saluran nafas bawah 1.ppt
TRANSCRIPT
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011SALURAN NAPAS BAWAH1
Syarifah Hanum P
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
KELAINAN KONGENITAL
Anomali pada laring
Atresia laringLaryngeal web sebagian besar terdapat di antara plica vocales, komplit/tidak komplitFisura laryngotracheooesophageal
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
VOICE BOX
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
LARYNG NORMAL
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
STRIDOR LARINGEAL KONGENITAL
Penyebab paling sering: laringomalasia dan tracheomalasia
Laringomalasia:
Kelainan kongenital laring yang paling sering ditemukanBentuk dominan: kartilago aritenoid lemah (>50%) epiglottis lunak plica aryepiglottis pendek
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011Pada 35% kasus laringomalasia juga ditemukan kelainan lain (tracheomalasia, stenosis sub- glottis, paralisis pita suara).Asal embriologis defek ini tidak diketahui.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Manifestasi Klinis:
Stridor inspiratoir, terdengar sejak lahir atau mulai usia 2 bulan. Memberat dalam posisi supine. Kadang disertai suara serak, afonia, retraksi supraklavikular, interkostal dan sub- kostal.Stridor menghilang pada usia bbrp bulan s/d satu tahun bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan saluran napas.Dispneu berat dapat membuat bayi sulit minum sehingga berat badan sulit bertambah.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011Diagnosis:
Laringoskopi direk
Diagnosis banding:
Edema laring, malformasi kartilago atau pita suara, web intralumen, kondromalasi laring dan trakhea, tumor laring, kista re- tensi, kista brachial cleft, sisa ductus thy- roglossus, hipoplasia mandibula, dll.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Bila gejala muncul pada usia >4bln perlu dilakukan bronkoskopi karena sering di- sertai kelainan saluran napas lainnya.
Terapi:
4/1.415 pasien perlu trakheostomitidak ada terapi spesifikstridor berkurang dalam posisi tengkurapberi makan dg hati-hati bila ada dispneu
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Prognosis:
Umumnya menghilang setelah usia 18 bln.Kadang stridor muncul lagi bila terkena infeksi sal. napas, kelelahan atau menangis.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011LARINGOMALASIA
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
CORPUS ALIENUM PADA SAL. NAPAS
Gejala, temuan pada fisik diagnostik dan komplikasi tergantung jenis, lokasi dan derajat obstruksi.
Corpal tajam dan iritatif pada laring
Edema lokal
Perikondritis suppurativa
Corpal bronchus
Obstruksi atelektasis bronkhiektasis abses pulmonar atau empyema
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Sebagian besar dapat dikeluarkan dengan refleks batuk
Corpal besar yang menyumbat jalan napas dpt langsung mengancam hidup
Corpal kecil menyebabkan gejala yang lebih ringan dan dapat kronis
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011Bila anak tampak tidak bisa bernapas dan bersuara setelah tersedak:
Jangan mencoba mengeluarkan corpal secara buta (dengan mengorek mulut).
Bayi (<1 thn):
Telungkupkan dg posisi kepala lbh rendah dari badan. Tepuk 4 x di antara skapula utk melepaskan corpal. Balikkan bayi, tekan dada pada posisi dan dg cara yg sama dg kompre- si jantung sebanyak 4 x.
Pertolongan Pertama:
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Anak (> 1 thn):
Letakkan dl posisi telentang, penolong berlutut di sisi pasien, dg menggunakan pangkal tela- pak tangan lakukan 6-10x dorongan ke atas dan dalam pada posis antara umbilicus dan tulang dada.Buka mulut dan keluarkan benda asing bila terlihat.
Corpal dikeluarkan dengan bronkhoskopi bila tidak dapat dikeluarkan pada pertolongan pertama.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Obstruksi “check valve”:
Udara bisa masuk pada saat inspirasi, tdk bisa keluar pada saat ekspirasi.
Overinflasi pada distal sumbatan. Medias- tinum bergeser ke sisi sehat, diafragma datar dan rendah pada sisi obstruksi.
