ru (revisi 3)

26
7/23/2019 RU (REVISI 3) http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 1/26 PENDAHULUAN Batu empedu umumnya ditemukan di dalam kandung empedu dan dikenal sebagai kolelitiasis, tetapi batu tersebut dapat bermigrasi melalui duktus sistikus ke dalam saluran empedu menjadi koledokolitiasis. Umumnya pasien dengan batu empedu jarang mempunyai keluhan, namun sekali batu tersebut mulai menimbulkan serangan nyeri kolik yang spesifik maka risiko untuk mengalami komplikasi akan terus meningkat. 1 Batu empedu merupakan endapan satu atau lebih komponen empedu, yang terdiri dari kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak, fosfolipid dan elektrolit. 2 Angka kejadian obstruksi bilier diperkirakan 5 kasus per 1000 orang per tahun di Amerika Serikat. Angka kesakitan dan kematian akibat obstruksi bilier  bergantung pada penyebab terjadinya obstruksi. enyebab obstruksi bilier se!ara klinis terbagi dua, yaitu intrahepatik "hepatoseluler# dimana terjadi gangguan  pembentukan empedu dan ekstrahepatik "obstruktif# dimana terjadi hambatan aliran empedu, dan yang terbanyak akibat batu empedu di saluran empedu "koledokolitiasis#. $ %urang lebih 15& pasien dengan batu empedu yang simtomatik mengalami kolesistitis akut. %omplikasi lainnya yaitu, ikterus, kolangitis dan  pankreatitis. enanganan terhadap batu empedu ialah terapi simptomatik dan terapi kausal, seperti pembedahan. ' Berikut ini dilaporkan satu kasus pada seorang laki(laki '$ tahun dengan ikterus obstruksi e! koledokolitiasis dan kolelitiasis yang dira)at di *rina +$ SU rof. . -. %andou anado. 1

Upload: billy-untu

Post on 18-Feb-2018

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 1/26

PENDAHULUAN

Batu empedu umumnya ditemukan di dalam kandung empedu dan dikenal

sebagai kolelitiasis, tetapi batu tersebut dapat bermigrasi melalui duktus sistikus

ke dalam saluran empedu menjadi koledokolitiasis. Umumnya pasien dengan batu

empedu jarang mempunyai keluhan, namun sekali batu tersebut mulai

menimbulkan serangan nyeri kolik yang spesifik maka risiko untuk mengalami

komplikasi akan terus meningkat.1

Batu empedu merupakan endapan satu atau lebih komponen empedu, yang

terdiri dari kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak,

fosfolipid dan elektrolit.2

Angka kejadian obstruksi bilier diperkirakan 5 kasus per 1000 orang per 

tahun di Amerika Serikat. Angka kesakitan dan kematian akibat obstruksi bilier 

 bergantung pada penyebab terjadinya obstruksi. enyebab obstruksi bilier se!ara

klinis terbagi dua, yaitu intrahepatik "hepatoseluler# dimana terjadi gangguan

 pembentukan empedu dan ekstrahepatik "obstruktif# dimana terjadi hambatan

aliran empedu, dan yang terbanyak akibat batu empedu di saluran empedu

"koledokolitiasis#.$

%urang lebih 15& pasien dengan batu empedu yang simtomatik 

mengalami kolesistitis akut. %omplikasi lainnya yaitu, ikterus, kolangitis dan

 pankreatitis. enanganan terhadap batu empedu ialah terapi simptomatik dan

terapi kausal, seperti pembedahan.'

Berikut ini dilaporkan satu kasus pada seorang laki(laki '$ tahun dengan

ikterus obstruksi e! koledokolitiasis dan kolelitiasis yang dira)at di *rina +$

SU rof. . -. %andou anado.

1

Page 2: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 2/26

LAPORAN KASUS

Seorang laki(laki, '$ tahun, alamat orea /aga ***, pekerjaan petani,

agama %risten rotestan, masuk rumah sakit pada tanggal ktober 2015, jam

1$.10 *3A, dengan keluhan utama nyeri perut kanan atas. asien di rujuk dari

S Budi Setia 4ango)an. -ari anamnesis, didapatkan a)alnya nyeri perut kanan

atas hilang timbul dialami pasien sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.

