rpkps pipol 2010

11
RPKPS PENGANTAR ILMU POLITIK RENCANA PERKULIAHAN DAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH PENGANTAR ILMU POLITIK Mata kuliah : Pengantar ilmu Politik Pengampu : Drs. Widodo Agus Setianto, M.Si. Kode MK/SKS : SPU 101 / 3 SKS PENGANTAR Matakuliah Pengantar Ilmu Politik merupakan matakuliah wajib untuk mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik-Universitas Gadjah Mada (Fisipol-UGM). Matakuliah wajib fakultas ini diselenggarakan pada semester pertama tahun pertama dengan bobot kredit tiga (3) satuan kredit semester (SKS). Sebagai matakuliah wajib, pada dasarnya tidak ada banyak perbedaan antara Pengantar Ilmu Politik yang diberikan di Jurusan Ilmu Komunikasi dan di jurusan-jurusan lain yang ada di Fisipol-UGM. Materi matakuliah Pengantar Ilmu Politik diarahkan untuk memberi pengetahuan dan pemahaman komprehensif terhadap serangkaian prinsip, variasi paradigma, konsep dan teori dasar dalam lingkup ilmu politik, serta membekalkan kemampuan intelektual dalam menggunakan konsep dan teori dasar ilmu politik dalam menganalisis situasi, kasus dan dinamika politik. Dalam kaitannya dengan Jurusan Ilmu Komunikasi, dalam beberapa tatap muka materi perkuliahan akan lebih ditemukenalkan dengan ranah kajian ilmu komunikasi. TUJUAN DAN SASARAN Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman, kemampuan intelektual dan kemampuan praktis tentang konsep-konsep pokok ilmu politik. Mahasiswa diharapkan mampu menggunakan konsep-konsep ilmu politik dalam menganalisis kasus dan situasi politik yang muncul, mampu menggunakan gagasan-gagasan ilmu politik dalam menganalisis kebijakan pemerintah serta mampu menggunakan pengetahuan keilmuannya dalam aktivitas nyata kemasyarakatan, seperti dalam masalah kepemimpinan dan organisasi. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, pokok bahasan perkuliahan direncanakan mencakup topik-topik bahasan berikut ini: 1. Pengantar Perkuliahan 2. Ruang Lingkup Ilmu Politik 3. Kekuasaan sebagai Kajian Inti Ilmu Politik (film review) 4. Konsep dan Dimensi Kekuasaan, Kewenangan dan Legitimasi 5. How to Do Political Science? 6. Sumber-sumber dan Distribusi Sumber Kekuasaan 7. Ideologi, Konstitusi dan Konstitusionalisme 8. Manifestasi Kekuasaan: Good Societies, Proses Pembentukan Negara-Bangsa, Teori Kontrak Sosial 9. Partai Politik 10. Non-state Institution dan Civil Society Organizations 11. Pengelolaan Kekuasaan: Trias Politica, Konfederasi, Negara Kesatuan dan Federasi, Kekuasaan Demokratis dan non- Demokratis 12. Tata Informasi Dunia Baru 13. Globalisasi 14. Review Perkuliahan Di antara perkuliahan minggu ketujuh dan kedelapan diadakan ujian sisipan atau ujian tengah semester. Ujian akhir diselenggarakan dengan mengumpulkan beragam tulisan pada hari, tanggal dan waktu ujian yang ditetapkan Panitia Ujian tingkat Fakultas. METODE PEMBELAJARAN Penyelenggaraan kuliah dilakukan dengan model pembelajaran student centered learning. Model pembelajaran ini diterapkan dengan mengoptimalkan peran aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran. Mahasiswa juga diberi tugas untuk membuat tulisan hasil atau resume dari pertemuan kuliah di setiap minggunya. Pengajaran dilakukan 1

Upload: nirmala-fauzia

Post on 27-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

rpkps

TRANSCRIPT

Page 1: RPKPS PIPOL 2010

RPKPS PENGANTAR ILMU POLITIK

RENCANA PERKULIAHAN DAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH PENGANTAR ILMU POLITIK

Mata kuliah : Pengantar ilmu PolitikPengampu : Drs. Widodo Agus Setianto, M.Si.Kode MK/SKS : SPU 101 / 3 SKS

PENGANTAR

Matakuliah Pengantar Ilmu Politik merupakan matakuliah wajib untuk mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik-Universitas Gadjah Mada (Fisipol-UGM). Matakuliah wajib fakultas ini diselenggarakan pada semester pertama tahun pertama dengan bobot kredit tiga (3) satuan kredit semester (SKS). Sebagai matakuliah wajib, pada dasarnya tidak ada banyak perbedaan antara Pengantar Ilmu Politik yang diberikan di Jurusan Ilmu Komunikasi dan di jurusan-jurusan lain yang ada di Fisipol-UGM.

