sambutan menteri pertanian utara.pdf · peternakan sapi potong berdasarkan informasi spasial...

23

Upload: phamkhanh

Post on 16-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019 menyatakan bahwa salah satu tantangan pembangunan pertanian ke depan

adalah bagaimana memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan bahan baku industri dan energi di tengah dinamika kondisi

perekonomian global dan perubahan iklim yang mungkin akan memengaruhi upaya-upaya pembangunan pertanian menuju swasembada

dan kedaulatan pangan. Guna mengatasi tantangan tersebut, salah satu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pengembangan

kawasan pertanian yang telah diatur melalui Permentan No. 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.

Kawasan pertanian perlu dikembangkan agar kegiatan pembangunan pertanian dapat dilakukan secara utuh dan terpadu, serta fokus pada pencapaian

sasaran pembangunan berdasarkan keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah.

Sebagai tindak lanjut rencana pengembangan kawasan pertanian, Pemerintah Provinsi diharuskan menyusun Masterplan yang menjabarkan rencana

pembangunan kawasan selama lima tahun ke depan, dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun Rencana Aksi yang berisi langkah-langkah kegiatan

tahunan yang dilakukan di tiap kawasan. Dalam hal ini, Kementerian Pertanian menyusun Atlas Peta Pengembangan Kawasan Peternakan Skala 1:250.000

sebagai acuan Pemerintah Daerah dalam penyusunan Masterplan. Atlas tersebut secara garis besar memuat kondisi potensi pengembangan komoditas

peternakan sapi potong berdasarkan informasi spasial tentang kondisi sumber daya lahan dan populasi ternak.

Semoga atlas ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh berbagai pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mendukung pencapaian

target-target pembangunan melalui pengembangan kawasan peternakan.

Jakarta, Desember 2016

Menteri Pertanian,

Amran Sulaiman

ii

KATA PENGANTAR

Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi

persyaratan agroekologis, memenuhi kelayakan agroekonomi dan agro-sosio-teknologi, aksesibilitas lokasi memadai, dan diseconomic-

externality yang ditimbulkannya dapat dikendalikan agar kawasan yang terbangun berkelanjutan. Untuk itu, informasi daya dukung lahan

menjadi sangat penting yang dibangun dari analisis sumber daya lahan.

Peraturan Menteri Pertanian No.50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian menekankan

bahwa pengembangan komoditas unggulan perlu dilaksanakan dengan pendekatan kawasan. Ciri-ciri pengembangan kawasan pertanian,

antara lain: (a) berbasis agroekosistem (komoditas yang dikembangkan sesuai dengan agroekosistem setempat); (b) agregat hamparan/populasi ditentukan

dengan batasan tertentu dan dapat lintas batas kabupaten; (c) pengembangan kawasan bersifat menyeluruh/tidak parsial yang mencakup aspek hulu hingga

hilir; (d) sistem pertanian dapat dilakukan secara terintegrasi; (e) program dan kegiatan pada kawasan terpadu baik antara Eselon I Kementan maupun

antara Pusat dan Daerah; dan (f) pengembangan kawasan bersifat partisipatif melibatkan Kementan dan Kementerian/Lembaga terkait, Pemda Provinsi,

Pemda Kabupaten/Kota, dan pelaku usaha. Pembangunan pertanian khususnya pengembangan kawasan peternakan sangat membutuhkan data dan

informasi dalam bentuk tabular dan spasial (peta) dan populasi ternak. Peta yang dihasilkan memberikan informasi lokasi, sebaran, dan luas lahan yang

berpotensi untuk pengembangan kawasan peternakan.

Peta-peta yang dihasilkan dari analisis sumber daya lahan ini merupakan informasi spasial tentang potensi daya dukung pakan. Dengan

mempertimbangkan populasi ternak maka tersusunlahn potensi pengembangan kawasan peternakan. Atlas ini akan sangat bermanfaat bagi perencana di

tingkat Pusat dan Daerah dalam menentukan arah pengembangan kawasan peternakan

Kepada semua pihak yang telah berperan aktif membantu tersusunnya Atlas ini disampaikan penghargaan dan terima kasih. Akhirnya semoga Atlas

ini dapat bermanfaat dalam mendukung peningkatan populasi ternak di Indonesia.

Jakarta, Desember 2016 Sekretaris Jenderal, Ir. Hari Priyono, M.Si. NIP. 19581214 198403 1 002

iii

SUSUNAN TIM

Tim Pengarah

Tim Pengarah : Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian

Wakil Ketua : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Sekretaris : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

Tim Pelaksana

Ketua I : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

Ketua II

Sekretaris I

Sekretaris II

:

:

:

Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian

Kepala Bagian Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian, Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

Kepala Bagian Penyusunan Kebijakan, Program dan Wilayah, Kementerian Pertanian

Tim Penyusun

Penulis : Chendy Tafakresnanto, Usep Suryana, Zulfikar Rizky Perdana, Noviati

Aplikasi SIG dan Basisdata : Adi Priyono dan Wahyu Supriatna

Disain dan Layout : Adi Priyono

iv

INFORMASI UMUM

A. Proyeksi Map : Transverse Mercator TM

B. Sumber Dana : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TA. 2016

C. Diterbitkan oleh : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Website : www.pertanian.go.id/sikp

Cetakan pertama, Desember 2016

v

DAFTAR ISI

Halaman

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN i

KATA PENGANTAR ii

SUSUNAN TIM iii

INFORMASI UMUM iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR PETA vii

I. PENDAHULUAN 1

II. BAHAN DAN METODE 3

2.1. Bahan dan Alat 3

2.2. Metode 3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 6

3.1. Potensi Daya Dukung Pakan Pulau Maluku

3.2. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Maluku

6

6

3.3. Potensi Daya Dukung Pakan Provinsi Maluku Utara

3.4. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara

7

7

IV. PENUTUP 9

DAFTAR PUSTAKA 10

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Luas Daya Dukung Pakan Pulau Maluku 6