Saat masuk rumah sakit nyeri dirasakan terus(menerus seperti ditusuk(tusuk, dan

tidak hilang jika pasien beristirahat atau berubah posisi. asien juga mengalami

mual dan muntah, isi makanan dan !airan $ kali dalam jam dengan 6olume

200!! setiap kali muntah. Urin pasien ber)arna seperti teh, dan fesesnya ber)arna

dempul "pu!at#. %ulit dan mata pasien tampak ber)arna kuning. asien

menyangkal ada demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi. 7afsu makan pasien

 baik. i)ayat penyakit kronis seperti jantung, paru, ginjal, hipertensi, diabetes

melitus, dan asam urat disangkal pasien. i)ayat sering mengkonsumsi makanan

 berlemak dan jarang minuman beralkohol.

-ari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang

dengan kesadaran yang kompos mentis. 3ekanan darah 110890 mm:g, nadi 99

kali8menit, respirasi 20 kali8menit, suhu $,;<+. ada pemeriksaan kepala

ditemukan konjungti6a anemis "(#, dan sklera ikterik "=#, pupil bulat isokor,

refleks !ahaya "=# normal. ada leher tekanan 6ena jugularis 5=0 !m:2, trakea

letak tengah dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. ada pemeriksaan

dada simetris kanan dan kiri, pemeriksaan paru dari inspeksi didapatkan

 pergerakan kiri sama dengan kanan. alpasi didapatkan stem fremitus kiri dan

kanan sama. erkusi terdengar sonor kiri dan kanan. Suara pernapasan padaauskultasi 6esikuler, tidak ada rhonki dan tidak ada wheezing . ada pemeriksaan

 jantung, iktus kordis tidak tampak dan tidak teraba. Batas jantung kiri terletak 

 pada sela iga > linea midkla6ikula sinistra. Batas jantung kanan pada sela *> linea

 parasternalis dekstra. ada auskultasi !urah jantung 99?8menit, regular, terdengar 

suara jantung pertama dan kedua normal, tidak ada bising. ada pemeriksaan

abdomen, inspeksi !embung, bising usus terdengar dalam batas normal,

2

Page 3: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 3/26

didapatkan nyeri tekan perut kanan atas, hepar dan lien tidak teraba. ada

ekstremitas akral hangat, tidak ada edema pada keempat ekstremitas.

:asil pemeriksaan laboratorium tanggal 5 ktober 2015 didapatkan

leukosit '1'$8u4, eritrosit 5.02?108u4, hemoglobin 15,1 g8d4, hematokrit '5,;&,

trombosit 212.0008u4, +: $0, +:+ $$, +> @1 , S3 '' U84, S3 '

U84, bilirubin total ;,$5 mg8d4, bilirubin dire!t 5,;5 mg8d4, ureum 15 mg8d4,

kreatinin 0,9 mg8d4, -S @ g8d4, klorida 105 mC84, kalium $,9 mC84,

natrium 1$@ mC84. :asil laboratorium tanggal 10 ktober 2015 didapatkan

albumin $,'1 g8d4, anti :+> kuantitatif "(#, :bsAg lisa "(#, 3 12,@ detik, A3

2@,1 detik, *7 1,0$ detik. :asil pemeriksaan US abdomen didapatkan kesan

kolelitiasis multiple. :asil ekspertisi foto thoraks didapatkan hasil jantung patu

dalam batas normal. :asil ekspertisi % yang didapatkan ialah sinus

 bradikardia.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang maka pasien ini

di diagnosis kerja dengan ikterus obstruksi e! suspek koledokolitiasis dan

kolelitiasis. asien diterapi dengan *>D- 4E-5 2E1 20 gtt8menit, domperidon tab

$?1 po, !ur!uma tab $?1 po, ranitidin inj 2?1 amp i6, ketorola! inj $?1 amp i6.

en!ana yang dilakukan, yaitu konsul ke bedah digesti6e.

ada hari pera)atan kedua, nyeri perut kanan atas hilang timbul. ada

 pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran

kompos mentis, vital sign dalam batas normal, kulit dan sklera ikterik "=#, nyeri

tekan perut kanan atas "=#. -iagnosis pasien ialah ikterus obstruksi e! suspek 

koledokolitiasis dan kolelitiasis. 3erapi yang diberikan ialah *>D- 7a+l 0,@& 20

gtt8menit, ketorola! $?1 amp i6, domperidon $?1 tab po, ranitidin 2?1 amp i6.

