reza spk paperpemberantasankorupsidicina 140331055250 phpapp01

11
Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 19 Maret 2014 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI CHINA oleh: Moch Reza Agung Yudhalaksana (22) NPM: 134060018326 Semester VII D-IV Akuntansi Kelas BPKP Angkatan II, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan [email protected] Abstrak – Dalam agama Islam, Rasulullah Muhammad pernah bersabda : Utlubul ilmi falau bissiin, yang artinya Tuntutlah ilmu walau harus sampai ke negeri China. China adalah salah satu negara terbesar di kawasan Asia yang dikuasai oleh pemerintahan komunis. Indeks persepsi korupsi (IPK) China tahun 2013 berdasarkan hasil survey Lembaga Transparansi Internasional ada pada peringkat ke-80 dunia. Di lain pihak, Indonesia berada pada peringkat ke-114. Ketertinggalan Indonesia terhadap pencegahan dan pemberantasan korupsi di China tersebut memerlukan kajian mendalam, agar dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan prestasi atas pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia. Kata Kunci : Pemberantasan, Korupsi, Tugas, Kewenangan, Aparat Penegak Hukum, China 1. PENDAHULUAN 1) Gambaran Umum Negara China China adalah sebuah negara Republik dengan ideologi Komunisme yang memiliki luas wilayah 9.596.961km 2 yang memiliki penduduk berjumlah sekitar 1,4 miliar jiwa dan pendapatan per kapita sebesar USD10.253 atau setara Rp118 juta merupakan salah satu negara termaju di dunia. 2)Peringkat Korupsi China di dunia Kemakmuran dan kemajuan Republik China tidak terlepas dari komitmen rakyat dan pemerintahannya untuk mencegah dan memberantas korupsi. Hal ini terlihat dari hasil survey Lembaga Transparansi Internasional yang memberikan peringkat ke-80 dunia untuk China dengan Skor 40 pada tahun 2013. Dengan skor tersebut, China lebih unggul dari segi pencegahan dan pemberantasan korupsi dibandingkan dengan Indonesia yang bertengger pada peringkat ke-114 dengan skor 32 pada tahun 2013. 3) Tujuan Penulisan Paper Melalui paper ini, penulis mencoba menganalisis upaya pencegahan dan penanganan kasus korupsi di China sehingga menjadi peringkat ke- 80 dunia sebagai negara terbersih yang bebas dari tindak pidana korupsi sehingga dari analisis tersebut menghasilkan faktor-faktor yang dapat ditiru oleh Indonesia dalam rangka melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi yang sudah mengakar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga menjadi bahaya laten 1

Upload: visdaishamnatser

Post on 14-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI CHINAoleh:Moch Reza Agung Yudhalaksana (22)NPM: 134060018326Semester VII D-IV Akuntansi Kelas BPKP Angkatan II, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang [email protected]

Abstrak Dalam agama Islam, Rasulullah Muhammad pernah bersabda : Utlubul ilmi falau bissiin, yang artinya Tuntutlah ilmu walau harus sampai ke negeri China. China adalah salah satu negara terbesar di kawasan Asia yang dikuasai oleh pemerintahan komunis. Indeks persepsi korupsi (IPK) China tahun 2013 berdasarkan hasil survey Lembaga Transparansi Internasional ada pada peringkat ke-80 dunia. Di lain pihak, Indonesia berada pada peringkat ke-114. Ketertinggalan Indonesia terhadap pencegahan dan pemberantasan korupsi di China tersebut memerlukan kajian mendalam, agar dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan prestasi atas pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia.

Kata Kunci : Pemberantasan, Korupsi, Tugas, Kewenangan, Aparat Penegak Hukum, China

Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 19 Maret 20141.