Perkusi timpani pada daerah sumbatan dan dapat terdengan krepitasi pada daerah sehat yang terdorong.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Obstruksi total:
Atelektasis pada distal sumbatan. Medi- astinum tertarik ke arah obstruksi.Diafragma tinggi pada daerah obstruksi.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
SUMBATAN JALAN NAPAS KARENAINFEKSI
Radang akut pada saluran napas atas dapat sangat membahayakan pada bayi dan anak karena saluran napas yang kecil mudah ter- sumbat oleh edema.Daerah paling sempit ada di bawah pita suara, pada daerah yang dikelilingi kartilago cricoid.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011Peradangan struktur di atas pita suara: supraglottitis
Peradangan struktur di bawah pita suara: laryngitis, laryngotracheitis, laryngo- tracheobronchitis
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Etiologi dan Epidemiologi
Sebagian besar viral, kecuali difteria, tracheitis bakterial dan epiglottitis akut.
Insidensi lebih tinggi pada anak laki-laki
Lebih sering terjadi pada musim dingin
kira-kira 15% pasien memiliki riwayat croup pada keluarga, dan laryngitis cenderung ter- jadi berulang pada seorang anak
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Manifestasi Klinis
Croup (laryngotracheobronchitis)
Sebagian besar disebabkan virus.
Paling sering pada usia 3 bln-5 thn.
Demam jarang mencapai 39-400C.
Ada anggota keluarga yang menderita infeksi sal. napas yang ringan.
Durasi sakit berkisar beberapa hari sampai beberapa minggu (jarang terjadi).
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Didahului infeksi sal. napas atas beberapa hari diikuti batuk menggonggong, stridor inspirato- ir intermitten, gejala memberat malam hari.
Peradangan meluas ke bronchi dan bronchioli, distres respirasi bertambah, fase ekspirasi ikut memanjang. Terjadi hipoksemia, hiperkap- nea dan kelemahan; aliran udara sangat ber- kurang, stridor, takikardia, bahkan kematian karena hipoventilasi
Pasien membaik atau:
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Pada anak dengan hipoksemia, sianosis, pucat, penurunan kesadaran
Manipulasi faring dengan tongue depressor dapat mengakibatkan henti jantung dan napas mendadak.
Berikan oksigen, transfer ke tempat perawat- an dg fasilitas lengkap untuk menangani jalan napas dan syok.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Membedakan croup dengan epiglottitis akut:
Epiglottitis akut dengan cepat menjadi berat. Pemeriksaan foto rontgen nasofaring dan sal. napas atas
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Epiglottitis Akut (supraglottitis)
Penyebab plg sering: H. influenzae tipe b.Usia: 2-7 thn, puncak insidensi: 3,5 thn.Umumnya tidak ada anggota keluarga yg sdg menderita infeksi sal. napas atas.Durasi penyakit jarang melebihi 2-3 hari.Gejala yang fulminans: demam tinggi, nyeri tenggorokan, dispneu, stridor inspiratoir, suara serak, batuk menggonggong (jarang), obstruksi sal. napas progresif cepat (sering merupakan gejala yg pertama timbul).Sumbatan total dapat terjadi dlm bbrp jam stl gejala pertama muncul.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Leher sering dalam posisi hiperekstensi tanpa tanda iritasi meningeal.Anak lbh suka duduk condong ke depan, mulut terbuka dan lidah sdkt keluar.
Diagnosis: epiglottis bengkak berwarna merah spt cherry (dg/tanpa laryngoskopi).
Laryngoskopi dilakukan dg persiapan untuk intubasi endotrakheal utk antisipasi henti jantung dan napas.
