rpp agama hindu kelas vii

79
1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 1 Sekolah : SMP Negeri 1 Bangli Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) Aspek : Sradha Standar Kompetensi : Meyakini Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) dalam Konsep Ajaran Asta Aiswarya Kompetensi Dasar : Menguraikan Ajaran Asta Aiswarya Indikator :1. Mampu Menguraikan Pengertian As ta Aiswarya berdasarkan Etimologi 2. Menjelaskan pengertian Asta Aiswyarya Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Mampu Menguraikan Pengertian As ta Aiswarya berdasarkan Etimologi 2. Menjelaskan pengertian Asta Aiswyarya B.Materi Pembelajaran : Pengertian Asta Aiswarya . 1. Pengertian Asta Aiswarya Asta Aiswarya sering disebut dengan Asta Sakti. Kata Asta Aiswarya berasal dari bahasa Sansekerta. Kata Asta Aiswarya terdiri dari dua kata yaitu Asta artinya delapan dan Aiswarya artinya kemahakuasaan. Jadi Asta Aiswarya artinya delapan sifat kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya jawab) D.Langkah-langkah Pembelajaran 1.Kegiatan Pendahuluan a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik d. Apersepsi : 1. Mengamati gambar acintya 2. Peserta didik berkementar tentang gambar 1. Kegiatan Inti a. Ekplorasi 1. Peserta didik mencermati buku yang ada hubungannya dengan Asta Aiswarya 2. Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik b. Elaborasi 1. Peserta didik memdiskusikan pengertian Asta Aiswarya secara etemologi dan secara umum 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

Upload: komet-budi

Post on 20-Feb-2016

531 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

rpp

TRANSCRIPT

Page 1: RPP Agama Hindu Kelas VII

1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 1

Sekolah : SMP Negeri 1 Bangli Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) Aspek : Sradha Standar Kompetensi : Meyakini Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) dalam

Konsep Ajaran Asta Aiswarya Kompetensi Dasar : Menguraikan Ajaran Asta Aiswarya Indikator :1. Mampu Menguraikan Pengertian As ta Aiswarya berdasarkan Etimologi 2. Menjelaskan pengertian Asta Aiswyarya Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Mampu Menguraikan Pengertian As ta Aiswarya berdasarkan Etimologi 2. Menjelaskan pengertian Asta Aiswyarya B.Materi Pembelajaran : Pengertian Asta Aiswarya . 1. Pengertian Asta Aiswarya

Asta Aiswarya sering disebut dengan Asta Sakti. Kata Asta Aiswarya berasal dari bahasa Sansekerta. Kata Asta Aiswarya terdiri dari dua kata yaitu Asta artinya delapan dan Aiswarya artinya kemahakuasaan. Jadi Asta Aiswarya artinya delapan sifat kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan)

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan

tanya jawab) D.Langkah-langkah Pembelajaran

1.Kegiatan Pendahuluan a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik d. Apersepsi :

1. Mengamati gambar acintya 2. Peserta didik berkementar tentang gambar

1. Kegiatan Inti

a. Ekplorasi 1. Peserta didik mencermati buku yang ada hubungannya dengan Asta

Aiswarya 2. Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5

Peserta didik b. Elaborasi

1. Peserta didik memdiskusikan pengertian Asta Aiswarya secara etemologi dan secara umum 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

Page 2: RPP Agama Hindu Kelas VII

2

c. Konfirmasi 1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatanu 3.Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

2. Kegiatan Akhir 1. Melakukan evaluasi/ Post-test 2. Pemberian tugas kepada Peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan

berikutnya 3. Guru mengimformasikan kopetensi berikutnya yaitu bagian-bagian Asta

Aiswarya 4. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi,

Santhi, Santhi om” E. Sumber Belajar

1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku LKS 3. Buku Widya Upadesa 4. Buku lainnya yang relevan

F. Penilaian

1. Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda 1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen

Disajikan pertanyaan tentang Asta Aiswarya peserta didik dapat menjelaskan pengertian Asta Aiswarya secara etimologi katanya

Tes tulis Tes isian 1. Delapan sifat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi disebut Asta Aiswarya. Pengertian Asta Aiswarya dapat diuraikan menjadi dua kata yaitu Asta artinya… dan Aiswarya artinya…

Disajikan pertanyaan pengertian dari delapan sifat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi siswa dapat memilih salah satu jawaban yang tepat dari empat pilihan yang disediakan

Tes tulis Pilihan Ganda

2. Delapan sifat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi disebut a. Asta Dala. c. Asta Brata b. Asta Aiswarya. d. Asta Wara

Disajikan kalimat peserta didik dapat menjawab Padma Asta Dala yang merupakan bentuk Asta Aiswarya

Tes tulis Pilihan Ganda

3. Asta Aiswarya digambarkan dalam bentuk.. a. Padma Asta Dala b. Asta Brata c. Ongkara d. Padmasana

Disajikan kalimat peserta didik dapat menjawab istilah kata Asta dala dalam kalimat Padma asta dala

Tes tulis Pilihan Ganda

4.Istilah kata Asta Dala dalam kalimat Padma asta dala adalah… a. delapan b. delapan helai daun c. delapan sifat d. delapan kekuasaan

Page 3: RPP Agama Hindu Kelas VII

3

3. Kunci Jawaban 1. Asta artinya delapan dan Aiswarya artinya kemahakuasaan 2. B 3. A

4. Skor Penilaian

1. Soal no.1 bobotnya 4 2. Soal no. 2 bobotnya 2 3. Soal no. 3 bobotnya 2 4. Soal no 4 bobotnya .2 Skor tertinggi : 5 Skor terendah : 0 Rumus : 4+6 x 10 = N

100 Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 4: RPP Agama Hindu Kelas VII

4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 2

Sekolah : SMP Negeri 1 Bangli Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / I (Satu) Aspek : Sradha Standar Kompetensi : Meyakini Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) dalam

Konsep Ajaran Asta Aiswarya Kompetensi Dasar : Menguraikan Arti Bagian-bagian Asta Aiswarya Indikator : 1. Mampu menyebutkan bagian-bagian Asta Aiswarya

2. Mampu menjelaskan arti masing-masing bagian Asta Aiswarya 3.Mampu menjelaskan makna masing-masing bagian Asta Aiswarya

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik a mampu menyebutkan bagian-bagian Asta Aiswarya

2. Peserta didik mampu menjelaskan arti masing- masing bagian Asta Aiswarya 3. Peserta didik mampu menjelaskan makna masing- masing bagian Asta Aiswarya

B.Materi Pembelajaran : Arti bagian-bagian Asta Aiswarya dan makna bagian-bagian

Asta Aiswarya 1. Arti Bagian-bagian Asta Aiswarya :

a) Anima berasal dari kata “Anu” yang artinya kecil. Anima artinya sifat Tuhan maha kecil

b) Laghima berasal dari kata “Laghu” yang artinya ringan. Laghima artinya sifat Tuhan maha ringan

c) Mahima berasal dari kata “Maha” yang artinya besar. Mahima artinya sifat Tuhan maha besar

d) Prapti berasal dari kata “Prapta” yang artinya tercapai. Prapti artinya Tuhan dapat mencapai segala tempat dalam waktu yang bersamaan

e) Prakamya berasal dari kata “Pra-Kama” yang artinya keinginan atau kehendak. Prakamya artinya segala kehendak Tuhan pasti akan terjadi

f) Isitwa berasal dari kata “Isa” yang artinya raja. Isitwa artinya sifat Tuhan maha raja, maha mulia dan maha utama

g) Wasitwa berasal dari kata “Wasa” yang artinya berkuasa. Wasitwa artinya sifat Tuhan maha kuasa

h) Yatra Kama Wasayitwa artinya segala kehendak Tuhan pasti akan terjadi dan tidak ada yang mampu menentang kodrat-Nya.

2. Makna Bagian-bagian Asta Aiswarya

a) Anima artinya sifat Tuhan maha kecil, sekecil-kecilnya, tidak ada yang lebih kecil dari Tuhan

b) Laghima artinya sifat Tuhan maha ringan, seringan ringannya, tidak ada yang lebih ringan dari Tuhan di alam semesta

c) Mahima artinya sifat Tuhan maha besar, tidak ada yang mampu menandingi kebesaran Tuhan

Page 5: RPP Agama Hindu Kelas VII

5

d) Prapti artinya Tuhan dapat mencapai segala tempat dalam waktu yang bersamaan. Wyapi wyapaka nirwikara ta sarwa gata artinya Tuhan ada dimana-mana dan tak terpengaruh oleh yang ada.

e) Prakamya artinya segala kehendak Tuhan pasti akan terjadi, karena Tuhan mengatur segala yang ada di alam semesta

f) Isitwa artinya sifat Tuhan maha raja, maha mulia dan maha utama, Tuhan merajai segala-galanya yang ada di alam semesta. Dalam konsep ajaran Dang Hyang Nirartha, Sang Hyang Widhi disthanakan dalam bentuk pelinggih Padmasana sebagai Sang Hyang Tunggal.

g) Wasitwa artinya sifat Tuhan maha kuasa, tidak ada yang mampu menandingi kemahakuasaan Tuhan

Srsti (penciptaan) Sifat Tuhan maha kuasa

Pralaya (kiamat) Tri Kona merupakan unsur dari Wasitwa yang artinya tiga kodrat alam. Bagian-bagian Tri Kona : a) Utpeti artinya penciptaan b) Sthiti artinya pemeliharaan c) Pralina artinya pelebur

h) Yatra Kama Wasayitwa artinya segala kehendak Tuhan pasti akan terjadi dan tidak ada yang mampu menentang kodrat-Nya, yang erat hubungannya dengan hukum Rta (hukum alam) mencakup di dalamnya siklus-siklus kelahiran, kehidupan dan kematian.

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya

jawab)

D Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan

a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi :

Peserta didik merepleksi kejadian- kejadian alam yang terjadi, kemudian dihubungkan dengan keagungan Sang Hyang Widhi

2.Kegiatan Inti

a. Ekplorasi 1. Peserta didik mencermati buku yang ada hubungannya dengan Asta

Aiswarya 2. Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5

Peserta didik b. Elaborasi

1. Peserta didik memdiskusikannarti dan makn abagian-bagian Asta Aiswarya 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c. Konfirmasi

1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatanu 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

Page 6: RPP Agama Hindu Kelas VII

6

3.Kegiatan Penutup a. Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b. Melakukan evaluasi/ Post-test c. Pemberian tugas kepada siswa untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi,

Santhi om” E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar

A. Alat Spidol, White board

B. Bahan Capsion

C. Sumber Belajar

1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku LKS 3. Wrhaspati Tattwa 4. Buku lainnya yang relevan

F. Penilaian 1. Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda 1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen

• Disajikan pertanyaan Asta Aiswarya peserta didik dapat menyebutkan bagian-bagian Asta Aiswarya

Tes tulis Tes isian 1. Sang Hyang Widhi memiliki delapan sifat kemahakuasaan yang disebut Asta Aiswarya. Sebutkan bagian-bagian Asta Aiswarya

• Disajikan pertanyaan arti bagian Asta Aiswary peserta didik dapat menjelaskan arti masing-masing bagian Asta Aiswarya

Tes tulis Tes isian 2. Jelaskan arti masing-masing bagian Asta Aiswarya....

• Disajikan pertanyaan makna bagiang Asta Aiswarya peserta didik dapat menjelaskan makna masing-masing bagian Asta Aiswarya

Tes tulis Tes isian 1. Jelaskan makna masing- masing bagian Asta Aiswarya

Page 7: RPP Agama Hindu Kelas VII

7

2. Kunci Jawaban 1. 1 Anima 5. Prakamya

2 Lagima 6. Isitwa 3. Mahima 7. Wasitwa 4. Prapti 8 Yatra Kama Wasiyitwa

2. h) Anima artinya maha kecil

i) Laghima artinya maha ringan j) Mahima artinya han maha besar k) Prapti artinya terjangkau l) Prakamya artinya segalanyha terwujud

m) Isitwa artinya, maha mulia dan maha utama l) Wasitwa artinya maha kuasa

o) Yatra Kama Wasayitwa artinya kodrat

3 a) Anima artinya sifat Tuhan maha kecil, sekecil-kecilnya, tidak ada yang lebih kecil dari Tuhan

b) Laghima artinya sifat Tuhan maha ringan, seringan ringannya, tidak ada yang lebih ringan dari Tuhan di alam semesta

c) Mahima artinya sifat Tuhan maha besar, tidak ada yang mampu menandingi kebesaran Tuhan

d) Prapti artinya Tuhan dapat menjangkau segala tempat dalam waktu yang bersamaan.

e) Prakamya artinya segala kehendak Tuhan pasti akan terjadi, karena Tuhan mengatur segala yang ada di alam semesta

f) Isitwa artinya sifat Tuhan maha raja, maha mulia dan maha utama, g) Wasitwa artinya sifat Tuhan maha kuasa, tidak ada yang menandingi kemahakuasaan Tuhan h) Yatra Kama Wasayitwa artinya segala kehendak Tuhan pasti akan terjadi dan tidak ada yang mampu menentang kodrat-Nya,

d. Skor Penilaian 1. Soal no. 1 bobot 2 2. Soal no. 2 bobot 4 3. Soal no. 3 bobot 4 Rumus : 2+4+4 x 100 = N

10 Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 8: RPP Agama Hindu Kelas VII

8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 3

Sekolah : SMP Negeri 1 Bangli Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / I (Satu) Aspek : Sradha Standar Kompetensi : Meyakini Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) dalam

Konsep Ajaran Asta Aiswarya Kompetensi Dasar : Menunjukkan Contoh-contoh Kemahakuasaan Sang Hyang

Widhi (Tuhan) dalam Konsep Ajaran Asta Aiswarya Indikator : 1. Mampu menjelaskan contoh-contoh kemahakuasaan Sang

Hyang Widhi (Tuhan) dalam konsep ajaran Asta Aiswarya 2. Mampu menjelaskan bagian-bagian Asta Aiswarya beserta

contoh-contohnya

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1x Pertemuan )

A.Tujuan Pembelajaran : 1. Peserta didik mampu menjelaskan contoh-contoh kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) dalam konsep ajaran Asta Aiswarya

2. Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian Asta Aiswarya beserta contoh-contohnya

B.Materi Pembelajaran : Contoh-contoh kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

dalam ajaran Asta Aiswarya dan penjabaran konsep Cadhu Sakti

1. Contoh-contoh Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) dalam Konsep Ajaran

Asta Aiswarya a) Anima artinya sifat Tuhan maha kecil, contohnya : Tuhan lebih kecil dari butiran

pasir, ion, partikel-pertikel, bakteri, amoeba, lebih kecil dari semut dan sebagainya b) Laghima artinya sifat Tuhan maha ringan, contohnya : Tuhan lebih ringan dari udara,

gas, asap, ether, kapas, debu, dsb. c) Mahima artinya sifat Tuhan maha besar,. Contohnya : Tuhan lebih besar dari tata

surya dan alam semesta d) Prapti artinya Tuhan dapat mencapai segala tempat dalam waktu yang bersamaan,

contohnya : Tuhan lebih cepat dari waktu “Sahasrasirsah Purusah, Sahasraksah Sahasrapat, Sabhumin Visato Vriva ‘Tyatistad dasangulam’ (Rg Weda X.90.1) terjemahannya : Tuhan berkepala seribu, bermata seribu, berkaki seribu. Ia meresapi alam semesta di sepuluh penjuru mata angin.

e) Prakamya artinya segala kehendak Tuhan pasti akan terjadi, contohnya : apapun yang dikehendaki Tuhan pasti akan terwujud,kalau Tuhan menginginkan manusia mati, manusia tersbut pasti akan mati.

f) Isitwa artinya sifat Tuhan maha raja, maha mulia dan maha utama, contohnya : Tuhan disimbolkan sebagai Sang Hyang Tunggal dalam konsep Dang Hyang Dwijendra dan disthanakan dalam bentuk palinggih padmasana

g) Wasitwa artinya sifat Tuhan maha kuasa, contohnya : kemahakuasaan Tuhan tidak terbatas oleh ruang dan waktu

h) Yatra Kama Wasayitwa artinya segala kehendak Tuhan pasti akan terjadi dan tidak ada yang mampu menentang kodrat-Nya, contohnya : Tuhan mengatur segala sesuatu yang ada di alam semesta dengan hukum Rta yang tidak bisa ditentang keberadaannya.

Page 9: RPP Agama Hindu Kelas VII

9

2. Cadhu Sakti Cadhu artinya empat, Sakti artinya kemahakuasaan. Cadhu Sakti artinya empat sifat kemahakuasaan Tuhan. Bagian-bagian Cadhu Sakti : a) Prabhu Sakti artinya sifat Tuhan maha kuasa b) Wibhu Sakti artinya sifat Tuhan ada dimana-mana c) Jnana Sakti artinya sifat Tuhan maha mengetahui dengan Tri Guna Jnana Sang Hyang

widhi (tiga pengetahuan Tuhan) yaitu Dura Darsana : pandangan Tuhan tidak terbatas, Dura Sarwa Jnana : pengetahuan Tuhan tidak terbatas dan Dura Srawana : pendengaran Tuhan tidak terbatas

Tri Samaya artinya tiga pengetahuan tentang waktu. Bagian-bagiannya yaitu Atita (pengetahuan tentang waktu yang terdahulu/lampau), wartamana (pengetahuan tentang waktu yang sekarang) dan Anagata (pengetahuan tentang waktu yang akan datang)

d) Krya Sakti artinya sifat Tuhan maha karya/maha pencipta. C. Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan

tanya jawab)

D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan

a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi :

Peserta didik mengamati alam yang ada disekitar kemudian guru menyampaikan semua yang diamati dibandingkan dengan sifat Sang Hyang Widhi

2. Kegiatan Inti a. Ekplorasi

1. Peserta didik mencermati buku yang ada hubungannya dengan Asta Aiswarya

2. Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik

b. Elaborasi 1. Peserta didik memdiskusikan contoh-contoh Asta Aiswarya 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c. Konfirmasi

1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatan 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

3. Kegiatan Penutup

a. Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b. Melakukan evaluasi/ Post-test c. Pemberian tugas kepada siswa untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi,

Santhi om”

Page 10: RPP Agama Hindu Kelas VII

10

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a. Alat

Spidol, White board b.Bahan

Capsion

c.Sumber Belajar 1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku Widya Upadesa 3. Buku lainnya yang relevan

F. Penilaian 1. Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian

1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen

Disajikan contoh sifat Sang Hyang Widhi peserta didik dapat menjawab sifat Sang Hyang Widhi yang disebut Prapti

Tes tulis Pilihan ganda

1.Pada saat rerahinan purnama setiap anak masing-masing sekolah melaksanakan persembahyangan bersama dalam waktu yang sama, beliau dapat menjangkau semuanya , dalam Asta Aiswarya sifat menjangkau segala tempat disebut: a. Anima b. Prapti c. Isitwa d. Prakamya

Disajikan contoh sifat Sang Hyang Widhi peserta didik dapat menjawab sifat Sang Hyang Widhi yang disebut Yatra Kama Wayasitwa

Tes tulis Pilihan ganda

2.Air laut rasanya asin dan setiap laut pasti ada gelombangnya , Matahari terbit dari timur terbenam dibarat , yang terjadi terjadilah tidak ada kekuatan yang dapat menghalangi, semua ini merupakan kehendak Tuhan yang terlaksana sifat kemahakuasaan ini disebut............ a. Isitwa b Mahima c. Anima d. Yatra Kama

Wasayitwa Disajikan pertanyaan kemahakuasaan Tuhan jnana sakti peserta didik dapat menjawab kemahakuasaan Tuhan yang disebut Dura Darsana

Tes tulis Pilihan ganda

3.Tuhan mampu mendengar dengan jelas baik dari jauh maupun dari dekat, sifatnya ini disebut........

a. Dura Dharsana b. Dura Srawajna c. Dura Jnana d. Dura Jihwandria

Disajikan pertanyaan tentang Cadu Sakti peserta didik dapat menyebutkan bagian-bagian Cadhu sakti

Tes tulis Tes isian 4. Coba sebutkan bagian bagian Cadhu Sakti…?

