ptpl sapi potong

40
1 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGEMBANGAN TERNAK DAN PAKAN LOKAL KELOMPOK TANI TERNAK SAPI POTONG SAWIT NYAMBUNG Kelompok 05 Anggi Nur Fitriani D0A013007 Indra Ari Sugiyarto D0A013013 Adhitya Bayu Novriansyah D0A013020 Arif Kristianto D0A013026 Windu Sasisana D0A013033 Luthfi Atur Rosidin D0A013041 Saiful Huzda D0A013047 Ratih Churatul Mala D0A013053 Ilyas Muzakki D0A013062 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PETERNAKAN PURWOKERTO

Upload: hari-widodo

Post on 10-Jul-2016

274 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pakan lokal

TRANSCRIPT

Page 1: Ptpl Sapi Potong

1

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUMPENGEMBANGAN TERNAK DAN PAKAN LOKAL

KELOMPOK TANI TERNAK SAPI POTONGSAWIT NYAMBUNG

Kelompok 05

Anggi Nur Fitriani D0A013007

Indra Ari Sugiyarto D0A013013

Adhitya Bayu Novriansyah D0A013020

Arif Kristianto D0A013026

Windu Sasisana D0A013033

Luthfi Atur Rosidin D0A013041

Saiful Huzda D0A013047

Ratih Churatul Mala D0A013053

Ilyas Muzakki D0A013062

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PETERNAKAN

PURWOKERTO

2015

Page 2: Ptpl Sapi Potong

ii

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUMPENGEMBANGAN TERNAK DAN PAKAN LOKAL

KELOMPOK TANI TERNAK SAPI POTONGSAWIT NYAMBUNG

Oleh

Kelompok 05

Anggi Nur Fitriani D0A013007

Indra Ari Sugiyarto D0A013013

Adhitya Bayu Novriansyah D0A013020

Arif Kristianto D0A013026

Windu Sasisana D0A013033

Luthfi Atur Rosidin D0A013041

Saiful Huzda D0A013047

Ratih Churatul Mala D0A013053

Ilyas Muzakki D0A013062

Koordinator Asisten Asisten

Bustomy Fajar Mulyawan Siti Atika Nur FajariniD1E012253 D1E012263

ii

Page 3: Ptpl Sapi Potong

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Penyusun

mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pengembangan

Ternak Dan Pakan Lokal dan juga asisten yang telah memberikan bimbingan dan

pengajaran. Serta kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses

penyelesaian makalah ini.

Makalah tersebut disusun agar pembaca dapat mengetahui dan memahami

tentang potensi ternak kambing kejobong yang ada di Kabupaten Purbalingga.

Semoga dengan makalah yang berjudul “Pengembangan Ternak Dan Pakan Lokal

(KTT) Kelompok Tani Ternak Sawit Nyambung” menjadi acuan dan perhatian

para pembaca. Kemampuan maksimal dan usaha yang keras telah dicurahkan

dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga usaha yang telah dilakukan tidak sia-

sia dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Penyusunan makalah ini, masih terdapat kekurangan dan kekeliruan.

Berdasarkan hal tersebut, selaku penyusun, meminta maaf serta senantiasa

terbuka menerima kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah di kesempatan

berikutnya. Semoga bermanfaat bagi kesejahteraan bangsa dan membangun

masyarakat Indonesia yang ke arah perbaikan dan kemajuan di masa mendatang.

Purwokerto, 12 Desember 2015

Penyusun

iii

Page 4: Ptpl Sapi Potong

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL.................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii

RINGKASAN........................................................................................................ix

BAB I. . PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Tujuan........................................................................................................2

BAB II. IDENTITAS PETERNAKAN................................................................3

2.1. Identitas Peternakan..................................................................................3

2.1.1. Nama perusahaan.....................................................................................3

2.1.2. Alamat perusahaan...................................................................................3

2.1.3. Struktur organisasi :.................................................................................3

2.2. Sejarah singkat perusahaan.......................................................................3

BAB III. HASIL KAJIAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN......................5