/a)aban konsul bedah digesti6e tanggal 9 ktober 2015 yaitu, ren!ana operasielektif kolesistektomi dan eksplorasi koledokolitiasis, periksa darah lengkap,

albumin, ureum, kreatinin, S3, S3, 3, A33, :BsAg, anti :+>, ekspertisi

foto thoraks, periksa %, dan ra)at bersama dengan bagian bedah digesti6e.

ada hari pera)atan keempat, nyeri perut kanan atas sudah tidak 

dirasakan. ada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit

sedang, kesadaran kompos mentis, vital sign dalam batas normal, kulit dan sklera

ikterik "=#, nyeri tekan perut kanan atas "(#. -iagnosis pasien ialah ikterus

3

Page 4: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 4/26

obstruksi e! suspek koledokolitiasis dan kolelitiasis. 3erapi yang diberikan ialah

*>D- 7a+l 0,@& 20 gtt8menit, ketorola! $?1 amp i6 "jika perlu#, domperidon $?1

tab po, ranitidin 2?1 amp i6.

ada hari pera)atan ketujuh, pasien mengeluh lagi nyeri perut kanan atas

hilang timbul. ada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit

sedang, kesadaran kompos mentis, vital sign dalam batas normal, kulit dan sklera

ikterik "=#, nyeri tekan perut kanan atas "=#. -iagnosis pasien ialah ikterus

obstruksi e! suspek koledokolitiasis dan kolelitiasis. 3erapi yang diberikan ialah

*>D- 7a+l 0,@&, ketorola! $?1 amp 20 gtt8menit, domperidon $?1 tab po,

ranitidin 2?1 amp i6.

ada hari pera)atan kesepuluh, tampak kulit dan mata pasien bertambah

kuning. %eadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis. 3ekanan

darah 120890 mm:g, nadi ;0?8m, respirasi 22?8m, suhu $,'<+. ada

 pemeriksaan fisik didapatkan kulit dan sklera ikterik "=#, nyeri tekan perut kanan

atas "(#. asien didiagnosis dengan ikterus obstruksi e! suspek koledokolitiasis

dan kolelitiasis disertai kolesistitis 3erapi yang diberikan ialah *>D- 7a+l 0,@&

$0 gtt8menit, !iprofloksasin 2?'00 mg drips, metronidaFol $?500mg drips,

omepraFole 2?'0 mg i6, inj ketorola! $?1 i6 "jika perlu#, domperidon $?10 mg tab

 po.

:asil laboratorium tanggal 1 ktober 2015 didapatkan bilirubin total

1$,1@ mg8d4, bilirubin dire!t @,9@ mg8d4, anti :+> kuantitatif "(#, :bsAg lisa

"(#, -- "(#. :asil laboratorium tanggal 21 ktober 2015 didapatkan leukosit

$';8u4, eritrosit '.@2?108u4, hemoglobin 1',' g8d4, hematokrit '5&, trombosit

1@@.0008u4, +: 2@, +:+ $2, +> @1, S3 51 U84, S3 '2 U84, ureum

1' mg8d4, kreatinin 0,9 mg8d4, protein total ,$9 g8d4, albumin $,5 g8d4,globulin 2,92 g8d4, 3 1$,2 detik, A3 2',; detik, *7 1,0 detik.

ada hari pera)atan kesebelas, nyeri perut kanan atas hilang timbul sudah

tidak dirasakan, tapi kulit dan mata masih tampak kuning. ada pemeriksaan fisik 

didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, vital 

 sign dalam batas normal, kulit dan sklera ikterik "=#, nyeri tekan perut kanan atas

"(#. -iagnosis pasien ialah ikterus obstruksi e! suspek koledokolitiasis dan

kolelitiasis. 3erapi yang diberikan ialah *>D- 7a+l 0,@& $0 gtt8menit,

4

Page 5: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 5/26

omepraFole 2?'0 mg i6, inj ketorola! $?1 i6 "jika perlu#, domperidon $?10 mg tab

 po.

ada hari pera)atan kesembilanbelas, kulit dan mata pasien masih tampak 

kuning. ada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,

kesadaran kompos mentis, vital sign dalam batas normal, kulit dan sklera ikterik 

"=#, nyeri tekan perut kanan atas "(#. -iagnosis pasien ialah ikterus obstruksi e!

suspek koledokolitiasis dan kolelitiasis. 3erapi yang diberikan ialah *>D- 7a+l

0,@& $0 gtt8menit, omepraFole 2?'0 mg i6, inj ketorola! $?1 i6 "jika perlu#,

domperidon $?10 mg tab po. ada tanggal 29 ktober 2015 ren!ana dari bedah

digesti6e akan dilakukan kolesistektomi dan eksplorasi koledokolitiasis.