Materi matakuliah Pengantar Ilmu Politik diarahkan untuk memberi pengetahuan dan pemahaman komprehensif terhadap serangkaian prinsip, variasi paradigma, konsep dan teori dasar dalam lingkup ilmu politik, serta membekalkan kemampuan intelektual dalam menggunakan konsep dan teori dasar ilmu politik dalam menganalisis situasi, kasus dan dinamika politik. Dalam kaitannya dengan Jurusan Ilmu Komunikasi, dalam beberapa tatap muka materi perkuliahan akan lebih ditemukenalkan dengan ranah kajian ilmu komunikasi.

TUJUAN DAN SASARAN

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman, kemampuan intelektual dan kemampuan praktis tentang konsep-konsep pokok ilmu politik. Mahasiswa diharapkan mampu menggunakan konsep-konsep ilmu politik dalam menganalisis kasus dan situasi politik yang muncul, mampu menggunakan gagasan-gagasan ilmu politik dalam menganalisis kebijakan pemerintah serta mampu menggunakan pengetahuan keilmuannya dalam aktivitas nyata kemasyarakatan, seperti dalam masalah kepemimpinan dan organisasi.

Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, pokok bahasan perkuliahan direncanakan mencakup topik-topik bahasan berikut ini:

1. Pengantar Perkuliahan2. Ruang Lingkup Ilmu Politik3. Kekuasaan sebagai Kajian Inti Ilmu Politik (film review)4. Konsep dan Dimensi Kekuasaan, Kewenangan dan Legitimasi5. How to Do Political Science?6. Sumber-sumber dan Distribusi Sumber Kekuasaan7. Ideologi, Konstitusi dan Konstitusionalisme

8. Manifestasi Kekuasaan: Good Societies, Proses Pembentukan Negara-Bangsa, Teori Kontrak Sosial

9. Partai Politik10. Non-state Institution dan Civil Society Organizations11. Pengelolaan Kekuasaan: Trias Politica, Konfederasi, Negara Kesatuan dan Federasi,

Kekuasaan Demokratis dan non-Demokratis12. Tata Informasi Dunia Baru13. Globalisasi14. Review Perkuliahan

Di antara perkuliahan minggu ketujuh dan kedelapan diadakan ujian sisipan atau ujian tengah semester. Ujian akhir diselenggarakan dengan mengumpulkan beragam tulisan pada hari, tanggal dan waktu ujian yang ditetapkan Panitia Ujian tingkat Fakultas.

METODE PEMBELAJARAN

Penyelenggaraan kuliah dilakukan dengan model pembelajaran student centered learning. Model pembelajaran ini diterapkan dengan mengoptimalkan peran aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran. Mahasiswa juga diberi tugas untuk membuat tulisan hasil atau resume dari pertemuan kuliah di setiap minggunya. Pengajaran dilakukan dengan menggunakan peralatan multimedia yang tersedia dan buku-buku untuk mempermudah mahasiswa memahami materi perkuliahan.

ATURAN KULIAH

Mahasiswa diwajibkan mengikuti perkuliahan minimal 75% atau sekurang-kurangnya 10 kali pertemuan dari waktu kuliah yang dijadwalkan. Jika terdapat mahasiswa yang tidak memenuhi kuota absensi dinyatakan tidak dapat mengikuti ujian akhir semester. Mahasiswa juga diwajibkan mengerjakan tugas pembuatan tulisan dan mengumpulkannya tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

CARA PENILAIAN

Penilaian terhadap mahasiswa peserta kuliah dilakukan secara komprehensif yang meliputi partisipasi mahasiswa dalam setiap perkuliahan yang diselenggarakan sebanyak 14 kali pertemuan dalam satu semester. Dalam perkuliahan selain partisipasi kehadiran, inisiatif, daya kritis dan daya nalar mahasiswa terhadap setiap materi kuliah yang diberikan juga akan mendapatkan penilaian tersendiri. Untuk keseluruhan penilaian yang tercakup dalam partisipasi kuliah ini menduduki bobot penilaian 10 % dari seluruh penilaian yang ada, selain juga tugas-tugas individu yang harus dikerjakan mahasiswa (30 %), ujian tengah semester (20 %) dan ujian akhir semester (40 %). Dengan demikian rincian penilaian bagi para mahasiswa yang mengikuti perkuliahan periklanan adalah sebagai berikut : Partisipasi kuliah : 10 %Tugas individu : 30 %

1

Page 2: RPKPS PIPOL 2010

Ujian mid semester : 20 %Ujian akhir semester : 40 %

RANCANGAN DAN SUBSTANSI BAHASAN PER SESI

Rancangan dan substansi perkuliahan mata kuliah Dasar-Dasar Penulisan dapat dilihat dari uraian di bawah ini:

Kuliah I Pengantar Perkuliahan

No. Tema-Tema Bahasan1. RPKPS2. Aturan Perkuliahan dan Penilaian3. Fungsi, Tugas dan Hubungan antara Dosen dan Mahasiswa4. Referensi Perkuliahan

Kuliah IIRuang Lingkup Ilmu Politik

No. Tema-Tema Bahasan1. Perkembangan ilmu politik2. Taksonomi Ilmu Politik dalam khasanah ilmu sosial

Kuliah IIIKekuasaan sebagai Kajian Inti Ilmu Politik (Film Review)

No. Tema-Tema Bahasan1. Screening: Lion Battlefield2. Pembuatan resensi

Kuliah IVKonsep dan Dimensi Kekuasaan, Kewenangan dan Legitimasi

No. Tema-Tema Bahasan1. Konsep dan Dimensi Kekuasaan2. Kewenangan dan Legitimasi

Kuliah VHow to Do Political Science?