3.1. Hasil Kajian Lapangan..............................................................................5

3.2. Pembahasan.............................................................................................10

3.2.1. Pemilihan Bibit.......................................................................................10

3.2.2. Perkandangan.........................................................................................10

3.2.3. Pakan.......................................................................................................11

3.2.4. Pengendalian Penyakit..........................................................................11

Page 5: Ptpl Sapi Potong

v

3.2.5. Tindak pencegahan yang dilakukan di KTT Sawit Nyambung:.......11

3.2.6. Kendala Dan Solusi dI peternakan KTT Sawit Nyambung..............12

3.3. Sistem Perkawinan..................................................................................13

3.4. Analisa usaha...........................................................................................13

BAB IV. PENUTUP.............................................................................................15

4.1. Kesimpulan....................................................................................................15

4.2. Saran.......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

Page 6: Ptpl Sapi Potong

vi

DAFTAR TABEL

Table 1 Data peternakan Sapi Potong....................................................................12

Table 2 Bangsa Ternak Potong Yang Dipelihara...................................................12

Tabel 3 Analisis Masalah......................................................................................25

Tabel 4 Rumusan Strategi......................................................................................25

Page 7: Ptpl Sapi Potong

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi KTT Sawit Nyambung..................................11

Gambar 2 Central Alley Kandang.....................................................................26

Gambar 3 Jenis sapi yang dipelihara.................................................................26

Gambar 4 Jenis Sapi yang dipelihara...............................................................26

Gambar 5 Tempat penyimpanan pakan............................................................26

Gambar 6 Sekat antara kandang.......................................................................26

Gambar 7 Tempat pakan....................................................................................26

Page 8: Ptpl Sapi Potong

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Denah Lokasi Kandang.........................................................27

Page 9: Ptpl Sapi Potong

ix

RINGKASAN

KTT SAWIT NYAMBUNG berada di Desa beji , Kecamatan Kedung

Banteng Kabupaten Banyumas. jumlah ternak di peternakan ini adalah 95 ekor,

yaitu 75 ekor sapi import dan 15 ekor sapi lokal. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara mewawancarai langsung dengan ketua kelompok KTT SAWIT

NYAMBUNG. Hasil yang didapat keadaan umum dari KTT SAWIT

NYAMBUNG dan peternakanya cara pemberian pakan yang dilakukan dan tata

laksana manajemen pengelolaan peternakan yang terdapat di KTT SAWIT

NYAMBUNG.

Di tahun 2003 KTT (kelompok tani ternak) ini mendapat bantuan ternak

sapi sebanyak 50 ekor, kemudian di tahun 2006, kembali mendapat bantuan

sebanyak 100 ekor dan terakhir pada tahun 2013 Dalam menjalankan usaha

peternak sapi potong KKT ini kerap kali menghadapi kesulitan terutama dalam

pengolahan limbah.

KTT SAWIT NYAMBUNG dalam pengadaan bibitnya sangat selektif.

pakan yang diberikanpun cukup baik dengan persediaan air minum yang mudah

didapat. Namun KTT SAWIT NYAMBUNG masih kurang dalam memperhatikan

kondisi kandangnya. Pengolahan limbahpun belum ada, sehingga feses dan urin

yang dihasilkan hanya dialirkan ke warga.

Page 10: Ptpl Sapi Potong

BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Usaha peternakan sapi potong di Indonesia telah lama dikenal masyarakat.

Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka

perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan

ternak sapi potong. Penyebaran ternak sapi di negara kita belum merata. Ada

beberapa daerah yang sangat padat, ada yang sedang, tetapi ada yang sangat

jarang atau terbatas populasinya. Tentu sajahal ini ada beberapa faktor penyebab,

antara lain faktor pertanian dan kepadatan penduduk, ilim dan budaya

aklimatisasi, serta adat istiadat dan agama.