6

2. PENDAHULUAN1) Gambaran Umum Negara ChinaChina adalah sebuah negara Republik dengan ideologi Komunisme yang memiliki luas wilayah 9.596.961km2 yang memiliki penduduk berjumlah sekitar 1,4 miliar jiwa dan pendapatan per kapita sebesar USD10.253 atau setara Rp118 juta merupakan salah satu negara termaju di dunia.2) Peringkat Korupsi China di duniaKemakmuran dan kemajuan Republik China tidak terlepas dari komitmen rakyat dan pemerintahannya untuk mencegah dan memberantas korupsi.Hal ini terlihat dari hasil survey Lembaga Transparansi Internasional yang memberikan peringkat ke-80 dunia untuk China dengan Skor 40 pada tahun 2013.Dengan skor tersebut, China lebih unggul dari segi pencegahan dan pemberantasan korupsi dibandingkan dengan Indonesia yang bertengger pada peringkat ke-114 dengan skor 32 pada tahun 2013.3) Tujuan Penulisan PaperMelalui paper ini, penulis mencoba menganalisis upaya pencegahan dan penanganan kasus korupsi di China sehingga menjadi peringkat ke-80 dunia sebagai negara terbersih yang bebas dari tindak pidana korupsi sehingga dari analisis tersebut menghasilkan faktor-faktor yang dapat ditiru oleh Indonesia dalam rangka melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi yang sudah mengakar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga menjadi bahaya laten nasional yang harus segera dimusnahkan.

3. PEMBAHASAN1) Tinjauan HistorisEksistensi China sebagai sebuah peradaban telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu dengan kebudayaan yang selalu lebih unggul dibandingkan peradaban lainnya. Sistem politik, ilmu pengetahuan, maupun ilmu ekonomi yang dikembangkan di China sejak jaman dahulu tersebut banyak dijadikan teladan oleh peradaban di seluruh dunia.Keruntuhan kekaisaran China yang agung dan pengaruh imperialisme barat serta perang saudara yang terjadi di Daratan China akibat perbedaan ideologi pernah membuat Bangsa China terpuruk pada awal abad ke-20. Hingga akhirnya Daratan China dikuasai oleh Partai Komunis China yang mendirikan Republik Rakyat China dan berkuasa sampai dengan sekarang.Politik luar negeri China pada awal masa pemerintahan komunis sangatlah tertutup. Pemerintah Komunis mengisolasi negaranya dari hubungan internasional. Presiden Mao Ze Dong mengembangkan konsep sosialisme dalam membangun perekonomian di China Daratan.Di sektor industri, misalnya, perusahaan-perusahaan milik pemerintah menghasilkan lebih dari 60 persen gross value produksi industri. Di sektor urban, pemerintah adalah satu-satunya agen yang berwenang menetapkan harga komoditas utama, menentukan distribusi dana investasi, mengalokasikan sumber-sumber energi, mematok tingkat upah tenaga kerja, serta mengontrol kebijakan finansial dan sistem perbankan. Sistem perdagangan luar negeri juga menjadi monopoli pemerintah sejak awal tahun 1950-an.Dalam perkembangannya, ideologi Sosialis dan Demokrasi ala Komunis telah menimbulkan hirarki pemerintah diktatoris dan autokratis yang menimbulkan kesewenang-wenangan oleh polit-biro Partai Komunis China di lingkungan pemerintahan.Dalam membangun perekonomian, Pemerintah China menyadari bahwa korupsi menjadi tantangan politis dan masalah paling besar yang dihadapi China saat ini yang menimbulkan kerusakan ekonomi, sosial, dan politik secara menyeluruh.Korupsi di China diperkirakan sudah ada sejak jaman Dinasti Zhou (1027-771 SM) yang tertulis dalam manuskrip-manuskrip kuno kekaisaran. Hal itu berlanjut pada periode Republik China (1911-1949) yang dipimpin oleh Partai Nasionalis Kuomintang yang berkiblat pada Amerika Serikat.Kediktatoran Chiang Kai Sek pada masa Republik Nasionalis, telah menimbulkan dukungan