rumusan sireg dkp barat 2015_2
DESCRIPTION
Rumusan Sireg DKP Barat 2015_2TRANSCRIPT
DRAF
RUMUSAN
SIDANG REGIONAL DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2015 WILAYAH
BARAT (SE-SUMATERA DAN JAWA)
Sidang Regional Dewan Ketahanan Pangan (Sireg DKP) Wilayah Barat (se-Sumatera Jawa)
dilaksanaka di IICC Bogor Jawa Barat pada tanggal 24 – 26 Juni 2015. Sireg DKP ini dihadiri
550 peserta yang terdiri dari, Ketua DKP Kabupaten/Kota (Bupati/Walikota, Wakil
Bupati/Walikota, Sekretaris Daerah, Asisten Dua) serta Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan
Provinsi dan Kabupaten/Kota dan anggota DKP Kabupaten/Kota. Pimpinan Sireg DKP ini
adalah: Dr. Ir. Budiman, MSi., Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Sukabumi
selaku Ketua, dan Ir. H. Agus M. Tauchid S., MSi., Kepala Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Provinsi Banten sebagai Sekretaris.
Untuk mempercepat sasaran kedaulatan pangan nasional 2015-2019 yang ditempuh melalui
upaya swasembada pangan untuk mencapai ketahanan pangan dan gizi serta menghadapi
persaingan pasar global diperlukan berbagai upaya dan komitmen Pemerintah dan Pemerintah
Daerah, sebagai berikut:
1. Dalam menghadapi berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean 2015, pemerintah pusat dan
pemerintah daerah perlu memperkuat kerjasama dengan berbagai komponen masyarakat
(pengusaha, perguruan tinggi, LSM, organisasi profesi, pemuka agama) dalam
meningkatkan daya saing nasional.
2. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah dalam meningkatkan daya
saing produk pangan nasional:
a. meningkatkan sinkronisasi kebijakan/program serta koordinasi antara pusat dan
daerah,
b. mempercepat perbaikan dan perluasan infrastruktur untuk mendukung logistik pangan,
c. mempermudah akses UMKM kepada sumber permodalan,
d. mengimplementasikan Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSP) untuk
mensederhanakan perijinan, dan
e. mengintroduksikan kepada petani sistem sertifikasi produksi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh jaminan mutu dan keamanan pangan.
3. Dalam rangka mengoptimalkan implementasi Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi di
tingkat daerah, perlu dilakukan :
a. penguatan koordinasi lintas SKPD dalam kabupaten/kota dan antara kabupaten/kota
dengan propinsi dalam menangani permasalahan gizi di masyarakat;
b. pelibatan seluruh stakeholder pangan (dunia usaha, perguruan tinggi dll) dalam
melaksanakan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pangan dan Gizi; dan
c. pembangunan sistem informasi pangan pusat dan daerah yang terintegrasi dan aman.
4. Untuk mempercepat pengembangan kawasan sentra produksi pangan, pemerintah pusat
dan daerah melakukan upaya:
a. meningkatkan produktivitas dan luas tanam melalui peningkatan indeks pertanaman
(IP);
b. mempertahankan lahan produktif dan menambah lahan pertanian baru untuk
meningkatkan produksi pangan nasional;
c. meningkatkan produksi padi, jagung dan kedele melalui perbaikan dan pembangunan
infrastruktur sesuai kebutuhan daerah; dan
d. Meningkatkan Nilai Tukar Petani dan pertumbuhan kesejahteraan petani
5. Dalam rangka mengembangkan potensi keragaman sumber pangan lokal sebagai sumber
pangan pokok non beras serta meningkatkan kesadaran penerapan keamanan pangan,
maka perlu:
a. meningkatkan produksi pangan lokal untuk meningkatkan ketersediaan pangan pokok
non beras dan memperkuat konsumsi pangan nasional;
b. meningkatkan kualitas produksi pangan melalui pemanfaatan sumberdaya yang
efisien dan ramah lingkungan;
c. meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha pangan terutama petani, nelayan dan
pembudidaya ikan disertai perbaikan kualitas pangan dan gizi masyarakat; dan
d. menumbuhkan budaya keamanan pangan pada pelaku produsen dan konsumen
pangan.
6. Peningkatan perlindungan dan pemberdayaan perempuan sebagai pelaku utama
pengelola pangan yang paling dominan dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga.
7. Dalam pencapaian kedaulatan pangan dan menghadapi persaingan pasar global perlu
dibangun harmoni dan sinergi:
a. Pusat Daerah dan antar sektor dalam manajemen pembangunan pangan
b. Industri pangan skala besar dan UMKM
c. Kelompok petani-swasta-pasar modern
d. Produksi pangan segar dengan orientasi pasar dan konsumen lokal dan produk olahan
dengan orientasi nilai tambah dan pasar regional
e. Peningkatan kapasitas produksi pertanian (lahan dan teknologi) dan peningkatan
produktivitas/kehilangan hasil.
f. Inward looking dan outward looking dalam pembangunan pangan/pertanian.
8. Untuk merealisasikan berbagai kebijakan dan program serta mewujudkan komitmen
tersebut, keberadaan kelembagaan pangan nasional seperti yang diamanatkan UU No.
18/2012 tentang Pangan sangat diperlukan. Oleh karena itu, Sidang Regional DKP 2015
Wilayah Barat merekomendasikan kepada Pemerintah agar segera membentuk
kelembagaan pangan nasional. Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah daerah
berkomitmen untuk memperkuat kelembagaan pangan daerah.
Bogor, 25 Juni 2015
Ketua Sekretaris
Dr. Ir. Budiman, M.Si. Ir. H. Agus M. Tauchid, S. M.Si.