Tabel 2. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Maluku 7

Tabel 3. Luas Daya Dukung Pakan Provinsi Maluku Utara 8

Tabel 4. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara 8

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Prosedur Penentuan Sentra Peternakan Kabupaten 4

Gambar 2. Prosedur Penyusunan Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perternakan Sapi Potong Nasional 5

vii

DAFTAR PETA

Halaman

Gambar 1. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Nasional 11

Gambar 2. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Maluku 12

Gambar 3. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara 13

Gambar 4. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara Skala 1:250.000 Lembar 5 14

Gambar 5. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara Skala 1:250.000 Lembar 9 15

1

I. PENDAHULUAN

Kementerian Pertanian telah menetapkan salah satu kebijakan

operasional pembangunan pertanian melalui pendekatan kawasan

sebagaimana dituangkan dalam Permentan 50/2012 tentang Pedoman

Pengembangan Kawasan Pertanian. Sesungguhnya pendekatan kawasan

pembangunan pertanian bukanlah suatu pendekatan yang sama sekali

baru. Pendekatan kawasan ini lebih merupakan upaya reorientasi

manajemen pembangunan pertanian yang merubah cara pandang

pembangunan pertanian dari sudut pandang kawasan sentra produksi

yang segregatif menjadi cara pandang kerja sama jaringan kelembagaan

antar wilayah dengan komoditas unggulan sebagai perekat utamanya. Di

samping itu, pendekatan kawasan ini juga mewacanakan diterapkannya

revolusi perencanaan dengan digunakannya instrumen perencanaan

teknokratis dalam pembangunan pertanian. Melalui pendekatan kawasan

ini daya saing wilayah dan komoditas akan dapat dirancang secara optimal,

karena dirumuskan sesuai dengan potensi dan prospek daya dukung

sumberdaya wilayah hingga mencapai titik optimumnya. Dengan demikian

pendekatan kawasan ini meniscayakan digunakannya analisis kuantitatif

serta penguatan data base sumberdaya yang ada di wilayah.

Pembangunan kawasan peternakan sangat membutuhkan data,

informasi, rekomendasi, dan arahan penataan sistem peternakan. Data dan

informasi terkait dengan ternak sangat diperlukan untuk meningkatan

populasi ternak yang ada. Ketersediaan data dan informasi yang berbasis

spasial kawasan peternakan dapat disajikan dalam beberapa tingkat, yaitu

Nasional, Provinsi, dan Kabupaten. Tingkat Nasional setara dengan peta

skala 1:1.000.000, yang memberikan informasi wilayah-wilayah yang

berpotensi untuk pengembangan kawasan peternakan secara global.

Tingkat Provinsi setara dengan peta skala 1:250.000, yang memberikan

informasi potensi pengembangan kawasan peternakan lebih rinci untuk

perencanaan pusat dan provinsi, sedangkan tingkat Kabupaten yang setara

dengan peta skala 1:50.000 yang sudah dapat digunakan untuk operasional

lapangan. Pada tingkat Kabupaten, selain kajian sumberdaya, juga perlu

dilakukan kajian mengenai aspek teknis dan agrobisnis di lapangan,

sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam pembangunan

suatu kawasan peternakan di Indonesia.

Penyusunan peta potensi pengembangan kawasan peternakan

Nasional ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menyajikan data

dan informasi mengenai potensi sumberdaya dan kondisi eksisting

populasi ternak. Berkaitan dengan hal di atas, penyusunan peta potensi

pengembangan kawasan peternakan sangat diperlukan.

Tujuan kegiatan penyusunan peta potensi pengembangan kawasan

peternakan sapi potong Nasional adalah :

(1) Menyusun dan mengembangkan data dan informasi sumberdaya dan

populasi ternak sapi potong Nasional.

(2) Menyusun peta potensi pengembangan kawasan peternakan sapi

potong Nasional yang disajikan per Provinsi.

(3) Memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP) Nasional.

2

Keluaran dari penyusunan peta potensi pengembangan kawasan

peternakan sapi potong Nasional adalah:

(1) Tersedianya data dan informasi (data base) sumberdaya dan populasi

ternak sapi potong Nasional.

(2) Tersedianya peta potensi pengembangan kawasan peternakan sapi

potong Nasional yang disajikan per Provinsi.

Peta potensi pengembangan kawasan peternakan Nasional

merupakan peta indikasi untuk pengembangan kawasan peternakan sapi

potong yang dihasilkan dari analisis sumberdaya dan populasi ternak

dengan mempertimbangkan peta kawasan hutan skala 1:250.000

(Kemenhut, 2013), peta penggunaan lahan, Hak Guna Usaha (HGU) skala

1:250.000 (BPN, 2013). Peta yang dihasilkan akan memberikan informasi

lokasi, sebaran, dan luas lahan yang berpotensi untuk pengembangan

kawasan peternakan sapi potong. Hasil penyusunan peta potensi

pengembangan kawasan peternakan sapi potong disajikan dalam bentuk

data tabular dan spasial.