rakyat terhadap Partai Komunis China yang dipimpin oleh Mao Ze Dong yang akhirnya berhasil mengusir kaum nasionalis ke Pulau Formosa dan mempertahankan Republik China yang masih menjadi sengketa hingga kini.Partai Komunis China berkuasa sejak tahun 1949 hingga sekarang dengan mendirikan Republik Rakyat China.2) Pengaruh PolitikRepublik Rakyat China pada masa pemerintahan Mao Zedong (1949-1976) pun terlibat banyak kasus korupsi. Dengan dimulainya reformasi ekonomi pada tahun 1979, China menunjukkan hubungan baru yang kontroversial antara kekayaan dengan kekuasaan. He Qinglian dalam bukunya yang berjudul "Perangkap China" telah menganalisa keadaan korupsi di China selama proses perubahannya dari kuantitatif menjadi kualitatif: era 80-an adalah era "kebobrokan perorangan". Awal 90-an adalah "kebobrokan kolektif", pemimpin unit bawah mengepalai penyuapan terhadap atasan agar mendapat dukungan keuangan dari atasan. Mulai 1998 dan seterusnya berubah menjadi "kebobrokan sistemik", korupsi tidak hanya menyusup hingga ke sosial politik, ekonomi, budaya dan berbagai sektor lainnya, bahkan badan pemberantasan korupsi pun terjerumus sebagai alat perebutan kekuasaan internal. Ada survei yang menunjukkan, sejak 1998, kerugian negara akibat KKN mencapai 13% - 16,8% dari GDP China, atau dengan kata lain, semua kerja keras dan upaya rakyat menghasilkan GDP sebesar 8% -11% semuanya lenyap begitu saja karena dicaplok oleh para pejabat korup, pertikaian antara rakyat dan pejabat yang semakin meruncing telah menjadi kawah gunung berapi yang siap meletup kapan saja bagi masyarakat China, sedikit hal sepele saja akan memicu timbulnya aksi unjuk rasa rakyat melawan pemerintah.Mao segera melakukan gebrakan untuk membersihkan China dari korupsi melalui kampanye-kampanye yang bertujuan untuk membasmi kelas kapitalis dan menciptakan masyarakat komunis yang menjadi cita-citanya. Kampanye tersebut termasuk di dalamnya Kampanye Pendidikan Sosialis dan Revolusi Kebudayaan. Namun, kampanye ini berujung pada perpecahan antara Mao Zedong dan Deng Xiaoping (yang akhirnya tersingkir akibat Revolusi Kebudayaan). Naiknya kembali Deng Xiaoping ke tampuk kepemimpinan tahun 1978 telah membawa angin baru berupa reformasi ekonomi di China. Secara garis besar, reformasi ekonomi ini berkaitan erat dengan lima proses yaitu desentralisasi, marketisasi, diversifikasi kepemilikan, liberalisasi dan internasionalisasi. Secara kasat mata dapat dilihat bahwa Deng memilih jalan kapitalis untuk mereformasi China, seperti ingin membuktikan tuduhan Mao atas dirinya sebagai pejalan kapitalis nomor dua. Deng Xiaoping pun menciptakan slogan menjadi kaya itu mulia (zhi fu shi guangrong). Fatwa ini terbukti ampuh. Sejak saat itu, masyarakat di China berlomba-lomba untuk menjadi kaya. Fatwa ini menjadi gerbang maraknya korupsi. Desentralisasi sebagai buah reformasi ekonomi, pada akhirnya pun menuai benih korupsi. Desentralisasi kebijakan, terutama di daerah pedesaan, berupa pengalihan sejumlah fungsi ke pemerintah lokal telah memberi kesempatan kepada pejabat lokal untuk mengeruk keuntungan dari petani dan masyarakat desa terutama dalam hal produksi dan pemasaran hasil pertanian. Selama itu dikenal istilah dual price track dimana para pejabat membeli komoditas pada harga perencanaan yang rendah dan menjualnya kembali dengan keuntungan yang berlipat ganda di pasar. Sejak tahun 1978 peran pemerintah pusat di bawah pimpinan Deng Xiaoping dalam mengatur ekonomi semakin berkurang, diiringi dengan semakin besarnya peran baik perusahaan-perusahaan swasta maupun kekuatan pasar lainnya. Sebagai hasilnya, ekonomi China menunjukkan dinamisme