resume plsbt

21
RESUME PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA TEKNOLOGI diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah PLSBT semester II I dibuat oleh: Sinta Amami (0705116) JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Upload: sintaamami

Post on 26-Jun-2015

1.364 views

Category:

Documents


44 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Plsbt

RESUME PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA TEKNOLOGI

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah PLSBT semester II I

dibuat oleh:

Sinta Amami (0705116)

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2010

Page 2: Resume Plsbt

RESUME BAB I

PENGANTAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN

TEKNOLOGI

1. Latar Belakang PLSBT

A. Pendahuluan

Mata kuliah ini lahir sebagai salah satu aspek yang mampu mengembangkan

kepribadian, maksudnya PLSBT ingin membawa para mahasiswa memiliki kepekaan,

kepedulian, keterpanggilan, dan kesadaran terhadap masalah-masalah lingkungan sosial,

budaya, dan teknologi. Terlebih lagi, mata kuliah PLSBT memang membicarakan hubungan

timbal balik antara manusia dan lingkungannya (sosial-budaya-alam-teknologi).

B. Latar Belakang Lahirnya PLSBT

PLSBT merupakan suatu studi atau (telaah) atau kajian terhadap masalah-masalah

lingkungan, sosial, budaya, dan teknologi secara scientific-comprehensif-general-integral-

interdiciplinary-empiric dalam perspektif pendidikan untuk dicarikan alternatif

pemecahannya.

Melalui mata kuliah PLSBT, permasalahan lingkungan, sosial, kebudayaan, dan

teknologi tidak hanya didekati dari segi pencarian alternatif pemecahan permasalahnnya saja,

tetapi juga dari segi pendidikannya (pendidikan PLSBT) yang ingin ditanamkan kepada

mahasiswa sebagai peserta didik, dengan fungsi/tujuan pokok pendidikan yaitu ranah kognitif

atau cognitive domain, ranah sikap atau affective domain, ranah keterampilan atau

psychomotor skill domain (taksonomi Bloom), dan ranah kemauan atau conative domain

yang bermuatan, berlandaskan, dan bersumber pada norma, moral, mental, dan nilai yang

dijunjung tinggi dalam peradaban manusia.

Sejauh ini para ilmuwan sepakat bahwa semua ilmu lahir dari ilmu filsafat. Dari hasil

pemikiran manusia yang menyeluruh, mendasar, dan spekulatif berupa filsafat lahirlah tiga

rumpun ilmu, antara lain:

a. Ilmu-ilmu Kealaman (IIK) atau Natural Sciences

b. Ilmu-ilmu Sosial (IIS) atau Social Sciences/Behavioral Sciences

1

Page 3: Resume Plsbt

c. Ilmu-ilmu Budaya (IIB) atau Humanities

Dari ketiga rumpun ilmu tersebut, di perguruan tinggi diwujudkan menjadi tiga MKU.

a. Ilmu Alamiah Dasar (IAD) diturunkan dari IIK

b. Ilmu Sosial Dasar (ISD) diturunkan dari IIS

c. Ilmu Budaya Dasar (IBD) diturunkan dari IIB.

Muncul dan pentingnya mata kuliah PLSBT secara garis besarnya menurut Astim

Riyanto (2000: 26) didukung oleh dua latar belakang, antara lain:

1) Perkembangan ilmu pengetahuan yang dari waktu ke waktu semakin cepat,

banyak, dan terspesialisasi.

2) Perkembangan masyarakat yang dari waktu ke waktu semakin kompleks, ruwet,

rumit, dan pelik.

Adanya perkembangan ilmu pengetahuan, kadang-kadang kita melihat percepatan

perkembangan ilmu pengetahuan yang membuat terjadinya culture shock di masyarakat.

Dengan demikian, meskipun menurut etika ilmiah dinyatakan bahwa ilmu pengetahuan itu

netral, pada penerapannya kita wajib melandaskan pada nilai yang menjamin kehidupan

manusiawi sesuai dengan hukm-hukum keseimbangan dan kelestarian. Selain itu, adanya

perkembangan masyarakat yang dari waktu ke waktu semakin kompleks, membuat kita perlu

mencermatinya secara seksama.