ada hari pera)atan keduapuluhtiga, nyeri pada luka operasi mulai

 berkurang, flatus sejak 2 hari sebelumnya, kuning pada kulit mulai berkurang.

ada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,

kesadaran kompos mentis, vital sign dalam batas normal, sklera ikterik "=#, nyeri

tekan andomen "=#. -iagnosis pasien adalah post kolesistektomi dan

kolesistojejunostomi. 3erapi yang diberikan adalah *>D- 4 E tutofusion 1 E 1 20

gtt8menit, !eftaFidin 2?1 g i6, metronidaFole $?500 mg drips, ketorola! $?1 amp.

en!ana dilakukan analisis batu empedu yang diangkat.

:asil pemeriksaan laboratorium tanggal $1 ktober 2015 didapatkan

leukosit '5008u4, eritrosit $.@5?108u4, hemoglobin 12, g8d4, hematokrit $5,2&,

trombosit 210.0008u4, +: $0, +:+ $', +> 9@, -S 95 mg8d4, S3 $@

U84, S3 $$ U84, bilirubin total 5,$' mg8d4, bilirubin dire!t $,@0 mg8d4, alkali

fosfatase @@ U84, gamma 3 1@ U84, albumin $,22 g8d4, globulin 2,;1 g8d4,

kolesterol 20 mg8d4, :-4 19 mg8d4, 4-4 10 mg8d4, trigliserida 1$9 mg8d4,

 protein total 5,@$ g8d4, ureum $' mg8d4, kreatinin 0,9 mg8d4.

PEMBAHASAN

5

Page 6: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 6/26

-iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

 penunjang. -ari anamnesis, didapatkan a)alnya nyeri perut kanan atas hilang

timbul dialami pasien sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Saat masuk 

rumah sakit nyeri dirasakan terus(menerus seperti ditusuk(tusuk, dan tidak hilang

 jika pasien beristirahat atau berubah posisi. asien dengan batu empedu dapat

dibagi menjadi tiga kelompokE pasien dengan batu asimtomatik, pasien dengan

 batu simtomatik dan pasien dengan komplikasi batu empedu "kolesistitis akut,

ikterus, kolangitis, dan pankreatitis#. Sebagian besar pasien dengan batu empedu

tanpa gejala baik )aktu diagnosis maupun selama pemantuan. ejala batu

empedu yang dapat diper!aya adalah kolik bilier. %eluhan ini didefinisikan

sebagai nyeri di perut atas berlangsung lebih dari $0 menit dan kurang dari 12

 jam. Biasanya lokasi nyeri di perut atas atau epigastrium tetapi bisa juga di kiri

dan prekordial.' 

ejala lain yang ada, yaitu urin pasien ber)arna seperti teh, fesesnya

 ber)arna dempul "pu!at#, kulit dan mata pasien tampak ber)arna kuning.

%arakteristik dari kolestasis "ikterus obstruksi#, yaitu ikterus " jaundice),

 perubahan )arna urin menjadi lebih kuning gelap karena eksresi bilirubin melalui

ginjal meningkat, tinja pu!at akibat terhambatnya aliran bilirubin ke usus halus

dan berbau busuk serta mengandung banyak lemak " steatorrhea# karena aliran

empedu terhambat ke usus halus sehingga absorpsi lemak terganggu, dan gatal

"pruritus# yang menyeluruh akibat retensi empedu di kulit. %olestasis kronik dapat

menimbulkan pigmentasi kulit kehitaman, ekskoriasi karena pruritus, sakit tulang

karena absorpsi kalsium dan 6itamin - berkurang sehingga lama kelamaan

 jaringan tulang berkurang, perdarahan intestinal karena absorpsi 6itamin % 

terganggu dan endapan lemak kulit "?antelasma atau ?antoma#.