Kuliah VISumber-sumber dan Distribusi Sumber Kekuasaan

No. Tema-Tema Bahasan1. Bentuk dan jumlah sumber kekuasaan2. Distribusi sumber kekuasaan di dalam masyarakat

Kuliah VIIIdeologi, Konstitusi dan Konstitusionalisme

No. Tema-Tema Bahasan1. Ideologi sebagai salah satu sumber kekuasaan2. Ideologi-ideologi besar3. Konstitusi dan konstitusionalisme

Kuliah VIIIManifestasi Kekuasaan: Good Societies, Proses Pembentukan Negara-Bangsa, Teori Kontrak Sosial

No. Tema-Tema Bahasan1. Ide good-societies2. Proses pembentukan negara-bangsa3. Teori Kontrak Sosial

Kuliah IXPartai Politik

No. Tema-Tema Bahasan1. Asal, ciri dan arti partai politik2. Fungsi partai politik3. Tipologi partai politik4. Sistem kepartaian

Kuliah XNon-state Institution dan Civil Society Organizations

2

Page 3: RPKPS PIPOL 2010

Kuliah XIPengelolaan Kekuasaan: Trias Politica, Konfederasi, Negara Kesatuan dan Federasi, Kekuasaan Demokratis dan non-Demokratis

No. Tema-Tema Bahasan1. Trias politica: pengelolaan menurut fungsi2. Kofederasi, negara kesatuan dan federasi: pengeloaan kekuasaan menurut tingkat

3. Pengelolaan kekuasaan menurut van Vollenhoven4. Pengelolaan kekuasaan demokratis dan non-demokratis

Kuliah XIITata Informasi Dunia Baru

Kuliah XIIIGlobalisasi

Kuliah XIVReview Perkuliahan

No. Tema-Tema Bahasan1. Evaluasi proses belajar mengajar matakuliah2. Masukan baru dari mahasiswa3. Penyerahan soal ujian akhir semester

REKAPITULASI MATERI PERKULIAHAN

PERTEMUAN KULIAH

POKOK BAHASAN

PERTAMA Pengantar PerkuliahanKEDUA Ruang Lingkup Ilmu PolitikKETIGA Kekuasaan sebagai Kajian Inti Ilmu Politik (film review)KEEMPAT Konsep dan Dimensi Kekuasaan, Kewenangan dan LegitimasiKELIMA How to Do Political Science?KEENAM Sumber-sumber dan Distribusi Sumber KekuasaanKETUJUH Ideologi, Konstitusi dan Konstitusionalisme

UJIAN TENGAH SEMESTER

KEDELAPAN Manifestasi Kekuasaan: Good Societies, Proses Pembentukan Negara-Bangsa, Teori Kontrak Sosial

KESEMBILAN Partai Politik

KESEPULUH Non-state Institution dan Civil Society OrganizationsKESEBELAS Pengelolaan Kekuasaan: Trias Politica, Konfederasi, Negara Kesatuan dan

Federasi, Kekuasaan Demokratis dan non-DemokratisKEDUABELAS Tata Informasi Dunia BaruKETIGABELAS GlobalisasiKEEMPATBELAS Review Perkuliahan

UJIAN AKHIR SEMESTER

SUBSTANSI BAHASAN PER SESI KULIAH

Kuliah 1Pada pertemuan pertama perkuliahan disampaikan sejumlah hal terkait dengan penyelenggaraan perkuliahan yang menyangkut hak serta kewajiban dosen dan mahasiswa. Pada sesi ini akan dipaparkan rancangan perkuliahan yang menyangkut pengantar perkuliahan, tujuan dan sasaran perkuliahan, metode pembelajaran, aturan perkuliahan, sistim evaluasi dan penilaian serta silabi dan referensi perkuliahan. Selain itu juga akan disajikan secara ringkas materi pertemuan pada setiap perkuliahan. Apabila semua rancangan perkuliahan ini disepakati antara pengampu mata kuliah dan para mahasiswa, maka akan dibuat semacam kontrak perkuliahan yang menjadi kesepakatan bersama dan menjadi arah serta pegangan dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung selama satu semester.

ReferensiSetianto, Widodo Agus (2010). Rencana Perkuliahan dan Pembelajaran Semester (RPkPS) Pengantar Ilmu Politik. Yogyakarta : Jurusan Ilmu Komunikasi, Fisipol-UGM.