Dengan demikian PLSBT berfungsi untuk merekatkan dan melahirkan kebersamaan

dalam hal memecahkan masalah-masalah dalm berbagai disiplin ilmu.

C. PLSBT sebagai Komponen Mata Kuliah Umum (MKU)

Tujuan Pendidikan Umum/MKU adalah menghasilkan warga negara sarjana atau

lulusan perguruan tinggi lainnya yang berkualifikasi sebagai berikut.

1) Takwa kepada Tuhan YME,

2) Berjiwa Pancasila,

3) Memiliki wawasan yang komprehensif dan pendekatan integral dalam menyikapi

permasalahan kehidupan sosial, ekonomi, hukum, pendidikan, dan pertahanan

keamanan, dan

2

Page 4: Resume Plsbt

4) Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara

bersama-sama berperan serta dalam pelestariannya (Astim Riyanto, 2000: 3-4).

Dengan demikian, Mata Kuliah Umum lebih menitikberatkan pada usaha untuk

mengembangkan kepribadian mahasiswa.

D. Tujuan Mempelajari PLSBT

Pembentukan dan pengembangan kepribadian serta wawasan perhatian, pengetahuan,

dan pemikiran mahasiswa mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungan,

khususnya gejala-gejala berkenaan dengan masyarakat dan lingkungan agar daya tanggap,

persepsi, dan penalaran berkenaan dengan:

a. Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk Tuhan dalam mendekatkan diri

kepada-Nya, melalui hubungan sesama manusia dan lingkungan alam.

b. Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk sosial, budaya,dan bagian yang tak

terpisahkan dari alam sekitarnya.

c. Meningkatkan kesadaran lingkungan dalam mengembangkan kehidupan yang

selaras, serasi, dan seimbang dengan lingkungan hidup.

d. Meningkatkan melek IPTEK dalam menerapkannya secara selaras, serasi, dan

seimbang dengan lingkungan hidup untuk mempertahankan kelestarian kehidupan

umat manusia serta kehidupan pada umumnya.

e. Meningkatkan kepekaan dan keterbukaan terhadap masalah-masalah lingkungan,

sosial, budaya, dan teknologi; serta bertanggung jawaban dalam memecahkan

masalah tersebut (Hasil Seminar dan Lokakarya Mata Kuliah PLSBT IKIP

Bandung, 1995: 3-4)

Tujuan tersebut merupakan deskripsi sajian dalam mata kuliah PLSBT yang

diharapkan dapat berfungsi sebagai pembekalan pengetahuan dan kesadaran untuk

mewujudkan nilai-nilai yang ada dalam lingkungan masyarakat.

2. Ruang Lingkup Studi PLSBT

A. Pendahuluan

PLSBT dalam Strategi Belajar Mengajar dan Kegiatan Belajar Mengajarnya, lebih

menekankan pada aspek konatif, pembinaan moral-mental-nilai, dan makna dari kajiannya.

3

Page 5: Resume Plsbt

Untuk lebih melihat lebih dekat pada hakikat PLSBT serta ilmu apa saja yang menjiwainya

perlu kiranya memperhatikan rincian berikut.

Pendidikan : Proses pendewasaan, pengembangan kepribadian.

Lingkungan : Aspek interaksi antara makhluk hidup, terutama manusia dengan

lingkungannya yang merupakan kajian ekologi termasuk ke dalam

kajian ekologi manusia.

Sosial : Aspek interaksi sosial dan sosialisasi yang merupakan kajian

sosiologi, psikologi sosial, dan bidang ilmu sosial lainnya.

Budaya : Aspek budaya yang merupakan hasil ungkapan dan pengembangan

akal budi manusia dengan prosesnya yang merupakan kajian

antropologi, khususnya antropologi budaya dan bidang humaniora.

Teknologi : Salah satu unsur budaya yang merupakan penerapan praktis ilmu

pengetahuan yang membawa dampak kemajuan kesejahteraan

(positif) dan ketimpangan (negatif) dalam kehidupan manusia.