Faktor pertanian dan penyebaran penduduk di Indonesia menentukan

penyebaran usaha ternak sapi. Masyarakat petani yang bermata pencaharian

bertani tidak bisa lepas dari usaha ternak sapi, baik untuk keperluan tenaga,

pupuk, atau lain sebagainya. Sebab, sapi merupakan kawan baik petani dalam

rangka pengolahan tanah pertanian. Kehidupan maju mundurnya ternak sapi

selama ini tergantung pada usaha pertanian. Karena adanya usaha pertanian yang

lebih maju berarti akan menunjang produksi pakan ternak berupa hijauan, hasil

ikutan pertanian berupa biji-bijian atau pakan penguat, yang kesemuanyasangat

diperlukan sapi.

Ternak sapi, khususnya sapi potong, merupakan salah satu sumber daya

penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan penting artinya didalam

kehidupan masyarakat.seekor atau kelompok ternak sapi bisa menghasilkan

berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging,

disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit, dan tulang. Tata cara

pengaturan pemeliharaan ternak potong ini dimulai dari tempat cara pemilihan

bibit, tempat berproduksi/ kandang, cara pemberian pakan, cara perkawinan dan

cara pencegahan penyakit serta tatalaksana pemeliharaan.

Page 11: Ptpl Sapi Potong

2

I.2. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, diantaranya :

1. Mengetahui hal-hal pendukung dan menghambat dalam usaha sapi potong

2. Mengetahui potensi dari usaha sapi potong

3. Mengetahui keuntungan dari pembuatan kelompok ternak sapi potong

4. Mengetahui hal-hal yang dapat membuat sapi potong dapat berkembang

5. Mengetahui permasalahan yang ada dalam kelompok tani ternak

khususnya ternak potong

2

Page 12: Ptpl Sapi Potong

Ketua

Ahmad kodirin

Sekretaris

Karso

Bendahara

Sudarhariri

BAB II. IDENTITAS PETERNAKAN

II.1. Identitas Peternakan

II.1.1. Nama perusahaan : KTT SAWIT NYAMBUNG

II.1.2. Alamat perusahaan : Desa Beji Kecamatan Kedung Banteng, Banyumas

II.1.3. Struktur organisasi :

Gambar 1. Struktur Organisasi KTT Sawit Nyambung

II.2. Sejarah singkat perusahaan

Awal tahun 2000 pak ahmad memiliki inisiatif dalam menggumpalkan

para peternak khususnya sapi yang ada di desa kosong pak ahmad yang

merupakan pelopor “KTT SAWIT NYAMBUNG’’ bersama–sama mulai dalam

beternak sapi ‘’KTT SAWIY NYAMBUNG’’ , terdapat pembibitan dan

penggemukan sapi potong dana pembuatan kandang merupakan hasil sumbangan

bersama sedang ternak sapi merupaka milik perorangan. Di tahun 2003 KTT

(kelompok tani ternak) ini mendapat bantuan ternak sapi sebanyak 50 ekor,

kemudian di tahun 2006, kembali mendapat bantuan sebanyak 100 ekor dan

Page 13: Ptpl Sapi Potong

terakhir pada tahun 2013 Dalam menjalankan usaha peternak sapi potong KKT ini

kerap kali menghadapi kesulitan terutama dalam pengolahan limbah.

Page 14: Ptpl Sapi Potong

5

BAB III. . HASIL KAJIAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil Kajian Lapangan

Table 1 Data peternakan Sapi Potong

a. Skala usaha peternakan Usaha kecil (90 ekor)b. Sistem produksi Semi intensifc. Fasilitas perusahaan : Kantor : 1 unit

Mess karyawan : 1 unitTimbangan ternak : -Kandang kambing: 4 unitTempat limbah : 1 unitKendaraan : 50 unit

1. Bangsa Ternak Potong Yang DipeliharaTable 2 Bangsa Ternak Potong Yang Dipelihara

a. Macam bangsa ternak

potong yang dipelihara PO (peranakan ongole), simental, PFH

b. Jumlah ternak Impor : 75 ekor

Lokal : 15 ekor

c. Rataan bobot badan awal Impor : 250 kg/ekor

Lokal : 200 kg/ekor

d. Asal usul ternak Impor : ajibarang, sokaraja (pasar

hewan)