5,

-ari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakir sedang

dengan kesadaran yang kompos mentis. 3ekanan darah 110890 mm:g, 7adi 99

?8m, respirasi 20 ?8m, suhu $,;<+. ada pemeriksaan kepala ditemukan

konjungti6a anemis "(#, dan sklera ikterik "=#. ada inspeksi kulit tampak kuning.

ada pemeriksaan abdomen, inspeksi !embung, bising usus terdengar dalam batas

normal, didapatkan nyeri tekan perut kanan atas "=#, murphy’s sign "(# , hepar dan

lien tidak teraba. Batu empedu pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan

6

Page 7: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 7/26

 punktum maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu. 3anda urphy

 positif apabila nyeri tekan bertambah se)aktu pasien menarik nafas panjang

karena kandung empedu yang meradang tersentuh ujung jari tangan pemeriksa

dan pasien berhenti menarik nafas.;  Se!ara umum, kolestasis menyebabkan

terjadinya ikterus obtruktif. *kterus " jaundice) yaitu perubahan )arna kulit, sklera

mata atau jaringan lainnya "membran mukosa# yang menjadi kuning karena

 pe)arnaan oleh bilirubin yang meningkat kadarnya dalam darah. Bilirubin

sebagai akibat peme!ahan !in!in heme dari metabolisme sel darah merah. *kterus

yang ringan dapat dilihat paling a)al pada sklera mata, dan ini menunjukkan

kadar bilirubin sudah berkisar antara 2(2,5 mg8dl, sedangkan jika ikterus jelas

dapat dilihat dengan nyata maka bilirubin diperkirakan sudah men!apai ; mg8d4.5

:asil abnormal pada pemeriksaan laboratorium tanggal 5 ktober 2015,

yaitu S3 '' U84, S3 ' U84, bilirubin total ;,$5 mg8d4, bilirubin dire!t

5,;5 mg8d4. 7ilai aminotransferase "S3, S3# bergantung terutama pada

 penyakit dasarnya, namun seringkali meningkat tidak tinggi. /ika peningkatan

tinggi sangat mungkin karena proses hepatoseluler, namun kadang(kadang terjadi

 juga pada kolestasis ekstrahepatik, terutama pada sumbatan akut yang diakibatkan

oleh adanya koledokolitiasis.5

 7ilai bilirubin juga men!erminkan beratnya tetapi

 bukan penyebab kolestasisnya. ada obstruksi ekstrahepatik kadar bilirubin direk 

dan indirek meningkat. eningkatan bilirubin direk disebabkan karena adanya

obstruksi saluran empedu sehingga menghambat ekskresinya ke duodenum,

sedangkan bilirubin indirek meningkat di dalam darah karena mekanisme liver 

uptake terganggu disebabkan oleh kadar bilirubin direk meningkat di dalam hati.$

:asil laboratorium tanggal 10 ktober 2015 didapatkan albumin $,'1

g8d4, anti :+> kuantitatif "(#, :bsAg lisa "(#, 3 12,@ detik, A3 2@,1 detik,*7 1,0$ detik. emeriksaan albumin menunjukkan fungsi sintesis hati.

%onsentrasi albumin yang rendah dan globulin yang tinggi menunjukkan adanya

 penyakit kronis. ada kasus albumin hanya menurun sedikit. emeriksaan anti

:+> dan :bsAg lisa dimaksudkan untuk menyingkirkan penyebab kolestasis

yang lain. enyebab paling tersering kolestasis intrahepatik ialah hepatitis,

alkohol, kera!unan obat.5 

7

Page 8: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 8/26

:asil laboratorium tanggal 1 ktober 2015 didapatkan bilirubin total

1$,1@ mg8d4, bilirubin dire!t @,9@ mg8d4, anti :+> kuantitatif "(#, :bsAg

lisa"(#, -- "(#. ada kasus akibat bilirubin lebih meningkat dari hasil

laboratorium sebelumnya, maka berdampak pada kulit dan sklera yang bertambah

kuning. 3es laboratorium yang harus dilakukan pada semua pasien ikterus ialah

serum bilirubin direk dan indirek, alkali fosfatase, gamma 3, transaminase

"S3, S3#, amilase, lipase, dan hitung sel darah lengkap. :iperbilirubinemia

"indirek# tak terkonjugasi terjadi ketika ada peningkatan produksi bilirubin atau

menurunnya ambilan dan konjugasi hepatosit. %egagalan pada ekskresi bilirubin

"kolestasis intrahepatik# atau obstruksi bilier ekstrahepatik menyebabkan

hiperbilirubinemia "direk# terkonjugasi mendominasi. le6asi tertinggi pada

 bilirubin serum biasanya ditemukan pada pasien dengan obstruksi maligna, pada

mereka yang le6elnya meluas sampai 15 mg8d4 yang diamati. Batu kandung

empedu umumnya biasanya berhubungan dengan peningkatan lebih menengah

 pada bilirubin serum "' G 9 mg8d4#. ada kelainan saluran empedu yang terlibat

men!olok ialah peninggian alkali fosfatase dan gamma 3. %eduanya biasa

meningkat bersamaan pada kolestasis, obstruksi bilier atau infiltrasi hepatik.