3. Pengertian dan Persyaratan Ilmu

Setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian tertentu. Dia lebih

mengkhususkan diri pada kejelasan konsep yang dikajinya lebih khusus, lebih sempit dan

lebih mendalam. Berdasarkan pandangan filsafat ilmu, sesuatu dikatakan ilmu bila memenuhi

syarat secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis.

Syarat-syarat ilmu terpenuhi menjadi sebuah ilmu yang berdiri sendiri, bila memenuhi

syarat-syarat berikut.

1) Memiliki objek tertentu

2) Memiliki objek atau cara kerjanya tertentu (bisa bersifat deduksi atau induksi)

3) Memiliki kegunaan

4) Tersusun secara sistematis

5) Uraiannya logis

6) Bersifat universal

7) Memiliki pengertian-pengertian khusus

8) Memiliki masyarakat ahli (community scholar) atau pakar ilmu tersendiri

4

Page 6: Resume Plsbt

Objek material dari antropologi yakni manusia, sedangkan objek formalnya ialah

aspek fisik dan budaya manusia dalam konteks sosialnya.

4. Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah PLSBT

A. Pendahuluan

PLSBT sebagai mata kuliah umum menawarkan sejumlah pendekatan dan metode

pemecahan masalah. Beberapa topik yang akan dibahas sebagai berikut.

a. Macam-macam Pendekatan Pemecahan Masalah PLSBT

b. Metode Pemecahan Masalah

c. Contoh Tinjauan Masalah PLSBT

B. Pendekatan Pemecahan Masalah PLSBT dan Metode Pemecahan Masalah

a. Pendekatan Monodisipliner

Pendekatan masalah PLSBT tidak mungkin menggunakan pendekatan

monodisipliner, melainkan pendekatan interdisipliner karena menyangkut banyak ilmu.

b. Pendekatan Interdisipliner

Pendekatan pemecahan masalah yang menggunakan dua ilmu atau lebih secara umum

atau arti luas disebut pendekatan interdisipliner. Adapun dirinci, pendekatan ini dibagi dalam

empat pendekatan lagi, antara lain pendekatan interdisipliner, multidisipliner, transdisipliner,

dan krosdisipliner.

Dalam memecahkan masalah, dikenal beberapa metode untuk memecahkan masalah,

antara lain:

a. Metode Riset

Dalam melakukan riset batapapun sederhananya, peneliti harus menyadari kebenaran

ilmiah sebagai tujuan yang hendak dicapai melalui suatu peneltian. Dalam menemukan

kebenaran ilmiah yang paling sederhana dapat diperoleh melalui jalan (1) penemuan secara

kebetulan, (2) percobaan atau kesalahan, (3) otoritas, (4) pemecahan dengan cara spekulasi,

(5) berpikir kritis serta kompleks/ilmiah, dan (6) metode riset.

5

Page 7: Resume Plsbt

b. Metode Pemecahan Masalah

Dengan menggunakan metode pemecahan masalah (problem solving) suatu masalah

ini sekaligus dapat digunakan sebagai salah satu teknik pengambilan keputusan (decision

making).

c. Metode Inquiri

Dengan metode ini suatu masalah yang semula masih kabur atau samar-samar

menjadi jelas. Dalam cara kerjanya metode ini menawarkan dan menempuh tahapan tertentu

dalam memecahkan masalah.

C. Pentingnya Pendekatan Interdisipliner dalam PLSBT

Pendekatan ini cocok dengan tuntutan Pasal 5 ayat 1 Keputusan Dirjen Dikti.

Pendekatan multidisiplin perlu digunakan secara integratif untuk memecahkan masalah sosial

dan budaya, karena hakikat masalahnya kompleks, sehingga memerlukan kajian dari berbagai

disiplin ilmu, baik secara interdisipliner yang menggunakan berbagai disiplin ilmu yang

secara terpadu dalam mengkaji suatu masalah.

Penggunaan pendekatan multidisiplin dalam proses pembelajaran PLSBT

menggunakan pendekatan struktural yaitu beberapa disiplin ilmu sosial atau disiplin budaya

digunakan sebagai alat untuk mengkaji masalah.