Pasien tdk boleh dlm posisi supine karena gravitasi akan menyebabkan posisi epiglottis memperberat sumbatan.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Laryngitis akut infeksiosa
Sebagian besar karena virus (kecuali difteria).Didahului infeksi saluran napas atas yang di- ikuti nyeri tenggorokan, batuk dan suara serak.Gejala umumnya ringan, tidak sebanding dengan suara serak/kehilangan suara yg terjadi.Distres respirasi jarang kecuali pada bayi, dg tanda sumbatan sal. napas atas.Pemeriksaan fisik menunjukkan inflamasi faring dan edema pita suara dan jaringan subglottis.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Laryngitis Spasmodik Akut (croup spasmodik)
Umumnya pada usia 1- 3 thn.Klinis mirip croup, tetapi tanpa gejala infeksi pada pasien maupun keluarganya.Beberapa kasus disebabkan infeksi viral, penyebab lain: alergi dan psikogenik.Diduga berhubungan dengan refluks gastro- oesofageal, bbrp kasus bersifat familial.Pasien umumnya afebril.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Serangan terjadi sore atau malam hari, kadang didahului dg pilek ringan dan suara serak. Anak terbangun karena batuk yang menggonggong, napas berbunyi, distres respirasi, gelisah dan cemas. Napas lambat dan berat, nadi cepat, kulit lembab dan dingin.Gejala berkurang dalam beberapa jam dan anak kembali sehat keesokan harinya, hanya batuk dan sedikit serak.Serangan lebih ringan dapat terjadi 1-2 malam berikutnya dan diikuti kepulihan total.Episode dapat berulang.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
DIAGNOSIS BANDING
DifteriaCampak dengan croupAspirasi corpus alienumAbses retrofaring/peritonsilarAnafilaksisEdema karena intubasiAsmaTumor atau malformasi laryngMononukleosis infeksiosa
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
KOMPLIKASI
Terjadi pada 15% pasien croup: perluasan proses infeksi ke telinga tengah, bronchioli terminales, parenkim paru, bakterial tracheitis.Komplikasi tracheostomi: mediastinal emfisema, pneumothoraks
PROGNOSISSebagian besar fatalitas disebabkan oleh obstruksi, komplikasi trakheostomi, perluasan infeksi.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
TERAPI
Croup ringan atau croup spasmodik dapat dirawat di rumah.Uap air hangat atau uap dari nebulizer dapat meringankan spasme laryng.Indikasi rawat inap: epiglottitis atau curiga epiglottitis stridor progresif, stridor berat pd waktu istirahat distres respirasi, sianosis, penurunan ke- sadaran demam tinggi, anak tampak toksik.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
OksigenSedatif tidak disarankan karena kegelisahan merupakan faktor penting yang merupakan indikasi tracheostomi atau intubasi.Ekspektorans, bronkhodilator dan antihistamin tidak bermanfaat.Antibiotika hanya untuk infeksi bakterial, croup dan croup spasmodik tidak memerlu- kan antibiotika, tidak juga untuk profilaksis.Epinefrin rasemik aerosol (larutan 2,25% di- larutkan 1:8 dg air, dosis 2-4 cc dlm 15 menit).Kortikosteroid inhalasi atau sistemik.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Epiglottitis akut: EMERGENSI!! oksigen, airway, antibiotika kultur darah dan apusan epiglottis serta uji sensitivitas terhadap antibiotika.
Edema laryng akut karena alergi:
Epinephrin larutan 1:1000 diberikan 0,01 cc/kgBB subkutan atau rasemik dengan aerosol.Kortikosteroid: prednison 1-2 mg/kg/hari bagi 4 dosis.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
TRACHEITIS BAKTERIAL
Paling sering disebabkan S. aureus. Lain-lain: parainfluenzavirus type 1 M. catarrhalis H. influenzae anaerob
Usia pasien umumnya < 3 thnLebih sering merupakan komplikasi infeksi viral
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Manifestasi Klinis:
Gejala batuk seperti croup dengan demam tinggi dan distres respirasi segera setelah atau beberapa hari setelah gejala croup membaik.Terapi croup tidak bermanfaat.
Diagnosis:
Tanda infeksi bakterial: leukositosis dengan banyak bentuk batang, demam tinggi, sekret purulen, berbeda dengan tanda epiglottitis.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Terapi:
AntibiotikaJalan napas buatanOksigen
Komplikasi:
Infiltrat paru pada foto rontgen,Penyempitan subglottisGagal kardiorespirasiSindroma syok toksik.