Page 11: RPP Agama Hindu Kelas VII

11

Disajikan pertanyaan contoh sifat Tuhan peserta didik dapat menyebutkan contoh sifat Tuhan Yang Maha Ringan

Tes tulis Tes isian 5 Sebutkan dua contoh Tuhan Maha ringan

2 Kunci Jawaban

1. b 2. d 3. b 4. Prabhu Sakti, Wibhu Sakti, Jnana Sakti dan Krya Sakti 5. Tuhan lebih ringan dari udara, gas, asap, ether, kapas, debu.

3. Skor Penilaian 1. Soal no. 1 bobot 1 2. Soal no. 2 bobot 1 3. Soal no. 3 bobot 3 4. Soal no. 4 bobot 3 Skor tertinggi : 8 Skor terendah : 0 Rumus : 2+3+3 x 10 x 10 = N

10

Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 12: RPP Agama Hindu Kelas VII

12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 4

Sekolah : SMP Negeri 1 Bangli Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / I (Satu) Aspek : Kepemimpinan Standar Kompetensi : Memahami Ajaran Kepemimpinan Hindu Kompetensi Dasar : Menguraikan Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Indikator : 1. Mampu menguraikan pengertian pemimpin 2. Mampu menguraikan pengertian kepemimpinan 3. Mampu membedakan pengertian pemimpin dengan

kepemimpinan Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Peserta didik mampu menguraikan pengertian pemimpin

2. Peserta didik mampu menguraikan pengertian kepemimpinan

3. Peserta didik mampu membedakan pengertian pemimpin dengan kepemimpinan

B.Materi Pembelajaran : Pengertian pemimpin, pengertian kepemimpinan dan

perbedaan pemimpin dengan kepemimpinan Pengertian Pemimpin, Pengertian Kepemimpinan dan Perbedaan Pemimpin dengan Kepemimpinan 1. Pengertian pemimpin

Secara etimologi kata pemimpin berasal dari kata pimpin yang berarti mengatur. Pemimpin artinya orang yang memiliki kemampuan untuk mengatur sekelompok orang dalam bekerja sama guna mencapai tujuan bersama.

2. Pengertian kepemimpinan Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang berarti bimbing atau tuntun. Kepemimpinan artinya seni untuk membimbing atau menuntun orang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Perbedaan pemimpin dengan kepemimpinan a. Aktivitas pemimpin sangat menentukan arah orientasi kehidupan rakyat. Sedangkan

aktivitas kepemimpinan mencakup pemberian bimbingan dan motivasi ke arah kemajuan kepada rakyat yang dipimpin.

b. Tanpa pemimpin, tipe kepemimpinan manapun yang diterapkan tidak akan dapat menuntun rakyat. Begitu juga tanpa kepemimpinan, seorang pemimpin yang berwibawa sekalipun akan mengalami kesulitan dalam mengatur rakyat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya

jawab)

Page 13: RPP Agama Hindu Kelas VII

13

D. Langkah-langkah Pembelajaran 1.Kegiatan Pendahuluan

a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi : Peserta didik diajak untuk menyebutkan yang mengepalai suatu daerah dari tingkat desa sampai ke tingkat negara

2. Kegiatan Inti a. Ekplorasi

1. Peserta didik mencermati buku paket Agama materi pemimpin dan kepemimpinan

2. Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik

b. Elaborasi 1. Masing-masing perwakilan kelompok mewawancari guru dan pegawai seputar

materi pemimpin dan kepemimpinan 2. Peserta didik memdiskusikan pengertian pemimpin dan kepemimpinan 3. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 4. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c. Konfirmasi

1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatan 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

3. Kegiatan Akhir

Dilaksanakan selama 10 menit 1. Guru bersama Peserta didik melaksanakan refleksi 2. Melakukan evaluasi/ Post-test 3. Pemberian tugas kepada Peserta didik a untuk bahan diskusi pada pertemuan

berikutnya 4. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi,

Santhi om”

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar A. Alat

Spidol, White board

B. Bahan Capsion

C. Sumber Belajar

1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII Buku LKS 2. Buku Widya Upadesa 3. Itihasa Ramayana dan Mahabharata 4. Nitisastra 5. Buku lainnya yang relevan

Page 14: RPP Agama Hindu Kelas VII

14

E. Penilaian 1. . Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda 1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen

Disajikan pertanyaan tentang pemimpin peserta didik dapat menjawab pengertian pemimpin secara sederhana

Tes tulis Pilihan ganda 1.Pemimpin secara sederhana memiliki pengertian sebagai…

a. Pesuruh c. Provokator b. Pengatur d. Pengawas

Disajikan pertanyaan tentang kata pimpin siswa dapat menjawab arti kata yang dimaksud disebut kemampuan

Tes tulis Pilihan ganda 2. Kepemimpinan bersasal dari kata pimpin yang artinya …

a. bombing c. kemampuan b. suruh d. bijaksana

Disajikan pertanyaan tentang pengertian pemimpin peserta didik dapat menjawab salah satu jawaban dari empat yang disediakan

Tes tulis Pilihan ganda 3. Orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang guna diajak bekerja sama untuk mencapai tujuan disebut........... a. pemimpin b. managemen c. kepemimpinan d. Semua benar

Disajikan pertanyaan kepemimpinan peserta didik dapat menjawab pengertian kepemimpinan

Tes tulis Tes isian 3. Jelaskan apa yang disebut kepemimpinan

Disajikan sebuah kalimat peserta didik dapat membedakan pemimpin dengan kepemimpinan

Tes tulis Tes isian 5 Apa perbedaan Pemimpin dengan Kepemimpinan ?

2. Kunci Jawaban

1. b 2. c 3. a 4. Kepemimpinan artinya seni untuk membimbing atau menuntun orang lain guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 5. Perbedaan pemimpin dengan kepemimpinan :

b. Aktivitas pemimpin sangat menentukan arah orientasi kehidupan rakyat. Sedangkan aktivitas kepemimpinan mencakup pemberian bimbingan dan motivasi ke arah kemajuan kepada rakyat yang dipimpin.

c. Tanpa pemimpin, tipe kepemimpinan manapun yang diterapkan tidak akan dapat menuntun rakyat. Begitu juga tanpa kepemimpinan, seorang pemimpin yang berwibawa sekalipun akan mengalami kesulitan dalam mengatur rakyat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Page 15: RPP Agama Hindu Kelas VII

15

3. Skor Penilaian 1. Soal no. 1 bobot 2 2. Soal no. 2 bobot 2 3. Soal no. 3 bobot 3 4. Soal no. 4 bobot 3

Skor tertinggi : 10 Skor terendah : 0 Rumus : 2+2+3+3 x 10 = N

10 Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 16: RPP Agama Hindu Kelas VII

16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 5

Sekolah : SMP Negeri 1 Bangli Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / I (Satu) Aspek : Kepemimpinan Standar Kompetensi : Memahami Ajaran Kepemimpinan Hindu Kompetensi Dasar : Menjelaskan Ajaran Kepemimpinan dalam Konsep Asta

Bratha Indikator : 1. Mampu menjelaskan konsep kepemimpinan Hindu dalam

Nitisastra 2. Mampu menyebutkan tipe-tipe kepemimpinan dalam Asta

Bratha 3. Mampu meneladani kepemimpinan yang baik

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Pesrta didik mampu menjelaskan konsep kepemimpinan

Hindu dalam Nitisastra 2. Pesrta didik mampu menyebutkan tipe-tipe kepemimpinan

dalam Asta Bratha 3. Pesrta didik mampu meneladani kepemimpinan yang baik

B.Materi Pembelajaran : Konsep kepemimpinan Hindu dalam Nitisastra serta penjabaran konsep ajaran Asta Bratha

1. Konsep Kepemimpinan Hindu dalam Nitisastra

Kepemimpinan Hindu sudah ada sejak dimulainya jaman Itihasa (wiracarita). Konsep kepemimpinan Hindu banyak dituangkan dalam Itihasa, Ramayana dan Mahabharata. Kitab yang memuat konsep kepemimpinan Hindu adalah Nitisastra yaitu kitab yang berisi ilmu pengetahuan tentang pemerintahan dan kepemimpinan. Penyusun kitab Nitisastra adalah Rsi Kautilya (Rsi Canakhya) yang merupakan konseptor tunggal dalam penataan sistem pemerintahan kerajaan Magada di bawah pimpinan raja Chandra Gupta pada tahun 350 SM. Kitab Nitisastra yang disusun oleh Rsi Kautilya memiliki nama lain sebagai berikut : a) Raja Dharma : ilmu tentang kewajiban seorang raja. b) Raja Niti : ilmu tentang hakikat kepemimpinan seorang raja c) Kautilya Arthasastra : ilmu tentang pemerintahan yang sejahtera menurut Rsi

Kautilya. d) Arthasastra : ilmu tentang pembangunan negara yang sejahtera e) Danda Niti : ilmu pemerintahan, politik dan hukum yang menyangkut aspek-aspek

pemerataan kehidupan. 2. Asta Bratha

Konsep ajaran Asta Bratha bersumber dari kekawin Ramayan yang disusun oleh Mpu Yogiswara menggunakan bahasa Jawa kuna (bahasa kawi). Kekawin Ramayana terdiri dari 25 sargah dengan 778 bait sloka. Ajaran Asta Bratha merupakan petunjuk dari sang Ramadewa kepada Wibhisana pada waktu akan dinobatkan menjadi raja di kerajaan Alengka Pura. Asta Bratha memiliki pengertian yaitu delapan pedoman yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Asta Bratha juga dapat diartikan sebagai delapan sifat-sifat mulia dari para dewata yang patut dijadikan pedoman oleh seorang pemimpin. Adapun bagian-bagian Asta Bratha adalah sebagai berikut :

Page 17: RPP Agama Hindu Kelas VII

17

(a) Indra Bratha : seorang pemimpin hendaknya mampu mensejahterakan dan mengusahakan kemakmuran rakyat.

(b) Yama Bratha : seorang pemimpin hendaknya mampu menegakkan hukum secara adil (c) Surya Bratha : seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan penerangan secara

adil dan merata kepada seluruh rakyat (d) Candra Bratha : seorang pemimpin hendaknya mampu menunjukkan wajah yang

tenang dan bersikap bijaksana untuk menyejukkan hati rakyat (e) Bayu Bratha : seorang pemimpin hendaknya mengetahui keadaan rakyat (f) Kuwera Bratha : seorang pemimpin hendaknya bijaksana dalam mengatur keuangan

negara untuk kesejahteraan rakyat (g) Baruna Bratha : seorang pemimpin hendaknya mampu mengatasi permasalahan yang

dihadapi untuk mewujudkan stabilitas keamanan negara (h) Agni Bratha : seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat ksatria pemberani dan

penuh semangat “Hyang Indra, Yama, Surya, Candra, Bayu, Kuwera, Barunagni nahan wahu, sira ta maka angga sang bhupati, matanghyan inisti Asta Bratha” (Kekawin Ramayana, Sargah 25.52) Terjemahan : Dewa Indra, Yama, Surya, Candra, Bayu, Kuwera, Baruna dan Agni merupakan delapan dewa yang memiliki sifat-sifat utama kepemimpinan. Oleh karena itu disebut Asta Bratha.

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya jawab)

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1.KegiatanPendahuluan a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi : Peserta didik mendengarkan cerita ramayana terutama percakapan Rama dengan Wibhisana

2.Kegiatan Inti

a. Ekplorasi 1. Peserta didik mencermati buku yang ada hubungannya konsep kepemimpinan

dalam Asta Brata 2. Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5

Peserta didik b. Elaborasi

1. Peserta didik memdiskusikan konsep kepemimpinan dalam Asta Brata 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c. Konfirmasi

1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatanu 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

Page 18: RPP Agama Hindu Kelas VII

18

3. Kegiatan Penutup a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om”

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar A. Alat

Spidol, White board

B. Bahan Capsion

C. Sumber Belajar

1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku LKS 3. Buku Widya Upadesa 4. Cerita Ramayana 5. Nitisastra 6. Buku lainnya yang relevan

F. Penilaian 3. . Teknik : Tes Tulis 4. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda 1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan pertanyaan delapan sifat kepemimpinan peserta didik dapat menjawab sifat pemimpin yang disebut Asta Bratha

Tes tulis Pilihan ganda 1. Delapan sifat kepemimpinan dalam agama Hind disebut… a. Asta Bratha b. Asta Bhumi c. Asta Aiswarya d. Asta Kosala-kosali

Disajikan pertanyaan sifat pemimpin yang adil peserta didik dapat menjawab sifat pemimpin yang disebut Yama Bratha

Tes tulis Pilihan ganda 2. Pemimpin hendaknya bersifat adil dalam ajaran Asta Bratha disebut .

a. Indra Bratha b. surya Bratha c. Agni Bratha d.Yama Bratha

Disajikan pertanyaan pemimpin yang ideal peserta didik dapat menjawab figur pemimpin Sang Dasaratha

Tes tulis Pilihan ganda 3 . Figur pemimpin yang idial masa kini maupun yang akan datang adalah sesuai dengan isi kekawin Ramayana Bab I

Sloka 3 yaiyu............. a. Sang Yudistira b. Sang Dasaratha c, Sang Kresna d. Bhagawan Bhisma

Page 19: RPP Agama Hindu Kelas VII

19

Disajikan pertanyaan penyusun Arta sastra peserta didik dapat menjawab Maha rsi Kautiliya

Tes tulis Pilihan ganda 4. Magada merupakan sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Chandra Gupta tahun 350 SM.Ilmu pemerintahan yang diterapkan pada saat itu disebutArtha sastra atau DandaNiti yang disusun oleh Maharsi.........

a. Gretsamada b. Kautiliya c. Wiyasa d . Kanwa

Disajikan pertanyaan Candra Bratha peserta didik dapat menjelaskan pengertian Candra Bratha

Tes tulis Tes isian 4 Jelaskan pengertian Candra Bratha dalam ajaran Asta Bratha !

Disajikan pertanyan tentang Nitisaastra peserta didik dapat menjelaskan pengertian Nitisastra

Tes tulis Tes isian 5. Apa yang dimaksud dengan Nitisastra !

2. Kunci Jawaban

1. a 2. d 3. b 4. b 5. Candra Bratha : seorang pemimpin hendaknya mampu menunjukkan wajah yang

tenang dan bersikap bijaksana dalam menyejukkan hati rakyat 6. Nitisastra yaitu kitab yang berisi ilmu penetahuan tentang pemerintahan dan

kepemimpinan

3. Skor Penilaian 1. Soal no. 1 bobot 1 2. Soal no. 2 bobot 1 3. Soal no. 3 bobot 1 4. Soal no. 4 bobot 1 5. Soal no. 5 bobot 3 6. Soal no. 5 bobot 3 Skor tertinggi : 10 Skor terendah : 0 Rumus : 4+3+3 x 10 = N

10

Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 20: RPP Agama Hindu Kelas VII

20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 6

Sekolah : SMP Negeri 1 Bangli Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / I (Satu) Aspek : Kepemimpinan Standar Kompetensi : Memahami Ajaran Kepemimpinan Hindu Kompetensi Dasar : Menunjukkan Contoh-contoh Kepemimpinan Hindu dalam

Ajaran Asta Bratha Indikator : 1. Mampu menyebutkan tipe-tipe kepemimpinan Asta Bratha 2. Mampu menunjukkan contoh-contoh kepemimpina Hindu

dalam Itihasa Ramayan dan Mahabharata Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menyebutkan tipe-tipe kepemimpinan Asta

Bratha 2. Siswa mampu menunjukkan contoh-contoh kepemimpina

Hindu dalam Itihasa, Ramayana dan Mahabharata B.Materi Pembelajaran : Contoh-contoh kepemimpinan dalam Itihasa dan Nitisastra Contoh-contoh Kepemimpinan dalam Itihasa Ramayana dan Mahabharata 1. Raja Dasaratha

Gunamanta sang prabhu Dasaratha, Wruh sira dharma ring Weda, Bhati ring dewa, Tan malupeng ring pitra puja, asih ta sira ring para swagotra kabeh (Kekawin Ramayana sargah 1.3) Terjemahannya : Raja Dasaratha adalah seorang raja yang berilham Weda dan taat beragama, bhakti kepada para dewa, tidak melupakan para leluhur dan selalu mengasihi keluarga berserta semua rakyatnya

2. Ramadewa Tipe kepemimpinan Ramadewa sebagai raja di Ayodya Pura adalah : (a) Astha Bratha (b) Dharmaning Prajaniti Uttama : kewajiban utama seorang raja (c) Satya Dharma : kewajiban untuk menegakkan kebenaran (d) Dharma Bratha : kebijaksanaan dalam berbuat,berkata dan berpikir (Tri Kaya

Parisudha) (e) Bhakti ring dewa (f) Bhakti ring pitra puja (g) Dharma ring Weda (h) Bhakti Ring Atma Siddha Dewata

3. Wibhisana Tipe kepemimpinan Wibhisana sebagai raja di Alengka Pura adalah : (a) Astha Bratha

Page 21: RPP Agama Hindu Kelas VII

21

(b) Dharmaning Prajaniti Uttama : kewajiban utama seorang raja (c) Dharmaning Agama : taat beragama (d) Satya Graha : setia kepada negara (e) Tresna Asih : cinta kasih

4. Krsna Tipe kepemimpinan Krsna sebagai raja di Dwaraka adalah : (a) Dharmaning Bhakti : kewajiban untuk berbakti di jalan Tuhan (b) Dharmaning Dhana : kewajiban untuk berdana punia atau bersedekah (c) Dharmaning Yadnya : kewajiban untuk melaksanakan yadnya (d) Tresna Dharmaning Asih : kewajiban untuk mengasihi keluarga beserta seluruh

rakyat

5. Yudhistira Tipe kepemimpinan Yudhistira sebagai raja di Astina Pura adalah : (a) Dharma Sastra : kewajiban untuk mengamalkan ajaran kebenaran suci (b) Catur Naya Sandhi : empat sifat dan tindakan bijaksana yang harus dilakukan oleh

seorang pemimpin (c) Asta Bratha (d) Dharmaning Ksatria : kewajiban sebagai seorang ksatria

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya

jawab)

D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. KegiatanPendahulan

a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi : Peserta didik diajak mendengarkan kekawin ramayana serta artinya kemudian telaah bersama

2. Kegiatan Inti

a. Ekplorasi 1. Peserta didik mencermati buku yang ada hubungannya konsep kepemimpinan

dalam ajaran Asta Brata 2. Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5

Peserta didik b. Elaborasi

1. Peserta didik memdiskusikan contoh-contoh kepemimpinan Hindu dalam ajaran Asta Brata 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c. Konfirmasi

1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatanu 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

Page 22: RPP Agama Hindu Kelas VII

22

3.Kegiatan Penutup 1. Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi 2. Melakukan evaluasi/ Post-test 3. Pemberian tugas kepada siswa untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya 4. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi,

Santhi om”

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar A. Alat

Spidol, White board

B. Sumber Belajar 1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku LKS 3. Buku Widya Upadesa 4. Itihasa Ramayana dan Mahabharata 5. Nitisastra 6. Buku lainnya yang relevan

F. Penilaian 1. 1. Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda 1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan pertanyaan tentang figur pemimpin peserta didik dapat menjawab figur pemimpin yang ideal menurut ajaran Itihasa

Tes tulis Tes isian 1. Coba tunjukkan figur pemimpin yang ideal menurut ajaran Itihasa !