Kuliah 2Pada pertemuan kedua akan dibicarakan tentang ruang lingkup ilmu politik. Sebelumnya para mahasiswa diminta untuk mengidentifikasikan dan mengenali gejala-gejala politik dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa kemudian diminta untuk merndiskusikannya, merangkum dan mengambil kesimpulan terhadap keseluruhan fenomena politik yang dapat didentifikasi. Setelah itu baru mahasiswa diberi pemahaman mengenai pengertian ilmu politik dan ruang lingkupnya. Ilmu politik pada intinya adalah segi khusus dari kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan kekuasaan. Ruang lingkup atau cakupannya adalah pada upaya untuk memperoleh, mempertahankan, dan menggunakan kekuasaan dalam pengertian kewenangan, kontrol, kapasitas, dan hubungan atau koneksi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Referensi1. Budiardjo, Miriam. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia2. Pruti, Raj Khumar. 2005. Nature And Scope Of Political Science. New Delhi. Discovery Publishing House. 3. Magstadt and Schotten. 1988. Understanding Politics: Ideas, Institutions and Issues. New York: St. Martin’s

Press

3

Page 4: RPKPS PIPOL 2010

 Kuliah 3Pemutaran video film yang berjudul Lion Battlefield. Pemutaran video film ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang politik dan perilaku politik dengan menggunakan kehidupan dunia binatang sebagai perumpamaannya. Film ini menceritakan tentang kebanggaan seekor singa sebagai raja segala binatang dan interaksi kesehariannya memburu mangsa dan memangsa, dan kaitannya dengan para pesaing dan musuh-musuhnya yang mematikan. Diambilnya cerita binatang sebagai perumpamaan menjelaskan fenomena politik dan perilakunya, karena pada dasarnya manusia adalah binatang yang berpolitik (zoon politicon). Manusia dilahirkan untuik mengejar dan memperoleh kekuasaan. Ini merupakan aspek dari animus dominandi atau binatang yang haus kekuasaan, dan membawa manusia pada konflik yang tidak berkesudahan dalam merebut dan memertahankan kekuasaan. Morgenthau mengatakan bahwa “Politik adalah perjuangan untuk kekuasaan atas manusia, dan apa pun tujuan akhirnya, kekuasaan adalah tujuan terpentingnya, dan cara-cara memperoleh, memelihara, dan menunjukkan kekuasaannya akan menentukan teknik aksi politik. Setelah melihat pemutaran film, mahasiswa ditugaskan untuk membuat review film dan mengaitkannya dengan konsep-konsep kekuasaan dalam ilmu politik.

 Referensi1 Budiardjo, Miriam. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia2 Pruti, Raj Khumar. 2005. Nature And Scope Of Political Science. New Delhi. Discovery Publishing House. 3 Magstadt and Schotten. 1988. Understanding Politics: Ideas, Institutions and Issues. New York: St. Martin’s

Press

Kuliah 4Pada pertemuan ke 4 dibahas mengenai konsep dan dimensi kekuasaan, kewenangan dan

legitimasi. Kekuasaan merupakan paradigma yang diterima secara luas dalam menjelaskan substansi politik. Paradigma kekuasan tampak mewarnai hampir seluruh pengertian atau definisi yang ada tentang politik. Oleh karenanya setelah mempelajari apa yang dikemukakan oleh Mosca (1939), Laswell (1950), Catlin (1964), dan Morgenthau (1967), Hawkesworth dan Maurice Kogan menyimpulkan ”...politics is better understood as a struggle for power”. Pertanyaan sentral dari paradigma kekuasaan adalah pada “who gets what, when and how” (Laswell, 1950). Dasar dari paradigma kekuasaan adalah pada konsepsi tentang manusia yang dalam gerak kehidupannya didorong oleh the libido dominandi, yakni motif atau hasrat yang tak terpadamkan untuk berkuasa (the will to power). Oleh karenanya politik menjadi sebuah zero sum game dari persaingan terus menerus bagi sebuah dominasi atau eksploitasi yang menjadi kepentingan atau tujuannya. Cakupannya tidak hanya pada level institusi negara, tapi juga analisis politik terhadap kenyataan-kenyataan empiris yang bisa diamati.

Windlesham mengatakan politik “ as the activity of attending to the general arrangements of a set of people.” Jadi politik merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengaturan terhadap warga masyarakat. Dalam melakukan pengaturan tentunya diperlukan kewenangan atas dasar kekuasaan yang dimiliki. Tanpa memiliki kewenangan dan kekuasaan, maka aktifitas pengaturan tentunya tidak dapat dilaksanakan. Dengan demikian konsep kekuasaan tetap menjadi konsep utama atau inti dalam kegiatan dan kajian politik.

Dari pengertian di atas, politik dapat disimpulkan sebagai kegiatan dan atau kajian mencakup perjuangan dalam memperoleh dan mempertahankan kekuasaan, serta pengaturan melalui

kekuasaan. Bentuk dan manifestasi politik mencakup pemilihan umum, konflik-konflik kelompok dan kebijakan negara yang merupakan peristiwa dan proses dalam dunia politik melalui tanggung jawab bersama antara institusi dan agen; Dan dapat juga pada masalah konstitusi atau aturan yang dapat memberikan jaminan kehidupan bersama (masyarakat) dengan lebih baik.

