benda asing saluran nafas atas

6
Benda Asing Saluran Nafas Atas 1. Benda asing di hidung Benda asing di hidung sering terjadi pada anak, dan pada anak sering luput dari perhatian, gejala yang sering ditimbul yaitu hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan kental dan berbau, kadang – kadang demam, nyeri, epitaksisi dan bersin. Hasil pemeriksaan tampak edem dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi. Cara mengeluarkan benda asing dari dalam hidung ialah dengan memakai pengait (haak) yang dimasukkan ke dalam hidung bagian atas, menyusuri atap kavum nasi sampai menyentuh nasofaring. Setelah itu pengeit diturunkan sedikit dan ditarik ke depan, dengan cara ini menda asing ikut terbawa keluar. Dapat pula menggunakan cunam Nortman atau “wire loop”.

Upload: merrycardina

Post on 25-Nov-2015

136 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Benda Asing Saluran Nafas Atas1. Benda asing di hidung

Benda asing di hidung sering terjadi pada anak, dan pada anak sering luput dari perhatian, gejala yang sering ditimbul yaitu hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan kental dan berbau, kadang kadang demam, nyeri, epitaksisi dan bersin. Hasil pemeriksaan tampak edem dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi.

Cara mengeluarkan benda asing dari dalam hidung ialah dengan memakai pengait (haak) yang dimasukkan ke dalam hidung bagian atas, menyusuri atap kavum nasi sampai menyentuh nasofaring. Setelah itu pengeit diturunkan sedikit dan ditarik ke depan, dengan cara ini menda asing ikut terbawa keluar. Dapat pula menggunakan cunam Nortman atau wire loop.

Gambar 1. Cunam Nortman

Tidaklah bijaksana mendorong benda asing dari hidung kearah nasofaring dengan maksud supaya masuk kedalam mulut , karena di khawatirkan benda asing masuk kelaring dan saluran nafas bagian bawah yang menyebabkan sesak nafas, sehingga menimbulkan keadaan gawat. Pemberian antibiotic sistemik selama 5 7 hari hanya jika kasus benda asing hidung yang telah menimbulkan infeksi.

2. Benda asing di orofaring dan hipofaring

Benda asing di orofaring dan hipofaring dapat tersangkut antara lain di tonsil, dasar lidah, valekula dan sinus piriformis yang akan menimbulkan rasa nyeri menelan (odinofagia), baik saat makan maupun meludah, terutama benda asing tajam seperti tulang ikan dan tulang ayam. Pemeriksaan di dasar lidah, valekula dan sinus piriformis diperlukan kaca tenggorokan yang besar (no 8 10). Benda asing di sinus piriformis menunjukkan tanda Jakcson (Jacksons Sign) yaitu terdapat akumulasi ludah di sinus piriformis tempat benda asing tersangkut . Bila benda asing menyumbat intoitus esophagus, maka tampak ludah tergenang di kedua sinus piriformis. Benda asing di tonsil dapat diambil dengan memakai pinset atau cunam. Biasanya yang tersangkut di tonsil ialah benda tajam, seperti tulang ikan, jarum, atau kail. Benda asing di dasar lidah, dapat dilihat dengan kaca tenggorokan yang besar. Pasien diminta menarik lidah sendiri dan pemeriksaan memegang kaca tenggorokan dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan memegang cunam untuk mengambil benda tersebut. Bila pasien sangat perasa sehingga menyulitkan tindakan, maka sebelumnya dapat disemprotkan obat pelali (anestetikum), seperti xylocain atau pantocain. Tindakan pada benda asing di valekula dan sinus piriformis kadang kadang untuk mengeluarkannya dilakukan dengan cara laringoskopi langsung.

Gambar 2. Laringoskopi

3. Benda asing di laring

Benda asing pada laring bisa bersifat total atau subtotal. Jika benda asing dilaring menutupi secara total merupakan kegawatan dan akan menimbulkan gejala berupa disfonia sampai afonia, apne dan sianosis. Pertolongan pertama harus segera dilakukan karena asfiksia dapat terjadi dalam waktu hany abeberapa menit. Tehnik yang dilakukan berupa Heimlich (Heimlich manueuver). Menurut teori Heimlich , benda asing masuk ke dalam laring ialah pada waktu inspirasi, dengan demikian paru penuh oleh udara, diibaratkan sebagai botol plastik yang tertutup, dengan menekan botol itu maka sumbatan akan terlempar keluar. Tehnik Heimlich pada pasien yang masih bisa berdiri, maka penolong berada berdiri dibelakang pasien, kepalan tangan kanan penolong diletakkan di atas prosesus xifoid, sedangkan tangan kirinya diletakkan di atasnya. Kemudian dilakukan penekanan ke belakang dank e atas kea rah paru beberapa kali, sehingga diharapkan benda asing akan terlempar ke mulut pasien.

Bila pasien tidak sadar, dan posisi berbaring maka penolong bersetumpu pada lututnya di kedua sisi pasien, kepalan tangan di letakkan di bawah prosesus xifoid, kemusian dilakukan penekanan ke bawah dan ke arah paru pasien beberapa kali, sehingga benda asing akan terlempar ke luar mulut pasien. Pada tindakan ini posisi muka pasien harus lurus leher jangan ditekuk ke samping, supaya jalan napas merupakan garis lurus.

Gambar 3. Cara perasat Heimlich

Komplikasi perasat Heimlich ialah kemungkinan terjadi rupture lambung atau hati dan fraktur iga. Oleh karena itu pada anak anak sebaiknya cara menolong tidak menggunakan kepalan tangan, tetapi cukup dengan dua jari kiri dan kanan. Pada anak dengan sumbatan total laring, dapat dicoba menolongnya dengan memegang anak dengan posisi terbalik, kepala dibawah kemudian di daerah punggung/tengkuk dipukul, sehingga diharapkan benda asing dapat di batukkan ke luar.

Gambar 3. Cara perasat Heimlich pada anakSumbatan tidak total dilaring dapat menyebabkan gejala suara parau, disfonia sampai afonia, batuk yang di sertai sesak, odinofagia, mengi, sianosis, hemoptisis dan rasa subyektif dari benda asing (pasien akan menunjuk lehernya sesuai dengan letak benda asing itu tersangkut) dan dispne dengan derajat bervariasi. Gejala dan tanda ini jelas bila benda asing masih tersangkut di laring, dapat juga benda asing sudah turun ke trakea, tetapi masih meninggalkan reaksi laring oleh karena udem. Pada kasus sumbatan subtotal, tidak menggunakan perasat Heimlich, pasien masih dapat dibawa ke rumah sakit terdekat untuk di beri pertolongan dengan menggunakan laringoskop atau bronkoskop, atau jika alat alat tersebut tidak tersedia maka dapat di lakukan trakeostomi, dengan pasien tidur dengan posisi Trendelenburg, kepala lebih rendah dari badan, supaya benda asing tidak turun ke trakea.

Kemudian pasien dapat dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas laringoskopi atau bronkoskopi untuk mengeluarkan benda asing itu dengan cunam. Tindakan ini dapat dilakukan dengan anestesi (umum) atau analgesia (local)

Gambar 4. Trakeostomi