Lokal : sekitar Banyumas

e. Harga beli ternak Impor : Rp 40.000,-

Lokal : Rp 45.000,-

f. Harga jual ternak Impor : Rp 55.000,-

Lokal : Rp 50.000,-

g. Proses pengadaan ternak Impor : Membeli ke pasar dan daerah

sekitar, serta BBPTU

Lokal : Ajibarang, Sokaraja, sekitar

Purwokerto

Page 15: Ptpl Sapi Potong

6

2. Manajemen Pemeliharaan

a. Cara menimbang ternak Menggunakan penaksiran bobot badan

secara kasat mata dan pengukuran PB,

LD, dan TB

b. Kapan dilakukan

penimbangan badan

Pada saat diperlukan terutama sebelum

dijual

c. Recording meliputi Kelahiran, waktu beli, umur, jumlah

d. Kode penomoran ternak Tidak ada

e. Pengelompokan ternak Pemisahan antar jantan dan betina

f. Vaksinasi 6 bulan sekali (culling)

g. Sistem pemeliharaan Semi intensif

h. Lama pemeliharaan 12 bulan

i. Target PBBH Tidak ada

3. Manajemen Perkandangan

a. Jumlah kandang 4 unit (3 utara dan 1 selatan

b. Ukuran kandang 27 x 5,7 x 2,7

c. Luas kandang 153,9

d. Model atap kandang Gable

e. Tipe kandang Tunggal (tanpa sekat)

f. Bahan bangunan kandang Asbes, semen, dan kayu

Page 16: Ptpl Sapi Potong

7

g. Kemiringan lantai kandang 16,5

h. Kepadatan kandang 1 ekor/ 100 m2

i. Biaya pembuatan kandang Rp 250.000.000,-

j. Posisi tempat pakan/ minum Tidak ada sekat

k. Ukuran tempat pakan 3,4 meter

l. Ukuran tempat minum 10 kg/ 10 liter

m. Sistem drainase kandang Selokan

n. Frekuensi pembersihan

kandang 2 kali sehari (pagi dan sore)

o. Tempatpenampungan limbah Tersedia

p. Tempatpenanganan limbah Tersedia namun jarang dikelola

q. Proses penanganan llimbahfeses/urin dan air bekas pencucian

ternak di alirkan menuju ketempat

penampungan yang kemudian

digaringkan dengan di tutup

menggunakan terpal, untuk membuat

kompos di butuhkan limbah feses,

sedang limbah cair di alirkan ke lahan

pertanian.

r. Kapan dilakukan rehabilitasiTidak ada

4. Cara Pemberian Pakan

a. Macam pakan yang diberikan Hijauan rumput, jerami dan dedak

Page 17: Ptpl Sapi Potong

8

b. Bahan penyusun konsentrat Dedak, garam,molases

c. Campuran konsentrat Tidak ada

d. Porsi pemberian pakan Hijauan : 2,5 kg/ekor

Konsentrat : 5 kg/ekor

e. Cara pemberian pakan 2 kali sehari

f. Asal- usul bahan pakan Membeli kepoltrisop dan sekitar

Banyumas

g. Feed suplemen Tidak ada

h. Harga pakan -

i. Frekuensi pemberian pakan 2 kali/hari

j. Target produksi anak -

k. Target PBBH -

l. Evaluasi kecukupan pakan -

5. Manajemen kesehatan

a. Cara pencegahan penyakit Pemberian obat diare dan cacing

b. Cara vaksinasi Mengundang mantri hewan

c. Kapan dilakukan vaksinasi 3 bulan sekali

d. Jenis vaksin Cacing

e. Frekuensi vaksinasi 1 kali selama 3 bulan

f. Penyakit yang sering Cacing dan diare

Page 18: Ptpl Sapi Potong

9

dijumpai

g. Cara pengobatan penyakit Cacing (obat cacing),diare (minyak

urut,obat tradisional)