Disajikan pertanyaan tentang tipe kepemimpinan peserta didik dapat menjawab tipe kepemimpinan Ramadewa sebagai raja di Ayodya

Tes tulis Tes isian 2. Tipe kepemimpinan Ramadewa sebagai raja di Ayodya Pura adalah :

2. Istrumen

2. Coba tunjukkan figur pemimpin yang ideal menurut ajaran Itihasa ! 3. Sebutkan tipe kepemimpinan Ramadewa !

3. Kunci Jawaban 1. Dasaratha, Ramadewa, Wibhisana, Yudistira dan Krsna 2. Tipe kepemimpinan Ramadewa sebagai raja di Ayodya Pura adalah :

(a) Astha Bratha (b) Dharmaning Prajaniti Uttama : kewajiban utama seorang raja (c) Satya Dharma : kewajiban untuk menegakkan kebenaran (d) Dharma Bratha : kebijaksanaan (e) Bhakti ring dewa (f) Bhakti ring pitra puja (g) Dharma ring Weda (h) Bhakti Ring Atma Siddha Dewata

Page 23: RPP Agama Hindu Kelas VII

23

D. Skor Penilaian

1. Soal no. 1 bobot 5 2. Soal no. 2 bobot 5 Skor tertinggi : 10 Skor terendah : 0 Rumus : 5+5x 10 = N

10 Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 24: RPP Agama Hindu Kelas VII

24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO.7

Sekolah : SMP Negeri 1 Bangli Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / I (Satu) Aspek : Budaya Standar Kompetensi : Memahami Dharma Gita Kompetensi Dasar : Menguraikan Pengertian Dharma Gita Indikator : Mampu Menguraikan Pengertian Dharma Gita Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menguraikan pengertian Dharma Gita B.Materi Pembelajaran : Pengertian Dharma Gita, peranan Dharma Gita dalam

kehidupan sehari-hari dan tujuan mempelajari Dharma Gita 1. Pengertian Dharma Gita

Kata Dharma Gita berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dharma yang berarti kebenaran/agama, dan Gita berarti lagu/nyanyian. Jadi Dharma Gita berarti nyanyian atau lagu-lagu suci yang di dalamnya terkandung ajran keagamaan. Dharma Gita juga bisa diartikan sebagai suatu lagu yang dinyanyikan secara khusus pada saat mengiringi pelaksanaan upacara agama Hindu.

2. Peranan Dharma Gita dalam Kehidupan Sehari-hari

(a) Dapat dijadikan sarana untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi sebagai sumber dari segala sesatu yang ada di alam semesta. Dalam kitab Rg Weda disebutkan sebagai berikut : Om A visvadevam satpatin suktardya Vrnimahe satyasavam savitaram (Rg Weda V.82.7) Terjemahan : Ya Tuhan yang maha agung, dengan lagu nyanyian kami memuja-Mu sebagai sumber dari segala kebenaran, Engkau maha cemerlang yang berkuasa atas takdir dan Engkaulah yang maha bijaksana.

(b) Sebagai salah satu media tradisional yang sangat efektif untuk memasyarakatkan ajaran-ajaran agama Hindu, mengingat Dharma Gita merupakan nyanyian suci yang memuat ajaran agama sebagai tuntunan hidup bagi umat Hindu.

(c) Sebagai sarana motivasi umat Hindu untuk lebih mencintai agamanya sendiri.

3. Tujuan Mempelajari Dharma Gita sebagai media tradisional yang sangat efektif, tujuan dari mempelajari Dharma Gita

dapat dirumuskan sebagai berikut : (a) Untuk menyebarluaskan ajaran agama melalui seni suara (b) Untuk memberikan sentuhan kerohanian dalam pelaksanaan upacara yadnya (c) Untuk memberi dorongan kepada umat Hindu agar lebih mencintai kebudayaan

warisan leluhur (d) Untuk menjaga, memelihara dan melestarikan kebudayaan seni sastra yang telah

diwariskan oleh para leluhur umat Hindu C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya

jawab)

Page 25: RPP Agama Hindu Kelas VII

25

D. Langkah-langkah Pembelajaran 1.KegiatanPendahuluan

c. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” d. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi : Peserta didik bersama-sama menyanyikan sekar rare

2.Kegiatan Inti

a. Ekplorasi 1.Peserta didik mencermati buku paket agama Hindu materi Dharmagita 2.Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik

b. Elaborasi 1. Peserta didik memdiskusikan pengertian dan tujuan mempelajari Dharmagita 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c. Konfirmasi

1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatanu 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

3. Kegiatan Penutup

a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om”

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a.Alat

Spidol, White board

b.Bahan 1. Tape recorder 2. Kaset tembang Dharma Gita

c.Sumber Belajar

1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku LKS 3. Buku Widya Upadesa 4. Buku teks Dharma Gita 5. Buku lainnya yang relevan

F. Penilaian 1. . Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda

Page 26: RPP Agama Hindu Kelas VII

26

1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan pertanyaan asal bahasa dharmagita peserta didik dapat menjawab dharmagita berasal dari bahasa sansekerta

Tes tulis

Pilihan ganda

1. Dharma Gita berasal dari bahasa…… a. Kawi c. Bali b. Sanskerta d. Jawa kuno

Disajikan sebuah kalimat peserta didik dapat menjawab arti kata Dharma

Tes tulis Pilihan ganda

2. Kata Dharma dalam Dharma Gita berarti.…..

a. Kebenaran c. Kejahatan b. Kedamaian d. Kemakmuran

Disajikan pertanyaan pengertian dharmagita peserta didik dapat menjawab pengertian Dhrmagita

Tes tulis Tes isian 3.Jelaskan pengertian Dharmagita!

Disajikan pertanyaan dharmagita peserta didik dapat menyebutkan tujuan mempelajari Dhrmagita

Tes tulis Tes isian 4.Sebutkan tujuan mempelajari Dharmagita !

2. Kunci Jawaban

1. b 2. a 3. Dharma Gita berarti nyanyian atau lagu-lagu suci yang didalamnya terkandung

ajran keagamaan 4. Tujuan mempelajari Dharma Gita adalah :

a. Untuk menyebarluaskan ajaran agama melalui seni suara b. Untuk memberikan sentuhan kerohanian dalam pelaksanaan upacara

yadnya c. Untuk memberi dorongan kepada umat Hindu agar lebih mencintai

kebudayaan warisan leluhur d. Untuk menjaga, memlihara dan melestarikan kebudayaan seni sastra yang

telah diwariskan oleh para leluhur umat Hindu

3. Skor Penilaian 1. Soal no. 1 bobot 1 2. Soal no. 2 bobot 1 3. Soal no. 3 bobot 4 4. Soal no. 4 bobot 4

Skor tertinggi : 8 Skor terendah : 0

Page 27: RPP Agama Hindu Kelas VII

27

Rumus : 2+4+4 x 10 = N 10

Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 28: RPP Agama Hindu Kelas VII

28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 8

Sekolah : SMP Negeri 1 Bangli Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / I (Satu) Aspek : Budaya Standar Kompetensi : Memahami Dharma Gita Kompetensi Dasar : Menyebutkan Jenis-jenis Dharma Gita Indikator : 1. Mampu menyebutkan jenis-jenis Dharma Gita yang ada di

daerah masing-masing 2. Mampu menyebutkan contoh-contoh Dharma Gita dalam

pelaksanaan upacara keagamaan di daerah masing-masing 3. Mampu menjelaskan hubungan Dharma Gita dengan

pelaksanaan upacara keagamaan Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis Dharma Gita yang

ada di daerah masing-masing 2. Siswa mampu menyebutkan contoh- contoh Dharma Gita

dalam pelaksanaan upacara keagamaan di daerah masing-masing

3. Siswa mampu menjelaskan hubungan Dharma Gita dengan pelaksanaan upacara keagamaan

B.Materi Pembelajaran : Jenis-jenis Dharma Gita dan hubungan Dharma Gita dalam pelaksanaan upacara keagamaan

Jenis-jenis Dharma Gita dan Hubungan Dharma Gita dalam Pelaksanaan Upacara Keagamaan. 1. Jenis-jenis Dharma Gita

Dharma Gita jumlahnya sangat banyak, walaupun demikian Dharma Gita dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain : (a) Sekar Rare

Sekar Rare adalah lagu-lagu yang biasa disebut gegendingan. Sekar Rare pada umumnya dinyanyikan oleh anak-anak dan sering dipakai untuk mengiringi gambelan. Lagu-lagu sekar rare menggunakan bahasa daerah, memakai sajak bebas dan isinya tentang sebuah cerita dari awal sampai selesai. Setiap lagu dalam sekar rare memiliki nama tersendiri dan di dalamnya selalu diselipkan ajaran-ajaran susila.

(b) Sekar Alit Sekar alit adalah lagu-lagu atau nyanyian yang pada umumnya dikenal dengan geguritan/pupuh dan ada juga yang menyebut dengan istilah macapat yaitu lagu yang dibentuk berdasarkan pada-lingsa. Pada artinya banyaknya suku kata dalam satu baris/carik, sedangkan lingsa artinya bunyi akhir dari masing-masing baris dalam satu bait/pupuh. Adapun lagu-lagu yang tergolong sekar alit adalah Pupuh Sinom, Pupuh Pucung, Pupuh Mijil, Pupuh Maskumambang, Pupuh Ginada, Pupuh Ginanti, Pupuh Smarandana, Pupuh Durma, Pupuh Pangkur, Pupuh Dangdang Gula.

(c) Sekar Madya Sekar madya adalah lagu-lagu yang berisikan syair pujian terhadap Ida Sang Hyang Widhi.

Page 29: RPP Agama Hindu Kelas VII

29

Sekar madya juga disebut tembang tengahan/kidung yang sering digunakan untuk mengiringi upacara yadnya. Lagu-lagu sekar madya menggunakan bahasa Bali Tengahan dan bahasa Bali lumrah, namun ada juga yang memakai baha Jawa Kuna. Cara menyanyikan lagu sekar madya terkadang dinyanyikan secara berkelompok atau perorangan. Lagu-lagu yang tergolong kedalam sekar madya adalah Kawitan Wargasari, kidung Wargasari, Brahmana Ngisep Sari, Adri, Kawitan Tantri, Jerum, dll.

(d) Sekar Agung Sekar agung adalah lagu-lagu yang pada umumnya disebut kekawin/wirama. Lagu-lagu sekar agung terikat pada suku kata dalam setiap baris (wrtta) dan terikat oleh guru-laghu. Lagu-lagu yang termasuk sekar agung adalah wirama Ragakusuma, wirama Sikharini, wirama Praharsini, wirama Swandewi, wirama Mrdukomala, wirama Mandamalon, wirama Totaka, wirama Indrawangsa, dll.

2. Hubungan Dharma Gita dalam Pelaksanaan Upacara Keagamaan Hubungan Dharma Gita dalam pelaksanaan upacara keagamaan adalah sebagai sarana untuk melengkapi rangkaian pelaksanaan suatu upacara/yadnya. Pelaksanaan upacara keagamaan akan lebih lengkap apabila diiringi dengan Panca Gita, yaitu : (a). Kentongan/kulkul : sebagai pertanda bahwa masyarakat khususnya umat Hindu

sudah mulai berkumpul di tempat upacara. (b). Gong : musik tradisional untuk mengiringi upacara. (c). Kidung : nyanyian yang dikumandangkan (d). Doa/puja mantra dari para sulinggih. (e). Genta : suara genta atau bajra yang dibunyikan sulinggih adalah sarana untuk

mengiringi doa pujaan. Gita dan tarian merupakan penjabaran dari perilaku sulinggih/Sang Sadaka saat memimpin upacara keagamaan. Puja sulinggih berkembang menjadi gita, suara bajra berkembang menjadi gambelan dan sikap tangan mudra berkembang menjadi tarian.

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya

jawab)

D. Langkah-langkah Pembelajaran 1.KegiatanPendahuluan

a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi : Salah satu peserta didik disuruh menyayikan sekar madya

2.Kegiatan Inti

a. Ekplorasi 1.Peserta didik mencermati buku paket agama Hindu tentang materi jenis-jenis dharma gita 2.Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik

b. Elaborasi 1. Peserta didik memdiskusikan jenis-jenis dharma gita

2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c. Konfirmasi

1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami

Page 30: RPP Agama Hindu Kelas VII

30

2. Guru memberikan repleksi/penguatanu 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

3. Kegiatan Penutup

a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om”

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a.Alat

Spidol, White board

b.Bahan 1. Tape recorder 2. Kaset tembang Dharma Gita

c.Sumber Belajar

1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku LKS 3. Buku Widya Upadesa 4. Buku teks Dharma Gita 5. Buku lainnya yang relevan

F. Penilaian 1. 1. . Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda 1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan sebuah kalimat peserta didik dapat menjawab dharmagita yang dipergunakan untuk mengiringi upacara Dewa Yadnya

Tes tulis

Pilihan ganda

1.Jenis Dharma Gita yang dipergunakan untuk mengiringi upacara Dewa Yadnya adalah

a. Wargasari c. Sinom b. Ginada d. Mijil

Disajikan sebuah kalimat peserta didik dapat menjawab arti kata Dharma

Tes tulis Pilihan ganda

2. Jenis Dharma Gita yang sering disebut geguritan atau pupuh adalah.…..

a. Sekara rare c. Sekar madya b Sekar agung d. Sekar alit

Disajikan sebuah kalimat peserta didik dapat menjawab Dharmagita yang mengandung pesan-pesan moral bhudi pekerti

Tes tulis Pilihan ganda

3.Jenis Dharmagita yang dalam lirik/baitnya mengandung pesan-pesan moral bhudi pekerti,

kesusilaan serta pengetahuan adalah

a. Sekar Rare c. Sekar Alit b Sekar Madya d. Sekar Agung

Page 31: RPP Agama Hindu Kelas VII

31

Disajikan pengalan sekar rare peserta didik dapat menjawab makna yang terkandung berjiwa suci

Tes tulis Pilihan ganda

4. Bebeke putih jambul mekeber ngaje kanginan, adalah sekar rare. Bebeke putih jambul

mengandung makna lambang orang-orang yang ...........

a. berjiwa besar b. berjiwa suci c. berjiwa satria d. berjiwa pemberani!

Disajikan pertanyaan dharmagita peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis Dharmagita

Tes tulis Tes isian 5.Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis Dharmagita !

Disajikan pertanyaan tentang lagu peserta didik dapat menjawab yang termasuk sekar alit

Tes tulis Tes isian 6. Sebutkan lagu-lagu yang termasuk dalam sekar alit !

2. Kunci Jawaban

1. a 2. c 3. c 4. b 5. Sekar rare adalah lagu-lagu yang biasa disebut gegendingan, Sekar Alit adalah

lagu-lagu atau nyanyian yang pada umumnya dikenal dengan geguritan/pupuh dan ada juga yang menyebut dengan istilah macapat, sekar madya adalah lagu-lagu yang berisikan syair pujian terhadap Ida Sang Hyang Widhi. Sekar madya juga disebut tembang tengahan/kidung yang sering digunakan untuk mengiringi upacara yadnya, dan sekar agung adalah lagu-lagu yang pada umumnya disebut kakawin/wirama.

6. lagu-lagu yang tergolong sekar alit adalah Pupuh Sinom, Pupuh Pucung, Pupuh Mijil, Pupuh Maskumambang, Pupuh Ginada, Pupuh Ginanti, Pupuh Semarandana, Pupuh Durma, Pupuh Pangkur, Pupuh Dangdang Gula.

