s2-2014-321883-chapter1

Upload: aserwilli

Post on 02-Mar-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 S2-2014-321883-chapter1

    1/6

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Konstanta dielektrik adalah perbandingan nilai kapasitansi kapasitor pada

    bahan dielektrik dengan nilai kapasitansi di ruang hampa. Konstanta dielektrik atau

    permitivitas listrik relatif juga diartikan sebagai konstanta yang melambangkan

    rapatnya fluks elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi potensial listrik. Konstanta

    ini merupakan perbandingan energi listrik yang tersimpan pada bahan tersebut jika

    diberi sebuah potensial, relatif terhadap ruang hampa. Sifat dielektrik merupakan sifat

    yang menggambarkan tingkat kemampuan suatu bahan untuk menyimpan muatan

    listrik pada beda potensial yang tinggi. Secara praktis, sifat dielektrik sering dikaitkan

    dengan kelistrikan bahan isolator yang ditempatkan di antara dua keping kapasitor.

    Apabila bahan isolator itu dikenai medan listrik yang dipasang di antara kedua keping

    kapasitor, maka di dalam bahan tersebut dapat terbentuk dwikutub (dipole) listrik.

    Sehingga pada permukaan bahan dapat terjadi muatan listrik induksi. Bahan dengan

    sifat seperti ini disebut sebagai bahan dielektrik (Sutrisno dan Gie, 1983).

    Bahan dielektrik adalah bahan yang tidak memiliki muatan bebas yang

    berpengaruh penting terhadap sifat kelistrikan bahan tersebut. Bahan dielektrik sangat

    penting dalam kelistrikan karena beberapa sifatnya dapat menyimpan muatan listrik,

    melewatkan arus bolak-balik (AC) dan menahan arus searah (DC). Bahan dielektrik

    juga dapat diartikan suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil

    atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik ini dapat berwujud padat, cair dan

    gas. Ketika bahan ini berada dalam medan listrik, muatan listrik yang terkandung di

    dalamnya tidak mengalami pergerakan sehingga tidak akan timbul arus seperti bahan

    konduktor ataupun semikonduktor, tetapi hanya sedikit bergeser dari posisi

    setimbangnya yang mengakibatkan terciptanya pengutuban dielektrik. Pengutuban

  • 7/26/2019 S2-2014-321883-chapter1

    2/6

    2

    tersebut menyebabkan muatan positif bergerak menuju kutub negatif medan listrik,

    sedangkan muatan negatif bergerak pada arah berlawanan (yaitu menuju kutub positif

    medan listrik). Hal ini menimbulkan medan listrik internal (di dalam bahan

    dielektrik) yang menyebabkan jumlah keseluruhan medan listrik yang melingkupi

    bahan dielektrik menurun. Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu

    merupakan isolator yang baik (Utomo, 2011).

    Bahan dielektrik adalah jenis bahan isolator listrik yang

    dapat dikutubkan (polarized) dengan cara menempatkan bahan dielektrik tersebutdalam medan listrik. Ketika bahan ini berada dalam medan listrik, muatan listrik yang

    terkandung di dalamnya tidak akan mengalir, sehingga tidak timbul arus seperti

    bahan konduktor, tapi hanya sedikit bergeser dari posisi setimbangnya

    mengakibatkan terciptanya pengutuban dielektrik. Jika bahan dielektrik terdiri dari

    molekul-molekul yang memiliki ikatan lemah, molekul-molekul ini tidak hanya

    menjadi terkutub, namun juga sampai bisa tertata ulang sehingga sumbu simetrinya

    mengikuti arah medan listrik.

    Bahan dielektrik ada dua jenis, yakni polar dan non-polar. Molekul dielektrik

    polar berarti bahwa molekul dielektrik tersebut ketika dalam keadaan tanpa medan

    listrik, antara elektron dan intinya telah membentuk dipol. Sedangkan molekul non-

    polar ketika tidak ada medan listrik antara elektron dan inti tidak tampak sebagai dua

    muatan terpisah. Dielektrik molekul polar maupun non polar bila diletakkan dalam

    medan listrik akan mengalami polarisasi. Pada permukaan dielektrik yang

    terpolarisasi terdapat muatan-muatan negatif disatu bagian dan muatan positif di

    bagian lainnya pada permukaan tersebut. Muatan-muatan ini bukan muatan bebas,

    tetapi masing-masing terikat pada molekul yang terletak didekat permukaan, dan

    selebihnya dielektik bermuatan total nol (Sehah, 2009).

