korea utara.pdf

1
JUMAT, 5 APRIL 2013 KOREA UTARA 21 MAGGIE N MAHARDHIKA P ARLEMEN Korea Utara (Korut) telah meres- tui serangan nuklir ke Amerika Serikat, kemarin. “Kami secara resmi menginformasikan Gedung Putih dan Pentagon bahwa atas sikap permusuhan AS yang se- makin tinggi, serangan balasan dengan kekuatan nuklir.. telah dipertimbangkan dan disetu- jui,” kata juru bicara militer Korut melalui kantor berita KCNA. Pengumuman itu dikemuka- kan nyaris bersamaan dengan munculnya laporan bahwa Korut telah menyiapkan rudal jarak menengah di pantai timur negerinya. Menurut Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Kwan-jin, ru- dal Korut itu dikenal dengan sebutan Musudan-ri. Rudal tersebut sanggup menjangkau target sejauh 3.000 kilometer yang memungkinkan Jepang dan Korsel menjadi target potensial. Saat menanggapi ancaman Korut tersebut, Pentagon me- laporkan AS akan segera me- mindahkan radar pendeteksi dan penyergap rudal ke Guam di kawasan Pasik. Pemindah- an peralatan pertahanan rudal itu sesuai dengan instruksi Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel yang menyebut ancaman Korut sebagai bahaya yang je- las dan nyata. Reaktor Dalam perkembangan lain, Korut berencana menghidup- kan kembali reaktor nuklir Yongbyon. Rencana itu diper- kirakan bisa terwujud enam bulan mendatang selama tidak ada kerusakan besar reaktor. Namun, untuk memproduksi material bom atom, Korut perlu waktu bertahun-tahun. “Jika mereka (Korut) meng- hidupkan kembali reaktor tersebut, saya perkirakan mereka memerlukan waktu setidaknya enam bulan. Me- reka bisa memproduksi sekitar 6 kilogram plutonium (yang cu- kup untuk membuat satu bom nuklir) per tahun,” ungkap Siegfried Hecker, pakar nuklir dari Stanford University, Ame- rika Serikat. Hecker menyatakan reaktor Yongbyon tidak beroperasi sejak Juli 2007. Oleh karena itu, tambahnya, Korut perlu waktu sekitar tiga sampai em- pat tahun untuk memperoleh 12 kg plutonium supaya dapat membuat dua bom nuklir. Hecker diyakini sebagai orang Barat terakhir yang me- ngunjungi kompleks nuklir Yongbyon. Foto-foto satelit yang diung- gah 38North.org, situs khusus Korea Utara, menunjukkan ke- giatan konstruksi yang sedang berlangsung di sepanjang jalan menuju gedung reaktor. Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa mengakui ada kekhawatiran di negara-negara anggota ASEAN mengenai ketegangan di Seme- nanjung Korea. “Minggu depan para menlu ASEAN akan bertemu, pasti- nya membahas hal itu (kete- gangan Korea),” kata Marty saat ditemui di kantor Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kemarin. Menurut Marty, Indonesia selama ini mengamati kete- gangan di Semenanjung Ko- rea. Ia pun khawatir dengan peningkatan ketegangan yang mengarah ke konfrontasi an- tara Korea Selatan dan Korea Utara. “Pemerintah Indonesia se- lama ini mengikuti dengan penuh keprihatinan perkem- bangan di Semenanjung Korea yang akhir-akhir ini semakin menunjukkan gejala pening- katan ketegangan. Harapan kita, semua pihak yang terkait dapat menunjukkan sikap yang menahan diri,” tandas- nya. (Reuters/Fid/Hde/MN/I-1) maggie @mediaindonesia.com Korea Utara dan Amerika Serikat sama- sama menyiagakan perangkat rudal mereka. Parlemen Restui Serangan Nuklir RATUSAN warga Korea Sela- tan menolak meninggalkan pabrik-pabrik di kawasan industri Kaesong yang ber- ada di wilayah Korea Utara, kemarin. Bagi mereka, lepas dari ketegangan antara peme- rintah dua negara serumpun itu, keperluan rumah tangga jauh lebih penting. “Saya memiliki empat tang- gungan dalam keluarga. Kami pergi ke sana tidak atas ala- san politik, tapi demi urusan perut,” cetus Kwon Bo-sun, seorang sopir truk. Hingga kemarin, pria beru- sia 44 tahun itu masih ber- ada di Kota Paju, Korsel, guna menunggu pembukaan blokade oleh otoritas Korut. Selain melarang pekerja Kor- sel masuk, Korut mengusir 828 pekerja Korsel dari Kae- song sejak Rabu (3/4). Dari jumlah itu, hanya 222 orang yang bersedia dipulangkan. Sisanya berupaya memper- tahankan kinerja pabrik- pabrik. Di Kaesong, terdapat 123 perusahaan dari Korsel yang memproduksi pakaian, se- patu, serta alat elektronik. Di samping mempekerjakan warga Korsel, pabrik-pabrik itu dimotori sekitar 50 ribu pekerja asal Korut. Perusahaan-perusahaan itu diestimasi telah mengin- vestasikan US$500 juta bagi Kaesong sejak kawasan itu diresmikan pada 2000. Di an- tara perusahaan-perusahaan itu, sederet perusahaan rak- sasa Korsel pun turut ber- investasi, semisal Samsung Electronics dan Hyundai Motor. Berkat Kaesong, pemerin- tah Korut mendapat devisa dari 50 ribu pekerja mereka. Belum lagi porsi dari nilai perdagangan di Kaesong yang rata-rata mencapai US$2 mi- liar saban tahun. Kawasan industri Kaesong merupakan perwujudan Ke- bijakan Sinar Matahari atau Sunshine Policy yang diter- apkan Kim Dae-jung saat dia menjabat Presiden Korsel pada Februari 1998. Kebi- jakan itu bertujuan mem- bujuk Korut agar negara Stalinis tersebut tidak lagi mengisolasi diri. Langkah yang diambil Kim Dae-jung itu kemudi- an melancarkan jalan bagi proses rekonsiliasi kedua Korea sehingga terlaksana konferensi tingkat tinggi antar-Korea pada Juni 2000. Karena kebijakan itu pula, Kim Dae-jung memenangi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2000. Di Kaesong, solidaritas an- tara warga Korsel dan Korut setidaknya tampak pada tin- dakan sederhana. “Pekerja Korut dan pekerja Korsel sering berbagi makanan,” ujar Park Yun-kyu, seorang karyawan Kaesong asal Kor- sel. (Reuters/Drd/I-1) Kaesong, Sumber Nafkah Dua Negara Serumpun AP/AHN YOUNG-JOON REUTERS/LEE JAE-WON MEMUTAR BALIK: Sejumlah truk asal Korea Selatan memutar balik di depan gerbang masuk menuju kompleks industri Kaesong di Paju, kemarin. Korut menolak kedatangan truk-truk asal Korsel yang mengirim suplai ke kompleks industri itu. MENGAWASI: Seorang serdadu Korea Selatan melakukan pengawasan dalam latihan militer di dekat zona demiliterisasi yang memisahkannya dengan Korea Utara di Paju, utara Seoul, kemarin. Korsel membeli misil jarak jauh untuk meningkatkan daya serang jet tempurnya.