eningkatan enFim pankreas "amilase dan lipase# apabila batu kandung empedu

menyumbat duktus koledokus dan duktus pankreatikus.5,9

emeriksaan faal hati dapat menentukan apakah ikterus yang timbul

disebabkan oleh gangguan pada sel(sel hati atau disebabkan adanya hambatan

 pada saluran empedu. Bilirubin direk meningkat lebih tinggi dari bilirubin indirek 

lebih mungkin disebabkan oleh sumbatan saluran empedu dibanding bila bilirubin

indirek yang jelas meningkat. ada keadaan normal bilirubin tidak dijumpai di

dalam urin. Bilirubin indirek tidak dapat diekskresikan melalui ginjal sedangkan bilirubin yang telah dikonjugasikan dapat keluar melalui urin. %arena itu adanya

 bilirubin lebih mungkin disebabkan akibat hambatan aliran empedu daripada

kerusakan sel(sel hati. emeriksaan feses yang menunjukkan adanya perubahan

)arna feses menjadi akolis menunjukkan terhambatnya aliran empedu masuk ke

dalam lumen usus "pigmen tidak dapat men!apai usus#.5,9 ada kasus seharusnya

sebelum operasi dilakukan pemeriksaan alkali fosfatase, gamma 3, amilase,

lipase, urinalisis, dan feses dengan tujuan sesuai dengan yang telah dipaparkan di

8

Page 9: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 9/26

atas. emeriksaan profil lipid, seperti 4-4, :-4, trigliserida. dan kolesterol total

 juga perlu diperiksa, sebab dislipidemia, hipertrigliserida, dan hiperkolesterolemia

merupakan faktor resiko terbentuknya batu empedu.@

Batu kolesterol merupakan batu empedu yang sering terjadi dengan

 pre6alensi 90(@0&. Daktor resikonya antara lain, bertambahnya usia, ri)ayat

keluarga, obesitas, lebih sering pada )anita, dislipidemia, faktor hormonal

"kehamilan, penggunan obat kontrasepsi, terapi pengganti estrogen#,  sedentary

life style, obat(obatan "o!treotide#, hingga faktor diet "diet tinggi kalori, diet tinggi

refined sugar "sukrosa, laktosa#, diet rendah serat#.@  ada kasus ini pasien

mempunyai ri)ayat sering mengkonsumsi makanan berlemak, seperti daging babi

yang berakibat pada dislipidemia yang dapat meningkatkan pembentukan batu

kolesterol.

emeriksaan pen!itraan "imaging # sangat penting dalam mendiagnosis

 penyakit akibat kolestasis. emeriksaan rontgen abdomen dapat menunjukkan

adanya batu empedu. ada sonografi abdomen, +3 S!an, dan * "+#

memperlihatkan adanya pelebaran saluran bilier, yang menunjukkan adanya

sumbatan mekanik, )alaupun jika tidak ada tidak selalu berarti sumbatan

intrahepatik, terutama dalam keadaan masih akut. Umumnya batu kandung

empedu dapat dipastikan dengan ultrasonografi "US#.5  US mempunyai

spesifisitas dan sensitifitas yang tinggi untuk deteksi batu kandung empedu dan

 pelebaran saluran empedu intra maupun ekstra hepatik, namun sensitifitas untuk 

 batu koledokus hanya 50&. 3idak terlihatnya batu koledokus di US tidak 

menyingkirkan koledokolitiasis.@ :asil pemeriksaan US abdomen didapatkan

kesan kolelitiasis multiple.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjangditarik kesimpulan diagnosis pada kasus ini ialah ikterus obstruksi e! suspek 

koledokolitiasis dan kolelitiasis. 3erapi yang diberikan pada kasus ini ialah *>D-

 7a+l 0,@& 20 gtt8menit, ketorola! $?1 amp i6, domperidon $?1 tab po, ranitidin

2?1 amp i6. engobatan ini merupakan terapi simtomatik. ada hari pera)atan

kesembilan pasien sempat diberikan antibiotik berupa, !iprofloksasin 2?'00 mg

drips, metronidaFol $?500mg drips. 3ujuannya untuk pengobatan terhadap

kolesistitis. Setelah operasi juga diberikan antibiotik berupa !eftaFidin 2?1 g i6,

9

Page 10: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 10/26

metronidaFole $?500 mg drips. 3ujuannya untuk men!egah infeksi setelah

operasi.