6

Page 8: Resume Plsbt

RESUME BAB II

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

1. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

A. Pendahuluan

Sebagai individu, manusia adalah perpaduan antara aspek-aspek yang tidak bisa

dipisahkan, baik itu aspek jasmani maupun rohani atau aspek pembawaan genotip maun

fenotip.

B. Manusia sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa Inggris, in salah satunya

mengandung pengertian tidak, sedangkan divided berarti terbagi. Jadi, individu artinya tidak

terbagi atau satu kesatuan.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik

dan psikis, juga unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan individu manakala unsur-unsur

tersebut menyatu dalam dirinya. Jadi, pengertian manusia sebagai makhluk individu

mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam diri indivisu tidak terbagi, merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan.

Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri. Keunikan manusia terlihat

baik dari aspek fisik maupun psikisnya. Adanya keunikan melalui ciri fisik, dengan mudah

kita bisa mengenali seseorang. Begitupun dari aspek psikis, baik sifat, karakter, perangai,

ataupun gaya setiap orang pasti berbeda-beda.

Setiap orang memiliki kepribadian masing-masing. Mayor Polak menjelaskan bahwa

kepribadian adalah keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran dan tindakan, baik biologis maupun

psikologisnya, yang dimilikioleh seseorang dan berhubungan dengan peranan dan

kedudukannya dalam berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran dirinya. Meskipun

dalam pengertian tersebut Mayor Polak tidak memasukkan faktor lingkungan sebagai bagian

dari kepribadian, namun dalam pembahasannya dia mengatakan bahwa pembentukan

kepribadian di antaranya dipengaruhi oleh lingkungan sosial (kelompok) dan lingkungan

budaya (pendidikan).

7

Page 9: Resume Plsbt

Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan

interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan

kelompok sosial lain yang lebih besar.

C. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk sosial atau makhluk yang

bermasyarakat. Selain itu, manusia juga diberikan kelebihan berupa akal pikiran yang

berkembang serta dapat dikembangkan.

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena pada diri manusiaada dorongan

untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk

hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan

atau teman.

Manusia sebagai makhluk sosial karena manusia tidak akan bisa hidup sebagai

manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Manusia memiliki apotensi akal untuk

mempertahankan hidupnya. Namun, potensi yang ada dalam diri manusia itu hanya mungkin

berkembang bila ia hidup dan belajar di tengah-tengah manusia.

Dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa

alasan.

Manusia tunduk pada aturan, norma sosial

Perilaku manusia mengharapkan penilaian orang lain

Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup dan belajar di tengah-tengah

manusia.

2. Interaksi Sosial dan Sosialisasi

A. Pendahuluan

Kegiatan belajar ini membahas masalah interaksi sosial yang terjadi antar-individu

kelompok sosial dan masyarakat.

B. Interaksi Sosial

8

Page 10: Resume Plsbt

Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan

timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat.

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai

kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.Interaksi sosial terjadi

dengan didasari oleh faktor-faktor seperti imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.

Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru. Sugesti adalah proses di mana

seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari

orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk

menjadi identik dengan orang lain baik lahiriah maupun batiniah. Hubungan sosial pada

identifikasi lebih mendalam daripada hubungan melalui proses sugesti dan imitasi.

Sedangkan simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang lain. Simpati

timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga

pada proses identifikasi.

C. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan

(competition), dan pertentangan (conflict). Menurut Gillin dan Gillin, ada dua macam proses

sosial proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial.

a. Proses asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan

akulturasi. Bentuk interaksi asosiatif sebagai berikut.

1) Kerja Sama (cooperation)

Kerja sama yang timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompok-

kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk yaitu

bergaining, cooperation, dan coalition.

2) Akomodasi (accommodation)

Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti. Pertama, untuk menunjuk pada suatu

keadaan berarti suatu kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang

perorangan. Kedua, kelompok manusia sehubungan dengan norma-norma sosial yang berlaku

di masyarakat. Bentuk-bentuk akomodasi yakni coertion, compromise, arbitration,

mediation, concilitation, tolerantion, stelemate, dan adjudication.