4. Skor Penilaian

1. Soal no. 1 bobot 1 2. Soal no. 2 bobot 1 3. Soal no. 3 bobot 3 4. Soal no. 4 bobot 3 Skor tertinggi : 10 Skor terendah : 0 Rumus : 4+3+3 x 10 = N

10 Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 32: RPP Agama Hindu Kelas VII

32

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 9

Sekolah : SMP Negeri 1 Bangli Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / I (Satu) Aspek : Budaya Standar Kompetensi : Memahami Dharma Gita Kompetensi Dasar : Mengenal Teknik-teknik Menyanyikan Dharma Gita Indikator : 1. Mampu menguraikan teknik-teknik menyanyikan Sekar

Alit/ macapat 2. Mampu menguraikan teknik-teknik menyanyikan Sekar

Madya/kidung 3. Mampu menguraikan teknik-teknik menyanyikan Sekar

Agung/kekawin Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menguraikan teknik-teknik menyanyikan

Sekar Alit/macapat 2. Siswa mampu menguraikan teknik-teknik menyanyikan

Sekar Madya/kidung 3. Siswa mampu menguraikan teknik-teknik menyanyikan

Sekar Agung/kekawin B.Materi Pembelajaran : Teknik-teknik menyanyikan Dharma Gita Teknik-teknik Menyanyikan Dharma Gita 1. Teknik-teknik Menyanyikan Sekar Alit/macapat

(a) Pupuh dibangun berdasarkan “pada – lingsa”, pada artinya banyaknya suku kata dalam suatu kalimat dan lingsa artinya perubahan suara pada kalimat terakhir .

(b) Pada tiap-tiap baris sekar alit dinyatakan dengan : a – i – u – e – o (taling, tedung, suku dan seterusnya).

2. Teknik-teknik Menyanyikan Sekar Madya /kidung

(a) Kidung memakai “pada-lingsa” hanya saja tembang kidung dinyanyikan secara perlahan-lahan

(b) Kerangka dari lagu-lagu kidung sebenarnya berisi carik bawak dan carik dawa (c) Lagu kidung terdiri dari kawitan 2 bait, pengawak 2 bait, penawa 2 bait dan

pemawak 2 bait.

3. Teknik-teknik Menyanyikan Sekar Agung/kekawin (a) Kekawin dibentuk berdasarkan wrtta-Matra. Wrtta artinya banyaknya suku kata

dalam kalimat, matra artinya kedudukan guru-laghu dalam wrtta. (b) Kekawin diikat oleh guru-laghu. Guru artinya suara panjang, berat, keras, indah dan

bergelombang, sedangkan laghu artinya ringan, pendek, lemah, rendah yang digambarkan dengan garis melengkung (–).

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya

jawab)

Page 33: RPP Agama Hindu Kelas VII

33

D. Langkah-langkah Pembelajaran 1.KegiatanPendahuluan

a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi : Tanya jawab seputar materi yang telah dipelajari terkait dengan dharmagita

2.Kegiatan Inti a. Ekplorasi 1. Peserta didik mencermati buku paket agama Hindu tentang eknik-teknik menyanyikan Dharmagita 2. Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri

dari 5 Peserta didik b. Elaborasi 1. Peserta didik memdiskusikan tentang teknik-teknik menyanyikan Dharmagita 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi

3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c. Konfirmasi 1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatanu 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

3. Kegiatan Penutup

a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om”

E Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a. Alat

Spidol, White board

b. Bahan 1. Tape recorder 2. Kaset tembang Dharma Gita

c. Sumber Belajar

1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku LKS 3. Buku teks Dharma Gita 4. Buku lainnya yang relevan

Page 34: RPP Agama Hindu Kelas VII

34

F. Penilaian 1. . Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda 1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan pertanyaan tembang sekar alitv peserta didik dapat menjawab yang bukan sekar alit

Tes tulis Pilihan ganda

1. Berikut ini adalah tembang sekar alit, kecuali…… a. Pupuh Pucung c. Rahitiga b Pupuh Durma d. Pupuh Ginada

Disajikan pertanyaan jenis dharmagita peserta didik dapat menjawab dharmagita yang terikat guru lagu

Tes tulis Pilihan ganda

2.Jenis tembang Dharmagita yang terikat oleh guru lagu adalah

a. Kekawin c Kidung b. Pupuh d. Sloka

Disajikan sebuah kalimat peserta didik dapat tmenyebutkan eknik-tenik menyanyikan Sekar Alit ?

Tes tulis tes isian 3.Bagaimana teknik-tenik menyanyikan Sekar Alit ?

Disajikan sebuah kalimat peserta didik disuruh membuat lagu sekar Alit

Tes tulis tes isian 4 Buatlah salah satu lagu Sekar Alit ?

2. Kunci Jawaban

1. c 2. a 3. Teknik-tenik menyanyikan Sekar Alit

(a) Pupuh dibangun berdasarkan “pada-lingsa”, pada artinya banyaknya suku kata dalam suatu kalimat dan lingsa artinya perubahan suara pada kalimat terakhir .

(b) Pada tiap-tiap baris sekar alit dinyatakan dengan : a – i – u – e – o (taling, tedung, suku dan seterusnya)

4. Pupuh Pucung Bibi anu lamun payu luas manjus Antenge tekekang Yatnain ngaba masui Tiyuk puntul bawang anggon pasikepan

3. Skor Penilaian 1. Soal no. 1 bobot 1 2. Soal no. 2 bobot 1 3. Soal no. 3 bobot 3 4. Soal no. 4 bobot 3 Skor tertinggi : 8 Skor terendah : 0

Page 35: RPP Agama Hindu Kelas VII

35

Rumus : 2+3+3 x 10 = N

10

Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 36: RPP Agama Hindu Kelas VII

36

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RPP NO. 10 Sekolah : SMP Negeri 1 Bangli Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / I (Satu) Aspek : Budaya Standar Kompetensi : Memahami Dharma Gita Kompetensi Dasar : Menyanyikan Contoh-contoh Lagu Kerohanian Indikator : 1. Mampu menyanyikan tembang sekar alit 2. Mampu menyanyikan tembang sekar madya 3. Mampu menyanyikan tembang sekar agung Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menyanyikan tembang sekar alit 2. Siswa mampu menyanyikan tembang sekar madya 3. Siswa mampu menyanyikan tembang sekar agung B.Materi Pembelajaran : Menyanyikan lagu-lagu keagamaan Menyanyikan Lagu-lagu Keagamaan 1. Tembang Sekar Alit

Pupuh Pucung Bibi anu lamun payu luas manjus Antenge tekekang Yatnain ngaba masui Tiyuk puntul bawang anggon pasikepan

2. Tembang Sekar Madya a Kawitan Wargasari

(1) Purwakaning angripta rum, ning wana wukir Kahadang labuh kartika, panedengin sari Angayu tanguli ketur, angringring jangga mure.

(2) Sukania arja winangun, winarna sari, Rumrumning puspa priaka, ingoling tangi, Sampuning riris sumawur, mungguing srengganing rejeng.

b Warga Sari (1) Ida ratu saking luhur, kaula nunas lugrane,

Mangda sampun titiang tandruh, mangayat Bhatara mangkin, Titiang ngaturang pejati, banten suci muang daksina, Sarwa sampun puput, pratingkahing saji.

(2) Turun tirta saking luhur, pemangkune manyiratang, Makalangan muncrat mumbul, mapan tirta mertha jati, Paican Bhatara sami, panyupatan dasa mala, Sami pada lebur, malane ring bumi.

3. Tembang Kekawin Kekawin Arjuna wiwaha II-1 Sasiwimba aneng ghata mesi banyu Ndan asing suci nirmala mesi wulan Iwa mangkana rakwa kiteng kadadin Ring angambeki yoga kiteng sakala

Page 37: RPP Agama Hindu Kelas VII

37

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya jawab)

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1.KegiatanPendahuluan a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi : Tanya jawab seputar materi yang telah dipelajari terkait dengan dharmagita

2.Kegiatan Inti a. Ekplorasi

1. Peserta didik membaca buku paket agama Hindu tentang Contoh-contoh Lagu Kerohanian

2. Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik

b. Elaborasi 1. Peserta didik secara berkelompok menyanyikan sekar alit,sekar madiya sekar

agung 2. Masing-masing kelompok mendemontrasikan kebolehannya c. Konfirmasi

1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatan

3. Kegiatan Penutup a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om”

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a.Alat

Spidol, White board

b.Bahan 1. Tape recorder 2. Kaset tembang Dharma Gita

c.Sumber Belajar

1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku LKS 3. Buku Widya Upadesa 4. Buku teks Dharma Gita 5. Buku lainnya yang relevan

F. Penilaian 1. . Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda

Page 38: RPP Agama Hindu Kelas VII

38

1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan pertanyaan kidung peserta didik dapat menyanyikan kidung Panca Yadnya

Demontrasi lisan 1. Nyanyikanlah salah satu kidung Panca Yadnya !

Disajikan pertanyaan kekawin peserta didik dapat menembangkan Sekar Agung

Demontrasi lisan 2. Tembangkanlah salah satu sekar agung

2. Kunci Jawaban

1. (a) Ida ratu saking luhur, kaula nunas lugrane, Mangda sampun titiang tandruh, mangayat Bhatara mangkin, Titiang ngaturang pejati, banten suci muang daksina, Sarwa sampun puput, pratingkahing saji.

(b) Turun tirta saking luhur, pemangkune manyiratang, Makalangan muncrat mumbul, mapan tirta mertha jati,

Paican Bhatara sami, panyupatan dasa mala, Sami pada lebur, malane ring bumi.

2. Kekawin Arjuna wiwaha II-1 Sasiwimba aneng ghata mesi banyu

Ndan asing suci nirmala mesi wulan Iwa mangkana rakwe kiteng kadadin Ring angambeki yoga kiteng sakala

d. Skor Nilai 1. Soal no. 1 bobot 4 2. Soal no. 2 bobot 4 Skor tertinggi : 8 Skor terendah : 0 Rumus : 4 + 4 x 10 = N

1

Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 39: RPP Agama Hindu Kelas VII

39

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 11

Sekolah : SMP Negeri 1 Bangli Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / II (Dua) Aspek : Hari Suci Standar Kompetensi : Memahami Hari-hari Suci Agama Hindu Kompetensi Dasar : Menyebutkan Pengelompokan Hari Suci Agama Hindu

Berdasarkan Sasih dan Wuku Indikator : 1. Mampu mengelompokkan perayaan hari suci agama Hindu

berdasarkan sasih 2. Mampu mengelompokkan perayaan hari suci agama Hindu

berdasarkan wuku Alokasi Waktu :2 x 40 menit ( 1 x pertemuan) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu mengelompokkan perayaan hari suci agama

Hindu berdasarkan sasih 2. Siswa mampu mengelompokkan perayaan hari suci agama

Hindu berdasarkan wuku B.Materi Pembelajaran : Pengertian hari suci agama Hindu dan pengelompokan hari

suci agama Hindu berdasarkan Sasih dan Wuku 1. Pengertian Hari Suci Agama Hindu

Hari suci adalah hari yang diperingati/hari yang diistimewakan berdasarkan keyakinan bahwa hari-hari tersebut memiliki nilai-nilai dan makna-makna spiritual yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan keyakinan umat Hindu di Bali, hari-hari suci disebut dengan istilah rerahinan. Rerahinan berasal dari kata rai yang berarti hari puncak/hari yang dianggap penting dan suci, karena pada hari-hari suci itulah kekuatan suci dan kekuatan spiritual mengalir dari Ida Sang Hyang widhi beserta manifestasi-Nya. Hari raya/rerahinan diperingati atas dasar Sradha Bhakti, spiritual dan tingkat kesadaran umat Hindu untuk menjungjung tinggi nilai-nilai, makna dan filosofis yang terkanduing dalam perayaan hari suci. Berdasarkan kepercayaan leluhur, kata rerahinan berasal dari kata rah yang berarti puncak, kemudian dari kata rah menjadi rahina yang berarti hari suci dengan nilai puncak tertinggi dan diyakini dapat memberikan keselamatan, kerahajengan dan kerahayuan jagat.

2. Perayaan Hari Suci Agama Hindu Berdasarkan lontar Sundari Gama, hari raya agama Hindu dibagi menjadi 5 bagian yaitu : a. Hari raya yang dilakukan setiap hari b. Hari raya berdasarkan pertemuan triwara dengan pancawara c. Hari raya berdasarkan pertemuan saptawara dengan pancawara d. Hari raya berdasarkan pawukon e. Hari raya berdasarkan sasih (Purnama – Tilem)

Page 40: RPP Agama Hindu Kelas VII

40

3. Nama-nama sasih Tahun Saka : (a) Sasih Kasa (6) Sasih Kenem (11) Sasih Jyestha (b) Sasih Karo (7) Sasih Kapitu (12) Sasih Sadha (c) Sasih Katiga (8) Sasih Kawulu (d) Sasih Kapat (9) Sasih Kasanga (e) Sasih Kelima (10) Sasih Kadasa

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya

jawab)

No wuku Saptawara Pancawara Hari Raya 1 Sinta Redite Pahing Banyu Pinaruh Soma Pon Soma Ribek Angara Wage Sabuh mas budha kliwon Pagerwesi 2 Landep Saniscara Kliwon Tumpek Landep 3 Ukir Redite Umanis Persembahan kehadapan

Bhatara Guru Budha Wage Budha Cemeng Ukir 4 Kulantir Anggara Kliwon Anggara Kasih Kulantir 5 Tolu - - - 6 Gumbreg Budha Kliwon Budha Kliwon Gumbreg 7 Wariga Saniscara Kliwon Tumpek Pengatag/Panguduh 8 Warigadian Budha Wage Budha Cemeng Warigadian 9 Julungwangi Angara Kliwon Angara Kasih Julungwangi 10 Sungsang Wrhaspati Wage Sugihan Jawa/parerebuan Sukra Kliwon Sugihan Bali 11 Dunggulan Angara Wage Penampahan Galungan Budha Kliwon Galungan Saniscara Pon Pemaridan Guru 12 Kuningan Redite Wage Ulihan Soma Kliwon Pamacekan Agung Sukra Wage Penampahan Kuningan Saniscara Kliwon Kuningan 13 Langkir Budha Wage Budha Cemeng Langkir 14 Medangsia Angara Kliwon Angara Kasih Medangsia 15 Pujut - - - 16 Pahang Budha Kliwon Budha Kliwon

Pahang/pegatwakan 17 Krulut Saniscara Kliwon Tumpek Klurut 18 Mrakih Budha Wage Budha Cemeng Mrakih 19 Tambir Angara Kliwon Angara Kasih tambir 20 Medangkungan - - - 21 Matal Budha Kliwon Budha Kliwon Matal 22 Uye Saniscara Kliwon Tumpek andang/kandang 23 Menail Budha Wage Budha Cemeng Menail 24 Prangbakat Angara Kliwon Angara Kasih Prangbakat 25 Bala - - - 26 Ugu Budha Kliwon Budha Kliwon Ugu 27 Wayang Saniscara Kliwon Tumpek Wayang 28 Klawu Budha Wage Budha Cemeng Klawu Sukra Umanis Wedalan Bhatari Sri 29 Dukut Angara Kliwon Angara Kasih Dukut 30 Watugunung Saniscara Umanis Hari Raya Saraswati

Page 41: RPP Agama Hindu Kelas VII

41

D. Langkah-langkah Pembelajaran 1.KegiatanPendahuluan

a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi : peserta didik diarahkan untuk mengingat kembali syarat-syarat suatu agama yang sah diakui di Indonesia

2.Kegiatan Inti a. Ekplorasi 1.Peserta didik mencermati buku paket agama Hindu tentang pengelompokan hari

suci agama Hindu berdasarkan Sasih dan Wuku 2. Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri

dari 5 Peserta didik b. Elaborasi 1.Peserta didik memdiskusikan kelompok Hari suci yang berdasarkan Sasih,dan

Wuku 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi

3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya c.Konfirmasi

1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatanu 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

3. Kegiatan Penutup

a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om”

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a. Alat

Spidol, White board c. Sumber Belajar

1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku LKS 3. Kalender Bali 4. Buku lainnya yang relevan

F. Penilaian 1. . Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda 1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan pertanyaan jumlah wuku peserta didik dapat menjawab banyaknya wuku

Tes Tulis pilihan ganda

1. Wuku terdiri dari…… a. 30 c. 25 b. 20 d. 10

Page 42: RPP Agama Hindu Kelas VII

42

Disajikan pertanyaan hari raya Hindu peserta didik dapat menjawab rerahinan

Tes Tulis pilihan ganda

2.Hari raya Hindu di Bali disebut dengan.….. a. Wewaran c.Rerahina b. Sasih d. Wuku

3. Jelaskan pengertian rerahinan ! 4. Sebutkan nama-nama sasih tahun Saka !

3. Kunci Jawaban 1. a 2. c 3. Rerahinan berasal dari kata rai yang berarti hari puncak/ hari yang dianggap

penting dan suci, karena pada hari-hari suci itulah kekuatan suci dan kekuatan spiritual mengalir dari Ida Sang Hyang widhi beserta manifestasi-Nya

4. Nama-nama sasih Tahun Saka : (a) Sasih Kasa (f) Sasih Kenem (k) Sasih Jyestha (b) Sasih Karo (g) Sasih Kapitu (l) Sasih Sadha (c) Sasih Katiga (h) Sasih Kawulu (d) Sasih Kapat (i) Sasih Kasanga (e) Sasih Kelima (j) Sasih Kadasa

4. Skor Penilaian 1. Soal no. 1 bobot 1 2. Soal no. 2 bobot 1 3. Soal no. 3 bobot 3 4. Soal no. 4 bobot 3 Skor tertinggi : 8 Skor terendah : 0 Rumus : 2+3+3 x 10 = N

10

Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 43: RPP Agama Hindu Kelas VII

43

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 12

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / II (Dua) Aspek : Hari Suci Standar Kompetensi : Memahami Hari-hari Suci Agama Hindu Kompetensi Dasar : Menguraikan Rangkaian Hari Suci Agama Hindu Indikator : 1. Menguraikan rangkaian pelaksanaan hari suci berdasarkan

sasih (Siwa Ratri dan Nyepi) 2. Menguraikan rangkaian pelaksanaan hari suci berdasarkan

wuku (Saraswati, Pagerwesi, Galungan dan Kuningan) Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menguraikan rangkaian pelaksanaan hari

suci berdasarkan sasih (Siwa Ratri dan Nyepi) 2. Siswa mampu menguraikan rangkaian pelaksanaan hari

suci berdasarkan wuku (Saraswati, Pagerwesi, Galungan dan Kuningan)

B.Materi Pembelajaran : Rangkaian pelaksanaan hari suci agama Hindu berdasarkan

sasih dan wuku 1. Hari Raya Siwa Ratri

Hari raya Siwa Ratri dilaksanakan setiap 1 tahun sekali/365 hari pada rahina Purwaning Tilem Kapitu/Sasih Kapitu. Rangkaian pelaksanaan hari raya Siwa Ratri adalah sebagai berikut : a. Melaksanakan tapa bratha : jagra (tidak tidur), upawasa (berpuasa dan mona

bratha (tidak berbicara) b. Masing-masing umat membersihkan dirinya pada pagi hari dan pada sore harinya

dilanjutkan dengan upacara maprayascita c. Setelah melaksanakan tapa bratha Siwa Ratri, keesokan harinya umat Hindu

dapat menikmati Madu Parka (suguhan makanan campuran rasanya manis yang harus dimakan oleh orang yang melaksanakan tapa bratha Siwa Ratri)

2. Hari Raya Nyepi

Hari raya Nyepi dilaksanakan setiap 1 tahun sekali/365 hari pada rahina Tilem Sasih Kasanga, rangkaian pelaksanaan hari raya Nyepi adalah sebagai berikut : a. Melis/mekiis dilaksanakan pada panglong ping 13 Sasih Kasanga. Upacara

melis/mekiis dilaksanakan dengan tujuan menyucikan bhuana agung dan bhuana alit melalui penyucian pratima-pratima dan semua sarana keagamaan menuju ke laut (segara). Makna pelaksanaan upacara melis/mekiis adalah untuk nganyudang malaning gumi, angamet tirta amertha. Artinya menghanyutkan kotoran bhuana agung dan bhuana alit kemudian mohon tirta amertha (tirta kehidupan)

b. Pecaruan Tawur Kasanga dan Pengerupukan dilaksanakan pada Tilem Sasih Kasanga. Pada hari tersebut, umat Hindu melaksanakan upacara bhuta yadnya (tawur kasanga) mulai dari tingkat keluarga, banjar adat, desa pakraman, kabupaten sampai tingkat propinsi. Upacara Tawur Kasanga dilaksanakan pada waktu siang hari dengan tujuan membersihkan bhuana agung dan bhuana alit. Pada sore harinya dilanjutkan dengan upacara ngrupuk yaitu menabur nasi tawur sambil membawa obor ke penjuru arah sambil membunyikan bunyi-bunyian. Pada upacara pengrupukan juga diadakan pengarakan ogoh-ogoh dengan tujuan nyomya bhuta kala agar sifat-sifat yang negatif berubah menjadi sifat dewa untuk membantu menyelamatkan umat manusia.