h. Siapa yang melakukan

vaksinasi Mantri hewan

i. Tindakan sanitasi yang

dilakukan

Pembersihan kandang dan memandikan

ternak

j. Frekuensi sanitasi kandang 2 kali sehari

k. Sanitasi lingkungan 1 minggu sekali

6. Manajemen pemasaran ternak

a. Bobot jual ternak 400 kg

b. Umur jual ternak 2 tahun

c. Harga per kg BB Rp 50.000,-

d. Kapan ternak dijual Saat idul adha atau saat butuh uanng

e. Dasar penentuan harga jual Mentri perdagangan

f. Cara penjualan ternak Pembeli datang ke tempat

g. Kesulitan pemasaran Pemasaran kompos

h. Siapa konsumenya RPH, dan orang yang ingin berqurban

i. Produk yang dijual Kompos ternak dan anakan

j. Biaya transportasi Ditanggung bersama

Page 19: Ptpl Sapi Potong

10

III.2. Pembahasan

III.2.1. Pemilihan Bibit

Pemilihan sapi sebagai calon bibit pengganti ataupun calon penggemukan

sering dirasa sulit. Sebab, pada saat peternak itu melakukan pemilihan diperlukan

pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta kriteria dasar. Kriteria

dasar tersebut meliputi bangsa dan sifat genetis, bentuk luar serta kesehatan.

Setiap bangsa sapi memiliki sifat genetis yang berbeda satu dengan yang lain, baik

mengenai daging ataupun kemampuan dalam beradaptasi terhadap lingkungan.

Secara teoritis peternak sapi potong pasti memilih bangsa sapi tipe potong jenis

unggul yang sudah populer seperti hereford, aberdeen angus, beef master,

charolais dan sebagainya karena persentase hasil karkas sapi-sapi tersebut lebih

dari 60%, sedangkan jenis lokal kurang dari 60%. Namun, pada kelompok KKT

“Sawit Nyambung” masih menernakan sapi-sapi potong jenis lokal sapi peranakan

ongole sapi local memiliki daya adaptasinya terhadap iklim dan pakan yang

sederhana cukup bagus. (Daridjah, 1996).

III.2.2. Perkandangan

Berdasarkan hasil kunjungan model yang digunakan adalah head to head.

Apabila Kontruksi kandang harus kuat mudah dibersihkan, bersirkulasi udara

baik. Selain itu ternak terlindung dari pengaruh lingkungan yang merugikan. Oleh

karena itu, sehubungan dengan kontrukssi ini yang perlu mendapat perhatian

terutama mengenai arah kandang, ventilasi, atap dinding dan lantai. Sedapat

mungkin bangunan kandang tunggal dibangung menghadap ke timur dan kandang

ganda membujur ke arah utara selatan. Sehingga hal ini memungkinkan sinar pagi

bisa masuk ke dalam ruangan atau lantai kandang secara leluasa.(Setyaningrum,

2003) jumlah sapi yang akan dipelihara mencapai 10 ekor maka akan lebih baik

apabila menggunakan model kandang tunggal. Tipe atap adalah Goble roof KTT

“SAWIT NYAMBUNG” menggunakan jenis atap Gable roof sebeb sesuai dengan

model kandang yang digunakan,

Page 20: Ptpl Sapi Potong

11

Bangunan kandang yang baik adalah kandang yang terletak disuatu daerah

atau tempat yang dekat dengan sumber air. Sebab usaha peternakan Letak

kandang terpisah dari rumah dan jaraknya cukup jauh Lantai dari semen/tanah

yang dipadatkan, dan harus dibuat lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Drainase di

dalam dan luar kandang harus baik.. Ukuran kandang Sapi betina dewasa 1,5 X 2

m/ekor, Sapi jantan dewasa 1,8 X 2 m/ekor, Anak sapi 1,5 X 2 m/ekor.

III.2.3. Pakan

Pakan merupakan salah satu unsur penting yang menunjang kesehatan,

pertumbuhan dan reproduksi ternak. Tujuan utama pemberian pakan adalah

menjamin pertambahan bobot badan selama pertumbuhan serta menjamin

produksi yang paling ekonomis.(Parakassi,1998)

Hijauan, termasuk rumput mengambil peranan penting sebagai pakan

ternak ruminansia, namun hal itu lebih menunjang apabila hijauan tersebut

bermutu baik. Rumput mengandung zat gizi yang diperlukan bagi ternak seperti

air, protein, lemak, serat kasar, mineral dan vitamin. Semuanya dapat diberikan

dalam dua macam bentuk, yakni hijauan segar dan kering. Bahan pakan berupa

rumput bisa dibedakan atas rumput lapangan (liar) dan rumput pertanian. Rumput

pertanian sengaja diusahakan dan dikembangkan untuk persediaan pakan ternak.