3

II. BAHAN DAN METODE

2.1. Bahan dan Alat

Data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan peta potensi

pengembangan kawasan peternakan sapi potong Nasional antara lain:

1. Peta dasar (base map) skala 1:250.000 (BIG, 2010-2013)

2. Peta tanah skala 1:250.000 dari Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan

Pertanian (BBSDLP, 1989-2013).

3. Peta Potensi Pengembangan Kawasan PJKU Nasional dan Provinsi skala

1:250.000 (Kementerian Pertanian, 2015).

4. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Nasional dan

Provinsi skala 1:250.000 (Kementerian Pertanian, 2015).

5. Peta Penggunaan Lahan skala 1:250.000 dan perizinan penggunaan

lahan Hak Guna Usaha (HGU) dari Kementerian Agraria dan Tata

Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN, 2013).

6. Peta Status Kawasan Hutan dari Kementerian Kehutanan (Kementerian

Kehutanan, 2013).

7. Data Populasi Ternak (Kementrian Pertanian, 2014)

Peralatan yang diperlukan dalam penyusunan peta potensi

pengembangan kawasan perternakan sapi potong Nasional berupa:

komputer PC atau Laptop dengan spesifikasi hardware tinggi Core i5,

minimal 8 RAM. Software yang diperlukan ArcGis dan Microsoft Office.

2.2. Metode

Sentra peternakan sapi potong Nasional merupakan potensi untuk

pengembangan kawasan peternakan sapi potong Nasional. Sentra

peternakan sapi potong Nasional ditentukan secara parametrik dengan

pembobotan terhadap: daya dukung pakan/biomasa pakan (30), populasi

ternak (20), infrastruktur peternakan (20), status penyakit ternak (10),

rumah tangga peternak/RTP (10), kelembagaan peternakan (5), dan

dukungan masterplan/renaksi peternakan (5) Gambar 1.

Daya dukung pakan/biomasa pakan dihasilkan dari analisis

sumberdaya lahan. Satuan lahan mengandung unsur karakteristik tanah/

lahan yang diperlukan dalam kegiatan evaluasi lahan terhadap daya

dukung pakan ternak sapi potong. Kegiatan evaluasi lahan ini dilakukan

dengan cara matching, yaitu dengan cara membandingkan antara

karakteristik tanah/lahan dengan persyaratan tumbuh pakan ternak.

Metode penilaian kesesuaian lahan menggunakan kerangka FAO (1976).

Sistem kesesuaian lahan yang digunakan dibedakan menjadi ordo sesuai

(S) dan ordo tidak sesuai (N). Lahan yang tergolong ordo sesuai (S)

dibedakan atas kelas lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan

sesuai marginal (S3), sedangkan lahan tergolong ordo tidak sesuai (N)

tidak dibedakan. Kriteria kesesuaian lahan pakan ternak mengacu pada

Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian (Ritung et al.,

2011). Hasil evaluasi lahan tersebut dengan memperhatikan penggunaan

lahan dihasilkan daya dukung pakan dalam ton per hektar. Dari hasil

4

analisis daya dukung pakan ternak dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu: rendah,

sedang, dan tinggi.

Gambar 1. Prosedur Penentuan Sentra Peternakan Kabupaten

Jumlah populasi ternak menunjukkan kondisi eksisting ternak pada

suatu wilayah. Populasi ternak pada suatu wilayah merupakan indikator

riil tentang kesesuaian tumbuh ternak. Data jumlah populasi ternak

tersebut berbasis administrasi (kabupaten/kecamatan).

Infastruktur, RTP, dan kelembagaan merupakan hal sangat penting

dalam mendukung usaha peternakan. Keberlanjutan usaha peternakan

sangat ditentukan oleh dukungan infrastruktur dan kelembagaan terkait

dengan penanganan sektor hulu dan hilir peternakan.

Status penyakit ternak cukup penting untuk diperhatikan. Wilayah-

wilayah endemi penyakit ternak menjadi pertimbangan dalan penentuan

sentra peternakan.

Dukungan pemerintah daerah terhadap pengembangan peternakan

menjadi pertimbangan dalam menentukan sentra peternakan. Dukungan

pemerintah daerah antara lain berupa masterplan/renaksi peternakan. Hal

ini menunjukkan pemerintah daerah tersebut serius dalam mengelola

pengembangan peternakan.

Sentra pengembangan peternakan sapi potong Nasional menjadi

dasar dalam delineasi Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan

Sapi Potong Nasional. Konsep dasar dalam penyusunan Peta Potensi

Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Nasional sebagai berikut:

1) Penentuan sentra peternakan sapi potong didasarkan daya dukung

pakan/biomasa pakan, populasi ternak, infrastruktur peternakan, status

penyakit ternak, rumah tangga peternak/RTP, kelembagaan peternakan,

dan dukungan masterplan/renaksi peternakan akan menghasilkan

kabupaten sentra sapi potong, 2) Delineasi potensi pengembangan

kawasan peternakan sapi potong Nasional dihasilkan dari overlay sentra

peternakan sapi potong kabupaten dengan daya dukung pakan dan jumlah

populasi tinggi dan sedang pada tingkat kecamatan, 3) Penyebaran potensi

pengembangan kawasan peternakan sapi potong berada di luar Kawasan

Hutan dan dataran rendah, yaitu pada ketinggian <700 m dpl. Delineasi

kawasan dilakukan secara automatik. Potensi pengembangan kawasan

peternakan sapi potong Nasional merupakan wilayah pengembangan

peternakan sapi potong yang terbangun dalam satu kesatuan konektivitas

5

(kelembagaan dan infrastruktur) yang mencakup wilayah dengan daya

dukung pakan potensial yang mendukung dan jumlah populasi ternak

cukup banyak. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi

Potong Nasional dihasilkan dari Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Peternakan Sapi Potong Provinsi dengan melakukan penggabungan atribut

dan delineasi potensi pengembangan peternakan. Prosedur penyusunan

peta potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong Nasional

disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Prosedur Penyusunan Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Perternakan Sapi Potong Nasional