Kekuasaan sebagaimana dikemukakan Robert Litke dalam tulisannya ”Domination and Other Kinds of Power”, memiliki banyak spesies, dan berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Kekuasaan berakar kata dari bahasa Latin posse yang berarti to be able. Pada pengertiannya yang mendasar kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu, kemampuan untuk bertindak atau kemampuan untuk mengerjakan dan menyelesaikan sesuatu. Litke menyebutnya sebagai generic power. Selain generic power Litke membedakan kekuasaan dalam empat konsep lainnya yakni : dominating power, epistemic power, concertive power, dan developmental power.

Domination atau dominating power adalah kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan yang dominan untuk untuk memberikan perintah, memerintah, atau mengendalikan pengaruhnya pada satu situasi tertentu. Sepanjang sejarah literature ilmu politik modern sejak Machiavelli dan Thomas Hobbes hingga praktek politik di abad ini, tetap menekankan pada dominating power , yang berarti has to do with power, yang dipahami sebagai kemampuan untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan melakukan pengontrolan kepada orang lain.

Epistemic power adalah kekuasaan yang didasarkan pada pengetahuan (as ability to know). Kemampuan yang mencakup seluruh dasar dalam mengambil tindakan, termasuk seluruh tindakan yang dilakukan dan mengetahui semua akibatnya, serta tahu cara bagaimana mengatasi atau keluar dari semua akibat dari tindakan yang dilakukan. Jadi seseorang mempunyai kemampuan atau kekuasaan epistemik kalau dia dalam melakukan sesuatu, mengetahui bagaimana dia melakukan itu dan memiliki dasar-dasar tindakan yang diperlukan.

Concertive power adalah kekuasaan yang dikelola secara bersama-sama. Sebagaimana dikemukakan oleh Hannah Arendt, kekuasaan bertalian dengan kemampuan manusia yang tidak hanya kemampuan untuk bertindak, akan tetapi tindakan yang dilakukan secara bersama. Karena kekuasaan tidak pernah menjadi milik individu, kekuasaan itu milik kelompok dan akan tetap eksis sepanjang kelompok itu menjaganya bersama.

Developmental power adalah kekuasaan yang berhubungan dengan pengembangan; Kemampuan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas-kapasitas, seperti pemahamann yang rasional, pertimbangan moral dan tindakan, kreasi estetik dan kontemplasi, aktifitas emosional tentang persahabatan dan cinta, pengalaman relijius, ketakjubab atau keingintahuan, kapasitas mengontrol aktifitas-aktifitas fisik, mental dan estetika1. Litke memformulasikan konsep developmental power ini dalam dua cakupan, meliputi kemampuan untuk mengembangkan 1) semua kapasitas manusia yang esensial untuk partisipasinya di berbagai interaktifitas budaya sebagaimana telah disebutkan, 2) kapasitas untuk memilih bagaimana mengkonsepsualisasikan hal-hal tersebut.

Dalam kesimpulannya, Litke menyatakan bahwa masing-masing konsep kekuasaan ini merupakan prasyarat (prerequisites) bagi konsep yang lain. Kekuasaan memerlukan kekuatan pengaruh (domination), dilakukan dengan pengetahuan (epistemic) dan kerjasama (concertive), dan dengan mengembangkan kapasitas kemanusiaan yang dimiliki (developmental). Tidak ada yang direduksi satu dengan lainnya. Kehidupan yang beradab memerlukan sejumlah tingkatan dominasi dan

1 C.B. Mapherson. Democratic Theory. Oxford, England : Oxford University Press. 1975. p.53.

4

Page 5: RPKPS PIPOL 2010

kepatuhan. Tapi dominasi yang berlebihan dapat merusak dan menyebabkan terjadinya kehancuran. Oleh karenanya dominasi harus dilakukan secara bijaksana.

Referensi1. Marry E. Hawkesworth and Maurice Kogan (ed). Encyclopedia of Government and Politics. Volume one. 2

nd edition. Routledge. New York. 2004. 2. Robert Litke”Domination and Other Kinds of Power” dalam Laurence F. Bove,Laura Duhan Kaplan.

Philosophical Perspectives on Power and Domination : Theories and Practices. Radopi B.V., Amsterdam-Atlanta, 1997

Kuliah 5How to Do Political Science? Politik pada hakekatnya merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Sehingga ilmu politik dalam hal ini juga mempelajari hal-hal yang berkenaan dengan proses-proses politik. Proses politik sama halnya dengan politik itu sendiri, merupakan rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat nasional, dan penentuan dalam pemilihan kepimpinan yang puncaknya pada terselenggaranya pemilu. Dalam perkuliahan ini proses politik melibatkan aspek fungsional dari lembaga-lembaga politik yang ada khususnya yang melibatkan entitas negara dengan semua kelembagaan politiknya serta kekuatankekuatan politik dalam masyarakat sebagai kelompok-kelompok penekan.