Sehingga rumput ini disebut rumput jenis unggul. Pakan tambahan bagi ternak

sapi biasanya berupa vitamin, mineral, dan urea atau UMB. Pakan tambahan ini

dibutuhkan oleh sapi yang dipelihara secara intensif, yang hidupnya berada

dikandang secara terus-menerus. Banyaknya air yang diperlukan oleh ternak sapi

sebagai air minum dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain adalah umur ternak

dan cara pemeliharaan.

III.2.4. Pengendalian Penyakit

III.2.5. Tindak pencegahan yang dilakukan di KTT Sawit Nyambung:

a. Hindari kontak dengan ternak sakit

b. Kandang selalu bersih

Page 21: Ptpl Sapi Potong

12

c. Isolasi sapi yang di duga kena penyakit agar tidak menular ke sapi yang lain

d. Mengadakan tes kesehatan, khususnya penyakit Brucellosis dan Tuberculosis.

e.Desinfektan kandang dan peralatan

f. Vaksinasi teratur

Berdasarkan hasil kunjungan kelompok peternak KTT Sawit Nyambung

sangat peka terhadap infeksi penyakit, terutama terhadap penyakit scours,

pneumonia, dan infeksi tali pusar. Scours (diare) diakibatkan oleh pemberian

pakan yang tidak benar dan perawatan yang jelek. Tindakan pencegahan dengan

cara sebagai berikut: semua peralatan kandang, tempat makan, dan alat minum

harus bersih. Air minum dalam keadaan bersih. Kandang dalam keadaan bersih

dan terang, peredaran udara besar cukup lancar, ruangan dalam keadaan segar dan

tidak terlalu panas, tetapi hangat. Lantai kandang pedet dijaga sellu bersih, diberi

jerami kering sebagai tilam yang setiap saat bisa dibersihkan secara rutin.

Pada peternakan KTT SAWIT NYAMBUNG tindakan pencegahan terhadap

penyakit yang dilakukan dengan melakukan sanitasi yang dilakukan seminggu

sekali dan pengobatan cacing.

III.2.6. Kendala Dan Solusi dI peternakan KTT Sawit Nyambung

Kendala-kendala yang ada di KTT Sawit Nyambung

a. Sulitnya memperoleh bakalan sapi

Sulitnya mendpatkan bakalan, hal ini tentu sangat terkait dengan bisnis

pembibitan sapi. Banyak peternak yang enggan terjun kebisnis pembibitan

(menghasilkan bakalan), karena siklus usaha menghasilkan bakalan terbilang

cukup lama.

Solusi :

Umumnya,kesulitan mendapatkan bakalan terjadi sekitar lima bulan

menjelang hari raya qurban karena banyak peternak yang sama – sama mencari

sapi potong untuk digemukkan. Hal ini dapat diatasi jika kita sudah memiliki

jaringan dan langganan sendiri.(Daridjah,2002)

b. Masuknya sapi impor

Page 22: Ptpl Sapi Potong

13

Masuknya daging impor dengan harga yang lebih murah dari pada harga

daging sapi lokal telah banyak peternak lokal yang beralih keprofesi lain.

Penyebabnya, sapi lokal sulit bersaing dipasaran, karena selisih harga keduanya

bisa mencapai sekitar Rp 30.000/kg .