Page 44: RPP Agama Hindu Kelas VII

44

c. Pananggal apisan sasih kadasa adalah tahun baru Saka (hari raya Nyepi). Pada saat hari raya Nyepi umat Hindu melaksanakan Catur Bratha Penyepian yaitu :

- Amati Geni : tidak menyalakan api - Amati Karya : tidak bekerja - Amati Lelungan : tidak bepergian - Amati Lelanguan : tidak mengadakan hiburan d. Ngembak Geni dilakukan sehari setelah hari raya Nyepi. Pelaksanaan kegiatan

umat Hindu pada saat ngembak geni adalah sima krama atau dharma santhi. 3. Rangkaian Pelaksanaan Hari Suci Agama Hindu Berdasarkan Wuku

a. Hari Raya Saraswati Hari raya Saraswati datang setiap 6 bulan sekali atau 210 hari yaitu pada rahina saniscara umanis watugunung. Hari raya Saraswati adalah hari untuk memuja Sang Hyang Aji Saraswati sebagai dewa penguasa ilmu pengetahuan suci. Adapun rangkaian pelaksanaan hari raya Saraswati adalah sebagai berikut : 1. Hari raya Saraswati dilaksanakan pada pagi hari dengan menghaturkan banten

Saraswati pada tempat-tempat buku/perpustakaan suci. 2. Pada malam harinya dilaksanakan malam sastra dengan pembacaan Sloka,

kekawin, pustaka suci keagamaan atau bisa diadakan pementasan wayang. 3. Keesokan harinya pada rahina Redite paing wuku Sinta, umat Hindu melaksanakan

upacara Banyu Pinaruh sebagai simbol bahwa telah mendapatkan anugrah ilmu pengetahuan suci.

b. Hari Raya Pagerwesi

Hari raya Pagerwesi datang setiap 6 bulan sekali atau 210 hari yaitu pada rahina budha kliwon Sinta. Hari raya Pagerwesi adalah hari suci untuk memuja Sang Hyang Pramesti Guru beserta para dewa dan pitara memohon kesejahteraan alam semesta beserta isinya. Rangkaian hari raya Pagerwesi adalah sebagai berikut : (1) Soma Ribek jatuh pada rahina soma pon wuku Sinta. Pada hari tersebut umat

Hindu memuja Sang Hyang Tri Pramana (3 unsur yang memberi kekuatan) yaitu Dewi Sri, Dewa Sedana dan Dewi Saraswati. Disamping itu juga umat Hindu melaksanakan pemujaan kepada Sang Hyang Amrta dengan menghaturkan banten pada tempat beras dan lumbung padi.

(2) Sabuh Mas jatuh pada rahina Angara Wage wuku Sinta. Pada hari tersebut umat Hindu melaksanakan pemujaan kepada Sang Hyang Mahadewa atas berkah-Nya berupa harta benda seperti emas, perak, permata.

(3) Hari Raya Pagerwesi Pagerwesi jatuh pada Rahina budha Kliwon Sinta. Pada hari tersebut umat Hindu melaksanakan pemujaan kehadapan Sang Hyang Pramesti Guru untuk memohon keselamatan, kerahayuan dan kedhirgayusan (panjang umur).

c. Hari Raya Galungan Galungan adalah hari raya yang wajib dilaksanakan oleh umat Hindu untuk merayakan kemenangan dharma melawan adharma. Galungan dirayakan setiap 210 hari sekali, karena yang dipakai untuk menentukan hari galungan adalah panca wara, sapta wara, dan wuku. Jika panca waranya kliwon, sapta waranya rabu dan wukunya dungulan, maka hari itu disebut hari raya Galungan. Rangkaian pelaksanaan hari raya Galungan : (1) Tumpek wariga disebut pula hari Tumpek Uduh, Tumpek Pengarah, Tumpek

Pengatag, Tumpek Bubuh. Upacara selamatan ditujukan kahadapan Ida Sang Hyang Sangkara, sebagai Dewa penguasa tumbuh-tumbuhan. Tujuan melaksanakan pemujaan adalah untuk memohon keselamatan dan kesuburan tumbuh-tumbuhan agar menghasilkan panen yang berlimpah untuk bekal persiapan hari raya Galungan. Tumpek Wariga dilaksanakan setiap saniscara kliwon wuku wariga. Pada hari tersebut umat Hindu menghaturkan sesajen upakara banten yang berisi bubur sumsum sebagai lambang kesuburan.

Page 45: RPP Agama Hindu Kelas VII

45

(2) Sugihan Jawa dilaksanakan setiap Wraspati Wage wuku Sungsang. Sugihan jawa adalah hari pemrstistaan (pembersihan) bhuana agung/alam semesta. Pada hari tersebut umat Hindu melaksanakan pemujaan kehadapan Sang Hyang Dharma untuk memohon kesucian alam semesta dan kesucian bhuana alit/ umat manusia agar terhindar dari kesengsaraan.

(3) Sugihan Bali dilaksanakan setiap Sukra Kliwon Wuku Sungsang. Pada hari tersebut umat Hindu melakukan upacara pemrastistaan pada Sang Hyang Murni (orang suci) untuk membersihkan segala kekotoran dalam diri manusia.

(4) Hari Penyekeban dilaksanakan setiap rahina Redite Paing wuku Dungulan. Pada hari tersebut umat Hindu nyekeb buah-buahan untuk persiapan hari raya Galungan. Pada hari penyekeban mulai Sang Bhuta Galungan turun ke dunia untuk mengganggu ketentraman bathin manusia. Hari penyekeban merupakan simbolis pengendalian diri agar tidak tergoda oleh kekuatan negatif Sang Bhuta Galungan.

(5) Hari Penyajaan dilaksanakan pada rahina Soma Pon wuku Dungulan. Pada hari tersebut umat Hindu membuat jajan. Kata jajan secara simbolis berarti saja yang artinya sungguh-sungguh akan melaksanakan hari raya Galungan. Pada hari penyajaan, Sang Bhuta Dungulan turun kedunia untuk mengganggu kehidupan manusia. Oleh karena itu umat Hindu diharapkan bisa lebih waspada lagi terhadap unsur-unsur negatif dari Sang Bhuta Dungulan.

(6) Hari Penampahan Galungan dilaksanakan setiap hari Angara Wage wuku Dungulan. Pada hari tersebut umat Hindu umumnya menyembelih ternak, seperti babi, ayam, itik, atau binatang lainnya untuk keperluan yadnya menyambut hari raya Galungan. Pada hari penampahan turun lagi Sang Bhuta Kala, yaitu Sang Bhuta Kala Amangkurat yang bertujuan menggoda umat manusia agar batal merayakan hari raya Galungan. Sampai hari Penampahan Galungan,bhuta kala yang turun ke dunia sudah berjumlah tiga bhuta, sehingga godaannya sangat berat. Oleh karena itu kita harus lebih siap mental menghadapinya. Kita harus menghadapinya dengan sungguh-sungguh berdasarkan dharma atau kebenaran. Kalau kita sudah betul-betul menjunjung dharma niscaya kita akan menang melawan adharma. Pada sore harinya dipasang sebuah penjor Galungan sebagai simbolis gunung (Gunung Agung) atau simbolis dari naga. Setelah menancapkan penjor dilanjutkan dengan natab atau ngayab banten pabyakaonan untuk menyucikan diri dari gangguan para bhuta kala. Dalam upacara ini diharapkan bhuta matemahan (Bhuta menjadi Dewa).

(7) Hari Raya Galungan dilaksanakan tepat pada Buhda Kliwon Wuku Dungulan. Karena para bhuta kala telah dapat ditundukkan pada hari Penampahan Galungan, maka kita menyambut hari raya Galungan dengan riang gembira. Hari raya Galungan dirayakan sebagai hari kemenangan dharma melawan adharma. Persembahan-persembahan yang serba utama ditujukan kehadapan semua manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa. Pelaksanaan hari raya Galungan di Bali merupakan satu-satunya hari raya yang disambut dengan suasana yang paling ramai dan meriah oleh seluruh umat Hindu, sehingga hari raya Galungan disebut dengan hari “pawedalan jagat” atau “otonan gumi”. Hari raya Galungan lebih semarak dan lebih meriah lagi jika jatuh bertepan dengan hari purnama yang disebut dengan hari raya Galungan Nadi, dengan ciri-cirinya batang bambu penjor bagian bawah dikerik bersih dan di ujung bambu penjornya bagian atas diisi dengan gerincingan (gongseng) agar dapat berbunyi ngrincing kalau diterpa angin, sehingga menimbulkan suara yang ramai dan meriah dibandingkan dengan hari raya Galungan biasa. Tetapi sebaliknya kalau hari raya Galungan itu bertepan dengan Sasih Kapitu dan Sasih Kasanga maka akan terjadi Galungan sebagai berikut :

Page 46: RPP Agama Hindu Kelas VII

46

(a) Sasih Kapitu dan hari Tilem disebut Masa Kalarau, pada hari raya Galungan ini tidak dibenarkan menghaturkan banten yang berisi tumpeng.

(b) Sasih Kasanga dan kebetulan pula Penampahan Galungan bertepan dengan hari Tilem, maka pada hari raya Galungan tidak boleh makan daging/ikan berdarah dan apabila berani melanggar akan mengakibatkan merajalelanya penyakit hingga bertahun-tahun, karena dipastu oleh Sang Maha Kala Raja, sebab Galungan Nara Mangsa namanya. Demikianlah pewarah-warah Sang Hyang Widhi Wasa yang bergelar Bhatari Putri di Pura Dalem.

(8) Hari Manis Galungan dilaksanakan setiap Wraspati Umanis wuku Dungulan. Pada hari tersebut umat Hindu melaksanakan penyucian diri lahir dan bathin, lalu menghaturkan sesajen kehadapan Sang Hyang Widhi dan segala manifestasinya mohon keselamatan bhuana agung dan bhuana alit. Setelah selesai persembahyangan dilanjutkan dengan mengunjungi sanak keluarga.

(9) Hari Pemaridan Guru dilaksanakan setiap Saniscara Pon Wuku Dungulan. Pada hari ini umat Hindu melakukan persembahyangan kehadapan para dewa, menghaturkan parama suksma karena berkat anugerah beliaulah kita dapat merayakan hari raya Galungan dengan selamat dan meriah. Pada hari ini para dewa kembali ke khayangan setelah meninggalkan anugerah berupa kedirghayusaan (panjang umur).

(10) Hari Ulihan dilaksanakan setiap Redite Wage Wuku Kuningan. Pada hari ini umat Hindu melakukan persembahyangan kehadapan Sang Hyang Widhi dengan segala manifestasinya. Pada hari ini pula para dewa kembali ke singgasanya masing-masing. Umat Hindu mengucapkan rasa syukur atas karunia yang telah dilimpahkan-Nya.

(11) Hari Pemacekan Agung dilaksanakan setiap Soma Kliwon Wuku Kuningan. Pada hari ini umat Hindu menghaturkan sesajen (labaan) kehadapan para bhuta kala, yaitu Sang Kala Tiga Galungan beserta para pengikutnya agar kembali ke tempatnya masing-masing dan memberi keselamatan kepada umat manusia.

d. Hari Raya Kuningan

Hari raya Kuningan datangnya setiap 6 bulan sekali atau 210 hari. Hari raya Kuningan jatuh pada rahina Saniscara kliwon Wuku Kuningan. Rangkaian pelaksanaan hari raya Kuningan adalah sebagai berikut : (1) Hari Penampahan Kuningan dilaksanakan setiap rahina Sukra Wage Wuku

Kuningan. Pada hari tersebut umat Hindu menyembelih hewan ternak untuk persiapan menyambut hari raya Kuningan dan umat Hindu juga membuat sesajen untuk persiapan persembahyangan pada hari raya Kuningan keesokan harinya.

(2) Hari Raya Kuningan dilaksanakan setiap rahina Saniscara Kliwon Wuku Kuningan. Pada hari tersebut umat Hindu melakukan pemujaan kepada Sang Hyang Parama Wisesa, para dewa dan para pitara dengan menghaturkan sesajen yang berisi ajengan (nasi) berwarna kuning sebagai lambang kemakmuran.

(3) Hari umanis Kuningan dilaksanakan setiap rahina Redite Umanis wuku Kuningan. Pada hari tersebut umat Hindu melaksanakan sima krama/dharma santhi untuk saling maaf-memaafkan

(4) Pegatwarah/Pegatwakan dilaksanakan pada rahina Budha Kliwon Wuku Pahang. Pegatwarah berarti diam (mona), pada hari Pegatwarah adalah hari yang baik untuk melaksanakan mona bratha (bratha dhyana/dhyana pralina). Pada hari tersebut umat Hindu melaksanakan persembahyangan dan menghaturkan sesajen kehadapan Ida Sang Hyang Widhi berserta manifestasinya. Pada sore harinya penjor dicabut dan semua hiasan penjor dilepas lalu dibakar sebagai pertanda bahwa rangkaian hari raya Galungan telah selesai.

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya

jawab)

Page 47: RPP Agama Hindu Kelas VII

47

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1.KegiatanPendahuluan a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi : peserta didik diarahkan untuk mengingat kembali syarat-syarat suatu agama yang sah diakui di Indonesia

2.Kegiatan Inti a. Ekplorasi

1.Peserta didik mencermati buku paket agama Hindu tentang rangkaian hari suci agama Hindu yang berdasarkan sasih maupun berdasarkan wuku 2. Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik

b. Elaborasi 1. Peserta didik memdiskusikan tentang rangkaian hari suci agama Hindu yang berdasarkan sasih maupun berdasarkan wuku 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c.Konfirmasi 1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatan 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

3. Kegiatan Penutup

a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om”

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a. Alat

Spidol, White board

c. Sumber Belajar 1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku LKS 3. Buku lainnya yang relevan

F. Penilaian 3. . Teknik : Tes Tulis 4. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda

Page 48: RPP Agama Hindu Kelas VII

48

1. Kisi-kisi soal Indikator Teknik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen

Disajikan pertanyaan saniscara umanis watugunung peserta didik dapat menjawab hari raya Saraswati

Tes tulis Pilihan ganda

1. Saniscara umanis watugunung adalah perayaan

a.Saraswati c. Siwa Ratri b. Pagerwesi d. Galungan

Disajikan pertanyaan penyajaan peserta didik dapat menjawab rangkaian hari raya Galungan

Tes tulis Pilihan ganda

2.Penyajaan adalah salah satu Rangkaian pelaksanaan hari Raya....

a. Kuningan c.Saraswati b. Pagerwesi d. Galungan

Disajikan pertanyaan tentang wuku peserta didik dapat menjawab nama wuku yang ke 20

Tes tulis Pilihan ganda

3.Untuk memahami rangkaian pelaksanaan hari suci terlebih dahulu harus memahami nama wuku, nama wuku yang ke 20 adalah... a. Medangsia c perangbakat b.Medangkungan d Merakih

Disajikan pertanyaan wuku pengembang peserta didik dapat menjawab dengan tepat dari empat pilihan yang disediakan

Tes tulis Pilihan ganda

4.Yang disebut wuku pengembang dibawah ini adalah... a.Pahang c. Sungsang b. Warigadean d. Matal

Disajikan pertanyaan Bratha penyepian peserta didik dapat menjawab Catur Bratha Penyepian

Tes tulis isian 5. Jelaskan Catur Bratha Penyepian !

Disajikan pertanyaan prangkaian hari raya Nyepi ?peserta didik dapat menjawab pelaksanaan hari raya Nyepi ?

Tes tulis isian 6. Sebutkan prangkaian pelaksanaan hari raya Nyepi ?

2.Kunci Jawaban 1. a 2. d 3. b 4. c 3.Bagian dari catur Bratha Penyepian

a. Amati Geni : tidak menyalakn api b. Amati Karya : tidak bekerja c. Amati Lelungan : tidak bepergian d. Amati Lelanguan : tidak mengadakan hiburan

4. Melis/mekiis, Pecaruan Tawur Kasanga dan Pengerupukan, serta Ngembak Geni dilakukan sehari setelah hari raya Nyepi. Pelaksanaan kegiatan umat Hindu saat ngembak geni adalah sima krama atau dharma santhi.

