluran pernafasan atas: 25.000-50.000 unit/kg, sebagai dosis tunggal. Maksimal 1.2 juta unit.Profilaksis untuk demam reumatoid kambuhan: 25.000-50.000 unit/kg setiap 3-4 minggu. Maksimal 1.2 juta unit.

Cara pemberian penisilin adalah diberikan melalui I.M. Untuk anak < 2 tahun, diinjeksikan secara IM pada otot midlateral paha, tidak pada daerah gluteal.

Page 35: Demam Reumatik

Efek samping akibat mengonsumsi penisilin yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah hipersensitifitas.

Sebagai perawat, kita harus memonitor lamanya penggunaan obat. Menilai kondisi pasien sejak awal hingga akhir penggunaan obat. Mengamati kemungkinan adanya efek anafilaksis pada pemberian dosis awal.

Page 36: Demam Reumatik

2. Anti-inflammatory

•Anti-inflammatori yang diberikan seperti aspirin atau naproxen (anaprox, naprosyn), untuk mengurangi inflamasi, demam, dan nyeri tendon.

•Jika symptomnya berat atau anak tidak berespon terhadap anti-inflammatory, akan diberikan corticosteroid seperti prednisone

•. Pemberian corticosteroid, seperti methylprednisolone digunakan untuk klien dengan karditis dengan komplikasi CHF baik karena insufisiensi mitral progresif atau miokarditis

Page 37: Demam Reumatik

Dosis yang dipakai oleh klien dengan demam rheuma adalah:

Dosis awal Dewasa : 4,9-7,8g/hariAnak-anak : 90-130mg/kg BB/hari setiap 4-6 jam (dalam dosis terbagi) selama 1-2 minggu. Kemudian dosis diturunkan menjadi 60 - 70mg/kg BB/hari

Aspirin tersedia dalam Tablet Salut Tahan Asam 80 mg, 100 mg, 160 mg, Tablet Biasa 500 mg dan dikonsumsi setelah makan dengan satu gelas air / susu.

Page 38: Demam Reumatik

3. Obat Anticonsulvant.

Symptom yang paling sulit diatasi adalah chorea (gerakan involunteer). Hal ini sering diatasi dengan antipsychotic seperti haloperidol (haldol) dan mungkin dibutuhkan dalam waktu yang lama

Dosis penggunaan haldol pada anak-anak usia 3-12 tahun:Awal : 0,05 mg/kg/hari atau 0,25-0,5 mg/hari dibagi dalam 2-3 dosis; peningkatan 0,25-0,5 mg setiap 5-7 hari maksimum 0,15 mg/kg/hari.Dosis lazim pemeliharaan :Gangguan nonpsikosis : 0,05-0,075 mg/kg/hari dibagi dalam 2-3 dosis;

Page 39: Demam Reumatik

Haldol dapat menyebabkan beberapa efek samping. Efek samping tersebut meliputi:

KV : takikardia, hiper/hipotensi, aritmia, gelombang T abnormal dengan perpanjangan repolarisasi ventrikel, torsade de pointes (sekitar 4%).

Kulit : kontak dermatitis, fotosensitifitas, rash, hiperpigmentasi, alopesia

Page 40: Demam Reumatik

DAFTAR PUSTAKAArief Mansjoer,dkk.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Jakarta: Penerbit Media Esculapius FKUI.Behrman, Kliegman & Arvin. (1999). Ilmu kesehatan anak. (Ed 15). (vol 2). Jakarta: EGC Luxner, K.L. (2005). Delmar’s pediatric nursing care plans. (3rd). Thomson: USABehrman, Kliegman&Arvin, Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15, Vol. 2. Jakarta: EGC.Madiyono, B., Rahayuningsih, S.E., & Sukardi, R. (2005). Penanganan penyakit jantung pada bayi dan anak. Jakarta: FKUIRobbins & Kumar. (1995). Buku ajar patologi II. (Ed 4). Jakarta: EGCSuriadi & Yulianni, R. (2006). Asuhan keperawatan pada anak. (Ed 2). Jakarta: Sagung Seto

Page 41: Demam Reumatik

Wahab, S. (2003). Penyakit jantung anak. (Ed 3). Jakarta: EGC• luxner,karla (2005). Delmar’s pediatric nursing care plans 3rd United States of

America : Thomson Delmar Learning• Wikinson, Judith M at all (2009). Buku Saku Diagnosisi Keperawatan: Diagnosis

NANDA,Intervensi NIC,Kriteria Hasil NOC ed 9 (alih bahasa Ns. Esty wahyuningsih, Skep) Jakarta : EGC

Green-Hernandez, Carol; Singleton, Joanne K., Aronzon, Daniel Z. (2001).Primary care pediatrics. philadelphia: Lippincott Williams&Wilkins

Reed, Marie Ann;Mason II, Thomas G. (2012). Pediatric Rheumatology. UK: Manson Publishing

http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index.php/informasi-obat/220-asetosal.html http://www.mayoclinic.com/health/rheumatic-fever/DS00250/DSECTION=treatments-and-drugs

by Mayo clinic staff (21 januari 2011)http://www.medicalnewstoday.com/articles/176648.php by Christian Nordqvist (20

januari 2010)