9

Page 11: Resume Plsbt

b. Proses disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi contravention dan pertentangan

atau pertikaian. Bentuk interaksi disosiatif sebagai berikut.

1) Kontravensi (contravention)

2) Pertentangan (conflict)

D. Sosialisasi

Menurut George H. Mead, pengembangan diri manusia berlangsung melalui beberapa

tahap yakni play stage, game stage, dan generalized other. Pada tahap awal sosialisasi,

interaksi seorang anak biasanya terbatas pada sejumlah kecil orang lain biasanya keluarga,

terutama ayah dan ibu.

Pandangan lain yang juga menekankan pada peranan interaksi dalam proses

sosialisasi tertuang dalam buah pikiran Charles H. Cooley. Menurutnya, konsep diri

seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang

melalui interaksi dengan orang lain diberi nama looking-glass self. Cooley berpendapat

bahwa looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Pertama, seseorang mempunyai

persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Tahap kedua, seseorang mempunyai

persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga,

seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain

terhadapnya itu.

Pada awal kehidupan, manusia biasanya merupakan agen sosialisasi bagi orang tua

dan saudara kandungnya. Pada masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas (extended

family), agen sosialisasi bisa berjumlah banyak dan dapat pula mencakup nenek, paman, bibi,

dan sebagainya.

E. Bentuk dan Pola Sosialisasi

a. Bentuk-bentuk Sosialisasi

Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia.

Dalam kaitan inilah, para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti

sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan

berkesinambungan. Light et al. mengemukakan bahwa setelah sosialisasi dini yang

dinamakannya sosialisasi primer, maka kita akan menjumpai sosialisasi sekunder . Berger

dan Luckmann (1967) mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang

10

Page 12: Resume Plsbt

dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat, sedangkan

sosialisasi sekunder, didefinisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu

yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia obyektif masyarakatnya.

b. Pola-pola Sosialisasi

Pada dasarnya kita mengenal dua pola sosialisasi yaitu pola represi (dengan

kekerasan/hukuman) dan pola partisipatori (turut serta).

3. Masyarakat dan Komunitas

A. Pendahuluan

Konsep masyarakat (society) dan masyarakat setempat (community) adalah konsep

yang sering digunakan dalam membahas masalah-masalah lingkungan, sosial, budaya, dan

teknologi.

B. Masyarakat

Istilah masyarakat dalam bahasa Inggris yakni society, sedangkan komunitas yakni

community. Terdapat perbedaan mendasar antara kedua istilah tersebut. Berikut ini beberapa

definisi mengenai masyarakat.

1) Menurut Kresch, yang bisa disimpulkan bahwa unsur masyarakat terdiri dari

kumpulan orang, sudah terbentuk dengan lama, sedah memiliki sistem sosial

tersendiri, dan memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama.

2) Menurut Kresch, Crutchfield, dan Ballachey, di dalam definisinya mengenai

masyarakat, mengemukakan bahwa unsur-unsur masyarakat berdasarkan definisi ini

adalah kolektifitas interaksi manusia yang terorganisasi, kegiatannya terarah pada

sejumlah tujuan yang sama, dan memiliki kecenderungan untuk memiliki keyakinan,

sikap, dan bentuk tindakan yang sama.

3) Menurut Fairchild et al. unsur masyarakat yakni kelompok manusia, adanya

keterpaduan atau kesatuan diri berlandaskan kepentingan utama, pertahanan dan

kekekalan diri, kesinambungan, dan hubungan yang pelik di antara anggotanya.

4) Unsur masyarakat menurut Horton dan Hurt adalah kelompok manusia, yang sedikit

banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal, menempati suatu kawasan, memiliki

kebudayaan, dan memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan.

11

Page 13: Resume Plsbt

C. Masyarakat Setempat

Menurut Prof. Dr. S. Soekanto, istilah community dapat diterjemahkan sebagai

masyarakat setempat. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat (community) adalh

suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosialyang

tertentu. Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan masyarakat

setempat.