yang mencengangkan: antara tahun 1978 dan 1995, sumbangan China terhadap GDP dunia meningkat dari 5% menjadi 10,9%.Kenneth Lieberthal, seorang sinolog dari University of Michigan, membuat daftar lima masalah tergawat yang dihadapi China dewasa ini:(1) penurunan derajat mutu lingkungan hidup,(2) pengangguran,(3) konflik-konflik separatisme yang mengarah pada disintergrasi,(4) keikutsertaan China dalam WTO,(5) korupsi yang endemik.China menyadari bahwa sebuah lingkungan politik dan sosial yang stabil merupakan kebutuhan bagi upaya mempertahankan pembangunan ekonomi yang sehat, termasuk di dalamnya perjuangan melawan korupsi.Menurut statistik resmi pemerintah, di China terdapat 20 juta pejabat partai yang menduduki posisi pemerintahan, selama 20 tahun lebih sudah tercatat lebih dari 8 juta orang yang disidik dan terbukti bersalah melakukan tindakan korupsi. Li Peiying, mantan preskom bandara ibu kota Beijing, terlibat kasus korupsi bernilai ratusan juta RMB (Renminbi). Kang Rixin, general manager group industri nuklir, terlibat penyalahgunaan uang negara sebesar 180 juta RMB. Huang Guangyu beserta istri, pendiri perusahaan elektronik GOME, terlibat dalam penipuan transaksi obligasi sehingga semua asetnya senilai 166 juta HKD dibekukan oleh Pengadilan Tinggi Hongkong.3) Pengaruh Budaya (Tradisi Guanxi)Adanya tradisi guanxi (koneksi) yang begitu mengakar di kalangan masyarakat China merupakan salah satu penyebab begitu meluasnya korupsi di negeri ini. Bagi mereka, tanpa guanxi maka bisnis tidak akan berjalan dan seseorang akan hampir tidak dapat mencapai apa yang menjadi kehendaknya.Reformasi ekonomi justru semakin memperluas kesempatan para pejabat untuk memperkaya diri dengan cara yang tidak sah. Hal ini dikarenakan adanya tradisi guanxi (koneksi) di kalangan elite yang sangat mendalam dan pandangan tentang uang kaum reformis, bahwa menjadi kaya itu mulia sehingga memunculkan motivasi untuk cepat kaya.Beberapa kebijakan reformis dibuat tidak rinci sehingga menghasilkan kelemahan struktural yang menjadi sarana korupsi. Desentralisasi administratif, sistem harga ganda, perkembangan ekonomi swasta, serta privatisasi BUMN yang setengah hati telah memberikan jalan bagi koruptor di China. Korupsi yang tersistem tersebut telah membuat China kehilangan 2-3 % Gross Domestic Product (GDP)-nya. Kader-kader partai mudah saja menggaji akuntan atau staf lain untuk melakukan money laundering di luar negeri, sebuah operasi yang difasilitasi oleh integrasi ekonomi China di pasar global. Menurut survei di tahun 1998 dan 1999, orang China melihat korupsi sebagai faktor utama yang menyumbang pada instabilitas sosial. Di tahun 2000, sedikit berubah ketika mereka yang disurvei menempatkan pengangguran atau PHK di atas korupsi sebagai sumber utama instabilitas sosial. Skandal-skandal keuangan yang menyebar luas menimbulkan kekacuan di banyak tempat di China. Statistik resmi menunjukkan bahwa 30% perusahaan negara, 60% perusahaan joint venture, 80% perusahaan swasta, dan hampir semua pemilik toko secara bergantian melakukan kecurangan dalam pajak. Korupsi yang meluas di China merefleksikan sebuah krisis sosial, politik yang dalam. Peristiwa Tiananmen 8 Juni 1989 menandai berakhirnya tahap revolusioner gerakan Komunis dan kini para pemimpin China secara terbuka mengakui bahwa Partai Komunis China (PKC) telah berubah dari alasan pendiriannya sebagai partai vanguard yang proletarian, para kader Partai kini merasa bahwa mereka tidak lagi dibatasi oleh etika ortodoks. Slogan Mao melayani rakyat telah dibuang jauh-jauh untuk digantikan motto baru gunakan kekuasaan sebaik-baiknya selagi engkau masih berkuasa.4) Indeks-indeks Pengukuran Tingkat Korupsi Berdasar Transparansi Internasional(1) Indeks Persepsi Korupsi peringkat 46 dari 177 negara dengan skor 55 dari 100.