3.Skor Penilaian

1. Soal no. 1 bobot 1 2. Soal no. 2 bobot 1

Page 49: RPP Agama Hindu Kelas VII

49

3. Soal no. 3 bobot 1 4. Soal no. 4 bobot 1 5. Soal no. 4 bobot 3 6. Soal no. 4 bobot 3 Skor tertinggi : 8 Skor terendah : 0 Rumus : 4+3+3 x 10 = N

10

Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 50: RPP Agama Hindu Kelas VII

50

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 13

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / II (Dua) Aspek : Hari Suci Standar Kompetensi : Memahami Hari-hari Suci Agama Hindu Kompetensi Dasar : Menjelaskan Makna dan Nilai Theologis Pelaksanaan Hari-

hari Suci Agama Hindu Indikator : 1. Mampu menguraikan makna dan nilai theologis hari suci

berdasarkan sasih (Siwa Ratri) 2. Mampu menguraikan makna dan nilai theologis hari suci

berdasarkan sasih (Nyepi) 3. Mampu menguraikan makna dan nilai theologis hari suci

berdasarkan wuku (Saraswati) 4. Mampu menguraikan makna dan nilai theologis hari suci

berdasarkan wuku (Pagerwesi) 5. Mampu menguraikan makna dan nilai theologis hari suci

berdasarkan wuku (Galungan) 6. Mampu menguraikan makna dan nilai theologis hari suci

berdasarkan wuku (Kuningan) Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menguraikan makna dan nilai theologis hari

suci berdasarkan sasih (Siwa Ratri) 2. Siswa mampu menguraikan makna dan nilai theologis hari

suci berdasarkan sasih (Nyepi) 3. Siswa mampu menguraikan makna dan nilai theologis hari

suci berdasarkan wuku (Saraswati) 4. Siswa mampu menguraikan makna dan nilai theologis hari

suci berdasarkan wuku (Pagerwesi) 5. Siswa mampu menguraikan makna dan nilai theologis hari

suci berdasarkan wuku (Galungan) 6. Siswa mampu menguraikan makna dan nilai theologis hari

suci berdasarkan wuku (Kuningan) B.Materi Pembelajaran : Makna dan nilai theologis hari-hari suci agama Hindu

berdasarkan sasih dan wuku 1. Makna dan Nilai Theologis Hari-hari Suci Agama Hindu Berdasarkan Sasih

a. Hari Raya Siwa Ratri Siwa Ratri berasal dari kata Siwa dan Ratri. Siwa adalah Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Siwa dan Ratri berarti malam. Jadi Siwa Ratri adalah malam Siwa. Disebut malam Siwa karena pada malam tersebut Dewa Siwa melaksanakan tapa yoga semalam suntuk (pejagran). Malam Siwa Ratri adalah malam yang paling gelap dalam kurun waktu selama setahun. Pada saat itulah Dewa Siwa melaksanakan tapa yoga untuk menganugerahkan berkah pengampunan kepada setiap umat yang menghaturkan sembah sujud bhakti kepada-Nya. Oleh karena itu malam Siwa Ratri disebut malam pajagran yang artinya kesadaran untuk melaksanakan tapa yoga kehadapan Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Dewa Siwa. Hari raya Siwa Ratri dilaksanakan tiap 1 tahun sekali/365 hari yaitu setiap Purwaning Tilem Kapitu/Sasih Kapitu. Menurut lontar Sundari Gama dan Siwa Ratri Kalpa, pelaksanaan hari raya Siwa Ratri diwajibkan untuk melaksanakan Bratha sebagai berikut :

Page 51: RPP Agama Hindu Kelas VII

51

(1) Tingkat Nista Bratha : dilaksanakan dengan jagra (tidak tidur semalam suntuk selama 36 jam). Pelaksanaan jagra disebut “Sambang Samadhi”

(2) Tingkat Madya Bratha : dilaksanakan dengan upawasa (puasa) selama 24 jam. (3) Tingkat Utama Bratha : dilaksanakan dengan jagra, upawasa dan mona Bratha

(tidak berbicara) serta diimbangi dengan pelaksanaan Yoga Samadhi. Nilai theologis hari raya Siwa Ratri adalah sebagai malam penebusan dosa. Pada malam Siwa Ratri umat Hindu dianjurkan untuk majagra, puaasa dan melaksanakan mona bratha yang bertujuan untuk melatih mental agar mempunyai kekuatan dan daya tahan dari segala godaan. Setelah melaksanakan Bratha Siwa Ratri, keesokan harinya umat Hindu dianjurkan memakan madu parka (suguhan/lungsuran yang bisa dinikmati oleh orang melaksanakan Bratha Siwa Ratri). Simbolisasi dari Madu Parka adalah sebagai berikut : (1) Tempat bersthananya Dewata Nawa Sanga (2) Sebagai persembahan yang utama kepada para Dewa, Leluhur/roh suci (3) Sebagai sarana untuk penebusan dosa (4) Sebagai sarana untuk menyucikan pikiran, perkataan dan perbuatan (Tri Kaya

Parisudha) Merayakan hari raya Siwa Ratri pada Purwaning Tilem Sasih Kapitu mempunyai makna sebagai hari penebusan dosa. Nilai theologis hari raya Siwa Ratri adalah pelaksanakan Bratha Siwa Ratri untuk memohon kesucian lahir dan bathin agar dosa-dosa kita diampuni oleh Sang Hyang Siwa.

b. Hari Raya Nyepi Hari raya Nyepi adalah hari raya untuk menyambut tahun baru Saka dalam perhitungan Wariga, hari raya Nyepi dirayakan 1 tahun sekali/365 hari sebagai penyambutan tahun baru saka yang bertepatan pada Tilem Sasih Kasanga. Dengan demikian Tilem Sasih Kasanga adalah akhir tahun Saka. Berdasarkan filosofi ajaran Samkhya, Sasih Kasanga adalah puncak Sasih Bhuta sesuai dengan pergantian musim, dimana Sasih Kasanga adalah akhir dari musin hujan yang akan segera berganti dengan musim cerah di Sasih Kadasa (Sasih Dewa). Perhitungan penetapannya berdasarkan pada peredaran matahari dan bulan mengelilingi bumi serta pergantian musim. Berdasarkan Lontar Sundari Gama bahwa pada Tilem Sasih Kasanga adalah hari penyucian para dewa dengan mengambil tempat di tengah-tengah samudra memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi agar dianugerahkan kesucian diri lahir dan bathin dengan percikan tirta kamandalu. Makna hari raya Nyepi adalah sebagai hari suci untuk mengheningkan pikiran, menghentikan segala aktivitas dan merenungkan diri (mulat sarira) yang bertujuan untuk mengendalikan diri secara sekala-niskala. Hari raya Nyepi secara sekala-niskala memiliki makna penyucian bhuana agung dan bhuana alit melalui upacara tawur yang berfungsi untuk nyomya/nyupat (menetralisir) Bhuta Kala agar tidak mengganggu ketentraman hidup manusia. Merayakan hari raya Nyepi dengan jalan sepi bertujuan untuk mencapai keheningan pikiran dengan memulai kegiatan baru dalam menyongsong tahun baru Saka berikutnya. Jadi keseluruhan makna yang terkandung dalam merayakan hari raya Nyepi adalah untuk meningkatkan sradha dan bhakti umat Hindu kehadapan Sang Hyang Widhi dan segala manifestasinya.

2. Makna dan Nilai Theologis Hari-hari Suci Agama Hindu Berdasarkan Wuku a. Hari Raya Saraswati

Hari raya Saraswati datang setiap 6 bulan sekali atau 210 hari yaitu pada rahina Saniscara Umanis Watugunung. Hari raya Saraswati adalah hari raya untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai “dewaning pangweruh” yaitu dewa ilmu pengetahuan suci (Sang Hyang Aji Saraswati). Kata Saraswati berasal berasal dari kata Saras dan Wati. Saras artinya mengalirkan/melahirkan, Wati artinya memiliki sifat. Jadi Saraswati artinya Ia yang

Page 52: RPP Agama Hindu Kelas VII

52

memiliki sifat mengalirkan/melahirkan ilmu pengetahuan suci. Tanpa adanya pengetahuan, manusia tidak akan dapat menciptakan hal-hal yang baru.. Dewi Saraswati dilukiskan dengan wanita cantik, bertangan empat yang masing-masing memegang genitri, keropak, wina dan teratai. Di dekatnya terdapat angsa dan burung merak yang masing-masing memiliki arti dan makna sebagai berikut : (1) Wanita Cantik melambangkan ilmu pengetahuan itu sangat mulia, lemah lembut

dan menarik hati. (2) Genitri melambangkan ilmu pengetahuan itu tidak ada putus-putusnya dan tidak

akan habis-habisnya untuk dipelajari. (3) Keropak melambangkan sumber ilmu pengetahuan. (4) Wina melambangkan ilmu pengetahuan itu memiliki estetika/nilai seni yang

sangat indah. (5) Teratai melambangkan ilmu pengetahuan itu sangat suci. (6) Angsa melambangkan ilmu pengetahuan itu dapat memberikan kebijaksanaan

bagi pemiliknya agar dapat membedakan antara baik dan buruk. (7) Merak melambangkan ilmu pengetahuan itu dapat memberikan kewibawaan bagi

pemiliknya. Makna hari raya Saraswati adalah untuk melengkapi ilmu pengetahuan secara mendalam, untuk mengetahui sejauh mana kita mapu menghayati dan mengamalkan ajaran suci dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian setiap orang diharpkan mampu mengendalikan diri untuk dapat memperbaiki segala kekeliruan dan kesalahan yang pernah kita lakukan sebelumnya. Merayakan hari raya Saraswati pada rahina Saniscara Umanis wuku Watugunung bertujuan untuk melaksanakan pemujaan kehadapan Dewi Saraswati dengan memuja, memuliakan dan memohon ilmu pengetahuan suci serta melestarikan pustaka-pustaka suci Weda dengan menghaturkan banten Saraswati. Pada malam harinya membaca kitab suci sampai pagi hari, yang dilanjutkan dengan upacara Banyu Pinaruh sebagai simbol sudah mendapat anugerah ilmu pengetahuan dari Dewi Saraswati.

b. Hari Raya Pagerwesi Hari raya Pagerwesi datang tiap 6 bulan/210 hari pada Rahina Budha Kliwon Sinta. Pada hari Pagerwesi umat Hindu memuja Ida Sang Hyang Widhi dalam prabhawa-Nya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru yang sedang beryoga untuk memohon keselamatan, kerahajengan dan kerahayuan alam semesta beserta isinya. Makna hari raya Pagerwesi adalah untuk menyucikan diri agar dapat menerima kekuatan sinar suci dari Sang Hyang Pramesti Guru dan untuk memperoleh keteguhan bathin sehingga kita dapat terhindar dari pengaruh sifat-sifat negatif. Hari raya Pagerwesi juga bermakna sebagai hari peringatan untuk memohon kerahayuan jagat. Melaksanakan hari raya Pagerwesi pada rahina Budha Kliwon Sinta memiliki makna untuk membentengi diri dari segala pengaruh negatif. Nilai theologis hari raya Pagerwesi adalah memohon kekuatan dan keteguhan bathin kehadapan Sang Hyang Pramesti Guru.

c. Hari Raya Galungan Hari raya Galungan sering juga disebut rahina pawedalan jagat atau otonan gumi. Hari raya Galungan datang tiap 6 bulan/210 hari dan jatuh pada rahina Budha Kliwon Dungulan. Makna hari raya Galungan adalah kemenangan Dharma melawan Adharma. Dengan demikian umat Hindu diwajibkan menghaturkan rasa bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi atas segala berkah dan karunia-Nya selama ini. Merayakan hari raya Galungan mulai dari waktu wariga sampai dengan Buda Kliwon pegatwakan atau pegat warah mengandung makna bahwa : mulai dari

Page 53: RPP Agama Hindu Kelas VII

53

melestarikan tumbuh-tumbuhan dengan harapan agar hasilnya berlimpah dengan memuja Dewa Sangkara pada hari tumpek Wariga. Kemudian mulai menyucikan bhuana agung (alam semesta) dengan melaksanakan Sugihan Jawa dan penyucian bhuana alit (tubuh manusia) dengan melaksanakan Sugihan Bali. Dilanjutkan dengan pengendalian diri agar tidak digoda oleh Sang Kala Tiga Wisesa mulai dari Redite Paing wuku Dungulan sampai Angara Dungulan. Dengan berhasilnya mengalahkan Sang Kala Tiga Wisesa maka perayaan hari raya Galungan dapat berjalan dengan suasana yang meriah

d. Hari Raya Kuningan Hari raya Kuningan dirayakan tiap 6 bulan//210 hari pada rahina Saniscara Kliwon Kuningan. Pada hari raya Kuningan umat Hindu melakukan persembahyangan memuja para dewa dan leluhur dengan menghaturkan sesajen yang berisi ajengan berwarna kuning sebagai simbol kemakmuran. Makna hari raya Kuningan adalah untuk mempertahankan kemenangan dharma yang telah dianugrahkan oleh Ida Sang Hyang Widhi melalui peperangan selama 10 hari untuk mewujudkan kedamaian dan kerahayuan lahir bathin. Oleh karena itu, pada hari raya Kuningan umat Hindu wajib menghaturkan parama suksma kehadapan Ida Sang Hyang Widhi yang telah menganugrahkan kekuatan spiritual dan keteguhan bathin untuk menegakkan dharma dan memberantas adharma. Dharma inilah yang hendaknya dipegang teguh untuk dijadikan pedoman hidup. Merayakan hari raya Kuningan pada rahina Saniscara Kliwon Wuku Kuningan memiliki makna untuk memohon anugerah kemakmuran dan kerahayuan jagat. Nilai theologis hari raya Kuningan adalah dengan melaksanakan pemujaan kehadapan Sang Hyang Parama Wisesa dan menghaturkan sesajen serta memasang hiasan endongan, tamiang dan kolem di padmasana, merajan serta pelinggih lainnya. Arti dari masing-masing hiasan tersebut adalah : (a). Endongan : tempat makanan yang berisi buah-buahan, tebu, tumpeng serta lauk

pauknya. (b). Tamiang : berfungsi untuk perisai atau melindungi dan menangkis serangan. (c). Kolem : tidur/istirahat

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya

jawab) D. Langkah-langkah Pembelajaran

1.KegiatanPendahuluan a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi : tanya jawab seputar materi hari raya agama Hindu

2.Kegiatan Inti a. Ekplorasi

1.Peserta didik mencermati buku paket agama Hindu tentang Makna dan Nilai Theologis Pelaksanaan Hari-hari Suci Agama Hindu

2.Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik

Page 54: RPP Agama Hindu Kelas VII

54

b. Elaborasi 1. Peserta didik memdiskusikan tentang Makna dan Nilai Theologis Pelaksanaan Hari-hari Suci Agama Hindu 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c.Konfirmasi 1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatan 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

3. Kegiatan Penutup

a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om”

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a.Alat

Spidol, White board

c.Sumber Belajar 1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku LKS 3. Buku Widya Upadesa 4. Buku lainnya yang relevan

F. Penilaian 1. . Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda 1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan kalimat peserta didik dapat menjelaskan nilai theologis dan makna hari raya Galungan

Tes tulis isian 5.Jelaskan nilai theologis dan makna hari raya Galungan !

Disajikan kalimat peserta didik dapat menjelaskan nilai theologis dan makna hari raya Pagerwesi

Tes tulis isian 6.Jelaskan nilai theologis dan makna hari raya Pagerwesi?

2. Kunci Jawaban

4 Nilai theologis dan makna hari raya Galungan adalah kemenangan Dharma melawan Adharma. Dengan demikian umat Hindu diharuskan menghaturkan rasa bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi atas segala berkah dan karunia-Nya selama ini

4 Nilai theologis dan makna hari raya Pagerwesi adalah untuk menyucikan diri agar dapat menerima kekuatan sinar suci dari Sang Hyang Pramesti Guru dan untuk memperoleh keteguhan bathin sehingga kita dapat terhindar dari pengaruh sifat-sifat negatif. Hari raya Pagerwesi juga bermakna sebagai hari peringatan untuk memohon kerahayuan jagat.

Page 55: RPP Agama Hindu Kelas VII

55

1. Skor Penilaian 1. Soal no. 1 bobot 5 2. Soal no. 2 bobot 5 Skor tertinggi : 8 Skor terendah : 0 Rumus : 4+4 x 10 = N

10

Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 56: RPP Agama Hindu Kelas VII

56

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 14

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / II (Dua) Aspek : Susila Standar Kompetensi : Memahami Sad Ripu Sebagai Aspek yang Harus Dihindari Kompetensi Dasar : Menguraikan Pengertian Sad Ripu Indikator : 1. Mampu menguraikan pengertian Sad Ripu 2. Mampu menyebutkan bagian-bagian Sad Ripu 3. Mampu menjelaskan arti dari masing-masing bagian-

bagian Sad Ripu Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menguraikan pengertian Sad Ripu 2. Siswa

mampu merumuskan pengertian Sad Ripu 3. Siswa mampu menjelaskan arti dari masing-masing

bagian-bagian Sad Ripu B.Materi Pembelajaran : Pengertian Sad Ripu dan bagian-bagian Sad Ripu

1. Pengertian Sad Ripu Sad Ripu merupakan bagian dari ajaran kesusilaan. Kata Sad Ripu terdiri dari 2 kata yaitu Sad artinya 6, ripu artinya musuh. Jadi Sad Ripu berarti 6 musuh yang berada dalam diri manusia. Sesungguhnya Sad Ripu tersebut bibitnya terbawa bersamaan dengan karma wesana sejak kelahiran. Demikian juga Sad Ripu akan selalu muncul akibat perpaduan dari Tri Guna, terutama antara sifat rajas dan tamas, hal inipun merupakan akibat dari rangsangan benda-benda dan pengaruh lingkungan hidupnya. Hanya Wiweka-pengetahuan yang disertai dengan sifat satwamlah sebagai pengendaliannya. Perpaduan rajas dan tamas sebagai perangsang munculnya Sad Ripu yang tak bisa diredam dengan satwam dan dharma akan menghasilkan Asubha Karma (perbuatan buruk), namun sebaliknya apabila dapat diatasi dengan satwam dan dharma, yang muncul adalah Subha Karma (perbuatan baik). Sebagaimana dijelaskan dalam petikan kekawin Ramayana :

“Ragadi musuh mepareng rihati ya tongwanya tan madoh riawak yeka tan hana ri sira prawira wihikan sireng niti” (kekawin Ramayana 1.4) Artinya : keinginan (kama) dan semua jenis musuh yang terdekat di dalam hati (pikiran) tempatnya tidak jauh dari badan sendiri yang semacam itu tidak ada dalam diri beliau (Dasaratha), beliau bersifat kesatria, serta pintar dalam menjalankan pemerintahan.