Referensi1. Budiardjo, Miriam. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia2. Hikam, Muhammad AS. 1999. Demokrasi dan Civil Society. Jakarta: LP3ES

Kuliah 6Dalam perbendaharaan ilmu politik terdapat sejumlah konsep yang berkaitan erat dengan konsep kekuasaan (power), seperti : 1. Influence (pengaruh) yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mengubah sikap dan erilakunya secara sukarela.2. Persuasi yaitu kemampuan meyakinkan orang lain dengan argumentasi untuk melakukan sesuatu.3. Manipulasi yaitu penggunaan pengaruh,dalam hal ini yang dipengaruhi tidak menyadari bahwa tingkah lakunya, sebenarnya mematuhi keinginan pemegang kekuasaan.4. Coersion yaitu peragaan kekuasaan atau ancaman paksaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap pihak lain agar bersikap dan berperilaku sesuai dengan kehendak pihak pemilik kekuasaan, termasuk sikap dan perilaku yang bertentangan dengan kehendak yang dipengaruhi.5. Force yaitu penggunaan tekanan fisik terhadap pihak lain agar malakukan sesuatu.6. Authority (kewenangan).Kekuasaan secara umum diartikan sebagai kumampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perikaku pihak lain sengga pihak tersebut berperilaku sesuai dengan kehendak pihak yang mempengaruhi. Secara lebih sempit kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga kuputusan ini menguntungkan dirinya,kolompok ataupun

masyarakat pada umumnya.Ciri-ciri hubungan kekuasaan adalah sebagai berikut :1. Kekuasaan merupakan hubungan antarmanusia. 2. Pemegang kekuasaan mempengaruhi pihak lain3. Pemegang kekuasaan dapat seorang individu, kelompok, organisasi, ataupun pemerintah. 4. Sasaran kekuasaan(yang dipengaruhi) dapat berupa individu, kelompok, organisasi atau pemerintah(negara)5. Suatu pihak yang memiliki sumber kekuasaan belum tentu mempunyai kekuasaankarena bergantung pada kemampuannya menggunakan sumber kekuasaan secara efektif.6. Penggunaan sumber-sumber kekuasaan mungkin melibatkan paksaan, konsensus, atau kombinasi keduanya.7. Hasil penggunaan sumber-sumber pengaruh itu dapat menguntungkan seluruh masyarakat atau dapat juga hanya menguntungkan kelompok masyarakat kecil.8. Kekuasaan politik mempunyai makna bahwa sumber-sumber itu digunakan dan dilaksanakan untuk masyarakat umum. 9. Kekuasaan yang beraspek politik untuk mempengaruhi proses politik.

Referensi1. Budiardjo, Miriam. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia2. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.3. Gie, The Liang. 1972. Ilmu Politik. Yogyakarta: Penerbit Karya

Kuliah 7Pada kuliah ke tujuh ini akan dibahas mengenai ideologi, konstitusi dan konstitusionalisme. Idiologi merupakan sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. Konstitusi adalah aturan dasar mengenai ketatanegaraan suatu negara. Kedudukannya merupakan hukum dasar dan hukum tertinggi. Konstitusi memiliki dua sifat yaitu kaku dan luwes. Adapun fungsi konstitusi adalah membatasi kekuasaan dan menjamin HAM. Isinya berupa pernyataan luhur, struktur dan organisasi negara, jaminan HAM, prosedur perubahan, dan larangan perubahan tertentu. Sedangkan konstitusionalisme berasal dari kata konsyiyusional dari akar kata konstitusi yang adalah undang-undang dasar. Dengan demikian konstitusionalisme merujuk pada semua langkah politik yang sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di suatu negara. Karena Undang-Undang Dasar adalah hukum tertinggi dalam suatu negara maka suatu tindakan konstitusional adalah semua langkah yang sesuai hukum.

Referensi1. Budiardjo, Miriam. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia2. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.3. Gie, The Liang. 1972. Ilmu Politik. Yogyakarta: Penerbit Karya

Kuliah 8.Pada kuliah ke delapan akan dibahas mengenai manifestasi kekuasaan, menyangkut good societies, proses pembentukan negara-bangsa, dan teori kontrak social. Negara adalah suatu organisasi dr sekelompok atau beberapa kelompok manusia yg bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan

5

Page 6: RPKPS PIPOL 2010

mengakui adanya satu pemerintahan yg mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia. Teori terbentuknya Negara: Teori hukum alam. Pemikiran pada masa plato dan aristoteles kondisi alam tumbuhnya manusia berkembangnya Negara Teori ketuhanan (islam + Kristen) segala sesuatu adalah ciptaan tuhan. Teori perjanjian. Manusia menghadapi kondisi alam dan timbullah kekerasan. Manusia akan musnah bila ia tidak mengubah cara-caranya. Manusia pun bersatu utk mengatasi tantangan dan menggunakan persatuan dlm gerak tunggal utk kebutuhan bersama. Proses terbentuknya Negara di zaman modern. Proses tersebut dapat berupa penaklukan, peleburan, pemisahan diri, dan pendudukan atas Negara atau wilayah yg blm ada pemerintahan sebelumnyaUnsur Negara : Bersifat konstitutif. Berarti bahwa dalam Negara tsb terdapat wilayah yg meliputi udara, darat, dan perairan(dalam hal ini unsur perairan tdk mutlak), rakyat atau masyarakat dan pemerintahan yg berdaulatBersifat deklaratif. Sifat ini ditunjukan oleh adanya tujuan Negara, UUD, pengakuan dari Negara lain baik secara de jure maupun de facto dan masuknya Negara dalam perhimpunan bangsa-bangsa misalnya PBB . Sedangkan Negara dapat berbentuk berbentuk negara kesatuan dan negara serikatBangsa Indonesia beranggapan bahwa terjadinya negara merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Secara ringkas, proses tersebut adalah sebagai berikut :a. perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia, b. proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan, c. keadaan bernegara yg nilai2 dasarnya ialah merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur

Referensi1. Budiardjo, Miriam. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia2. Magstadt and Schotten. 1988. Understanding Politics: Ideas, Institutions and Issues. New York: St. Martin’s

Press.3. Pruti, Raj Khumar. 2005. Nature And Scope Of Political Science. New Delhi. Discovery Publishing House

Kuliah 9Partai Politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. Partai politik adalah sarana politik yang menjembatani elit-elit politik dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik. Dalam rangka memahami Partai Politik sebagai salah satu komponen Infra Struktur Politik dalam negara, dalam pertemuan perkuliahan ini juga dibahas tentang beberapa definisi partai politik beserta jenis, peranan dan afiliasinya.

Referensi1. Budiardjo, Miriam. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia2. Koirudin. 2004. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar3. Putra, Fadillah. 2003. Partai Politik dan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kuliah 10Pada pertemuan kuliah ke sepuluh dibahas mengenai orhanisasi-organisasi non Negara dan organisasi masyarakat sipil (Non-state Institution dan Civil Society Organizations). Kedua jenis organisasi ini juga sangat penting dalam proses-proses politik yang berlangsung dalam suatu negara, bahkan muncul sebagai kekuatan penekan untuk dapat mengakomodasikan berbagai kepentingan masyarakat yang diperjuangkannya. NGO (Non Govermental Organization) adalah sebuah kumpulan interlektual kelas menengah yang mengangkat isu-isu kelas bawah un-tuk diperjuangan, khususnya permasalahan yang membuat diskriminasi hak-hak bagi masyarakat di suatu negara. Secara umum peran yang dijalankan oleh banyak NGO di Indonesia adalah sebagai alternatif pembawa layanan dasar bagi publik. Secara Internasional peran dan keterlibatan kolektif NGO dalam dunia ‘development’ (Pembangunan) dan penyeimbang agenda publik pun semakin menonjol. NGO pada umumnya berorientasi pada integrasi masyarakat dalam pembangunan negara. Kontribusi utama mereka adalah mempromosikan modernisasi sosial-ekonomi diantara kelompok-kelompok marginal. Di Indonesia gerakan lembaga non pemerintah ini telah banyak memberikan konstribusi pada perkembangan dan pemberdayaan masyarakat dan sangat berjasa dalam pembangunan negara.

Referensi1. Hikam, Muhammad AS. 1999. Demokrasi dan Civil Society. Jakarta: LP3ES2. Putra, Fadillah. 2003. Partai Politik dan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kuliah 11Pada kuliah kesebelas dibahas mengenai pengelolaan penguasaan. Berbicara pengelolaan kekuasaan maka tidak dapat dipisahkan dari konsep pembagian kekuasaan yang diintrodusir oleh Montesque, yakni Trias Politica. Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yang kini banyak dianut diberbagai negara di aneka belahan dunia. Konsep dasarnya adalah, kekuasaan di suatu negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang berbeda. Trias Politika yang kini banyak diterapkan adalah, pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga berbeda : Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Legislatif adalah lembaga untuk membuat undang-undang; Eksekutif adalah lembaga yang melaksanakan undang-undang; dan Yudikatif adalah lembaga yang mengawasi jalannya pemerintahan dan negara secara keseluruhan, menginterpretasikan undang-undang jika ada sengketa, serta menjatuhkan sanksi bagi lembaga ataupun perseorangan manapun yang melanggar undang-undang.Dengan terpisahnya 3 kewenangan di 3 lembaga yang berbeda tersebut, diharapkan jalannya pemerintahan negara tidak timpang, terhindar dari korupsi pemerintahan oleh satu lembaga, dan akan memunculkan mekanisme check and balances (saling koreksi, saling mengimbangi). Kendatipun demikian, jalannya Trias Politika di tiap negara tidak selamanya mulus atau tanpa halangan.