(2) Indeks Penyuapan, potensi suap dilakukan 27 dari 28 perusahaan besar dengan skor 6,5 dari 10.(3) Pengendalian dan penanganan kasus korupsi sebesar 33% pada tahun 2010.(4) Transparansi Anggaran dengan peringkat Tertutup dengan skor 13 dari 100.(5) Indeks Kompetitivitas Dunia dengan peringkat 29 dari 142 negara.(6) Independensi Lembaga Kehakiman peringkat 63 dari 142 negara.(7) Indeks Pembangunan SDM peringkat 101 dari 187 negara.(8) Penegakan Hukum dengan persentase 45%(9) Kebebasan Pers dengan peringkat 174 dari 179 negara(10) Kebebasan Bersuara dan Akuntabilitas dengan persentase 5%.5) Barometer Korupsi GlobalBerdasarkan survey masyarakat terhadap penanganan korupsi di China, Transparansi Internasional melaporkan bahwa pelaporan penyuapan di Korea hanya sekitar 9% yang diekspos/dilaporkan.Hanya 36% masyarakat menganggap langkah pemerintah mengatasi korupsi telah efektir.Sekitar 29% masyarakat menganggap bahwa penanganan korupsi di korea mengalami stagnasi. Sekitar 46% menganggap terjadi peningkatan kasus korupsi, dan 25% menganggap bahwa korupsi menurun.Berdasarkan survey, bahwa lembaga yang paling korup adalah swasta.6) Komitmen Pemerintah China Memberantas KorupsiPemerintah Republik Rakyat China melakukan pemutihan semua koruptor yang melakukan korupsi sebelum tahun 1998. Semua pejabat yang korupsi dianggap bersih, tetapi begitu ada korupsi sehari sesudah pemutihan, pejabat itu langsung dijatuhi hukuman mati. Hingga Oktober 2007, sebanyak 4.800 pejabat di China dijatuhi hukuman mati.China berusaha keras untuk memerangi korupsi di negaranya. Hal ini dibuktikan dengan memberlakukan hukuman mati, hukuman paling berat yang ditimpakan China terhadap koruptor. Menurut catatan, sejak dilancarkannya gerakan anti-korupsi sampai tahun 2002, sudah 4.300 orang yang menjalani hukuman mati. Jumlah ini saja telah melebihi jumlah hukuman mati di 68 negara, yang menurut Amnesty International, mencapai angka 3.246 orang. Sejak kasus Chen Kejie pada September 2000, tidak sedikit petinggi China yang dijatuhi hukuman mati ataupun penjara seumur hidup. Dalam empat tahun terakhir, perkembangan pemberantasan korupsi di China semakin signifikan.China menghindari jenis korupsi yang paling merusak di tingkat nasional, yakni kleptokrasi dan monopoli serta menghindari korupsi di sektor yang paling produktif. Sejak Tahun 2005, Presiden memperbolehkan media massa meliput perilaku korupsi para pejabat China.Di tingkat lokal, Walikota Beijing Liu Qi meluncurkan sunshine policy untuk melawan korupsi. Kebijakan ini mengharuskan para petinggi partai, pejabat, dan pegawai pemerintah untuk melaporkan hal-hal pribadi seperti membangun atau membeli rumah, mengirim anak belajar ke luar negeri, upacara pernikahan anak, bahkan memilih pasangan hidup untuk menjaga stabilitas dan integrasi sistem politik. Beijing Municipal Bureau of City Administration and Law Enforcement berencana untuk membuat standar diskresi kerja dari administrasi departemen kota untuk menutupi semua klausa hukuman untuk membuat penegakan hukum menjadi semakin meluas dan mencegah terjadinya fenomena adanya perbedaan hukuman untuk kasus yang sama. List yang dibuat Discretion of City Administration and Law-Enforcement departments dalam membentuk draft hukuman administrative telah didistribusikan dalam berbagai jenis administrasi yang dapat dilakukan sebuah kota, terdiri lebih dari 280 jenis. List tersebut merupakan langkah penting yang selanjutnya dilakukan setelah program