2. Bagian-Bagian Sad Ripu (a) Kama : keinginan/hawa nafsu

Keinginan/hawa nafsu yang tidak terkendali dapat menimbulkan pengaruh negatif dan dapat menyebabkan penderitaan pada diri sendiri dan orang lain. Keinginan positif dapat mendorong orang mencapai tujuan hidup. Sebaliknya apabila seseorang diperbudak oleh hawa nafsu hidupnya akan hancur.

Page 57: RPP Agama Hindu Kelas VII

57

(b) Lobha : tamak, serakah/rakus Sifat tamak, serakah/rakus yang sifatnya negatif akan memicu orang untuk melakukan kejahatan dan merugikan orang lain. Lobha yang tidak terkendali menyebabkan seseorang tidak pernah merasa puas akan sesuatu. Orang yang memiliki sifat lobha selalu ingin memiliki sesuatu yang lebih dari apa yang telah dimilikinya. Akibatnya, orang yang memiliki sifat lobha akan merasa resah dan gelisah karena dipengaruhi sifat lobha. Pikiran yang dikuasai oleh sifat lobha akan selalu merasa bimbang dan pikirannya akan bergelora bagaikan gelombang samudra yang tiada henti-hentinya mengombang-ambingkan hati dan pikiran.

(c) Krodha : marah/kemarahan Kemarahan ditimbulkan oleh kama yang tidak terpenuhi. Orang yang sedang marah akan cepat tersinggung dan kehilangan keseimbangan diri. Akibatnya pikiran akan kacau, kebijaksanaan akan hilang, perkataan dan tingkah laku akan menyimpang dari ajaran dharma. Kemarahan dapat membuat diri sendiri dan orang lain menjadi menderita. Kemarahan juga akan menyeret seseorang ke dalam jurang kehancuran.

(d) Moha Kemarahan yang tidak terkendaliakan menyebabkan kebingungan. Orang yang bingung pikirannya akan menjadi kalut dan kacau. Sehingga menyebabkan hati dan pikirannya menjadi gelap (awidya). Kebingungan dapat menyebabkan seseorang menjadi gelap pikiran sehingga tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

(e) Mada : mabuk Mabuk adalah suatu perbuatan yang tanpa disadari dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Mabuk disebabkan oleh Sapta Timira yaitu 7 kegelapan/kemabukan. Bagian-bagianSapta Timira : (a). Surupa : mabuk karena ketampanan/kecantikan (b). Dhana : mabuk karena kekayaan (c). Guna : mabuk karena kepandaian (d). Kulina : mabuk karena keturunan/kebangsawanan (e). Yowana : mabuk karenakeremajaan (f). Sura : mabuk karena minuman keras (g). Kasuran : mabuk karena kemenangan, keberanian/kesaktian

(f) Matsarya : iri hati/dengki Iri hati disebabkan oleh keinginan yang tidak terpenuhi, tidak puas terhadap sesuatu hal, kemarahan, kebingungan dan kemabukan. Orang yang dipenuhi sifat iri hati akan selalu merasa tidak senang melihat orang lain bahagia. Dengan demikian, orang yang dipenuhi sifat iri hati akan selalu mempunyai niat jahat, ingin memusuhi dan bahkan ingin melawan, karena sifat iri hati akan mendorong orang untuk bersaing dalam segala usaha yang tidak sehat.

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya jawab)

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1.KegiatanPendahuluan a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi : Peserta didik ditanya tentang tayangan TV baik di seputar Indonesia, Sergap, Fokus dan sebagainya mengenai prilaku manusia seperti memperkosa, menikam, pencurian dan sebagainya yang kesemuanya itu terjadi akibat manusia tidak dapat mengendalikan diri

Page 58: RPP Agama Hindu Kelas VII

58

2.Kegiatan Inti a. Ekplorasi

1.Peserta didik mencermati buku paket agama Hindu tentang pengertian Sad Ripu dan bagiannya serta penjelasannya masing-masing.

2.Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik

b. Elaborasi 1. Peserta didik memdiskusikan tentang pengertian SadRipu dan bagiannya serta penjelasannya masing-masing. 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c.Konfirmasi 1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatan 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

3. Kegiatan Penutup

a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om”

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a.Alat

Spidol, White board

c.Sumber Belajar 1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku LKS 3. Buku Widya Upadesa 4. Itihasa Ramayana dan Mahabharata 5. Sarasamuscaya 6. Buku lainnya yang relevan

F. Penilaian 1. . Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda 1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan kalimat pengertian Sad Ripu peserta didik dapat menjawab Sad Ripu

Tes tulis Pilihan ganda

1.Enam musuh yang ada dalam Diri manusia disebut a. Sad Khayangan c Sad Wara b. Sad Ripu d Sad Atatayi

Disajikan pernyataan Sad Ripu peserta didik dapat menjawab Sad Ripu merupakan bagian susila

Tes tulis isian 2.Sad Ripu merupakan bagian dari ajaran... a. Dharmagita c Ritual b. Susila d. Tattwa

Page 59: RPP Agama Hindu Kelas VII

59

Disajikan kalimat peserta didik dapat menjawab bagian Sad Ripu yang berarti matsarya

Tes tulis Pilihan ganda

3. Matsarya adalah musuh yang ada dalam diri yang patut kita taklukan dimana matsarya berarti... a. Tamak/rakus c Hawa nafsu b. Iri hati d. Kebingungan

Disajikan kalimat konsekuensi bagian Sad Ripu peserta didik dapat menjawab konsekuensi yang dimaksud

Tes tulis Pilihan ganda

4Manusia tidak pernah puas pada semua miliknya, manusia selalu merasa gelisah, resah dan gusar. Pernyataan ini merupakan konsekuensi sifat a. Lobha c. Kroda b Mada d. Moha

Disajikan kalimat peserta didik dapat menjawab arti Sad Ripu

5.Apa yang dimaksud dengan Sad Ripu

Disajikan kalimat peserta didik dapat menjawab bagian-bagian Sad Ripu

6. Sebutkan bagian-bagian Sad Ripu

2. Kunci Jawaban

1. d 2. b 3. b 4. Sad Ripu adalah enam musuh yang ada dalam diri setiap manusia :

a. Kama b. Lobha c. Krodha d. Mada e. Moha f. Matsarya

3.Skor Penilaian

1. Soal no. 1 bobot 1 2. Soal no. 2 bobot 1 3. Soal no. 3 bobot 1 4. Soal no. 4 bobot 1 5. Soal no. 5 bobot 3 6. Soal no. 6 bobot 3

Skor tertinggi : 8 Skor terendah : 0 Rumus : 4+3+3 x 10 = N

10

Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 60: RPP Agama Hindu Kelas VII

60

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 15

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / II (Dua) Aspek : Susila Standar Kompetensi : Memahami Sad Ripu Sebagai Aspek yang Harus Dihindari Kompetensi Dasar : Menunjukkan Contoh-contoh Perilaku Sad Ripu Indikator : 1. Mampu membuat ilustrasi contoh Kama 2. Mampu membuat ilustrasi contoh Lobha 3. Mampu membuat ilustrasi contoh Krodha 4. Mampu membuat ilustrasi contoh Moha 5. Mampu membuat ilustrasi contoh Mada 6. Mampu membuat ilustrasi contoh Matsarya Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu membuat ilustrasi contoh Kama

2. Siswa mampu membuat ilustrasi contoh Lobha 3. Siswa mampu membuat ilustrasi contoh Krodha 4. Siswa mampu membuat ilustrasi contoh Moha

5. Siswa mampu membuat ilustrasi contoh Mada 6. Siswa mampu membuat ilustrasi contoh Matsarya B.Materi Pembelajaran : Beberapa contoh perilaku Sad Ripu Beberapa Contoh Perilaku Sad Ripu 1. Kama (keinginan/hawa nafsu)

I Jontol adalah siswa kelas VII SMP, rumahnya dekat dengan sekolah yang jaraknya 500 meter. I Jontol memaksa orang tuanya untuk membelikan sepeda motor baru, padahal orang tuanya hanya buruh harian yang upahnya kecil. Orang tua I Jontol tidak mampu membelikan sepeda motor, sehingga keinginan I Jontol tidak terpenuhi. Akhirnya karena keinginan I Jontol tak terpenuhi, ia berani mencuri sepeda motor orang lain yang mengakibatkan I Jontol ditangkap polisi dan dibenci oleh semua orang.

2. Lobha (rakus) Ada seekor anjing yang sangat rakus. Pada suatu hari anjing itu mencuri daging di pasar dan dilarikan melewati sebuah sungai. Karena air sungai itu sangat jernih, maka dilihatlah bayangannya sendiri di dalam air yang dikiranya ada anjing lain membawa sepotong daging. Karena lobhanya, anjing itu akhirnya menyerang bayangannya sendiri dan anjing itupun hanyut terbawa arus. Anjing itupun mati karena sifat lobha.

3. Krodha (kemarahan) I Gemblung adalah seorang anak yang memiliki sifat pemarah apabila keinginannya tidak terpenuhi oleh orang tuanya. Pada suatu hari I Gemblung pulang dari sekolah dan melihat makanan yang tersedia di dapur. Karena makanan itu tidak disukai oleh I Gemblung, akhirnya ia marah dan mengamuk sampai-sampai semua prabotan dan makanan yang ada di dapur menjadi berantakan sehingga makanan yang ada di dapur tidak bisa dimakan lagi oleh orang tuanya. Perilaku I Gemblung sangat merugikan dirinya sendiri dan menyakiti perasaan orang tuanya.

Page 61: RPP Agama Hindu Kelas VII

61

4. Moha (bingung) Dhrstarastra adalah seorang raja di kerajaan Astina Pura, beliau juga adalah ayah dari seratus Korawa. Raja Dhrstarastra mengalami kebingungan dalam mengambil keputusan karena rasa sayangnya yang berlebihan kepada anaknya Duyodhana sehingga Panca Pandawa tidak diperlakukan dengan adil. Akhirnya terjadilah perang saudara yang mengakibatkan kehancuran bagi seluruh anak-anak raja Dhrstarastra.

5. Mada (mabuk) Pada suatu hari ada sebuah pesta malam. Dalam pesta tersebut, banyak anak muda yang datang dan meminum minuman keras, karena minum berlebihan, maka anak-anak muda tersebut menjadi mabuk, bicaranya tak terkendali bahkan menyinggung perasaan temannya. Akibatnya terjadilah pertengkaran yang meenyebabkan perkelahian. Pesta pun menjadi kacau karena orang-orang yang mabuk itu berkelahi bahkan saling membunuh dengan temannya sendiri. Dalam keadaan mabuk, mereka tidak sadar kerena dipengaruhi oleh alkohol yang terdapat dalam minuman keras.

6. Matsarya (iri hati) Sejak kecil Duryodhana memiliki sifat iri hati kepada Pandawa. Sifat-sifat buruk dari Duryodhana terus tumbuh dan berkembang dalam dirinya. Karena sifat-sifat buruk dan iri hati dari Duryodhana tidak dapat dikendalikan, akhirnya muncullah niat Duryodhana yang kejam untuk membunuh Pandawa. Segala cara telah dilakukan Duryodhana untuk membunuh Pandawa tetapi tetap tidak berhasil. Karena sifat-sifat buruk dan iri hati yang berlebihan akhirnya Duryodhana mengalami kehancuran dan tewas di tangan Bima.

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya

jawab) D. Langkah-langkah Pembelajaran

1.KegiatanPendahuluan a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi :

Tanya jawab seputar materi Sad Ripu

2.Kegiatan Inti a. Ekplorasi

1.Peserta didik mencermati buku paket agama Hindu tentang Sad Ripu sebagai Aspek yang Harus dihindari 2.Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik

b. Elaborasi 1. Peserta didik memdiskusikan tentang Sad Ripu sebagai Aspek yang Harus dihindari 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c.Konfirmasi 1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatan 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resuma hasil diskusi kelompok

Page 62: RPP Agama Hindu Kelas VII

62

3. Kegiatan Penutup a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om”

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a.Alat

Spidol, White board c.Sumber Belajar

1. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2. Buku LKS

F. Penilaian 1. . Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda 1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan pernyataan salah satu arti Sad Ripu peserta didik dapat menjawab bagian salah satu Sad Ripu disebut Kama

Tes tulis Pilihan ganda

1 Mabuk karena minuman keras dalam Sad Ripu disebut…… a. Moha c. Krodha b. Mada d. Matsarya

Disajikan pernyataan konsekuensi Sad Ripu peserta didik dapat menjawab bagian salah satu Sad Ripu yang disebut Lobha

Tes tulis Pilihan ganda

2. Sifat tak pernah puas dalam Sad Ripu disebut.…..

a. Lobha c. Mada b. Krodha d. Moha

Disajikan pernyataan konsekuensi Sad Ripu peserta didik dapat menjawab bagian salah satu Sad Ripu yang disebut Krodha

Tes tulis Pilihan ganda

3.Putu merecak tidak puas dengan hasil yang diterimanya sehingga menyebabkan kemarahan terhadap temannya. kemarahan dalam Sad Ripu disebut

a. Lobha c. Kama d. Moha d. Krodha

Disajikan pernyataan arti Sad Ripu peserta didik dapat menjawab bagian salah satu Sad Ripu yang dimaksud

Tes tulis Pilihan ganda

4. Matsarya dalam ajaran Sad Ripu berarti: a. Iri hati c. hawa nafsu b tamak d. bingung

Disajikan pernyataan Sad Ripu peserta didik dapat menjawab sumber timbulnya kebingungan

Tes tulis uraian 5. coba jelaskan beberapa sumber yang menyebabkan timbulnya kebingungan

Disajikan salah satu bagian Sad Ripu peserta didik dapat menjawab konsekuensi dari Sad Ripu yang dimaksud

Tes tulis uraian 6. Apakah konsekuensi dari orang yang tidak dapat mengendalikan Mada

Page 63: RPP Agama Hindu Kelas VII

63

3. Kunci Jawaban 1. b 2. a 3. d 4. a 5.- akibat kemabukan - akibat kegagalan/kekecewaan yang bertubi-tubi 6. akibatnya dapat menghambat segala-galanya

d. Skor Penilaian

1. Soal no. 1 bobot 1 2. Soal no. 2 bobot 1 3. Soal no. 3 bobot 3 4. Soal no. 4 bobot 3 Skor tertinggi : 8 Skor terendah : 0 Rumus : 2+3+3 x 10 = N

10

Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 64: RPP Agama Hindu Kelas VII

64

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 16

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / II (Dua) Aspek : Susila Standar Kompetensi : Memahami Sad Ripu Sebagai Aspek yang Harus Dihindari Kompetensi Dasar : Menjelaskan Dampak Negatif Pengaruh Sad Ripu Indikator : Mampu menjelaskan dampak negatif pengaruh Sad Ripu bila

tidak mampu dikendalikan Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menjelaskan dampak negatif pengaruh Sad

Ripu bila tidak mampu dikendalikan B.Materi Pembelajaran : Dampak negatif pengaruh Sad Ripu bila tidak mampu

dikendalikan Dampat Negatif Sad Ripu Bila Tidak Mampu Dikendalikan 1. Kama yang tak terkendali dapat berakibat sebagai berikut :

(a). Banyak memiliki hutang, dikejar-dikejar penagih hutang, pusing, hidup tidak nyaman, dan merasa tidak aman.

(b). Diserang penyakit, harta terkuras, terkena penyakit kelamin, AIDS. (c). Keluarga berantakan, dimusuhi anak-istri/saudara dan orang tua. (d). Masuk penjara, karena tindakan pidana/perdata.

2. Lobha yang tak terkendali dapat berakibat : (a). Tidak disenangi atau dimusuhi orang (b). Selalu dibicarakan orang lain (c). Tidak punya teman dalam pergaulan (d). Orang akan curiga, menghindar dan mambatasi diri (e). Sulit mendapat pertolongan dari orang lain

3. Krodha yang tak terkendali dapat berakibat : (a). Dimusuhi orang (b). Tidak disenangi dalam pergaulan (c). Wajah kelihatan lebih cepat tua (d). Sering terlibat dalam pertengkaran (e). Dapat dianggap melakukan tindakan kriminal (f). Mengidap penyakit jantung (g). Pendek umur

4. Mada yang tak terkendali dapat berakibat : (a). Pikiran kacau atau kurang waras (b). Kata-kata tidak terkontrol (ngawur) (c). Tidak dapat memegang atau menjaga rahasia (d). Sering melakukan tindakan kriminal dan amoral (e). Membahayakan kesehatan dan keselamatan (f). Dijauhi teman dalam pergaulan (g). Mengganggu keamanan dan ketentraman orang lain atau masyarakat banyak (h). Diincar petugas keamanan (polisi)

Page 65: RPP Agama Hindu Kelas VII

65

5. Moha yang tak terkendali dapat mengakibatkan : (a). tidak memiliki ketepatan dalam pendirian (b). selalu bergantung kepada orang lain (c). tidak memiliki rasa percaya diri (d). mengalami kesesatan dalam kehidupan (e). mudah diperdaya orang lain (f). tidak mampu mengambil suatu kebijakan dalam memecahkan suatu persoalan

(kasus) 6. Matsarya yang tak terkendali dapat berakibat :

(a). Tidak disukai orang (b). Sulit mendapatkan kemajuan (c). Tidak mampu bersaing atau berkompetisi dalam hidup (d). Tidak dipedulikan orang (e). Tidak mendapat kepercayaan orang lain (f). Muncul sakit hati atau rasa kecewa yang mendalam

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya jawab)

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1.KegiatanPendahuluan a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi :

Tanya jawab seputar materi Sad Ripu

2.Kegiatan Inti a. Ekplorasi

1.Peserta didik mencermati buku paket agama Hindu tentang dampak negatif pengaruh Sad Ripu bila tidak mampu dikendalikan

2.Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik

b. Elaborasi 1. Peserta didik memdiskusikan tentang dampak negatif pengaruh Sad Ripu bila

tidak mampu dikendalikan 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c.Konfirmasi 1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatan 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resume hasil diskusi kelompok

3.Kegiatan Penutup

a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om

Page 66: RPP Agama Hindu Kelas VII

66

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a.Alat

Spidol, White board

c.Sumber Belajar 3. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 4. Buku LKS

F. Penilaian 3. . Teknik : Tes Tulis 4. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda 1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan pernyataan siswa dapat menjawab dampak negatif Kama

Tes tulis Pilihan ganda

1 Kama yang tidak terkendali akan berakibat seperti dibawah ini ....

a.selalu dibicarakan orang lain b.Tidak disenangi dalam

pergaulan c.Keluarga berantakan , d.dijauhi teman dalam pergaulan

Disajikan pernyataan siswa dapat menjawab dampak negatif Mada

Tes tulis Pilihan ganda

2. Mada yang tidak terkendali akan berakibat seperti dibawah ini ....

a.selalu dibicarakan orang l b.wajah kelihatan lebih cepat tua c.Keluarga berantakan , d.dijauhi teman dalam

pergaulan Disajikan pernyataan siswa dapat menjawab dampak negatif Krodha

Tes tulis Pilihan ganda

3. Krodha yang tidak terkendali akan berakibat seperti dibawah ini ....

a.selalu dibicarakan orang l b.pendek umur c.Keluarga berantakan ,

d. Pikiran kurang waras Disajikan pernyataan siswa dapat menjawab dampak negatif Moha

Tes tulis Pilihan ganda

4. Moha yang tidak terkendali akan berakibat seperti dibawah ini ....

a.mudah diperdaya orang lain b.pendek umur c.tidak disukai orang ,

d. Pikiran kurang waras Disajikan pernyataan siswa dapat menjawab dampak negatif Matsarya

Tes tulis Pilihan ganda

4.Matsarya yang tidak terkendali akan berakibat seperti dibawah ini ....

a.mudah diperdaya orang lain b.pendek umur c.tidak disukai orang ,

d. Pikiran kurang waras

Page 67: RPP Agama Hindu Kelas VII

67

1. Kunci Jawaban

1. c 2. d 3. b 4. a 5. c.