Prognosis: umumnya baik
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
NEOPLASMA LARYNG DAN TRACHEA
Papilloma Laryng
Disebabkan infeksi Human PapillomavirusTertular di jalan lahir dari ibu penderita condyloma vaginalisJarang menjadi ganasSering menghilang setelah pubertasSering tumbuh pada pita suaraDiagnosis dg laryngoskopi direk, ekstraksi dg forsepEksisi radikal dan radiasi adalah kontraindikasi
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
PAPILOMA
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Vocal nodules
Tumor kecil pada pertemuan bagian depan dan 1/3 tengah pita suaraBiasanya bilateralMenyebabkan serakRegresi spontan bila tidak menggunakan pita suara berlebihan
Tumor primer trachea jarang ditemukan, dan karena tidak menyebabkan serak sering tidak terdiagnosis sampai sudah menutup 75% lumen
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
BRONCHITIS AKUT
Diagnosis bronchitis sering dibuat, tetapi bronchitis biasanya tidak berdiri sendiri. Biasanya trachea ju- ga ikut terlibat. Tracheobronchitis akut biasanya berhubungan dg infeksi saluran napas atas spt nasofaringitis, influenza, pertussis, campak, demam tifoid, difteria dan scarlet fever.Sebagian besar (selain bakteria yg disebut di atas) disebabkan infeksi viral.Anak dapat lebih rentan thd tracheobronchitis krn alergi, iklim, polusi udara dan infeksi sal napas seperti sinusitis.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Manifestasi Klinis
Biasanya didahului infeksi sal napas atas.Batuk kering 3-4 hari setelah rhinitis yg kmdn menjadi batuk berdahak. Sputum berubah dari jernih menjadi purulen. Dlm waktu 5-10 hari sputum berkurang dan batuk menghilang.Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman di daerah substernal yg memberat bila batuk.Maleise akan hilang 1 minggu setelah batuk sembuh.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Pemeriksaan fisik:
Pada awalnya gejala nasofaringitis, rhinitis dan konjungtivitis. Tanpa demam atau demam tidak tinggi.Auskultasi: ronkhi basah kasar dan halus, ronkhi kering yang mirip mengi pada asthma.
Jarang terjadi komplikasi pada anak sehat.Pada anak malnutrisi sering diikuti otitis media, sinusitis dan pneumonia.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Bronchitis berulang: kemungkinan ada anomali saluran napas seperti: gangguan motilitas silia, corpal, bronchiec- tasis, imunodefisiensi, tbc, alergi, sinusitis, tonsilitis, adenoiditis, fibrosis kistik.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Terapi:
Drainase dengan mengganti posisi.Antitusif dapat diberikan dengan hati-hati.Antibiotika tidak memperpendek durasi penyakit. Dapat diberikan pada pasien yang sering mengalami rekurensi.Ekspektoran tidak membantu.Jangan berikan antihistamin karena dpt mengeringkan sekresi.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
BRONCHIOLITIS
Merupakan penyakit yang sering menyerang bayi, berupa peradangan yang menyebabkan tersumbatnya bronchioli.Pada umumnya penderita berusia <2thn, paling sering pada usia 3-6 bln. Lebih sering pada bayi laki-laki.Faktor risiko antara lain tidak mendapat ASI, ibu perokok, dan tinggal di lingkungan yang padat.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Etiologi:
Pada umumnya disebabkan infeksi virus.Respiratory syncytial virus RSV: >50% kasus.Parainfluenza 3 virus, beberapa jenis adeno- virus dan mycoplasma merupakan penyebab lainnya.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Patofisiologi:
Edema, akumulasi mucus dan debris selular, invasi sel bronchioli oleh virus.
Obstruksi bronchioli.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011Manifestasi Klinis:
Ada riwayat terpapar pada anak atau orang dewasa yg menderita infeksi saluran napas yang ringan satu minggu sebelum onset pe- nyakit.Didahului infeksi saluran napas atas ringan dengan pilek dan bersin selama bbrp hari, disertai demam 38,5-390C (dapat lebih tinggi).Dapat ringan (sembuh 1-3 hari) atau berat.Umumnya tanpa gejala sistemik lain spt muntah dan diare.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Anak dispneu, batuk, wheezing dan gelisah.Sulit minum/menyusu.Dada hiperekspansi, takipneu, distres res- pirasi, sianosis, nasal flare.Retraksi tidak ampak dalam karena dada hiperekspansi.Ekspirasi memanjang, wheezing.Dlm kasus berat suara napas bisa melemah.
Ro dada:Hiperinflasi, konsolidasi tersebar (atelekta- sis distal dari bronchioli yg tertutup)Tdk dpt dibedakan dg fase awal pneumonia bakterial.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Jlh leukosit dan hitung jenis umumnya dbn.Virus dapat dideteksi pada sekret naso- faring dg deteksi antigen (mis EIA), PCR atau kultur.
Prognosis:
CFR < 1%Bayi yg pernah menderita bronchiolitis dan cenderung memiliki saluran napas yg hiper- reaktif umumnya memiliki riwayat atopi pada keluarganya, atau terpapar pada asap rokok.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Pencegahan:
RSV Ig intravena (Palivizumab) sebelum dan selama musim RSV.
Terapi:
Rawat inap bila ada distres respirasi.Antibiotika bila ada pneumonia bakterial sekunderKortikosteroid tdk bermanfaat.
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
TERIMAKASIH