Solusi :

Pemerintah telah membuat peraturan untuk memperketat impor sapi hidup

atau bakalan. Pengimpor sapi harus menggemukkan sapi 3 – 4 bulan, sehingga

masa itu memberikan nilai tambah sapi di dalam negeri.

c. Kenaikan bobot sapi masih belum optimal

Pbbh sapi impor dapat mencapai 1,5-1,8 kg/ekor/hari.. Belum optimalnya

kenaikan bobot badan sapi impor disebabkan sistem pemeliharaan yang belum

intensif, jumlah pemberian pakan yang kurang dan tidak berkualitas, serta daya

adaptasi sapi impor terhadap iklim panas masih rendah.

Solusi :

III.3. Sistem Perkawinan

Sistem perkawinan yang digunakan di KTT SAWIT NYAMBUNG adalah

menggunakan Hand Mating atau Kawin alam yang teratur dimana sapi betina

birahi dibawa ke tempat pejantan untuk dikawinkan atau di IB. Mengetahui Tanda

Birahi Tanda-tanda birahi yaitu ; selalu gelisah, mencoba menaiki sapi lain, vulva

membesar dan kemerahan serta keluar cairan lendir, nafsu makan menurun.

III.4. Analisa usaha

Biaya tetap

Menurut Fadillah (2007) Aspek analisis keuangan meliputi komponen-

komponen sebagai berikut:

a.    Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan,

b.   Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber dana

internal (misalnya modal disetor dan laba ditahan) dan modal eksternal (misalnya

penerbitan obligasi dan pinjaman).

Page 23: Ptpl Sapi Potong

14

c.    Proyeksi neraca. Sanat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan serta

kondisi keuangannya, misalnya saldo lancer, aktiva tetap, kewajiban jangka

pendek, kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih.

d.   Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba atau rugi di masa yang akan datang.

Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya tetap

dalam proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak berubah

walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik atau turun). Menurut

Zulkifli (2003)

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan tertentu

relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan. Keseluruhan

biaya tetap disebut biaya total (total fixed cost, TFC). Contoh biaya tetap yaitu

penyusutan atau sewa gedung/pabrik, gaji direksi dan biaya pelatihan karyawan

(Manullang, 2011).

Biaya variable atau sering disebut biaya variable total (total variable cost,

TVC) adalah jumlah biaya produksi yang berubah menurut tinggi rendahnya

jumlah output yang akan dihasilkan. Menurut Zulkifli (2003) biaya variabel

adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume

kegiatan, namun biaya per unitnya tetap. Artinya, jika volume kegiatan diperbesar

2 (dua) kali lipat,maka total biaya juga menjadi 2 (dua) kali lipat dari jumlah

semula. Semakin besar output atau barang yang akan dihasilkan, maka akan

semakin besar pula biaya variable yang akan dikeluarkan.

BEP adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antar biaya

tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Menurut Hanafi (2012)

Analisis BEP digunakan untuk mengetahui berapa minimal perusahaan harus

menghasilkan dan menjual produk agar tidak menderita kerugian atau titik impas

yaitu untuk mengetahui keadaan suatu perusahaan tidak memperoleh laba dan

juga tidak memperoleh kerugian.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka KTT SAWIT

NYAMBUNG perlu menghasilkan lebih dari nilai BEP yaitu sebesar Rp. 232,9

Page 24: Ptpl Sapi Potong

15

/hari agar tidak menderita kerugian. KTT SAWIT NYAMBUNG telah mampu

menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 17,4/hari pada periode-periode sebelumnya.

Hal tersebut berarti KTT SAWIT NYAMBUNG berhasil memperoleh keuntungan

karena pendapatannya di atas nilai BEP. 

Page 25: Ptpl Sapi Potong

16

BAB IV. PENUTUP

IV.1. Kesimpulan

1. Peternakan KTT SAWIT NYAMBUNG merupakan peternakan sapi potong dengan jumlah ternak 75 ekor.

2. Pemilihan sapi sebagai calon bibit pengganti ataupun calon penggemukan sering dirasa sulit. Sebab, pada saat peternak itu melakukan pemilihan diperlukan pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta kriteria dasar.