    Setiap bahan isolator mempunyai sifat dielektrik yang berbeda-beda. Bahan

    dengan sifat dielektrik yang cukup baik, banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku

    pada industri terutama industri elektronik dan bangunan. Bahan yang memiliki sifat

    isolator yang baik misalnya tanah dapat digunakan untuk pembuatan keramik. Selain

  • 7/26/2019 S2-2014-321883-chapter1

    3/6

    3

    itu ada juga material keramik yang sangat bagus untuk bahan baku industri seperti

    CCTO yang memiliki sifat dielektrik sangat bagus sehingga sangat bermanfaat pada

    piranti elektronik seperti kapasitor, piranti memori, piranti gelombang mikro dan thin

    film. Selain itu juga CCTO dapat digunakan untuk membuat piranti elektronik yang

    berukuran kecil (Eryolamda, 2010).

    Metode pengukuran konsentrasi bahan dielektrik yang umum digunakan adalah

    menggunakan metode lissajous (loss tangen). Metode lissajous merupakan metode

    sederhana karena hanya menggunakan beberapa peralatan sederhana seperti osiloskopsinar katoda (Cathode Ray Oscilloscope, CRO), generator isyarat, resistor serta

    keping logam sejajar. Kelebihan metode ini adalah proses pengujiannya relatif cukup

    singkat yaitu hanya mengukur beberapa nilai tegangan berdasarkan tampilan kurva

    lissajouspada CRO serta mengatur frekuensi medan listrik dari generator isyarat. Kemudian

    dengan formulasi yang tersedia, maka nilai permitivitas maupun rugi dielektrik dapat

    dihitung. Sementara kekurangan dari metode ini adalah sistim pengukurannya yang harus

    dilakukan dalam laboratorium dan butuh waktu serta ketelitian lebih dalam membaca kurva

    tampilan osiloskop untuk menentukan konstanta dielektrik dari suatu bahan atau material uji

    (Wang S., 2003).

    Metode lain untuk pengukuran konsentrasi bahan dielektrik adalah

    menggunakan Diffferential Scanning Calorimetry (DSC). DSC digunakan untuk

    mempelajari perubahan entalpi dari sampel lateks karet alam saat dipanaskan di

    bawah suhu terkontrol. Perubahan total entalpi sampel dalam kisaran suhu ini

    ditafsirkan sebagai akibat variasi kuantitas air yang ditambahkan kedalam sampel.

    Pengukuran dilakukan dengan cara menimbang karet alam sebelum dimasukkan ke

    sistem DSC untuk dikeringkan. Dengan menggunakan formulasi perubahan entalpi

    dan kurva normalisasi DSC, diketahui kadar karet kering dari berbagai jenis karet

    alam yang dijadikan sampel. Metode ini dapat digunakan untuk memperkirakan kadar

    atau konsentrasi karet kering yang biasa disebut dry rubber content(DRC) dari karet

    alam secara akurat. Akan tetapi dibutuhkan waktu yang cenderung lama untuk

    pengujian beberapa sampel bahan. (Rejikumar dan Philip, 2010).

  • 7/26/2019 S2-2014-321883-chapter1

    4/6

    4

    Kemudian metode pengukuran konsentrasi bahan seperti konsentrasi atau kadar

    karet kering menggunakan photoelectric sensor juga dilaporkan oleh Zhao tahun

    2010. Dalam penentuan konsentrasi atau kadar karet kering ini, sistem

    pengukurannya terdiri dari sensor fotolistrik (photoelectric sensor), laser diode,

    detektor jarak, two-stage amplifier modul, pengkonversi sinyal, mikroprosesor dan

    sebagainya. Metode penentuan kadar ini mengikuti prinsip Lambert, dimana

    reflektivitas sampel akan berbeda ketika kandungan sampel karet kering berbeda.

    Hasil eksperimen ini menunjukkan bahwa persentase kandungan karet kering dalamlateks pekat dapat diukur dengan cepat dan efektif untuk aplikasi real time (Zhao,

    2010).

    Selain metode-metode tersebut, dikembangkan juga metode pengukuran yang

    berbasis sensor atau transduser. Salah satu jenis transduser yang dikembangkan

    adalah transduser kapasitif yang bekerja berdasarkan fenomena Electrical

    Capacitance Tomography(ECT). Tomographyadalah proses visualisasi gambar dua

    dimensi maupun tiga dimensi yang banyak digunakan dalam proses industri.