POTENSI SENTRA PENGEMBANGAN

PETERNAKAN

DAYA DUKUNG PAKAN KECAMATAN

- JUMLAH POPULASI TERNAK KECAMATAN

STATUS KAWSAN HUTAN

PETA POTENSI PENGEMBANGAN

KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG

KETINGGIAN TEMPAT (<700 m dpl)

6

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Potensi Daya Dukung Pakan Pulau Maluku

Potensi daya dukung pakan diperoleh dari hasil kesesuaian lahan

pakan ternak, berupa kelas kesesuaian lahan dan memperhatikan

penggunaan lahan akan dihasilkan daya dukung pakan dalam ton per

hektar. Dari hasil analisis daya dukung pakan ternak dibagi menjadi 3

(tiga), yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Potensi daya dukung pakan ternak

di Pulau Maluku disajikan pada Tabel 1

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa potensi daya dukung pakan di

Pulau Maluku yang tergolong rendah seluas 3.847.967 ha (90,70%), sedang

seluas 278.730 ha (6,57%), dan tinggi seluas 116.221 ha (2,74%). Provinsi

yang mempunyai potensi daya dukung pakan ternak tergolong tinggi

terdapat di Provinsi Maluku (68.363 ha) dan yang tergolong rendah

Provinsi Maluku Utara (47.858 ha).

Tabel 1. Luas Daya Dukung Pakan Pulau Maluku

Ha % Ha % Ha %

1 MALUKU 2.839.089 91,2 205.148 6,59 68.363 2,20 3.112.600

2 MALUKU UTARA 1.008.879 89,3 73.582 6,51 47.858 4,23 1.130.319

3.847.967 90,7 278.730 6,57 116.221 2,74 4.242.919

T O T A LRENDAH SEDANG TINGGINO KABUPATEN/KOTA

DAYA DUKUNG PAKAN

T O T A L

Potensi daya dukung pakan sangat ditentukan oleh satuan lahan,

seperti bentukan lahan (landform), bentuk wilayah, iklim, dan penggunaan

lahan. Penilaian bobot satuan lahan didasari oleh kemampuan lahan dalam

menghasilkan sumber pakan ternak, aksesibilitas, dan ketersediaan

infrastruktur.

Landform aluvium dan volkanik mempunyai tingkat kesuburan

tinggi dibandingkan dengan landform lainnya, sehingga mempunyai daya

dukung pakan tinggi. Bentuk wilayah datar sampai berombak (lereng <8%)

sangat ideal untuk pertumbuhuan pakan ternak. Penggunaan lahan sawah,

perkebunan, dan padang rumput mempunyai daya dukung sangat tinggi.

Kondisi iklim sangat menentukan daya dukung pakan. Wilayah dengan

iklim basah mempunyai daya dukung pakan lebih tinggi dari pada iklim

kering. Hal ini terkait dengan ketersediaan air.

3.2. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau

Maluku

Potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Pulau

Maluku diperoleh dari analisis daya dukung pakan/biomasa pakan,

populasi ternak, infrastruktur peternakan, status penyakit ternak, RTP,

kelembagaan peternakan, dan dukungan masterplan/renaksi peternakan

dengan mempertimbangkan dengan daya dukung pakan dan jumlah

populasi tinggi dan sedang pada tingkat kecamatan. Berdasarkan hal

tersebut menunjukkan bahwa masing-masing provinsi di Pulau Maluku

berpotensi sebagai pengembangan kawasan peternakan sapi potong.

Potensi pengembangan kawasan peternakan di Pulau Maluku disajikan

pada Tabel 2. Sebaran potensi pengembangan kawasan peternakan sapi

potong Pulau Maluku disajikan pada Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Peternakan Sapi Potong Pulau Maluku.

7

Tabel 2. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Maluku

NO KABUPATEN/KOTA DAYA DUKUNG PAKAN

T O T A L SEDANG TINGGI

…… Ha ……

1 MALUKU 59.241 22.684 81.925 2 MALUKU UTARA 7.928 15.888 23.816

T O T A L 67.169 38.572 105.741

Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa potensi pengembangan kawasan

peternakan sapi potong di Pulau Maluku seluas 105.741 ha. Provinsi yang

mempunyai potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong

paling luas terdapat di Provinsi Maluku (81.925 ha) dan yang terendah

luasannya terdapat di Provinsi Maluku Utara (23.816 ha). Wilayah potensi

pengembangan kawasan peternakan sapi potong terdapat pada dataran

rendah (ketinggian <700 m dpl), bentuk wilayah datar sampai

bergelombang (lereng <15%) dengan daya dukung pakan tergolong sedang

sampai tinggi.