2. Skor Penilaian 1. Soal no. 1- 5 bobot 2 Skor tertinggi : 10 Skor terendah : 0 Rumus : 5 x 2 x 10 = N

10 Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 68: RPP Agama Hindu Kelas VII

68

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 17

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / II (Dua) Aspek : Tempat Suci Standar Kompetensi : Memahami Pengelompokan Tempat Suci Kompetensi Dasar : Menyebutkan Jenis-jenis Tempat Suci Menurut Fungsinya Indikator : 1. Menyebutkan jenis-jenis tempat suci di Bali 2. Menyebutkan jenis-jenis tempat suci di luar Bali Alokasi Waktu :2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis tempat suci di Bali 2. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis tempat suci di luar

Bali B.Materi Pembelajaran : Jenis-jenis tempat suci di Bali dan di luar Bali serta fungsi

masing-masing tempat suci Jenis-jenis Tempat Suci di Bali dan di luar Bali Serta Fungsi Masing-masing Tempat Suci 1. Jenis-jenis Tempat Suci di Bali

Tempat suci di Bali umumnya disebut pura. Kata pura berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pur yang berarti benteng, istana/kota. Pengertian pura menurut keyakinan umat Hindu artinya tempat suci untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi beserta prabhawa-Nya dan Atma Siddha Dewata (roh suci leluhur). Selain kata pura juga dipergunakan istilah Kahyangan/Parahyangan. Kata Kahyangan berasal dari kata “Hyang” berarti leluhur, mulia dan terhormat. Kahyangan berarti tempat yang dimuliakan untuk melaksanakan pemujaan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi beserta manifestasi-Nya. Berdasarkan fungsinya pura digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu : (a). Pura Jagat (Pura umum) : tempat memuja Sang Hyang Widhi dan Ista Dewata

(manifestasi Ida Sang Hyang Widhi). (b). Pura Kawitan : tempat memuja Atma Siddha Dewata (roh suci leluhur) Berdasarkan karakterisasi fungsinya, pura digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu : (a). Pura Kahyangan Jagat : pura tempat pemujaan Sang Hyang Widhi beserta

manifestasinya. Pura Nawa Dhikpalaka

Pura Kahyangan Jagat Pura Sad Kahyangan Pura Dang Kahyangan

(b). Pura Kahyangan Desa (teritorial) : pura yang disungsung oleh umat Hindu di masing-masing desa adat. Pura Kahyangan Desa juga dikenal dengan sebutan Pura Kahyangan Tiga yang difungsikan untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Tri Murti :

Pura Desa/Bale Agung Pura Kahyangan Tiga Pura Puseh Pura Dalem

(c). Pura Swagina (Pura Fungsional) : Pura yang penyungsungnya terikat oleh ikatan profesi yang sama dalam sistem mata pencaharian hidup.

Page 69: RPP Agama Hindu Kelas VII

69

Pura Melanting Pura Swagina Pura Subak/ Pura Bedugul Pura Segara

(d). Pura Kawitan : Pura yang mempunyai karakteristik yang ditentukan oleh adanya ikatan wit/asal berdasarkan garis kelahiran (keturunan).

Pura Dadia Pura Kawitan Pura Pedharman

Merajan 2. Jenis-jenis Tempat Suci di luar Bali

Di beberapa tempat khususnya di Jawa, banyak terdapat tempat suci dalam bentuk Candi. Kata Candi berasal dari kata Candika (Bahasa Jawa Kuna) yang berarti Siwa. Bantuk dasar sebuah candi adalah segitiga yang melambangkan unsur purusa. Candi-candi yang dijadikan tempat pemujaan oleh umat Hindu di Jawa adalah : Candi Prambanan (tempat pemujaan Tri Murti), Candi Roro Jongrang (tempat pemujaan Dewi Durga) dan Candi Ardha Nareswari (tempat pemujaan Tuhan beserta manifestasi-Nya). Di daerah Jawa Timur terdapat tempat suci berupa candi yang merupakan peningalan raja-raja Hndu terdahulu dan juga terdapat beberapa pura umum seperti Pura Mandara Giri Semeru Agung di Lumajang, Pura Blambangan di Banyuwangi, Pura Alas Purwo dan Pura Giri Wisesa di pegunungan Tengger-Bromo.

3. Fungsi Masing-masing Tempat Suci Tempat suci berfungsi sebagai tempat pemujaan Ida Sang Hyang Widhi beserta manifestasi-Nya dan roh suci Siddha Dewata (roh suci leluhur) dengan menghaturkan sarana upakara yadnya sebagai perwujudan dari Tri Marga. Disamping itu tempat suci juga berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan Sradha dan Bhakti umat Hindu. Tempat suci dapat dijadikan sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan untuk mewujudkan suatu kehidupan beragama yang aman, tentram dan damai.

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya jawab)

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1.KegiatanPendahuluan a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi :

Umat Hindu melaksanakan persembahyangan dibebagai tempat suci

2.Kegiatan Inti a. Ekplorasi

1.Peserta didik mencermati buku paket agama Hindu tentang Jenis-jenis Tempat Suci menurut fungsinya

2.Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik

b. Elaborasi 1. Peserta didik memdiskusikan tentang Jenis-jenis Tempat Suci menurut

fungsinya 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c.Konfirmasi 1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami

Page 70: RPP Agama Hindu Kelas VII

70

2. Guru memberikan repleksi/penguatan 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resume hasil diskusi kelompok

3.Kegiatan Penutup

a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a.Alat

Spidol, White board

c.Sumber Belajar 5. Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 6. Buku LKS

F. Penilaian 5. . Teknik : Tes Tulis 6. Bentuk Instrumen : tes isian dan pilihan ganda 1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan pernyataan fungsi pura sebagai tempat memuja guru suci siswa dapat menjawab pura yang dimaksud

Tes tulis Pilihan ganda

1. Pura yang berfungsi sebagai tempat memuja guru suci yang berjasa dalam bidang keagamaan disebut…….

a. Pura Dang Khayangan b. Pura Khayangan Tiga c. Pura Sad Khayangan d. Pura Melanting

Disajikan pernyataan tentang fungsi pura yang penyungsungnya terikat oleh suatu profesi yang sama siswa dapat menjawab pura yang dimaksud

Tes trulis Pilihan ganda

2. Pura yang penyungsungnya terikat oleh suatu profesi yang sama dalam sistem pencaharian disebut…….

a. Pura Khayangan Tiga c. Pura Swagina b. Pura Kawitan d. Pura Khayangan Jagat

Disajikan contoh pura siswa dapat menjawab jenis pura yang dimaksud

Tes tulis Pilihan ganda

3. Pura Bale Agung, puseh dan Dalem berdasarkan karakternya disebut pura

a. Pura Kahyangan jagat b. Pura Swagina c. Pura Kahyangan Tiga d. Pura Kawitan

Page 71: RPP Agama Hindu Kelas VII

71

Disajikan pertanyaan pura Khyangan Jagat siswa dapat menjelastkannya

Tes tulis uraian 4.Apa yang dimaksud dengan pura Khyangan Jagat ?

Disajikan pertanyaan pura Dang Khyangan siswa dapat menyebuttkannya

Tes tulis uraian 5.Sebutkan jenis pura yang tergolong dalam Pura Dang Khayangan

2. Kunci Jawaban

1. a 2. c 3. c 4. Pura Kahyangan Jagat : pura tempat pemujaan Sang Hyang Widhi beserta

manifestasinya. 5. Pura Pulaki, Pura Ponjok Batu, Pura Air Jeruk, Pura Tanah Lot, Pura Purancak,

Pura Rambut Siwi.

3. Skor Penilaian 1. Soal no. 1 bobot 1 2. Soal no. 2 bobot 1 3. Soal no. 3 bobot 1 4. Soal no. 4 bobot 3 5. Soal no. 5 bobot 4 Skor tertinggi : 10 Skor terendah : 0 Rumus : 3+3+4 x 10 = N

10 Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 72: RPP Agama Hindu Kelas VII

72

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 18

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / II (Dua) Aspek : Tempat Suci Standar Kompetensi : Memahami Pengelompokan Tempat Suci Kompetensi Dasar : Menguraikan Ciri-ciri Khusus Tempat Suci Indikator : 1. Mampu menguraikan ciri-ciri khusus tempat suci yang ada

di Bali 2. Mampu menguraikan ciri-ciri khusus tempat suci yang ada

di luar Bali Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menguraikan ciri-ciri khusus tempat suci

yang ada di Bali 2. Siswa mampu menguraikan ciri-ciri khusus tempat suci

yang ada di luar Bali B.Materi Pembelajaran : Ciri-ciri khusus tempat suci yang ada di Bali dan di luar Bali Ciri-ciri Khusus Tempat Suci yang ada di Bali dan di luar Bali 1. Ciri-ciri Khusus Tempat Suci yang ada di Bali

Pada umumnya pura-pura di Bali menggunakan tata letak yang berdasarkan konsep Tri Mandala (3 wilayah/ 3 bagian) yaitu : (a). Nista Mandala (jaba sisi) : biasanya ada dapur (pewaregan suci) dan bale paebatan (b). Madya Mandala (jaba tengah) : biasanya ada dapur (pewaregan suci), bale gong dan

bale pawedang (c). Utama Mandala (jeroan) : merupakan letak pelinggih-pelinggih, Padmasana, gedong

dan meru.

2. Ciri-ciri Khusus Tempat Suci yang ada di luar Bali Tempat suci umat Hindu di luar Bali khususnya di Jawa lebih banyak merupakan peninggalan raja-raja Hindu dalam bentuk candi. Ciri-ciri khusus tempat suci yang ada di luar Bali juga mempergunakan konsep Tri Mandala, tetapi ada juga yang tidak mempergunakan konsep Tri Mandala tergantung pada luas areal tempat suci

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya jawab)

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1.KegiatanPendahuluan a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi :

Setiap instansi perkantoran di Bali adanya Padmasana sebagai tempat untuk memuja Sang Hyang Widhi

Page 73: RPP Agama Hindu Kelas VII

73

2.Kegiatan Inti a. Ekplorasi

1.Peserta didik mencermati buku paket agama Hindu tentang cirri-ciri Tempat Suci

2.Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik

b. Elaborasi 1. Peserta didik memdiskusikan tentang ciri-ciri Tempat Suci yang ada di Bali

maupun di luar Bali 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c.Konfirmasi 1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatan 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resume hasil diskusi kelompok

3.Kegiatan Penutup

a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a.Alat

Spidol, White board

b.Sumber Belajar 1 Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2 Buku LKS

F. Penilaian 1 Teknik : Tes Tulis 2 Bentuk Instrumen : tes uraian

1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan pernyataan ciri-ciri pura di Bali siswa dapat menjawab pura yang dimaksud

Tes tulis uraian 1 Sebutkan ciri-ciri khusus pura di Bali !

.

Disajikan pernyataan ciri-ciri pura di Bali siswa dapat menjawab pura yang dimaksud

Tes trulis uraian 2. Sebutkan ciri-ciri khusus pura di luar

2 Kunci Jawaban

1. Pada umumnya pura-pura di Bali menggunakan tata letak yang berdasarkan

konsep Tri Mandala (3 wilayah/ 3 bagian) yaitu :

Page 74: RPP Agama Hindu Kelas VII

74

(a). Nista Mandala (jaba sisi) : biasanya ada dapur (pewaregan suci) dan bale paebatan

(b). Madya Mandala (jaba tengah) : biasanya ada dpaur (pewaregan suci), bale gong dan bale pawedang

(c). Utama Mandala (jeroan) : merupakan letak pelinggih-pelinggih, Padmasana, gedong dan meru.

4. Tempat suci umat Hindu diluar Bali khususnya di Jawa lebih banyak merupakan peninggalan raja-raja Hindu dalam bentuk candi. Ciri-ciri khusus tempat suci yang ada di luar Bali juga mempergunakan konsep Tri Mandala, tetapi ada juga yang tidak mempergunakan konsep Tri Mandala tergantung pada luas areal tempat suci

3. Skor Penilaian

1. Soal no. 1 bobot 5 2. Soal no. 2 bobot 5

Skor tertinggi : 10 Skor terendah : 0 Rumus : 5 + 5 x 10 = N 10

Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003

Page 75: RPP Agama Hindu Kelas VII

75

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP NO. 19

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Kelas/Semester : VII (Tujuh) / II (Dua) Aspek : Susila Standar Kompetensi : Memahami Pengelompokan Tempat Suci Kompetensi Dasar : Menggambar Denah Tempat Suci Indikator : Mampu menggambar denah tempat suci Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan ) A.Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menggambar denah tempat suci B.Materi Pembelajaran : Menggambar denah tempat suci Menggambar Denah Tempat Suci 1. Denah Pura Desa

d b a c

g f e h keterangan : (a). Gedong Bata : sthana Dewa Brahma (b). Palinggih Ratu Ketut Petung (c). Lingga Sthana : linggih Sedahan Panglurah (d). Padmasana : sthana Ida Sang Hyang Widhi (e). Bale Agung : sthana Bhagawan Penyarikan (f). Gedong/ Bebaturan : lingga sthana Bhatari Sri Sadhana (g). Pintu jeroan (h). Pintu jabaan

Page 76: RPP Agama Hindu Kelas VII

76

2. Denah Pura Puseh

d a c b e g

f h i keterangan : (a). Meru Tumpang 7 : lingga sthana Dewa wisnu (b). Lingga sthana Ratu Made Jelawung (c). Lingga sthana Sedahan Panglurah (d). Padmasana : lingga sthana Ida Sang Hyang widhi (e). Batur Sari : lingga sthana Dewi Danuh (Dewi Keseburan) (f). Gedong Perthiwi : lingga sthana Ibu Pertiwi (g). Pintu jeroan (h). Pintu jaba tengah (i). Pintu jaba sisi

3. Denah Pura Dalem

b a c f d e g h

Page 77: RPP Agama Hindu Kelas VII

77

keterangan : (a). Gedong Bata : lingga sthana Dewi Durgha dan Dewa Siwa (b). Lingga sthana Ratu Nyoman Sakti Pengadangan (c). Lingga sthana Sedahan Penglurah (tepas Mecaling) (d). Apit Lawang : lingga sthana Sang Bhuta Diyu (e). Apit Lawang : lingga sthana Bhuta Garwa (f). Pintu jeroan (g). Pintu jaba tengah (h). Pintu jaba sisi

C.Metode Pembelajaran : Multi metode (ceramah bervariasi, CTL, diskusi dan tanya jawab)

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1.KegiatanPendahuluan a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu” b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran

”OM Awighnam astu namo sidham ”OM. Sidhirastu tad astu swaha

c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan pesrta didik d. Apersepsi :

Setiap instansi perkantoran di Bali adanya Padmasana sebagai tempat untuk memuja Sang Hyang Widhi

2.Kegiatan Inti

a. Ekplorasi 1.Peserta didik mencermati buku paket agama Hindu tentang Denah Tempat Suci 2.Peserta didik membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 Peserta didik

b. Elaborasi 1. Peserta didik memdiskusikan tentang Denah Tempat Suci 2. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusi 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

c.Konfirmasi 1. Peserta didik dapat menyampaikan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami 2. Guru memberikan repleksi/penguatan 3. Peserta didik dan guru sama-sama membuat resume hasil diskusi kelompok

3.Kegiatan Penutup

a.Guru bersama peserta didik melaksanakan refleksi b.Melakukan evaluasi/ Post-test c Pemberian tugas kepada peserta didik untuk bahan diskusi pada pertemuan berikutnya d. Menutup pertemuan dengan menghaturkan Parama Santhi “Om Santhi, Santhi, Santhi om

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar a.Alat

Spidol, White board

b.Sumber Belajar 1 Buku widya dharma Agama Hindu kelas VII 2 Buku LKS

Page 78: RPP Agama Hindu Kelas VII

78

F. Penilaian 1 Teknik : Tes Tulis 2 Bentuk Instrumen : tes uraian

1. Kisi-kisi soal

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Disajikan pertanyaan tentang denah pura siswa dapat menjawab menggambar denah pura puseh lengkap dengan keterangannya

Tes tulis uraian 1 Gambarlah sebuah denah pura Puseh !

.

2 Kunci Jawaban

1. Denah Pura Puseh

d a c b e g

f h i keterangan : 1. Meru Tumpang 7 : lingga sthana Dewa wisnu 2. Lingga sthana Ratu Made Jelawung 3. Lingga sthana Sedahan Panglurah 4. Padmasana : lingga sthana Ida Sang Hyang widhi 5. Batur Sari : lingga sthana Dewi Danuh (Dewi Keseburan) 6. Gedong Perthiwi : lingga sthana Ibu Pertiwi 7. Pintu jeroan 8. Pintu jaba tengah 9. Pintu jaba sisi

d. Skor Penilaian

1. Soal no. 1 bobot 8 Skor tertinggi : 10 Skor terendah : 0

Page 79: RPP Agama Hindu Kelas VII

79

Rumus : 10 x 10 = N 10 Mengetahui : Kepala SMP Negeri 1 Bangli Drs. I Wayan Widiana Sandhi,M.Pd. NIP.19611231 198303 1285

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Drs. Sang Putu Sugiarta,M.Pd.H NIP. 19671231 200003 1 003