standardisasi diskresi dari hokum 23 jenis kegiatah hokum violating dan mencoba mengkalkulasikan denda dari 23 jenis hukum violating tersebut. List tersebut terdiri lebih dari 60 halaman, terdiri dari 280 kasus hukuman urban environment sanitation, municipal management, public service utilities, water saving and greenbelt development in cities.7) Kementerian PengawasanDepartemen Pengawasan (MOS) dari Pemerintah Republik Rakyat China bertanggung jawab untuk menjaga pemerintahan yang efisien, disiplin, bersih dan jujur, dan mendidik pegawai negeri tentang tugas dan disiplin mereka. Ini adalah salah satu dari beberapa kementerian di bawah Dewan Negara Republik Rakyat China. Departemen Pengawasan didirikan sebagai Komisi Pengawas Rakyat pada bulan Oktober 1949, setelah berdirinya Republik Rakyat China. Butuh pada nama ini Departemen Pengawasan pada bulan September 1954. Kementerian itu dihapuskan pada bulan April 1959. Kementerian itu dibangun kembali pada bulan Juli 1987 oleh Kongres Rakyat Nasional Keenam. Hal ini menyebabkan otoritas pengawas setempat beruntun yang diciptakan di tingkat provinsi dan daerah. Pada tanggal 9 Mei 1997, Departemen Pengawasan itu disahkan untuk menegakkan Undang-Undang Republik Rakyat China pada Administrasi Pengawasan instansi pemerintah.Tugas utama Kementerian Pengawasan adalah:(1) Memeriksa masalah organ administrasi negara yang terjadi dalam perjalanan mereka mengamati dan menegakkan hukum dan aturan dan peraturan serta keputusan pemerintah dan keputusan ;(2) Menerima dan menangani tuduhan dan eksposisi terhadap organ administratif atau pegawai negeri dari Negara atau pejabat lain yang ditunjuk oleh organ-organ seperti yang melanggar aturan disiplin administrasi ;(3) Menyelidiki dan menangani pelanggaran aturan disiplin administrasi yang dilakukan oleh organ-organ administratif atau pegawai negeri dari Negara atau pejabat lain yang ditunjuk oleh organ tersebut;(4) Menerima dan menangani banding yang diajukan oleh pegawai negeri dari Negara yang menolak untuk menerima sanksi administratif yang dilakukan oleh organ-organ administratif yang relevan, dan keluhan lain yang akan diterima dan ditangani oleh organ pengawas seperti yang ditentukan oleh hukum dan aturan dan peraturan administratif ;(5) Melakukan tugas lain seperti yang ditentukan oleh undang-undang, peraturan administrasi dan peraturan.Sesuai dengan konstitusi Republik Rakyat China dan Hukum Republik Rakyat China pada Pengawasan Administrasi, Departemen Pengawasan diberikan kekuasaan untuk memeriksa, menyelidiki, merekomendasikan, dan menghukum.(1) Kewenangan PemeriksaanKementerian berwenang memeriksa bagaimana organ-organ administratif dan karyawan mereka untuk diawasi menerapkan undang-undang negara, peraturan dan kebijakan, dan mengamati disiplin administrasi.(2) Kewenangan InvestigasiKementerian menyelidiki kasus-kasus pelanggaran hukum, peraturan, kebijakan, dan disiplin administrasi yang dilakukan oleh organ-organ administratif dan majikan mereka untuk diawasi.(3) Kekuatan RekomendasiKementerian merekomendasikan kepada departemen terkait tentang bagaimana untuk menangani kasus-kasus yang melanggar undang-undang, peraturan dan kebijakan, dan bagaimana meningkatkan efisiensi administrasi. Departemen Pengawasan juga dapat merekomendasikan kepada departemen terkait untuk penghargaan organ-organ dan orang-orang yang telah melakukan pekerjaan yang baik dalam melaksanakan undang-undang negara, peraturan dan kebijakan, atau mematuhi disiplin administrasi, dan organ-organ dan orang-orang yang telah membuat kontribusi luar biasa dalam pertempuran terhadap pelanggaran hukum dan disiplin.