3.3. Potensi Daya Dukung Pakan Provinsi Maluku Utara

Potensi daya dukung pakan diperoleh di Provinsi Maluku Utara

disajikan pada Tabel 3. Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa potensi daya

dukung pakan ternak di Provinsi Maluku Utara yang tergolong rendah

seluas 1.008.879 ha (89,26%), sedang seluas 73.582 ha (6,51%), dan tinggi

seluas 47.858 ha (4.23%). Kabupaten yang mempunyai potensi daya

dukung pakan ternak tergolong tinggi terdapat di Kabupaten Halmahera

Utara (12.334 ha), Kepulauan Sula (9.536 ha) dan Halmahera Timur (8.728

ha).

Penyebaran potensi daya dukung pakan tergolong sedang sampai

tinggi umumnya di wilayah dataran volkan dan aluvial dengan bentuk

wilayah datar sampai bergelombang (<15%) pada dataran rendah

(ketinggian <700 m dpl). Kabupaten Halmahera Utara, Kepulauan Sula dan

Halmahera Timur mempunyai potensi daya dukung pakan ternak

tergolong cukup tinggi, sehingga berpotensi untuk pengembangan

peternakan sapi potong.

Tabel 3. Luas Daya Dukung Pakan Provinsi Maluku Utara

Ha % Ha % Ha %

1 HALMAHERA BARAT 106.444 90,84 7.148 6,10 3.581 3,06 117.174

2 HALMAHERA SELATAN 242.406 92,52 12.527 4,78 7.069 2,70 262.003

3 HALMAHERA TENGAH 80.988 94,12 1.716 1,99 3.342 3,88 86.047

4 HALMAHERA TIMUR 152.498 87,70 12.654 7,28 8.728 5,02 173.880

5 HALMAHERA UTARA 142.600 85,31 12.216 7,31 12.334 7,38 167.149

6 KEPULAUAN SULA 142.093 83,22 19.118 11,20 9.536 5,58 170.747

7 KOTA TERNATE 7.996 99,61 31 0,39 - 8.027

8 KOTA TIDORE KEPULAUAN 58.498 93,41 2.909 4,64 1.218 1,94 62.625

9 PULAU MOROTAI 75.355 91,15 5.264 6,37 2.049 2,48 82.668

1.008.879 89,26 73.582 6,51 47.858 4,23 1.130.319

RENDAH SEDANG TINGGI

T O T A L

NO KABUPATEN/KOTA

DAYA DUKUNG PAKAN

T O T A L

3.4. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara

Potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Provinsi

Maluku Utara didasarkan sentra-sentra peternakan dan daya dukung

pakan pada suatu wilayah. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa

Provinsi Maluku Utara terdapat 2 Kabupaten kawasan pengembangan

peternakan sapi potong, yaitu Kabupaten Halmahera Timur dan Halmahera

Utara, seluas 23.816 ha. Potensi pengembangan kawasan peternakan di

Provinsi Maluku Utara disajikan pada Tabel 4. Sebaran potensi

pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Provinsi Maluku Utara

disajikan pada Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi

Potong Provinsi Maluku Utara.

8

Kabupaten Halmahera Timur dan Halmahera Utara merupakan

kabupaten dengan potensi pengembangan kawasan peternakan sapi

potong cukup luas di Provinsi Maluku Utara. Hal ini menunjukkan bahwa

potensi daya dukung pakan di kedua kabupaten tersebut cukup tinggi.

Berdasarkan Peta Potensi Pengembangan Kawasan Pertanian

Nasional, Provinsi Maluku Utara merupakan kawasan padi dan jagung,

sehingga integrasi ternak dan Pertanian sangat dimungkinkan. Kabupaten

yang berpotensi untuk integrasi ternak dengan tanaman Pertanian adalah

Kabupaten Halmahera Timur dan Halmahera Utara. Kabupaten Halmahera

Timur dan Halmahera Utara, pengembangan peternakan dapat

diintegrasikan dengan tanaman padi dan jagung.

Tabel 4. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara

NO KABUPATEN/KOTA DAYA DUKUNG PAKAN

T O T A L SEDANG TINGGI

…… Ha ……

1 HALMAHERA TIMUR 620 4.771 5.390

2 HALMAHERA UTARA 7.308 11.118 18.426

T O T A L 7.928 15.888 23.816

9

IV. PENUTUP

Pembangunan sektor peternakan di Indonesia merupakan suatu

proses pembangunan yang harus disinergiskan dengan pembangunan

sektor pertanian lainnya. Walaupun sektor peternakan tidak berbasis

lahan tetapi terkait dengan lahan, tetapi data dan informasi sumberdaya

lahan sebagai salah satu komponen utama sumber daya alam, mempunyai

peranan penting dalam menunjang pengembangan kawasan peternakan.

Data dan informasi sumberdaya lahan, terutama data spasial yang

menyajikan karakteristik tanah/lahan, potensi dan tingkat kesesuaian

lahan, distribusi dan luasannya tersebut dibutuhkan dalam penentuan

potensi pengembangan kawasan peternakan, khususnya sapi potong.

Dengan tersedianya data sebaran potensi pengembangan kawasan

peternakan sapi potong Nasional, perlu ditindaklanjuti pada skala

operasional (>1:50.000). Mengingat data sudah terformat dalam database

yang dinamis, sehingga bisa di update menggunakan SIG untuk dapat

memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP).

Pengembangan peternakan dapat dilakukan dengan sistem integrasi

dengan tanaman pangan dan perkebunan, disamping dengan sistem

pengembalaan. Potensi daya dukung pakan di Pulau Maluku umumnya

tergolong rendah (90,7%), tetapi sebagian (9,3%) tergolong sedang sampai

tinggi. Provinsi yang mempunyai potensi daya dukung pakan tergolong

tinggi terdapat di Provinsi Maluku (68.363 ha) dan yang tergolong rendah

Provinsi Maluku Utara (47.858 ha).

Potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Pulau

Maluku seluas 105.741 ha. Provinsi yang mempunyai potensi

pengembangan kawasan peternakan sapi potong cukup luas terdapat di

Provinsi Maluku (81.925 ha) dan yang terendah luasannya terdapat di

Provinsi Maluku Utara (23.816 ha).

Potensi daya dukung pakan di Provinsi Maluku Utara umumnya

tergolong rendah (89,26%), sebagian (10,74%) tergolong sedang sampai

tinggi. Kabupaten yang mempunyai potensi daya dukung pakan ternak

tergolong tinggi terdapat di Kabupaten Halmahera Utara (12.334 ha),

Kepulauan Sula (9.536 ha) dan Halmahera Timur (8.728 ha).

Provinsi Maluku Utara terdapat 2 Kabupaten untuk pengembangan

kawasan peternakan sapi potong, yaitu Kabupaten Halmahera Timur dan

Halmahera Utara, seluas 23.816 ha. Pengembangan kawasan peternakan

tersebut dapat diintegrasikan dengan tanaman pertanian, seperti tanaman

padi dan jagung.

10

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pertanahan Nasional. 2013. Peta Penggunaan Lahan skala

1:250.000. BPN, Jakarta.

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2013. Peta Sumberdaya

Tanah dan Potensi Sumberdaya Lahan skala 1:250.000. BBSDLP,

Bogor.

Balai Iklim dan Hidrologi. 2003. Peta sumberdaya iklim Indonesia skala

1:1.000.000. Balitklimat, Bogor

FAO. 1976. A Framework of land Evaluation. FAO Soil Bulletin No. 6, Rome.

Kementerian Kehutanan. 2013. Peta Kawasan Hutan skala 1:250.000.

Kemenhut, Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2015. Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Pertanian PJKU skala 1:250.000. Kementan, Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2015. Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Perkebunan skala 1:250.000. Kementan, Jakarta.

Marsoedi Ds, Widagdo, Dai J, Suharta N, Darul SWP, Hardjowigeno S, Hof J,

dan Jordens ER. 1997. Pedoman klasifikasi landfrom. LT 5 Versi 3.0.

Proyek LREP II, CSAR, Bogor.

Sofyan Ritung, Kusumo Nugroho, Anny Mulyani, Erna Suryani. 2011.

Petunjuk Teknis “Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Badan

Litbang Pertanian, BBSDLP, Bogor

BALI

BANTEN

BENGKULU

DI YOGYAKARTA

GORONTALO

JAMBI

JAWA BARATJAWA TENGAH

JAWA TIMUR

KALIMANTAN BARAT

KALIMANTAN SELATAN

KALIMANTAN TENGAH

KALIMANTAN TIMUR

KEP. BANGKA BELITUNG

KEPULAUAN RIAU

LAMPUNG

MALUKU

MALUKU UTARA

ACEH

NUSA TENGGARA BARAT

NUSA TENGGARA TIMUR

PAPUA

PAPUA BARAT

RIAU

SULAWESI BARATSULAWESI SELATAN

SULAWESI TENGAH

SULAWESI TENGGARA

SULAWESI UTARA

SUMATERA BARAT

SUMATERA SELATAN

SUMATERA UTARAKaltara

Australia

Myan

mar (

Burm

a)

Brunei

Cambodia

Cocos (Keeling) Islands

Christmas Island

Malaysia

Spratly Islands

Papu

a New

Guin

ea

Pacif

ic Isl

ands

(Pala

u)

Philippines

Singapore

Thailand

Vietnam

Indonesia

Timor Leste

139°0'

139°0'

135°0'

135°0'

131°0'

131°0'

127°0'

127°0'

123°0'

123°0'

119°0'

119°0'

115°0'

115°0'

111°0'

111°0'

107°0'

107°0'

103°0'

103°0'

99°0'

99°0'

10°0

'

10°0

'

6°0'

6°0'

2°0'

2°0'

-2°0'

-2°0'

-6°0'

-6°0'

-10°0

'

-10°0

'

-14°0

'

-14°0

'

SAPI POTONG INDONESIA

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONGINDONESIA

0 200 400 600 800 1.000100Km

Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:1.000.000, Badan Informasi Geospasial, 2000

KEMENTERIAN PERTANIAN2016U

Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

LEGENDAPotensi Pengembangan Kawasan Sapi Potong

!

!!

!

!

!!

!

!

!

! !!!

!

!!

!

!!

!!

!

!!

!

!

!!

!!

!

!!

!!

! !!

!

!!

!

!

!

!

! !

!

!

!!!! !

! !

!

!!

!

!!!

!

!!!

! !

!

!

!!

!

!

!!

!!

!

! !

!!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!!! !!

!

!

!

!!

!

! !!

!

!!!

!

!

!

!

!

!!!

!!

!!

!!!

! !!

! !

! !

!

! !!

!!!

! !

! !

!!!

!!!

!!

!!!

!!

!

!

!

!!!

!!

!!

!

! !

!! !

!!

! !!

! !

! !!

! !!

! !