Se!ara umum, batu saluran empedu harus dikeluarkan, bahkan pada pasien

tanpa gejala. Batu empedu pada pasien dengan kolelitiasis atau kolesistitis

 biasanya diterapi dengan endoskopi sphincterotomy dan ekstraksi batu diikuti oleh

kolesistektomi melalui laparoskopi dalam )aktu ;2 jam pada pasien dengan

kolesistitis dan dalam )aktu 2 minggu pada mereka yang tidak ada kolesistitis.

Sebagai alternatif, laparoskopik kolesistektomi dan eksplorasi duktus biliaris

 boleh dilakukan untuk memendekkan tempoh ra)at inap pasien. + dengan

sphin!terotomy harus dilakukan sebelum kolesistektomi pada pasien dengan batu

empedu dan kolangitis,  jaundice "serum bilirubin total H 'mg8d4#, serta dilatasi

saluran empedu "H mm#.11 + merupakan pemeriksaan terbaik untuk 

mendeteksi batu saluran empedu. ada +, kanul dimasukkan kedalam duktus

koledokus dan duktus pankreatikus, kemudian bahan kontras disuntikkan ke

dalam duktus tersebut. *ndikasi utama + adalah ikterus obstruktif. @,10  ada

kasus ini dilakukan kolesistektomi dan kolesistojejunostomi.

ada kasus ini pasien perlu modifikasi diet berupa diet rendah lemak 

 jenuh, kolesterol, refined sugar "sukrosa, fruktosa#, diet tinggi serat, penurunan

 berat badan yang teratur, dan meningkatkan akti6itas fisik untuk mengurangi

resiko pembentukan batu empedu. asien dengan batu empedu yang diberikan

suplemen yang menggandung minyak ikan "lemak tak jenuh# 11,$ gram per hari

menurunkan 25& saturasi kolesterol pada empedu. Suplementasi gandum 10(50

gram atau lebih per hari selama ' sampai minggu menurunkan saturasi

kolesterol empedu pada orang sehat, pasien konstipasi, dan pasien batu empedu.

%onsumsi alkohol $@ gram per hari pada orang yang jarang mengkonsumsialkohol selama minggu menurunkan saturasi kolesterol empedu. 3etapi, pada

kasus ini tidak dianjurkan pasien mengkonsumsi alkohol seperti anjuran di atas,

mengingat efek samping alkohol ke organ(organ lain.10,11 

-engan diagnosis dan terapi yang baik, pasien dapat sembuh. %omplikasi

yang paling serius dari kolesistitis akut adalah infeksi yang terjadi pada sekitar 

20& dari kasus. :al ini sangat berbahaya dan mengan!am nya)a jika menyebar 

ke bagian lain dari tubuh "suatu kondisi yang disebut septikemia#, dan

10

Page 11: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 11/26

 pembedahan seringkali diperlukan. ejalanya meliputi demam, denyut jantung

yang !epat, napas !epat, dan kebingungan.12

Selain itu, dapat juga terjadi kolangitis. %olangitis dapat bersifat akut atau

kronis, dan gejala timbul akibat dari peradangan, yang biasanya disebabkan oleh

terhalangnya aliran empedu. Bakteri dapat ditemukan pada kultur empedu pada

;5& pasien dengan !holangitis akut. ejala dari kolangitis akut berupa rasa sakit

kolik, penyakit kuning, dan demam dengan menggigil "trias +har!ot#.12

3iga hari post operasi, pasien menunjukkan perbaikan se!ara klinis dan

laboratorium. 7yeri pada luka operasi mulai berkurang, flatus sejak 2 hari

sebelumnya, kuning pada kulit mulai berkurang. :asil laboratorium tanggal $1

ktober 201$ ditemukan hasil darah lengkap, elektrolit, alkali fosfatase dan

gamma 3, dalam batas normal, sedikit peningkatan S3 dan kolesterol, sedikit

 penurunan albumin dan protein total, penurunan bilirubin total dari 1$,1@ mg8d4

menjadi 5,$' mg8d4, penurunan bilirubin dire!t dari @,9@ mg8d4 menjadi $,@0

mg8d4, :-4 19 mg8d4, 4-4 10 mg8d4.

ada kasus ini, prognosisnya ialah dubia ad bonam, karena belum terjadi

komplikasi yang serius dan setelah operasi pasien menunjukkan perbaikan se!ara

klinis dan laboratorium.