Upload: rasyid-flashback

Post on 27-Oct-2015

109 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bagus dibaca

TRANSCRIPT

JUMAT, 5 APRIL 2013 KOREA UTARA 21

MAGGIE N MAHARDHIKA

PARLEMEN Korea Utara (Korut) telah meres-tui serangan nuklir ke Amerika Serikat,

kemarin. “Kami secara resmi menginformasikan Gedung Putih dan Pentagon bahwa atas sikap permusuhan AS yang se-makin tinggi, serangan balasan dengan kekuatan nuklir.. telah dipertimbangkan dan disetu-jui,” kata juru bicara militer Korut melalui kantor berita KCNA.

Pengumuman itu dikemuka-kan nyaris bersamaan dengan munculnya laporan bahwa Korut telah menyiapkan rudal jarak menengah di pantai timur negerinya. Menurut Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Kwan-jin, ru-dal Korut itu dikenal dengan sebutan Musudan-ri. Rudal tersebut sanggup menjangkau target sejauh 3.000 kilometer yang memungkinkan Jepang dan Korsel menjadi target potensial.

Saat menanggapi ancaman Korut tersebut, Pentagon me-laporkan AS akan segera me-

mindahkan radar pendeteksi dan penyergap rudal ke Guam di kawasan Pasifi k. Pemindah-an peralatan pertahanan rudal itu sesuai dengan instruksi Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel yang menyebut ancaman Korut sebagai bahaya yang je-las dan nyata.

ReaktorDalam perkembangan lain,

Korut berencana menghidup-kan kembali reaktor nuklir Yongbyon. Rencana itu diper-kirakan bisa terwujud enam bulan mendatang selama tidak ada kerusakan besar reaktor. Namun, untuk memproduksi material bom atom, Korut perlu waktu bertahun-tahun.

“Jika mereka (Korut) meng-hidupkan kembali reaktor tersebut, saya perkirakan mereka memerlukan waktu setidaknya enam bulan. Me-reka bisa memproduksi sekitar 6 kilogram plutonium (yang cu-kup untuk membuat satu bom nuklir) per tahun,” ungkap Siegfried Hecker, pakar nuklir dari Stanford University, Ame-rika Serikat.

Hecker menyatakan reaktor

Yongbyon tidak beroperasi sejak Juli 2007. Oleh karena itu, tambahnya, Korut perlu waktu sekitar tiga sampai em-pat tahun untuk memperoleh 12 kg plutonium supaya dapat membuat dua bom nuklir.

Hecker diyakini sebagai orang Barat terakhir yang me-ngunjungi kompleks nuklir Yongbyon.