T E L U K T O M I N I SELAT JAILOLO

TELUK TIDORETELUK KAO

LAUT FLORES

L A U T B A N D A

L A U T A R U

S E L A

T M

A K A

S S A

R

L A U T S E R A MTELUK CENDRAWASIH

T E L U K B I N T U N I

TE

LU

KB

ON

E

S E L A T W E T A R

"/

"/

"/

"/

"/

"/

"/

"/

"/

Prov. GorontaloProv. Kalimantan Timur

Prov. Maluku

Prov. Maluku Utara

Prov. Nusa Tenggara Timur

Prov. Papua

Prov. Papua Barat

Prov. Sulawesi Barat

Prov. Sulawesi Selatan

Prov. Sulawesi Tengah

Prov. Sulawesi Tenggara

Prov. Sulawesi Utara

Ambon

Sofifi

MANOKWARI

KENDARI

MAMUJU

PALU

MAKASSAR

MANADO

GORONTALO

137°

137°

135°

135°

133°

133°

131°

131°

129°

129°

127°

127°

125°

125°

123°

123°

121°

121°

119°

119°

2° 2°

0° 0°

-2° -2°

-4° -4°

-6° -6°

-8° -8° SAPI POTONG KEPULAUAN MALUKU140°

140°

130°

130°

120°

120°

110°

110°

100°

100°

90°

90°

5° 5°

0° 0°

-5° -5°

-10°

-10°

-15°

-15°

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONGKEPULAUAN MALUKU

0 90 180 270 36045Km

Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2016U

Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

PETUNJUK LETAK PETALEGENDA

Daya Dukung PakanRendahtidak potensi

TinggiSedang

Kawasan Sapi Potong

!

!

!

!

!!

!!

!!

! !

!!

!

!

!

!!

!!

! !

! !

!!

!

!!

!

!

!

!!!

!

!

!!

!

!

! !

!!

!

! !

! !

! !

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!!!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!!!!

!!!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!!

!!!

!

!!!

!!!!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!! !

!!!

!! !!

!!

!!

!

! !

!

!!!

!!! !

!!

!

!!!

!

! !!!!

!

!

! !

!

!! !

!

! !

!

!!

!

!

! !!!!!

!

!!

!

!!

!

!!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!! !

!!

!

!

!! !

!!

! !!

!

!

!!

!

! !!

!

!

! !! !

!

!

!!!

!!

!! ! !!!!!!!!!!

!

! !!

!!

!!!!

!!

!!

! !

!!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!! !

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!

!!!

!!

!!

!

!!

!

!

!!!

!

!!!

!

!

!!

!!!

!

! !!

!!

!!

!

! !

!!!

!

!!

!!

! !

!

!! ! !

!

! ! !

!

!

!! !

!

!!

!!

!!

!!

! !!!

!

!!

!!

!

!

! !

!

!

!!

!

!

!

!

!!

!

!

!

! !

!

!!

!!!!! !!! !!

!!

!!

!

!

!

!

!! !

!

!

!!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

! !

!!

!!

!!

!

!

!

!!

!!

!

!!

!

!

!

!!

!

!!!

!!

!!

!!

!!!

!! !

!!!! ! !

!

!

!

!

!

!

!

!!

!! !

!!

!

!

!!

!

!

! !

! !

!!

!!

!

!!!

!

!!

!

!

!!

!

!

!!!

!

!!

!

!! !

!

!

!

!

!!

!

!!

!!

!

!

!!

!

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

!!

!!

!!

!!!!

!!

!

!

!

!

!

!

PROV. MALUKU UTARA

PROV. PAPUA BARAT

PROV. SULAWESI TENGAH

Laut Sulawesi

Laut Maluku

Teluk Tomini

Laut Halmahera

Laut Seram

Laut Banda

GORONTALO

TERNATE

TIDORE KEPULAUAN

MANADO BITUNG

TOMOHON

KOTAMOBAGU

Kab. Boalemo Kab.

Kab. Gorontalo

Kab. Bone Bolango

Kab. Gorontalo Utara

Kab. Halmahera Barat

Kab. Halmahera Tengah

Kab. Halmahera Tengah

Kab. Kepulauan SulaKab. Kepulauan Sula

Kab. Halmahera Selatan

Kab. Halmahera Selatan

Kab. Halmahera Utara

Kab. Halmahera Timur

Kab. Pulau Morotai

Kab. Sorong

Kab. Raja Ampat

Kab. Raja Ampat

Kab. Banggai Kepulauan

Kab. Banggai

Kab. Tojo Una-una

Kab. Bolaang Mongondow

Kab. Minahasa

Kab. Minahasa Selatan

Kab. Minahasa Utara

Kab. Bolaang Mongondow Utara

Kab. Siau Tagulandang Biaro

Kab. Minahasa Tenggara

Kab. Bolaang Mongondow Selatan

Kab. Bolaang Mongondow Timur

35 36 37 38

29 30 31 32 33 34

25 26 27

22 23 24

1920 21

15 16 17

12 13 14

8 9 10

5 6

23

1

18

11

7

4

28

131°

131°

130°

130°

129°

129°

128°

128°

127°

127°

126°

126°

125°

125°

124°

124°

123°

123°

3° 3°

2° 2°

1° 1°

0° 0°

-1° -1°

-2° -2°

KAWASAN SAPI POTONG PROV. MALUKU UTARA

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONGPROVINSI MALUKU UTARA

0 50 100 150 20025Km

Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2016

U

Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

LEGENDA

Daya Dukung PakanRendahtidak potensi

TinggiSedang

Pengembangan Kawasan Sapi Potong

Î"

#

!."