    Electrical capacitance tomography (ECT) merupakan salah satu proses dalam

    tomography. ECT terdiri dari tiga bagian utama yaitu sensor, sinyal kondisioning, dan

    komputer. Sensor terbuat dari plat tembaga yang berfungsi sebagai elektroda untuk

    mengukur perubahan kapasitansi, sinyal kondisioning berupa rangkaian elektronik

    yang mengkonversi sinyal dari elektroda menjadi data digital, sedangkan komputer

    berfungsi sebagai pengolah data dan rekonstruksi imagemenjadi gambar dua dimensi

    atau tiga dimensi (Horng, 2003).

    Fenomena pada sistem ECT ini kemudian diadopsi untuk pengembangan

    transduser kapasitif Gamaprolad yang digunakan untuk mengukur kadar karet kering

    dengan memanfaatkan perubahan kapasitansi dari suatu bahan uji yang mana hasil

    pembacaannya berupa data tegangan dan konsentrasi larutan bahan. Sebelum

    digunakan, transduser kapasitif telah diverifikasi berdasarkan ASTM D.1076-02

    terhadap sampel larutan getah lateks oleh Laboratorium Penguji Balai Penelitian

    Teknologi Karet Bogor (Yusuf, 2009). Sehingga dalam penelitian ini, transduser

  • 7/26/2019 S2-2014-321883-chapter1

    5/6

    5

    kapasitif digunakan untuk pengukuran konsentrasi larutan seperti larutan gula yang

    merupakan larutan non-elektrolit serta bersifat nonpolar. Larutan gula digunakan

    dalam penelitian ini karena memiliki konstanta dielektrik (sekitar 1,8 sampai dengan

    3) yang mendekati konstanta dielektrik karet alam (berkisar antara 2 sampai 4) dan

    larutan gula dengan konsentrasi lebih dari 50% juga cenderung menyerupai bentuk

    karet alam segar (latex). Sehingga larutan gula dengan variasi konsentrasinya yang

    digunakan dalam penelitian ini, dianggap dapat mewakili sifat dari bahan dielektrik

    non-polar.Selain larutan gula, digunakan larutan elektrolit sebagai pembanding yaitu

    larutan NaOH yang merupakan basa kuat (kaustik). Sehingga dapat dilihat perbedaan

    respon transduser kapasitif dalam pengukuran konsentrasi larutan elektrolit dan non-

    elektrolit. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji performa transduser kapasitif

    terutama dalam hal ketelitian dan ketidakpastiannya (aspek metrologi) dalam

    penentuan konsentrasi ataupun kadar bahan yang diukur menggunakan sistemnya.

    1.2Rumusan Masalah

    Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran konsentrasi larutan menggunakan

    transduser kapasitif. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain:

    1. Bagaimana transduser kapasitif dalam pengukuran konsentrasi larutan suatu

    bahan.

    2. Bagaimana hubungan antara konsentrasi larutan dengan tegangan terukur hasil

    pembacaan transduser kapasitif.

    3.

    Faktor apa yang mempengaruhi perubahan nilai kadar yang terukur dari suatu

    bahan atau larutan.

    1.3Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian pengukuran konsentrasi larutan menggunakan

    transduser kapasitif adalah sebagai berikut:

  • 7/26/2019 S2-2014-321883-chapter1

    6/6

    6

    1.

    Menentukan konsentrasi bahan dalam bentuk larutan yang diperoleh melalui

    pengukuran menggunakan transduser kapasitif.

    2. Mengetahui pengaruh konsentrasi larutan terhadap tegangan yang terukur pada

    transduser kapasitif.

    3. Memahami lebih dalam tentang ketidakpastian dalam pengukuran menggunakan

    transduser kapasitif (aspek metrologis).

    1.4

    Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut;

    1. Memberikan pemahaman tentang proses pembacaan dari transduser kapasitif

    dalam penentuan konsentrasi suatu bahan

    2. Menyajikan beberapa nilai hasil pengujian transduser kapasitif sebagai

    instrument pengukur kadar karet kering yang dalam penelitian ini digunakan

    untuk pengukuran konsentrasi bahan lain seperti larutan gula (non-elektrolit) dan

    larutan NaOH (elektrolit).

    3. Memberikan tambahan pengetahuan bagi mahasiswa pada khususnya dan

    masyarakat luas pada umunya tentang penelitian-penelitian dibidang fisika

    material dan instrumentasi.

    4. Memberikan informasi tentang ketidakpastian dalam pengukuran terutama

    ketidakpastian pengukuran menggunakan transduser kapasitif.