Foto-foto satelit yang diung-gah 38North.org, situs khusus Korea Utara, menunjukkan ke-giatan konstruksi yang sedang berlangsung di sepanjang jalan menuju gedung reaktor.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa mengakui ada kekhawatiran di negara-negara anggota ASEAN mengenai ketegangan di Seme-nanjung Korea.

“Minggu depan para menlu ASEAN akan bertemu, pasti-nya membahas hal itu (kete-

gangan Korea),” kata Marty saat ditemui di kantor Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kemarin.

Menurut Marty, Indonesia selama ini mengamati kete-gangan di Semenanjung Ko-rea. Ia pun khawatir dengan peningkatan ketegangan yang mengarah ke konfrontasi an-tara Korea Selatan dan Korea Utara.

“Pemerintah Indonesia se-lama ini mengikuti dengan penuh keprihatinan perkem-bangan di Semenanjung Korea yang akhir-akhir ini semakin menunjukkan gejala pening-katan ketegangan. Harapan kita, semua pihak yang terkait dapat menunjukkan sikap yang menahan diri,” tandas-nya. (Reuters/Fid/Hde/MN/I-1)

[email protected]

Korea Utara dan Amerika Serikat sama-sama menyiagakan perangkat rudal mereka.

ParlemenRestuiSeranganNuklir

RATUSAN warga Korea Sela-tan menolak meninggalkan pabrik-pabrik di kawasan industri Kaesong yang ber-ada di wilayah Korea Utara, kemarin. Bagi mereka, lepas dari ketegangan antara peme-rintah dua negara serumpun itu, keperluan rumah tangga jauh lebih penting.

“Saya memiliki empat tang-gungan dalam keluarga. Kami pergi ke sana tidak atas ala-san politik, tapi demi urusan perut,” cetus Kwon Bo-sun, seorang sopir truk.

Hingga kemarin, pria beru-sia 44 tahun itu masih ber-ada di Kota Paju, Korsel, guna menunggu pembukaan blokade oleh otoritas Korut. Selain melarang pekerja Kor-sel masuk, Korut mengusir 828 pekerja Korsel dari Kae-song sejak Rabu (3/4). Dari jumlah itu, hanya 222 orang yang bersedia dipulangkan. Sisanya berupaya memper-tahankan kinerja pabrik-

pabrik. Di Kaesong, terdapat 123

perusahaan dari Korsel yang memproduksi pakaian, se-patu, serta alat elektronik. Di samping mempekerjakan warga Korsel, pabrik-pabrik itu dimotori sekitar 50 ribu pekerja asal Korut.

Perusahaan-perusahaan itu diestimasi telah mengin-vestasikan US$500 juta bagi Kaesong sejak kawasan itu diresmikan pada 2000. Di an-tara perusahaan-perusahaan itu, sederet perusahaan rak-sasa Korsel pun turut ber-investasi, semisal Samsung Electronics dan Hyundai Motor.

Berkat Kaesong, pemerin-tah Korut mendapat devisa dari 50 ribu pekerja mereka. Belum lagi porsi dari nilai perdagangan di Kaesong yang rata-rata mencapai US$2 mi-liar saban tahun.

Kawasan industri Kaesong merupakan perwujudan Ke-

bijakan Sinar Matahari atau Sunshine Policy yang diter-apkan Kim Dae-jung saat dia menjabat Presiden Korsel pada Februari 1998. Kebi-jakan itu bertujuan mem-bujuk Korut agar negara Stalinis tersebut tidak lagi mengisolasi diri.

Langkah yang diambil Kim Dae-jung itu kemudi-an melancarkan jalan bagi proses rekonsiliasi kedua Korea sehingga terlaksana konferensi tingkat tinggi antar-Korea pada Juni 2000. Karena kebijakan itu pula, Kim Dae-jung memenangi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2000.

Di Kaesong, solidaritas an-tara warga Korsel dan Korut setidaknya tampak pada tin-dakan sederhana. “Pekerja Korut dan pekerja Korsel sering berbagi makanan,” ujar Park Yun-kyu, seorang karyawan Kaesong asal Kor-sel. (Reuters/Drd/I-1)

Kaesong, Sumber Nafkah Dua Negara Serumpun

AP/AHN YOUNG-JOON

REUTERS/LEE JAE-WON

MEMUTAR BALIK: Sejumlah truk asal Korea Selatan memutar balik di depan gerbang masuk menuju kompleks industri Kaesong di Paju, kemarin. Korut menolak kedatangan truk-truk asal Korsel yang mengirim suplai ke kompleks industri itu.

MENGAWASI: Seorang serdadu Korea Selatan melakukan pengawasan dalam latihan militer di dekat zona demiliterisasi yang memisahkannya dengan Korea Utara di Paju, utara Seoul, kemarin. Korsel membeli misil jarak jauh untuk meningkatkan daya serang jet tempurnya.