3. Perkandangn di KTT SAWIT NYAMBUG menggunakan model hed to head dengan tipe atap Gable roof.

4. Pakan yang diberikan yaitu berupa jerami padi, kosentrat, rumput gajah, dan hijauan.

5. Pengendalian penyakit yang dilakukan yaitu vaksinasi teratur , kandang selalu bersih , isolasi ternak yang terkena penyakit

6. Sistem perkawinan yang digunakan di KTT SAWIT NYAMBUNG adalah menggunakan Hand Mating atau Kawin alam yang teratur .

7. Kendala yang dihadapi seperti sulit memeperoleh bakalan sapi, masuknya sapi import, kenaikan bobot badan sapi yang belum optimal.

IV.2. Saran

Peternakan di KTT SAWIT NYANBUNG dalam manajemen pemeliharaan sudah bagus akan tetapi ada tetapi harus perlu diperhatikaan dalam penentuan lokasi kandang karena sangat mempengaruhi produksi ternak, serta biosecurity dan sanitasi kandang yang harus lebih diperhatikan untuk penanganan limbah seharusnya ditangani secara baik agar tidak menimbulkan hal-hal negatif.

Page 26: Ptpl Sapi Potong

17

DAFTAR PUSTAKA

Djarijah, A. 1996. Usaha Ternak Sapi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Djarijah, A. S. 2002. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Kanisius.

Yogyakarta.

Fadillah. R, 2007. Sukses Berternak Ayam Broiler. PT.Agromedia

Pustaka:. Ciganjur.

Hanafi, Riezwan. 2012. Ruang Lingkup dan Sistem Agribisnis. Penebar

Swadaya. Jakarta

Haritadi, Sutardi dan Murdjiati Gardjito. 1989. Pembuatan Makanan

Kecil Dari Tepung Sagu dan Waluh. PAU Pangan Gizi.

Universitas    Gadjah Mada. Yogyakarta.

Manullang. 2011. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Liberty. Yogyakarta.

Parakassi. 1984. Komposisi karkas domba lokal Priangan berdasarkan jenis kelamin dan pengelompokan berat potong. Proceedings Pertemuan Ilmiah Penelitian Ruminansia Kecil. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Bogor.

Setyaningrum, dkk. 2003. Manajemen Ternak Potong. Unsoed.

Purwokerto

Sihombing. 2000. Teknik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Usaha

Peternakan.Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian,

Institut Pertanian Bogor, Bogor

Zulkifli, Makeham. 2003. Pengelolaan Usaha Tani. LP3ES. Jakarta.

Page 27: Ptpl Sapi Potong

18

LAMPIRAN

ANALISA USAHA KTT SAWIT NYAMBUNG

Tabel 3 Analisis Masalah

a. No.

Strenght (S)/ Kekuatan Weakness (W)/Kelemahan

1. Potensi dalam pakan hijauan Belum adanya pengolahan limbah2. Solidaritas kelompok Administrasi keuangan belum ada3. Adanya pasar yang jelas Kurangnya pengetahuan beternak4. Tenaga kerja gratis5. Luas lahan mendukung

Opportunity (O)/Peluang Threat (T)/Ancaman1. Dukungan dari anggota Penyakit ternak2. Permintaan saat idul adha Fluktuasi harga3. Menciptakan lapangan kerja Permintaan meningkat namun

persediaan kurang4. Pemasukan tambahan

Tabel 4 Rumusan Strategi

Strenght (S) Weakness (W)Opportunities Dukungan dari anggota dalam

pemeliharaan, pemasaran dan penanganan

Menciptaka lapagan kerja bagi para ahli ekonomi untuk mengetahui laya tidaknya

Tenaga kerja berpengetahuan dalam pengolahan limbah

Limbah yang belum diolah tidak dapat menjadi keuntungan dan timbul penyakit

Page 28: Ptpl Sapi Potong

19

LAMPIRAN

Gambar 1 Jenis sapi yang dipelihara Gambar 2 Central Alley Kandang

Gambar 3 Tempat pakan Gambar 4 Sekat antara kandang

Gambar 5 Jenis Sapi yang dipeliharaGambar 6 Tempat penyimpanan pakan

Page 29: Ptpl Sapi Potong

20

DENAH KANDANG

Lampiran 1 Denah Lokasi Kandang