PENUTUP

11

Page 12: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 12/26

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan, fisik, dan pemeriksaan penunjang,

ditarik kesimpulan bah)a diagnosis pada kasus ialah ikterus obstruksi e! suspek 

koledokolitiasis dan kolelitiasis. 3erapi yang diberikan berupa terapi simtomatik 

dan terapi kausal. rognosis pada kasus ialah dubia ad bonam, karena belum

terjadi komplikasi yang serius dan setelah operasi pasien menunjukkan perbaikan

se!ara klinis dan laboratorium..

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 13: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 13/26

1. 4ammert D, -umoulin D4, Sauerbur!h 3. allstone disease. *nE odes /,

Benhamou /, Blei A3, ei!hen /, iFFetto editors. 3e?tbook of 

hepatology from basi! s!ien!e to !lini!al prati!e "$rd edition#. USAE

Bla!k)ell ublishing, 200;I p. 1519('0.

2. !hee S. /, apadakis . A, 3ierney 4. . Biliary bstru!tion. *nE

+urrent edi!al -iagnosis and 3reatment. San Dransis!oE ! ra) :ill,

200;.

$. i!helle +, allagher, -ooley /S. ?trahepati! biliary obstru!tionE

systemi! effe!t, diagnosis and management. *nE odes /, Benhamou /,

Blei A3, ei!hen /, iFFetto editors. 3e?tbook of hepatology from

 basi! s!ien!e to !lini!al prati!e "$ rd edition#. USAE Bla!k)ell ublishing,

200;I p. 1501(1;.

'. 4esmana 4A. enyakit batu empedu. -alamE Setiati S, Al)i *, SuyodoA, Simadibrata , Setiyohadi B, Syam AD editor. Buku ajar ilmu

 penyakit dalam "disi >*#. /akartaE *nternaublishing, 201'I h. 2020(25.

5. Sulaiman A. endekatan klinis pada pasien ikterus. -alamE Setiati S,

Al)i *, Suyodo A, Simadibrata , Setiyohadi B, Syam AD editor. Buku

ajar ilmu penyakit dalam "disi >*#. /akartaE *nternaublishing, 201'I h.

1@$5('0.

. Ahmad /. Approa!h to the patient )ith jaundi!e. *nE Ahmad /, Driedman

S4, -an!ygler : editors. ount sinai e?pert guides hepatology "1st

edition#. USAE iley Bla!k)ell, 201'I p. 1$(22.

;. Sulaiman A. Buku Ajar *lmu enyakit :ati "disi *#. /akartaE /ayabadi,

200;I h. @(15, 11(;5.

9. ani, AFiF. Buku ajar gastroenterologi "disi *#.  /akartaE

*nternaublishing, 2011.

@. :U ars!hall, + inarsson. allstone disease. / *ntern ed. 200;I

21E52@('2.

10. apadakis .A, !phee S./. +holedo!holithiasis. *nE +urrent medi!al

diagnosis and treatment 201$ "52nd edition#. 7e) JorkE ! ra) :ill,

201$I p. ;0(9.

11. Alan. 7utritional approa!hes to pre6ention and treatment of 

gallstones. Altern ed e6. 200@I1'"$#E259(;.

12. Dau!i, Braun)ald, %asper, :auser, 4ongo, /ameson et al.

+holedo!holithiasis. *nE :arrisonKs prin!iples of internal medi!ine "1;th

edition#. USAE ! ra) :ill, 2009I p. 1@@@.

13

Page 14: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 14/26

LAMPIRAN

14

Page 15: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 15/26

Doto klinis

15

Page 16: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 16/26

:asil laboratorium "5 ktober 2015#

16

Page 17: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 17/26

:asil laboratorium "10 ktober 2015#

17

Page 18: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 18/26

:asil laboratorium "1 ktober 2015#

18

Page 19: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 19/26

:asil laboratorium "21 ktober 2015#

19

Page 20: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 20/26

:asil laboratorium "29 ktober 2015#

20

Page 21: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 21/26

:asil laboratorium "$1 ktober 2015#

21

Page 22: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 22/26

:asil US abdomen

22

Page 23: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 23/26

%

23

Page 24: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 24/26

:asil ekspertisi %

24

Page 25: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 25/26

L(Doto thoraks

25

Page 26: RU (REVISI 3)

7/23/2019 RU (REVISI 3)

http://slidepdf.com/reader/full/ru-revisi-3 26/26

Batu empedu pasien