Unsur pertama dari komunitas adalah adanya wilayah atau lokalitas. Suatu komunitas

pasti mempunyai lokalitas atau tempat tinggal tertentu. Unsur yang kedua adalah perasaan

saling ketergantungan. Perasaan anggota masyarakat setempat dengan anggota lainnya

didasari adanya persamaan tempat tinggal.

D. Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota

Menurut Soerjono Soekamto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang

berbeda, khususnya perhatian terhadap keperluan hidup. Di desa, yang diutamakan ialah

perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lainnya diabaikan. Lain

halnya dengan di perkotaan, mereka tidak hanya memperhatikan kebutuhan pokok, tetapi

pandangan masyarakat sekitarnya sangat diperhatikan.

Selain itu, pembagian kerja pada masyarakat kota sudah sangat terspesialisasi,

sehingga menyebabkan jenis profesi pekerjaan menjadi heterogen. Sebaliknya, masyarakat

desa, memiliki jenis pekerjaan yang sama (homogen) karena sangat menggantungkan

pekerjaannya pada keluarga lainnya. Mereka tidak bisa mengerjakan semuanya oleh keluarga

sendiri, misalnya bertani.

E. Masyarakat Multikultural

Samuel P. Huntington (1993) mengemukakan enam alasan mengapa di masa

mendatang akan terjadi benturan antara perbedaan, antara lain:

1) Perbedaan antara peradaban tidak hanya real melainkan juga mendasar.

2) Dunia sekarang semakin menyempit, sehingga interaksi antara orang-orang berbeda

perbedaan semakin meningkat.

3) Proses modernisasi ekonomi dan sosial dunia membuat orang atau masyarakat

tercerabut dari identitas diri lokal mereka yang sudah berakar dalam, di samping

memperlemah negara bangsa sebagai sumber identitas bangsa.

12

Page 14: Resume Plsbt

4) Tumbuhnya kesadaran peradaban dimungkinkan karena peran ganda barat.

5) Karakteristik dan perbedaan budaya kurang bisa berkompromi dibanding dengan

perbedaan politik dan ekonomi.

6) Regionalisme ekonomi semakin meningkat.

F. Pengaruh Multikultural terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat,

Bernegara, dan Kehidupan Global

Di kehidupan sehari-hari, kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama, bersama-

sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara mewarisi perilaku dan kegiatan

kita. Berbagai kebudayaan itu beriringan, saling melengkapi bahkan mampu untuk saling

menyesuaikan (fleksibel). Perbedaan-perbedaan tersebut menciptakan ketegangan hubungan

antar anggota masyarakat. Lalu apabila keterbukaan dan kedewasaan sikap diabaikan, besar

kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa

seperti berikut ini.

Diharmonisasi yakni tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia

dengan dunia lingkungannya.

Perilaku diskriminatif terhadap etnis tertentu.

Eksklusifisme dan rasialis yang bersumber dari superioritas diri.

Problematika lain yang patut diwaspadai yakni adanya disintgrasi bangsa. Dari kajian

disintegrasi bangsa dan bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan bahwa ada enam faktor

utama yang secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses tersebut.

1) Kegagalan kepemimpinan

2) Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama

3) Krisis politik

4) Krisis sosial

5) Interversi asing

Masyarakat sebagai sebuah kelompok sosial tidak selamanya hidup dalam kerukunan,

akan ada beberapa konflik yang muncul. Berikut ini beberapa teori yang menunjukkan

penyebab konflik di teengah-tengah masyarakat.

13

Page 15: Resume Plsbt

1) Teori hubungan masyarakat, memiliki pandangan bahwa konflik yang sering muncul

disebabkan polarisasi yang terus terjadi.

2) Teori identitas yang melihat bahwa konflik disebabkan identitas yang terancam yang

sering berakar pada penderitaan masa lalu yang tak terselesaikan.

3) Teori kesalahpahaman antarbudaya, yang melihat ketidakcocokan dalam cara-cara

berkomunikasi di antara budaya yang berbeda.

4) Teori transformasi, karena adanya ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul

sebagai masalah sosial, budaya, dan ekonomi.

14