#

#

"

#

#

"

#

"

#

#

#

p"

"

"

"

##

"

"

"

"#

"

"

PROV. MALUKU UTARA

KAB. HALMAHERA BARAT

KAB. HALMAHERA UTARA

Peg. Aruku

G. Gato

G. Gogodom

G. Karianga

G. Abu

G. Silo (Limau)

Peg. Tobelo

G. TosohiG. Tobaru (Loloda)

Pitu

Dokulamo SoasioSoakonora

Kupa-Kupa

Ibu Utara

LAUT Halmahera

Tobelo

D. Todoke

D. Lina

P. Mentawa

P. Kolorai Kecil

P. RaranganeP. Kakara Lamo

P. Kakara IciP. Kumo

P. Tulang

P. Tagalaya

P. PawoleP. Popilo

P. Tolonuo

P. TuputupuP. Raha

P. KoyobataP. Kolorai Besar

P. Takou

P. Rangaranga

P. Magaliho

P. Gumilamo

P. Pashilamo

P. Matita

P. Dowongidaare

P. Linggua

P. Guraici

P. Diti

P. Loro

P. Togorebongo

P. Sisir LamoP. Sisir Ici

P. BaratakuP. Komo

P. Madulaka IlalamokoP. LoluleP. Ratomagogule

P. Sabitua

P. BulanaP. Bobosongo

P. Tungusumu

P. SogilagaP. Guralamo

P. Bokodara

P. Tira

P. SalakaP. Salabete

P. Guramangofa

P. Tagetage

P. Sidua TimurP. Larim

P. Musaleile

P. TingmadotoP. Garatomali

P. Tanutanu

P. Barumadoto

P. Suwedi

P. Tutubuli

P. Kubur

P. KaledumaaruP. Kaledumarupulo

P. Cauragamagolo

P. Ligaliga

P. LilawisaheP. MuturlamokoP. MarisoleP. Mariporoco

P. Tutu

P. KalibobengoP. Sosota

P. SeleP. Jerebusua

Tg. Makibo

Tg. Goakadara

Tg. Makarulumoko

Tg. Salimuli

Tg. Aru

Tg. Linggua

Tl. Loloda

Tl. Galela

Tl. Uaua

Tl. Solohum

Kec. Galela

Kec. Galela Barat

Kec. Galela Selatan

Kec. Galela Utara

Kec. Ibu

Kec. Ibu Utara

Kec. Loloda

Kec. Loloda Utara Kec. Morotai Selatan

Kec. Tobelo

Kec. Tobelo Barat

Kec. Tobelo Selatan

Kec. Tobelo Tengah

Kec. Tobelo Timur

Kec. Tobelo Utara

HPT

HL

HL

HL

HL

HLHL

HP

HP

HPT

HPT

HL

HL

128°15'

128°15'

128°0'

128°0'

127°45'

127°45'

127°30'

127°30'

1°45'

1°45'

KAWASAN SAPI POTONG MALUKU UTARA 5

35 36 37 3829 30 31 32 33 34

25 26 2722 23 2419 20 2115 16 1712 13 148 9 10

5 62 3

1

18117

4

28

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG LEMBAR 5PROVINSI MALUKU UTARA

SKALA 1:250.000

0 5 10 152,5KmPeta dasar:

- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2016U

PETUNJUK LOKASI PETA

Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan Kawasan tidak ada kawasan

LEGENDA

Daya Dukung PakanRendahtidak potensi

TinggiSedang

Pengembangan Kawasan Sapi Potong

"

"

"#

"

"

# "

#

#"

#

"

#

#

#

"

" "

"

"

"

#

#

"

#

"

##

#

#

##

#

PROV. MALUKU UTARA

KAB. HALMAHERA BARAT

KAB. HALMAHERA UTARA

KAB. HALMAHERA TIMUR

G. Ibu

G. Gamkonora

G. Popolodio

G. Titilegan

G. Mirarong

G. Subaim

G. Tauro

G. Watowato

Gam Ici

Tolabit

Daru

Foli

Kao

MalifutDodaga

Cemara Jaya

Halmahera Utara

P. Bobale

P. AkesalakaP. Timlonga

Tg. Pacikara

Tg. Boleo

Tl. Wasile

Tl. Guruo

Kec. Ibu

Kec. Ibu Selatan

Kec. Ibu Utara

Kec. Jailolo

Kec. Kao

Kec. Kao Barat

Kec. Kao Teluk

Kec. Kao Utara

Kec. Maba

Kec. Malifut

Kec. Sahu

Kec. Sahu Timur

Kec. Tobelo Barat

Kec. Tobelo Timur

Kec. WasileKec. Wasile Selatan

Kec. Wasile Tengah

Kec. Wasile Timur

Kec. Wasile Utara

HPT

HPT

HPT

HPT

HPT

HL

HL

HL HL

HL

HL

HL

HL

HL

HL

HP

HP

HP

HL

HP

HL

HP

HPT HPT

HL

HL128°15'

128°15'

128°0'

128°0'

127°45'

127°45'

127°30'

127°30'

1°15'

1°15'

KAWASAN SAPI POTONG MALUKU UTARA 9

35 36 37 3829 30 31 32 33 34

25 26 2722 23 2419 20 2115 16 1712 13 148 9 10

5 62 3

1

18117

4

28

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG LEMBAR 9PROVINSI MALUKU UTARA

SKALA 1:250.000

0 5 10 152,5KmPeta dasar:

- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2016U

PETUNJUK LOKASI PETA

Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan Kawasan tidak ada kawasan

LEGENDA

Daya Dukung PakanRendahtidak potensi

TinggiSedang

Pengembangan Kawasan Sapi Potong