Referensi1. Budiardjo, Miriam. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia

6

Page 7: RPKPS PIPOL 2010

2. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.3. Gie, The Liang. 1972. Ilmu Politik. Yogyakarta: Penerbit Karya

Kuliah 12Pada kuliah ke dua belas dibahas mengenai tata informasi dunia baru yang juga memiliki dimensi politik. Gagasan Tata Komunikasi dan Informasi Dunia Baru (TKIDB) Dan Gagasan Internasional Gagasan Tata Komunikasi dan Informasi Dunia Baru berasal dari berbagai keprihatinan tentang struktur komunikasi internasional lama yang dianggap terlalu didomunasi oleh negara-negara maju. Gagasan ini menjadi semakin menguat terutama pada dekade 1970-1980. Saat itu terlihat adanya potensi perkembangan dalam dunia teknologi komunikasi dan informasi.Bila memang ada bayangan tentang sebuah era yang akan dipenuhi perkembangan teknologi tersebut, mengapa yang muncul adalah gagasan TKIDB yang menuntut restrukturisasi? Kekhawatiran terhadap dominasi negara-negara maju ini berakar dari kenyataan bahwa tata komunikasi dan informasi yang ada sebenarnya dikuasai negara-negara maju, yang ditunjukkan oleh dominasi negara-negara tersebut dalam hal industri berita, televisi, film, musik, dan berbagai sektor komunikasi lainnya. UNESCO yang berawal dari Inggris pada November 1945 dan semula didomunasi negara-negara Barat, terutama Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat, pada tahun 1950-an berlangsung pergeseran dan berlanjut sampai pada akhirnya masuk negara-negara Asia, Afrika, dan wilayah Dunia Ketiga lainnya. Pembicaraan mengenai upaya mewujudkan gagasan TKIDB tak bisa dilepaskan dari badan PBB UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Badan ini, pada periode tertentu secara gigih mengungkit permasalahan TKIDB sehingga terwujud sebuah gerakan politik internasional yang sangat serius.

Referensio Magstadt and Schotten. 1988. Understanding Politics: Ideas, Institutions and Issues. New York: St. Martin’s

Press.o Unesco, 1981. Satu Suara Satu Dunia. Jakarta. Yayasan Obor.

Kuliah 13Globalisasi merupakan proses yang tak terelakkan. Oleh karenanya mempelajari politik dan globalisasi serta politik global merupakan bagian penting dalam memahami interaksi antar Negara dan antar actor global. Meski globalisasi belum memiliki definisi baku yang disepakati oleh para ilmuwan, namun globalisasi sudah merupakan bagian yang inherent dalam kehidupan masyarakat khususnya dalam hubungan antar masyarakat dunia. Dengan demikian globalisasi menyeret politik local atau nasional masuk ke ranah global. Secara umum globalisasi dipahami sebagai proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang membawa seluruh bangsa dan negara di dunia menjadi terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Globalisasi juga erupakan proses dimana berbagai peristiwa, keputusan, dan kegiatan di berbagai belahan dunia dapat membawa konsekwensi penting bagi individu dan masyarakat di belahan dunia lain. Globalisasi telah menyebabkan naiknya intnsitas hubungan antar budaya, norma sosial, kepentingan, politik, idiologi antar bangsa. Maka dengan itu, globalisasi memiliki konsekwensi yang sangat signifikan pada kehidupan politik suatu bangsa/negara.

Referensi1. Magstadt and Schotten. 1988. Understanding Politics: Ideas, Institutions and Issues. New York: St. Martin’s

Press2. Prechel, Hartland. 2007. Politics and Globalization. Vol. 15. Sandiego. Emerald Group Publishing.

Kuliah 14Pada kuliah terakhir diadakan review terhadap materi perkuliahan yang telah diberikan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Dosen memerikan resume terhadap keseluruhan materi perkuliahan dan mahasiswa diminta untuk membuiat semacam ringkasan terhadap materi perkuliahan dan menarik kesimpulan terhadap pembelajaran mengenai pengantra ilmu politik ini.

Referensio Budiardjo, Miriam. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramediao Hikam, Muhammad AS. 1999. Demokrasi dan Civil Society. Jakarta: LP3ESo Hawkesworth, Marry E. and Kogan, Maurice (ed). Encyclopedia of Government and Politics. Volume one.

2 nd edition. Routledge. New York. 2004o Koirudin. 2004. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.o Lay, Cornelis. 2006. “State Auxiliary Agencies”. Jentera. Edisi 12. Thn III. April-Juni 2006.o Lay, Cornelis. 2006. Komnas HAM 1998-2001: Pergulatan dalam Transisi Politik. Yogyakarta: Fisipol-

UGM.o Magstadt and Schotten. 1988. Understanding Politics: Ideas, Institutions and Issues. New York: St. Martin’s

Press.o Putra, Fadillah. 2003. Partai Politik dan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.o Pruti, Raj Khumar. 2005. Nature And Scope Of Political Science. New Delhi. Discovery Publishing Houseo Sarantakos, Sotirios. 1993. Social Research. Merlbourne: MacMillan Education o Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.o Gie, The Liang. 1972. Ilmu Politik. Yogyakarta: Penerbit Karyao Prechel, Hartland. 2007. Politics and Globalization. Vol. 15. Sandiego. Emerald Group Publishingo Unesco, 1981. Satu Suara Satu Dunia. Jakarta. Yayasan Obor.

7