(4) Kewenangan HukumKementerian Pengawasan, berdasarkan temuan dari inspeksi dan investigasi, membutuhkan departemen terkait untuk memperbaiki tindakan administratif yang melanggar undang-undang, peraturan, dan keputusan atau ketetapan pemerintah, dan menghukum mereka yang perilaku yang melanggar administrasi disiplin, atau secara langsung dapat memberikan sanksi administratif orang yang bersangkutan, seperti peringatan administratif, rekaman cela, maka pencatatan kekurangan utama, penurunan pangkat, pemberhentian dari jabatan atau debit.8) NBCP (National Bearreau of Corruption Prevention)Pada September 2007, pemerintah China mengumumkan pendirian Biro Pencegahan Korupsi Nasional (NBCP) yang berada di bawah state council. Biro ini sekarang bertempat di kementerian pengawasan dan sebelumnya jabatan direktur dipegang oleh menteri pengawasan. Dalam biro ini terdapat dua deputi direktur, satu sebagai Vice Minister of Supervision (wakil kepala NBCP), yang sekarang dipegang oleh Qu Wanxiang. Satu lagi Vice Minister level overseas yang mengerjakan pekerjaan rutin di biro, yang sekarang dijabat oleh Cui Hairong.NBCP memiliki tugas sebagai berikut:(1) Memonitor jalur aset yang mencurigakan serta aktivitas yang dicurigai merupakan hasil korupsi. Staf NBCP akan mengumpulkan dan menganalisis informasi dari sejumlah sektor termasuk di antaranya dari perbankan, penggunaan lahan, pengobatan, dan telekomunikasi. Sehingga mampu memonitor alur keuangan masuk dan keluar para pejabat dan mendeteksi perilaku pihak-pihak yang dicurigai. Kemudian melaporkan langsung temuannya kepada dewan negara atau kabinet China. Namun demikian, biro tersebut tidak akan terlibat dan tidak memiliki wewenang dalam penyelidikan kasus perseorangan.(2) Memberikan arahan pekerjaan anti-korupsi bagi perusahaan, organisasi non-pemerintah, membantu asosiasi perdagangan untuk menciptakan sistem dan mekanisme disiplin sendiri, mencegah penyuapan komersial, serta memperluas pencegahan korupsi bagi organisasi pedesaan seperti halnya masyarakat kota.(3) Bertanggung jawab terhadap pengharmonisasian, perencanaan, formulasi kebijakan dan pengujian serta supervisi dari pemberlakuan anti korupsi di China.(4) Pengkoordinasian dan pengarahan untukpencegahan kerja di bidang swasta, sektor public, kelompok sosial, dan organisasi sosial lainnya.(5) Bertanggung jawab untuk kerjasama internasional dalam hal pencegahan korupsi Demi meningkatkan kemampuan NBCP, dilakukan kerja sama internasional dan bantuan badan internasional dalam pencegahan korupsi. Biro tersebut, di bawah kerangka kerja Konvensi Perlawanan Korupsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), juga menawarkan bantuan bagi negara-negara berkembang dalam pencegahan korupsi serta bekerja untuk dukungan teknis dan bentuk bantuan lainnya dari negara-negara asing dan organisasi internasional. Selain itu, juga akan mempelajari pengalaman anti korupsi di negara-negara lain dan meningkatkan pertukaran informasi dengan organisasi internasional dan negara lain.(6) Mengevaluasi sejumlah celah dalam kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah yang kemungkinan masih ada cara untuk melakukan korupsi.(7) Melakukan pemeriksaan dan pencegahan korupsi pada semua tingkatan.(8) Mengadakan proyek perintis serta menyiapkan sebuah pembentukan standar untuk menetapkan apakah sebuah departemen atau seorang pejabat bersih.9) Institusi Terkait Pemberantasan KorupsiDalam melakukan pemberantasan Korupsi di Cina, NBCP yang berada di bawah pembinaan Kementerian Pengawasan, juga berafiliasi dengan Kementerian Hukum, Kantor Audit Negara, Kepolisian, Kejaksaan, dan Mahkamah Agung.

4. SIMPULANSejarah korupsi di China disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:1) Sistem pemerintahan yang otoriter. Sistem ini berdampak positif dalam menerapkan hukuman yang sangat berat bagi pelaku tindak pidana korupsi. Dengan adanya hukuman yang berat tersebut, maka masyarakat akan berpikir ulang untuk melakukan tindak korupsi.Namun demikian, sistem otoriter ini pula yang telah menyebabkan wabah korupsi merajalela di China, karena tindakan kesewenang-wenangan para pejabat pemerintahan.2) Adanya tradisi guanxi (koneksi) yang begitu mengakar di kalangan masyarakat China merupakan salah satu penyebab begitu meluasnya korupsi di negeri ini. Bagi mereka, tanpa guanxi maka bisnis tidak akan berjalan dan seseorang akan hamper tidak dapat mencapai apa yang menjadi kehendaknya.3) Adanya reformasi ekonomi. Posisi tradisi guanxi diperkuat dengan pandangan tentang uang yang berubah di China, bahwa reformasi memperbolehkan masyarakat untuk menjadi lebih kaya, bahwa memiliki lebih banyak uang tidak lah lagi dilarang sehingga mendorong masyarakatnya untuk mengejar kemakmuran perseorangan.4) Hubungan partai dan negara di China bersifat subordinatif, di mana negara yang tunduk terhadap partai. Partai menduduki posisi penting dalam pemerintahan dan unit-unit produksi lewat komite partainya yang dipimpin oleh Sekretaris Partai. Partai yang seharusnya memainkan fungsi pengawasan baik terhadap masyarakat maupun aparat negara, ternyata berada di balik korupsi itu sendiri. Para pejabat negara justru berkolusi dengan anggota partai yang seharusnya bertugas mengawasi.5) Adanya perdebatan mengenai usulan bahwa koruptor yang telah mengembalikan hasil korupsinya tidak perlu dihukum dan usulan mengenai pemberian insentif bagi para pejabat yang tidak korup.

DAFTAR REFERENSI[1] Komisi Pemberantasan Korupsi. 2006. Memahami Untuk Membasmi: Buku Saku Untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.[2] Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2013. Petunjuk Pelaksanaan Sosialisasi Program Anti Korupsi Tahun 2013. Jakarta: BPKP.[3] http://www.transparency.org/country#CHN[4] http://en.wikipedia.org/wiki/China[5] http://en.wikipedia.org/wiki/Ministry_of_Supervision_of_the_People%27s_Republic_of_China[6] http://en.wikipedia.org/wiki/Corruption_in_China[7] http://en.wikipedia.org/wiki/Ministries_of_China[8] http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol2300/China-hukum-mati-koruptor-bagaimana-indonesia[9] http://news.detik.com/read/2013/09/06/132718/2351218/10/7-cerita-menarik-pemberantasan-korupsi-di-china[10] http://www.dw.de/pemberantasan-korupsi-besar-besaran-di-China/a-17164932[11] http://sorot.news.viva.co.id/news/read/454000-jurus-china-lawan-korupsi[12] http://antikorupsi.org/en/content/hukuman-mati-bagi-koruptor-contohlah-latvia-dan-china[13] http://tahukah-andaa.blogspot.com/2012/05/tahukah-anda-cara-negara-China.html[14] http://english.gov.cn/2005-10/03/content_74320.htm